Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Raden Fatah Palembang
Di
Tempat
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Prodi Hukum Pidana
Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Raden Fatah, maka dengan ini kami memohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi Narasumber dalam seminar tersebut yang pada:
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021
Waktu : 09.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Via Daring / menyesuaikan
Sebagai bentuk physical distance dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, kegiatan seminar
proposal ini dapat dilakukan secara online. Kelengkapan administrasi dan soft file proposal skripsi
akan disampaikan melalui WA masing-masing penguji.
Demikian permohonan ini kami sampaikan.Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami haturkan terima
kasih.
Wassalamu ’alaikum wr. wb.
Moderator:
Nilai
No. Segi Penilaian Penguji
Angka Huruf
Kerangka Jalan Pikiran (Termasuk
1.
Sistematika Penulisan)
2. Metodologi
3. Bahasa
4. Relavansi dengan Keilmuan Prodi
Jumlah Nilai
Pembagian Nilai
Nilai Rata-Rata
REKOMENDASI NARASUMBER
Catatan
+
Proposal tersebut layak/
tidak layak diteruskan
BERITA ACARA
UJIAN PROPOSAL SKRIPSI PRODI JINAYAH
No Masukan/Saran
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Mus Hendra
Nim 1720103068
2021
Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Masyarakat Yang Main Hakim
Sendiri Di Kecamatan Sako Kota Palembang Hingga Mengakibatkan
Kematian
A. Latar Belakang
masyarakat itu sendiri yang mana perselisihan tersebut dapat memicu tindakan-
tindakan yang tidak tepat dan pada akhirnya bukan menyelesaikan masalah, tetapi
sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya dalam permasalahan hutang piutang
yang dapat berakibat tindak kekerasan dan bahkan ada yang sampai terjadi
masyarakat.
penyelesaiannya tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Perbuatan tersebut dapat
bukan kepada pihak yang berwajib, tetapi diselesaikan dengan caranya sendiri1.
1
Ni Putu Maitri Suastin dan I Gusti Ngurah Parwata, 2019. Pemidanaan Terhadap Pelaku
Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Dalam Kaitannya Dengan Kontrol Sosial (Sosial Controlling).
Bali. Jurnal Kerta Wicara VOL. 08, NO. 02. Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Tindak pidana main hakim sendiri disebut dengan eigenrichting secara umum
diartikan individu atau kelompok telah melakukan tindak di luar jalur hukum.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam hukum adalah eigenrichting atau main
hakim sendiri. Fenomena ini dari sudut pandang sosiologis hanya dipandang sebagai
masalah diluar aturan-aturan hukum yang bersifat normatif. Salah satu bentuk
wenang tanpa persetujuan dari pihak lain yang berkepentingan, sehingga akan
menimbulkan kerugian. 3
orang yang dianggap bersalah. Perilaku main hakim sendiri terhadap pelaku asusila
merupakan fakta yang terjadi dalam masyarakat. Pelaku main hakim sendiri secara
Pelaku tindak pidana adalah orang yang melakukan tindak pidana yang
bersangkutan, dalam arti orang dengan suatu kesengajaan atau suatu tindak sengajaan
2
Muh Triocsa Taufiq Z, Tinjauan Sosiologi Hukum Atas Tindak Pidana Main Hakim Sendiri
Oleh Mssa Terhadap Pelaku Kejahatan Di Kota Makassar, (Universitas Hasanuddin Makassar: 2014),
3.
3
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Liberty, Jogjakarta, 2010), 03
seperti yang diisyaratkan oleh Undang-undang telah menimbulkan suatu akibat yang
tindak pidana tersebut timbul dari dirinya sendiri atau tidak karena gerakan oleh
pihak ketiga4.
emosi massa yang tidak bisa dikontrol. Namun yang perlu di sadari saat masyarakat
yang melakukan main hakim sendiri pasti mengenal yang namanya provokator atau
ketika terhasut oleh orang yang menjadi provokator dan menemukan pelaku
masyarakat ini jelas melanggar dari sisi norma hukum sebab tidak ada satupun alasan
Massa yang melakukan main hakim sendiri harus diperlukan kontrol sosial,
karena kontrol sosial merupakan aspek normatif dari kehidupan sosial, dimana
4
Barda Nawawi Arief, Sari Kuliah Hukum Pidana II, (Fakultas Hukum Undip: 1984), 37
5
Heni Hendrawati dan Johny Krisnan, 2019, Main Hakim Sendiri Dalam Perspektif
Kriminologi, Jurnal URECOL, STIK Muhammadiyah Gembong.
apa yang seharusnya dikontrol, apa yang benar atau yang salah, apa pelanggaran,
setiap anggota masyakarat mengetahui apa hak yang diberikan hukum dan Undang-
undang kepadanya serta apa kewajiban yang dibebankan hukum kepada dirinya.
Apabila setiap orang telah menghayati hak dan kewajiban yang diberikan hukum
tersebut, serta sekaligus mentaati setiap kewajiban pada setiap kesadaran rakyat. 7
menyadari bahwa sudah melakukan suatu tindak kejahatan yang pada dasarnya
tubuh atau bagian dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit atau luka, bahkan karena
Namun dalam kasus main hakim sendiri lebih tepatnya berpacu terhadap
kejahatan terhadap tubuh dengan sengaja karena pada dasarnya main hakim sendiri
tidak ada alasan pembenar dan pemaaf karena masyarakat telah menyadari perbuatan
6
H. Siswanto Sunarso, Wawasan Penegak Hukum Di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2005), 45.
7
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan Kuhap Penyidikan Dan
Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), 59.
yang dilakukan tidaklah benar dan maka dari itu perbuatan main hakim sendiri perlu
ditegakkan.
Timbulnya main hakim sendiri secara kriminologi, tindakan main hakim sendiri
ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan anatara hak-hak pelaku dan korban.
kejahatan yang telah dilakukan oleh pelaku terhadap dirinya. Dan rasa
Asasi Manusia (HAM), dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
yang berisi tentang perlindungan hak asasi tersangka atau terdakwa, hal ini
pada tahap penyidikan hingga putusan pengadilan. Hal ini menimbulkan reaksi dan
kritik keras dari korban kejahatan maupun dari masyarakat terhadap perilaku negatif
merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tat tertib, keamanan dan ketentraman
8
Fitriati Fitriati, Perbuatan Main Hakim Sendiri Dalam Kajian Kriminologi Dan Sosiologis,
Http://Ejournal.Undip.Ac.Id/Index.Php/Mmh. Diakses Pada Hari Selasa, 06 Juli 2021, 17.47 WIB
9
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegak Dan Pengembang Hukum
Pidana, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005), 20.
10
Moch. Faisal Salam, 2001, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek, Mandar Maju,
Bandung, 28.
dalam masyarakat, baik untuk merupakan usaha pencegahan maupun merupakan
indonesia telah meniti suatu era kebangkitan hukum nasional yang mengutamakan
perlindungan hak asasi seseorang tersangka diharapkan akan dapat dilaksanakan sejak
bertanggung jawab kepada hakim dalam memeriksa dan memutus suatu perkara
hukum yang baik apabila sistem peradilan pidana bekerja secara objektif dan tidak
11
Ibid, 1.
12
H.M. Rasyid Ariman, Syafaruddin Pettanase dan Fahmi Raghib, 2007, Sistem Peradilan
Pidana Indonesia, Universitas Sriwijaya, Palembang, 32.
dalam wujud reaksi masyarakat terhadap setiap kebijakan kriminal yang telah
memberikan keputusan yang adil sebagaimana yang di perintahkan kepada daut a.s
ض ل ُّ و َن عَ ْن
ِ َ ك عَ ْن سَ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ۚ إ ِ َّن ال َّ ِذ ي َن ي ِ ُ َو ََل ت َت َّب ِ ع ِ الْ َه َو ٰى ف َ ي
َ َّ ض ل
ِب شَ ِد ي د ٌ ب ِ َم ا ن َ س ُ وا ي َ ْو َم الْ ِح سَ ا ب
ٌ سَ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ل َ ُه ْم عَ ذ َ ا
muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan
jangan lah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapatkan azab
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya, dalam lingkup
hukum islam, proses hukum terhadap pelaku tindak pidana harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yanng telah ditetapkan oleh Allah SWT. Terkait dengan proses
hukum bagi pelaku tindak pidana juga diatur dalam perundang-undangan yang
13
Q.S. shad ayat 26
berlaku di indonesia. Ketentuan itu berhubungan dengan proses peradilan dan pihak
Secara umum, pengertian jinayah sama dengan hukum pidana pada hukum
positif, yaitu hukum yang mengatur perbuatan yang berkaitan dengan jiwa atau
akibat yang berawal dari berbagai macam kejahatan, seperti salah satunya tindak
pidana pencurian, karena adanya perselisihan baik itu ras dan suku yang akhir-akhir
ini sering terjadi, yang kerap jadi pemicu kerusuhan suatu masyarakat yang
menimbulkan beberapa korban, banyak sekali pemicu yang disebabkan dalam hal
tersebut akan tetapi bagi korban, banyak yang mengalami hal tersebut belum tentu
bisa dikatakan bersalah oleh karena itu menarik kesimpulan diatas bagaimana
penegakan hukum pidana terhadap pelaku main hakim sendiri dan siapa saja yang
ditemukan.
Hukum pidana mengenal delik penyertaan, tapi hal tersebut bukan merupakan
jawaban yang tepat untuk bisa menjawab permasalahan tentang perbuatan pidana
yang dilakukan secara masal karena dalam hal ini penyidik perlu memberikan
pengklarifikasikan yang jelas sebatas dan sejauh mana keterlibatan serta hubungan
sebagai bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: Tinjauan Hukum Pidana
Islam Terhadap Masyarakat Yang Main Hakim Sendiri Di Kecamatan Sako Kota
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis mengambil
C. Tujuan masalah
menyebabkan kematian
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini yang penulis kaji, berkaitan dengan
judul diatas, maka penelitian ini mempunyai dua jenis kegunaan, yaitu:
a. Kegunaan teoritis
1. Secara teoritis, dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka
b. Kegunaan praktis
1. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
bagi para hakim, tokoh agama dan para ulama dalam menegakkan
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat
jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. Berikut beberapa skripsi
yang membahas tentang tindak pidana masyarakat yang main hakim sendiri.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Aris Munandar yang berjudul “Penegakkan
Hukum Pidana Terhadap Pelaku Main Hakim Sendiri’ dalam penelitian ini
pidana dalam tindakan main hakim sendiri jika pelaku utama atau provokator
tidak ditemukan14
Islam)”. Dalam penelitian ini penulis fokus membahas tentang bagaimana upaya
sendiri15
Skripsi di atas memiliki kesamaan dengan penelitian skripsi ini yaitu sama-
perbedaan dari kedua penelitian di atas yang pertama tentang siapa yang dapat
di pertanggung jawabkan pidana dalam tindakan main hakim sendiri jika pelaku
utama atau provokator tidak diketahui di tulis oleh Aris Munandar sedangkan
14
Aris Munandar, “ Penegakkan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Main Hakim Sendiri”
15
Maskyur Al-Fahriy, “Perbuatan Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Pada Masyarakat
Kecamatan Parigi Desa Manimbahoi Dusun Patrio Kabupaten Gowa (Perspektif Hukum Islam)”
skripsi yang ditulis oleh Masykur Al-Farhiy yang berjudul perbuatan main
Pattiro Kabupaten Gowa (perpektif hukum pidana islam) dalam penelitian ini
menyebabkan kematian.
F. Metode Penelitian
metode, karena metode merupakan cara atau jalan bagaimana seseorang harus
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu penting
penelitiannya.
jenis data dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu: data kualitatif, data
kuantitatif dan data gabungan. Data kualitatif adalah data berbentuk kalimat,
data kuantitatif adalah data berbentuk angka, dan data gabungan adalah data
yan berbentuk kalimat dan angka 17. Adapun data dalam penelitian ini
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber
16
Jonaedi Efendi dan Johny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris,
(Depok:Prenadamedia Group,2018) 172
17
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana,2013),7-8
dokumentasi18
pidana main hakim sendiri. Adapun sumber data yang digunakan dalam
1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum mengikat yang terdiri atas
1945
sekunder dalam penelitian ini terdiri dari kitab tafsir, fiqh jinayah,
18
Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,(Jakarta:Raja
Grafindo,2004), 105
19
Jonaedi Efendi Dan Johny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif Empiris, 235
hukum sekunder, misalnya, ensiklopedia dan sebagainya. 20
3. Lokasi Penelitian
4. Informan
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Dalam teknik ini juga
a. Wawancara
20
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raga Grafindo Perkasa,2003),
117
Menurut Patton dalam proses wawancara interview dilengkapi
c. Observasi
Metode analisa data adalah upaya cara untuk mengolah data menjadi
G. Sistematika Penulisan
pembahasan dengan berbagai bagian agar dapat diuraikan secara tepat dan
BAB II: Pembahasan, dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang
BAB III: Pembahasan, Dalam bab ini penulis akan memaparkan bagian
BAB IV: Studi Kasus, Dalam bab ini merupakan bagian yang akan fokus
Palembang.
BAB V: Penutup, dalam bab ini adalah bagian terakhir yang akan
proposal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Dan Terjemahan
Buku-Buku
Z Muh Tricosa Taufiq, Tinjauan Sosiologi Hukum Atas Tindak Pidana Main
Hakim Sendiri Oleh Mssa Terhadap Pelaku Kejahatan Di Kota Makassar,
Universitas Hasanuddin Makassar: 2014,
Arief Barda Nawawi, Sari Kuliah Hukum Pidana II, Fakultas Hukum Undip:
1984
Salam Moch. Faisal, 2001, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek,
Mandar Maju, Bandung
Ariman H.M. Rasyid, Pettanase Syafaruddin dan Raghib Fahmi, 2007, Sistem
Peradilan Pidana Indonesia, Universitas Sriwijaya, Palembang
Efendi Jonaedi Dan Ibrahim Johny, Metode Penelitian Hukum Normatif Empiris
Fitriati Fitriati, Perbuatan Main Hakim Sendiri Dalam Kajian Kriminologi Dan
Sosiologis, Http://Ejournal.Undip.Ac.Id/Index.Php/Mmh.
Ni Putu Maitri Suastin dan I Gusti Ngurah Parwata, 2019. Pemidanaan Terhadap
Pelaku Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Dalam Kaitannya Dengan Kontrol
Sosial (Sosial Controlling). Bali. Jurnal Kerta Wicara VOL. 08, NO. 02. Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
Heni Hendrawati dan Johny Krisnan, 2019, Main Hakim Sendiri Dalam
Perspektif Kriminologi, Jurnal URECOL, STIK Muhammadiyah Gembong.
Skripsi