Anda di halaman 1dari 26

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Prodi hukum pidana islam (hpi)
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikry No. 1 Km. 3,5 Palembang 30126 Telp. (0711) 352427 website.radenfatah.ac.id

Palembang, 11 Oktober 2021


Perihal : Permohonan Menjadi Narasumber
Seminar Proposal Skripsi
Lampiran : 1 dokumen

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Raden Fatah Palembang

Di
Tempat
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Prodi Hukum Pidana
Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Raden Fatah, maka dengan ini kami memohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi Narasumber dalam seminar tersebut yang pada:
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021
Waktu : 09.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Via Daring / menyesuaikan

Sebagai bentuk physical distance dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, kegiatan seminar
proposal ini dapat dilakukan secara online. Kelengkapan administrasi dan soft file proposal skripsi
akan disampaikan melalui WA masing-masing penguji.
Demikian permohonan ini kami sampaikan.Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami haturkan terima
kasih.
Wassalamu ’alaikum wr. wb.

WakilDekan I Ketua Prodi Hukum Pidana Islam

Dr. Muhammad Torik, Lc., MA M. Tamudin, S.Ag., M.H


NIP 197510242001121002 NIP 197006041998031004
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Prodi hukum PIDANA ISLAM (HPI)
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikry No. 1 Km. 3,5 Palembang 30126 Telp. (0711) 352427 website.radenfatah.ac.id

Jadwal Seminar Proposal Online Prodi Hukum Pidana Islam


Hari 15 Oktober 2021

No Nama/Nim/Hp Judul Proposal Moderator Narasumber


Efektifitas Sanksi Sosial terhadap pengurangan pelanggar 1. Dr. M. Harun, M.Ag
M. Rama Saputra
Protokol Kesehatan Covid-19 di Kecamatan Muaradua (0813-6867-8490)
1 1720103055
Kabupaten OKU Selatan Berdasarkan Peraturan Bupati
082279263680 2. Yuswalina, S.H., M.H
No. 41 Tahun 2020 (0857-6937-2943)
1. Dr. Holijah, S.H., M.H.
SANDI KURNIAWAN Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Pembobolan
(0813-7789-2043)
2 1531600120 Data Dan Informasi Pribadi Pasien Covid-19 Dengan
0895361304301 Teknik Hacking 2. Gibtiah, M.Ag
Fadillah Mursid, S.H.I., (0882-8609-9497)
M.H
Mus Hendra Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Masyarakat 1. Dr. Siti Rochmiyatun, S.H.,
3 1720103068 Yang Main Hakim Sendiri Di Kecamatan Sako Kota M.Hum (0813-6778-5563)
0852-7279-7678 Palembang Hingga Mengakibatkan Kematian 2. Romziatussa’adah, S.H., M.Hum
Pertanggungjawaban Korporasi Bagi Perusahaan 1. Antoni, S.H., M.Hum
Indah Arsyillah
Batubara Yang Melakukan Pencemaran Lingkungan (0812-7143-4320)
4 1720103049
Ditinjau Dari Hukum Pidana Islam (Studi Kasus Di RT. 13
0878-9100-6457 2. Dr. Ulya Kencana, S.Ag., M.H.
Kelurahan Kemas Rindo Kecamatan Kertapati) (0812-7826-3681)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Prodi hukum pidana islam (hpi)
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikry No. 1 Km. 3,5 Palembang 30126 Telp. (0711) 352427 website.radenfatah.ac.id

DAFTAR HADIR SEMINAR PROPOSAL MAHASISWA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021


Waktu : Jam 08.00 s.d. Selesai
Tempat : Via Daring / menyesuaikan

No. Nama Mahasiswa/NIM Judul Proposal Tanda Tangan


Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap
Mus Hendra
Masyarakat Yang Main Hakim Sendiri Di
1. 1720103068
Kecamatan Sako Kota Palembang Hingga
0852-7279-7678
Mengakibatkan Kematian

Narasumber : Tanda Tangan

1. Dr. Siti Rochmiyatun, S.H., M.Hum ............................................

2. Romziatussa’adah, S.H., M.Hum ..........................................

Moderator:

Fadillah Mursid, S.H.I., M.H .........................................

Palembang, 15 Oktober 2021


Ketua Prodi Hukum Pidana Islam

M. Tamudin, S.Ag., M.H


NIP. 197006041998031004
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Prodi hukum pidana islam (hpi)
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikry No. 1 Km. 3,5 Palembang 30126 Telp. (0711) 352427 website.radenfatah.ac.id

DAFTAR NILAI SEMINAR PROPOSAL


PROGRAM S 1

Nama Mahasiswa : Mus Hendra


NIM/ Program Studi : 1720103068/Hukum Pidana Islam
Judul Proposal : Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Masyarakat Yang Main Hakim
Sendiri Di Kecamatan Sako Kota Palembang Hingga Mengakibatkan
Kematian
Nama Narasumber : Dr. Siti Rochmiyatun, S.H., M.Hum

Nilai
No. Segi Penilaian Penguji
Angka Huruf
Kerangka Jalan Pikiran (Termasuk
1.
Sistematika Penulisan)
2. Metodologi
3. Bahasa
4. Relavansi dengan Keilmuan Prodi
Jumlah Nilai
Pembagian Nilai
Nilai Rata-Rata

REKOMENDASI NARASUMBER
Catatan

+
Proposal tersebut layak/
tidak layak diteruskan

Palembang, 15 Oktober 2021


Narasumber I

Dr. Siti Rochmiyatun, S.H., M.Hum


NIP. 19651001 199903 2 001
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Prodi hukum pidana islam (hpi)
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikry No. 1 Km. 3,5 Palembang 30126 Telp. (0711) 352427 website.radenfatah.ac.id

BERITA ACARA
UJIAN PROPOSAL SKRIPSI PRODI JINAYAH

Nama Mahasiswa : Mus Hendra


NIM/ Program Studi : 1720103068/Hukum Pidana Islam
Narasumber : Dr. Siti Rochmiyatun, S.H., M.Hum

No Masukan/Saran

Palembang, 15 Oktober 2021


Notulis Narasumber I

(Fadillah Mursid, S.H.I., M.H) (Dr. Siti Rochmiyatun, S.H., M.Hum)


TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP MASYARAKAT YANG
MAIN HAKIM SENDIRI DI KECAMATAN SAKO KOTA PALEMBANG
HINGGA MENGAKIBATKAN KEMATIAN

PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :

Mus Hendra
Nim 1720103068

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Masyarakat Yang Main Hakim
Sendiri Di Kecamatan Sako Kota Palembang Hingga Mengakibatkan
Kematian

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentu saja sering terjadi perselisihan antar

masyarakat itu sendiri yang mana perselisihan tersebut dapat memicu tindakan-

tindakan yang tidak tepat dan pada akhirnya bukan menyelesaikan masalah, tetapi

justru malah menimbulkan permasalahan baru karena dalam penyelesaiannya tidak

sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya dalam permasalahan hutang piutang

yang dapat berakibat tindak kekerasan dan bahkan ada yang sampai terjadi

pembunuhan, pencurian yang tertangkap basah biasanya langsung dikeroyok oleh

masyarakat.

Permasalahan yang seharusnya dapat diselesaikan melalui proses hukum yang

tepat, tetapi justru malah menimbulkan permasalahan baru karena proses

penyelesaiannya tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Perbuatan tersebut dapat

dikatakan sebagai tindak main hakim sendiri, karena menyelesaikan permasalahan

bukan kepada pihak yang berwajib, tetapi diselesaikan dengan caranya sendiri1.

1
Ni Putu Maitri Suastin dan I Gusti Ngurah Parwata, 2019. Pemidanaan Terhadap Pelaku
Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Dalam Kaitannya Dengan Kontrol Sosial (Sosial Controlling).
Bali. Jurnal Kerta Wicara VOL. 08, NO. 02. Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Tindak pidana main hakim sendiri disebut dengan eigenrichting secara umum

diartikan individu atau kelompok telah melakukan tindak di luar jalur hukum.

Adapun yang menjadi permasalahan dalam hukum adalah eigenrichting atau main

hakim sendiri. Fenomena ini dari sudut pandang sosiologis hanya dipandang sebagai

sebuah gejala sosial, dimana sekelompok seseorang cenderung menyelesaikan

masalah diluar aturan-aturan hukum yang bersifat normatif. Salah satu bentuk

eingrichting adalah pemukulan yang sering dilakukan terhadap pelaku kejahatan,

asusial, penjambretan, dan lainnya.2

Menurut Sudikno Mertokusumo, tindakan main hakim sendiri adalah tindakan

untuk melaksanakan hak menurut kehendaknya sendiri yang bersifat sewenang-

wenang tanpa persetujuan dari pihak lain yang berkepentingan, sehingga akan

menimbulkan kerugian. 3

Tindak main hakim sendiri merupakan perbuatan sewenang-wenang terhadap

orang yang dianggap bersalah. Perilaku main hakim sendiri terhadap pelaku asusila

merupakan fakta yang terjadi dalam masyarakat. Pelaku main hakim sendiri secara

tegas akan diproses secara hukum.

Pelaku tindak pidana adalah orang yang melakukan tindak pidana yang

bersangkutan, dalam arti orang dengan suatu kesengajaan atau suatu tindak sengajaan

2
Muh Triocsa Taufiq Z, Tinjauan Sosiologi Hukum Atas Tindak Pidana Main Hakim Sendiri
Oleh Mssa Terhadap Pelaku Kejahatan Di Kota Makassar, (Universitas Hasanuddin Makassar: 2014),
3.
3
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Liberty, Jogjakarta, 2010), 03
seperti yang diisyaratkan oleh Undang-undang telah menimbulkan suatu akibat yang

tidak dikehendaki oleh Undang-undang, baik itu merupakan unsur-unsur subjektif

maupun unsur-unsur obyektif, tanpa memandang apakah keputusan untuk melakukan

tindak pidana tersebut timbul dari dirinya sendiri atau tidak karena gerakan oleh

pihak ketiga4.

Tindakan pemukulan, pengeroyokan, penganiayaan, ini sering terjadi akibat

emosi massa yang tidak bisa dikontrol. Namun yang perlu di sadari saat masyarakat

yang melakukan main hakim sendiri pasti mengenal yang namanya provokator atau

orang yang melakukan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan dan menghasut

masyarakat untuk melakukan perbuatan negatif, sehingga massa cenderung emosional

ketika terhasut oleh orang yang menjadi provokator dan menemukan pelaku

kejahatan dalam keadaan tertangkap basah. Padahal tindakan yang diambil

masyarakat ini jelas melanggar dari sisi norma hukum sebab tidak ada satupun alasan

yang memperbolehkan masyarakat mengambil tindakan secara sendiri-sendiri kecuali

dalam keadaan terpaksa yang memberikan ancaman secara fisik 5.

Massa yang melakukan main hakim sendiri harus diperlukan kontrol sosial,

karena kontrol sosial merupakan aspek normatif dari kehidupan sosial, dimana

mendefinisikan dan memberikan respon pada kelakuan yang menyimpang, memerinci

4
Barda Nawawi Arief, Sari Kuliah Hukum Pidana II, (Fakultas Hukum Undip: 1984), 37
5
Heni Hendrawati dan Johny Krisnan, 2019, Main Hakim Sendiri Dalam Perspektif
Kriminologi, Jurnal URECOL, STIK Muhammadiyah Gembong.
apa yang seharusnya dikontrol, apa yang benar atau yang salah, apa pelanggaran,

kewajiban/obligasi, yang tidak normal, ataupun kekacauan. Jadi hukum merupakan

kontrol sosial di atara keadaan beberapa masyarakat. Dengan demikian, anggota

masyarakat merupakan suku yang memiliki kontrol sosial mereka sendiri. 6

Masyarakat perlu mengetahui batasan dan kesadaran hukum, karena menjadikan

setiap anggota masyakarat mengetahui apa hak yang diberikan hukum dan Undang-

undang kepadanya serta apa kewajiban yang dibebankan hukum kepada dirinya.

Apabila setiap orang telah menghayati hak dan kewajiban yang diberikan hukum

tersebut, serta sekaligus mentaati setiap kewajiban pada setiap kesadaran rakyat. 7

Masyarakat yang melakukan main hakim sendiri terhadap seseorang telah

menyadari bahwa sudah melakukan suatu tindak kejahatan yang pada dasarnya

dilakukan dengan sengaja dengan perbuatan-perbuatan berupa penyerangan atas

tubuh atau bagian dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit atau luka, bahkan karena

luka yang sedemikian rupa pada tubuh dapat menimbulkan kematian.

Namun dalam kasus main hakim sendiri lebih tepatnya berpacu terhadap

kejahatan terhadap tubuh dengan sengaja karena pada dasarnya main hakim sendiri

tidak ada alasan pembenar dan pemaaf karena masyarakat telah menyadari perbuatan

6
H. Siswanto Sunarso, Wawasan Penegak Hukum Di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2005), 45.
7
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan Kuhap Penyidikan Dan
Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), 59.
yang dilakukan tidaklah benar dan maka dari itu perbuatan main hakim sendiri perlu

ditegakkan.

Timbulnya main hakim sendiri secara kriminologi, tindakan main hakim sendiri

ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan anatara hak-hak pelaku dan korban.

Korban tidak menerima kompensasi dalam bentuk pemidanaan pelaku karena

kejahatan yang telah dilakukan oleh pelaku terhadap dirinya. Dan rasa

ketidakpercayaan publik dari aparat penegak hukum menjadi faktor yang

menyebabkan terjadinya main hakim sendiri. 8

Penegakan hukum pidana sangat berhubungan erat dengan perlindungan Hak

Asasi Manusia (HAM), dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

yang berisi tentang perlindungan hak asasi tersangka atau terdakwa, hal ini

merupakan batas-batas bagi aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya. 9

Walaupun batas-batas wewenang telah digariskan dalam kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP), namun penerapannya sering menyimpang, baik

pada tahap penyidikan hingga putusan pengadilan. Hal ini menimbulkan reaksi dan

kritik keras dari korban kejahatan maupun dari masyarakat terhadap perilaku negatif

aparatur penegak hukum. 10 Sebagaimana yang telah diketahui, penegakan hukum

merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tat tertib, keamanan dan ketentraman

8
Fitriati Fitriati, Perbuatan Main Hakim Sendiri Dalam Kajian Kriminologi Dan Sosiologis,
Http://Ejournal.Undip.Ac.Id/Index.Php/Mmh. Diakses Pada Hari Selasa, 06 Juli 2021, 17.47 WIB
9
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegak Dan Pengembang Hukum
Pidana, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005), 20.
10
Moch. Faisal Salam, 2001, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek, Mandar Maju,
Bandung, 28.
dalam masyarakat, baik untuk merupakan usaha pencegahan maupun merupakan

pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum, dengan lain

perkataan baik secara preventif maupun represif. 11

Hukum pidana mengenal adanya sistem peradilan pidana sebagai suatu

proses, maka penyelesaian perkara pidana berdasarkan Undang-undang nomor 8

tahun 1981, melalui beberapa tahap sebagai berikut:12

1. Tahap pertama: penyidikan

2. Tahap kedua: penangkapan

3. Tahap ketiga: penahanan

4. Tahap keempat: pemeriksaan

Keberadaan Undang-undang nomor 8 tahun 1981 dalam kehidupan hukum di

indonesia telah meniti suatu era kebangkitan hukum nasional yang mengutamakan

perlindungan hak asasi seseorang tersangka diharapkan akan dapat dilaksanakan sejak

seseorang tersangka ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili di muka sidang

pengadilan. Dan dapat memberikan kekuasaan kehakiman yang bebas dan

bertanggung jawab kepada hakim dalam memeriksa dan memutus suatu perkara

pidana apabila penegakan hukum di landaskan pada pendekatan sistem. Penegakan

hukum yang baik apabila sistem peradilan pidana bekerja secara objektif dan tidak

bersifat memihak serta memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama

11
Ibid, 1.
12
H.M. Rasyid Ariman, Syafaruddin Pettanase dan Fahmi Raghib, 2007, Sistem Peradilan
Pidana Indonesia, Universitas Sriwijaya, Palembang, 32.
dalam wujud reaksi masyarakat terhadap setiap kebijakan kriminal yang telah

dilaksanakan oleh aparatur penegakan hukum.

Dalam hukum islam, Allah SWT juga menegaskan keharusan seseorang

memberikan keputusan yang adil sebagaimana yang di perintahkan kepada daut a.s

dalam Q.S. shad ayat 26:

ِ‫اس ب ِ الْ َح ق‬ ِ ‫اْل َ ْر‬


ِ َّ ‫ض ف َ ا ْح كُ ْم ب َ يْ َن ال ن‬ َ ‫او و د ُ إ ِ ن َّ ا َج ع َ لْ ن َا‬
ْ ‫ك َخ لِ ي ف َ ة ً ف ِ ي‬ ُ َ ‫يَا د‬

‫ض ل ُّ و َن عَ ْن‬
ِ َ ‫ك عَ ْن سَ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ۚ إ ِ َّن ال َّ ِذ ي َن ي‬ ِ ُ ‫َو ََل ت َت َّب ِ ع ِ الْ َه َو ٰى ف َ ي‬
َ َّ ‫ض ل‬

ِ‫ب شَ ِد ي د ٌ ب ِ َم ا ن َ س ُ وا ي َ ْو َم الْ ِح سَ ا ب‬
ٌ ‫سَ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ل َ ُه ْم عَ ذ َ ا‬

Artinya: hai daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di

muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan

jangan lah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan

Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapatkan azab

yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. 13

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya, dalam lingkup

hukum islam, proses hukum terhadap pelaku tindak pidana harus dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yanng telah ditetapkan oleh Allah SWT. Terkait dengan proses

hukum bagi pelaku tindak pidana juga diatur dalam perundang-undangan yang

13
Q.S. shad ayat 26
berlaku di indonesia. Ketentuan itu berhubungan dengan proses peradilan dan pihak

yang diberikan wewenang untuk mengadili suatu perkara tindak pidana.

Secara umum, pengertian jinayah sama dengan hukum pidana pada hukum

positif, yaitu hukum yang mengatur perbuatan yang berkaitan dengan jiwa atau

anggota badan, seperti membunuh, melukai dan lain sebagainya.

Permasalahan terkait kasus main hakim sendiri banyak sekali menimbulkan

akibat yang berawal dari berbagai macam kejahatan, seperti salah satunya tindak

pidana pencurian, karena adanya perselisihan baik itu ras dan suku yang akhir-akhir

ini sering terjadi, yang kerap jadi pemicu kerusuhan suatu masyarakat yang

menimbulkan beberapa korban, banyak sekali pemicu yang disebabkan dalam hal

tersebut akan tetapi bagi korban, banyak yang mengalami hal tersebut belum tentu

bisa dikatakan bersalah oleh karena itu menarik kesimpulan diatas bagaimana

penegakan hukum pidana terhadap pelaku main hakim sendiri dan siapa saja yang

dapat dimintakan pertanggung jawaban pidana jika provokatornya tidak dapat

ditemukan.

Hukum pidana mengenal delik penyertaan, tapi hal tersebut bukan merupakan

jawaban yang tepat untuk bisa menjawab permasalahan tentang perbuatan pidana

yang dilakukan secara masal karena dalam hal ini penyidik perlu memberikan

pengklarifikasikan yang jelas sebatas dan sejauh mana keterlibatan serta hubungan

antar setiap tersangka dalam melakukan perbuatan tersebut.


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji

sebagai bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: Tinjauan Hukum Pidana

Islam Terhadap Masyarakat Yang Main Hakim Sendiri Di Kecamatan Sako Kota

Palembang Hingga Mengakibatkan Kematian

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis mengambil

rumusan masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Bagimana pandangan hukum pidana islam terhadap masyarakat yang main

hakim sendiri hingga mengakibatkan kematian?

2. Bagaimana penerapan hukum pada masyarakat yang main hakim sendiri di

Kecamatan Sako Kota Palembang hingga menyebabkan kematian?

C. Tujuan masalah

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis kaji, yaitu:

1. Untuk mengetahui pandangan hukum pidana islam terhadap masyarakat

yang main hakim sendiri hingga mengakibatkan kematian

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum pada masyarakat yang

main hakim sendiri di Kecamatan Sako Kota Palembang hingga

menyebabkan kematian

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini yang penulis kaji, berkaitan dengan
judul diatas, maka penelitian ini mempunyai dua jenis kegunaan, yaitu:

a. Kegunaan teoritis

1. Secara teoritis, dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka

pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah perbendaharaan

kepustakaan terutama bidang Hukum Pidana Islam.

2. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola pikir kritis

bagi penulis sendiri pada khususnya, serta untuk pemenuhan persyaratan

dalam menyelesaikan studi di Jurusan Hukum Pidana Islam, Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

b. Kegunaan praktis

1. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

mewujudkan kesadaran masyarakat yang berdasarkan hukum,

khususnya yang berkaitan dengan masalah tindak pidana bagi

masyarakat yang mainhakim sendiri.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan dan pedoman bagi masyarakat, terutama

bagi para hakim, tokoh agama dan para ulama dalam menegakkan

hukum islam, pada khususnya berkenaan dengan permasalahan tindak

pidana bagi masyarakat yang main hakim sendiri.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang

sudah pernah dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat

jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. Berikut beberapa skripsi

yang membahas tentang tindak pidana masyarakat yang main hakim sendiri.

Dalam skripsi yang ditulis oleh Aris Munandar yang berjudul “Penegakkan

Hukum Pidana Terhadap Pelaku Main Hakim Sendiri’ dalam penelitian ini

penulis fokus membahas tentang siapa yang dapat di pertanggung jawabkan

pidana dalam tindakan main hakim sendiri jika pelaku utama atau provokator

tidak ditemukan14

Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Masykur Al-Farhiy yang berjudul

“Perbuatan Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Pada Masyarakat Kecamatan

Parigi Desa Manimbahoi Dusun Pattiro Kabupaten Gowa (Perspektif Hukum

Islam)”. Dalam penelitian ini penulis fokus membahas tentang bagaimana upaya

penegak hukum dalam mengantisipasi atau mencegah terjadinya main hakim

sendiri15

Skripsi di atas memiliki kesamaan dengan penelitian skripsi ini yaitu sama-

sama membahas tentang masyarakat yang main hakim sendiri. Sedangkan

perbedaan dari kedua penelitian di atas yang pertama tentang siapa yang dapat

di pertanggung jawabkan pidana dalam tindakan main hakim sendiri jika pelaku

utama atau provokator tidak diketahui di tulis oleh Aris Munandar sedangkan

penelitian ini tentang bagaimana padangan hukum pidana islam tentang

masyarakat yang main hakim sendiri hingga mengakibatkan kematian. Kedua

14
Aris Munandar, “ Penegakkan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Main Hakim Sendiri”
15
Maskyur Al-Fahriy, “Perbuatan Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Pada Masyarakat
Kecamatan Parigi Desa Manimbahoi Dusun Patrio Kabupaten Gowa (Perspektif Hukum Islam)”
skripsi yang ditulis oleh Masykur Al-Farhiy yang berjudul perbuatan main

hakim sendiri (eingerechting) pada masyarakat Parigi Desa Manimbahoi Dusun

Pattiro Kabupaten Gowa (perpektif hukum pidana islam) dalam penelitian ini

penulis fokus membahas tentang bagaimana upaya penegak hukum dalam

mengantisipasi atau mencegah terjadinya main hakim sendiri sedangkan

penelitian ini berfokus pada bagaimana penerapan hukum kepada masyarakat

yang main hakim sendiri di Kecamatan Sako Kota Palembang hingga

menyebabkan kematian.

F. Metode Penelitian

Penulis melakukan suatu penelitian, tidak akan terlepas dari penggunaan

metode, karena metode merupakan cara atau jalan bagaimana seseorang harus

bertindak. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu penting

bagi peneliti melakukan metode yang paling tepat dalam menyelesaikan

penelitiannya.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu Yuridis

Empiris an Yuridis Normatif. Yuridis Empiris adalah menganalisis

permasalahan dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum (data

sekunder) dengan data primer yang diperoleh dilapangan. Sedangkan Yuridis

Normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan hukum utama

dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum, serta


peraturan perundang-undangan yang berhubungan. 16

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian

hukum Yuridis Empiris, yaitu penelitian hukum mengenai pemberlakuan

atau implementasi ketentuan hukum normatif secara in action pada setiap

peristiwa hukum tertentu yang terjaddi dalam masyarakat.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data, sebagaimana dikemukakan oleh syofian siregar bahwa

jenis data dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu: data kualitatif, data

kuantitatif dan data gabungan. Data kualitatif adalah data berbentuk kalimat,

data kuantitatif adalah data berbentuk angka, dan data gabungan adalah data

yan berbentuk kalimat dan angka 17. Adapun data dalam penelitian ini

menggunakan data kualitatif untuk mendapatkan data yang berkaitan dan

menguraikan data-data di lapangan yang berubungan dengan tindak pidana

masyarakat yang main hakim sendiri.

Sumber Data, menurut Zainudin Ali sumber data dalam penelitian

hukum dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber

pertama yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan

16
Jonaedi Efendi dan Johny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris,
(Depok:Prenadamedia Group,2018) 172
17
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana,2013),7-8
dokumentasi18

2. Data Sekunder, data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, dokumen

resmi, buku-buku dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tindak

pidana main hakim sendiri. Adapun sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan sumber bahan hukum, sumber

bahan hukum dibagi menjadi tiga, yakni19:

1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum mengikat yang terdiri atas

peraturan perundang-undangan secara hierarki dan putusan

pengadilan. Bahan hukum primer dalam penelitian ini meliputi:

1. Al-Qur’an dan Hadits

2. Kitab Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

2) Bahan Hukum Sekunder, yakni bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primier, adapun bahan hukum

sekunder dalam penelitian ini terdiri dari kitab tafsir, fiqh jinayah,

buku teks, jurnal hukum hukum, pendapat para pakar, yurisprudensi

dan peraturan pemerintah.

3) Bahan Hukum Tersier, yakni bahan-bahan yang memberikan

petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

18
Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,(Jakarta:Raja
Grafindo,2004), 105
19
Jonaedi Efendi Dan Johny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif Empiris, 235
hukum sekunder, misalnya, ensiklopedia dan sebagainya. 20

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Sako Kota

Palembang tepatnya di daerah perumahan Jalan Karya Sako untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian mengenai terjadinya

tindak pidana main hakim sendiri.

4. Informan

Untuk menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti memilih

tehnik pengambilan data dengan pertimbanan tertentu, misalnya orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Dalam teknik ini juga

peneliti memilih subyek penelitian dengan tujuan untuk menentukan

informan kunci yang sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan

secara sengaja tanpa dibuat-buat untuk mendapatkan kekuatan

akurasinya. Sedangkan untuk menambah kredibilitas data, peneliti juga

menggunakan teknik yang mana bertujuan untuk mengembangkan

informasi dari informan yang telah ditentukan.

1. Tehnik Pengumpulan Data

a. Wawancara

20
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raga Grafindo Perkasa,2003),
117
Menurut Patton dalam proses wawancara interview dilengkapi

dengan pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan

isu-isu harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan

mungkin tidak berbentuk pertanyaan yang eksplisit. Wawancara

langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang benar dan

akurat dari sumber yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Studi Kepustakaan (Dokumentasi)

Bahan yang berupa buku, peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan penelitian ini, serta dokumen lainnya yang berkaitan

dengan masalah yang di teliti.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah alat pengmpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik yang

diselidiki. Dalam penelitian lain disebut bahwa metode observasi atau

disebut dengan pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra.

2. Teknik Analisi Data

Metode analisa data adalah upaya cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat

untuk solusi, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Analisis

yang digunakan dalam penelitian ini teknik Deskriptif Kuantitatif yang

menggambarkan, dan menjelaskan seluruh permasalahn yang ada, dan


kemudian disimpulkan secara indukatif yaitu menarik kesimpulan dari yang

bersifat khusus ke umum. Dengan demikian diharapkan dapat memudahkan

dalam permasalahan-permasalahnnya yang diteliti secara kongkrit yang akan

di bahas dalam penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam proposal ini, penulis membagi

pembahasan dengan berbagai bagian agar dapat diuraikan secara tepat dan

mendapat kesimpulan yang benar dan utuh. Adapun bagian-bagian tersebut

antara lain sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, Dalam hal ini penulis menguraikan tentang Latar

Belakang Masalah yang terangkum di dalamnya tentang apa yang

menjadi alasan memilih judul dan rumusan masalah. Selanjutnya

untuk lebih memperjelas maka dikemukakan pula tujuan dan

kegunaan penulisan yang mengacu pada rumusan masalah.

Kemudian agar tidak terjadi pengulangan dan penjiplakan maka

dibentangkan pula berbagai hasil penelitian terdahulu yang

dituangkan dalam tinjuan pustaka. Demikian pula metode penelitian

diungkapkan dengan maksud dapat diketahui apa yang menjadi

sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan

pengembangannya kemudian tampak dalam sistematika penulisan.

BAB II: Pembahasan, dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang

Tinjauan Umum, dalam hal ini tinjauan umum tentang penganiayaan


yang meliputi: pengertian hukum positif dan hukum islam, unsur-

unsur tindak pidana, tujuan pemidanaan, perbandingan antara hukum

positif dan hukum islam, dan lain sebagainya.

BAB III: Pembahasan, Dalam bab ini penulis akan memaparkan bagian

Pembahasan,tentang bagaimana tinjauan hukum pidana islam

terhadap masyarakat yang main hakim sendiri hingga menyebabkan

kematian dan bagaimana penerapan hukum pada masyarakat yang

main hakim sendiri di Kecamatan Sako Kota Palembang

BAB IV: Studi Kasus, Dalam bab ini merupakan bagian yang akan fokus

membahasa studi kasus yang ada di Kecamatan Sako Kota

Palembang.

BAB V: Penutup, dalam bab ini adalah bagian terakhir yang akan

menyimpulkan dari keseluruhan pembahasan, mulai dari pembahasan

awal sampai pembahasan akhir, dan untuk memberikan saran-saran

yang bersifat membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan

proposal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Dan Terjemahan

Buku-Buku

Z Muh Tricosa Taufiq, Tinjauan Sosiologi Hukum Atas Tindak Pidana Main
Hakim Sendiri Oleh Mssa Terhadap Pelaku Kejahatan Di Kota Makassar,
Universitas Hasanuddin Makassar: 2014,

Mertokusumo Sudikno, Hukum Acara Pidana Indonesia, Liberty, Jogjakarta,


2010

Arief Barda Nawawi, Sari Kuliah Hukum Pidana II, Fakultas Hukum Undip:
1984

H.Sunarso Siswanto, Wawasan Penegak Hukum Di Indonesia, Bandung: Citra


Aditya Bakti, 2005

M Harahap Yahya, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan Kuhap


Penyidikan Dan Penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika, 2000

Arief Barda Nawawi, Beberapa Aspek Kebijakan Penegak Dan Pengembang


Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005

Salam Moch. Faisal, 2001, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek,
Mandar Maju, Bandung

Ariman H.M. Rasyid, Pettanase Syafaruddin dan Raghib Fahmi, 2007, Sistem
Peradilan Pidana Indonesia, Universitas Sriwijaya, Palembang

Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta:Kencana,2013

Amirudin Dan Asikin Zainal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:Raja


Grafindo,2004

Efendi Jonaedi Dan Ibrahim Johny, Metode Penelitian Hukum Normatif Empiris

Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raga Grafindo


Perkasa,2003
Jurnal

Fitriati Fitriati, Perbuatan Main Hakim Sendiri Dalam Kajian Kriminologi Dan
Sosiologis, Http://Ejournal.Undip.Ac.Id/Index.Php/Mmh.

Ni Putu Maitri Suastin dan I Gusti Ngurah Parwata, 2019. Pemidanaan Terhadap
Pelaku Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Dalam Kaitannya Dengan Kontrol
Sosial (Sosial Controlling). Bali. Jurnal Kerta Wicara VOL. 08, NO. 02. Fakultas
Hukum Universitas Udayana.

Heni Hendrawati dan Johny Krisnan, 2019, Main Hakim Sendiri Dalam
Perspektif Kriminologi, Jurnal URECOL, STIK Muhammadiyah Gembong.

Skripsi

Munandar Aris, “ Penegakkan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Main Hakim


Sendiri”

Al-Fahriy Maskyur, “Perbuatan Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Pada


Masyarakat Kecamatan Parigi Desa Manimbahoi Dusun Patrio Kabupaten Gowa
(Perspektif Hukum Islam)”

Anda mungkin juga menyukai