*14 Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengetahui sejauh mana variasi-
variasi suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain
berdasarkan dari koefisien korelasi (Narbuko dan Achmadi 2012:48). Hangga
Kusuma, Agus Kristiyanto, Kiyatno. Desember 2016. Hubungan Motivasi, Tinggi
Badan dan Power Otot Tungkai terhadap Keterampilan Bolabasket. Jurnal Media
Ilmu Keolahragaan Indonesia, Volume 6(Nomor 2), 48 (Jurnal)
3. Prediksi
Jika menemukan bahwa dua variabel berkorelasi, maka kita dapat dengan mudah
menggunakan satu variabel untuk prediksi yang lain. Semakin tinggi korelasinya,
semakin akurat prediksi. Misalnya korelasional penelitian mengenai nilai sekolah
dan bakat ilmiah berhubungan dengan nilai IPK saat perguruan tinggi. Jika nilai
siswa tinggi, edia lebih mungkin untuk mempunyai nilai tinggi di perguruan tinggi
daripada siswa yang mendapat nilai rendah pada dua prediktor variabel. Peneliti
dapat memprediksi dengan tingkat akurasi tertentu IPK mahasiswa berdasarkan
nilai sekolah menengah dan nilai tes bakat. Prediksi ini tidak berlaku untuk setiap
kasus karena faktor-faktor lain, seperti motivasi, inisiatif, atau kebiasaan belajar,
tidak dipertimbangkan. Namun, secara umum, prediksi cukup baik untuk berguna
bagi petugas penerimaan perguruan tinggi. Ary, Donald; Jacobs, Lucy C; Razafieh,
Asghar. 2009. Introduction to Research in Education (8th ed). Belmont:
Wadsworth Cengage Learning (Buku)
Idris (2006) mengidentifikasi 3 tipe gaya kognitif yaitu Field Dependent (FD), Field Intermediate (FDI),
dan Field Independent (FI). Individu FD cenderung bekerja dengan motivasi eksternal, yaitu mencari
bimbingan dan petunjuk dari orang lain. Individu FDI cenderung memiliki kemampuan seperti siswa FD
atau FI karena FDI terletak di antara keduanya. Individu FI memandang persoalan secara analitis, mampu
menganalisis dan mengisolasi rincian yang relevan, mendeteksi pola, dan mengevaluasi secara kritis
suatu persoalan (Yousefi, 2011).
Syarat-syarat sampel
representative, sampel bisa mewakili populasi yang ada. Untuk memperoleh
kesimpulan penelitian, maka sampel yang diambil harus mewakili populasi yang
ada. Untuk itu dalam penentuan sampel harus direncanakan dan jangan asal saat
mengambil sampel. Misalnya, kita ingin membahas hubungan antara pengetahuan
klien dan ketaatan diet pada klien diabetes, dari yang tidak sekolah, tidak lulus SD,
Lulus SD, SMP, SMU, akademisi, perguruan tinggi, dan lain-lain. Semua tingkat
Pendidikan harus ada dalam sampel.
Sampel harus cukup banyak, maka hasil penelitian mungkin akan lebih
representatif.
Adapun kenapa penentuan kriteria sampel harus tegas dikarenakan agar dapat
membantu peneliti untuk mengurangi bias dari hasil penelitian, khususnya jika
terhadap variabel-variabel control yang ternyata mempunyai pengaruh terhadap
variabel yang akan kita teliti selain itu diperlukan untuk mengendalikan variabel
penelitian yang tidak diteliti, tetapi ternyata berpengaruh terhadap variabel
https://books.google.co.id/books?
id=62jmbdySq2cC&pg=PA91&dq=sampel+harus+mewakili+populasi&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwiwndiYxoDmAhU5wTgGHT8_B1AQ6AEIKTAA#v=onepage
&q&f=true (Buku)
Cari jurnal landasan teori mendefinisikan variabel variabel
judul secara lengkap
http://www.scielo.br/pdf/prod/v28/0103-6513-prod-28-e20170086.pdf ini ado tapi belum aku translate
Cari jurnal rumusa masalah harus spesifik, dan simple tarok disini