Oleh :
SEKOLAH PASCASARJANA
2019
SAMPEL DAN POPULASI
B. Teknik Sampling
1) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai
sampel adalah nomor 1,5,10,15,20, dan seterusnya sampai 100 (Sugiyono, 2012,
hlm. 84).
2) Convenience Sampling/incidental Sampling
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil
sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada disitu atau kebetulan dia
mengenal orang tersebut. oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan
istilah accidental sampling tidak sengaja atau juga captive sample (man on the
street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian
penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya
diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan
jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif. Sebagai contoh, misalnya ada
seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia
menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang yang dia jumpai bukan
orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas
kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.
3) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adlah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2012, hlm.
85).
4) Snowball Sampling/Sampel Bola Salju
Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak
banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya banyak tahu satu atau dua
orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Kerena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, kemudian dia minta kepada sampel pertama
untuk menunjukkan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan
sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden
sebelumnya. Sebagai contoh, misalnya seorang peneliti ingin mengetahui
pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari
satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai,
peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai
teman lesbian lainnya. setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil
diwawarancainya dirasa cukup, peneliti bisa menghentikan pencarian wanita
lesbian lainnya. hal ini bisa juga dilakukan pada pecandu narkotik, para gay, atau
kelompok-kelompok sosial lain yang ekslusif (tertutup).
5) Purposive Sampling/Judgement Sampling
Merupakan teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang
memiliki karakteristik atau kriteria dikehendaki dalam pengambilan sampel.
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tinjaun yang
diingikan peneliti atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang
diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Sedangkan menurut Sugiyono (2012,
hlm. 85) mengatakan bahwa Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau
penelitian tetang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli politik. sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgement sampling dan quota
sampling.
Judgement sampling ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel
yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling
baik jika dijadikan sampel penelitiannya. Sebagai contoh, misalnya dalam suatu
perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi
direncanakan oleh sutau perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang
yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judgement sampling
umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai “information rich”. Dalam program pengembangan produk (product
development), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri,
dengan pertimbangan bahwa jika karyawan sendiri tidak puas terhadap produk
baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima
produk itu dengan baik.
Quota sampling adalah teknik pengambilan sampling dalam bentuk
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara
kebetulan saja. Sebagai contoh, misalnya di sebuah kantor terdapat pegawai laki-
laki 60% dan perempuan 40%. Jika seorang peneliti ingin mewawancarai 30
orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel
pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang.
Ssekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara
acak, melainkan secara kebetulan saja.
6) Haphazard Sampling
Merupakan teknik sampling dimna Satuan sampling dipilih sembarangan
atau seadanya, tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.
Sebagai contoh, misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai
kompetensi dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada
siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan
datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
Soepono. 2002. Statistika Terapan Dalam Penelitian Ilmu Sosial dan Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Susetyo, Budi. (2012). Statistika Untuk Analis Data Penelitian. Bandung : PT.
Refika Aditama.
TESIS
Pajriah, Sri (2013). Pengaruh Model Dual Coding Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah :Studi Penelitian Kuasi
Eksperimen Pada Siswa Kelas Xi Di Sman 1 Ciamis. S2 thesis, Universitas
Pendidikan Indonesia.
INTERNET
_____. (2015). Definisi Sampling dan Teknik Sampling. [Online]. Diakses dari
http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-
sampling.html