Anda di halaman 1dari 8

Jawaban Soal Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Landasan Filosofis dan Teori Pendidikan Sejarah

Dosen Pengampu : Dr. Leli Yulifar, M.Pd.

Oleh :
Ruli Seftiana Aziza ( 1906897 )

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
1. Jelaskan urgensi landasaan filosofis bagi pengembangan:
a. Kurikulum
b. Bahan ajar
c. RPP

Jawab:

a. Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan sekaligus kendaraan bagi pendidikan mempunyai
peran yang sangat signifikan dan berkedudukan sentral dalam seluruh kegiatan
pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Mengingat
pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan, penyusunan kurikulum tidak dapat
dikerjakan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-
landasan atau pijakan yang kuat, yang didasarkan oleh hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam dan sesuai dengan tantangan zaman sehingga akan
tercapai tujuan belajar bagi peserta didik.
Landasan filosofis merupakan asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum, dimana ia berimplikasi pada rumusan tujuan
pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada
peranan peserta didik dan peranan pendidikan.1
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan
yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis
dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik
dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk
pelaksanaan di sekolah.2
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama
halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran
filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada
aliran–aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan.3
1
Agustina, 2019, Landasan Filosofis Dalam Pengembangan Kurikulum, diakses dari
https://bdkpalembang.com/landasan-filosofis-dalam-pengembangan-kurikulum/ pada tanggal 21 Januari 2020
pukul 12.30.
2
Ibid
3
Ibid
Jadi kedudukan dari landasan filosofis pendidikan bagi suatu kurikulum adalah
sangat penting. Kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan atau gedung yang
harus memiliki dasar pijakan yang kuat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yang bersumber dari ideologi atau cara pandang bangsa Indonesia yaitu
Pancasila sehingga tujuan dari landasan filosifis dalam pendidikan adalah
tercapainya tujuan dari pembelajaran yaitu membentuk manusia atau peserta didik
yang berkarakter Pancasila.
b. Bahan Ajar
Agar tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka selain kurikulum,
pengembangan bahan ajar atau buku pelajaran juga mesti berpijak kepada landasan
filosofis pendidikan Indonesia. Penyusunan bahan ajar juga harus disesuaikan
dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum k 13 dengan juga menyesuaikan
pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam
pembelajaran. Jadi, pentingnya landasan filosofis adalah dalam proses penyusuna
bahan ajar adalah agar bahan ajar tersebut sesuai dan tidak melenceng dari landasan
tersebut.
c. RPP
Dalam praktiknya di lapangan, maka RPP atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Maka
landasan filosofis akan memberikan makna yang mendalam dalam pembelajaran.
Tidak hanya sekedar menerima teori melainkan dapat mengaplikasikan
pembelajaran tersebut dalam kehidupan sehari hari. Dimana kurikulum k13 lebih
berpusat kepada siswa (student oriented), siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
mencari dan membangun pengetahuannya sendiri, memecahkan berbagai
permasalahan, serta mendorong siswa lebih kreatif dan inovatif. Secara lebih jelas
kompetensi yang diharapkan dicapai siswa tertuang dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
Jadi pentingnya landasan filosofis pendidikan baik bagi kurikulum, bahan ajar
maupun RPP adalah sebagai rambu rambu apa dan bagaimana seharusnya
pendidikan dilaksanakan. Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan
yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi
kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktek pendidikan menjadi
efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan
pembangunan.
2. Menurut anda, apakah pendidikan dan pembelajaran sejarah itu memiliki arti yang
sama ? atau berbeda ? berikan argumen anda.
Jawab:
Menurut saya terdapat perbedaan antara pendidikan sejarah dan pembelajaran
sejarah namun saling berkaitan. Pada dasarnya, pendidikan memiliki arti lebih luas
dibanding pembelajaran dan pembelajaran merupakan bagian dari sebuah pendidikan.
Perbedaan antara pendidikan dan pembelajaran dapat dilihat dari perbedaan antara
kata mendidik dan mengajar. Mendidik adalah membentuk budi pekerti dan watak
anak-anak, sedangkan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih
kecakapan-kecakapan (keterampilan) kepada anak-anak.
Pembelajaran sejarah berarti mentransfer pengetahuan serta pemahaman siswa
terhadap peristiwa peristiwa sejarah sedangkan pendidikan sejarah berarti memberi
pemahaman lebih mendalam kepada siswa terkait pentingnya peristiwa sejarah dan
nilai nilai yang terkandung di dalamnya. Guru selain memberi ilmu juga bertanggung
jawab menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya sejarah untuk kehidupan di
masa depan, sehingga siswa dapat belajar dari peristiwa peristiwa sejarah tersebut dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari hari yang pada akhirnya akan
membentuk pribadi siswa bijaksana. Jadi, dengan pembelajaran, guru membentuk
kecerdasan dan dengan pendidika guru membentuk kesusilaan pada siswa.

3. Metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika merupakan cabang dari filsafat.


Jelaskan kaitannya dengan pendidikan sejarah.
Jawab:
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas
(kenyataan).4
Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicaraka tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas batas, sifat dan
kesahihan pengetahuan.5
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Dalam pendekatan aksiologis,

4
Suyitno. Landasana Filosofis Pendidikan: Pengertian da Permasalahan Filsafat Filsafat Pendidikan. 2009.
Universitas Pendidikan Indonesia. Hlm. 28.
5
Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 22
Jujun menyebut bahwa pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk
kemaslahatan manusia.6 Dengan kata lain aksiologi adalah cabang filsafatyang
membahas masalah nilai guna pengetahuan/bagaimana kita
memperlakukan/memanfaatkan ilmu dalam kehidupan masyarakat.
Logika adalah sebagai suatu bentuk penarikan kesimpulan yag terbagi menjadi
dua yaitu logika deduktif (penarikan kesimpulan dari umum ke khusus) dan logika
induktif (penarikan kesimpulan dari khusus ke umum).7
Adapun hubungan antara metafisika dengan pendidikan sejarah adalah sejarah
harus disandarkan kepada fakta dan realitas agar terlepas dari beragam ilusi dan angan
angan kosong. Jadi sebuah peristiwa sejarah dianggap sebagai suatu yang benar benar
terjadi (fakta sejarah) dan tidak dibuat buat. Selanjutnya kaitannya dengan
epistemologi adalah sama bersandar pada pemikiran manusia yang bersinggungan
langsung dengan pengetahuan yang mana sejarah sebagai suatu ilmu yang memiliki
metode metodenya sendiri sama seperti cabang ilmu lainnya. Artinya sejarah bukan
sebagai dongeng belaka melainkan suatu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa
sejarah. Selanjutnya kaitan sejarah dengan aksiologi adalah sejarah sebagai ilmu
mengandung nilai nilai atau hikmah pembelajaran dari setiap peristiwa sejarah
sehingga dapat dijadikan pedoman atau pembelajaran di kemudian hari. Sebab ilmu
tanpa nilai nilai filsafat akan menjadi agen penghancur ketimbang sebagai sumber
pembangunan. Hubungan sejarah dengan logika artinya dalam melakukan proses
penulisan (historiografi) tentunya diadakan suatu penarikan kesimpulan setelah
melakukan langkah langkah lainnya seperti mengumpulkan data, mengkritik data dan
menginterpretasikan suatu peristiwa sejarah sehingga dituliskan lalu menjadi suatu
ilmu.

4. Dapatkah anda jelaskan teori teori pendidikan sejarah yang relevan dengan
pembelajaran abad ke 21 ? berikan contohnya !
Jawab:

a. Teori Humanistik
Pendidikan humanistik yang meletakan manusia sebagai titik tolak dan sebagai
titik tujuan. Teori belajar humanisme memfokuskan pembelajarannya pada
6
Komara, Endang. 2011. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung: Refika Aditama. Hlm. 15
7
Suyitno. Landasana Filosofis Pendidikan: Pengertian da Permasalahan Filsafat Filsafat Pendidikan. 2009.
Universitas Pendidikan Indonesia. Hlm. 46-47.
pembangunan kemampuan positif siswa. Teori ini membantu masing-masing individu
untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Peserta didik menjadi
pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri.8 Tujuan pendidikan
humanistik yaitu membentuk manusia yang memiliki komitmen humaniter
sejati,yakni manusia yang memiliki kesadaran, kebebasan dan tanggung jawab
sebagai mahluk individual maupun sebagai mahluk sosial (Baharuddin, 2007).
Contohnya: Confluent Education Cooperative Learning adalah pendidikan yang
memadukan atau mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar
kognitif di dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan
para siswa secara pribadi di dalam bahan pelajaran. Misalnya guru menugaskan
kepada siswa menugaskan kepada siswa untuk mengunjungi museum lalu menuliskan
hasil lapora pembelajaran
b. Teori Behaviorisme
Menekankan perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Contohnya adalah Cooperative
learning tipe Think Pair Share dimana tipe ini memberikan siswa waktu lebih banyak
untuk berpikir, menjawab dan saling membantu sama lain.
c. Teori Kognitivisme
Teori Kognitif menekankan pada ilmu pengetahuan dibangun dalam diri siswa
melaluiproses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya. Proses
belajar tidak berjalanterpisah-pisah, tapi melalui proses yang
mengalir,berkesinambungan dan menyeluruh sebagai satukesatuan yang utuh masuk
dalam pikiran danperasaan siswa.9 Contohnya: belajar bermakna atau Meaningful
Learning.

d. Teori Kontruktivisme
Teori Konstruktivistik memandang bahwa belajar adalah mengonstruksi makna
atas informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. Pendekatan
konstruktivistik bertolak dari fokus apa yang telah diketahui pembelajar tentang alam
sekitarnya dan pemahaman mereka tentang alam sekitarnya. Mempergunakan hal ini
8
https://www.kompasiana.com/amirazhar/5528f7cbf17e6188258b4581/aplikasi-teori-humanisme-dalam-
kegiatan-pembelajaran. Pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 14.00
9
Astawa. I Nyoman Temon. Teori Teori Dalam Dunia Pendidikan Modern. Jurnal Penjaminan Mutu. Hlm 71.
sebagai dasar pendidikan mengembangkan metode-metode pembelajaran untuk
membantu para pembelajar mendidik diri mereka sendiri mengenai alam di
sekitarnya. Hasil akhirnya adalah para pembelajar bukan saja menguasai fakta-fakta
ilmiah tetapi juga memiliki cara berpikir analitis yang dapat mereka terapkan pada
berbagai situasi dalam hidup mereka. Contohnya : guru menugaskan kepada siswa
untuk menggambarkan kronologi peristiwa sejarah dari waktu ke waktu misalnya
dengan membuat sebuah peta konsep (mind mapping).

5. Berikan kesimpulan anda tentang hubungan landasan filosofis dengan teori teori
pendidikan sejarah.
Jawab:
Teori teori pendidikan secara umum diadopsi ke dalam teori pendidikan sejarah lahir
karena memang berkiblat kepada landasan filosofis pendidikan Indonesia. Hal itu
mutlak dilakukan agar tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai. Landasan
filosofis Indonesia mengacu kepada Pancasila. Misalnya teori humanistik mengacu
pada butir kedua Pancasila yaitu nilai kemanusiaan dan juga butir kelima Pancasila
yaitu nilai keadilan. Teori behavioristik yang melihat adanya interaksi dapat
menggambarkan butir keempat yaitu nilai kerakyatan. Sehingga apabila sudah
mengacu pada landasan filosofis maka diharapkan menghasilkan suatu output yang
baik bagi siswa bahkan ke lingkungan masyarakat.

6. Di Indonesia tujuan pendidikan diselenggarakan berdasar kepada falsafah Pancasila.


Mengapa ?
Jawab:
Karena Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang telah final dan mutlak tidak
dapat diubah. Segala kebijaka atau peraturan yang dibuat harus mengacu kepada
Pancasila. Ideologi yang kuat dalam hal ini Pancasila akan menunjang pembangunan
dalam segala bidang termasuk Pendidikan. Pancasila menjadi rujukan pembangunan
bangsa dalam berbagai aspek. Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukannya dalam
negara, apabila bila dikaitkan dengan pendidikan, maka Pancasila berkedudukan
sebagai:
 Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Menurut Notonagoro dalam buku Pendidikan Pancasila (Rukiyati, dkk),
menyebutka bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan/keahlian dalam kesatuan organis, harmonis dan
dinamis, di dalam dan di luar sekolah dan berlagsung seumur hidup. Oleh sebab
itu, pendidikan Nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila sehingga
semestinya masalah masalah dalam pendidikan harus diselesaikan pula
berdasarkan Pancasila. Nilai nilai dalam Pancasila harus dijadikan acuan untuk
pengembangan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Astawa. I Nyoman Temon. Teori Teori Dalam Dunia Pendidikan Modern. Jurnal Penjaminan Mutu.

Komara, Endang. 2011. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung: Refika Aditama

Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyitno. Landasana Filosofis Pendidikan: Pengertian da Permasalahan Filsafat Filsafat Pendidikan.


2009. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet

Agustina, 2019, Landasan Filosofis Dalam Pengembangan Kurikulum, diakses dari


https://bdkpalembang.com/landasan-filosofis-dalam-pengembangan-kurikulum/ pada tanggal 21
Januari 2020 pukul 12.30.

https://www.kompasiana.com/amirazhar/5528f7cbf17e6188258b4581/aplikasi-teori-humanisme-dalam-
kegiatan-pembelajaran. Pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 14.00

Anda mungkin juga menyukai