Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN

GANGGUAN KEJIWAAN : HALUSINASI PENDENGARAN

DI RUANG TAK RS.PERTAMEDIKA PLAJU

SESI IV : KEMAMPUAN BERCAKAP - CAKAP

Disusunoleh :
DINI PRATIWI
21220140

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PERTAMEDIKA
JAKARTA
2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan


sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi:
Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dana sik dengan pikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.

B. Topik
Terapi aktivitas kelompok halusinasi, yaitu:
Sesi IV : Kemampuan bercakap-cakap

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi IV diharapkan klien mampu mengontrol
halusinasinya
2. Tujuan khusus
a. Klien memahami pentingnya melakukan kemampuan bercakap-cakap
untuk mengalihkan bila mendengar suara-suara yang wujudnya tidak
nyata, untuk mencegah munculnya halusinasi.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara mengalihkan suara
yang datang dengan mengobrol bersama teman atau keluarganya.

D. Landasan Teori

1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi
pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas (Sunaryo, 2004).

2. Tanda dan Gejala:


a. Bicara, senyum, tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengarkan suara
c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
f. Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal.
g. Menarik diri menghindar dari orang lain.
h. Sulit membuat keputusan.
i. Ketakutan.
j. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikatgigi, ganti pakaian,
berhias yang rapi.
k. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
l. Menyalahkan diri atau orang lain.
m. Muka marah kadang pucat.

3. Penyebab
Penyebab atau sebagai trigger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya
keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus
internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama
kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan
stumulus eksternal.
4. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bias membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan
(risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan).

E. Klien
1. Kriteriaklien
a. Klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

2. Prosesseleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

F. Tata Tertib
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
5. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
G. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah :
1. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada
saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria
dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata
tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu dan bila tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan.
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan.

H. Pengorganisasian
1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal        : Kamis, 06 Januari 2022
b. Jam                : Pukul 15.00 – 16.00 WIB
c. Acara : 15Menit
- FaseOrientasi : 2 menit
- FaseKerja : 10menit
- Faseterminsi : 3 menit
d. Tempat                     : Ruang TAK
e. Jumlah pasien : 2 Orang
2. Tim Terapis
a. Leader : Dini Pratiwi
Tugas :
1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4) Memimpin diskusi kelompok

b. Co. Leader : Sri Luciani


Tugas :
1) Membuka acara
2) Mendampingi Leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi

c. Fasilitator : Susi Heryani, Friska Oktariana


Tugas:
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi

d. Observer : Nirmala Sari


Tugas:
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

3. Metode dan media


a. Metode
1) Dinamika Kelompok
2) Bermain peran/ stimulasi
b. Alat
1) Setting tempat
- Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
- Tempat tenang dan nyaman
C L O
L

K F K F

Keterangan:
K : Klien L : Leader CL : Co Leader
O : Observer F : Fasilitator

I. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang akan mengikuti kegiatan TAK
b. Mempersiapkan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis pada klien,
b. Evaluasi atau validasi
- Leader menanyakan perasaan klien saat ini
- Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan:latihan cara mengontrol halusinasi
2) Menjelaskan aturan main
- Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader.
- Lama kegiatan 15 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap keja
a. Terapis mememinta klien apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran
b. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan cara kemampuan
bercakap-cakap kepada teman atau keluarga.
c. Terapis memperagakan cara kemampuan bercakap-cakap dengan teman
atau keluarga dengan cara mengajak bercerita tentang makanan
kesukaan, hobi.
d. Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan cara
melakukan bercakap-cakap dengan teman atau keluarga untuk mengatasi
halusinasi nya.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Leader menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari

b. Tindak Lanjut
- Leader menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari  jika halusinasi muncul.
- Memasukkan kegiatan yang telah dilatih dalam kedalam jadwal
kegiatan harian klien

J. Kontrak yang akan datang


a. Leader mengakhiri sesi TAK yang akan datang atau 1 jam berikutnya yaitu
mengontrol halusinasi dengan kepatuhan cara meminum obat dengan benar.
b. Membuat jadwal kesepakatan waktu dan tempat
K. Evaluasi
1. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi IV: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi

A. PROSES KEPERAWATAN
NamaAnggota
- Klien peserta TAK :
1. Tn. A
2. Tn. E
Tujuan :
1. Klien dapat menjelaskan cara selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Klien dapat memahami cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
3. Klien dapat memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasinya muncul.

B. Proses PelaksanaanTindakan
1. Fase oreintasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi! Perkenalkan nama saya adalah perawat Dini, saya biasa
dipanggil perawat dini, saya disini memimpin acara hari ini, disamping
kanan saya ada perawat Sri Luciani sebagai co-leader. Disamping kiri saya
perawat Nirmala Sari sebagai observer dan ada juga perawat Susi heryani
dan perawat Friska Oktariana sebagai fasilitator.
b. Evaluasi / Validasi data
“Bagaimana perasaan bapak setelah mengikuti TAK sesi 3 ? “
c. Kontrak
“sekarang kita akan membicarakan masalah tentang mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap ”
d. Tempat
“kita akan berbincang-bincang disini lagi bapak “
e. Waktu
“ kita akan berbincang – bincang selama 15 menit”.
f. Tujuan
“Tujuan pembicaraan kita adalah agar bapak dapat mengetahui cara
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.”

2. Fase Kerja
“Apakah bapak masih mendengar suara bisikan saat ini? ”
“Apakah suara-suara berkurang / hilang?”
“Sekarang kita memperagakan cara mengontrol untuk halusinasinya bapak”
“Contoh bila ada suara ditelinga bapak dapat mengajak suster, teman atau
keluarga bercakap-cakap tentang makanan yang di sukai,hobi bapak – bapak
apa“ Coba Tn.A bagaimana bila ada suara bisik-bisikyang datang apa yang bisa
bapak lakukan?Saya mengajak ngobrol-ngobrol suster atau teman dan keluarga”
‘Coba Tn. E, bila ada suara bisikan. BagaimanaPak?”Bercakap-cakap dengan
keluarga atau teman saya tentang hobi”

“Sekali lagi ya bapak, kita praktekkan bersama “bila ada terdengar suara-suara
di telinga bapak bisa mengajak suster untuk bercakap-cakap tentang hobi .”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang dengan saya dan perawat
lainnya ?apakah bapak sudah mengerti ?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba bapak mempraktekkan cara mengontrol untuk halusinasi?”
c. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Bapak selama kita tidak bertemu, silahkan bapak melakukan apa yang
sudah saya ajarkan tadi tentang cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap
Secara teratur dan benar, kemudian bapak masukan kedalam jadwal kegiatan
bapak, nanti saya akan periksa jadwal kegiatan bapak.”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press.
Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai