Abstract
Walaupun perbedaan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan adalah biologis, tetapi dalam
kenyataanya, perlakuan gender yang diangga[ normal adalah perempuan diharapkan menjadi fiminin
dan laki-laki diharapkan menjadi maskulin. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki sex-role
stereotype yang akan mempengaruhi peronalitas dan perilaku mereka. Tujuan penulisan artikel ini
adalah untuk melihat apakah gaya kepemimpinan manajer laki-laki berbeda dengan gaya
kepemimpinan manajer perempuan dan membahas bagaimana manajer laki-laki dan perempuan
mendeskripsikan kecenderungan gaya kepemimpinan mereka. Artikel ini membahas karakteristik
feminitas dan maskuilinitas dari beberapa ahli, gaya kepemimpinan transformasional vs transaksional,
serta pandangan manajer laki-laki dan manajer perempuan tentang gaya kepemimpinan mereka.
Keywords Pendahuluan
Gaya kepemimpinan,
feminin vs. Maskulin, gaya
kepemimpinan
Hubungan antara stereotype laki-laki dengan
trasformasional vs nilai-nilai yang ada dalam organisasi sangat menyolok.
transaksional Organisasi seringkali menjadi rasional, analitikal
strategis, beroroentasi kepada keputusan, keras dan
agresif dan begitu juga dengan para lelaki. Hal ini
mempunyai implikasi yang penting bagi perempuan
yang ingin menjalankan dunia semacam ini sebab
sejauh ini apabila mereka berusaha mengembangkn
nilai-nilai tersebut, mereka sering dipandang
melanggar stereotype tradisional perempuan
sehingga akan menimbulkan kritikan-kritikan seperti
menjadi “terlalu tegas” dan mencoba memainkan
peran laki-laki.
21
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender
22
Martha Tilaar dalam bukunya Transformasional vs Transaksional
“Leadership Quotient, Perempuan
Pemimpin Indonesia”, menjelaskan Banyak penelitian terdahulu tentang
bahwa pergerakan mencari kesetaraan kepemimpinan menitik beratkan pada
gender merupakan suatu gerakan yang pengidentifikasian ciri-ciri kepribadian
telah dimulai sejak permulaan abad 20. yang dikenal dengan kepemimpunan
Gerakan yang secara khusus dilakukan efektif. Pada tahun 1990-an muncul trend
kaum perempuan sebagai aksi untuk baru penelitian kepemimpinan. Para
menuntut kesamaan hak dengan laki-laki peneliti mulai menfokuskan perhatian
ini dikenal dengan gerakan feminisme. mereka pada dua gaya manajemen yang
Gerakan feminisme semakin lama kontraks yaitu kepemimpinan
semakin gencar. transformasional vs transaksional.
Pertama kali ide tentang kepemimpinan
Sejalan dengan semakin terasa transformasional dikemukakan oleh
kebutuhan aktualisasi perempuan, Burns (1978) sedangkan konsepnya
gerakan tersebut semakin berkembang dikembangkan oleh Bass (1985).
bervariasi. Salah satu variasi gerakan
sedunia dipicu oleh International Women Kepemimpinan transformasional
Day yang diselenggarakan pada tanggal mengembangkan hubungan positif
8 Maret 1986 di Paris yang melahirkan dengan bawahan agar memperkuat
gerakan post-feminisme ini kemudian performa pekerja dan organisasi.
berkembang dalam 2 aliran besar. Aliran Manajer yang menampilkan
pertama mengkaji lebih dalam masalah kepemimpinan transformasional
identitas perempuan, sedangkan aliran mendorong pekerja untuk melihat
kedua lebih memperjelas tuntutan untuk kedepan kebutuhan mereka sendiri dan
kesamaan (equality) antara perempuan juga menitikberatkan pada kepentingan
dan laki-laki. Dalam konteks ini misalnya kelompok secara keseluruhan.
dipermasalahkan mengenai 2 pengertian
besar yaitu feminine versus masculine Resener (1991) memberikan
dan famale vesus male. Konsep yang penekan yang lebih besar pada
pertama berhubngan dengan konstruksi perempuan dibandingkan laki-laki dalam
sosial, budaya dan psikis perempuan, gaya kepemimpinan tranformasional.
sedangkan famale vesus male lebih Gaya kepemimpinan ini melibatkan
merupakan konsep biologis. Gerakan partisipasi, motivasi, dan kekuasaan
feminisme maupun post-feminisme pada (dengan kharisma), sedangkan
umumnya menolak perbedaan- pendekatan transaksional melibatkan
perbedaab baik biologis maupun motivasi dengan memberikan reward dan
konstruksi sosial. Mereka memolak sikap punishment kepada karyawan.
pasif dan ketergantungan sebagai ciri
khas perempuan. Menurut mereka
perempuan mempunyai kesetaraan
dengan laki-laki.
23
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender
24
situasi-situasi yang membanti
kepada persamaan itu. Seorang umum perempuan
Dalam setiap aspek manajemen, digambarkan berorientasi pada orang,
mencoba membuat orang-orang bekerja dengan dan melalui orang lain
merasa sebagai bagian organisasi termasuk staff, klien, dan para dewan
mulai dari membuat tujuan-tujuan direksi, dari hasil wawancara yang
sampai memutuskan strategi. dilakukan oleh Sparrow dan Rigg (1994)
terhadap 2 kelompok manajer
Masih menurut Rosener (1990), perumahan (terdiri dari kelompok
para laki-laki cenderung untuk lebih dari manajer laki-laki dan kelompok manajer
perempuan dalam hal: perempuan) di United Kingdom.
Mengadopsi gaya-gaya Penelitian tersebut menghasil pandangan
kepemimpinan transaksional (view) manajer laki-laki dan perempuan
(memberikan penghargaan atau terhadap aspek-aspek dan perempuan
hukuman untuk bawahan). yang ditanyakan dalam wawancara
tersebut. Menurut mereka gaya laki-laki
Menggunakan kekuasaan yang
cenderung lebih bersifat politis secara
datang dari posisi dan wewenang
lahiriah, semarak dan penuh kekuatan
formal organisasi mereka.
serta secara tradisional lebih bertindak
dekat pada kebijaksanaan, kebiasaan
Penelitian yang dilakukan Marshall
dan tradisi.
(1984) menemukan bahwa untuk
perempuan, tantangan dan kepuasan
Dalam pendekatan terhadap
dalam pekerjaan tertentu lebih penting
pembuatan keputusan, perempuan
daripada promosi promosi berulang untuk
digambarkan membuat keputusan-
pekerjaan tersebut.
keputusan yang dipertimbangkann,
bukan keputusan yang menggertak atau
Di pihak lain Powell (1988)
yang bersifat ragu-ragu. Istilah kuncinya
melaporkan perbedaan-perbedaan yang
adalah pembuatan keputudan
diamati dalam tingkah laku-tingkah laku
berdasarkan pada pengenalan. Dalam
spesifik dari laki-laki dan perempuan.
pengambilan keputusan laki-laki
Misalnya, apabila bawahan tampil
menggambarkan obyektif, analitis, dan
dengan buruk, laki-laki biasanya mencari
sistematis, kadang-kadang lebih lambat,
penyebab dari hal tersebut. Jika
kurang percaya diri dan berdasarkan
masalahnya adalah ketidakmampuan,
aturan.
mereka mungkin menggunakan
pelatihan, tatapi jika masalanya adalah
Dalam hal kepemimpinan
ketiadaan usaha, mereka cenderung
kelompok, pendekatan yang dilakukan
untuk menghukum. Sebaliknya
oleh perempuan cenderung
perempuan lebih senderung mengambil
menunjukkan suatu perhatian dan
pendekatan yang konsisten baik
pemahaman terhadap orang-orang
menggunakan cara pelatihan dan
berusaha untuk mengembangkan
hukuman disetiap kasus. Perempuan
mereka, menggunakan pengatahuan dan
juga cenderung kurang menggunakan
penglihatan tersebut sebagai sumber
sekretarus dan tidak suka menggunakan
pengelolaan, mengambil pendekatan
sesuatu yang menjdi penghalang antara
yang bersifat partisipatif, sedangkan
dirinya dengan bawahannya.
25
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender
26
Tabel 2. Salah satu topik utama yang
Pandangan manajer pria dan wanita dari menjadi perdebatan dalam literatur-
hasil penelitian Sparrow dan Rigg literatur kepemimpinan asalah perbedaan
antara management skill dan leadership
Aspek Pandandan Pandangan skill. Alimo dan Metcalfe (1995) dalam
Manajer Manajer Pria
Wanita penelitiannya yang membandingkan 2
Prioritas Tim Visi buag penelitian yang dilakukan terhadap
Pekerjaan Manajemen Enterpreneurship
pelayanan yang kemampuan
2 kelompok manajer di UK dan US telah
efektif mengemas ide menentukan beberapa karakteristik
untuk mencapai manajer laki-laki dan perempuan yang
tujuan
memiliki leadership skill. Tabel 3
Gaya kerja Politis memperlihatkan persepsi manajer laki-
People- Menggunakan
Oriented kekuatan High laki dan perempuan mengenai
Bekerja dengan profile karakteristik manajer laki-laki dan
orang lain semarak
teratur Percaya diri
perempuan yang memiliki leadership
Partisipatif Kesadaran yang skill.
tumbuhdari
peristiwa yang
berasal dari Untuk menhadi seorang pemimpin
lingkungan yang efektif, seorang manajer harus
eksternal
Peternalistik dipilih berdasarkan pada sejumlah skill.
Misalnya, untuk menjadi sukses seorang
Pendekatan Cenderung Cepat
dalam lambat Familiar Berorientasi manajer seharusnya mampu
pengambilan dengan aspek- pada tindakan mengembangkan dan melatih
keputusan aspek kunci Obyektif
Analitikal
bawahannya, mampu
Sistematis mengkomsumsikan sesuatu dengan
jelas, memecahkan konflik, menganalisa
Hubungan Memahami Mendukung
Interpersonal lambat timnya masalah, dan membuat keputusan.
dengan tim Sensitivitas Melihat/ Seorang manajer juga harus mampu
Peduli pada memberikan
Perasaan perhatian merespon tantangan kerja dengan cara
Individual kepada sesuatu yang positif, menggunakan waktu secara
setelah mereka
merasa tertarik efisein dan dapat mendelegasikan
pekerjaan. Burke dan Collins (2001)
Bergantung
sepenuhnya
menyatakan bahwa kepemimpinan
pada tim tranformasional adalah gaya
kepemimpinan yang paling efektif.
Hubungan
interpersonal Empati Melakukan
dengan klien Memahami tekanan pada
perbedaan kelompok
kebutuhan
Sumber: Sparrow, J. dan Rigg, C (1994)
27
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender
28
Kesimpulan transdormasional sedangkan laki-laki
lebih cenderung memiliki gaya
Pada dasarnya perempuan dan laki- kepemimpinan transaksional.
laki memiliki sex-role stereotype yang
akan berpengaruh pada personalitas dan Sporrow dan Right (1994)
perilaku mereka. Secara sosial seorang mengemukakan bahwa dengan semakin
perempuan lebih pasif, akomodatif dan bergamnya organisational setting maka
intuitif, sedangkan laki-laki lebih agresif tidak ada gaya kepemimpinan yang
aktif dan mendominasi. Gender paling efektif secara universal. Hal
merupakan variabel yang memberikan tersebuttergantung pada situasi dan
dampak yang tidak bisa diabaikan. Laki- orang-orang yang dikelola. Secara
laki dan perempuan berbeda dalam gaya tradisional dan stereotype, pendekatan
mempengaruhi dan kemampuan yang berpusat pada orang dikaitkan
mempengaruhi orang lain. Rosener dengan gaya feminin dan pendekatan
(1991) dan Burke dan Collins (2001) yang berorientasi pada tugas atau
menyatakan bahwa perempuan lebih pekerjaan dikaitkan dengan gaya
cenderung memiliki gaya kepemimpinan maskulin.
29
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender
30
Sparrow, J and Rigg, C., (1994), Gender,
Deversity and Working Styles,
Women and management,
Review, Vol. 9 No. 1, pp. 9-16
Tilaar, Martha dan Wulan Tilaar Widiarto
(2003), Leadership Quotient:
Perempuan Pemimpin
Indonesia. Grasindo, Jakarta.
Vilkins, Tricia and Carton, Greg, (1997).
How Different are The Roles
Displayed by Female and Male
Manager? Women and
management, Review, Vol. 12
No. 4, pp. 129-135
Zichy, Shoya, Women and the
Leadership Q. (2001).
McGraw-Hill, New York
31