Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender

Oleh: Alfriets Sepang, DPA

Abstract

Walaupun perbedaan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan adalah biologis, tetapi dalam
kenyataanya, perlakuan gender yang diangga[ normal adalah perempuan diharapkan menjadi fiminin
dan laki-laki diharapkan menjadi maskulin. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki sex-role
stereotype yang akan mempengaruhi peronalitas dan perilaku mereka. Tujuan penulisan artikel ini
adalah untuk melihat apakah gaya kepemimpinan manajer laki-laki berbeda dengan gaya
kepemimpinan manajer perempuan dan membahas bagaimana manajer laki-laki dan perempuan
mendeskripsikan kecenderungan gaya kepemimpinan mereka. Artikel ini membahas karakteristik
feminitas dan maskuilinitas dari beberapa ahli, gaya kepemimpinan transformasional vs transaksional,
serta pandangan manajer laki-laki dan manajer perempuan tentang gaya kepemimpinan mereka.

Keywords Pendahuluan
Gaya kepemimpinan,
feminin vs. Maskulin, gaya
kepemimpinan
Hubungan antara stereotype laki-laki dengan
trasformasional vs nilai-nilai yang ada dalam organisasi sangat menyolok.
transaksional Organisasi seringkali menjadi rasional, analitikal
strategis, beroroentasi kepada keputusan, keras dan
agresif dan begitu juga dengan para lelaki. Hal ini
mempunyai implikasi yang penting bagi perempuan
yang ingin menjalankan dunia semacam ini sebab
sejauh ini apabila mereka berusaha mengembangkn
nilai-nilai tersebut, mereka sering dipandang
melanggar stereotype tradisional perempuan
sehingga akan menimbulkan kritikan-kritikan seperti
menjadi “terlalu tegas” dan mencoba memainkan
peran laki-laki.

Banyak diskusi yang dilakukan selama dua


dekade terakir mempersoalkan apakah seorang
manajer laki-laki dan manajer perempuan berbeda.
Pada awal tahun 1990-an, sebuah penelitian
menyimpulkan tidak ada perbedaan gender dalam
kepemimpinan. Bebrapa peneliti terkenal dalam bidang
manajemen termasuk powell (1990; 1993) dan Bass
(1981) mendukung pernyataan ini.

21
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender

Penelitian Burke dan Collins (2001) Faminitas dan Maskulinitas


mendapatkan bukti yang berbeda. Hasil
dari kajuan tersebut melaporkan bahwa Bayak penulis yang telah
gaya kepemimpinan akuntan perempuan melakukan penelitian tentang gaya
berbeda dengan gaya kepemimpinan kepemimpinan perempuan dan laki-laki
akuntan laki-laki. Perbedaan gender mengelompokkan ciri-ciri yang termasuk
dalam gaya kepemimpinan dam skill feminim dan maskulin seperti terlihat
manajemen diidentifikasikan pada tabel 1. Yang menjadi pertanyaan
berdasarkan pengumpulan data pribadi kemudian adalah apakah ciri-ciri gender
dari sampel yang terdiri dari akuntan laki- tersebut merefleksikan perbedaan yang
laki dan akuntan perempuan. Hasil sesungguhnya?
penelitian yang didapat mendukung
penemuan terakhir tentang adanya Tabel 1.
perbedaan gaya kepemimpinan yang Karakteristik feminin dan maskulin
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan menurut beberapa ahli.
(Loden, 1985; Helgesen, 1990; Rosener, Feminitas Maskulinitas
Capra Sembang Banyak tuntutan
1990; Rosener et.al., 1990; Alimo Resposif Agresif
Metcalfe, 1995; Bas et.al.: Lipman- Kerjasama Kompetitif
Intutif
Blumen, 1996). mempersatukan
Boydeli Tidak logis Logis
Tujuan penulisan artikel ini adalah dan Bagian dari sifat Pisah dari sifat
Rammond alami alami
melihat apakah terdapat perbedaan gaya Sistematis Mekanis
kepemimpinan antara manajer laki-laki Otak kanan Otak kiri
Bersifat patuh Bersifat dominan
dan perempuan serta kecenderungan Penyatu Pemisah
mereka menerapkan gaya kepemimpinan Lunak Keras
Menang- Menang-kalah
transaksional atau gaya kepemimpinan menang Berentetan
transformasional. Tulisan ini diterapkan Berjarak mengontrol
dapat memberikan manfaat bagi para membebaskan
Marshall Saling Penonjolan diri
peneliti, manajer maupun karyawan tergantungan Pemisahan
dalam perusahaan. Artikel ini diorganisir Penggabungan Independen
Mendukung Kontrol
sebagai berikut: bagian pertama Kerjasama kompetisi
pendahuluan, bagian kedua mebahasa Kemauan
menerima
feminitas dan maskulinitas, bagian ketiga Waspada
gaya kepemimpinan transformasional vs terhadap pola-
transaksional, bagian keempat pola
Keseluruhan
pandangan tentang gaya kepemimpinan keberadaan
manajer laki-laki dan perempuan. Artikel Sumber: Sprrow, J., and Rigg, C., (1993)
ini ditutup dengan kesimpulan.

22
Martha Tilaar dalam bukunya Transformasional vs Transaksional
“Leadership Quotient, Perempuan
Pemimpin Indonesia”, menjelaskan Banyak penelitian terdahulu tentang
bahwa pergerakan mencari kesetaraan kepemimpinan menitik beratkan pada
gender merupakan suatu gerakan yang pengidentifikasian ciri-ciri kepribadian
telah dimulai sejak permulaan abad 20. yang dikenal dengan kepemimpunan
Gerakan yang secara khusus dilakukan efektif. Pada tahun 1990-an muncul trend
kaum perempuan sebagai aksi untuk baru penelitian kepemimpinan. Para
menuntut kesamaan hak dengan laki-laki peneliti mulai menfokuskan perhatian
ini dikenal dengan gerakan feminisme. mereka pada dua gaya manajemen yang
Gerakan feminisme semakin lama kontraks yaitu kepemimpinan
semakin gencar. transformasional vs transaksional.
Pertama kali ide tentang kepemimpinan
Sejalan dengan semakin terasa transformasional dikemukakan oleh
kebutuhan aktualisasi perempuan, Burns (1978) sedangkan konsepnya
gerakan tersebut semakin berkembang dikembangkan oleh Bass (1985).
bervariasi. Salah satu variasi gerakan
sedunia dipicu oleh International Women Kepemimpinan transformasional
Day yang diselenggarakan pada tanggal mengembangkan hubungan positif
8 Maret 1986 di Paris yang melahirkan dengan bawahan agar memperkuat
gerakan post-feminisme ini kemudian performa pekerja dan organisasi.
berkembang dalam 2 aliran besar. Aliran Manajer yang menampilkan
pertama mengkaji lebih dalam masalah kepemimpinan transformasional
identitas perempuan, sedangkan aliran mendorong pekerja untuk melihat
kedua lebih memperjelas tuntutan untuk kedepan kebutuhan mereka sendiri dan
kesamaan (equality) antara perempuan juga menitikberatkan pada kepentingan
dan laki-laki. Dalam konteks ini misalnya kelompok secara keseluruhan.
dipermasalahkan mengenai 2 pengertian
besar yaitu feminine versus masculine Resener (1991) memberikan
dan famale vesus male. Konsep yang penekan yang lebih besar pada
pertama berhubngan dengan konstruksi perempuan dibandingkan laki-laki dalam
sosial, budaya dan psikis perempuan, gaya kepemimpinan tranformasional.
sedangkan famale vesus male lebih Gaya kepemimpinan ini melibatkan
merupakan konsep biologis. Gerakan partisipasi, motivasi, dan kekuasaan
feminisme maupun post-feminisme pada (dengan kharisma), sedangkan
umumnya menolak perbedaan- pendekatan transaksional melibatkan
perbedaab baik biologis maupun motivasi dengan memberikan reward dan
konstruksi sosial. Mereka memolak sikap punishment kepada karyawan.
pasif dan ketergantungan sebagai ciri
khas perempuan. Menurut mereka
perempuan mempunyai kesetaraan
dengan laki-laki.

23
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender

Burke dan Collins (2001) serta (7) analisa masalah dan


melaporkan hasil kajiannya bahwa pemgambilan keputusan.
perempuan mungkin lebih bisa
menunjukkan bahwa mereka Pandangan tentang Gaya
menggunakan sebuah gaya Kepemimpinan Manager Laki-laki dan
kepemimpinan interaktif dibanding laki- Perempuan
laki, yang disebut kepemimpinan
transformasional. Gaya kepemimpinan ini Rajan dan Krishnan (2002)
sangat berhubungan dengan tujuh skill mengatakan bahwa terdapat perbedaan
manajemen secara umum yaitu (1) antara seorang manajer laki-laki dan
pendelegasikan, (2) manajemen konflik, perempuan dari segi segi stabilitas
(3) coaching dan developing, (4) personal emosional, agresifitas, kemampuan
organization dan time management, (5) memimpin, kepercayaan diri, kepastian,
komunikasi, (6) Adaptabilitas personal,
keutelan, keinginan bertanggungjawab, Resener (1990) melakukan
keseriusan, obyektifitas, pengatahuan penelitian mengenai gaya kepemimpinan
dan sifat keterusterangan. manajer laki-laki dan manajer perempuan
serta dan menemukan beberapa hal
Dengan adanya perbedaan gender yaitu:
dalam kerja, menjadikan masalah bagi  Perempuan kelihatanya lebih
perempuan. Sifat-sifat yang secara menggunakan “kepemimpinan
tradisional melekat pada perempuan transformasional” dari pada laki-laki
dianggap sebagai tidak efektif. Sifat-sifat yaitu memotivasi orang-orang
tersebut seperti lebih menggunakan dengan mentransform kesenangan
intuisi daripada logika linier, menyukai diri individu ke dalam tujuan-tujuan
dasar kemufakatan daripada kompetisi, kelompok.
serta mendorong keikutsertaan daripada  Perempuan menggunakan gaya-
memberikan perintah. Dalam artikelnya gaya “kepemimpinan interaktif”
Rosener (1991) berkomentar “ketika dengan mendorong partisipasi,
perempuan berlaku seperti perempuan, pembagian kekuasaan dan
mereka sering dipandang tidak seperti informasi, mempertinggi harga diri
pemimpin, tidak bersifat manajerial dan orang-orang.
tidak profesional”.
 Dibandingkan laki-laki, perempuan
kelihatannya lebih suka
Pada tingkat persepsi, seorang
menganggap asal mula
manajer yang ideal di stereotypekan
kekuasaannya adalah diri
mempunyai karakter-karakter yang
kemampuan interpersonal uang
maskulin. Sebagai konsekuensinya, jika
memiliki daripada jabatan dalam
perempuan ingin memajukan organisasi,
organisasi.
mereka didesak untuk belajar
pengatahuan obyektif dan keahlian-  Perempuan sebagai pemimpin
keahlian behavioral yang dibutuhkan percaya bahwa orang-orang akan
untuk berada ditempat pijakan yang tampil dengan sangat baik ketika
sama dengan rekan laki-laki. mereka merasa senang akan diri
mereka sendiri dan pekerjaan
mereka, dan ia mencoba membuat

24
situasi-situasi yang membanti
kepada persamaan itu. Seorang umum perempuan
 Dalam setiap aspek manajemen, digambarkan berorientasi pada orang,
mencoba membuat orang-orang bekerja dengan dan melalui orang lain
merasa sebagai bagian organisasi termasuk staff, klien, dan para dewan
mulai dari membuat tujuan-tujuan direksi, dari hasil wawancara yang
sampai memutuskan strategi. dilakukan oleh Sparrow dan Rigg (1994)
terhadap 2 kelompok manajer
Masih menurut Rosener (1990), perumahan (terdiri dari kelompok
para laki-laki cenderung untuk lebih dari manajer laki-laki dan kelompok manajer
perempuan dalam hal: perempuan) di United Kingdom.
 Mengadopsi gaya-gaya Penelitian tersebut menghasil pandangan
kepemimpinan transaksional (view) manajer laki-laki dan perempuan
(memberikan penghargaan atau terhadap aspek-aspek dan perempuan
hukuman untuk bawahan). yang ditanyakan dalam wawancara
tersebut. Menurut mereka gaya laki-laki
 Menggunakan kekuasaan yang
cenderung lebih bersifat politis secara
datang dari posisi dan wewenang
lahiriah, semarak dan penuh kekuatan
formal organisasi mereka.
serta secara tradisional lebih bertindak
dekat pada kebijaksanaan, kebiasaan
Penelitian yang dilakukan Marshall
dan tradisi.
(1984) menemukan bahwa untuk
perempuan, tantangan dan kepuasan
Dalam pendekatan terhadap
dalam pekerjaan tertentu lebih penting
pembuatan keputusan, perempuan
daripada promosi promosi berulang untuk
digambarkan membuat keputusan-
pekerjaan tersebut.
keputusan yang dipertimbangkann,
bukan keputusan yang menggertak atau
Di pihak lain Powell (1988)
yang bersifat ragu-ragu. Istilah kuncinya
melaporkan perbedaan-perbedaan yang
adalah pembuatan keputudan
diamati dalam tingkah laku-tingkah laku
berdasarkan pada pengenalan. Dalam
spesifik dari laki-laki dan perempuan.
pengambilan keputusan laki-laki
Misalnya, apabila bawahan tampil
menggambarkan obyektif, analitis, dan
dengan buruk, laki-laki biasanya mencari
sistematis, kadang-kadang lebih lambat,
penyebab dari hal tersebut. Jika
kurang percaya diri dan berdasarkan
masalahnya adalah ketidakmampuan,
aturan.
mereka mungkin menggunakan
pelatihan, tatapi jika masalanya adalah
Dalam hal kepemimpinan
ketiadaan usaha, mereka cenderung
kelompok, pendekatan yang dilakukan
untuk menghukum. Sebaliknya
oleh perempuan cenderung
perempuan lebih senderung mengambil
menunjukkan suatu perhatian dan
pendekatan yang konsisten baik
pemahaman terhadap orang-orang
menggunakan cara pelatihan dan
berusaha untuk mengembangkan
hukuman disetiap kasus. Perempuan
mereka, menggunakan pengatahuan dan
juga cenderung kurang menggunakan
penglihatan tersebut sebagai sumber
sekretarus dan tidak suka menggunakan
pengelolaan, mengambil pendekatan
sesuatu yang menjdi penghalang antara
yang bersifat partisipatif, sedangkan
dirinya dengan bawahannya.

25
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender

pendekatan yang dilakukan oleh laki-laki perempuan pemimpin. Dalam buku


adalah mengelola kelompoknua lebih tersebut, ia mengemukakan 8 tipe
paternalistik dan protektif, memelihata kepemimpinan perempuan yaitu tipe
jarak tertentu dengan kelompoknya, dan trustees (kepercayaan), tipe conservator
dalam beberapa peristiwa bersifat ( yang memelihara), tipe tactician (yang
memimpin, berkuasa dan bertujuan mengutamakan taktik), tipe relistic (yang
menuntun melalui kepercayaan diri mengutamakan kenyataan yang realistis
dengan cera memperlihatkan effort yang di lapangan), tipe strategic (yang
baik dalam bekerja. Pandangan manajer mengutamakan langkah-langkah rasional
laki-laki dan perempuan tentang aspek- untuk menguasai keadaan), tipe inovator
aspek yang ditanyakan terlihat pada tabel (yang mengutamakan inovasi-inovasi
2. dalam memecahkan masalah, tipe
mentor (yang memberikan tekanan pada
Shoya Zichy dalam bukunya motivasi yang diberikan kepada
Women and The Leadership quotient
pengikutnya), dan tipe advocator (yang berdasarkan beberapa jenis bunga yang
memfokuskan pada upaya memotovasi tumbuh dan dikenal baik di Indonesia
para pengikutnya dengan ide-ide atau yaitu mawar, anggrek, melati, teratai dan
petunjuk yang cemerlang). cempaka. Yang pertama, tipe mawar
(Rosace) adalah tipe pemimpin yang
Masih dalam buku yang sama, memiliki rasa percaya diri (self
Martha Tilaar seorang pengusaha confidance) yang besar. Tipe ini juga
perempuan Indonesia dalam bukunya tampil sebagai sosok yang mampu
menulis tentang spirit kepemimpinan menyemarakkan suasana di sekitarnya,
perempuan di Indonesia. Buku tersebut sangat komunikatif dan populer. Tipe
ditulis berdasarkan pengalaman dan yang kedua adalah tipe anggrek yang
pengamatan selama 30 tahun memimpin merupakan tipe pemimpin yang sangat
suatu perusahaan. Berdasarkan dari ulet, intensif, tekun, liat dan giat dalam
pengamatannya, dia menyimpulkan menghadapi berbagai tantangan. Tipe ini
bahwa spirit kepemimpinan berlaku sangat menghargai team work. Ketiga
universal. Artinya bahwa perempuan adalah tipe melati. Tipe melati adalah
Indonesia juga memiliki spirit, tipe pemimpim yang sederhana, tidak
kemampuan dan kualitas yang tidak menonjolkan diri, sangat jujur dan
kalah dibandingkan dengan para bijaksana. Yang keempat adalah tipe
perempuan manca negara. teratai. Tipe ini adalah tipe pemimpin
yang jujur dan independen. Yang
Dari pengamatannya terhadap terakhir adalah tipe cempaka yang
ragam katakter pemimpin, Martha Tilaar merupakan tipe pemimpin yang penuh
kemudian mengkategorikan karakter tanggung jawab, mengoyami dan
perempuan pemimpin Indonesia dalam memberi suri tauladan.
beberapa kelompok. Pengelompokkan ini
dilakukan mengidentifikasi secara garis
besar sifat dan ciri yang menonjol dari
masing-masing pemimpin yang diamati.
Martha Tilaar mengelompokkan karakter
pemimpin perempuan Indonesia

26
Tabel 2. Salah satu topik utama yang
Pandangan manajer pria dan wanita dari menjadi perdebatan dalam literatur-
hasil penelitian Sparrow dan Rigg literatur kepemimpinan asalah perbedaan
antara management skill dan leadership
Aspek Pandandan Pandangan skill. Alimo dan Metcalfe (1995) dalam
Manajer Manajer Pria
Wanita penelitiannya yang membandingkan 2
Prioritas Tim Visi buag penelitian yang dilakukan terhadap
Pekerjaan Manajemen Enterpreneurship
pelayanan yang kemampuan
2 kelompok manajer di UK dan US telah
efektif mengemas ide menentukan beberapa karakteristik
untuk mencapai manajer laki-laki dan perempuan yang
tujuan
memiliki leadership skill. Tabel 3
Gaya kerja Politis memperlihatkan persepsi manajer laki-
People- Menggunakan
Oriented kekuatan High laki dan perempuan mengenai
Bekerja dengan profile karakteristik manajer laki-laki dan
orang lain semarak
teratur Percaya diri
perempuan yang memiliki leadership
Partisipatif Kesadaran yang skill.
tumbuhdari
peristiwa yang
berasal dari Untuk menhadi seorang pemimpin
lingkungan yang efektif, seorang manajer harus
eksternal
Peternalistik dipilih berdasarkan pada sejumlah skill.
Misalnya, untuk menjadi sukses seorang
Pendekatan Cenderung Cepat
dalam lambat Familiar Berorientasi manajer seharusnya mampu
pengambilan dengan aspek- pada tindakan mengembangkan dan melatih
keputusan aspek kunci Obyektif
Analitikal
bawahannya, mampu
Sistematis mengkomsumsikan sesuatu dengan
jelas, memecahkan konflik, menganalisa
Hubungan Memahami Mendukung
Interpersonal lambat timnya masalah, dan membuat keputusan.
dengan tim Sensitivitas Melihat/ Seorang manajer juga harus mampu
Peduli pada memberikan
Perasaan perhatian merespon tantangan kerja dengan cara
Individual kepada sesuatu yang positif, menggunakan waktu secara
setelah mereka
merasa tertarik efisein dan dapat mendelegasikan
pekerjaan. Burke dan Collins (2001)
Bergantung
sepenuhnya
menyatakan bahwa kepemimpinan
pada tim tranformasional adalah gaya
kepemimpinan yang paling efektif.
Hubungan
interpersonal Empati Melakukan
dengan klien Memahami tekanan pada
perbedaan kelompok
kebutuhan
Sumber: Sparrow, J. dan Rigg, C (1994)

27
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender

Penelitian yang dikembangkan oleh - Pendekatan - Dapat


personal (dapat mempengaruhi
Quinn (1988) dan Denison et. Al., (1995) memberikan orang lain
mengidikasikan bahwa ada 8 peranan informasi - Mudah
personal dan dengan orang
manajerial yang harus ditunjukkan jika merespon lain
manajer infin menjadi efektif. Peran dengan ramah) - Komnikasi dua
manajerial tersebut diidentifikasi dengan - Enjoy dengan arah
apapun - Dapat
menggunakan kerangka kerja nilai - Komunikatif berkomunikasi
kompetisi yang disebut dengan model secara efektif
dengan
Quinn. Peranan manajerial tersebut banyak orang
adalah (1) inovator, (2) perantara, (3) Gaya kerja - Menggunakan
orang-orang - Penggerak
prosedur, (4) direktur, (5) koordinator, (6) yang kreatif - Kejelasan
pengawas, (7) fasilitator, dan (8) - Memiliki skill tujuan
- Sibuk tetapi - Memberikan
penasehat. Untuk mengatahui persepsi “dapat perintah yang
pribadi terhadap manajer wanita maka diganggu” jelas
maka Quinn mewawancarai 149 - Keras dan - Independen
memberikan - Career driven
manager dan rekan sebaya, staf serta dukungan mengorgasir
bos mereka. Dari hasil penelitian tersebut - Dapat
menyelesaikan
didapatkan bahwa persepsi pribadi permasalahan
seluruh manager perempuan yang ada
dalam
menunjukkan peranan mengkoordinasi, organisasi
memonitor dan menasehati lebih baik dengan konsep
“cinta”
dari yang dilakukan oleh manajer laki- - Mulai dengan
laki. Staff mereka menyatakan bahwa asumsi bahwa
manajer perempuan lebih sering setiap orang
ingin melakukn
menunjukkan 5 peranan yaitu inovator, pekerjaan yang
prosedur, direktur, koordinator dan baik
penasehat sedangkan rekan sebaya Kualitas - Self-aware
mereka menyatakan bahwa manager personal (merasa
lainnya nyaman
laki-laki dan perempuan memiliki dengan dirinya)
perbedaan da;lam 2 peranan manajerial - Pandangan
yaitu dalam hal “perantara dan positif terhadap
orang lainyang
penasehat”. Sedangkan antara manager menilai dirinya
laki-laki dan perempuan. - Sadar bahwa
mereka mudah
dikecam/dikritik
Tabel 3. - Jujur dengan
nilai-nilai yang
Persepsi manajer laki-laki dan mereka miliki
perempuan tentang karakteristik Mampu
berinteksi
manajer yang memiliki leadership dengan orang-
skill orang yang
berbeda dalam
maupun di luar
Aspek Persepsi dari Persepsi dari
organisasi
Manajer Manajer Laki-
Sumber: Alimo dan Metcalfe (1995)
Perempuan laki
Keahlian - Berhubungan - Percaya diri
komunikasi dengan orang sebagai
dan lain pada level pembicara
interpersonal yang sama

28
Kesimpulan transdormasional sedangkan laki-laki
lebih cenderung memiliki gaya
Pada dasarnya perempuan dan laki- kepemimpinan transaksional.
laki memiliki sex-role stereotype yang
akan berpengaruh pada personalitas dan Sporrow dan Right (1994)
perilaku mereka. Secara sosial seorang mengemukakan bahwa dengan semakin
perempuan lebih pasif, akomodatif dan bergamnya organisational setting maka
intuitif, sedangkan laki-laki lebih agresif tidak ada gaya kepemimpinan yang
aktif dan mendominasi. Gender paling efektif secara universal. Hal
merupakan variabel yang memberikan tersebuttergantung pada situasi dan
dampak yang tidak bisa diabaikan. Laki- orang-orang yang dikelola. Secara
laki dan perempuan berbeda dalam gaya tradisional dan stereotype, pendekatan
mempengaruhi dan kemampuan yang berpusat pada orang dikaitkan
mempengaruhi orang lain. Rosener dengan gaya feminin dan pendekatan
(1991) dan Burke dan Collins (2001) yang berorientasi pada tugas atau
menyatakan bahwa perempuan lebih pekerjaan dikaitkan dengan gaya
cenderung memiliki gaya kepemimpinan maskulin.

29
Perbedaan Gaya Kepemimpinan dalam Perspektif Gender

DAFTAR PUSTAKA Marshall, J. (1984), Women Managers:


Travellers in Male World,
Alimo, Metcalfe, B., (1995), An Wiley, Chichester, Sussex.
Investigation of Female and Powell, G.N., (1988). Women and Men in
Male Construct of Leadership Management, Sage, CA, pp.
and Empowerment, Women in 147.
Management Review, Vol. 10, Powell, G.N., (1990).”One More Time: do
No. 2, pp. 3-8. famale and male manager
differ?” Academy of
Bass, B. M. (1981). “Women and Management Executive, Vol. 4
Leadership,” in Ralph No. 3, pp. 68-75.
Stagdill’s Handbook of Powell, G.N., (1993). Women and Man in
Leaership Survey of Theory Management, Second Edition,
and Research, Second sage Publications, Newbury
Edition, Free Press, New York, Park, CA.
NY. Quinn, R.E., (1988), Beyond Rational
Bass, B. M. (1985). “Leadershi and Management: Mastering the
Performance Beyond Paradoxes and Competing
Expectation”, Free Press, New Demands of High
York, NY. Performance, Jossey-Bass,
Baack, J., Carr, Ruffino, N. And Pelletier, San Fransisco, CA.
M. (1993), “making it to The Rajan, S and Krishnan, VR. (2002).
Top: Specifiec Leadership”, Imapct of Gender on Influance,
Women in Management Power and Authoritarianism,
Review, Vol. 8 No. 2., pp. 17- Women in Management
23. Review, Vol. 17 No. 5 pp. 197-
206
Burke, Sarah and Collins, K.M., (2001),
“Gender5 Diffirences in Rosener, J., B., (1991). “Ways Men and
Leadership Stless and Women Lead,” Debate,
Management Skills,” Women Harvard Business Review,
in Management Review. Vol. January/February, pp. 153/3
17 No. 5 pp. 197-206 Sarros, J., (1993), Leadership Report
Burns, J.M., (1978). Leadership, Harper & 1993: Australian Trends in
Row, New York, NY. Corporate Leadership,
Capra, F., The Turning Point, Fontana, Leadership Research Unit,
London, 1983. Management Monograph
Denison, D.R., Hoijberg, R. And Quinn, Series, Syme Business
R.E. (1995), “Paradox & School-Frankston.
Performance: Toward a Sparrow, J and Rigg, C., (1993), “ Job
Theory of Behaviounal Analysis: Selection for The
Complexity in Managerial Masculine Approach to
Leadership,” organization Management,” Selection and
Science, Vol. 6, pp. 524-40. development Review, Vol. 9,
No. 2, pp. 5-8

30
Sparrow, J and Rigg, C., (1994), Gender,
Deversity and Working Styles,
Women and management,
Review, Vol. 9 No. 1, pp. 9-16
Tilaar, Martha dan Wulan Tilaar Widiarto
(2003), Leadership Quotient:
Perempuan Pemimpin
Indonesia. Grasindo, Jakarta.
Vilkins, Tricia and Carton, Greg, (1997).
How Different are The Roles
Displayed by Female and Male
Manager? Women and
management, Review, Vol. 12
No. 4, pp. 129-135
Zichy, Shoya, Women and the
Leadership Q. (2001).
McGraw-Hill, New York

31

Anda mungkin juga menyukai