Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PERAWATAN PASIEN ORTHODONTIA

(PASIEN KE-2)

Disusun Oleh : Shahnaz Dwi Permata Putri

NIM G4B018034

Dosen Supervisor Klinik :

drg. Ryana Budi P., MDSc

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2021
LEMBAR REKAM MEDIK ORTODONSI

A. IDENTITAS PASIEN I
NAMA PASIEN : Safira Fauziati
JENIS KELAMIN : L / P USIA : 245 tahun
ALAMAT : Purwokerto
PEKERJAAN : Mahasiswi
SUKU/ KEBANGSAAN : Jawa
NAMA ORANGTUA/WALI : Tn. Soepeno
PEKERJAAN ORANGTUA : Wirausaha
OPERATOR : Shahanz Dwi Permata Putri / NIM : G4B018032
DOSEN PEMBIMBING : drg. Ryana Budi P., MDSc
NOMOR MODEL :-

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Pasien datang ingin merapikan gigi depannya yang berjejal sehingga
terdapat makanan terselip.

Riwayat Penyakit umum : Pasien dalam keadaan compos mentis. Tidak ada riwayat
penyakit sistemik. Pasien pernah dirawat karena mengalami diare 2 tahun lalu

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi


Geligi Gigi Desidui : tidak ada kelainan
Gigi Bercampur : tidak ada kelainan
Gigi Permanen : Terdapat gigi berjejal pada anterior rahang atas dan rahang bawah. Pasien
belum pernah melakukan perawatan ortodonti.

Family History :
Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien:
TIDAK ADA
ADA : Ayah Ibu
Saudara Laki-lakiÖ Saudara Perempuan
Keterangan : Ayah dan ibu pasien memiliki gigi yang berjejal

Social History : Tidak ada Kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk yang berkaitan dengan keluhan pasien:


NO JENIS ONSET DURAS FREKUEN INTENSITA KETERANG
KEBIASAAN I SI S AN
1
2

3.

C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Jasmani : Baik
Mental : Baik
Status Gizi :
Tinggi Badan (TB) = 1,62 m Berat Badan (BB) =62 kg
!! ($% **
Indeks masa Tubuh = &!' (() = +,-.! = 23,6
Satus Gizi : KURANG Ö NORMAL LEBIH
Bentuk Skelet : Endomorfik Ö Mesoformik Ektomorfik

2. KEADAAN LOKAL EKSTRA ORAL


a. Bentuk Kepala :
Lebar Kepala (jarak horizontal terlebar antara puncak supramastoidea dan zygomatic
kanan dan kiri) = 14,4 cm
Panjang Kepala (jarak glabella – occipital) = 18,5 cm
/0123 405262 724897:7 +?,?
Indeks Kepala = ;2<=2<> 405262 724897:7x 100 =+.,+x 100 = 79,45 %

Bentuk kepala = Brakisepali Ö Mesosepali Dolikosephali


b. Bentuk Muka :
Jarak Nasion – Gnation = 11,3 cm Lebar byzigomatic = 13 cm
@ABA$ CADEFGHIGAJEFG ++,-
Indeks Muka = x 100 =+',Qx100 = 86,92 %
KLMAB MNOE%F(AJEP

Bentuk muka : Hipereuriprosop □ Euriprosop √ Mesoprosop


□ Leptoprosop □ Hiperleptoprosop
c. Profil Muka :
Titik pertemuan bibir atas (Lca) dan bibir bawah (Lcb) berada di
depan/tepat/belakang* garis Glabella (Gl) dan Pogonion (Pog)
Profil mu ka : Lurus Cekung Ö Cembung

d. Golden Proportion
Proporsi Vertikal Muka : Ö Proporsional/Harmonis Tidak Harmonis
Ket : -
Proporsi Horizontal Muka : Ö Proporsional/Harmonis Tidak Harmonis
Ket :-

Proporsi muka horizontal (the rule of fifth) Proporsional muka vertical proposional/ harmonis
proposional/ harmonis (jarak Tr-Gl dengan Gl-Sn (Jarak LH-OC dengan OC-IC dengan IC-IC dengan IC-
dengan Sn-Me sama besar) OC dengan OC-LH sama besar)

e. Garis Simon (Bidang Orbital)


Melewati : RA : Kanan = 1/3 distal caninus RB: Kanan : antara Caninus dan P1
Kiri = 1/3 distal caninus Kiri : antara Caninus dan P1
Posisi rahang terhadap garis Simon (bidang Orbita) :
Maksila: NORMAL / PROTRUSIF / RETRUSIF
Mandibula : NORMAL / PROTRUSIF / RETRUSIF
f. TMJ :
Auskultasi : Ö Normal Abnormal
Palpasi : Ö Normal Abnormal
Pergerakan : Ö Normal Abnormal
Deviasi : Ö Tidak Ada Ada : ............
Keterangan : Tidak ada kelainan
g. Tonus Otot Mastikasi: ÖNORMAL HIPERTONUS HIPOTONUS
Keterangan : Tidak ada kelainan.
h. Pemeriksaan Bibir
Relasi : Ö Kompeten Inkompeten
i. Tonus Otot Bibir Atas: ÖNORMAL HIPERTONUS HIPOTONUS
Keterangan : Tidak ada kelainan.
j. Tonus Otot Bibir Bawah: √ NORMAL HIPERTONUS HIPOTONUS
Keterangan : Tidak ada kelainan
k. Fonetik: √ NORMAL ABNORMAL

3. KEADAAN LOKAL INTRAORAL


a. Higiene Mulut : OHI-s = 1,21. √ BAIK SEDANG BURUK
b. Pola Atrisi : √ NORMAL ABNORMAL: Regio: -
c. Lingua : BESAR √ SEDANG KECIL
d. Palatum : Vertikal: √ SEDANG TINGGI RENDAH
Lateral : √ SEDANG LEBAR SEMPIT
e. Gingiva : √ NORMAL ABNORMAL; Ket. : -
f. Mukosa : √ NORMAL ABNORMAL; Ket. : -
g. Frenulum : Fren. Labii Superior : √ NORMAL ABNORMAL; Ket. : -
Fren. Labii Inferior : √ NORMAL ABNORMAL; Ket. : -
Frenulum Lingualis: √ NORMAL ABNORMAL; Ket. : -
h. Tonsila : √ NORMAL ABNORMAL; Ket. : .......................
i. Fase Gigi Geligi : DESIDUI BERCAMPUR √ PERMANEN
j. Relasi Molar : Kanan : Kelas I Kiri : Kelas I
k. Relasi Kaninus : Kanan : Kelas I Kiri : Kelas I
l. Overbite : 3,5 mm
m. Overjet : 5 mm
n. Diastema : Central Ada : - mm Ö Tidak ada
Miltiple Ada : - mm Ö Tidak ada
o. Crossbite : Ada, Anterior/Posterior* Ö Tidak ada

D. ANALISIS FUNGSIONAL
Free way space : 2 mm (Normal/ abnormal)
Path of closure : Normal/ abnormal
Keterangan : -
Sendi Temporo mandibula : Normal/ abnormal
Keterangan : -
Displascement Mandibula : ada / tidak ada
Keterangan : -
E. ANALISI FOTO MUKA

Foto Frontal Rest Position Foto Frontal Oklusi Foto Lateral


untuk melihat kesimetrisan wajah dari untuk melihat kesimetrisan wajah dengan melihat profil wajah menggunakan analisis
orientasi garis vertical (Trichion-Glabella- gigi anterior rahang atas (midline gigi Graber (Cembung karena titik pertemuan
Subnasal-Pogonion-Menton) Garis anterior rahang atas dngan midline wajah) Lcb-Lca berada didepan garis GL-Pog)
Horizontal (interpupil, zygoma)

F. ANALISIS MODEL STUDI


1. Bentuk lengkung gigi
Rahang atas :
Bentuk :
Setengah elips Ö Parabola U Form V form Trapezoid
Kesimetrisan :
Asimetris Ö Simetris

Rahang bawah :
Bentuk :
Setengah elips Ö Parabola U Form V form Trapezoid
Kesimetrisan :
Asimetris Ö Simetris
2. Malposisi Gigi Individual
- 18 28 -
Normal 17 27 Normal
Normal 16 26 Distolabioversi
Normal 15 25 Normal
Normal 14 24 Normal
Normal 13 23 Normal
Mesiopalato-torsoversi 12 22 Mesiolabio-torsoversi
Distolabio-torsoversi 11 21 Normal
Mesiolinguo-torsoversi 41 31 Distolabio-torsoversi
Normal 42 32 Linguoversi
Normal 43 33 Normal
Normal 44 34 Normal
Normal 45 35 Normal
Normal 46 36 Normal
Normal 47 37 Normal
- 48 38 -

3. Relasi Gigi-gigi pada Oklusi Sentrik


• Anterior :
Overjet : 5 mm Overbite : 3 mm
Palatal bite : √ Tidak ada Ada : -
Deep bite : Ö Tidak ada Ada : -
Open bite : Ö Tidak ada Ada : -
Edge to edge bite : √ Tidak ada Ada : -
Cross bite : √ Tidak ada Ada : -

• Posterior
Cross bite : √ Tidak ada Ada : -
Open bite : √ Tidak ada Ada :
Scissor bite : √ Tidak ada Ada : -
Cusp to cusp bite : √ Tidak ada Ada : -
4. Median Line

Garis inter insisivus sentral terhadap garis tengah rahang :

√ Segaris Tidak Segaris

RA bergeser ke : kanan kiri Besar pergeseran : - mm

RB bergeser ke : kanan kiri Besar pergeseran : - mm

5. Relasi Gigi Rahang Atas terhadap Geligi rahang bawah

Relasi Sagital

Gigi RELASI ( beri tanda centang pada kolom yang sesuai)

NEUTROKLUSI DISTOKLUSI MESIOKLUSI CUSPBITE TANPA RELASI

CANINUS Ö
KANAN

CANINUS Ö
KIRI

MOLAR Ö
KANAN

MOLAR Ö
KIRI

6. Lebar Mesiodistal Gigi-gigi


Gigi Rahang Atas Rahang Bawah
Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket
1 8,4 8,5 7,40 – 9,75 5,3 6,0 4,97 – 6,60
2 6,8 6,8 6,05 – 8,10 5,8 5,8 5,45 – 6,85
3 7,6 7,2 7,05 – 9,32 6,4 7,4 6,15 – 8,15
4 6,9 6,7 6,75 – 9,00 7,0 6,7 6,35 – 8,75
5 6,6 6,8 6,00 – 8,10 7,9 6,8 6,80 – 9,55
6 9,6 9,4 9,95 – 12,10 10,9 10,5 10,62 – 13,05
7 8,8 8,8 8,75 – 10,87 10,1 9,9 8,90 – 11,37
Kesimpulan :
Lebar mesiodistal gigi-geligi pasien dalam batas normal
7. Gambar Intraoral dari Frontal dan Lateral

8. Gambar Model Studi dari Oklusal

G. PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
1. Diskrepansi model :
Maksila
Tempat yang tersedia (available space) : 70,5 mm
Tempat yang dibutuhkan (required space) : 72,3mm
Jumlah kekurangan / kelebihan tempat : - 1,8 mm
Mandibula:
Tempat yang tersedia (available space) : 63,6 mm
Tempat yang dibutuhkan (required space) : 64,4 mm
Jumlah kekurangan / kelebihan tempat : -0,8 mm
Keterangan
Terdapat perbedaan lengkung rahang dan lengkung gigi pada rahang atas sebanyak -
1,8 mm dan -0,8 mm pada rahang bawah.
2. Metode Pont
Jumlah mesiodistal 12-11-21-22 = 30,5 mm
Jarak P1-P1 Pengukuran = 33,2 mm
R:762S 7089TU98V26 +'H++H'+H''
Jarak P1-P1 Perhitungan = .W
x 100 = 38,12 mm
Diskrepansi = 4,92 mm
Normal ÖKontraksi Distraksi
Jarak M1-M1 Pengukuran = 42 mm
R:762S 7089TU98V26 +'H++H'+H''
Jarak M1-M1 Perhitungan = -?
x 100 = 47,65 mm
Diskrepansi = 5,65 mm
Normal Ö Kontraksi Distraksi
Keterangan : Dental Arch mengalami penyempitan dan mendekati kearah midsagital

3. Metode Korkhaus
Jarak I – (P1-P1) sesuai tabel Korkhaus = 17,8 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran = 17,9 mm
Diskrepansi = 0,1 mm
□ Normal □ Retraksi √ Protraksi
Keterangan : Nilai ideal < Nilai sebenarnya, maka tinggi lengkung gigi mengalami
protaksi

4. Metode Howes
Jumlah MD M1-M1 RA = 91,3 mm
Jarak p1-p1 (tonjol) = 40 mm
XABA$ Y+HY+ ?+,. ((
Indeks P = XZ([A\ ]^ ]+H]+ _`x100% = Q+,a ((x100% = 43,8 %

Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi :


□ Cukup □ Kurang √ Lebih
Keterangan: Lebar lengkung gigi untuk menampung panjang gigi geligi lebih (<43%)
Jarak interfossa canina = 44,7 mm
XABA$ EGJLB bc ??,a ((
Indeks FC = XZ([A\ ]^ ]+H]+ _`x100% = Q+,a ((x100% = 48,95%

Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi :


□ Cukup □ Kurang √ Lebih
Kesimpulan
Indeks P : 43,8%
Indeks FC : 48,95 %
Indeks P lebih Kecil / Sama / Besar dari Indeks FC
□ Normal □ Divergen √ Konvergen
Keterangan: inklinasi gigi geligi posterior konvergen dan indikasi dilakukan ekspansi
(Lebar fossa canina > inter P1)

5. Metode Bolton
Jumlah MD 6 gigi anterior RB = 36,2 mm
Jumlah MD 6 gigi anterior RA = 45,3 mm
Jumlah MD 12 gigi RB = 85,3 mm
Jumlah MD 12 gigi RA = 91,3 mm

Anterior Bolton Analysis (rasio anterior)


Ukuran gigi anterior RA berlebih < 77,2% ±1,65 < Ukuran gigi anterior RB berlebih
@Z([A\ ]^ - %E%E AGJLBEFB _!
Rasio anterior = @Z([A\ ]^ - %E%E AGJLBEFB _! x 100% = 79,91 %

Kesimpulan : Ukuran gigi RA anterior berlebh / Ukuran gigi anterior RB berlebih


*) coret yang bukan pilihan

Full Arch Bolton Analysis (rasio keseluruhan )


Ukuran gigi anterior RA berlebih < 91,3% ±1,91 < Ukuran gigi anterior RB berlebih
@Z([A\ ]^ +' %E%E _!
Rasio anterior = @Z([A\ ]^ +' %E%E _` x 100% = 93,42 %

Kesimpulan : Ukuran gigi RA anterior berlebh / Ukuran gigi anterior RB berlebih


*) coret yang bukan pilihan
H. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI
§ Faktor Keturunan : ayah dan ibu pasien mengalami gigi yang
crowding
§ Disharmoni Dento Maksiler :-
§ Kebiasaan Buruk :-
§ Premature Loss gigi desidui :-
§ Kelainan Otot Mulut :-
§ Kelainan Jumlah Gigi :-
§ Malposisi benih gigi :-
§ Kelainan patologi :-
§ Defect Congenital :-
§ Sebab-sebab yg tidak diketahui : tidak ada
§ Lain –lain :

I. ANALISIS SEFALOMETRI
1. Analisis Steiner

Analisis Steiner Rata- Hasil Interpretasi


Rata
Analisis Maksila Sudut SNA 82ᵒ ± 2ᵒ 84ᵒ Normal
Skeletal Mandibula Sudut SNB 80ᵒ ± 2ᵒ 82ᵒ Normal
Relas maksila Sudut ANB 2ᵒ - 4ᵒ 2ᵒ Relasi skeletal pasien
terhadap Kelas I
mandibula
Bidang Sudut Oklusal 14ᵒ 14ᵒ Normal
Oklusal ke SN
Bidang Sudut Go-Gn 32ᵒ 38ᵒ Pertumbuhan
Mandibula ke SN mandibular tidak
normal (berlebih)
Analisis Posisi Gigi Jarak I ke NA 4 ± 2 mm 5 mm Normal
Dental Insisivus Sudut I ke NA 22ᵒ ± 2ᵒ 24ᵒ Normal
terhadap
Maksila
Posisi Gigi Jarak I ke NB 4 ± 2 mm 7 mm Gigi insisivus rahang
insisivus bawah protusif
terhadap Sudut I ke NB 25ᵒ 30ᵒ Gigi insisivus rahang
Mandibula bawah protusif

Sudut Sudut Iatas ke 130ᵒ ± 15ᵒ 123ᵒ Normal


Interinsisal Ibawah

2. Analisis Down
Analisis Down Rata-Rata Hasil Interpretasi

Analisis Sudut Facial N-Pog dan 87,8ᵒ ± 5ᵒ 84ᵒ Normal


Skeletal FHP
Sudut N-A-Pog 0ᵒ ± 8ᵒ 5ᵒ Lurus
Convexity
Bidang A-B N-Pog dan -9ᵒ 2ᵒ Maksila Protusif
Garis A-B dan mandibular
retrusif
Bidang Go-Me dan 21,9ᵒ 37ᵒ High angle, karena
Mandibula FHP (17ᵒ -28ᵒ) mandibula
retrognatik
Sumbu Y Perpotonga 59,4ᵒ 66ᵒ Normal
n garis S- (53ᵒ - 66ᵒ)
Gn dan
FHP
Analisis Sudut I-I 135,4ᵒ 123ᵒ Normal
Dental Interinsisal (120ᵒ -
150ᵒ)
Sudut I – Bidang 14,5ᵒ 4ᵒ Normal
insisivus – Oklusal (3,5ᵒ - 20ᵒ)
Bidang
Oklusal
Sudut I – Bidang 91,4ᵒ 93ᵒ Normal
insisivus – Mandibula
bidang
mandibula
I - APog I - APog 2,7 mm 4,5 mm Normal
(-1mm – 5
mm)

Kesimpulan Sefalometri :
Berdasarkan analisis Steiner, relasi skeletal pasien yaitu Kelas I dengan inklinasi gigi
rahang bawah protusif
Berdasarkan analisis Downs, gigi rahang bawah retrusif dengan profil wajah lurus.
J. DIAGNOSIS
Kalsifikasi maloklusi Angle
Kelas I : Tipe 1 / 2 / 3 / 4 / 5
Kelas II : Divisi 1 / 2
Kelas III : Tipe 1 / 2 / 3
Keterangan : Relasi Molar Neutroklusi dengan gigi anterior yang berjejal pada rahang atas dan
rahang bawah

K. RENCANA PERAWATAN
Rahang Atas : Non-Ekstraksi : Ekspansi rahang atas
Grey-area :-
Ekstraksi :-

Rahang Bawah : Non-Ekstraksi : Ekspansi rahang bawah


Grey-area :
Ekstraksi :

L. PROGNOSIS
BAIK / MERAGUKAN / BURUK
ALASAN : Pasien berusia muda, tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, pasien kooperatif,
perawatan akan berhasil apabila pasien menggunakan peranti secara teratur sesuai dengan
instruksi operator.
M. RENCANA PERAWATAN
Rahang atas
1. Mencari ruang sebesar 1,mm dengan cara ekspansi ke lateral
2. Mesialisasi gigi 11 dan 21 dengan menggunakan kantilever tunggal
3. Menggerakkan sisi mesial gigi 11 ke arah labial dengan menggunakan kantilever ganda
4. Menggerakkan sisi mesial gigi 12 dan 22 ke arah labial dengan menggunakan kantilever
ganda
5. Mertraksi gigi anterior rahang atas menggunakan labial bow aktif
6. Mempertahankan posisi gigi menggunakan retainer hawley
Rahang Bawah
1. Mencari ruang sebesar 0,8 mm dengan cara ekspansi ke lateral
2. Mesialisasi gigi 31 dan 41 dengan menggunakan kantilever tunggal
3. Menggerakkan sisi mesial gigi 31 dan 41 ke arah labial dengan menggunakan kantilever
ganda
4. Menggerakkan gigi 32 dan sisi distal gigi 33 ke arah labial dengan menggunakan kantilever
ganda
5. Meretraksi gigi anterior rahang bawah menggunakan labial bow aktif
6. Mempertahankan posisi gigi menggunakan retainer hawley

N. GAMBAR DESAIN ALAT ORTHODONTIK


Set. Desain Alat Keterangan

1. Rahang Atas
Komponen aktif:
Sekrup Eksepansi untuk mencari ruangan
dengan cara ekspansi ke arah lateral.
Komponen retentif:
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7mm dan terletak di gigi 14, 16,
24, dan 26.
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 14, 16, 24, dan 26
Rahang bawah Komponen aktif:
Sekrup Eksepansi untuk mencari ruangan
dengan cara ekspansi ke arah lateral.
Komponen retentif:
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7mm dan terletak di gigi 14, 16,
24, dan 26
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 34, 36, 44, dan 46

2 Rahang Atas Komponen aktif:


Kantilever Tunggal terbuat dari kawat 0,5 mm
dengan ujung lengan terletak di distal gigi 11
dan 21 untuk mesialisasi gigi insisivus
centralis
Komponen retentif:
1. Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm
dengan U loop berada di gigi 13 dan 23
2. Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7 mm dan terletak di gigi 16 dan
26
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 16 dan 26
Rahang bawah

Komponen aktif:
Kantilever Tunggal terbuat dari kawat 0,5 mm
dengan ujung lengan terletak di distal gigi 31
dan 41 untuk mesialisasi gigi insisivus
centralis
Komponen retentif:
1. Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm
dengan U loop berada di gigi 33 dan 43
2. Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7 mm dan terletak di gigi 36 dan
46
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 36 dan 46

3. Rahang Atas Komponen aktif:


1. Kantilever Ganda terbuat dari kawat 0,5
mm dengan ujung lengan terletak di mesial
gigi 22 untuk melabialisasi sisi mesial gigi
22
2. Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm
dengan U loop berada di gigi 13 dan 23
untuk meretraksi gigi anterior
Komponen retentif:
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7 mm dan terletak di gigi 16 dan
26
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 16 dan 26

Rahang bawah Komponen aktif:


1. Kantilever Ganda terbuat dari kawat 0,5
mm dengan ujung lengan terletak di mesial
gigi 31 dan 41 untuk melabialisasi sisi
mesial gigi 31 dan 41.
2. Kantilever Ganda terbuat dari kawat 0,5
mm dengan ujung lengan terletak di mesial
gigi 32 untuk melabialisasi gigi 32
3. Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm
dengan U loop berada di gigi 13 dan 23
untuk meretraksi gigi anterior
Komponen retentif:
1. Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm
dengan U loop berada di gigi 33 dan 43
2. Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7 mm dan terletak di gigi 36 dan
46
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 36 dan 46
4. Rahang Atas Komponen aktif: -
Komponen retentif:
Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm dengan
U loop berada di gigi 14 dan 24
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7mm dan terletak di gigi 16 dan
26.
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 16 dan 26
Rahang Bawah
Komponen aktif: -
Komponen retentif:
Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm dengan
U loop berada di gigi 34 dan 44
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7mm dan terletak di gigi 36 dan
46.
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 36 dan 46
JALANANNYA PERAWATAN

No. Tanggal Rincian Perawatan TTD Supervisior


1. 10/11/2021 Acc Typodont

drg. Ryana Budi


P.,M.Dsc
2. 17/11/2021 Pembuatan Model Studi dan Model kerja

drg. Ryana Budi


P.,M.Dsc
3. 30/11/2021 Penilaian dan diskusi sefalometri

drg. Ryana Budi


P.,M.Dsc
4. 11/12/2021 Diskusi Resume Status Pasien

drg. Ryana Budi


P.,M.Dsc
5. 11/12/2021 Diskusi Analisis Perhitungan

drg. Ryana Budi


P.,M.Dsc
6. 11/12/2021 Diskusi Rencana Perawatan

drg. Ryana Budi


P.,M.Dsc
7. 12/12/2021 Acc klamer

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
drg. Ryana Budi P.,
M.DSc

7. 13/12/2021 Acc Piranti (Luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
8. 13/12/2021 Insersi piranti (Luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
7. 13/12/2021 Kontrol pasien ortodonsia ke-1

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 25 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 1
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : Sebelum dilakukan
aktivasi
a. Overjet
Gigi 21 : 5 mm
Gigi 11 : 4,5 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P Rahang atas : 40 mm
d. Inter P Rahang bawah : 35,2 mm
e. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
f. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
g. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
h. Gigi 31 Distolabio-torsoversi
i. Gigi 32 Linguoversi
3. Assesment : Follow up
4. Planning : Ekspansi rahang atas dan bawah
5. Hasil aktivasi :
a. Overjet
1. Gigi 21 : 4 mm
2. Gigi 11 : 4 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P RA : 40 mm menjadi 40,6 mm
d. Inter P RB : 35,3 mm menjadi 35,7 mm
e. Diastema 11-21 : 0,6 mm
31-41 : 0,5 mm
f. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
g. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
h. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
i. Gigi 31 Distolabio-torsoversi
drg. Ryana Budi P.,
j. Gigi 32 Linguoversi M.DSc

8. 13/09/2021 Kontrol pasien ortodonsia ke-2

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 25 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 2
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan gigi
depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : Sebelum dilakukan
aktivasi
a. Overjet
Gigi 21 : 4 mm
Gigi 11 : 4 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P Rahang atas : 40,6 mm
d. Inter P Rahang bawah : 35,7 mm
e. Diastema 11-21 : 0,6 mm
f. Diastema 31-41 : 0,5 mm
g. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
h. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
i. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
j. Gigi 31 Distolabio-torsoversi
k. Gigi 32 Linguoversi
3. Assesment : Follow up
4. Planning : Ekspansi rahang atas dan bawah
5. Hasil aktivasi :
a. Overjet
Gigi 21 : 4 mm
Gigi 11 : 4 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P RA : 40,6 mm menjadi 41,8
mm
d. Inter P RB : 35,7 mm menjadi 35,8
mm
e. Diastema
11-21 : 1,2 mm
31-41 : 0,6 mm
f. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
g. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
h. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
i. Gigi 31 Distolabio-torsoversi drg. Ryana Budi P.,
M.DSc
j. Gigi 32 Linguoversi
9. 13/12/2021 Kontrol pasien ortodonsia ke-3

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 25 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 3
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : Sebelum dilakukan
aktivasi
a. Overjet
Gigi 21 : 4 mm
Gigi 11 : 4 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P Rahang atas : 41, 8 mm
d. Inter P Rahang bawah : 35,8 mm
e. Diastema
11-21 : 1,2 mm
31-41 : 0,6 mm
f. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
g. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
h. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
i. Gigi 31 Distolabio-torsoversi
j. Gigi 32 Linguoversi
3. Assesment : Follow up
6. Planning : Ekspansi rahang atas dan bawah
7. Hasil aktivasi :
k. Overjet
1. Gigi 21 : 4 mm
2. Gigi 11 : 4 mm
l. Overbite : 3 mm
m. Inter P RA : 41,8 mm menjadi 42,3 mm
n. Inter P RB : 35,8 mm menjadi 35,9 mm
o. Diastema 11-21 : 1,7 mm
31-41 : 0,7 mm
p. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
q. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
r. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
s. Gigi 31 Distolabio-torsoversi
drg. Ryana Budi P.,
t. Gigi 32 Linguoversi M.DSc

10. 13/12/2021 Kontrol pasien ortodonsia ke-4

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 25 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 4
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : Sebelum dilakukan
aktivasi
a. Overjet
Gigi 21 : 4 mm
Gigi 11 : 4 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P Rahang atas : 42, 3 mm
d. Inter P Rahang bawah : 35,9 mm
e. Diastema
11-21 : 1,7 mm
31-41 : 0,7 mm
f. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
g. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
h. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
i. Gigi 31 Distolabio-torsoversi
j. Gigi 32 Linguoversi
3. Assesment : Follow up
4. Planning : Ekspansi rahang atas dan bawah
5. Hasil aktivasi :
a. Overjet
Gigi 21 : 4 mm
Gigi 11 : 4 mm
b. Overbite : 3 mm
c. Inter P RA : 42,3 mm menjadi 42,4
mm
d. Inter P RB : 35,9 mm menjadi 36
mm
e. Diastema
31-41 : 2,0 mm
31-41 : 0,8 mm
f. Gigi 11 Distolabio-torsoversi
g. Gigi 22 Mesiolabio-torsoversi
h. Gigi 41 Mesiolinguo-torsoversi
i. Gigi 31 Distolabio-torsoversi drg. Ryana Budi P.,
j. Gigi 32 Linguoversi M.DSc
11. 13/12/2021 Pencetakan negative

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
12. 13/12/2021 ACC Klamer

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
13. 14/12/2021 Acc Piranti (luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
14. 14/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 5

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 5
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum dilakukan
aktivasi pada rahang atas, terdapat ruang
sebagai berikut :
a. 11-21 : 2,0 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
a. 31-41 : 0,8 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan mesialisasi gigi 11
21 dan 31 41
5. Hasil aktivasi :
Terdapat ruang sebagai berikut : drg. Ryana Budi P.,
M.DSc
a. 11-21 : 2,0 mm menjadi 1,2 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
b. 31-41 : 0,8 mm menjadi 0,3 mm
15. 14/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 6

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 6
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum dilakukan
aktivasi pada rahang atas, terdapat ruang
sebagai berikut :
11-21: 1,2 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-41 : 0,3 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan mesialisasi gigi 11
21 dan 31 41
5. Hasil aktivasi :
Terdapat ruang sebagai berikut :
11-21 : 1,2 mm menjadi 0 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut : drg. Ryana Budi P.,
31-41 : 0,3 mm menjadi 0 mm M.DSc
16. 14/12/2021 Acc klamer
17. 17/12/2021 Acc Piranti (luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
18. 17/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 7

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 7
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum dilakukan
aktivasi pada rahang atas, terdapat ruang
sebagai berikut :
11-12 : 0,9 mm
21-22 : 0,6 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-32 : 0,5 mm
41-42 : 0,3 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan labialisasi sisi mesial
gigi 11, 31 dan 41
5. Hasil aktivasi :
11-12 : 0,9 mm menjadi 0,5 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-32 : 0,5 mm menjadi 0,1 mm drg. Ryana Budi P.,
41-42 : 0,3 mm menjadi 0,2 mm M.DSc
19. 17/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 8

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 8
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum dilakukan
aktivasi pada rahang atas, terdapat ruang
sebagai berikut :
11-12 : 0,9 mm
21-22 : 0,6 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-32 : 0,5 mm
41-42: 0,3 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan labialisasi sisi mesial
gigi 12, 21 dan 32
5. Hasil aktivasi :
11-12 : 0,9 mm menjadi 0,2 mm
21-22 : 0,6 mm menjadi 0,3 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-32 : 0,5 mm menjadi 0,1 mm drg. Ryana Budi P.,
M.DSc
41-42 : 0,3 mm menjadi 0,2 mm
20. 17/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 9

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 9
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum dilakukan
aktivasi pada rahang atas, terdapat ruang
sebagai berikut :
11-12 : 0,2 mm
21-22 : 0,3 mm
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-32 : 0,1 mm
41-43: 0,2 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan retraksi anterior
bawah
5. Hasil aktivasi :
Terdapat ruang pada rahang bawah sebagai
berikut :
31-32 : 0,5 mm menjadi 0,0 mm drg. Ryana Budi P.,
M.DSc
41-42 : 0,3 mm menjadi 0,0 mm
21. 17/12/2021 Acc klamer
drg. Ryana Budi P.,
M.DSc

22. 18/12/2021 Acc piranti (luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
23. 18/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 10

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 10
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum
dilakukan aktivasi pada rahang atas,
terdapat ruang sebagai berikut :
11-12 : 0,2 mm
21-22 : 0,3 mm
22-23 : 0,3 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan retraksi anterior
rahang atas
5. Hasil aktivasi :
Terdapat ruang pada rahang atas sebagai
berikut :
11-12 : 0,2 mm menjadi 0,0 mm
21-22 : 0,3 mm menjadi 0,0 mm drg. Ryana Budi P.,
M.DSc
22-23 : 0,3 mm menjadi 0,1 mm
24. 18/12/2021 Kontrol pasien orthodontia ke 11

Nama : Nn. Safira


Tempat tinggal : Purwokerto
Usia : 18 tahun
Jalannya perawatan : Aktivasi 11
1. Pemeriksaan subjektif : Pasien ingin
melakukan perawatan untuk merapikan
gigi depannya yang berjejal.
2. Pemeriksaan objektif : sebelum
dilakukan aktivasi pada rahang atas,
terdapat ruang sebagai berikut :
22-23 : 0,1 mm
3. Assesment : Follow Up
4. Planning : Dilakukan retraksi anterior
rahang atas
5. Hasil aktivasi :
Terdapat ruang pada rahang atas sebagai drg. Ryana Budi P.,
berikut : M.DSc
22-23 : 0,1 mm menjadi 0,3 mm
25. 22/12/2021 Acc klamer (luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
26. 23/12/2021 Acc Piranti (luring)

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
27. 23/12/2021 Insersi Retainer Hawley

drg. Ryana Budi P.,


M.DSc
KESIMPULAN PERAWATAN

Hasil perawatan yang dilakukan dengan Peranti lepasan pada rahang atas dan bawah
menunjukkan hasil yang cukup baik. Perawatan dengan peranti lepasan rahang atas dan rahang
bawah yang dilakukan kurang lebih selama 1 bulan dengan kontrol sebanyak 11 kali, sudah terlihat
perubahan yang signifikan. Perawatan pada rahang atas pada alat pertama dilakukan ekspansi
untuk mencari ruang antara gigi insisivus sentral. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan
piranti aktif berupa kantilever tunggal dan pasif menggunakan adam clasp, labial bow untuk
mesialisasi gigi insisivus sentral. Berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan piranti aktif berupa
kantilever ganda untuk memperbaiki maloklusi yang terjadi pada gigi anterior rahang atas.
Perawatan dilanjutkan dengan melakukan retraksi anterior menggunakan piranti aktif labial bow
dan pasif adam clasp untuk menutup celah yang tersisa di anterior rahang atas.
Perawatan pada rahang bawah pada alat pertama dilakukan ekspansi untuk mencari ruang
antara gigi insisivus sentral. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan piranti aktif berupa
kantilever tunggal dan pasif menggunakan adam clasp, labial bow untuk mesialisasi gigi insisivus
sentral. Berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan piranti aktif berupa kantilever ganda untuk
memperbaiki maloklusi yang terjadi pada gigi anterior rahang bawah. Perawatan dilanjutkan
dengan melakukan retraksi anterior menggunakan piranti aktif labial bow dan pasif adam clasp
untuk menutup celah yang tersisa di anterior rahang bawah. Setelah semua malposisi baik pada
rahang atas dan bawah sudah terkoreksi maka perawatan diakhiri dengan penggunaan retainer
Hawley untuk mempertahankan posisi gigi yang telah terkoreksi.
DAFTAR PUSTAKA

Christnawati, Maharetta, D.,Wayan, A., 2015, Perawatan Ortodontik Alat Lepasan


Kombinasi Semi-Cekat Pada Kehilangan Gigi 46, Journal MKGK 1(1): 20-26.
Dika, DD., Hamid, T., dan Sylvia, M., 2011, Penggunaan Index of Orthodontic Treatment
Need (IOTN) sebagai Evaluasi Hasil Perawatan dengan Peranti Lepasan,
Orthodontik Dental Journal 2(1):45-48.
Rahardjo, P., 2009, Peranti Ortodonti Lepasan, Pusat Penerbitan dan Pencetakan UNAIR,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai