LAPORAN Akhir Pasien 2-Digabungkan
LAPORAN Akhir Pasien 2-Digabungkan
(PASIEN KE-2)
NIM G4B018034
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2021
LEMBAR REKAM MEDIK ORTODONSI
A. IDENTITAS PASIEN I
NAMA PASIEN : Safira Fauziati
JENIS KELAMIN : L / P USIA : 245 tahun
ALAMAT : Purwokerto
PEKERJAAN : Mahasiswi
SUKU/ KEBANGSAAN : Jawa
NAMA ORANGTUA/WALI : Tn. Soepeno
PEKERJAAN ORANGTUA : Wirausaha
OPERATOR : Shahanz Dwi Permata Putri / NIM : G4B018032
DOSEN PEMBIMBING : drg. Ryana Budi P., MDSc
NOMOR MODEL :-
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Pasien datang ingin merapikan gigi depannya yang berjejal sehingga
terdapat makanan terselip.
Riwayat Penyakit umum : Pasien dalam keadaan compos mentis. Tidak ada riwayat
penyakit sistemik. Pasien pernah dirawat karena mengalami diare 2 tahun lalu
Family History :
Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien:
TIDAK ADA
ADA : Ayah Ibu
Saudara Laki-lakiÖ Saudara Perempuan
Keterangan : Ayah dan ibu pasien memiliki gigi yang berjejal
3.
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Jasmani : Baik
Mental : Baik
Status Gizi :
Tinggi Badan (TB) = 1,62 m Berat Badan (BB) =62 kg
!! ($% **
Indeks masa Tubuh = &!' (() = +,-.! = 23,6
Satus Gizi : KURANG Ö NORMAL LEBIH
Bentuk Skelet : Endomorfik Ö Mesoformik Ektomorfik
d. Golden Proportion
Proporsi Vertikal Muka : Ö Proporsional/Harmonis Tidak Harmonis
Ket : -
Proporsi Horizontal Muka : Ö Proporsional/Harmonis Tidak Harmonis
Ket :-
Proporsi muka horizontal (the rule of fifth) Proporsional muka vertical proposional/ harmonis
proposional/ harmonis (jarak Tr-Gl dengan Gl-Sn (Jarak LH-OC dengan OC-IC dengan IC-IC dengan IC-
dengan Sn-Me sama besar) OC dengan OC-LH sama besar)
D. ANALISIS FUNGSIONAL
Free way space : 2 mm (Normal/ abnormal)
Path of closure : Normal/ abnormal
Keterangan : -
Sendi Temporo mandibula : Normal/ abnormal
Keterangan : -
Displascement Mandibula : ada / tidak ada
Keterangan : -
E. ANALISI FOTO MUKA
Rahang bawah :
Bentuk :
Setengah elips Ö Parabola U Form V form Trapezoid
Kesimetrisan :
Asimetris Ö Simetris
2. Malposisi Gigi Individual
- 18 28 -
Normal 17 27 Normal
Normal 16 26 Distolabioversi
Normal 15 25 Normal
Normal 14 24 Normal
Normal 13 23 Normal
Mesiopalato-torsoversi 12 22 Mesiolabio-torsoversi
Distolabio-torsoversi 11 21 Normal
Mesiolinguo-torsoversi 41 31 Distolabio-torsoversi
Normal 42 32 Linguoversi
Normal 43 33 Normal
Normal 44 34 Normal
Normal 45 35 Normal
Normal 46 36 Normal
Normal 47 37 Normal
- 48 38 -
• Posterior
Cross bite : √ Tidak ada Ada : -
Open bite : √ Tidak ada Ada :
Scissor bite : √ Tidak ada Ada : -
Cusp to cusp bite : √ Tidak ada Ada : -
4. Median Line
Relasi Sagital
CANINUS Ö
KANAN
CANINUS Ö
KIRI
MOLAR Ö
KANAN
MOLAR Ö
KIRI
G. PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
1. Diskrepansi model :
Maksila
Tempat yang tersedia (available space) : 70,5 mm
Tempat yang dibutuhkan (required space) : 72,3mm
Jumlah kekurangan / kelebihan tempat : - 1,8 mm
Mandibula:
Tempat yang tersedia (available space) : 63,6 mm
Tempat yang dibutuhkan (required space) : 64,4 mm
Jumlah kekurangan / kelebihan tempat : -0,8 mm
Keterangan
Terdapat perbedaan lengkung rahang dan lengkung gigi pada rahang atas sebanyak -
1,8 mm dan -0,8 mm pada rahang bawah.
2. Metode Pont
Jumlah mesiodistal 12-11-21-22 = 30,5 mm
Jarak P1-P1 Pengukuran = 33,2 mm
R:762S 7089TU98V26 +'H++H'+H''
Jarak P1-P1 Perhitungan = .W
x 100 = 38,12 mm
Diskrepansi = 4,92 mm
Normal ÖKontraksi Distraksi
Jarak M1-M1 Pengukuran = 42 mm
R:762S 7089TU98V26 +'H++H'+H''
Jarak M1-M1 Perhitungan = -?
x 100 = 47,65 mm
Diskrepansi = 5,65 mm
Normal Ö Kontraksi Distraksi
Keterangan : Dental Arch mengalami penyempitan dan mendekati kearah midsagital
3. Metode Korkhaus
Jarak I – (P1-P1) sesuai tabel Korkhaus = 17,8 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran = 17,9 mm
Diskrepansi = 0,1 mm
□ Normal □ Retraksi √ Protraksi
Keterangan : Nilai ideal < Nilai sebenarnya, maka tinggi lengkung gigi mengalami
protaksi
4. Metode Howes
Jumlah MD M1-M1 RA = 91,3 mm
Jarak p1-p1 (tonjol) = 40 mm
XABA$ Y+HY+ ?+,. ((
Indeks P = XZ([A\ ]^ ]+H]+ _`x100% = Q+,a ((x100% = 43,8 %
5. Metode Bolton
Jumlah MD 6 gigi anterior RB = 36,2 mm
Jumlah MD 6 gigi anterior RA = 45,3 mm
Jumlah MD 12 gigi RB = 85,3 mm
Jumlah MD 12 gigi RA = 91,3 mm
I. ANALISIS SEFALOMETRI
1. Analisis Steiner
2. Analisis Down
Analisis Down Rata-Rata Hasil Interpretasi
Kesimpulan Sefalometri :
Berdasarkan analisis Steiner, relasi skeletal pasien yaitu Kelas I dengan inklinasi gigi
rahang bawah protusif
Berdasarkan analisis Downs, gigi rahang bawah retrusif dengan profil wajah lurus.
J. DIAGNOSIS
Kalsifikasi maloklusi Angle
Kelas I : Tipe 1 / 2 / 3 / 4 / 5
Kelas II : Divisi 1 / 2
Kelas III : Tipe 1 / 2 / 3
Keterangan : Relasi Molar Neutroklusi dengan gigi anterior yang berjejal pada rahang atas dan
rahang bawah
K. RENCANA PERAWATAN
Rahang Atas : Non-Ekstraksi : Ekspansi rahang atas
Grey-area :-
Ekstraksi :-
L. PROGNOSIS
BAIK / MERAGUKAN / BURUK
ALASAN : Pasien berusia muda, tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, pasien kooperatif,
perawatan akan berhasil apabila pasien menggunakan peranti secara teratur sesuai dengan
instruksi operator.
M. RENCANA PERAWATAN
Rahang atas
1. Mencari ruang sebesar 1,mm dengan cara ekspansi ke lateral
2. Mesialisasi gigi 11 dan 21 dengan menggunakan kantilever tunggal
3. Menggerakkan sisi mesial gigi 11 ke arah labial dengan menggunakan kantilever ganda
4. Menggerakkan sisi mesial gigi 12 dan 22 ke arah labial dengan menggunakan kantilever
ganda
5. Mertraksi gigi anterior rahang atas menggunakan labial bow aktif
6. Mempertahankan posisi gigi menggunakan retainer hawley
Rahang Bawah
1. Mencari ruang sebesar 0,8 mm dengan cara ekspansi ke lateral
2. Mesialisasi gigi 31 dan 41 dengan menggunakan kantilever tunggal
3. Menggerakkan sisi mesial gigi 31 dan 41 ke arah labial dengan menggunakan kantilever
ganda
4. Menggerakkan gigi 32 dan sisi distal gigi 33 ke arah labial dengan menggunakan kantilever
ganda
5. Meretraksi gigi anterior rahang bawah menggunakan labial bow aktif
6. Mempertahankan posisi gigi menggunakan retainer hawley
1. Rahang Atas
Komponen aktif:
Sekrup Eksepansi untuk mencari ruangan
dengan cara ekspansi ke arah lateral.
Komponen retentif:
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7mm dan terletak di gigi 14, 16,
24, dan 26.
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 14, 16, 24, dan 26
Rahang bawah Komponen aktif:
Sekrup Eksepansi untuk mencari ruangan
dengan cara ekspansi ke arah lateral.
Komponen retentif:
Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7mm dan terletak di gigi 14, 16,
24, dan 26
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 34, 36, 44, dan 46
Komponen aktif:
Kantilever Tunggal terbuat dari kawat 0,5 mm
dengan ujung lengan terletak di distal gigi 31
dan 41 untuk mesialisasi gigi insisivus
centralis
Komponen retentif:
1. Labial bow terbuat dari kawat 0,7 mm
dengan U loop berada di gigi 33 dan 43
2. Adam clasp yang terbuat dari kawat
berdiameter 0,7 mm dan terletak di gigi 36 dan
46
Base Plate :
Perluasan Basis hingga ke distal gigi Molar 1
Anchorage : gigi 36 dan 46
Hasil perawatan yang dilakukan dengan Peranti lepasan pada rahang atas dan bawah
menunjukkan hasil yang cukup baik. Perawatan dengan peranti lepasan rahang atas dan rahang
bawah yang dilakukan kurang lebih selama 1 bulan dengan kontrol sebanyak 11 kali, sudah terlihat
perubahan yang signifikan. Perawatan pada rahang atas pada alat pertama dilakukan ekspansi
untuk mencari ruang antara gigi insisivus sentral. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan
piranti aktif berupa kantilever tunggal dan pasif menggunakan adam clasp, labial bow untuk
mesialisasi gigi insisivus sentral. Berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan piranti aktif berupa
kantilever ganda untuk memperbaiki maloklusi yang terjadi pada gigi anterior rahang atas.
Perawatan dilanjutkan dengan melakukan retraksi anterior menggunakan piranti aktif labial bow
dan pasif adam clasp untuk menutup celah yang tersisa di anterior rahang atas.
Perawatan pada rahang bawah pada alat pertama dilakukan ekspansi untuk mencari ruang
antara gigi insisivus sentral. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan piranti aktif berupa
kantilever tunggal dan pasif menggunakan adam clasp, labial bow untuk mesialisasi gigi insisivus
sentral. Berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan piranti aktif berupa kantilever ganda untuk
memperbaiki maloklusi yang terjadi pada gigi anterior rahang bawah. Perawatan dilanjutkan
dengan melakukan retraksi anterior menggunakan piranti aktif labial bow dan pasif adam clasp
untuk menutup celah yang tersisa di anterior rahang bawah. Setelah semua malposisi baik pada
rahang atas dan bawah sudah terkoreksi maka perawatan diakhiri dengan penggunaan retainer
Hawley untuk mempertahankan posisi gigi yang telah terkoreksi.
DAFTAR PUSTAKA