Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(KEBUTUHAN RASA NYAMAN)


PADA Ny. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST SC ATAS
INDIKASI GAWAT JANIN DI RUANG CEMPAKA KELAS 2B
RSUD. Dr. DORIS SYLVANUS, PALANGKA RAYA

Disusun oleh :
Nama : Yetri Dea P.

NIM : 2020-01-14401-027

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax(0536)3227


HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh :

Nama : Yetri Dea Puspitasari

NIM : 2020-01-14401-027

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan


Diagnosa Medis Post SC atas indikasi Gawat Janin Di Ruang Cempaka Kelas
2 B RSUD. Dr. Doris Sylvanus, Palangka Raya

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menempuh Praktik


Praklink Keperawatan I (PKK I) Pada Program Studi D-III Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dian Mitra D.Silalahi, Sulis Tiyawati,


S.Kep., Ners S.Tr.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa
Medis Gawat Janin Di Ruang Cempaka Kelas 2B RSUD. Dr. Doris Sylvanus, Palangka
Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas PKK I.

Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Septian Mugi Rahayu., Ners. M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Dian Mitra D.Silalahi S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan
ini

4. Sulis Tiyawati, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak memberikan
arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 15 Desember 2021

Yetri Dea Puspitasari

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Laporan Asuhan Keperawatan.............................................. 2
1.3.1 Tujuan Umum................................................................. 2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................. 2
1.4.1 Manfaat Teoritis.............................................................. 2
BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN............................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Gawat Janin..................................................................... 3
2.1.1 Definisi............................................................................ 3
2.1.2 Anatomi Fisiologi............................................................ 3
2.1.3 Etiologi............................................................................ 6
2.1.4 Klasifikasi........................................................................ 8
2.1.5 Patofisiologi..................................................................... 9
2.1.6 Manifestasi Klinis............................................................ 10
2.1.7 Tanda dan Gejala............................................................. 11
2.1.8 Komplikasi....................................................................... 12
2.2 Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Nyaman................................................ 12
2.2.1 Definisi............................................................................ 12
2.2.2 Klasifikasi........................................................................ 13
2.2.3 Etiologi............................................................................ 13
2.2.4 Tanda dan Gejala............................................................. 14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................... 15
3.1 Pengkajian............................................................................................. 15
3.1.1 Identitas Pasien................................................................ 15
3.1.2 Riwayat Kesehatan atau Keperawatan............................. 15
3.2 Diagnosa Medis.................................................................................... 16
3.2.1 Penatalaksanaan Medis.................................................... 20
3.2.2 Analisis Data.................................................................... 21
3.3 Intervensi............................................................................................... 23
3.4 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi............................................. 26
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB 1
PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan merupakan proses atau
1.1. Latar Belakang
rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung
pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan
yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi
keperawatan dan merupakan inti praktik
keperawatan (Yusuf, Fitryasari PK and Nihayati,
2015).
Gawat janin merupakan suatu kondisi
patofisiologi dimana oksigen tidak tersedia untuk
janin dalam jumlah yang cukup, jika tidak di perbaiki
atau diatasi, dapat menyebabkan dekompensasi ulang
respon fisiologis dan bahkan menyebabkan
kerusakan beberapa organ. Gawat janin secara
intrinsic terkait dengan hipoksia janin dan asidosis,
dan tampaknya sangat terkait dengan asfiksia
perinatal. Pengelolaan gawat janin melibatkan
pemantauan intensif, resusitasi intrauterin,
amnioninfusion dan pengiriman segera dengan rute
vagina atau caesar (Jakovljevic, Vladimir: 2010).
Angka kematian bayi (AKB) merupakan
jumlah kematian bayi (0- 11bulan) per 1000
kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status
gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA
dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial
ekonomi. Angka Kematian Bayi di provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sebesar 10,75 per 1000 kelahiran
hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, 2012). Pada
Tahun 2012, berdasarkan laporan hasil kegiatan
sarana pelayanan kesehatan, jumlah kematian bayi
yang terjadi di kota Semarang sebanyak 10,64 per
1
1000 KH (Dinas
Kesehatan Kota 1.3. Tujuan Laporan Asuhan Keperawatan
Semarang, 1.3.1. Tujuan Umum
2012). Secara umum penulisan laporan studi kasus
ini ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
1.2. Rumusan nyata mengenai Asuhan Keperawatan Pada Ny. M
Masalah
Dengan Diagnosa Medis Gawat Janin Di Ruang
Sejalan
Cempaka Kelas 2B RSUD. Dr. Doris Sylvanus,
dengan latar
Palangka Raya.
belakang
masalah 1.3.2. Tujuan Khusus

tersebut, maka Adapun tujuan khusus penulisan laporan

dapat di studi kasus ini bertujuan untuk

rumuskan mendapatkan gambaran dan pengalaman

permasalahan nyata tentang :

yaitu 1. Pengkajian data pada klien Gawat


Janin
Bagaimana
2. Diagnosa keperawatan pada klien
Asuhan Gawat Janin
Keperawatan 3. Rencana asuhan keperawatan untuk
Pada Ny. M masing-masing diagnosa
Dengan keperawatan pada klien Gawat Janin
Diagnosa 4. Pelaksanaan tindakan keperawatan
pada klien Gawat Janin
Medis Gawat
5. Evaluasi asuhan keperawatan pada
Janin Di Ruang
klien Gawat Janin
Cempaka Kelas
2B RSUD. Dr.
1.4. Manfaat Penelitian
Doris
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sylvanus, Penelitian ini diharapkan dapat
Palangka Raya memberikan masukan dan pengetahuan bagi
? perkembangan asuhan keperawatan pada
klien Gawat Jani

2
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1. Konsep Dasar Gawat Janin


2.1.1 Definisi

Gawat janin adalah kondisi kekurangan oksigen atau kekurangan asupan nutrisi di
dalam kandungan. Dalam dunia medis, kondisi ini juga dikenal dengan sebutan fetal distress.
Gawat janin bisa terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen, sehingga mengalami
hipoksia. Kondisi ini dapat terjadi secara kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Adapun
janin yang berisiko tinggi untuk mengalami kegawatan (hipoksia), meliputi:
 Janin yang pertumbuhannya terhambat. Janin dari ibu dengan diabetes
 Janin pre-term dan post-term
 Janin dengan kelainan letak
 Janin kelainan bawaan atau infeksi.

Gawat janin adalah suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang secara serius dapat
mengancam kesehatan janin. Gawat janin adalah bradikardi janin persisten yang apabila tidak
segera ditangani dapat menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan menyebabkan kerusakan
permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian.
Gawat janin terjadi jika janin tidak menerima oksigen yang cukup, sehingga mengalami
hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. (Maternal
Neonatal, 2002 : 334)

2.1.2 Anatomi Fisiologi

Perubahan Fisiologi Wanita Hamil


Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa
sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka
persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan payudara
untuk pembentukan/produksi air susu selama masa nifas.
a.         Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan
oleh hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus
seperti buah advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan

3
pada

2
akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H, 2006,
hal. 89)
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
1)        Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba
2)        Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri
berada di belakang simfisis.
3)        Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di
atas simfisis pubis.
4)        Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan
pusat.
5)        Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
6)        Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
7)        Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
8)        Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan prosessus
xypoideus.
9)        Kehamilan 36-38  minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosessus
xypoideus.
10)    Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di bawah
prosessus xypoideus. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 90-91 dan Mandriwati, G.
A. 2008. Hal. 90).
b.         Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen sehingga
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
c.         Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Namun akan mengecil
setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal .95)
d.        Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Areola mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro,
H. 2006. Hal. 95)
e.         Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar
pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
5
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%,
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
kira-kira 30%. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
f.          Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak
nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96)
g.         Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon
estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga menurun.Pada bulan-bulan
pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal
sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut
hiperemesis gravidarum. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
h.         Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin
mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
i.           Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan
hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai
perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 97)
j.           Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %.
Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan trimester
akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan,
alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi

4
nanti. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada
trimester ketiga.Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium,
paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang
tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium ibu.
Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg untuk
pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar tidak terjadi perdarahan
pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 98)

k.         Kenaikan Berat Badan


Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu
terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam
kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam
trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg. (Salmah, Hajjah.2006. Hal.60-61)

2.1.3 Etiologi

Penyebab utama gawat janin adalah pasokan oksigen yang kurang pada janin
(hipoksia janin). Kondisi ini dapat terjadi terkait dengan keadaan ibu atau janin
sendiri.
Kondisi yang terkait dengan janin, meliputi:
 Berat badan janin yang rendah (intrauterine growth restriction/IUGR),
yaitu ketika berat janin kurang dari persentil 10 dari berat badan normal
dalam usia kehamilan yang sama.
 Pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang. Salah satu penyebabnya
adalah oligohidramnion, yaitu cairan ketuban yang terlalu sedikit.
 Mengalami sindrom aspirasi mekonium. Sindrom ini bisa mengakibatkan
iritasi pada paru-paru janin, infeksi, serta menghalangi jalan napas janin.
Sedangkan gawat janin yang dipengaruhi oleh kondisi pada ibu, di antaranya:
 Masa kehamilan lebih dari 42 minggu.
 Memiliki penyakit anemia, diabetes, tekanan darah tinggi saat kehamilan,
atau preeklamsia.
 Kehamilan pada usia di atas 35 tahun.
 Kehamilan dengan janin kembar atau lebih.

Penyebab Gawat Janin Menurut Prawirohardjo (2007) penyebab gawat janin


sebagai berikut :
 Persalinan berlangsung lama Persalinan lama adalah persalinan yang
terjadi lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada
multigravida (Nugrahaeni, 2010). Persalinan lama dapat mengakibatkan
ibu menjadi Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi
6
cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering
dijumpai: Bandle Ring, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat
mekonium.
 Induksi persalinan dengan oksitosin Induksi persalinan ialah suatu
tindakan terhadap ibu hamil belum inpartu baik secara operatif maupun
mesinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi
persalinan. Akibat pemberian oksitosin yang berlebih-lebihan dalam
persalinan dapat mengakibatkan relaksasi uterus tidak cukup memberikan
pengisian plasenta.

a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam


waktu singkat) :

1) Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat


dihubungkan dengan pemberian oksitosin.
2) Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi
terlentang.
3) Solusio plasenta.
4) Plasenta previa dengan pendarahan.

b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta


dalam waktu lama) :
1) Penyakit hipertensi
2) Diabetes melitus
3) Postmaturitas atau imaturitas

c. Kompresi (penekanan) tali pusat


1. Oligihidramnion
2. Prolaps tali pusat
3. Puntiran tali pusat

d. Penurunan kemampuan janin membawa oksigen


1. Anemia berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal
2. Kesejahteraan janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan
komplikasi
3. skor APGAR 0-3 selam > 5 menit
4. Sekuele neorologis neonatal
5. Disfungsi multi organ neonatal
6. PH arteri tali pusat 7,0

7
2.1.4 Klasifikasi

Jenis gawat janin yaitu :


a. Gawat janin yang terjadi secara ilmiah
b. Gawat janin iatrogenic
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan
medik atau kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah
mengungkapkan patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari
pengalaman pemantauan jantung janin.Kejadian yang dapat menimbulkan
gawat janin iatrogenik adalah:

• Posisi tidur ibu


Posisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada Aorta dan Vena
Kava sehingga timbul Hipotensi. Oksigenisasi dapat diperbaiki dengan
perubahan posisi tidur menjadi miring ke kiri atau semilateral.
• Infus oksitosin
Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap, maka
relaksasi uterus terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus
mengalami kelainan. Hal ini disebut sebagai Hiperstimulasi.
Pengawasan kontraksi harus ditujukan agar kontraksi dapat timbul
seperti kontrkasi fisiologik.
• Anestesi Epidural
Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus darah
vena, curah jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia
epidural dapat menimbulkan kelainan pada denyut jantung janin yaitu
berupa penurunan variabilitas, bahkan dapat terjadi deselerasi lambat.
Diperkirakan ibat-obat tersebut mempunyai pengaruh terhadap otot
jantung janin dan vasokontriksi arteri uterina.

c.  Gawat janin sebelum persalinan


a. Gawat janin kronik
Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal
bila status fisiologi dari ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal
terganggu.
b. Gawat janin akut
Suatu kejadian bencana yang tiba – tiba mempengaruhi oksigenasi
janin.

d. Gawat janin selama persalinan


Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut
jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi
lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob
menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun. (Kapita
Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekkologi, 1994 : 211-213)

8
2.1.5 Patofisiologi

Ada beberapa patofisiologi yang mendasari gawat janin:


 Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena
janin dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi
sebenarnya janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per
gram berat badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami
stress.
Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglabin, dan kapasitas angkut oksigen pada
janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya
dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih besar dari pada orang
dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan
jaringan perifer dapat terselenggara dengan relatif baik. Sebagai hasil
metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruvat, sementara CO2 danair
diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta mengalami penurunan fungsi akibat
dari perfusi ruang intervilli yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan
ekskresi CO2 akan terganggu yang berakibat penurunan PH atau timbulnya
asidosis.
Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa
menjadi energi melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan
menimbulkan asam organik menambah asidosis metabolik. Pada umumnya
asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau arus darah tali
pusat.
 Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan
akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redidtribusi darah bila
terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima
penyaluran darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer. Bradikardi
mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien
sebagai

9
2.1.6 Manifestasi Klinis

Menurut Prawirohardjo (2007) tanda gejala gawat janin dapat diketahui dengan :
1) DJJ Abnormal Dibawah ini dijelaskan denyut jantung janin abnormal adalah sebagai
berikut:
 Denyut jantung janinirreguller dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali
setelah beberapa watu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini
menunjukan adanya hipoksia.
 Bradikardi yang terjadi diluar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah kontraksi
menunjukan adanya gawat janin.
 Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
 Demam pada ibu
 Obat-obat yang menyebabkan takhikardi (misal: obat tokolitik) Bila ibu tidak
mengalami takhikardi, DJJ yang lebih dari 160 per menit menunjukan adanya anval
hipoksia. Denyut jantung janin abnormaldapat disebut juga dengan fetal distress. Fetal
distress dibagi menjadi dua yaitu fetal distress akut dan fetal distress kronis. Menurut
Marmi, Retno A.M.S., 25 Fatmawaty.E (2010)

Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan deteksi
dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ . Janin
harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan siang. Bila
jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi
sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan gerakan
ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu
yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila ternyata tidak tercapai jumlah minimal
sebanyak 10 gerakan maka ibu  untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tanda-tanda gawat janin:
1. Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
2. Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui
adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan
kardiotokografi
3. Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin

10
2.1.7 Tanda dan Gejala

Menurut Prawirohardjo (2007) tanda gejala gawat janin dapat diketahui dengan : 1) DJJ
Abnormal Dibawah ini dijelaskan denyut jantung janin abnormal adalah sebagai berikut :
 Denyut jantung janinirreguller dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali
setelah beberapa watu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini
menunjukan adanya hipoksia.
 Bradikardi yang terjadi diluar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah kontraksi
menunjukan adanya gawat janin.
 Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
 Demam pada ibu
 Obat-obat yang menyebabkan takhikardi (misal: obat tokolitik) Bila ibu tidak
mengalami takhikardi, DJJ yang lebih dari 160 per menit menunjukan adanya anval
hipoksia. Denyut jantung janin abnormaldapat disebut juga dengan fetal distress. Fetal
distress dibagi menjadi dua yaitu fetal distress akut dan fetal distress kronis. Menurut
Marmi, Retno A.M.S., 25 Fatmawaty.E (2010)

Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan
deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick
count’ . Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan
siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus
menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi
penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap
gawat janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan
gerakan janin. Bila ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka
ibu  untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Tanda-tanda gawat janin:
• Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada
letak kepala
• Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk
mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan
pemantauanmenggunakan kardiotokografi
• Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah
janin

11
2.1.8 Komplikasi

Komplikasi yang terjadi bisa terjadi pada ibu maupun janin yang dikandungnya dengan
kriteria.
 Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan yang dapat menimbulkan variasi turunnya
tekanandarah sampai keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita
anemis sampaisyok, kesadaran bervariasi dari baik sampai koma.
 Gangguan pembekuan darah/ masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah
menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan disertai hemolisis, tejadinya
penurunan fibrinogensehingga hipofibrigen dapat mengganggu pembekuan darah.
 Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat
menimbulkan produksi urin makin berkurang.
 Perdarahan postpartum/ pada solusio plasenta sedang sampai berat tejadi infiltrasi
darahke otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan
karena atonia uteri: kegagalan pembekuan darah menambah beratnya perdarahane.
 Sementara komplikasi yang terjadi pada janin antara lain/ asfiksia ringan sampai
berat dankematian janin, karena perdarahan yang tertimbun di belakang plasenta
yang mengganggusirkulasi dan nutrisi ke arah janin. Rintangan kejadian asfiksia
sampai kematian janin dalam rahim tegantung pada seberapa bagian plasenta telah
lepas dari implantasinya difundus uteri.(Rukiyah & Yulianti, 2010: 202)

2.2. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Nyaman


2.2.1 Definisi

Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal Mubarak,
Indrawati, & Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan keadaan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang
dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah
terpenuhi), dan transenden. Kenyamanan seharusnya dipandang secara holistic yang
mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorang yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan.

12
2.2.2 Klasifikasi

Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Gangguan rasa nyaman
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Nyeri Akut 10 Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh


ketidaknyamanan dan merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak
menyenangkan selama 1 detik sampai dengan kurang dari enam bulan.

b. Nyeri Kronis Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak


nyaman dengan adanya sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun
waktu yang lebih dari enam bulan.

c. Mual Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai


yang tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan, area
epigastrium atau pada seluruh bagian perut yang bisa saja
menimbulkan muntah atau tidak.

2.2.3 Etiologi

Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab


Gangguan Rasa Nyaman adalah:

a. Gejala penyakit.
b. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
c. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial
dan pengetahuan).
d. Kurangnya privasi.
e. Gangguan stimulasi lingkungan.
f. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi kehamilan.

12
2.2.4 Tanda dan Gejala

Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut (PPNI, 2016):

a. Gejala dan tanda mayor:


Data subjektif:

1) Mengeluh tidak nyaman


2) Mengeluh mual
3) Mengeluh ingin muntah
4) Tidak berminat makan Data objektif: (tidak tersedia)

b. Gejala dan tanda minor


Data subjektif:

1) Merasa asam di mulut


2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan

Data objektif:

1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi

14
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Yetri Dea Puspitasari


NIM : 2020-01-14401-027
Ruang Praktek : Ruang Cempaka
Tanggal Praktek : 13 Desember 2021
Tanggal & Jam Pengkajian : 14 Desember 2021, 15.45 wib

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Cleaning Service
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Hiu Putih 21 C
Tgl MRS : 13 Desember 2021
Diagnosa Medis : Post SC atas indikasi Gawat Janin

3.1.2 Riwayat Kesehatan atau Keperawatan


1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh berjalan masih nyeri di bagian luka post operasi.
P : Pasien mengatakan nyeri pada perut
Q : Pasien mengatakan nyeri nyut-nyutan
R : Nyeri pada bagian bawah perut
S : Skala nyeri 4
T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan menjalar ke pinggang, keluarga klien
mengatakan bahwa pasien tiba-tiba meringis dan memegang area yang nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga mengatakan pasien sedang hamil 8. Langsung ke RSUD Doris Sylvanus Masuk
IGD rujukan dari poli kandungan dengan keadaan bayi dalam kandungan tidak
menerima oksigen yang cukup sehinggan mengalami sesak pada bayi. Pada tanggal 13
Desember 2021 pasien di bawa ke ruang rawat inap Cempaka untuk melakukan
perawatan lebih lanjut pada tanggal 14 Desember 2021 ibu melakukan post sc agar bayi
bisa diselamatkan.

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi) :


Ibu mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya di Rumah Sakit

4. Riwayat Penyakit Keluarga :


Hipertensi

15
3.2 Diagnosa Medis
Rasa Nyaman Nyeri
Suhu : 36,5°C, (✓) Gelisah (✓) Nyeri Skala Nyeri : 4 Gambaran Nyeri : Ditusuk-tusuk
Lokasi nyeri : perut pasca post sc Frekuensi Nyeri : Sedang Durasi /Perjalaan : Hilang timbul
Tanda Obyektif : (✓) Mengerutkan muka (✓) Menjaga area yang sakit
Respon emosional : - Penyempitan Fokus : -
Cara mengatasi nyeri : Manajemen Nyeri
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
1. Oksigenasi 2. Cairan
Pernapasan : 18 x /mnt Kebiasaan minum : 2 L . /hari,
TD: 120/60 mmHg Jenis : Air mineral
Bunyi Nafas : Vesikuler Turgor kulit : Normal
Respirasi : 20 x/mnt Mukosa mulut : Normal
Kedalaman : tidak dikaji Punggung kaki : Normal warna :sawo
Fremitus : tidak dikaji matang
Sputum : tidak dikaji Pengisian kapiler : tidak dikaji
Sirkulasi Oksigen : 97% Mata cekung : tidak dikaji
Dada : tidak dikaji Konjungtiva :normal
Oksigen : Tgl : - Canula /sungkup : - ltr/m Sklera : Normal
WSD : Tgl: - di Keadaan Edema :Tidak ada
Riwayat Penyakit : tidak ada Distensi vena jugularis : Tidak ada
Lain - lain : Asites :Tidak ada
Minum per NGT : Tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT : Tidak
terpasang
Jenis : tidak dikaji
Terpasang infuse : terpasang
(dimulai tgl :13 desember 2021 Jenis : RL
16 tpm)
dipasang di : tangan sebelah kiri)
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada

3. Nutrisi 4. Kebersihan Perorangan


TB : 150 cm, BB : 62 Kg Kebiasaan mandi :2x/hari
Kebiasaan makan : 3 kali /hari (teratur /tdk
Cuci rambut :2x /hari
teratur)
Keluhan saat ini : tidak dikaji Kebiasaan gosok gigi :2x /hari
Nyeri uluh hati dan nyeri pada perut , berhub
dengan : Kebersihan badan : (✓)Bersih
Disembuhkan oleh : tidak dikaji Kotor
Pembesaran tiroid :- hernia /massa :-
Maltosa : - Kondisi - Keadaan rambut : (✓)Bersih
Gigi/gusi :bersih Kotor
Penampilan lidah :bersih
Bising usus 10 x /mnt Keadaan kulit kepala: (✓)Bersih
Makanan /NGT/parental (infuse) : Infus
Kotor
(dimulai tgl : 13 Desenber 2021)
Cairan : RL 16 tpm Keadaan gigi dan mulut: (✓)Bersih

15
Dipasang di: tangan sebelah kiri Kotor
Porsi makan yang dihabiskan : ½ porsi Keadaan kuku : (✓)Pendek Panjang
Makanan yang disukai : Ayam goreng Keadaan vulva perineal : Normal
Diet : Tidak ada Keluhan saat ini : Tidak Ada
Lain lain : Iritasi kulit : Tidak ada
Luka bakar : tidak ada
Keadaan luka : Tidak ada
Lain lain :

Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah keperawatan : tidak ada

5. Aktivitas Istirahat 6. Eliminasi


Aktivitas waktu luang : membersihkan rumah Kebiasaan BAB :1x /hari
Aktivitas Hoby : Menonton BAK : 3-4 x /hari
Kesulitan bergerak : - Meggunakan laxan :Tidak ada
Kekuatan Otot : - Meggunakan diuretic : Tidak ada
Tonus Otot : tidak dikaji Keluhan BAK saat ini : Tidak ada
Postur : tidak dikaji : tidak dikaji Keluhan BAB saat ini : Tidak ada
Rentang gerak : tidak dikaji Peristaltik usus : tidak dikaji
Keluhan saat ini : tidak dikaji Abdomen : - tekan : Tidak ada
Penggunaan alat bantu : Tidak ada Lunak /keras :lunak
Pelaksanaan aktivitas : dibantu Massa : tidak dikaji
Jenis aktivitas yang perlu dibantu : - Ukuran/lingkar abdomen : tidak dikaji
Lain - lain : Terpasang kateter urine : terpasang
(dimulai tgl : 14-12-2021 di: vagina)
Penggunaan alcohol : tidak
Lain-lain
Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada

7. Tidur & Istirahat 8. Pencegahan Terhadap Bahaya


Kebiasaan tidur : Malam Siang Reflek : Normal
Lama tidur : Malam : 8 jam Penglihatan : Normal
Siang : 1 jam Pendengaran : Normal
Kebiasaan tidur :Normal Penciuman : Normal
Kesulitan tidur : Tidak ada Perabaan : Normal
Cara mengatasi :- Lain- lain :
Lain- lain :
Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada
9. Neurosensori 10. Keamanan
Rasa Ingin Pingsan /Pusing : Tidak ada Alergi /sensitifitas: Tidak ada
Stroke : Tidak ada Reaksi : Tidak ada
Kejang : Tidak ada Tipe : - Perubahan sistem imun sebelumnya : tidak
Agra : Tidak ada Frekuensi : - dikaji Penyebabnya tidak dikaji
Status Postikal :Normal Cara mengontrol : - Riwayat penyakit hub seksual ( tgl /tipe :
Status mental : Normal Waktu : - Tidak ada
Tempat : - orang : - Perilaku resiko tinggi: Tidak ada periksaan :
Kesadaran : composmentis Tidak ada
Memori saat ini… yang lalu: Transfusi darah /jumlah: Tidak ada Kapan :
Kaca mata: tidak ada Kotak lensa : tidak Tidak ada
ada Gambaran reaksi:
Alat bantu dengar : tidak ada Riwayat cedera kecelakaan: tidak ada
Ukuran /reaksi Pupil : kiri /kanan : normal Fraktur /dislokasi sendi: Tidak ada
Facial Drop : - Kaku kuduk : - Artritis /sendi tak stabil: Tidak ada
Gangguan genggam /lepas : Ki / Ka : tidak Masalah punggung: Tidak ada
dikaji Perubahan pada tahi lalat: Tidak ada
Postur : Normal Kordinasi : tidak dikaji Pembesaran nodus: Tidak ada
Refleks Patela Ki /Ka : tidak dikaji Kekuatan Umum: -
Refleks tendo dalam bisep dan trisep : tidak Cara berjalan: Dibantu
dikaji
Kernig Sign : tidak dikaji Babinsky : tidak
dikaji
Chaddock : tidak dikaji Brudinsky : tidak
dikaji
Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada

11. Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : tidak Aktif melakukan hubungan seksual : tidak
dikaji dikaji
Penggunaan kondom : tidak dikaji Penggunaan kondom : tidak dikaji
Masalah – masalah /kesulitan seksual : tidak Masalah-masalah /kesulitan seksual : tidak
dikaji dikaji
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : Perubahan terakhir dalam frekuensi/minat :
tidak dikaji tidak dikaji
Wanita:
Usia Menarche : - thn, Lama siklus : -.hari Pria :
Lokasi : tidak dikaji Rabas penis tidak dikaji
Periode menstruasi terakhir : tidak dikaji Prostat : tidak dikaji
Menopause : tidak dikaji Sirkumsisi tidak dikaji
Rabas Vaginal : tidak dikaji Vasektomi : tidak dikaji
Perdarahan antar periode : tidak dikaji Melakukan pemeriksaan: tidak dikaji
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri / Payudara test : tidak dikaji
mammogram tidak dikaji Prostoskopi /pemeriksaan prostatterakhir : ....
Tanda (obyektif ) Tanda ( obyektif )
Pemeriksaan : tidak dikaji Pemeriksaan : tidak dikaji
Payudara /penis /testis : tidak dikaji Payudara /penis /testis : tidak dikaji
Kutil genatelia/test : tidak dikaji Kutil genatelia/test : tidak dikaji
Masalah Keperawatan : tidak ada
12. Keseimbangan & Peningkatan Hubungan Psiko Serta Interaksi Sosial
Hidup dengan : nyaman Sosiologis :Normal
Masalah /Stress :Tidak ada Perubahan bicara : Tidak ada
Cara mengatasi stress komunikasi :komunikasi: Jelas
Orang pendukung lain :keluarga Adanya laringoskopi : tidak dikaji
Peran dalam struktur keluarga : kepala Komunikasi verbal / non verbal dengan
keluarga Masalah - masalah yang keluarga / orang terdekat lain :
berhubungan dengan Spiritual :Sangat baik
penyakit /kondisi :Tidak sehat Kegiatan keagamaan :Sangat baik
Psikologis :Normal Gaya hidup :Normal
Keputusasaan :Tidak ada Lain - lain :
Ketidakberdayaan : tidak dikaji
Lain - lain :
Masalah Keperawatan
(√) tidak ada
3.2.1 Penatalaksanaan Medis
No. Nama Obat Dosis Pemberian Indikasi
1. In RL 20 tpm Sebagai penganti cairan ekstrasel
yang hilang atau mengatasi
dehidrasi isotonik

2. Inj ketorolac 3 x 30 mg Untuk mengatasi nyeri sedang


hingga nyeri berat untuk sementara

3. Paracetamol 4 x 500 p10 Meredakan nyeri ringan hingga


sedang di berbagai bagian tubuh

4. Inj ceftriaxone 2x1 Mengatasi berbagai infeksi bakteri


yang terjadi pada tubuh

Hari/Tanggal Pemberian Obat :Senin, 13 Desember 2021

Palangka Raya,13 Desember 2021.


Mahasiswa,

(Yetri Dea Puspitasari)

3.2.2 Analisis Data


ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB

3.3 Intervensi
Ds:
RENCANA KEPERAWATAN
 Pasien mengatakan merasa
Nama nyeri pada luka post operasi Pasien : Ny. M
 Pasien mengatakan makin
Ruang Rawat : Ruang Cempaka
merasa nyeri pada saat Insisi
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Nyeri Akut
Intervensi Rasional
berjalan
(D.0077)
Ds: Setelah
P : Pasien mengatakan nyeridilakukan tindakan
Traumakeperawatan
jaringan Manegement Nyeri  Membantu mengurangi rasa
 pada perut
Pasien mengatakan merasa selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang  Lakukan pengkajian nyeri secara nyeri pada pasien
Q luka
nyeri pada : Pasien
post operasi dengan
mengatakan nyeri Agent Cidra Fisik komperhensif termasuk lokasi,  Memberikan rasa nyaman pada
 nyut-nyutan
Pasien mengatakan makin Kriteria hasil: karakteristik,durasi, frekuensi. pasien
R : Nyeri
merasa nyeri pada saat  Pasien mengatakan nyeri berkurang
pada bagian bawah  Tingkatkan istirahat  Mengetahui kondisi dan TTV
berjalan perut  Pasien tampak rileks  Anjurkan teknik relaksasi pasien
S :mengatakan
P : Pasien Skala nyeri nyeri
4  Pasien mampu melakukan nafas  Koloborasi dalam pemberian analgetik  Membantu mngurangi rasa nyeri
pada perut T : Pasien dalam pada pasien
mengatakan
Q : Pasien mengatakan nyeri  Pasien mampu berjalan dengan
nyut-nyutan nyeri hilang perlahan
R : Nyeri pada bagian timbul dan
bawah perut menjalar ke
S : Skala nyeri 4 pinggang,
T : Pasien keluarga
klien
mengataka
n nyeri mengatakan
hilang bahwa
pasien tiba-
timbul dan
menjalar tiba Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam
meringis
dan
memegang
Mobilisasi
ke diharpkan pasien dapat meningkatkan dan  Kaji kemampuan dalam mobilisasi  Menghindari pasien dari cidera
pinggang, melakukan aktifitas sesuai kemampuan tanpa  Sediakan lingkungan yang aman untuk  Memudahkan pasien untuk
keluarga disertai rasa nyeri. pasien berjalan
pasien Dengan kriteria hasil:  Latih pasien dalam pemenuhan  Menhindari pasien dari resiko
mengataka  Pasien meningkat dalam aktivitas kebutuhan ADL, secara mandiri sesuai jatuh
n bahwa fisik kemampuan  Untuk membantu pasien agar
pasien  Mengerti tujuan dari peningkatan  Dampingi dan bantu pasien saat mudah bergerak
tiba-tiba mobilitas mobilisasi dan penuhi kebutuhan ADL
meringis  Memverbalisasikan perasaan dalam  Ajarkan pasien bagaimana cara merubah
dan meningkatkan kekuatan dan posisi tubuh dan berikan bantuan jika
memegang kemampuan berpindah diperlukan
area yang
nyeri
Do:
 Gelisah
 Terdapat luka Post SC
horizontal dengan panjang
10 cm, lebar 1-2 cm pada
adomen pasien
 TD: 137/85 mmHg
S: 36,60C
N: 84 x/menit
R: 20 x/menit
Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan post SC hari ke 1 setelah
dilakukan post sc
DS:
 Pasien mengatakan nyeri
pada saat melakukan
pergerakan
 Pasien mengatakan
beberapa aktivitas dibantu
perawat
Do:
 Pasien nampak susah
mengangkat ekstermitasnya
 Pasien terpasang infus
 Aktivitas pasien tampak
dibantu oleh perawat dan
keluarga

3.4 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Manjemen Nyeri: S:
Selasa, 14 Desember 2021,  Melakukan pengkajian Nyeri termasuk  Pasien mengatakan nyari pada jahitan
15.45 wib
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi post SC
 Meningkatkan istirahat  Pasien mengatakan tidak nyaman pada
 Monitor tanda vital luka jahitan
 Menganjurkan teknik relaksasi O:

 Mengkoloborasikan dalam pemberian  Pasien tampak gelisah

analgetic  Pasien nampak meringis saat mengubah


posisi
 TD; 137/85 mmHg
S: 36,60C
N: 84 x/menit
R: 20 x/menit
A: Masalah belum teratasi
P; Intervensi belum dihentikan
 Mengajarkan teknik nafas dalam
 Memberikan analgetik
S:
 Pasien mengatakan sulit bergerak saat
Selasa, 14 Desember 2021,  Mengkaji kemampuan dalam mobilisasi fisik berjalan
15.45 wib
 Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan  Pasien mengatakan aktivitas dibantu
ADL secara mandiri sesuai kemampuan oleh perawat
Mengajarkan pasien nagaimana O:
cara merubah posisi dan  Pasien tampak sulit bergerak
berikan bantuan jika  Pasien nampak lemah
diperlukan  Aktivitas dibantu oleh perawat
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
 Mengajarkan teknik mobilisasi
 Mengajarkan pasien berjalan

S:
 Pasien mengatakan gatal di area luka
post operasi
Selasa, 14 Desember 2021,
16.15 wib  Ibu klien mengatakan “Akan menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan
anak-anaknya”
 Memantau tanda dan gejala infeksi (suhu, O:
denyut jantung ,drainase, penampilan luka,  Tampak lukanya masih basah
suhu kulit, dan lesi kulit)  Tampak keadaan luka deperti tidak
 Mengajarkan klien dan keluarga mengenal dilakukan perawatan luka yang benar
tanda dan gejala infeksi serta kapan harus dan tidak ada tanda- tanda pemberian
melaporkan ke layanan kesehatan obat luka
 Menganjurkan kepada keluarga khusnya klien  Aktivitas dibantu oleh perawat
untuk menjaga kebersihan diri A: Masalah belum teratasi
 Mengajari keluarga dalam melakukan P: Intervensi dilanjutkan
perawatan luka yang benar pada klien  Kaji faktor yang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi
 Instruksikan untuk menjaga personal
hygine (kebersihan diri)
 Periksa luka tiap hari, memperhatikan
perubahan penampilan luka
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .


Army dan Suhaemi. Dasar-Dasar Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Insis Press; 2008.
Benson, Michael D. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher; 2002.
C. Bandung : Alfabeta
Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC;2006
Depkes RI. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Depkes RI; 2010.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. Jumlah dan prosentase ibu hamil yang mengalami
kehamilan sungsang. Kendal. Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal; 2013.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jumlah dan prosentase ibu hamil yang mengalami
resiko tinggi/ komplikasi. Semarang. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2012.
DKK. Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2008 Errol, Farrer.
2001. Neonatologi. Jakarta : IDAI
Hacker, Neville F. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates Hellen,
Farrer. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : Buku kedokteran EGC Hidayat, A.
Aziz Alimul. 2009. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : EGC.
Hidayat, A Aziz Alimul dan Hidayat Musrifatul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika; 2007.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanandan Teknik Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika
Jakarta : EGC; 2007.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1464/MENKES/SK/III/2010. Tentang Standar Profesi
Bidan.

Leveno, Kenneth J. dkk. 2009. Obstetri Williams. Jakarta : EGC


Liu. Manual Persalinan Edisi 3. Jakarta : EGC; 2008 Mandriwati. Asuhan
Kebidanan Ibu hamil. Jakarta : EGC; 2008
Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Cetakan Kelima. Jakarta: Media
Aesculapius;2005.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Manuaba, Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2007.
Mochtar Rustam. Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologi. Jakarta: EGC; 2011 Nursalam.
Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.

Mufdillah. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Yogyakarta : Nurhamedika; 2009.


Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta


Notoatmojo, Soekidjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, Dr. Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetri, Yogjakarta : Muha Medika Oxorn,
Harry.2003. Fisiologi dan Patologi Persalinan . Jakarta : Yayasan Essentia
Oxorn Harry & William R. Forte. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.Bandung
2010.

Prawirohardjo, Sarwono. Dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. Dkk. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBS Sarwono Prawirohardjo; 2006.
Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:2003
Saifuddin, AB. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Salmah.2006. Asuhan kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.
Saryono, Setiyawan. 2009. Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Sumarah. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta ; 2008
Terjemahan bahasa Indonesia : Erlangga
Unit Pelaksana Teknis Daerah. Jumlah dan prosentase ibu hamil yang mengalami kehamilan
sungsang. Limbangan. UPTD Kecamatan Limbangan: 2013.
Varney, Helen, 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, dkk. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
18
11
12
16
15
20

Anda mungkin juga menyukai