Disusun oleh :
Nama : Yetri Dea P.
NIM : 2020-01-14401-027
NIM : 2020-01-14401-027
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa
Medis Gawat Janin Di Ruang Cempaka Kelas 2B RSUD. Dr. Doris Sylvanus, Palangka
Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas PKK I.
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Septian Mugi Rahayu., Ners. M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Dian Mitra D.Silalahi S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan
ini
4. Sulis Tiyawati, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak memberikan
arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Laporan Asuhan Keperawatan.............................................. 2
1.3.1 Tujuan Umum................................................................. 2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................. 2
1.4.1 Manfaat Teoritis.............................................................. 2
BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN............................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Gawat Janin..................................................................... 3
2.1.1 Definisi............................................................................ 3
2.1.2 Anatomi Fisiologi............................................................ 3
2.1.3 Etiologi............................................................................ 6
2.1.4 Klasifikasi........................................................................ 8
2.1.5 Patofisiologi..................................................................... 9
2.1.6 Manifestasi Klinis............................................................ 10
2.1.7 Tanda dan Gejala............................................................. 11
2.1.8 Komplikasi....................................................................... 12
2.2 Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Nyaman................................................ 12
2.2.1 Definisi............................................................................ 12
2.2.2 Klasifikasi........................................................................ 13
2.2.3 Etiologi............................................................................ 13
2.2.4 Tanda dan Gejala............................................................. 14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................... 15
3.1 Pengkajian............................................................................................. 15
3.1.1 Identitas Pasien................................................................ 15
3.1.2 Riwayat Kesehatan atau Keperawatan............................. 15
3.2 Diagnosa Medis.................................................................................... 16
3.2.1 Penatalaksanaan Medis.................................................... 20
3.2.2 Analisis Data.................................................................... 21
3.3 Intervensi............................................................................................... 23
3.4 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi............................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan merupakan proses atau
1.1. Latar Belakang
rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung
pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan
yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi
keperawatan dan merupakan inti praktik
keperawatan (Yusuf, Fitryasari PK and Nihayati,
2015).
Gawat janin merupakan suatu kondisi
patofisiologi dimana oksigen tidak tersedia untuk
janin dalam jumlah yang cukup, jika tidak di perbaiki
atau diatasi, dapat menyebabkan dekompensasi ulang
respon fisiologis dan bahkan menyebabkan
kerusakan beberapa organ. Gawat janin secara
intrinsic terkait dengan hipoksia janin dan asidosis,
dan tampaknya sangat terkait dengan asfiksia
perinatal. Pengelolaan gawat janin melibatkan
pemantauan intensif, resusitasi intrauterin,
amnioninfusion dan pengiriman segera dengan rute
vagina atau caesar (Jakovljevic, Vladimir: 2010).
Angka kematian bayi (AKB) merupakan
jumlah kematian bayi (0- 11bulan) per 1000
kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status
gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA
dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial
ekonomi. Angka Kematian Bayi di provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sebesar 10,75 per 1000 kelahiran
hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, 2012). Pada
Tahun 2012, berdasarkan laporan hasil kegiatan
sarana pelayanan kesehatan, jumlah kematian bayi
yang terjadi di kota Semarang sebanyak 10,64 per
1
1000 KH (Dinas
Kesehatan Kota 1.3. Tujuan Laporan Asuhan Keperawatan
Semarang, 1.3.1. Tujuan Umum
2012). Secara umum penulisan laporan studi kasus
ini ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
1.2. Rumusan nyata mengenai Asuhan Keperawatan Pada Ny. M
Masalah
Dengan Diagnosa Medis Gawat Janin Di Ruang
Sejalan
Cempaka Kelas 2B RSUD. Dr. Doris Sylvanus,
dengan latar
Palangka Raya.
belakang
masalah 1.3.2. Tujuan Khusus
2
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Gawat janin adalah kondisi kekurangan oksigen atau kekurangan asupan nutrisi di
dalam kandungan. Dalam dunia medis, kondisi ini juga dikenal dengan sebutan fetal distress.
Gawat janin bisa terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen, sehingga mengalami
hipoksia. Kondisi ini dapat terjadi secara kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Adapun
janin yang berisiko tinggi untuk mengalami kegawatan (hipoksia), meliputi:
Janin yang pertumbuhannya terhambat. Janin dari ibu dengan diabetes
Janin pre-term dan post-term
Janin dengan kelainan letak
Janin kelainan bawaan atau infeksi.
Gawat janin adalah suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang secara serius dapat
mengancam kesehatan janin. Gawat janin adalah bradikardi janin persisten yang apabila tidak
segera ditangani dapat menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan menyebabkan kerusakan
permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian.
Gawat janin terjadi jika janin tidak menerima oksigen yang cukup, sehingga mengalami
hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. (Maternal
Neonatal, 2002 : 334)
3
pada
2
akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H, 2006,
hal. 89)
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
1) Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba
2) Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri
berada di belakang simfisis.
3) Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di
atas simfisis pubis.
4) Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan
pusat.
5) Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
6) Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
7) Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
8) Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan prosessus
xypoideus.
9) Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosessus
xypoideus.
10) Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di bawah
prosessus xypoideus. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 90-91 dan Mandriwati, G.
A. 2008. Hal. 90).
b. Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen sehingga
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Namun akan mengecil
setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal .95)
d. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Areola mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro,
H. 2006. Hal. 95)
e. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar
pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
5
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%,
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
kira-kira 30%. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
f. Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak
nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96)
g. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon
estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga menurun.Pada bulan-bulan
pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal
sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut
hiperemesis gravidarum. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
h. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin
mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan
hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai
perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 97)
j. Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %.
Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan trimester
akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan,
alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi
4
nanti. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada
trimester ketiga.Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium,
paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang
tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium ibu.
Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg untuk
pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar tidak terjadi perdarahan
pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 98)
2.1.3 Etiologi
Penyebab utama gawat janin adalah pasokan oksigen yang kurang pada janin
(hipoksia janin). Kondisi ini dapat terjadi terkait dengan keadaan ibu atau janin
sendiri.
Kondisi yang terkait dengan janin, meliputi:
Berat badan janin yang rendah (intrauterine growth restriction/IUGR),
yaitu ketika berat janin kurang dari persentil 10 dari berat badan normal
dalam usia kehamilan yang sama.
Pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang. Salah satu penyebabnya
adalah oligohidramnion, yaitu cairan ketuban yang terlalu sedikit.
Mengalami sindrom aspirasi mekonium. Sindrom ini bisa mengakibatkan
iritasi pada paru-paru janin, infeksi, serta menghalangi jalan napas janin.
Sedangkan gawat janin yang dipengaruhi oleh kondisi pada ibu, di antaranya:
Masa kehamilan lebih dari 42 minggu.
Memiliki penyakit anemia, diabetes, tekanan darah tinggi saat kehamilan,
atau preeklamsia.
Kehamilan pada usia di atas 35 tahun.
Kehamilan dengan janin kembar atau lebih.
7
2.1.4 Klasifikasi
8
2.1.5 Patofisiologi
9
2.1.6 Manifestasi Klinis
Menurut Prawirohardjo (2007) tanda gejala gawat janin dapat diketahui dengan :
1) DJJ Abnormal Dibawah ini dijelaskan denyut jantung janin abnormal adalah sebagai
berikut:
Denyut jantung janinirreguller dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali
setelah beberapa watu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini
menunjukan adanya hipoksia.
Bradikardi yang terjadi diluar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah kontraksi
menunjukan adanya gawat janin.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
Demam pada ibu
Obat-obat yang menyebabkan takhikardi (misal: obat tokolitik) Bila ibu tidak
mengalami takhikardi, DJJ yang lebih dari 160 per menit menunjukan adanya anval
hipoksia. Denyut jantung janin abnormaldapat disebut juga dengan fetal distress. Fetal
distress dibagi menjadi dua yaitu fetal distress akut dan fetal distress kronis. Menurut
Marmi, Retno A.M.S., 25 Fatmawaty.E (2010)
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan deteksi
dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ . Janin
harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan siang. Bila
jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi
sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan gerakan
ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu
yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila ternyata tidak tercapai jumlah minimal
sebanyak 10 gerakan maka ibu untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tanda-tanda gawat janin:
1. Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
2. Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui
adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan
kardiotokografi
3. Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin
10
2.1.7 Tanda dan Gejala
Menurut Prawirohardjo (2007) tanda gejala gawat janin dapat diketahui dengan : 1) DJJ
Abnormal Dibawah ini dijelaskan denyut jantung janin abnormal adalah sebagai berikut :
Denyut jantung janinirreguller dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali
setelah beberapa watu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini
menunjukan adanya hipoksia.
Bradikardi yang terjadi diluar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah kontraksi
menunjukan adanya gawat janin.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
Demam pada ibu
Obat-obat yang menyebabkan takhikardi (misal: obat tokolitik) Bila ibu tidak
mengalami takhikardi, DJJ yang lebih dari 160 per menit menunjukan adanya anval
hipoksia. Denyut jantung janin abnormaldapat disebut juga dengan fetal distress. Fetal
distress dibagi menjadi dua yaitu fetal distress akut dan fetal distress kronis. Menurut
Marmi, Retno A.M.S., 25 Fatmawaty.E (2010)
Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan
deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick
count’ . Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan
siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus
menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi
penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap
gawat janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan
gerakan janin. Bila ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka
ibu untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Tanda-tanda gawat janin:
• Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada
letak kepala
• Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk
mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan
pemantauanmenggunakan kardiotokografi
• Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah
janin
11
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi bisa terjadi pada ibu maupun janin yang dikandungnya dengan
kriteria.
Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan yang dapat menimbulkan variasi turunnya
tekanandarah sampai keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita
anemis sampaisyok, kesadaran bervariasi dari baik sampai koma.
Gangguan pembekuan darah/ masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah
menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan disertai hemolisis, tejadinya
penurunan fibrinogensehingga hipofibrigen dapat mengganggu pembekuan darah.
Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat
menimbulkan produksi urin makin berkurang.
Perdarahan postpartum/ pada solusio plasenta sedang sampai berat tejadi infiltrasi
darahke otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan
karena atonia uteri: kegagalan pembekuan darah menambah beratnya perdarahane.
Sementara komplikasi yang terjadi pada janin antara lain/ asfiksia ringan sampai
berat dankematian janin, karena perdarahan yang tertimbun di belakang plasenta
yang mengganggusirkulasi dan nutrisi ke arah janin. Rintangan kejadian asfiksia
sampai kematian janin dalam rahim tegantung pada seberapa bagian plasenta telah
lepas dari implantasinya difundus uteri.(Rukiyah & Yulianti, 2010: 202)
Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal Mubarak,
Indrawati, & Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan keadaan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang
dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah
terpenuhi), dan transenden. Kenyamanan seharusnya dipandang secara holistic yang
mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorang yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan.
12
2.2.2 Klasifikasi
Menurut (Mardella, Ester, Riskiyah, & Mulyaningrum, 2013) Gangguan rasa nyaman
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
2.2.3 Etiologi
a. Gejala penyakit.
b. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
c. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial
dan pengetahuan).
d. Kurangnya privasi.
e. Gangguan stimulasi lingkungan.
f. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi kehamilan.
12
2.2.4 Tanda dan Gejala
Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut (PPNI, 2016):
Data objektif:
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardi
5) Pupil dilatasi
14
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Cleaning Service
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Hiu Putih 21 C
Tgl MRS : 13 Desember 2021
Diagnosa Medis : Post SC atas indikasi Gawat Janin
15
3.2 Diagnosa Medis
Rasa Nyaman Nyeri
Suhu : 36,5°C, (✓) Gelisah (✓) Nyeri Skala Nyeri : 4 Gambaran Nyeri : Ditusuk-tusuk
Lokasi nyeri : perut pasca post sc Frekuensi Nyeri : Sedang Durasi /Perjalaan : Hilang timbul
Tanda Obyektif : (✓) Mengerutkan muka (✓) Menjaga area yang sakit
Respon emosional : - Penyempitan Fokus : -
Cara mengatasi nyeri : Manajemen Nyeri
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
1. Oksigenasi 2. Cairan
Pernapasan : 18 x /mnt Kebiasaan minum : 2 L . /hari,
TD: 120/60 mmHg Jenis : Air mineral
Bunyi Nafas : Vesikuler Turgor kulit : Normal
Respirasi : 20 x/mnt Mukosa mulut : Normal
Kedalaman : tidak dikaji Punggung kaki : Normal warna :sawo
Fremitus : tidak dikaji matang
Sputum : tidak dikaji Pengisian kapiler : tidak dikaji
Sirkulasi Oksigen : 97% Mata cekung : tidak dikaji
Dada : tidak dikaji Konjungtiva :normal
Oksigen : Tgl : - Canula /sungkup : - ltr/m Sklera : Normal
WSD : Tgl: - di Keadaan Edema :Tidak ada
Riwayat Penyakit : tidak ada Distensi vena jugularis : Tidak ada
Lain - lain : Asites :Tidak ada
Minum per NGT : Tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT : Tidak
terpasang
Jenis : tidak dikaji
Terpasang infuse : terpasang
(dimulai tgl :13 desember 2021 Jenis : RL
16 tpm)
dipasang di : tangan sebelah kiri)
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada
15
Dipasang di: tangan sebelah kiri Kotor
Porsi makan yang dihabiskan : ½ porsi Keadaan kuku : (✓)Pendek Panjang
Makanan yang disukai : Ayam goreng Keadaan vulva perineal : Normal
Diet : Tidak ada Keluhan saat ini : Tidak Ada
Lain lain : Iritasi kulit : Tidak ada
Luka bakar : tidak ada
Keadaan luka : Tidak ada
Lain lain :
11. Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : tidak Aktif melakukan hubungan seksual : tidak
dikaji dikaji
Penggunaan kondom : tidak dikaji Penggunaan kondom : tidak dikaji
Masalah – masalah /kesulitan seksual : tidak Masalah-masalah /kesulitan seksual : tidak
dikaji dikaji
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : Perubahan terakhir dalam frekuensi/minat :
tidak dikaji tidak dikaji
Wanita:
Usia Menarche : - thn, Lama siklus : -.hari Pria :
Lokasi : tidak dikaji Rabas penis tidak dikaji
Periode menstruasi terakhir : tidak dikaji Prostat : tidak dikaji
Menopause : tidak dikaji Sirkumsisi tidak dikaji
Rabas Vaginal : tidak dikaji Vasektomi : tidak dikaji
Perdarahan antar periode : tidak dikaji Melakukan pemeriksaan: tidak dikaji
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri / Payudara test : tidak dikaji
mammogram tidak dikaji Prostoskopi /pemeriksaan prostatterakhir : ....
Tanda (obyektif ) Tanda ( obyektif )
Pemeriksaan : tidak dikaji Pemeriksaan : tidak dikaji
Payudara /penis /testis : tidak dikaji Payudara /penis /testis : tidak dikaji
Kutil genatelia/test : tidak dikaji Kutil genatelia/test : tidak dikaji
Masalah Keperawatan : tidak ada
12. Keseimbangan & Peningkatan Hubungan Psiko Serta Interaksi Sosial
Hidup dengan : nyaman Sosiologis :Normal
Masalah /Stress :Tidak ada Perubahan bicara : Tidak ada
Cara mengatasi stress komunikasi :komunikasi: Jelas
Orang pendukung lain :keluarga Adanya laringoskopi : tidak dikaji
Peran dalam struktur keluarga : kepala Komunikasi verbal / non verbal dengan
keluarga Masalah - masalah yang keluarga / orang terdekat lain :
berhubungan dengan Spiritual :Sangat baik
penyakit /kondisi :Tidak sehat Kegiatan keagamaan :Sangat baik
Psikologis :Normal Gaya hidup :Normal
Keputusasaan :Tidak ada Lain - lain :
Ketidakberdayaan : tidak dikaji
Lain - lain :
Masalah Keperawatan
(√) tidak ada
3.2.1 Penatalaksanaan Medis
No. Nama Obat Dosis Pemberian Indikasi
1. In RL 20 tpm Sebagai penganti cairan ekstrasel
yang hilang atau mengatasi
dehidrasi isotonik
3.3 Intervensi
Ds:
RENCANA KEPERAWATAN
Pasien mengatakan merasa
Nama nyeri pada luka post operasi Pasien : Ny. M
Pasien mengatakan makin
Ruang Rawat : Ruang Cempaka
merasa nyeri pada saat Insisi
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Nyeri Akut
Intervensi Rasional
berjalan
(D.0077)
Ds: Setelah
P : Pasien mengatakan nyeridilakukan tindakan
Traumakeperawatan
jaringan Manegement Nyeri Membantu mengurangi rasa
pada perut
Pasien mengatakan merasa selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang Lakukan pengkajian nyeri secara nyeri pada pasien
Q luka
nyeri pada : Pasien
post operasi dengan
mengatakan nyeri Agent Cidra Fisik komperhensif termasuk lokasi, Memberikan rasa nyaman pada
nyut-nyutan
Pasien mengatakan makin Kriteria hasil: karakteristik,durasi, frekuensi. pasien
R : Nyeri
merasa nyeri pada saat Pasien mengatakan nyeri berkurang
pada bagian bawah Tingkatkan istirahat Mengetahui kondisi dan TTV
berjalan perut Pasien tampak rileks Anjurkan teknik relaksasi pasien
S :mengatakan
P : Pasien Skala nyeri nyeri
4 Pasien mampu melakukan nafas Koloborasi dalam pemberian analgetik Membantu mngurangi rasa nyeri
pada perut T : Pasien dalam pada pasien
mengatakan
Q : Pasien mengatakan nyeri Pasien mampu berjalan dengan
nyut-nyutan nyeri hilang perlahan
R : Nyeri pada bagian timbul dan
bawah perut menjalar ke
S : Skala nyeri 4 pinggang,
T : Pasien keluarga
klien
mengataka
n nyeri mengatakan
hilang bahwa
pasien tiba-
timbul dan
menjalar tiba Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam
meringis
dan
memegang
Mobilisasi
ke diharpkan pasien dapat meningkatkan dan Kaji kemampuan dalam mobilisasi Menghindari pasien dari cidera
pinggang, melakukan aktifitas sesuai kemampuan tanpa Sediakan lingkungan yang aman untuk Memudahkan pasien untuk
keluarga disertai rasa nyeri. pasien berjalan
pasien Dengan kriteria hasil: Latih pasien dalam pemenuhan Menhindari pasien dari resiko
mengataka Pasien meningkat dalam aktivitas kebutuhan ADL, secara mandiri sesuai jatuh
n bahwa fisik kemampuan Untuk membantu pasien agar
pasien Mengerti tujuan dari peningkatan Dampingi dan bantu pasien saat mudah bergerak
tiba-tiba mobilitas mobilisasi dan penuhi kebutuhan ADL
meringis Memverbalisasikan perasaan dalam Ajarkan pasien bagaimana cara merubah
dan meningkatkan kekuatan dan posisi tubuh dan berikan bantuan jika
memegang kemampuan berpindah diperlukan
area yang
nyeri
Do:
Gelisah
Terdapat luka Post SC
horizontal dengan panjang
10 cm, lebar 1-2 cm pada
adomen pasien
TD: 137/85 mmHg
S: 36,60C
N: 84 x/menit
R: 20 x/menit
Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan post SC hari ke 1 setelah
dilakukan post sc
DS:
Pasien mengatakan nyeri
pada saat melakukan
pergerakan
Pasien mengatakan
beberapa aktivitas dibantu
perawat
Do:
Pasien nampak susah
mengangkat ekstermitasnya
Pasien terpasang infus
Aktivitas pasien tampak
dibantu oleh perawat dan
keluarga
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Manjemen Nyeri: S:
Selasa, 14 Desember 2021, Melakukan pengkajian Nyeri termasuk Pasien mengatakan nyari pada jahitan
15.45 wib
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi post SC
Meningkatkan istirahat Pasien mengatakan tidak nyaman pada
Monitor tanda vital luka jahitan
Menganjurkan teknik relaksasi O:
S:
Pasien mengatakan gatal di area luka
post operasi
Selasa, 14 Desember 2021,
16.15 wib Ibu klien mengatakan “Akan menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan
anak-anaknya”
Memantau tanda dan gejala infeksi (suhu, O:
denyut jantung ,drainase, penampilan luka, Tampak lukanya masih basah
suhu kulit, dan lesi kulit) Tampak keadaan luka deperti tidak
Mengajarkan klien dan keluarga mengenal dilakukan perawatan luka yang benar
tanda dan gejala infeksi serta kapan harus dan tidak ada tanda- tanda pemberian
melaporkan ke layanan kesehatan obat luka
Menganjurkan kepada keluarga khusnya klien Aktivitas dibantu oleh perawat
untuk menjaga kebersihan diri A: Masalah belum teratasi
Mengajari keluarga dalam melakukan P: Intervensi dilanjutkan
perawatan luka yang benar pada klien Kaji faktor yang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi
Instruksikan untuk menjaga personal
hygine (kebersihan diri)
Periksa luka tiap hari, memperhatikan
perubahan penampilan luka
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. Dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. Dkk. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBS Sarwono Prawirohardjo; 2006.
Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:2003
Saifuddin, AB. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Salmah.2006. Asuhan kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.
Saryono, Setiyawan. 2009. Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Sumarah. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta ; 2008
Terjemahan bahasa Indonesia : Erlangga
Unit Pelaksana Teknis Daerah. Jumlah dan prosentase ibu hamil yang mengalami kehamilan
sungsang. Limbangan. UPTD Kecamatan Limbangan: 2013.
Varney, Helen, 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, dkk. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
18
11
12
16
15
20