Anda di halaman 1dari 6

BAB III.

METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

 Hari dan Tanggal : Rabu, 30Juni 2021-Kamis, 1 Juli 2021


 Pukul : 08.30-11.30 WIB
 Tempat Penelitian : Di laboratorium kimia SMAN 2 Pasuruan

3.2 Alat dan Bahan

No. ALAT & BAHAN KETERANGAN


1. 3 Buah Batu Bata Utuh Menjadi sumber energi listrik terbarukan dan
menjadi bahan pokok dalam penelitian.
2. Kabel Ukuran 45 CM Sebagai penyambung aliran listrik dari batu
bata menuju bola lampu LED.
3. 3 Buah Bola lampu LED Sebagai bahan yang digunakan untuk
mengetahui apakah aliran listrik telah mengalir
sehingga bola lampu LED ini dapat menyala
atau tidak.
4. Isolasi Sebagai perekat antara batu bata, kabel,
voltmeter, dan bola lampu LED.
5. 600 ML Air Digunakan untuk membasahi permukaan batu
bata yang telah dibelah menjadi dua bagian.
6. Gunting Alat untuk memotong kabel sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan.
7. Seng/Kawat Sebagai bahan konduktor dalam percobaan.
8. Amplas Sebagai penggosok permukaan batu bata yang
telah dibelah menjadi dua bagian sama besar
untuk menghilangkan bagian yang kurang
ersih atau belum rata.
9. Voltmeter Untuk mengetahui apakah aliran listrik telah
mengalir dan sebagai alat pengukur tegangan.
10. Tisu Sebagai pengering dan/ atau pengelap batu
bata yang telah basah oleh air.
11. Obeng Digunakan untuk melubangi bagian batu bata
yang akan diukur menggunakan voltmeter.
12. Kapak kecil atau pisau yang Digunakan untuk membelah batu bata menjadi
berukuran agak besar. dua bagian sama besar.
13. Alat ukur (diutamakan Digunakan untuk mengukur panjang kabel
penggaris) yang akan digunakan dalam penelitian.
14. Lembaran kertas atau buku Digunakan sebagai media awal pencatatan
catatan hasil dari percobaan yang telah dilakukan.
15. Alat tulis Sebagai alat pencatat hasil dari percobaan yang
telah dilakukan.
16. Papan kayu atau triplex Sebagai alas dari produk yang dibuat.
Ukuran 35x35 CM
17. Wadah kotak atau persegi Sebagai pengemas dan pelindung, serta
dari kardus atau karton finishing dari produk yang telah dibuat.
dengan atasan dari plastik
yang terbuka Ukuran 42x42
CM
Tabel 3.1 Alat dan bahan penelitian
3.3 Cara Membuat

 Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.


 Pertama, ambil batu bata, kemudian belah dengan hati-hati menjadi dua bagian
menggunakan kapak kecil atau pisau yang berukuran agak besar.
 Kedua, mulailah untuk mengamplas permukaan batu bata yang akan
digunakan sebagai percobaan.
 Ketiga, setelah batu bata diamplas, basahi batu bata tersebut menggunakan air
secukupnya.
 Keempat, usap batu bata menggunakan tisu untuk menjaga agar batu bata tetap dalam
kondisi yang tidak kotor secara berlebihan setelah dibasahi dengan air.
 Keempat, lubangi bagian tengah batu bata menggunakan obeng.
 Kelima, ukur bagian batu bata yang telah dilubangi tersebut menggunakan voltmeter
untuk mengetahui ada tidaknya aliran listrik serta tegangannya.
 Keenam, ukur panjang kabel yang diperlukan untuk percobaan menggunakan alat
ukur berupa penggaris.
 Ketujuh, potong kabel tersebut dengan hati-hati menggunakan gunting.
 Kedelapan, ambil voltmeter, kabel yang telah dipotong, batu bata, serta bola lampu
LED dan letakkan secara berurutan di atas papan kayu atau triplex.
 Kesembilan, sambungkan voltmeter dengan batu bata, lalu kabel yang telah dipotong
dengan sisi lain batu bata, dilanjut dengan menyambungkan kabel dengan bola lampu
LED; menggunakan isolasi secara runtut dan rapi.
 Kesepuluh, nyalakan voltmeter dan tunggu beberapa saat.
 Kesebelas, amati hasil yang muncul setelah voltmeter dinyalakan.
 Keduabelas, bola lampu LED dapat menyala dengan cukup terang setelah menunggu
beberapa saat.
 Ketigabelas, catatlah hasil pengamatan menggunakan alat tulis dan media buku
catatan.
 Keempatbelas, ulangi kembali langkah 1-13 dengan merubah ukuran batu bata yang
digunakan, jumlah dan ukuran bola lampu LED, serta ukuran voltmeter dan lama
waktunya untuk mengetahui hasil dan kekuatan aliran listrik yang lebih maksimal.
 Kelimabelas, sebagai finishing, simpan produk pada kotak kardus atau karton dengan
atasan yang terbuka dari plastik agar produk lebih rapi, tertata, dan terlindungi.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Data yang kami cantumkan setelah percobaan tertera dalam grafik dan diagram di bawah ini.
1). Tegangan yang terkandung dalam batu bata merupakan faktor utama yang memengaruhi
hasil dari nyalanya bola lampu LED.

Tegangan 3,5 Volt


0%
Bola Lampu
LED Menyala
nyala
terang
Bola Lampu
100% LED Tidak
Menyala

Grafik 4.1 Hasil Uji Coba Menggunakan Batu Bata yang Memiliki Tegangan 3,5 Volt

Tegangan 1 Volt

Bola Lampu
LED Menyala
20% Tidak Terang
Bola Lampu
80%
LED Menyala
Terang

Grafik 4.2 Hasil Uji Coba Menggunakan Batu Bata yang Memiliki Tegangan 1 Volt

2). Jumlah dan ukuran batu bata yang digunakan juga memengaruhi nyala lampu LED

Batu Bata Ukuran 7,5 CM

Bola Lampu LED


30% Tidak Menyala

Bola Lampu
70% LED Menyala
Grafik 4.3 Hasil Uji Coba Menggunakan Batu Bata yang Memiliki Ukuran 7,5 CM

Batu Bata Ukuran 17 CM


10 % Bola Lampu
LED Menyala
Terang
Bola Lampu
90% LED Menyala
Tidak Terang

Grafik 4.4 Hasil Uji Coba Menggunakan Batu Bata yang Memiliki Ukuran 17 CM

3.) Jumlah bola lampu LED yang berbeda-beda dipengaruhi oleh tegangan listrik dalam batu
bata serta julah dan ukuran dari batu bata tersebut dalam setiap percobaan dapat
memengaruhi hasil yang diinginkan.

Percobaan Menggunakan 4 Buah Batu Bata yang Berukuran


5 CM dengan Tegangan 68 Volt
10 %
3 Bola Lampu
LED Menyala

1 Bola Lampu
90 % LED Tidak
Menyala

Grafik 4.5 Hasil Uji Coba Menggunakan 4 Buah Batu Bata yang Berukuran 5 CM
dengan Tegangan 68 Volt
Diagram batang yang menunjukkan bahwa tegangan listrik dipengaruhi oleh jumlah batu bata
yang digunakan. Banyaknya bola lampu yang bisa menyala ditimbulkan dari seberapa besar
tegangan yang ada.

Diagram 4.6 Hasil Uji Coba Menggunakan Beberapa Batu Bata Dan Beberapa Bola Lampu
Yang Jumlahnya Berbeda.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Jawaban Pertanyaan Nomor 1
Power brick yang menggunakan seng atau kawat akan lebih mudah untuk menyalurkan
listrik menuju bola lampu LED daripada power brick yang tanpa disertai perantara (seng atau
kawat), karena seng atau kawat yang digunakan untuk power brick ini menjadi perantara
panas atau konduktor untuk menghantarkan aliran listrik lebih cepat menuju bola ampu LED.

4.2.1 Jawaban Pertanyaan Nomor 2


Batu bata diredam dalam uap asam klorida, yang meresap ke dalam pori-pori dan
bereaksi dengan oksida besi yang memberi warna merah pada batu bata. Asam ini kemudian
mengubah oksida besi menjadi bentuk reaktif besi, yang berinteraksi dengan gas lain melalui
batu bata untuk membuat film tipis PEDOT, plastik penghantar listrik. Lapisan ini
sebenarnya adalah lapisan serat nano dengan luas permukaan yang sangat besar, yang
meningkatkan kapasitas penyimpanan energinya. Lapisan PEDOT ini juga berfungsi sebagai
elektroda, dan para peneliti juga menambahkan elektrolit gel pada batu bata.Tiga batu bata
kecil cukup untuk menyalakan bola lampu LED selama sepuluh menit dengan sekali
pengisian.

Anda mungkin juga menyukai