Anda di halaman 1dari 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Senam Irama
a. Pengertian Senam
Istilah senam merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu
gymnastic atau dalam bahasa Yunani yaitu gymnos dan dalam bahasa
Belanda yaitu gymnastiek yang artinya telanjang. Karena pada waktu
zaman kuno melakukan senam dengan badan telanjang. Seperti
dikemukakan Hidayat (1995) yang dikutip Agus Margono (2009: 8)
Gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan
fisik yang memerlukan keleluasan gerak sehingga perlu dilakukan dengan

Di dalam senam terkandung makna yang luas sesuai dengan


perkembangan berbagai aliran dan jenis senam yang berkembang, untuk
itu perlu diberikan batasan senam. Batasan senam menurut Agus Margono

dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan

Pendapat lain dikemukan Peter H. Werner (1994) yang dikutip


Gymnastic may be globally defined as any
physical exercises on the floor or apparatus that is designed to promote
endurance,stengght,flexibility,agility,coordinastion and body control
ebagai bentuk latihan tubuh pada lantai
pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan,

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,


senam merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan
berencana dan disusun secara sistematis untuk membentuk dan
mengembangkan pribadi yang harmonis. Dalam latihan senam dapat
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dilakukan pada lantai dan alat yang dirancang untuk meningkatkan daya
tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Hal ini artinya, senam bertujuan untuk koordinasi seta kontrol tubuh. Hal
ini artinya, senam bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tubuh bukan
alatnya atau pola gerakannya. Oleh karena itu, suatu gerakan dikatakan
senam atau bukan harus memiliki ciri-ciri kaidah tertentu.
Untuk memberi batasan senam yang sangat sukar, oleh karena
semua pengertian dan bidang yang terkandung di dalamnya harus
tercakup, namun demikian perlu adanya batasan senam agar jelas batas
dan ruang lingkupnya. Menurut Suyati dan Agus Margono (1992: 6) untuk
memberikan batasan senam harus memiliki ciri-ciri dan kaidahnya-
kaidahnya sebagai berikut:
1) Gerakan-gerakannya harus selalu dibuat atau diciptakan dengan
sengaja.
2) Gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan
tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan
gerak/keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan
keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh).
3) Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis.

Berdasarkan ciri-ciri dan kaidah-kaidah senam tersebut, lebih


lanjut Suyati dan Agus Margono (1992: 6) memberi batasan senam

disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan


priba
Tujuan senam akan dapat dicapai apabila senam dilakukan secara
teratur, kontinyu dan terprogram, sehingga dapat menunjang terbinanya
unsur-unsur kesegaran jasmani. Dengan melakukan gerakan senam secara
tepat dan benar, sistem neuromuscular (sistem syaraf, otot dan sendi) akan
menjadi lebih baik kerjanya, sehingga unsur-unsur kesegaran jasmani akan
berkembang dengan baik.
Gerakan senam yang dilakukan dengan baik dan teratur dapat
membuat tubuh menjadi kuat, sikap dan perawakan (posture) menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lebih baik, bentuk gerak yang terampil, efisien, luwes dan anggun. Hal ini
berkat terjalinnya koordinasi syaaraf dan otot yang rapi dan serasi, otot
pada batang tubuh cukup kuat terutama otot perut dan otot punggung.
Dengan mengatur tempo dan irama gerakan-gerakan senam dapat diatur
pula berat ringannya kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru,
sehingga penyediaan dan penyaaluran oksigen (oxygen comsumplion)
menjadi lebih tinggi dan lebih mencukupi kebutuhan tubuh.

b. Jenis Senam
Sekarang ini muncul beberapa macam senam seperti senam
kesegaran jasmani, senam ibu hamil,senam jantung dan masih banyak
istilah senam lainya. Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 100)

dasar, senam ketangkasan (Federation


Internationale de Gymnastique) dalam Agus Mahendra (2000: 11-12)
dibagi menjadi enam kelompok yaitu:
1) Senam artistik (artistic gymnastics).
2) Senam ritmik sportif (sportive rhymic gymnastics).
3) Senam akrobatik (acrobatic gymnastics).
4) Senam aerobic sport (sports aerobics).
5) Senam trampolin (trampolinning).
6) Senam umum (general gymnastics).
Senam irama atau juga disebut dengan senam ritmik adalah
gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik atau latihan bebas
yang dilakukan secara berirama. Ritmik dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ataupun tanpa alat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Struktur Senam
Latihan senam pada umumnya mengikuti ketentuan yang sudah
diterima secara umum, yaitu tidak lepas dari sistematika olahraga.
Menurut Marta Dinata
pemanasan (warming up) inti dan pendinginan (cooling down
lebih jelasnya pembahasan mengenai bagian-bagian dari senam dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemanasan (Warming Up)
Pemanasan atau warming up merupakan kegiatan pendahuluan
yang pelaksanaannya mengandung unsur yaitu:
a) Peningkatan suhu tubuh dan secara bertahap meningkatkan jumlah
denyut nadi, dari denyut nadi istirahat kedenyut nadi latihan.
Peningkatan suhu tersebut biasanya dilakukan dengan gerakan,
seperti jalan di tempat atau gerakan dasar yang sederhana seperti
menengokkan kepala kekiri atau kekanan dan gerakan lengan atau
kaki.
b) Peneingkatan elastisitas otot dan ligamentum disekitar persendian.
Latihan unutk meningkatkan elastisitas otot dan ligamentum ini
dapat dilakukan dengan gerakan peregangan terhadap kelompok
otot besar yang ditahan dalam waktu tertentu. Pelaksanaannya
harus dilakukan secara perlahan-lahan dan tidak terlampau
memaksakan.
c) Untuk mempersiapkan tubuh baik fisik maupun mental keaktivitas
yang dilaksanakan.
2) Inti Latihan
Latihan inti biasanya merupakan gerakan yang sudah lebih
aktif dan melibatkan gerakan yang disiplin untuk melatih bagian tubuh
tertentu dengan pengulangan yang cukup. Kegiatan inti hendaknya
mengikuti alur tertentu yang sudah direncanakan sebelumnya, gerakan
yang dipilih dimulai dari bagian atas tubuh ke bawah atau dari bagian
kepala, bahu, lengan, pinggang kegerakan gabungan. Biasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

pelaksanaan dari bagian inti ini bergerak secara progresif, yaitu dari
tahap gerakan tunggal bagian tubuh, hingga kepergerakan bagian tubuh
secara bersamaan.
3) Pendinginan
Pada tahap pendinginan harus melakukan gerakan-gerakan
yang menururnkan frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati
denyut nadi yang normal. Pelaksanaan gerakan pendinginan harus
merupakan penurunan secara bertahap dari gerakan dengan intensitas
tinggi kegerakan yang berintensitas rendah.
Dilihat dari segi ilmu faal tubuh, perubahan gerakan yang
bertahap berguna untuk menghindari penumpukan asam laktat yang
menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada otot di tempat tertentu.
Dengan demikian proses pendinginan ini dimaksudkan unutk
mengurangi penumpukan asam laktat yang merupakan sisa
pembakaran dalam otot.

d. Senam Irama
Senam irama sangat menarik untuk dipelajari karena mengandung
unsur gerakan yang sangat indah dengan diiringi music. Untuk melakukan
gerakan dalam senam irama diperlukan kelenturan, keseimbangan,
keluwesan, fleksibilitas, kontinuitas, dan ketepatan.
Kita perlu menguasai gerakan pada senam irama agar mencapai
gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani. Hal itu
sesuai dengan tujuan senam, yaitu untuk membentuk keindahan tubuh,
kebugaran, dan kekuatan. Senam irama merupakan rangkaian gerak senam
yang dilakukan dengan gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan
sikap badan dengan diiringi suatu irama atau music. Senam irama yang
dilakukan secara teratur, kontinyu dan sistematis dapat memberikan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

1) Manfaat senam irama yaitu sebagai berikut :


a) Manfaat Fisik
Orang melakukan senam irama secara rutin akan mengembangkan
kemampuan daya tahan, otot, kekuatan, tenaga kelentukan,
koordinasi, kelincahan dan keseimbangan.
b) Manfaat Mental
Orang yang melakukan senam irama mampu menggunakan
kemampuan berfikirnya secara aktif dan kreatif melalui pemecahan
masalah gerak.
c) Manfaat Sosial
Kegiatan senam dilakukan secara bersama-sama dalam hal ini
maka akan terwujud interaksi sosial. Pada prinsipnya, senam irama
sama dengan senam-senam yang lainnya. Akan tetapi, pada senam
ini disertai dengan irama (ritme).

2) Unsur-unsur gerakan senam irama, ada tiga hal yang harus


diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a) Irama
Pada dasarnya irama telah dikenal oleh mahasiswa semasa di
Sekolah Menengah Pertama maupun di sekolah Menengah Atas,
misalnya irama: 2/3, 3/4, 4/4 dan sebagainya.
b) Kelentukan tubuh dalam gerakan (flexibilitas)
Prinsip kelentukan dalam gerakan akan diperoleh berkat latihan
yang tekun dan akan makan waktu yang cukup lama.
c) Kontinuitas gerakan
Kontinuitas gerakan akan diperoleh dari rangkaian gerak-gerak
senam yang telah disusun dalam bentuk rangkaian yang siap
ditampilkan. Ini membutuhkan latihan yang tekun dan cukup lama.
Maka demi terciptanya keserasian dalam gerak irama harus
dikuasai secara matang. Sebelum menginjak pada latihan dengan
alat seperti pita, bola, gada, tali dan simpai, terlebih dahulu harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

mengenal dan menguasai latihan dasar yaitu: macam-maam


langkah, ayunan lengan dan sikap tubuh/posisi tubuh di dalam
melakukan latihan.

3) Ada beberapa jenis latihan senam yang harus dikuasai didalam senam
irama. Jenis latihan senam tersebut meliputi :
Macam-Macam Langkah.
(1) Langkah biasa (ieoppas)
(2) Langkah rapat (bijtrekpas)
(3) Langkah tiga (wallspas)
(4) Langkah ganti (wisselpas)
(5) Langkah keseimbangan (balanpas)
(6) Langkah silang (kruispas)
(7) Langkah depan (galoppas)
(8) Langkah samping (zijpas)
(9) Langkah putar silang (draipas)
(10) Langkah lingkar (huppelpas)
(11) Langkah pantul (kaatpas)

Pelaksanaan langkah dasar dalam senam irama yaitu terdiri dari :

Gambar 1. Sikap Tegak Gambar 2. Melangkah Gambar 3. Tumit Jingkat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

4) Macam-macam Gerakan Rangkaian Senam Irama


a) Gerakan Rangkaian Pemanasan
(1) Berdiri tegak pandangan mata lurus kedepan, kedua tangan
disatukan kedepan dada, kepala ditekuk kesamping kanan dan
kiri. Kedua tangan dibuka selebar bahu, kemudian digerakkan
keatas dan kebawah dengan menekuk kaki kebawah dan keatas.
(2) Tangan diayunkan ke bahu kanan dan kiri bergantian sambil
menekuk lutut .Angkat kedua lengan lurus kedepan dada
kemudian ditarik mendekat kedepan dada sambil menekuk
lutut.
(3) Kaki kanan langkahkan kesamping kanan sambil kedua lengan
diayun kedepan dan ditempelkan ke pinggul samping kanan
dan dilakukan sebaliknya. Kaki kanan diayun-ayunkan ke atas
dan kebawah kearah kanan sebanyak 3 kali hitungan dan
hitungan ke empat kaki dan tangan diam, diikuti dengan kedua
tangan mengayun kebawah.
b) Gerakan Rangkaian Individu
(1) Sikap tegak senam berdiri tegak pandangan mata lurus
kedepan, tangan lurus kebawah dsamping badan, jari tangan
rileks, kaki rapat.
(2) Melangkah ke kiri dengan langkah tegak kaki kiri atau jengket
kaki kiri empat hitungan dan kekanan empat hitungan, gerakan
lengan berada didepan dada agak ditekuk diayun kekanan dan
kekiri.
(3) Kemudian melangkah kekiri empat hitungan posisi lengan agak
ditekuk didepan dada dan diayun ke atas dan kebawah. lalu
mundur empat hitungan dengan kedua lengan diputar keatas
dan bawah kemudian maju kedepan dengan enam hitungan, dua
hitungan melangkah kearah kanan, dengan posisi lengan
didepan dada agak ditekuk dan diayun ke kanan dan kiri (posisi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

salah satu kaki jinjit). Diulangi seperti diatas dengan arah yang
berbeda.
c) Gerakan Rangkaian Berpasangan
(1) Sikap tegak senam berdiri tegak pandangan mata lurus
kedepan, tangan lurus kebawah dsamping badan, jari tangan
rileks, kaki rapat.
(2) Dimulai dari sikap sejajar dua orang kaki kiri ditekuk,
langkahkan kaki kiri kedepan kemudian berputar silangkan
kaki, dan berakhir pada sikap kaki kiri ditekuk.
(3) Saling berhadapan kedua lengan saling memegang, posisi kaki
kiri jinjit. Kemudian melangkah kesamping kanan dan kiri (dua
langkah) dan berputar ke kanan dan kiri, saat berputar harus
saling berhadapan.

e. Karakteristik Siswa Kelas X Multimedia A SMK Negeri 9 Surakarta


Hasil observasi dan wawancara kepada salah satu guru mata
pelajaran pedidikan jasmani di SMK Negeri 9 Surakarta menunjukan
bahwa siswa kelas X Multimedia A SMK Negeri 9 Surakarta secara umum
memiliki kemampuan menengah ke bawah khususnya materi senam irama,
disamping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam
sebuah observasi kelas, dapat diketauhi bahwa siswa-siswa di kelas X
Multimedia A SMK Negeri 9 Surakarta memiliki minat dan motivasi yang
kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Siswa merasa pembelajaran
kurang bervariatif serta masih monoton. Sehingga dari mereka masih
tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri,
mengantuk, malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru.
Mereka tampak kurang antusias dengan materi yang diajarkan senam
irama. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu
mengerjakan tugas yang diberikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

2. Belajar dan Pembelajaran


a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Pengertian belajar menurut Aunurrahman
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
prubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan

manusia dimana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak


terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan
kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan

belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah


prilakunya sebagai akibat pengalaman. Sehingga dapat disimpulkan
belajar merupakan proses dimana tingkah laku yang relatif tetap
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman untuk mencapai
tujuan tertentu.
Pengertian pembelajaran menurut Aunurrahman (2009: 34) bahwa,
tau pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi
kintaka (2004:

mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu juga

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


pembelajaran merupakan aktivitas guna membantu proses belajar dalam
diri siswa. Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang
belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang
memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang belum memiliki sikap
atau tingkah laku yang baik, menjadi siswa yang memiliki sikap dan
tingkah laku yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai
objek yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan
materi pelajaran guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari yang diajar, untuk
memberikan suatu pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Seperti

penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan, atau


keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang
menghubungkannya dengan subjek yang se
Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada
siswa, maka harus diterapkan pendekatan yang tepat. Pendekatan
pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang
terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah
tersebut merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama
menyusun seri-seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran
terhadap tujuan yang telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran
merupakan salah satu bagian integral yang dapat mempengaruhi
pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru.
Sehingga pendekatan pembelajaran yang tepat akan membangkitkan
motivasi belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar
yang lebih optimal.

c. Unsur-unsur Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa unsur atau
-komponen
dalam kegiatan belajar mengajar dikelompokan ke dalam tiga kategori

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 35-


pembelajaran meliputi beberapa aspek yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2)
materi pembelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode, (5) media, (6)

Pendapat lain dikemukakan H.J. Gino dkk.,(1998: 30) beberapa komponen


dalam suatu kegiatan pembelajaran yaitu:
1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima,
menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan
belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang
efektif.
3) Tujuan yakni, pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan
perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan
psikomotor.
4) Isi pelajaran yakni, segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode yakni, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa
untuk mencapai tujuan.
6) Media yakni, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar dapat
mencapai tujuan.
7) Evaluasi yakni,cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu
proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen
kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi
setiap komponen belajar mengajar.
Pada dasarnya unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam kegiatan
pembelajaran mencakup tujuh komponen utama. Tujuh komponen dalam
kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

media dan evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan


antara satu dengan lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan
baik apabila komponen-komponen tersebut terpenuhi dalam kegiatan
pembelajaran.

d. Kriteria Pembelajaran yang Berhasil


Smith dan Ragan, 2003 (dalam Benny A. Pribadi 2011: 18)
mengemukakan bahwa, beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
menentukan keberhasilan proses pembelajaran, faktor faktor tersebut
adalah efektif, efisien, dan menarik . Sedangkan menurut Heinich dkk,
2005 yang dikutip dalam Benny A. Pribadi (2011: 19) pembelajaran
sukses terdiri dari beberapa kriteria :
1) Peran aktif siswa (active participation). Proses belajar akan
berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas-tugas
yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara
intensif.
2) Latihan (Practice). Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks
dapat memperbaiki tingkat daya ingat. Latihatn juga dapat
memperbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang baru dipelajari.
3) Perbedaan individual (individual differences). Setiap individu memiliki
karakteristik unik yang membedakannya dengan individu yang lain.
4) Umpan balik (feedback). Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa
untuk mengetahui kemampuan dalam mempelajarai materi pelajaran
yang benar. Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan
tentang hasil belajar (learning outcomes) yang telah dicapai siswa
setelah menempuh program dan aktivitas pembelajaran. Informasi
dang pengetahuan tentang hasil belajar akan memacu seseorang untuk
berprestasi lebih baik lagi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

5) Konteks nyata (realistic context). Siswa perlu mempelajari materi yang


berisi pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam
sebuah situasi yang nyata.
6) Interaksi social (social interaction). Interaksi social sangat diperlukan
oleh siswa agar dapat memperoleh dukungan social dalam belajar.
Interaksi yang berkesinambungan dengan sejawat atau sesama siwa
akan memungkinkan siswa untuk melakukan konfirmasi terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan, pembelajaran yang
berhasil apabila siswa berperan aktif, diberikan latihan, memahami
perbedaan individu, adanya umpan balik, ada konteks yang nyata dan
adanya interaksi sosial antar siswa. Untuk mencapai pembelajaran yang
berhasil, maka hal-hal seperti diatas harus diperhatikan dalam kegiatan
pembelajaran.

3. Penelitian Tindakan Kelas


Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan
Classroom Action Research. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini
menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas.
Dalam tataran ilmiah, penelitian tindakan kelas dapat menjembatani
kesenjangan antara teori dan praktik pembelajaran. Ini dapat terjadi karena
setelah meneliti kegiatannya sendiri, dikelas sendiri, dengan melibatkan
siswanya sendiri, melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri, guru dapat memperoleh umpan balik
yang sistematik mengenai kegiatan yang selama ini selalu dilakukan dalam
proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran
dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar
yang lebih baik. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas juga merupakan
penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang


maksimal.
Menurut (Agus Kristiyanto, 2010: 18) berpendapat bahwa karakteristik
PTK dalam pendidikan jasmani meliputi:
practical inquiri) yang bertujuan
-di sini-
Perbaikan dilakukan dalam setting alami dan riil terjadi di lapangan; (2) PTK
merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif. Pihak yang
berkolaborasi adalah pihak-pihak yang secara riil menjadi komponen inti
dalam praktek pembelajaran sesuai masalah yang diteliti; (3) PTK merupakan
penelitian yang berbentuk self-moni-toring dengan penajaman kemampuan
merefleksi berdasarkan apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan

Sebagai suatu metode penelitian, penelitian tindakan kelas memiliki


sejumlah kelebihan untuk digunakan oleh guru dalam rangka memperbaiki
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain memiliki kelebihan-
kelebihan, penelitian tindakan kelas juga memiliki sejumlah kelemahan.
Memahami kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas ini penting
karena dengan memahami kelebihan dan kekurangannya, peneliti dapat
mengurangi kekuranganya dan memaksimalkan kelebihannya.
Berikut ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan
kelas:
1) Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
a. Kerja sama dengan teman sejawat dalam penelitian tindakan kelas
dapat menimbulkan rasa memiliki.
b. Kerjasama dalam penelitian tindakan kelas mendorong
berkembangnya pemikiran kritis dan kreativitas guru.
c. Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan
kemampuan guru untuk membawa kepada kemungkinan untuk
berubah.

2) Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

a. Kurang mendalamnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik-


teknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti.
b. Tidak mudah menemukan dan merumuskan masalah yang hendak
diteliti.
c. Tidak mudah mengelola waktu antara kegiatan rutin yang sekaligus
dilakukan dengan kegiatan penelitian.
d. Keengganan atau bahkan kesulitan untuk melakukan perubahan.
e. Tuntutan terhadap penelitian tindakan agar dapat dia meyakinkan
orang lain bahwa model, metode, strategi, atau teknik-teknik
pembelajaran yang ditelitinya benar-benar berjalan secara efektif dan
membawa kepada perubahan dan peningkatan kualitasnya nyata.

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan.


Namun, model yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru
di kelas adalah penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan
oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University

sebuah satuan mekanisme sadar yang dilakukan peneliti (bersama kolaborator)


dalam rangka untuk merubah kea
Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen,
yaitu:
1) Rencana (Planning)
Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana
tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa.
2) Tindakan (Action)
Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan
rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan
peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan
prestasi belajar siswa yang diinginkan.
3) Pengamatan (Observation)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari


tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah
berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang
meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa atau tidak.
4) Refleksi (Reflection)
Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara
mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu
dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan
hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal
yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum
memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

4. Alat Bantu Pembelajaran


a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering
disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktikan
sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan
perkataan lain,alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera
sebanyak mungkin suatu obyek sehingga mempermudah presepsi.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003: 32)
secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan
5) Membantu sasaran pendiikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang


diterima kepada orang lain
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik pelaku pendidikan
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan

b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik


Suatu alat pembelajaran dikatakan baik,apabila mempunyai tujuan
pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan
konsep-konsep, mengubah sikap dan presepsi, menanamkan tingkah laku/
kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam
penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas
dan tempatyang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu
diperhatikan ketepatannya agr dpat diamati dengan baik oleh siswa.
Efektif artinya memberikn hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi
pesannya kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan yang
dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media terssebut mudah
dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah
dalam menerima pembeelajaran yang diberikan oleh guru.

5. Audio Visual
a. Pengertian Audio Visual
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengatar. Jadi
dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengatar dari pengirim
kepenerima pesan. Djamarah Syaiful B. (2010: 124) media audio visual
merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, media ini dibagi
kedalam : audio visual diam (film bingkai suara, film rangkai suara dan
cetak suara) dan audio visual gerak (film suara dan video cassette).
Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

untuk belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke sehingga dapat merangsag fikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Menurut Y, Munadi (2010: 113) media audio visual
merupakan media yang mempunyai unsure suara dan gambar dalam satu
unit. Media audio visual ini dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama,
dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan
audio visual murni, seperti film gerak suara, televise dan radio. Jenis
kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal
dengan slide, OHP, dan peralatan visual lainnya bila diberi unsure suara
dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu
atau satu proses pembelajaran. Sedangkan menurut Sri Anitah (2009: 55)
media audio visual adalah media yang menunjukan unsur auditif
(pendengaran) maupun visual (penglihatan), jadi dipandang maupun
didengar suaranya.
Media audio visual adalah merupkan media perantara atau
penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuann, ketrampilan, atau sikap. Media audio
visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran
(penonton).

b. Bentuk-bentuk Media Audio Visual


Bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasi menjadi delapan kelas
yaitu:
1) Media audio visual gerak, contoh: televise, video tape, film dan media
audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2) Media audio visual diam, contoh: film astip bersuara, slide bersuara,
komik dengan suara.
3) Media audio semi gerak, contoh: mose dan media board.
4) Media visual gerak, contoh: film bisu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

5) Media visual diam, contoh: microfon, gambar dan grafis, peta, globe,
bagan dan sebagainya.
6) Media seni gerak
7) Media audio, contoh: radio, telepon, tape, disk dan sebagainya.
8) Media cetak, contoh: surat kabar.
Hal tersebut diatas adalah merupakan gambaran media sebagai
sumber belajar, memberikan suatu alternative dalam memilih dan
menggunakan media pengajar sesuai dengan karateristik siswa. Media
sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan
audio visual.

c. Tujuan Media Audio Visual


Arsyad Azhar (2009: 149) tujuan pemberian media audio visual
kepada siswa yaitu untuk menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk
mempelajari materi lebih banyak, dan dapat dijadikan model yang akan
ditiru oleh siswa. Sedangkan menurut Y. Munadi (2010: 128) tujuan
pemakaian media audio visual yaitu 1) untuk tujuan kognitif dapat
digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal
kembali, kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.
Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur,
sebagai demokrasi da lain-lain. Disamping itu untuk mengajarkan aturan
dan prinsip, 2) tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan
contoh ketrampilan gerak, seperti gerakan shalat. Melalui media ini, siswa
dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan
mereka mencobakan ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi, 3)
dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, media audio visual dapat
menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
Pemanfaatan media audio visual dalam proses pembelajaran di
ruang kelas sudahh merupakan hal yang biasa. Sebagai media audio visual
dengan memiliki unsure gerakan dan suara, tujuan pemberian media ini
yaitu untuk mengajak peserta didik untuk melangkah buana kemana saja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

walaupun dibatasi dengan ruang kelas dan melatih kemampuan kegiata


dengan prosedur tertentu akan membantu dengan pemanfaatan media
audio visual (Uno Hamzah B, 2010: 135).
Berdasakan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pemberian media audio visual yaitu menarik perhatian dan
memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak.

d. Jenis-jenis Media Audio Visual


Menurut Djamarah Syaiful B, (2010: 124) jenis media audio visual
dibagi menjadi dua jenis yaitu 1) audio visual diam yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara (sound slide),
film rangkai suara dan cetak suara, 2) audio visual gerak yaitu media yang
menampilkan unur suara dan gambar yang bergarak seperti film suara dan
video cassette. Selain itu pembagian lain dari media ini adalah 1) audio
visual murni yaitu baik unsure suara maupun unsur gambar berasal dari
satu sumber seperti video cassette, 2) audio visual tidak murni yaitu yang
unsure suara dan unsure gambarnya berasal dari sumber yang berbeda,
misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide
proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Y. Munadi (2010:113) media audio visual dapat dibagi menjadi
dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi dengan fungsi peralatan suara gambar
dalam satu unit, dinamakan media audio visual murni, seperti film gerak
(movie) bersuara, televisi dan radio. Jenis kedua adalah media audio visual
tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP dan peralatan
visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang
dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu satu proses
pembelajaran.
Media audio visual adalah media yang menunjukan unsure auditif
(pendengaran) maupun visual (penglihatan) , jadi dapat dipandang maupun
didengar suaranya. Menurut Sri Anitah (2009: 48) ada dua jenis media
audio visual yaitu 1) slide suara, beberapa jenis slide yaitu slide untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

promosi, anjuran, penerangan dan penyuluhan, ilmu pengetahuan khusus,


ilmu pengetahuan popular dan documenter, 2) televisi yang merupakan
suatu program yang memperlihatan sesuatu dari jarak jauh. Televisi bisa
berfungsi sebagai peneragan, pendidikan dan hiburan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis media audio visual ada dua yaitu 1) media audio visual murni,
seperti film, televise dan video, 2) media audio visual tidak murni,seperti
slide suara.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam criteria pemilihan
media pengajar
ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan pendapat keras dan perangkat
lunak, untuk teknis, dan biaya (M, Basyiruddin Usman, 2002: 15). Oleh
sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai pendapat
lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media
pengajaran sebagai berikut:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu
kepad salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk
tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukan oleh siswa seperti
menghafal, melakukan kegitan yang melibatkan kegiatan fisik dan
pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang
melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan
perubahan dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran
tingkat yang lebih tinggi.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip yang generalisasi agar dapat membantu proses pengajaran
seccara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran


dan kemampuan mental siswa.
3) Aspek materi yang terjadi pertimbangan dianggap penting dalam
memilih media sesuai atau tidaknya atara materi dengan media yang
digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.
4) Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang
perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5) Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok besar,
kelompok sedang, kelompok kecil, dn perorangan..
6) Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu missalnya visual pada slide
harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar
belakang (Arsyad Azhar, 2009: 72)
Dengan adanya gambaran diatas, kriteria pemilihan media audio
visual memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan
oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
1) Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yamg bersangkutan
tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau
dibuat sendiri.
2) Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
3) Harus luwes, keperaktisan, dan ketaahan lamaan media yang
bersangkutan untuk waaktu yang lama, artinya bisa diguaanakan
dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta
mudah dijinjing dan dipindahkan.
Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat
dipahami bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan
karaterisstik anak didik, pemilihan media audio visual dapat membantu
siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berpretasi dan


termotivasi lebih giat balajar.
Sistem pendidikan yang harus menurut factor dan kondisi yang
pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu,
diperlukan tenaga pengajar yang harus memiliki kemampuan dan
kcakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki
peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.

6. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi
pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan, perubahan sikap serta
nilai siswa. Hasil belajar dapat digunakan sebagai indikator atau petunjuk
secara dasar tentang proses pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar
adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau
pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan, kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan. Aspek belajar meliputi domain kognitif, domain, afektif, dan
domain psikomotor yang seimbang. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Nana Sudjana (2010: ya adalah perubahan
tingkah laku, sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan
.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa


Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Roestiyah (1989: 151) Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri.
Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar dari anak itu
sendiri. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan
sebagainya.

c. Penilaian Proses Belajar


Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau
harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Penilaian proses
belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan
siswa, pola interaksi guru dan siswa serta keterlaksanaan program belajar
mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar
jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang. Penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (1995: 3) menyatakan bahwa

belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai


tujuan-
Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh
melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem
penilaiannya. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik
akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini
dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang
baik akan mendorong peserta didik untuk menentukan strategi mengajar
yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan
perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Menurut Agus Suprijono, (2011: 5-6) hasil (Mengutip simpulan


pemikiran Gagne) hasil belajar berupa :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah mupun
penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-niai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

d. Tujuan dari Penilaian


Tujuan dari penilaian memberi gambaran bahwa penilaian
memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran. Tujuan dari penilaian tersebut diantaranya adalah:
1) Mendeskrepsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam pembelajaran.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-


pihak yang berkepentingan.
Disamping adanya tujuan penilaian hasil belajar, dilihat dari jenis
dan fungsinya penilaian ada beberapa macam yaitu:
1) Penilaian Formatif
Penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri.
2) Penilaian Sumatif
Penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur
wulan, akhir semester, dan akhir tahun.
3) Penilaian Diagnostik
Penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa
serta faktor penyebabnya.
4) Penilaian Selektif
Penilaian yang bertujuab untuk keperluan seleksi, misalnya ujian
saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

Menurut Harun Rasyid dan Mansur (1994: 21) mengutip simpulan


chittenden, kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran perlu diarahkan
empat hal:
1) Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah
proses pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan yang direncanakan
atau tidak. Untuk kepentingan ini, pendidik mengumpulkan berbagai
informasi sepanjang semester atau tahun pelajaran melalui berbagai bentuk
pengukuran untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan
belajar anak.
2) Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-
kekurangan pada peserta didik selama proses pembelajaran. Dengan
melakukan berbagai bentuk pengukuran pendidik berusaha untuk
memperoleh gambaran menyangkut kemampuan peserta didiknya, apa
yang telah berhasil dikuasai dan apa pula yang belum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

3) Pencarian, yaitu untuk mencari dan menemukan penyebab kekurangan


yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan jalan ini
pendidik dapat segera mencari solusi untuk mengatasi kendala-kendala
yang timbul selama proses belajar berlangsung.
4) Penyimpulan, yaitu menyimpulkan tentang tingkat pencapaian belajar
yang telah dimiliki peserta didik. Hal ini sangat penting bagi pendidik
untuk mengetahui tingkat pencapaian yang diperoleh peserta didik. Selain
itu, hasil penyimpulan ini dapat digunakan sebagai laporan hasil tentang
kemajuan belajar peserta didik, baik untuk peserta didik sendiri, sekolah,
orang tua, maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah di kemukakan di atas sejalan


dengan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat disusun kerangka berfikir
sebagai berikut:
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana
dan prasarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Proses
pembelajaran yang berlangsung belum menunjukan adanya partisipasi siswa
secara penuh. Siswa harus mampu mengembangkan tidak hanya sebagian besar
psikomotornya tetapi juga ranah afektif dan kognitifnya berkembang dengan baik.
Kondisi awal sebelum penelitian yaitu proses pembelajaran senam irama
belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan oleh faktor kurangnya inovasi
dan kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran. Akibatnya siswa kurang
antusias dan cepat bosan mengikuti proses pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Tingkat kesegaran jasmani rendah dan hasil belajar
mata pelajaran pendidikan jasmani juga rendah. Permasalahan yang sering terjadi
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya senam irama masih
konvensional, bahkan menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh.
Permasalahan lainnya adalah kurangnya peran aktif siswa dalam kegiatan
belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan partisipasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

siswa secara penuh. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan


penggunaan alat bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.
Permasalahan tesebut muncul dalam pembelajaran senam irama pada siswa kelas
X Multimedia A SMK Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Kurang
maksimalnya pembelajaran senam irama dikarenakan belum adanya penggunaan
alat bantu pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran.
Penggunaan alat bantu pembelajaran dapat menjadikan pembelajaran
efektif dan efisien serta dialami secara langsung oleh siswa dengan perasaan
gembira dan penuh semangat memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif
dalam kegiatan belajar. Alat bantu pembelajaran yang dimaksud adalah audio
visual. Penggunaan alat bantu ini memungkinkan lebih menambah pengalaman
belajar siswa dengan di terapkanya alat bantu peembelajaran audio visual.
Penggunaan alat bantu pembelajaran audio visual dalam pelaksanaan
tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari.
Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran audio visual akan semakin
mempermudah siswa dalam memahami gerakan-gerakan dengan perasaan senang.
Secara lebih rinci pendekatan pembelajaran tersebut dijabarkan dalam RPP setiap
pertemuan.
Berdasarkan pada uraian di atas maka pada penelitian ini, penulis
mempunyai pemikiran bahwa metode penggunaan alat bantu pembelajaran audio
visual yang diterapkan pada pembelajaran senam irama, pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar dari proses pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
secara keseluruhan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis dapat dilihat
pada skema dibawah ini:

Siswa:
- Siswa kurang tertarik dan
Guru:
cepat bosan dengan
Kondisi awal Kurang bervariatif
dalam proses pembelajaran senam irama
pembelajaran penjas - Hasil belajar siswa rendah

Siklus I: Guru dan peneliti


Menerapkan
menyusun bentuk pengajaran
pembelajaran dengan
dengan menggunakan alat bantu
Tindakan menggunakan alat
audio visual untuk meningkatkan
bantu pembelajaran
hasil belajar senam irama
audio visual

Melalui penggunaan alat Siklus II: Upaya perbaikan dari


bantu pembelajaran audio siklus I sehingga melalui alat
visual dapat meningkatkan bantu pembelajaran audio visual
Kondisi Akhir dapat berhasil meningkatkan hasil
hasil belajar senam irama
dan partisipasi siswa pembelajaran senam irama.
menjadi aktif dan
semangat.

Gambar 4. Kerangka berpikir


( Agus Kristiyanto, 2010:134 )

commit to user

Anda mungkin juga menyukai