id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Senam Irama
a. Pengertian Senam
Istilah senam merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu
gymnastic atau dalam bahasa Yunani yaitu gymnos dan dalam bahasa
Belanda yaitu gymnastiek yang artinya telanjang. Karena pada waktu
zaman kuno melakukan senam dengan badan telanjang. Seperti
dikemukakan Hidayat (1995) yang dikutip Agus Margono (2009: 8)
Gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan
fisik yang memerlukan keleluasan gerak sehingga perlu dilakukan dengan
dilakukan pada lantai dan alat yang dirancang untuk meningkatkan daya
tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Hal ini artinya, senam bertujuan untuk koordinasi seta kontrol tubuh. Hal
ini artinya, senam bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tubuh bukan
alatnya atau pola gerakannya. Oleh karena itu, suatu gerakan dikatakan
senam atau bukan harus memiliki ciri-ciri kaidah tertentu.
Untuk memberi batasan senam yang sangat sukar, oleh karena
semua pengertian dan bidang yang terkandung di dalamnya harus
tercakup, namun demikian perlu adanya batasan senam agar jelas batas
dan ruang lingkupnya. Menurut Suyati dan Agus Margono (1992: 6) untuk
memberikan batasan senam harus memiliki ciri-ciri dan kaidahnya-
kaidahnya sebagai berikut:
1) Gerakan-gerakannya harus selalu dibuat atau diciptakan dengan
sengaja.
2) Gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan
tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan
gerak/keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan
keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh).
3) Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis.
lebih baik, bentuk gerak yang terampil, efisien, luwes dan anggun. Hal ini
berkat terjalinnya koordinasi syaaraf dan otot yang rapi dan serasi, otot
pada batang tubuh cukup kuat terutama otot perut dan otot punggung.
Dengan mengatur tempo dan irama gerakan-gerakan senam dapat diatur
pula berat ringannya kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru,
sehingga penyediaan dan penyaaluran oksigen (oxygen comsumplion)
menjadi lebih tinggi dan lebih mencukupi kebutuhan tubuh.
b. Jenis Senam
Sekarang ini muncul beberapa macam senam seperti senam
kesegaran jasmani, senam ibu hamil,senam jantung dan masih banyak
istilah senam lainya. Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 100)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Struktur Senam
Latihan senam pada umumnya mengikuti ketentuan yang sudah
diterima secara umum, yaitu tidak lepas dari sistematika olahraga.
Menurut Marta Dinata
pemanasan (warming up) inti dan pendinginan (cooling down
lebih jelasnya pembahasan mengenai bagian-bagian dari senam dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemanasan (Warming Up)
Pemanasan atau warming up merupakan kegiatan pendahuluan
yang pelaksanaannya mengandung unsur yaitu:
a) Peningkatan suhu tubuh dan secara bertahap meningkatkan jumlah
denyut nadi, dari denyut nadi istirahat kedenyut nadi latihan.
Peningkatan suhu tersebut biasanya dilakukan dengan gerakan,
seperti jalan di tempat atau gerakan dasar yang sederhana seperti
menengokkan kepala kekiri atau kekanan dan gerakan lengan atau
kaki.
b) Peneingkatan elastisitas otot dan ligamentum disekitar persendian.
Latihan unutk meningkatkan elastisitas otot dan ligamentum ini
dapat dilakukan dengan gerakan peregangan terhadap kelompok
otot besar yang ditahan dalam waktu tertentu. Pelaksanaannya
harus dilakukan secara perlahan-lahan dan tidak terlampau
memaksakan.
c) Untuk mempersiapkan tubuh baik fisik maupun mental keaktivitas
yang dilaksanakan.
2) Inti Latihan
Latihan inti biasanya merupakan gerakan yang sudah lebih
aktif dan melibatkan gerakan yang disiplin untuk melatih bagian tubuh
tertentu dengan pengulangan yang cukup. Kegiatan inti hendaknya
mengikuti alur tertentu yang sudah direncanakan sebelumnya, gerakan
yang dipilih dimulai dari bagian atas tubuh ke bawah atau dari bagian
kepala, bahu, lengan, pinggang kegerakan gabungan. Biasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
pelaksanaan dari bagian inti ini bergerak secara progresif, yaitu dari
tahap gerakan tunggal bagian tubuh, hingga kepergerakan bagian tubuh
secara bersamaan.
3) Pendinginan
Pada tahap pendinginan harus melakukan gerakan-gerakan
yang menururnkan frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati
denyut nadi yang normal. Pelaksanaan gerakan pendinginan harus
merupakan penurunan secara bertahap dari gerakan dengan intensitas
tinggi kegerakan yang berintensitas rendah.
Dilihat dari segi ilmu faal tubuh, perubahan gerakan yang
bertahap berguna untuk menghindari penumpukan asam laktat yang
menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada otot di tempat tertentu.
Dengan demikian proses pendinginan ini dimaksudkan unutk
mengurangi penumpukan asam laktat yang merupakan sisa
pembakaran dalam otot.
d. Senam Irama
Senam irama sangat menarik untuk dipelajari karena mengandung
unsur gerakan yang sangat indah dengan diiringi music. Untuk melakukan
gerakan dalam senam irama diperlukan kelenturan, keseimbangan,
keluwesan, fleksibilitas, kontinuitas, dan ketepatan.
Kita perlu menguasai gerakan pada senam irama agar mencapai
gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani. Hal itu
sesuai dengan tujuan senam, yaitu untuk membentuk keindahan tubuh,
kebugaran, dan kekuatan. Senam irama merupakan rangkaian gerak senam
yang dilakukan dengan gerakan langkah-langkah serta ayunan lengan dan
sikap badan dengan diiringi suatu irama atau music. Senam irama yang
dilakukan secara teratur, kontinyu dan sistematis dapat memberikan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
3) Ada beberapa jenis latihan senam yang harus dikuasai didalam senam
irama. Jenis latihan senam tersebut meliputi :
Macam-Macam Langkah.
(1) Langkah biasa (ieoppas)
(2) Langkah rapat (bijtrekpas)
(3) Langkah tiga (wallspas)
(4) Langkah ganti (wisselpas)
(5) Langkah keseimbangan (balanpas)
(6) Langkah silang (kruispas)
(7) Langkah depan (galoppas)
(8) Langkah samping (zijpas)
(9) Langkah putar silang (draipas)
(10) Langkah lingkar (huppelpas)
(11) Langkah pantul (kaatpas)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
salah satu kaki jinjit). Diulangi seperti diatas dengan arah yang
berbeda.
c) Gerakan Rangkaian Berpasangan
(1) Sikap tegak senam berdiri tegak pandangan mata lurus
kedepan, tangan lurus kebawah dsamping badan, jari tangan
rileks, kaki rapat.
(2) Dimulai dari sikap sejajar dua orang kaki kiri ditekuk,
langkahkan kaki kiri kedepan kemudian berputar silangkan
kaki, dan berakhir pada sikap kaki kiri ditekuk.
(3) Saling berhadapan kedua lengan saling memegang, posisi kaki
kiri jinjit. Kemudian melangkah kesamping kanan dan kiri (dua
langkah) dan berputar ke kanan dan kiri, saat berputar harus
saling berhadapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
16
c. Unsur-unsur Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa unsur atau
-komponen
dalam kegiatan belajar mengajar dikelompokan ke dalam tiga kategori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
21
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
5. Audio Visual
a. Pengertian Audio Visual
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengatar. Jadi
dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengatar dari pengirim
kepenerima pesan. Djamarah Syaiful B. (2010: 124) media audio visual
merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, media ini dibagi
kedalam : audio visual diam (film bingkai suara, film rangkai suara dan
cetak suara) dan audio visual gerak (film suara dan video cassette).
Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
untuk belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke sehingga dapat merangsag fikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Menurut Y, Munadi (2010: 113) media audio visual
merupakan media yang mempunyai unsure suara dan gambar dalam satu
unit. Media audio visual ini dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama,
dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan
audio visual murni, seperti film gerak suara, televise dan radio. Jenis
kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal
dengan slide, OHP, dan peralatan visual lainnya bila diberi unsure suara
dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu
atau satu proses pembelajaran. Sedangkan menurut Sri Anitah (2009: 55)
media audio visual adalah media yang menunjukan unsur auditif
(pendengaran) maupun visual (penglihatan), jadi dipandang maupun
didengar suaranya.
Media audio visual adalah merupkan media perantara atau
penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuann, ketrampilan, atau sikap. Media audio
visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran
(penonton).
25
5) Media visual diam, contoh: microfon, gambar dan grafis, peta, globe,
bagan dan sebagainya.
6) Media seni gerak
7) Media audio, contoh: radio, telepon, tape, disk dan sebagainya.
8) Media cetak, contoh: surat kabar.
Hal tersebut diatas adalah merupakan gambaran media sebagai
sumber belajar, memberikan suatu alternative dalam memilih dan
menggunakan media pengajar sesuai dengan karateristik siswa. Media
sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan
audio visual.
26
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
29
6. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi
pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan, perubahan sikap serta
nilai siswa. Hasil belajar dapat digunakan sebagai indikator atau petunjuk
secara dasar tentang proses pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar
adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau
pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan, kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan. Aspek belajar meliputi domain kognitif, domain, afektif, dan
domain psikomotor yang seimbang. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Nana Sudjana (2010: ya adalah perubahan
tingkah laku, sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan
.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar dari anak itu
sendiri. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan
sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
32
33
B. Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara skematis dapat dilihat
pada skema dibawah ini:
Siswa:
- Siswa kurang tertarik dan
Guru:
cepat bosan dengan
Kondisi awal Kurang bervariatif
dalam proses pembelajaran senam irama
pembelajaran penjas - Hasil belajar siswa rendah
commit to user