Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN VARIABEL :

DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA


(

Pengukuran variabel (variable) dalam kerangka teoritis merupakan bagian


integral dari penelitian dan suatu aspek penting dalam desain penelitian. Kecuali
variabel diukur dengan cara tertentu, kita tidak akan dapat menguji hipotesis dan
menemukan jawaban atas persoalan penelitian yang rumit.

BAGAIMANA MENGUKUR VARIABEL ?

Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrumen standar bukan
merupakan masalah pengukuran. Tetapi ketika masuk dunia perasaan, sikap dan
persepsi subjektif manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit.
Ada setidaknya dua jenis variabel : yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat;
yang lain lebih samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya
yang subjektif. Ada cara-cara untuk menelusuri perasaan dan persepsi subjektif
individu, salah satunya adalah mereduksi ide-ide abstrak atau konsep menjadi
perilaku dan karakteristik yang dapat dimati. Reduksi dari konsep abstrak untuk
membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep.

DEFINISI OPERASIONAL : DIMENSI DAN ELEMEN

Mengoperasionalkan atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk


membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek,
atau sifat yang ditunjukan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan ke
dalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks
pengukuran konsep. Mendefinisikan sebuah konsep secara operasional meliputi
serangkaian tahap.

Elemen Dimensi 1

Kita dapat menjelaskan perilaku seseorang yang digerakkan oleh


pekerjaan. Orang semacam itu akan (1) bekerja sepanjang waktu, (2)
enggan untuk tidak masuk kerja, dan (3) tekun, bahkan dalam menghadapi
sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa diukur.

Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan
pertanyaan seperti (1) seberapa sering anda memikirkan pekerjaan ketika
anda sedang berada di tempat kerja ? (2) apa hobi anda ? dan (3)
bagaimana anda menghabiskan waktu ketika tidak di tempat kerja ?
mereka yang dapat bersantai akan menunjukan bahwa biasanya tidak
memikirkan pekerjaan atau tempat kerja ketika di rumah.

Jadi, kita bisa menempatkan karyawan pada sebuah kontinum yang


membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai ke yang sedikit
bersantai. Dimensi ini kemudian juga menjadi bisa diukur.

Elemen Dimensi 3

Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang


yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang
bermotivasi pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi dalam
kecenderungan perilaku tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya, ada orang
yang tidak seperti itu. Orang pada kategori terakhir bukannya tidak efektif,
entah dalam diri mereka sendiri atau menurut orang lain, dan mungkin
cukup ingin bekerja dengan hampir semua orang. Jadi, ketidaksabaran
terhadap ketidak efektifan juga bisa diukur dengan mengamati perilaku.

Elemen Dimensi 4

Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bisa


diperoleh dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih.
Mereka yang memilih kadar tantangan sedang kemungkinan besar lebih
memiliki motivasi pencapaian dibanding yang memilih kadar tantangan
yang lebih besar atau lebih kecil. Individu yang berorientasi pencapaian
cenderung realistis dan memilih pekerjaan yang tantangannya masuk akal
dan dapat dicapai. Orang yang ceroboh dan terlalu percaya diri mungkin
akan memilih pekerjaan yang sangat menantang dimana kesuksesan sulit
diraih, lupa apakah hasil akhir akan tercapai atau tidak. Mereka yang
rendah dalam motivasi pencapaian mungkin akan memilih jenis pekerjaan
yang lebih rutin. Jadi, mereka yang mencari tantangan yang moderat juga
dapat diidentifikasi.

Elemen Dimensi 5
Mereka yang menginginankan umpan balik akan mencarinya dari atasan,
rekan kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin
mengetahui pendapat oranglain mengenai seberapa baik kinerja mereka.

Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan


mereduksi level abstraksinya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah
mungkin untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep
motivasi pencapaian

Apa yang Bukan Definisi Operasional ?

Sama pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi


operasional, adalah mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak
menjelaskan korelasi konsep. Misalnya, kesuksesan kinerja tidak dapat menjadi
sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian, seseorang yang
bermotivasi sangat mungkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran yang tinggi.
Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan/atau kesuksesan mungkin
berkorelasi tinggi, tetapi kita tidak mengukur level motivasi seseorang melalui
kesuksesan dan kinerja.

Jadi, jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi
penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi atau korelasi konsep. Sampai
tingkat tertentu, hal tersebut menjelaskan karakteristik yang dapat diamati dalam
rangka mengukur konsep. Adalah penting untuk mengingat hal ini, karena jika
kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau mengacaukannya dengan
konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid. Hal tersebut berarti
bahwa kita tidak akan mendapatkan data yang “baik” dan penelitian akan menjadi
tidak ilmiah.

Tinjauan Definisi Operasional

Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal
yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap. Variabel yang
lebih objektif seperti usia atau tingkat pendidikan cukup mudah diukur melalui
pertanyaan langsung, sederhana, dan tidak perlu didefinisikan secara operasional.

SKALA
Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu
dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Skala atau instrumen bisa
menjadi sesuatu yang mentah (gross) dalam pengertian bahwa hal tersebut hanya
akan mengategorikan individu secara luas pada variabel tertentu, atau menjadi
instrumen yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada
variabel dengan tingkat kerumitan yang bervariasi.

Ada empat tipe skala dasar : skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
rasio. Tingkat kerumitan dimana skala ditentukan dengan baik meningkat secara
progresif seiring mereka bergerak dari skala nominal ke rasio. Yaitu, informasi
mengenai variabel bisa diperoleh secara lebih rinci jika kita menggunakan skala
interval atau rasio dbanding dua skala lainnya. Saat kalibrasi atau level skala
meningkat dalam hal kerumitannya, kekuatan skala pun meningkat. Dengan skala
yang lebih kuat, peningkatan analisis data yang rumit dapat dilakukan, pada
gilirannya, berarti bahwa jawaban yang lebih tepat bisa ditemukan untuk
pertanyaan penelitian. Tetapi, variabel tertentu lebih mudah diteliti dengan skala
yag lebih kuat dibanding lainnya.

Skala Nominal

Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti


untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu.
Misalnya, terkait dengan variabel gender, responden dapat dibagi kedalam
dua kategori – pria dan wanita. Kedua kelompok tersebut bisa diberi kode
nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label kategori yang
sederhana dan sesuai, tanpa nilai intrinsik, daripada menempatkan
responden pada satu atau dua kategori yang tidak sama, atau saling
ekslusif. Jadi, skala nominal mengategorikan individu atau objek kedalam
kelompok yang saling ekslusif dan lengkap secara kolektif.informasi yang
dapat dihasilkan dari skala nominal adalah untuk menghitung persentase
(atau frekuensi) pria dan wanita dalam sampel responden. Skala nominal
memberi informasi lain mengenai kedua kelompok dan memberikan suatu
informasi yang bersifat dasar, kategorial dan mentah.

Skala Ordinal

Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengategorikan variabel-variabel


untuk menunjukan perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi juga
mengurutkannya kedalam beberapa cara. Dengan banyaknya variabel
untuk berbagai kategori yang digunakan berdasarkan beberapa pilihan,
maka digunakanlah skala ordinal. Pilihan-pilihan tersebut kemudian
diurutkan (contoh, dari terbaik ke terburuk, dari pertama sampai terakhir)
dan diberi nomor 1, 2 dan seterusnya.

Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase responden


yang menganggap interaksi dengan orang lan sebagai yang paling
pentingg. Skala ordinal menyediakan lebih banyak informasi dibanding
skala nominal. Skala ordinal melangkah lebih jauh dari sekadar
membedakan kategori untuk memperoleh informasi tentang bagaimana
responden membedakan dengan mengurutkan tingkatannya. Tetapi, skala
ordinal tidak memberi petunjuk apapun mengenai besaran (magnitude)
perbedaan antar tingkatan.

Skala interval

Skala interval (interval scale) memungkinkan kita melakukan operasi


aritmetika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden.
Sementara, skala nominal hanya memungkinkan kita untuk membedakan
kelompok secara kualitatif dengan mengategorikannya kedalam kumpulan
yang saling ekslusif dan lengkap secara kolektif, skala ordinal untuk
mengurutkan tingkatan preferensi, skala interval memampukan kita
mengukur jarak antara setiap dua titik pada skala. Hal ini membantu kita
untuk menghitung mean (rata-rata hitung) dan standar deviasi (simpangan
baku-standard devition) respons terhadap variabel.

Skala interval menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan besaran


perbedaan dalam variabel. Karena itu, skala inteval lebih kuat dibanding
skala nominal dan ordinal, dan bisa diukur tendensi sentralnya dengan
rata-rata aritmetika. Ukuran dispersinya adalah kisaran (range), standar
deviasi (standard deviation) dan varians (varince).

Skala Rasio

Skala rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antar titik pada skala,
namun juga menunjukkan proposal dalam perbedaan. Skala rasio
merupakan yang tertinggi diantara ke empat skala karena memiliki titik
awal nol yang khas (bukan titik awal yang berubah-ubah) dan mencakup
semua sifat sebuah skala rasio. Beberapa contoh skala rasio adalah hal
yang berkaitan dengan usia aktual, penghasilan dan jumlah organisasi
dimana individu pernah bekerja.

Sifat skala yaitu dimana tingkat pengukuran semakin tinggi, bagaimana


kekuatan statistik meningkat saat berpindah dari skala nominal (dimana
kita mengelompokkan subjek atau item dibawah kategori tertentu), ke
skala ordinal (dimana kita mengurutkan tingkatan kategori), menuju skala
interval (dimana kita menentukan besaran perbedaan), dan terakhir ke
skala rasio (yang memungkinkan kita untuk mengukur proporsi
perbedaan).

Tinjauan Skala

Skala nominal menyoroti perbedaan dengan mengklasifikasikan objek atau orang


kedalam kelompok dan menyediakan informasi yang paling sedikit mengenai
variabel.

Skala ordinari memberikan beberapa informasi tmbahan dengan mengurutkan


tingktan kategori skala nominal.

Skala interval tidak hanya mengurutkan, namun juga memberi kita informasi
besaran perbedaan dalam variabel.

Skala rasio tidak hanya menunjukkan besaran perbedaan, tapi juga proporsinya.
Perkalian atau pembagian akan mempertahankan rasio tersebut.

Saat kita bergerak dari skala nominal ke rasio, kita memperoleh ketepatan yang
semakin tinggi dalam mengkuantifikasi data dan fleksibilitas yang lebih besar
dalam menggunakan uji statistik yang lebih canggih. Karena itu, kapanpun jika
memungkinkan dan tepat, skala yang lebih tinggi harus digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti.

DIMENSI INTERNASIONAL DARI DEFINISI OPERASIONAL DAN


PENYUSUNAN SKALA

Definisi Operasional

Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk mengingat bahwa


variabel tertentu memiliki arti dan konotasi berbeda dalam kebudayaan yang
berbeda. Bijaksana jika peneliti yang berasal dari sebuah negara dengan bahasa
berbeda mencari bantuan dari sarjana lokal untuk mendefinisikan secara
operasional konsep-konsep tertentu ketika melakukan penelitian lintas budaya.
Penyusunan Skala

Sebagai bagian dari kepekaan terhadap definisi operasional konsep dalam


kebudayaan lain, persoalan penyusunan skala juga perlu mendapat perhatian
dalam penelitian lintas budaya. Kebudayaan yang berbeda bereaksi secara berbeda
pada persoalan penyusunan skala. Dalam menentukan instrumen untuk penelitian
lintas budaya, kita harus berhati-hati terhadp definisi operasional dan metode
penyusunan skala yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai