Anda di halaman 1dari 62

PREVALENSI TONSILITIS

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK


TAHUN 2014

Oleh :
CHAI SHI HUI
120 100 532

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


PREVALENSI TONSILITIS
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
CHAI SHI HUI
120 100 532

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


ii

ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Tonsilitis merupakan proses peradangan pada tonsil
palatina yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri or virus. Penyakit ini
sering terjadi pada anak-anak tetapi bisa pada semua kelompok usia. Infeksi ini
ditransmisi melalui udara, kontak langsung atau perkongsian makanan minuman
dengan orang yang terinfeksi.

TUJUAN: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi tonsilitis di


Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik mulai Januari 2014 hingga
Desember 2014.

METODE: Penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif dan lokasi penelitian
adalah di Rumah Sakit Umum Pusat Haji AdamMalik, Kota Medan. Populasi
penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosa dengan tonsilitis periode
Januari 2014 hingga Desember 2014 dengan jumlah 84 kasus yang memenuhi
kriteria inklusi.

HASIL: Tonsilits kronis (92,9%) merupakan jenis tonsilitis yang paling sering
dijumpai. Berdasarkan kelompook usia, yang paling banyak adalah kelompok usia
12-25 tahun dengan jumlah 36 orang (42,9%). Tidak ada perbandingan signifikan
antara jenis kelamin laki-laki (51,2%) dan perempuan (48,8%), pekerjaan dengan
frekuensi tertinggi adalah mahasiswa/pelajar dengan jumlah 43 orang (51,2%) dan
ukuran tonsil yang terbanyak adalah ukuran tonsil T2/T2 (31,6%). Dari 84 kasus
dijumpai 24 kasus yang dilakukan tonsilektomi.

KESIMPULAN: Dari penelitian ini adalah tonsilitis kronis lebih sering dijumpai
dengan kelompok usia paling banyak kelompok remaja dan tidak ada
perbandingan signifiakn amtara jenis kelamin

KATA KUNCI : Tonsilitis, Tonsilektomi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


iii

ABSTRACT
BACKGROUND: Tonsillits is an inflammatory process of palatine tonsil
commonly caused by bacterial or viral agents. This disease predominantly occurs
in children but may affect any age group. This infection can be transmitted
through airborne droplet, hand-to-hand contact or sharing food, drinks with
infected people.

OBJECTIVES: The objective of this research is to find the prevalence of


tonsillitis in Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik from January 2014 to
December 2014.

METHODS: This study used a descriptive method and was conducted in Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Population of this study is all
patient diagnosed with tonsillitis from January 2014 to December 2014 with 84
cases that met the inclusion criteria

RESULTS: Chronic tonsillitis (92,9%) is the most common among all tonsillitis.
According to age group, between 12 to 25 years old have the highest frequency
with 36 people (42,9%). There is no significant difference between guys (51,2%)
and girls (48,8%). Highest frequency found in student with 43 people (51,2%).
T2/T2 (32,1%) tonsillar size is mostly found compared to other tonsilar size. Out
of 84 cases, there are 24 tonsillectomy cases found.

CONCLUSION: From this research, chronic tonsillitis are more commonly found
and age group 12-25 years have higher frequency with no significant difference
between gender.

KEYWORDS : Tonsillitis, Tonsilectomy

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul Prevalensi Tonsilitis di Rumah Sakit Haji
Adam Malik tahun 2014. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini,
penulis telah banyak ucapan rasa terima kasih kepada:

1. Kepada bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku


dekan.
2. Kepada guru saya Prof. Dr. dr. Delfitri Munir, Sp.THT-KL(K) selaku Dosen
Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Kepada Dosen Penguji I, dr. Armon Rahimi, Sp.PD-KPTI, yang telah
memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan
penulisan karya tulis ilmiah ini.
4. Kepada Dosen Penguiji II, Dr. Muhammad Rusda, M.kedOG, Sp.OG(K),
yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam
penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Kepada seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa
pendidikan.
6. Kepada kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Kepada Audri Yulianti Tiorina dan Muhammad Nasir Nasution, teman-teman
satu dosen pembimbing untuk setiap bantuan dalam menyelesaikan penulisan
karya ilmiah ini.
8. Kepada teman sejawat saya atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan
data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


v

9. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga


Tuhan selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis
dan melimpahkan rahmat-Nya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih.

Medan, 21 Desember 2015

Penulis,

(Chai Shi Hui)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


vi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4


2.1 Embriologi Tonsil ........................................................................ 4
2.2 Anatomi dan Fisiologi Tonsil....................................................... 5
2.2.1. Tonsil Palatina .................................................................... 5
2.2.2. Fosa Tonsil ......................................................................... 5
2.2.3 Tonsil Faringeal................................................................... 5
2.2.4. Perdarahan .......................................................................... 6
2.2.5. Aliran Getah Bening........................................................... 6
2.2.6. Persarafan ........................................................................... 6
2.2.7. Imunologi Tonsil ................................................................ 6
2.3 Tonsilitis....................................................................................... 6
2.3.1. Definisi ............................................................................... 6
2.3.2. Klasifikasi dan Etiologi ...................................................... 7
2.3.3. Patogenesis ......................................................................... 8
2.3.4. Gejala Klinis ....................................................................... 10
2.3.5. Diagnosa ............................................................................. 10
2.3.6. Penatalaksanaan ................................................................. 12
2.3.7. Komplikasi ......................................................................... 15
2.3.8. Pencegahan ......................................................................... 15
2.3.9. Kerangka Teori ................................................................... 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ......... 17


3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 17
3.2 Definisi Operasional...................................................................... 17

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


vii

3.2.1. Tonsilitis ............................................................................. 17


3.2.2. Pasien Tonsilitis ................................................................. 17
3.2.3. Data Klinis.......................................................................... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 21


4.1. Rancangan Penelitian ................................................................... 21
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 21
4.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 22
4.5. Pengolahan dan Analisis Data...................................................... 22
4.6. Rencana Penelitian ....................................................................... 23

BAB 5 HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN ............................... 24


5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 24
5.2. Gambaran Umum Responden ...................................................... 24
5.3. Pembahasan .................................................................................. 28
5.3.1. Disrtibusi Berdasarkan Jenis Tonsilitis .............................. 28
5.3.2 Disrtibusi Berdasarkan Usia ............................................... 29
5.3.3. Disrtibusi Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 29
5.3.4. Disrtibusi Berdasarkan Pekerjaan ...................................... 30
5.3.5. Disrtibusi Berdasarkan Ukuran Tonsil ............................... 30
5.3.6. Disrtibusi Berdasarkan Tonsilektomi ................................. 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 32


6.1. Kesimpulan .................................................................................. 32
6.2. Saran ............................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


viii

DAFTAR TABEL

Gambar Judul Halaman


Tabel 2.1. Pilihan terapi tonsilitis .................................................................. 12
Tabel 2.2. Pilihan terapi tonsilitis dengan alergi penisilin ............................. 12
Tabel 2.3. Paradise criteria untuk tonsilektomi ............................................ 14
Tabel 4.1. Perancangan Penelitian ................................................................. 23
Tabel 5.1. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Jenis Tonsilitis ............. 24
Tabel 5.2. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Usia .............................. 25
Tabel 5.3. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Jenis Kelamin............... 25
Tabel 5.4. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Pekerjaan...................... 26
Tabel 5.5. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Ukuran Tonsil .............. 27
Tabel 5.6. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Tonsilektomi ................ 28

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 2.1. Embriologi Tonsil ..................................................................... 4
Gambar 2.2. Anatomi Tonsil........................................................................... 5
Gambar 2.3. Kripta Tonsil .............................................................................. 9
Gambar 2.4. Exudative Tonsil ........................................................................ 9
Gambar 2.5. Penilaian Tonsil .......................................................................... 11
Gambar 2.6. Kerangka Teori ........................................................................... 16
Gambar 3.1. Kerangka Konsep ....................................................................... 17

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR SINGKATAN

EBV : Epstein-Barr virus


GABHS : group A beta-hemolytic streptococcus
IM : intramuskular
NPC : nasopharyngealcarcinoma
OSAS : Obstructive Sleep Apnea Syndrome
PO : per oral
THT : Telinga, Hidung, Tenggorokan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat hidup


LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN 3 Surat Persetujuan Komisi Etik
LAMPIRAN 4 Surat Pengambilan Data
LAMPIRAN 5 Data Induk
LAMPIRAN 6 Tabel SPSS

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tonsilitis merupakan salah satu penyebab utama pasien datang ke prakterk


dokter atau pelayanan kesehatan lain. Selain itu, tonsilitis dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup (quality of life) seperti gangguan tidur dan penurunan
prestasi akademik dan kerja. Pembesaran tonsil akibat peradangan, dapat
menyebakan obstruksi saluran nafas (Sidell & Shapiro 2012). Menurut
Rusmarjono & Soepardi (2007) salah satu yang sering dijumpai adalah
Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS). Pada malam hari (night-time
symptoms) pasien akan tidur dengan mulut terbuka, mengorok, sering kali
mengalami henti napas, dan terbangun karena kekurangan oksigen. Oleh karena
gangguan tidur malam, pada siang hari timbulnya gejala day-time symptoms
seperti sering tertidur siang hari, sulit berkonsentrasi, penurunan prestasi
akademik pada anak-anak, dan penurunan prestasi kerja untuk dewasa serta
perubahan perilaku menjadi mudah marah (Kaswandani 2010).
Tonsilitis kronis merupakan antara tonsilitis yang sering dijumpai.
Berdasarkan penelitian retrospektif di ENT OPD Clinic of Sarawak General
Hospital, Malaysia dari Juli 2003 hingga Juni 2004 didapatkan tonsilitis (8,1%)
merupakan 5 penyakit yang tersering setelah nasopharyngealcarcinoma (NPC)
dengan jumlah kasus tonsilitis rekuren atau kronik sebanyak 87% dan 78% pada
anak-anak (Tiong 2006). Berdasarkan epidemiologi penyakit THT-KL pada 7
provinsi di Indonesia pada tahun 1994-1996, prevalensi tonsilitis kronis 3,8%
tertinggi setelah nasofaring akut 4,6%. Berdasarkan data insiden tonsilitis kronis
di RS Dr. Karidi Semarang adalah 23,36% dan 47% diantara usia 6-15 tahun
(Novialdi 2011). Dari data RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, terdapat
sebanyak 63 orang jumlah kunjungan baru dengan tonsilitis kronis mulai Juni
2008-Mei 2009 (Sakka et al. 2011). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT), penyakit pada telinga, hidung dan tenggorokan berjumlah 190-230 per
1000 penduduk dan di antara 38,4% merupakan tonsilitis kronik (Sapitri 2013).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


2

Tonsilitis sering dijumpai pada anak-anak. Berdasarkan penelitian


sebelumnya di poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado,
jumlah penderita tonsillitis periode Januari 2010-Desember 2012 didapatkan
sebanyak 123 pasien. Kelompok umur terbanyak didapatkan pada kelompok 5-14
tahun sebesar 25,9% dan paling sedikit pada kelompok >65 tahun 1,44%
(Palandeng, Tumbel, & Dehoop 2014). Di RSUP Haji Adam Malik didapatkan 86
pasien tonsilitis kronis sejak Januari 2012–Desember 2012 dengan jumlah
sebanyak 29,1% dari kelompok umur 1–10 tahun (Manik 2013).
Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan
informasi tambahan kepada banyak orang. Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti berminat untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi tonsilitis di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana prevalensi pasien yang didiagnosis menderita tonsillitis di
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2014?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi tonsilitis di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui prevalensi tonsilitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik tahun 2014.
2. Mengetahui distribusi proposi penderita tonsillitis berdasarkan sosio-
demografi yaitu usia dan jenis kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik tahun 2014.
3. Mengetahui distribusi proposi penderita tonsillitis berdasarkan pekerjaan
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3

4. Mengetahui distribusi proposi penderita tonsillitis berdasarkan ukuran


tonsil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2014.
5. Mengetahui distribusi proposi penderita tonsillitis berdasarkan
penatalaksanaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun
2014.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai tonsillitis.
2. Hasil penelitan ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan pada penelitan
lain.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Embriologi Tonsil

Gambar 2.1 Embriologi Tonsil (Sadler 2004)

Tonsil terbentuk dari lapisan endodermal pada minggu ketiga hingga


minggu kedelapan masa embriologi. Embrio manusia memiliki lima kantong
faring dan kemudian masing-masing kantong tersebut akan membentuk organ lain.
Lapisan epitel kedua kantong faring akan berpoliferasi dan membentuk tunas yang
akan menembus jaringan mesenkim disekitarnya. Tunas-tunas tersebut dilapisi
oleh jaringan mesodermal sehingga membentuk primordial dari tonsila palatine.
Pada bulan ketiga hingga bulan kelima, tonsil akan dikelilingi oleh jaringan
limfatik. Bagian kantong yang tertinggal akan ditemui saat dewasa sebagia fosa
tonsilaris (Sadler 2004).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


5

2.2. Anatomi dan Fisiologi Tonsil

Gambar 2.2. Anatomi Tonsil (Faller dan Schuenke 2004)

2.2.1. Tonsil Palatina


Tonsil palatina dibatasi dari anterior oleh pilar anterior yang dibentuk otot
palatoglosus, posterior oleh pilar posterior dibentuk oleh otot palatofaringeus,
bagian medial oleh ruang orofaring, bagian lateral dibatsi oleh otot konstriktor
faring superior, bagian superior oleh pallatum mole, bagian interior oleh tonsil
lingual. Permukaan lateral tonsil ditutupi oleh jaringan alveolar yang tipis dan
permukaan bebas tonsil ditutupi oleh epitel yang meluas ke dalam tonsil
membentuk kantong yang dikenal dengan kripta (Novialdi 2011).

2.2.2. Fosa Tonsil


Fosa tonsil terdiri dari tiga otot Fosa tonsil terdiri dari tiga otot yaitu, batas
anterior oleh otot palatoglosus , batas posterior oleh otot palate faringeal dan batas
lateral atau dinding luar oleh otot konstiktor faring superior (Anil 2007).

2.2.3. Tonsil Faringeal


Fosa faringeal juga dikenal sebagai adenoid. Adenoid terdiri dari jaringan
limfoid dan terletak di bagian superior dan posterior dinding nasofaring (Anil
2007).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


6

2.1.1. Perdarahan
Aliran darah kutub bawah tonsil diperdarahi oleh arteri lingualis (anterior),
arteri palatine asenden (posterior) dan diantara kedua daerah diperdarahi oleh
areteri tonsilaris cabang dari arteri fasialis (Novialdi 2011). Kutub bawah tonsil
mendapatkan perdarahan dari arteri faringeal (posterior) dan arteri lesser palatine
(anterior). Aliran balik melalui pleksus vena sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan
pleksus faringeal (Cummings 2005).

2.1.2. Aliran Getah Bening


Aliran getah bening tonsil adalah memalui upper deep cervical lymph
nodes. Tonsil mempunyai pembuluh getah bening eferen (Cummings 2005).

2.1.3. Persarafan
Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang saraf ke IX (nervus
glosofaringeal) dan juga cabang desenden lesser palatine nerve (Cummings 2005).

2.1.4. Imunologi Tonsil


Adenoid dan tonsil terdiri dari limfosit B dan limfosit T. Limfosit B
terbentuk kira-kira 50-65% dari semua adenoid dan limfosit tonsilar. Limfosit T
terbentuk kira-kira 40% dari adenoid dan limfosit tonsilar dan 3% adalah sel
plasma matang. Sel limfoid immunoreaktif adenoid dan tonsil dapat dijumpai di
empat area yaitu, epitel sel reticular, area ekstrafolikular, mantle zone pada folikel
limfoid dan pusat germinal pada limfoid (Cummings 2005).

2.2. Tonsilitis
2.2.1. Definsi
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang ditandai dengan
peradangan tonsil, sakit tenggorok, gangguan menelan, dan pembesaran ringan
kelenjar limfe leher (Klarisa & Fardizza 2014).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


7

Tonsilitis akut adalah infeksi akut pada palatine tonsil. Tonsilitis akut lebih
sering terjadi pada anak-anak tetapi bisa pada orang dewasa juga (Sidell &
Shapiro 2012). Menurut Palandeng, Tumbel dan Dehoop tahun 2014, tonsilitis
kronis disebabkan oleh kegagalan atau pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat.

2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi


1. Tonsilitis Akut
a) Tonsilitis Viral
Tonsilitis viral bisa diesebabkan oleh Epstein-Barr Virus (EBV),
Hemofilus influenza, dan virus coxsachakie. Penyebab paling sering
dijumpai adalah EBV. Pada infeksi virus coxsachakie dapat ditemukan
luka-luka kecil pada palatum. Gejala tonsilitis viral menyerupai common
cold yang disertai dengan rasa nyeri tenggorok (Rusmarjono & Efiaty
2007).
b) Tonsilitis Bakterial
Penyebab paling sering dijumpai adalah group A beta-hemolytic
streptococcus (GABHS), Streptokokus viridians dan Streptokokus
piogenes. Tonsilitis bakterial menyebabkan 15-30% kasus faringotonsilitis
(Klarisa & Fardizza 2014).
c) Tonsilitis Rekuren
Tonsilitis rekuren adalah tonsilitis streptokokal yang berulang. Dalam
satu tahun memiliki 7 episode kultur positif, 5 infeksi dalam 2 tahun
berturut-turut atau 3 infeksi setiap tahun selama 3 tahun berturut-turut
(Klarisa & Fardizza 2014).

2. Tonsilitis Membranosa
a) Tonsilitis difteri
Tonsilitis difteri biasanya disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphteriae. Kuman ini termasuk dalam kuman batang gram positif. Bakteri
ini menghasilkan endotoksin yang dapat menyebabkan nekrosis sel epitel

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


8

dan ulserasi. Frekuensinya menurun seiring keberhasilan imunisasi dan


tidak menyebabkan semua orang yang terinfeksi sakit tergantung pada
kandungan titer anti toksin (Klarisa & Fardizza 2014).
b) Tonsilitis septik
Penyebab tonsilitis septik ialah Streptokokus hemolitikus. Ini bisa
didapatkan dalam susu sapi biasanya dapat menimbulkan epidemik tetapi
jarang dapat ditemukan di Indonesia karena susu sapi dimasak dulu dengan
cara pasteurisasi sebelum minum (Rusmarjono & Efiaty 2007).
c) Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)
Penyebab penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema vincentii
and Spirochaeta denticulate (Anil 2007). Penderita dengan hygiene mulut
yang kurang dan defisiensi vitamin C merupakan antara faktor resiko
terjadi penyakit ini (Rusmarjono & Efiaty 2007).

3. Tonsilitis Kronis
Tonsilitis kronis biasanya disebabkan bakteri seperti Streptokokus alfa dan
beta hemolitikus, S aureus, H influenza dan Bacteriodes (Klarisa &
Fardizza 2014). Faktor prediposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah higiene
mulut yang buruk dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
(Rusmarjono & Efiaty 2007). Salah satu faktor resiko terhadap episode
eksaserbasi akut pada tonsilitis kronis adalah H. pylori. Didapatkan bahwa
infeksi H. pylori akan meningkatkan kejadian episode eksaserbasi akut >7
kali per tahun sebesar 1,146 dibanding yang tidak (Surono 2009).

2.2.3. Patogenesis
Biasanya masa inkubasi tonsilitis bakterial adalah 2-4 hari. Infeksi ini bisa
ditransmisikan melalui udara (airborne droplets), perkongisan makanan minum
dengan orang yang terinfeksi atau melalui kontak tangan dan ciuman
(Bhattacharyya & Patel 2012). Tonsil berperan sebagai filter bakteri atau virus
yang masuk. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel apabila lapisan epitel terkikis
menyebabkan keluarnya leukosit polimorfonuklear. Kumpulan leukosit, bakteri

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


9

menyebabkan keluarnya leukosit polimorfonuklear. Kumpulan leukosit, bakteri


yang mati dan epitel yang lepas akan membentuk dentritus. Kemudian dentritus
akan mengisi kripti dan tampak kekuningan. Dentritus berbentuk bercak pada
tonsil disebut tonsilitis folikularis (Klarisa & Fardizza 2014).
Pada tonsilitis kronis akibat proses peradangan berulang, menyebabkan
epitel mukosa jaringan limfoid juga terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan
jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan
sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh dentritus. Proses
perjalanan terus menerus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya
menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris (Rusmarjono &
Soepardi 2007).

Gambar 2.3. Kripta (Kindt et al. 2007)

Gambar 2.4. Exudative tonsil (Yellon, McBride & Davis 2002)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


10

2.3.4. Gejala Klinis


Menurut Klarisa dan Fardizza (2014) & Bhattacharyya dan Patel (2012),
gejala klinis tonsilitis adalah:

a. Nyeri tenggorok
b. Sulit menelan (Disfagia)
c. Nyeri menelan (Odinofagia)
d. Demam
e. Nyeri di telinga
f. Penurunan nafsu makan
g. Halitosis
h. Eritema dan pembesaran tonsil
i. Drooling (pada anak-anak)
j. Obstruksi jalan nafas (kasus berat)
k. Mendengkur (kasus berat)
l. Skin Rash (jarang)

2.3.5. Diagnosa
Pemeriksaan fisik didapatkan tonsil bengkak, hiperemesis dan terdapat
dentritus berbagai bentuk (Rusmarjono & Efiaty 2007). Pada tonsillitis viral
akibat infeksi virus coxsachakie dapat dijumpai luka-luka kecil pada palatum dan
tonsil. Pada tonsilitis difteri dapat dijumpai bercak putih keabu-abuan.
Perlu dilakukan penilaian tonsil. Menurut Sidell dan Shapiro (2012) &
Klarisa dan Fardizza (2014), ukuran tonsil dapat dikelompokkan sebagai berikut :
T1: tonsil tidak melewati pilar faring posterior (0-25% ; 1+)
T2: tonsil melewati pilar posterior namun tidak melewati garis
pertengahan (imajiner antara uvula dan pilar posterior) (25-50% ;
2+)
T3: tonsil mencapai garis pertengahan antara uvula dan pilar posterior
(50-70% ; 3+)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


11

T4: tonsil saling menempel (kissing tonsil) atau mendorong uvula (75-
100% ;4+)

Gambar 2.5. Penilaian tonsil. A) 0-25%; 1+. B) 25-50%; 2+.


C) 50-75%, 3+. D) 75-100%, 4+ (Sidell & Shapiro 2012)

Pemeriksaan bakteriologi dapat dilakukan pada kasus tonsilitis. Dapat


dilakukan dengan pemeriksaan swab atau dengan pemeriksaan biakan dan uji
kepekaan. Pemeriksaan swab dilakukan dengan pewarnaan. Pemeriksaan ini dapat
diambil dari swab permukaan tonsil maupun jaringan inti. Pemeriksaan kultur dari
permukaan tonsil tidak selalu menunjukkan bakteri patogen yang sebenarnya
karena mungkin mengalami kontaminasi dengan flora normal di saluran nafas atas
(Novialdi 2011). Kultur bakteriologi bisa dijadikan diagnosis mikrobiologi pasti
tetapi jarang dilakukan karena terapi sudah dapat diinisiasi walaupun belum ada
hasil kultur (Klarisa & Fardizza 2014).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


12

2.3.6. Penatalaksanaan
Terapi Farmakologi
Pilihan Terapi Tonsilitis :

Tabel 2.1 Pilihan terapi tonsillitis (Klarisa & Fardizza, 2014)


Dewasa Anak
Penisilin V 500mg PO selama 10 hari Penisilin V 25-50mg/kg/hari PO selama
10 hari
Benzathine penisilin G 1.2 juta U IM Benzathine penisilin G 25.000 U/kg
sekali suntikan IM
Amoksisilin 2x500-875mg atau 3x250- Amoksisilin 50mg/kg/hari dibagi dalam
500mg PO selama 10 hari 2/3 dosis PO selama 10 hari
Cefdinir 1x600mg atau 2x300mg PO Cefdinir 14mg/kg 1 kali PO selama 10
selama 10 hari hari
Cefuroxime axertil 1x250mg PO Cefuroxime axertil 10mg/kg PO selama
selama 4 hari 4-10 hari

Tabel 2.2 Pilihan terapi dengan alergi penisilin (Klarisa & Fardizza, 2014)
Dewasa Anak
Azitromycin 1x500mg PO selama 5 hari Azitromycin 1x12mg/kg PO selama 5
hari
Clarithromycin 2x250mg PO selama 10 Clarithromycin 2x250mg PO selama
hari 10 hari
Erythromycin 4x500mg PO selama 10 Erythromycin 4x20mg PO selama 10
hari hari
Clindamycin 20mg/kg/hari dalam 3 dosis Clindamycin 20mg/kg/hari dalam 3
selama 10 hari dosis selama 10 hari
Levofloxacin 1x500mg PO selama 7 hari

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


13

Terapi Suportif
Steroid per oral atau intramuskular pada dewasa atau anak-anak
menunjukan pembaikan symptom dengan efek samping yang minimal dan tidak
ada efek negative pada perkembangan penyakit. Pemberian dexamethasone
(10mg), betamethasone (8mg) atau prednisone (60mg) dapat meringankan rasa
nyeri pada tonsilitis akut (Stelter 2014).

Terapi Non-Farmakologi
Menurut Bhattacharyya dan Patel (2012) istirahat yang cukup dapat
mempercepat pasien sembuh dan mencegah penderita dari penyakit tonsilitis.
Selain itu, dengan memperbaiki higienitas mulut dan menggunakan obat kumur
(mouthwashes) dapat mengurangi resiko terjadinya tonsilitis (Klarisa & Fardizza
2014).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


14

Terapi Pembedahan
Indikasi tonsilektomi berdasarkan American Academy of Otolaryngology
& Head and Neck Surgery (AAO-HNS) tahun 2011 :

Tabel 2.3 Paradise Criteria untuk tonsilektomi (Randell 2011) dan (Wetmore &
McGil 2012)
Kriteria Definisi
Frekuensi infeksi tenggorok berulang 7 episode dalam 1 tahun terakhir ATAU

5 episode tiap tahun dalam 2 tahun


berturut-turut ATAU

3 episode tiap tahunnya dalam 3 tahun


berturut-turut
Catatan gambaran klinis suhu oral >38.3ºc (101°F) ATAU

limfodenopati servikal (KGB nyeri atau


diameter >2cm) ATAU

eksudat tonsil ATAU

kultur positif untuk streptokokus beta


hemolitikus grup A (GABHS)
Tatalaksana Tatalaksana antibiotik yang adekuat
untuk episode streptokokus yang diduga
atau terbukti
Dokumentasi Setiap episode harus didokumentasi
dengan pemeriksaan konfirmasi dan
qualifying feature

Watchful waiting selama 12 bulan dilakukan untuk infeksi tenggorok


berulang dengan frekuensi kurang dari kriteria tonsilektomi di atas. Selain
paradise criteria, pada anak-anak perhatikan yang tidak memenuhi kriteria namun
termasuk dalam yang dipertimbangkan tonsilektomi seperti alergi terhadap

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


15

multiple antibiotic, stomatitis, faringitis, dan adenitis atau riwayat dengan abses
peritonsilar. Pertimbangkan tonsilektomi pada anak-anak dengan gangguan tidur
dan bernapas yang lebih, bila terdapat enuresis, retardasi pertumbuhan, dan
performa sekolah yang menurun. Kontraindikasi dilakukan tonsilektomi berupa
anaemia, infeksi akut, penyakit lainnya yang tidak terkontrol dan perdarahan
(Randell 2011) dan (Wetmore & McGil 2012). Komplikasi tersering adalah
perdarahan sewaktu atau pascaoperasi (Baugh et al. 2011).

2.3.7. Komplikasi
1. Obstruksi jalan nafas
Pembesaran tonsil akibat peradangan kemungkinan besar menyebabkan
obstruksi jalan nafas (Sidell & Shapiro 2012). Timbul tanda-tanda obstruksi jalan
nafas yang tampak dengan berhentinya bernapas atau mendengkur saat bernafas
(Klarisa & Fardizza 2014).
2. Abses Peritonsilar
Abses peritonsilar terjadi sebagai kompliksai dari tonsilitis akut atau
infeksi bersumber dari kelenjar mukus weber di kutub atas tonsil. Terjadi sebagai
akibat penjalaran infeksi. Biasanya kuman penyebab sama dengan tonsilitis
(Fachruddin 2007).

2.3.8. Pencegahan
Menurut Singapore Genreal Hospital (2014) tonsilitis dapat dicegah
dengan:
1. Menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi. Cara terbaik adalah
sering mencuci tangan.
2. Tidak menggunakan gelas minum atau peralatan makanansecara bersama,
menutupi mulu ketika bersin atau batuk, dan menghindarai berdekatan
dengan orang yang sakit
3. Orang tua harus menjaga anak-anak tetap di rumah jika merekan sakit
untuk mencegah penyebaran kuman.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


16

2.3.9. Kerangka Teori

Tonsilitis

Tonsilitis Akut Tonsilitis Tonsilitis Kronis


Membranosa

- Tonsilitis Viral - Tonsilitis diftreri - Tonsilitis Kronis


- Tonsilitis - Tonsilitis septik Eksaserbasi Akut
Bakterial - Angina Plaut
- Tonsilitis Vincent
Rekuren

Gejala Klinis: Ukuran Tonsilitis: Tatalaksana:

- Nyeri menelan - T1 - Antibiotik


- Sulit menelan - T2 - Steroid
- Nyeri tenggorok - T3 - Tonsilektomi
- Demam - T4

Gambar 2.6. Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


17

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Data klinis :

- Jenis Tonsilitis
- Usia
Tonsilitis - Jenis kelamin
- Ukuran tonsil
- Pekerjaan
- Penatalaksanaan

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional


3.2.1. Tonsilitis
Tonsilitis adalah penyakit dimana didapatkan pembesaran tonsil akibat
infeksi yang dapat menyebabkan nyeri tenggorok, nyeri menelan dan penurunan
nafsu makan. Tonsilitis akut kebiasannya berlangsung selama satu minggu tetapi
lebih lama pada tonsiltis kronis.

3.2.2 Pasien Tonsilitis


Pasien tonsilitis adalah pasien yang datang mendapat perawatan dari
Departemen THT serta rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
dan didiagnosis menderita tonsilitis

3.2.3. Data Klinis


Data klinis adalah catatan rekam medis yang berupa: jenis tonsilitis, usia,
jenis kelamin, pekerjaan, ukuran tonsil dan penatalaksanaan pada pasien tonsilitis.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


18

- Jenis tonsilitis terbagi menjadi tonsilitis akut, tonsilitis kronis dan tonsilitis
kronis eksaserbasi akut. Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis
Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil Ukur : Jenis tonsilitis dalam penelitian ini dikategorikan menjadi:
1. Tonsilitis Akut
2. Tonsilitis Kronis
3. Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut
Skala Pengukutran: Nominal

- Umur pasien terbagi menjadi anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan


manula. Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis.
Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil Ukur : Umur pasien dalam penelitian dikategorikan menjadi:
1. Anak-anak : 0-11 tahun
2. Remaja : 12-25 tahun
3. Dewasa : 26-45 tahun
4. Lansia : 46-65 tahun
5. Manula : > 65 tahun
Skala Pengukuran: Ordinal

- Jenis kelamin pasien terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Hal tersebut
didapatkan dengan data rekam medis
Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi data di rekam medis
Hasil Ukur : Jenis kelamin pasien dalam penelitian dikategorikan
menjadi:
1. Laki-laki
2. Perempuan
Skala Pengukuran: Nominal

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


19

- Pekerjaan adalah mata pencarian atau kegiatan utama dikerjakan oleh


penderita yang dicatakan dalam rekam medis
Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi di rekam medis
Hasil Ukur : Pekerjaan dalam penelitian dikategorikan menjadi:
1. Mahasiswa/ Pelajar
2. Wiraswasta
3. Ibu Rumah Tangga
4. Pensiunan
5. Tidak Sekolah
6. Tidak Kerja
7. Pegawai Negeri
8. Petani
9. Supir
Skala Pengukuran: Nominal

- Ukuran tonsil pasien terbagi menjadi T1, T2, T3 dan T4 (Klarisa, Fardizza
2014). Hal tersebut didapatkan dengan data rekam medis.
Alat Ukur : Rekam medis
Cara Ukur : Observasi di rekam medis
Hasil Ukur : Pekerjaan dalam penelitian dikategorikan menjadi:
1. T1 : batas medial tonsil sampai ¼ jarak anterior
uvula
2. T2 : ¼ anterior uvula sampai ½ jarak anterior uvula
3. T3 : ½ anterior uvula sampai ¾ jarak anterior uvula
4. T4 : ¾ anterior uvula sampai uvula atau lebih
Skala Pengukuran: Nominal

- Tonsilektomi dalam penelitian ini terbagi menjadi melakukan tonsilektomi


dan tidak melakukan tonsilektomi. Hal tersebut didapatkan dengan data
rekam medis.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


20

Alat Ukur : Rekam Medis


Cara Ukur : Observasi di rekam medis
Hasil Ukur : Penatalaksanaan dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi:
1. Melakukan tonsilektomi
2. Tidak melakukan tonsilektomi
Skala Pengukuran: Nominal

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


21

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-
sectional untuk melihat prevalensi penderita tonsilitis pada satu saat tertentu yaitu
tahun 2014. Sampel penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosis
menderita tonsilitis di departemen THT Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik (total sampling).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan berdasarkan data rekam medis yang
didapatkan dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Kota Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan berawal dari persiapan proposal, penelitian
proposal, pengambilan data, pengolahan data dan penelitian hasil dengan
mengambil waktu dari Maret 2015 hingga November 2015.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis menderita tonsilitis
di departemen THT Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada 1 Januari
2014 hingga 31 Desember 2014.

4.3.2 Sampel Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan dengan mengumpulkan data pasien tonsilitis
yang dapat untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


22

Kriteria inklusi adalah semua pasien yang didiagnosis menderita tonsilitis di


departemen THT Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik .
Kriteria eksklusi adalah rekam medis yang tidak lengkap.

4.4. Teknik Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini diperoleh dari rekam medis pasien yang dirawat di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Data pada penelitian ini adalah data
sekunder yang berasal dari rekam medis yang dikumpulkan oleh peneliti. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Semua pasien
yang datanya berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam
penelitian. Data yang dikumpul adalah pasien yang didiagnosis menderita
tonsilitis di departemen THT Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data


Data yang diperlukan dikumpul setelah melihat rekam medis pasien yang
didiagnosis menderita tonsilitis lalu dikelompokkan berdasarkan jenis tonsilitis,
umur, jenis kelamin, pekerjaan, ukuran tonsil dan tonsilektomi. Data kemudian
dimaksukkan ke dalam program IBN SPSS (Statistical Product & Service
Solution) dan ditampilkan dalam table distributif.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


23

4.6. Rancangan Penelitian

Tabel 4.1. Rencana Penelitian

No Bulan / Mrt Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov
Rancangan

1. Persiapan X X X
Proposal

2. Penelitian X
Proposal

3. Pengambilan X X
Data

4. Pengelohan X X
Data

5. Penelitian X
Hasil

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


24

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian


Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik (RSUP HAM) berdiri sebagai
rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/IX/1991.
RSUP HAM Medan juga sebagai Pusat Rujukan untuk wilayah Pembangunan A
yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Barat dan Riau.
RSUP HAM Medan mulai berfungsi dengan rawat jalan sejak tanggal 17
Juni 1991 sedangkan untuk pelayanan rawat inap dimulai tanggal 2 Mei 1992.
Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran
USU Medan dipindah ke RSUP HAM Medan sebagai tanda dimulainya soft
opening. Kemudian diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 21 Juli 1993.

5.2. Gambaran Umum Responden


Informasi berikut menunjukkan distribusi proposi prevalensi pasien yang
didiagnosa dengan tonsiltis yang diambil dari rekam medis di Instalasi Rekam
Medis RSUP H. Adam Malik Medan. Proses pengambilan data untuk penelitian
ini telah dilakukan dari tanggal 6 Oktober 2015 sampai 3 November 2015 di
RSUP H. Adam Malik Medan dengan total sampel sejumlah 84 orang sesuai
kriteria inklusi dari 86 orang.

Tabel 5.1. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Jenis Tonsilitis


Jenis Tonsilitis Frekuensi (n) Persentase (%)
Tonsilitis Akut 4 4,8
Tonsilitis Kronis 78 92,9

Tonsilitis Kronis 2 2,4


Eksaserbasi Akut

Total 84 100%

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


25

Dari Tabel 5.1. menunjukan jenis tonsilitis yang mempunyai frekuensi


tertinggi adalah tonsilitis kronis dengan jumlah 78 orang (92,9%) diikuti tonsilitis
akut sebanyak 4 orang (4,8%) dan proposi terendah adalah tonsiltis kronis
eksaserbasi akut sebanyak 2 orang (2,4%).

Tabel 5.2. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Usia


Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
0-11 tahun 20 23,8
12-25 tahun 36 42,9
26-45 tahun 16 19,0
46-65 tahun 12 14,3
> 65 tahun 0 0,0
Total 84 100%

Dari Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa distribusi pasien yang menderita
tonsilitis berdasarkan kelompok usia yang ditemukan paling banyak adalah
kelompok usia 12-25 tahun sebayak 36 orang (42,9%) diikuti oleh kelompok usia
0-11 tahun sebanyak 20 orang (23,8%), kelompok usia 26-45 tahun sebanyak 16
orang (19,0%) dan kelompok usia 46-65 tahun sebanyak 12 orang (14,3%).
Kelompok usia > 65 tahun tidak ada kasus yang dilaporkan.

Tabel 5.3. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 43 51,2
Perempuan 41 48,8
Total 84 100%

Dari Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa distribusi pasien yang menderita
tonsilitis ditemukan tidak terdapat perbandingan yang yang signifikan antara laki-
laki dan perempuan. Yang mewakili jenis kelamin laki-laki sebanyak 43 orang
(51,2%) dan 41 orang perempuan (48,8%).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


26

Tabel 5.4. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 8 9,5
Mahasiswa/ Pelajar 43 51,2
Pegawai Negeri 3 3,6
Pensiunan 2 2,4
Petani 3 3,6
Supir 1 1,2
Tidak Kerja 3 3,6
Tidak Sekolah 9 10,7
Wiraswasta 12 14,3
Total 84 100%

Berdasarkan Tabel 5.4. didapati bahwa distribusi pasien tonsilitis


berdasarkan pekerjaan yang ditemukan paling banyak adalah mahasiswa/ pelajar
sebanyak 43 orang (51,2%) diikuti wiraswasta sebanyak 12 orang (14,3%), tidak
bersekolah sebanyak 9 orang (10,7%), ibu rumah tangga sebanyak 8 orang (9,5%),
pegawai negeri, petani dan tidak berkerja sebanyak 3 orang (3,6%) masing-
masing, Pensiunan sebanyak 2 orang (2,4%). Perkerjaan yang mempunyai proposi
terendah adalah supir sebanyak 1 orang (1,2%).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


27

Tabel 5.5. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Ukuran Tonsil


Ukuran Tonsil Frekuensi (n) Persentase (%)
T1/T1 3 3,6
T1/T2 3 3,6
T1/T3 1 1,2
T2/T1 3 3,6
T2/T2 27 32,1
T2/T3 1 1,2
T2/T4 1 1,2
T3/T1 2 2,4
T3/T2 11 13,1
T3/T3 17 20,2
T3/T4 7 8,3
T4/T3 3 3,6
T4/T4 5 6,0
Total 84 100%

Tabel 5.5. menunjukan distribusi pasien tonsilitis berdasarkan ukuran yang


memiliki frekuensi tertinggi adalah ukuran tonsil T2/T2 (32,1%) diikuti oleh
ukuran tonsil T3/T3 (20,2%), ukuran tonsil T3/T2 (13,1%), ukuran tonsil T3/T4
(8,3%), ukuran tonsil T4/T4 (6,0%), ukuran tonsil T1/T2, ukuran tonsil T2/T1,
ukuran tonsil T1/T1 dan ukuran tonsil T4/T3 masing-masing sebanyak 3 kasus
(3,6%). Diikuti oleh ukuran tonsil T3/T1 dengan jumlah 2 kasus (2,4%). Ukuran
tonsil yang mempunyai proposi yang terendah adalah ukuran tonsil T1/T3, ukuran
tonsil T2/T3 dan ukuran tonsil T2/T4 masing-masing sebanyak 1 kasus (1,2%).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


28

Tabel 5.6. Distribusi Pasien Tonsilitis Berdasarkan Tonsilektomi


Tonsilektomi Frekuensi (n) Persentase (%)
Melakukan tonsilektomi 24 28,6
Tidak melakukan
60 71,4
tonsilektomi
Total 84 100%

Tabel 5.6. menunjukan distribusi pasien tonsilitis berdasarkan tonsilektomi.


Sebanyak 24 orang pasien (28,6%) yang melakukan tonsilektomi dan 60 orang
(71,4%) yang tidak melakukan tonsilektomi.

5.3. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada 84 orang pasien tonsilitis yang berobat ke
RSUP Haji Adam Malik, Medan di Departemen THT pada periode Januari 2014
hingga Desember 2014.

5.3.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Tonsilitis


Bakteri yang menetap di kripta tonsil menjadi sumber infeksi yang
berulang (Novialdi 2011). Faktor prediposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah
higiene mulut yang buruk dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
(Rusmarjono & Efiaty 2007).
Penelitian Gaur et al. (2009) di Jaipur, India didapatkan bahwa tonsilitis
kronis merupakan antara penyakit THT yang sering dijumpai dengan 695 kasus
(6,1%). Berdasarkan penelitian Tiong di ENT OPD Clinic of Sarawak Genreal
Hospital Sarawak, Malaysia tahun 2006, didapatkan tonsilits (8,1%) antara 5
penyakit tersering di THT dengan jumlah kasus tonsilitis kronis atau tonsilitis
rekuren sebanyak 87%. Hasil ini sesuai dengan penelitian Palendang, Tumbel dan
Dehoop (2014) di poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R D. Kandou Manado,
Sulawesi Utara, menunjukkan tonsilitis terbanyak adalah tonsilitis kronis yaitu
sebanyak 53,96%, dan paling sedikit pada kelompok tonsilitis kronis eksaserbasi
akut (12,23%).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


29

Tabel 5.1. didapatkan bahwa jenis tonsilitis kronis lebih banyak ditemukan
dengan jumlah 78 orang (92,9%) dan paling sedikit adalah tonsilitis kronis
eksaserbasi akut sebanyak 2 orang (4,8%).

5.3.2. Distribusi Berdasarkan Usia


Berdasarkan teori, tonsilitis lebih sering terjadi pada kelompok usia anak-
anak 5-15 tahun dan jarang pada anak- anak di bawah 2 tahun (Bhattacharyya &
Patel 2012). Berdasarkan penelitian Perira et al. di Trinidad, Brazil tahun 2008,
didapatkan bahwa tonsilitis viral lebih sering pada anak-anak di bawah 3 tahun
manakala tonsilits bakterial GABHS lebih seing pada anak-anak ≥6 tahun.
Penelitian kuesioner Hannaford et al. tahun 2005 di Scotland, didapati
31% dari responden yang mengalami sekurang-kurangnya satu episode sakit
tenggorokan atau tonsilitis dan paling sering terjadi pada kelompok usia 14-29
tahun. Pada penelitian Tiong (2006) di ENT OPD Clinic of Sarawak Genreal
Hospital Sarawak, Malaysia, didapatkan tonsiltis kronis/rekuren dalam kelompok
pediatrik sebanyak 78%. Penelitian Palendang, Tumbel dan Dehoop (2014) di
poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R D. Kandou Manado, Sulawesi Utara,
didapatkan terbanyak pada kelompok 5-14 tahun (25,9%) dan paling sedikit > 65
tahun (1,44%).
Dari tabel 5.2. kelompok usia yang tertinggi adalah kelompok usia 12-25
tahun sebanyak 36 orang (42,9%) dan diikuti oleh kelompok usia 0-11 tahun
sebanyak 20 orang (23,8%). Hasil penelitian menunjukkan usia pasien tonsilitis
berkisar antara 3 tahun hingga 62 tahun.

5.3.3. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan kepustakaan, dikatakan bahwa perempuan lebih cenderung
terkena tonsilitis dengan perbandingan antara perempuan dan laki-laki 2:1, namun
belum diketahui penyebabnya (Abouzied & Massoud 2008).
Berdasarkan penelitian Thorp, Isaacs dan Sellars di Cape Town, South
Africa tahun 2000, pasien tonsilitis yang melakukan tonsilektomi akibat tonsilitis
rekuren dijumpai lebih banyak pada perempuan dengan ratio perempuan dengan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


30

laki-laki 3,22:1. Penelitian Retrospective Kvestad (2005) di Norway menunjukkan


bahwa predominan signifikan pada kasus dengan jenis kelamin perempuan dan
prevalensi seumur hidup perempuan dibanding laki-laki adalah 1,6. Pada
penelitian Farokah (2005) di Kota Semarang, Indonesia didapatkan bahwa
tonsilitis kronis lebih sering pada jenis kelamin perempuan dengan jumlah 156
orang (51,8%) dan 145 orang (48,2%) pada laki-laki.
Berdasarkan tabel 5.3. menunjukkan bahwa tidak ada perbandingan yang
signifikan antara laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian, terdapat 43 orang
(51,2%) paisen laki-laki dan 41 orang (48,4%) pasien perempuan.

5.3.4. Distribusi Berdasarkan Pekerjaan


Menurut teori yang dikatakan bahwa tonsilitis sering dijumpai pada anak-
anak dan remaja (State Government Victoria 2010). Pada penelitian Palendang,
Tumbel dan Dehoop (2014) di poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R D.
Kandou Manado, Sulawesi Utara, berdasarkan pekerjaan, terbanyak adalah pada
jenis pekerjaan siswa sebanyak (32,37%) dan paling sedikit didapatkan pada
kelompok guru (0,72%).
Dari Tabel 5.4. distribusi pasien tonsilitis berdasarkan pekerjaan
didapatkan bahwa pekerjaan sebagai mahasiswa/pelajar paling tinggi dengan
jumlah 43 orang (51,2%).

5.3.5. Distribusi Berdasarkan Ukuran Tonsil


Ukuran tonsil membesar akibat hyperplasia parenkim atau degenerasi
fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil, namun dapat juga ditemukan tonsil yang
relatif kecil akibat pembentukan sikatrik yang kronis (Novialdi & Pulungan 2011).
Menurut Klarisa (2014), dipikirkan terdapat kaitan antara ukuran tonsil dan
tonsilitis bacterial kronis akibat bertambahnya jumlah bakteri dan jumlah limfosit
B maupun limfosit T.
Berdasarkan penelitian Ackay et al. tahun 2006 di Denizli, Turkey,
dijumpai 1602 kasus tonsilitis dengan ukuran tonsil T1 dan ukuran tonsil T2 serta
58 kasus tonsilitis dengan ukuran tonsil T3 dan T4. Hasil penelitian Manik (2013)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


31

di RSUP Haji Adam Malik, Medan, didapatkan bahwa proposi ukuran tonsil
tertinggi adalah ukuran tonsil T2/T2 sebanyak 39,5%. Penelitian Farokah (2005)
di Kota Semarang, didapatkan bahwa 62 orang (20,6%) dari 145 orang penderita
tonsilitis kronis dengan ukuran tonsil T3.
Tabel 5.5. menunjukkan distribusi pasien tonsilitis berdasarkan ukuran
tonsil didapatkan bahwa T2/T2 lebih sering dijumpai sebanyak 25 orang (31,6%).

5.3.6. Distribusi Berdasarkan Tonsilektomi


Tabel 2.3. menunjukan Paradise Criteria indikasi untuk tonsilektomi
berdasarkan American Academy of Otolaryngonology & Head and Neck Surgery
(2011). Berdasarkan penelitian Baugh et al. (2011) di Amerika Syarikat
diperkirakan sebanyak 530,000 tonsilektomi dilakukan setiap tahun pada anak-
anak dibawah 15 tahun. Menurut Senska et al. (2010), tonsilektomi merupakan
antara operasi yang sering dilakuan di Jerman dengan sekitar 115,000 setiap tahun.
Tonsilektomi pada dewasa dapat meningkatkan kualitas hidup dan
mengurangkan jumlah hari tidak bekerja disebabkan tonsilitis kronis dari 8,0 hari
menjadi 0,5 hari (Bhattacharyya, Kepnes & Shapiro 2001). Menurut penelitian
Georgalas, Tolley dan Narula (2009), tonsilektomi lebih bermanfaat bagi anak-
anak dengan gejala yang lebih berat.
Berdasarkan tabel 5.6. dijumpai sebanyak 24 orang (28,6%) pasien
tonsilitis yang melakukan tonsilektomi dan 60 orang (71,4%) yang tidak
melakukan tonsilektomi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


32

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan hasil penelitian, penulis dapat membuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sebanyak 84 kasus tonsiltis ditemukan dan berdasarkan jenis tonsilitis
terbanyak adalah tonsilitis kronis sebanyak 78 orang (92,9%).
2. Rata-rata pasien tonsilitis dari kelompok usia 12-25 tahun dan tidak
dijumpai perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.
3. Proposi tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah mahasiswa/pelajar
sebanyak 43 orang (51,2%).
4. Berdasarkan ukuran tonsil ditemukan ukuran tonsil tertinggi adalah ukuran
tonsil T2/T2 sebanyak 27 orang (32,6%).
5. Didapati 24 orang (28,6%) yang melakukan tonsilektomi.

6.2. Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi RSUP H. Adam Malik, memberikan informasi kesehatan tentang
tonsilitis. Selain itu, data rekam medis perlu dilengkapkan dan dirapikan
2. Bagi masyarakat, diberikan edukasi tentang tonsilitis agar mereka
mendapatkan pengobatan yang adekuat sebelum menjadi tonsiltis kronik.
3. Bagi pihak sekolah dan ibu, mendapatkan lebih pengetahuan tentang
tonsilitis agar dapat melakukan pencegahan karena sering terjadi pada
kalangan anak-anak.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, menambahkan variabel lainnya yang terkait
dengan tonsilitis. Peneliti juga bisa menggunakan populasi yang lebih luas
seperti menggunakan data dari beberapa rumah sakit, yang bertujuan untuk
memperkaya data.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


33

DAFTAR PUSTAKA

Abouzied, A & Massoud, E 2008, ‘Sex difference in tonsillitis’, Dalhousie


Medical Journal, 09/2008; 35(10). DOI: 10.15273/dmj.Vol35No1.3919.
Ackay, A, Kara, CO, Dagdeviren, E & Zencir, M 2006, ‘ Variation in tonsil size
in 4- to 17-year-old schoolchildren’, Journal of Otolaryngology, 2006,
35(4):240-274.
American Academcy Of Otolaryngology-Head And Neck Surgery 2015,
‘Tonsillitis’, viewed 28 November 2015,
<www.entnet.org/comtent/tonsillitis>.
Anil, KL 2007, ‘Oral Cavity, Oropharynx, & Nasopharynx’ in Current Diagnosis
& Treatment: Otolaryngology: Head & Neck Surgery 2nd ed.,
McGrawHill Lange.
Baugh, RF, Archer, SM, Mitchell, RB, Rosenfeld, RM, Amin, R, Burns, JJ et al
2011, ‘Clinical Practice Guidelines: Tonsilectomy in Children’,
American Academy Of Otolaryngology-Head and Neck Surgery
Foundation 2011.
Bhattacharyya, A & Patel, N 2012, ‘Tonsillitis and peritonsillar abscess (quinsy)’
in Pocket Tutor Otolaryngology, JP Medical Ltd., pp. 161-167.
Bhattacharyya, N, Kepnes, LJ & Shapir, J 2001, ‘Efficacy and Quality-of-Life
Impact of Adult Tonsillectomy’, Arch Otolaryngol Head Neck Surgery,
2001;127(11):1347-1350, DOI: 10.1001/archotol.127.11.1347
Cumming, CW 2005, ‘Part Six: Oral Cavity/Pharynx/Esophagus’ Cummings:
Otolaryngology: Head & Neck Surgery 4th ed., Mosby, In.c
Ellis, H 2006, ‘The Head and Neck’ in Clinical Anatomy Applied anatomy for
students and junior doctors 11th ed Blackwell publishing, pp. 279-280
Faller, A & Schuenke, M 2004, ‘The Digestive System: The Throat (Pharynx)’ in
The Human Body An Introduction to Structure and Function 1st ed.,
Thieme, pp. 400.
Farokah, F 2005, ‘Hubungan tonsilits kronis dengan prestasi belajar pada siswa
kelas II sekolah dasar di Kota Semarang’, Doctoral dissertation, Program

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


34

Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro, viewed 30th December


2015, <eprints.undip.ac.id/12393/>.
Gaur, K, Kasliwal, N, Bhandari, A, Amisha, B, Gupta, VP & Gupta, R 2009,
‘Changing trends in otorhinolaryngological diseases at a non-government
clinic in Jaipur’, Indian Journal of Otolarynology and Head & Neck
Surgery, vol. 61, pp 173-178.
Gerorgalas, CC, Tolley, NS & Narula, A 2009, ‘Tonsillitis’, Clinical Evidence
2009;10:503.
Hannaford, PC, Simpson, JA, Bisset, AF, Davis, A, McKerrow, W, & Mills, R
2005, ‘The prevalence of ear, nose and throat problems in the community:
results from a national cross-sectional postal survey in Scotland’,
published by Oxfard University Press, DOI: 10.1093/fampra/cmi004.
Kaswandani, N 2010, ‘Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) pada Anak’,
Maj Kedok Indon, vol. 60, no. 7, pp.295-296.
Kindt, TJ, Goldsby, RA, Osborne, BA, Kuby, J 2007, ‘Cells and Organs of the
Immune System’, in Kuby Immunology, New York:W.H. Freeman, pp
50.
Klarisa, C & Fardizza, F 2014, ‘Tonsilitis’ dalam Tanto, C, Liwang, F, Hanifati, S,
Pradipta, EA, editor, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media
Aesculapius, pp. 1067-1070.
Kvestas, E, Kvæener, KJ, Røysamb, E, Tambs, K, Harris, JR, & Magnus, P 2005,
‘ Heritability of Recurrent Tonsillitis’, Arch Otolaryngol Head Neck Surg,
vol. 131, no.5, 2005;131(5):383-387, DOI: 10.1001/archotol.131.5.383.
Manik, YI 2015, ‘Karateristik Penderita Tonsilitis Kronis di RSUP Haji Adam
Malik Tahun 2012’, 2 Jan, viewed 2 April 2015,
<http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/42932>.
Novialdi, N & Pulungan, NM 2011. ‘Mikrobiologi Tonsilitis Kronis’, 2 Desember,
viewed 17 May 2015,
<http://repository.unand.ac.id/18395/1/MIKROBIOLOGI%20TONSILIT
IS%20KRONIS.pdf>

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


35

Palandeng, AC, Tumbel, REC & Dehoop, J 2014, ‘Penderita Tonsilitis di


Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Januari
2010 - Desember 2012’, Jurnal e-Clinic (eCl), Juli 2014, vol. 2, no. 2,
viewed 15 April 2015,
<http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/5424>.
Perira, LMP, Juman, S, Bekele, I, Seepersadsingh, Adesiyun, AA 2008, ‘Selected
bacterial recover in Trinidadian children with chronic tonsillar disease’,
Brazillian Journal of Otorhinolaryngology, 2008;74(6):903-11.
Randel, A 2011, ‘AAO-HNS Guidelines for Tonsillectomy in Children and
Adolescents’, Sept 2011, viewed 19 May 2015,
<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21888309>.
Rusmarjono & Soepardi, EA 2007, ‘Faringitis, Tonsilitis dan Hipertrofi Adenoid’,
dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala &
Leher edisi 6, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp. 220-225.
Sadler, TW 2004, ‘Part Two: Special Embryology’, in Langman’s Medical
Embryology 9th ed., USA : Lippincott Williams & Wilkins, pp. 372-373
Sakka, I, Sedjawidada, R, Kodrat, L & Rahardjo, SP 2011, ‘Kadar imunoglobulin
A sekretori pada pasien tonsilitis kronik sebelum dan setelah
tonsilektomi’, Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, vol. 41, no.1, pp
65-69.
Sapitri, RV 2013, ‘Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis Yang Diindikasikan
Tonsilektomi Di RSUP Raden Mattaher Jambi’, The Jambi Medical
Journal, viewed 15 April 2015, <http://online-
journal.unja.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/1022>.
Senska, G, Ellermann, S, Ernst, S, Lax, H & Dost, P 2010, ‘Recurrent Tonsillitis
in Adults’, Dtsch Arztebl Int 2010; 107 (36): 622-9, DOI:
10.3238/arztebl.2010.0622.
Sidell, D & Shapiro, NL 2012, ‘Acute Tonsillitis’, in Infectious Disorder-Drug
Targets 2012, viewed 17 May 2015,
<http://www.ncbi.nlm.gov/pubmed/22338587>.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


36

Singapore General Hospital 2014, Acute Pharyngitis and Tonsilitis, Singapore,


viewed 1 December 2015,
<https://www.singhealth.com.sg/PatientCare/ConditionsAndTreatment/P
ages/Acute-Pharyngitis-Tonsilitis.aspx>.
State Government Victoria 2014, ‘Tonsillitis’, Emergency Department Factsheets,
viewed 5 December 2015, <www.health.vic.gov.au/edfactsheets>.
Stelter, K 2014, ‘Tonsillitis and sore throat in children’, in GMS Curretn Topics in
Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery 2014, vol. 13, pp. 1-24.
Surono, A 2009, ‘Infeksi Helicobacter pylori sebagai salah satu faktor risiko
terhadap episode eksaserbasi akut pada tonsilitis kronis’, viewed 22
December 2015,
<http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=
PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=40989>

Throp, MA, Isaacs, S, & Sellars, SL 2000, ‘Tonsillectomy and Tonsiltis in Cape
Town-age and sex of patients’, South Africa Journey of Surgery, 09/2000;
38(3):62-4.
Tiong, TS 2006, ‘Pattern of Otorhinolaryngology Head and Neck Diseases in
Outpatient Clinic of Malaysia hospital’, The Internet Journal of Head
and Neck Surgery, vol. 2, no. 1, viewed 24 April 2015,
<https://ispub.com/IJHNS/2/1/3706>.
Wetmore, RF, Muntz, HR & McGil, TJ 2012, ‘Tonsil & Adenoid Surgery’ in
Pediactric Ortolaryngology Principle and Practice Pathways 2nd ed.,
Thieme, pp. 584-597.
Yellon, RF, McBride, TP, & Davis, HW 2002, Otolaryngology in Zitell, BJ,
Davis, HW, Atlas of Paediatric Physical Diagnosis, 4th ed, Philadelphia,
Mosby 2002, pp 852.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
1. Nama : Chai Shi Hui
2. NIM : 120100532
3. Tempat, Tanggal Lahir : Johor Bahru, 04 Noptember 1994
4. Agama : Buddhist
5. Alamat : Jln. Dr Mansyur Baru 2 No 5
6. Nombor Telepon : 087869413321
7. Email : shihui94@hotmail.com
8. Jenis Kelamin : Perempuan
9. Warga Negara : Malaysia

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Sekolah Rendah Kebangsaan Holy Infant Jesus Convent Johor Bahru
2. Sekolah Menegah Kebangsaan Infant Jesus Convent Johor Bahru
3. Mahasiswa Fakultas Kedokteraan Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT ORGANISASI
1. Anggota Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia Cawangan
Medan (PKPMI-CM)
2. Anggota Kesatuan Kebangsaan Cina Malaysia (KKCM)
3. Sekretaris Kesatuan Kebangsaan Cina Malaysia (KKCM)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5
No Rekam Umur JK Uk. Tonsilektomi Pekerjaan
Medis Ton.
1. 07.47.02 46 P T2/T2 Wiraswasta
2. 22.33.71 60 L T2/T2 Pensiunan
3. 27.33.70 22 L T2/T2 Tidak kerja
4. 27.36.93 55 P T2/T2 Wiraswasta
5. 41.57.26 1953 P T2/T2 Ibu Rumah Tangga
6. 42.31.42 14 P T3/T3 Pelajar
7. 43.07.93 45 P T2/T2 Pegawai Negeri
8. 43.62.93 25 L T2/T2 Mahasiswa
9. 44.15.75 8 L T2/T2 Y Tidak sekolah
10. 47.51.52 30 L T4/T4 Wiraswasta
11. 48.97.09 14 P T3/T2 Pelajar
kronis
ek.Akut
12. 52.26.49 44 L T1/T3 Petani
13. 53.06.11 56 P T2/T1 Ibu Rumah Tanggga
14. 53.75.63 4 L T3/T2 Tidak sekolah
15. 54.26.49 41 L T2/T2 Wiraswasta
16. 54.99.62 46 P T3/T1 Petani
17. 56.09.24 41 P T2/T2 Ibu rumah Tangga
18. 55.71.94 22 P T4/T4 Y Mahasiswa
19. 56.94.78 49 P T1/T1 Ibu Rumah Tangga
20. 58.57.07 15 P T3/T2 Pelajar
21. 58.82.03 7 P T3/T3 Pelajar
22. 58.62.25 4 P T3/T2 Tidak Sekolah
23. 58.66.32 7 L T3/T4 Y Pelajar
24. 58.66.32 7 L T4/T3 Y Pelajar
25. 58.85.15 17 P T3/T3 Y Pelajar
26. 58.87.21 16 P T1/T2 Pelajar
(T.Akut)
27. 59.03.27 18 L T2/T4 Y Wiraswasta
28. 58.85.47 20 L T3/T2 Y Mahasiswa
29. 58.53.83 19 L T3/T3 Y Mahasiswa
30. 59.12.33 9 P T3/T4 Y Pelajar
31. 59.22.28 20 P T2/T2 Mahasiswa
32. 58.70.91 35 P T3/T3 Tidak Sekolah
33. 59.28.35 36 L T3/T3 Wiraswasta
(kronis
ek.Akut)
34. 59.53.11 21 P T4/T4 Y Tidak Kerja
35. 59.27.38 21 P T2/T2 Mahasiswa
36. 59.08.68 23 P T3/T2 Mahasiswa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


37. 59.43.36 16 P T3/T4 Pelajar
38. 59.28.53 47 P T2/T1 Ibu Rumah Tangga
39. 59.83.11 18 L T2/T2 Mahasiswa
40. 59.44.51 16 P T2/T2 Pelajar
41. 59.79.27 19 L T3/T2 Y Mahasiswa
42. 60.00.07 36 P T3/T4 Petani
43. 59.46.62 3 L T2/T2 Tidak Sekolah
T.Akut)
44. 59.70.39 19 P T1/T2 Mahasiswa
45. 59.23.99 6 L T3/T3 Pelajar
46. 59.54.70 20 L T2/T2 Mahasiswa
47. 60.11.15 18 L T2/T2 Pelajar
48. 60.21.15 45 L T2/T2 Wiraswasta
49. 60.38.17 20 L T3/T4 Y Wiraswasta
50. 60.15.60 29 L T2/T2 Wiraswasta
(T.Akut)
51. 60.31.52 33 L T2/T2 Wiraswasta
52. 60.29.54 60 P T3/T1 Pensiunan
53. 60.64.38 13 L T3/T3 Y Pelajar
54. 60.87.15 12 L T4/T4 Y Pelajar
55. 60.29.81 10 L T4/T3 Pelajar
56. 60.30.83 31 L T1/T1 Pegawai negeri
57. 61.41.01 24 P T2/T2 Mahasiswa
(T.Akut)
58. 60.95.52 18 P T3/T3 Mahasiswa
59. 61.00.53 12 L T2/T2 Pelajar
60. 61.34.35 56 L T2/T2 Pegawai Negeri
61. 61.49.32 18 L T3/T2 Y Tidak Kerja
62. 61.30.65 13 L T3/T4 Y Pelajar
63. 61.46.57 19 P T3/T2 Mahasiswa
64. 61.58.52 51 P T3/T3 Wiraswasta
65. 62.12.09 4 P T3/T3 Tidak sekolah
66. 61.58.67 4 P T3/T3 Tidak sekolah
67. 61.43.85 13 P T4/T4 Pelajar
68. 61.43.86 9 L T4/T3 Pelajar
69. 62.19.16 42 L T1/T2 Supir
70. 62.28.26 7 L T3/T2 Y Pelajar
71. 61.83.80 52 P T2/T2 Ibu Rumah Tangga
72. 61.93.79 32 L T2/T2 Y Wiraswasta
73. 61.99.95 8 P T3/T3 Y Pelajar
74. 62.32.63 29 P T3/T3 Ibu Ruman Tangga
75. 62.38.69 18 L T2/T1 Y Mahasiswa
76. 62.14.94 7 L T3/T3 Y Pelajar
77. 62.77.33 3 L T3/T3 Y Tidak Sekolah
78. 62.75.43 13 P T3/T3 Pelajar

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


79. 68.28.26 7 L T3/T2 Pelajar
80. 60.87.15 13 L T2/T2 Y Pelajar
81. 60.45.77 4 L T2/T3 Tidak Belajar
82. 58.66.32 7 L T3/T4 Y Pelajar
83. 60.73.08 15 P T1/T1 Pelajar
84. 58.43.24 37 P T2/T2 Ibu Rumah Tangga

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

Jenis Tonsilitis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tonsilitis Akut 4 4.8 4.8 4.8

Tonsilitis Kronis 78 92.9 92.9 97.6

Valid
Tonsilitis Kronis Ek. 2 2.4 2.4 100.0
Akut

Total 84 100.0 100.0

Kelompok Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

0-11 20 23.8 23.8 23.8

12-25 36 42.9 42.9 66.7

Valid 26-45 16 19.0 19.0 85.7

46-65 12 14.3 14.3 100.0

Total 84 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 43 51.2 51.2 51.2

Valid perempuan 41 48.8 48.8 100.0

Total 84 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pelajar/ Mahasiswa 43 51.2 51.2 51.2

Wiraswasta 12 14.3 14.3 65.5

Petani 3 3.6 3.6 69.0

Ibu Rumah Tangga 8 9.5 9.5 78.6

Pegawai Negeri 3 3.6 3.6 82.1


Valid
Tidak Bekerja 3 3.6 3.6 85.7

Tidak Sekolah 9 10.7 10.7 96.4

Supir 1 1.2 1.2 97.6

Pensiunan 2 2.4 2.4 100.0

Total 84 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Ukuran Tonsil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

T1/T1 3 3.6 3.6 3.6

T1/T2 3 3.6 3.6 7.1

T1/T3 1 1.2 1.2 8.3

T2/T1 3 3.6 3.6 11.9

T2/T2 27 32.1 32.1 44.0

T2/T3 1 1.2 1.2 45.2

T2/T4 1 1.2 1.2 46.4


Valid
T3/T1 2 2.4 2.4 48.8

T3/T2 11 13.1 13.1 61.9

T3/T3 17 20.2 20.2 82.1

T3/T4 7 8.3 8.3 90.5

T4/T3 3 3.6 3.6 94.0

T4/T4 5 6.0 6.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

Tonsilektomi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tonsilektomi 24 28.6 28.6 28.6

Valid Non Tonsilektomi 60 71.4 71.4 100.0

Total 84 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai