A. Latar Belakang
dan hal yang sangat dinanti setiap ibu yang sedang menunggu
selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi
masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu
60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah
membuat sayatan pada dinding uterus dengan melalui dinding depan perut.
seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000
eklampsia) aborsi yang tidak aman. Tahun 2016-2030, sebagai bagian dari
rasio kematian ibu melahirkan menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran
disebabkan oleh perdarahan pasca salin, infeksi pasca salin, tekanan darah
tinggi saat kehamilan (pre eklampsia dan eklampsia), partus lama/macet dan
aborsi. Selain merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu, pre
kematian janin dan bayi baru lahir karena terkait asfixia dan prematuritas.
1. Pengertian
namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Bobak, 2010
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih enam
2. Etiologi
rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi, berikut beberapa faktor
kontraksi rahim.
5) Induksi Partus
berjalan- jalan. Pada masa ini sering terjadi masalah misalnya Atonia
genitalia yang lamanya 6-8 minggu. Pada fase ini memastikan involusi
uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau
4. Patofisologi
hamil.
Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebabkan
5. Penatalaksanaan
yang cukup.
5) Perawatan Payudara :
c. Apabila puting susu lecet, Oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
bengkak berkurang
C. Konsep Dasar Sectio Caesaria
1. Pengertian
buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
atau janin dengan pertimbangan proses persalinan normal yang lama atau
persalinan.
d. Komplikasi preeklampsia.
f. Bayi besar.
g. Kelainan letak
2) Persalinan atas indikasi gawat janin :
c. Kehamilan kembar.
3. Manifestasi Klinik
4. Pemeriksaan Penunjang
Caesaria yaitu:
1) Laboratorium
d. Urinalisis/kultur urine.
e. Pemeriksaan elektrolit.
2) Pemeriksaan ECG.
3) Pemeriksaan USG
5) Penatalaksanaan
a) Pemberian cairan
b) Diet
dilakukan pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c) Mobilisasi
operasi.
berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke-5 pasca operasi.
f. Kateterisasi
d) Pemberian obat-obatan
a. Antibiotik
c. Obat-obatan lain
e) Perawatan luka
lainnya.
g) Perawatan payudara
1. Pengertian
hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari
2. Etiologi
a. Primigravida, primipaternitas.
f. Obesitas
Klasifikasi BMI(Kg/m2)
Abnormal <18,5
Ideal 18,5 – 24,9
Berat badan berlebih >25
Pra-obesitas 25-29,9
Obesitas stadium 1 30-34,9
Obesitas stadium 2 35-39
Obesitas stadium 3 >40
3. Manifestasi Klinis
c. Nyeri kepala
d. Gangguan penglihatan
f. Oliguria
g. Kejang
h. Kreatinin meningkat
i. Trombositopenia
l. Edema paru
4. Patofisiologi
pembuluh darah yang disertai dengan retensi air dan garam. Pada biopsi
satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh
mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk
glomerolus.
Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia
Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
b. Urinalisis
2. Radiologi
a. Ultrasonografi
6. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
3. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
1. Identitas Ibu
Sering terjadi usia<18 atau >35 tahun. Status perkawinan pasien, dan
pekerjaan. Terjadi pada primigravida atau multipra dengan usia lebih tua
Bobak,2016.
2. Riwayat Kesehatan
terdapat nyeri pada bekas luka sectio caesaria. Pada umum nya pasien post
luka bekas sayatanya, nyeri seperti diiris-iris atau ditusuk dengan skala
3. Riwayat Penyakit
kehamilan
BBLR
e. Riwayat Perkawinan
Meliputi usia klien dan suami saat menikah, pernikahan yang ke
berapa bagi klien dan suami klien. Pada klien dengan preeklamsi usia
4. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi
bentuk dada simetris atau tidak, ada otot bantu nafas, pola nafas
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
b. B2 (Blood)
Inspeksi
lihat ada atau tidaknya sianosis, anemis (jka terjadi syok akibat
kaji CRT normal kembali <2 detik, akral hangat, cek nadi normal 60-
Perkusi
Auskultasi
c. B3 (Brain)
Inspeksi
pasien post GCS (normal karena terasa op terlihat cemas, cek kesadaran
dan nilai 4-5-6), wajah tampak menyeringai tidak nyeri pada luka
Palpasi
d. B4 (Bledder)
Inspeksi
cateter karena hal itu merupakan salah satu prosedur operasi. Periksa
pengeluaran lochea, warna, bau, dan jumlahnya, cek warna urine dan
baunya.
Palpasi
ada pembesaran bledder atau tidak, terdapat nyeri tekan atau tidak,
e. B5 (Bowel)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
normal terdapat bunyi tympani dan redup bila terdapat cairan pada
abdomen.
Auskultasi
f. B6 (Bone)
Inspeksi
Palpasi
lihat turgor kulit elastis atau tidak, raba akralnya, biasanya klien
Inspeksi
penginderaan.
h. B8 (Integumen)
Inspeksi
5. Diagnosa Keperawatan
Menurut Sarwono (2012) Pada post sectio caesaria dengan
indikasi preeklamsia :
jaringa/kulit rusak
6. Intervensi keperawatan
1) Adanya penurunan skala nyeri 1-3 berarti nyeri ringan, skala nyeri
4-6 berarti nyeri sedang, skala nyeri 7-10 berarti nyeri berat.
2) Tampak rileks/dapat beristirahat dengan tepat
Intervensi :
rasakan klien
komplikasi
5) Ajarkan klien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam.
menyenangkan
jaringan/kulit rusak
5) Tidak demam
Intervensi :
tepat
Intervensi :
post SC
farmakologi
7. Implementasi
8. Evaluasi
benar
DAFTAR PUSTAKA
Faiqoh, E. 2014. Hubungan karakteristik ibu, anc dan kepatuhan perawatan ibu hamil
Kemenkes RI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Miko, A & Pratiwi,M. 2017. Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan
Pada Pasien Postpartum Normal Di RSUD Kota Semarang. Jurnal Manajemen Asuhan
Tim Pokja Siki DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Menghadapi Komplikasi