Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT

TERHADAP PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA KARANGANOM

Putri Rahma Dani 1, Dona Yanuar A.S2, Riani Pradara Jati 3, Yuni Puji Widiastuti4
1
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
3
Dosen Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
4
Dosen Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Email: Putrirahmadani@stikeskendal.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan : Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang dapat menyebabkan gangguan system
pernafasan, penularan Covid-1 dapat melalui droplet, upaya pemutusan mata rantai
penyebaran covid-19 memerlukan pemahaman dan pengetahuan yang baik dengan hal
tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilaku yang baik dalam pencegahan Covid-19.
Tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
pencegahan COVID-19 di Desa Karanganom. Desain penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif desain survey deskriptif. Sample penelitian ini yaitu masyarakat Desa
Karanganom dengan jumlah 280 responden. Teknik pengambilan sampel Purposive
Sampling. Alat penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner karakteristik
responden, Pengetahuan tentang Covid-19, Sikap dan perilaku Pencegahan Covid-19.
Analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakteristik
responden menunjukan bahwa rata rata berusia 46 tahun, mayoritas responden bekerja
sebagai pegawai swasta 169 (60,4%) responden, mayoritas berpendidikan SMA 169 (60,4%)
responden. pengetahuan responden terhadap COVID-19 mayoritas memiliki pengetahuan
yang baik 115 (41,1%) responden. Perilaku responden terhadap pencegahan COVID-19
mayoritas memiliki perilaku yang cukup baik 130 (46,4%) responden. Sikap responden
terhadap pencegahan COVID-19 mayoritas memiliki sikap yang baik (73,2%). Simpulan :
Masyarakat dapat meningkatkan protokol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, menjaga
jarak, memakai masker dan mengganti masker setiap 4 jam.

Kata Kunci : Covid-19, Pengetahuan, Sikap, Perilaku


DESCRIPTION OF COMMUNITY KNOWLEDGE, ATTITUDE AND
BEHAVIOR ON COVID-19 PREVENTION IN KARANGANOM VILLAGE

ABSTRACT

Introduction: Covid-19 is a disease caused by the severe acute respiratory syndrome


coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which can cause respiratory system disorders, transmission of
Covid-1 can be through droplets, efforts to break the chain of spread of covid-19 require
understanding and knowledge Good behavior with this can affect good attitudes and behavior
in preventing Covid-19. The purpose of this study was to describe the knowledge, attitudes
and behavior of the community towards the prevention of COVID-19 in Karanganom
Village. The design of this research is a quantitative research with descriptive survey design.
The sample of this research is the people of Karanganom Village with a total of 280
respondents. Purposive sampling technique. The research tool uses a questionnaire consisting
of a questionnaire on the characteristics of respondents, Knowledge about Covid-19,
Attitudes and behaviors to prevent Covid-19. Data analysis using univariate. The results
showed that the characteristics of the respondents showed that the average age was 46 years,
the majority of respondents worked as private employees 169 (60.4%) respondents, 169
(60.4%) high school educated respondents. respondents' knowledge of COVID-19 who have
good knowledge 115 (41.1%) respondents. Respondents' behavior towards preventing
COVID-19 with good behavior 130 (46.4%) respondents. Respondents' attitude towards
COVID-19 prevention has a good attitude (73.2%). Conclusion: The community can improve
health protocols such as diligently washing hands, maintaining distance, wearing masks and
changing masks every 4 hours.

Keywords: Covid-19, Knowledge, Attitude, Behavior

PENDAHULAN menyebabkan pneumonia, sindrom


Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
merupakan penyakit jenis baru yang kematian. Gejala penyakit ini dapat
belum teridentifikasi sebelumnya dan saat muncul dalam 2-14 hari setelah
ini telah menyerang manusia. Virus terpapar virus tersebut (Kemenkes RI,
tersebut pertama kali di Kota Wuhan, 2020).
Provinsi Hubei, Cina dan sudah ada sejak
akhir tahun 2019 yang lalu. Diameter Berdasarkan data 10 Januari 2021
virus Corona diperkirakan mencapai 125 COVID-19 terus meningkat, angka
nanometer atau sama dengan 0,125 kematian juga masih terus terjadi
mikrometer (Parwanto, 2020). Infeksi walaupun diimbangi dengan jumlah
COVID-19 pada manusia menimbulkan kesembuhan pasien. Secara global kasus
gejala gangguan pernapasan akut seperti covid-19 sebanyak 88.383.771 kasus
demam, batuk, dan sesak napas. Pada dengan 1.919,126 kasus kematian. Di
kasus yang berat, penyakit ini dapat Indonesia, penambahan jumlah kasus
terkonfirmasi terus meningkat dimana pengetahuan yang baik dari seluruh
masih berada pada angka 818,386 kasus elemen termasuk masyarakat.
dengan 23,947 orang meninggal dunia Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa
(WHO, 2020), Di Jawa Tengah saat ini ingin tahu melalui proses sensoris,
COVID-19 terkonfirmasi 103.160 kasus terutama pada mata dan telinga terhadap
dan yang terkonfirmasi meninggal 6.401 objek tertentu. Pengetahuan juga
kasus. Di Kabupaten Kendal COVID -19 merupakan domain terpenting dalam
terkonfirmasi 4.238 kasus dan yang terbentuknya perilaku (Donsu,
meninggal dunia ada 96 kasus sedangkan 2017).Pengetahuan seseorang dipengaruhi
di Kecamatan Weleri jumlah kasus oleh beberapa faktor, antara lain tingkat
COVID-19 yang terkonfirmasi ada 202 pendidikan, pekerjaan, umur, factor
kasus dan di Desa Karanganom ada 5 lingkungan dan factor social budaya
kasus suspek (Dinkes Kab. Kendal, 2020). (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian
yang dilakukan Purnamasari, (2020)
Penularan COVID-19 diperkirakan sama tentang Tingkat Pengetahuan dan perilaku
dengan kejadian MERS dan SARS masyarakat kabupaten Wonosobo tentang
sebelumnya yaitu penularan manusia ke Covid-19 menunjukkan pengetahuan
manusia terjadi melalui droplet dan masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang
kontak dengan benda yang Covid 19 berada pada kategori Baik (90%)
terkontaminasi. Tindakan pencegahan dan hanya 10% berada pada kategori
masyarakat untuk memperlambat cukup.
penularan, terutama pada kelompok
berisiko tinggi. Penyebaran COVID-19 Upaya menjaga kesehatan seseorang,
dapat diperlambat melalui physical terdapat dua faktor pokok yang
distancing yang tepat. Pedoman WHO memengaruhi kesehatan,yaitu faktor
tentang Persiapan Kritis, Persiapan dan perilaku dan faktor non-perilaku. Menurut
Respon untuk COVID-19 membahas B. Bloom, terdapat tiga domain/ranah dari
beberapa strategi yang dapat diterapkan perilaku, yaitu pengetahuan (knowledge),
negara untuk memperlambat penyebaran sikap (attitude), dan tindakan (practice)
penyakit dan mencegah sistem kesehatan. (Notoatmodjo,2014). Perilaku kesehatan,
Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut L. Green, dipengaruhi dan
setiap orang di berbagai lingkungan ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor
adalah dengan memakai masker, tidak predisposisi (predisposing factor), faktor
melakukan kontak fisik, menjaga jarak pemungkin (enabling factor),dan faktor
minimal 1 meter, sering mencuci tangan pendorong/ penguat (reinforcing factor)
dengan sabun di air mengalir, (Notoatmodjo,2014).
menggunakan peralatan makan sendiri dan
tindakan lainnya (Utami, 2020). Hasil penelitian yang dilakukan
Purnamasari, (2020) tentang Tingkat
Upaya pemutusan mata rantai penyebaran Pengetahuan dan perilaku masyarakat
covid-19 memerlukan pemahaman dan kabupaten Wonosobo tentang Covid-19
menunjukkan sebanyak 95,8% masyarakat Tindakan protokol kesehatan yang
Wonosobo mempunyai perilaku yang baik ditetapkan oleh WHO dan Kementerian
bentuk perilaku yang ditunjukkan antara Kesehatan RI tidak akan berjalan sebelum
lain kepatuhan dalam menggunakan masyarakat dibekali dengan pengetahuan,
masker saat berada di luar rumah, mencuci sikap dan keterampilan yang baik dalam
tangan dengan sabun atau hand sanitizer pelaksanaannya. Diperlukan adanya
secara sering, menghindari kerumunan sosialisasi dan upaya-upaya promosi
dan menjaga social ataupun physical kesehatan yang gencar sehingga terdapat
distancing. Cuci tangan adalah salah satu perubahan pada kognitif, afektif dan
cara yang efektif untuk membunuh psikomotor masyarakat dalam pencegahan
kuman, diketahui virus covid-19 dapat COVID-19 (Saqlain et al., 2020). Sikap
menempel pada bagian tubuh terutama adalah perasaan, pikiran dan
tangan yang menyentuh benda yang sudah kecenderungan seseorang yang kurang
tertular oleh droplet. Disampaikan oleh lebih bersifat permanen mengenai aspek-
Kementerian Kesehatan bahwa 75% aspek tertentu dalam lingkungannya
penularan virus covid adalah melalui (Mubarak, 2011). Sikap masyarakat yang
percikan air ludah pada benda (kemenkes, baik akan dilaksanakan dengan konsisten
2020). bila ada aturan yang tegas dari pemangku
kebijakan dan role model yang baik dari
Upaya pencegahan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh publik. Sehingga penting
masyarakat untuk memperlambat dalam membentuk sikap masyarakat yang
transmisi, khususnya di antara populasi didukung oleh kebijakan pemerintah
berisiko tinggi (Zhang et al., 2020). (Firda & Haksama, 2020).
Transmisi COVID-19 dapat diperlambat
melalui penatalaksanaan social distancing Hasil Penelitian yang dilakukan
yang benar. Pedoman WHO tentang Sembiring, (2020) tentang pengetahuan
kesiapsiagaan, kesiapan, dan tindakan dan sikap berhubungan dengan resiko
respons kritis untuk COVID-19 tertular Covid-19 pada Masyarakat
membahas beberapa strategi yang dapat Sulawesi Utara dalam jurnal menunjukkan
diterapkan oleh negara-negara untuk bahwa sikap masyarakat Sulawesi Utara
memperlambat penyebaran penyakit dan terhadap Covid-19 mayoritas memiliki
mencegah sistem kesehatan. Pencegahan sikap yang positif yaitu 396 orang
dengan menggunakan masker, tidak (97,8%). Sikap yang diteliti adalah
melakukan kontak fisik, menjaga jarak keinginan masyarakat dalam melakukan
minimal 1 meter, rajin cuci tangan pencegahan Covid-19. Sikap diukur sesuai
menggunakan sabun di air mengalir, dengan kesadaran akan jarak sosial di
membawa antiseptik, menggunakan alat tempat kerja dan ibadah, serta belajar dari
makan sendiri, dan tindakan lainnya (Liu rumah.
et al., 2020).
Hasil observasi yang telah dilakukan di
Desa Karanganom Kecamatan Weleri
selama 5 hari pada 9 - 13 November 2020
terhadap 10 orang responden, terdapat 4
METODE
orang sudah mampu menerapkan perilaku
Penelitian menggunakan desain survei
3M dengan selalu memakai masker,
deskriptif. Sampel yang digunakan dalam
mencuci tangan, berjaga jarak dan 6 orang
responden belum bisa menerapkan penelitian ini adalah masyarakat di Desa
perilaku 3M tersebut. Berdasarkan Karanganom dengan jumlah 280
fenomena diatas penelitian terkait tentang responden. Teknik sampling
gambaran perilaku dan sikap masyarakat menggunakan Purposive Sampling. Alat
terhadap pencegahan COVID-19 Di Desa penelitian menggunakan kuesioner yang
Karanganom Kecamatan Weleri. terdiri dari kuesioner karakteristik
responden, Pengetahuan tentang Covid-
19, Sikap dan perilaku Pencegahan Covid-
19. Analisis data menggunakan univariat.

HASIL
Hasil analisa univariat akan dideskripsikan pada tabel dibawah ini :
Tabel. 1
Karakteristik responden berdasarkan usia di desa Karanganom (n=280)
Variabel Modus Min Max
Usia 58 26 67

Tabel 2
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, pendidikan terakhir di Desa Karanganom (n=280)
Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
Pekerjaan
Petani 44 15,7
Pegawai swasta 169 60,4
Pedagang 55 19,3
PNS 13 4,6
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 0 0
SD 20 7,1
SMP 68 24,3
SMA 169 60,4
Perguruan Tinggi 23 8,2
Total 280 100,0

Tabel. 3
Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang covid- 19 di
Desa Karanganom (n=280)
Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
Pengetahuan Masyarakat
Baik 115 41,1
Cukup 98 35
Kurang 67 23,9
Sikap masyarakat
Baik 205 73,2
Cukup 54 19,3
Kurang
21 7,5
Perilaku masyarakat

Baik 104 37,1


Cukup 130 46,4
Kurang 46 16,4
Total 30 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak daripada usia dewasa awal dan
umur responden sebagian besar lansia.
responden berusia 58 tahun. Umur
termuda 26 tahun dan umur tertua 67
Pekerjaan
tahun. Mayoritas masyarakat bekerja Berdasarkan hasil analisis data masyarakat
sebagai pegawai swasta sebanyak 169 Desa Karanganom memiliki pekerjaan
responden (60,4 % ) dan pendidikan yang beragam mulai dari petani, pegawai
terakhir mayoritas SMA sebanyak 169 swasta, pedagang, dan PNS. Sebagian
responden ( 60,4 % ). Pengetahuan besar bekerja sebagai pegawai swasta
responden tentang covid- 19 mayoritas terdapat beberapa masyarakat yang
bekerja sebagai PNS tapi sebagian kecil.
berada pada pengetahuan yang baik
sejumlah 115 (41,1%). Sikap responden Pendidikan
dalam pencegahan covid- 19 mayoritas Berdasarkan hasil analisis data masyarakat
berada pada baik sejumlah 205 (73,2%) Desa Karanganom memiliki tingkat
responden dan perilaku responden dalam pendidikan yang berbeda-beda sebagian
pencegahan covid-19 mayoritas berada besar adalah lulusan SMA ada juga
pada perilaku yang cukup sejumlah 130 masyarakat yang lulusan Sarjana tapi
hanya sebagian kecil.
(46,4%) responden.
Pengetahuan Masyarakat Desa
PEMBAHASAN Karanganom Terhadap Pencegahan
Usia COVID-19
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
masyarakat desa Karanganom yang pengetahuan masyarakat tentang
berusia antara 26-67 tahun sebagian besar pencegahan Covid-19 mayoritas memiliki
adalah berusia dewasa akhir 58 tahun. pengetahuan yang baik. Masyarakat yang
Jumlah penduduk usia dewasa akhir lebih berusia dewasa cenderung memiliki
pengetahuan yang baik tentang Covid-19.
Masyarakat mendapat informasi tentang Permukaan benda yang relatif berpori
pencegahan Covid-19 dari tenaga rendah seperti plastik dan baja, merupakan
kesehatan, pemerintah, dan televisi. permukaan benda yang paling buruk
Hampir seluruh masyarakat mengerti sebagai tempat menetapnya virus SARS-
bagaimana melakukan pencegahan Covid- CoV-2 yang berasal dari droplet ataupun
19 seperti memakai masker karena virus partikel kecil di udara (Fiorillo et al.,
corona bisa menular pada saat berbicara 2020).
.Pada usia dewasa memiliki pengalaman
yang banyak, pola pikir dan daya tangkap Kesimpulannya masyarakat desa
yang baik dalam mendapatkan informasi. Karanganom memiliki pengetahuan yang
Sejalan dengan penelitian Marlita (2013), baik karena masyarakat sudah mampu
bahwa dengan pengetahuan semakin baik menerapkan pengetahuan dalam
maka daya tangkap dan pola pikir akan pencegahan Covid-19 seperti memakai
semakin berkembang dengan masker untuk melindungi diri karena
bertambahnya usia seseorang. mengetahui virus corona dapat bertahan
hidup di luar tubuh manusia dan cara
Menurut Budiman (2013) usia penularan virus corona.
mempengaruhi daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Bertambahnya usia Sikap Masyarakat Desa Karanganom
seseorang menyebabkan semakin Terhadap Pencegahan COVID-19
berkembangnya daya tangkap dan pola Hasil penelitian menunjukan sikap
pikirnya sehingga pengetahuan yang masyarakat desa Karanganom dalam
didapat semakin meningkat juga. Aulia pencegahan covid- 19 mayoritas berada
(2013) menyatakan usia produktif pada baik. Sikap masyarakat dalam
merupakan usia dewasa yang aktif dalam melakukan pencegahan yaitu setuju untuk
kegiatan sehingga mendukung dalam mencuci tangan, memakai masker dan
belajar dan mengingat informasi yang menjaga jarak. Masyarakat Desa
diperoleh, akan tetapi pada umur-umur Karanganom sudah setuju dan
tertentu atau menjelang usia lanjut menerapkan tindakan tersebut dalam
kemampuan penerimaan atau mengingat sehari-hari. Sikap yang dilakukan
suatu pengetahuan akan berkurang. masyarakat ini dapat mencegah penularan
virus Covid-19. Sikap masyarakat yang
Hasil penelitian menujukkan masyarakat baik akan dilaksanakan dengan konsisten
menjawab benar bahwa virus corona dapat bila ada aturan yang tegas dari pemangku
bertahan hidup beberapa jam di luar tubuh kebijakan dan role model yang baik dari
manusia sebanyak 209 (74,6%) tokoh-tokoh publik. Sehingga penting
responden. Hal ini sejalan dengan dalam membentuk sikap masyarakat yang
penelitian Yanti B dkk (2020) bahwa didukung oleh kebijakan pemerintah
77,3% menjawab benar. Informasi awal (Firda & Haksama, 2020). Sikap
menunjukkan bahwa virus corona dapat berpengaruh pada perilaku seseorang.
bertahan hingga beberapa jam hingga dalam hal ini, sikap pencegahan Covid-19
hitungan hari. Karakteristik jenis yang baik dapat mempengaruhi perilaku
permukaan suatu benda yang berbeda seseorang dalam menerapkan pencegahan
akan memberikan rentang waktu berbeda Covid-19 tetapi seseorang yang memiliki
pada virus tetap aktif dan bertahan hidup sikap pencegahan Covid-19 yang baik
menetap di permukaan benda tersebut belum tentu melakukan tindakan
pencegahan Covid-19 yang baik Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
(Notoatmodjo, 2014). Yanti dkk (2020) menyatakan bahwa
menggunakan fasilitas umum atau pergi
Faktor yang mempengaruhi sikap yaitu ke tempat umum (transportasi umum,
pengetahuan. Pengetahuan didapat dari mall, pasar, tempat wisata) dengan
suatu informasi yang membawa pesan responden yang menyatakan sangat sering
yang dapat membentuk opini atau sebesar 5 orang (3,33%).
pemikiran seseorang, apabila informasi
tersebut cukup kuat maka dapat Kesimpulannya masyarakat desa
memberikan dasar afektif pada penilaian Karanganom memiliki sikap baik dalam
seseorang dan kemudian akan terbentuk pencegahan Covid-19 hal ini dipengaruhi
suatu sikap. Seseorang yang memiliki karena masyarakat Desa Karanganom
sikap positif dipengaruhi oleh memiliki pengetahuan yang baik.
pengetahuan positif dari orang tersebut Masyarakat selalu mematuhi protokol
(Notoatmodjo, 2012). Sejalan dengan kesehatan dalam kegiatan sehari hari.
hasil penelitian Utami (2020) sebanyak
70,7% responden memiliki sikap yang Perilaku Masyarakat Desa
baik mengenai pencegahan COVID-19 Karanganom Terhadap Pencegahan
dan 70,3% responden memiliki COVID-19
keterampilan yang baik mengenai Hasil pada penelitian menunjukan
pencegahan COVID-19. perilaku masyarakat dalam pencegahan
Covid-19 berada pada perilaku yang
Berdasarkan hasil penelitian masyarakat cukup baik, bentuk perilaku yang
menjawab sangat setuju menjaga jarak ditunjukkan antara lain kepatuhan
bila berada ditempat keramaian sebanyak masyarakat dalam menjaga jarak saat di
176 (62,9 %) responden tetapi masih ada luar rumah, selalu mencuci tangan dengan
masyarakat yang belum berjaga jarak saat sabun atau hand sanitizer sebelum masuk
acara pengajian dan arisan. Dalam rumah, taat menggunakan masker saat
faktanya, orang yang menghabiskan keluar rumah dan berpergian. Seseorang
banyak waktunya di tempat ramai, dengan yang telah mengetahui tentang suatu
lalu lintas tinggi, seperti pada berbagai informasi tertentu, maka dia akan mampu
tempat umum ataupun berada di dalam menentukan dan mengambil keputusan
fasilitas umum memiliki risiko yang tinggi bagaimana dia harus menghadapinya.
untuk terinfeksi SARS-CoV-2 (Saadat, Seseorang yang mempunyai informasi
Rawtani, & Hussain, 2020). Hal ini tentang Covid-19 akan mampu untuk
dikarenakan masih banyaknya tempat menentukan bagaimana dirinya harus
umum ataupun fasilitas umum yang belum berperilaku (Ahmadi, 2013).
mampu menerapkan adanya protokol
kesehatan, yaitu social distancing, Penelitian ini sejalan dengan yang
sehingga proses penularan virus SARS- dilakukan Mujiburrahman (2020)
CoV-2 antar manusia semakin cepat dan menunjukkan bahwa untuk perilaku
semakin mudah. Maka dari itu, penerapan pencegahan sebagaian besar dalam
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kategori cukup yaitu sebanyak 53
mutlak untuk diterapkan secara mandiri responden (51.0%) ditunjukkan dengan
oleh masingmasing orang guna menjaga kepatuhan dalam menjaga jarak saat di
dirinya dari infeksi virus SARS-CoV-2. luar rumah, selalu mencuci tangan dengan
sabun atau hand sanitizer sebelum masuk Kesimpulannya masyarakat desa
rumah, toko/minimarket, atm dan fasilitas Karanganom memiliki perilaku cukup
lainnya, taat menggunakan masker saat baik dalam pencegahan COVID-19.
berpergian dan tidak bersentuhan atau Masyarakat di Desa Karanganom sudah
salaman dengan orang lain. menerapkan protokol kesehatan seperti
memakai masker, mengurangi kerumunan,
Hasil penelitian menunjukkan masyarakat rajin mencuci tangan.
menjawab selalu memakai masker saat
keluar rumah sebanyak 123 (43,9%) Simpulan
responden, penggunaan masker sangatlah 1. Karakteristik responden
penting dalam rangka melawan pandemi menunjukan bahwa rata rata
COVID-19. Masker memiliki kemampuan berusia 46 tahun, mayoritas
untuk melindungi pemakainya dari adanya responden bekerja sebagai pegawai
parikel infeksius, ataupun berguna sebagai swasta 169 (60,4%) responden,
source control yaitu membatasi mayoritas berpendidikan SMA 169
penyebaran droplet yang dikeluarkan oleh (60,4%) responden.
pemakainya ke udara (Howard et al., 2. Pengetahuan responden terhadap
2020). Dengan adanya kesadaran tinggi COVID-19 mayoritas memiliki
dalam penggunaan masker oleh semua pengetahuan yang baik 115
orang, maka secara tidak langsung semua (41,1%) responden.
orang akan terlindungi dari virus SARS- 3. Perilaku responden terhadap
CoV-2. Namun perlu diketahui, masker pencegahan COVID-19 mayoritas
dengan bahan dasar berbeda akan memiliki perilaku yang cukup baik
memberikan efektivitas perlindungan yang 130 (46,4%) responden.
berbeda. Secara umum, masker kain yang 4. Sikap responden terhadap
sering digunakan oleh masyarakat pencegahan COVID-19 mayoritas
memiliki tingkat filtrasi antara 49% memiliki sikap yang baik (73,2%),
hingga 86% untuk partikel dengan ukuran yang memiliki sikap cukup baik
0,02 µm yang dihembuskan, sedangkan (19,3%).
masker medis memiliki tingkat filtrasi
sebesar 89% untuk partikel yang sama
(Davies et al., 2013). Saran
Hasil penelitian ini diharapkaan
Masyarakat hendaknya dapat memilih masyarakat dapat meningkatkan protokol
masker sesuai dengan kondisi lingkungan kesehatan seperti rajin mencuci tangan,
orang tersebut guna melindungi diri menjaga jarak, memakai masker dan
ataupun mengontrol dirinya sendiri dari mengganti masker setiap 4 jam.
droplet penyebab kasus COVID-19. Hal
ini sejalan dengan penelitian Yanti dkk
(2020) menyatakan memakai masker bila Daftar pustaka
berada di tempat umum (pasar, terminal, Davies, A., Thompson, K. A., Giri, K.,
tempat sembahyang, dll) sebanyak 137
Kafatos, G., Walker, J., &
(91,33%) orang dan menyatakan tidak
pernah sebanyak 1 orang (6,67%). Bennett, A. (2013). Testing the
efficacy of homemade masks:
would they protect in an influenza
pandemic? Disaster Medicine and tentang COVID-19. Jurnal Ilmiah
Public Health Preparedness, 7(4), Kesehatan.
413–418.
Saadat, S., Rawtani, D., & Hussain, C.
https://doi.org/10.1017/dmp.2013.
M. (2020). Environmental
43
perspective of COVID-19.
Howard, J., Huang, A., Li, Z., Tufekci, Z., Science of the Total
Zdimal, V., & Westhuizen, H. Environment, 728(1), 1–6.
Van Der. (2020). Face Masks https://doi.org/10.1016/j.scitoten
Against COVID19 : An Evidence v.2020.
Review. Preprints, 30(20), 1–8.
Sembiring, E. E. (2020). Pengetahuan dan
https://doi.org/10.20944/preprints Sikap Berhubungan dengan
20200 4.0203.v1 Resiko Tertular Covid-19. Jurnal
Keperawatan.
Kemenkes, RI. (2020). Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Utami, R. A., Mose, R. E., & Martini, M.
Coronavirus Disease (COVID- (2020). Pengetahuan, sikap dan
19). Germas, 0–115. keterampilan masyarakat dalam
pencegahan COVID-19 di DKI
Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. (2020). Jakarta. Jurnal Kesehatan
Severe acute respiratory syndrome Holistic, 4(2), 68-77.
(SARS) and coronavirus disease-
2019 (COVID-19): From causes WHO. (2020). Transmisi SARS-CoV-2:
to preventions in Hong Kong.
implikasi terhadap kewaspadaan
International Journal of
Infectious Diseases, 94, 156– 163. pencegahan infeksi. Pernyataan
keilmuan.
Mujiburrahman, M., Riyadi, M. E., &
Ningsih, M. U. (2020). Hubungan Yanti, N. P. E. D., Nugraha, I. M. A. D.
Pengetahuan dengan Perilaku P., Wisnawa, G. A., Agustina, N.
Pencegahan Covid-19 di P. D., & Diantari, N. P. A. (2020).
Masyarakat. Jurnal Keperawatan Gambaran pengetahuan
Terpadu (Integrated Nursing masyarakat tentang covid-19 dan
Journal), 2(2), 130-140. perilaku masyarakat di masa
pandemi covid-19. Jurnal
Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Keperawatan Jiwa, 8(3), 485-490.
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: Zhong BL, Luo W, Li HM, Zhang QQ,
Rineka Cipta. Liu XG, Li WT, Li Y. (2020).
Purnamasari, I. (2020). Tingkat Knowledge, attitudes, and
pengetahuan dan perilaku practices towards COVID-19
masyarakat Kabupaten Wonosobo among Chinese residents during
the rapid rise period of the
COVID-19 outbreak: a quick
online cross-sectional survey.Int J
Biol Sci. 2020; 16(10):1745-1752

Anda mungkin juga menyukai