Anda di halaman 1dari 110

GAMBARAN KECEMASAN IBU POST PARTUM PADA MASA

PANDEMI DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL

SKRIPSI

Disusun Oleh:

TOMMY PRASETYO

SK.119.163

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

KENDAL 2021
GAMBARAN KECEMASAN IBU POST PARTUM PADA MASA

PANDEMI DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh:

TOMMY PRASETYO

SK.119.163

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

KENDAL 2021

i
Persetujuan Skripsi

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

GAMBARAN KECEMASAN IBU POST PARTUM PADA MASA PANDEMI DI

RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama: TOMMY PRASETYO

NIM : SK.119.163

Telah disetujui sebagai usulan penelitian skripsi dan dinyatakan telah memenuhi syarat

untuk diseminarkan

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Novi Indrayati, S.Kep., Ns. Istioningsih, S.Kep., MAN

NIPS. 120211055 NIPS. 120213067

ii
Pengesahan skripsi

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

GAMBARAN KECEMASAN IBU POST PARTUM PADA MASA PANDEMI DI

RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama: TOMMY PRASETYO

NIM: SK.119.163

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal agustus 2021 dan dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk di terima

Penguji I

Ns. Setianingsih, M.Kep


NIPS. 120212057

Penguji II

Ns. Novi Indrayati, M.Kep


NIPS. 120211055

Penguji III

Ns. Istioningsih, S.Kep., MAN

NIPS. 120213067

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sitivis akademik STIKES Kendal, Saya yang bertanda tangan di bawah

ini :

Nama : Tomi Prasetyo

NIM : SK.119.163

Progam Studi : S1 Keperawatan

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

STIKES Kendal Hak Bebas Royaliti Noneksklusif (Non-exclusive Royality Free

Right) atas skripsi saya yang berjudul :

“GAMBARAN KECEMASAN IBU POST PARTUM PADA MASA PANDEMI DI

RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).

Dengan Hak Bebas Royalti Noneklusif ini STIKES Kendal berhak menyimpan,

mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Kendal, Oktober 2021

Yang Menyatakan

(Tomi Prasetyo)

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tommy Prasetyo

NIM : SK.119.163

Progam Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul “GAMBARAN KECEMASAN IBU

POST PARTUM PADA MASA PANDEMI DI RSUD DR. H. SOEWONDO

KENDAL” Adalah benar benar karya ilmiah tersebut mengandung salah satu maupun

beberapa dari unsur tersebut maka saya bersedia ditangguhkan segala hal yang berkaitan

dengan penyusunan karya tersebut termasuk kelulusan studi yang saya jalani. Demikian

surat pernyataan saya susun untuk dapat digunakan seperlunya.

Kendal, Oktober 2021

Yang menyatakan

(Tommy Prasetyo)

v
MOTTO

1. Sometimes you find out what you are supposed to be doing by doing the things

you are not supposed to be (Oprah Winfrey). Kadang-kadang Anda menemukan

apa yang seharusnya Anda lakukan dengan melakukan hal-hal yang tidak

seharusnya Anda lakukan.

2. I encourage you to live with life. Be courage adventurous Give us atomorrow,

more than we deserve (Maya Angelou).

3. Saya mendorong Anda untuk hidup dengan hidup. Jadilah berani petualang Beri

kami hari esok, lebih dari yang pantas kami dapatkan.

4. Jawaban dari Sebuah Keberhasilan Adalah Terus Belajar dan Tak Kenal Putus

Asa.

vi
PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan

kepada :

1. Teruntuk orang tuaku bapak-ibu serta keluarga besar terimakasih atas Do’a dan

dukungan yang selalu engkau berikan disaat anakmu lelah selalu memberikan

semangat dan motivasi, Takkan mungkin bisa tergantikan oleh apapun lembaran-

lembaran ini bagian bukti kecil baaktiku untukmu. Gambaran dari cinta tulusmu yang

takkan pernah padam.

2. Teruntuk Ns. Novi Indrayati, M.Kep. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, bantuan dan arahan dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam

penyusunan skripsi ini. Ns. Istioningsih, MAN selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan dan menyempurnakan

skripsi ini. terimakasih sudah membimbing saya dengan sabar dan memberikan

arahan dan masukan serta ilmunya.

3. Teruntuk teman-teman tereimakasih atas dukungan dan do’a.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkatrahmat dan

bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Kecemasan

Ibu Post Partum Pada Masa Pandemi Di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

pada Progam Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari arahan, bimbingan, bantuan

dan dorongan, dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ns. Yulia Susanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kendal.

2. Ns. Setianingsih, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

3. Ns. Novi Indrayati, M.Kep. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, bantuan dan arahan dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ns. Istioningsih, MAN selaku pembimbing II yang telah membimbing dan

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan dan menyempurnakan skripsi ini.

5. Orangtua yang telah memberikan don restu, dukungan moril dan materil serta

memberi dorongan juga semangat dalam pembuatan skripsi ini.

6. Responden penelitian yang dengan senang hati membantu kelancaran jalannya

penelitian ini

7. Enumerator dari ruang Mawar dan ruang Pinere 2 yang banyak membantu

pembuatan penelitian ini

viii
8. Teman-teman satu bimbingan dan satu angkatan 2019 yang selalu mensuport satu

sama lain, dan selalu memberikan dukungan.Semua pihak yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan

yang mungkin telah saya perbuat Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan

setiap langkah- langkah kita menuju kabaikan dan selalu menganugerahkan kasih

sayang-Nya untuk kita semua.

Kendal, Oktober 2021

Penulis

Tommy Prasetyo

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................vi

MOTTO.........................................................................................................ix

PERSEMBAHAN...........................................................................................x

KATA PENGANTAR...................................................................................xi

DAFTAR ISI................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xiv

ABSTRAK....................................................................................................xv

ABSTRACT..................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian...................................................................................6

E. Keaslian Penelitian...................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan.............................................................................................12

1. Pengertian Kecemasan....................................................................12

2. Tahapan Kecemasan.......................................................................13

x
3. Etiologi Kecemasan........................................................................14

4. Alat Ukur Kecemasan.....................................................................18

B. Post Partum............................................................................................20

1. Pengertian Post Partum..................................................................20

2. Perubahan Fisiologis Masa Post Partum........................................20

3. Perubahan Psikologis Masa Post Partum.......................................24

4. Hubungan karakteristik responden .................................................25

C. COVID-19..............................................................................................27

1. Pengertian COVID-19....................................................................27

2. Etiologi COVID-19.........................................................................28

3. Karakteristik Epidemiologi.............................................................29

4. Mekanisme Penularan COVID-19..................................................30

5. Karakteristik Klinis COVID-19......................................................31

6. Pencegahan Penularan COVID-19.................................................32

D. Kerangka Teori Penelitian......................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep................................................................................37

B. Hipotesis..............................................................................................37

C. Desain Penelitian.................................................................................38

D. Populasi dan Sampel............................................................................38

E. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................40

F. Definisi Operasional............................................................................40

G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data.......................................42

H. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.....................................45

I. Etika Penelitian....................................................................................48

xi
J. Jadwal Penelitian.................................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik responden.........................................................................50

B. Status konfirmasi covid-19....................................................................51

C. Tingkat kecemasan.................................................................................52

D. Tingkat kecemasan pada hasil PCR.......................................................52

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik responden.........................................................................54

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................60

B. Saran....................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian..........................................................................9

Tabel 3.1 Definisi Operasional.....................................................................41

Tabel 3.2 Analisis Univariat.........................................................................47

Tabel 4.1 Karakterisitk Responden Usia.......................................................50

Tabel 4.2 Karakterisitk Responden ..............................................................50

Tabel 4.3 Status Konfirmasi Covid-19..........................................................51

Tabel 4.4 Tingkat Kecemasan.......................................................................52

Tabel 4.5 Tingkat Kecemasan pada Status Konfirmasi................................52

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian.........................................................36

Gambar 3.1 Kerangka Konsep......................................................................37

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Catatan Hasil Konsultasi

Lampiran 5 : Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Uji Statistik dengan SPSS

xv
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Skripsi, Agustus 2021

Tommy prasetyo
“Gambaran Kecemasan Ibu Post Partum Pada Masa Pandemi Di Rsud Dr. H.
Soewondo Kendal”
100 Halaman+8 tabel+2 Gambar+5 Lampiran

ABSTRAK
Pendahuluan: COVID-19 membuat masyarakat terlebih ibu post partum tidak siap
menghadapinya baik secara fisik ataupun psikis. Masa kehamilan, persalinan, dan
postpartum merupakan masa yang rentang dengan adanya gangguan psikologi pada ibu,
baik saat pandemi maupun tidak. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat ansietas
ibu post partum di masa pandemi. Metode: Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif dengan metode pendekatan cross
sectiona Instrumen penelitian menggunakan kuisioner Depression Anxiety Stress Scales
(DASS) Sampel pada penlitian ini adalah 52 responden dengan teknik sampling yang
digunakan adalah accidental sampling. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan pada ibu post partum didapatkan mayoritas memiliki tingkat ansietas ringan
sejumlah 27 responden dengan nilai presentase (51,9%). Kesimpulan: Perawat dan
keluarga perlu memperperhatikan kondisi psikologis ibu post partum untuk mengurangi
tingkat kecemasan.

Kata Kunci : Covid-19, Ibu post partum Kecemasan,


Kepustakaan : 48 (2015-2021)
Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kendal

Skripsi, Agustus 2021

xvi
“Gambaran Kecemasan Ibu Post Partum Pada Masa Pandemi Di Rsud Dr. H.
Soewondo Kendal” Nursing Science Study Program
Kendal College of Health Sciences
Thesis, August 2021

Tommy prasetyo
“A Picture of Post Partum Mother Anxiety During a Pandemic At Dr. Hospital. H.
Soewondo Kendal”
100 Pages+8 tables+2 Images+5 Attachments

ABSTRACT

Introduction: COVID-19 has made the community, especially post partum mothers, not
ready to face it either physically or psychologically. The period of pregnancy,
childbirth, and postpartum is a period that spans with psychological disorders in the
mother, whether during a pandemic or not. Objective: To describe the level of
postpartum maternal anxiety during the pandemic. Methods: The research design used
in this study is a descriptive research design with a cross sectional approach. The
research instrument uses a Depression Anxiety Stress Scales (DASS) questionnaire. The
sample in this study was 52 respondents with the sampling technique used was
accidental sampling. Results: The study showed that the level of anxiety in post partum
mothers obtained the majority had mild anxiety levels of 27 respondents with a
percentage value (51.9%). Conclusion: Nurses and families need to pay attention to the
psychological condition of postpartum mothers to reduce anxiety levels.

Keywords : Covid-19, Post partum Mother Anxiety7

Literature : 48 (2015-2021)

partum

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini dunia sedang mengalami pandemik yang cukup mengkhawatirkan, yaitu

COVID-19 hampir semua Negara yang ada di dunia termasuk Indonesia

mengalami pandemi COVID-19 (Widiyani, 2020). COVID-19 adalah jenis virus

baru yang ditemukan pada tahun 2019 sebelumnya penyakit ini tidak diidentifikasi

menyerang manusia (World Health Organization, 2019). Penyakit ini merupakan

penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut coronavirus 2 /

severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2 (Setiawan,

2020).

COVID-19 telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Penyakit tersebut

meningkatkan konsekuensi kematian, keterbatasan system perawatan kesehatan,

ketidakpastian system ekonomi dan social (terisolasi dari keluarga, teman dan

komunitas) hal ini sebagai salah satu pencetus munculnya penyakit mental

(psikologis) (Capobianco et al., 2020). Penyakit mental (psikologis) dapat

menyerang siapapun saat pandemi ini, tidak terkecuali ibu hamil yang mana hasil

penelitian di Kanada menyebutkan dari 129 ibu hamil yang dikarantina terdapat

31% responden mengalami stres pasca karantina dan muncul gejala depresi. Selain

di Kanada studi juga dilakukan di Wuhan China dan ditemukan 53,8% ibu hamil

mengalami gangguan psikologis dengan 17% dan 29% mengalami depresi berat

dan gejala kecemasan (S. Zhao et al., 2020).

1
2

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai

pandemic dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11

Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) telah menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan

kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangan. World Health

Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut Severe acute respiratory

syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV- 2) dan nama penyakitnya sebagai

penyeakitnya disebut Coronavirus Disease (COVID-19) (WHO, 2020).

Angka kasus positif akibat COVID-19 berdasarkan data World Health

Organization (WHO) pertanggal 27 Oktober 2020 telah berjumlah 44.023.316

orang. Angka terbesar berada di Asiasebanyak 13.300.230 orang positif virus

corona. Jumlah pasien yang berhasil sembuh di dunia sebesar 32.309.230 orang

sedangkan jumlah korban meninggal berjumlah 1.167.874 jiwa di seluruh dunia.

(WHO, 2020)

Angka kasus aktif di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 5,9%, berdasarkan

data Satgas COVID-19 pertanggal 11 Oktober 2020 namun, ada 22 provinsi

yang ,mengalami penrunan kasus dan provinsi lainnya masih mengalami

peningkatan. Provinsi yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Provinsi Jawa

Tengah naik 23,3% yaitu dari 2.138 kasus menjadi 2.637 kasus. (Satgas COVID-

19, 2020). Dikutip dari Dinkes Jateng, Kabupaten Kendal tahun 2020, Kabupaten

Kendal menempati urutan kelima terbanyak kasus positif dengan 3.857 kasus.

Pembatasan layanan rutin dapat menjadikan permasalahan secara psikologis bagi

ibu hamil dan ibu nifas, yang dapat menimbulkan kecemasan. Studi melaporkan

bahwa gejala depresif dan kecemasan pada wanita hamil setelah deklarasi pandemi

COVID-19 lebih tinggi dibandingkan sebelum deklarasi COVID-19, termasuk


3

kecenderungan ingin melukai diri sendiri (Wu et al., 2020). Kecemasan terkait

COVID-19 ini tidak hanya dirasakan oleh ibu hamil saja, namun juga pada ibu nifas

(Nanjundaswamy, 2020)

Masa kehamilan, persalinan, dan postpartum merupakan masa yang rentang

dengan adanya gangguan psikologi pada ibu, baik saat pandemi maupun tidak.

Selain faktor kerentanan terhadap penularan virus, kondisi kesehatan mental dapat

diperburuk oleh kurangnya dukungan keluarga secara langsung dan dukungan

sosial selama kehamilan, persalinan, dan periode postpartum (Bender., 2020).

Kondisi yang datang tiba-tiba ini membuat masyarakat terlebih ibu post partum

tidak siap menghadapinya baik secara fisik ataupun psikis (Sabir & Phil, 2016).

Kondisi psikologis yang mungkin dialami masyarakat adalah rasa cemas apabila

tertular (Fitria, 2020). Pada masa post partum ibu mengalami adanya perubahan-

perubahan pada tubuh terutama pada ibu yang meliputi di antara : sistem reproduksi

yaitu adanya pengerutan pada dinding rahim (involusi), lokea, perubahan serviks,

vulva, vagina dan perinium., dan pada sistem pencernaan, terdapat adanya

pembatasan pada asupan nutrisi dan cairan yang dapat menyebabkan gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit serta akan menimbulkan keterlambatan

pemulihan fungsi tubuh (Bobak, 2010).

Ibu yang mengalami depresi postpartum, minat dan ketertarikan terhadap bayi

berkurang. Ibu juga tidak mampu merawat bayinya secara optimal dan tidak

bersemangat menyusui, sehingga kebersihan, kesehatan serta tumbuh kembang bayi

juga tidak optimal. Menurut Elvira, 2016 bayi yang tidak mendapat ASI dan ditolak

oleh orangtuanya serta adanya masalah dalam proses bonding attachment biasanya

dialami pada bayi dengan ibu depresi (Elvira, 2016).

Rawat gabung bisa menjadi salah satu alternatif penurunan kecemasan pada ibu
4

post partu. Periode 6 – 48 jam pasca kelahiran bayi (golden days) di Rumah Sakit

atau Kunjungan Neonatal 1 dapat dilakukan Rawat Gabung dengan prosedur rawat

gabung dilaksanakan berdasarkan tingkat keparahan gejala ibu penderita COVID-

19 (suspek, probable, atau terkonfirmasi) serta kapasitas ruang rawat gabung isolasi

COVID19 dan non-COVID-19 di RS. Neonatus tanpa gejala yang lahir dari ibu

suspek, probable, atau terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan,

dapat rawat gabung dan menyusu langsung dengan mematuhi pencegahan

penularan melalui droplet, di ruang rawat gabung isolasi khusus COVID-19.

(Kemenkes RI, 2020)

Hasil penelitian Yuliani & Aini (2020) juga menunjukkan bahwa 87 % ibu

nifas mengalami kecemasan dengan mayoritas kecemasan kategori ringan-

sedang, hasil tersebut menggambarkan bahwa mayoritas ibu nifas di Kecamatan

Baturraden mengalami kecemasan pada masa pandemi COVID- 19. Hal ini sesuai

dengan studi yang melaporkan bahwa skor subscale EPDS (Edinburgh Postnatal

Depression scale) pada ibu nifas (immediate postpartum) menunjukkan bahwa nilai

rata-rata untuk anhedonia, kecemasan, dan depresi semuanya lebih tinggi pada

kelompok ibu nifas saat COVID-19 dibandingkan dengan kelompok ibu nifas satu

tahun sebelumnya (Zanardo et al., 2020).

Kecemasan pada ibu nifas, juga harus menjadi perhatian. Sebuah studi

melaporkan bahwa 59,5 % ibu nifas mengalami kecemasan terkait pandemi

COVID-19 dan kecemasan terkait COVID- 19 tersebut berpengaruh terhadap

pengeluaran ASI (Tambaru, Hilda and Theresia, 2020). Studi lain melaporkan

bahwa kekhawatiran ibu nifas tentang risiko terpapar COVID-19, masa karantina

dan langkah-langkah yang diadopsi selama pandemi COVID-19, dapat berdampak

buruk pada pemikiran dan emosi ibu baru serta memperburuk gejala depresi
5

(Zanardo, 2020). Purwanti(2015) mengatakan ada pengaruh peran orang tua

terhadap kecemasan ibu post partum dimana setiap ibu post partum sangat

membutuhkan dukungan dari orang sekitarnya. Hal ini disebabkan pengalaman

dimana dengan adanya peran orang tua yang adekuat berhubungan dengan

menurunnya morbiditas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan

kesehatan emosinya. Dalam beberapa kondisi juga dapat mempengaruhi

penerimaan atau respon ibu terhadap bayinya.

Hasil studi pendahuluan di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal menunjukkan sejak

Juni 2020 hinggaNovember 2020 terdapat 42 ibu post partum yang positif Covid-

19. Data tersebut mulai bulan Juni 4 orang, Juli 3 orang, Agustus 5 orang,

September 10 orang, Oktober 12 orang November 8 orang. Studi pendahuluan

melalui wawancara dengan 10 ibu post partum dengan 5 ibu positif dan 5 ibu

negatif diperoleh bahwa terdapat 7 ibu post partum dengan 5 ibu positif dan 2 ibu

negatif Covid-19 yang mengalami kecemasan dimasa pandemi dikarenakan ibu post

partum takut dan cemas jika membawa virus kepada anaknya.

B. Rumusan Masalah

Saat ini dunia sedang mengalami wabah penyakit yang cukup

mengkhawatirkan, hampir semua Negara termasuk Indonesia mengalami pandemi

COVID-19. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

sindrom pernafasan akut coronavirus 2 / severe acute respiratory syndrome

coronavirus 2 atau SARS-CoV-2 Angka kasus aktif di Indonesia mengalami

kenaikan berdasarkan data Satgas COVID-19 pertanggal 11 Oktober 2020. Provinsi

yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah, sedangkan

Kabupaten Kendal menempati urutan kelima terbanyak kasus positif COVID-19 di


6

Jawa Tengah. Kondisi tersebut berdampak pada pembatasan layanan rutin sehingga

mengakibatkan permasalahan secara psikologis bagi ibu hamil dan ibu nifas, yang

dapat menimbulkan kecemasan. Setelah melakukan studi pendahuluan di RSUD

Dr. H. Soewondo Kendal ada banyak ibu post partum yang mengalami kecemasan

disaat pandemi COVID-19 ini. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di

atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran

kecemasan ibu post partum saat pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Soewondo

Kendal?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan ibu post

partum saat pandemi Covid-19 di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik ibu post partum meliputi usia, pendidikan,

pekerjaan dan paritas.

b. Mengidentifikasi kecemasan ibu post partum di RSUD Dr. H.

Soewondo Kendal.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai

hal, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kecemasan ibu

post partum masa pademi COVID-19

2. Manfaat Praktis
7

Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk meningkatkan peran perawat dalam

memberikan dukungan kepada ibu agar tidak cemas selama masa pandemi

Covid-19, sehingga ibu dapat dengan maksimal dalam memenuhi kebutuhan

anaknya.

3. Manfaat Metodologis

Hasil penelitian diharapkan dapat di gunakan sebagai dasar penelitian

selanjutnya dalam melakukan penelitian. Diharapkan penelitian ini menambah

literatur, sebagai dasar penelitian khususnya gambaran kecemasan ibu post

partum saat pandemi Covid-19 dengan menambahkan variabel lainnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berkenaan dengan gambaran kecemasan ibu post partum saat

pandemi Covid-19antara lain:


8

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Penulis dan Variabel Metode

Tujuan Peneitian Hasil Perbedaan

Judul Penelitian Penelitan Penelitian


Yuliani dan Aini untuk mengetahui kecemasan Penelitian Hasil yang diperoleh Penelitian terdahulu

(2020) Kecemasan gambaran kecemasan ibu hamil deskriptif. adalah ibu hamil dan ibu adalah penelitian

Ibu Hamil Dan Ibu ibu hamil dan ibu nifas dan ibu nifas di Kecmatan deskriptif, mengukur

Nifas Pada Masa di masa pandemi nifas di Baturraden, pada masa kecemasan pada ibu

Pandemi Covid-19 COVID-19 masa pandemi COVID-19, hamil da ibu nifas

Di Kecamatan pandemi mayoritas mengalami pada masa pandemi

Baturraden COVID-19 kecemasan dengan skala

ringan-sedang.

Arfiah (2017) Untuk mengetahui Independen: Metode analitik Ada hubungan tingkat Penelitian terdahulu

Pengaruh Tingkat pengaruh tingkat pendekatan Kecemasan dengan pendekatan


9

Kecemasan pada kecemasan pada Ibu Kecemasan retrospektif pengeluaran ASI pada retrospektif dan

Ibu Postpartum Post Partum Primipara Dependen : analisis chi masa nifas dengan p responden khusus

Primipara Remaja Remaja Terhadap Kemampuan square value = 0,002 < 0,05 remaja, sedangkan

terhadap Kemampuan Pemenuhan penelitian ini

Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan Kebutuhan menggunakan

Pemenuhan Bayi Baru Lahir Bayi Baru pendekatan cross

Kebutuhan Bayi diRSU Anutapura Palu Lahir sectional dan

Baru Lahir di RSU responden tidak ada

Anuntapura Palu batasan usia Penelitian

terdahulu mengukur

kecemasan dalam

melahirkan, sedangkan

penelitian ini

kecemasan Covid-19
10

Fadli (2020) Faktor Untuk mengetahui Independen Penelitian Hasil penelitian ini Penelitian terdahulu

yang faktorfaktor yang kuantitatif menunjukkan bahwa ada mengukur kecemasan

Mempengaruhi paling mempengaruhi : usia; status mengunakan pengaruh usia; status petugas dalam

Kecemasan pada kecemasan petugas keluarga; metode keluarga; kejujuran pencegahan Covid-19,

Tenaga Kesehatan kesehatan dalam kejujuran obsevasional pasien; ketersediaan alat sedangkan penelitian

Dalam Upaya pencegahan Covid-19. pasien; analitik dengan pelindung diri; ini kecemasan Covid-

Pencegahan Covid- ketersediaan rancangan pengetahuan terhadap 19 pada ibu post

19 alat crosssectional kecemasan petugas. partum

pelindung

diri;

pengetahuan

Dependen :

Kecemasan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan emosi subjektif yang membuat individutidak

nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertairespon otonom.

Sedangkan menurut Hawari (2016) kecemasan adalah gangguan alam sadar

(effective) yang ditandai dengan perasaanketakutan atau kehawatiran yang

mendalam dan berkelanjutan, tidakmengalami gangguan dalam menilai

realitas (Reality Testing Ability/RTA), masih baik, kepribadian masih tetap

utuh (tidak mengalamikeretakan kepribadian/ splitting of personality),

perilaku dapatterganggu tapi masih dalam batas-batas normal.

Menurut Hawari, (2016) kecemasan (ansietas) adalah manifestasi

dari berbagai proses emosi yang bercampur baurdan terjadi ketika mengalami

tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin selain itu kecemasan

adalah situasiyang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi

menyertai perkembanga perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah

dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup (Fitri, 2015).

Setelah dipaparkan definisi kecemasan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kecemasan adalah suatu bentuk emosi dari alam bawah sadar yang

tidak dapat dikontrol oleh diri individu sehingga membuat individu tersebut

tidak nyaman, mengganggu perilaku dan merasa memiliki ketidakmampuan

yang irasional.

11
12

2. Tahapan Kecemasan

Kecemasan diidentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan, sedang,

berat dan panik (Stuart dan Laraia, 2015). Semakin tinggi tingkat kecemasan

individu maka akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis. Kecemasan

berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap

bahaya. Kecemasan merupakan masalah psikiatri yang paling sering terjadi,

tahapan tingkat kecemasan akan dijelaskan sebagai berikut (Stuart, 2017) :

a. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari; cemas menyebabkan individu menjadi waspada, menajamkan

indera dan meningkatkan lapang persepsinya.

b. Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada suatu

hal dan mempersempit lapang persepsi individu. Individu menjadi tidak

perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area.

c. Kecemasan berat, mengurangi lapang persepsi individu. Individu

berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang

hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan,

individu perlu banyak arahan untuk berfokus pada area lain.

d. Tingkat panik (sangat berat) dari kecemasan berhubungan dengan

terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsi,

karena mengalami kehilangan kendali. Individu yang mencapai tingkat

ini tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik

mencakup disorganisasi.

e. kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi

yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.


13

3. Etiologi Kecemasan

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktorfaktor yang

mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2017), antara lain:

a. Faktor Predisposisi

1) Teori psikoanalisis

Pandangan teori psikoanalisis memaparkan bahwa cemas merupakan

konflik emosional yang terjadi antara dua elemenkepribadian yaitu

id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,

sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan

oleh norma budaya. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua

elemen yang bertentangan tersebut dan fungsi kecemasan untuk

mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Teori interpersonal

Teori interpersonal menyatakan bahwa cemas timbul dari perasaan

takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Cemas

juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan

dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu

dengan harga diri rendah rentan mengalami kecemasan yang berat.

3) Teori perilaku

Teori perilaku menyatakan bahwa cemas merupakan produk frustasi.

Frustasi merupakan segala sesuatu yang menggangu kemampuan

individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan

dikarakteristikkan sebagai suatu dorongan yang dipelajari untuk

menghindari kepedihan. Teori pembelajaran meyakini individu yang

terbiasa sejak kecil dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih


14

sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya. Teori

konflik memandang cemas sebagai pertentangan antara dua

kepentingan yang berlawanan. Kecemasan terjadi karena adanya

hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan konflik

menimbulkan kecemasan, dan cemas menimbulkan perasaan tak

berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang

dirasakan.

4) Teori kajian keluarga

Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan cemas terjadi

didalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih antara

gangguan kecemasan dan depresi.

5) Teori biologis

Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan

neuroregulator inhibisi asam gamma aminobutyricacid (GABA).

GABA berperan penting dalam mekanisme biologi yang

berhubungan dengan cemas.

b. Faktor presipitasi

Pengalaman cemas setiap individu bervariasi bergantung pada

situasi dan hubungan interpersonal. Ada dua faktor presipitasi yang

mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2017), yaitu :

1) Faktor eksternal

a) Ancaman integritas diri Meliputi ketidakmampuan fisiologis

atau gangguan terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik,


15

pembedahan yang akan dilakukan).

b) Ancaman sistem diri Antara lain: ancaman terhadap identitas

diri, harga diri, hubungan interpersonal, kehilangan, dan

perubahan status dan peran.

2) Faktor internal

a) Potensial stressor Stresor psikososial merupakan keadaan

yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga

individu dituntut untuk beradaptasi.

b) Maturitas Kematangan kepribadian inidividu akan

mempengaruhi kecemasan yang dihadapinya. Kepribadian

individu yang lebih matur maka lebih sukar mengalami

gangguan akibat kecemasan, karena individu mempunyai daya

adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan.

c) Pendidikan Tingkat pendidikan individu berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka

individu semakin mudah berpikir rasional dan menangkap

informasi baru. Kemampuan analisis akan mempermudah

individu dalam menguraikan masalah baru.

d) Respon koping Mekanisme koping digunakan seseorang saat

mengalami kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi

kecemasan secara konstruktif merupakan penyebab terjadinya

perilaku patologis.

e) Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi yang rendah pada

seseorang akan menyebabkan individu mudah mengalami


16

kecemasan.

f) Keadaan fisik Individu yang mengalami gangguan fisik akan

mudah kelelahan fisik. Kelelahan fisik yang dialami akan

mempermudah individu mengalami kecemasan.

g) Tipe kepribadian Individu dengan tipe kepribadian A lebih

mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada orang

dengan tipe kepribadian B. Individu dengan tipe kepribadian A

memiliki ciri-ciri individu yang tidak sabar, kompetitif,

ambisius, ingin serba sempurna, merasa diburuburu waktu,

mudah gelisah, tidak dapat tenang, mudah tersinggung dan

mengakibatkan otototot mudah tegang. Individu dengan tipe

kepribadian B memiliki ciri- ciri yang berlawanan dengan tipe

kepribadian A. Tipe kepribadian B merupakan individu yang

penyabar, tenang, teliti dan rutinitas.

h) Lingkungan dan situasi Seseorang yang berada di lingkungan

asing lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan di

lingkungan yang sudah dikenalnya.

i) Dukungan sosial Dukungan sosial dan lingkungan merupakan

sumber koping individu. Dukungan sosial dari kehadiran orang

lain membantu seseorang mengurangi kecemasan sedangkan

lingkungan mempengaruhi area berfikir individu.

j) Usia Usia muda lebih mudah cemas dibandingkan

individu dengan usia yang lebih tua.

k) Jenis kelamin Gangguan kecemasan tingkat panik lebih

sering dialami wanita daripada pria.


17

4. Alat Ukur Kecemasan

a. Visual Analog Scale for Anxiety (VAS-A)

Breivik H, Borchgrevink P.C, Allen S cit. Hassyati (2018),

mengemukakan VAS sebagai salah satu skala pengukuran yang

digunakan untuk mengukur intensitas kecemasan pasien yang biasa

digunakan. Terdapat 11 titik, mulai dari tidak ada rasa cemas (nilai 0)

hingga rasa cemas terburuk yang bisa dibayangkan (10). VAS merupakan

pengukuran tingkat kecemasan yang cukup sensitif dan unggul karena

pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian, daripada

dipaksa memilih satu kata atau satu angka. Pengukuran dengan VAS

pada nilai 0 dikatakan tidak ada kecemasan, nilai 1 - 3 dikatakan

sebagai cemas ringan, nilai 4 – 6 dikatakan sebagai cemas sedang,

diantara nilai 7 – 9 cemas berat, dan 10 dianggap panik atau kecemasan

luar biasa.

b. Zung-Self Rating Anxiety Scale (SAS)

Fianza A, Dellafiore C, Travaini D (2014) mengemukakan Zung- self

Rating Anxiety Scale (SAS) adalah instrumen untuk mengukur tingkat

kecemasan dengan skala self-administered. Penilaian berdasarkan skala

likert terdiri dari 20 item. Setiap item dinilai pada skala empat poin

(dari 1 sampai 4 ): sangat jarang (1), kadang-kadang (2), sering (3),

selalu (4). SAS dapat 18 digunakan untuk mengukur gejala depresi atau

kecemasan diawal perawatan.

c. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut


18

alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating

Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan

pada munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan.

Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu

yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5

tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

d. Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

DASS adalah set dari 3 skala self-report yang dirancang untuk mengukur

keadaan emosional dari depresi, kecemasan, dan stres. Dass dibua bukan

hanya sebagai skala biasa untuk mengukur kondisi emosional secara

konvensional, tetapi juga lebih jauh sebagai proses untuk

mengidentifikasi, mengerti, dan mengukur keadaan emosional secara

klinis yang sedang dialami, yang biasanya disebut sebagai depresi,

kecemasan, dan stres. 17 Tiap- tiap dari 3 skala DASS memiliki 14 hal,

dibagi menjadi 2-5 subskala dengan isi yang sama. Skala depresi melihat

adanya disforia, keputusasaan, devaluasi hidup, celaan diri sendiri,

kurangnya minat / keikutsertaan, anhedonia, dan inersia. Skala

kecemasan melihat adanya gairah otonom, efek otot lurik, kecemasan

situasional, dan pengalaman subjektif dari pengaruh kecemasan. Skala

stres sensitive terhadap tingkatan dari gairah kronik non spesifik. Skala

tersebut melihat adanya kesulitan relaks, gairah saraf, dan mudah

menjadi sedih / agitasi, iritabel / over- reaktif, dan tidak sabaran. Subjek

diminta untuk mengisi 4 poin dari skala keparahan / frekuensi untuk

menilai apakah mereka pernah mengalami tiap keadaan tersebut selama

minggu-minggu terakhir. Skor untuk depresi, kecemasan, dan stres


19

dihitung dengan menjumlahkan skor-skor dari hal-hal relevan tersebut.

B. Post Partum

1. Pengertian Post Partum

Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan danplasenta

keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,disertai dengan

pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengankandungan, yang

mengalami perubahan seperti perlukaan dan lainsebagainya berkaitan saat

melahirkan (Suherni dalam Rahmiati, 2018).

Pada masa post partum ibu banyak mengalami kejadian yangpenting,

mulai dari perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahanpsikologis

menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah hati yangsangat

membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Namun kelahiranbayi juga

merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu,kemungkinan timbul

masalah atau penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan efektif akan

dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu,

sehingga masa postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan (Syafrudin

& Fratidhini, 2009 dalam Rahmiati, 2018).

2. Perubahan Fisiologis Masa Post Partum

a. Perubahan Sistem Reproduksi

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Otot uterusberkontraksi segera

pada post partum. Pembuluh-pembuluh darahyang berada diantara otot-

otot uterus akan terjepit. Proses ini akanmenghentikan perdarahan


20

setelah plasenta lahir. Vivian, 2011dalam (Fauza, 2018).

Perubahan uterus terjadi kontraksi uterus yang meningkatsetelah bayi

keluar. Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasiperlekatan plasenta

(plasental site) sehingga jaringan perlekatanantara plasenta dan dinding

uterus, mengalami nekrosis dan lepas.Ukuran uterus setelah bayi lahir

setinggi pusat dengan berat uterus1000 gram, setelah plasenta lahir 2 jari

di bawah pusat denganberat 750 gram, setelah satu minggu tinggi fundus

uteri padapertengahan pusat simfisis dengan berat 500 gram, setelah

duaminggu tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simfisis dengan

berat350 gram, enam minggu tinggi fundus uteri bertambah kecildengan

berat uterus 50 gram, pada 8 minngu tinggi fundus uterisebesar normal

30 gram. Saleha, 2009 dalam (Fauza, 2018).

Perubahan vagina dan perineum pada minggu ketiga,vagina mengecil

dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutankerutan) kembali. Terjadi

robekan perineum pada hampir semuapersalinan pertama dan tidak

jarang juga pada persalinanberikutnya. Bila ada laserasi jalan lahir atau

luka bekas episiotomi(penyayatan mulut serambi kemaluan untuk

mempermudahkelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan perawatan

dengan baikSuherni, 2009 dalam (Bandura et al., 2018).

b. Perubahan Sistem Perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung

pada:

1) keadaan/status sebelum persalinan

2) lamanya partus kala II dilalui

3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.


21

Disamping itu, dari hasil pemeriksaan sistokopik segera setelah

persalinan tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia diding

kandung kemih, akan tetapi sering terjadi exstravasasi (extravasation,

artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah di dalam badan)

kemukosa (Ernawati, 2016).

c. Perubahan Dalam Sistem Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada

sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam

proses tersebut. Oksitosin diseklerasikan dari kelenjer otak bagian

belakang. Selama tahapketiga persalinan, hormon oksitosin berperan

dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga

mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan

sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk

normal. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap

tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang

ditekan.

Pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolaktin

menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang

kelenjer bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulaan

pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan

folikel, ovulasi, dan menstruasi. Selama hamil volume darah normal

meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Di

samping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi

perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini sangat


22

mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul,

perineum dan vulva, serta vagina (Ernawati, 2016).

d. Perubahan Tanda-Tanda Vital

Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC,

sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan

hormonal jika terjadi peningkatan suhu 38ºC yang menetap 2 hari

setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti

sepsis puerperalis (infeksi selama post partum), infeksi saluran kemih,

endometritis (peradanganendometrium), pembengkakan payudara, dan

lain-lain. Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering

ditemukan adanya bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya 80-100

kali permenit) dan dapat berlangsung sampai 6-10 hari setelah

melahirkan. Takhikardia kurang sering terjadi, bila terjadi berhubungan

dengan peningkatan kehilangan darah dan proses persalinan yang lama.

Selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat mengalami

hipotensi orthostatik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai dengan

adanya pusing segera setelah berdiri, yang dapat terjadi hingga 46 jam

pertama. Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah

melahirkan. Peningkatan tekanan sisitolik 30 mmHg dan penambahan

diastolik 15 mmHg yang disertai dengan sakit kepala dan gangguan

penglihatan, bisa menandakan ibu mengalami preeklamsia dan ibu perlu

dievaluasi lebih lanjut. Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti

saat sebelum hamil pada bulan ke enam setelah melahirkan (Mardiatun,


23

2017).

Perubahan pada sistem pencernaan sering terjadi konstipasi pada ibu

setelah melahirkan. Hal ini umumnya karena makanan padat dan kurang

berserat selama persalinan. Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap

menyantap makanannya dua jam setelah persalinan, tetapi berbeda

untuk ibu yang melahirkan dengansectiocaesarea karena adanya

pemulihan motilitas usus yang lama akibatari efek anastesi, apalagi bila

ibu post sectio caesarea mengalami komplikasi pasca operasi, biasanya

komplikasi yang timbul berupa post operatif ileus yang dapat

menimbulkan keterlambatan dalam pemenuhan nutrisi (Ernawati,

2016).

3. Adaptasi Psikologis Masa Post Partum

Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus

dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir.

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami beberapa

fase. Fase tersebut diuraikan oleh Yanti &Sundawati (2011) menjadi 3 fase,

yaitu:

a. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu fokus pada

dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya.

Ketidaknyamanan yang dialami antara lain; rasa mules, nyeri pada

luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada

fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan

nutrisi.
24

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:

1) Kekecewaan pada bayinya

2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami

3) Rasa bersalah karna belum bisa menyusui bayinya

4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

b. Fase taking hold, yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawatbayi.

Pada fase ini, ibu memerlukan dukungan dan merupakan kesempatan

yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan

bayinya sehingga timbul percaya diri.

c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah

dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.

Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya keadaan ini disebut baby blues.

4. Hubungan Usia, Pendidikan Dan Pekerjaan Terhadap Kecemasan Ibu

a. Hubungan usia dengan kecemasan ibu

Hasil penelitian Wibisono (2018) yang menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan usia dengan kecemasan ibu melahirkan, dimana ibu yang

berada pada usia resiko kehamilan memiliki tingkat kecemasan lebih

tinggi dibandingkan ibu yang berada pada usia non resiko kehamilan hal

itu dikarenakan usia tersebut sudah tidak prima lagi seperti umur 20-35

tahun. Dikurun umur ini angka kematian ibu melahirkan meningkat dan
25

bayi, sehingga akan meningkatkan kecemasan.

b. Hubungan pendidikan dengan kecemasan ibu

Perempuan yang berpendidikan tinggi akan menghadapi konflik

peran, yaitu antara berperan sebagai ibu rumah tangga saja atau

melakukan pekerjaan diluar rumah dengan peran mereka juga sebagai ibu

rumah tangga dan orang tua dari anak–anak mereka.Hal ini sangat

berpengaruh pada konflik batin ibu tentang kekhawatiran kelanjutan

kehidupan bayinya. (Risa, 2011).

Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baikpengetahuan ibu

karena akan banyak informasi yangdidapat. Dengan pendidikan formal

menghasilkan perilakuyang baik oleh individu, sehingga ibu tidak merasa

cemas dan mampu mengurus bayinya dengan baik meskipun dengan

bantuan orang lain (babysitter/pembantu rumah tangga) atau dibantu oleh

keluarga terutama nenek dari bayinya. Namun pada sebagian

orang,pendidikan tidak mempengaruhi sikap hal tersebut lebihbesar

berasal dari lingkungan yang diterima oleh individu. Pendidikan tinggi

maupun pendidikanrendah berpeluang untuk mengalami post partum

blues,tergantung bagaimana individu tersebut mengantisipasimasalah

yang terjadi.

c. Hubungan pekerjaan dengan kecemasan ibu

Dikutip dari penelitian Wibowo (2018), hubungan status pekerjaan

dengan kecemasan ibu melahirkan menunjukkan bahwa terdapat

kecenderungan status pekerjaan dengan kecemasan ibu melahirkan, hal

tersebut ditunjukkan pada tabulasi silang status pekerjaan dengan

kecemasan. Ibu dengan status pekerjaan tidak bekerja sebagian besar


26

memiliki kecemasan ringan yaitu sebanyak 11 responden (69%) dan

pada tidak bekerja sebagian besar memiliki tingkat kecemasan sedang

yaitu sebanyak 14 responden (70%). Selanjutnya hasil uji korelasi Rank

Spearmandiperoleh nilai rs sebesar 0,386 dengan nilai signifikansi (p)

sebesar 0,020. Nilai signifikansi uji lebih kecil dari 0,05 (0,020< 0,05)

maka keputusan uji adalah H0ditolak, sehingga disimpulkan bahwa

terdapat hubungan status pekerjaan dengan kecemasan ibu melahirkan.

C. COVID-19

1. Pengertian COVID-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan

penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang

serius seperti Middle East RespiratorySyndrome (MERS) dan Sindrom

Pernapasan Akut Berat/ Severe AcuteRespiratory Syndrome (SARS).

Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan

pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga

hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga

tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam4. Virus ini juga telah

ditemukan di feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah

penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah

(Doremalen et al, 2020).

Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d

an δ. Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah

diketahui menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan


27

infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory

Syndrome Coronavirus (MERSr CoV), severeacute respiratory syndrome

associated coronavirus (SARSr CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-

19) dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, serta penularan

yang dapat terjadi antar manusia. Virus corona sensitif terhadap sinar

ultraviolet dan panas, dan dapat di nonaktifkan (secara efektif dengan

hampir semua disinfektan kecuali klorheksidin). Oleh karena itu, cairan

pembersihtangan yang mengandungklorheksidin tidak direkomendasikan

untuk digunakan dalam wabah ini (Safrizal dkk, 2020).

2. Etiologi COVID-19

CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan sepertimahkota di

bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latinuntuk mahkota)

karena adanya lonjakan glikoprotein pada amplop.Subfamili

Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordeNidovirales)

digolongkan ke dalam empat gen CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV),

Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gamma-

coronavirus (deltaCoV) Selanjutnya, genus betaCoV membelaH menjadi

lima sub-genera atau garis keturunan10. Karakterisasi genom telah

menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen

alphaCoVs dan betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung tampaknya

mewakili sumber gen deltaCoVs dan gammaCoVs. Anggota keluarga

besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan, enterik, hati, dan

neurologis pada berbagaispesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan

kelelawar (Safrizaldkk, 2020).


28

Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) yang mampu

menginfeksi manusia telah diidentifikasi. Beberapa HcoVdiidentifikasi pada

pertengahan 1960-an, sementara yang lain hanya terdeteksi pada milenium

baru. Dalam istilah genetik, Chan et al. Telah membuktikan bahwa genom

HCoV baru, yang diisolasi dari pasien kluster dengan pneumonia

atipikal. Setelah mengunjungi Wuhan diketahui memiliki 89% identitas

nukleotida dengan kelelawar SARSseperti-CoVZXC21 dan 82% dengan

gen manusia SARS- CoV11.Untuk alasan ini, virus baru itu bernama

SARS-CoV-2. Genom RNAuntai tunggal-nya mengandung 29891

nukleotida, yang mengkode 9860 asam amino. Meskipun asalnya tidak

sepenuhnya dipahami, analisis genom ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-

2 mungkin berevolusi dari strain yang ditemukan pada kelelawar. Namun,

potensi mamalia yang memperkuat, perantara antara kelelawar dan manusia,

belum diketahui. Karena mutasi pada strain asli bisa secara langsung

memicu virulensi terhadap manusia, maka tidak dipastikan bahwa perantara

ini ada (Safrizal dkk, 2020).

3. Karakteristik Epidemiologi

Menurut Safrizal dkk, (2020) karakteristik epidemiologi meliputi:

a. Orang dalam pemantauan

Seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau

memiliki riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu

seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara yang

terjangkit pada 5-14 hari terakhir sebelum timbul gejala juga

dikategorikan sebagai dalam pemantauan.


29

b. Pasien dalam pengawasan

1) Seseorang yang mengalami memiliki riwayat perjalanan ke

negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul

gejala-gejala COVID-19 dan seseorang yang mengalami gejala-

gejala, antara lain: demam (>38°C); batuk, pilek, dan radang

tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat berdasarkan

gejala klinis dan/atau gambaran radiologis; serta pasien dengan

gangguan sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) karena

gejala dan tanda menjadi tidak jelas.

2) Seseorang dengan demam >38°C atau ada riwayat demam atau

ISPA ringan sampai berat dan pada 14 hari terakhir

sebelumtimbul gejala, memiliki salah satu dari paparan berikut:

Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19, bekerja

atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan

pasien konfirmasi COVID-19, memiliki riwayat perjalanan ke

wilayah endemik, memiliki sejarah kontak dengan orang yang

memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke wilayah

endemik.

4. Mekanisme Penularan COVID-19

COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol

penderita dan melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan

ditransmisikan ketika orang memiliki kontak langsung dengan penderita

dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi aerosol di ruang

yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan


30

semakin mudah (Safrizal dkk, 2020).

5. Karakteristik Klinis COVID-19

Menurut Safrizal dkk, (2020) berdasarkan penyelidikan epidemiologi

saat ini, masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan

umumnya akan terjadi dalam 3 hingga 7 hari. Demam, kelelahan dan

batuk kering dianggap sebagai manifestasi klinis utama. Gejala seperti

hidung tersumbat, pilek, pharyngalgia, mialgia dan diare relative jarang

terjadi pada kasus yang parah, dispnea dan / atau hipoksemia biasanya

terjadi setelah satu minggu setelah onset penyakit, dan yang lebih buruk

dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan

akut, syok septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi dan disfungsi

perdarahan dan batuk serta kegagalan banyak organ, dll. Pasien dengan

penyakit parah atau kritis mungkin mengalami demam sedang hingga

rendah, atautidak ada demam sama sekali. Kasus ringan hanya hadir

dengan sedikit demam, kelelahan ringan dan sebagainya tanpa

manifestasi pneumonia Dari kasus yang ditangani saat ini, sebagian besar

pasien memiliki prognosis yang baik. Orang tua dan orang-orang dengan

penyakit kronis yang mendasari biasanya memiliki prognosis buruk

sedangkan kasus dengan gejala yang relatif ringan sering terjadi pada

anak-anak. Beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain :

a. Penyakit Sederhana (ringan)

Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus


31

saluran pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk

(kering), sakit tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit

kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala penyakit yang

lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan

infeksi HcoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit

ditemukan.

b. Pneumonia Sedang

Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau

takipnea pada anak anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.

c. Pneumonia Parah

Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan

pernapasan, takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2

<90% pada udara kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan

dengan hatihati karena bahkan dalam bentuk penyakit yang parah,

bisa sedang atau bahkan tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada

anak-anak. Dalam definisi ini, diagnosis adalah klinis, dan

pencitraan radiologis digunakan untuk mengecualikan komplikasi.

d. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)

Diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi.

Sindrom ini menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang

serius ataumemburuknya gambaran pernapasan yang sudah

diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan berdasarkan

derajat hipoksia.

6. Pencegahan Penularan COVID-19


32

Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan

penularan COVID-19 meliputi :

a. Sering-Sering Mencuci Tangan

Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari

tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air

mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus, termasuk

virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat

memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.

b. Hindari Menyentuh Area Wajah

Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga

wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan

tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari. Sangat penting

menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan

dengan benda atau bersalaman dengan orang lain.

c. Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan

Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu

mencegah penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari

kontak adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa menjadi media

penyebaran virus Corona.

d. Jangan Berbagi Barang Pribadi

Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga

hari. Penting untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan,

handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi kesehatan

dan mencegah terinfeksi virus Corona.

e. Etika ketika Bersin dan Batuk


33

Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara.

Ketika bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada

di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan

tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci

tangan hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman,

bakteri, dan virus yang tertinggal di tangan.

f. Bersihkan Perabotan di Rumah

Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan

lingkungan tempat tinggal juga penting. Gunakan disinfektan untuk

membersih perabotan yang ada di rumah. Bersihkan permukaan

perabotan rumah yang rentan tersentuh, seperti gagang pintu, meja,

furnitur, laptop, handphone, apa pun, secara teratur. Bisa membuat

cairan disinfektan buatan sendiri di rumah menggunakan cairan

pemutih dan air. Bersihkan perabotan rumah cukup dua kali sehari.

g. Jaga Jarak Sosial

Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang

efektif adalah jaga jarak sosial. Pemerintah telah melakukan

kampanye jaga jarak fisik atau physical distancing. Dengan

menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar ruangan

atau tempat umum, sudah melakukan satu langkah mencegah

terinfeksi virus Corona. Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu

meter. Jaga jarak fisik tidak hanya berlaku di tempat umum, di

rumah pun juga bisa diterapkan.

h. Hindari Berkumpul dalam Jumlah Banyak

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian


34

Republik Indonesia telah membuat peraturan untuk tidak melakukan

aktivitas keramaian selama pandemik virus Corona. Tidak hanya

tempat umum, seperti tempat makan, gedung olah raga, tetapi tempat

ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut. Tindakan tersebut

adalah upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona. Virus

Corona dapat ditularkan melalui makanan, peralatan, hingga udara.

Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di rumah

agar pandemik virus Corona cepat berlalu.

i. Mencuci Bahan Makanan

Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting

dilakukan. Rendam bahan makanan, seperti buah-buah dan

sayursayuran menggunakan larutan hidrogen peroksida atau cuka

putih yang aman untuk makanan. Simpan di kulkas atau lemari es

agar bahan makanan tetap segar ketika ingin dikonsumsi. Selain

untuk membersihkan, larutan yang digunakan sebagai mencuci

memiliki sifat antibakteri yang mampu mengatasi bakteri yang ada di

bahan makanan.
35

D. Kerangka Teori Penelitian

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam

skema di bawah ini :

Ibu post partum

Perubahan Psikologis
Perubahan Fisiologis

Perubahan psikologis:
kecemasa Ibu Post
n
Partum

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kecemasan pada ibu post partum
Faktor Predisposisi
Teori psikoanalisis
Teori interpersonal
Teori perilaku
Teori kajian keluarga
Teori biologis
Faktor presipitasi
Faktor eksternal Faktor Presipitasi Eksternal:
Faktor internal Pandemi COVID-19

Kecemasan pada ibu post partum

Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Ernawati (2016), Hastuti, (2017)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Nursalam, 2015). Kerangka konsep akan membantu

peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori.

Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut :

Tingkat kecemasan pada Ibu Post Partum saat


pandemi Covid-19

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis

Hipotesa adalah pernyataan yang diperlukan sebagai jawaban

sementara atas pertanyaan penelitian, yang harus di uji kasahihannya

secara empiris (Nursalam, 2015). Hipotesis dapat dipandang sebagai

kesimpulan yang sifatnya sangat sementara. Sehubungan dengan

pendapat itu penulis berkesimpulan bahwa hipotesis adalah

merupakan suatu jawaban atau dugaan sementara yang bisa dianggap

benar dan bisa dianggap salah, sehingga memerlukan pembuktian

36
dari kebenaran hipotesis tersebut melalui penelitian yang akan

dilakukan.

37
38

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana penelitian supaya peneliti memperoleh

jawaban terhadap pernyataan penelitian. Desain peneliti mengacu sesuai jenis

atau macam penelitian untuk mmencapai tujuan penelitian dan sebagai pedoman

untuk mencapai tujuan tersebut (Notoadmojo, 2018).Desain penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif dengan metode

pendekatan cross sectional. Menurut Nursalam, (2015), pendekatan cross

sectional adalah cara pengambilan sampel dan pengumpulan data dalam satu

waktu yang bersamaan, sehingga tidak ada tindak lanjut pada variable yang

diteliti. Menurut Notoadmojo (2002) pendekatan cross sectional memiliki

tahapan Menentukan subjek penelitian, mulai dari situasi dan jumlah sampel

yang diambil pada aktivitas penelitian, Observasi variabel yang memiliki aspek

resiko dan aspek akibat dengan cara bersama, ini berlandaskan pada status situasi

variabel pada pengumpulan data, Analisis perbandingan atau korelasi ukuran

setiap hasil grup yang diobservasi pada aktivitas penelitian

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek/yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2015). Populasi pada penelitian adalah seluruh

ibu post parutm yang ada di ruang Pinere 2 dan ruang Mawar RSUD Dr. H.

Soewondo Kendal sebanyak 114 responden.

38
39

2. Sampel

Menurut Hidayat (2014), sampel merupakan bagian dari populasi

yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 52 ibu post

partum yang ada di ruang Pinere 2 dan ruang Mawar RSUD Dr. H.

Soewondo Kendal pada bulan Januari-Februari.

a. Besar sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental

sampling. Accidental sampling merupakan pengambilan sampel secara

accidental dengan mengambil responden yang kebetulan ada disuatu

tempat yang sesuai dengan tempat penelitian. Dalam accidental

sampling, setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau

peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pemilihan unit

sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak

menggunakan teori probabilitas (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penarikan jumlah ukuran sampel, apabila populasinya tidak

diketahui secara pasti jumlahnya (accidental sampling). Sampel yang

diambil adalah rerata ibu post partum dalam satu bulan, yaitu 52 orang.

b. Karakteristik sampel

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1) Ibu post partum dengan kesadaran penuh

2) Ibu post partum yang kondisinya stabil.

3) Ibu post partum yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Ibu post partum lebih dari 8 jam.

39
40

2) Ibu post partum yang mengalami perdarahan

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian di dilaksanakan di ruang Pinere 2 dan ruang Mawar RSUD

Dr. H. Soewondo Kendal, karena di ruang Pinere 2 menjadi ruang isolasi bagi

pasien (ibu post partum) Covid-19 dan ruang Mawar adalah ruang nifas

untuk ibu post partum yang negatif Covid-19.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari sampai April 2021

dimulai dari proses pengambilan data awal sampai dengan penyusunan hasil

sesuai jadwal.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karaakteristik yang diamati, dan memungkin kan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan

parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran

merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

(Hidayat, 2011)

40
41

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Opersional Ukur
1. Usia Usia responden Kuesioner Usia dinyatakan Rasio
merupakan usia demografi dalam tahun
responden dari
awal kelahiran
sampai pada
saat penelitian
ini dilakukan.
2. Tingkat Tingkat Kuesioner 1. Tidak Ordinal
pendidikan kemampuan sekolah
ibu hamil dan 2. SD/sedera
pengembangan jat
kepribadian 3. SMP/sede
pada lembaga rajat
formal atau 4. SMA/sede
didalam rajat
sekolah yang 5. Perguruan
didasarkan tinggi
pada ijazah
terakhir yang
dimilikinya
3. Pekerjaan Profesi yangselama Kuesioner 1. Tidak Ordinal
ini bekerja
responden 2. Bekerja
jalani
4. Paritas Banyak anak yang Kuesioner 1. Primipara Ordinal
dilahirkan (1)
setelah gestasi 2. Multipara
24 minggu (2-5)
tetapi bukan 3. Grandemu
aborsi, tanpa ltipara (>5)
memperhatikan
bayi hidup atau
mati.
5. Status Hasil uji swab Hasil Lab 1. PCR Ordinal
Konfirmasi Covid-19 pada Positif
Covid-19 ibu yang telah 2. PCR
Ibu Post melahirkan di Negatif
Partum RSUD Dr. H.

41
42

Soewondo
Kendal
6. Tingkat Segala sesuatu Kuesioner 1 = Normal 0-7 Ordinal
kecemasan yang di rasakan Depression 2 = Ringan 8-9
dan di Anxiety Stress3 = Sedang 10-14
tunjukkan ibu Scales 4 = Parah 15-19
postpartum (DASS) 5 = Sangat parah >
mengenai 20
kecemasan Berisi 14
pada pandemi pertanyaan
Covid-19 gejala
kecemasan
dengan
kriteria
Sebagai
berikut
1. Sesuai
dengan yang
dialami atau
hampir setiap
saat = skor 3
2. Sering
= skor 2
3. Sesuai
dengan yang
dialami
sampai
tingkat
tertentu, atau
kadang-
kadang = skor
1,
4. tidak
ada atau tidak
pernah = skor
0

42
43

G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner. Instrumen

berikut terdiri dari:

a. Kuesioner Karakterisitk Responden

Kuesioner ini terdiri dari karakteristik ibu, bertujuan untuk

mengetahui karakteristik orang tua diantaranya usia, Pendidikan dan

pekerjaan

b. Kuesiner Kecemasan

Pernyataan untuk variabel tingkat kecemasan pandemi Covid-19

menggunakan Depression Anxiety Stress Scales(DASS) yang terdiri

dari42 pernyataan, dengan skor jawaban yaitu sangat sesuai dengan yang

dialami atau hampir setiap saat, maka nilainya = 3, sering, maka nilainya

= 2, sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-

kadang, maka nilainya = 1, dan tidak ada atautidak pernah, maka nilainya

= 0. Hasilukurjika total nilai (skor) 1 = Normal 0-7, 2 = Ringan 8-9, 3 =

Sedang 10-14, 4 = Parah 15-19, 5 = Sangatparah> 20, penentuan derajat

kecemasan dilihat berdasarkan jumlah nilai skor dari kuos ioner

(Nursalam, 2013).

2. Uji Instrumen Penelitian

Kuesioner kecemasan Depression Anxiety Stress Scales(DASS) tidak

perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena kuesiner tersebut

merupakan kuesioner baku. Hasil uji validitas alat ukur kuesioner DASS- 21

memiliki nilai validitas tinggi yaitu 0,71 dan nilai reliabilitas 0,93 yang diolah

43
44

berdasarkan penilaian cronchbach alpha (Crawford & Henry dalam

Rahmawati, 2015). Instrumen ini dinyatakan reliabel karena suatu instrumen

dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai koefisien cronbach

alpha>0,60 (Herze, 2014). Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas

tersebut dinyatakan bahwa alat ukur kuesioner DASS-21 dapat digunakan

karena sudah memenuhi syarat kelayakan instrumen penelitian.

3. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden berkaitan

dengan penilaian responden (ibu post partum) seperti kuesioner. Data

sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang sudah

ada seperti buku rekam medis ibu post partum, dalam penelitian ini data

sekunder adalah hasil PCR yang didaptkan dari hasil laboratorium pasien.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Peneliti

melakukan penelitian di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Adapun langkah-

langkah dalam pengumpulan data sebagai berikut :

a. Tahap persiapan yaitu mengurus perizinan, setelah surat permohonan izin

peneitian dikeluarkan oleh STIKES Kendal, kemudian melakukan

perijinan kepada pihak terkait. Selanjutnya menyerahkan surat izin

penelitian ke RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.

b. Memilih enumerator yang akan membantu dalam memberikan kuesioner

kepada responden, tidak ada kriteria khusus untuk enumerator.

c. Memberikan pengarahan kepada enumerator berupa penyamaan persepsi,

tujuan penelitian dan kriteria responden.

44
45

d. Peneliti datang ke RSUD Dr. H. Soewondo Kendal sesuai jadwal yang

telah ditentukan dengan dibantu perawat, meminta ibu post partum untuk

meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian.

e. Meminta ibu yang bersedia menjadi responden untuk mengisi lembar

informed concent.

f. Memberikan lembar kuesioner kepada ibu post partum yang sudah

menandatangani informed consent.

g. Memeriksa kembali kelengkapan pengisian kuesioner yang telah diisi

oleh responden ibu post partum.

h. Setelah responden mengisi kuesioner, kemudian peneliti melihat data

sekunder rekam medis dari ibu post partum.

H. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing yang dilakukan oleh peneliti adalah memeriksa daftar

pertanyaan kuesioner tentang kecemasan kemudian dilakukan penilaian

atau skoring oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada di daftar pertanyaan.

b. Coding

Coding adalah usaha pengklasifikasian data dari data yang

diperolehmenurut macamnya, dalam melakukan coding, data

diklasifikasikandengan menggunakan kode tertentu berupa angka.

1) Tingkat pendidikan

45
46

a) Kode 1: tidak sekolah

b) Kode 2: SD/sederajat

c) Kode 3: SMP/sederajat

d) Kode 4: SMA/sederajat

e) Kode 5 : perguruan tinggi

2) Pekerjaan

a) Kode 1: tidak bekerja

b) Kode 2: bekerja

3) Paritas

a) Kode 1: Primipara (1)

b) Kode 2: Multipara (2-5)

c) Kode 3: Grande multipara (>5)

4) Status konfirmasi Covid-19 ibu post partum

a) Kode 1: PCR positif

b) Kode 2: PCR negatif

5) Tingkat kecemasan

a) Kode 1: Normal

b) Kode 2: Ringan

c) Kode 3: Sedang

d) Kode 4: Parah

e) Kode 5 : Sangat parah

c. Scoring(Penilaian)

Scoring merupakan memberikan skor atau nilai dari masing- masing

item pada tahap scoring ini peneliti memberikan nilai pada data sesuai

dengan skor yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah diisi

46
47

oleh responden (Swarjana, 2016).Soringtingkatkecemasan adalah 1 =

Normal 0-7, 2 = Ringan 8- 9, 3 = Sedang 10-14, 4 = Parah 15-19, 5 =

Sangatparah> 20, penentuan derajat kecemasan dilihat berdasarkan

jumlah nilai skor dari kuosioner.

d. Data entry

Peneliti melakukan data entry atau memasukkan data yang telah

dikumpulkan dalam master tabel atau database komputer. Semua data

yang diperoleh akan dimasukkan kedalam tabel yang kemudian diolah

menggunakan SPSS 16.0 untuk mendapatkan distribusi frekuensi

data dan hasil analisis data.

2. Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah analisis univariat (analisis deskriptif).

Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian (Notoadmojo, 2018). Analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikam karakteristik setiap variabel penelitian.

Dalam penelitian ini variabel yang ditelitiberupa usia, tingkat pendidikan dan

pekerjaan. Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini dengan

Kolmogorof-Smirnof Z.

Uji Kolmogorov Smirnov adalah metode statistic yang digunakan

untuk menguji hipotesis komperatif dari dua sampel independen dengan

bentuk data ordinal yang disusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif

dengan system interval kelas (Notoadmojo, 2018). Hasil dari uji normalitas

dengan Uji Kolmogorov Smirnov signifikan 0,146 sehingga ukuran

pemusatan data menggunakan mean.

47
48

Tabel 3.2 Analisis Univariat

Variabel Jenis Data Analisis Data


Usia ibu Rasio Tendensi sentral
Pendidikan Ordinal Distribusi frekuensi dan
presentase
Pekerjaan Ordinal Distribusi frekuensi dan
presentase
Paritas Ordinal Distribusi frekuensi dan
presentase
Tingkat kecemasan pada Ordinal Distribusi frekuensi dan
ibu postpartum presentase

I. Etika penelitian

Sulistyaningsih (2012) mengatakan setiap penelitian sebaiknya memiliki etika

penelitian sebagai bentuk menghormati hak dan integritas kemanusiaan jika

penelitian tersebut dilakukan pada manusia. etika penelitian tersebut mencakup:

1. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti memberikan jaminan dengan tidak mencantumkan nama

responden pada lembar atau alat dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

2. Confidentiallity (kerahasiaan)

Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan responden (ibu post

partum di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal) yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah dengan tidak mencantumkan nama responden dalam

pengisian instrumen penelitian maupun penyajian hasil penelitian titik

semua informasi yang telah didapatkan oleh peneliti dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti dengan cara memberikan kode dan hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

3. Beneficience (berbuat baik)

48
49

Penelitian ini tidak membahayakan partisipan dan peneliti telah

berusaha melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan (protection

from discomfort). Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan penggunaan

data penelitiansehingga dapat dialami oleh partisipan dan bersedia

menandatangani serat ketersediaan berpartisipasi atau Informed Consent.

Selama proses pengisian kuesioner berlangsungpeneliti ataupun enumerator

memperhatikan beberapa hal yang dapat merugikan partisipan antara lain

status hemodinamik, kenyamanan, dan perubahan perasaan. Apabila

kondisi tersebut membahayakan kondisi partisipan maka peneliti

menghentikan pengisian kuesioner terlebih dulu dan memulainya lagi ketika

kondisi sudah stabil dan partisipan siap untuk melakukan pengisian

kuesioner.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dimulai pada bulan Desember 2020 – Mei 2021. Penelitian

ini terdiri dari beberapa tahap yaitu menentukan fenemena, pengajuan judul,

studi pendahuluan, mempersiapkan proposal penelitian, seminar proposal

penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan menganalisis data,

penyusunan laporan penelitian, dan melakukan seminar dari hasil penelitian.

No Kegiatatan Tahun 2020 Tahun 2021


Sep Nov Des Jan Feb Mar Apr

1. Pencarian fenomena
2. Pengajuan judul proposal
3. Pengajuan BAB I
4. Pengajuan BAB II
5. Pengajuan BAB III

49
50

6. Sidang proposal

50
51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan hasil gambaran tingkat kecemasan pada ibu post partum

pada masa pandemic di RSUD SOEWONDO, dengan respondennya adalah ibu post

partum. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

a. Usia

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia ibu post partum (n=52)

Mean Standar deviasi


32 3,6 95% Cl

Hasil analisis data menunjukan responden rata-rata berusia 32 tahun.

b. Karakteristik Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Ibu

Post Partum (N=52)

Tingkat pendidikan Frekuensi Presentase (%)


SD Sederajat 7 13,5
SMP Sederajat 8 15,4
SMA Sederajat 28 53,8
Perguruan tinggi 9 17,3
Total 52 100
52

Status Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)


Tidak bekerja 12 23,1
Bekerja 40 76,9

Total 52 100
Paritas Frekuensi Presentase (%)
Primipara 18 34,6
Multipara 34 65,4

Total 52 100

Hasil analisis tingkat pendidikan didapatkan mayoritas berpendidikan

SMA sejumlah 28 responden dengan nilai presentase (52,8%), status

pekerjaan didapatkan mayoritas bekerja sejumlah 40 responden dengan

nilai presentase (76,9%). Pada hasil analisis paritas didapatkan

mayoritas multipara sejumlah 34 responden dengan nilai presentase

(65,4%).

c. Status konfirmasi covid

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Konfirmasi

CovidBerdasarkan Hasil PCR Ibu Post Partum (N=52)

Hasil PCR Frekuensi Presentase (%)


PCR Positif 12 23,1
PCR Negatif Total 40 76,9

Total 52 100

Hasil analisis PCR didapatkan mayoritasPCR Negatif sejumlah 40

responden dengan nilai presentase (76,9%).


53

d. Tingkat kecemasan

Tabel 4.4 Tingkat Kecemasan Responden Ibu Post

Partum Di Rsud Soewondo(N=52)

Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase (%)


Normal 15 28,8
Ringan 27 51,9
Sedang 10 19,2

Total 52 100

Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum didapatkan

mayoritasmemiliki tingkat ansietas ringan sejumlah 27 responden

dengan nilai presentase (51,9%).

e. Tingkat kecemasan pada ibu post partum dengan status Covid-19.

Tabel 4.5 Tingkat Kecemasan Responden Pada Ibu Post Partum

Dengan Status Covid-19

Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase (%)


PCR (-)
Normal 13 32,5 %
Ringan 23 57,5 %
Sedang 4 10 %
Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase (%)
PCR (+)
Normal 2 5%
Ringan 4 10 %
Sedang 6 15 %
Total 52 100

Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR negatif

didapatkan mayoritas memiliki tingkat ansietas ringan sejumlah 23

responden dengan nilai presentase (38,4 57,5%). Sedangkan hasil


54

analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR Positif

didapatkan memiliki tingkat ansietas sedang sejumlah 6 responden

dengan nilai presentase (10 %).


55

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang hasil penelitian mengenai

gambaran kecemasan ibu post partum pada masa pandemi di Rsud Dr. H. Soewondo

Kendal

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas rata-rata berusia 32

tahun. Hal ini sejalan dengan teori Prabawani (2015) bahwa usia rata rata

berada pada rentang 20-30 tahun ibu post partum secara teoritis merupakan

usia produktif untuk melahirkn, dengan demikian dari sisi kemampuan

fisiologis maupun psikologis sudah cukup mapan dalam arti memiliki

kematangan dalam kepribadian akan lebih sukar mengalami kecemasan.

walaupun rentang usia tersebut dianggap usia reproduksi sehat, namun

sebagian besar pada usia 20-35 tahun termasuk dalam kriteria muda yang

rentan mengalami kecemasan sehingga ibu masih kelihatan takut, cemas,

serta masih bingung dalam perawatan bayinya nanti. Hal ini juga sejalan

dengan teori Morris (2016) matang atau tidaknya seseorang tidak hanya

berdasarkan usia. Ada yang usianya masih muda tetapi dia sudah siap untuk

menjadi ibu sehingga tidak mengalami kecemasan dalam periode postpartum.

Hal ini sejalan dengan penelitian García Blanco (2017) dan Pada penelitian

ini kecemasan berat 20% terjadi pada usia 20 – 30 tahun semakin

bertambahnya usia ibu, biomarker stress mempengaruhi gejala psikologis ibu

Berdasarkan hasil penelitian Gaffey (2016) menunjukkan bahwa


56

fungsi HPA dapat berubah seiring bertambahnya usia. Bukti terbaru

menyatakan bahwa usia berkorelasi dengan peningkatan kadar kortisol di

urinal dimana kadar kortisol pagi hari pada usia diatas 35 tahun akan menjadi

lebih tinggi dari usia yang lebih muda.

2. Pendidikan

Hasil penelitian menunjukan tingkat pendidikan didapatkan mayoritas

berpendidikan SMA sejumlah 28 responden. Hal ini sesuai dengan penelitian

farrer 2011 bahwa ingkat pendidikan menengah berpengaruh pada kecemasan

ibu post partum, hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang kurang

kemampuan ibu dalam menjalankan peran barunya tidaklah optimal sehingga

akan membuat stres atau cemas. Hal ini sejalan dengan penelitian Saudia

(2021) yang menyatakkan bahwa pendidikan ibu yang tinggi akan

meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi kecemasan, Pendidikan tidak

hanya formal saja, namun edukasi dapat juga diperoleh dari tenaga kesehatan,

kader, kerabat yang sudah mempunyai anak, juga elalui sumber informasi

lain seperti buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), akses sosial media, yang

dapat mendukung ibu dalam menjalani perannya sebagai ibu.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Anggraeni (2021) Meskipun

pada tingkat pendidikannya menengah tidak semua kondisi dan kesiapan

secara matang, karena pada jenjang ini sebagian besar masih terlihat seperti

kematangan psikologis dan banyak hal yang kurang diketahui dalam kondisi

setelah kelahiran. Banyak ibu yang tidak tahu bagaimana cara menyusui,

mengendong bayi dan merawat bayinya. Hal ini didukung oleh penelitian

Notoatmodjo (2012) Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam


57

hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih

rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah

menerima gagasan baru.

3. Paritas

Hasil penelitian paritas didapatkan mayoritas multipara sejumlah 34

responden. Hal ini sejalan dengan teori Wahyuningsih (2018) secara umum

sebagian besar ibu pasca melahirkan mengalami gangguan emosional atau

yang disebut gangguan mood pada ibu postpartum baik primipara maupun

multipara. Hal ini sejalan dengan penelitian Bentel (2015) bahwa dengan

beberapa ibu nifas, ditemukan bahwa 10 ibu nifas yang terdiri dari 5 ibu

primipara dan 5 ibu multipara mengatakan mengalami kecemasan saat

pertama kali menyusui bayinya dengan berbagai alasan yaitu pada sebagian

besar ibu primipara cemas yang dialami dikarenakan belum mempunyai

pengalaman dalam hal merawat bayi seperti menyusui sedangkan beberapa

ibu multipara mengatakan cemas yang dirasakan akibat dari trauma pada

persalinan pertama dan pengeluaran ASI yang kurang sewaktu kelahiran anak

pertama serta berbagai faktor eksternal lainnya seperti faktor ekonomi.

Dari hasil penelitian Rahmi (2018) mendalam yang dilakukan oleh

peneliti, kebanyakan ibu primipara khawatir memikirkan bagaimana

kehidupannya kelak saat merawat dan mengasuh bayinya setelah keluar dari

rumah sakit. Kemungkinan penyebabnya adalah ibu primipara masih perlu

beradaptasi dengan keadaan pasca persalinan sedangkan ibu multipara sudah

mulai terbiasa dengan kehadiran anggota keluarga baru. Kebanyakan ibu

primipara lebih merasa gugup bila dibandingkan dengan ibu multipara. Hal
58

ini disebabkan tekanan yang dirasakan oleh ibu primipara lebih besar

daripada yang dirasakan ibu multipara. Sebagai seorang ibu baru, ibu

primipara akan berusaha keras menjadi seorang ibu yang baik. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa menyusui merupakan pengalaman baru

yang dapat menjadi stressor bagi ibu primipara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sastranegara dan

Amanda, 2015 bahwa ada trimester III rasa cemas dan takut akan proses

persalinan dan kelahiran meningkat. Ibu dihantui kecemasan menghadapi

persalinan. Semakin bertambah dekatnya waktu persalinan akan membuat

tingkat stres dan kecemasan ibu semakin meningkat. Pada proses kejiwaan

kehamilan trimester III timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan

perasaan tanggung jawab sebagai ibu terhadap bayi yang akan dilahirkan.

Saat ini kehidupan psikologis dan emosional ibu hamil dipenuhi oleh pikiran

dan perasaan mengenai persalinan dan tanggung jawab sebagai ibu.

4. Tingkat kecemasan

Hasil penelitian tingkat kecemasan pada ibu post partum didapatkan

mayoritas memiliki tingkat ansietas ringan sejumlah 27 responden karena

adanya proses transisi wanita dan pria dalam proses menjadi orang tua, terjadi

penyesuaian diri yang besar diantara hubungan mereka dan orang lain. Hal ini

juga sejalan dengan penelitian Corrigan (2015) Proses menjadi seorang ibu

pada umumnya ditandai dengan peristiwa yang menakjubkan, menemukan,

belajar dan pengalaman positif, pada beberapa ibu, walaupun ditemukan pada

masa transisi menjadi seorang ibu terjadi kelelahan, frustasi dan perubahan
59

emosi. Perasaan yang hilang kontrol dan gangguan emosional tidak hanya

berdampak bagiibu tetapi juga bagi bayi. Kurangnya bounding antara ibu dan

bayi dan konsekuensi jangka panjang bagi perkembangan anak.

Hal ini seseuai dengan penelitian Saudia (2021) yang berjudul

gambaran tingkat kecemasan dan kadar hormone kortisol ibu nifas pada

penelitian ini signifikan p<0,001 antarascor kecemasan dengan kadar hormon

kortisol ibu nifas, dimana semakin tinggi skorkecemasan ibu maka kadar

hormon kortisol dalam tubuhnya juga semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan

penelitian Siregar (2021) bahwa perbedaan tingkat kecemasan pada ibu nifas

juga dapat disebabkan oleh mekanisme koping yang dimiliki oleh masing-

masing ibu. Semakin bertambahnya usia ibu dan pengalaman kehamilan

sebelumnya maupun informasi dari orang lain dapat menambah pengetahuan

serta pengalaman baru tentang merawat bayinya sehingga ibu tidak

mengalami kecemasan.

Tingkat kecemasan ringan mayoritas dialami oleh responden, hal ini

berhubungan dengan tingkat pendidikan yang mana mayoritas responden

memiliki pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Responden yang

berpendidikan tinggi lebih mampu menggunakan pemahaman mereka dalam

merespon suatu kejadian secara adaptif dibandingkan kelompok responden

yang berpendidikan rendah (Rozikhan Rozikhan, 2021). Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami

sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada

akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya,

jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan


60

menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan

informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan (Iqbal, 2012).

Hamilton (2016) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah

terhadap sesuatu membuat tekanan yang mengakibatkan krisis dan

menimbulkan kecemasan. Individu yang kurang informasi tentang sesuatu

mengakibatkan stress. Sehingga dari pengetahuan tersebut merupakan suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri

sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang diperoleh pada persalinan

sebelumnya dapat digunakan dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Bila

berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak

akan mengulangi cara itu. Oleh karena itu semakin semakin tinggi paritas

maka kecemasannya semakin menurun.

7. Tingkat Kecemasan Responden Pada Ibu Post Partum PCR negatif

Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR negatif

didapatkan mayoritas memiliki tingkat ansietas ringan sejumlah 20

responden dengan nilai presentase (8 %) hal ini dikarenakan. Dukung oleh

hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dan Aini (2020) didapatkan

bahwa 87% ibu nifas mengalami kecemasan kategori ringan- sedang karena

hasil PCR negatif, hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil penelitian

ini, menggambarkan bahwa mayoritas ibu nifas mengalami kecemasan

tingkat ringan selama melahirkan di masa pandemi.

8. Tingkat Kecemasan Responden Pada Ibu Post Partum PCR positif

Hasil analisis tingkat kecemasan pada ibu post partum PCR Positif

didapatkan memiliki tingkat ansietas ringan dan sedang sejumlah 5 responden

dengan nilai presentase (0,6 %) karena pada pasien COVID-19 salah satu hal
61

yang sering dialami pasien adalah rasa cemas dan takut akan penyakit yang

dialaminya. Hal ini sejalan dengan penelitian Savitri (2003) bahwa dalam

rentang kehidupan manusia terdapat waktu tertentu timbulnya kecemasan dan

Kecemasan pada pasien COVID19 membawa perasaan tidak tenang, rasa

khawatir dan ketakutan yang teruss menerus. Sehingga pasien COVID-19

rentan mengalami gangguan psikologis berupa kecemasan, ketakutan yang di

akibatkan kondisi fisik dan pola interaksi yang serba dibatasi dalam rangka

menekan penyebaran virus tersebut.


62

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata rata usia ibu post partum berusia 32

tahun, berpendidikan SMA sebanyak 53,8%,responden mayoritas bekerja

sebanyak 76,9%, dan mayoritas paritas multipara sebanyak 65,4 responden.

2. Hasil penelitian status konfirmasi Covid-19 pada ibu post partum di RSUD

Dr. H. Soewondo Kendal sebanyak 76,9% responden hasil PCR Negatif.

3. Hasil penelitian kecemasan ibu post partum di RSUD Dr. H. Soewondo

Kendal cemas ringan sebanyak 51,9% responden.

B. SARAN

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai

tingkat ansietas pada ibu post partum. Penelitian lanjutan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu post

partum di era pandemic covid-19.

2. Bagi Perawat

Perawat dapat memberikan kepercayaan diri pada ibu untuk terus bersikap

positif dalam menjalankan peran barunya serta memberikan dukungan dan

kepercayaan diri pada ibu untuk terus bersikap positif dalam menjalankan

peran barunya.

3. Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai dasar bahan ajar pemberian materi khususnya


63

area keperawatan dasar dan juga sebagai bahan dasar penelitian selanjutnya

dalam keperawatan dasar.

4. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat berfikir positif dan membangun kepercayaan dengan

keluarga untuk menghindari terjadinya gangguan psikologis.


DAFTAR PUSTAKA

Arfiah. (2017) Pengaruh Tingkat Kecemasan pada Ibu Postpartum Primipara

Remaja terhadap Kemampuan. Jurnal Ners Widya Nusantara

STIKES Widya Nusantara Palu

Bandura, Barbaranelli, Caprara, & Pastorelli. (2018). Multifaceted impact of

self-efficacy beliefs on academic functioning. Child

Development,67(3), 1206-1222.

Bender L. (2020). Pesan dan Kegiatan Utama Pencegahan dan

Pengendalian COVID-19 di Sekolah. Publikasi UNICEF

Bobak. (2010) Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Capobianco, G., et. al. (2020). COVID-19 in pregnant women: A systematic

review and meta- analysis. European Journal of Obstetrics &

Gynecology and Reproductive Biology, 252, 543–558. h>ps://doi.org

Depkes RI. (2018), Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jilid A, Jakarta.

Doremalen,Van N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A,

Williamson BN, et al. (2020). Aerosol and Surface Stability of

SARS-CoV-2as Compared with SARS-CoV-1. The New England

Journal of Medicine. Massachusetts Medical Society.

doi:10.1056/nejmc2004973. PMID 32182409

Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto. (2013) Buku Ajar Psikiatri.

Badan Penerbit FK UI. Jakarta, pp. 173-198

Fadli et. al. (2020) Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga

Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19. Jurnal Pendidikan

Keperawatan Indonesia
Fauza. (2018). Hubungan Mobilisasi Dini Pada Ibu Postpartum Dengan

SectioCaesarea Terhadap Proses Percepatan Pemulihan

Postpartum Di Ruang Kebidanan RSUDZA Banda Aceh, Karya Tulis

Ilmiah, Program Studi D3Kebidanan Stikes U’Budiyah Banda Aceh.

Fitria, L. (2020). Cognitive Behavior Therapy Counseling Untuk Mengatasi

Anxiety Dalam Masa Pandemi Covid-19. AL-IRSYAD, 10(1).

Hawari. D. (2016). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia.

FKUI.Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. (2014). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik

Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas,

Dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI.2020

Mardiatun. (2017). Pengaruh pendekatan supportive-educative “orem”

terhadappeningkatan kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri

selama early postpartumdi Puskesmas Karang Taliwang Mataram

Nusa Tenggara Barat. Jurnal Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Mataram.

Masithoh, Anny Rosiana, et al. (2019). Hubungan Usia dan Pendidikan Ibu

dengan Kejadian Post Partum Blues di Desa Mijen Kecamatan

Kaliwungu Kabupaten Kudus. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Nanjundaswamy, M. H. et al. (2020). COVID-19-related anxiety and

concerns expressed by pregnant and postpartum women—a survey


among obstetricians’, Archives of women’s mental health. Springer,

pp. 1–4

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka

Cipta. Jakarta.

Nursalam. (2015). Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Rahmiati. (2018). Efektifitas Mengunyah Permen Karet Terhadap

PemulihanPeristaltik Usus Pada Ibu Post Partum Sectio Caesaria.

Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda.

Sabir, A., & Phil, M. (2016). Gambaran Umum persepsi masyarakat

terhadap bencana di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Sosial,

5(3), 304-326

Safrizal ZA, MSi, et. al. (2020).Pedoman Umum Menghadapi Pademi

COVID-19. Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. Jakarta

Stuart, W.G. (2017). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit EGC. Jakarta.

Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tambaru, R., Hilda, H. and Theresia, F. I. (2020). Pengaruh Kecemasan

Pandemi COVID-19 Terhadap Pengeluaran Asi Ibu Post Partum Di

Bidan Praktik Mandiri Hj. Rusmawati Di Muara Badak. Skripsi STr

Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kaltim

Wibisono, Afif. (2018). Hubungan Karakteristik Personal Dengan

Kecemasan Pada Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja Puskesmas

Gatak Sukoharjo. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta
Yuliani dan Aini. (2020) Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Baturraden. Jurnal Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Semarang

Zanardo, V. et al. (2020). Psychological impact of COVID‐19 quarantine

measures in northeastern Italy on mothers in the immediate

postpartum period. International Journal of Gynecology &

Obstetrics. Wiley Online Library

Zhou, Y.,et. al. (2020). The prevalence of psychiatric symptoms of pregnant

and non- pregnant women during the COVID-19 epidemic.

Translational Psychiatry, 10(1), 319. h>ps://

doi.org/10.1038/s41398-020- 01006-x
LAMPIRAN
Lampiran 1

Lembar Kuesioner Penelitian

A. Karakteristik Responden

1. Usia ibu : :

2. Pendidikan : Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan : Tidak bekerja


Bekerja

1. Paritas
:
Lampiran 1

B. Kuesioner Kecemasan

Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)

Keterangan:

0 : Tidak ada atau tidak pernah

1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-

kadang

2 : Sering

3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.

No. Aspek Penilaian 0 1 2 3


2. Mulut terasa kering
Merasakan gangguan dalam bernapas (napas cepat,
4.
sulit bernapas)
7. Kelemahan pada anggota tubuh
Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi namun
9.
bisa lega jika hal/situasi itu berakhir
15. Kelelahan
Berkeringat (misal: tangan berkeringat) tanpa
19.
stimulasi oleh cuaca maupun latihan fisik
20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
23. Kesulitan dalam menelan
Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa
25.
stimulasi oleh latihan fisik
28. Mudah panik
36. Ketakutan
Khawatir dengan situasi saat diri Anda mungkin
40
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri
41 Gemetar

Indikator penilaian
Lampiran 1

Tingkat Kecemasan
Normal 0–7
Ringan 8–9
Sedang 10 – 14
Parah 15 – 19
Sangat parah > 20
dfhdbhghg
Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kendal, Mare t 2021


Yth.
Calon Responden Penelitian
Di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal

Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Tommy Prasetyo
NIM : SK.119.163
Alamat : Desa Tosari RT 03/03, Kec. Brangsong, Kab. Kendal

Adalah mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Kendal, yang akan
melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kecemasan Ibu Post Partum Pada
Masa Pandemi Di Rsud Dr. H. Soewondo Kendal”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran kecemasan ibu post partum saat pandemi Covid-19 di
RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner pada responden yang ada di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
dan semua informasi akan dijaga kerahasiaan serta hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.

Apabila calon reponden menyetujui, maka saya akan memohon kesediaan


calon reponden untuk menandatangani persetujuan yang terlampir. Atas perhatian
dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terimakasih.

Hormat saya,
Peneliti

(Tommy Prasetyo)
Lampiran 8
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Setelah saya mendengarkan penjelasan dari Saudara Tommy Prasetyo, mahasiswa


Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Kendal, dengan judul “Gambaran
Kecemasan Ibu Post Partum Pada Masa Pandemi Di Rsud Dr. H. Soewondo
Kendal”, dan menurut saya penelitian ini berguna bagi reponden dan tidak
menimbulkan kerugian maka saya mempersilakan peneliti melakukan penelitian dan
saya akan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut dengan
sejujur-jujurnya, sebenar-benarnya dan dengan sukarela.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat dijadikan
pertimbangan.
Kendal, 2020

Peneliti Responden

(Tommy Prasetyo) __________________


Lampiran
Lampiran 4 8
Lampiran
Lampiran 6 5
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 8
CATATAN HASIL KONSULTASI/BIMBINGAN

Dosem Pembimbing 1: Ns. Novi Indrayati, S.Kep., M.Kep

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :
3/12/2020 27/12/2020
CATA TAN : CATA TAN :

Diskusi fenomena , pembenaran


kalimat dan sitasi, rumusan Diskusi fenomena dan revisi BAB
masalah diperbaiki 1.
Melanjutkan BAB 2

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :

CATA TAN : 29/12/2020 CATA TAN : 7/1/2021

Memperbaiki tinjauan teori,


menambahkan sub-bab yang sesuai Revisi BAB 2, kerangka teori dan
dengan judul sumber

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :

CATA TAN : 20/1/2021 CATA TAN : 25/1/2021

Memperbarui sub-bab 3, Revisi BAB 3 kerangka konsep, uji


penambahan DASS, revisi bagian validitas dan reliabilitas
sampel
CATATAN HASIL KONSULTASI/BIMBINGAN

HARI/TANGGAL : 10/2/2021 HARI/TANGGAL : 19/2/2021


CATA TAN : CATA TAN :

Menambahkan daftar pustaka, Revisi uji validitas dan reliabilitas


revisi kerangka teori, dan revisi kuesiner DASS, memperbaiki
BAB 3 penyusunan BAB 1-3

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :

CATA TAN : 1/3/2021 CATA TAN :

Menambahkan halaman dan


kuesioer, mengganti margin,
menambahkan sumber.
ACC ujian proposal.

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :

CATA TAN : CATA TAN :


CATATAN HASIL KONSULTASI/BIMBINGAN

Dosem Pembimbing 2: Ns. Istioningsih, S.Kep., MAN

HARI/TANGGAL : 17/3/2020 HARI/TANGGAL : 25/3/2020


CATA TAN : CATA TAN :

Review jurnal terkait, Mempersingkat paragraf secara


menggunakan bahasa ilmiah, spesifik, mengerucutkan paragraf
kalimat sesuai SPOK,
menambahkan ide gagasan topik

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :
29/10/2020 11/11/2020
CATA TAN : CATA TAN :

Menggunakan bahasa ilmiah, Memperbaiki sitasi, memperbaiki


menambahkan sitasi, memperbaiki BAB 2 dan kerangka konsep
tata bahasa, revisi resum.
Melanjutkan BAB 2

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :
06/12/2020 05/04/2021
CATA TAN : CATA TAN :

Revisi tujuan penelitian, revisi Revisi tujuan penelitian, revisi


kerangka konsep, merubah sampel kerangka konsep, memperbaiki
penelitian. spasi
CATATAN HASIL KONSULTASI/BIMBINGAN

HARI/TANGGAL : 09/04/2021 HARI/TANGGAL :

CATA TAN : CATA TAN :

Revisi kerangka konsep, ACC


proposal

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :

CATA TAN : CATA TAN :

HARI/TANGGAL : HARI/TANGGAL :

CATA TAN : CATA TAN :


dfhdbhghg
Lampiran 5

HASIL PENELITIAN

Usi Parita Satus Tingkat Kecemasan


N Pendidika Pekerjaa
a s Terkonfirma Tota Katego
O n n
(th) (anak) si Covid-19 2 4 7 9 15 19 20 23 25 28 30 36 40 41 l ri
1 29 SMA Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 1 2 3 2 0 1 1 0 1 0 0 12 Sedang
2 28 PT Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
3 37 PT Bekerja 3 PCR Negatif 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5 Normal
4 33 PT Bekerja 2 PCR Positif 0 0 2 0 0 0 1 2 3 2 1 0 3 0 14 Sedang
5 33 SD Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
6 28 SMA Bekerja 1 PCR Positif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
Tidak
7 38 SMP bekerja 3 PCR Negatif 0 0 0 1 2 3 2 1 1 2 0 1 1 0 14 Sedang
8 31 PT Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
9 30 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 Normal
10 37 SMA Bekerja 1 PCR Positif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
11 32 SMP Bekerja 1 PCR Negatif 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 8 Ringan
Tidak
12 36 SMA bekerja 2 PCR Negatif 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 8 Ringan
Tidak
13 39 SD bekerja 3 PCR Negatif 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 6 Normal
14 30 PT Bekerja 2 PCR Positif 3 1 0 1 0 0 0 1 1 3 1 0 1 1 13 Sedang
Tidak
15 30 PT bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
16 35 SMA Bekerja 3 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
17 32 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 Normal
18 30 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
dfhdbhghg
Lampiran 5

19 30 SD Bekerja 2 PCR Positif 3 1 0 1 0 0 0 1 1 3 1 0 1 1 13 Sedang


20 25 SD Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
Tidak
21 33 SMA bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
Tidak
22 36 SMA bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
23 27 SMA Bekerja 1 PCR Positif 0 0 0 1 2 3 2 1 1 2 0 1 1 0 14 Sedang
24 27 SD Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 Normal
Tidak
25 27 SMP bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
Tidak
26 35 SMA bekerja 3 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
27 30 SMA Bekerja 1 PCR Positif 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5 Normal
28 31 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
29 29 SMP Bekerja 1 PCR Negatif 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 6 Normal
30 29 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 Normal
Tidak
31 29 SMA bekerja 1 PCR Positif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
32 34 SMA Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
33 29 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 6 Normal
34 28 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
35 29 SMA Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 1 2 3 2 0 1 1 0 1 0 0 12 Sedang
36 28 SMA Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
37 37 SMA Bekerja 3 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6 Normal
38 33 SMA Bekerja 1 PCR Negatif 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 Normal
39 33 SMA Bekerja 2 PCR Positif 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 8 Ringan
Tidak
40 28 SD bekerja 2 PCR Negatif 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 Normal
dfhdbhghg
Lampiran 5

41 38 SMP Bekerja 1 PCR Negatif 0 0 2 0 0 0 1 2 3 2 1 0 3 0 14 Sedang


42 31 SMP Bekerja 2 PCR Positif 0 1 0 0 2 3 2 0 1 2 0 1 0 1 13 Sedang
43 30 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
44 37 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
Tidak
45 32 SMP bekerja 2 PCR Positif 0 1 0 1 2 3 2 0 1 1 0 1 0 0 12 Sedang
46 36 PT Bekerja 1 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
47 39 PT Bekerja 3 PCR Positif 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 Normal
48 30 SMA Bekerja 2 PCR Negatif 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5 Normal
Tidak
49 30 SMA bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
50 35 SD Bekerja 3 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 Ringan
51 32 SMP Bekerja 2 PCR Negatif 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Ringan
52 30 PT Bekerja 2 PCR Negatif 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 Normal
dfhdbhghg

Lampiran 6
NPAR TESTS
  /K-S(NORMAL)=RES_1

  /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

[DataSet0] 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 52

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .59004373

Most Extreme Differences Absolute .159

Positive .068

Negative -.159

Kolmogorov-Smirnov Z 1.146

Asymp. Sig. (2-tailed) .145

a. Test distribution is Normal.


dfhdbhghg

Lampiran 6

FREQUENCIES VARIABLES=pend pekrjaan paritas status cemas
  /STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE 
SUM

  /ORDER=ANALYSIS.
dfhdbhghg

Lampiran 6

Frequencies

Notes

Output Created 05-Oct-2021 18:03:26

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 52

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=pend


pekrjaan paritas status cemas
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN
MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet0] 

Statistics

Tingkat
Tingkat Pendidikan Pekerjaan Paritas Status Konfirmasi Kecemasan

N Valid 52 52 52 52 52

Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.81 1.77 1.65 1.77 1.90

Std. Error of Mean .123 .059 .067 .059 .096

Median 4.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Mode 4 2 2 2 2
dfhdbhghg

Std. Deviation .886 .425 .480 Lampiran


.425 6 .693

Variance .786 .181 .231 .181 .481

Range 3 1 1 1 2

Minimum 2 1 1 1 1

Maximum 5 2 2 2 3

Sum 198 92 86 92 99

Frequency Table

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
25-30 th 25 48,1 48,1 48,1
31-35 th 16 30,8 30,8 78,8
Valid
36-40 th 11 21,2 21,2 100,0
Total 52 100,0 100,0

Tingkat Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD/sederajat 6 11.5 11.5 11.5

SMP/sederajat 8 15.4 15.4 26.9

SMA/sederajat 28 53.8 53.8 80.8

perguruan tinggi 10 19.2 19.2 100.0

Total 52 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak bekerja 12 23.1 23.1 23.1

bekerja 40 76.9 76.9 100.0

Total 52 100.0 100.0


dfhdbhghg

Lampiran 6
Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid primipara 18 34.6 34.6 34.6

multipara 34 65.4 65.4 100.0

Total 52 100.0 100.0

Status Konfirmasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PCR positif 12 23.1 23.1 23.1

PCR negatif 40 76.9 76.9 100.0

Total 52 100.0 100.0

Tingkat Kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 15 28.8 28.8 28.8

ringan 27 51.9 51.9 80.8

sedang 10 19.2 19.2 100.0

Total 52 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=stts cemas
  /STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE 
SUM

  /ORDER=ANALYSIS.

FREQUENCIES VARIABLES=sttus cmas
  /STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE 
SUM

  /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
dfhdbhghg

Notes Lampiran 6

Output Created 05-Oct-2021 21:22:12

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 40

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=sttus cmas


/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN
MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet0] 

Statistics

Status Konfirmasi Tingkat


Positif Kecemasan

N Valid 12 12

Missing 28 28

Mean 1.00 2.33

Std. Error of Mean .000 .225

Median 1.00 2.50

Mode 1 3

Std. Deviation .000 .778

Variance .000 .606

Range 0 2

Minimum 1 1
dfhdbhghg

Maximum 1 3 Lampiran 6
Sum 12 28

Frequency Table

Status Konfirmasi Positif

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PCR Positif 12 30.0 100.0 100.0

Missing System 28 70.0

Total 40 100.0

Tingkat Kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 2 5.0 16.7 16.7

ringan 4 10.0 33.3 50.0

sedang 6 15.0 50.0 100.0

Total 12 30.0 100.0

Missing System 28 70.0

Total 40 100.0

Frequencies

Notes

Output Created 05-Oct-2021 21:21:38

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 40


dfhdbhghg

Missing Value Handling Definition of Missing Lampiran


User-defined missing values 6 as
are treated
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=stts cemas


/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN
MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet0] 

Statistics

Status Konfirmasi Tingkat


Negatif Kecemasan

N Valid 40 40

Missing 0 0

Mean 2.00 1.78

Std. Error of Mean .000 .098

Median 2.00 2.00

Mode 2 2

Std. Deviation .000 .620

Variance .000 .384

Range 0 2

Minimum 2 1

Maximum 2 3

Sum 80 71

Frequency Table
dfhdbhghg

Status Konfirmasi Negatif Lampiran 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PCR Negatif 40 100.0 100.0 100.0

Tingkat Kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 13 32.5 32.5 32.5

ringan 23 57.5 57.5 90.0

sedang 4 10.0 10.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai