Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL

PENERAPAN TERAPI EXPRESSIVE WRITING DALAM MENURUNKAN


STRESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYELESAIKAN
KARYA TULIS ILMIAH
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Diajukan Oleh :
Elisa Wahyu Ananda
20101440118029

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


REPUBLIK INDONESIA
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
DIPLOMA III KEPERAWATAN
2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Elisa Wahyu Ananda

NIM : 20101440118029

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya

tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Mengetahui Semarang, November 2020


Pembimbing Pembuat Pernyataan

Ns. Nanang Khozim A, M.Kep Elisa Wahyu Ananda


NIDN 0610118704 NIM 20101440118029

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Elisa Wahyu Ananda NIM 20101440118029

dengan judul “Penerapan Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan

Stress Pada Mahasiwa yang Sedang Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah”

telah diperiksa dan disetujui untuk disajikan.

Semarang, November 2020

Pembimbing

Ns. Nanang Khozim A, M.Kep


NIDN 0610118704

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Elisa Wahyu Ananda NIM 20101440118029

dengan judul “Penerapan Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan

Stress Pada Mahasiwa yang Sedang Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah”

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 12-24 April 2021.

Dewan Penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota I

Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep Ns. Nanang Khozim A, M.Kep


NIDN 060208770 NIDN 0610118704

Mengetahui
Direktur

Indah Setyawati, S.K.M., M.M


Letnan Kolonel Ckm (K) NRP 1196002818087

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penerapan Terapi

Expressive Writing Dalam Menurunkan Stress Pada Mahasiwa yang Sedang

Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Akper Kesdam

IV/Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa selesainya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini berkat

bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini

ijinkan penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Letnan Kolonel Ckm (K) Indah Setyawati, S.K.M., M.M selaku Direktur

Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang.

2. Ns. Yuni Astuti, M.Kep selaku ketua Prodi Diploma III Keperawatan

Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro Semarang

3. Ns. Nanang Khozim A, M.Kep selaku pembimbing dan peyusun Proposal

Karya Tulis Ilmiah yang selalu memberi arahan kepada penulis selama

penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep selaku penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah

yang telah memberikan motivasi dan arahan kepada penulis.

v
5. Segenap dosen dan staf Akademi Keperawatan Kesdam IV/Diponegoro

Semarang yang telah membantu dalam peyusunan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Bapak, Ibu, Adik, dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan

baik secara moril, spiritual, dan materil, serta tidak lupa mendoakan sehingga

penelitian ini dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman serta sahabat (Hana Putri Setyani, Safitri Nur Wulandari, Aini

Aniyati, Dina Selviana, Afriza Prima Safira) yang senantiasa memberi

semangat, motivasi dan doa untuk menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

8. Blackpink yang dengan lagu-lagunya telah membangkitkan semangat dan

memberi motivasi saya untuk mengerjakan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberi

semangat dalam proses penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini jauh

dari kata sempurna. Segala kritik dan saran yang bermanfaat sangat diharapkan

demi sempurnanya Proposal Karya Tulis Ilmiah agar dapat menjadi wawancara

bagi pihak yang membutuhkan dan semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat bagi segala pihak.

Penulis

Elisa Wahyu Ananda

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................ii

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN..................................................iii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................iv

KATA PENGANTAR.................................................................................v

DAFTAR ISI.............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................6
C. Tujuan Studi Kasus..........................................................................6
D. Manfaat Studi Kasus........................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori Stress.........................................................................8


1. Pengertian Stress..............................................................................8
2. Etiologi Stress..................................................................................8
3. Sumber Stress...................................................................................8
4. Gejala Stress...................................................................................10
5. Tahapan Stress...............................................................................11
6. Tingkat Stress.................................................................................14
7. Dampak Stress...............................................................................15
8. Terapi Penanggulangan Stress.......................................................16
B. Konsep Teori Express Writing

vii
1. Definisi Expressive Writing...........................................................18
2. Pendekatan Dalam Terapi Expressive Writing..............................19
3. Tahapan Pelaksanaan Expressive Writing.....................................21
4. Manfaat Terapi Expressive Writing...............................................23
C. Konsep Teori Karya Tulis Ilmiah
1. Definisi Karya Tulis Ilmiah...........................................................24
2. Karakteristik Karya Tulis Ilmiah...................................................24
3. Struktur Karya Tulis Ilmiah...........................................................25
4. Jenis – Jenis Karya Tulis Ilmiah....................................................26
5. Faktor Penyebab Kesulitan Menulis Ilmiah...................................28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus..................................................................29


B. Subjek Studi Kasus........................................................................29
C. Fokus Studi Kasus..........................................................................30
D. Definisi Oprasional Studi Kasus....................................................30
E. Instrumen Studi Kasus...................................................................31
F. Metode Pengumpulan Data............................................................31
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus......................................................32
H. Analisis Data dan Penyajian Data..................................................32
I. Etika Studi Kasus...........................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................35

LAMPIRAN

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan KTI

Lampiran 2 : Penjelasan Mengikuti Penelitian

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Kuisioner penelitian

Lampiran 5 SOP Pemberian Terapi Expressive Writting

Lampiran 6 Lembar bimbingan

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stress merupakan respon individu terhadap kesulitan dan masalah

akibat perubahan fisik, mental, maupun emosi yang dialaminya yang dapat

menyebabkan tegangan emosi atau fisik. (1) Setiap individu akan memiliki

efek terhadap stres yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada

kemampuan individu mempersepsikan stresor, intensitas terhadap

stimulus, jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama,

lamanya pemaparan stresor, pengalaman masa lalu, dan tingkat

perkembangan.(2) Stres pada individu merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi atau menyebabkan beberapa penyakit pada manusia.

(2)

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi kejadian

stress cukup tinggi dimana hampir dari 350 juta penduduk dunia

mengalami stress dan stress merupakan penyakit yang menduduki

peringkat ke 4 dunia. Studi prevalensi stress dilakukan oleh Health and

Safety Executive di Inggris dengan melibatkan penduduk inggris sebanyak

487.000 orang yang masih produktif dari tahun 2013-2014. (3) Di

Indonesia sendiri pada tahun 2018, Prevalensi penderita gangguan stress

atau depresi sudah mulai terjadi sejak rentang usia remaja (15-24 tahun)

dengan prevalensi sebesar 6,2% .(4) Pola prevalensi depresi atau stress

semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia, tertinggi pada umur

1
75+ tahun sebesar 8,9%, 65 – 74 tahun sebesar 8,0% dan 55-64 tahun

sebesar 6,5%. (5) Berdasarkan data dinas kesejahteraan sosial Provinsi

Jawa Tengah tahun 2015 tercatat 704.000 orang mengalami gangguan

kejiwaan, 608.000 di antaranya mengalami stres dan 96.000 terdiagnosa

menderita kegilaan. Data RSJD Rr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa

Tengah Semarang pada periode 2018 menjabarkan bahwa jumlah pasien

rawat inap sebanyak 7040 orang. Data untuk pasien mengalami stress di

rawat inap sebanyak 195 orang. (6)

Stress merupakan suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap

tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas

kehidupan sehari-hari.(7) Ada pun penyebab stress atau stressor dapat

berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun

sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan

sosial dan lingkungan luar lainnya. Salah satu dampak dari stress yaitu

dampak fisiologis. Secara umum orang yang mengalami stress mengalai

sejumlah gangguan fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening, juga

bisa menderita penyakit yang serius seperti cardiovascular,dan hipertensi.

(7) Stressor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal

atau eksternal. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang,

sedangkan stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau

lingkungan. (8) Stress dapat terjadi karena adanya faktor perkembangan

yang dihadapi orang sehari-hari baik dalam kelompok sebaya, keluarga,

2
sekolah (akademik) maupun pekerjaan. Salah satu stress yang diakibatkan

oleh sekolah adalah pembuatan karya tulis ilmiah.(9)

Karya tulis ilmiah atau riset dapat didefinisikan sebagai suatu usaha

yang sistematik untuk mencari kebenaran yang belum diketahui melalui

metode ilmiah. (10) Proses penulisan karya tulis ilmiah atau riset

sebenarnya mudah, karena dalam proses penulisan tersebut mahasiswa

didampingi oleh dosen pembimbing. Masalah yang dihadapi oleh

mahasiswa dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah atau riset adalah

banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis

menulis, kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang

adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian. Masalah-masalah tersebut

menyebabkan tekanan sehingga menyebabkan adanya stress akademik

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah pada mahasiswa.(9) Adapun

pengertian stress akademik ialah suatu kondisi atau keadaan di mana

terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya

actual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani oleh

berbagai tekanan dan tuntutan. Stress akademik berdampak pada

pemikiran,perilaku, reaksi tubuh, dan perasaan seseorang. Respon yang

muncul dari pemikiran, seperti: kehilangan rasa percaya diri, takut gagal,

sulit berkonsentrai dan cemas. (11) Untuk mencegah timbulnya stress

tersebut diperlukan peran perawat.

3
Peran perawat kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi

dan spesifik. Aspek dari peran tersebut meliputi kemandirian dan

kolaborasi. Adapun peran perawat psikiatri dibagi menjadi 3 bagian yaitu

sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pelaksana pendidikan

keperawatan, sebagai pengelola keperawatan, dan sebagai pelaksana

penelitian.(12) Dalam perannya sebagai pelaksana asuhan keperawatan,

perawat memiliki peran yang sangat penting karena perawat harus

berperan sebagai terapis yang harus merubah perilaku pasien.(13)

Pemberian terapi yang sering digunakan dalam keperawatan jiwa

adalah terapi modalitas. Terapi modalitas ialah terapi utama yang

digunakan dalam proses keperawatan jiwa dengan tujuan mengubah

perilaku maladaptif menjadi perilaku yang adaptif. (14) Terapi modalitas

keperawatan jiwa juga merupakan proses pemulihan individu terhadap

kebiasaan- kebiasaan fisik, mental, sosial, ekonomi, termasuk pekerjaan

menuju suatu kemampuan sebelumnya atau ke tingkat yang

memungkinkan klien dapat hidup wajar di tengah-tengah masyarakat.

(15)Terapi modalitas ini dibagi menjadi beberapa yaitu: terapi individual,

terapi kognitif, terapi keluarga, terapi milleu (lingkungan sosial), terapi

biologis, terapi kelompok,terapi perilaku, dan terapi bermain.(14)

Psikoterapi kognitif yaitu terapi yang dapat mengatasi masalah depresi,

cemas, dan stress karena terapi ini merupakan terapi perefleksian pikiran

dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan. Salah

4
satu terapi yang terdapat dalam psikoterapi kognitif yaitu terapi expressive

writing.(16)

Terapi expressive writing merupakan sebuah proses terapi dengan

menggunakan metode menulis ekspresif untuk mengungkapkan perasaan

emosional dengan tujua mengurangi stress yang dialami individu. Teknik

Expressive Writing termasuk bagian dari terapi ekspresif yang berfokus

pada emosi. Dimana terjadi pelepasan emosi marah melalui teknik

menulis, dimana terdapat proses pelepasan emosi saat menulis, sehingga

individu diharapkan mampu mengekspresikan emosi marah dengan baik

dan tidak berlebihan, serta terjadi perubahan perilaku yang lebih efektif.

(17) Metode tersebut juga dapat membantu memperbaiki kesehatan

mental, menjernihkan pikiran, memperbaiki perilaku, dan menstabilkan

emosi.(18) Terapi Expressive writing dapat bermanfaat untuk membantu

mahasiswa menurunkan stress dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

(17) Berdasarkan hasil penelitian dari Sri Hidayati dan Yessy Paramita

pada tahun 2020 tentang Terapi Expressive Writing Menurunkan Stress

Tugas KTI Pada Mahasiswa, didapatkan hasil rata-rata stress pada

mahasiswa sebesar 21,20 dan menurun setelah dilakukan terapi expressive

writing dengan rata-rata sebesar 13,86. Sehingga dapat disimpulkan

adanya perbedaan yang signifikan stress mahasiswa tingkat akhir, sebelum

dan sesudah diberikan terapi expressive writing. (17)

5
Berdasarkan latarbelakang di atas penulis tertarik untuk membahas

lebih lanjut kasus tersebut di Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

“Penerapan Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan Stress Pada

Mahasiwa yang Sedang Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka fokus masalah yang dapat di

rumuskan adalah “Bagaimana penerapan terapi expressive writing dalam

menurunkan stress tugas KTI pada mahasiswa?”

C. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan penerapan terapi expressive writing dalam

menurunkan stress pada mahasiwa yang sedang menyelesaikan karya tulis

ilmiah.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menurunkan stress pada

mahasiwa yang sedang menyelesaikan karya tulis ilmiah setelah

diberikan intervensi terapi expressive writing.

6
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam menurunkan stress pada mahasiwa yang sedang menyelesaikan

karya tulis ilmiah setelah diberikan intervensi terapi expressive writing.

3. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur

pendidikan kesehatan untuk menurunkan stress stress pada mahasiwa

yang sedang menyelesaikan karya tulis ilmiah setelah diberikan

intervensi terapi expressive writing.

7
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI STRESS

1. Pengertian Stress

Stress adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap tuntutan

yang menyebabkan ketegangan dan menganggu stabilitas

kehidupan sehari-hari.(7) Stress juga merupakan suatu keadaan

tertekan, baik secara fisik maupun fisiologis.(19)

2. Etiologi Stress

Stressor adalah faktor penyebab trauma dalam perkembangan

gangguan stress pasca traumatik. Tetapi tidak setiap orang

mengalami gangguan stress pasca traumatik setelah sesuatu

peristiwa traumatik, walaupun stressor adalah diperlukan. (20)

3. Sumber Stress

Kondisi stress dapat disebabkan oleh berbagai penyebab

atau sumber, dalam istilah yang lebih umum disebut stressor.

Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang

mengakibatkan terjadinya respon stress . (19) Secara umum,

stressor dibagi menjadi 3 yaitu stressor fisik, sosial, dan

psikologis. (7)

8
1. Stressor fisik

Bentuk dari stressor fisik adalah suhu (panas dan dingin),

suara bising, polusi udara, keracunan, obat-obatan (bahan

kimiawi).

2. Stressor sosial

a. Stressor sosial, ekonomi dan politik, isalnya tingkat

inflasi yang tinggi, tidak ada pekerjaan, pajak yang

tinggi, perubahan teknologi yang cepat, kejahatan.

b. Keluarga, misalnya peran seks, iri, cemburu, kematian

anggota keluarga, masalah keuangan, perbedaan gaya

hidup dengan pasangan atau anggota keluarga yang

lain.

c. Jabatan dan karir, misalnya kompetensi dengan teman,

hubungan yang kurang baik dengan atasan atau sejawat,

pelatihan, aturan kerja.

d. Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnya

harapan sosial yang terlalu tinggi, pelayanan yang

buruk, hubungan sosial yang buruk.

3. Stressor psikologis

a. Frustasi

Frustasi adalah tidak tercapainya keinginan atau tujuan

karena ada hambatan.

9
b. Apabila seseorang sering berada dalam keraguan dan

merasa tidak pasti mengenai masa depan atau

pekerjaannya. Atau merasa selalu bingung dan tertekan,

rasa bersalah, perasaan khawatir dan inferior

4. Gejala Stress

Gejala terjadinya stress secara umum terdiri dari 2 gejala :

(7)

a. Gejala fisik

Beberapa bentuk gangguan fisik yang sering muncul

pada stress adalah nyeri dada, diare selama beberapa

hari, sakit kepala, mual, jantung berdebar, lelah, suka

tidur, dan lain-lain.

b. Gejala psikis

Bentuk gangguan psikis yang sering terlihat adalah

cepat marah, ingatan melemah, tak mampu

berkonsentrasi, tidak mampu menyelesaikan tugas,

perilaku impulsive, reaksi berlebihan terhadap hal spele,

daya kemampuan berkurang, tidak mampu santai pada

saat yang tepat, tidak tahan terhadap suara atau

gangguan lain, dan emosi tidak terkendali.

Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan dan tidak dapat

diprediksi, atau yang menentang pandangan kita terhadap

diri sendiri, cenderung dirasakan sebagai stress.

10
5. Tahapan Stress

Dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stress

sebagai berikut.(kons man stress)

a. Stress Tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling

ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan

seperti

a) Semangat bekerja besar, berlebihan ( over acting)

b) Pengelihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya

c) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari

biasanya namun tanpa disaddari cadangan energi

dihabiskan all out) disertai rasa gugup yang

berlebihan pula.

b. Stress Tahap II

Dalam tahapan ini dampak stress yang semula

“menyenangkan” mulai menghilang, dan timbul

keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan

energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak

cukup waktu untuk istirahat. Keluhan-keluhan yang

sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada

stress tahap II adalah sebagai berikut:

a) Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya

merasa segar

11
b) Merasa mudah lelah

c) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman

d) Detakan jantung berdebar-debar

e) Tidak bisa santai

c. Stress Tahap III

Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam

pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan

sebagaimana diuraikan pada stress tahap II di atas,

maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-

keluhan yang semakin nyata dan menganggu, yaitu:

a) Ketegangan orot-otot semakin terasa

b) Perasaan ketidaksenangan dan ketegangan

emosional semakin meningkat

c) Gangguan pola tidur (insomnia)

d. Stress Tahap IV

Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus

memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal

istirahat, maka gejala stress tahap IV akan muncul :

a) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan

dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan

terasa lenih sulit

12
b) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi

kehilangan kemampuan untuk merespons secara

memadai (adequate)

c) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun

d) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang

tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

e. Stress Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan

jatuh dalam stress tahap V dengan hal-hal berikut:

a) Kelalahan fisik dan mental yang semakin mendalam

b) Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjan sehari-

hari yang ringan dan sederhana

c) Timbul perasaan ketakuutan dan kecemasan yang

semangkin meningkat, mudah bingung dan panic

f. Stress Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang

mengalami serangan panic (panic attack) dan perasaan

takut mati. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai

berikut:

a) Debaran jantung teramat keras dan susah bernapas

b) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat

bercucuran

c) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal ringan

13
6. Tingkat Stress

Berdasarkan gejalanya, stress dibagi menjadi tiga tingkat

yaitu : (7)

a. Stress Ringan

Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang

secara teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu

lintas, kritikan dari atasan. Stress ringan biasanya tidak

disertai timbulnya gejala.

b. Stress Sedang

Stress sedang berlangsung lebih lama dari beberapa jam

sampai beberapa hari. Situasi perselisihan yang tidak

terselesaikan dengan rekan; anak yang sakit; atau

ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga merupakan

penyebab stress.

c. Stress Berat

Adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang, seperti

perselisihan perkawinan perkawinan secara terus menerus,

kesulitan financial yang berlangsung lama, berpisah dengan

keluarga. Makin sering dan makin lama situasi stress,

makin tinggiresiko kesehatan yang diitimbulkan. Stress

yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan

untuk menyelesaikan tugas perkembangan.

14
7. Dampak Stress

Stress dapat berpengaruh pada kesehatan dengan dua aspek

yaitu fisik/ biologis (melibatkan materi atau tantangan yang

menggunakan fisik) dan psikologis (melibatkan bagaimana

individu memandang situasi dalam hidupan mereka. (19)

a. Aspek Biologis

Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang

sedang mengalami stress, diantaranya adalah sakit kepala

yang berlebihan, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu

makan, produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.

b. Aspek Psikologis

Ada 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang

sedang mengalami stress, yaitu:

a) Gejala Kognisi

Gangguan daya ingat, perhatian dan konsentrasi yang

berkurang sehingga seseorang tidak focus dalam

melakukan suatu hal, merupakan gejala yang muncul

pada aspek gejala kognisi..

b) Gejala Emosi

Mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap

segala sesuatu, merasa sedih dan depresi merupakan

gejala yang muncul pada aspek gejala emosi.

15
c) Gejala Tingkah Laku

Tingkah laku negative yang muncul ketika sseseorang

mengalami stress pada aspek gejala tingkah laku adalah

mudah menyalahkan orang lain dan mencari kesalahan

orang lain, suka melanggar norma karena tidak bisa

mengontrol perbuatannya dan bersikap tak acuh pada

lingkungan dan suka menunda pekerjaan.

8. Terapi Penanggulangan Stress

Menurut Dadang Hwari, dalam hal terapi pada

gangguan stress, kecemasan, dan depresi dapat diberikan

terapi sebagai berikut: (21)

a. Psikoterapi psikiatri

Bentuk terapi ini adalah menganut asas-asas psikiatri

yang lazim. Tujuan utama jenis terapi ini adalah untuk

memulihkan kepercayaan diti dan memperkuat fungsi

ego.

b. Psikoterapi Keagamaan

Memberikan psikoterapi dari sudut keagamaan dapat

dianjurkan, mengingat bahwa sebagian besar pasien di

Indonesia Beragama. Dalam agama Islam dapat

ditemukan ayat-ayat Qur’an , hadist yang mengandung

tuntunan bagaimana dalam kehidupan di dunia ini

16
manusi bebas dari rasa cemas,tegang, depresi, dan

sebagainya.

c. Psikofarma

Dari berbagai jenis terapi untuk gangguan afektif, maka

terapi psikofarma dengan obat anti depresan merupakan

pilihan utama, baik pada gangguan bipolar atau depresi.

d. Terapi somatik

Terapi somatik yaitu terapi yang memberikan jenis

obat-obatan yang ditujukan kepada keluhan/kelainan

fisik atau organic pasien. Berbagai keluhan terutama

yang didasari oleh sistem saraf otonom dapat muncul

sebagai manifestasi kecemasan atau depresi pada

mereka yang menderita gangguan panik atau phobik.

e. Terapi relaksasi

Jenis terapi ini diberikan kepada pasien yang mudah

disugesti. Metode ini lazimnya dilakukan oleh terapis

yang menggunakan hypnosis. Dengan terapi ini pasien

dilatih untuk melakukan relaksasi

f. Psikoterapi perilaku

Dengan terapi ini dimaksudkan agar pasien berubah

baik sikap ataupun perilaku terhadap objek atau situasi

yang menakutkan. Prinsip yang dilakukan adalah

17
desensitisasi, agar pasien tidak lagi sensitive terhadap

objek tertentu.

g. Psikoterapi kognitif (16)

Psikoterapi kognitif adalah terapi perefleksian pikiran

dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak

menyenangkan. Terapi expressive writting merupakan

salah satu intervensi bentuk psikoterapi kognitif yang

dapat mengatasi masalah depresi,cemas,dan stress,

karena terapi ini merupakan terapi perefleksian pikiran

dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak

menyenangkan. Refleksi ini memfasilitasi individu

untuk merubah kognitifnya, meregulasi emosi menjadi

lebih baik, menjadi sarana kataris, memperoleh energy

baru, mengarahkan perhatian, meredakan tekanan

emosional, serta member kesempatan untuk focus pada

tujuan dan perilakunya

B. KONSEP TEORI TERAPI EXPRESSIVE WRITING

1. Definisi Expressive Writing

Expressive writing treatment merupakan proses terapi

dengan menggunakan metode menulis ekspresif untuk

mengurangi stress yang dialami individu. (18)

18
Expressive writing juga dapat menjadi media terapi apabila kita

merasakan hal-hal yang tidak kita senangi tetapi sulit

membagikannya ke orang lain. (22)

2. Pendekatan dalam Terapi Expressive Writing

Bakie dan Wilhelm menyatakan penjelasan teori menulis

ekspresif dibedakan melalui 2 pendekatan antara lain : (23)

a. Pedekatan Psikoanalisis

Pendekatan psikoanalisis adalah segala perilaku manusia

yang bersumber pada dorongan di dalam alam kesadaran.

Konflik yang tidak terpecahkan, represi, dan kecemasaan

berjalan bersamaan dimana konflik dan kesakitan tidak

dapat diselesaikan pada tahap kesadaran karena ditekan dan

dilupakan pada tahap kesadara. Sehingga untuk

menyelesaikan masalah dapat dilakukan dengan membuka

konflik awal. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada

penelitian ini lebih memfokuskan pada pendekatan

pikoanalisa yang didasarkan pada 2 teori yaitu :(23)

a) Emotional Catharis

Emotional Catharis yaitu melepaskan perasaan

negative. Hasil dari menulis akan memberikan

pengaruh negative dibandingkan pada meringankan

ketegangan emosional dan manfaat kesehatan yang

didapatkan tidak dari berhubungan dengan seberapa

19
banyak emosi negatif dan distress, baik yang tersurat

maupun yang dilaporkan setelah menulis.

b) Emotional Inhibition and Confrontation

Teori emotional inhibition and confrontatiom

menjelaskan bahwa represi pikiran, perasaan atau

perilaku seseorang, khususnya pada hal-hal traumatis

atau menyusahkan yang merupakan suatu bentuk kerja

fisiologis dan psikologis setelah pengungkapan suatu

rahasia. Melalui menulis ekspresif akan mendorong

upaya untuk memiirkan ulang seluruh peristiwa dalam

menghadapi trauma dan membantu mengatasi trauma

b. Pendekatan Behavior

Pendekatan ini didasarkan bahwa tingkah laku dapat

dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah

laku baru dan manusia mempunyai potensi berperilaku baik

atau buruk, tepat atau salah.. Terdapat beberapa teori yang

terkait dengan menulis ekspresif dan termasuk ke dalam

pendekatan behavioral diantaranya : (23)

1. Cognitive Processing

Cognitif processing merupakan potensial yang

menunjukkan bahwa menulis ekspresif dapat mengatur

dan menyusun memori traumatis, sehingga dapat lebih

adaptif terhadap permasalahan yang dihadapi,

20
baik dari diri seniri maupun orang lain. Menulis

ekspresif memberikan manfaat yakni dapat

meningkatkan kapasitas ingatan, yang mencerminkan

peningkatan proses kognitif.

2. Repeated Exposure

Efektivitas pengungkapan dalam waktu lama terletak

fungsi sebagai pengobatan stress pasca trauma. Dengan

menulis rwtang kenngan trauatis secara berulang dapat

menghilangkan respon negative, dengan menulis

espresif akan terjadi pengungkapan negative secara

berulang.

3. Tahapan Pelaksanaan Expressive Writing

Expressive writing dibagi dalam empat tahap yakni :(22)

a. Recognition/Initial write

Merupakan tahap pembuka menuju sesi menulis yang

bertujuan untuk membuka imajinasi, memfokuskan pikiran,

relaksasi dan menghilangkan ketakutan yang mungkin

muncul pada diri klien, serta mengevaluasi kondisi mood

atau konsentrasi klien. Klien diberi kesempatan untuk

menulis bebas kata-kata, atau mengungkapkan hal yang

muncul dalam pikiran tanpa perencanaan dan arahan. Tahap

ini berlangsung selama 6 menit

21
b. Examination/Writing Exercise

Tahap ini bertujuan untuk mengeksplor reaksi klien

terhadap suatu situasi tertentu.. merupakan tahap dimana

proses menulis dilakukan, waktu yang diberikan untuk

menulis bervariasi, 10-30 menit setiap sesi. Setelah menulis

klien diberi kesempatan membaca kembali tulisannya dan

menyempurnakannya. Jumlah pertemuan berkisar 3-5 sesi

secara berturut-turut atau satu kali seminggu.Cakupan topic

tulisan dapat diperluas menjadi peristiwa emosional yang

umum atau peristiwa spesifik. Selain itu topic tidak hanya

berkaitan dengan pengalaman masa lalu, akan tetapi juga

situasi yang sedang dan akan dihadapi di masa mendatang.

c. Juxtaposition/Feedback

Tahapan ini merupakan sarana refleksi yang mendorong

pemerolehan kesadaran baru dan menginspirasi

perilaku,sikap,atau nilai yang baru, serta membuat individu

memperoleh peahaman yang lebih dalam tentang dirinya.

Hal pokok yang digali dalam tahap ini adalah bagaimana

perasaan penulis saat menyelesaikan tugas menulis dan atau

saat membaca.

22
d. Aplication to the self

Pada tahap terakhir ini, klien didorong untuk

mengaplikasikan pengetahuan barunya dalam dunia nyata.

Konselor membantu klien mengintegrasikan apa yang telah

dipelajari selama sesi menulis dengan merefleksikan

kembali apa yang mesti diubah atau diperbaiki dan mana

yang perlu diperyahankan. Selain itu juga dilakkukan

refleksi tentang manfaat menulis bagi klien. Konselor

juga perlu menanyakan apakah klien menggalami ketidak

nyamanan atau bantuan tambahan untuk mengatasi masalah

sebagai akibat dari proses menulis yang mereka ikuti.

4. Manfaat Terapi Expressive Writing

Beberapa manfaat dari expressive writing diantaranya:(18)

a. Meningkatkan pemahaman bagi diri sendiri maupun orang

lain dalam bentuk tulisan dan literature lain

b. Meningkatkan kreativitas, ekspresi, dan harga diri

c. Memperkuat kemampuan komunikasi dan interpersonal

d. Mengekspresikan emosinya untuk menurunkan ketegangan

(katarsis)

e. Meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi

masalah dan beradaptasi.

23
C. KONSEP KARYA TULIS ILMIAH

1. Definisi Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah atau riset dapat didefinisikan sebagai

suatu usaha yang sistematik untuk mencari kebenaran yang

belum diketahui melalui metode ilmiah. (10) Karya tulis ilmiah

merupakan karya manusia yang dituangkan secara tertulis

Dalam mengusung suatu perkembangan ilmu. Karya tulis ini

menandai keberagaman pemikiran manusia dan perkembangan

ilmu pengetahuan. (24)

2. Karakteristik Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah memiliki karakteristik sebagai berikut :(24)

a. Menyajikan fakta

Yaitu berupa fakta umum yang dapat dibuktikan

kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodologi

penulisan yang benar

b. Menyajikan definisi.

Metode penyajian definisi sebagai karakteristik karangan

ilmiah meliputi mtode eksplikasi, analisis,deskripsi,

ilustrasi, perbandingan, analogi, eliminasi, dan etimologi.

c. Menguraikan Masalah

Karangan ilmiah menguraikan permasalahan dengan cara

abstrak, jelas/lengkap, objektif, bernalar, dan konseptual.

24
d. Menerapkan Teori

Karangan ilmiah menerapkan teori-teori yang dapat

dilakukan secara logis, spesifik atau aktual.

e. Membahas, memecahkan, dan menyimpulkan masalah

Dalam karangan ilmiah disajikan pemecahan masalah yang

dilakukan dengan cara deduksi, induksi, atau berproses.

Kelima karakteristik karya tulis ilmiah tersebut dapat

dijadikan sebagai rujukan bagi para penulis dalam

mengungkapkan argument melalui suatu karangan ilmiah.

3. Struktur Karya Tulis Ilmiah

Pada umumnya struktur karangan ilmiah terdiri atas beberapa

bagian, yaitu : (24)

a. Bagian Pendahuluan

Dalam bagian pendahuluan berisi latar belakang maslah

penulisan atau kajian, doleh bagian permasalahan atau

rumusan masalah, dan menyajikan maksud dan tujuan

kajian atau penulisan.

b. Bagian isi

Bagianisi karangan biasanya berupa uraian pengembangan

gagasan utama atau uraian masalah, sajian pengertian atau

definisi, sajian fakta sebagai titik tolak pembahasan, teori-

25
teori yang berkaitan sebagai rujukan, pembahasan masalah

dengan teori dan fakta, serta berupa pemecahan masalah.

c. Bagian penutup

Bagian penutup merupakan simpulan yang harus memagut

gagasan utama yang dituangkan dalam isi karangan.

d. Bagian Referensial

Dalam bagian ini berisi bibliografi atau daftar kepustakaan

e. Biografi penulis

Bagian ini berisi biodata penulis karangan ilmiah.

4. Jenis – Jenis Karya Tulis Ilmiah

Jenis karya tulis ilmiah sangat beragam, yaitu diantaranya : (24)

a. Artikel

Artikel merupakan karangan ilmiah yang sudah dikemas

dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

para pembaca dalam lingkup yang lebih luas. Biasanya

disajikan untuk media cetak, seperti surat kabar atau

majalah.

b. Makalah

Makalah merupakan jenis karangan ilmiah paling populer.

Makalah yang ditulis merupakan refleksi dalam

melaksanakan studi bidang tertentu berdasarkan prespektif

tertentu pula.

26
c. Laporan ilmiah

Laporan ilmiah merupakan jenis karya tulis ilmiah yang

mendiskripsikan argument ilmiah berdasarkan suatu

penelitian atau kajian. Jenis laporan ilmiah ini terdiri dari

laporan penelitian, baik penelitian lapangan, maupun kajian

pustaka, dan laporan kajian buku, serta penyelesaian studi.

d. Skripsi

Skripsi merupakan jenis tulisan ilmiah yang disusun untuk

kepentingan penyelesaian studi pada jenjang strata satu

(sarjana)

e. Tesis

Tesis merupakan penyelesaian studi pada jenjang strata dua

9magister). Perbedaannya dengan skripsi, bukan pada

persoalan jumlah variable penelitian yang akan diteliti

melainkan pada tingkat kedalaman kajian.

f. Disertasi

Disertasi merupakan jenis tulisan ilmiah yang disusun

untuk kepentingan penyelesaian strata tiga 9doktor(.

Disertasi merupakan bentuk karangan ilmiah yang memiliki

derajat keilmiahan paling tinggi. Dari sinilah terlahir

sebuah teori, temuan atau model baru dalam bidang ilmu

yang ditekuni.

27
5. Faktor Penyebab Kesulitan Menulis Ilmiah

Selama ini banyak mahasiswa yang sering merasa kesulitan

dalam menetapkan ide dasar untuk dijadikan focus bahasan dan

menuliskannya sebagai dokumen karya tulis ilmiah. Faktor

kesulitan ini diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya

masalah intelektual yang merefleksikan dalam karya tulis

ilmiah. Faktor penyebab kesulitan tersebut antara lain: (25)

a. Lemahnya kemampuan dasar mahasiswa dalam

membangun konstruksi pengetahuan yang sesuai dengan

dasar-dasar filsafat ilmu.

b. Tidak lengkapnya pedoman penulisan ilmiah dalam

menjelaskan cara penulisan ilmiah yang sesuai dengan

hokum pengetahuan dalam dimensi epistemology,

ontology, dan aksiologi

c. Kurang memahami dasar-dasar filsafat ilmu dan

kognitivisme

d. Lemahnya mahasiswa dalam dimensi metodologi riset

e. Kurangnya membaca buku yang relevan dengan pokok

bagasan (scientific exploration).

28
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Pada karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi diskriptif

dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Penelitian diskriptif

bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

penting yang terjadi pada masa kini. Diskripsi peristiwa dilakukan secara

sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan.

Hasil penelitian diskriptif sering digunakan atau dilanjutkan dengan

melakukan penelitian analitik (26).

Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan terapi

expressive writing dalam menurunkan stress tugas KTI pada mahasiswa.

B. Subjek Studi Kasus

Subyek dalam kasus ini adalah 2 orang mahasiswa yang memenuhi kriteria

inklusif dan kriteria eklusif. Responden pada penelitian ini dirumuskan

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria inklusif subjek studi kasus sebagai berikut :

a. Mahasiswa aktif keperawatan tingkat akhir yang sedang

menyusun karya tulis ilmiah (usia 20-22 tahun)

b. Mahasiswa yang mengalami stress ringan sampai sangat berat

c. Bersedia menjadi responden dengan mengisi lembar inform

consent

29
2. Kriteria eksklusif subjek studi kasus sebagai berikut:

a. Mahasiswa yang sedang aktif menjalani perkuliahan di kelas

b. Sedang tidak dalam pengaruh obat-obatan

C. Fokus Studi Kasus

Fokus utama dari masalah yang akan dijadikan fokus utama dari

subjek ini adalah penurunan stress pada mahasiswa setelah diberikan

intervensi terapi expressive writing dalam menurunkan stress tugas KTI

pada mahasiswa.

D. Definisi Oprasional Studi Kasus

a. Stress adalah suatu reaksi atau respon tubuh yang timbul akibat

adanya tekanan dan tuntutan dalam kehidupan.

b. Expressive writing treatment merupakan proses terapi dengan

menggunakan metode menulis ekspresif untuk mengurangi stress yang

dialami individu.

c. Karya tulis ilmiah atau riset dapat didefinisikan sebagai suatu usaha

yang sistematik untuk mencari kebenaran yang belum diketahui

melalui metode ilmiah.

30
E. Instrumen Studi Kasus

Pada studi kasus ini instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data

menggunakan lembar kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS

42). Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 adalah kuesioner 42 item

yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi,

kecemasan,dan stress yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang menilai

tentang skala stress yang sensitive terhadap tingkat kronis non –spesifik

seperti menilai kesulitan santai, gairah saraf, dan yang mudah

marah/gelisah. Mudah tersinggung/ over-reaktif, dan tidak sabar. Adapun

alat yang digunakan yaitu bolpen serta kertas sebagai media menulis.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian ini alat yang digunakan dalam pengumpulan data

menggunakan instrument lembar kuesinoner Depression Anxiety Stress

Scales (DASS 42) untuk mengukur tingkat stress. langkah-langkah

pengumpulan data:

a. Mencari subjek kasus/klien sebanyak 2 orang yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Setelah mendapatkan klien, peneliti memberikan penjelasan tentang

terapi expressive writing kepada klien mengenai kesanggupannya

menjadi responden dalam penelitian.

c. Beri waktu responden untuk memikirkan dalam kesanggupannya

menjadi responden.

31
d. Setelah klien mau menjadi responden, kemudian minta tanda tangan

dalam lembar informed concent.

e. Persetujuan sudah didapatkan kemudian dilanjutkan dengan

melakukan pengisian pada lembar observasi untuk mendapatkan data.

f. Responden wajib mengisi kuesioner DASS 42 sebelum dan sesudah

melakukan terapi expressive writing selama 4 hari dengan waktu 30

menit kepada klien dengan gangguan stress karena tugas akhir.

g. Setelah melakukan tindakan terpi expressive writing, maka klien

diobservasi untuk mengetahui pengaruh terapi expressive writing.

h. Data yang didapatkan yaitu kuesioner dan hasil tulisan setelah

dilakukannya terapi expressive writing, kemudian data tersebut direkap

untuk dijadikan pembuktian telah dilakukannya penerapan terapi

expressive writing dalam menurunkan stress tugas KTI pada

mahasiswa.

G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Studi kasus akan dilaksanakan di Akper Kesdam IV/Diponegoro

Semarang selama 4 hari dimulai pada tanggal 5-8 Januari 2020

H. Analisis Data Dan Penyajian Data

a. Analisa Data

Menganalisa hasil pengisian kuesioner Depression Anxiety Stress

Scales (DASS 42) dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi >34.

32
Jumlah skor >34 dinyatakan mengalami tingkat stress yang sangat

parah, skor 26-33 mengalami tingkat stress yang parah, skor 19-25

mengalami tingkat stress ringan, skor 15-18 mengalami tingkat stress

yang ringan, dan skor 0-14 mengalami tingkat stress yang normal.

b. Penyajian Data

Data akan disajikan melalui deskripsi dan tabel tentang perbandingan

tingkat stress subyek studi kasus I dan subyek studi kasus II sebelum

dan sesudah penerapan terapi expressive writting.

I. Etika Studi Kasus

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti antara lain:(27)

a. Plagialisme

Tindakan mengutip ide orang lain tanpa mengakui menyebutkan

sumbernya. Merupakan dosa terbesar dalam dunia akademik.

b. Manipulasi penelitian

Meliputi tindakan peneliti yang memalsukan, mengarang, atau

menciptakan data sendiri sesuai dengan keinginan peneliti. Atau

melaporkan sedain studi yang tidak sesuai dengan kenyataan ybs.

c. Identitas pribadi dari pelaku/objek penelitian

Identitas pribadi pelaku pada objek yang diteliti perlu dirahasiakan

demi melindungi karier, pergaulan, privasi maupun status sosial ybs.

d. Akses objek penelitian

33
Jika objek yang diteliti menyangkut propesti pribadi, maka izin dari

pemilik properti diperlukan demi menghormati hak milik orang lain.

e. Independensi penelitian

Peneliti harus menjaga independensinya sebagai wujud

pertanggungjawaban profesionalnya.

f. Pelecehan terhadap pelaku dari objek penelitian

Peneliti harus dapat menghindari pelecehan, baik disengaja maupun

tidak terhadap pelaku dari objek yang diteliti.

34
DAFTAR PUSTAKA

.1. Videbeck, Sheila L. Psychiatric Mental Health Nursing. 5th ed. New York:

Wolters Kluwer; 2011.

2. Eko B, Tuti A. Analisis Manajemen Stress Berbasis Aplikasi Smartphone

untuk Meningkatkan Koping Adaptif dalam Asuhan Keperawatan Jiwa :

Literature Review. keperawatan. 2017;

3. (WHO) WHO. No Title. 2018.

4. Kementrian, Kesehatan, Republik, Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2018.

Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.,

Kesehatan RD. Rikesdas dalam Angka Indonesia Tahun 2013. 2013.

6. Data Pasien Gangguan Stress,Depresi Rawat Inap. RSJD Amino

Gondohutomo. Jawa Tengah; Semarang; 2018.

7. Priyoto. KONSEP MANAJEMEN STRESS. Yogyakarta: Nuha Medika;

2014.

8. Hermien Nugraheni TW. Kesehatan Masyarakat Dalam Determinan Sosial

Budaya. Yogyakarta: CV Budi Utama; 2018.

9. Nyoman N, Larasanti D, Wakhid A, Susilo T. Gambaran tingkat stres

mahasiswa dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah di akademi

keperawatan ngudi waluyo ungaran. 2015;57–65.

10. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. 2nd ed. Jakarta: Salemba Medika; 2011.

11. Mufadhal B, Ifdil, Nikmarijal. Konsep Stress Akademik Siswa. konseling

35
dan Pendidik. 2017;5.

12. Dalami, Ermawati. Konsep Dasar Kesehatan Jiwa. Jakarta: TIM; 2010.

13. Nurhalimah N. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : KEPERAWATAN

JIWA. Jakarta: Kemenkes RI. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia

Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan; 2016.

14. Prabowo, Eko. Konsep dan Aplikasi : Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta:

Nuha Medika; 2014.

15. Sarka A, Sri H. Terapi Modalitas : Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:

ECG; 2011.

16. Kusuma DN, Angga S, Sunarko. Pengaruh Expressive Writting Teraphy

Terhadap Penurunan Depresi, Cemas, dan Stress Pada Remaja.

keperawatan. 2018;

17. Hidayati S, Paramita Y. Terapi Expressive Writing Menurunkan Stres

Tugas Kti Pada Mahasiswa. 2020;1(1):1–9.

18. Yukaristia. Literasi: Solusi Terbaik Mengatasi Problematika Sosial di

Indonesia. Sukabumi: CV Jejak, IKAPI; 2019.

19. Nixson M. Terapi Reminiscence. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2016.

20. Prabowo E. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika;

2014.

21. Jamall. Sebab dan Akibat Stress, Depresi dan Kecemasan Serta

Penanggulangannya. 2015;3.

22. Psikologi PPT dan K. EXPRESSIVE WRITING FOR YOUR SOUL.

36
universitas Sananta Dharma [Internet]. 2020; Available from:

https://usd.ac.id/pusat/p2tkp/expressive-writting-for-your-soul/

23. Ida PA. Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Terapi Menulis

Ekspresif Dalam Pengungkapan Diri (Self Disclosure) untuk Mengatasi

Ansietas Pada ODHA di Yayasan Kesehatan Bali. Politeknik Kesehatan

Kemenkes Drnpasar; 2018.

24. Suhreli K. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA; 2012.

25. Avip S. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (The

Fundamental of Scientic Writting). Jakarta: PT. Grasindo; 2015.

26. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

Edisi 3. 3rd ed. Jakarta: Salemba Medika; 2014.

27. Abd N, Abdul M, M.E I. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan:

Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.

37
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN

Nama : Elisa Wahyu Ananda

NIM : 20101440118029

Judul Penelitian : Penerapan Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan

Stress Pada Mahasiwa yang Sedang Menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah

Dosen Pembimbing : Ns. Nanang Khozim A, M.Kep

Tanggal Kegiatan
7-19 September 2020 Peminatan KTI
21 September-21 November 2020 Penyusunan Proposal KTI
5 Oktober-9 Oktober 2020 Pengumpulan Judul Proposal KTI ke BAAK
23-25 November 2020 Pengumpulan Proposal
26 November-19 Desember 2020 Ujian Proposal KTI
11-26 Januari 2021 Perbaikan Proposal KTI
27-29 Januari 2021 Pengumpulam Perbaikan Proposal KTI ke BAAK
12-24 April 2021 Pengambilan Kasus KTI
26 April- 8 Mei 2021 Penyusunan Laporan Akhir KTI
10-22 Mei 2021 Pengumpulan Berkas Ujian KTI
24 Mei-5 Juni 2021 Ujian Akhir KTI
11 Juni 2021 Yudisium KTI
26 Juni 2021 Pemberkasan Akhir KTI

Lampiran 2

38
PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Akper Kesdam IV/Diponegoro Program


Studi Diploma III Keperawatan Semarang, dengan ini meminta anda untuk
berpartisipapsi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “Penerapan
Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan Stress Pada Mahasiwa yang
Sedang Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah”.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk menerapkan Penerapan
Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan Stress Pada Mahasiwa yang
Sedang Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah . Penelitian ini akan berlangsung
selama 12-24 April 2021.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara pengisian kuesioner sebelum
dan sesudah dilakukan terapi yang akan berlangsung lebih kurang 5 - 20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu
khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang
diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang anda sampaikan akan
tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 085786599813.

Peneliti

Elisa Wahyu Ananda

Lampiran 3

39
INFORMED CONCENT
(Penjelasan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian

yang akan dilakukan oleh Elisa Wahyu Ananda dengan judul “Penerapan

Terapi Expressive Writing Dalam Menurunkan Stress Pada Mahasiwa

yang Sedang Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya

menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan

sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Semarang, November 2020

Saksi Yang memberi persetujuan

........... .............................

Semarang, November 2020

Peneliti

Elisa Wahyu Ananda

20101440118029

Lampiran 4

40
Kuesioner Penelitian

Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42)

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Keterangan :

0 : Tidak ada atau tidak pernah

1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang

2 : Sering

3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hamper setiap saat.

No Aspek Penilaian 0 1 2 3
.
1. Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2. Mulut terasa kering
3. Tidak dapat melihat hal yang positif dari
suatu kejadian
4. Merasakan gangguan dalam bernapas (napas
cepat, sulit bernapas)
5. Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk
melakukan suatu kegiatan
6. Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
7. Kelemahan pada anggota tubuh
8. Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
9. Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi
namun bisa lega jika hal/situasi itu berakhir
10. Pesimis
11. Mudah merasa kesal
12. Merasa banyak menghabiskan energy karena

41
cemas
13. Merasa sedih dan depresi
14. Tidak sabaran
15. Kelelahan
16. Kehilangan minat pada banyak hal (missal ;
makan, ambulasi, sosialisasi)
17. Merasa diri tidak layak
18. Mudah tersinggung
19. Berkeringat (missal : tangan berkeringat)
tanpa stimulasi oleh cuaca maupun latihan
fisik
20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21. Merasa hidup tidak berharga
22. Sulit untuk beristirahat
23. Kesulitan dalam menelan
24. Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya
lakukan
25. Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi
tanpa stimulasi oleh latihan fisik
26. Merasa hilang harapan dan putus asa
27. Mudah marah
28. Mudah panic
29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang
menganggu
30. Takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang
tidak bisa dilakukan
31. Sulit untuk antusias pada banyak hal
32. Sulit mentoleransi gangguan-gangguan
terhadap hal yang sedang dilakukan
33. Berada pada keadaan tegang
34. Merasa tidak berharga
35. Tidak dapat memaklumi apapun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal
yang sedang anda lakukan
36. Ketakutan
37. Tidak ada harapan untuk masa depan
38. Merasa hidup tidak berarti
39. Mudah gelisah
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda
mungkin menjadi panic dan mempermalukan

42
diri sendiri
41. Gemetar
42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu

 Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42.
 Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41.
 Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.

Tingkat Depresi Kecemasan Stress


Normal 0–9 0–7 0 – 14
Ringan 10 – 13 8–9 15 -18
Sedang 14 – 20 10 – 14 19 – 25
Berat 21 – 27 15 – 19 26 – 33
Sangat berat > 28 > 20 > 34

Lampiran 5

JUDUL SOP :

Terapi Expressive Writing Untuk


Menurunkan Stress Pada Mahasiwa yang
Sedang Menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah

NO NO HALAMAN
DOKUME REVISI
N
TANGAL DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR
TERBIT
TETAP

1 PENGERTIAN Menulis pengalaman emosional dapat


diartikan dengan melahirkan pikiran atau

43
perasaan yang pernah dialami yang
menyentuh perasaan dengan tulisan
2 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengeruh terapi
express writting untuk menurunkan stres
pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan
karya tulis ilmiah.
2. Membantu untuk merasa lebih rileks
dan menurunkan stres
3. Responden dapat mengekspresikan
perasaan lewat terapi expressive writting.
3 ALAT Kuesioner DASS 42
4 PROSEDUR PERSIAPAN
1. Memberi salam
2. Perkenalkan diri
3. Sampaikan maksud dan tujuan
4. Alat
 Kertas HVS
 Alat tulis (bolpoint)
 Bila diinginkan, dapat juga dilakukan
sambil mendengarkan musik ringan
5. Lingkungan
 Atur lingkungan senyaman dan
setenang mungkin agar klien mudah
berkonsentrasi

PELAKSANAAN

Tahap Recognition/Initial Write


6. Instruksikan klien untuk duduk
dengan tenang dan rileks

44
“ Duduklah dengan tenang dalam waktu
beberapa menit “
7. Instruksikan klien untuk
memfokuskan pikiran dan membayangkan
apa saja hal yang muncul di fikirannya
8. Anjurkan klien menuliskan kata-kata
atau frasa apasaja yang muncul di pikirannya
9. Bantu klien lebih rileks lagi
(rilekskan pikiran dengan latihan nafas
dalam, gerakan sederhana, atau memutar
instrument)
10. Beri waktu klien untuk merilekskan
kurang lebih selama 6 menit

Tahap Examiniation/writing exercise


11. Instruksikan klien untuk memulai
menulis pengalaman emosionalnya ( tulisan
dapat berupa peristiwa emosional, peristiwa
masa lalu, maupun peristiwa yang
mendatang ).
Contoh kalimat instruksi
“cobalah untuk membayangkan pengalaman
yang paling menyentuh emosi atau perasaan
dalam kehidupan anda (ditunggu selama
kurang lebih tiga menit)
Kembalilah pada ingatan tersebut secara
jelas dan sepenuh-penuhnya yang bisa anda
lakukan. Gambarkan semua detail di sekitar
anda seperti cahaya, suara-suara, dan bau-
bauan. Bawalah ke dalam fantasia tau
bayangan sebanyak mungkin. Sekarang saya

45
ingin anda melihat ke dalam diri anda
secara mendalam dan sungguh-sungguh
untuk sebisa mungkin secara intensif
mengalami perasaanpperasaan anda yang
berhubungan dengan peristiwa tersebut.
Sekarang selama 30 menit saya ingin anda
menjelajagi perasaaan-perasaan terdalam
yang berhubungan denganpengalaman
emosional tersebut dengan menuliskan ke
atas kertas yang ada di depan anda.
Gambarkan senyata dan sepenuh mungkin
semua pikiran dan perasaan yang anda
punya ketika anda membayangkan peristiwa
tersebut. Selama anda menulis, masuklah ke
dalam lagi. Jangan memnulis tentang emosi
anda secara umum, tapi tentang bagaimana
anda bereaksi secara emosional terhadap
peristiwa khusus tersebut. Deskripsikan
pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan
tersebut sedetail mungkin. Semua tulisan
anda akan dirahasiakan. Jangan takut salah
ejaaan, susunan kalimat, atau tata bahasa.
Aturan satu-satunya adalah sekali anda
mulai menulis, terus menerus lakukan itu
sampai watu anda habis.”
12. Beri waktu selama 10-30 menit untuk
klien menulis
13. Menjelang akhir waktu, anjurkan
klien membaca kembali tulisannya (klien
dapat mengoreksi, ataupun
menyempurnakan).

46
Tahap Juxtaposition/Feedback
14. Anjurkan klien membaca kembali
tulisannya bila perlu disempurnakan dan
didiskusikan dengan orang terdekat
15. Tanyakan perasaan klien setelah
selesai sesi menulis

Tahap Aplication to the self


16. Tanyakan perasaan klien setelah sesi
menulis

Perhatian :

17. Untuk mencapai hasil yang optimal


dibutuhkan konsentrasi yang penuh
18. Selama terapi, usahakan tetap
menulis sampai waktu yang disediakan
habis.
19. Lakukan prosedur ini minimal 3 sesi

5 TERMINASI Ucapkan salam

6 EVALUASI Mencatat tindakan yang sudah dilakukan,


tanggal dan jam pelaksanaan.

47
48

Anda mungkin juga menyukai