Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL DI RUANG SRIKANDI

RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

DISUSUN OLEH :

DIAN AYU FRADILA MILENIA

20101440117021

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/ DIPONEGORO

2019
PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISI

Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (JNPK-KR, 2015).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2015).
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar
uterus melalui vagina ke dunia luar.Proses tersebut dapat dikatakan normal atau spontan jika
bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan
alat-alat atau pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013).
Kontraksi adalah salah satu kekuatan pada ibu inpartu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin kebawah (Angraeni & Hidayah, 2012).
Upaya yang paling sering dilakukan untuk meningktakan kontraksi pada kala II
persalinan adalah rangsangan puting susu, ibu atau pasangannya menggososk satu atau kedua
puting susu karena akan meningkatkan kontraksi uterus dengan rangsangan oksitosin alamiah
(Anggraeni & Hidayah, 2012).

B. ETIOLOGI

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas.


Terdapat beberapa teori antara lain:

1. Teori Distensi Rahim


Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot – ototrahim,
sehingga mengganggu sirkulasi utero – plasenter.
2. Teori Plasenta Menjadi Tua
Akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesteron yang
menyebabkankekejangan pembuluh darah sehingga timbulnya kontraksi rahim.
3. Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, di mana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif
terhadap oksitosin,akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
progesteron tertentu.
4. Teori Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahankeseimbangan
estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehinggasering
terjadi kontraksi / Braxton Hick. Meningkatnya konsentrasi oksitosin
dapatmeningkatkan aktivitas kontraksi rahim, sehingga persalinan dapat mulai.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,
yangdikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkankontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin
dianggap dapatmerupakan pemicu terjadinya persalinan.
6. Teori Iritasi Mekanik 
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bilaganglion
ini digeser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.Selain itu partus
juga dapat ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalisdengan tujuan merangsang fleksus Frankenhauser.
b. Amniotomi : pemecahan ketuban.
c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

(Manuaba, 2014; 158 – 159)

C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi.Dengan adanya
kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan
pembukaan servik.  Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin,
rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi.
Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa
nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding
menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat
invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi.

D. MANIFESTASI KLINIK
Tanda-tanda Persalinan akan terjadi, maka menunjukkan tanda khusus bahwa
persalinan sudah dekat yaitu :
1. Terjadi lightening
Menjelang kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi mulai masuk PAP yang disebabkan oleh :

a. Adanya kontraksi uterus Braxton Hick


b. Ketegangan dinding perut
c. Ketegangan ligamen rotundum
d. Gaya berat janin dimana kepala ada di bawah.

Semua ini dirasakan oleh ibu dengan rasa sesak berkurang, bagian bawah rasa berat, terjadi
kesulitan berjalan dan sering kencing.

2. Terjadi his palsu / pendahuluan


Makin tuanya kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang
sehingga menimbulkan kontraksi lebih sering yang disebut his palsu, sifatnya :

a. Pasien nyeri ringan di perut bagian bawah


b. Datangnya tidak teratur dan durasinya lebih pendek
c. Tidak bertambah bila beraktivitas

Gejala-gejala Persalinan :

1. Adanya his (kontraksi rahim) : Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin
pendek dan sifatnya hilang timbul, his dirasakan dari perut bagian bawah menjalar ke
pinggang dan berpengaruh terhadap pembukaan servik.
2. Pengeluaran lendir dan darah : Adanya his terjadi perubahan servik berupa
pendataran, penipisan dan pembukaan sehingga timbul perdarahan akibat kapiler yang
pecah, tanda ini disebut Bloody Show.
3. Adanya ketuban pecah : Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24
jam.
4. Adanya perubahan servik : servik makin lunak, penipisan dan pembukaan.

E. PATHWAY
F. KOMPLIKASI

I. Komplikasi kala I dan Kala II


a. Persalinan Macet (Partus Tidak Maju)
Secara umum,penyebab persalinan yang macet kondisi tulang panggul
si ibu yang terlampaui sempit dan menyebabkan bayi susah untuk
lahir.Persalinan macet inijuga bisa disebabkan oleh gangguan beberapa
penyakit yang menyebabkan kepayahan mengeluarkan kepala bayi saat
persalinan.Hal lain yang membuat proses persalinan macet adalah faktor usia
sang ibu,paritas,konsistensi mulut rahim,berat badan sang janin,gizi ibu,psikisi
ibu dan penyakit jantung semisal anemia.
Jika proses persalinan berlangsung sangat lama,dokter mungkin akan
memberikan cairan intravena untu membantumencegah dehidrasi.Jika rahim
tidak cukup untuk berkontraksi,Dokter akan memberikan oxytocin,obat yang
dapat mendorong kontraksi lebih kuat.Dan jika leher rahim berhenti melebar
padahal kontraksi yang lebih kuat.Dan jika leher rahim berhenti melebar
padahal kontraksi rahim sudah menguat,operasi cesar mungkin harus
dilakukan.
b. Distosia
Distosia adalah keterlambatan ataua kesulitan persalinan,Dapat disebabkan
kelainan tenaga,kelainan letak,dan bentuk janin serta kelainan janin lahir.
1.) Distosia karena kelainan tenaga/HIS
i. HIS Hipotonic/Intersia Uteri
ii. HIS Hipertonic
iii. HIS yang tidak terkoordinasi
2.) Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin
3.) Distosia Karen Jalan Lahir.
II. Komplikasi Kala III dan IV
a. Atonia Uteri (Relaksasi otot uterus )
b. Retensio Plasentae
c. Emboli air ketuban
G. DATA PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada saat ibu hamil akan melakukan
persalinan ialah sebagai berikut
1. Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan urine protein (Albumin) : Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan
preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
 Pemeriksaan urin gula : Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
 Pemeriksaan darah

2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin,
plasenta dan uterus.

3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut
disebut fungtum maksimum.

4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)


Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada
kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada
saat yang sama

H.     ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I (fase aktif)
a. Pengkajian
1. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
3.  Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5. Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1)      Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi.
2)      Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.
3)      Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
4)      Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas gastrik.
5)      Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran darah
c.    Intervensi

N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan         Kaji derajat
dengan tekanan mekanik dari keperawatan ketidaknyamanan secara
bagian presentasi. selama…..,diharapkan nyeri verbal dan nonverbal    
         Pantau dilatasi servik
terkontrol dengan criteria
hasil:         Pantau tanda vital dan DJJ
o  TTV dbn         Bantu penggunaan teknik
o  Pasien dapat pernapasan dan relaksasi
mendemonstrasikan kontrol        Bantu tindakan
nyeri kenyamanan spt.
        Gosok punggung, kaki
        Anjurkan pasien berkemih
1-2 jam
        Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic
        Dukung keputusan klien
menggunakan obat-
obatan/tidak
        Berikan  lingkungan yang
tenang
2.         Palpasi di atas simpisis
Perubahan eliminasi urin b/d Setelah dilakukan asuhan
perubahan masukan dan keperawatan pubis
kompresi mekanik kandung selama….,diharapkan         Monitor  masukan dan
kemih. eliminasi urine pasien haluaran
normal dengan criteria         Anjurkan upaya berkemih
hasil: sedikitnya 1-2 jam
o   Cairan seimbang         Posisikan klien tegak dan
o   Berkemih teratur cucurkan air hangat di atas
perineum
        Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
        Kaji kekeringan kulit dan
membrane mukosa

3. Risiko tinggi         Tentukan pemahaman dan


terhadap Setelah dilakukan asuhan
koping individu tidak efektif keperawatan harapan terhadap proses
b/d krisis situasi. selama….,diharapkan persalinan
koping pasien         Anjurkan mengungkapkan
efektif
dengan criteria hasil: perasaan
o  Pasien         Beri anjuran kuat terhadap
dapat
mengungkapkan peraannya mekanisme koping positif
dan bantu relaksasi 

4. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan         Pantau aktivitas uterus
maternal b/d efek obat- keperawatan secara manual
obatan pertambahan         Lakukan tirah baring saat
selama….,diharapkan cidera
mobilitas   gastrik. terkontrol dengan criteria persalinan menjadi intensif
hasil:         Hindari meninggikan
o  TTV dbn klien tanpa perhatian
o  Aktivitas uterus baik         Tempatkan klien pada
o  Posisi pasien nyaman posisi tegak, miring ke kiri
        Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
        Pantau suhu dan nadi
        Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)

5. Risiko tinggi         Kaji adanya kondisi yang


terhadap Setelah asuhan keperawatan
kerusakan gas janin b/d selama….,diharapkan janin menurunkan situasi uteri
perubahan suplay oksigen dalam kondisi baik dengan plasenta
dan aliran darah criteria hasil:         Pantau DJJ dengan segera
o   DJJ dbn bila pecah ketuban 
o   Presentasi kepala (+)         Instuksikan untuk tirah
o   Kontraksi uterus teratur baring bila presentasi tidak
masuk pelvis
        Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
        Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

  
           2.      KALA II
a.    Pengkajian
1)         Aktivitas/ istirahat
-          Melaporkan kelelahan
-          Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
-          Lingkaran hitam di bawah mata
2)         Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3)         Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4)         Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5)         Nyeri / ketidaknyamanan
-          Dapat merintih / menangis selama kontraksi
-          Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
-          Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
-           Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6)         Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7)         Seksualitas
-          Servik dilatasi penuh (10 cm)
-          Peningkatan perdarahan pervagina
-          Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
-          Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b.   Diagnosa Keperawatan
1)         Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2)         Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3)         Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik
c.    Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan Setelah dilakukan asuhan      Identifikasi derajat
mekanis pada bagian keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama….,diharapkan nyeri      Berikan tanda/ tindakan
terkontrol dengan criteria kenyamanan seperti
hasil: perawatan kulit, mulut,
o  TTV dbn perineal dan alat-alat tahun
o  Pasien dapat yang kering
mendemostrasikan nafas      Bantu pasien memilih
dalam dan teknik mengejan posisi yang nyaman untuk
mengedan
       Pantau tanda vital ibu dan
DJJ
      Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi

2. Perubahan curah jantung b/d Setelah dilakukan asuhan      Pantau tekanan darah dan
fluktasi aliran balik vena keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
selama…..,diharapkan       Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler inhalasi dan ekhalasi selama
pasien membaik dengan upaya mengedan
criteria hasil:       Anjurkan klien / pasangan
o  TD dan nadi dbn memilih posisi persalinan
o  Suplay O2 tersedia yang mengoptimalkan
sirkulasi

3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan      Bantu klien dan pasangan


kerusakan integritas kulit b/d selama….,diharapkan pada posisi tepat
pada interaksi hipertonik integritas kulit terkontrol      Bantu klien sesuai
dengan criteria hasil: kebutuhan
o  Luka perineum tertutup       Kolaborasi epiostomi
(epiostomi) garis tengah atau medic
lateral
      Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi

           3.      KALA III
a.    Pengkajian
1)      Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2)      Sirkulasi
-          Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal    dengan cepat
-          Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
-          Nadi melambat
3)      Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4)      Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5)       Seksualitas
-          Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
-          Tali pusat memanjang pada muara vagina
b.   Diagnosa Keperawatan
1)      Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral, muntah.
2)      Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3)      Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan    Instruksikan klien untuk
kekurangan volume cairan keperawatan mendorong pada kontraksi
b/d kurang masukan oral, selama….,diharapkan     Kaji tanda vital setelah
muntah. cairan seimbang denngan pemberian oksitosin
criteria hasil:     Palpasi uterus
o  TTV dbn     Kaji tanda dan gejala
o  Darah yang keluar ± 200 – shock
300 cc     Massase uterus dengan
perlahan setelah
pengeluaran plasenta
    Kolaborasi pemberian
cairan parentral
2. Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan    Bantu penggunaan teknik
jaringan setelah melahirkan keperawatan pernapasan
selama….,diharapkan nyeri    Berikan kompres es pada
terkontrol dengan criteria perineum setelah
hasil: melahirkan
o  Pasien dapat control nyeri     Ganti pakaian dan liner
basah
    Berikan selimut
penghangat
    Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan    Palpasi fundus uteri dan
maternal b/d posisi selama keperawatan massase dengan perlahan
persalinan selama….,diharapkan     Kaji irama pernafasan
cidera terkontrol dengan    Bersihkan vulva dan
criteria hasil: perineum dengan air dan
o  Plasenta keluar utuh larutan antiseptic
o  TTV dbn     Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
    Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan darah
bayi
    Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

           4.      KALA IV
a.    Pengkajian
1)         Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2)         Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada
respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau
HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-
800 ml untuk kelahiran saesaria
3)         Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4)         Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5)         Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6)         Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7)         Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung
kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8)         Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9)         Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas dan
kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b.   Diagnosa Keperawatan
1)         Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
2)         Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri
3)         Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota leluarga
c.    Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan      Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma,edema keperawatan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik dan selama….,diharapkan nyeri      Beri informasi yang tepat
psikologis, ansietas terkontrol dengan criteria tentang perawatan selama
hasil: periode pascapartum
o   Pasien dapat control nyeri       Lakukan tindakan
kenyamanan
      Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
      Beri analgesic sesuai
kemampuan

2. Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan asuhan      Tempatkan klien pada


volume cairan b/d keperawatan posisi rekumben
kelelahan/ketegangan selama….,diharapkan cairan      Kaji hal yang
miometri simbang dengan criteria memperberat kejadian
hasil: intrapartal
o   TD dbn       Kaji masukan dan
o   Jumlah dan warna lokhea dbn haluaran
      Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
      Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
      Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
      Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
    Kolaborasi pemberian
cairan parentral

3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan      Anjurkan klien untuk


keluarga b/d keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkatan anggota selama…..,diharapkan bayi
keluarga proses keluarga baik dengan      Observasi dan catat
criteria hasil: interaksi bayi
o  Ada kedekatan ibu dengan       Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI, tergantung
pada pilihan klien
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56958/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://www.scribd.com/doc/54943686/Lp-Persalinan-Normal-IsI
https://media.neliti.com/media/publications/236468-asuhan-kebidanan-pada-ibu-
bersalin-denga-9b43377d.pdf

Anda mungkin juga menyukai