Anda di halaman 1dari 91

PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PUNGGUNG PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI

NEGARA) POLDA JATIM

SKRIPSI

Oleh :
RIRIN ESTUNINGSIH
NIM : 202014201007B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKes SATRIA BHAKTI
NGANJUK
2021
PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PUNGGUNG PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI

NEGARA) POLDA JATIM

Disusun Oleh :
RIRIN ESTUNINGSIH
NIM 202014201007B

Telah disetujui tim pembimbing


Pada Tanggal : 12 Januari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Lexy Oktora Wilda.,M.Kep Ns. Oktaffrastya W.S,,M.Kep.


NIDN 0714107801 NIDN 0714098802

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ners
STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Rahayu Budi Utami,S.Kep.Ns.,M.Kes


NIDN 0703127301
PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PUNGGUNG PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI

NEGARA) POLDA JATIM

Disusun Oleh :
RIRIN ESTUNINGSIH
NIM 202014201007B

Telah disetujui Tim Penguji


Dewan Penguji Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Puji Astutik,S.Kep.Ns.M.Kes

Anggota :

Penguji 1. Rahayu Budi Utami,S.Kep.,Ns.,M.Kes

2, Ns. Lexy Oktora Wilda.,M.Kep

3. Ns. Oktaffrastya W.S.,M.Kep.

Mengetahui,
Ketua Program
Studi Pendidikan
Rahayu Budi Utami,S.Kep.Ns.M.Kes
Ners STIKes Satria NIDN : 0703127301
Bhakti Nganjuk
Ketua STIKes
Satria Bhakti dr. Achdyat Premedi M.A.R.S
NIDN : 0704066501
Nganjuk
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Ririn Estuningsih
Nim : 202014201007B
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi berjudul : PENGARUH
STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG PADA
PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA) POLDA JATIM, adalah
betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya peneliti dalam skripsi ini
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan peneliti tidak benar, maka
peneliti bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar dari skripsi
ini

Nganjuk, 12 Januari 2022


Yang membuat pernyataan

(Ririn Estuningsih)
MOTTO

“Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana mana ”


PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :


1. Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk, nikmat kesehatan dan
RidhoNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibundaku Hj.Arumi tersayang yang selalu mendoakan dan memberi
dukugan kepadaku.
3. Suamiku Khoirul Ahmadin, S.H. dan ketiga putra putriku “ Alivia , Naila
dan Rafizky “ tercinta yang selalu sabar memberi semangat dan memberi
dukungan penuh kepadaku
4. Almamaterku yang kubanggakan “ Program Studi Pendidikan Ners
STIKes Satria Bhakti Nganjuk” dan kedua dosen pembimbingku yang
selalu sabar memberi arahan, bimbingan, petunjuk dan nasehat dalam
penyelesaian skripsi ini.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan karunia dan

rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PUNGGUNG PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA)

POLDA JATIM, Dalam penyusunan skripsi ini , peneliti berupaya semaksimal

mungkin dengan standart ilmu pengetahuan dan logika serta prinsip – prinsip

ilmiah yang tidak lepas dari bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak,

sehingga peneliti, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. dr. Achdyat Premedi M.A.R.S selaku Ketua STIKes Satria Bhakti Nganjuk

yang telah memberikan ijin, kesempatan dan arahan kepada peneliti sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Drs.T.Widodo Rahino, S.H., M.H., M.Si. selaku kepala Sekolah Polisi Negara

Polda Jawa Timur yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada

peneliti.

3. dr. Dony Aspriadi, M.M selaku kepala Poliklinik Sekolah Polisi Negara Polda

Jawa Timur yang telah memberikan ijin, kesempatan dan arahan kepada

peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Rahayu Budi Utami, S.Kep.Ns.,M.Kes. selaku Ketua program Studi Ners

sekaligus penguji yang telah memberikan bimbingangan dan kesempatan

untuk menyelesaikan dan perbaikan skripsi ini.


5. Ns. Lexy Oktora Wilda.,M.Kep. selaku pembimbing I yang senantiasa dengan

sabar memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Ns. Oktaffrasta M.S.,M.Kep. selaku pembimbing II yang senantiasa dengan

sabar memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi

ini.

7. Puji Astutik,S.Kep.Ns.M.Kes. selaku ketua penguji yang banyak memberikan

saran, masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf STIKes Satria Bhakti Nganjuk atas

ilmu yang diberikan kepada peneliti.

9. Kedua orangtua saya Hj.Arumi ( Ibu ) dan Alm. Sumandri ( Bapak )serta

saudaraku semua tersayang yang selalu mendoakan dan memberi semangat

selama ini

10. Khoirul Ahmadin, S.H ( Suami ) dan ketiga putra putriku ( Alivia, Naila &

Rafizky ) tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan penuh, memberi

semangat dan pengertiannya dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

11. Rekan – rekan mahasiswa mahasiswi alih jenjang program studi ners

seangkatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk yang selalu saling memberikan

dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

12. Keluarga besar SPN Polda Jatim khususnya poliklinik SPN Polda Jatim yng

selalu memberikan dukungan dan semangat dalam mengumpulkan data skripsi

ini.
13. Semua pihak yang membantu selama ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

14. Para responden yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu peneliti mengharap saran dan kritik yang membangun sebagai masukan

dalam perbaikan skripsi ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca semua, Aamiin.

Nganjuk, 12 Januari 2022

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
...............................................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................
...............................................................................................................................
xiv
ABSTRAK............................................................................................................ xv
ABSTRACT..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3

1.Tujuan umum................................................................................. 3
2.Tujuan khusus................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori.................................................................................. 5

1. Konsep Streching......................................................................... 5

2. Konsep Nyeri................................................................................

......................................................................................................

11

3. Konsep Nyeri Punggung..............................................................

......................................................................................................

19

4. Konsep Personel Sekolah Polisi Negara ..................................... 23

B. Kerangka Konseptual........................................................................

...........................................................................................................

26

C. Hipotesis Penelitian...........................................................................

...........................................................................................................

27.......................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ..............................................................................

..........................................................................................................

28......................................................................................................

B. Waktu dan tempat penelitian.............................................................

..........................................................................................................

28
C. Kerangka Kerja.................................................................................

..........................................................................................................

29

D. Sampling Desain...............................................................................

..........................................................................................................

30

E. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................

..........................................................................................................

31

F. Definisi Operasional.........................................................................

..........................................................................................................

31

G. Instrumwn Pengumpulan dan Analisa Data .....................................

..........................................................................................................

32

H. Etika Penelitian.................................................................................

..........................................................................................................

36

I. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Umum........................................................................................

39
2. Data Khusus.......................................................................................

42

B. Pembahasan

1. Skala Nyeri punggung pada personel di SPN Polda Jatim sebelum

diberikan streching.............................................................................

44

2. Skala Nyeri punggung pada personel di SPN Polda Jatim setelah

diberikan streching.............................................................................

46

3. Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada

Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim......................

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................

49

B. Saran...................................................................................................

50

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

51

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kontraindikasi dan Indikasi Streching.............................................. 6
Tabel 3.1 Desain Penelitian...............................................................................
...........................................................................................................
28
Tabel 3.2 Definisi operasional Pemberian streching terhadap penurunan nyeri
punggung pada personel SPN Polda Jatim.......................................
...........................................................................................................
32
Tabel 4.1 Frekwensi distribusi skala nyeri sebelum dilakukan stretching pada
personel di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021.................
...........................................................................................................
42
Tabel 4.2 Frekwensi distribusi skala nyeri sesudah dilakukan stretching pada
personel di SPN Polda Jatim Tanggal 16 Desember 2021................
...........................................................................................................
43
Tabel 4.3 Tabulasi Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri Punggung
Pada Personel di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021........
...........................................................................................................
43

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Personel di SPN Polda Jatim ..................................
...........................................................................................................
26
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Pada Personel di SPN Polda Jatim...................................
27
Gambar 4.1 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
responden di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021..............
40
Gaambar 4.2 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan usia responden di
SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021....................................
41
Gambar 4.3 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan pendidikan
responden di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021..............
41
Gambar 4.4 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan lama berdinas
responden di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021..............
42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Menjadi Responden........................................................
...........................................................................................................
52
Lampiran 2 Informed Consent..............................................................................
...........................................................................................................
53
Lampiran 3 SOP Streching...................................................................................
...........................................................................................................
54
Lampiran 4 Lembar observasi pengukuran sebelum dan sesudah pemberian
streching............................................................................................
...........................................................................................................
59
Lampiran 5 Tabulasi skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian streching.... 60
Lampiran 6 Tabulasi data Induk............................................................................
...........................................................................................................
61
Lampiran 7 Hasil Tabulasi Silang dan Uji Statistik .............................................
...........................................................................................................
64
DAFTAR SINGKATAN
Diktuk : Pendidikan Pembentukan
Gadik : Tenaga Pendidik
Jatim : Jawa Timur
Lemdik : Lembaga Pendidikan
Polda : Polisi Daerah
NRS : Numeric Racting Scale
SPN : Sekolah Polisi Negara
VAS : Visual Analog Scale
VDS : Verbal Descriptor Scale
ABSTRAK

PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG


PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA) POLDA JATIM

Oleh :
Ririn Estuningsih

Nyeri punggung merupakan salah satu gangguan musculo skeletal


yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Prevalensi nyeri
punggung bawah bisa mencapai 33% pada keluhan NBP secara langsung, 65
% untuk prevalensi 1 tahun, dan 84 % pada prevalensi seumur hidup. Di
Indonesia keluhan nyeri menjadi peringkat pertama dan juga sebagai salah
satu alasan pasien dibawa ke pusat pelayanan kesehatan. Di poliklinik SPN
Polda Jatim jumlah kunjungan personel yang mengeluh nyeri punggung satu
bulan terakhir sebanyak 30 orang. Selain pemberian obat anti nyeri salah satu
upaya yang dianggap tepat untuk mencegah peningkatan keluhan nyeri
punggung adalah pemberian pelatihan peregangan atau stretching. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh streching terhadap penurunan nyeri
punggung pada personel di SPN Polda Jatim.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Pra Eksperimental
dengan menggunakan desain penelitian one group pre-post test design yaitu
dengan pemberian streching selama 30 menit. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua personel SPN Polda Jatim yang mengeluh nyeri punggung yang
berobat ke poliklinik SPN Polda Jatim. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 30 orang responden yang diambil dengan metoda total sampling
dan instrumen penelitian menggunakan skala nyeri bourbanis.
Dari hasil uji statistik Wilcoxon sign rank test menunjukkan bahwa
ada pengaruh pemberian streching terhadap penurunan nyeri punggung pada
personel di SPN Polda Jatim ρ Value = 0,000 < α (0,05) yang berarti < 0,05,
sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
Kesimpulan peneliti ini adalah ada pengaruh pemberian streching
terhadap penurunan nyeri punggung pada personel di SPN Polda Jatim. Saran
kepada personel SPN Polda Jatim yang mengalami nyeri punggung agar
melakukan streching / peregangam otot untuk mengurangi nyeri punggung.
Kata Kunci : Nyeri punggung, Stretching, Penurunan nyeri

ABSTRACT
STRECHING EFFECTS ON REDUCTIONS IN BACK PAIN IN
PERSONNEL IN THE SPN ( STATE POLICE SCHOOL ) POLDA JATIM

By:
Ririn Estuningsih

Backache is another musculo skeletal disorder caused by poor body


activity. Lower back pain prevalence can be 33% of complaints in NBP directly,
65 % for 1 year prevalency, and 84 percent for life prevalency. In Indonesia
pain complaints rank first and also as one of the reasons patients are brought to
health services. At the jidal branch office the number of visits of personnel
complaining of back pain the past month has been 30 people. In addition to
administering anti-pain medication one of the measures deemed appropriate to
prevent an increase in complaints of back pain is stretching or stretching
training. The study is aimed at learning how streching affects reductions in
back pain in personnel living in jatim police camps.
The type of research used was a preexperimental study using research
design for one group's pre-post test design with a 30 minute view of streching.
The population in this study is all private-sector jatim personnel that complain
of back pain to policeady. The sample in this study totaled 30 respondents taken
with total methodology and research instruments using the scale of bourbanis
pain.
The statistical test of wilcoxon shows that streching effects on lower
back pain in personnel at jatim value value (0.05) means that ha is accepted and
h0 denied.
The conclusion of the researchers was that streching's exposure to lower
back pain in personnel in the jatim police station. Suggestion to jatim health
insurance personnel who experience back pain in order to do
streching/stretching muscles to reduce back pain.
Key words: backache, stretching, pain reduction

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan sensasi tidak nyaman yang diterima oleh tubuh

karena rangsang yang berasal dari luar (Bull Eleanor and Graham Archad,

2007). Nyeri punggung merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal

yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Ningsih, 2009).

Selain itu Nyeri punggung yang juga merupakan keluhan nyeri punggung

bawah yang menjadi penyebab utama disabilitas (kelumpuhan), penurunan

kualitas hidup dan keluhan utama bagi para pekerja yang datang ke

pelayanan kesehatan (George EH, 2003). Ada beberapa upaya yang dapat

diberikan sebagai salah satu tatalaksana nyeri punggung bawah, yang

pertama adalah dengan medikasi dengan memberikan obat-obat golongan

analgesik (Kurniawati, 2017). Namun konsumsi obat yang terus berlanjut

juga dapat memperburuk,keadaan karena akan menimbulkan efek

ketergantungan bagi tubuh. (Hidayat, 2006)

Salah satu upaya yang dianggap tepat untuk mencegah peningkatan

keluhan nyeri punggung adalah pemberian pelatihan peregangan atau

stretching (Wowo Sunaryo, 2016). Pada SPN (Sekolah Polisi Negara)

1
Polda Jatim, para personel banyak yang mengeluhkan nyeri baik pada

punggung ataupun pada sendi bagian tubuh yang lain. Pada bulan Januri

2021 ini saja jumlah kunjungan personel dengan keluhan nyeri mencapai

32 orang, yang terdiri dari 18 oranag mengelauhkan nyeri pada punggung

bawah dan 14 personel menegeluhkan nyeri pada tungkai kaki. Dari angka

tersebut setelah dilakukan pemeriksaan, para personel langsung meminta

obat, latihan peregangan otot seperti strecing pun selama ini belum pernah

ada dan belum pernah dilakukan baik oleh tenaga kesehatan dan para

personel yang ada di SPN Polda Jatim. Strecing sendiri merupakan suatu

aktivitas meregangkan otot-otot untuk meningkatkan fleksibilitas

(kelenturan) otot dan jangkauan gerakan persendian (Gallahue, 2008).

Nyeri punggung diidentifikasikan sebagai salah satu dari 3 besar

masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dijadikan target survailens

oleh WHO regional Amerika pada tahun 2001 (Punnet Laura, 2005).

Prevalensi nyeri punggung bawah bisa mencapai 33% pada keluhan NBP

secara langsung, 65% untuk prevalensi 1 tahun, dan 84% pada prevalensi

seumur hidup (Royal College of General Practitioners, 2009). Sedangkan

di Indonesia keluhan nyeri menjadi peringkat pertama dan juga sebagai

salah satu alasan pasien harus dibawa ke pusat pelayanan kesehatan

(Asnawi, 2014).

SPN Polda Jatim merupakan sebuah Institusi dibawah naungan

Polda Jatim dan merupakan sebuah tempat untuk mendidik calon calon

anggota bintara Polri yang akan diterjukan ke masyarakat. Pola kerja


personel yang ada pada SPN Polda Jatim adalah dengan sistem shift untuk

bagian piket, kemudian sistem non piket untuk tenaga pengajar. Sebagai

contoh tenaga pengajar yang dalam keseahariannya jika pembelajaran

kelas maka juga akan banyak untuk duduk hingga berjam-jam. Terkadang

jika ada pembelajaran lapangan misal, jasmani setelah para pelatih

menyelesaikan sesi latihan dengan siswa seba, biasanya juga akan

memeriksakan diri ke poliklinik kesehatan dengan keluhan nyeri pada area

punggung dan sendi kaki. Sikap kerja yang terus berulang ulang dan dalam

jangka waktu yang lama maka akan berpotensi membuat otot yang ada di

dalam tubuh tegang dan mengakibatkan nyeri (Wulandari, 2009). Medical

and Biological Research 2011, mengemukakan bahwa stretching dapat

digunakan untuk meningkatkan rentang gerak dan meningkatkan

fleksibilitas otot dan sendi, efek dari stretching dapat dinilai dari kekuatan

otot dan sendi, fleksibilitas, serta pada laporan penurunan rasa nyeri.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami ajukan judul usulan

penelitian sebagai berikut: Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri

Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh streching terhadap penurunan nyeri punggung pada

personel di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh streching terhadap penurunan nyeri

punggung pada personel di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi nyeri punggung personel Di SPN (Sekolah Polisi

Negara) Polda Jatim sebelum diberikan strecing.

b. Mengidentifikasi nyeri punggung personel Di SPN (Sekolah Polisi

Negara) Polda Jatim sesudah diberikan streching.

c. Menganalisis pengaruh streching terhadap perubahan nyeri

punggung pada personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda

Jatim.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim

Sebagai bahan pertimbangan bagi personel untuk melakukan kegiatan

streching di sela sela jam bekerja.

2. Bagi Institusi STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Sebagai bahan masukan dan referensi dalam pembelajaran bagi

mahasiswa.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang manfaat streching terhadap

penurunan nyeri punggung pada personel di SPN (Sekolah Polisi

Negara) Polda Jatim.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Stretching.
a. Pengertian stretching
Stretching merupakan suatu aktivitas meregangkan otot untuk

meningkatkan fleksibilitas otot dan jangkauan gerakan

persendian, (Toha 2015). Sedangkan The Crossfit Journal

Article 2006, mengemukakan bahwa stretching sangat efektif

dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi

sehingga dapat memberikan efek penurunan atau hilangnya

rasa nyeri pada seseorang. Latihan ini juga dapat

meningkatkan aliran darah, juga memperkuat tulang. Streching

ini dapat dilakukan dengan duarasi waktu 10 menit namun

namun idealnya dapat dilakukan setengah jam dengan

pembimbingan

b. Manfaat stretching.
Manfaat Stretching Respon otot terhadap static stretching

bergantung pada struktur otot spindle dan golgi tendon organ,

ketika otot diregangkan dengan sangat cepat maka serabut

afferent primer merangsang alpa motor neuron pada medula

spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut ekstrafusal yaitu

meningkatkan ketegangan pada otot. Tetapi jika peregangan ini

dilakukan secara lambat pada otot, maka golgi tendon organ

terstimulasi dan menginhibisi ketegangan otot sehingga terjadi

pemanjangan pada komponen elastis otot sehingga nyeri dapat


5
diminimalkan (Wismanto, 2011).

c. Indikasi dan kontraindikasi stretching.

Indikasi merupakan suatu kondisi tubuh seseorang yang

boleh mengaplikasikan stretching. Sedangkan kontraindikasi

merupakan suatu kondisi tubuh seseorang yang tidak boleh

mengaplikasikan stretching. Adapun indikasi dan kontraindikasi

menurut Colby dkk. (2012).

Tabel 2.1 Kontraidikasi dan Indikasi stretching

Stretching
No Indikasi Kontraindikasi
1. Memperbaiki range of motion Keterbatasan sendi akibat adanya
(ROM) yang terhambat akibat blokade oleh tulang.
adanya adhesi, kontraktur, dan
perlukaan pada formasi jaringan
yang menyebabkan pembatasan
aktifitas,
2. Gerakan terhambat yang Terdapat tanda infeksi dan inflamasi
mungkin dapat memengaruhi
kelainan struktur yaitu sebagai
upaya preventif
3. Kelemahan dan pemendekan Terdapat riwayat patah tulang
jaringan yang menyebabkan
keterbatasan range of motion
4. Merupakan komponen Nyeri yang berlebihan ketika
conditioning pada sport-spesific dilakukan peregangan
yang merupakan sebagai
pencegahan cidera
muskulloskeletal
5. Dialakukan sebelum atau Terdapat hematoma atau indikasi
sesudah olahraga berat guna trauma jaringan lainnya
mencegah terjadinya nyeri otot
penyembuhan tulang yang
belum menyatu sepenuhnya
6. Pemendekan jaringan lunak pada
orang paralisis atau pada orang yang
yang mengalami kelemahan otot
yang parah.

d. Standar Operasional Prosedur Stretching.

Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk

melakukan teknik ini yaitu :

1. Persiapan.

Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta

lingkungan yang tenang dan sunyi, pahami tujuan,

manfaat, prosedur.

1) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring

dengan mata tertutu menggunakan bantal di bawah

kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala

ditopang, hindari posisi berdiri.

2) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata,

jam, dan sepatu.


3) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain

sifatnya mengikat.

2. Prosedur.

a. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.

a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu

kepalan.

b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan

sensasi ketegangan yang terjadi.

c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi

selama 10 detik.

d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali

sehingga dapat membedakan perbedaan antara

ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.

e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

b. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan

bagian belakang.

a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada

peregalangan tangan sehingga otot di tangan

bagian belakang dan lengan bawah menegang.

b. Jari-jari menghadap ke langit-langit.

c. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps

(otot besar pada bagian atas pangkal lengan).


i) Genggam kedua tangan sehingga menjadi

kepalan.

ii) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak

sehingga otot biseps akan menjadi tegang.

d. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu

supaya mengendur.

i) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan

hingga menyentuh kedua telinga.

ii) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak

ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas,

dan leher.

1. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot

wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).

i) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan

alis sampai otot terasa kulitnya keriput.

ii) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan

ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang

mengendalikan gerakan mata.

2. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan

yang dialami oleh otot rahang.

i) Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi

sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.


3. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di

sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya

sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

4. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher

bagian depan maupun belakang.

i) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang

baru kemudian otot leher bagian depan.

ii) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

iii) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi

sedemikian rupa sehingga dapat merasakan

ketegangan di bagian belakang leher dan punggung

atas.

5. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian

depan.

i) Gerakan membawa kepala ke muka.

ii) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan

ketegangan di daerah leher bagian muka.

6. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung

i) Angkat tubuh dari sandaran kursi.

ii) Punggung dilengkungkan

iii) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10

detik, kemudian relaks.


iv) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil

membiarkan otot menjadi lurus.

7. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

i) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru

dengan udara sebanyak banyaknya.

ii) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan

ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,

kemudian dilepas.

iii) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan

lega. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan

perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.

8. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

i) Tarik dengan kuat perut ke dalam.

ii) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10

detik, lalu dilepaskan bebas.

iii) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.

9. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki

(seperti paha dan betis).

i) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha

terasa tegang

ii) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa

sehingga ketegangan pindah ke otot betis.

iii) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.


iv) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

2. Konsep Nyeri.

a. Pengertian Nyeri.

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan

yang aktual dan potensial, yang menyakitkan tubuh serta

diungkapkan oleh individu yang mengalaminya. Ketika suatu

jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan

dilepasnya bahan – bahan yang dapat menstimulus reseptor

nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin,

prostaglandin, dan substansi P yang akan mengakibatkan

respon nyeri (Kozier dkk, 2009).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.

Reaksi fisik seseorang terhadap nyeri meliputi perubahan

neurologis yang spesifik dan sering dapat diperkirakan. Reaksi

pasien terhadap nyeri dibentuk oleh berbagai faktor yang saling

berinteraksi mencakup umur, sosial budaya, status emosional,

pengalaman nyeri masa lalu, sumber nyeri dan dasar

pengetahuan pasien.Kemampuan untuk mentoleransi nyeri

dapat rnenurun dengan pengulangan episode nyeri, kelemahan,

marah, cemas dan gangguan tidur. Toleransi nyeri dapat

ditingkatkan dengan obat-obatan, alkohol, hipnotis,

kehangatan, distraksi dan praktek spiritual (Le Mone &


Burke,2008). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi

nyeri tersebut antara lain:

1) Pengalaman Nyeri Masa Lalu.

Semakin sering individu mengalami nyeri , makin takut

pula individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang

akan diakibatkan oleh nyeri tersebut. Individu ini mungkin

akan lebih sedikit mentoleransi nyeri; akibatnya, ia ingin

nyerinya segera reda dan sebelum nyeri tersebut menjadi

lebih parah. Individu dengan pengalaman nyeri berulang

dapat mengetahui ketakutan peningkatan nyeri dan

pengobatannva tidak adekuat (Potter & Perry, 2005).

2) Kecemasan.

Ditinjau dari aspek fisiologis, kecemasan yang

berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi

pasien terhadap nyeri. Secara klinik, kecemasan pasien

menyebabkan menurunnya kadar serotonin. Serotonin

merupakan neurotransmitter yang memiliki andil dalam

memodulasi nyeri pada susunan saraf pusat. Hal inilah yang

mengakibatkan peningkatan sensasi nyeri

3) Umur.

Umumnya para lansia menganggap nyeri sebagai

komponen alamiah dari proses penuaan dan dapat

diabaikan atau tidak ditangani oleh petugas kesehatan. Di


lain pihak, normalnya kondisi nycri hebat pada dewasa

muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa

tua. Orang dewasa tua mengalami perubahan neurofisiologi

dan mungkin mengalami penurunan persepsi sensori

stimulus serta peningkatan ambang nyeri. Selain itu, proses

penyakit kronis yang lebih umum terjadi pada dewasa tua

seperti penyakit gangguan, kardiovaskuler atau diabetes

mellitus dapat mengganggu transmisi impuls saraf normal.

4) Jenis Kelamin.

Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat

keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan

tersendiri. Berbagai penyakit tertentu ternyata erat

hubungannya dengan jenis kelatnin, dengan berbagai sifat

tertentu. Penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin

tertentu, terutama yang berhubungan erat dengan alat

reproduksi atau yang secara genetik berperan dalam

perbedaan jenis kelamin pada beberapa kebudayaan

menyebutkan bahwa anak laki-laki harus berani dan tidak

boleh menangis, sedangkan seorang anak perempuan boleh

menangis dalam situasi yang sama. Toleransi nyeri

dipengaruhi oleh faktorfaktor biokimia dan merupakan hal

yang unik pada setiap individu tanpa memperhatikan jenis

kelamin. Meskipun penelitian tidak menemukan perbedaan


antara laki-laki dan perempuan dalam mengekspresikan

nyerinya, pengobatan ditemukan lebih sedikit pada

perempuan. Perempuan lebih suka mengkomunikasikan

rasa sakitnya, sedangkan laki-laki menerima analgesik

opioid lebih sering sebagai pengobatan untuk nyeri

5) Sosial Budaya.

Mengenali nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki seseorang

dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-

nilai kebudayaan lainnya dapat membantu untuk

menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan

pada harapan dan nilai budaya seseorang. Perawat yang

mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai

pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan

lebih akurat dalam rnengkaji nyeri dan reaksi perilaku

terhadap nyeri juga efektif dalarn menghilangkan nyeri

pasien (Potter & Perry, 2005).

6) Nilai Agama.

Pada beberapa agama, individu menganggap nyeri dan

penderitaan sebagai cara untuk membersihkan dosa.

Pemahaman ini membantu individu menghadapi nyeri dan

menjadikan sebagai sumber kekuatan. Pasien dengan

kepercayaan ini mungkin menolak analgetik dan metode


penyembuhan lainnya; karena akan mengurangi

persembahan mereka.

7) Lingkungan dan Dukungan Orang Terdekat.

Lingkungan dan kehadiran dukungan keluarga juga dapat

mempengaruhi nyeri seseorang. Pada beberapa pasien yang

mengalami nyeri seringkali bergantung pada anggota

keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan,

bantuan, perlindungan. Walaupun nyeri tetap terasa, tetapi

kehadiran orang yang dicintainya akan dapat

meminimalkan rasa kecemasan dan ketakutan. Apabila

keluarga atau teman tidak ada seringkali membuat nyeri

pasien tersebut semakin tertekan. Pada anak-anak yang

mengalami nyeri kehadiran orang tua sangat penting.

c. Pengukuran nyeri.

Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri

sangat subjektif dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang

sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda

oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan

respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,


pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan

gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).

Menurut Smeltzer & Bare (2002) adalah sebagai berikut :

1) Skala intensitas nyeri

2) Skala identitas nyeri numerik.

3) Skala nyeri analog visual

4) Skala nyeri menurut Bourbanis

Keterangan : 0 :Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara

obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik dan

memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi. 4-6 : Nyeri


sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,

dapat mengikuti perintah dengan baik. Memiliki

karateristik adanya peningkatan frekuensi pernafasan ,

tekanan darah, kekuatan otot, dan dilatasi pupil. 7-9 : Nyeri

berat terkontrol : secara obyektif klien terkadang tidak

dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap

tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi

nafas panjang dan distraksi. Memiliki karateristik muka

klien pucat, kekakuan otot, kelelahan dan keletihan 10 :

Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah

tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien

seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai

yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-

istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke

waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. Skala

deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan

nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal

(Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis

yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang


tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.

Pendeskripsi ini diurut dari “tidak terasa nyeri” sampai

“nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien

skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas

nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan

seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa

jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini

memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk

mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik

(Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai

pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini

paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri

sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila

digunakan skala untuk menilai nyeri, maka

direkomendasikan patokan 10 cm (Potter & Perry, 2005).

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak

melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang

mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan

pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini

memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi

keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran

keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat


mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada

dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter, 2005).

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut

mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu

saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat membaca

dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih

akurat. Skala deskriptif bermanfaat bukan saja dalam upaya

mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi

perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan

setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau

menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau

peningkatan (Potter, 2005).

3. Konsep Nyeri Punggung

a. Pengertian

Nyeri merupakan sensasi tidak nyaman yang diterima oleh

tubuh karena rangsang yang berasal dari luar (Bull Eleanor and

Graham Archad, 2007). Nyeri punggung merupakan salah satu

gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas

tubuh yang kurang baik (Ningsih, 2009). Selain itu nyeri ini

juga merupakan sebuah keluhan yang menjadi penyebab utama

disabilitas (kelumpuhan), penurunan kualitas hidup dan


keluhan utama bagi para pekerja yang datang ke pelayanan

kesehatan (George EH, 2003)..

b. Penyebab nyeri punggung

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan nyeri punggung

menurut Wowo Sunaryo 2014.

1. Kondisi lingkungan kerja yang tidak ergonomis

ketika bekerja misal (kemiringan lantai pada tempat

kerja.

2. Lama kerja. Dalam lama kerja ini merujuk pada jam

kerja, seorang pekerja yang bekerja lebih dari 8 jam

tanpa melakukan peregangan otot akan bersesiko 2

kali lebih besar mengalami keluhan nyeri punggung.

3. Posisi kerja yang tidak ergonomis. Tidak adanya

sandaran kaki dan kursi pada tempat kerja bagi

pekerja yang harus bekerja dengan posisi kerja

duduk, tidak ada pengganti oleh pekerja lain bagi

pekerja yang harus menyelesaikan pekerjaannya

dengan berdiri.

4. Sikap kerja yang tidak ergonomis. Sikap kerja yang

dimaksud adalah posisi tubuh pada saat pekerja

melakukan pekerjaan. Sikap kerja yang tidak

alamiah dapat menyebabkan posisi bagian tubuh


bergerak menjauh dari posisi alamiah misalnya

pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu

membungkuk, kepala terlalu terangkat. Semakin

menjauhnya posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi

tubuh, semakain tinggi pula resiko terjadinya

keluhan otot skeletal.

c.Tata laksana nyeri punggung

Hilman, 2016 menyatakan secara umum ada dua

program tatalaksana untuk mengatasi masalah nyeri

punggung, program tersebut adalah :

1. Obat obatan

Penggunaan obat-obatan untuk nyeri punggung kronis

disarankan hanya untuk jangka pendek, misalnya saat

eksaserbasi kronis, karena penggunaan jangka

panjang dapat menimbulkan banyak efek samping.

Sedangkan obat yang dapat digunakan adalah : Jenis

obat NSAIDs yang sering digunakan adalah

diklofenak, ibuprofen dan naproxen. Sediaan ada

dalam bentuk tablet, suppositoria dan injeksi, tetapi

injeksi sudah jarang digunakan karena efektivitas

sama dengan tablet dan suppositoria).

2. Prosedur Invasif
Saat ini, belum ada indikasi atau guideline pasti untuk

menentukan operasi bagi pasien dengan nyeri

punggung bawah kronis. Namun, sebagian besar nyeri

punggung tidak membaik dengan intervensi operasi.

Kondisi yang memerlukan pertimbangan dan rujukan

bedah adalah sindroma kauda equina, tumor, infeksi,

kelumpuhan berat akibat stenosis spinalis atau

kompresi radiks saraf. Operasi juga dapat

dipertimbangkan bagi pasien dengan radikulopati

persisten akibat herniasi diskus atau stenosis spinalis

yang tidak membaik setelah tatalaksana non invasif.

Rekomendasi untuk rujukan ke bedah ortopedi atau

bedah saraf: jika pasien mengalami gangguan

neurologis yang progresif (kelemahan/kelumpuhan),

gangguan sensoris (mati rasa/ numb) atau gangguan

defekasi atau urinasi atau selama empat hingga enam

minggu, ada keluhan nyeri skiatika atau gangguan

radiks saraf.

3. Terapi supportif

Banyak ragam jenis tata laksana suuportif nyeri

punggung, dari terapi fisik hingga terapi infra red.

Salah satu jenis terapi yang dapat diberikan adalah

melakukan gerakan peregangan otot, atau streching.


Gerakan peregangan ini dapat dilakukan oleh pasien

sendiri di rumah misalnya single knee to chest, pelvic

tilt, tail wag, lumbar rotation.

4. Konsep Personel Sekolah Polisi Negara

a. Pengertian Personel

Personel adalah sekelompok orang yang berada dalam satu

wilayah kerja yang sama. Para personel ini dicirikan

mempunyai kesamaan dalam kegiatan yang dapat menunjang

sebuah pekerjaan (Surasno, 2018).

b. Pengertian Sekolah Polisi Negara (SPN)

Sekolah Polisi Negara Sekolah Polisi Negara adalah

sekolah kepolisian dimana para calon anggota polri akan

dididik selama beberapa bulan yang telah ditentukan dimasing-

masing Polda di Indonesia. Disinilah Bumi Kandung para

calon penerus Polri di didik dan ditempa untuk menjadi pribadi

Polri yang memiliki sifat mahir, terpuji dan patuh hukum.

Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang pokok-pokok

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Sekolah Polisi

Negara, mengatakan bahwa Sekolah Polisi Negara merupakan

unsur pelaksana untuk menyelenggarakan pendidikan

pembentukan Brigadir Polisi (saat ini Bintara Polri) dan


pelatihan sesuai program / kebijakan pimpinan. Pendidikan

yang terdapat di Sekolah Polisi Negara Polda Jawa Timur

adalah Pendidikan Pembentukan. Pendidikan Alih Golongan,

dan Pendidikan Pelatihan serta Pengembangan. Sekolah Polisi

Negara memiliki komponen penting yang terdapat di dalamnya

yang diantaranya adalah Tenaga Pendidik (Gadik) dan

Pengasuh Tenaga Pendidik (Gadik) merupakan tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen,

konselor, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam penyelenggaraan pendidikan Polri. Gadik sebagaimana

dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) terdiri dari : Gadikan, yang

merupakan pejabat operasional di Sekolah Kepolisian Negara

akan tetapi juga berfungsi sebagai Pendidik. Selanjutnya

Gadik organik, berasal dari anggota Polri dan Pegawai Negeri

pada Polri yang ditugaskan sebagai Gadik di Lemdik

(Lembaga Pendidikan) Polri gadik Non Organik, berasal dari

Gadik yang pernah bertugas sebagai Gadik di Lemdik

(Lembaga Pendidikan) Polri, Tenaga Pendidik (Gadik)

merupakan Pendidik yang ditambahkan dari luar pihak

Sekolah Polisi Negara apabila terjadinya kekurangan Pendidik

di suatu bidang tertentu. Pengasuh merupakan orang tua kedua

setalah rumah dari siswa pendidikan pembentukan (Diktuk),


karena mereka yang selalu melekat ketika proses pendidikan

berlangsung mulai dari bangun pagi sampai tidur, dan mereka

juga yang menerapkan pembinaan kepribadian sikap, etika dan

norma tentang kepolisian (Kunarto, 2017).

B. Kerangka Konsep
Faktor Penyebab
Personel Di SPN Polda Nyeri Punggung
Jatim 1. Kondisi
lingkungan
Penatalaksanaan nyeri Nyeri Punggung kerja yang
punggung tidak
ergonomis
1. Penggunaan 2. Lama kerja
obat anti nyeri 3. Posisi kerja
2. Terapi invasif Sikap kerja yang tidak alamiah dapat yang tidak
menyebabkan posisi bagian tubuh ergonomis
bergerak menjauh dari posisi alamiah 4. Sikap kerja
3. Terapi supportif
yang tidak
streching
ergonomis

Terjadinya keluhan otot skeletal

Melakukan gerakan
peregangan otot

Terjadi penurunan nyeri punggung ya atau tidak


Keterangan
Diteliti : /
Tidak diteliti : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _/

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri


Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang hubungan yang

diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris

( Nursalam,2008)

Ha : Ada Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada

Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab sebuah penelitian (Nursalam, 2013). Jenis penelitian dalam skripsi

ini adalah jenis penelitian pra eksperimental dengan pendekatan one group

pre-post test design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan

cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum

dilakukan intervensi, kemudian dilakukan intervensi dan diobservasi lagi

setelah intervensi, dan tergambar sebagai berikut :

Tabel 3.1 desain one-group pretest posttest design

Pretest Perlakuan posttest


O1 X O2

Keterangan :

a. O1 : Pretest

b. X : Perlakuan (Pemberian Streching)

c. O2 : Posttest

B. Waktu dan tempat penelitian.

Penelitian ini dilakukan di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim, pada

tanggal 16 Desember, 2021.

C. Kerangka Kerja.
28 pentahapan (langkah-langkah dalam
Kerangka kerja adalah

aktivitas ilmiah) mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya,

yaitu kegiatan sejak awal penelitian akan dilaksanakan (Nursalam, 2016).

Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Populasi
Personel di SPN Polda Jatim yang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri punggung

Teknik Sampling
Total Sampling

Sampel
Personel SPN Polda Jatim yang mempunyai keluhan nyeri punggung

Pengumpulan data
Pre Tes Intervensi pemberian Post Tes
Pengukuran skala nyeri Strecing (30 Menit) Pengukuran skala nyeri

Pengolahan data
Editing, coding, tabulating, scoring

Analisa data
Uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed RangeTest dengan α<0,05

Hasil P value = 0,00 α (<0,05) sehingga Ho ditolak Ha diterima

Ada pengaruh pemberian strecing terhadap penurunan nyeri punggung pada personel di SPN
Polda Jatim

D.Gambar 3.1 Desain


Sampling Kerangka Kerja Pengaruh Streching Terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Pada Personel di SPN (Sekolah Polisi
1. Populasi
Negara) Polda Jatim

D. Sampling Desain

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (misalnya pasien)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013).

Adapun populasi dalam penelitian ini Personel di SPN Polda Jatim

yang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri punggung

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini

adalah personel di SPN Polda Jatim.

Adapaun kriteria inklusi dalam usulan penelitian ini adalah :

1. Personel yang mau menjadi responden


2. Personel yang mengeluhkan nyeri punggung dalam 1bulan

terakhir.

Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

personel yang mengalami Keterbatasan sendi akibat adanya blokade

oleh tulang, Terdapat tanda infeksi dan inflamasi, Terdapat riwayat

patah tulang, Nyeri yang berlebihan ketika dilakukan peregangan.

3. Teknik Sampling

Teknik Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-

cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian (Nursalam, 2013). penelitian ini menggunakan teknik

total sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan cara

menggunakan semua populasi.

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel

independen atau variabel bebas pada skripsi ini ialah pemberian

streching.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel dependen atau


variabel terikat pada skripsi ini ialah penurunan nyeri

punggung

F. Definisi Operasional

Menurut Nursalam (2013), definisi operasional adalah definisi

berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan

tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan

kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain.

Tabel 3.2 Definisi operasional Pemberian streching terhadap penurunan


nyeri punggung pada personel SPN Polda Jatim.
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional Data
Independen Sebuah Mau melakukan SOP - -
Streching latihan yang latihan tersebut
bermanfaat secara rutin
untuk selama 30 menit
meningkatkan
fleksibilitas
otot dan sendi
sehingga
dapat
memberikan
efek
penurunan
atau
hilangnya
rasa nyeri
sendi pada
seseorang.
Dependen Segala 1. Pasien Observasi Ordinal 0= Tidak
Penurunan sesuatu yang mengeluhkan perubahan nyeri
nyeri dilaporkan nyeri nyeri. skor=1.
punggung pasien dapat 2. Keluhan nyeri 1s/d3=nyeri
mengurangi berkurang ringan
nyerinya dengan
skor 2.
4s/d6=nyeri
sedang
dengan
skor=3.
7sd9 nyeri
berat
terkontrol
dengan
skor=4.
10 nyeri
berat,
dengan
skor=5

G. Instrumen, Pengumpulan Data Dan Analisis Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur skala nyeri Bourbanis.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam,

2013). Adapun prosedur pengumpulan data pada skripsi ini ialah:

a. Mengurus ijin ke STIKes Satria Bhakti Nganjuk.

b. Mengurus ijin ke Kepala Poliklinik SPN Polda Jatim.

c. Setelah mendapatkan ijin penelitian maka peneliti melakukan

penelitian.

d. Memberikan penjelasan pada personel SPN Polda Jatim.

e. Mengajukan persetujuan pada pasien atau responden.


Setelah pasien setuju dan diberikan Streching selama 30 menit,

kemudian diukur lagi setelah pasien diberikan Streching.

3. Analisis Data

Analisi data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data

ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan

menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang

diperlukan (Sugiyono, 2010). Langkah-langkah pengolahan data pada

skripsi ini ialah:

a. Editing

Yaitu memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data, apakah sudah sesuai seperti yang diharapkan atau

belum. Hal ini dimaksudkan untuk menilai kelengkapan,

kesinambungan, keserasian dan kejelasan data yang diperoleh dari

responden agar seluruh data yang diterima dapat diolah dan dianalisa

dengan baik dan mudah.

b. Coding

Yaitu kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2009). Coding pada skripsi ini

ialah sebagai berikut:

1. Data Demografi

a. Jenis kelamin

1 = laki-laki

2 = Perempuan
b. Usia

1 = 20 - 30 Tahun

2 = 31 - 40 tahun

3 = 40-50 tahun

c. Pendidikan

1 = SMA

2= Perguruan Tinggi

d. Lama berdinas

1= 0 sd 5 tahun

2= 5sd 10 tahun

3= >10 tahun

2. Data Khusus

1. Melakukan pengukuran skala nyeri sebelum diberikan

streching

2. Melakukan pengukuran skala nyeri setelah diberikan


streching
3. Melakukan pengukuran perubahan skala nyeri

c. Scoring

Yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada hasil observasi

perubahan nyeri dengan hasil sebagai berikut 0= Tidak nyeri

skor=1 1s/d3=nyeri ringan skor 2, 4s/d6=nyeri sedang skor=3,7s/d9

nyeri berat terkontrol skor=4, 10 nyeri berat, skor=5

d. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan memasukkan data ke dalam tabel-tabel

dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus

dalam berbagai kategori (Nazir, 2011). Ditata untuk disajikan dan

dianalisis penyajian data menggunakan distribusi frekuensi dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi jumlah responden

SN = Jumlah jawaban responden secara keseluruhan

Menurut Arikunto (2006), hasil pengolahan data diinterpretasikan

menggunakan skala kualitatif sebagai berikut:

100% = seluruhnya

76-99% = hampir seluruhnya

51-75% = sebagian besar

50% = setengahnya

25-49% = hampir setengahnya

1-24% = sebagian kecil

0% = tidak satupun

e. Uji statistik.

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian Streching pada

personel di SPN Polda Jatim, maka diberikan teknik latihan

Strechin, dan dilakukan uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed


RangeTest dengan α=0,05. Ha diterima jika p value < α yang

berarti bahwa ada pengaruh antara pemberian streching terhadap

perubahan nyeri puggung pada personel di SPN Polda Jatim.

H. Etika Penelitian

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Merupakan lembar persetujuan memuat penjelasan-penjelasan

tentang maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin

terjadi selama penelitian. Apabila responden telah mengerti dan

bersedia maka responden diminta menandatangani surat

persetujuan menjadi responden. Namun apabila responden

menolak, maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Anonimity (tanpa nama)

Lembar surat persetujuan maupun lembar kuesioner tidak

mencantumkan nama responden, akan tetapi hanya menuliskan

dengan simbol.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang

terkumpul akan disimpan, dijamin kerahasiaannya dan hanya

menjadi koleksi peneliti. Informasi yang diberikan oleh responden

tidak akan disebarkan atau diberikan kepada orang lain tanpa

seijin responden.

4. Beneficience (bermanfaat)
Penelitian ini kurang memberikan manfaat secara langsung kepada

responden, namun hasil dari penelitian ini dapat memberikan

manfaat untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada

waktu berikutnya. Namun ketika selama penulis mendapatkan

kondisi responden yang mengancam jiwa responden, maka

penulis dapat segera menginformasikan kepada petugas kesehatan

(perawat atau dokter) yang bertanggung jawab pada waktu

tersebut agar segera mendapatkan bantuan.

5. Non-maleficience (tidak merugikan)

Penelitian ini dijamin tidak merugikan atau membahayakan

responden sebagai subjek penelitian. Karena dalam penelitian ini

tidak memberikan suatu intervensi atau tindakan apapun kepada

responden selama penelitian, penulis hanya mengobservasi keadaan

responden.

I. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses

penelitian ini, beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi

beberapa faktor agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti –

peneliti yang akan datang dalam rangka lebih menyempurnakan

penelitiannya karena penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan

yang perlu etrus diperbaiki dalam penelitian – penelitian kedepannya.

Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut, antara lain :


1. Jumlah responden yang hanya 30 orang, tentunya masih kurang

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

2. Obyek penelitian hanya difokuskan pada responden yang

mengalami nyeri punggung yang berobat ke poliklinik.

3. Dalam proses pengumpulan pengumpulan data, informasi yang

diperoleh dari responden melalui instumen skala nyeri

boubanis yang bersifat subyektif antar individu bisa berbeda

dalam menunjukkan skala nyeri yang dirasakannya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SPN

Polda Jawa Timur degan hasil sebagai berikut :

A. Hasil Penelitian.

Penelitian dengan judul Pengaruh Streching Terhadap Penurunan

Nyeri Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda

Jatim yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil sebagai berikut :

1. Data umum.
a. Karakteristik SPN Polda Jatim.

SPN atau (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim,

merupakan sebuah institusi pendidikan yang melaksanakan

kurikulum pembelajaran khusus mencetak anggota Polri

yang profesional yang dapat diterjukan di masyarakat

setelah lulus. Adapun struktur organaisasi pendidikan pada

SPN Polda Jatim adalah sebagai berikut. Kegiatan

pembelajaran yang ada di SPN Polda Jatim pada intinya

terbagi menjadi dua, yeng pertama adalah pembelajaran

kelas dan yang kedua adalah pembelajaran lapangan,

dimana dalam pembelajaran lapangan ini baik gadik

maupun siswa diktukba dituntut untuk mempunyai fisik

yang prima dikarenakan siswa diktukba dan gadik akan

sama- sama mempelajari mata pelajaran dasbhara atau

dasar bhayangkara,
39 dimana siswa dan gadik sama sama

berada di dalam hutan, menempuh perjalanan selama

1minggu. Selain itu ada juga pelajaran bela diri, Dimana

dalam pelajaran ini siswa diktukba dan gadik sama sama

berlatih untuk melumpuhkan aksi kejahatan dengan ilmu

bela diri yang telah didapatkan.

Dalam satu gelombang, SPN Polda Jatim dapat

meluluskan sekitar 750 siswa diktkba selama masa pandemi

dan sekitar 1000 siswa diktukba sebelum masa pandemi. Di


dalam mendukung pelayanan pendidikan maka SPN Polda

Jatim pun mempunyai sebuah tempat pelayan kesehatan

bagi siswa yang sakit maupun bagi gadik yang sakit.

Adapun susunan struktur organisasi dalam pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan di SPN Polda Jatim adalah

sebagai berikut :

b. Data demografi responden.

1) Jenis kelamin

Gambar 4.1 diagram pie karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


responden di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021.

Berdasarkan diagram pie di atas maka dapat diketahui

bahwa 16 % responden berjenis kelamin laki-laki.

2) Usia
Gambar 4.2 diagram pie karakteristik responden berdasarkan usia
responden di SPN Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021.

Berdasarkan diagram pie di atas maka dapat diketahui

bahwa 14% responden berusia 43 tahun

3) Pendidikan

Gambar 4.3 diagram pie karakteristik responden berdasarkan


pendidikan responden di SPN Polda Jatim tanggal 16
Desember 2021.

Berdasarkan diagram pie di atas maka dapat diketahui

bahwa 73 % responden berpendidikan perguruan tinggi.

4) Lama berdinas
Gambar 4.4 diagram pie karakteristik responden berdasarkan lama
berdinas responden di SPN Polda Jatim tanggal 16
Desember 2021.

Berdasarkan diagram pie di atas maka dapat

diketahui bahwa 13% responden telah berdinas selama

10 tahun.

2. Data khusus

Pada bagian ini akan disajikan data khusus dari hasil penelitian

ini,yaitu pengukuran perubahan nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan stretching.

a. Skala Nyeri sebelum dilakukan stretching.

Tabel 4.1 Frekwensi distribusi skala nyeri sebelum


dilakukan stretching pada personel di SPN
Polda Jatim tanggal 16 Desember 2021
Skala nyeri F %
Nyeri berat 25 83
terkontrol
Nyeri sedang 5 17%
Total 30 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1

dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan

stretching, sebanyak 25 responden atau 83%

mengeluhkan nyeri berat terkontrol dan 5 responden

atau 17% mengeluhkan nyeri sedang.

b. Skala nyeri setelah dilakukan stretching.

Tabel 4.2 Frekwensi distribusi skala nyeri sesudah


dilakukan stretching pada personel di SPN
Polda Jatim Tanggal 16 Desember 2021
Skala nyeri F %
Nyeri sedang 25 83
Nyeri ringan 5 17%
Total 30 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2

dapat diketahui bahwa sesudah dilakukan

stretching, sebanyak 25 responden atau 83%

mengeluhkan nyeri sedang dan 5 responden atau

17% mengeluhkan nyeri ringan.

c. Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri Punggung

Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim

Tabel 4.3 Tabulasi distribusi Pengaruh Streching


Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada
Personel di SPN Polda Jatim tanggal 6
Desember 2021
Skala Nyeri Sebelum Sesudah
∑ % ∑ %
Nyeri ringan 0 5 17
Nyeri sedang 5 17 25 83
Nyeri berat terkontrol 25 83 0 0
Nyeri berat 0 0 0 0
Uji Wilcoxon Sign Rank test P Value = 0,000 < α ( 0,05)

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 dari hasil uji statistik

Wilcoxon sign rank test menunjukkan bahwa ρ Value =

0,000 < α (0,05) yang berarti < 0,05, sehingga Ha diterima

dan H0 ditolak, ini berarti ada pengaruh antara Streching

Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada Personel Di

SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim.

B. Pembahasan
1. Skala nyeri Nyeri Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah

Polisi Negara) Polda Jatim sebelum diberikan stretching.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 dapat diketahui

bahwa sebelum dilakukan stretching, sebanyak 25 responden atau

83% mengeluhkan nyeri berat terkontrol dan 5 responden atau 17%

mengeluhkan nyeri sedang. Menurut Mutargh 2013, nyeri

punggung dapat timbul akibat adanya peregangan atau laserasi

pada ligament (sprain) atau peregangan yang berlebihan dari otot

atau sendi (strain) atau postur yang tidak tepat. Nyeri dalam

kategori berat biasanya disebabkan karena adanya cedera pada

sendi tulang punggung , termasuk permukaan sendi dan disk yang

mengakibatkan nyeri pada jaringan atau serabut saraf yang ada di

dekatnya. Keadaan ini biasa terjadi ketika membungkuk,

khususnya ketika mengangkat sesuatu yang berat, atau melakukan

sebuah gerakan seperti olahraga yang terlalu menggunakan

gerakan yang extrim. Penyebab nyeri punggung selain spasme otot

adalah deformitas, hernia Nucleus Pulposus, Osteoartrhitis, proses

metastase, fraktur tulang punggung, hingga kelainan bawaan

seperti lordosis maupun skoliosis.

Hal tersebut sejalan dengan teori Harsono, 2006 bahwa

nyeri punggung dapat menyerang siapapun dan dimanapun.

Personel di SPN Polda Jatim, dalam tugas kesehariannya tidak

hanya bertugas mengajar siswa diktukba dalam hal akademik saja,


namun para gadik ini juga memberikan pelajaran kepada siswa

seba tentang berbagai macam ilmu teknis diantaranya adalah ilmu

dasar militer, dan ilmu bela diri sehingga menurut peneliti hal ini

akan menjadi salah satu penyebab munculnya keluhan nyeri

punggung pada personel SPN Polda Jatim. Ilmu dasar militer ini

dapat peneliti gambarkan bahwa dalam satu gelombang maka

siswa seba akan dibawa masuk ke dalam hutan bersama dengan

gadik, kemudian gadik akan memberikan pelajaran tentang dasar

militer di hutan dengan waktu kurang lebih selama satu minggu,

perjalanan yang dilalui tentunya juga dengan kontur jalan huatn

yang naik turun serta terjal, disamping itu gadik seba ini juga harus

tetap membawa rangsel mereka yang perkiraan beratnya sekitar 6

Kg, ditambah dengan senjata laras panjang dengan berat kurang

lebih 3 Kg.

Untuk ilmu bela diri, dalam kegiatan pembelajaran ini

maka siswa diktukba akan melakukan praktik bela diri dengan

gadik Ketika melakukan praktik bela diri ini maka akan terjadi

kontak fisik antar siswa dengan gadik, sehingga kejadian seperti

terkilir, punggung nyeri setelah memberikan pelajaran akan banyak

dialami oleh personel di SPN Polda Jatim.

2. Skala nyeri Nyeri Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah

Polisi Negara) Polda Jatim sesudah diberikan stretching.


Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 dapat diketahui

bahwa sesudah dilakukan stretching, sebanyak 25 responden atau

83% mengeluhkan nyeri sedang dan 5 responden atau 17%

mengeluhkan nyeri ringan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh sa’adah 2013, tentang Pengaruh Latihan

Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung

Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa

Kedungkandang Malang, dengan hasil bahwa setelah diberikan

latihan Fleksi William (Stretching) kepada 20 lansia, 16 lansia

mengatakan bahwa nyeri yang mereka alami berubah lebih baik,

dari nyeri berat menjadi nyeri sedang, dan yang sebelumnya

mengeluhkan nyeri sedang, maka berubah menjadi nyeri ringan.

Mary Turner 2007, mengatakan bahwa orang yang

menyempatkan melakukan olah tubuh minimal 30 menit setiap hari

dapat memberikan keuntungan yang berlipat dan itu akan bertahan

walaupun usia bertambah. Dari hasil penelitian maka peneliti

berpendapat bahwa stretching ini dapat mengrangi keluhan nyeri

jika dilakukan secara berkelanjutan.

3. Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri Punggung

Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim.

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 dari hasil uji statistik

Wilcoxon sign rank test menunjukkan bahwa ρ Value = 0,000 < α

(0,05) yang berarti < 0,05, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, ini
berarti ada pengaruh antara Streching Terhadap Penurunan Nyeri

Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda

Jatim. Pegal pada daerah punggung biasanya disebabkan oleh

terlampau banyak asam laktat terkumpul dalam otot (Wolf, 1984).

Bersama-sama degenerasi dari nukleus diskus yang menonjol

keluar yang disertai pembentukan kapur dan peradangan sinovial,

kapsul, lordosis bertambah, menyebabkan penyempitan foramen

intervertebral dan mengakibatkan penekanan. Penekanan ini

memungkinkan hilangnya fungsi motor, sensori, dan reflek.

Penekanan akar saraf tingkat nyeri ringan dirasakan pada daerah

pantat, untuk penekanan akar saraf tingkat lebih besar dirasakan

pada daerah paha belakang dan tungkai bawah belakang dan

penakanan akar saraf tingkat lebih luas dirasakan pada daerah kaki.

Salah satu Intervensi yang dapat dilakukan adalah

pendekatan non farmakologi misalnya dengan memberi latihan

atau exercise yang tepat (spesifik),seperti stretching yang dapat

membantu menurunkan nyeri, menghilangkan stres, meningkatkan

kekuatan otot, dan mencegah deformitas (Misriani, 1994).


BAB V

Kesimpulan Dan Saran

Pada bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran dari

penelitian yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan.

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebelum

dilakukan stretching, sebanyak 25 responden atau 83%


mengeluhkan nyeri berat terkontrol dan 5 responden atau 17%

mengeluhkan nyeri sedang.

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sesudah

dilakukan stretching, sebanyak 25 responden atau 83%

mengeluhkan nyeri sedang dan 5 responden atau 17%

mengeluhkan nyeri ringan.

3. Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 dari hasil uji statistik

Wilcoxon sign rank test menunjukkan bahwa ρ Value = 0,000 < α

(0,05) yang berarti < 0,05, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, ini

berarti ada pengaruh antara Streching Terhadap Penurunan Nyeri

Punggung Pada Personel Di Spn (Sekolah Polisi Negara) Polda

Jatim.

B. Saran

1. Bagi Institusi SPN Polda Jatim

Adanya regulasi bagi personel SPN Polda Jatim untuk tetap

melakukan stretching di sela sela jam kerja.

2. Bagi Institusi STIKes Satria Bhakti Nganjuk.

Sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

Dapat peneliti gunakan sebagai salah satu pendekatan non

farmakologi bagi pasien dengan keluhan nyeri punggung.


DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, (2014) Pengaruh Streching Pada Gerakan Nonlokomotor pada Atlit
Setelah Olahrga, Jogjakarta : Pustaka Baru Press
Archad, Graham dan Bull Eleanor. (2007). Tatalaksana Ergonomi Kerja Dalam
Mengurangi Nyeri, Jakarta: Graha medika
Bare & Smeltzer (2002). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC
Colby dkk. (2012) Indikasi dan Kontraindikasi Tata Laksana Pekerja Dengan
Keluhan Nyeri Dampak Penyakit Akibat Kerja. Jurnal UMM Malang,
Edisi 2 Vol 2
EH George, (2003). Alasan Pekerja Datang Ke Pelayanan Kesehatan, Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Erni Ningsih S, (2009). Gangguan muskulokeletal yang mengganggu, Jogjakarta :
Nawacakra
Galluhe, (2008). Teknik Streching Dalam Penerapan Pemanasan Olahraga
Gerakan Lokomotor. Jurnal : Universitas Bosowa : Sulawesi
Hidayat Alimul AA, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakara :
Salemba Medika
Kusharyadi S (2011). Streching Dan Persiapannya Dalam Penerapan
K3:Bandung PT Remaja Rosdakarya
Kozier dkk, (2009). Fundamental Keperawatan : Jakarta: EGC
Kunarto ( 2017 ). Analisis Anjab Pada Lingkungan Polri Bag. SPN Mapolda
Jatim Terhadap Efikasi Personel Dalam Menjalankan Layanan Binmas.
Jurnal : Ubara: Vol 6. Edisi 3
Laura Punnet, (2005) Penyakit Akibat Kerja Pada Kuli Angkat Angkut. Jurnal
Penelitian Unmer : Malang
Nursalam (2008). Kpnsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Jakarta : Salemba Medika
Perry & Potter (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. : Jakarta : EGC
Sunaryo Wowo, (2016). Ergonomi dan K3 Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Tamsuri (2007). Teknik Pengukuran Nyeri Dengan Berbagai Macam Metode.


Jogjakarta : Penebar Ilmu

Lampiran 1
PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI

PUNGGUNG PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI

NEGARA) POLDA JATIM

Oleh :

RIRIN ESTUNINGSIH
Peneliti adalah mahasiswa PendidikanNers STIKes Satria Bhakti Nganjuk,

penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan

Pendidikan Ners di STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Streching Terhadap

Penurunan Nyeri Punggung Pada Personel Di SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda

Jatim. Partisipasi saudara dalam penelitian ini akan membawa dampak positif

dalam upaya menurunkan nyeri dengan teknik streching. Peneliti mengharap

informasi yang anda berikan nanti sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan

tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Peneliti menjamin kerahasiaan pendapat dan

identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu pendidikan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-

maksud lain.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau

tidak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian ini,

silahkan anda menandatangani kolom yang tersedia.

Peneliti
Ririn Estuningsih

Lampiran 2

INFORMED CONCENT

Setelah mendapat penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian dengan

judul Pengaruh Streching Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada Personel Di

SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jatim. Menyatakan setuju / tidak setuju

diikutsertakan dalam penelitian dengan catatan bila sewaktu-waktu dirugikan


dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan. Saya percaya apa yang

saya buat ini benar kerahasiaannya.

Mojokerto, Desember 2021

Responden

(.....................................)

Saksi 1 Saksi 2

(.....................................) (.....................................)

Lampiran 3

SOP Streching

1. Persiapan.

Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta

lingkungan yang tenang dan sunyi, pahami tujuan,

manfaat, prosedur.
a. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring

dengan mata tertutu menggunakan bantal di bawah

kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala

ditopang, hindari posisi berdiri.

b. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata,

jam, dan sepatu.

c. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain

sifatnya mengikat.

2. Prosedur.

1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.

a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu

kepalan.

b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan

sensasi ketegangan yang terjadi.

c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi

selama 10 detik.

d.Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali

sehingga dapat membedakan perbedaan antara

ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.

e.Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan

bagian belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada

peregalangan tangan sehingga otot di tangan

bagian belakang dan lengan bawah menegang.

b. Jari-jari menghadap ke langit-langit.

3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps

(otot besar pada bagian atas pangkal lengan).

a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi

kepalan.

b. Kemudian membawa kedua kapalan ke

pundak sehingga otot biseps akan menjadi

tegang.

4. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu

supaya mengendur.

a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya

seakan-akan hingga menyentuh kedua

telinga.

b. Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak

ketegangan yang terjadi di bahu punggung

atas, dan leher.

5. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-

otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).


a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan

dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya

keriput.

b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat

dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-

otot yang mengendalikan gerakan mata.

6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan

ketegangan yang dialami oleh otot rahang.

Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi

sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.

7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot

di sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya

sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

8. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher

bagian depan maupun belakang.

a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian

belakang baru kemudian otot leher bagian

depan.

b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi

sedemikian rupa sehingga dapat merasakan

ketegangan di bagian belakang leher dan

punggung atas.
9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher

bagian depan.

a. Gerakan membawa kepala ke muka.

b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat

merasakan ketegangan di daerah leher bagian

muka.

10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung

a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.

b. Punggung dilengkungkan

c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama

10 detik, kemudian relaks.

d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi

sambil membiarkan otot menjadi lurus.

11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru

dengan udara sebanyak banyaknya.

b. Ditahan selama beberapa saat, sambil

merasakan ketegangan di bagian dada sampai

turun ke perut, kemudian dilepas.

c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal

dengan lega. Ulangi sekali lagi sehingga

dapat dirasakan perbedaan antara kondisi

tegang dan relaks.


12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

a. Tarik dengan kuat perut ke dalam.

b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras

selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.

c. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk

perut.

13. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot

kaki (seperti paha dan betis).

a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot

paha terasa tegang.

b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian

rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis

c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu

dilepas.

d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Lampiran 4 Lembar observasi pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan

streching

No Hasil Pengukuran nyeri sebelum Hasil Pengukuran nyeri sesudah


streching streching
1 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
2 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
3 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
4 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
5 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
6 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
7 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
8 Nyeri berat terkontrol ( 4 ) Nyeri sedang ( 3 )
9 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
10 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
11 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
12 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
13 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
14 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
15 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
16 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
17 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
18 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
19 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
20 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
21 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
22 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
23 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
24 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
25 Nyeri berat terkontrol (4) Nyeri sedang ( 3 )
26 Nyeri sedang ( 3 ) Nyeri ringan ( 2 )
27 Nyeri sedang ( 3 ) Nyeri ringan ( 2 )
28 Nyeri sedang ( 3 ) Nyeri ringan ( 2 )
29 Nyeri sedang ( 3 ) Nyeri ringan ( 2 )
30 Nyeri sedang ( 3 ) Nyeri ringan ( 2 )
TABULASI DATA INDUK PENGARUH STRECHING TERHADAP PENURUNAN NYERI PUNGGUNG
PADA PERSONEL DI SPN (SEKOLAH POLISI NEGARA)
POLDA JATIM
No Koding Usia Koding Pendidikan Koding Lama Koding Nyeri Koding Nyeri Postest Koding
Resp Jenis Usia Pendidikan Berdinas Lama Pretes Nyeri Nyeri
Kelamin Berdinas Pretest Posttes
1 1 42 3 PT 2 18 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
2 1 42 3 PT 2 18 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
3 1 43 3 PT 2 19 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
4 1 44 3 PT 2 19 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
5 1 38 2 PT 2 15 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
6 1 37 2 PT 2 16 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
7 1 43 3 PT 2 19 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
8 1 44 3 PT 2 19 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
9 1 43 3 PT 2 19 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
10 1 40 2 PT 2 17 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
11 1 39 2 PT 2 15 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
12 1 39 2 PT 2 15 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
13 1 40 2 SMA 1 17 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
14 1 38 2 SMA 1 15 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
15 1 42 3 SMA 1 19 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
16 1 43 3 SMA 1 18 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
17 2 33 2 SMA 1 10 th 2 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
18 2 33 2 PT 2 10 th 2 nyeri 3 Nyeri ringan 2
sedang
19 2 35 2 PT 2 12 th 3 nyeri 3 Nyeri ringan 2
sedang
20 2 33 2 PT 2 10 th 2 nyeri 3 Nyeri ringan 2
sedang
21 2 32 2 PT 2 11 th 3 nyeri 3 Nyeri ringan 2
sedang
22 2 33 2 PT 2 12 th 3 nyeri 3 Nyeri ringan 2
sedang
23 2 30 1 SMA 1 10 th 2 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
24 2 31 2 SMA 1 11 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
25 2 43 3 PT 2 17 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
26 2 44 3 SMA 1 16 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
27 2 43 3 PT 2 18 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
28 2 42 3 PT 2 20 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
29 2 44 3 PT 2 20 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol
30 2 41 3 PT 2 21 th 3 Nyeri 4 Nyeri sedang 3
berat
terkontrol

Keterangan
1. Jenis kelamin

1 = laki-laki

2 = Perempuan

2. Usia

1 = 20 - 30 Tahun

2 = 31 - 40 tahun

3 = 40-50 tahun

3. Pendidikan

1 = SMA

2= Perguruan Tinggi

4. Lama berdinas

1= 0 sd 5 tahun

2= 5sd 10 tahun

3= >10 tahun
Lampiran 7 Hasil Tabulasi Silang Data Umum dan Data Khusus

1) Jenis_kelamin * Nyeri_Pre_test Crosstabulation


Nyeri_Pre_test
nyeri_berat_terk
Nyeri_sedang ontrol Total
Jenis_kelamin Laki_Laki Count 0 16 16
% of Total 0.0% 53.3% 53.3%
Perempuan Count 5 9 14
% of Total 16.7% 30.0% 46.7%
Total Count 5 25 30
% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

1)Jenis_kelamin * Nyeri_Pos_Tes Crosstabulation


Nyeri_Pos_Tes
Nyeri_Ringan Nyeri_sedang Total
Jenis_kelamin Laki_Laki Count 0 16 16
% of Total 0.0% 53.3% 53.3%
Perempuan Count 5 9 14
% of Total 16.7% 30.0% 46.7%
Total Count 5 25 30
% of Total 16.7% 83.3% 100.0%
2) Usia * Nyeri_Pre_test Crosstabulation
Nyeri_Pre_test
nyeri_berat_terk
Nyeri_sedang ontrol Total
Usia 20-30 Tahun Count 0 1 1
% of Total 0.0% 3.3% 3.3%
31 - 40 tahun Count 5 9 14
% of Total 16.7% 30.0% 46.7%
40-50 tahun Count 0 15 15
% of Total 0.0% 50.0% 50.0%
Total Count 5 25 30
% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

3) Usia * Nyeri_Pos_Tes Crosstabulation

Nyeri_Pos_Tes

Nyeri_Ringan Nyeri_sedang Total

Usia 20-30 Tahun Count 0 1 1

% of Total 0.0% 3.3% 3.3%

31 - 40 tahun Count 5 9 14

% of Total 16.7% 30.0% 46.7%

40-50 tahun Count 0 15 15

% of Total 0.0% 50.0% 50.0%


Total Count 5 25 30

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%


4) Pedidikan * Nyeri_Pre_test Crosstabulation

Nyeri_Pre_test

nyeri_berat_terk
Nyeri_sedang ontrol Total

Pedidikan SMA Count 0 8 8

% of Total 0.0% 26.7% 26.7%

PT Count 5 17 22

% of Total 16.7% 56.7% 73.3%


Total Count 5 25 30

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

2) Pedidikan * Nyeri_Pos_Tes Crosstabulation

Nyeri_Pos_Tes

Nyeri_Ringan Nyeri_sedang Total


Pedidikan SMA Count 0 8 8

% of Total 0.0% 26.7% 26.7%

PT Count 5 17 22

% of Total 16.7% 56.7% 73.3%


Total Count 5 25 30

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%


3) Lama_berdinas * Nyeri_Pre_test Crosstabulation

Nyeri_Pre_test

nyeri_berat_terk
Nyeri_sedang ontrol Total

Lama_berdinas 5sd 10 tahun Count 2 2 4

% of Total 6.7% 6.7% 13.3%

>10 tahun Count 3 23 26

% of Total 10.0% 76.7% 86.7%


Total Count 5 25 30

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

4) Lama_berdinas * Nyeri_Pos_Tes Crosstabulation

Nyeri_Pos_Tes

Nyeri_Ringan Nyeri_sedang Total

Lama_berdinas 5sd 10 tahun Count 2 2 4

% of Total 6.7% 6.7% 13.3%

>10 tahun Count 3 23 26

% of Total 10.0% 76.7% 86.7%


Total Count 5 25 30

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%


5) Hasil Uji Statistik
Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nyeri_Pos_Tes - Negative Ranks 30a 15.50 465.00


Nyeri_Pre_test Positive Ranks 0b
.00 .00

Ties 0c

Total 30

a. Nyeri_Pos_Tes < Nyeri_Pre_test


b. Nyeri_Pos_Tes > Nyeri_Pre_test
c. Nyeri_Pos_Tes = Nyeri_Pre_test

Test Statisticsa

Nyeri_Pos_Tes -
Nyeri_Pre_test

Z -5.477b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Anda mungkin juga menyukai