Anda di halaman 1dari 29
INOVASI PELAYANAN PUBLIK GEMPITHA ( GERAKAN MASYARAKAT PEDULI TERHADAP HIV AIDS ) PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS BANYUGLUGUR Jin, Raya Banyuglugur No.352 ‘Telp.(0335}5890080 Situbondo Email ‘puskesmasbanyuglugur@email.com Dipindai dengan CamScanner : KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME. atas ates segala limpahan rahmat dah karunia-NYA sehingga penyusunan Inovasi Pelayanan Publik Puskesmas Gempitha dapat terselesaikan, Program Inovasi Puskesmas Banyuglugur Kabupaten Situbondo Tahun 2019 merupakan sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan basil kegiatan Puskesmas Banyuglugur yang tidak dikerjakan oleh Puskesmas lainnya di wilayah Kabupaten Situbondo. Penyusunan buku Program Inovasi Puskesmas Banyuglugur berisi tentang data/informasi Puskesmas Banyuglugur yaitu data demografis, eografis, dan Pelayanan Penderita HIV/AIDS. Penyusunan Program Inovasi Puskesmas Banyuglugur ini sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarekat sesuai dengan fungsi Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan. Dalam kesempatan ini tidak Iupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya Program Inovasi Puskesmas Banyuglugur Tahun 2019 ini. Tentunya dalam pembuatan Program Inovasi Puskesmas Banyuglugur Tahun 2019 ini masih ditemukan banyak kekurangan, untuk itu adanya keritik dan rmasukan yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan agar dalam pembuatan Program Unggulan Puskesmas Banyuglugur di waktu mendatang dapat lebih sempurna lagi. indai dengan CamScanner DAI ‘ARASH Halaman Juda i Kata Pengantar ii Daftar Is iti BAB 1: PENDAHULUAN ' BAB 2: GAMBARAN UMUM jy... 2 A. DATAUMUM vsssnnnnnsnnnnnnn arminnancnsourenmmnininiise 1. Kondisi geogratis 2. Kondisi Demogealis 3. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Banyugligur .. B. DATA KHUSL 1, Penemui Data Penderita HIV Menurut Pekerjaan .... enderita Baru i Domisili Data Penderita LIV Me Data Penderita HIV Menurut U Data Penderita HIV Menurut J BAB 3: PELAYANAN PENDERITA HIV ... ‘A. LATAR BELAKANG..... B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN ....... to C, KENDALA YANG DIHADAPI... 12 D, FAKTOR PENDUKUNG 3 B, RENCANA TINDAK LANIUT....... c 3 BAB 4: PROGRAM INOVASI GEMPITHA .....00 15 ‘A. KONDISI DAN PERMASALAHAN .. 15 B, BAGAIMANA PROGRAM INI DAPAT MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH .. 16 C, PELAKSANAAN INOVASI GEMPITIA. 18 19 D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR CYBER HIV... E. PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN ....... 19 F. KELUARAN YANG DIHARAPKAN ... 20 indai dengan CamScanner G. MONITORING DAN EVALUASI BAB 4 : PENUTUP.... 21 LAMPIRAN TR oe 22 Lampiran 1 : Rencana Kegiatan Program HIV/AIDS Yang Didanai BOK.......... 22 Lampiran 2 : Rencana Kegiatan Yang Diusulkan Ke CSR PIB Paiton iv indai dengan CamScanner BABL PENDAHULUAN Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termaktub dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan nasional secara berencana, menyeluruh, terpadu,terarah, dan berkesinambungan, Untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional tersebut dibutuhkan antara lain tersedianya sumber daya ‘manusia yang tangguh, mandir serta berkualitas ‘Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi juge ‘mendorong peningkatan produktifitas dan pendapatan penduduk. Pada saat ini, Indonesia sedang menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat, salah satunya adalah epidemi HIV/AIDS dimana Indonesia dikenal sebagai negara dengan concentrated level epidemic. Artinya prevalensi HIV/AIDS sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan kelompok sub populas tertentu. Kasus pertama HIV/AIDS di Indonesia ditemukan di Bali pada tahun 1987. Akan tetapi penyebaran HIV di Indonesia meningkat setelah tahun 1995. Hal ini dapat dilihat pada tes penapisan donor darah yang positip HIV meningkat dari 3/100,000 kantong pada 1994 menjadi 4/100,000 kantong pada tahun 2000. Peningkatan 5 kali lebih tinggi dalam wakctu 6 tahun, ‘Angka kejadian penyakit infeksi menular seksual di Puskesmas Banyuglugur sudah ifikan, narmun masih banyak PSK yang berobat ke dokter menunjulkkan kenaikan yang si prakick swasta, bidan praktek swasta maupun perawat praktek. Dimungkinkan angka kejadian penyakit menular seksual masih cukup tinggi. Oleh karena itu diperlukan kewaspadaan dalam menghadapi fenomena tentang penyakit PMS dan HIV/AIDS di Puskesmas Banyuglugur, terutama penemuan kasus secara dini sehingga mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas, Dipindai dengan CamScanner BAB 2 GAMBARAN UMUM A. DATA UMUM 1, KONDISI GEOGRAFIS Puskesmas Banyuglugur merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Situbondo yang terletak didaerah paling barat dari Kabupaten Situbondo. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Besuki, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Jatibanteng, serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Luas wilayah kerja Puskesmas Banyuglugur adalah 72,99 km? atau 72.990 hhektar, dan 35% merupakan dataran rendah dan 65% dataran tinggi. Luas wilayah per ddesa dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Desa di Puskesmas Banyughugur. No DESA LUAS (KM) KETERANGAN 1_| Kalianget 710____| Dataran rendat 2 [Lobawang. 15,85___| Dataran rendah dan tinge 3._| Kalisai 1599 | Dataran tinggi | Tepos 47 Dataran tings 3_| Telempong 3.60 | Dataran tinge 6 | Banyuglugur 11.57 | Dataran rendah 7._| Selobanteng 14,73 | Dataran ing Juma Desa: 7 Dest Sumber data : BPS 2014 Wilayah kerja Puskesmas Banyuglugur terdiri dari 7 desa, terbagi menjadi 28 dusun, 38 RW dan 103 RT. Pembagiannya adalah sebagai berikut: ‘Tabel 2.2. Jumlah Dusun/Lingkungan, RW dan RT di Kecamatan Banyuglugur No DESA Pusu aw RT 1._| Kalianget 3 B 2 2. | Lubawang 3 5 16 3. Ralisart 3 5 rn | Tepes, 3 4 1 5._| Telempong 2 2 3 6_| Banyuglugur 2 s ia 7._[ Selobanteng 4 4 12 ‘Jumlah Desa: 7 Desa 28 38 103 Sumber data : BPS 2014 Di indai dengan CamScanner Puskesmas Banyuglugur sebagian besar terdiri dari 4 desa dengan dataran tinggi, 2 desa dengan dataran rendah dan 1 desa ada dataran rendah dan dataran_tingginya PETA PROFIL KESEHATAN KECAMATAN BANYUGLUGUR, A setar wacuan ETERWNGAN = niin Gms 28 orn ad reees gas A rosovourosen eo er emer Prone ey road 2, KONDISI DEMOGRAFIS. Jumlah penduduk di Puskesmas Banyuglugur tahun 2014 mencapai 22653 jiwa. Sedangkan masyarakat yang mempunyai kartu BPJS PBI adalah 10100 dan masyarakat yang mempunyai Kartu BPJS non PBI adalah 483, dan yang masyarakat miskin yang punya kartu Jamkesda adalah 2505 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin di Puskesmas Banyuglugur Tahun 2014 pada masing-masing desa adalah sebagai berikut: ‘abel 2.3. Jumlah Penduduk Perdesa dan Komposisi Maskin di Wilayah Kecamatan_Banyuglugur Tahun 2015 No Jumlah | Jumlah | Jumlah Desa | Jumlah | pemegang | pemegang | Pemegang | Prosen Penduduk | Kartu BPJS | _ kartu Kartu | Maskin PBI BPJS non | Jamkesda PBI 1] Tepos 1401 630 31 31% 2 | Kalisari 3741 1179 265 38% 3 | Lubawang | _3413 1247 159 41% 4_| Kalianget 8623 5222 1753 | 81% 3_|Telempong | 1059 391 64 43% 6 _| Selobanteng 2174 620 86 32% 7_[Banyuglugur | 2242 811 97 40%. [Tiumiah [22653 70100 483, 2505 56% ‘Sumber Data : BPS awal tahun 2016 3 Dipindai dengan CamScanner 3. SUMBER DAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS BANYUGLUGUR Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat penting dan menentukan dalam pelaksanaan progranvkegiatan pembangunan Kesehatan masyarakat. Hal ini ‘mengingat bahwa SDM adalah pelaku dan penentu dari setiap kegiatan dan program. Kondisi SDM yang berada di Puskesmas Banyuglugur beserta jajarannya pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: | Tabel 2.4. Daftar ketenagaan berdasarkan profesi di Puskesmas Banyuglugur beserta I jsjarannya pada tahun 2019 -_ i No Jenis Ketenagaan E PNS ‘Non PNS T._ | Pejabat Siruktural 2 0 2, | Dokter Umum 1 0 3. | Dokter Gigt 0 T 4 | Bidan D4) 1 4 3. | Bidan D3) 3 5 6. | Perawat (S1) 2 6 7. | Perawat (D3) 1 6 8. | Perawat Gigi 0 0 9, | Asisten Apoteker 0 0 10. | Analis Zt 0 TT. | Sanitarian T 0 12, | Nutrisionis T T 1B, | Staf Administrast 7 7 14, | Sta Keuangan 2 0 15, | Sopir 0 0 16. | Petugas dapur 0 0 17. | Kebersihan 0 3 18. | Penjaga Malam 0 T Jumlah 5 a a Sumber data: Puskesmas Banyuglugur 4 indai dengan CamScanner Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di kecamatan Banyuglugur dapat dilihat pada tabel di bawah Ini. Tabel 2.5 Jenis sarana keschatan yang ada di wilayah Puskesmas Banyuglugur Awal Tahun 2017 No Jenis Sarana Yankes Jumlah Keterangan 1 Puskesmas 1 A 2 | Pustu 2 3__| Polindes 1 4 | Pusling 1 5_| Poskesdes 7 & | Ponkesdes 3 7_|Posyandu 33 8_| Poskestren 1 J 9 | BPS 2 ‘Sumber data: Puskesmas Banyuglugur Tahun 2017 B. DATA KHUSUS 1, PENEMUAN PENDERITA BARU Dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir (2009-2018), situasi penyakit HIV/AIDS di Puskesmas Banyuglugur banyak mengalami perubahan, Hal ini ditunjukkan dari data pada tabel berikut: Grafik 2.1. Penemuan Penderita baru PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS TAHUN 2009-2018 eo 50 a zx a 2 1 ° i w009 0 WOH MOM? 20i8 “Tole ‘30S te mae | mDiperiksa * 4 4 4 49 a 16 108 350, 537 Peet): 4:4 2 6 8 wm mm ee Sumber data: Laporan HIV/AIDS Puskesmas Banyuglugur indai dengan CamScanner 2, DATA PENDERITA HIV MENURUT PEKERJAAN | Grafik 2.2. Data Penderita berdasarkan Pekerjaan I DATA PENDERITA HIV MENURUT PEKERJAAN TAHUN 2009-2018 KarySwasta NelayarPNS: 14 Mantan PSK 6 ‘Sumber data: Laporan HIV/AIDS Puskesmas Banyuglugur 3, DATA PENDERITA HIV MENURUT DOMISILL Grafik 2.3. Data Penderita Berdasarkan Domisili DATA PENDERITA HIV MENURUT TEMPAT TINGGAL TAHUN 2009-2018 ~ 6 Tepes kalizat~ ~~." _Telempong 2 4 Sumber data: Laporan HIV/AIDS Puskesmas Banyuglugur Dipindai dengan CamScanner = |. DATA PENDERITA HIV MENURUT USIA Grafik 2.4. Data Penderita Berdasarkan Usia DATA PENDERITA HIV MENURUT USIA TAHUN 2009-2018 > 60 1415 Sumber data: Laporan HIV/AIDS Puskesmas Banyuglugur Dipindai dengan CamScanner 5.DATA PENDERITA HIV MENURUT JENIS KELAMIN Grafik 2.4. Data Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin DATA PENDERITA HIV MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2009-2018 Dipindai dengan CamScanner BAB3 AYANAN PENDEI A, LATAR BELAKANG | Kecamatan Banyuglugur berbatasan dengan selat Madura di sebelah utara, 4i sebelah selatan adalah hutan dan di sebelah barat adalah PLTU Paiton, juga berhubungan dengan mata pencaharian penduduknya sehingga hal Mata pencaharian penduduk Banyuglugur sebagai petani, nelayan, pekerja harian lepas di PLTU Paiton, tukang ojek dan lain-lain Di wilayah Kecamatan Banyuglugur terdapat 5 hotel yaitu: Hotel Marisa, Hotel Bintang, Hotel Nirwana, Petani Hill Hotel dan Utama Raya. Di sepanjang jalan pantura wilayah Kecamatan Banyuglugur tepatnya di desa Banyuglugur dan Kalianget banyak terdapat warung remang-remang. Dengan adanya hotel dan warung remang-remang ditambah dekat dengan proyek PLTU Paiton akan berpengaruh pada mata pencaharian penduduk dan jenis penyakit yang diderita masyarakat di wilayah Puskesmas Banyuglugur. PSK yang ada di warung remang-remang tersebut sebagian besar besar dari luar wilayah kabupaten Situbondo. PSK yang ada di Banyuglugur tidak hanya tinggal diwarung remang-remang tetapi juga kos dirumah penduduk. Dengan kondisi masyarakat Kecamatan Banyuglugur yang seperti itu, ‘memungkinkan adanya penyebaran penyakit menular seksual yang salah satunya adalah HIV/AIDS, Karena kespesifikan wilayah Banyuglugur maka Puskesmas Banyuglugur harus memberikan pelayanan khusus kepada penderita HIV/AIDS. Berangkat dari permasalahan yang spesifik itulah maka kami dari Puskesmas berinisiatif untuk memberikan pelayanan penyakit HIV/AIDS secara lebih komprehensif. Puskesmas Pesona merupakan program inovasi ' yang menjadi unggulan kami. Pesona merupakan kepanjangan dari Pelayanan yang Empati Sayang Odha dan Peduli Narkoba, Untuk mempertajam dan memperluas kegiatan tersebut maka pada tahun 2019 ini kami mempunyai rogram inovasi baru yaitu GEMPITHA yang merupakan kepanjangan dari indai dengan CamScanner Gerakan Masyarakat Peduli Terhadap HIV AIDS, Program inovasi ini kami tekankan pada pemberdayaan masyarakat dan kerja sama dengan pihak CSR. Melalui program inovasi ini diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap Kesehatan masyarakat dan ikut berperan serta dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayahnya. B, KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN 1. Penyuluhan Penyuluhan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan di desa-desa, di sekolah-sekolah, penyuluhan pada kelompok resiko, baik di lokalisasi, kafe maupun di warung remang. 2. Zerro Survey Zerro survey dilaksanakan di lokalisasi, kafe dan warung remang. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan penyuluhan, yaitu pengambilan sampel darah pada PSK dan penghuni lokalisasi, Dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan rapid tes 3. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilaksanakan di dalam gedung maupun di luar ‘gedung. Pemeriksaan di dalam gedung dilakukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang terindikasi HIV, sedangkan pemeriksaan di luar ‘gedung dilakukan saat pelaksanaan zero survey di lokelisasi, Kafe, warung remang dan pemeriksaan pada ibu hamil pada saat ANC terpadu. 4. Rujukan Selanjutnya apabila pada pemeriksaan laboratorium melalui rapid tes dinyatakan reaktif, pasien akan dirujuk ke Poli VCT Rumah Sakit Abdur Rahim Siubondo untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan terapi. 10 indai dengan CamScanner ae . Konseling Konseling dilakukan untuk membantu klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan. Konseling dilakukan pada klien untuk mengetahui dirinya terinfeksi HIV atau tidak, selain itu juga dilakukan pada Klien yang, telah dinyatakan positip HIV. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dilakukan pada klien yang telah dinyatakan positip HIV dan sudah mendapatkan pelayanan Poli VCT di rumah sakit, Kunjungan rumah merupakan kesinambungan dari perawatan di rumah sakit. Kunjungan rumah dimaksudkan untuk memberikan informasi yang dliperlukan keluarga dalam merawat ODHA di rumah, sehingga keluarga dapat memberikan dukungan secara moral dan materi agar klien tidak lagi jatuh ke dalam stress yang lebih berat Peringatan Hari AIDS sedunia Peringatan Hari AIDS Sedunia dilakukan tiap tanggal 1 Desember. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan karangan bunga yang berisi pesan-pesan tentang bahaya dan pencegehan penyakit AIDS. Karangan bunga diberikan kepada pengguna jalan raya di depan Puskesmas dan mendatangi PSK dan penghuni warung remang. Kegiatan ini dilaksanakan atas Kerja sama dengan Polsek Banyuglugur. . Siaran radio Kami juga mengadakan siaran interaktif di Radio Rengganis Situbondo Kegiatan i kami lakukan dengan maksud untuk menambah wawasan masyarakat secara luas mengenai penyakit HIV, Materi yang disampaikan adalah mengenai pengertian, tanda dan gejala, cara penularan, pencegahan serta pengobatan penyakit HIV. . Membentuk Paguyuban Masyarakat Peduli AIDS ‘Agar pelaksanaan program mendapat dukungan dari berbagai pihak dan dapat berjalan dengan baik kami juga membentuk Paguyuban Masyarakat Peduli AIDS, Anggotanya terdiri dari Forpimcam, tokoh agama dan tokoh 11 indai dengan CamScanner masyarakat, Yang terbaru kami membentuk Cyber HIV yang tugasnya mencari penderita HIV di masyarakat dan melaporkan ke petugas Kesehatan, | 10, Mengadakan Saraschan dengan ODHA. Seorang penderita HIV. seringkali mengalami Kesulitan dalam rmengungkapkan masalah keschatannya kepada keluarga, terutama kepada suami, isteri dan anaknya, Dukungan dari konselor, pendamping atau sesama penderita HIV sangat diperlukan, Selain itu mereka bisa saling bertukar pengalaman tentang penyakit serta perawatannya. Sarasehan int kami lakukan secara tertutup di Puskesmas Banyuglugur. 11, Berkoordinasi dengan Kelompok Kunei (Ponci) Kami juga bekerja sama dengan pemilik kafe, tempat karaoke, rumah kos dan tukang ojek plus-plus yang ada di wilayah Banyuglugur. Mereka kami rangkul untuk membantu dalam menangani para PSK, pemandu lagu dalam kegiatan zerro survey dan penyuluhan rutin. 12, Perawatan Jenazah Puskesmas Banyuglugur juga memberikan layanan pemulasaraan jenazah bagi Klien yang meninggal dunia, Perawatan jenazah dilakukan sesuai dengan budaya setempat tanpa mengabaikan kaidah kewaspadaan universal dan protap yang berlak C. KENDALA YANG DIHADAPI 1, Dengan semakin banyaknya ODHA maka tempat layanan dan dukungan untuk mereka perlu dikembangkan, Sampai saat ini harus diakui bahwa masih banyak petugas keschatan yang secara mental belum siap melayani ODHA. 2 indai dengan CamScanner f 2. Kendala lain yang kami hadapi adalah setelah para PSK mengetahui bahwa mereka terinfeksi HIV mereka berpindah tempat keluar wilayah Banyuglugur schingga kami tidak bisa melakukan tindak lanjut. 3. Selain itu banyak PSK dari luar Banyuglugur yang beroperasi dan mangkal di hotel dan cafe pada malam hari tapi pada pagi hari mereka mereka pulang ke tempat asalnya. Sehingga kami juga kesulitan untuk memantau mereka. 4, Ada beberapa kafe yang kurang kooperatif’ Kegiatan zerro survey dan penyuluhan sehingga kami tidak bisa ‘a kami mau mengadakan memantau status hiv para penghuninya. 5. Kurangnya kader/eyber HIV sehingga pemantauan terhadap masyarakat rang dicurigai terjangkit HIV tidak maksimal. D, FAKTOR PENDUKUNG 1. Di Kecamatan Banyuglugur sudah terbentuk WPA (Warga Peduli Aids) dengan diterbitkannya © SK Camat_—=—-Banyuglugur_ No. 188/P/32/431.501/2015, tapi kegiatannya belum maksimal. 2, Pada saat penyuluhan dan zerro survey di kafe Marisa kami mendapat dukungan dari Bapak Camat Banyuglugur, Polsek Banyuglugur serta Kepala Desa Banyuglugur yang ikut hadir dalam acara tersebut, 3. Kegiatan penyuluhan di lokalisasi Desa Kalianget juga mendapat dukungan dari Kepala Desa beserta perangkat desa, 4, Adanya dukungan dana dari BOK untuk pelaksanaan kegiatan P2 HIV/AIDS ( Perincian terlampir ). 5. Yang terbaru adanya kerja sama dengan LPM dan dukungan dana dari CSR PT PIB PLTU Paiton ( Daftar kebutuhan terlampir ). E. RENCANA TINDAK LANJUT 1. Mengadakan refreshing tentang penyakit HIV dan perawat annya kepad karyawan Puskesmas, a eee 13 indai dengan CamScanner 2. Mengadakan program yang diberi tajuk “Siapa Takut’ , yaitu mengadakan pemeriksaan zerro survey secara sukarela kepada seluruh PNS, Pegawai PTT dan magang di lingkungan Puskesmas, Kecamatan termasuk Polsek dan Koramil di wilayah Banyuglugur 3. Mengadakan pencatatan yang valid tentang nama dan alamat asal PSK, 4. Menghimbau kepada para PSK untuk memberi informasi saat mereka meninggalkan wilayah Banyuglugur. 5. Bekerja sama dengan lintas lintas sektor untuk menjaring PSK yang mangkal pada malam hari 6. Meningkatkan peran serta masyarakat dengan membentuk wadah melalui Warga Peduli Aids di setiap desa 7. Melalui Program Gempitha mengadakan pertemuan/saraschan secara rutin. dengan Cyber HIV. 4 indai dengan CamScanner BAB4 PROGRAM INOVASI GEMPITHA F A. KONDISI DAN PERMASALAHAN HIV (Human Immuno Virus) adalah virus yang menyebabkan me sistem kekebalan pada tubuh manusia, dan menyebabkan penyakit AIDS. Seseorang yang terinfeksi HIV akan mengalami infeksi seumur hidup Cara penularan HIV terjadi melalui kontak seksual langsung, jarum suntik yang telah (penderita HIV positif) dan donor snurunnya | terinfeksi virus HIV, pemberian air susu Tbu darah. Penularan melalui hubungan seksual dengan gonta-ganti pasangan adalah cara yang paling dominan, Hampir 99% dari semua cara penularan penyakt HIV di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuglugur.Jumiah penduduk yang dlamps leh Puskesmas Bubakan sebanyak 23.050 fiwa yang terdiri dari 7 (tujuh) dese, Masalah yang dihadapi sompai sat ini adalah semakin tingginya mobilitas masyarakat,Banyak masyarakat yang merantau untuk aencaripekerjaan di bar lau, Demikian juga banyak masyarakat pendatang yang risalnya di PLTU Paiton, tambak udang afe mapun di warung remang. Tidak kota bahkan di Tuar pt bekerja di wilayah Banyuglugur, ataupun tempat hiburan, baik yang di menutup kemungkinan mereka merupakan faktor beresiko tingai untuk dapat tecular penyakit HIV staupun menjadi penular penyakit HIV karena pada tumumnya para perantau ini tidak membawa keluarganya (istr/suami). Hal ini didukung data penderita HIV positif yang rata-rata mereka adalah pekerja perantau di luar kota yang tidak membawa keluarga. Data penderita HIV/AIDS yang ditemukan mulai dari tahun 2009 sampai 2018 berjumiah 8} kasus. Penemuan kasus secara dini masih sangat rendah. Kebanyakan kasus ditemukan pada tingkat stadium 3-4 atau dengan kata lain stadium AIDS yang dideteksi positif di rumah sakit, Sedangkan untuk tingkat i Puskesmas, petugas hanya menunggu adanya pasien yang mengarah klinis ke penyakit HIV/AIDS. Bahkan seringkali petugas tidak jeli terhadap pasien yang datang ke Puskesmas dengan keluhan diare, sariawan, ataupun batuk-batuk. 15 indai dengan CamScanner Petugas hanya mendiagnosa sebagai penyakit biasa dan kemudian diberi obat tanpa dikonseling riwayat pasien secara mendetail sebelumnya Sehingga diyakini pasien yang berobat tersebut tidak teridentifikast sebagai suspek atau tersangka penyakit HIV yang seharusnya diperiksa sampel darahnya dengan care kung, Inform concen HIV (persetujuan dari pasien), hal ini sangat’ mendul Selain rendahnya penemuan kasus HIV, ssebut antara lain rendahnya hasil penemuan kasus HIV, ada hal yang lebih penting untuk dicermati, Beberapa hal te adanya diskriminasi dan stigmatisasi bak dari masyarakat sekitar serta petugas kesehatan ketika klien ODHA atau penderita lien terbongkar oleh petugas kesehatan ITV berkunjung untuk berobat ke Puskesmas. Hal ini dikarenakan status ataupun pihak keluarga sendir: sant prosesi pemulasaran jenazah masih ada j alat pelindung dirt Selain itu pada jenazah yang dipangku oleh pihak keluarga, dan tanpa ‘menggunakan (APD), dalam hal ini mereka anggap ritual tradisi masyarakat sebagai tanda penghormatan terakhir bagi jenazah. Padahal masyarakat Kurang paham bahwa setiap orang yang meninggal (ODHA) dalam beberapa jam merupakan bentuk cesiko tingai terjadinya penyakitinfeksius yang dapat menularkan penyakit bagi petugas pemulasaran jenazah, baik melalui cairan ataupun luke, B, BAGAIMANA PROGRAM INI DAPAT MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH Penemuan kasus HIV sangat sulit ditemukan karena timbulnya gejala klinis empunyai masa inkubasi 5 - 10 tahun, Hal ini menyebabkan orang yang telah terinfeksi virus HIV masih bisa beraktifitas seperti orang yang tidak mengidap penyakit HIV. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena ketika seseorang yang telah terinfeksi HIV tapi belum menunjukan gejala AIDS masih berprilaku seks tidak sehat (gonta-ganti pasangan) maka akan sangat mendukung sederet kasus HIV/AIDS baru. Kasus baru ini akan diderita baik bagi orang yang melakukan ataupun bagi pekerja yang mempunyai resiko tinggi sebagai pekerja seks 16 indai dengan CamScanner Komersial, baik laki-laki maupun perempuan yang dikemudian hari tidak dapat dicegah dan tinggal menunggu bom waktu. Cyber HIV murni pemberdayaan masyarakat karena tidak dibayar oleh pemerintah, Mereka sangat peduli techadap masalah Kesehatan, schingss program ini sangat efektif dalam penemuan kasus HIV secara dint Rekruitmen petugas Cyber HIV melalui pendekatan yang. sangat intensif terhadap I tasyarakat bak itu perangkat Desa/kecamatan, tokoh masyarakat, Karang tarune ddan petugas keschatan sendiri yang ada diseiap wilayah Desa, Mereka dibekali pengetshuan tentang pengertian HIV, cir-citi penderita HIV, bagaimana cara pemularan dan pencegahan ponyakit HIV/AIDS serta tala cara pelaporan apabila mereka melihat atau mendengar permasalah kesehatan yang menjurus ke gejala linis penderita HIV. Utamanya kelompok sasaran beresiko tinggi, fe (klub malam), bahkan masyarakat yang minta suntik/pil yerada di perantavan. seperti masyarakat perantau, pekerja cat 1 KB, tetapi mereka tidak punya pasangan tetap atau pasangan mereka be ‘Sistem pelaporan Cyber HIV dapat dilakukan dengan cara langsung ataupun via telp/sms apabila mereka menemuken kasus yang dianggap suspect penyakit IY, etaupun masyarakat yang, mempunyai perilalcs beresiko seperti pengeuns Nerkoba, wanita/laki-laki yang suka menggunakan jasa PSK. Informasi ini ung disampaikan ke petugas Kesehatan yang mengefola program HIV, maka dilakukan investigasi ko terkena penyakit langs Setelah mendapatkan faporan dari informan, data tentang seseorang yang telah dianggap mempunyai res HIV, Suspect HIV dianjurkan untuk datang ke Puskesmas oleh petugas Cyber HILV, atau petugas Kesehatan yang datang ke rumah pasien untuk menawarkan pemeriksaan HIV (Konseling). Informasi ini langsung disimpan dalam data base, kemudian akan dibuat pemetaan wilayah beresiko penyakit menular yang dimasukan ke dalam program Desa Siaga melalui Pokja HIV. j Berkat kerja sama dan laporan Cyber HIV, terjadi peningkatan yang signifikan atas penemuan kasus HIV secara dini, Petugas selalu menjaga Kerahasian Klien ODHA. Penderita yang sudah terinfeksi HIV Aids akan 7 Dipindai dengan CamScanner mendapatkan konseling dan pendampingan dari petugas pengelola program HIV. sampai mereka dapat membuka diti. C. PELAKSANAAN INOVASI GEMPITHA Cyber HIV merupaken mitra Kerjasama antara pihak Puskesmas dengan masyarakat yang peduli terhadap masalah penyakit HIV. Adapun rencana aksi yang telah dikembangkan dimasyarakat adalah menempatkan petugas Cyber berdasarkan HIV di setiap ttik tempat yang telah di dilakukan pemetaan wilayah resiko penularan penyakit melalui program Pokja HIV Desa Siaga. Selain itu juga melakukan pengembangan atau penambahan petugas Cyber HIV untuk lebih mendapatkan informasi yang lebih akurat. Langkah-langkah Kunci Inovasi Cyber HIV Kronotogi dalam pengembangan inovasi Cyber HIV adalah yembawe wang mereka juga permasalahan masyarakat perantau yang komplek. Selain pulang m: membawa masalah penyakit akibat mempunyai perilaku seks yang tidak sehat. Dikarenakan kebutuhan biologis dan jauh dari pasangan sehingga mereka menggunakan jasa PSK. Disamping itu pengetahuan mereka yang sangat rendah tentang penularan penyakit HIV. Berdasarkan kasus yang terjadi yaitu ditemukannya penderita HIV AIDS di Banyuglugur, maka beberapa tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan dan aparat Kecamatan, Muspika, desa, dan generasi muda di wilayah kerja UPT Puskesmas Banyuglugur menyatakan untuk komitmen bersama dalam ‘mengatasi permasalahan penyakit HIV. 18 Dipindai dengan CamScanner D. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR CYBER HIV 1, Petugas kesehatan melakukan advokasi untuk merekrut masyarakat yang peduli tehadap penyakit HIV sehingga mereka bersedia secara sukarela untuk memberikan Informasi masalah Kesehatan baik secara Jangsung ataupun via telp/sms. 2, Petugas keschatan memberikan pembekalan ketrampilan 'V, faktor resiko, sampai pendataan dalam menginvestigasi suspek HIV baik dari ciri-ciri penderita HI masyarakat yang merantau keluar Pulau Jawa/daerah-daerah tertentu, iri gejala HIV, kader melaporkan 3. Apabila kader menemukan orang dengan kepada petugas Kesehatan baik secara langsung (Intel bertemu petugss Kesehatan) dan secara tidak langsung bisa lewat Telp/sms. 4, Petugas melakukan ivestigasi, dalam hal ini dilakukan oleh pengelola program HIV dengan teknik VCT ataupun PITC 5, Laporan dari Informan segera disimpé an dan kemudian dilakukan pemetaan 1am kesekretariatan Desa Siaga. Sedangkan untuk wilayah yang diposisikan dal hasil pemeriksaan diarsipkan pihak puskesmas sesuai SOP. 6. Pada tahapan ini yang lebih berperan adalah petugas keschatan untuk menciptakan resa nyaman Klien HIV yang teleh dinyatakan posit, Diperlukan pendekatan, dukungan dan edukasi_— bagi lien HIV. Penerapan Rencana Kerja Save K3 (Kerahasian-Keterbukaan-Kebersamaan) untuk melakukan kunjungan rumah teman HIV (Kunjungan petugas tanpa harus menggunakan atribut kedinasan) dan tetap menjaga kerahasiaan klien ODHA. E. PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Dinas kesehatan 2. Kecamatan 3. Muspika. 4, Desa 3. Kantor Unusan Agama (petugas Pemulasaran Jenazah) 6. Tokoh Masyarakat 7. Karang Taruna 19 Dipindai dengan CamScanner 8. Kader Desa Siaga 9, Masyarakat KELUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Adanya informasi dari Cyber Gempita tentang masyarakat yang diduga menderita HIV. 2, Adanya peningkatan penemuan pasien HIV di wilayah Puskesmas Banyuglugur G. MONITORING DAN EVALUASL dijalankan memang diperiuke Jnui sejauh mana keefektifen dan skesmas Banyuglugur, Keberhasilan suatu program yang in monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk mengeta keberhasilan adanya Cyber HIV diwilayah kerja UPT Pu: xyaitu melalui monitoring: bulanan dari Cyber HIV 2, Peningkatan penemuan kasus yang Sagat signifikan 3. Terekapnya Informasi masalah kesehatan ‘khususnya penyakit HIV 4 Adanya data masyarakat yang memponys faktor resiko tinggi / perantau 5 Tersedianya pemetaan wilayah berbasis survellans Desa Siaga 6, Adanya dukungan pihak Kecamatan yang telah melegalitas kegiatan Cyber HIV 7, Adanya dukungan dana dari pihak CSR yaitu PT PJB PLTU Paiton k memt 1, Adanya laporan . Adanya sumbangsin dana desa untuk membantu pengadaan alat pelindung diri bagi petugas pemulasaran jenazah 20 Dipindai dengan CamScanner BABS PENUTUP s ampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS ata See HIV. Namun sudah ditemukan beberapa obat antiretroviral yang dapat .hambat perkembangbiakan HIV. Selama belum ada obat yang efektif dan terjangkau olch masyarakat, maka pengobatan terutama dityjukan untuk: penyakit penyertanya dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup ODHA sebagai anggo'a keluarga dan anggota masyarakat agar tetap optimal. Memadukan upaya perawetan dan pencegahan merupakan stat yang penting. Komponen yang sangat vital pada perawatan ‘ODHA adalah mendengarkan van menarik pelajaran dari ODHA dan keluarganya. Menjalin fayanan di Rumah Sakit, Puskesmas dan di masyarakat agar terjadi perswatl! ‘dan pelayanan yang berkesinambungan dan dan memenuhi kebutuban ODHA ‘merupakan hal yang rumit. Peravwatan di rumah dapat dilakukan oleh orang-orang Yan dapat merawat dirinya sendiri, keluarga , teman, dan tetangea. Dukungan masyarakat dapat diberikan oleh terlatih, petugas Kesehatan masyarakat, dukun tradisior guru, kelompok pemuda, organisasi Kemasyarakatan, tokoh agama dan lain-lain Dengan melibatkan masyarakat dalam penyebarluasan informasi, ‘maka kualitas hidup penyakit HIV akan OHA akan ditingkatkan dan pengetanuan masyarakat tentang a kejadian penyakit HIV bisa dikendalikan. lebih meluas sehingga ang? sal Inovasi Gempitha ini kami susun sebagai pedoman dalam Jayanan Program Pemberantasan Penyakit HIV/AIDS di Tayanan yang profesional dan berkualitas. perawat, bidan, relawan yang nal, LSM, tokoh masyarakat, Demikian Propo: pelaksanaan kegiatan pel Puskesmas agar tercapai pel a Dipindai dengan CamScanner wo nupud see Hee x uryoaoest ip Kaas ous . Si] _senaestsedenesenoy| wp myajading| og vnestuodivey| —ssquosg| pe suse sweety so 2 ati omega oe eon peas! venia| Soquel oe i a ot * z So tet ntemdormssig| 959 srl vernapee | feats | wozseg pm, wists « = : Sy waren lox (AVLVHASID1 TYNOISVaigdO NVOINVG) YOR TYNVaIG NVA, ‘SIV/AIH K'V&D0Ud NV.LLVIOGN VNVONA Dipindai dengan CamScanner @ ay VHO dnpry| VHAo| a! sayy uepeysuuan| eq Lyval oconeos #4 | oooooexueyzx8m ge] tui 0 VECO TEBE a) yayBurayy umenquiag| covcoor! dy -coowozss| _610c wm “ = anisas easy owen eee exo yor weetepqced 000002» 610z HH] + ANSAS sass] wonyr Buod woe BuLUD| a vuao] ‘red qe roma creer ‘Urreaauog sovvoet siocwty| vn ted cp snp maton mma am | anding “A | | naaiing>y] mec ‘FeRD 2000p wd jooo'ose'01 >qun88g 1 = daX8 1 1 ‘ care ATH 60 ATINLSY nemepeternn| rtm wal cornu dl 7 te es 2926 mm due 000% AB 2) $19 stop meine wepeaing| ar sopotmpann| eer tox sere saazs vty owe, — mtn 0000's “Test vay APA pued Ur yrstoyy| eure wintry ener ss L Yaw ey eves tn srg Ott d fd YS9 aK NVOTTASAIG ONVA NVLVIOSD VNVONY Dipindai dengan CamScanner Oovoseest dy AWOL qn wept “wefurpon urequng ors puns eos wane ‘ies 5 pws tn ee oo 2 “outaag| loon veo sz 4 | smanrus: wep mpiinayed | 6102 rar 0 seer ete ES crm i we \_ anion : pies cto 182059: uns 7 eczema] | v0 Su | -wipowoye vod] 6102 une 9 emg ae ito ‘vuo| Dipindai dengan CamScanner rayo1B0y 0105 “E| ajmiou °2| sypey zeyed ‘I * IsVINAWAOG) upjnduysay unxeoequiayNl “S} ‘uarpne epedey snysip ymun weyadusosay uEALOAWON "P| yyiduiap wmuog uuniMEquIEd “E| enuayed uonin wexderouoy" “2 uewynquiod “I + dnjnuad °9} YNVSHV VIVL uormpadey yesundurous Stok sogeredswus ose [ep pray ekumnORBe Suk opCUa WMO meyuoqtig| ATH wpyeAued depequay} aN ONTT ONVNY| SIV / AIH verepue8uad ueeuesyejed Suma] €10Z UNYEL 621 uopu weayasay HoIayY wesope ¥8:NS “SCIV Uep AIH UeSuynS8uvueg Bemus] ¢10z UNYEL 1ZON MSSUOPYT yHandey uREYasey HOU! UesMaBIe, “| ensys sejruous 1s49yuy Hep] WON UVSVG) syodurojay yengas yruuoquiaur xq ypetioy Sued ysyosaey eAcaRpyE Uap wumBs BuEC wonfta YeIUEAIESH eaguryos “vCuatioUs IT [seAnOUE TnquIN Wey Ma! YEyeIAS "uEKINgeY WaUSUE UETED wes ues jsdasiod nove uveseiod vAtepe weSuop yosveIp Buck ueepeay mens yopE Fodto|ey URyTINAGUG) + ingnyinkueg wewurosy 1p (ATH depeuray, mpad wqerAsey woyeIID) eyduap wn4oy UEAMIUDAMAA| “IVNOISVUAdO ISINIAGC “4 LVANVIS ISINIAAC © NVLLWIONad| t SRD Ray mG + NVLVIS@] VHLIdWa9 ISVAONI NVNGNVd wos" yew8@.nBnjSnAueq sewssaysnd :[}ew-3 sees sog apoy 0800685 (SEED) ‘dia ZSE ‘ON andnysnAueg eAeY “IT MNOMONANVE SVISZISNd Ldn _NVLVHaSI SYNIG “Ss wanvangy HVLNIUSINSd Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai