Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN MUSIK ROCK

DI KOTA MALANG TAHUN 1970–2000-AN:


KAJIAN GLOBALISASI DAN EKSISTENSI SOSIAL-BUDAYA

Yovi Ardivitiyanto
Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Malang
E-mail: truestorymax86@gmail.com

Diterima: 13-03-2015 Direvisi: 31-05-2015 Disetujui: 09-06-2015

ABSTRACT
This article aims to describe the development of rock music in Malang in 1970s –2000s. On the other hand, this
article aims to look at the effect of the existence of rock music as a popular culture for socio-cultural life of youth
in Malang in 1970s–2000s. Writing this article is done by using the historical method, in which besides using sec-
ondary sources, primary sources are also used, such as contemporary newspaper, contemporary magazines, and
oral sources. Rock music is a part of popular culture products that began developing in the 1970s. Young people
become consumers of the existence of rock music continuing to be entrenched in the late 1970s. Rock music was
neither present nor taken for granted, but through a journey of existence from time to time. The existence of rock
music can be seen through the stages and the recording industry. Of the existence of rock music appeared a form
of lifestyle influences, which in turn was followed by its fans. On the other hand, the role of the mass media was
highly efficient for the spread of a form of popular culture. Eventually the genre is able to spread widely throughout
the world, including in Indonesia.
Keywords: history of development, rock music, existence, popular culture

ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan musik rock di Kota Malang pada tahun 1970-an–2000-
an. Di sisi lain, artikel ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh eksistensi musik rock sebagai budaya populer
bagi kehidupan sosial-budaya kaum muda di Kota Malang tahun 1970-an–2000-an. Penulisan artikel ini dilakukan
dengan menggunakan metode sejarah yang selain menggunakan sumber-sumber sekunder juga menggunakan sum-
ber primer seperti koran sezaman, majalah sezaman, dan sumber lisan. Musik rock merupakan bagian dari produk
budaya populer yang mulai berkembang pada tahun 1970-an. Kaum muda menjadi konsumen bagi keberadaan
musik rock yang terus membudaya pada tahun 1970-an. Musik rock tidak hadir dan diterima begitu saja, namun
melalui sebuah perjalanan eksistensi dari waktu ke waktu. Eksistensi musik rock dapat terlihat dari panggung-
panggung pertunjukan dan industri rekaman. Dari eksistensi musik rock ini muncul sebuah pengaruh berupa gaya
hidup, yang pada akhirnya diikuti oleh para penggemarnya. Di sisi lain, peran media massa sebagai alat penyebaran
sangat efesien bagi suatu bentuk budaya yang bersifat populer. Hingga pada akhirnya genre musik rock ini mampu
menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kata kunci: sejarah perkembangan, musik rock, eksistensi, budaya populer

PENDAHULUAN khas tertentu pada pemain maupun penikmat


Pada dasarnya seni musik sebagai bagian musik tersebut. Musik bukan sekedar nada
dari karya seni mengandung sifat yang menghibur, dan irama yang merdu-merayu telinga, tetapi
tetapi tidak semua musik dan karya seni bersifat mencakup juga seluruh substansi yang terkandung
demikian. Suatu jenis musik tergantung pada di dalamnya. Sama seperti disiplin ilmu sejarah,
tanggapan yang diberikan oleh suatu masyarakat sosial, antropologi, dan sebagainya, musik dan
tertentu dan pada akhirnya melahirkan ciri-ciri karya seni memberi petunjuk dan gambaran yang

53
jelas tentang suatu periode waktu di mana manusia awal tahun 1960-an. Group band rock asal Inggris
hidup dan ada (Hardjana 2004: 492). ini berhasil menginvasi Amerika Serikat dengan
musiknya. Sebut saja group band Inggris seperti
Musik merupakan bagian dari kebudayaan
The Beattles, Rolling Stone, Deep Purple, Led
yang dihasilkan oleh manusia. Seni musik terus-
Zeppelin, dan Black Sabbath yang memiliki
menerus mengalami perkembangan dari masa ke
gaya yang mendobrak serta terkesan ‘urakan’
masa. Mulai dari musik etnis sampai dengan musik
dibandingkan band-band yang pernah hadir di
kontemporer. Hal ini dipengaruhi oleh pemikiran
Amerika Serikat sebelum tahun 1960-an.
manusia yang melahirkan begitu banyak inovasi,
perkembangan teknologi, dan munculnya industri Memasuki periode 1970-an muncul gerakan
baru. Seni musik secara langsung maupun tidak anak muda yang berorientasi pada perlawanan
langsung mampu memengaruhi kondisi sosial- budaya mapan di Amerika maupun di Eropa.
budaya masyarakat. Hal ini dikarenakan musik Dalam pandangan kaum muda pada saat itu, budaya
juga memiliki kekuatan untuk memengaruhi mapan terlalu memanipulasi kehidupan mereka.
manusia di bidang keagamaan, politik, sosial Oleh karena itu, muncul Flower Generation,
maupun budaya. Fungsi semacam ini dapat sebutan buat kaum muda bergaya hippies yang
berlaku jika musik diberikan pesan-pesan di membawa semangat Do It Yourself (DIY) pada
dalamnya, misalnya lagu yang berisi pesan-pesan pertengahan tahun 1960-an di Amerika Serikat.
sosial-budaya, kritik politik, dan sebagainya Pada tahun 1970-an Inggris melahirkan gerakan
(Mack 1995: 7). Oleh karena itu, dapat dikatakan anak muda, yaitu punk, yang juga membawa
bahwa musik merupakan cerminan dari suatu semangat Do It Yourself (DIY). Kebanyakan
kebudayaan manusia pendukungnya yang dari kaum muda inilah yang menggemari musik
berkembang dari masa lampau sampai sekarang. beraliran rock. Dari kalangan anak muda, musik
rock berkembang dan bermetamorfosis menjadi
Musik rock berasal dari ekspansi budaya
berbagai subgenre (Yudisthira 2010: 42–43). Hal
etnik Afrika-Asia yang mengusung musik jazz
ini yang menyebabkan dari tahun 1970-an–1990-
dan blues ke daratan Eropa dan Amerika pada
an banyak bermunculan subgenre besar yang lahir
abad ke-20. Pada perkembangan selanjutnya,
dari musik rock. Misalnya, blues-rock, jazz rock,
bangsa Amerika Serikat mulai tertarik pada jenis
punk-rock, art-rock, heavy metal, glam rock, dan
musik jazz dan blues sehingga para musisi Afro-
pop-rock.
Amerika pada saat itu mulai mengembangkan
musik blues dengan beat yang lebih cepat. Hal Musik rock yang membudaya di kalangan
tersebut kemudian memunculkan jenis musik anak muda tidak hanya populer di negeri asalnya,
baru yang dikenal dengan nama rock ‘n roll. Pada namun mampu menyebar dan menanamkan
tahun 1950-an musik rock ‘n roll mulai populer pengaruhnya hampir ke seluruh dunia. Lewat
di Amerika Serikat. Seiring perkembangan peran media massa cetak dan elektronik, budaya
teknologi, jenis musik ini kemudian berkembang baru ini mampu bertransformasi ke segala
menjadi banyak aliran, salah satunya adalah musik penjuru dunia, termasuk Indonesia. Hal ini
rock. Namun, unsur musik blues masih terasa yang menguatkan pandangan penulis bahwa
dari reff, permainan solo serta efek distorsi yang kemunculan dan perkembangan musik rock ke
hangat dan tidak terlalu kasar. Meski demikian, seluruh dunia merupakan bagian dari budaya
sudah mulai terdengar lengkingan gitar khas yang populer dunia yang diawali pada akhir tahun
kemudian dikenal sebagai ciri musik rock (Mack 1960-an.
1995: 34).
Pada akhir tahun 1960-an sampai awal
S e m a r a k m u s i k ro c k m e n g a l a m i tahun 1970-an musik rock mulai merambah ke
kepopuleran yang mendunia seiring dengan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta,
munculnya band-band rock asal Inggris pada Bandung, Medan, Solo, Malang, dan Surabaya.

54 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


Kota Malang adalah salah satu dari kota-kota Arek tersebut. Pada akhirnya budaya Arek mampu
besar di Indonesia yang terkena dampak musik mendukung genre musik rock dan menjadi
rock. Hal ini dibuktikan sekitar tahun 1970-an populer di kalangan kawula muda Kota Malang
di mana Malang dikenal sebagai kota rock oleh dan Surabaya sejak tahun 1970-an hingga tahun
para kalangan musisi, pengamat musik, ataupun akhir 1990-an.
wartawan musik di Indonesia (Wawancara dengan
Pada kurun waktu 1970-an sampai awal
Sylvia Saartje, 28 Mei 2013).
tahun 1990-an Kota Malang menjadi barometer
Masyarakat Kota Malang dari berbagai musik rock di Indonesia. Predikat Kota Malang
kalangan pada saat itu senang mendengarkan musik sebagai barometer ini disebabkan oleh seringnya
yang dibawakan oleh group band rock dari Barat, pertunjukan musik rock atau konser festival
seperti Rolling Stone, Jimmi Hendrix, Deep Purple, di kota ini. Pada awal tahun 2000-an musik
Led Zeppelin, Judas Priest, Genesis, dan lain-lain. rock mengalami kemunduran dari segi musisi,
Pada akhirnya masyarakat Malang secara tidak penggemar, dan pertunjukan. Hal ini disebabkan
langsung mempunyai referensi yang luas tentang oleh terjadinya pergeseran selera kawula muda
musik rock Barat. Media massa cetak dan elektronik, Kota Malang terhadap budaya populer lainnya.
seperti koran, majalah, televisi, dan radio, berperan Pada tahun akhir 1990-an atau awal 2000-an
penting dalam memberikan informasi tentang kawula muda Kota Malang terpengaruh dengan
perkembangan musik rock Barat maupun musik pusat hiburan-hiburan malam.
rock dalam negeri kepada masyarakat Kota Malang.
Eksistensi para musisi maupun group band
Hal ini yang menyebabkan masyarakat Malang
rock ini ternyata membawa perubahan sosial
mampu menilai baik-buruknya suatu pertunjukan
bagi perkembangan gaya hidup pemuda di Kota
rock yang dimainkan oleh musisi lokal maupun
Malang mulai tahun 1970-an sampai awal 2000-
nasional (Wawancara dengan Sylvia Saartje, 28
an. Keberadaan musisi rock menjadi panutan bagi
Mei 2013).
setiap penggemarnya, melalui pengaruh budaya
Selain itu, wilayah Malang Raya tergolong berpakaian hingga penyimpangan-penyimpangan
dalam masyarakat berkebudayaan Arek.1 Ini sosial yang mewarnai setiap kehidupan musisi
yang menyebabkan musik rock mudah diterima maupun penggemarnya. Di balik itu semua,
di kalangan masyarakat Kota Malang. Faktor musik rock memberikan warna kebebasan kepada
lainnya adalah karena musik rock tidak hanya manusia untuk berpendapat, berkarya, dan
membawa pengaruh musikalitas saja, melainkan mengekspresikan diri sesuai keinginannya. Hal
juga membawa semboyan tentang keterbukaan, lain yang dapat disimpulkan adalah bahwa musik
kebebasan, kebersamaan, persamaan, dan rock mampu memberikan motivasi bagi setiap
solidaritas tinggi. Bila dilihat dari keterkaitan musisi maupun penggemarnya tentang semangat
dalam segi sosial-budaya, ternyata pengaruh- perjuangan dengan kerja keras dalam menyikapi
pengaruh yang ditimbulkan oleh musik rock kehidupan.
mampu melebur dengan karakteristik dari budaya
Selanjutnya, fokus permasalahan yang
1 Provinsi Jawa Timur dapat dibagi menjadi sepuluh wilayah dibahas dalam artikel ini adalah perkembangan
kebudayaan, yaitu wilayah kebudayaan Jawa Mataraman, Jawa
genre musik rock di Kota Malang dan eksistensi
Panaragan, Samin, Tengger, Arek, Osing, Pandalungan, Ma-
dura Pulau, Madura Bawean, dan Madura Kangean. Wilayah musik rock sebagai budaya populer yang
Surabaya dan Malang Raya termasuk dalam kebudayaan Arek.
Masyarakat dalam kebudayaan Arek ini memiliki karakteristik
memberikan dampak terhadap kehidupan sosial
dalam hal kepemilikan tekad, solidaritas, semangat egalitarian- kaum muda di Kota Malang. Untuk menjawab
isme yang tinggi, semangat juang yang tinggi, terbuka terhadap
perubahan, dan mudah beradaptasi. Masyarakat berkebudayaan permasalahan tersebut, diajukan serangkaian
Arek ini memiliki kepribadian “njaba jero padha” (keterbu- pertanyaan penelitian (research question) sebagai
kaan) (Sutarto 2004: 1–2).
berikut. (1) Bagaimana sejarah perkembangan
musik rock di Kota Malang pada tahun 1970-an–

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 55


2000-an ? (2) Bagaimana pengaruh eksistensi yang meliputi hasil wawancara, dokumentasi foto,
musik rock sebagai budaya populer bagi kehidupan majalah sezaman serta koran sezaman. Langkah
sosial-budaya kaum muda di Kota Malang pada ketiga adalah kritik eksternal dan internal.
tahun 1970-an–2000-an ? Langkah keempat adalah interpretasi dari sumber
yang diperoleh dengan dianalisis dan dilakukan
Secara umum artikel ini bertujuan untuk
secara sintesis (Kuntowijoyo 2001: 100). Hasil
mengamati secara lebih dalam fenomena
interpretasi kemudian dituangkan ke dalam bentuk
perkembangan musik rock sebagai budaya
tulisan yang disusun secara kronologis. Hal ini
populer yang eksis sejak 1970-an–2000-an
biasa dikenal dengan istilah historiografi yang
di Kota Malang. Namun, berkenaan dengan
merupakan tahap akhir dari penelitian sejarah.
pengaruh-pengaruh yang diakibatkan musik
Penulisan sejarah perkembangan musik rock
rock terhadap anak muda Kota Malang pada
ini dapat dikategorikan sebagai tulisan sejarah
dekade 1970-an–2000-an, maka tujuan khusus
sosial, yang pada umumnya model penulisannya
yang ingin dicapai penulis berkaitan dengan
terbagi menjadi dua sifat yaitu model sinkronis
penelitian ini adalah (1) Untuk mendiskripsikan
dan diakronis (Kuntowijoyo 2001: 43).
sejarah perkembangan musik rock di Kota Malang
tahun 1970-an – 2000-an. (2) Untuk mengetahui
pengaruh eksistensi musik rock sebagai budaya PEMBAHASAN
populer bagi kehidupan sosial-budaya kaum muda
Perkembangan Musik Rock di Kota
kota di Malang tahun 1970-an – 2000-an.
Malang Tahun 1970-an – 2000-an
Sekilas Tentang Sejarah Musik Rock di
METODE PENELITIAN
Indonesia Tahun 1970-an
Penelitian ini merupakan penelitian sejarah
Berbicara perkembangan musik rock di
yang dituangkan secara deskriptif-naratif-analisis
Malang kurang lengkap apabila tidak memaparkan
dengan menggunakan pendekatan sejarah sosial-
perkembangan musik rock di Indonesia. Dalam
budaya (Haris 2007: 236). Hal ini dilakukan untuk
konteks ini kawasan Kota Malang dipandang
memperoleh hasil yang bersifat ilmiah. Ada lima
sebagai sejarah lokal, sedangkan sejarah nasional
tahap dalam metode penelitian sejarah, yaitu
sebagai unit sejarah. Sejarah lokal berarti sejarah
pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi,
dari suatu tempat yang batasan wilayahnya
dan historiografi. Pemilihan topik menggunakan
ditentukan oleh penulis itu sendiri. Penulisan
dua pendekatan, yaitu pendekatan emosional2 dan
sejarah lokal bukan berarti menonjolkan kelebihan
intelektual3. Langkah kedua adalah heuristik atau
suatu daerah, melainkan untuk memperkaya
pengumpulan data yang berupa data sekunder yang
khazanah sejarah (Kuntowijoyo 2003: 145).
meliputi buku-buku penunjang dan data primer
Oleh karena itu, berikut akan dipaparkan sekilas
2 Kedekatan emosional adalah kedekatan peneliti sejarah dalam
memilih topik yang akan diteliti. Kedekatan emosional didasar- mengenai sejarah kemunculan musisi maupun
kan pada ketertarikan peneliti sejarah terhadap objek yang akan group band rock di Indonesia pada tahun 1970-an.
diteliti sehingga terjadi suatu relevansi dengan peneliti. Hal
inilah yang pada akhirnya membuat peneliti sejarah akan men- Pada dekade 1970-an hampir di setiap
jadi menarik dan dapat dikerjakan lebih serius oleh seorang pe-
neliti sejarah (Linctman & French 1978). kota besar memiliki group-group musik sendiri.
3 Kedekatan intelektual adalah kedekatan seorang peneliti seja- Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang,
rah yang didapat dari usaha membaca atau mendengar pelbagai
bahan sejarah yang relevan dengan topik yang dirasa menarik Solo, Medan, Surabaya, dan Malang ternyata
sehingga yang bersangkutan kemudian benar-benar mengetahui pada dekade ini lebih memunculkan group-group
pentingnya dan relevannya sebuah topik penelitian yang dipilih.
Dari pelbagai informasi yang menarik tersebut tentu ada sesuatu band maupun musisi beraliran rock. Kota Jakarta
yang menurutnya perlu ada penelitian lebih lanjut karena ada
masalah yang belum terjawab atau belum tuntas penjelasannya
sebagai ibu kota negara banyak melahirkan
(Abdulah 1985: xv). group-group musik, antara lain Gipsy, Bigman

56 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


Robinson, Fancy, Ireka, Rhadows Rasela, yang dikenal sebagai gudangnya group-group
Hookerman Equator Child, dan God Bless. musik rock pada dekade 1970-an. Mama Clan’s
Selain pentas di pesta-pesta, mereka juga tampil bahkan juga mampu menawan hati publik Jakarta
di beberapa tempat seperti mini disco, Taman dengan manggung di Taman Ria Monas pada
Ria Monas, dan Taman Ismail Marzuki. Ibu kota tanggal 20 Oktober 1973. Group dari Semarang
Jakarta sering tidak dianggap sebagai barometer lainnya yang mampu besinar tidak hanya di kota
perkembangan musik populer ber-genre rock di asalnya, yaitu Spider, tetapi entah kenapa ketika
Indonesia, kecuali dalam urusan industri produk ikut perhelatan musik “Pesta Kemarau 75” di
rekaman. Hal ini dikarenakan industri rekaman di Bandung, ia berganti nama menjadi Voodo Child
Jakarta lebih maju dan berkembang dibandingkan (Kompas 2005).
kota-kota besar lainnya di Indonesia. Kota Jakarta
Solo sebagai salah satu kota terbesar di Jawa
lebih sekadar pasar, bukan pemasok musisi seperti
Tengah juga ikut andil dalam melahirkan penyanyi
halnya Kota Bandung (Kompas 2002).
dan group-group musik dari berbagai macam
Group-group musik di Kota Bandung pada aliran musik. Group-group musik yang pernah
saat itu banyak bermunculan, misalnya Savoy dilahirkan oleh kota ini di antaranya Yap Brothers,
Rhythm, Provist (Progressive Student), Diablo Ternchem, Ayodhia, Scorless, dan Fair Stone. Pada
Band, The Player, Happiness, Thippiest, Comets, akhir 1969 group Ternchem menjadi group rock
Red & White, The Rollies, Gang of Philosophy dari kota Solo yang berhasil melambung namanya
Harry Roesli, Bani Adam, Giant Step, dan di belantika musik rock Indonesia. Ternchem
Finishing Touch. Tidak ketinggalan pula group mempunyai ciri khusus dalam setiap cenderung
vocal atau band perempuan yang mengikuti sadis dipertontonkan ke penggemarnya, seperti
jejak Dara Puspita, misalnya Miscellina yang halnya aksi Bernard (vocalis Ternchem) yang
selalu tampil dengan gaya hippies, Dara Shinta, sedang memakan ular hidup-hidup, atau keluar
Moderato, The Mad, One Dee & Lady Faces, dan dari peti mati yang dipenuhi kelelawar. Publik pun
masih banyak lagi. Dari sekian banyak group yang selalu histeris setiap kali menikmati penampilan
muncul di Kota Bandung, hanya satu group band Ternchem. Sejak itulah Ternchem selalu tampil di
rock yang bisa dikata mengalami keberhasilan hadapan publik pecinta musik cadas. Gebrakan-
dalam genre ini, yaitu The Rollies. Letak geografis gebrakannya waktu itu merupakan gema dari
yang berdekatan dengan Jakarta menjadikan idealisme mereka (Jawa Pos 1989).
Bandung sebagai kota pertama yang menerima
Kejayaan musik di Medan ditandai
informasi setiap perkembangan baru yang terjadi
dengan empat grup yang bersaing di atas
di Jakarta sekaligus juga memberikan pengaruh
panggung pertunjukan, yaitu Rhytem King,
terhadap perkembangan musik di Bandung
Minstreal, The Great Session dan Destroyer.
(Kompas 2003).
Selain keempat grup tersebut tenyata masih
Kota Semarang dan Solo pada masa 1970- banyak musisi rock lainnya, seperti Freemen, The
an merupakan tempat di mana musik rock bersinar Foxus, Amateur, The Rag Time, Six Men, Grave
di Jawa Tengah. Memasuki dekade 1970-an Man, Black Spades, dan Bhineka Nada.
musik di Semarang dilanda trend musik rock ala
Perkembangan musik rock dalam negeri
Deep Purple, Led Zeppelin, dan lain sebagainya.
tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Kota Medan
Ada tiga nama group musik yang disegani
memberikan bukti bahwa musik rock juga
keberadaanya, yaitu Mama Clan’s, Dragon, dan
berkembang di Pulau Sumatra. Bahkan antusias
Fanny’s. Group band rock Mama Clan’s tidak
penonton di Kota Medan cukup besar setiap kali
hanya berkiprah di kota asalnya, tetapi juga
digelar pertunjukan musik rock (Kompas 23
mampu menaklukkan penonton di Kota Bandung
Desember 2004).

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 57


Surabaya sebagai kota pelabuhan yang ternama. Terlebih ketika arek-arek Malang
pernah menjadi markas Angkatan Laut Belanda, mulai meneriakkan lagu-lagu milik legenda
Inggris, dan Indonesia pada akhir tahun 1960-an musik rock dunia seperti The Rolling Stone,
banyak melahirkan musisi-musisi rock. Berbagai Led Zeppelin, Genesis, Deep Purple, dan lain
tempat hiburan bertebaran di Surabaya, termasuk sebagainya. Hal inilah yang membuat Kota
kehidupan musik yang merata di bar dan diskotek, Malang dikenal sebagai kota rock pada dekade
seperti Seaside, Poras, Tegalsari, dan Mirasa. 70-an hingga 90-an. Memang tidak banyak group
Musik rock mulai terdengar di antara lagu-lagu band bermunculan saat itu. Akan tetapi, group
berirama chacha atau tango yang dibawakan band yang muncul sudah mampu menaklukkan
oleh group musik. Hampir semua pemusik asal hati para pendengar, penikmat, penggemar dan
Surabaya pernah memainkan musik rock. Group pengamat musik di Indonesia.
musik AKA yang lahir di kota ini merupakan
Hal tersebut dimulai pada tahun 1960-an
pioner musik underground di Indonesia. Group
ketika arus budaya populer dari Barat gencar-
AKA juga mengusung aksi-aksi panggung yang
gencarnya masuk ke Indonesia dalam bentuk
tidak lazim dipertunjukkan ketika itu karena
seni musik. Kota-kota besar di Indonesia tidak
menampilkan aksi peti mati dan tiang gantungan.
terkecuali Malang secara langsung mendapat
Group dan musisi lainnya yang terbentuk di kota
pengaruh kuat dari budaya musik Barat. Pada
yang sama meliputi SAS, Oorzaak, Yeah Yeah
mulanya, group-group band yang lahir di Kota
Boys, Lemon Tree’s, D’Hand, Gembels, dan Rock
Malang masih dalam bentuk group pengiring
Trikel (Kompas 28 Januari 2005).
atau orkes dan bisa dikata musik yang dimainkan
Kota Surabaya sangat produktif dalam terkesan ber-genre pop. Adapun musik rock hanya
urusan melahirkan musisi-musisi maupun group sebagai selingan di tengah-tengah pertunjukan
band rock dari masa ke masa. Group band asal dan musik rock yang mereka mainkan itupun
Kota Surabaya selalu bersaing di kancah belantika masih tergolong lunak. Hal ini ditandai dengan
musik nasional dengan mengusung genre rock band-band orkes yang muncul di Kota Malang
hingga milenium baru ini. Sebut saja group band pada era 1960-an. Group band pertama di Kota
macam AKA, SAS, Rock Trikel, Grass Rock, Malang yang muncul dengan konsep bermain
Adromeda, Power Metal, Dewa 19, Boomerang, musik seperti ini adalah Eka Dasa Taruna. Group
dan Padi. Predikat Kota Surabaya sebagai kota Band yang berdiri pada tahun 1962 ini sering
penghasil talenta-talenta dalam bidang seni musik melantunkan lagu-lagu dari group Barat seperti
rock memang dibenarkan, namun predikat sebagai Natking Cole dan Blues Presley. Selanjutnya
barometer musik rock tidak disandang oleh Kota pada tahun 1967 di Malang berdirilah group
Surabaya. Hal ini dikarenakan para pengamat band pengiring lainnya bernama Tornado Band
musik, wartawan, musisi ataupun group band (Wawancara Bapak Hari Sangehan, 18 Mei 2013).
rock menganggap bahwa Kota Malang yang lebih
Hal tersebut akan mengilhami terbentuknya
pantas menyandang predikat sebagai barometer
group band pengiring (orkes) yang sudah
musik rock di Indonesia (Wawancara dengan
memainkan musik ber-genre rock. Salah satunya
Sylvia Saartje, 28 Mei 2013).
muncul group band orkes yang disponsori oleh
Kemunculan dan Perkembangan Musisi perusahaan rokok ternama asal Kota Malang,
yaitu Bentoel. Group band yang dimotori oleh
Maupun Group Band Rock di Kota Malang
Ian Antono ini bernama Bentoel Band. Hal
antara 1970-an–2000-an yang membedakan Bentoel Band dengan group
Dalam sejarah perkembangan musik di band orkes era 1960-an adalah lagu-lagu yang
Indonesia, Kota Malang pernah melahirkan dimainkan oleh Bentoel Band sudah mulai
musisi-musisi maupun group-group band mengarah pada musik berjenis rock di beberapa

58 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


show pada tahun 1970-an. Image Bentoel Band Eyes, Bad Session, dan Avia’s, yang pada akhirnya
sebagai group orkes rock ini terlihat ketika mereka membentuk warna musik blues-rock pada sesosok
berkolaborasi di panggung pertunjukan bersama Sylvia Saartje. Bahkan seorang pengamat musik
dengan vokalis seperti Micky Merkelbach dan ternama Indonesia, Bens Leo, menjuluki Sylvia
Sylvia Saartje. Saartje sebagai Janis Joplinnya Indonesia (cover
kaset pita Sylvia Saartje album Oooh, 1983).
Pada tahun 1974 Bentoel Band mulai
Eksistensinya dalam belantika musik rock tidak
mengalami masa-masa vacuum dan pada akhirnya
pernah memudar hingga beberapa generasi. Hal
bubar. Hal ini dikarenakan Bentoel Band
inilah yang menyadarkan bahwa musik rock tidak
ditinggalkan oleh Ian Antono yang memilih
hanya sekadar bermain musik semata, namun juga
berlabuh ke group band God Bless. Bubarnya
merupakan bagian dari lifestyle yang mewakili
group band Bentoel Band akhirnya melambungkan
jiwa para penggemarnya.
nama group band rock lainnya, yaitu Ogle Eyes.
Group milik perusahaan rokok Opet ini juga Pada perkembangan selanjutnya, tepatnya
membawa warna musik berjenis rock di setiap pada dekade 1980-an, kemunculan group band
pertunjukannya. Seiring dengan perkembangan di Kota Malang bermula dari para kaum muda
group band ini di pentas pertunjukan nasional, terpelajar yang ingin berprestasi di bidang musik.
mereka berhasil mengeluarkan album rekaman Arus perkembangan musik Barat ber-subgenre art-
pada tahun 1978 (Aktuil No. 253, Agustus 1978). rock yang sangat kuat menyebabkan group-group
yang lahir pada dekade 1980-an terpengaruh dan
Dapat dilihat bahwa pada masa 1970-an
menjadi repertoar aliran art-rock Barat. Pada tahun
campur tangan perusahaan-perusahaan swasta
1980-an ini ajang festival juga menjadi modal
di Kota Malang cukup besar dalam membangun
penting bagi group band rock di Kota Malang
kegiatan bermusik lewat group band. Fenomena
untuk lebih dikenal di belantika musik nasional.
group band perusahaan ini terjadi dikarenakan
keinginan yang sangat besar dari kaum muda Kota Pertengahan tahun 1980-an dapat
Malang yang gemar bermain musik, namun tidak dikatakan sebagai era bersemainya musik rock
diimbangi dengan kondisi ekonomi yang serba di Kota Malang dalam panggung pertunjukan.
terbatas. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1970- Festival-festival musik rock bergengsi sering
an alat-alat musik elektrik merupakan barang yang diselenggarakan di Kota Malang. Dari beberapa
sangat mahal untuk dijangkau oleh masyarakat, festival yang bergengsi ini mucullah rockstar-
khususnya kaum muda Kota Malang. Alat-alat rockstar baru, tak terkecuali musisi rock yang
musik elektrik ini jarang ada orang yang memiliki, berasal dari Malang seperti Elpamas (1984, 1985,
bahkan untuk menyewa alat-alat musik saja tidak dan 1986), Heart Breaker (1984, 1985), dan Genk
bisa dianggap murah pada zaman itu. Oleh karena Voice (1986). Di luar beberapa ajang festival
itu, alternatif lain kaum muda untuk menyikapi musik rock yang diselenggarakan, muncul juga
agar bisa bermain musik dan berkarya dalam group band rock yang diperhitungkan namanya
musik adalah hanya dengan melobi agar dapat di kancah panggung pertunjukan lokal maupun
direkrut oleh suatu instansi atau perusahaan yang nasional. Group band tersebut di antaranya adalah
memiliki satu set alat-alat musik (Wawancara Hari Q-Red, Bad Sessions, Darkness, dan Destop
Sangehan, 18 Mei 2013). (Wawancara dengan Wahyu G.V, 20 Agustus
2013).
Pada dekade 1970-an Kota Malang
juga melahirkan sesosok lady rocker pertama Pada pertengahan 1980-an lagu-lagu rock
Indonesia, yaitu Sylvia Saartje. Julukan sebagai berlirik Indonesia secara perlahan mulai dikenal
rocker pertama Indonesia ini disematkan oleh dan mendapat tempat di kalangan kaum muda
media massa. Mengawali karier dari band-band penggemar. Di sisi lain, musik rock masih
lokal Malang seperti Tornado, Bentoel Band, Ogle tetap menjadi pilihan utama bagi kebanyakan

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 59


penggemar rock di Kota Malang. Hanya beberapa underground5 (musik metal, hardcore, dan punk).
group band rock Indonesia dengan karya Musik rock underground maupun indie6 pada
dalam negerinya yang mampu menaklukan hati dasarnya ini ingin membangkitkan semangat
penggemar musik rock di Kota Malang. Salah kemandirian dan kebebasan dalam berkarya
satunya adalah groupband Elpamas yang berhasil maupun dalam berekspresi.
menciptakan karya yang tertuang dalam sebuah
Total Suffer Comunity (T.S.C) menjadi
album. Hal ini dikarenakan pada tahun 1985
penggerak kebangkitan komunitas rock
Elpamas berhasil menjadi juara festival rock
underground di Malang pada 1995. Anggota
berskala nasional versi Log Zhelebour dan berhak
komunitas ini terdiri dari berbagai macam musisi
masuk dapur rekaman di samping tur keliling.
lintas scene, namun didominasi oleh anak-anak
Bahkan hingga tahun 2000-an mereka termasuk
metal. Konser rock underground yang pertama
group band yang masih produktif dalam berkarya
kali digelar di Kota Malang diorganisasikan pula
di jalurnya (Gitar Plus 25 July 2013).
oleh komunitas ini. Acara bertajuk Parade Musik
Sementara itu, memasuki akhir tahun 1980- Underground tersebut digelar di Gedung Sasana
an Wahyu G.V yang merupakan salah satu personil Asih YPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan
Genk Voice mendirikan group band bernama menampilkan band-band lokal Malang, seperti
Arema Voice. Group band Arema Voice terbentuk Bangkai (Graincore), Ritual Orchestra, Sekarat,
pada 25 Oktober 1989 dengan mengusung genre Knuckle Head, Grindpeace, No Man’s Land, The
rock. Hampir setiap lagunya mengangkat tema- Babies (Tantagode 2008: 26).
tema penyemangat. Hal ini dikarenakan konsep
Memasuki milenium baru tidak banyak
yang ditawarkan Arema Voice adalah sebuah band
group band rock asal Malang yang naik ke
suporter sepakbola. Group band ini lahir sebagai
atas permukaan untuk bersaing dalam industri
rasa ungkapan kecintaannya terhadap kesebelasan
musik rock Indonesia. Hal ini dikarenakan daya
kebanggaan warga Malang, PS Arema. Arema
kreativitas musisi rock dalam membuat karya tidak
Voice dapat dikatakan sebagai band supporter4
sebaik musisi dari luar Kota Malang sehingga
pertama di Indonesia. Group band Arema Voice
mereka tidak mampu bersaing dalam belantika
menjadi rujukan bagi band-band supporter
musik di Indonesia. Sungguh disayangkan sebab
lainnya, baik di dalam lingkup lokal maupun
mereka sangat berbakat dalam hal bermain musik,
nasional (Wawancara dengan Wahyu G.V, 20
namun saat ditanya tentang karya mereka sendiri,
Agustus 2013).
mereka hanya bisa geleng-geleng kepala. Hal ini
Pada tahun 1990-an Festival rock versi Log
5 Underground (bawah tanah) ialah segala sesuatu yang melalui
Zhelebour masih menjadi acuan para musisi rock jalur bawah. Istilah yang dipakai dalam beberapa bidang, sep-
erti budaya, musik, dan film. Istilah underground merujuk pada
di Kota Malang. Hal dibuktikan dengan lahirnya sebuah idealisme. Istilah underground mencakup nilai sosial bu-
group band asal Malang yang bernama Balance. daya dan segala aspek kaum bawah, golongan kecil atau segala
sesuatu yang berlawanan dengan aturan-aturan dan desakan.
Group band ini berhasil masuk sepuluh besar Underground lebih bebas dengan sebutan media yang menam-
dalam ajang festival rock versi Log Zhelebour pung suara-suara hak kaum bawah, untuk kebebasan bersuara
kepada ketidakadilan buatan manusia dan retorikanya. Under-
pada edisi VI (Hasil wawancara dengan Arif ground lebih bebas menyampaikan pendapat atau bergerak di bi-
Wibisono selaku penggiat musik rock). Memasuki dang positif yang mereka inginkan. Dalam bidang musik istilah
underground identik dengan musik yang bertentangan dengan
pertengahan 1990-an musik rock di Malang musik-musik yang sedang populer di masyarakat. Musik under-
ground dari segi penggemarnya sangat sedikit, biasanya musik-
bermetamorfosis menjadi musik-musik rock musik seperti ini dikategorikan sebagai musik keras (Tantagode,
2008: 1–2).
4 Band supporter adalah sekumpulan pemain alat musik yang
juga menjadi pendukung dari sebuah klub sepak bola. Band ini 6 Independent label atau yang lebih dikenal dengan istilah indie
biasanya terdiri dari vokalis, gitaris, bassist, dan drummer. Tema label merupakan sebuah perusahaan rekaman yang berukuran
lagu dari band ini adalah dukungan terhadap klub sepak bola kecil. Perusahaan ini hanya membiayai produksi rekaman hing-
yang mereka gemari (Wawancara dengan Wahyu G.V, 20 Agus- ga menjadi album. Untuk proses penggandaan, pendistribusian,
tus 2013). dan pemasaran album, perusahaan tersebut bekerja sama dengan
major label atau perusahaan rekaman besar (Denisoff 1986: 87).

60 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


diungkapkan oleh Ian Antono sebagai musisi rock Pengaruh Eksistensi Musik Rock sebagai
yang berasal dari Kota Malang: Budaya Populer bagi Kehidupan Sosial-
“ skill saya sudah kuno dibandingkan Budaya Kaum Muda di Kota Malang
dengan skill yang dimiliki oleh anak- Seiring perjalanan waktu, sedikit
anak muda sekarang. Lagu-lagunya demi sedikit Kota Malang mengarah pada
lebih sulit dengan melodi yang mbu- pengembangan industrialisasi modern. Melalui
let dan menuntut ketajaman jari-jari
industrialisasi inilah gerak urbanisasi mulai
tangan untuk mengolah senar gitar.
terasa di Kota Malang. Sedikit demi sedikit
Banyak group band di Kota Malang
masyarakat kota mulai meninggalkan kegiatan
ini yang mampu memainkan lagu-lagu
grup musik rock yang dikenal rumit yang berorientasi pada bidang agraris. Masyarakat
partiturnya seperti Dream Theater, Mr. Kota Malang mulai mengalami keberagaman
Big, Van Halen, Joe Satriani, Yngwie dalam segala hal, termasuk mengenai budaya.
Malmenstein, Rush, dan lain sebagainya. Di lain sisi, perkembangan ilmu pengetahuan
Meskipun skill memainkan lagu orang dan peran media massa menjadi alat masyarakat
lain rocker Malang tergolong hebat untuk memperoleh informasi yang lebih luas.
namun ketika sudah dituntut untuk mem- Budaya populer mulai masuk dan memengaruhi
buat lagu yang berkualitas dan bisa laris masyarakat Kota Malang.
di pasaran mereka masih belum mampu.
Musisi rock Malang pada saat ini perlu Sebuah eksistensi musik rock di Kota
belajar dari musisi-musisi di Surabaya, Malang dapat dilihat melalui dua hal. Pertama
Bandung, Jakarta, dan Jogjakarta ” mengenai paparan eksistensi musik rock dalam
(Wawancara Arif Wibisono dengan Ian panggung pertunjukan. Hal ini disebabkan oleh
Antono) (Wawancara dengan Arif Wibi- eksistensi melalui panggung pertunjukan akan
sono, selaku kolektor dan penggiat musik memperlihatkan interaksi antarpenampil dengan
rock, 12 Agustus 2013). penonton. Dari situ akan terciptakan situasi di
mana penampil dan penonton secara bebarengan
Pada tahun 2000-an hanya ada dua band
mengekspresikan diri dan melepaskan ketegangan
rock yang dikategorikan mempunyai nama dan
melalui fisikalisasi musikal yang sering kali
berprestasi di kancah lokal maupun nasional, yaitu mencakup gerakan tubuh simbolis dan terkadang
Green Master (2003) dan C.C.C.C (2007). Puncak menyinggung beberapa aspek identitas politik. Di
kepopuleran band ini adalah ketika berhasil samping itu, suatu pertunjukan musik rock yang
mendapat prestasi di ajang festival rock versi Log digelar secara resmi juga mempertimbangkan
Zhelebour. Akan tetapi, dua group band ini tidak komersialisasi, seperti yang terlihat dari harga
lama mengalami masa puncak kepopulerannya. tiket masuk, festival group band dengan hadiah
Lambat laun kedua group band rock ini mengalami uang, promosi-promosi album, memperoleh
masa ‘vacuum’ dan pada akhirnya membubarkan sponsor yang banyak dan besar, penggunaan
diri. Padahal Green Master dan C.C.C.C (baca; tata panggung serta pencahayaan serta tempat
C four) adalah band yang berpotensi untuk dapat pertunjukan (Richter 2012: 257).
meramaikan belantika musik cadas di Indonesia. Kedua mengenai paparan eksistensi musik
rock dalam industri rekaman. Dalam hal ini
Selanjutnya pada tahun 2006 kembali
musik rock merupakan produk budaya populer
muncul band supporter bola, bernama D’Kross.
kaum muda yang terpublikasikan lewat sebuah
Selebihnya tahun 2000-an hingga sekarang
industri budaya. Pada dasarnya budaya populer
menjamur band-band rock underground maupun
merupakan produk dari masyarakat industrial.
indie rock. Eksistensi budaya populer lewat industri musik
ini lebih bersifat kepada hasil dan tampilan dalam

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 61


jumlah besar, kerap dengan bantuan teknologi dari group band rock Barat. Hal semacam ini juga
produksi, distribusi, dan penggandaan massal dialami oleh group-group band rock asal Malang
sehingga gampang dijangkau masyarakat luas dalam menampilkan aksinya di atas panggung.
(Heryanto 2012: 9). Pada tahun 1970–2007 ada Salah satunya adalah aksi panggung Micky
beberapa usaha publikasi karya musik rock dari Merkelbach bersama Bentoel Band yang penuh
musisi maupun group band rock Kota Malang. kontroversi dan tidak dapat dilupakan. Pada 18
Walaupun publikasi karya tidak sebanyak ataupun Februari 1973 ketika itu Bentoel Band tampil di
sepopuler musisi maupun group band rock di Gelora Pancasila Surabaya dalam acara “Victor
luar Malang, paling tidak ada gambaran bahwa Wood’s Show”. Acara tersebut disponsori oleh
musisi maupun group band rock Malang mencoba perusahaan rokok Bentoel. Maka dari itu group
untuk eksis di dalam kancah industri rekaman di band kebanggaan perusahaan rokok tersebut
Indonesia. diberi kesempatan untuk tampil di acara tersebut
(Aktuil No. 116, Maret 1973).
Dua hal tersebut menjadi tolok ukur penulis
untuk melihat eksistensi musik cadas sebagai Pada lagu pertama Mickey menyanyikan lagu
bagian dari popular culture. Kedua fenomena “Highway Star” sambil menyambar tonggak
tersebut juga memperlihatkan bagaimana mic yang dipermainkannya seperti toya. Lagu
kaum muda Malang secara bebas mampu pertama diakhiri dengan sambutan tepuk
mengembangkan suatu budaya luar yang mereka tangan dari para penonton. Pada lagu kedua
Micky bernyanyi semakin memanaskan
gemari dari waktu ke waktu. Dari situ akan
suasana. Puncaknya adalah ketika Micky
terlihat sedikit demi sedikit suatu bentuk corak
mengambil belati dan kemudian menusuk
budaya musik rock yang diterapkan dalam sebuah
kelinci yang terikat kakinya tersebut di
kebebasan berekspresi, kebebasan berkarya serta atas permukaan panggung. Micky kembali
menyalurkan karya dan gaya hidup yang berbeda mengambil kelinci tersebut dan diangkatnya
dengan masyarakat pada umumnya. sejenak. Setelah itu kelinci itu didekap
erat-erat, sambil Micky menggorok leher
Eksistensi Musik Rock Melalui Panggung kelinci, darah pun bercucuran dari binatang
Pertunjukan tersebut. Tak lantas aksi Micky berhenti di
situ saja, darah yang keluar dari leher kelinci
Jalur pertunjukan di Kota Malang pada
tersebut dihisap dan diminumnya darah
tahun 1970-an merupakan masa awal eksistensi
kelinci tersebut. Setelah menghabiskan
musik rock di Kota Malang. Nuansa musik-musik
darah kelinci tersebut, Micky kemudian
rock Barat masih terasa kental lewat panggung melemparkan kelinci itu di samping belati.
pertunjukan di Kota Malang. Musisi-musisi rock Alunan musik pun mengalami klimaks”
Kota Malang masih sering memainkan repertoar (Aktuil No. 116, Maret 1973).
musik rock Barat di atas panggung. Hal ini
Penampilan semacam ini merupakan
dikarenakan penikmat musik rock di Kota Malang
bentuk pengaruh dari penampilan group band
masih menganggap bahwa memainkan repertoar
Barat. Aksi sadis yang ditampilkan Micky
musik rock Barat dengan baik dan sama persis
Merkelbach merupakan replika dari aksi
merupakan hal yang terkesan hebat dan perlu
panggung Ozzy Osbourn (Black Sabbath)
diberi sebuah apresiasi.
dengan mengombinasikan aksi panggung musisi
Eksistensi sebuah group band rock tidak rock Barat seperti Alice Cooper. Diketahui
lepas dari aksi di panggung pertunjukan yang bahwa Alice Cooper sangat populer dengan aksi
terkenal atraktif dan ekspresif. Ternyata aksi panggung teatrikal yang seram dan mengarah
panggung musisi rock di Indonesia pada 1970-an, pada tindakan kesadisan. Sementara itu, aksi
awal mulanya juga terpengaruh aksi panggung panggung group band rock di Indonesia pada awal

62 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


perkembangannya juga sering menampilkan hal- Media massa lah yang menobatkan Sylvia Saartje
hal semacam ini sesuai dengan group band Barat sebagai penyanyi solo beraliran rock pertama
yang menjadi kegemaran mereka. Hal serupa di Indonesia dan dikenal sebagai Lady Rocker
juga dapat dilihat ketika aksi panggung yang pertama Indonesia. Demikian juga dengan style
dilakukan Micky Merkelbach bersama Bentoel berpakaian dan aksesoris yang dikenakan Sylvia
Band merupakan sebuah gejala transformasi Saartje, menambah penonton semakin terpukau
budaya yang terkesan semu. menyaksikannya. Style berpakaian menjadi
daya tarik sendiri bagi para penonton. Hal ini
Hal ini dikarenakan musisi rock pada tahun
menunjukkan bahwa Sylvia Saartje bereksistensi
itu hanya mengikuti tren dan belum mengetahui
tidak hanya lewat musik maupun lagu yang
gaya yang ditampilkan. Menurut Harry Roesli,
dibawakannya, melainkan juga keberadaannya
awal perkembangan rock di Indonesia memerlukan
yang diakui lewat fashion musik rock perempuan
snobisme. Tanpa snobisme, orang merasa statis,
yang selalu diusung olehnya.
berawal dari snobisme, musisi maupun penonton
merasa senang dan terhibur. Kemudian, mereka Dapat dikatakan bahwa masa puncak
mencoba lebih jauh berbuat dengan tujuan kejayaan musik rock di Kota Malang terjadi pada
memperlihatkan sesuatu yang lain daripada yang tahun 1980-an. Perusahaan rokok lokal maupun
lain (Aktuil No. 225, 11 Juli 1977). nasional tidak lagi mendirikan dan membina
group band seperti pada era 1970-an untuk
Tidak semua penampilan musisi rock pada
kepentingan promosi produk. Hal ini dikarenakan
tahun 1970-an diwarnai dengan aksi teatrikal yang
perusahaan rokok tersebut mengalihkan strategi
membuat rasa kagum maupun rasa mengerikan
pemasarannya dengan mensponsori pertunjukan
bagi para penonton. Ada musisi maupun group
maupun festival musik rock. Pada pertengahan
band rock yang tampil di atas panggung yang
1980-an, pertunjukan musik rock di Kota Malang
tidak menggunakan aksi teatrikal. Walau tanpa
yang bertajuk festival sering digelar hampir setiap
aksi teatrikal, musisi juga mampu menunjukkan
tahunnya. Misalnya festival yang dipromotori
aksi panggung yang menarik. Terkecuali group
Log Zhelebour dengan menggandeng sponsor PT
band maupun musisi rock pada tahun 1970-an di
Djarum dan dikenal dengan nama “Djarum Super
Kota Malang. Karier musisi yang dibesarkan di
Rock Festival Indonesia” (Jawa Pos 5 Oktober
Kota Malang harus mampu mempunyai kekuatan
1988). Di samping itu, beberapa perusahaan
untuk memikat para penggemar musik rock
rokok nasional juga mensponsori festival-festival
Malang.
musik rock, contohnya perusahaan rokok ternama
Salah satunya adalah Sylvia Saartje yang Kota Malang dengan ajang “Bentoel Rock
mengawali karier bermusiknya lewat panggung- Festival”maupun“Bentoel Rock Selection” (Jawa
panggung pertunjukan lokal di Kota Malang. Pos, 12 Desember 1989) atau perusahaan rokok
Sylvia Saartje identik dengan aksi panggung Gudang Garam yang mensponsori ajang festival
yang memukau para penonton. Dalam setiap “Surya Rock Competition”.
penampilannya, Sylvia Saartje selalu ditopang
Di antara festival-festival rock tersebut,
dengan kekhasan suaranya dan mampu menjiwai
festival milik Log Zhelebour lah yang mampu
lagu-lagu yang dinyanyikannya dengan baik. Hal
bertahan dari perkembangan zaman. Hal ini
inilah yang membuat penampilan Sylvia Saartje
dikarenakan promotor kenamaan ini berhasil
kaya akan ekspresi dan juga tampil atraktif di atas
menggandeng sponsor perusahaan rokok ternama
panggung pertunjukan.
di Indonesia. Selain itu, festival rock versi Log
Suara maupun gaya panggung yang khas ini juga menumbuhkan rasa cinta terhadap karya-
membuat penampilan Sylvia Saartje selalu karya rock dalam negeri yang tidak kalah dengan
dinanti para penggemar musik rock Malang. rock-rock luar negeri. Memang diketahui bahwa

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 63


dalam festival ini para peserta wajib membawakan pementasan musik. Untuk itu, pementasan musik
musik rock berlirik Indonesia dan harus mampu di Kota Malang biasanya digelar di lapangan
membawakan karya mereka sendiri (HAI 41/ basket Tenun atau kolam renang Slembad yang
XXVIII/11 Oktober 2004). berada di kompleks olahraga Stadion Gajayana.
Pada tahun 1976 baru dibangun gedung olahraga
Pada tahun 1980-an musik rock Barat mulai
di Malang. Gedung ini dikenal oleh masyarakat
jarang dimainkan di atas panggung pertunjukan.
Kota Malang dengan sebutan GOR Pulosari.
Musik rock berlirik Indonesia mulai muncul ke
Walaupun kurang memenuhi syarat karena
permukaan. Kontaminasi penggemar musik rock
atapnya masih seng, gedung olahraga ini sering
Malang terhadap musik rock Barat masih terasa
digunakan untuk pementasan musik, terutama
kuat sehingga menyebabkan para penggemar
musik ber-genre rock pada pertengahan tahun
musik rock Kota Malang ini tidak begitu baik
1970-an (Aktuil No. 206, Oktober 1976).
dalam merespons karya-karya rock dalam negeri.
Hanya beberapa group band rock yang mampu
mendapat tempat di hati para penggemar musik Eksistensi Musik Rock Melalui Industri
rock di Malang dengan karya dalam negerinya Rekaman
(Jawa Pos 1 September 1986). Keadaan industri musik rock di Kota
Malang dari kurun waktu 1970-an– 1990-an tidak
Memasuki 1990-an, ketenaran musik rock
seproduktif kota-kota lain di Indonesia. Pada
mulai pudar. Di sisi lain, pada pertengahan 1995
tahun 1970-an musisi ataupun group band mulai
muncul sebuah gerakan pembeda dalam konsep
merekam karya-karya mereka, tetapi tidak banyak
bermain musik rock di Kota Malang. Pada
album yang dikeluarkan. Salah satunya adalah
tahun-tahun ini subgenre-subgenre musik rock
Bentoel Band yang memublikasikan karya mereka
tumbuh subur di Kota Malang. Konser-konser
lewat media piringan hitam hingga 3 album.
kecil (gigs) sering berlangsung serta muncul
beberapa komunitas-komunitas pecinta musik Album pertama Bentoel Band lahir pada
yang mewakili subgenre mereka masing-masing. tahun 1971 dengan judul Bentoel Hit Vol I. Album
pertama ini disajikan dalam bentuk pirirngan
Pada kurun waktu 1970-an–1990-an Kota
hitam produksi perusahaan rekaman Remaco.
Malang dianggap sebagai barometer musik rock
Pada bagian cover depan album Bentoel Hits
Indonesia. Kaum muda Kota Malang memberikan
Volume I terpampang penyanyi-penyanyi yang
warna tersendiri bagi perkembangan musik rock
diiringi oleh group Bentoel Band. Bentoel
di Indonesia. Hal ini disebabkan sikap apresiatif,
Band mengiringi suara-suara penyanyi ibu kota,
selektif, dan kritis penggemarnya terhadap band-
antara lain Tetty Kadi, Emilia Contessa, Anna
band yang tampil di atas panggung. Bahkan
Mathovani, Inneke K., Benyamin, dan Eddy
penulis musik, M.H. Alfie Syahranine, menyebut
Kardianto (Cover piringan hitam Bentoel Hit
Kota Malang sebagai “City of Monsters” (Malang
Vol I, tahun 1971). Kemudian kerja sama antara
Post Forum & D’Kross Community 2014: 34).
Emilia Contessa dengan Bentoel Band melahirkan
Istilah yang diberikan ini berkaitan dengan
album dengan judul “Emelia Contessa dan
respons kaum muda Kota Malang terhadap
Band Bentoel”. Album kedua yang aransemen
pertunjukan musik rock yang digelar di Kota
musiknya digarap oleh para personil Bentoel
Malang. Sebagai contoh, band-band rock yang
Band ini mulai diedarkan pada tahun 1973 dalam
tampil kurang baik di hadapan para fans rock
bentuk piringan hitam (Theodore 2013: 100).
Kota Malang akan segera diminta untuk lebih
Demikian juga beberapa saat kemudian pada
awal turun panggung pertunjukan.
tahun yang sama muncul rekaman terbaru Bentoel
Kota Malang sampai dengan tahun Band bersamaTrio The King’s (Cover Piringan
1975 belum mempunyai gedung khusus untuk Hitam Album Trio The King’s; Band Bentoel,

64 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


Tahun 1973). Kedua rekaman pada tahun 1973 “Mentari Kelabu” (Kaset pita album Mentari
ini jauh lebih sempurna dari album sebelumnya Kelabu, 1979).
yang beredar pada tahun 1971.
Pada tahun 1981 Sylvia Saartje kembali
Pada tahun 1971 dan 1973 Bentoel Band berhasil merekam album keempatnya dengan
mampu memublikasikan kreativitas bermain judul “Puas” (Kaset pita album Puas, 1981). Dua
musik mereka lewat piringan hitam. Menyusul tahun berselang muncullah kembali album kelima
pada tahun 1978 group band pengiring, Ogle Eyes, dengan judul “Ooh”. Pada album keempat dan
berhasil memublikasikan album perdananya. kelima ini Sylvia Saartje kembali bekerja sama
Album perdana group band pengiring yang juga dengan musisi Indonesia, yaitu Yopie Item (Kaset
didanai oleh perusahaan rokok Oepet ini diberi Pita album Ooh, 1983). Kemudian pada tahun
judul “Menyambut Sinar Pagi”. Pada kesempatan 1984 Sylvia Saartje kembali bekerja sama dengan
itu Ogle Eyes mampu menggandeng perusahaan musisi Indonesia lainnya, yaitu Farid Hardja, dan
rekaman Irama Tara untuk memproduksi dalam berhasil meluncurkan album keenam dengan
bentuk pita kaset. Karya-karya album pertama judul “Jakarta Blue Jeans-ku” (Kaset pita album
Jakarta Blue Jeansku, 1984).
sekaligus terakhir Ogle Eyes ini rata-rata
diciptakan dan diarasemen oleh Lexy Rumagit, Memasuki tahun 1987 Sylvia Saartje
Toto, dan Imanuel (Kaset pita Ogle Eyes tahun kembali meluncurkan album ketujuh yang
1978). diberi judul “Gerhana”. Album ini menandai
berakhirnya kerja sama Sylvia Saartje dengan
Musisi rock era 1970-an dari Kota Malang
perusahaan rekaman PT. Irama Tara Jakarta yang
yang bisa dikatakan produktif dalam hal publikasi
sudah berlangsung selama kurang lebih sembilan
karya hanya ada Sylvia Saartje. Ditandai dengan
tahun. Album “Gerhana” ini diproduksi dan
keluarnya album rekaman perdana Sylvia Saartje diedarkan melalui perusahaan rekaman Insan
yang berjudul ”Biarawati”. Hal ini tidak lepas Record Jakarta (Kaset pita album Gerhana, 1987).
dari peran musisi asal Malang yaitu Ian Antono, Album Gerhana ini juga menjadi sound track film
sebagai aransemen lagu-lagu pada album ini. dengan judul “Gerhana” (Wawancara dengan
Bahkan lagu pada album ini, “Biarawati”, Sylvia Saartje selaku musisi, 28 Mei 2013).
merupakan ciptaan dari Ian Antono. Lagu
Kemudian pada akhir tahun 1988 Sylvia
“Biarawati” menjadi hits pada tahun itu sebab
Saartje pergi ke New York, Amerika dan kariernya
banyak diputar di stasiun-stasiun radio di
di Indonesia sempat vacuum. Kemudian Sylvia
seluruh Indonesia. Sayang, kerja sama Sylvia
Saartje kembali pada tahun 1994 dan kembali
Saartje dengan Ian Antono hanya pada album
berkarya dengan meluncurkan album “Take
“Biarawati” saja (Wawancara dengan Sakrie, 30
Me With You”. Dari situlah Sylvia Saartje
Januari 2014). mengawali kembali kariernya di Indonesia.
Setelah sukses dengan album pertama, Album ini diproduksi oleh Logis Record (Kaset
Sylvia Saartje kembali bereksistensi dalam pita album Take Me With You, 1994). Tiga tahun
industri rekaman dengan meluncurkan album berselang, Sylvia Saartje kembali meluncurkan
kedua dengan judul “Kuil Tua”. Album ini album kesembilan dengan judul “Cinta Negeri
diproduksi oleh perusahaan rekaman PT Irama Serumput”. Pada album ini Sylvia Saartje berduet
Tara Jakarta pada tahun 1979 (Kaset pita album dengan vokalis Radja, yaitu Ian Kasela, dan
Kuil Tua, 1979). Album kedua ini tidak begitu diproduksi oleh PT SKI Jakarta (Hasil wawancara
sukses seperti album perdana. Akan tetapi, dengan Sylvia Saartje selaku musisi, 28 Mei
produktivitas Sylvia Saartje tidak terhenti sampai 2013).
di sini saja. Pada tahun 1980 di bawah rumah Memasuki tahun 1980-an eksistensi industri
produksi rekaman yang masih sama, Sylvia rekaman tergilas oleh hingar- bingar pertunjukan
Saartje meluncurkan album ketiga dengan judul musik rock di Kota Malang. Ajang-ajang festival

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 65


yang semarak pada tahun 1980-an menjadikan Pengaruh Musik Rock bagi Kehidupan
grup-grup band rock asal Kota Malang hanya Sosial-Budaya Kaum Muda Kota Malang
mungkin memiliki karya single yang terkumpul Musik rock sebagai budaya populer bagi
dalam album kompilasi. Adapun grup band yang kehidupan sosial-budaya kaum muda di Kota
berhasil mengeluarkan album hanya Elpamas. Malang pada tahun 1970-an–2000-an tidak lepas
Pada kurun waktu 1989–2000, group band ini dari peran media massa yang sangat memengaruhi
hanya mengeluarkan 5 album saja. Di bawah perjalanan eksistensi musik rock di Kota Malang.
naungan Logiss Records pada akhirnya Elpamas Melalui media massa, musik rock di Kota Malang
berhasil mengeluarkan album pertamanya pada mendapat popularitas di kalangan kaum muda
tahun 1989 dengan judul “Dinding-Dinding Malang. Kaum muda Kota Malang dari tahun
Kota”. 1970-an–2000-an mampu menggali segala
Pada tahun 1980-an Logiss Records informasi mengenai perkembangan musik rock di
merupakan perusahaan rekaman yang identik dunia ataupun di dalam negeri dari majalah, koran,
dengan musisi rock di Indonesia. Kerja sama dan radio. Jadi, media massa secara tidak langsung
Elpamas dengan Logiss Records berlanjut hingga memberikan referensi kepada para fans rock di
album terakhir group band ini. Album kedua Kota Malang. Hasilnya adalah para fans rock ini
mulai diluncurkan pada tahun 1991 dengan judul mengerti segala seluk-beluk perkembangan musik
“Tato”. Dua tahun berselang Elpamas kembali rock. Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan
menyuguhkan album ketiga dengan judul perilaku kritis, apresiasi, dan selektif terhadap
“BOS” (1993). Lama berselang tepatnya pada musisi-musisi yang tampil di atas panggung
tahun 1997, Elpamas baru mengeluarkan album pertunjukan di Kota Malang ataupun karya-karya
keempat dengan judul “Negeriku”. Tiga tahun musik rock yang diproduksi dan diedarkan oleh
kemudian Elpamas mengeluarkan album kelima industri rekaman.
dengan judul “Dongeng” (2000). Majalah yang tren di kalangan kaum muda
Memasuki tahun 1995–2007 grup band Kota Malang adalah Aktuil (tahun 1970-
rock cenderung memublikasikan karyanya bukan an), Vista (tahun 1980-an), HAI (akhir
lewat perusahaan major label, melainkan secara 1980-an –1990-an), dan lain-lain. Tidak
indie label. Hal ini dipengaruhi oleh munculnya hanya majalah, surat kabar lokal maupun
aliran-aliran rock baru yang membawa kembali nasional juga membawa sebuah informasi
filosofi “Do It Yourself” yang sempat populer terhangat seputar perkembangan musik rock
pada era 1970-an. Adapun group band rock dunia maupun dalam negeri. Selain majalah
maupun surat kabar, media radio sangatlah
yang berhasil mengeluarkan album perdana
vital bagi perkembangan musik rock di Kota
sekaligus terakhir pada tahun 2003 lewat
Malang. Hal ini dikarenakan pada tahun
perusahaan rekaman major label adalah Green
1970-an di Kota Malang banyak berdiri
Master. Album perdana Green Master ini dirilis radio-radio amatir yang menjadi sarana
oleh Atmaka Record dan diberi judul“Makhluk informasi dan propaganda budaya dari Barat.
Cantik” (Wawancara dengan Arif Wibisono Kehadiran radio-radio amatir umumnya
selaku kolektor dan penggiat musik rock, 12 dikelola oleh anak-anak muda yang banyak
Agustus 2013). memutarkan lagu-lagu yang sedang tren.
Sementara itu, group band C.C.C.C Seperti halnya kota-kota besar di Indonesia,
mengeluarkan karya mereka lewat media internet. di Kota Malang pun juga berdiri pemancar
Hal yang menarik dari album C.C.C.C ini adalah radio-radio beratena bambu seperti PK 17,
cara pemasaran karya yang tidak mencari KD 33, OOM, dan lain-lain (Tedjoleksono
untung secara komersial. Para penggemar cukup 2006: 73).
mengunduh karya-karya C.C.C.C lewat situs Pada tahun 1970-an siaran di beberapa
milik group band ini (Dian 2008). radio amatir juga terpengaruh oleh segala sesuatu

66 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


yang berhubungan dengan musik rock. Radio Dari pemaparan mengenai pengaruh dan
siaran di Kota Malang yang menjadi corong dampak musik rock dalam kehidupan sosial-
musik rock adalah TT 77, KDS 8, dan Senaputra. budaya, dapat disimpulkan bahwa dasar dari
Dari ketiga radio tersebut, radio Senaputra lebih musik rock di Kota Malang merupakan budaya
memacarkan nuansa rock yang sangat kental serapan dari Barat. Pada tahun 1970-an–2000-an
daripada radio-radio amatir lainnya. Terlebih lagi karakter musik rock beserta pernak-perniknya
ketika Ovan Tobing masuk sebagai penyiar pada di Kota Malang maupun di Indonesia belum
tahun 1975, citra rock melekat kuat pada radio mampu menciptakan karakter musik rock yang
Senaputra. Ovan Tobing menghibur sekaligus benar-benar berbudaya khas Indonesia. Hal inilah
memberi edukasi pada ribuan pendengarnya. yang membawa dampak positif maupun negatif
Tak hanya memutar lagu, Ovan Tobing banyak penggemar musik rock di Kota Malang pada
membagi sejarah kelompok musik rock atau dekade 1970-an–2000-an.
cerita di balik pembuatan album atau lagu yang
diputarnya. Sosok Ovan Tobing sangat penting
KESIMPULAN
dalam perkembangan musik rock di Kota Malang.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
Berkat jasanya sebagai penyiar, anak muda Kota
disimpulkan bahwa musik rock di Kota Malang
Malang menperoleh informasi mengenai musik
terus mengalami perubahan dan berkelanjutan.
yang sesuai dengan selera mereka. Selain itu Ovan
Dimulai dari tahun 1970-an musisi maupun group
Tobing juga sering menjadi MC pagelaran musik
band rock di Kota Malang kebanyakan masih
rock di skala lokal maupun nasional (Rolling
membawakan repertoar musik rock dari Barat.
Stone 2009: 92).
Musik rock jenis hard-rock lebih digemari oleh
Melalui proses transformasi budaya ini musisi maupun penggemar. Musik rock terus
pada akhirnya musik rock menjadi gaya hidup mengakar pada tahun 1980-an. Musisi maupun
sebagian kaum muda di kota-kota besar Indonesia group band sudah mulai menciptakan dan
pada tahun 1970-an. Hal ini yang memengaruhi membawakan lagu-lagu rock karya sendiri lewat
kaum muda Malang, mulai dari apa yang panggung festival, dan aliran musik rock yang
dikonsumsi untuk tubuh bagian luar maupun menjadi tren pada saat itu adalah jenis art-rock.
dalam. Penampilannya seperti badan ceking-
Dalam kurun waktu 1990-an ajang festival
ceking, hem ketat, memakai rompi, celana cutbray
masih menjadi pilihan utama untuk menuju
ataupun street, rambut gondrong, sepatu bot, dan
popularitas bagi musisi rock di Kota Malang.
gaya Twigi untuk kaum perempuannya, bertindik,
Namun di lain sisi, musik rock jalur underground
bertato hingga penggunaan minuman beralkohol
maupun indie mulai bersemai di Kota Malang
untuk sarana persahabatan antarpara pecinta
pada pertengahan 1990-an. Hal ini ditandai dengan
musik rock. Semua itu menjadi gambaran kaum
munculnya group band subgenre rock, yaitu heavy
muda Kota Malang sejak tahun 1970-an–2000-an.
metal. Memasuki tahun 2000-an teknologi dunia
Dalam hal gaya hidup para penggemar rock ini
di bidang musik semakin bertambah maju. Oleh
bisa dikategorikan sebagai kaum plastic hippies,
karena itu, musik rock mulai kaya akan suara,
mereka sama sekali tidak memahami mengenai
efek-efek elektrik yang baru, dan teknik-teknik
gagasan tentang hippies, tetapi hanya hiasan-
baru pun mulai berkembang pesat. Hal inilah yang
hiasan luarnya saja, seperti rambut gondrong,
menimbulkan musik rock mulai berkembang dan
pakaian, menenggak minuman berakohol dan
menampilkan subgenre yang beraneka ragam, dari
penggunaan narkotika. Semua hal tersebut
mulai punk-melodic, funk rock, brithrock, hip-
merupakan tanda kalau mereka sedang melakukan
rock, hardcore, heavy metal, metalcore, grindcore
counter culture (Yudhistira 2010:44).
dan lain sebagainya.

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 67


Penulis menyadari bahwa penulisan artikel Jawa Pos. (1986). ‘Rolling Stone’ Tampil Malam
ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan ini. 1 September 1986.
sehingga ada beberapa pembahasan yang kurang Jawa Pos. (1988). Jambore Rock Tour Membedah
mendetail ataupun belum sempat dibahas di Jombang. 5 Oktober 1988.
dalamnya. Hal inilah yang nantinya mampu
Jawa Pos. (1989). Rocker Sumatera ikut Rock
memberikan peluang kepada peneliti-peneliti
Selection ’89. 12 Desember 1989.
selanjutnya untuk membahas tema musik rock
dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, Jawa Pos. (1989). Ternchem Hidup lagi Tanpa
Adegan Sadis. 13 Maret 1989.
penulis menganjurkan kepada peneliti selanjutnya
untuk meneliti mengenai tema subgenre musik Kompas. (2002). Napak Tilas Anak Muda 1970.
rock di Kota Malang. 29 April 2002.
Kompas. (2003). Riwayat Band-Band dari Kota
DAFTAR PUSTAKA Bandung. 6 September 2003.

Abdulah, T. (1985). Sejarah Lokal di Indonesia. Kompas. (2004). Ini Rock Medan!Bung. 23
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Desember 2004.

Aktuil No. 116. Maret 1973. Kompas. (2005). From SBY with Rock. 28 Januari
2005.
Aktuil No. 206, Oktober 1976.
Kompas. (2005). Bengawan Solopun Ber-rock n
Aktuil No. 224. Juli 1977. Roll. 25 Februari 2005.
Aktuil No. 225, 11 Juli 1977 Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Sejarah.
Aktuil No. 253. Agustus 1978. Yogyakarta: Yayasan Bentang Alam.

Dian, Y. (2008). CCCC: Album Panduan Revolusi, -----------. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta:
(Online), (http://hot.detik.com/music/read/2 PT Tiara Wacana Yogya.
008/01/08/181312/876615/217/cccc-album- Lichtman, A.J. & French, V. (1978). Historian and
panduan-revolusi, diakses 2 April 2014). The Living Past, The Theory and Practyice of
Denisoff, R. S. (1986). Tarnished Gold: The Historical Study. Illinois: Harlan Davidson.
Record Industry Revisited. New Brunswick: Mack, D. (1995). Apresiasi Musik Kontemporer.
Transaction Publishers. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.
Gitar Plus. (2013). Aku Ngak Pernah Puas. Malang Post Forum dan D’Kross Community.
(Online), edisi 111, (http://www.gitarplus. (2014). Bangga menjadi Arek Malang.
net), diakses 12 November 2013. Malang: Banyumedi Publishing.
HAI 41/XXVIII. 11 Oktober. (2004). Djarum Super Richter, M. (2012). “Dunia Lain di Yogyakarta:
Rock Festival X 2004. Dari Jatilan hingga Musik Elektronik”.
Hardjana, S. (2004). Musik: antara Kritik dan Dalam Ariel Heryanto (Ed.), Budaya Populer
Apresiasi. Jakarta: Kompas. di Indonesia: Mencairnya identitas Pasca-
Orde Baru (hlm. 243–269). Yogyakarta:
Haris, S. (2007). Metodologi Sejarah. Yoyakarta:
Jalasutra (Anggota IKAPI).
Penerbit Ombak.
Rolling Stone. (2009). Best Rock Propagandist:
Heryanto, A. (2012). Budaya Pop dan Persaingan
Radio Senaputra FM & Ovan Tobing.
Identitas. Dalam Ariel Heryanto (Ed),
Budaya Populer di Indonesia: Mencairnya
identitas Pasca-Orde Baru (hlm.: 1–52).
Yogyakarta: Jalasutra (Anggota IKAPI).

68 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 6 No. 1, 2015


Sutarto, A. (2004). “Pendekatan Kebudayaan: Tedjoleksono. (2006). “Malangsche Radio
Wacana Tanding untuk Mendukung Vereeniging”. Dalam Widodo, D. (Ed.),
Pembangunan di Jawa Timur”. Dalam Malang Tempoe Doloe (hlm. 73–74).
Sutarto, A. & Sudikan, S.Y. (Ed.). Pendekatan Malang: Banyumedia Publishing.
Kebudayaan dalam Pembangunan Provinsi
Yudhistira, A.W. (2010). Dilarang Gondrong!
Jawa Timur (hlm. 1–13). Jember: Kelompok
Praktik Kekuasaan Orde Baru terhadap
Peduli Budaya & Wisata Daerah Jawa Timur
Anak Muda Awal 1970-an. Tangerang:
(Kompyawisata).
Marjin Kiri.
Tantagode, J. (2008). Musik Underground Indonesia
Revolusi Indie Label. Yogyakarta: Harmoni.

Yovi Ardivitiyanto | Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an:.. | 69

Anda mungkin juga menyukai