Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN DI RESTORAN CEPAT SAJI


KENTUCKY FRIED CHICKEN
JAKARTA UTARA

Yati Kusmawati1, Bonifasius MH Nainggolan2, Verry Cyasmoro3


Prodi S1 Manajemen , STIE Pariwisata Internasional

Abstract
This study analyzes the effect of Brand Equity on purchasing decisions at fast food
restaurants Kentucky Fried Chicken North Jakarta. The basic concepts of Brand Equity
which are variables in this study are Brand Awareness (X1) Quality Perception (X2),
Brand Association (X3) and Brand Loyalty (X4). Whereas the Purchase Decision is
denoted as Y variable. The data used in this study are primary data and secondary data.
Primary data was collected using a study questionnaire and five measurements of
variables examined on five levels of Likert scale. Respondents were taken from 120
consumers of the KFC restaurant in North Jakarta with the requirement to have made
purchases at the restaurant more than twice. The method used in this study is quantitative
statistics, using multiple linear regression analysis. The results showed that there were
significant influences between Brand Awareness, Quality Perception, Brand Association,
Brand Loyalty on Purchase Decisions partially and simultaneous.
Keywords: Brand Awareness, Quality Perception, Brand Association, Brand Loyalty,
Purchase Decision.
PENDAHULUAN makanan cepat saji, para investor
mendirikan restoran cepat saji dengan
Latar Belakang
membangun outlet-outlet di berbagai pusat
Industri kuliner mengalami perbelanjaan, lokasi yang dekat dengan
perkembangan yang sangat pesat, perkantoran dan pemukiman agar lebih
terutama kuliner yang menyediakan mudah menjangkau para konsumen.
makanan cepat saji. Kecenderungan Bahkan beberapa outlet menyediakan
manusia yang semuanya ingin serba cepat fasilitas antar langsung ke konsumen
menjadi salah satu faktor pendorong dengan melakukan pemesanan melalui
pertumbuhan industri makanan cepat saji. telepon.
Keuntungan utama yang diperoleh Industri restoran cepat saji di
konsumen menikmati makanan cepat saji Indonesia umumnya merupakan franchise
adalah proses pembuatan dan penyajian dari merek-merek asing ke Indonesia,
yang cepat, tidak membutuhkan waktu seperti, KFC, CFC, McDonalds, Burger
yang lama. Hal ini sangat membantu bagi King, Wendys, AW, dan berbagai produk
orang-orang yang memiliki tingkat lainnya. Proses pertumbuhannya dimulai
kesibukan yang tinggi. Mengingat di Jakarta, yang kemudian berkembang ke
tingginya kebutuhan konsumen dengan kota-kota besar lain di Indonesia, baik di
Ibukota Propinsi maupun Kabupaten/ untuk membeli dan membeli kembali
Kotamadya. Dari perkembangan berdasarkan keyakinan superioritas dan
franchise-franchise asing ini, terjadi membangkitkan emosi).
proses benchmarking sehingga Restoran Kentucky Fried Chicken
perusahaan-perusahaan lokal juga (KFC) merupakan salah satu restoran
mendirikan franchise serupa yang cepat saji franchise yang sudah cukup
berkembang dan bertumbuh saat ini, terkenal di Indonesia, terutama di Kota
Produk-produk yang ditawarkan Jakarta. Sama seperti restoran cepat saji
berbagai jenis restoran restoran cepat saji lainnya di Jakarta, produk utama yang
tersebut memiliki kemiripan, perbedaan dijual di KFC adalah ayam goreng cepat
yang terjadi umumnya dari sisi rasa saji dengan berbagai variasi rasa beserta
makanan, variasi produk dan berbagai minuman penyertanya. Jika ditinjau dari
faktor lainnya. Harga yang ditawarkan sisi harga, produk yang dijual oleh KFC
relatif tidak jauh berbeda satu dengan yang relatif terjangkau oleh konsumen. KFC
lainnya. Untuk itu peran merek (brand) telah memiliki cabang diberbagai kota di
turut menentukan apakah sebuah produk Indonesia, termasuk di Jakarta baik di
mampu menghadapi persaingan dengan pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran
produk lain yang sejenis. Merek telah maupun wilayah-wilayah pemukiman. Di
menjadi pemain utama dalam masyarakat samping itu, KFC merupakan salah satu
modern. Merek menembus semua bidang franchise yang telah berkiprah di
kehidupan: ekonomi, sosial, budaya, Indonesia dalam waktu yang cukup lama,
olahraga, bahkan agama (Kapferer, 2008). sejak tahun 1978 dan merupakan salah
Merek yang mendapat citra yang positif satu franchise yang cukup sukses. KFC
bagi konsumen akan dapat menentukan juga menjadi pemimpin pasar restoran
apakah konsumen mau melakukan cepat saji di Indonesia, hal ini menjadi hal
pembelian ulang bahkan mau yang menarik untuk diteliti. Tujuan
mempromosikan produk tersebut ke orang dilakukannya penelitian ini adalah untuk
lain, namun sebaliknya merek dengan citra mengetahui:
negatif akan menjadi promosi negatif 1. Pengaruh kesadaran merek (brand
terhadap produk yang pernah awareness) terhadap keputusan pem-
dirasakannya. belian konsumen pada produk KFC di
Merek adalah adalah aset tidak Jakarta Utara.
berwujud, yang akhirnya diposting di 2. Pengaruh persepsi kualitas (perceived
neraca sebagai salah satu dari beberapa quality) terhadap keputusan pembelian
jenis aset tidak berwujud (kategori yang konsumen pada produk KFC di Jakarta
juga mencakup paten, basis data, dan Utara.
sejenisnya) (Kapferer, 2008). Berbicara 3. Pengaruh asosiasi merek (brand
tentang merek, suatu produk harus association) terhadap keputusan
berbasis pelanggan dan berfokus secara pembelian konsumen pada produk
eksklusif pada hubungan yang dimiliki KFC di Jakarta Utara.
pelanggan dengan merek (dari 4. Pengaruh loyalitas merek (brand
ketidakpedulian total terhadap loyalty) terhadap keputusan pembelian
kemelekatan, kesetiaan, dan kemauan

2 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
konsumen pada produk KFC di Jakarta kekuatan suatu merek terletak pada apa
Utara ? yang telah dilihat, dibaca, didengar,
5. Pengaruh kesadaran merek, persepsi dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan
kualitas, asosiasi merek dan loyalitas konsumen tentang merek selama ini
merek secara serentak terhadap (Kotler dan Keller, 2009). Ekuitas merek
keputusan pembelian konsumen pada dari perspektif konsumen adalah
produk KFC di Jakarta Utara? memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen dan organisasi serta merancang
LANDASAN TEORI produk dan program untuk memuaskan
mereka adalah inti dari pemasaran yang
Ekuitas Merek
sukses. Dari perspektif pelanggan juga,
Mengembangkan pengetahuan yang Shimp (2003) mengatakan sebuah merek
menguntungkan individu tentang suatu memiliki ekitas sebesar pengenalan
merek dianggap menghasilkan konsumen atas merek tersebut dan
kecenderungan untuk lebih menyukai menyimpannya dalam memori mereka
merek tersebut. Ketika pelanggan memilih beserta asosiasi merek yang mendukung,
merek berulang kali, ini adalah ukuran kuat dan unik.
perilaku ekuitas merek dengan pelanggan Produk yang berkualitas tinggi yang
tersebut (Keller 2013). Pemasar dan mempunyai nilai baik pada satu sisi
peneliti menggunakan berbagai perspektif memiliki ekuitas merek yang tinggi,
untuk mempelajari ekuitas merek. Ekuitas namun hal tersebut tidak dapat diketahui
merek mencerminkan cara konsumen oleh konsumen jika tidak dilakukan upaya
berpikir, merasakan, dan bertindak terkait program dan komunikasi pemasaran yang
merek tersebut; ini memperhitungkan baik agar produk tersebut dapat dikenal
harga merek, pangsa pasar, dan oleh masyarakat. Usaha untuk
profitabilitas perusahaan yang memiliki meningkatkan ekuitas merek dilakukan
merek (Kotler dan Keller, 2009). Keller melalui pilihan yang positif atas identitas
(2013) mengatakan membangun merek merek (pemilihan nama merek atau logo
yang kuat dengan ekuitas besar yang baik. Namun, usaha yang paling
memberikan manfaat yang sangat banyak sering dilakukan adalah melalui program
pada perusahaan pemegang merek pemasaran dan komunikasi pemasaran,
tersebut. Peranan merek dalam membawa agar tercipta asosiasi yang mendukung,
karakter suatu produk memberikan kuat dan unik di benak konsumen antara
dimensi lain tentang pencitraan suatu merek dengan atribut/manfaatnya (Shimp,
produk. 2003).
Pendekatan ekuitas merek yang akan
Kesadaran Merek
digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan ekuitas merek berbasis Kesadaran merek (Brand awareness)
pelanggan. Pendekatan ekuitas merek adalah kesanggupan seorang calon
berbasis pelanggan akan memandang pembeli untk mengenali, mengingat
ekuitas merek dari sudut konsumen. Dasar kembali suatu merek sebagai bagian dari
pemikiran model ekuitas merek berbasis suatu kategori produk tertentu (Durianto
pelanggan mengungkapkan bahwa et.al, 2001). Kesadaran merek merupakan
kemampuan sebuah merek untuk mucul bantuan lebih sulit dibandingkan
dalam benak konsumen ketika mereka dengan pengenalan merek dengan
sedang memikirkan produk tertentu dan bantuan.
seberapa mudahnya nama tersebut 3. Merek yang disebutkan pertama kali
dimunculkan (Shimp, 2003). Kesadaran pada saat pengenalan merek tanpa
merek menggambarkan keberadaan merek bantuan yaitu top of mind (kesadaran
di dalam pikiran konsumen, yang dapat puncak pikiran). Top of mind adalah
menjadi penentu dalam beberapa kategori kesadaran merek tertinggi yang
dan biasanya mempunya perasaan kunci merupakan pimpinan dari berbagai
dalam ekuitas merek (Durianto et.al, merek yang ada dalam pikiran
2004). Kesadaran seringkali diterima konsumen.
begitu saja, tetapi dapat menjadi asset Kesadaran merek dapat menyediakan
strategi utama. Dalam beberapa industri sejumlah besar keunggulan kompetitif
yang memiliki kesamaan produk, (Aaker, 2008):
kesadaran menyediakan perbedaan 1. Kesadaran menyediakan merek dngan
kompetitif yang berkelanjutan. Kesadaran rasa keakraban/dikenal, dan sering
merek berfungsi untuk mendiferensialkan menyukai hal yang dikenal. Untuk
merek bersama dimensi yang diingat produk dengan keterlibatan yang
kembali (Aaker, 2008). rendah, keakraban dapat mendorong
Kesadaran merek terkait dengan keputusan pembelian.
kekuatan merek dalam ingatan, 2. Kesadaran nama dapat menjadi sinyal
sebagaimana tercermin dari kemampuan kehadiran, komitmen dan substansi,
konsumen untuk mengidentifikasi atribut yang dapat menjadi sangat
berbagai elemen merek seperti nama penting bagi pembeli industri untuk
merek, logo, simbol, karakter, kemasan, barang dengan tiket besar dan pembeli
dan slogan dalam kondisi yang berbeda. konsumen untuk barang tahan lama.
Kesadaran merek mendeskripsikan 3. Keunggulan merek akan menentukan
kemungkinan bahwa merek akan muncul apabila diingat pada waktu penting
dalam situasi yang berbeda, dan dalam proses pembelian.
kemudahan yang dilakukan merek tersebut Kesadaran merek adalah asset yang
memberikan berbagai jenis petunjuk dapat sangat tahan lama sehingga
(Keller, 2013). Durianto et.al (2004) berkelanjutan. Kesadaran dapat menjadi
mengatakan tingkatan kesadaran merek sangat sulit untuk melepaskan merek yang
(brand awareness) sebagai berikut: telah mencapai kesadaran dominan. Peran
1. Pengenalan merek (brand recognition), kesadaran merek terhadap ekuitas merek
atau disebut juga pengingatan kembali dapat dipahami dengan membahas
dengan bantuan (aided recall). bagaimana kesadaran merek menciptakan
2. Tingkatan pengingatan kembali (brand suatu nilai. Penciptaan ini dilakukan
recall) atau tingkatan pengingatan dengan empat cara:
kembali merek tanpa bantuan (unaided 1. Anchor to which other association can
recall) karena konsumen tidak perlu be attached, artinya suatu merek dapat
dibantu untuk mengingat merek. digambarkan seperti suatu jangkar
Pengukuran pengenalan merek tanpa dengan beberapa rantai. Rantai

4 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
menggambarkan asosiasi dari merek 4. Brand unaware: dilakukan observasi
tersebut. terahdap pertanyaan pengenalan brand
2. Familiarity –Fiking: Dengan mengenal awarenss sebelumnya.
merek akan menimbulkan rasa terbiasa
terutama untuk produk-produk Persepsi Kualitas
keterlibatan rendah seperti: pasta gigi, Persepsi kualitas adalah persepsi
tisu dan lainnya. Suatu kebiasaan dapat pelanggan terhadap keseluruhan kualitas
menimbulkan keterkaitan kesukaan atau keunggulan suatu produk atau jasa
kadang-kadang dapat menjadi layanan berkaitan dengan maksud yang
pendorong dalam membuat keputusan. diharapkan (Aaker, 1997). Kualitas yang
3. Substance/Commitment: Kasadaran dirasakan adalah persepsi pelanggan
akan nama dapat menandakan tentang kualitas keseluruhan atau
keberadaan, komitmen dan inti yang keunggulan produk atau layanan
sangat penting bagi suatu perusahaan. dibandingkan dengan alternatif dan
Jika kualitas dua merek sama, brand sehubungan dengan tujuan yang
awareness akan menjadi faktor yang dimaksudkan (Keller, 2013).
menentukan dalam keputusan Mencapai tingkat persepsi kualitas
pembelian konsumen. yang memuaskan menjadi lebih sulit
4. Brand to consider: langkah pertama karena peningkatan produk berkelanjutan
dalam sauatu proses pembelian adalah selama bertahun-tahun telah
menyeleksi dari sauatu kelompok meningkatkan harapan konsumen. Sebuah
merek-merek yang dikenal untuk perusahaan bertujuan menjadi pemimpin
dipertimbangkan merek mana yang kualitas produk di pasar. Banyak merek
akan diputuskan dibeli. Merek yang berusaha untuk menjadi produk atau jasa
memiliki top of mind tinggi yang dicirikan oleh tingkat kualitas, rasa,
mempunyai nilai yang tinggi. dan status yang dirasakan tinggi dengan
Aaker (1997) mengatakan pengukuran harga yang cukup tinggi dari jangkauan
kesadaran merek sebagai berikut: konsumen (Kotler & Keller, 2009).
1. Top of mind: menggambarkan merek Sikap merek juga bergantung pada
yang pertama kali diingat atau pertama pencitraan produk yang lebih abstrak,
kali disebut ketika yang bersangkutan seperti simbolisme atau kepribadian yang
ditanya tentang suatu kategori produk. tercermin dalam merek. Aspek tambahan
2. Brand recall: pengingatan kembali dari suatu produk sering kali penting bagi
merek mencerminkan merk-merek apa ekuitasnya (Keller, 2013). Evaluasi
yang diingat setelah menyebutkan konsumen mungkin tidak sesuai dengan
merek tersebut pertama kali. kualitas yang dirasakan dari produk dan
3. Brand recognition atau pengenalan dapat dibentuk oleh pengambilan
kesadaran merek merupakan keputusan yang kurang bijaksana, seperti
pengukuran kesadaran merek di mana heuristik sederhana dan aturan keputusan
kesadarannya diukur dengan diberi berdasarkan reputasi merek atau
bantuan. karakteristik produk seperti warna atau
aroma.
Terkait dengan hal tersebut, Persepsi mengesankan keyakinan dan percaya
kualitas menjadi salah satu faktor yang diri yang tinggi.
penting dalam ekuitas merek baik untuk 3. Keandalan: Dapatkah tugas tersebut
produk maupun jasa. Jika ditinjau dari sisi dikerjakan dengan akurat dan
produk, mengacu pendapat David A meyakinkan
Garvin dalam Durianto et.al (2004), di- 4. Tanggungjawab: Apakah petugas
mensi Persepsi kualitas dibagi menjadi penjualan berkemampuan untk
tujuh, yaitu: membantu para pelanggan dengan
1. Kinerja: Melibatkan berbagai memberikan layanan sebaik-baiknya.
karakterisitik operasional utama, untuk 5. Empati: Apakah organisasi
makanan misalnya: cita rasa dan menunjukan kepedulian dan perhatian
tekstur. kepada setiap pelanggan yang
2. Pelayanan: mencerminkan kemampuan mempunyai kartu anggota.
memberikan pelayanan pada produk
tersebut. Asosiasi merek
3. Ketahanan: mencerminkan umur Asosiasi merek adalah segala sesuatu
ekonomis dari produk tersebut. yang secara langsung atau tidak langsung
4. Keandalan: Konsistensi dari kinerja terkait dalam ingatan pelanggan terhadap
yang dihasilkan suatu produk dari suatu merek (Aaker, 1997). Atribut produk dan
pembelian ke pembelian berikuntya. manfaat bagi pelanggan merupakan
5. Karakteristik produk: bagian-bagian asosiasi yang memiliki relevansi karena
tambahan dari produk. menyediakan alasan untuk membeli
6. Kesesuaian dengan spesifikasi: sehingga menjadi dasar untuk loyalitas
Merupakan pandangan mengenai merek (Aaker, 2008). Asosiasi merek
kualitas proses manufaktur sesai menjadi pijakan konsumen dalam
dengan spesifikasi yang telah keputusan pembelian dan loyalitasnya
ditentukan dan teruji. kepada merek tresebut (Durianto, et.al,
7. Hasil: mengarah kepada kualitas yang 2004). Sebuah merek adalah seperangkat
dirasakan yang melibatkan enam asosiasi, biasanya terangkai dalam
dimensi sebelumnya. berbagai bentuk yang bermakna (Aaker,
Dimensi ini menjadi indikator yang 1997). Berbagai asosiasi yang diingat
digunakan penulis dalam penelitian ini. konsumen dapat dirangkai sehingga
Ditinjau dari konteks jasa, dimensi membentuk citra tentang merek (brand
Persepsi kualitas untuk konteks jasa image) dalam benak konsumen.
adalah sebagai berikut: Konsumen yang terbiasa menggunakan
1. Bentuk fisik: apakah fasilitas fisik, merek tertentu cenderung memiliki
perlengkapan dan penampilan pegawai konsistensi terhadap brand image disebut
mengesankan kualitasnya. juga dengan kepribadian merek (brand
2. Kompetensi: Apakah divisi pelayanan personality) (Rangkuti, 2017).
memiliki pengetahuan yang memadai Aaker (1997) mengatakan nilai yang
dalam melaksanakan tugasnya. Apakah mendasari sebuah merek seringkali
karyawan divisi pelayanan merupakan sekumpulan asosiasinya,
dengan kata lain merupakan makna merek

6 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
tersebut bagi khalayak dan asosiasi-aso- menghadirkan alasan untuk membeli
siasi menjadi pijakan dalam keputusan produk perluasan tersebut.
pembelian dan loyalitas merek. Beberapa Durianto et.al (2001) mengatakan,
jenis asosiasi yang bisa memberikan nilai Asosiasi yang terkait dengan suatu merek
bagi perusahaan dan para pelanggannya umumnya dihubungkan dengan berbagai
(Aaker, 1997) adalah: hal berikut:
1. Membantu proses/penyusunan infor- 1. Atribut produk: Mengasosiasikan
masi. Asosiasi bisa membantu atribut atau karakteristik suatu produk
mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan merupakan strategi posisioning yang
spesifikasi yang mungkin sulit diproses paling sering digunakan.
dan diakses para pelanggan, dan bisa 2. Atribut tidak berwujud: faktor tidak
jadi mahal bagi perusahaan untuk berwujud merupakan atribut umum,
mengkomunikasikannya. seperti halnya persepsi kualitas,
2. Diferensiasi/Posisi: Suatu asosiasi bisa kemajuan teknologi atau kesan nilai
memberikan landasan yang pentingg yang mengikhtiharkan serangkaian
bagi usaha memberdayakan.. Asosiasi- atribut yang positip.
asosiasi pembeda bisa menjadi 3. Manfaat bagi pelanggan: Karena
keuntungan kompetitif yang penting. sebagian besar atribut produk
Jikaa sebuah merek sudah dalam posisi memberikan manfaat bagi pelanggan,
yang mapan, maka para competitor maka biasanya terdapat hubugan antar
mendapat kesulitan untuk menyerang. keduanya.
Memberikan landasan yang penting 4. Harga relative: evaluasi terhadap suatu
bagi upaya pembedaan suatu merek merek di sebagian kelas produk ini
dari merek lain (differentiate). akan diawali dengan penentuan posisi
3. Alasan untuk memberi. merek tersebut dalam satu atau dua dari
Membangkitkan berbagai atribut tingkat harga
produk atau manfaat bagi konsumen 5. Penggunaan: dengan menagsosiasikan
(customer benefit) yang dapat merek dengan sauatu penggunaan atau
memberikan alasan spesifik bagi aplikasi tertentu.
konsumen untuk menggunakan merek 6. Pengguna/pelanggan: dengan
tersebut. mengasosiakan sebuah merek dengan
4. Mampu merangsang suatu perasaan sebuah tipe pengguna atau pelanggan
positif yang pada gilirannya merembet 7. Orang terkenal/khalayak: mengaitkan
ke merek yang bersangkutan. Dapat orang terkenal dengan sebuah merek
menciptakan parasaan positif atas dasar dapat mentransfer asosiasi kuat yang
pengalaman mereka sebelumnya serta dimiliki oleh orang terkenal ke merek
pengubahan pengalaman tersebut tersebut.
menjadi sesuatu yang lain dari pada 8. Gaya hidup: diilhami oleh asosiasi para
yang lain. pelanggan merek tersebut dengan
5. Suatu asosiasi dapat menghasilkan aneka kepribadian dan karakteristik
landasan bagi suatu perluasan dengan gaya hidup yang hampir sama.
menciptakan rasa kesesuaian antara 9. Kelas produk: mengasosiasikan sebuah
merek dengan produk baru atau dengan merek menurut kelas produknya.
10. Pesaing (competitor): Mengetahui perusahaan lain untuk memasuki pasar
pesaing dan berusaha untuk menyamai (Kotler & Keller, 2009). Kesetiaan juga
atau mengungguli pesaing. dapat diterjemahkan ke dalam keinginan
11. Negara/wilayah geografi: sebuah pelanggan untuk membayar harga yang
negara dapat menjadi simbol yang kuat lebih tinggi. Durianto et.al (2001)
asalkan memiliki hubungan yang erat menyatakan bahwa loyalitas merek
dengan produk, bahan dan kemampuan merupakan ukuran keberkaitan konsumen
pada sebuah merek.
Loyalitas merek Keller (2013) mengatakan bagi
Pemasar biasanya membayangkan perusahaan manapun, adalah mahal untuk
empat kelompok berdasarkan status kese- mendapatkan konsumen baru. Sebaliknya,
tiaan merek: loyalitas inti (selalu membeli relatif tidak mahal untuk memelihara
satu merek), membagi loyalitas (loyal konsumen yang sudah ada, terutama jika
kepada dua atau tiga merek), menggeser para konsumen itu sudah puas atau
loyal (berpindah dari satu merek ke merek menyukai dengan merek tersebut. Dasar
lainnya), dan beralih (tidak setia pada perekrutan konsumen adalah investasi
merek apa saja) (Kotler & Keller, 2009). akuisisi konsumen yang besar pada massa-
Perusahaan dapat mempelajari loyalitas masa sebelumnya. Lebih jauh, setidaknya
inti untuk membantu mengidentifikasi beberapa konsumen yang ada
kekuatan produk; mempelajari split loyal menonjolkan pemakain merek dan
untuk melihat merek mana yang paling meyakinkan para konsumen baru.
kompetitif dengan mereknya sendiri; dan Loyalitas yang lebih besar berarti
mempelajari pengalihan loyal untuk dorongan perdagangan yang lebih besar
mengidentifikasi kelemahan pemasaran karena para konsumen mengharapkan
yang dapat diperbaiki. merek tersebut selalu tersedia.
Aaker (2008) mengatakan asset tahan Loyalitas merek dari kelompok
lama untuk beberapa perusahaan adalah pelanggan merupakan inti dari ekuitas
loyalitas berbasis pelanggan yang merek. Apabila para pelanggan tidak
diinstalasi/ ditempatkan. Kompetitor dapat tertarik pada merek dan membeli karena
menduplikasi dan melampaui produk atau karakteristik produknya, harga, dan
jasa, tetapi mereka masih menghadapi kenyamanan dengan sedikit
tugas untuk membuat pelanggan mempedulikan merek, maka berarti
mengganti merek. Loyalitas merek atau kemungkinan ekuitas mereknya kecil.
ketahanan untuk mengganti merek dapat Sebaliknya, apabila para pelanggan
didsarkan pada kebiasaan sederhana, melanjutkan untuk membeli merek
preferensi, atau biaya untuk mengganti tersebut kendati dihadapkan pada para
merek. Loyalitas merek merupakan suatu kompetitor yang menawarkan
ukuran keberkaitan seorang konsumen karakteristik produk yang lebih unggul
pada sebuah merek (Aaker, 1997). dari segi harga dan kepraktisannya, berarti
Loyalitas merek memberikan ada nilai yang amat besar dalam merek
prediktabilitas dan keamanan permintaan tersebut dan barangkali juga dalam simbol
untuk perusahaan, dan menciptakan dan slogannya.
hambatan masuk yang menyulitkan

8 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Loyalitas merek sudah lama menjadi 3. Satisfied buyer (pembeli yang puas
gagasan sentral dalam pemasaran, dengan biaya peralihan), yaitu pembeli
merupakan satu ukuran keterkaitan puas dengan suatu merek.
seorang pelanggan pada sebuah merek. Ini 4. Liking the brand (menyukai merek),
mencerminkan bagaimana seorang yaitu pembeli sungguh-sungguh
pelanggan mungkin akan beralih ke merek menyukai suatu merek.
lain, terutama jika merek tersebut 5. Commited buyer (pembeli yang komit),
membuat suatu perubahan, baik dalam Yaitu para pembeli setia dan merasa
harga atau dalam unsur-unsur produk. bangga terhadap suatu produk.
Loyalitas merek memiliki beberapa Kelima tingkatan ini dibuat dengan
tingkatan. Aaker (1997) menyatakan melakukan penyederhanaan. Dengan kata
tingkatan loyalitas merek sebagai berikut: lain, kelimanya tidak selalu muncul dalam
1. Tingkat loyalitas paling Dasar. Yaitu bentuk yang murni dan tidak tertutup
pembeli tidak loyal sama sekali dan kemungkinan mengkonseptualisasikan
tidak tertarik pada merek tersebut. dalam bentuk lain. Contohnya, akan ada
2. Tingkat kedua. Yaitu pembeli yang konsumen-konsumen yang mempunyai
puas dengan produk atau setidaknya kombinasi dari tingkatan-tingkatan ini.
tidak mengalami ketidakpuasan.
3. Tingkat ketiga. Berisi orang-orang Keputusan Pembelian
yang puas namun mereka memikul Keputusan pembelian adalah tahapan
biaya peralihan (switching cost )-biaya proses keputusan pembeli di mana
dalam waktu, uang atau resiko kinerja konsumen benar-benar membeli produk
berkenaan dengan peralihan merek. (Kotler et.al, 2005). Perilaku konsumen
4. Tingkat Keempat. Pelanggan yang adalah studi tentang bagaimana individu,
sungguh-sungguh menyukai merek kelompok, dan organisasi memilih,
tersebut. membeli, menggunakan, dan bagaimana
5. Pelanggan Setia. Pelanggan yang barang, jasa, ide atau pengalaman untuk
mempunyai suatu kebanggan dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
menggunakan suatu merek. mereka (Kotler & Keller, 2009). Perilaku
Aaker (1997) membagi tingkatan pembelian konsumen dipengaruhi oleh
loyalitas merek dalam lima tingkatan faktor budaya, sosial, dan pribadi.
berikut : Perusahaan yang cerdas berusaha
1. Switcher (berpindah-pindah), yaitu untuk memahami proses keputusan
tingkatan loyalitas yang paling dasar, pembelian pelanggan secara penuh semua
yaitu pembeli tidak peduli pada merek pengalaman mereka dalam pembelajaran,
apa pun yang dianggap memadai dan memilih, menggunakan, dan bahkan
suka berpindah merek. menyingkirkan produk. Kotler dan Keller
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat (2009) mengatakan proses keputusan
kebiasaan), yaitu pembeli setia pembelian ada lima tahap, yaitu:
terhadap suatu merek, tetapi dasar 1. Pengenalan Masalah. Dalam
kesetiaannya bukan kepuasan atau pengenalan kebutuhan, atau
keakraban dan kebanggan. pengenalan masalah, seseorang
merasakan adanya stimuli untuk
membeli sesuatu yang datang dari da- tentang merek lain dan waspada
lam (internal) dan dari luar (eksternal) terhadap infromasi yang mendukung
(Kotler & Amstrong, 1999). keputusannya.
2. Pencarian Informasi. Pencarian infor- Alma (2008) mengatakan secara
masi mengenai mau membeli apa, umum proses pengambilan keputusan
model apa, dimana, dsb maka sesoran membeli ini dapat dikategorikan ke dalam
mencari informasi dari sumber pribadi, tiga bentuk, yaitu:
komersial dan public (Kotler & a. Proses pengambilan keputusan yang
Amstrong, 1999). luas (extended decision making), disini
3. Evaluasi Alternatif. Beberapa konsep akan banyak muncul pertimbangan
dasar yang akan membantu kita karena banyak alternative, seperti
memahami proses evaluasi: Pertama, masalah merek, mutu, harga, model,
konsumen berusaha memuaskan kegunaan, dsb.
sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen b. Pengambilan Keputusan Terbatas (
mencari manfaat tertentu dari solusi Limited decision making). Dalam hal
produk. Ketiga, konsumen melihat ini konsumen telah mengenal
masing-masing produk sebagai masalahnya, kemudian mengevaluasi
sekelompok atribut dengan berbagai hanya beberapa alternatif produk,
kemampuan untuk menghantarkan merek, harga.
manfaat yang diperlukan untuk c. Proses pengambilan keputusan yang
memuaskan kebutuhan ini. Atribut bersifat rutin (habitual decision
minat pembeli bevariasi sesuai produk making), proses ini sangat sederhana,
(Kotler & Keller, 2009). konsumen telah mengenal masalahnya,
4. Keputusan Pembelian. Dalam dan sudah jelas pula merek yang akan
melaksanakan maksud pembelian, ia beli, dimana membeli, keputusan
konsumen dapat membentuk lima sub cepat bisa diambil.
keputusan: merek (merek A), penyalur Kotler & Keller (2009) meengatakan
(penyalur 2), kuantitas (satu Konsumen tidak selalu memproses
komputer), waktu (akhir minggu), dan informasi atau mengambil keputusan
metode pembayaran (kartu kredit). dengan cara yang rasional dan cermat.
5. Perilaku Pasca Pembelian. Setelah Bebagai heuristik dan bias itu memainkan
pembelian, konsumen mungkin peran ketika konsumen memperkirakan
mengalamim konflik dikarenakan kemungkinan hasil atau kejadian di masa
melihat fitur mengkhawatirkan tertentu depan.
atau mendengar hal-hal menyenangkan

Penelitian Terdahulu
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Metode dan Hasil
Variabel
Arianis Chan Pengaruh Ekuitas Metode Structural Ada pengaruh Kesadaran merek
Merek Terhadap Equation Model (brand awareness); Asosiasi
Proses Keputusan (SEM), dengan varia- merek (brand association);Kesan
Pembelian Konsumen bel : kualitas (perceivedquality) yang

10 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Penulis Judul Metode dan Hasil
Variabel
: Studi Kasus Bank X1 : Ekuitas Merek tinggi dan Loyalitas merek
Muamalat Indonesia Y : Keputusan pem- terhadap keputusan pembelian
Cabang Bandung belian produk di Bank Mualamat
Indonesia cabang Bandung.
Marco Analisis Pengaruh Metode Structural Faktor-faktor ekuitas merek yang
Dirgahadi Ekuitas Merek Equation Model terdiri dari brand awareness dan
Lukman Terhadap Keputusan (SEM),dengan brand image berpengaruh secara
Pembelian dan variabel : signifikan terhadap keputusan
Kepuasan Konsumen X1: Ekuitas Merek pembelian.
Produk Teh Botol Y : Keputusan
Sosro Kemasan Kotak pembelian
I Gede Teguh Pengaruh Ekuitas Regresi Linier Kesadaran merek berpengaruh
Esa Widhiarta Merek Terhadap Berganda, positif terhadap keputusan
dan Made Keputusan Pembelian dengan variabel : pembelian. Persepsi kualitas
Wardana Iphone Di Denpasar X1 : Ekuitas Merek berpengaruh positif terhadap
Y : Keputusan keputusan pembelian. Asosiasi
pembelian merek berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian.
Terakhir, loyalitas merek
berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.
Philander Ekuitas Merek Regresi Linier Kesadaran Merek, Persepsi
Varian Massie Pengaruhnya Berganda, dengan Kualitas, Asosiasi Merek,
Terhadap Keputusan variabel : Loyalitas Merek secara serempak
Pembelian Xl Mobile X1 : Ekuitas Merek memiliki pengaruh signifikan
Data Service Di Kota Y : Keputusan terhadap keputusan pembelian.
Manado Pembelian Kesadaran Merek, Persepsi
kualitas, Asosiasi Merek dan
Loyalitas Merek memiliki
pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian
St. Sudomo Pengaruh Ekuitas Regresi Linier Ekuitas Merek yang terdiri dari
Merek Terhadap Berganda, dengan Kesadaran Merek, Asosiasi
Keputusan Pembelian variabel : Merek, Persepsi Kualitas, dan
(Studi Kasus X1 : Ekuitas Merek Loyalitas Merek secara bersama-
Konsumen Pepsodent Y : Keputusan sama berpengaruh positif dan
Di Kabupaten Bantul) Pembelian signifikan terhadap keputusan
pembelian pasta gigi Pepsodent
pada masyarakat yang tinggal di
Kabupaten Bantul. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa secara
parsial variabel Kesadaran Merek
dan Loyalitas Merek berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian, sementara
Penulis Judul Metode dan Hasil
Variabel
variabel Asosiasi Merek dan Per-
sepsi Kualitas tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian
pasta gigi Pepsodent pada
masyarakat yang tinggal di Kabu-
paten Bantul.
Indra K. Analisis Pengaruh Regresi Linier Secara parsial variabel Kesadaran
Runtuwene Faktor-Faktor Ekuitas Berganda, dengan Merek, Asosiasi Merek, Persepsi
Merek Terhadap variabel : Kualitas dan Loyalitas Merek
Keputusan Pembelian X1 : Ekuitas Merek berpengaruh signifikan terhadap
Produk Sepeda Motor Y : Keputusan Keputusan Pembelian Produk
Yamaha Mio-J di Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio-J dan
Kota Tomohon Kesadaran Merek berpengaruh
paling dominan terhadap
keputusan pembelian. Ekuitas
Merek secara keseluruhan adalah
kuat tetapi mengingat persaingan
dengan produk lain yang begitu
ketat seperti pemain lama dan baru
yang terus inovatif dan dinamis
maka pihak perusahaan harus
lebih agresif dan terus
meningkatkan kualitas pelayanan
dan memperkuat citra merek
dengan melaksanakan marketing
promotion untuk meningkatkan
kesadaran merek konsumen.
Dicho Pengaruh Brand Regresi Linier Ada pengaruh yang signifikan
Pradipta, Equity Terhadap Berganda secara bersama-sama antara
Kadarisman Keputusan Pembelian dengan variabel : variabel bebas terhadap variabel
Hidayat, dan (Survei pada X1 : Ekuitas Merek terikat. Secara parsial variabel
Sunarti Konsumen Pembeli Y : Keputusan kesadaran merek, persepsi kualitas
dan Pengguna Kartu Pembelian dan asosiasi merek berpengaruh
Perdana simPATI signifikan terhadap keputusan
Telkomsel di pembelian, variabel loyalitas
Lingkungan merek tidak berpengaruh secara
Mahasiswa Jurusan signifikan terhadap keputusan
Administrasi Bisnis pembelian kartu perdana simPATI
Angkatan 2012 & Telkomsel.
2013 Fakultas Ilmu
Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang)
Irwan Hartono Pengaruh Elemen Regresi Linier Secara serempak (uji F) Kesadaran
Alinegoro, Ekuitas Merek (Brand Berganda Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi

12 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Penulis Judul Metode dan Hasil
Variabel
Hastuti Equity) terhadap dengan variabel : Merek dan Kesetiaan Merek
Naibaho, Keputusan Pembelian X1 : Ekuitas Merek berpengaruh secar positif dan
Oliandes Produk Pakaian (X) Y : Keputusan signifikan terhadap Keputusan
Sondakh S.M.L di Surabaya Pembelian Pembelian. Secara parsial (uji t)
variabel Kesadaran Merek dan
Kesetiaan Merek memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian,
namun Persepsi Kualitas dan
Asosiasi merek tidak berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan
Pembelian.
Albert Analisis Pengaruh Metode Structural Kesadaran Merek, Persepsi
Soebianto Faktor-Faktor Brand Equation Model Kualitas, Asosiasi Merek dan
Equity Sepeda Motor (SEM) Kesetiaan Merek secara parsial
Merek Honda dengan variabel : berpengaruh secar positif dan
Terhadap Keputusan X1 : Ekuitas Merek signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Pada Y : Keputusan Pembelian. Secara serempak
Konsumen Di Kota Pembelian faktor-faktor brand equity
Bandung berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.

Hipotesis Penelitian Kualitas, Asosiasi Merek dan Loyalitas


Berdasarkan penelitian diatas maka Merek secara serentak berpengaruh
penulis merumuskan hipotesis dalam terhadap Keputusan Pembelian
penelitian ini sebagai berikut : makanan dan minuman di Restoran
1. Diduga Kesadaran Merek berpengaruh KFC Jakarta Utara.
terhadap Keputusan Pembelian
makanan dan minuman di Restoran METODOLOGI PENELITIAN
KFC Jakarta Utara. Metode Penelitian
2. Diduga Persepsi Kualitas berpengaruh Metode penelitian yang digunakan
terhadap Keputusan Pembelian pada penelitian ini adalah metode survey,
makanan dan minuman di Restoran dengan melakukan pengumpulan data
KFC Jakarta Utara. dengan menyebarkan angket kepada para
3. Diduga Asosiasi Merek berpengaruh responden, di mana dalam hal ini adalah
terhadap Keputusan Pembelian konsumen yang melakukan pembelian di
makanan dan minuman di Restoran Restoran Fast Food Kentucky Fried
KFC Jakarta Utara. Chicken (KFC) di Jakarta Utara.
4. Diduga Loyalitas Merek berpengaruh
Variabel Penelitian
terhadap Keputusan Pembelian
Variabel merupakan fokus penelitian.
makanan dan minuman di Restoran
Variabel penelitian menurut Sugiyono
KFC Jakarta Utara.
(2013) adalah sesuatu hal yang berbentuk
5. Diduga Kesadaran Merek, Persepsi
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti un- Sampel uji coba angket diambil sebanyak
tuk dipelajari sehingga diperoleh infor- 20 orang konsumen yang telah melakukan
masi tentang hal tersebut, dan kemudian pembelian untuk uji coba validitas dan
ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner. Sampel untuk
variabel penelitian ada dua, yaitu Variabel penelitian diambil sebanyak 120 orang
dependen (Y) adalah variabel yang konsumen Restoran KFC Jakarta Utara
dipengaruhi oleh variabel bebas. dengan persyaratan telah pernah
Variabel terikat dalam penelitian ini melakukan pembelian di Restoran tersebut
adalah : Keputusan Pembelian yang lebih dari dua kali. Metode penarikan
dilakukan konsumen di Restoran KFC sampel tersebut dilakukan dengan teknik
Jakarta Utara. Variabel independen dalam sampel non acak (non probability
penelitian ini adalah elemen-elemen sampling) dengan sampel non acak
ekuitas merek, yaitu: Kesadaran Merek kebetulan, di mana kuesioner diberikan
(X1) Persepsi Kualitas (X2), Asosiasi kepada responden yang bersedia mengisi
Merek (X3)dan Loyalitas Merek (X4). angket.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Uji Asumsi Klasik
Restoran KFC cabang Jakarta Utara Model regresi linear dapat disebut
dengan pertimbangan adanya kemudahan sebagai model yang baik jika memenuhi
untuk memperoleh data survey dari asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi
konsumen. Penelitian dilakukan pada klasik sangat diperlukan sebelum
periode April sampai Juni 2018. melakukan analisis regresi. Uji asumsi
klasik terdiri atas :
Metode Pengumpulan Data a. Uji Normalitas
Metode pengumpulan data yang Uji normalitas bertujuan untuk menguji
digunakan untuk memperoleh data yang residu dari model regresi berdistribusi
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah normal atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan membagikan angket langsung dengan uji one sample Kolmogorv
kepada konsumen yang melakukan Smirnov, kriteria pengujiannya sebagai
pembelian di Restoran KFC Jakarta Utara. berikut :
Pertanyaan yang diajukan harus sesuai Jika nilai signifikansi > 0.05, maka data
dengan aspek yang tertuang dalam kisi- berdistribusi normal
kisi dan sistem skoring yang telah disusun Jika nilai signifikansi < 0.05, maka data
sebagai berikut: tidak berdistribusi normal
SS = Sangat Setuju (5) b. Uji Heteroskedastisitas
S = Setuju (4) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
N = Netral (3) mengetahui apakah dalam model
TS =Tidak Setuju (2) regresi terjadi ketidaksamaan varian
STS =Sangat Tidak Setuju (1) dari suatu residual pengamatan ke
pengamatan yang lain. Salah satu cara
Populasi dan Sampel untuk mendekati heteroskedastisitas
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah dengan melihat grafik scatter
Konsumen Restoran KFC Jakarta Utara.

14 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
plot antara nilai prediksi variabel teri- Regresi Linier Berganda
kat (ZPRED) dengan residualnya Perhitungan statistik inferensial
(SRESID). Jika ada titik-titik memben- dilakukan dengan menghitung pengaruh
tuk pola tertentu yang teratur seperti antara (Kesadaran Merek, Persepsi
bergelombang, melebar, kemudian Kualitas, Asosiasi Merek dan Loyalitas
menyempit maka telah terjadi Merek) secara parsial terhadap Keputusan
heteroskedastisitas. Jika titik-titik Pembelian digunakan regresi linier
menyebar di atas dan di bawah angka 0 berganda, urutan sebagai berikut:
pada sumbu Y tanpa membentuk pola Model Regresi Linier Berganda
tertentu maka tidak terjadi 𝑌 = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ε
heteroskedastisitas. Di mana: βi =Koefisien Regresi
c. Uji Multikolinearitas ; Xi =variabel bebas dan Y= variabel tidak
Uji Multikolinearitas diterapkan untuk bebas dan = Nilai Residu
analisis regresi berganda yang terdiri
atas dua atau lebih variabel bebas, Uji Goodness of fit dengan Uji F
dimana akan diukur tingkat asosiasi (ANOVA) :
(keeratan) hubungan atau pengaruh Dengan menggunakan taraf nyata
antar variabel bebas tersebut melalui 𝛼 = 5% (0,05) jika signifikansi <0,05 H0
besaran koefisien korelasi. Dalam ditolak dan H1 diterima, berarti secara
penelitian ini teknik untuk mendeteksi bersama-sama keseluruhan variabel bebas
ada atau tidaknya multikolinearitas memiliki keberartian atau pengaruh yang
didalam model regresi adalah melihat nyata terhadap variabel tidak bebas,
dari nilai Variance Inflation Factor sebaliknya jika signifikansi >0,05 berarti
(VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai Ho diterima dan H1 ditolak, berarti secara
tolerance mendekati 1, serta nilai VIF bersama-sama keseluruhan variabel bebas
disekitar angka 1 serta tidak lebih dari tidak memiliki keberartian atau pengaruh
10, maka dapat disimpulkan tidak yang nyata terhadap variabel bebas.
terjadi multikolinearitas antara variabel
bebas dalam model regresi. Uji parsial parsial dengan uji t
d. Uji Linieritas Uji t yaitu suatu uji untuk
Uji Linieritas dilakukan untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh
mengetahui apakah variabel tidak variabel bebas secara parsial terhadap
bebas (Y) merupakan kombinasi linier variabel tidak bebas dan menganggap
dari variabel bebas (X) atau apakah variabel bebas lainnya tetap. Kriteria
setiap variabel bebas memiliki pengujian berdasarkan signifikansi pada
hubungan yang linier dengan variabel taraf nyata 𝛼 = 5% (0,05). Jika
tidak bebas. Pada penelitian ini uji signifikansi <0,05 maka variable bebas
linieritas dilakukan dengan Metode mempengaruhi variabel tidak bebas secara
Linierity, dengan uji t. Jika nilai parsial atau individu, begitu juga se-
signifikansi < 0.05 maka variabel bebas baliknya jika signifikansi >0,05, maka
X memiliki hubugan yang lineir variabel bebas tidak mempengaruhi
dengan Y. variabel tidak bebas secara parsial
(individu).
Koefisien Korelasi dan Koefisien Deter- Tabel 3. Uji satu sampel Kolmogorov-
minasi Smirnov
Jika nilai r positip, berarti hubungan x One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan y lurus, artinya semakin besar x, Unstandardized
Residual
maka y semakin besar. Jika nilai r negatif, N 120
berarti hubungan x dengan y terbalik, Normal Mean 0.000
artinya jika x semakin besar, maka y Parametersa,b Std. Deviation 1.766
semakin kecil. Jika nilai r: Most Extreme Absolute 0.074
- 0.01-0.19: hubungan x dengan y berada Differences Positive 0.051
pada kategori sangat lemah Negative -0.074
Test Statistic 0.074
- 0.20-0.39: hubungan x dengan y berada Asymp. Sig. (2-tailed) .155c
pada kategori lemah a. Test distribution is Normal.
- 0.40-0.59 :hubungan x dengan y berada b. Calculated from data.
pada kategori sedang c. Lilliefors Significance Correction.
- 0.60-0.79: hubungan x dengan y berada Dari hasil perhitungan data
pada kategori kuat ditemukan bahwa standar deviasi data
- 0.80-0.99: hubungan x dengan y berada residual adalah 1.766. Perbedaan nilai
pada kategori sangat kuat ekstrim positip yang terjadi dari sisaan
Koefisien Determinasi merupakan atau residu adalah 0,051 sedangkan
nilai yang menunjukan kemampuan perbedaan negatif adalah -0,074. Dengan
variabel x menjelaskan keragaman dari y, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
di mana nilai Koefisien Determinasi (KD) dan bantuan SPSS versi 22, pada taraf
dirumuskan dengan: 𝐾𝐷 = 𝑅 2 𝑥100 nyata 𝛼=0,05 (5%) diperoleh nilai
Kolmogorov-Smirnov uji Z=0.074,
HASIL PENELITIAN DAN dengan nilai signifikansi =0,155>0,05.
PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan tersebut terbukti
data residual berdistribusi normal.
Uji Kenormalan Data Uji Multikolinieritas
Salah satu asumsi lain yang harus
Pada penelitian ini, Konsumen yang dipenuhi dalam melakukan analisis linier
menjadi responden ada 120 orang regresi berganda adalah tidak ada saling
responden. Dari hasil model regresi linier korelasi antar variabel bebas yang diteliti.
berganda, hasil uji kenormalan data Pada penelitian ini akan dianalisis apakah
disajikan pada Tabel 3. ada saling korelasi antara variabel
Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas,
Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek.

Tabel 4. Uji Multikolinieritas antar variabel


Variabel VIF Kriteria Kesimpulan
Kesadaran Merek 1.506 10,000 Non Multikolinieritas
Persepsi Kualitas 2.224 10,000 Non Multikolinieritas
Asosiasi Merek 2.220 10,000 Non Multikolinieritas
Loyalitas Merek 2.220 10,000 Non Multikolinieritas
Sumber: Olahan Angket

16 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Dengan menggunakan metode Vari-
Uji Heterokedastisitas
ance Inflation Factor (VIF), dengan titik
Uji heterokedastisitas dilakukan
batasan nilai VIF<10 sebagai batasan un-
untuk melihat apakah terdapat
tuk memenuhi asumsi multikoliniertas,
ketidaksamaan varians dari residual satu
dari dua variabel bebas yang diteliti pada
pengamatan ke pengamatan lain. Model
penelitian ini diperoleh nilai VIF seluruh
regresi yang memenuhi persyaratan
variabel <10. Dengan demikian dapat
adalah di mana terdapat kesamaan varians
disimpulkan bahwa tidak terjadi
dari residual satu pengamatan ke
pelanggaran terhadap asumsi
pengamatan lain yang disebut dengan
multikolinieritas atau tidak ada saling
homoskedastisitas.
korelasi antar variabel bebas pada
penelitian ini.

Gambar 1. Diagram Pencar nilai prediksi dengan residual

Pelanggaran terhadap asumsi dan negatip secara merata, dengan


heterokedastisitas dapat diketahui dengan demikian asumsi heterokedastisitas
memeriksa diagram pencar antara nilai terpenuhi.
prediksi (Zpred) dengan nilai residu dari
pengamatan. Jika diagram pencar Uji Linieritas
membentuk pola tertentu maka terjadi Uji linieritas setiap variabel bebas,
pelanggaran terhadap asumsi dilakukan dentgan uji t. Hasil uji linieritas
heterokedastisitas. Pada Gambar 1. disajikan pada Tabel 5.
ditemukan bahwa diagram pencar antara
nilai prediksi dengan nilai residu dari
pengamatan tidak membentuk pola
tertentu dan tersebar di antara nilai positip
Tabel 5. Uji Linieritas dengan metode Liniearity
Variabel Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Kesadaran Merek Linearity 241.795 1 241.795 50.738 0.000
Persepsi Kualitas Linearity 307.320 1 307.320 76.086 0.000
Asosiasi Merek Linearity 289.179 1 289.179 69.005 0.000
Loyalitas Merek Linearity 289.179 1 289.179 69.005 0.000
Sumber: Olahan Angket

Dari Tabel 5. ditemukan bahwa se- Dengan tingkat signifikansi pada


luruh variabel bebas memiliki hubungan taraf nyata 𝛼 = 5% (0.05), 𝑑𝑓1 =
yang linier terhadap variabel tidak bebas, 4, 𝑑𝑓2 = 115 diperoleh nilai signifikansi
terbukti dari nilai signifikansi hasil uji <0.05, dengan demikian diperoleh
linieritas <0,05 baik untuk variabel kesimpulan bahwa 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎
Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, diterima pada taraf nyata tersebut,
Asosiasi Merek maupun Loyalitas Merek, sehingga kesimpulannya adalah model
artinya linieritas pada setiap variabel regresi yang diperoleh dapat dipergunakan
signifikan. untuk melihat pengaruh Kesadaran Merek,
Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek dan
Uji Goodness of Fit (Uji Kesesuaian Loyalitas Merek terhadap Keputusan
Model) Uji F (ANOVA) Pembelian Konsumen Restoran KFC
𝐻0 : bi = 0 : tidak ada pengaruh variabel Jakarta Utara. Hasil penelitian Chan
Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, (2010); Lukman (2014); Wardana &
Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek Widhiarta (2015); Massie (2013); Sudomo
secara bersama-sama terhadap (2013); Runtuwene (2015); Pradipta et.al
Keputusan Pembelian Konsumen (2016); Hartono et.al (2014); Soebianto
Restoran KFC Jakarta Utara. (2014) yang menyatakan secara simultan
𝐻1 : bi ≠ 0 : salah satu dari variabel variabel-variabel ekuitas merek memiliki
Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, pengaruh terhadap keputusan pembelian,
Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek dalam arti jika salah satu dari variabel
berpengaruh terhadap Keputusan ekuitas merek yang diteliti pada penelitian
Pembelian Konsumen Restoran KFC ini mempengaruhi keputusan pembelian,
Jakarta Utara. dengan sendirinya secara simultan seluruh
Berikut ini akan dijelaskan pengujian variabel mempengaruhi keputusan
masing-masing variabel seperti dibawah pembelian.
ini.
Tabel 6. Analisis of Variance (ANOVA) Model Regresi Linier Berganda
Sum of Mean Dengan menggunakan bantuan
Model Squares df Square F Sig. software SPSS versi 20, model regresi
1 Regres 412.929 4 103.232 31.982 .000b
sion
yang menunjukkan pengaruh antara
Residual 371.196 115 3.228 variabel Kesadaran Merek, Persepsi
Total 784.125 119 Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas
a. Dependent Variable: Y Merek terhadap Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), x4, X1, X3, X2

18 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Konsumen disajikan pada Tabel 7.
sebagai berikut :

Tabel 7. Model Regresi Linier Berganda


Unstandardized Coeffi- Standardized
Model cients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3.203 2.120 1.511 0.134
Kesadaran Merek 0.240 0.083 0.229 2.908 0.004
Persepsi Kualitas 0.197 0.081 0.232 2.423 0.017
Asosiasi Merek 0.219 0.103 0.204 2.131 0.035
Loyalitas Merek 0.207 0.093 0.211 2.221 0.028

Dari tabel 7. diatas diperoleh bahwa 4. Nilai koefisien regresi Asosiasi Merek
model regresi yang menggambarkan sebesar 0.219 memberi arti jika terjadi
hubungan antara Kesadaran Merek, peningkatan Asosiasi Merek sebesar
Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek dan satu satuan maka akan terjadi
Loyalitas Merek dengan Keputusan peningkatakn keputusan pembelian
Pembelian Konsumen adalah: sebesar 0.219 kali dengan catatan
Keputusan Pembelian Konsumen = 3.203 variabel bebas lainnya tetap.
+ 0,240 Kesadaran Merek + 0.197 Persepsi 5. Nilai koefisien regresi Loyalitas Merek
Kualitas + 0.219Asosiasi Merek + 0,207 sebesar 0.207 memberi arti jika terjadi
Loyalitas Merek + ε. peningkatan Loyalitas Merek sebesar
1. Nilai konstanta = 3.203 memberi arti satu satuan maka akan terjadi
bahwa Keputusan Pembelian peningkatakn keputusan pembelian
Konsumen memiliki skor 3.203 jika sebesar 0.207 kali dengan catatan
nilai variabel-variabel bebas kesadaran variabel bebas lainnya tetap.
merek, persepsi kualitas, asosiasi
merek dan loyalitas merek adalah nol. Uji Parsial variabel dengan uji t
2. Nilai koefisien regresi Kesadaran Digunakan untuk mengetahui
Merek sebesar 0.240 memeberi arti pengaruh secara parsial variabel
bahwa jika terjadi nilai kesadaran independen (Kesadaran Merek, Persepsi
merek sebesar 1 satuan, maka akan Kualitas, Asosiasi Merek dan Loyalitas
terjadi peningkatan keputusan Merek) terhadap variabel dependen
pembelian sebesar 0.240 kali, di mana (Keputusan Pembelian Konsumen). Dari
variabel bebas lain adalah tetap. hasi output pengolahan data bantuan SPSS
3. Nilai koefisien regresi persepsi kualitas 22 dari tabel 7, diperoleh:
sebesar 0.197 memberi arti jika terjadi
1. Variabel Kesadaran Merek
peningkatan persepsi kualitas sebesar
𝐻𝑜 : b1 = 0: Kesadaran Merek tidak
satu satuan maka akan terjadi
berpengaruh signifikan terhadap
peningkatakn keputusan pembelian
Keputusan Pembelian Konsumen.
sebesar 0.197 kali dengan catatan
variabel bebas lainnya tetap.
𝐻1 : b1 ≠ 0: Kesadaran Merek 𝐻1 : b1 ≠ 0: Persepsi Kualitas
berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen. Keputusan Pembelian Konsumen.
Hasil uji t untuk variabel Kesadaran Hasil uji t untuk variabel Persepsi
Merek diperoleh nilai signifikansi 0,004, Kualitas diperoleh nilai signifikansi 0,017,
dengan menggunakan batas signifikansi dengan menggunakan batas signifikansi
0,05 yang berarti 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 0,05 dengan derajat kebebasan 115 yang
diterima. Dengan demikian maka dapat berarti 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dengan
disimpulkan ada pengaruh Kesadaran demikian maka dapat disimpulkan ada
Merek terhadap Keputusan Pembelian pengaruh Persepsi Kualitas terhadap
Konsumen pada Restoran KFC Jakarta Keputusan Pembelian Konsumen pada
Utara, di mana pengaruh tersebut positip Restoran KFC Jakarta Utara, di mana
artinya peningkatan Kesadaran Merek pengaruh tersebut positip artinya
meningkatkan peluang peningkatan peningkatan Persepsi Kualitas
Keputusan Pembelian Konsumen. Hal ini meningkatkan peluang peningkatan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Keputusan Pembelian Konsumen. . Hal ini
Chan (2010); Lukman (2014); Wardana & sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Widhiarta (2015); Massie (2013); Sudomo Chan (2010); Lukman (2014); Wardana &
(2013); Runtuwene (2015); Pradipta et.al Widhiarta (2015); Massie (2013); Sudomo
(2016); Hartono et.al (2014); Soebianto (2013); Runtuwene (2015); Pradipta et.al
(2014) yang menyatakan bahwa ada (2016); Hartono et.al (2014); Soebianto
pengaruh kesadaran merek terhadap (2014) yang menyatakan bahwa ada
keputusan pembelian. Aaker (2008) pengaruh persepsi kualitas terhadap
menyatakan bahwa kesadaran keputusan pembelian. Jika ditinjau dari
menyediakan merek dengan rasa sisi persepsi kualitas, responden umumnya
keakraban dan sering menyukai hal yang menyatakan hal positip terkait dengan
dikenal dapat mendorong keputusan kualitas makanan dan minuman yang ada
pembelian. Dalam hal ini jika ditinjau dari di restoran KFC Jakarta Utara, ini
kesadaran merek, umumnya para memberi gambaran bahwa kualitas produk
konsumen telah mengenal merek KFC makanan dan minuman tersebut umumnya
yang dikonsumsinya dan persepsi mereka sudah pada kategori baik. Aaker (1997)
terhadap merek tersebut umumnya baik, menyatakan bahsa jika sebuah merek
hal ini dapat dilihat dari hasil persepsi sangat dihargai dalam suatu konteks,
konsumen terhadap variabel kesadaran asumsinya merek tersebut memiliki
merek, di mana para konsumen tingkat kualitas yang tinggi. Rangkuti (2017)
kesetujuan konsumen terhadap pernyataan mengatakan bahwa salah satu keuntungan
pada kesadaran merek tinggi. nilai persepsi kualitas adalah alasan untuk
membeli sebuah merek.
2. Variabel Persepsi Kualitas
𝐻𝑜 : b1 = 0: Persepsi Kualitas tidak 3. Variabel Asosiasi Merek
berpengaruh signifikan terhadap 𝐻𝑜 : b1 = 0: Asosiasi Merek tidak ber-
Keputusan Pembelian Konsumen. pengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen.

20 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
𝐻1 : b1 ≠ 0: Asosiasi Merek 𝐻1 : b2 ≠ 0: Loyalitas Merek
berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen. Keputusan Pembelian Konsumen.
Hasil uji t untuk variabel Asosiasi Hasil uji t untuk variabel Loyalitas
Merek diperoleh nilai signifikansi 0,035, Merek diperoleh nilai dengan tingkat
dengan menggunakan batas signifikansi signifikansi 0,028, dengan menggunakan
0,05 dengan derajat kebebasan 115, yang batas signifikansi 0,05 yang berarti 𝐻𝑜
berarti 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 diterima .Dengan diterima dan 𝐻1 ditolak. Dengan demikian
demikian maka dapat disimpulkan ada disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
pengaruh Asosiasi Merek terhadap nyata Loyalitas Merek terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen pada Keputusan Pembelian Konsumen
Restoran KFC Jakarta Utara, di mana Restoran KFC Jakarta Utara. Penelitian
pengaruh tersebut positip artinya terdahulu seperti Hal ini sesuai dengan
peningkatan Asosiasi Merek penelitian yang dilakukan Chan (2010);
meningkatkan peluang peningkatan Lukman (2014); Wardana & Widhiarta
Keputusan Pembelian Konsumen. Hal ini (2015); Massie (2013); Sudomo (2013);
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Runtuwene (2015); Pradipta et.al (2016);
Chan (2010); Lukman (2014); Wardana & Hartono et.al (2014); Soebianto (2014)
Widhiarta (2015); Massie (2013); Sudomo yang menyatakan bahwa ada pengaruh
(2013); Runtuwene (2015); Pradipta et.al persepsi kualitas terhadap keputusan
(2016); Hartono et.al (2014); Soebianto pembelian mendukung hasil penelitian ini
(2014) yang menyatakan bahwa ada yang menyatakan ada pengaruh loyalitas
pengaruh asosiasi merek terhadap merek terhadap keputusan pembelian.
keputusan pembelian. Sama seperti Loyalitas merek menjadi pijakan
sebelumnya, asosiasi responden konsumen dalam keputusan pembelian
berdasarkan hasil kuesioner yang merek di samping asosiasi merek
disebarkan umumnya baik, yang (Durianto et.al, 2004). Pada penelitian ini,
beranggapan negative relative sedikit, persepsi responden tentang loyaltasnya
bahkan tidak ada. Hal ini dimungkinkan terhadap merek umumnya baik, dengan
terjadi karena merek KFC merupakan didominasi pernyataan setuju. Hal ini
salah satu market leader di bidang ayam memberi gambaran bahwa tingkat
goreng cepat saji. Asosiasi merek menjadi loyalitas para konsumen yang menjadi
pijakan konsumen dalam keputusan responden pada penelitian ini positip.
pembelian merek (Durianto et.al, 2004). Keller (2013) mentatakan bahwa loyalitas
merek dari kelompok pelanggan
4. Variabel Loyalitas Merek merupakan inti dari ekuitas merek, di
𝐻𝑜 : b2 = 0: Loyalitas Merektidak mana merek dengan loyalitas tinggi akan
berpengaruh signifikan terhadap memperkecil peluang konsumen untuk
Keputusan Pembelian Konsumen. berpindah ke merek lain.
Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Tabel 8. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Rhitung Kategori Koefisien Determinasi Rtabel Kesimpulan
Asosiasi Merek 0.262 Lemah 6.849 0,179 Signifikan
Persepsi Kualitas 0.220 Lemah 4.859 0,179 Signifikan
Asosiasi Merek 0.195 Lemah 3.800 0,179 Signifikan
Loyalitas Merek 0.203 Lemah 4.114 0,179 Signifikan
Simultan 0.726 Kuat 52.700 0,179 Signifikan

Tabel 5.14 memberi informasi tentang Kemampuan variabel Persepsi Kualitas


nilai koefisien korelasi dan koefisien secara parsial (mandiri) untuk
determinasi antara masing-masing menjelaskan variabilitas dari Keputusan
variabel secara parsial maupun secara Pembelian Konsumen adalah 4.859%
bersama-sama. Dengan bantaun SPSS 22 dengan kata lain konstribusi yang
ditemukan nilai koefisien korelasi parsial diberikan oleh variabel Persepsi Kualitas
variabel Kesadaran Merek dengan untuk meningkatkan Keputusan
Keputusan Pembelian Konsumen adalah Pembelian Konsumen Restoran KFC
0,262, dengan taraf nyata 𝛼 =5% dan Jakarta Utara adalah 4.859%. Durianto
derajat kebebasan n-2=118 diperoleh et.al (2004) mengatakan bahwa persepsi
rtabel adalah 0.179, dapat disimpulkan kualitas menjadi salah satu faktor penting
bahwa ada hubungan linier yang nyata dalam ekuitas merek untuk produk
pada kategori lemah antara Kesadaran maupun jasa, dengan demikian kualitas
Merek, dengan Keputusan Pembelian produk atau jasa yang baik di mata
Konsumen Restoran KFC Jakarta Utara. konsumen akan mempengaruhi keputusan
Kemampuan variabel Kesadaran Merek pembelian.
secara parsial (mandiri) untuk Nilai koefisien korelasi parsial
menjelaskan variabilitas dari Keputusan variabel Asosiasi Merek dengan
Pembelian Konsumen adalah 6,849% Keputusan Pembelian Konsumen adalah
dengan kata lain konstribusi yang 0,195, dengan taraf nyata 𝛼 =5% dan
diberikan oleh variabel Kesadaran Merek derajat kebebasan n-2=118 diperoleh
untuk meningkatkan Keputusan rtabel adalah 0.179, dapat disimpulkan
Pembelian Konsumen Restoran KFC bahwa ada hubungan linier yang nyata
Jakarta Utara adalah 6.849%. pada kategori lemah antara Asosiasi
Nilai koefisien korelasi parsial Merek, dengan Keputusan Pembelian
variabel Persepsi Kualitas dengan Konsumen Restoran KFC Jakarta Utara.
Keputusan Pembelian Konsumen adalah Kemampuan variabel Asosiasi Merek
0,262, dengan taraf nyata 𝛼 =5% dan secara parsial (mandiri) untuk
derajat kebebasan n-2=118 diperoleh menjelaskan variabilitas dari Keputusan
rtabel adalah 0.179, dapat disimpulkan Pembelian Konsumen adalah 3.80%
bahwa ada hubungan linier yang nyata dengan kata lain konstribusi yang
pada kategori lemah antara Persepsi diberikan oleh variabel Asosiasi Merek
Kualitas, dengan Keputusan Pembelian untuk meningkatkan Keputusan
Konsumen Restoran KFC Jakarta Utara. Pembelian Konsumen Restoran KFC

22 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Jakarta Utara adalah 3.80%. Aaker (1997) bersama-sama terhadap Keputusan
mengatakan nilai yang mendasari sebuah Pembelian Konsumen Restoran KFC
merek seringkali merupakan sekumpulan Jakarta Utara adalah 52.700%sisanya
asosiasinya yang menjadi kebijakan dalam sebesar 47.300% dipengaruhi faktor lain
keputusan konsumen untuk membeli. diantaranya adalah harga, promosi,
Nilai koefisien korelasi parsial pelayanan, lokasi, citra merek, dan
variabel Loyalitas Merek dengan berbagai faktor lain yang tidak dibicarakan
Keputusan Pembelian Konsumen adalah pada penelitian ini.
0,203, dengan taraf nyata 𝛼 =5% dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan linier SIMPULAN DAN SARAN
yang nyata pada kategori kuat antara Simpulan
variabel Loyalitas Merek dengan Setelah menyelesaikan penelitian ini,
Keputusan Pembelian Konsumen penulis menemukan beberapa kesimpulan
Restoran KFC Jakarta Utara. Kemampuan sebagai berikut:
variabel Loyalitas Merek secara parsial 1. Ada pengaruh Kesadaran Merek
untuk menjelaskan variabilitas dari terhadap Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian Konsumen adalah Konsumen pada Restoran KFC Jakarta
4.114% dengan kata lain konstribusi yang Utara, di mana pengaruh tersebut
diberikan oleh variabel Asosiasi Merek positip artinya peningkatan Kesadaran
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Merek meningkatkan peluang
Restoran KFC Jakarta Utara adalah peningkatan Keputusan Pembelian
4.114%. Loyalitas merek merupakan suatu Konsumen. Kemampuan variabel
ukuran keberkaitan seorang konsumen Kesadaran Merek secara parsial
terhadap sebuah merek (Aaker, 1997). (mandiri) untuk menjelaskan
Aaker (2008) mengatakan asset tahan variabilitas dari Keputusan Pembelian
lama untuk beberapa perusahaan adalah Konsumen adalah 6,849% di Restoran
loyalitas berbasis pelanggan yang KFC Jakarta Utara adalah 6.849%.
ditempatkan. 2. Ada pengaruh Persepsi Kualitas
Secara serentak atau bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian
nilai koefisien korelasi ke empat variabel Konsumen pada Restoran KFC Jakarta
secara bersama-sama dengan Keputusan Utara, di mana pengaruh tersebut
Pembelian adalah 0,726, dengan taraf positip artinya peningkatan Persepsi
nyata 𝛼 =5% dapat disimpulkan bahwa Kualitas meningkatkan peluang
ada hubungan yang nyata pada kategori peningkatan Keputusan Pembelian
kuat antara ke empat variabel secara Konsumen. Kemampuan variabel
bersama-sama dengan Keputusan Persepsi Kualitas secara parsial (man-
Pembelian Konsumen Restoran KFC diri) untuk menjelaskan variabilitas
Jakarta Utara. Kemampuan keempat dari Keputusan Pembelian Konsumen
variabel secara bersama-sama untuk adalah 4.859% dengan kata lain
menjelaskan variabilitas dari Keputusan konstribusi yang diberikan oleh
Pembelian Konsumen adalah 52.700% variabel Persepsi Kualitas untuk
dengan kata lain konstribusi yang meningkatkan Keputusan Pembelian
diberikan oleh ke dua variabel secara
Konsumen Restoran KFC Jakarta Konsumen Restoran KFC Jakarta
Utara adalah 4.859% Utara adalah 52.700%sisanya sebesar
3. Ada pengaruh Asosiasi Merek terhadap 47.300% dipengaruhi faktor lain
Keputusan Pembelian Konsumen pada diantaranya adalah harga, promosi,
Restoran KFC Jakarta Utara, di mana pelayanan, lokasi, citra merek, dan
pengaruh tersebut positip artinya pen- berbagai faktor lain yang tidak
ingkatan Asosiasi Merek dibicarakan pada penelitian ini.
meningkatkan peluang peningkatan
Keputusan Pembelian Konsumen. Saran-Saran
Kemampuan variabel Asosiasi Merek Beberapa saran yang akan
secara parsial (mandiri) untuk disampaikan penulis pada penelitian ini
menjelaskan variabilitas dari antara lain adalah:
Keputusan Pembelian Konsumen 1. Perlu ada penelitian lanjutan terkait
adalah 3.80% dengan kata lain dengan faktor lain yang mempengaruhi
konstribusi yang diberikan oleh pada penelitian ini, seperti harga,
variabel Asosiasi Merek untuk promosi, pelayanan, lokasi dan lainnya
meningkatkan Keputusan Pembelian yang tidak diteliti oleh peneliti.
Konsumen Restoran KFC Jakarta 2. Meskipun persepsi konsumen terhadap
Utara adalah 3.80%. ekuitas merek pada Restoran KFC
4. Ada pengaruh yang nyata Loyalitas umumnya berada pada kategori baik,
Merek terhadap Keputusan Pembelian perlu kewaspadaan yang tinggi dari
Konsumen Restoran KFC Jakarta pihak manajemen dalam mengelola
Utara. Kemampuan variabel Loyalitas ekuitas merek KFC mengingat
Merek secara parsial untuk tingginya persaingan di bidang
menjelaskan variabilitas dari makanan ayam goreng cepat saji.
Keputusan Pembelian Konsumen
adalah 4.114% dengan kata lain DAFTAR PUSTAKA
konstribusi yang diberikan oleh Alma, Buchari. 2008. Manajemen
variabel Asosiasi Merek terhadap Pemasaran Dan Pemasaran Jasa.
Keputusan Pembelian Konsumen Alfabeta : Bandung.
Restoran KFC Jakarta Utara adalah Aaker, David A. 1997. Manajemen
4.114%. Ekuitas Merek. Spektrum Mitra
5. Secara simultan, ada pengaruh faktor- Utama Prentice Hall : Jakarta
faktor ekuitas merek terhadap Aaker, David A. 2008. Manajemen
keputusan pembelian konsumen di Pemasaran Strategis. Penerbit
Restoran KFC Jakarta Utara. Salemba Empat : Jakarta.
Kemampuan keempat variabel secara Alinegoro, Irwan Hartono., Naibaho,
bersama-sama untuk menjelaskan Hastuti., Sondakh, Oliandes. 2014.
variabilitas dari Keputusan Pembelian Pengaruh Elemen Ekuitas Merek
Konsumen adalah 52.700% dengan (Brand Equity) Terhadap Keputusan
kata lain konstribusi yang diberikan Pembelian Produk Pakaian (X) S.M.L
oleh ke dua variabel secara bersama- Di Surabaya. Jurnal Gema Aktualita.
sama terhadap Keputusan Pembelian Vol. 3 No. 1, Juni 2014.

24 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019
Chan, Arianis. 2010. Pengaruh Ekuitas Emba. Vol.1 No.4 Desember 2013,
Merek Terhadap Proses Keputusan Hal. 1474-1481.
Pembelian Konsumen : Studi Kasus Pradipta, Dicho., Hidayat, Kadarisman.,
Bank Muamalat Indonesia Cabang Dan Sunarti. 2016. Pengaruh Brand
Bandung. Jurnal Administrasi Bisnis, Equity Terhadap Keputusan
Vol.6, No.1: Hal. 43–58, (Issn:0216– Pembelian (Survei Pada Konsumen
1249) Pembeli Dan Pengguna Kartu Perdana
Durianto, Darmadi et.al. 2001. Strategi Simpati Telkomsel Di Lingkungan
Menaklukan Pasar. PT. Gramedia Mahasiswa Jurusan Administrasi
Pustaka Utama : Jakarta. Bisnis Angkatan 2012 & 2013
Durianto, Darmadi et.al. 2004. Brand Fakultas Ilmu Administrasi
Equity Ten: Strategi Menaklukan Universitas Brawijaya Malang).
Pasar. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jurnal Administrasi Bisnis (Jab)|Vol.
Jakarta. 34 No. 1.
Kapferer, Jean-Noël. 2008. New strategic Rangkuti, Freddy. 2017. The Power Of
brand management : creating and Brands: Teknik Mengelola Brand
sustaining brand equity long term – Equity Dan Strategi Pengembangan
4th ed. Kogan Page : London and Merek. PT. Gramedia Pustaka Utama :
Philadelphia. Jakarta.
Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand Runtuwene, Indra K. 2015. Analisis
Management. Pearson Education Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas
Limited. Merek Terhadap Keputusan
Kotler, Philip., Dan Gary, Armstrong. Pembelian Produk Sepeda Motor
1999. Prinsip-Prinsip Pemasaran: Yamaha Mio-J Di Kota Tomohon.
Edisi 13. Jakarta. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen.
Kotler, Philip et.al. 2005. Principles Of Vol.3 ,No.1, 2015:47-60.
Marketing, Pearson Education Soebianto, Albert . 2014. Analisis
Limited. Pengaruh Faktor-Faktor Brand Equity
Kotler, Philip., Dan Keller, Kevin Lane. Sepeda Motor Merek Honda Terhadap
2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Keputusan Pembelian Pada Konsumen
Kedua Belas. Indeks : Jakarta. Di Kota Bandung. E-Journal Graduate
Lukman, Marco Dirgahadi. 2014. Analisis Unpar Part A : Economics. Vol. 1, No.
Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap 1 (2014), Issn : 2355-4304.
Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Shimp, Terence A. 2003. Periklanan
Konsumen Produk Teh Botol Sosro Promosi: Aspek Tambahan
Kemasan Kotak. Jurnal Administrasi Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Bisnis. Vol.10, No.1: Hal. 64–81, Erlangga : Jakarta.
(ISSN:0216–1249). Sudomo, St. 2013. Pengaruh Ekuitas
Massie, Philander Varian. 2013. Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Merek Pengaruhnya Terhadap Pembelian (Studi Kasus Konsumen
Keputusan Pembelian Xl Mobile Data Pepsodent Di Kabupaten Bantul.
Service Di Kota Manado. Jurnal JBMA. Vol. I, No. 2, Februari 2013,
Issn : 2252-5483.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Manajemen. Alfabeta : Bandung. Pembelian Iphone di Denpasar. E-
Widhiarta, I Gede Teguh Esa., Dan Jurnal Manajemen Unud. Vol. 4, No.
Wardana, I Made, 2015. Pengaruh 4, 2015: 832-848.

26 Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-6, Volume III Nomor 2, Periode Desember 2018 – Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai