DI SUSUN OLEH:
RAHAYU (105111101219)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa konflik dapat fungsional atau pun
berperan salah (disfungsional). Secara sederhana hal ini berarti bahwa konflik
mempunyai potensi bagi pengembangan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan
organisasi tergantung bagaimana konflik tersebut dikelola. Selain itu ada beberapa
dampak lain dari konflik, sebagai berikut :
C. Penyebab Konflik
Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor-faktor
penyebabnya diubah. Penyebab terjadinya konflik menurut Wise 2010 & Robbin
1996, yaitu:
1. Karateristik individual
Berikut ini merupakan perbedaan individual antar orang-orang yang mungkin
dapat melibatkan seseorang dalam konflik.
a. Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs)
Perasaan kita tentang apa yang benar dan apa yang salah, dan predisposisi
untuk bertindak positif maupun negatif terhadap suatu kejadian, dapat dengan
mudah menjadi sumber terjadinya konflik. Nilai-nilai yang dipegang dapat
menciptakan ketegangan-ketegangan di antara individual dan group dalam suatu
organisasi
b. Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality)
Konflik muncul karena adanya perbedaan yang sangat besar antara
kebutuhan dan kepribadian setiap orang, yang bahkan dapat berlanjut kepada
perseteruan antar pribadi.
c. Perbedaan Persepsi (Persptual Differences)
Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik. Konflik
juga dapat timbul jika orang memiliki persepsi yang salah,
2. Faktor situasi
a. Kesempatan dan Kebutuhan Barinteraksi (Opportunity and Need to Interact)
Kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang-orang terpisah
secara fisik dan jarang berinteraksi. Sejalan dengan meningkatnya assosiasi di
antara pihak-pihak yang terlibat, semakin meningkat pula terjadinya konflik.
b. Kebutuhan untuk Berkonsensus (Need for Consensus)
Proses menuju tercapainya konsensus seringkali didahului dengan
munculnya konflik.
c. Ketergantungan satu pihak kepada Pihak lain (Dependency of One Party to
Another)
Dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan tugasnya, maka
yang lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih sering muncul.
d. Perbedaan Status (Status Differences)
Apabila seseorang bertindak dalam cara-cara yang kongruen dengan
statusnya, konflik dapat muncul.
e. Rintangan Komunikasi (Communication Barriers)
Komunikasi sebagai media interaksi diantara orang-orang dapat dengan
mudah menjadi basis terjadinya konflik. Bisa dikatakan komunikasi oleh pedang
bermata dua: tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan terjadinya konflik,
tetapi disisi lain, komunikasi yang terjadi itu sendiri dapat menjadi potensi
terjadinya konflik.
f. Batas-batas tanggung jawab dan Jurisdiksi yang tidak jelas (Ambiguous
tesponsibilites and Jurisdictions)
Orang-orang dengan jabatan dan tanggung jawab yang jelas dapat
mengetahui apa yang dituntut dari dirinya masing-masing. Ketika terjadi
ketidakjelasan tanggung jawab dan jurisdiksi, kemungkinan terjadinya konflik jadi
semakin besar
3. Kondisi Keorganisasian
Tatkala sejumlah besar orang hadir bersama di suatu organisasi, banyak hal bisa
memicu konflik. Konflik berakar pada peran dan tanggung jawab, kebergantungan,
sasaran, kebijakan, maupun sistem reward.
Minimal Care
Partial Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang
lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kursi
roda
b. Membutuhkan latihan pasif
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau NGT
(sonde)
d. Membutuhkan bantuan kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
h. Klien tidak sadar
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim.
Tatalaksanan :
Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Conferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, pagi, sore atau malam
sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di
tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Tujuan Post Conference
Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
Pelaksanaan
1. Mengucapkan terimakasih dan siap melaporkan
2. Perawat melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan)
meliputi:
a. Identitas klien: nama, alamat, nomor registrasi.
b. Diagnosa medis
c. Diagnosa keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keparawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
e. Tindakan yang belum dilaksanakan
f. Rencana tindak lanjut
g. Masalah yang dihadapi
3. Meminta saran atau masukan kepada ketua tim
Mencatat hasil diskusi atau masukan
Terminasi (Penutup)
1. Mengembalikan kepada katim untuk melanjutkan midle conference
2. Mengucapkan terimakasih dan memberikan salam
3. Komunikai Manejerial
A. Komunikasi Manajerial
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan
bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus
berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus
memiliki kemampuan berkomunikasi. Berikut merupakan definis komunikasi manajemen menururut
beberapa ahli :
1. Menurut Michael kaye (1994), Communication management is how people manage their
communication processes through construing meanings about their relationships with
others in various setting. They are managing their communication and actions in a large
of relationship – some personal some professional. Bagaimana orang-orang mengelola
proses komunikasi dalam hubungannya dengan orang lain dalam setting atau konteks
komunikasi.
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan
kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau
elemen komunikasi.
4. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui
media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage,
content atau informasi (Hafied Cangara, 2008;22-24).
5. Kendali
6. Motivasi
7. Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi
sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme
fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas
mereka.
8. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk
mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-
pilihan alternatif.
Manajeman Komunikasi bertujuan untuk menjadi sarana berinteraksi yang baik, dapat
memahami dan mengerti cara berkomunikasi yang baik.Dewasa ini dapat menjadi kajian dan sarana
informasi yang membentuk hubungan dengan orang-orang sebagai sarana investasi yang merupakan
aspekyang sangat penting dalam Manajemen Komunikasidalam upaya mengembangakan hubungan
yang profesional”membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerjasama (mutual
understanding) dan saling menghargai (mutual appreciation) serta memperoleh opini public yang
favorable, image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang haronis baik hubungan
kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar (external relations).
Karyawan akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka di
beri informasi dengan baik dan di beri jalan masuk menuju informasi tersebut.
Hal ini dapat dilakukan oleh seorang atasan, antara lain melalui pemberian nasihat kepada
para karyawan, membantu pelanggan menyelesaikan masalah, ataupun memotivasi orang
lain dalam mencapai tujuan karier mereka.
Para anggota organisasi memerlukan suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan
mereka lakukan atau kapan koreksi terhadap prestasi mereka lakukan.
Dalammelakukan komunikasi dalam suatu organisasi, diperlukan suatu strategi agar proses
komunikasi berlangsug dengan baik dengan hambatan seminimal mungkin. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam strategi berkomunikasi dalam organisasi, yaitu pola komunikasi dan gaya
kemunikasi.
Pola komunikasi merupakan bentuk atau model dalam melakukan komunikasi. Poa komunikasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan arah dan fungsinya.
13. Pola Komunikasi Berdasarkan Arah
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas,adalah komunikasi dari
pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan secara timbal balik.
Dalam komuniksi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk
petunjuk,informasi-informasi, penjelasan-penjelasan dan lain lainkepada bawahannya.
Sementara bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan
kepada pemimpin. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran para
karyawan sehingga suatu keputusan atau suatu kebijaksanaan dapat diambil dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang lancar, terbuka dan
saling mengisi merupakanmencerminkan sikap kepemimpinan yang demokratis.
Sebagai seorang manajer, dalam melakukan komunikasi tentu harus menerapkan prinsip-
prinsip komunikasi dalam manajemen. Prinsip-prinsip komunikasi manajemen ini pula yang harus
diterapkan dalam manajemen keperawatan. Secara umum, berikut prinsip komunikasi manajemen:
14. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tenteng siapa yang
akan kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
17. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan orang lain
dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.
Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang
dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga
saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis
hambatan teknis dari komunikasi :
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea
secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian [komunikator dan
komunikan], tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol
[kata] dan apa yang disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.