Oleh:
I Made Adi Mulya Rusmawan
18.321.2868
A12-B
P : Sasaran dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember. Informan Utama meliputi Kepala Seksi Kesehatan Rujukan, Koordinator
dan Operator JSC Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Kepala Puskesmas dan Supir Ambulan
desa di Puskesmas.
I : Sasaran dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember. Informan Utama meliputi Kepala Seksi Kesehatan Rujukan, Koordinator
dan Operator JSC Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Kepala Puskesmas dan Supir Ambulan
desa di Puskesmas.
C : Pada jurnal tidak dicantumkan tentang hasil yang telah di temukan sejalan dengan
penelitian siapapun.
O : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah informan perempuan dan laki-laki
perbandingannya hampir sama laki-laki sebanyak 6 orang dan perempuan sebanyak 4 orang.
Umur merupakan karakteristik informan yang menunjukan lama waktu hidup informan yang
terhitung sejak lahir sampai dengan ulang tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa informan yang berusia 25-35 sebanyak 3 orang dan usia 35-45 sebanyak 4 orang, usia
>45 tahun sebanyak 3 orang
ANALISIS JURNAL 2
Judul : INOVASI LAYANAN (Studi Kasus Call Center SPGDT 119 sebagai Layanan Gawat
Darurat pada Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta)
P : Pada jurnal tidak di jelaskan mengenai populasi sampel yang digunakan. Hanya
terdapat masyarakat umum.
I : Pemberian layanan kegawatdaruratan kepada masyarakat karena memberikan cara
baru dalam pelayanannya. Layanan ini berkualitas baik. Selain itu layanan ini memiliki
kelebihan dibandingkan dengan layanan lainnya, yaitu kemudahan akses layanan dengan
menelepon secara langsung ke nomor 119 serta proses pemberian layanan 24 jam selama 7 hari.
C : Pada jurnal tidak dicantumkan tentang hasil yang telah di temukan sejalan dengan
penelitian siapapun.
O : Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Layanan Call Center SPGDT
119 adalah pada praktek pemberian pelayanan kegawatdaruratan kepada masyarakat dalam
bidang jasa. Pelayanan ini memberikan tiga layanan sekaligus dalam satu akses, yaitu 1)
layanan informasi kesehatan; 2) layanan dukungan ambulans; 3) layanan rujukan rumah sakit,
semua bisa diakses dengan menelepon ke nomor telepon 119.
61
ABSTRAK. Kejadian Kejadian gawat darurat di Kabupaten Jember cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Jember Safety Center (JSC) merupakan alternatif penyelesaian masalah yang dilakukan oleh Bupati Jember dalam
menangani tingginya kasus gawat darurat di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil survei pendahuluan Peneliti
menemukan beberapa aspek, tugas dan fungsi JSC yang mengalami kendala dalam pelaksanaanya. Hal ini menujukan perlu
dilakukan penelitian lebih dalam, terkait aspek input dan proses dalam implementasi JSC di Kabupaten Jember. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis sistem penanggulangan gawat darurat terpadu melalui implementasi Jember Safety
Center di Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik
analisis data menggunakan model analisis Miles & Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di Lokasi call center JSC, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Puskesmas di
Kabupaten Jember,Rumah pengguna JSC dan Rumah Sakit Soebandi Jember. Hasil penelitian, Kebutuhan SDM dalam
Implementasi Public Safety Center sudah sesuai dengan Permenkes No 19 tahun 2016 namun untuk kualitas SDM perlu
ditingkatkan. Anggaran yang diberikan pemerintah saat ini masih berfokus pada anggaran fisik dan peralatan JSC.
Informasi dan telepon gawat darurat dari masyarakat masih kurang, hal tersebut disebabkan karena sosialisasi yang
kurang dan tidak semua layanan melalui ambulace desa terekam melalui Call Center JSC. Perlu adanya perbaikan
manajemen pelayanan JSC sebagai pusat Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Kabupaten Jember,
perbaikan dilakukan dengan memperhatikan aspek input yang terdiri dari Men, Money, Materials, Machines, dan Methods
dalam Implementasi Jember Safety Center di Kabupaten Jember untuk meningkatkan pelayanan JSC pada masyarakat di
Kabupaten Jember.
Kata Kunci: Jember Safety Center, Gawat Darurat, AKI dan AKB
ABSTRACT. Some incidence of emergency in Jember District tends to increase every year. The Jember Safety Center (JSC)
is an alternative solution to problems carried out by the Jember District in dealing with the high number of emergency
cases in Jember District. Based on the results of the preliminary survey, researchers find several aspects, tasks, and
functions of the JSC that have problems in its implementation. These problems indicate the need for more in-depth
research related to the input and process aspects of the implementation of the JSC in Jember District. This study aims to
analyze an integrated emergency response system through the implementation of the Jember Safety Center in Jember
District. This type of research is qualitative research with a case study approach. The data analysis technique used the
Miles & Huberman analysis model. They are data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. This
research is taken place at the location of the JSC call center, the Jember District Health Office, the Public Health Center in
Jember District, the JSC user home, and the Soebandi Jember Hospital. The results of the study show that the need for
human resources in organizing the Public Safety Center is guided by the Minister of Health Regulation Number 19 of 2016.
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
62
However, the quality of human resources needs to be improved. The current budget given by the government is still
focused on the physical budget and JSC equipment. Information and emergency calls from the community are still lacking,
this is due to inadequate socialization, and not all services via the village ambulance are recorded through the JSC Call
Center. It is necessary to improve the service management of JSC as the center for the Integrated Emergency Management
System (SPGDT) in Jember District. Improvements are made by taking into account the input aspects consisting of Men,
Money, Materials, Machines, and Methods in the Implementation of the Jember Safety Center in Jember District to improve
services JSC to the community in Jember District
Keywords: Jember Safety Center, Emergency, AKI and AKB
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
63
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
64
terdiri dari Sistem Komunikasi Gawat Darurat 425222 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Terpadu, Sistem Penanganan Korban atau Pasien Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah
Gawat Darurat Terpadu, serta Sistem Transportasi informan perempuan dan laki-laki perbandingannya
hampir sama laki-laki sebanyak 6 orang dan
Gawat Darurat Terpadu (Permenkes, Nomer 19
perempuan sebanyak 4 orang. Umur merupakan
Tahun 2016). Output berupa prosentase kasus gawat karakteristik informan yang menunjukan lama waktu
darurat yang tertangani sesuai dengan standar hidup informan yang terhitung sejak lahir sampai
(100%). JSC telah dibentuk dan berjalan di dengan ulang tahun terakhir. Hasil penelitian ini
Kabupaten Jember namun masih ditemukan banyak menunjukan bahwa informan yang berusia 25-35
kendala dalam implementasi. Hal ini menujukan sebanyak 3 orang dan usia 35-45 sebanyak 4 orang,
bahwa perlu dilakukan penelitian lebih dalam, terkait usia >45 tahun sebanyak 3 orang
b. Aspek Masukan (Input) yang terdiri dari Men,
aspek input dan proses dalam implementasi JSC di
Money, Materials, Machines, dan Methods dalam
Kabupaten Jember. Peneliti akan mengkaji lebih Implementasi Jember Safety Center di Kabupaten
dalam dengan melakukan analisis Sistem Jember
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu melalui 1) SDM dalam Implementasi Jember Safety
implementasi Jember Safety Center di Kabupaten Center di Kabupaten Jember
Jember. Kebutuhan SDM dalam Implementasi Public
Safety Center sudah sesuai dengan
Permenkes No 19 tahun 2016 namun untuk
2. Metode Penelitian
kualitas SDM ada beberapa yang belum sesuai
dan menimbulkan beberapa kendala.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem Pelaksanaan tugas SDM dalam implementasi
penanggulangan gawat darurat terpadu melalui JSC Kabupaten Jember dilaksanakan
implementasi Jember Safety Center di Kabupaten berdasarkan SK Bupati atau Surat Keputusan
Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember,
kualitatif dengan pendekatan studi kasus, Teknik yang terdiri dari Penanggung Jawab Program,
analisis data menggunakan model analisis Miles & Koordinator JSC Dinas Kesehatan, Call Center
JSC , Koordinator JSC di Puskesmas dan Supir
Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data,
Ambulans Desa.
penyajian data dan kesimpulan. Penelitian ini
dilakukan di Lokasi call center JSC, Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember, Puskesmas di Ketenagaan sesuai dengan Permenkes no 19
Kabupaten Jember dan Rumah Sakit Dr.Soebandi tahun 2016 yang dimaksut terdiri dari yang
Jember. Sasaran dalam penelitian ini terdiri dari Pertama Koordinator yang bertugas
informan kunci yaitu Kepala Dinas Kesehatan menggerakkan tim ke lapangan jika ada
informasi adanya kejadian
Kabupaten Jember. Informan Utama meliputi Kepala kegawatdaruratan, tugas tersebut dilakukan
Seksi Kesehatan Rujukan, Koordinator dan Operator oleh Penanggung Jawab Program dan
JSC Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Kepala Koordinator JSC Dinas Kesehatan
Puskesmas dan Supir Ambulan desa di Puskesmas. Kabupaten Jember [5]
Informan tambahan meliputi masyarakat yang 2) Pendanaan dalam Implementasi Public
pernah menjadi User atau pengguna layanan JSC Safety Center di Kabupaten Jember
Pendanaan dalam Implementasi JSC di
melalui Call Center (0331) 425222 Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember telah sesuai dengan
Kabupaten Jember. [4] Permenkes RI No 19 Tahun 2016.[5]
Pendanaan JSC bersumber dari APBD
3. Hasil dan Pembahasan Kabupaten Jember. Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah harus menyediakan
a. Karakteristik Informan Penelitian sumber dana untuk penyelenggaraan SPGDT
Informan dalam penelitian ini terdiri dari sesuai dengan kewenangannya. Sumber
informan kunci, informan utama dan informan pendanaan dapat bersumber dari anggaran
tambahan. Penelitian ini terdiri dari informan kunci pendapatan belanja negara, anggaran
yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. pendapatan belanja daerah, dan atau sumber
Informan Utama meliputi Kepala Seksi Kesehatan pendanaan lain yang sah sesuai dengan
Rujukan, Koordinator dan Operator JSC Dinas ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kesehatan Kabupaten Jember, Kepala Puskesmas, (Permenkes RI No. 19, Tahun 2016). Tahun
serta Supir Ambulan Desa di Puskesmas, Informan anggaran 2019 JSC berusaha menggunakan
tambahan meliputi masyarakat yang pernah menjadi dana yang ada, sesuai dengan pernyataan
pengguna layanan JSC melalui Call Center (0331) informan berikut :
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
65
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
66
jadi maupun bahan jadi. Bahan tersebut Saat ini masyarakat diperbolehkan langsung
merupakan suatu hal yang dapat diolah oleh menelpon pada supir ambulans desa tanpa
sumber daya manusia menggunakan mesin melalui call center, sedangkan saat ini Call
atau alat. Sumber Daya Manusia dan bahan Center JSC belum melakukan rekapan pada
baku sangat berkaitan erat satu sama lain dan laporan bulanan supir ambulans desa, ketika
tidak bisa dipisahkan. Masalah yang call center sudah melakukan perekapan,
ditimbulkan dari unsur material yaitu kesenjangan data akan terhitung antara data
berkaitan dengan ketersediaan bahan baku di Call Center dan di register penggunaan
utama atau bahan baku penolong yang ambulans desa yang dilaporkan supir
terkait dengan akar masalah, dengan melihat ambulans dalam tiap bulannya.
aspek: kualitas bahan baku tidak sesuai Penelitian yang dilakukan oleh Lee A.
standar, bahan baku tidak lengkap, kuantitas Wallis menemukan metode berbasis system
bahan baku tidak seragam, ukuran dan un tuk menanggapi kejadian gawat darurat
spesifikasi tidak standar dan lain sebagainya. dalam masyarakat, dengan keuanggulan data
Peterson dan Terry dalam Prayitno yang lebih akurat. Metode penelitian
(2005:25). berbasis sistem yang dirancang untuk
4) Informasi dan telepon gawat darurat dari menyimpan informasi pengguna dan data
masyarakat dalam Implementasi Public pasien pada server jaringan, untuk
Safety Center di Kabupaten Jember menanggapi permintaan data pengguna dari
Informasi dan telepon gawat darurat klien ponsel cerdas, yaitu untuk menerima
dari masyarakat dalam Implementasi Public data (data dan gambar pasien) dari ponsel,
Safety Center di Kabupaten Jember, Dinas merespons dengan keputusan perawatan
Kesehatan masih merasa kurang, hal tersebut yang ditentukan mendukung, menyampaikan
disebabkan karena sosialisasi yang kurang data pasien dan gambar ke ahli luka bakar
dan tidak semua layanan melalui ambudes dan mentransfer dukungan keputusan
terekam melalui Call Center JSC . Hal kembali keprofesional perawatan kesehatan
tersebut membuat catatan di Call Center di lapangan. Juga, sistem dirancang untuk
mengalami kesenjangan dengan rujukan memungkinkan sisi server pemrosesan
yang sebenarnya. Seperti pada kutipan gambar otomatis Lee A. Wallis (2016:3)
berikut : 5) Alur Pelayanan JSC dalam Implementasi
“..Ya jadi kita ada kendala sosialisasi Public Safety Center di Kabupaten Jember
kurang, akses juga dekat, ambulans desa Alur pelayanan JSC dalam implemetasi
juga ada per desa, yang terlaporkan disini Public Safety Center di Kabupaten Jember
hanya sedikit, harusnya semua yang dimulai dari masyarakat menghubungi Call
menggunakan masuk ke laporan JSC, yang
jelas saat ini kita layani dulu masyarakat..”
Center, dari call center dihubungkan ke supir
..”(informan 1, perempuan, 51 tahun) terdekat di daerah penelepon, setelah supir
datang menjemput pasien kerumah, pasien
“..Kualitas panggilan, ada kenaikan Cuma diantar ke puskesmas, dari puskesmas
setelah juli itu datar aja, padahal tiap saat setelah mendapat pelayanan alur selanjutnya
kita sampaikan 425222 di ambulan desa adalah rujukan yang merupakan kewenangan
juga tertulis. Memang untuk mempermudah puskesmas. Seperti pada kutipan berikut :
boleh lngsung hubungi ambulan desa, kita
punya register kegiatan mereka untuk “..ya tetap sama, masyarakat menghubungi
memenuhi panggilan. nanti ya harusnya call center, dari call center dihubungkan ke
teman -teman JSC yang merekap, saat ini supir ambulans terdekat, dari sana nanti
memang belum rekap, jadi itu memang PKM yang memutuskan perlu rujukan atau
sebagai bahan evaluasi kita..” (informan 2, tidak..” (informan 1, perempuan, 51 tahun)
perempuan, 52 tahun)
Standar Operasional Prosedur
Kutipan tersebut menyatakan bahwa (SOP)/Alur Pelayanan merupakan suatu
sosialiasasi JSC kepada masyarakat pedoman atau acuan untuk melaksanakan
informan akui memang kurang, hal tersebut tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan
menyebabkan tidak semua masyarakat alat penilaian kinerja instansi pemerintah
mengetahui layanan JSC . Beberapa maupun non-pemerintah, usaha maupun non-
masyarakat mengetahui namun tidak usaha, berdasarkan indikator-indikator
mengetahui kejelasan alur dan pemanfaatan teknis, administratif, dan prosedural sesuai
JSC dengan baik. Masyarakat yang salah tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
dalam mengukuti alur penggunaan JSC pada unit kerja yang bersangkutan. Tjipto
menyebabkan informasi dan telepon gawat Atmoko (2011:1).
darurat dari masyarakat terlaporkan hanya c. Sistem Komunikasi Gawat Darurat dalam
sedikit.
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
67
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu korban atau pasien gawat darurat pada setiap
melalui Implementasi Jember Safety Center di fasilitas pelayanan kesehatan berkewajiban turut
Kabupaten Jember serta dalam penyelenggaraan SPGDT sesuai
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu kemampuan. Fasilitas pelayanan kesehatan
melalui Implementasi Public Safety Center di terdiri dari rumah sakit, puskesmas dan klinik.
Kabupaten Jember sesuai Permenkes harusnya (Permenkes RI No. 19, Tahun 2016). Public
dikelola oleh Pusat Komando Nasional (NCC), Safety Center dapat dilaksanakan secara
Sistem komunikasi gawat Darurat harus bersama-sama dengan unit teknis lainnya di luar
dilakukan secara terintegrasi antara Pusat bidang kesehatan seperti kepolisian dan
Komando Nasional (NCC), Public Safety pemadam kebakaran tergantung kekhususan dan
Center, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. kebutuhan daerah. Dokter atau Dokter Gigi pada
Implementasi JSC belum terintegrasi dengan Puskesmas, Klinik, praktik mandiri Dokter atau
NCC atau pusat komando nasional. Seperti pada praktik mandiri Dokter Gigi, dan Rumah Sakit
kutipan berikut : merupakan penanggung jawab Pelayanan
Kegawatdaruratan. (Permenkes RI No. 47,
“..saya sudah bersurat mbak ke pusat namun Tahun 2018) [8].
beluma ada tanggapan, jadi sementara masih d. Sistem Penanganan Korban atau Pasien Gawat
dengan kabupaten saja..” (informan 2, Darurat dalam Sistem Penanggulangan Gawat
perempuan, 52 tahun) Darurat Terpadu melalui Implementasi Public
“..ya,kalo kita tarik dari induknya adalah
Safety Center di Kabupaten Jember
Smartcity oleh Bupati nanti ada comandcenter, Korban gawat darurat sejauh ini
jadi memberi informasi atau perintah mengenai mendapatkan pertolongan dari tenaga medis
kondisi di Kabupaten Jember, khusus ketika sudah sampai di puskesmas, kecuali jika
kesehataan ke JSC salah satunya fokus anak call center menginformasikan pada supir
ibu..” (informan 1, perempuan , 51 tahun) ambulans desa ketika hendak membawa pasien
harus dengan tenaga kesehatan karena pasien
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa dalam kondisi gawat darurat, namun sejauh ini
JSC memang belum terkoneksi dengan NCC supir menyatakan Call Center hanya
atau pusat komando nasional, belum ada memberikan informasi untuk menjemput pasien
koordinasi antar JSC dengan pusat sehingga saja. Sementara supir ambulans desa juga tidak
layanan yang diberikan belum maksimal. JSC berani memberikan pertolongan pertama karena
saat ini masih terkoneksi dengan kabupaten saja belum ada pelatihan terkait itu. Pemangku
sebagai program smartcity pemerintah kebijakan juga menyatakan hal yang sama
kabupaten. JSC tidak terhubung dengan NCC terkait kondisi tersebut, sesuai pernyataan
atau Komando pusat menyebabkan beberapa berikut ;
sistem penanggulangan gawat darurat terpadu
tidak dapat terlaksana secara total. Beberapa “..kalo sistem penanganan mengikuti alur ya,
fungsi yang tidak dapat dilakukan yaitu NCC hanya saja dalam penanganan memang hanya
tidak dapat meneruskan panggilan ke JSC , bisa dilakukan di PKM atau RS Soebandi,
Melakukan dokumentasi, monitoring, pelaporan karena call center dan supir belum ada
kemampuan PPGD..” (informan 1,
dan evaluasi. Tidak Saling terintergrasinya
sistem komunikasi Gawat Darurat, sehingga perempuan, 51 tahun)
tidak dapat dimanfaatkan masyarakat yang
mengetahui dan mengalami kegawatdaruratan Penanganan Intra Fasilitas Pelayanan
medis dapat melaporkan dan atau meminta Kesehatan yang diberikan kepada pasien di
bantuan melalui call center 119. Menerima dalam fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
terusan (dispatch) panggilan kegawatdaruratan standar Pelayanan Gawat Darurat. Penanganan
dari Pusat Komando Nasional (National intrafasilitas pelayanan kesehatan dilakukan
Command Center), Melaksanakan pelayanan melalui suatu sistem dengan pendekatan
kegawatdaruratan dengan menggunakan multidisiplin dan multiprofesi. Implementasi
algoritme kegawatdaruratan. JSC Kabupaten Jember penanganan intra
Sistem komunikasi Gawat darurat dalam fasilitas dilakukan di puskesmas sebagai
Impelemtasi JSC Kabupaten Jember juga fasilitas kesehatan tingkat 1 dengan tenaga
berkaitan dengan hubungan JSC dengan kesehatan yang di Puskesmas, ketenagaan yang
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Jember yang masuk di JSC yaitu Plt kepala Puskesmas
belum terintegrasi degan JSC . sistem sebagai kooordinator JSC di Puskesmas.
komunikasi gawat darurat, sistem penanganan Penanganan Antar Fasilitas Pelayanan
korban pasien gawat darurat dan sistem Kesehatan merupakan tindakan rujukan
transportasi gawat darurat yang harus terhadap Korban atau Pasien Gawat Darurat dari
terintegrasi satu sama lain, Sistem penanganan suatu fasilitas pelayanan kesehatan ke fasilitas
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
68
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu. sampai terakhir saat pasien mendapatkan
Rujukan dalam JSC kabupaten Jember pelayanan di pelayanan kesehatan harus
dilakukan ke RS Soebandi Jember sebagai RS diperhatikan dan menjadi salah satu prioritas.
pemerintah dan RS rujukan di Jawa Timur Pada implementasi JSC juga perlu dijadikan
bagian Timur. prioritas. Hal tersebut dikarenakan JSC menjadi
Sistem penanganan korban atau pasien salah satu sarana dalam proses keberhasilan
gawat darurat pada setiap fasilitas pelayanan rujukan dalam pemberian pelayanan kesehatan
kesehatan berkewajiban turut serta dalam di Kabupaten Jember.
penyelenggaraan SPGDT sesuai kemampuan f. Menganalisis kebutuhan media sosialisasi untuk
sesuai dengan Permenkes No 19 tahun 2016. masyarakat mengenai Sistem Penanggulangan
Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari rumah Gawat Darurat Terpadu yaitu JSC di Kabupaten
sakit, puskesmas dan klinik. Pada saat keadaan Jember
bencana, penyelenggaraan SPGDT dilaksanakan Media merupakan pengantar atau
berkoordinasi dengan badan yang membidangi sumber pesan dengan penerima pesan. Media
bencana sesuai dengan ketentuan peraturan juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan
perundang-undangan. JSC dalam untuk menyampaikan pesan. Media juga dapat
implemetasinya hanya terintegrasi dengan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
puskesmsa kabupaten jember dan belum menyalurkan informasi dari sumber kepada
terintegrasi antar call center dengan rumah sakit penerima informasi (Notoadmojo dalam
serta klinik. Sehingga cakupan rujukan belum pratama, 2017:73). Jember Safety Center dalam
luas jika melalui call center penyebarluasan informasi mengenai pelayanan
e. Sistem Transportasi Gawat Darurat dalam yang diberikan kepada masyarakat pastinya
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu memerlukan media dalam rangka sosialisasi
melalui Implementasi Public Safety Center di sehingga masyarakat mudah dalam memahami
Kabupaten Jember baik terkait dengan alur pelayanan Jember
Sistem transportasi dalam JSC Safety Center maupun terkait dengan pelayanan
menggunakan standar dan pelayanan ambulans pada aspek lain yang diberikan oleh sistema
Gawat Darurat, dengan tujuan penggunaan yaitu gawat darurat ini. Pelaksanaan JSC selama ini
menjemput pasien yang sakit dari rumah untuk masih belum banyak menggunakan keterlibatan
diantar ke puskesmas. Kabupaten Jember telah media dalam hal sosialisasi kepada masyarakat
memiliki 234 ambulans desa dengan prinsip 1 dan terkesan user dalam hal ini adalah petugas
desa ambulans desa, standart fisik sudah baik masih belum bisa mendefinisikan media apa
namun ada beberapa perlengkapan dan standart yang sudah digunakan selama ini.
yang belum sesuai dengan Kepmenkes RI, No
143 Tahun 2001. Masyarakat merasa sangat “..Tidak ada media kita selama ini mbak,
terbantu dan nyaman menggunakan ambulans sosialisasi kita maksimalkan dari ambulans
desa saat dijemput menggunakan ambulans desa desa, sepertinya butuh media yang mudah
maupun rujukan ke Rumah Sakit. di share terutama social media, juga radio,
media media yang update..”(informan 6,
“..saya sangat terbantu mbak dengan fasilitas perempuan, 37 tahun)
ambulas desa ini, mobilnya nyaman
digunakan..” (informan tambahan 2, Media memang sangat penting untuk
perempuan,32 tahun) digunakan dalam berbagai aspek apabila ingin
implementasi Jember Safety Center ini dapat
Diluar kenyaman masyarakat dalam berjalan dengan baik dan dapat diterima oleh
menggunakan Supir ambulans desa, supir masyarakat secara menyeluruh. Penerimaan
ambulans desa sering melupakan tata tertib masyarakat ini penting karena akan
berkendaraan salah satunya menghidupkan mempermudah pelaksanaan kinerja terkait
sirine saat tidak mengangkut atau menjemput dengan efektifitas dan efisiensi pelayanan gawat
pasien gawat darurat. Supir ambulans desa juga darurat yang diberikan. Mulyana, 2016
tidak memakan seragam ambulans serta menyatakan bahwa Penggunaan media
indentitas yang jelas. Standar dan pelayanan komunikasi merupakan alternatif untuk
ambulans Gawat Darurat sesuai dengan sosialisasi kebijakan pemerintah termasuk
ketentuan peraturan perundang-undangan. sosialisasi kebijakan. Hasil penelitian
Menurut penelitian Limpong, 2017 menunjukkan bahwa media yang digunakan
meyatakan bahwa aspek personil, perlengkapan dalam sosialisasi kebijakan bervariasi mulai dari
peralatan manjadi kendala dalam pemberian media konvensional, media digital, bahkan
pelayanan melalui sistema gawat darurat media local. Implementasi JSC di Kabupaten
terpadu. Aspek kelengkapan sarana dan Jember seharusnya juga memperhatikan
prasarana mulai persiapan keberangkatan mengenai kebutuhan media sebagai wadah
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
69
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
70
©MultidisciplinaryJournal–ISSN:2716-2419,Allrightsreserved
INOVASI LAYANAN
(Studi Kasus Call Center SPGDT 119 sebagai Layanan Gawat Darurat
pada Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta)
Abstract: Service Innovation (Case Studies Call Center SPGDT 119 as Emergency Services at
Health Department Province DKI Jakarta). In improving the quality of health care, Jakarta
Provincial Government launched the service innovation Call Center SPGDT 119. This study aims
to analyze the innovation and the quality of Call Center SPGDT 119 service. This study used a
qualitative-descriptive approach with an interactive model. The results showed that the Call
Center SPGDT 119 is an innovation in emergency services to the public because it provides new
ways of delivering it services. This service has a good quality. In addition, this service has
advantages compared to other services, namely ease of access to the service by calling directly to
the number 119 and the process of service delivery 24 hours for 7 days. Advice given is the need to
make the Call Center SPGDT 119 as a national emergency system by cooperating with the Police
and Fire Department, and maintain the quality of services through performance evaluation once
every two weeks.
Abstrak: Inovasi Layanan (Studi Kasus Call Center SPGDT 119 sebagai Layanan Gawat
Darurat pada Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta). Dalam meningkatkan kualitas
pelayanan di bidang kesehatan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan inovasi layanan
Call Center SPGDT 119. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa inovasi dan kualitas layanan
Call Center SPGDT 119. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan
model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Call Center SPGDT 119 adalah inovasi
proses pemberian layanan kegawatdaruratan kepada masyarakat karena memberikan cara baru
dalam pelayanannya. Layanan ini berkualitas baik. Selain itu layanan ini memiliki kelebihan
dibandingkan dengan layanan lainnya, yaitu kemudahan akses layanan dengan menelepon secara
langsung ke nomor 119 serta proses pemberian layanan 24 jam selama 7 hari. Saran yang
diberikan adalah perlunya menjadikan Call Center SPGDT 119 sebagai sistem gawat darurat
secara nasional dengan bekerja sama dengan Pihak Kepolisian dan Pemadam Kebakaran, dan
menjaga kualitas layanan melalui evaluasi kinerja setiap dua pekan sekali.
Kata kunci: inovasi layanan, kualitas layanan, call center SPGDT 119
Daftar Pustaka
Akbar, R., Aradea, dan A.I Gufroni. (2011) Alternatif Pemilihan Sistem Antrian Call Center sebagai
Pusat Layanan Bencana Alam. Seminar Nasional Informatika. ISSN: 1979-2328.
Clark, John, Barbara Good, Paul Simmonds (Technopolis Group). (2008) Innovation Index: 2008
Summer Mini-Projects. Mini-project 4: Innovation in the public and third sectors. United
Kingdom, a report commissioned by NESTA. [Internet] Available from:
<http://api.ning.com/files/NjHDmKPq-vBcrv6PPMUGEdsV-sDsrlWdYQ8RIpkvml1PpWNEJD
szessnqcxQgkp88ej99O-VmSPNbrTL*PiIcpfe3KIdEcZU/42.InnovationinthePublicandThirdSec
torsSimmondsetal.pdf> (Accessed: 12 Januari 2014).
Hendroyono, Agus. (2005) Mutu Pelayanan Kesehatan & Service Recovery. Jakarta, Bumi Aksara.
Humas Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011) Kebijakan
Kemenkes dalam Sistem Penaggulangan Terpadu (SPGDT) dan Bencana. [Internet]
Available from: <http://buk.depkes.go.id/index.php?option=comcontent&view=article&id=134
:kebijakan-kemenkes-dalam-sistem-penanggulangan-gawat-darurat-terpadu-spgdt-dan-bencana>
(Accesed: 29 September 2013).
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63. Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia.
Koole, G dan Avishai, M. (2002) Queueing Models of Call Centers An Introduction. Annal of
Operations Research. 133: 41-59
Kurniawan, Agung. (2005) Transformasi Pelayanan Publik. Jogjakarta, Pembaruan.
Lembaga Administrasi Negara. (2003) Pelayanan Publik. Jakarta, STIA-LAN Press.
Lukas, Bryan A., and O.C Ferrel. (2000) The Effect of Market Orientation on Product Innovation.
Journal of The Academy Marketing Science. No. 2 Vol 28 p 239-247.
Muluk, M.R Khairul. (2008) Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi Pemerintahan Daerah.
Malang, Bayumedia.
Nazir, Moh. (2005) Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.
Noor, Irwan. (2013) Desain Inovasi Pemerintah Daerah. Malang, UB Press.
Osborne, David & Ted Gaebler. (1992) Reinventing Government: How The Entrepreneurial Spirit is
Transforming The Public Sector. New York, A William Patrick Book.
Sinambela, Lijan Poltak. (2006) Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan
Implementasinya. Jakarta, Bumi Aksara.
Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung, Alfabeta.
Suwarno, Yogi dan Ikhsan. (2006) Standar Pelayanan Publik di Daerah. Jurnal Inovasi Pelayanan
Publik Vol II/No.1.
Suwarno, Yogi. (2008) Inovasi di Sektor Publik. Jakarta, STIA-LAN Press.
Tjiptono, Fandy. (1996) Manajemen Jasa. Yogyakarta, Andi.