Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

Page 1

Seorang pasien Tn. Jony, seorang aktor, berumur 45 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
sering pusing dan kaku di leher belakang sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan sering timbul
terutama pagi saat bangun tidur dan saat pasien banyak melakukan syuting. Keluhan tidak
disertai penurunan kesadarn, kebas kesemutan di lengan maupun tungkai, bengkak pada kedua
tungkai, nyeri dada berdebar maupun sesak nafas.

Satu bulan yang lalu pasien pernah diperiksa tekanan darahnya dan dikatakan tinggi oleh
dokternya. Pasien lupa tekanan darahnya berapa waktu itu. Dokter hanya menyarankan
perubahan gaya hidup untuk mengatasi tekanan darah tingginya. Sampai saat ini pasien tidak
pernah memeriksakan tekanan darahnya lagi ke dokter. Pasien juga diperiksa kadar lemak
darahnya dan didapatkan hasil pemeriksaan kadar lemak tinggi. Pasien diberi obat untuk
menurunkan kadar lemak darahnya selama satu bulan. Setelah obat habis pasien tidak lagi
melanjutkan minum obat dan kontrol ke dokter karena merasa tidak ada keluhan. Riwayat
pandangan mata kabur tidak ada. Riwayat minum obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama
tidak ada.

Riwayat hipertensi pada keluarga ada yaitu bapak pasien. Riwayat penyakit jantung koroner dan
stroke pada keluarga tidak ada. Riwayat kematian mendadak pada keluarga tidak ada. Pasien
jarang berolahraga karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Pasien jarang menambahkan
garam pada makanannya. Pasien mengaku senang makan mie instan. Pasien merokok sejak 10
tahun yang lalu tetapi hanya 1-3 batang sehari.

1
Page 2

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : composmetis

BB : 85 kg

TB : T = 170/100 mmHg (pada lengan kanan dan kiri)

N = 86x/menit, reguler

Kepala : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Leher : JVP 5+2 mmHg

Toraks :

 Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris, iktus kordis tidak terlihat


 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
 Perkusi : Batas jantung atas : ICS III
Batas jantung kanan : Linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V Linea midklavikula sinistra
 Auskultasi : VBS kiri = kanan, rh -/-, wh -/-
Bunyi jantung 1dan 2 normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar lembut, bising usus normal. Hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : Edema -/-, sianosis (-), CRT < 2 detik.

Page 3

Pemeriksaan Penunjang

Darah

 Darah rutin dalam batas normal


 GDP : 90 mg/dL

2
 GD 2 jam PP : 120 mg/dL
 Na+ : 140 mEq/L
 K+ : 4,5 mEq/L
 Kolesterol total : 280 mg/dL
 HDL : 25 mg/dL
 LDL : 200 mg/dL
 Trigliserida : 150 mg/dL
 BUN : 15 mg/dL
 Kreatinin : 0,8 mg/dL

Rontgen thoraks : CTR 48 %, segmen Ao elongasi (-), segmen Po normal, pinggang jantung
(+), kongesti (-), infiltrat (-).
Pemeriksaan EKG : Irama sinus HR 70-80 x/menit Gelombang P (normal), PR interval 0,16
detik, Gelombang QRS normal, ST (isoelektrik), Gelombang T (normal).

Diagnosis
Hipertensi Essential grade 2 + dislipidemi
Penatalaksanaan :
Non farmakologi :
1. Penurunan berat badan
2. Mengurangi asupan garam
3. Berhenti merokok
4. Diet rendah lemak
5. Olahraga
6. Manajemen stress

Farmakologi :
1. ACE inhibitor (Captopril 12,5 mg) 3x/hari atau ARB (valsartan 80 mg) 1x/hari
2. Thiazid (HCT 25mg) 1x/hari (pagi)
3. Simvastatin 10 mg 1x/hari (malam)

3
Learning Progress Report

Tn. Jony, 45 tahun

KU : Sering pusing dan kaku di leher belakang sejak 2 bulan


lalu.

RPS : Riwayat Terapi/obat :


-Tidak ada penurunan kesadaran -Diberi obat kadar lemak darah selama
-Tidak ada kebas kesemutan 1 bulan

-Tidak ada bengkak pada kedua tungkai -Obat habis dan pasien tidak lanjut
minum obat dan kontrol ke dokter
-Tidak ada nyeri dada dan sesak nafas merasa tidak ada keluhan
-1 bulan yang lalu TD tinggi
-Tidak ada riwayat minum obat
-Kadar lemak darat tinggi kortikosteroid dalam jangka waktu
lama

RPK : Riwayat sosial ekonomi :


-Ayah pasien hipertensi -Jarang olahraga
-Tidak ada PJK dan stroke pada -Jarang menambahkan garam pada
keluarga makanan
-Tidak ada yang mati mendadak pada -Senang mengkonsumsi mie instan
keluarga
-Merokok sejak 10 tahun yang lalu tetapi 1-
3 batang per hari

4
Hipotesis :

-Hipertensi esensial

-Sindrom metaboli

Pemeriksaan :

Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan penunjang :

-KU : tampak sakit ringan Darah : - K+ : 4,5 mEq/L


-Kesadaran : komposmentis
- HDL : 25 mg/dL ( )
-BB : 85 kg
- LDL : 200 mg/dL ( )
-TB : 170 cm
-Tanda vital : Rontgen thoraks : CTR 48 %, segmen
T = 170/100 mmHg Ao elongasi (-), segmen Po normal,
N = 86 x/menit pinggang jantung (+), ongesti (-),
R = 20 x/menit infiltrat (-)
S = 36,9 ◦ C
- Kepala :Konjungtiva tidak pucat, Pemeriksaan EKG : Irama sinus, HR
sklera tidak ikterik 70-80 x/menit Gelombang P
- Leher : JVP 5+2 mmhg (normal), Gelombang PR interval 0,16
- Thoraks : Normal detik, gelombang QRS normal, ST
- Abdomen : Normal (isoelektrik), gelombang T (normal)
- Ekstremitas : Normal

Diagnosa :

Hipertensi Essential grade 2 +


Dislipidemi

5
Penatalaksaan :

Farmakologi : Non-Farmakologi :

-ACE inhibitor (Captopril


- Penurunan BB
12,5 mg) 3x/hari atau ARB
(Valsartan 80 mg) 1x/hari. - Mengurangi asupan

-Thiazid (HCT 25mg) garam


1x/hari (pagi) - Berhenti merokok
-Simvastatin 10 mg 1x/hari - Diet rendah lemak
(malam)
- Olahraga
- Manajemen stress

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI HIPERTENSI

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri
adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan
dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan,
walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan
tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan
1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat
melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

2. KLASIFIKASI TEKANAN DARAH

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO :

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 <90
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan

Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on


Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997 klafisikasi
hipertensi yaitu :

7
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi medis

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan jantung,gagal
jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah
diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara perlahan/bahkan
menurun drastis.

3.PENGGOLONGAN HIPERTENSI

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri,tetapi lebih sering dijumpai
terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes melitus. Berdasarkan penyebabnya,
Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

a.Hipertensi esensial atau hipertensi primer


Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang
terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya.Para pakar menunjuk
stress sebagai tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain yang mempengaruhi
para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko untuk menderita penyakit ini. Onset hipertensi essensial biasanya
muncul pada usia antara 25-55 tahun, sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan.

8
Patogenesis hipertensi essensial adalah multifaktorial. Faktor-factor yang
terlibat dalam pathogenesis hipertensi essensial antara lain factor genetik, hiperaktivitas sistem
saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek natriuresis, natrium dan kalsium intraseluler,
serta konsumsi alkohol secara berlebihan.

b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder


Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan,2001). Pada 5-10 persen kasus
sisanya, penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal,
penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan. Garam dapur akan memperburuk hipertensi, tapi bukan factor penyebab. Hipertensi
sekunder memiliki pathogenesis yang spesifik. Hipertensi sekunder dapat terjadi pada individu
dengan usia sangat muda tanpa disertai riwayat hipertensi dalam keluarga.

4 . GEJALA HIPERTENSI

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun demikian
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan
dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,mata,jantung
dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan penanganan
segera.

9
5. PENYEBAB HIPERTENSI

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti
genetik,lingkungan,hiperativitis susunan simpatis,system renin-angiotensis,defek dalam ekskresi
Na,peningkatan Na dan Ca intraselular,dan factor-faktor yang meningkatkan risiko,seperti
obesitas, alcohol,merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular renal,hiperaldosteronisme primer,dan
sindrom cushing,feokromositomo,koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung dengan
kehamilan, dan lain-lain.

6. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor

10
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system


pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya

7. KOMPLIKASI HIPERTENSI

- Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas
dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan
(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak
sadarkan diri secara mendadak

- Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai
cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan

11
perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.

- Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler
ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional
ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan
rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering
disebut edma.Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai
menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema.

- Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat).
Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron
disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian.

12
8. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat di obati tetapi dapat diberikan pengobatan
untuk mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal yang biasanya dilakukan yaitu merubah
pola hidup penderita yaitu dengan :
1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya sampai batas ideal
2. Membatasi alkohol
3. Olahraga aerobik sekitar 30-45 menit/hari
4. Merubah pola makan penderita yaitu dengan mengurangi pemakaian garam sampai <2,3g
Natrium atau 6g Natrium Klorida
5. Berhenti merokok
6. Mengurangi asupan lemah jenuh dan kolesterol dalam makanan

Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat untuk menurunkan tekanan darah :

1. Biasakan berjalan kaki


Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan tekanan darahnya dengan
cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan membuat jantung lebih banyak
menggunakan oksigen dengan lebih efisien, sehingga tidak berupaya keras memompa darah.

Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam seminggu. Cobalah tingkatkan
kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.

2. Tarik napas panjang


Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan tai chi akan
menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat renin, enzim dari ginjal yang
meningkatkan tekanan darah.

Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik napas dalam-dalam
dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua ketegangan.

13
3. Pilih produk kaya kalium
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang, pisang,
kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering seperti kismis.

4. Batasi konsumsi garam


Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hari. Sedangkan setengah sendok teh garam
mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga kadar garam atau sodium dalam makanan
olahan, sebab di situlah sebagian besar asal muasal sodium dalam makanan. Bumbui makanan
dengan rempah-rempah, jamu, lemon, dan jangan ditambahi garam.

5. Makan cokelat hitam


Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah menjadi lebih elastis. Dalam
sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat hitam setiap hari mengalami penurunan
tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam setiap hari-hari. Pastikan coklat
hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70% kakao.

6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10 mengurangi
tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan diperlukan untuk memproduksi
energi dan melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter tentang pemakaian
suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.

7. Minum sedikit saja alkohol


Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol, semakin sedikit tekanan
darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di rumah sakit Boston's Brigham and Women
menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf ringan, yaitu seperempat sampai setengah
minuman per hari untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah lebih banyak daripada yang
tidak minum setiap hari.

14
Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5 ons alkohol.
Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan dua gelas sehari
untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

8. Minum kopi tanpa kafein


Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan darah. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi tekanan darah, tapi suatu
penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa konsumsi kafein 500 mg
atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 4 mmHg.
Efeknya berlangsung hingga menjelang tidur.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan kopi tanpa kafein untuk
melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons kopi biasa mengandung 100 sampai 125 mg.
Dalam jumlah yang sama, teh mengandung 50 mg kafein dan cola sekitar 40 mg kafein.

9. Minum teh herbal


Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3 cangkir teh hibiscus
setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7 poin dalam rata-rata 6 minggu.
Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang meminum minuman plasebo hanya mengalami
penurunan tekanan darah sebesar satu poin.

Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat banyak mengurangi
tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung kembang sepatu. Lihatlah campuran
bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan pilihlah produk yang banyak mengandung
kembang sepatu dalam setiap porsinya.

10. Kurangi lembur


Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan risiko hipertensi sebesar
15%, demikian menurut penelitian oleh University of California, Irvine terhadap 24.205 orang
warga California.

15
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan sehat. Usahakan
menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi pusat kebugaran atau
lebih sering memasak makanan sehat.

11. Bersantai dengan musik


Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa dibantu dengan
merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University of Florence di Italia, lagu-lagu yang
tepat dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi mendengarkan
musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari sambil bernapas perlahan-
lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata mengalami penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya turun sebanyak 4,4 poin.

12. Mengatasi ngorok saat tidur


Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea obstruktif (OSA). Peneliti
dari Universitas Alabama menemukan bahwa penderita apnea tidur banyak memiliki kadar
aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah. Bahkan, diperkirakan
bahwa separuh dari semua orang yang mengalami sleep apnea memiliki tekanan darah tinggi.

Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang berpotensi mengganggu
pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain mendengkur dengan keras, kelelahan
yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah pertanda apnea tidur.

Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea tidurnya dapat
disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar aldosteron dan memperbaiki
tekanan darah tinggi.

16
13. Banyak makan kedelai
Sebuah penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan untuk
pertama kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai atau
susu, seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik penderita hipertensi
atau prehipe.

Obat yang paling sering diresepkan untuk obat hipertensi adalah:

1. Diuretik - atau "pil air" seperti thiazide, hydroclorathiazide, chlorathalidone dan


Indapamide) yang bekerja dengan membantu ginjal untuk lulus akumulasi garam dan air,
sehingga mengurangi jumlah cairan dalam tubuh dan menurunkan tekanan darah. Diuretik
juga menyebabkan pembuluh darah membesar, mengurangi resistensi terhadap aliran darah,
dan karena itu tekanannya. Beberapa jenis diuretik menyebabkan ginjal untuk
mengekskresikan kalium suplemen kalium sehingga mungkin diperlukan.

2. Beta-blocker - seperti propranolol, atenolol, nadolol, pindolol dan labetolol yang rileks
jantung dengan menghalangi tindakan hormon seperti adrenalin dan noradrenalin yang
membuat jantung memompa lebih keras.

3. Alpha-blocker - seperti prazosin yang juga menghambat efek adrenalin dan noradrenalin
pada pembuluh darah, santai dan dilatasi mereka.

4. Vasodilator - seperti hydralazine dan minoxidil yang mengendurkan otot polos arteri,
menyebabkan mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi terhadap
aliran darah.

5. Bloker kanal kalsium - seperti nifedipin, nicardipine, verapamil dan diltiazem yang bekerja
dengan menghalangi aliran kalsium dalam otot-otot jantung dan pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah membesar.

17
6. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor - seperti captopril, enalapril, perindopril,
ramipril, quinapril dan lisinopril, yang memblokir aksi hormon angiotensin II, yang
mempersempit pembuluh darah.

7. Angiotensin receptor blocker - seperti candesartan, irbesartan, telmisartan, eprosartan


berperilaku dengan cara yang sama seperti ACE inhibitor.

18
9.CARA MENCEGAH HIPERTENSI

Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya terlebih
dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut lebih
cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jntung terpaksa memompa
lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kit
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan lebih
banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah dan
menjadikannya tebal dan kaku
4. Pertahankan berat badan ideal
5. Olahraga secara teratur
6. Hindari konsumsi alkohol
7. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami

19
DAFTAR PUSTAKA

I.Rilantono, Lily.2012.Penyakit Kerdiovaskular (PKV), Jakarta : FKUI

Aru, Idris, dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Interna publishing

www.medicastore.com

20

Anda mungkin juga menyukai