Case 4 Hipertensi Bagian 3
Case 4 Hipertensi Bagian 3
Page 1
Seorang pasien Tn. Jony, seorang aktor, berumur 45 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
sering pusing dan kaku di leher belakang sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan sering timbul
terutama pagi saat bangun tidur dan saat pasien banyak melakukan syuting. Keluhan tidak
disertai penurunan kesadarn, kebas kesemutan di lengan maupun tungkai, bengkak pada kedua
tungkai, nyeri dada berdebar maupun sesak nafas.
Satu bulan yang lalu pasien pernah diperiksa tekanan darahnya dan dikatakan tinggi oleh
dokternya. Pasien lupa tekanan darahnya berapa waktu itu. Dokter hanya menyarankan
perubahan gaya hidup untuk mengatasi tekanan darah tingginya. Sampai saat ini pasien tidak
pernah memeriksakan tekanan darahnya lagi ke dokter. Pasien juga diperiksa kadar lemak
darahnya dan didapatkan hasil pemeriksaan kadar lemak tinggi. Pasien diberi obat untuk
menurunkan kadar lemak darahnya selama satu bulan. Setelah obat habis pasien tidak lagi
melanjutkan minum obat dan kontrol ke dokter karena merasa tidak ada keluhan. Riwayat
pandangan mata kabur tidak ada. Riwayat minum obat kortikosteroid dalam jangka waktu lama
tidak ada.
Riwayat hipertensi pada keluarga ada yaitu bapak pasien. Riwayat penyakit jantung koroner dan
stroke pada keluarga tidak ada. Riwayat kematian mendadak pada keluarga tidak ada. Pasien
jarang berolahraga karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Pasien jarang menambahkan
garam pada makanannya. Pasien mengaku senang makan mie instan. Pasien merokok sejak 10
tahun yang lalu tetapi hanya 1-3 batang sehari.
1
Page 2
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmetis
BB : 85 kg
N = 86x/menit, reguler
Toraks :
Page 3
Pemeriksaan Penunjang
Darah
2
GD 2 jam PP : 120 mg/dL
Na+ : 140 mEq/L
K+ : 4,5 mEq/L
Kolesterol total : 280 mg/dL
HDL : 25 mg/dL
LDL : 200 mg/dL
Trigliserida : 150 mg/dL
BUN : 15 mg/dL
Kreatinin : 0,8 mg/dL
Rontgen thoraks : CTR 48 %, segmen Ao elongasi (-), segmen Po normal, pinggang jantung
(+), kongesti (-), infiltrat (-).
Pemeriksaan EKG : Irama sinus HR 70-80 x/menit Gelombang P (normal), PR interval 0,16
detik, Gelombang QRS normal, ST (isoelektrik), Gelombang T (normal).
Diagnosis
Hipertensi Essential grade 2 + dislipidemi
Penatalaksanaan :
Non farmakologi :
1. Penurunan berat badan
2. Mengurangi asupan garam
3. Berhenti merokok
4. Diet rendah lemak
5. Olahraga
6. Manajemen stress
Farmakologi :
1. ACE inhibitor (Captopril 12,5 mg) 3x/hari atau ARB (valsartan 80 mg) 1x/hari
2. Thiazid (HCT 25mg) 1x/hari (pagi)
3. Simvastatin 10 mg 1x/hari (malam)
3
Learning Progress Report
-Tidak ada bengkak pada kedua tungkai -Obat habis dan pasien tidak lanjut
minum obat dan kontrol ke dokter
-Tidak ada nyeri dada dan sesak nafas merasa tidak ada keluhan
-1 bulan yang lalu TD tinggi
-Tidak ada riwayat minum obat
-Kadar lemak darat tinggi kortikosteroid dalam jangka waktu
lama
4
Hipotesis :
-Hipertensi esensial
-Sindrom metaboli
Pemeriksaan :
Diagnosa :
5
Penatalaksaan :
Farmakologi : Non-Farmakologi :
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri
adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan
dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan,
walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan
tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan
1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat
melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
7
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi medis
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan jantung,gagal
jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah
diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara perlahan/bahkan
menurun drastis.
3.PENGGOLONGAN HIPERTENSI
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri,tetapi lebih sering dijumpai
terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes melitus. Berdasarkan penyebabnya,
Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
8
Patogenesis hipertensi essensial adalah multifaktorial. Faktor-factor yang
terlibat dalam pathogenesis hipertensi essensial antara lain factor genetik, hiperaktivitas sistem
saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek natriuresis, natrium dan kalsium intraseluler,
serta konsumsi alkohol secara berlebihan.
4 . GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun demikian
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan
dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,mata,jantung
dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan penanganan
segera.
9
5. PENYEBAB HIPERTENSI
6. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
10
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
7. KOMPLIKASI HIPERTENSI
- Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas
dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan
(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak
sadarkan diri secara mendadak
- Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai
cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan
11
perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
- Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler
ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional
ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan
rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering
disebut edma.Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai
menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema.
- Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat).
Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron
disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian.
12
8. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat di obati tetapi dapat diberikan pengobatan
untuk mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal yang biasanya dilakukan yaitu merubah
pola hidup penderita yaitu dengan :
1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya sampai batas ideal
2. Membatasi alkohol
3. Olahraga aerobik sekitar 30-45 menit/hari
4. Merubah pola makan penderita yaitu dengan mengurangi pemakaian garam sampai <2,3g
Natrium atau 6g Natrium Klorida
5. Berhenti merokok
6. Mengurangi asupan lemah jenuh dan kolesterol dalam makanan
Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat untuk menurunkan tekanan darah :
Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam seminggu. Cobalah tingkatkan
kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.
Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik napas dalam-dalam
dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua ketegangan.
13
3. Pilih produk kaya kalium
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang, pisang,
kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering seperti kismis.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10 mengurangi
tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan diperlukan untuk memproduksi
energi dan melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter tentang pemakaian
suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.
14
Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5 ons alkohol.
Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan dua gelas sehari
untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat banyak mengurangi
tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung kembang sepatu. Lihatlah campuran
bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan pilihlah produk yang banyak mengandung
kembang sepatu dalam setiap porsinya.
15
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan sehat. Usahakan
menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi pusat kebugaran atau
lebih sering memasak makanan sehat.
Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi mendengarkan
musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari sambil bernapas perlahan-
lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata mengalami penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya turun sebanyak 4,4 poin.
Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang berpotensi mengganggu
pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain mendengkur dengan keras, kelelahan
yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah pertanda apnea tidur.
Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea tidurnya dapat
disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar aldosteron dan memperbaiki
tekanan darah tinggi.
16
13. Banyak makan kedelai
Sebuah penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan untuk
pertama kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai atau
susu, seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik penderita hipertensi
atau prehipe.
2. Beta-blocker - seperti propranolol, atenolol, nadolol, pindolol dan labetolol yang rileks
jantung dengan menghalangi tindakan hormon seperti adrenalin dan noradrenalin yang
membuat jantung memompa lebih keras.
3. Alpha-blocker - seperti prazosin yang juga menghambat efek adrenalin dan noradrenalin
pada pembuluh darah, santai dan dilatasi mereka.
4. Vasodilator - seperti hydralazine dan minoxidil yang mengendurkan otot polos arteri,
menyebabkan mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi terhadap
aliran darah.
5. Bloker kanal kalsium - seperti nifedipin, nicardipine, verapamil dan diltiazem yang bekerja
dengan menghalangi aliran kalsium dalam otot-otot jantung dan pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah membesar.
17
6. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor - seperti captopril, enalapril, perindopril,
ramipril, quinapril dan lisinopril, yang memblokir aksi hormon angiotensin II, yang
mempersempit pembuluh darah.
18
9.CARA MENCEGAH HIPERTENSI
Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya terlebih
dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut lebih
cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jntung terpaksa memompa
lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kit
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan lebih
banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah dan
menjadikannya tebal dan kaku
4. Pertahankan berat badan ideal
5. Olahraga secara teratur
6. Hindari konsumsi alkohol
7. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami
19
DAFTAR PUSTAKA
Aru, Idris, dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Interna publishing
www.medicastore.com
20