Anda di halaman 1dari 2

A.

Definisi ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi filsafat yang mempelajari segala macam jenis ,
bentuk, dan sifat ilmu pengetahuan menurut segi yang paling hakiki1

Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adlah ilmu pengetahuan. Kant
membagi dua jenis pengetahuan, yakni pengetahuan “apriori” dan “a-posteriori”. Pengetahuan
“apriori” ialah pengetahuan yang tidak tergantung pada adanya pengalaman, atau yang ada
sebelum pengalaman. Pengetahuan a-posteriori ialah pengetahuan yang terjadi akibat
pengalaman2

Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan dan menjalin


sebuah pikiran dan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-
ulangtanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal.
Sedangkan ilmu (ilmu pengetahuan-pen). Adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas (hubungan- sebab-akibat) dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang
merupakan suatu kesatuan sistematis. (soetriono dan rita hanafie) 3

B. Sejarah Ilmu Pengetahuan

L.W.H. Hull di dalam buku Mohammad Adib menerangkan bahwa sejarah filsafat dan ilmu
pengetahuan dibagi dalam tiga periode yakni periode (i) filsafat yunani; (ii) kelahiran nabi isa;
(iii) dan periode kebangkitan islam , termasuk di dalamnya tokoh-tokoh yang terkenal pada masa
itu. Sedangkan George J. Mouly membagi perkembangan ilmu menjadi tiga (3) tahap yaitu
animisme, ilmu empiris dan ilmu teoritis.

Teori L.W.H. Hull

1. periode filsafat yunani (6 SM-0 M)

Pada masa ini ahli filsafatnya adalah Thales. Dalam penggambaran intelektualnya menggunakan
pola deduktif serta pada masa transisi inilah, kemunculan ilmu sangat berkembang di kalangan
para masyarakat.

2. periode kelahiran nabi Isa (0 M- 6M)

Pada masa ini pertentangan antar gereja yangdiwakili oleh pastur dan para raja yang pro kepada
gereja. Pada masa ini filsafat mengalami kemunduran di karenakan para raja membatasi
kebebasan berfikir, sumber kebenara hanya berada pada otoritas raja dan gereja.

3. periode kebangkitan islam 6 M-13 M)

1
Suparlan Suharto, Filsafat ilmu pengetahuan persoalan eksistensi dan hakikat ilmu pengetahuan, Yogyakarta: ar-
ruzz media, 2017, h.23
2
Jalaluddin, filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta: PT raja grafindo Persada, 2013, h.144
3
ibid
Pada masa ini dunia Kristen eropa mengalami kegelapan, masa ini menjadi masa kebangkitan
islam yang ditandai dengan bermunculannya ilmuwan-ilmuwan islam seperti Al-Kindi, Al-
Ghazali, Al-Farabi, Ibnu Khaldun, dll.

Teori George J. Mouly

menjelaskan bahwa permulaan ilmu dapat ditelusuri sampai pada permulaan manusia. Tak
diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris
yang memungkinkan mereka untuk mengerti keadaandunia. Usaha mula-mula di bidang
keilmuan yang tercatat dalam lembaran sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir dimana banjir
Sungai Nil terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri dan
kegiatan survey.
George J. Mouly menjelaskan bahwa pada tahap animisme, manusia menjelaskan gejala yang
ditemuinya dalam kehidupan sebagai perbuatan dewa-dewi, hantu dan berbagai makhluk halus.
Pada tahap inilah pola pikir mitosentris masih sangat kental mewarnai pemikiran bangsa Yunani
sebelum berubah menjadi logosentris. Sebagai contoh, gempa bumi pada saat itu tidak dianggap
fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika
filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi
aktivitas alam yang terjadi secara kualitas
C. Dasar-dasar ilmu pengetahuan
Secara garis besar dasar-dasar ilmu pengetahuan dapa dibagi menjedi tiga yaitu : kerangka
berpikir ilmiah, sarana berpikir ilmiah, dan kriteria kebenaran
1. Kerangka berpikir ilmiah
Kerangka ilmiah merupakan cerminan dari penalaran ilmiah. Secara epistimologis, kegiatan
berpikir ilmiah melingkupi suatu rantai berpikir logis yang merupakan pengkajian sesuatu yang
khusus (specific) yang kita kenal dengan logika berpikir deduktif. Berpikir ilmiah terangkai
secara sistematis dalam suatu kerangka yang terdiri dari: penalaran, logika, analitis, konseptual,
dan kritis

Anda mungkin juga menyukai