Filsafat secara umum telah membagi doaminnya dalam tiga bagian besar yakni
ontology, Epistemologi dan aksiologi. Khusus pada Epistemologi, domain ini dalam
banyak disiplin ilmu telah mendapat posisi yang kuat jika dikaitkan dengan
kepentingannya dalam mengetahui asal usul suatu ilmu. Bahkan, pada kondisi tertentu
bisa diartikan bahwa tanpa mengetahui Epistemologi suatu ilmu ynag sedang kita geluti
yang lebig bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia, setelah sekian lam ilmu
sebagai semacam metode riset yang diterapkan dalam berbagai ilmu social, termasuk
didalamnya komunikasi, sebagai slah satu varian dalam penelitian kualitatif dalam
1
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani. Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teolosofi.
Bandung: Pustaka Setia
1
PEMBAHASAN
pada arti “ yang menampak”. Fenomena ialah fakta yang disadari dan masuk
kedalam pemahaman manusia. Sehingga, suatu objek ada dalam relasi kesadaran.
Dewasa ini, Fenomenalogi sebagai salah satu cabang filsafat sekaligus metode
Husserl, yang kemudian dilanjutkan oleh Martin Heidegger dan yang lainnya.
penting aksi sadar kita, seperti berpikir dan mengingat dan pada sisi lain, susunan
B. Unsur-Unsur Pembentuk
2
Engkus Kuswarno, Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomolofi Konsepsi: Konsep, Pedoman Contoh
Penelitiannya ( Bandung,: Widya Padjajaran, 2009), 34-35
2
Disebutkan unsur pembentuk metode fenomenologi adaah pertama, sikap
anti natural ( natural attitude ) yaitu sikap yang menolak kepercayaan akan adanya
dunia yang rill dan menggantinya dengan sikap kritis atau epokhe, kedua yaitu
cara melihat realitas apa adanya sebelum dibagi dan dibahas secara tematis oleh
ilmu-ilmu. Melalui reduksi inilah filasaft dapat dikatakan rigorus. Terdapat tiga
menyatakan bahwa realitas dunia di luar kita tidak bergantung pada kesadaran kita
tetapi realitas dunia haruslah direduksi karena idealism kita mempercayai sesuatu
2. Reduksi eidetic ( eidos ). Reduksi ini dimaksudkan untuk memperoleh hakikat dari
3. Reduksi transcendental. Dalam resduksi ini dunia tidak lagi dihubungkan dengan
3
2. Orang harus berpikir, dengan memulai dengan mengamati hal sendiri, tanpa dasar
tentang realita dan menjauhkan diri dari meneliti dan mengulangi ( teori orang lain )
4. Fenomenalogi menerima kebenaran dluar empiric indrawi. oleh sebab itu mereka
5. Fenomena baru dapat dinyatakan benar-benar telah diuji korespondensi dengan yang
dipercayainya.
6. Fenomenalogi lebih merupakan sikap bukan suatu prosedur khusus yang di ikuti
dengan apa adanyadengan tidak memanipulasi data, aneka macam teori dan
pandangan.
yang objektif
c. Fenomenologi memandang objek kajian sebagai bulatan yang utuh tidak terpisah dari
objek lainnya.
Dari berbagai kelebihan tersebut, fenomenologi sebenarnya juga tidak luput dari
4
a. Tujuan fenomenologi untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa
ada pengaruh berbagai pandangan sebelumnya ,baik dari adat,agama ataupun ilmu
b. Pengetahuan ynag didapat bebas nilai ( value free ), tetapi tidak bermuatan nilai
( value –bounding )
cenderung subjektif, yang hanya berlaku dalam waktu tertentu. Dengan ungkapan lain
5
PENUTUP
berpusat pada analisis terdapat gejala yang nampak dalam kesadaran manusia. Untuk
melahirkan suatu teori tersebut maka seseorang jangan berpedoman pada teori orang lain
( bukan menguji teori yang ada ) tapi mengamati tanpa dasar apapun. Metode ini banyak
6
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani. Filsafat Umum dari Mitologi