Pengertian Stenosis lumbal adalah kondisi ketika ruang di tulang
belakang menyempit, sehingga bisa memberi tekanan pada saraf yang bergerak melalui tulang belakang. Stenosis tulang belakang paling sering terjadi di punggung bawah dan leher. Asesmen Keperawatan 1. Nyeri saat leher digerakkan, nyeri leher di dekat telinga atau di sekitar tulang belikat, 2. Nyeri yang menjalar ke arah bahu, lengan atas, lengan bawah dan jari-jari. 3. Rasa kesemutan dan tebal di daerah yang kurang lebih di daerah punggung bawah, 4. Nyeri terasa hebat jika duduk atau berdiri dalam waktu lama, pada waktu malam hari, setelah berjalan beberapa saat, pada saat batuk atau bersin, serta ketika punggung dibungkukkan ke arah depan
Diagnosa 1. Nyeri kronis b.d kondisi musculoskeletal
Keperawatan kronis,kerusakan sistim saraf ( D.0078 ) 2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, penurunan kendali otot dan kerusakan neuromuskulus (D 0054 ) 3. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bedrest, pembatasan terapi, pembatasan gerak ( D. 0129 )
Kriteria 1. setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3 x 24 jam,
Evaluasi/Nursing diharapkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi oleh Outcome klien. 2. klien mengatakan tidak ada kelemahan otot 3. ROM maksimal, 4. atropi tidak terjadi, 5. meningkatnya aktifitas fisik. 6. klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka, 7. Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka, 8. klien dapat ikut serta dalam program latihan, 9. Tidak terjadi kontraktur sendi, 10. Bertambahnya kekuatan otot, 11. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. Intervensi 1. Nyeri kronis b.d kondisi musculoskeletal Keperawatan kronis,kerusakan sistim saraf ( D.0078 ) a. Kaji terhadap nyeri dengan skala 0-4 b. Bantu klien dalam identifikasi factor pencetus c. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasive d. Ajarkan relaksasi : teknik-teknik untuk menurunkan ketegangan otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatan relaksasi masase. e. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman misalnya saat klien tidur, sanggah punggung klien dengan bantal kecil f. Observasi tingkat nyeri dan respons motorik klien 30 menit setelah pemberian obat analgesic untuk mengkaji efektivitasnya. Setiap 1-2 jam setelah tindakan perawatan selama 1-2 hari. g. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgesik
penurunan kendali otot dan kerusakan neuromuskulus (D 0054 a. Kaji keadaan motorik, sensorik, reflex b. Pertahankan bedrest dan posisi yang tepat c. Lakukan ROM pasif dan aktif d. Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri seperti batuk, bersin, gerakan-gerakan peregangan e. Monitor tanda dan gejala komplikasi imobilisasi 3. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bedrest, pembatasan terapi, pembatasan gerak a. Anjurkan untuk melakukan latihan ROM dan mobilisasi jika mungkin b. Ubah posisi tiap 2 jam c. Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol d. Lakukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi e. Bersihkan dan keringkan kulit. Jagalah linen tetap kering f. Jaga kebersihan kulit dan hindari trauma dan panas terhadap kulit
Informasi dan Edukasi 1. Jelaskan penyebab,periode, dan strategi meredakan nyeri
2. Ajurkanmemonitor nyeri secara mandiri 3. Ajurkan menggunakan analgetik secara tepat 4. Ajurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri 5. Ajarkan cara mengindentifikasi sarana dan praseran yang mendukung untuk mobilisasi di rumah 6. Ajarkan cara mengindentifikasi kemapuan mobilisasi (seperti kekuatan otot,rentang gerak ) 7. Anjurkan minum yang cukup 8. Anjurkan meningkatkanasupan nutrisi 9. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur 10. Anjurkan menggunakan pelembab Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan Penalaah Kritis Sub Mutu keperawatan Kepustakaan STADAR DIAGNOSISI KEPERAWATAN INDONESIA Edisi I 2017 STADAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA