Mufarrohah 19311010
Pipin Agis S. 19311011
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ MUNTAH DAN GUMO PADA NEONATUS“.
Makalah ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberi
oleh dosen pembimbing mata kuliah ASKEB NEO, dan merupakan salah satu tugas
individu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa akademi kebidanan khususnya tingkat
2 La Tansa Mashiro Rangkasbitung.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN V yakni :
1. Ibu Daini Zulmi, M.Tr. Keb selaku Direktur Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro
2.Ibu Roslina S.S.T.M.K.M selaku Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas
3. Teman-teman yang saling memebantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………….............................................
A. Latar belakang…………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………….
C. Tujuan ………..………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………....
3.2 Saran………………………………………………………………….......
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui masalah-
masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi yang
sering kita temui yaitu muntah dan gumoh. Jika salah satu dari masalah tersebut
tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya.
Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus karena
bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada
masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang
dengan sendirinya.
Oleh karena dalam makalah ini akan membahas muntah dan gumoh, serta
penanganan yang sesuai agar tidak menimbulkan dampak lainnya. Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang masalah pada bayi.
B. Rumusan Masalah
· Apa tanda dan gejala dari muntah dan gumoh pada bayi ?
· Untuk mengetahui tanda dan gejala dari muntah dan gumoh pada bayi.
TINJAUAN TEORI
A.Definisi
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung
yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan
abdomen (Markum:1991 dalam Asuhan pada Anak Dengan Gangguan Sistem
Integument, 2005). Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh
isi lambung yang terjadi setelah makanan agak lama masuk kedalam lambung
(Depkes RI). Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan
dapat terjadi berbagai gangguan.
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai
dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah
bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah kadang menetap
setelah pemberian makanan pertama kali.
Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak,
tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap
biasanya terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan
merupakan tanda adanya stenosis pylorus.
Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu.
Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian
makanan yang salah atau pada faktor psikososial.
E.Komplikasi
F.Sifat Muntah
G. Diagnosa
H. Pencegahan
Perlambat pemberian susu. Bila diberi susu formula, beri sedikit saja dengan
frekuensi agak sering.
Sendawakan bayi selama dan setelah pemberian susu. Bila bayi diberi ASI,
sendawakan setiap kali akan berpindah ke payudara lainnya.
Susui bayi dalam posisi tegak lurus, dan bayi tetap tegak lurus selama 20-30
menit setelah disusui.
Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.
Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar.
I. Penatalaksanaan
J. Asuhan Bidan
A. Definisi
Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui
mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes 2007).
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa
saat setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes 2007).
B.Etiologi
C.Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh,
sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas
dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena
otot katup di ujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut
seharusnya mendorong isi lambung ke bawah.
Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena
makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi.
Akibatnya bayi tidak hanya mengalami gumoh tapi juga bisa muntah. Lambung bayi
punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari bisa
minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc.
E. Komplikasi
F. Diagnosa
G. Pencegahan
Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi
menempel pada sebagian areola dan dagu payudara ibu.
H. Penatalaksanaan
Bersikaplah tenang.
Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru
(jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan
masuk ke paru-paru).
Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga
bersih, pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman
dan jamur.
Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup bersihkan dengan cotton bud,
jangan menyedot dengan mulut karena akan menyakiti bayi dan rentan
menularkan virus.
Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI lagi.
I. Asuhan Bidan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muntah adalah keluarnya sebagain besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi isi lambung
dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin mengalami
muntah lendir bahkan kadang disertai dengan darah.
Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh
berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak
menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian
kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius.
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung.
Bedanya gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir ke bawah, bisa sedikit
(seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan
muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa
kontraksi lambung. Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh
minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan
bertambahnya usia hingga 8-10 % pada umur 9-12 bulan dan 5 % pada umur 18
bulan. Meskipun normal, gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
B. Saran
1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap
dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan
pada perut.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan
jumlah sedikit tapi sering.
5. Sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih
membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika
lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu
besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda
gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan
tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
8. Jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki
sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke
bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah. Segera mengangkat bayi
saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi,
masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru.
Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah
sampai tuntas jangan ditahan.
10. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini justru
lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru
karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan
cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut,
hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat
muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung.
Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut,
maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
11. Hindari bayi tersedak. Bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran
pernapasan alias paru-paru. Ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya
lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah
mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah
kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan
badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan
tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau
didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
12. Observasi sangat penting untuk mengetahui bahwa muntah atau gumoh
berlebihan pada bayi yang mengarah pada hal patologis. Tak perlu
dikhawatirkan jika berat badan bertambah (dalam rentang normal), bayi
tampak senang dan tumbuh kembangnya normal. Sebaliknya, perlu khawatir
jika terjadi penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan,
infeksi dada berulang, muntah disertai darah, bayi dehidrasi dan gangguan
pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek, karena sistem
pencernaannya belum sempurna, muntah adalah hal yang lumrah dialami
bayi. Namun, ibu juga perlu waspada adanya faktor penyakit pemicu muntah.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika