Skenario 12
Skenario 12
SKENARIO 1
Anggota :
Muhammad Subli G1A110046
Ayuanni Citra Dewi Q. G1A110002
Santri Alfianti G1A1100
Rizka Yolanda G1A110065
Riri Sandra G1A1100
Oriza Fitra Aridillah G1A110019
Eria Anggraini G1A110071
Mardiyus G1A1100
Indah Ayu Lestari G1A110010
Hidayati Hasna G1A1100
SKENARIO
Pada suatu kecelakaan kereta api, dua orang pasien ,Tn. Manner berumur 55 tahun dan Nn. Bonny 22
tahun,ditemukan dalam kondisi tertusuk logam besi yang sama sehingga tubuh mereka saling merapat.
Kedua pasien di bawa ke IGD RS dengan kondisi sadar. Hasil pemeriksaan tim dokter , menemukan
bahwa hanya akan ada 1 pasien yang dapat diselamatkan sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan. Tim
dokter menghadapi dilema etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut. Untuk
itu, tim dokter berdiskusi dengan menggunakan ethical method of reasoning – yang terdiri dari tiga
langkah , yaitu fact deliberation, value deliberation, dan duty deliberation – dalam mengambil
keputusan penatalaksanaan yang tepat. Dengan memperhatikan aspek hokum dan prinsip-prinsip
bioetika (harm,health benefit, autonomy, vulnerability) ,tim dokter akhirnya memutuskan untuk
menyelamatkan Tn. Manner yang memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan dengan Nn.
Bonny yang mengalami kerusakan organ tubuh yang sangat luas. Setelah diterangkan mengenai prosedur
dan resiko operasi, keduanya bersedia menandatangani informed consent . pada akhirnya Tn. Manner
berhasil diselamatkan sedang Nn. Bonny meninggal dunia.
A. Klarifikasi istilah
1) Etika : merupakan bagian Ilmu filsafat yang mempelajari tentang baik atau buruk,
salah atau benar, dan tentang hak dan kewajiban moral yang dianut oleh masyarakat
2) Bioetika : etik yang berhubungan dengan nilai-nilai proses kehidupan (dalam ruang
lingkup yang luas)
8) Harm : kerugian atau bahaya yang mungkin timbul dari suatu tindakan
9) Health benefit :masalah yang menentukan apa itu manfaat kesehatan dan hal ini tidak
selalu berhubungan untuk menyatakan suatu penyakit
12) Informed consent : persetujuan dalam bentuk persetujuan lisan ataupun tertulis yang
diberikan kepada pasien/ keluarga pasien setelah mendapat penjelasan atau tindakan
medis yang akan dilkukan oleh dokter terhadap pasien
13) Organ : kumpulan jaringan atau alat yang mempunyai tugas tertentu dalam tubuh
manusia
B. Identifikasi masalah
1) Tim dokter menghadapi dilema etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus Tn. Manner
(55) dan Nn. Bonny (22) yang tertusuk logam besi yang sama sehingga mereka saling
merapat
2) Hasil pemeriksaan tim dokter , menemukan bahwa hanya ada 1 pasien yang dapat
diselamatkan sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan
3) Untuk itu, tim dokter bediskusi dengan menggunakan ethical method of reasoning yang
terdiri dari tiga langkah ,yaitu fact deliberation, value deliberation, dan duty deliberation ,
dalam mengambil keputusan penatalaksanaan yang tepat.
4) Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip-prisip bioetika (harm, health benefit
,autonomy, vulnerability) ,tim dokter akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan Tn.
Manner yang memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan Nn. Bonny yang
mengalami kerusakan organ tubuh yang sangat luas.
5) Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko operasi , keduanya bersedia
menandatangani lembar informed consent.
C. Analisis maslah
1) Tim dokter menghadapi dilema etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus Tn. Manner
(55) dan Nn. Bonny (22) yang tertusuk logam besi yang sama sehingga mereka saling
merapat
Jawab :
Jawab :
2) Hasil pemeriksaan tim dokter , menemukan bahwa hanya ada 1 pasien yang dapat
diselamatkan sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan
3) Untuk itu, tim dokter bediskusi dengan menggunakan ethical method of reasoning yang
terdiri dari tiga langkah ,yaitu fact deliberation, value deliberation, duty deliberation ,
dalam mengambil keputusan penatalaksanaan yang tepat.
jawab :
jawab :
4) Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip-prisip bioetika (harm, health benefit
,autonomy, vulnerability) ,tim dokter akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan Tn.
Manner yang memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan Nn. Bonny yang
mengalami kerusakan organ tubuh yang sangat luas.
jawab :
5) Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko operasi , keduanya bersedia
menandatangani lembar informed consent.
g. apa yang perlu diperhatikan dari informed consent : setelah mendapat kejelasan
Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip-prinsip bioetika dan setelah Tn. Manner dan
Nn. Bonny menandatangani lembar informed consent , tim dokter memutuskan untuk
menyelamatkan Tn. Manner yang memiliki peluang hidup yang lebih besar untuk sembuh.
F. Learning Issues
POKOK WHAT I WHAT I DON’T WHAT I HAVE TO PROVE HOW WILL I LEARN
BAHASAN KNOW KNOW
Landasan
hukum
G. Sintesis
a. etika
Adalah ilmu yang mempelajari azas akhlak , sedangkan etik adalah seperangkat asas atau
nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam kode etik.
b. Hukum
Adalah peraturan perundangan seperti yang terdapat dalam hukum pidana , hukum
perdata, hukum tata Negara dan administrasi Negara.
c. Hukum kesehatan
1. Persamaan
c. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyrakat agar tidak saling merugikan
e. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota
senior.
2. Perbedaan
c. Etik tidak seluruhnya tertulis ,hukum tercantum secara terperinci dalam kitab
undang-undang dan lembaran/ berita Negara
1. Menurut etik
2. Jika kemungkinan resiko harm lebih besar dari pada benefit, maka
treatment tidak dilakukan
3. Jika ada dua pasien atau lebih, focus pada pasien yang paling
membutuhkan pertolongan, karena secara harm, mereka dalam bahaya
atau pada pasien yang kira-kira dengan terapi yang diberikan akan
menghasilkan benefit yang lebih besar.
2. Menurut hukum
Adalah metode yang digunakan para dokter untuk menyelesaikan suatu permasalahan etika
dengan memberikan alsan-alasan yang bertujuan untuk memutuskan asalah dengan benar
Langkah-langkah (jelaskan )
Merupakan tahapan yang paling lama karena mengungkapkan fakta-fakta yang ada.
3. Duty deliberation : mengidentifikasi kemungkinan terbaik yang berbeda dari aksi dalam
suatu kasus.
4. Test of consistency :
- Test of legality
- Test of time
- Test of publicity
Martabat manusia, hak asasi manusia dan kebebasan mendasar harus sepenuhnya
dihormati
Kepentingan dan kesejahteraan individu harus memiliki prioritas di atas kepentingan
satu-satunya ilmu pengetahuan atau masyarakat.
Gagasan tentang martabat manusia mengungkapkan nilai intrinsik dari orang yang
mampu refleksi, sensitivitas, komunikasi verbal, pilihan bebas, menentukan nasib
sendiri dalam perilaku dan kreativitas
Semua manusia adalah setara dalam martabat terlepas dari jenis kelamin, usia,
status sosial atau etnis
Pengakuan atas martabat seseorang menghormati hak asasi manusia aktif
seseorang, harga diri dan penentuan nasib sendiri, privasi seseorang, melindungi
salah satu dari gangguan tidak sah dan melestarikan ruang berlaku publik seseorang.
Orang martabat dan hak-hak yang dibuktikan dengan kewajiban orang lain untuk
memperlakukan seseorang hormat, yaitu:
menyebabkan tidak membahayakan
tidak menyalahgunakan
bersikap adil
tidak memaksakan model yang tak disukai dari pribadi yang baik dan kebahagiaan
untuk tidak memperlakukan satu hanya sebagai sarana
tidak mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan individu sebagai bawahan
orang lain 'kepentingan dan kesejahteraan, untuk' kepentingan tunggal ilmu
pengetahuan dan masyarakat
2) Benefit and harm
o Phyisical harm (kerugian fisik ). Contoh : gunting tertinggal di dalam perut saat
operasi.
5) Person without capacity informed consent ( orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
consent )
Sesuai dengan hukum nasional, perlindungan khusus harus diberikan kepada orang-orang
yang tidak memiliki kapasitas untuk persetujuan:
otorisasi untuk penelitian dan praktek medis harus diperoleh sesuai dengan kepentingan
terbaik dari orang yang bersangkutan dan sesuai dengan hukum nasionalnya. Namun, orang
yang bersangkutan harus dilibatkan semaksimal mungkin dalam proses pengambilan
keputusan persetujuan, dan juga bahwa persetujuan penarikan;
penelitian hanya perlu dilakukan untuk manfaat kesehatan langsung nya, tunduk pada
otorisasi dan kondisi perlindungan yang ditentukan oleh hukum, dan jika tidak ada alternatif
penelitian efektivitas sebanding dengan peserta penelitian dapat persetujuan. Penelitian
yang tidak memiliki potensi manfaat kesehatan langsung hanya boleh dilakukan dengan cara
pengecualian, dengan menahan diri, mengekspos orang hanya terhadap risiko minimum
dan beban minimum dan, jika penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
manfaat kesehatan orang lain dalam kategori yang sama, tunduk pada persyaratan yang
ditentukan oleh hukum dan kompatibel dengan perlindungan hak asasi manusia individu.
Penolakan orang tersebut untuk mengambil bagian dalam penelitian harus dihormati
6) Respect for human vulnerability and personal integrity
- ancaman alam yang datang dari biologi kami, penuaan, kerentanan terhadap
penyakit dan penyakit, dan kematian
- lingkungan dan ancaman alam dan buatan manusia lain: pencemaran, gempa
bumi, dll
c. Cultural ,contoh : pasien memiliki kepercayaan masing-masing atas budaya mereka, maka
harus dihormati
Privasi orang yang bersangkutan dan kerahasiaan informasi pribadi mereka harus
dihormati. Sejauh mungkin, informasi tersebut tidak boleh digunakan atau
diungkapkan untuk tujuan lain daripada yang digunakan itu dikumpulkan atau
menyetujui, sesuai dengan hukum internasional, hukum hak asasi manusia
internasional khususnya
Persamaan mendasar dari semua manusia dalam martabat dan hak-hak yang harus
dihormati sehingga mereka diperlakukan adil dan setara.
Equality : hak dari berbagai kelompok orang untuk memiliki posisi sosial yang sama dan
menerima perlakuan yang sama
Tidak ada individu atau kelompok harus didiskriminasikan atau stigma atas dasar apapun,
yang melanggar martabat manusia, hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.
a.Non discrim : tdk ada seorang atau kelompok manapun dalam hal apapun dilakukan
diskriminasi
b.Non stigmati : tdk adanya anggapan /pandangan yang belum tentu benar.
b.Coorperation : kerjasama
12) Social responsibility and health ( tanggung jawab social dan kesehatan )
Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ilmiah dan penerapannya harus dibagi
dengan masyarakat secara keseluruhan dan dalam masyarakat internasional,
khususnya dengan negara-negara berkembang. Dalam melaksanakan prinsip ini,
manfaat dapat mengambil salah satu dari bentuk sebagai berikut: (a) bantuan
khusus dan berkelanjutan untuk, dan pengakuan, orang-orang dan kelompok yang
telah mengambil bagian dalam penelitian; (b) akses ke perawatan kesehatan yang
berkualitas; (c) pemberian modalitas diagnostik dan terapeutik baru atau produk
yang berasal dari penelitian; (d) dukungan untuk pelayanan kesehatan, (e) akses ke
pengetahuan ilmiah dan teknologi, (f) peningkatan kapasitas fasilitas untuk tujuan
penelitian, (g) bentuk-bentuk lainnya manfaat yang konsisten dengan prinsip-prinsip
yang ditetapkan dalam Deklarasi ini.
Manfaat tidak harus merupakan bujukan layak untuk ikut serta dalam penelitian
Contoh:
- resep obat tanpa alasan apapun merupakan ancaman bagi generasi mendatang
Melindungi lingkungan., dengan cagar alam yang melindungi kehidupan dan kenekaragaman
hayati.
Karena hal harus diberikan kepada interkoneksi antara manusia dan bentuk lain dari
kehidupan, untuk pentingnya akses yang sesuai dan pemanfaatan sumber daya
hayati dan genetik, untuk menghormati pengetahuan tradisional dan peran manusia
dalam perlindungan lingkungan , biosfer dan keanekaragaman hayati
4) Informed consent
1) Definisi : persetujuan tertulis yang diberikan oleh pasien / keluarganya terhadap tindakan
medis yang akan dilakukan oleh dokter setelah mendapat penjelasan yang cukup.
2) Tujuan :
b.Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan pada setiap
tindakan medic.
4) Elemen :
a.Threshold elemen (kea rah syarat) : pemeberi consent haruslah orang yang kompeten
b.Information elements :
i. discosure (pengungkapan)
5) Jenis2 :
a. implied consent : persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat tanpa pernyataan
tegas
1. Keadaan normal
2. Keadaan darurat
b.Expressed consent : persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang akan
dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa
1. Lisan
2. Tulisan
6) Landasan hukum
Pasal 1
b. tindakan medic adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa
diagnostic atau terapeutik
d. dokter adalah dokter umum atau dokter spesialis dan dokter gigi atau dokter gigi
spesialis yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, klinik atau praktek perorangan
atau bersama.
BAB II PERSETUJUAN
Pasal 2
1) Semua tindakan medic yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapatkan
persetujuan.
4) Cara penyampaian dan isi informasi harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan
serta kondisi dan situasi pasien
Pasal 3
1) Setiap tindakan medic yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak menderikan persetujuan
2) Tindakan medic yang tidak termasuk sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak
diperlukan persetujuan tertulis, cukup persetujuan lisan sebagaimana dimaksud
ayat 2 dapat dierikan secara nyata-nyata atau secara diam-diam
BAB III INFORMASI
Pasal 4
1) Informasi tentang tindakan medic harus diberikankepada pasie, baik diminta maupun tidak diminta
2) Dokter harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa
informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan
informasi. Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat 2 dokter dengan persetujuan pasien dapat
memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat didampingi oleh seorang perawat atau
tenaga medic lainnya sebagai saksi.
Pasal 5
1) Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan medic yang dilakukan,
baik diagnostic maupun terapeutik.
3) Informasi harus diberikan secara jujur dan benar kecuali bila dokter menilai bahwa hal itu dapat
merugikan kepentingan pasien.
4) Dalam hal sebagaimana dimaksud ayat 3, dokter dengan persetujuan pasien dapat meberikan
informasi tersebut kepada keluarga terdekat pasien
Pasal 6
1) Dalam hal tindakan bedah ataupun operasi atau tindakan invasive lain nya,informasi harus
diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi itu sendiri
2) Dalam keadaan tertentu dimana tidak ada dokter sebagaimana dimaksud ayat (1) informasi harus
diberikan oleh dokter lain dengan pengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.
3) Dalam hal tindakan yang bukan bedah (operasi ) dan tindakan yang tidak invasih lainnya,informasi
dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat ,dengan pengetahuan petunjuk dokter yang
bertanggung jawab.
Pasal 7
2) Perluasan operasi yang tidak dapat diduga sebelum nya , dapat dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa pasien.
3) Setelah perluasan operasi sebagai mana dimaksud ayat (2) dilakukan,dokter harus memberikan
informasi kepada pasien atau keluarganya.
BAB V
TANGGUNG JAWAB
Pasal 12
1) Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan tentang persetujuan tindakan medic
2) Pemberian persetujuan tindakan medic yang dilaksanakan dirumah sakit /klinik ,maka rumah
sakit/klinik yang bersangkutan ikut bertanggung jawab
BAB VI SANKSI
PASAL 13
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medic tanpa adanya persetujuan dari pasien atau
keluarganya dapat dikenakan sanksi administrative berupa pencabutan surat izin praktik nya.
Pasal 14
Dalam hal tindakan medic yang harus dilaksanakan sesuai dengan program.Pemerintah dimana
tindakan medic tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak , maka persetujuan tindakn medic tidak
di perlukan.
1) Manusia dewasa dan sehat rohani berhak sepenuhnya mennetukan apa yang hendak dilakukan
tubuhnya. Dokter tidak berhak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan kemauan
pasien, walaupun untuk kepentingan pasien itu sendiri.
2) Oleh karena itu, semua tindakan medis (diagnostic, terapeutik ataupun paliatif) memerlukan
informed consent secara lisan ataupun tertulis.
3) Setiap tindakan medis yang mengandung resiko cukup besar, mengahruskan adanya
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pasien, setelah sebelumnya pasien itu
memperoleh informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta
resiko yang berkaitan dengannya (informed consent)
4) Untuk tindakan yang tidak termasuk dalam butir 3, hanya dibutuhkan persetujuan lisan atau
sikap diam (stil zwijgend)
5) Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien, baik diminta oleh pasien
(maupun tidak). Menahan informasi tidak boleh kecuali bila dokter menilai bahwa informasi
tersebut dapat merugikan kepentingan pasien. Dalam hal ini dokter dapat memberikan
informasi itu kepada keluarga terdekat. Dalam memberikan informasi kepada keluarga terdekat
pasien, kehadiran seorang perawat/paramedic lain sebagai saksi adalh penting.
6) Isi informasi mencakup keuntungan dan kerugian tindakan medis yang direncanakan, baik
diagnostic, terapeutik maupun paliatif. Informasi biasanya diberikan secara lisan,tetapi dapat
pula secara tertulis(berkaitan dengan informasi”informed consent”).informasi harus diberikan
secra jujur dan benar,terkecuali bila dokter menilai bahwa hal ini dapat merugikan kepentingan
pasien. Dalam hal ini dokter dapat memberikan informasi yang benar itu kepada keluarga
terdekat pasien
7) Dalam hal tindakan bedah(operasi)dan tidakan invasive lainnya,informasi harus diberikan oleh
dokter yang bersangkutan sendiri. Untuk tindakan yang bukan bedah (operasi) dan tidakan
invasive , informasi dapat diberikan oleh perawat atau dokter lain,sepengetahuan atau dengan
petunjuk dokter yang merawat.
8) Perluasan operasi yang dapat diduga sebelum tindakan dilakukan,tidak boleh dilakukan tanpa
informsi sebelumnya kepada keluarga yang terdekat atau yang menunggu. perluasan yang tidak
dapat diduga sebelum tindakan dilakukan,boleh dilaksanakan tanpa informasi sebelumnya bila
perluasan operasi tersebut perlu untuk menyelamatkan nyawa pasien pada waktu itu.
9) Informed consent diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan sehat rohaniah.
10) Untuk orang dewasa yang berada di bawah pengampunan,informed consent diberikan oleh
orang tua atau kurator atau wali. Untuk yang dibawah umur dan tidak mempunyai orang tua
atau wali ,informed consent dibagikan oleh keluarga terdekat atau induk semang (guardian )
11) Dala hal pasien tidak sadar/pingsan,serta tidak didampingi oleh yang tersebut dalam butir
10,dan yang dinyatakan secara medis berada dalam keadaan gawat dan/atau darurat yang
memerlukan tindakan medic segera untuk kepentingan pasien,tidak diperlukan informed
consent dari siapapun ini menjadi tanggung jawab dokter .
12) Dalam pemberian persetujuan berdasarkan informasi untuk tindakan medis dirumah
sakit/klinik,maka rumah sakit/klinik yang bersangkutan ikut bertanggung jawab.
2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku pada :
a. Penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang
lebih luas.
3) Ketenyuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur
sesuai dengan ketentuan pertauran perundang-undangan.
5. UU praktek kedok no.29 thn 2004 pasal 45 tentang persetujuan medis yang diberikan setelah
adanya penjelasan kepada pasien
1. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter
gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan .
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan setelah pasien mendapat penjelasan
secara lengkap.
4. Persetujuan sebagai mana dimaksud pada ayat 2 dapat diberikan baik secara tertulis maupun
lisan
5. Setiap tindakan kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi harus diberikan dengan
persetujuan yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan
6. Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2,ayat 3, ayat4, dan ayat 5 diatur dengan peraturan
mentri
6. Hukum perdata : terjadinya gugatan keperdataan terhdp keabsahan perjanjian yaitu tdk
terpenuhinya ktentuan pasal 1320 KUHPerdata
Maksud dari kata sepakat adalah, kedua belah pihak yang membuat perjanjian setuju
mengenai hal-hal yang pokok dalam kontrak.
Asas cakap melakukan perbuatan hukum, adalah setiap orang yang sudah dewasa dan
sehat pikirannya. Ketentuan sudah dewasa, ada beberapa pendapat, menurut
KUHPerdata, dewasa adalah 21 tahun bagi laki-laki,dan 19 th bagi wanita.
7. Hukum pidana : bila menimbulkan cacat permanen /kematian dpt diajukan sbg suatu kelalaian
( lupa ) yang mengakibatkan cidera/ matinmya orang (pasal 359)
Pasal 8
1. Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa dalam keadaan sadar dan sehat mental
2. Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat 1 adalah yang telah berumur 21 (dua puluh satu)
tahun atau telah menikah
Pasal 9
1. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampunan (curatele) perstujuan diberikan oleh
wali/ curator
2. Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan oleh orang tua/wali/curator
Pasal 10
Bagi pasien dibawah 21 (dua puluh satu) tahun atau tidak mempunyai orang tua/wali dan atau
orangtua/wali berhalangan, persetujuan tindakan medis diberikan oleh keluarga terdekat atau induk
semang (guardian)
Pasal 11
Dalam hal pasien tidak sadar/ pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medic
berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medic segera untuk
kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.
H . Kesimpulan
Keputusan yang diambil oleh dr. dari aspek hukum itu benar, karena pasien tlh mnndtgni informed
consent. sedangkan secara etik itu dibenarkan karena sudah memperhatikamn prisip-prinsip bioetik
dan etichal method of reasioning