Anda di halaman 1dari 3

INSOMNIA

No. Dokumen : 162/PKM-TA/UKP/SOP

No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 11 Februari 2020
Ditetapkan Oleh :
Halaman : 1/3
PUSAT SOP Kepala Pusat Kesehatan
Masyarakat
KESEHATAN
Kecamatan Tanah Abang
MASYARAKAT
KECAMATAN Dr.
TANAH ABANG NIP 197911142010012024

Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa


1. Pengertian kesulitan berulang mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang
optimal, atau kualitas tidur yang buru.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan insomnia
Surat Keputusan Kepala BLUD Pusat Kesehatan Masyarakat Tanah
3. Kebijakan
Abang No. 47 Tahun 2017 tentang Pelayanan Klinis
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia NO
4. Referensi HK.02.02/Menkes/414/2015 Tentang Panduan Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat & Bahan -
6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesis dan menemukan keluhan sulit
untuk masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau
mempertahankan tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang
buruk.

2. Petugas melakukan anamnesis faktor resiko :


a. Adanya gangguan organik ( seperti gangguan endokrin,
penyakit jantung).
b. Adanya gangguan psikiatri seperti gangguan psikologi,
gangguan depresi, gangguan cemas, dan gangguan akibat zat
psikaktif.

3. Petugas melakukan pemeriksan fisik :


Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung.
Bila terdapat gangguan organik, ditemukan kelainan pada
organ.

4. Petugas menegakkan diagnosis : diagnosis ditegakkan


berdasarkan anamnesis.

5. Petugas melakukan penatalaksanaan :


a. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor resiko yang
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang
sehat dan mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya
insomnia.
b. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5-2 mg
atau Diazepam 2-5 mg pada malam hari. Pada orang yang
berusia lanjut atau mengalami gangguan medik umum diberikan
dosis minimal efektif.

6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi :


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar
mereka dapat memahami tentang insomnia dan dapat
menghindari pemicu terjadinya insomnia.

7. Petugas merujuk pasien :


Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan
perbaikan, atau apabila terjadi perburukan walaupun belum
sampai 2 minggu, pasien dirujuk kefasilitas sekunder yang
memiliki dokter spesialis kedokteran jiwa.

Langkah-Langkah

Mulai

Melakukan anamnesis dan faktor


resiko

Melakukan pemeriksaan fisik

Menegakkan diagnosis
7. Bagan Alir
Melakukan penatalaksanaan
farmakoterapi dan non farmakoterapi

Melakukan konseling dan


edukasi

Dirujuk/Selesai

1. Unit Pelayanan Umum


2. Unit Pelayanan PTM
8. Unit Terkait
3. Unit Pelayanan Lansia dan Disabilitas
4. Unit Laboratorium
9. Dokumen Terkait Rekam medis pasien dan buku register pasien.
Tanggal
No Yang diubah Isi Perubahan
10. Rekaman Histori diberlakukan
Perubahan

2
3

Anda mungkin juga menyukai