Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA PASIEN KRITIS

KELOMPOK VII

YANTI 2118018
ARFINISIUS ANA RATO 2118006
SRI MULYATI 2118021
ALAN YUSUF 2118020
YULITA SARNIATI LOLO MILA 2118010

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini tanpa pertolongan-NYA kami sekelompok tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sesuai tugas dan proses
pembelajaran yang telah dititipkan kepada sekelompok kami. Makalah ini disususun dengan
menghadapi banyak rintangan namun dengan penuh kesabaran dan semangat Alhamdulillah
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini memuat tentang “PENCEGAHAN
PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA PASIEN KRITIS”,tema ini sengaja
dipilih oleh dosen kami untuk kami pelajari lebih dalam lagi.

Makassar, 15 oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Definisi ...................................................................................................................
B. Etiologi....................................................................................................................
C. Klasifikasi ...............................................................................................................
D. Patofisiologi ............................................................................................................
E. Manifestasi klinis.....................................................................................................
F. Komplikasi ..............................................................................................................
G. Pemeriksaan penunjang...........................................................................................
H. Penatalaksanaan.......................................................................................................
I. Pencegahan..............................................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
\
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit retrovirus
yang disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan
infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan menisfetasi neurologis.HIV/AIDS
merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup manusia.Saat ini tidak ada negara
yang terbebas dari HIV/AIDS.Epidemiologi HIV pertama diidentifikasi pada tahun
1983.Derajat kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh HIV dan dampak global dari
infeksi HIV terhadap sumber daya penyedia kesehatan dan ekonomi sudah meluas dan
terus berkembang.
HIV telah menginfeksi 50-60 juta orang dan menyebabkan kematian pada orang
dewasa dan anak-anak lebih dari 22 juta orang. Lebih dari 42 juta orang hidup dengan
infeksi HIV dan AIDS, yang kira-kira 70% berada di Afrika dan 20% berada di Asia, dan
hampir 3 juta orang meninggal setiap tahun. Penyakit ini sangat berbahaya karena sekitar
setengah dari 5 juta kasus baru setiap tahun terjadi pada dewasa muda, yaitu 15 – 24
tahun (Murtiastutik, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit HIV AIDS ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan HIV AIDS ?
3. Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan HIV AIDS ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan pada pasien
dengan HIV/AIDS.
2. Mengetahui konsep dasar dari HIV/AIDS
3. (Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh (BKKBN, 2007).Menurut Depkes RI (2008)
menyatakan bahwa HIV adalah sejenis retro virus-RNA yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia.AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency
Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.HIV/AIDS adalah suatu kumpulan
kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia
&Wilson, 2005).
AIDS adalah kehilangan kekebalan tubuh manusia karena dirusak oleh virus
HIV.Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai
jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik.Selain
itu penderita AIDS sering sekali menderita keganasan, khususnya sarkoma kaposi dan
limpoma yang hanya menyerang otak (Djuanda, 2007).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa HIV/AIDS adalah
suatu syndrom atau kumpulan tanda dan gejala yang terjadi akibat penurunan dan
kekebalan tubuh yang didapat atau tertular atau terinfeksi virus HIV.

B. Etiologi
Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui dua tipe
yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2.Infeksi yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh HIV-1,
sedangkan HIV-2 benyak terdapat di Afrika Barat. Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-
2 relatif sama, hanya infeksi oleh HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi
sejak mulai infeksi sampai timbulnya penyakit lebih pendek (Martono, 2006). HIV yang
dahulu disebut virus Limpotrofik sel T manusia atau virus limfadenopati (LAV), adalah
suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus.Retrovirus mengubah asam
ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam
sel penjamu.HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi
penyebab utama AIDS di seluruh dunia (Sylvia & Wilson 2005)

C. Patofisiologi HIV/ AIDS


Penyebab dari AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
termasuk dalam famili retrovirus.Virus HIV melekat dan memasuki limfosit T helper
CD4+. Virus tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologik lain dan akan
mengalami destruksi sel secara bertahap. Sel-sel ini, yang memperkuat dan mengulang
respons imunologik, dan bila sel-sel tersebut berkurang dan rusak, maka fungsi
imunologik lain terganggu.
HIV merupakan retrovirus yang membawa informasi genetic RNA. Pada saat
virus HIV masuk dalam tubuh virus akan menginfeksi sel yang mempunyai antigen
CD4+ (Sel T pembantu, helper T cell). Sekali virus masuk ke dalam sel, virus akan
membuka lapisan protein sel dan menggunakan enzim Reserve transcriptase untuk
mengubah RNA. DNA virus akan terintergrasi dalam sel DNA host dan akan
mengadakan duplikasi selama proses normal pembelahan.
Dengan memasuki limfosit T4, virus memaksa limfosit T4 untuk
memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menyebabkan kematian limfosit
T4.kematian limfosit T4 membuat daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal itu
menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit HIV/AIDS. Selain menyerang
limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain. Organ yang paling sering
terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. Virus AIDS diliputi oleh suatu protein
pembungkus yang sifatnya toksik (racun) terhadap sel. Khususnya sel otak dan
susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian sel otak.
Sel CD4+ (Sel T pembantu / helper T cell) sangat berperan penting dalam
fungsi system immune normal, mengenai antigen dan sel yang terinfeksi, dan
mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibody.Juga dalam aktivitas langsung pada
cell-mediated cell immune (immune sel bermedia) dan mempengaruhi aktivitas
langsung pada sel kongetitis duplikasi.
Menurut Long (1996) retrovirus/HIV dibawa oleh hubungan seksual, tranfusi
darah dan oleh ibu yang terkena infeksi ke fetus.Pada saat virus HIV masuk ke dalam
aliran darah maka HIV mencari sel T4 dan pembantu sel virus melekat pada isyarat
dari T4 dan masuk ke dalam sel dan mengarahkan metabolisme agar mengabaikan
fungsi normal (kematian sel T4) dan memperbanyak dari HIV.HIV baru menempel
kepada sel T4 dan menghancurkannya. Hal ini terjadi berulang-ulang kemudian
terjadi sebagai berikut :
1. Infeksi Akut
Terjadi infeksi imun yang aktif terhadap masuknya HIV ke dalam darah.HIV
masih negatif.Gejala lainnya seperti demam, mual, muntah, berkeringat
malam, batuk, nyeri saat menelan dan faringitis.
2. Infeksi kronik
Terjadi bertahun-tahun dan tidak ada gejala (asimtomatik), terjadi refleksi
lambat pada sel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya.
3. Pembengkakan kelenjar limfe
Gejala menunjukkan hiperaktivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe dapat
persisten selama bertahun-tahun dan pasien tetap merasa sehat.Pada masa ini
terjadi progresi terhadap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar limfe
sampai dengan timbulnya involusi dengan tubuh untuk menghancurkan sel
dendritik pada otak juga sering terjadi, pembesaran kelenjar limfa sampai dua
tahun atau lebih dari nodus limfa pada daerah inguinal selama tiga bulan atau
lebih. HIV banyak berkonsentrasi pada liquor serebrospinal
4. Penyakit lain akan timbul antara lain :
a. Penyakit kontitusional
Gejala dengan keluhan yang disebakan oleh hal-hal yang tidak
langsung berhubungan dengan HIV seperti diare, demam lebih dari 1
bulan, berkeringat malam, terasa lelah yang berlebih, berat badan
yang menurun sampai dengan 10% yang mengindikasikan AIDS (slim
disease)
b. Gejala langsung akibat HIV/Kompleks Demensia AIDS (AIDS
demensia complex)
Muncul penyakit-penyakit yang menyerang sistem syaraf antara
lain mielopati, neuropati perifer, penyakit susunan syaraf otak,
kehilangan memori secara fluktoatik, bingung, kesulitan konsentrasi,
apatis dan terbatasnya kecepatan motorik. Demensia penuh dengan
adanya gangguan kognitif, verbalisasi, kemampuan motorik, penyakit
kontitusional.
c. Infeksi akibat penyakit yang di sebabkan parasit :
Pneumonia carinii protozoa (PCP), cryptosporidictis (etero
colitis), toxoplasmosis (CNS dissemminated desease), dan isoporiasis
(coccodiosis), bakteri (infeksi mikrobakteri, bakteriemi, salmonella,
tubercullosis), virus sitomegelovirus : hati, retinaparu-paru, kolon;
herpes simplek) dan fungus (candidiasis pada oral, esofagus,
intestinum)
d. Kanker sekunder
Muncul penyakit seperti sarcoma kaposi.
e. Penyakit lain
Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian
dimana sistem imunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mugkin
habis sehingga HIV menguasai tubuh

D. Klasifikasi HIV/ AIDS


Klasifikasi dari penyakit HIV/AIDS adalah sebagai berikut :

Kelas Kriteria
Stadium Klinis I : 1. Asimtomatik
Asimtomatik 2. Limfadenopati generalisata
Total CD4 : >500/ml persisten
Stadium Klinis II : Sakit 1. Penurunan berat badan 10%
Ringan 2. Ispa berulang (sinusitis,
Total CD4 : 200-499/m tonsillitis,otitis media dan faringitis
3. Herpes zoster
4. Kelitis angularis

Stadium Klinis III : Sakit 1. Diare kronis > 1 bulan


sedang 2. Kandidiasis oral
Penurunan berat badan >10% 3. TB Paru
4. Limfadenopati generalisata
Persisten

Stadium Klinis IV : Sakit berat 1. HIV wasting syndrome


(AIDS) Total CD4 : < 200/ml 2. Pneumonia pneu mosistis
3. Herpes simpleks > 1 bulan
4. Kandidiasis esophagus
5. TB ekstra paru
6. Sarkoma Kaposi
7. Retinitis CMV
8. Oksoplasmosis
9. Ensefalopati HIV
10. Meningitis kriptokus
11. Infeksi mykobakterium non TB
iseminata
12.Progresssivemultifocal
13.Mikosis profunda
14.Limfoma
15.Karsinoma
16.Isoproriasis kronis
17.Nefropati dan kardiomiopati terkait
HIV
Tabel 1. Klasifikasi Infeksi HIV Menurut WHO 2006
Perjalanan penyakit HIV/AIDS dibagi dalam tahap-tahap berdasarkan keadaan klinis
dan jumlah CD4(Cluster of Differentiaton). Menurut WHO (2006) tahapan infeksi
HIV/AIDS terbagi menjadi 4 stadium klinis :
a) Stadium klinis I
1) Sejak virus masuk sampai terbentuk anti body (berlangsung 15 hari –3
bulan).
2) Keluhan yang sering muncul seperti sakit flu biasa dan bila diberi obat
akan berkurang atau sembuh, kadang terdapat limfadenopati
generalisata.
3) Hasil tes negatif, namun orang yang sudah terinfeksi ini sudah dapat
menularkan pada orang lain
4) CD4-nya 500 –1000.
b) Stadium klinis II
1) Waktunya antara 3 bulan s/d 5-10 tahun.
2) Hasil tes positif.
3) Tidak ada keluhan.
4) CD4-nya 500 –750.
c) Stadium klinis III (pra AIDS)
1) Sudah tampak gejala tetapi masih umum seperti penyakit lainnya.
2) Keluhan yang sering muncul : sariawan, kandidiasis mulut persisten,
selera makan hilang, demam berkepanjangan >1 bulan, diare kronis >
3) bulan, kehilangan BB > 10%, timbul bercak-bercak merah di bawah
kulit, TB paru, anemia yang tidak diketahui sebabnya,
trombositopenia, limfisitopenia, pneumobakterial.
4) CD4-nya 100 –500
d) Stadium klinis IV
1) Penderita tampak sangat lemah.
2) Daya tahan tubuh menurun.
3) Munculnya beberapa penyakit yang sangat fatal seperti pneumonia
bacterial berulang, herpes simpleks kronis, toksoplasmosis otak, cito
megalo virus, mikobakteriosis, tuberkolosis luar paru, ensefalopati
HIV, timbul tumor atau kanker (limfoma dan sarkoma kaposi).
E. Manifestasi Klinis
Menurut Sylvia & Wilson (2005) AIDS memiliki beragam manifestasi klinis meliputi:
1. Keganasan
Sarkoma Kaposi (SK) adalah jenis keganasan yang tersering di jumpai pada
laki-laki homoseks atau biseks yang terinfeksi oleh HIV (20%), tetapi jarang
pada orang dewasa lain (kurang dari 2%) dan sangat jarang pada anak. Tanda
lesi berupa bercak-bercak merah kekuningan di kulit,tetapi warna juga
mungkin bervariasi dari ungu tua, merah muda, sampai merah coklat. Gejala
demam, penurunan berat badan, dan keringat malam
2. Sistem Syaraf Pusat (SSP)
Gejala tanda awal limfoma sistem syaraf pusat (SSP) primer mencakup nyeri
kepala, berkurangnya ingatan jangka pendek,kelumpuhan syaraf kranialis,
hemiparesis, dan perubahan kepribadian
3. Respiratorius
Pneumonia pneumocystis carini, gejala: demam, batuk kering non produktif,
rasa lemah, dan sesak nafas.
4. Gastro Intestinal
Manifestasi gastrointestinal penyakit AIDS mencakup hilangnya selera makan,
mual, vomitus, kandidiasis oral serta esophagus dan diare kronis
5. Neurologik
Manifestasi dini nerologik penyakit AIDS ensefalopati HIV mencakup
gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi progresif,
pelambatan psikomotorik, apatis dan ataksia.
6. Integumen
Manifestasi kulit menyertai infeksi HIV dan infeksi oportunis serta malignasi.
Infeksi oportunistik seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai
dengan pembentukan vesikel yang nyeri dan merusak integritas kulit.
Dermatitis seboreika akan disertai ruam yang difus, bersisik dengan indurasi
yang mengenai kulit kepala serta wajah. Penderita AIDS juga dapat
memperlihatkan folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit yang kering
dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti exzema atau psoriasis.
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderit HIV/AIDS adalah:
1. Pneumonia pneumocystis (PCP)
Pneumocystis pneumonia (PCP) merupakan penyakit oportunistik pada infeksi
HIV (human immunodefi ciency virus) yang disebabkan oleh Pneumocystis
jiroveci.Infeksi Pneumocystis pneumonia terjadi bila kadar CD4 penderita
kurang dari 200 sel/mm3.
2. Tuberculosis (TBC)
Bila sistem kekebalan seorang ODHA harus melawan infeksi lain, serangannya
terhadap HIV berkurang. Tetapi penyakit akibat TB dapat muncul dengan
jumlah CD4 yang tinggi termasuk pada orang dengan HIV.
3. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur
makanan dari mulut ke lambung.Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit
ini terjadi karena infeksi jamur (jamurkandidiasis) atau virus (herpes simpleks-
1 atau virus sitomegalo).
4. Diare
Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena
berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti
Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta
infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis,
mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus sitomegalo (CMV)
yang merupakan penyebab kolitis).
Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang
digunakan untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama
(primer) dari HIV itu sendiri.
5. Toksoplasmositis
Toksoplasmositis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berselsatu,
yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan
menyebabkan radang otak akut (toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat
menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada mata dan paru-paru. Meningitis
kriptokokal adalah infeksi meninges (membran yang menutupi otak dan
sumsum tulang belakang) oleh jamur Cryptococcus neoformans.
6. Leukoensefalopati multifocal prigesif
Leukoensefalopati multifocal prigesif adalah penyakit demielinasi, yaitu
penyakit yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut
sel syaraf (akson).sehingga merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan
oleh virus JC. yang 70Vo populasinya terdapat di tubuh manusia dalam kondisi
laten. dan menyebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan sangat lemah.
Sebagaimana yang teriadi pada pasien AIDS.
7. Sarcoma Kaposi
Sarcoma Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien
yang terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda
homoseksual tahun l98l adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamily gammaherpesvirinae, yaitu
virus herpes manusia-8 yang.iuga.disebut virus herpes Sarkoma Kaposi
(KSHV).Penyakit ini sering muncnl di kulit dalam bentuk bintik keungu-
unguan.tetapi dapat menverang organ lain. terutama mulut. saluran pencemaan.
dan paru-paru.
8. Kanker getah bening
Kanker getah bening adalah kanker yang menverang sel darah putih dan
terkumpul dalam kelenjar getah bening.misalnya seperti limfbda Burkitt
(Burkitt'.s lymphomct) atau sejenisnya (Burkitt'.s-like lymphoma).difussi large
B-cell Ivmphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih
sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini seringkali
merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk.Pada beberapa
kasus.limfoma adalah tanda utama AIDS.
9. Kanker leher rahim (pada wanita yang terkena HIV).
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita.Hampir
seluruh kanker Rahim sdisebabkan oleh infeksi Hman Papillona Virus( HPV).
G. Pemeriksaan Penunjang
Ada tiga pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
HIV :
1. ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
Bereaksi terhadap antibodi yang ada dalam serum dengan memperlihatkan
warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar.
Pemeriksaan ELISA mempunyai mempunyai sensitifitas 93% sampai 98% dan
spesifitasnya 98% sampai 99%. Tetapi hasil positif palsu (negatif palsu) dapat
berakibat luar biasa,karena akibatnya sangat serius. Oleh sebab itu,
pemeriksaan ELISA diulang dua kali dan jika keduanya menunjukkan hasil
positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu Western blot
2. Pemeriksaan Western Blot
Pemeriksaan Western blot juga dilakukan dua kali. Pemeriksaan ini lebih
sedikit memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Jika seseorang telah
dipastikan positif terhadap HIV, maka dilakukan pemeriksaan klinis dan
imunologik untuk menilai keadaan penyakit, dan mulai dilakukan usaha untuk
mengendalikan infeksi. (Djoerban, dkk. 2006).
3. PCR (Polymerase Chain Reaction)
PCR untuk DNA dan RNA virus HIV sangat sensitif dan spesifik untuk infeksi
HIV. Tes ini sering digunakan bila hasil tes yang lain tidak jelas.

H. Penatalaksanaan HIV/AIDS
Penatalaksanaan penyakit HIV/AIDS adalah sebagai berikut :
a. Penanganan pasien HV/AIDS meliputi penanganan umum dengan istirahat
yang cukup, dukungan nutrisi, terapi psikososial dengan konseling serta
penanganan khusus pada pasien HIV/AIDS
b. Penanganan khusus terdiri dari :
1. Penanganan pada wasting syndrome mencakup penanganan penyebab
yang mendasari infeksi oportunistik sistemik maupun gastrointestinal.
Diet seimbang merupakan terapi nutrisi yang esensial bagi pasien
HIV/AIDS. Tujuannya adalah untuk mempertahankan berat badan ideal
pasien dan jika bisa menaikkan berat badannya .
2. Prinsip dasar penanganan pasien HIV/AIDS adalah menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat AIDS, memperbaiki/meningkatkan
kualitas hidup pasien, mempertahankan serta memulihkan sistem
kekebalan tubuh pasien, menekan dan menghambat pembelahan virus.

I. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum seseorang terinfeksi HIV.Hal ini
diberikan pada seseorang yang sehat secara fisik dan mental.Pencegahan ini
tidak bersifat terapeutik; tidak menggunakan tindakan yang terapeutik; dan
tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi dua
hal, yaitu:
1) Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan
reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari seks
bebas; secreening, dan sebagainya.
2) Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi; atau
pemakaian kondom.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) agar tidak mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih
buruk.Pencegahan ini dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian
intervensi yang tepat sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi dan
memungkinkan ODHA tetap bertahan melawan penyakitnya.
Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan
penyakit pada tahap dini. Hal ini dilakukan dengan menghindarkan atau
menunda keparahan akibat yang ditimbulkan dari perkembangan penyakit;
atau meminimalkan potensi tertularnya penyakit lain.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang teridentifikasi terinfeksi
HIV/AIDS dan mengalami ketidakmampuan permanen yang tidak dapat
disembuhkan. Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit
atau ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan mencegah
komplikasi dan penurunan kesehatan.
Kegiatan pencegahan tersier ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi,
dari pada pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit.Perawatan pada tingkat
ini ditujukan untuk membantu ODHA mencapai tingkat fungsi setinggi
mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat HIV/AIDS.
Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karena di
dalamnya terdapat tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan
fungsi lebih jauh. Misalnya, dalam merawat seseorang yang terkena
HIV/AIDS, disamping memaksimalkan aktivitas ODHA dalam aktivitas
sehari-hari di masyarakat, juga mencegah terjadinya penularan penyakit lain
ke dalam penderita HIV/AIDS; Mengingat seseorang yang terkena
HIV/AIDS mengalami penurunan imunitas dan sangat rentan tertular
penyakit lain.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh.HIV adalah sejenis retro virus-RNA yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia.AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immunodeficiency Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.HIV/AIDS
adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi
oleh HIV. Setelah terinfeksi HIV, 50-70% penderita akan mengalami gejala yang
disebut sindrom HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada
umumnya yaitu berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorok, mialgia (pegal-pegal di
badan), pembesaran kelenjar dan rasa lemah.Pada sebagian orang, infeksi dapat berat
disertai kesadaran menurun.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masi banyak kesalahan dan kekeliruan penulisan
bahasa, penempatan huruf, dan tatar katanya yang kurang efektif oleh karena itu kami
sebagai pembuat makalah ini, mengharapkan kritiakan yang dapat membangun agar
penulisan makalah ini kedepannya akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G.M., Butcher H.K., Dochterman J. M., and Wagner, C.M. 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC).ELSEVIER
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. Nursing Diagnoses: Definition and
Classification 2015-2017. NANDA International.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Pusat Data dan
Informasi:Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman nasional pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak (PPIA). Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
ISBN:
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., and Swanson, E. 2013.Nursing Outcomes
Classification (NOC).ELSEVIER.

Anda mungkin juga menyukai