Anda di halaman 1dari 472

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

(ANDAL)
RENCANA BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
DAN PENGOLAHANNYA
DI DISTRIK KEBAR DAN DISTRIK SENOPI
KABUPATEN TAMBRAUW, PROVINSI PAPUA BARAT

OLEH

PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA


HASIL PERBAIKAN DOKUMEN

BERDASARKAN ARAHAN TIM TEKNIS PADA SAAT PEMBAHASAN DOKUMEN ANDAL, RKL-RPL
RENCANA KEGIATAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PENGOLAHAN
SELUAS KURANG LEBIH 19.368,77 HA
DI DISTRIK KEBAR DAN DISTRIK SENOPI KABUPATEN TAMBRAUW
OLEH
PT. BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
HOTEL ROYAL MAMBERAMO, SORONG 29 SEPTEMBER 2016

Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
1 Ir. Yakob. Fonataba,  Penetapan tapak batas,harus Batas proyek sudah ditetapkan, sesuai keputusan
M.Si di tetapkan dengan akhir saat penilaian dokumen adalah bahwa batas
-Dinas jelas,akurat dan pasti proyek tetap mengikuti batas areal kerja sesuai ijin I-93
Pertanian,Tanaman yang diberikan oleh Bupati Tambrauw.
Pangan dan Untuk batas sosial diperluas sampai ke luar dari
Hortikultura Prov.Papua Bab I batas areal kerja
Barat Untuk batas ekologi dipersempit menjadi lebih
fokus pada areal yang dikelola saja
Batas administrasi tetap
Peta Batas Wilayah Studi dapat dilihat pada
Gambar 1.5.
 Pabrik untuk pengolahan hasil Pabrik sudah diuraikan terpisah untuk masing-
produksi tanaman harus masing jenis komoditi tanaman pangan.
diuraikan dan terpisah untuk
masing-masing komunitas Uraian pengolahan Jagung
Uraian pengolahan Kedela
Uraian pengolahan Singkong Uraian pengolahan I-34 s/d I-37
Kacang Tanag

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 1


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
2 Jimmy Susanto, S.Hut,  Perlu di konsultasi kembali Lokasi kegiatan sudah sesuai dengan Lampiran 3
MP dengan Bappeda,Dinans peruntukannya sebagai Pusat Pengembangan
Dinas Kehutanan Perternakan dan Dinas Agropolitan, sebagaimana Surat Dari Bappeda
Prov.Papua Barat Pertanian Kabupaten Kabupaten Tambrauw Nomor :050/126/2015
Tambrauw, Karena sesuai Tanggal 28 September 2015.
dengan pola riang dalam RTRW
Provinsi Papua Barat,areal
dimaksud dilepaskan dari
kawasan hutan seluas ±20.735
Ha untuk Ranch Sapi.
 Perlu juga di cross check Sesuai dengan Surat Dari Bappeda Kabupaten Lampiran 3
dengan SK. Pelepasan Tambrauw Nomor :050/126/2015 Tanggal 28
Kawasan Hutan Oleh Menteri September 2015, disebutkan bahwa Peruntukan
Kehutanan Nomor. SK. 873/ Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
Menhut-II/2014 tangal 29 yang semula untuk lahan Perkebnan Kelapa Sawit
september 2014. Dalam Surat sesuai Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor :
Keputusan tersebut areal yang SK.873/Menhut-II/2014 tanggal 29 September
di lepaskan di peruntukan 2014 menjadi Komoditi Budidaya Tanaman Pangan
untuk bududaya kepala sawit. telah dengan revisi atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tambrau Nomor 10 Tahun 2012
tentang RTRW Tahun 2014, karena lokasi tersebut
tidak termasuk dalam Kawasan Lindung,
Konservasi maupun Kawasan Cagar ALam
 Berdasarkan SK. Pelepasan Perusahaan menetapkan areal HCVF sebagaimana I -10
tersebut PT.BAPP berkewajiban dicantumkan di dalam Tabel 1.4
menetapkan areal High
Conservation Value Forest.
 PT.BAPP bersama engan SKPD
terkait di Kabupaten Berdasarkan fungsi kawasannya, lahan untuk
Tambrauw harus melakukan pembangunan usaha budidaya tanaman pangan
pengukuran ulang terhadap ini adalah berupa Areal Penggunaan Lain (APL) I-5

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 2


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
luasan yang telah di tetapkan sesuai dengan SK.873/Menhut-II/2014 tanggal 22
oleh Bupati Tambrauw, karena September 2014, yang selanjutnya statusnya akan
luasan yang di beri oleh Bupati diproses untuk memperoleh sertifikat Hak Guna
Tambrauw adalah di Kebar Usaha (HGU).
timur seluas ±600 Ha.
Luas lahan berdasarkan izin lokasi sifatnya belum
definitif dan masih akan dilakukan pengukuran
secara kadastral oleh kantor BPN berkoordinasi
dnegan instansi pemerintah yang berwenang. Luas
lahan HGU diperkirakan akan mengecil karena
lahan-lahan yang konflik atau lahan yang tidak
akan dilepas oleh masyarakat, lahan yang sudah
digunakan untuk kegiatan lain misalnya rance
sapi, lapangan terbang akan dikeluarkan dari
pengelolaan, sehingga luasan HGU akan berkurang
dari luas lahan sebagaimana yang diterbitkan oleh
Bupati.

 PT.BAPP agar melakukan PT BAPP akan melakukan pendekatan ke aparat


pendekatan ke aparat distrik Distrik, Kepala Kampung, Tokoh Masyarakat, I-4
dan kepala kampong serta Kepala Suku dan pihak terkati lainnya.
kepala suku terkait. Komunikasi yang akan dibangun secara timbal
balik dan terbuka dengan masyarakat yang
diharapkan dapat memberi pemahaman yang jelas,
sehingga tumbuh pengertian dan dukungan
masyarakat (potensi lokal) terhadap rencana
kegiatan perusahaan
 KAK Dokumen Amdal harus KAK sudah disetujui, dan saat ini melakukan -
menunggu hasil pengukuran penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL. Terkait
ulang PT.BAPP beserta SKPD dengan pengukuran ulang akan dilakukan dalam
terkait di Kabupaten rangka porses untuk mendapatkan sertifiakt HGU.

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 3


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
Tambrauw. Luasan di dalam HGU akan mengikuti kondisi
lahan yang ada. Terhadap lahan yang berkonflik
atau tidak akan dilepas oleh masyarakat, atau
tumpang tindih dengan kegiatan lainnya akan
dikeluarkan, sehingga luas lahan HGU adalah
efektif untuk dikelola sebagai areal kebun budidaya
tanaman pangan.
 Kepada Dinas Peternakan Dalam pengadaan lahan budidaya tanaman
Provinsi Papua Barat agar pangan, terkait dengan asset Dinas Peternakan
memperhatikan asset yang ada yang ada di dalam wilayah studi akan dikeluarkan I-6
di Kabupaten Tambrauw dari pengelolaan budidaya tanaman pangan, dan
khususnya Ranch Sapi. hal ini akan berkoordinasi dengan Dinas
Peternakan Provinsi Papua Barat dan atau Dinas
Peternakan Kabupaten Tambrauw
3 Mizen hayaladi Kaitan dengan Lokasi/Lahan: Luas lahan berdasarkan izin lokasi sifatnya belum
Setda Kabupaten  Lahan yang digunakan untuk definitif dan masih akan dilakukan pengukuran
Tambrauw tanaman Pangan sampai saat secara kadastral oleh kantor BPN berkoordinasi I-5
ini belum bias di pastikan dnegan instansi pemerintah yang berwenang. Luas
luasannya karena tumpang lahan HGU diperkirakan akan mengecil karena
tindih dengan lahan/ranch lahan-lahan yang konflik atau lahan yang tidak
sapi,agar Dokumen Amdal ini akan dilepas oleh masyarakat, lahan yang sudah
bias dilanjudkan,tapi pemda digunakan untuk kegiatan lain misalnya rance
menyarankan agar sapi, lapangan terbang, pemukimand dan lain-lain
menyelesaikan hal-hal sebagai akan dikeluarkan dari pengelolaan, sehingga
berikut: luasan HGU akan berkurang dari luas lahan
1. Luasan yang sebagaimana yang diterbitkan oleh Bupati
digunakan;
2. Tapal Batas;
3. Letak Lokasi/Lahan
4. Hak-Hak masyarakat
yang terkait dengan

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 4


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
penggunaan lahan.
Harus di tuntaskan
sebelum dokumen Amdal
di selesaikan.
 Agar di akomidir juga dalam Sudah dimasukkan di dalam dokumen :
Dokumen Amdal adalah Nilai
Tambah bagi Pemda berkenaan Dengan beroperasinya kegiatan budidaya tanaman
dengan Pendapatan Asli pangan di wilayah studi, maka manfaatnya adalah I-3
Daerah yang akan di peroleh adanya kontribusi terhadap Pendapatan Asli
dari perusahaan beroperasi. Daerah Kabupaten Tambrauw.

4 Rudy J Kabes  Peningkatan kesuburan tanah Sudah diakomodir sehingga terdiri dari :
Dinas Pertanian tidak hanya dilihat dari pupuk
Kabupaten Tambrauw anorganik saja tetapi harus di C-Organik KTK
perhatikan pupuk organic KB III-4
karena menaikkan KTK dan P
Kesuburan Tanah. K

 Perlu diperhatikan Terkait dengan penggunaan kotoran sapi sebagai II-96


Pengembangan sapi potong di pupuk organik bagi budidaya tanaman pangan
kebar akan memberikan akan dikoordinasikan dengan Dinas Peternakan di
dampak kotoran sapi sebagai Kabupaten Tambrauw dan atau Dinas Peternakan
pupuk organic namun dalam Provinsi Papua Barat atau juga Unit Pelaksana
skala ranch maka jumlahnya Teknis khusus untuk peternakan sapi yang ada di
ada tetapi tersebar sehingga wilayah studi.
menyulitkan penggumpilan
nanti.
 Kehadiran PT.BAPP sangat Kehadiran PT BAPP diharapkan bisa sebagai mitra
membantu menyalurkan bagi masyarakat di wilayah studi untuk membantu I-37
pemasaran tanaman pangan memasarkan tanaman pangan yang merupakan
terutama jagung. program plasma atau program pemberdayaan

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 5


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
masyarakat.

5 Ir. Supriyadi Djalimun,  Perlu kejelasan lokasi dan luas Luas lahan berdasarkan izin lokasi sifatnya belum
MT – BAPPEDA areal yang akan di kelola tapak definitif dan masih akan dilakukan pengukuran
Prov.Papua Barat proyek dengan mengeluarkan secara kadastral oleh kantor BPN berkoordinasi I-5
area pembangunan saat ini dnegan instansi pemerintah yang berwenang. Luas
(Pemukiman,bandara,rumah) lahan HGU diperkirakan akan mengecil karena
Bab I – lahan-lahan yang konflik atau lahan yang tidak
Halaman 1 akan dilepas oleh masyarakat, lahan yang sudah
digunakan untuk kegiatan lain misalnya rance
sapi, lapangan terbang, pemukimand dan lain-lain
akan dikeluarkan dari pengelolaan, sehingga
luasan HGU akan berkurang dari luas lahan
sebagaimana yang diterbitkan oleh Bupati
Bab I –  Gambar 1.3 Alokasi lahan Sudah dilengkapi I-20
Halaman masing-masing komoditi perlu Gambar 1.3.
1.16 di lengkapi
6 Ir. Junus Abdulah,  Skala Pengukuran: Sudah diakmododir
M.Si - a.Perubahan mata pencaharian
UNIPA Bab 3- Satuan ukuran parameter Tabel 3.2 III-6
Halaman II tertulis “orang”. Ini kurang
relevan, Syaran saya: “variasi
jenis mata pencaharian”.

 b. Perubahan pola Sudah diakomodir


pemanfaatan lahan
Bab 4 – Satuan ukuran parameter Tabel 3.2 III-6
Halaman II tertulis “luas lahan”. Syaran
saya: “variasi jenis
pemanfaatan lahan”.

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 6


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan

 c. Perubahan kesempatan Sudah diakomodir


berusaha Tabel 3.2 III-7
Satuan ukuran parameter
tertulis “jumlah jenis usaha”.
Ini kurang relevan, Syaran
saya: “jumlah orang yang
berusaha”
Bab 65 –  Rona Lingkungan Awal
Halaman II KOMPONEN SOSIAL-
EKONOMI-BUDAYA.
 Sub-sub bab tertulis Sudah diakomodir
menggunakan nama dampak. Sub Bab 2.1.3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI
Sebaiknya, judul sub-sub bab BUDAYA
itu diberi nama aspek 1. Kependudukan II-68 dst.
komponenm, misalnya: mulai 2. Pendidikan
dulu dengan subsub bab Dst.
kependudukan, kelompok-
kelompok etnis, struktur
sosial, pola-pola penguasaan
lahan, pola-pola pengalihan
hak masyarakat adat atas
lahan, termasuk kompensasi,
mata pencaharian, analisis
pendapatan, PDRB dan saham
sektor pertanian terhadap
PDRB.

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 7


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
Beberapa hal penting yang perlu saya Sudah diakomodir
tambahkan:
A. Biologi.
1. Rumput Kebar merupakan Dampak “penurunan produksi rumput kebar” III-1
ciri khas Kebar, memiliki sudah dimasukkan di dalam dokumen. Dan
nilai sosial budaya, sehingga (Tabel 3.1) III-32
perlu diangkat sebagai
dampak, namanya dampak
silahkan yang menggigit
misalnya terganggunya
kelestarian Rumput Kebar.
Konsekuensinya
bagaimana pengelolaan dan
pemantauan dampak ini.

2. Jenis tanaman yang Sudah diakomodir


dibudidayakan sudah pasti
akan menjadi sumber Dampak :bertambahnya hama tanaman” sudah III-1
dampak muncul dan/atau dimasukkan di dalam dokumen. dan
meledaknya hama tertentu. Tabel 3.1. III-60
Konsekuensinya adalah
bagaimana pengelolaan dan
pemantauannya.
B. Sosial-ekonomi-budaya Sudah diakomodir

1. Perlu tambahkan dampak Dampak “bertambahnya pengetahuan dan III-1


meningkatnya pengetahuan ketrampilan petani” sudah dimasukkan di dalam dan
dan keterampilan petani dokumen III-105
menerapkan teknik budidaya Tabel 3.1
pertanian sesuai standar. .
2. Bupati memberi izin lokasi Sudah diakomodir.

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 8


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
sudah barang tentu
mengharapkan terjadinya Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) I-3
dampak terbentuknya sumber karena adanya kontribusi pajak dari PT BAPP dan
PAD. juga kontribusi lainnya yang resmi diatur di dalam
peraturan daerah
3. Tumpangtindih lokasi, Luas lahan berdasarkan ijin lokasi yang diterbitkan I-5
sehingga sebenarnya pada oleh Bupati Tambrauw, Keputusan Nomor:
tahapan KA ini perlu dimuat 521/296/2015 tanggal 28 September 2015 adalah
dalam dokumen, perlu 19.368,77 ha. Terkait dengan informasi bahwa
diangkat dampaknya, dan terdapat sebagian lahan ternyata tumpang tindih
bagaimana RKL RPL dengan kepentingan lainnya, maka akan
dikeluarkan dari areal pengelolaan budidaya
tanaman pangan. Dari lahan sebagaimana ijin
Bupati seluas 19.368,77 ha, diperkirakan luas
lahan yang bisa dibebaskan oleh perusahaan
untuk budidaya tanaman pangan dan areal
pendukung lainnya adalah 7.500 ha, sehingga
hanya merupakan 38,7% dari luas lahan
berdasarkan ijin tersebut. Dengan demikian masih
terdapat luas lahan 11.868,77 ha yang tidak
dilakukan pembebasan dan hal tersebut berarti
pola penguasaannya masih berada di masyakat
adat dan pihak lain yang ada di dalam wilayah
studi misalnya untuk peternakan sapi, lapangan
terbang, pemukiman, perladangan dan lain-lain.
7 Hadi. Ferdinandus –  Tampilkan PETA AREAL kerja Sudah diakomodir I-20
WWF ID dengan jenis tanaman pangan Gambar 1.3.
yang akan di tanam
8 Marthen .J. Nauw Bab II –  Kerja sama dengan tim Sesuai dengan Surat Dari Bappeda Kabupaten Lampiran 3
Dinas Kehutanan Halaman 31 penyusun tata ruang Kota Tambrauw Nomor :050/126/2015 Tanggal 28
b. Kebar, apakah areal September 2015, disebutkan bahwa Peruntukan

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 9


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
Penutupan penanaman Tanaman Pangan Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
Lahan Tabel ini sudah masuk dalam tata yang semula untuk lahan Perkebnan Kelapa Sawit
2.14 Tentang ruang Kota Kebar. sesuai Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor :
Lahan SK.873/Menhut-II/2014 tanggal 29 September
2014 menjadi Komoditi Budidaya Tanaman Pangan
telah dengan revisi atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tambrau Nomor 10 Tahun 2012
tentang RTRW Tahun 2014, karena lokasi tersebut
tidak termasuk dalam Kawasan Lindung,
Konservasi maupun Kawasan Cagar ALam
9 Ir. Hubertus  Tabel 2.5 Prediksi laju erosi Sudah diperbaiki.
Matanubun, SU pada wilayah studi, apakah R R sama untuk seluruh sampel yaitu 1,566 II-21
UNIPA konstan 1,566 (berdasarkan curah hujan).
K berbeda untuk ordo tanah, LS berdasarkan
kemiringan dan panjang lereng, C berdasarkan II-20
Bab II –
penutupan lahan dan P berdasarkan pengolahan s/d
Halaman 12
tanah. II-21

Tabel 2.5 berubah menjadi Tabel 2.12.

 Cek kembali nilai indeks erosi Sudah diperbaiki :


untuk R,K,LS,CP dalam
memprediksi laju erosi. R = Besarnya R dalam wilayah studi ini II-20
adalah konstan untuk land system dan
jenis tanah yaitu 1,566 karena R
ditentukan oleh data curah hujan, dimana
data curah hujan adalah besarnya
berlaku sama untuk seluruh wilayah
studi. berdasarkan data curah hujan
yang disajikan dalam rona iklim,

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 10


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
diperoleh nilai erosivitas hujan (R) sebesar
1.566 (Lenvain, 1975 dalam Bols, 1978).
Nilai R ini akan digunakan untuk
menghitung potensi laju erosi aktual.

K : Besarnya K mengacu kepada Arsyad,


1979 yaitu untuk tanah dalam ordo
Inceptisol (jenis tanah Tropaquepts dan
Eutropepts) adalah 0,02; ordo Utisol (jenis
tanah Tropudults) adalah 0,15; dan ordo
Entisol (jensi tanah Tropofluvents) adalah
0,14

LS : Nilai LS bervariasi menurut panjang dan


kemiringan lahan pada masing-masing II-20
lokasi yaitu dari 0,25 sampai 4,25 dimana
nilai LS tersebut diperoleh dengan
menggunakan persamaan dari
Wischmeier dan Smith (1978), yaitu :

LS = (L (0,00138S2 + 0,00965S + 0,0318))


1/2,

dimana S = Kemiringan lereng (%) dan L =


Panjang lereng (m).

C : Pada rona lingkungan hidup awal ini


kondisi penutupan lahan berupa hutan,
sehingga nilai C adalah 0,001 (Arsyad,
1989).

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 11


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
P : Nilai P adalah faktor pengolahan lahan.
Kondisi rona lingkungan hidup awal saat
ini masih alami tanpa ada tindakan
konservasi, sehingga nilainya adalah 1
(Arsyad, 1989)

II-21

 Tabel 2.6 Jenis tanah di Tingkat kesuburan tanah sudah disajikan di dalam II-16
Bab II – wilayah studi seharusnya Tabel 2.10
Halaman 13 menentukan tingkat status
kesuburan tanah.
 Table 3.6 Prediksi laju erosi di Sudah dimasukkan di dalam dokumen : III-26
wilayah studi setelah Tabel 3.8.
pembukaan lahan
 Apakah yang di maksud Istilash open sudah diganti dengan “Lahan Terbuka III-26
dengan tutupan lahan” open” Tanpa Vegetasi”. (Tabel 3.7)
 Apakah R konstan untuk Besarnya R dalam wilayah studi ini adalah konstan III-25
semua jenis tanah jenis tanah yaitu 1,566 karena R ditentukan oleh
data curah hujan, dimana data curah hujan adalah
besarnya berlaku sama untuk seluruh wilayah
studi. berdasarkan data curah hujan yang
disajikan dalam rona iklim, diperoleh nilai
erosivitas hujan (R) sebesar 1.566 (Lenvain, 1975
dalam Bols, 1978). Nilai R ini akan digunakan
untuk menghitung potensi laju erosi aktual
 Sumber pustaka untuk K. Besarnya K mengacu kepada Arsyad, 1979 yaitu III-26
untuk tanah dalam ordo Inceptisol (jenis tanah
Tropaquepts dan Eutropepts) adalah 0,02; ordo

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 12


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
Utisol (jenis tanah Tropudults) adalah 0,15; dan
ordo Entisol (jensi tanah Tropofluvents) adalah
0,14.
 Apakah C untuk semua Nilai C adalah faktor penutupan vegetasi. Dengan III-26
tutupan lahan sama. adanya pembukaan lahan maka penutupan lahan
yang sebelumnya merupakan hutan berubah
menjadi terbuka tanpa ada vegetasi, karena
dilakukan tebang habis sehingga nilai C adalah 1
(Arsyad, 1989)
 Table 3.7 sampai dengan 3.10 Tabel berubah menjadi Tabel 3.9 s/d Tabel 3.11. III-52 s/d III-53
prediksi laju erosi untuk jenis
tanaman yang di tanam. Untuk prakiraan dampak (Bab III) sebagai dampak
Sebutkan sumber pustaka kegiatan penananam maka nilai C dan P adalah :
untuk C dan P
Nilai faktor tanaman (C) dan faktor
pengelolaan/teknik konservasi tanah (P) untuk
prediksi erosi pada masing-masing lahan yang
sudah ditanami diduga dengan mengacu Asdak,
1995 yaitu jagung 0,70; kedelai 0,399; kacang III-52
tanah 0,20 dan singkong 0,80. Sedangkan untuk
nilai P menggunakan nilai 0,105 untuk jagung,
kedelai, kacang tanah, dan singkong karena ada
tindakan pengolahan tanah yang sama yaitu
berupa teras guludan (Abdurrahman, 1984)
10 Ir.Maria Bab 1 – Perlu dilakukan kajian tentang Kesuburan tanah sudah ditambahkan di dalam II-16
Sadsoetoeboen, M.si Halaman 18- kesuburan tanah dan hama dokumen (Tabel 2.10).
UNIPA 25 pengganggu tanaman di lokasi proyek.
Jenis-jenis hama sudah ditambahkan di dalam II-63
dokumen (Tabel 2.48)
Harus di masukan: 1. Komposisi jenis sudah dimasukkan dalam I-33 S.d II-53
1. Komposisi Jenis dokumen (Tabel 2.13 s/d Tabel Tabel 2.32)

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 13


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
2. Indeks dominansi 2. Indeks dominansi sudah dimasukkan
dalam dokumen (Tabel 2.13 s/d Tabel Tabel
2.32)

Bab III - Tinjau kembali tulissn atau uraian Sudah diperbaiki. III-12
6.Tabel 3.2 banyaknya komponen lingkungan Tabel 3.2 berubah menjadi Tabel 3.4.
lainnya yang terkena dampak ,criteria
dampak penting dengan criteria Banyaknya komponen lainnya yang terkena
dampak tidak penting. dampak :

Penting :
Terdapat komponene lingkungan yang lainnya yang III-12
terkena dampak

Tidak penting :
Tidak terdapat komponen lingkungan yang lainnya
yang terkena dampak

Konsistensi Yang digunakan di dalam dampak adalah


Penulisan Yang mau di pakai penulisan satwa “terganggunya keberadaan satwa liar”
Bab III – liar atau terganggunya keberadaan Tabel 3.1 III-1
Halaman 1 satwa liar Tabel 3.2 III-5
Skala kualitas terganggunya
Sumber :
keberadaan satwa liar Mengacu pada
pustaka mana? Untuk menentukan SKL sumber pustaka atau III-5
referensi belum ada, sehingga penentuan SKL dan
kriteria Skala dilakukan oleh Tim Penyusun
ANDAL (profesional judgement).
Jumlah jenis mamalia 13 dan aves 35 jenis
mengacu kepada jumlah jenis mamalia pada rona
awal, sehingga pada kondisi tersebut dianggap

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 14


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
kondisi baik sekali karena belum terganggu oleh
aktivitas budidaya tanaman pangan oleh
perusahaan.
Tabel 3.2.
11 Dr. Bertha Dok. hanya menyajikan data hasil Uraian tentang parameter yang melebihi BM sudah II-24
Mangalo.S.Si M.Si - analisis lab kualitas air permukaan. dimasukkan di dalam dokumen
UNIPA Bab II – Belum ada uraian mengenai beberapa
Halaman 28 parameter yang melampaui BM
kualitas air permukaan, misalnya
BOD, COD, klorin bebas
Perlu kajian prakiraan dampak Penurunan kualitas air akibat kegiatan III-66
penurunan kualitas air dengan pemeliharaan tanaman sudah dimasukkan di
penggunaan pupuk dan pestisida dalam dokumen. (Dalam hal ini pemeliharaan
tanaman menggunakan pupuk dan pestisida).
Penggunaan diazinon perlu di tinjau Diazinon sudah dihilangkan dari dokumen -
kembali karena tidak
dianjurkan/dilarang.
Tidak ada rona awal kualitas air tanah Sudah dilengkapi di dalam dokumen II-25
tetapi pd bidang kesmas ketersediaan Tabel 2.16
Bab II air bersih dipandang sebagai
komponen yg berpengaruh terhadap
komponen kesmas??
Metode analisis data yg digunakan utk
prakiraan besaran dmpak penurunan Prakiraan kadar debu di jalan tanah dihitung III-76 s/d III-77
kualitas udara hanya dpt digunakan rumus empirik dari Midwest Research Institute,
Bab III - utk parameter debu. USA, sebagai berikut:
Halaman 11
Metode utk menentukan konsentrasi eU = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)^0,7 (w/4)^0,5 (d/365)
pencemar udara ambient lainnya
belum ada, mengingat tingginya Prakiraan kadar polutan udara ambien lainnya

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 15


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
aktivitas trip truk pengangkut hsl menggunakan model box (Canter, 1985) sebagai
panen yaitu 185 trip/hari sehingga berikut :
emisi gas buang akan mengakibatkan
penurunan kualitas udara pd C = (Qt)/(xyz)
parameter lainnya. Perlu dilakukan
analisis.
 Asumsi ketinggian sebesar 10 Sudah diakomodir.
m utk menghitung konsentrasi
sebaran debu perlu ditinjau Tidak menggunakan asumsi ketinggian 10 meter -
kembali, mengingat yg
dianalisis adalah dampak
parameter tersebut pd manusia
Hal III-16  Konsistensikan Sudah dikonsistenkan menjadi : III-78
dan III-18 KA ANDAL dan ANDAL
Leq = Loi + 10 log (Ni/Si) + 10 log (15/d) + 0,s –
Persamaan 13
utk
menghitung
Besar
dampak utk
sumber
bergerak
tidak
konsisten
antara dok
KA dan
ANDAL:
KA tertulis:
Leq = Loi
+ 10 log
(Ni/Si) + 10

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 16


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
log (15/d) +
0,s – 13
ANDAL
tertulis:
Leg = Loi +
10 log (Ni/Si)
+ 10 Log
(15/d) + 0,S
+ 13
Hal serupa
utk
kebisingan
sumber tidak
bergerak
Metode analisis data pd dok.ANDAL
belum konsisten dgn dok. KA Sudah dikonsistenkan.
Contoh:
KA Tertulis: Kualitas air permukaan terdiri dari beberapa
Metode analisis data konsentrasi zat parameter sebagaimana diatur di dalam PP No 82
pencemar air : Tahun 2001. Untuk tujuan prakiraan dampak III-54 s/d III-55
digunakan salah satu dari parameter kualitas air
ANDAL tertulis: permukaan yaitu TSS. TSS adalah parameter yang
Bab III-
Beban sedimen diprakirakan dengan paling sering melampaui baku mutu karena
Halaman 30
Qs = 0,0864 x Cs x Q, kegiatan pengolahan lahan berpotensi untuk
menimbulkan erosi sebagai sumber TSS. Adapun
untuk parameter lainnya akan tetap dikelola dan
dipantau secara rutin.

Kadar TSS yang tertinggi pada rona awal


lingkungan adalah 17 mg/l, sehingga sesuai
dengan 3.2 berada pada kualitas lingkungan (KLtk)

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 17


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
skala 5 karena besarnya kurang dari 200 mg/l.

Banyaknya TSS yang masuk ke dalam badan air


dapat didekati dari rumus berikut ini :

n
Qo.Co   Q1  j  C1  j
j 1
C n
Qo   Q1  j
j 1

 Sehubungan aspirasi Luas lahan berdasarkan ijin lokasi yang diterbitkan


Masyarakat dengan kegiatan oleh Bupati Tambrauw, Keputusan Nomor:
yang diusulkan kami dari 521/296/2015 tanggal 28 September 2015 adalah
Dinas Peternakan dan 19.368,77 ha. Terkait dengan informasi bahwa I-5
Kesehatan Hewan terdapat sebagian lahan ternyata tumpang tindih
Menyarankan untuk dilihat dengan kepentingan lainnya, maka akan
kembali tentang lokasi dikeluarkan dari areal pengelolaan budidaya
pengadaan lahan yang tanaman pangan. Dari lahan sebagaimana ijin
digunakan untuk proyek ini. Bupati seluas 19.368,77 ha, diperkirakan luas
Dengan kata lain ada beberapa lahan yang bisa dibebaskan oleh perusahaan
lokasi di kebar yang telah di untuk budidaya tanaman pangan dan areal
buat Raenh Sapi jangan pendukung lainnya adalah 7.500 ha, sehingga
sampai di alihkan fungsinya hanya merupakan 38,7% dari luas lahan
menjadi perkebunan jagung. berdasarkan ijin tersebut. Dengan demikian masih
terdapat luas lahan 11.868,77 ha yang tidak
Kami berharap untuk di tinjau dilakukan pembebasan dan hal tersebut berarti
kembali,tentang pengadaan pola penguasaannya masih berada di masyakat
lahan yang ada disisikan lain adat dan pihak lain yang ada di dalam wilayah
pihak pemerintahan tambrauw studi misalnya untuk peternakan sapi (ranch sapi),
dan perusahaan harus bisa lapangan terbang, pemukiman, perladangan dan

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 18


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
bertindak bijaksana untuk lain-lain
persoalan ini sehingga di
kemudian hari tidak terjadi
masalah/konflik
Setelah dilakukan pemanenan akan timbul limbah
 Bududaya berupa daun dan batang jagung, daun singkong,
Pemanfaatan limbah dari batang dan daun kedelai serta batang dan daun I-33
jagung dan tanaman lain dapat kacang tanah. Limbah tersebut sebagian dapat
di gunakan untuk makanan dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi dan
ternak untuk itu perlu di sebagian lagi untuk pupuk kompos. Sehubungan
tambahkan dalam dok.AMDAL dengan itu maka koordinasi yang baik dan
sehingga limbah tersebut tidak kerjasama yang saling menguntungkan perlu
di buang saja tetapi menjadi dilakukan oleh perusahaan bersama pengelola
berguna untuk usaha yang ternak sapi atau ternak lainnya yang mungkin
lainnya. berkembang di kemudian hari
12 Dr.Anton Silas Sinery, Konsentrasi DPH pada KA,ANDAL & Sudah diakomodir.
S.Hut, MP – UNIPA RKL/RPL
Terdapat penambahan 3 DPH sesuai saran
masukan oleh Tim Teknis Dan Komisi pada
Penilaian ANDAL TGL 29 DAN 30 September 2016
yaitu :
Bab I & II
- Timbulnya hama tanaman
- Penurunan produksi rumput kebar
- Bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan
petani III-1
(Tabel 3.1)
Lokasi belum menggambarkan areal Sudah diperbaiki.
efektif sesuai hasil pengukuran
Bab I
Lokasi yang dikelola sudah menggambarkan areal
efektif, yaitu setelah dikeluarkan untuk

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 19


Bab/ Halaman
No Nama/Instansi Saran /Masukan Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa & Konsultan
Halaman Perbaikan
kepentingan lainnya yang tumpang tindih untuk
peternakan, pemukiman, lapangan terbang dan
lian-lain, hal ini sebagaimana saran dan masukan
dari Tim Teknis pada tangal 29 September 2016.

Dari luas lahan berdasarkan ijin Bupatai Tambrau


adalah 19.368,77 ha akan dikelola seluas ± 7.500
ha. I-5
Rona awal komponen biologi masih SKL dan parameter sudah diperbaiki. Sumber
harus diperbaiki terkait SKL dan yang ada telah dicantumkan, tetapi jika sumber III-3 dst.
parameter atau referensi belum ada maka untuk kepentingan
Bab III
prakiraan dampak, kriteria SKL disusun oleh tim
penyusun.
(Tabel 3.2).
Rasionalisasi lokasi terpadu proyek Sudah dilakukan rasionalisasi. Areal yang dikelola
Bab I sesuai kondisi ekseting sampai di menjadi ±7.500 ha
temui areal efektif.
Areal pembangunan peternakan dan Lokasi yang dikelola sudah menggambarkan areal
fasilitas umum harus di keluarkan efektif, yaitu setelah dikeluarkan untuk
dari areal PT.BAPP kepentingan lainnya yang tumpang tindih untuk
peternakan, pemukiman, lapangan terbang dan
lian-lain, hal ini sebagaimana saran dan masukan
dari Tim Teknis pada tangal 29 September 2016.

Dari luas lahan berdasarkan ijin Bupatai Tambrau


adalah 19.368,77 ha akan dikelola seluas ± 7.500 I-5
ha.

Perbaikan Dokumen Arahan Tim Teknis - 20


HASIL PERBAIKAN DOKUMEN

BERDASARKAN PENILAIAN RAPAT KOMISI DOKUMEN ANDAL, RKL-RPL RENCANA KEGIATAN


BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PENGOLAHAN SELUAS KURANG LEBIH 19.368,77 HA
DI DISTRIK KEBAR DAN DISTRIK SENOPI KABUPATEN TAMBRAUW
OLEH
PT. BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
HOTEL ROYAL MAMBERAMO, SORONG 30 SEPTEMBER 2016

Halaman
Halaman/ Hasil Perbaikan Oleh Pemrakarsa Dan Perbaikan
No Nama/Instansi Saran /Masukan
Bab Konsultan
1 Ahsanul Haq  Pemerintah daerah seharusnya Diakomodir.
BLH - Tambrauw dalam hal ini Asisten satu dan
kadis peternakan harusnya sejalan Luas lahan berdasarkan izin lokasi sifatnya I-5
dalam menunjuk luas lahan belum definitif dan masih akan dilakukan
(permasalahan) pengukuran secara kadastral oleh Kantor
Pertanahan atau BPN/instansi yang berwenang.
Luas lahan HGU diperkirakan akan mengecil
karena lahan-lahan yang konflik atau lahan yang
tidak akan dilepas oleh masyarakat, lahan yang
sudah digunakan untuk kegiatan lain misalnya
peternakan sapi/ranch sapi, lapangan terbang,
pemukiman, perladangan akan dikeluarkan dari
pengelolaan, sehingga luasan HGU untuk
budidaya tanaman pangan akan berkurang dari
luas lahan sebagaimana yang diterbitkan oleh
Bupati
 SK yang di keluarkan Bupati harus Diakomodir.
di jalankan karena ini menyangkut
legalitas dan kewibawaan seorang Kerangka Acuan (KA) telah disepakati sesuai
pejabat. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak I-1
Lingkungan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 1


: 064/184/KPTS/BAPEDALDA-PROV.PB/2016
Tentang Persetujuan Kerangka Acuan (KA)
Kegiatan Budidaya Tanaman Pangan Dan
Pengolahan Seluas ± 19.368,77 ha Di Distrik
Kebar dan Distrik Senopi Kabupaten Tambrauw,
Provinsi Papua Barat. Copy keputusan tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 2. Sehubungan
dengan itu, walau perkiraan luas lahan yang
akan dikelola menjadi budidaya tanaman pangan
adalah ±7.500 ha, tetapi kajiannya meliputi
seluruh areal berdasarkan ijin Bupati tersebut,
hal ini untuk konsistensi luasan dan prakiraan
dampak yang lebih luas
 Kebakaran lahan belum di isi dalam Diakomodir.
dokumen karena distrik Kebar
padang rumputnya adalah terbuka. Kegiatan pembukaan lahan yang akan dilakukan I-9
adalah dengan mekanisme tanpa pembakaran,
yang mengacu Keputusan Ditjenbun No.
38/KB.110/SK/Dj.Bun/1995 tentang
Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Selain
pembukaan lahan tanpa pembakaran, juga akan
membuka lahan dengan memperhatikan masalah
konservasi lingkungan, seperti tidak melakukan
pembukaan lahan pada sempadan sungai dan
sebagainya mengacu kepada Keputusan Presiden
RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung
2 Marten Yosep Nauw  System pembukaan lahan yang Diakomodir dan sudah dimasukkan dalam
Dinas Kehutanan akan dilakukan oleh PT.BAPP tidak dokumen.
Kabupaten boleh dilakukan dengan
Tambrauw pembakaran lahan,karena akan Kegiatan pembukaan lahan yang akan dilakukan
menyebabkan kebakaran hutan adalah dengan mekanisme tanpa pembakaran, I-9
yang luas. yang mengacu Keputusan Ditjenbun No.
38/KB.110/SK/Dj.Bun/1995 tentang
Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Selain

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 2


pembukaan lahan tanpa pembakaran, juga akan
membuka lahan dengan memperhatikan masalah
konservasi lingkungan, seperti tidak melakukan
pembukaan lahan pada sempadan sungai dan
sebagainya mengacu kepada Keputusan Presiden
RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung
 Luasan yang di sesuaikan dengan Diakomodir.
ijin yang dikeluarkan oleh Bupati
Tambrauw ± 19.368,77 Ha akan Luas lahan berdasarkan izin lokasi sifatnya
dilihat lagi dalam perkembangan ke belum definitif dan masih akan dilakukan
depan. pengukuran secara kadastral oleh Kantor I-5
Pertanahan atau BPN/instansi yang berwenang.
Luas lahan HGU diperkirakan akan mengecil
karena lahan-lahan yang konflik atau lahan yang
tidak akan dilepas oleh masyarakat, lahan yang
sudah digunakan untuk kegiatan lain misalnya
peternakan sapi/ranch sapi, lapangan terbang,
pemukiman, perladangan akan dikeluarkan dari
pengelolaan, sehingga luasan HGU untuk
budidaya tanaman pangan akan berkurang dari
luas lahan sebagaimana yang diterbitkan oleh
Bupati.
3 Wuryanto Moh. R,  Keterwakilan masyarakat Konsultasi publik telah dilakukan dalam rangka -
S.pt adat.pemegang hak ulayat pada penyusunan KA.
Dinas Peternakan saat konsultasi public terkait
Prov.Papua Barat Ranch Sapi.
 Kami dari dinas peternakan dan Akan diakomodir dalam rangka sosialisi kegiatan -
kesatwaan Prov.Papua Barat di lapangan, yaitu setelah ijin lingkungan sudah
berharap untuk dapat terbit.
menghadirkan masyarakat
ada/pemegang hak ulayat yang
terlibat atau pemilih Ranch Sapi
yang ada di kebar (dari 16

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 3


Kelurahan). Untuk mendengar
langsung aspirasi mereka terkait
kebijakan Bupati dan kehadiran
PT.BAPP do kebar karena yang
hadir saat ini tidak ada satupun
yang terlibat dengan kegiatan
Ranch Sapi.
4 Y.Silitubun  Perlu lampirkan nama-nama Saat studi ini dilakukan, perusahaan telah
Dinas Peternakan pemilik hak ulayat dengan lokasi berhasil melakukan pemetaan terhadap hak
kabupaten Hal Ulayat (Ha) pada dokumen ulayat. Terdapat 6 marga yang telah sepakat II-81
Tambrauw Andal. melepaskan haknya kepada perusahaan yaitu
Marga Amawi, marga Wasabiti, marga Wanimeri,
marga Arumi, marga Arisk dan marga Kebar.
Bab II –
Untuk marga-marga yang lainnya masih terus
Halaman 71
dilakukan musyawarah untuk mufakat. Jika
pada akhirnya marga-marga yang lain tidak
menyetujui maka pembangunan budidaya
tanaman pangan tidak dipaksakan terhadap
tanah ulayat marga tersebut.

 Foto 3d-7. Fasilitas Bangunan


Ranch Peternakan Sapi. Catatan di Sudah diperbaiki :
atas : TIDAK BETUL Foto 3d-7 Fasiltas Bangunan UPTD Pembibitan II-85
Yang betul Foto 3d-7 fasilitas Dan Penghijauan Makanan Ternak Dinas
bangunan UPTD Pembibitan dan Peternakan Kabupaten Tambrauw
Penghijauan makanan ternak Dinas
Peternatakan Tambrauw
5 Masyarakat Melianus 1. Pada hal ini kami tidak mengambil Dalam kegiatan pengadaan lahan perusahaan
Kebar, keputusan masalah luas daerah akan melakukan sosialisi dan pendekatan
Pemegang yang di kelolah. kepada masyarakat adat, tokoh adat,
Hak wilayat tokohmasyarakat, marga pemilik tanah ulayat di I-5
Kebar,Kamp kampung-kapung pemilik hak ulayat, dan dalam
ung prosesnya akan mengikuti aturan adat yang
Sanggon berlaku. Dari sisi yuridis perusahaan

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 4


2. Sebab keluarga kami masih beapa mempedomani Izin Lokasi yang diterbitkan oleh
di kebar. Oleh karena itu kami Bupati Tambrauw sesuai Keputusan Nomor:
Usulkan Kegiatan seperti ini harus 521/296/2015 tanggal 28 September 2015 lokasi
diadakan di Distrik Kebar sehingga rencana kegiatan berada di Distrik Kebar dan
Kami dapat menggambil Keputusan Distrik Senopi, Kabupaten Tambrauw, Provinsi
bersama. Papua Barat.
Yakob 1. Kami perwakilan masyarakat
Kebar, berpendapat bahwa kegiatan
Pemegang seperti ini harus dilaksankan di
Hak Distrik Kebar
Wilayah
Kebar,Kamp
ung
Wasanggon
2. Karena Keputusan yang akan
diambil adalh oleh Orang Tua kami
yang memiliki Hak-hak wilayah dan
kepala suku dan totok-tokoh
masyarakat serta smua pemilik hak
wilayat. Baik dari Distrik Senopi
sampai Distrik Timur.
Masyarakat meminta
pemrakarsamemantau daerah kabupaten
Tobias
Tambrauw,melakukan konsultasi kepada
masyarakat,terkena dampak di Kebar
Kami masyarakat meminta kepada
pemrakarsa dan pemerintah daerah
Agustinus.
Kab.Tambrauw untuk melakukan
Amawi
sosialisasi kepada masyarakat Kebar
terkait dampak tersebut.
Kami masyarakat meminta pemrakarsa
Daud bersama pemerintah kabupaten untuk
Amawi melakukan sosialisasi kepada masyarakat
Kebar terkait dampak tersebut.

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 5


Septinus.A  Kami perwakilan masyarakat tidak
wabiti bias mengambil keputusan
Pemegang
hak wilayat
Distrik
Kebar
Timur
 Kami lihat dari Kebar Timur sampai
Kebar barat wilayah di Kebar itu
ada Batas-batasnya.
 Kami perwakilan dari hak-hak
masing-masing karena masalah
adat saya tidak setuju dengan atau
di sahkan orang lain karna yangkut
adat orang Papua.
 Kami perwakilan masyarakat Kebar
dan hak-hak wilayat di sekitar
Kebar Timur,kami tidak ambil
Keputusan Sendiri karena masing-
masing hak wilayah d tempat tidak
sama,maka itu perbaikan di
kembalikan kepada pemerintah
kiabupaten Tambrauw bisa adakan
pertemuan dengan masing-masing
pemilik hak wilayah supaya selesai.
Dr.Anton Sineri, Akbeliting/penataan areal sesuai kondisi Diakomodir. I-10
6 S.Hut, M.Si existing perlu ditampilkan pada Bab 1 Sudah ditampilkan di dalan Tabel 1.4.
UNIPA sehingga,pembagian blok dan penggunaan
areal di sesuaikan kembali.

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 6


Penyesuaian dokumen terkait hal Batas wilayah studi sudah diperbaiki
perubahan sehingga batas wilayah study Gambar 1.5. I-93
sebagai berikut:
1. Batas proyek adalah izin lokasi (Hal
Bab I – 19)
Halaman 2 2. Batas terlapis
3. Batas Sosial Di sesuaikan dengan
4. Batas Administrasi arahan penataan
wilayah terutama pada
7 M.J.
areal Kebar Timur
1. Deskripsi setiap kegiatan dalam setiap Sudah diperbaiki.
SADSOEITOEBOEN tahapan dengan jelas. Sebagai contoh:
untuk pembukaan lahan: luas tanah
yang dibuka….. Ha, alat yang Kegiatan pembukaan lahan menggunakan I=9 s/d I-10
digunakan misalnya traktor …. Buah, perpaduan cara manual, semi mekanis dan
tenaga manusia ….orang dstnya. mekanis. Cara manual yaitu untuk menebas
semak, liana dan vegetasi bawah, hal ini untuk
memudahkan dan menjaga keselamatan
pekerjaan semi mekanis dan mekanis. Adapun
perkiraan jumlah tenaga kerja adalah 24 sampai
36 orang. Untuk memudahkan pekerjaan manual
ini akan diusahakan menjalin kemitraan dengan
kontrakor lokal karena tidak diperlukan modal
yang besar dan kehalian khusus, sehingga
memungkinkan untuk dilakukan oleh
masyarakat lokal (kontraktor lokal). Untuk
kegiatan semi mekanis dan mekanis adalah
pekerjaan penebangan pohon besar dan
pemotongan batang agar mudah untuk
dirumpuk. Jumlah alat berat yang digunakan
cukup dengan 4 buldozer. Batang pohon dan
sisa pembukaan lahan dibiarkan membusuk
secara alami dan sama sekali tidak dilakukan
pembakaran lahan.

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 7


Rencana pembukaan lahan per tahun untuk
komoditi jagung adalah 800 ha, kedelai 200 ha,
singkong 200 ha dan kacang tanah 200 ha, dan
dilakukan selama 5 tahun, sehingga pada tahun
ke 5 jumlah lahan yang dibukan mencapi 7.000
ha yaitu areal efektif untuk penanaman

2. Pemberian pupuk dasar dan pupuk Telah diakomodir :


lanjutan harus disesuaikan dengan
hasil analisis kesuburan tanah pada Frekwensi aplikasi dilapangan adalah 2 kali yaitu
setiap janeis tanah yang ada di tapak pupuk dasar dan pupuk susulan. Untuk
proyek. implementasi pemupukan di lapangan, dosis I-21
pupuk didasarkan kepada hasil analisa tanah
yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Hal ini
berarti bahwa kemungkinan akan terjadi
perubahan dosis pupuk untuk setiap 3 tahun
3. Jenis pestisida harus selektif, karena
sudah dilakukan penanaman seluas 85 Sudah dipengkapi :
Ha. Sehingga data tentang OPT
(organism pengganggu tanaman sudah Perusahaan bekerjasama dengan masyarakat
diketahui) sebagai contoh : Furadan membuat uji coba tanaman jagung. Hama yang
diberikan pada saat kapan, berapa saat ini muncul adalah ulat tanah, ulat grayak, I-21 s/d I-22
dosisnya, cara pembariannya apakakah belalang, kumbang bubuk, lalat bibit, penggerek
dicampur pada benih atau diberikan tongkol, penggerek batang, serta kutu daun.
secara larikan atau ditabur harus Hama ini berpotensi menggagalkan panen jika
dijelaskan. Untuk yang cair tidak dapat dikendalikan. Sedangkan penyakit
pembariannya dengan alat apa? Berapa yang muncul adalah hawar daun, bubuk
buah?, kalau manusia barapa orang ? pepelah, dan penyakit bulai.
waktu semprot? Arah semprot ( SOP).
Untuk pengendalian hama jagung tersebut
digunakan Furadan 3 GR, yang berbahan aktif
karbofuran yang memiliki spektrum cukup luas,
sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan
berbagai jenis hama termasuk hama yang ada di

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 8


dalam tanah. Dosis yang diaplikasikan adalah 5
sampai 7 kg per ha, dilakukan dengan cara
ditabur di di sekitar perakaran kemudian ditutup
dengan tanah agar aman dari hanyutnya air
hujan. Untuk menaburnya diperlukan tenaga
kerja 2 orang per ha, sedangkan aplikasi
dilapangan adalah pada saat hari tidak hujan.
Pemakaian furadam adalah pada tanaman sudah
berumur 2 minggi ke atas, dengan frekwensi 1
sampai 2 kali dalam satu daur (dari tanam
sampai panen), dan hal ini sangat tergantung
dari dinamika serangan hama.

Untuk pengendalian hawar daun, busuk pelepah,


dan bulai daun digunakan fungsisida berbahan
aktif Benomi, Mancozeb dan Karbendazem.
Adapun produk dagang yang digunakan adalah
Benlax, Masalqin, Paskal, dan Antila. Aplikasi di
lapangan yaitu dengan disemprot secara manual
(5 tenaga kerja). Dosis yang digunakan adalah 2
cc per liter air dan setiap hektar menggunakan
400 sampai 600 liter air campuran fungisida
4. Pembangunan sarana air bersih Kebutuhan air dalam kegiatan kebun tanaman
menurut bapak Syufi sungai apriri pangan ini adalah untuk kegiatan pengolahan
pada musim pada kering , maka tanaman pangan (pabrik pengolahannya), untuk
kekurangan air akan diambil dari kebutuhan karyawan, kantor dan lain-lain.
sungai mana?, karena harus dihitung Sumber air akan diambil dari sungai di wilayah I-13
juga kebutuhan kampung yang ada studi yaitu Sungai Api, Sungai Arumi dan Sungai
disekitarnya kalau mau mengambil dari Apriri. Pada pabrik pengolahan akan dilengkapi
sungai lain yang juga digunakan dengan water treatment dan penyimpanan air
masyarakat sehingga tidak terjadi (volume 5.000 m3) untuk antisipasi musim
konflik peari di manfaatan air. kemaru agar tidak tergantung kepada air sungai
terus menerus. Secara umum kebutuhan air
hanya 375 m3 per hari, sedangkan debit masing-
masing sungai per hari lebih dari 5.000 m3 per

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 9


hari, ketersediasehingga ketersediaan sumber air
sangat mencukupi dan tidak mengganggu
masyarakat
Tabel 2.1. referensi yang digunakan untuk Tabel 2.1 sudah berubah menjadi Tabel 3.2.
Skala kualitas lingkungan point 8 dan Skala kualitas lingkungan untuk DPH
harus sesuai dengan metoda pengambilan Keberadaan Satwa Liar adalah berdasarkan
data dilapangan.kalau metoda yang Jumlah Jenis, bukan Jumlah Individu Per Jenis.
sekarang dipakai di andal tidak bias Hal tersebut disesuaikan dengan KA yang sudah
karena FGD tidak bias dipakai untuk disetujui, tetapi di ANDAL ini kritetianya
melihat jumlah jenis. mengalami perubahan karena setelah dilakukan
survey lapangan. Dipilih Jumlah Jenis dan
bukannya Jumlah Individu Per Jenis karena
adanya keterbatasn “waktu, biaya dan tenaga”.
Lengkapi vegetasi rawa dan savana Jenis-Jenis vegetasi untuk hutan rawa sudah II-50 s/d II-54
dilengkapi di dalam dokumen (Tabel 2.36 s/d
Tabel 2.40)
Perhitungan keanekaragaman salah Perhitungan Indeks Keanekaragaman sudah
bukan dari INP etapi dari kerapatan suatu diperbaiki yaitu menjadi :
jenis dibagi jumlah kerapat semua jenis ln
atau di log. Harus dihitung ulang. Keragaman jenis ditentukan dengan
menggunakan rumus Indeks Keragaman
Shannon-Wiener :

dimana : H’ = Indeks Keragaman Shannon-


Wiener.

ni = Jumlah individu jenis ke-n


N = Total jumlah individu

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 10


Point 9. Rencana pembukaan lahan Sudah diperbaiki :
berpotensi menimbulkan dampak
penurunan keberadaan hasil hutan bukan Untuk di savana adalah DPH Penurunan III-1
kayu diwiyah studi tetapi yang maksuk Produksi Rumput Kebar. (Tabel 3.1)
hasil hutan bukan tidak dijelaskan di
dalam dokumen.? Bagaiman dengan yang Hasil hutan bukan kayu yang dimaksud di dalam
disavana dan rawa? kajian ini adalah hutan tanah kering dan hutan
rawa.
1. Peta 2.33. symbol untuk semua jenis Sudah diperbaiki.
pengamatan sudah ada di legenda ,
sehingga AS, U, SEB dstnya pada Peta 2.33 berubah menjadi Peta 2.31. II-97
peta di hilangkan. Penmpatan simbul-simbul sudah
2. Sombol vegetatasi pada legenda bulatan disederhanakan dan mudah difahami.
hijau digan warn alai aga bias dilihat II-97
bedanya dengan garis hijau Simbul vegetasi sudah diperbaiki (Pate 2.31)

Table 3.2 dan seterusnya tentang Kriteria Sudah diperbaiki.


Penting Dampak Untuk semua komponen Tabel 3.2 berubah menjadi Tabel 3.4 dst III-10 s/d III-13
baris ke 4 yaitu Banyaknya komponen
lingkungan lainnya yang terkena dampak Pada baris ke 4 menjadi :
Uraian untuk membedakan penting dan Penting :
tidak penting sama atau tidak berbeda. Terdapat komponene lingkungan yang lainnya
yang terkena dampak III-12

Tidak Penting :
Tidak terdapat komponen lingkungan yang
lainnya yang terkena dampak

Hasil Perbaikan Dokumen Arahan TIM KOMISI - 11


KATA PENGANTAR
PT BINTUNI AGRO PERKASA PRIMA (PT BAPP) berencana melakukan budidaya
tanaman pangan dan pabrik pengolahan yang berlokasi di Distrik Kebar dan
Distrik Senopi Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat. Rencana kegiatan
tersebut telah memperoleh Izin Lokasi dari Bupati Tambrauw sesuai Keputusan
Bupati Tambrauw Nomor : 521/296/2015 tanggal 28 September 2015.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012


tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka dengan luasan tersebut di atas,
kegiatan ini harus dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).

Penyusunan Dokumen ANDAL berpedoman pada Peraturan Menteri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup. Telaah untuk Dampak Penting Hipotetik mengacu
kepada KA ANDAL yang telah disepakati sesuai Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor :
064/184/KPTS/BAPEDALDA-PROV.PB/2016 tanggal 20 Juni 2016.

Terimakasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penyusunan dokumen ini.

Jakarta, 2 Desember 2016


PT Bintuni Agro Prima Perkasa

GUNAWAN SUMANTRI
Direktur Utama
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................... I-1

1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................... I-1


1.2. TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................ I-1
1.2.1. Tujuan ........................................................................... I-2
1.2.2. Manfaat ......................................................................... I-2
1.3. RINGKASAN DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN / ATAU
KEGIATAN
1.3.1. Tahap Pra Konstruksi ............................................... I-4
1. Kegiatan Sosialisasi Rencana Budidaya
Tanaman Pangan ............................................... I-4
2. Kegiatan Pengadaan Lahan ................................ I-5
3. Kegiatan Pengadaan Tenaga Kerja ...................... I-6
1.3.2. Tahap Konstruksi ...................................................... I-6
1. Kegiatan Mobilisasi Peralatan Dan Material ........ I-9
2. Kegiatan Pembukaan Lahan ............................... I-9
3. Kegiatan Pembangunan Sarana Pendukung ....... I-11
1.3.3. Tahap Operasi ........................................................... I-18
1. Kegiatan Pengolahan Lahan ............................... I-18
2. Kegiatan Penananam .......................................... I-18
3. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman ....................... I-19
4. Kegiatan Pemanenan .......................................... I-32
5. Kegiatan Pengangkutan Hasil ............................. I-33
6. Kegiatan Pembangkit Listrik ............................... I-34
7. Kegiatan Pengolahan Hasil Panen (Pabrik) .......... I-34

ii
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

8. Kegiatan Pemasaran ........................................... I-37


9. Kegiatan Pendidikan ........................................... I-37
10. Kegiatan Poliklinik Kebun................................... I-38
11. Kegiatan Kemitraan Inti Plasma.......................... I-38
1.3.4. Tahap Pasca Operasi ..................................................... I-39
1. Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja ................... I-40
2. Kegiatan Pengembalian Lahan ............................... I-40

1.4. RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN DAMPAK PENTING


HIPOTETIK ............................................................................ I-41

1.5. BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN ........... I-88
1.5.1. Batas Wilayah Studi ..................................................... I-88
1.5.2. Batas Waktu Kajian ...................................................... I-89

BAB 2. DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL ......... II-1

2.1. KOMPONEN LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK PENTING


RENCANA USAHA DAN /ATAU KEGIATAN .............................. II-1
2.2.1. Komponen Geofisik Kimia ............................................. II-1
1. Curah Hujan Dan Hari Hujan ................................ II-1
2. Kualitas Udara ....................................................... II-2
3. Tingkat Kebisingan ................................................ II-6
4. Aliran Permukaan .................................................. II-7
5. Tanah ..................................................................... II-8
6. Kualitas Air Permukaan ......................................... II-22
7. Kualitas Air Tanah ................................................. II-25
8. Penutupan Lahan .................................................. II-25
2.2.2. Komponen Biologi .......................................................... II-29
1. Vegetasi .................................................................. II-29
2. Etnobotani ............................................................. II-55
3. Hasil Hutan Bukan Kayu ....................................... II-56
4. Tanaman Budidaya Masyarakat ............................ II-57
5. Keberadaan Satwa Liar .......................................... II-57
6. Biota Air ................................................................. II-63

iii
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ............................... II-67


1. Kependudukan....................................................... II-68
2. Pendidikan ............................................................. II-70
3. Struktur Sosial ....................................................... II-71
4. Kesempatan Kerja .................................................. II-72
5. Mata Pencaharian .................................................. II-73
6. Kesempatan Berusaha ........................................... II-74
7. Pendapatan Masyarakat ........................................ II-75
8. Aksessibilitas
9. PDRB Dan Saham Sektor Pertanian Terhadap
PDRB DI Kabupaten Tambrauw ............................ II-76
10. Kelompok-Kelompok Etnis ..................................... II-77
11. Pola Penguasaan Lahan ......................................... II-78
12. Pola-Pola Pengalihan Hak Masyarakat Adat Atas
Lahan ..................................................................... II-81
13. Pola Pemanfaatan Lahan ....................................... II-83
14. Persepsi Masyarakat .............................................. II-85
15. Kekayaan Budaya Masyarakat Kebar .................... II-87
16. Sistem Ekologi........................................................ II-88
17. Sistem Etos Kerja Suku Empaur ........................... II-88
18. Sistem Pengetahuan Tentang Kematian ................ II-89
19. Sistem Busa Tradisional ........................................ II-89
20. Pengetahuan Lokal................................................. II-89
2.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat ................................
21. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan Tenaga
Kesehatan .............................................................. II-91
22. Prevalesni Penyakit ................................................ II-92
23. Sanitasi Lingkungan .............................................. II-93
24. Ketersediaan Air Bersiah........................................ II-96

2.2. USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG ADA DI SEKITAR


LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
DIUSULKAN BESERTA DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA
TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP ......................................... II-96

iv
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

BAB 3. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING............................................. III-1

3.1 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ............................... III-2


3.1.1. Metode Prakiraan Besaran Dampak .......................... III-2
3.1.2. Metode Prakiraan Sifat Penting Dampak .................... III-9
1. Komponen Fisik Kimia ........................................ III-10
2. Komponen Biologi ............................................... III-11
3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya ..................... III-12
4. Komponen Kesehatan Masyarakat ...................... III-13
BAB 3. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ....................................... III-14

3.2.1. Tahap Pra Konstruksi ................................................ III-14


1. Kegiatan Sosialisasi Rencana Budidaya
Tanaman Pangan ................................................ III-14
2. Kegiatan Pengadaan Lahan ................................. III-14
3. Kegiatan Pengadaan Tenaga Kerja ...................... III-18
3.2.2. Tahap Konstruksi ...................................................... III-22
1. Kegiatan Mobilisasi Peralatan Dan Material ........ III-22
2. Kegiatan Pembukaan Lahan ............................... III-22
3. Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana .. III-42
4. Kegiatan Pembangunan Pengolah Hasil .............. III-46
3.2.3. Tahap Operasi ........................................................... III-50
1. Kegiatan Pengolahan Lahan ................................ III-50
2. Kegiatan Penananam .......................................... III-60
3. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman ........................ III-64
4. Kegiatan Pemanenan .......................................... III-73
5. Kegiatan Pengangkutan Hasil ............................. III-76
6. Kegiatan Pembangkit Listrik ............................... III-85
7. Kegiatan Pengolahan Hasil Panen ....................... III-90
8. Kegiatan Pemasaran ........................................... III-92
9. Kegiatan Sekolahan ............................................ III-95
10. Kegiatan Poliklinik Kebun ................................... III-98
11. Kegiatan Kemitraan Inti Plasma .......................... III-100
3.2.4. Tahap Pasca Operasi ................................................. III-

v
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

BAB 4. EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK


LINGKUNGAN ................................................................... IV-1

4.1. BENTUK HUBUNGAN KETERKAITAN DAN INTERAKSI DPH


DAN KARAKTERISTIKNYA ..................................................... IV-1
4.2. EVALUASI DAMPAK BERDASARKAN MATRIK LEOPOLD
YANG DIMODIFIKASI ............................................................ IV-10
4.2.1. Komponen Kegiatan Yang Paling Besar Menimbulkan
Dampak .................................................................... IV-12
4.2.2. Komponen Lingkungan Yang Paling Besar Menerima
Dampak .................................................................... IV-12
4.2.3. Perimbangan Dampak Positif Dan Dampak Negatif .... IV-12

4.3. ARAHAN RKL RPL ................................................................ IV-12


4.3.1. Lingkup RKL RPL ..................................................... IV-12
4.3.2. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan ........................ IV-13

4.4. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN ......................... IV-42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja Usaha Budiaya
Tanaman Pangan ......................................................... I-7
Tabel 1.2. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja Pabrik Pengolahan . I-8
Tabel 1.3. Rencana Pengadaan Peralatan dan Kendaraan ............ I-9
Tabel 1.4. Rencana Alokasi Lahan ............................................... I-10
Tabel 1.5. Rencana Pembukaan Lahan ......................................... I-11
Tabel 1.6. Rencana Emplasment ...................................................... I-12
Tabel 1.7. Neraca Air Untuk Domestik Dan Pengolah Hasil Per Hari
......................................................................................... I-13
Tabel 1.8. Contoh Jenis dan Dosis Pupuk yang Diberikan Pada
Waktu Pemupukan Tanaman Jagung ........................... I-21
Tabel 1.9. Anjuran Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh pada
Tanaman Kedelai ......................................................... I-25
Tabel 1.10. Rekomendasi Pemupukan Pada Berbagai Tingkat
Kesuburan Tanah Untuk Kacang Tanah (kg/ha) .......... I-27
Tabel 1.11. Perkiraan Hasil Panen Komoditi Tanaman Pangan ....... I-32
Tabel 1.12. Jumlah Trip Per Hari Angkutan Hasil Produksi Kebun . I-33
Tabel 1.13. Rencana Pemasaran .................................................... I-37
Tabel 1.14. Ringkasan Proses Pelingkupan Dampak Penting
Hipotetik ........................................................................... I-42
Tabel 1.15. Batas Waktu Kajian DPH ................................................ I-89

Tabel 2.1. Rata-rata Curah Hujan, Hari Hujan, dan Kriteria Tipe
Hujan di Wilayah Studi Periode 10 Tahun (2005-2014) II-1
Tabel 2.2. Range Nilai Q dan Kriteria Iklim Schmidt-Ferguson ..... II-2
Tabel 2.3. BK, BL, BB Kriteria Schmidth-Ferguson Untuk Data
Curah Hujan Wilayah Studi ............................................. II-2
Tabel 2.4. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambien .... II-3
Tabel 2.5. Hasil Analisis Kualitas Udara ....................................... II-4
Tabel 2.6. Lokasi Pengambilan Sampel Tingkat Kebisingan .......... II-6
Tabel 2.7. Tingkat Kebisingan Di Wilayah Studi ........................... II-7
Tabel 2.8. Jenis Tanah Di Wilayah Studi ...................................... II-8
Tabel 2.9. Beberapa Sifat Fisik Tanah Di Wilayah Studi ............... II-13

vii
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.10. Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah DI wilayah Studi .. II-16


Tabel 2.11. Beberapa Sifat Kimia Tanah Di Wilayah Studi .............. II-17
Tabel 2.12. Prediksi Laju Erosi Di Wilayah Studi Pada Berbagai
Kondisi Kelas Lereng Dan Jenis Tanah Dengan
Tutupan Lahan Masih Alami Berupa Hutan ................. II-21
Tabel 2.13. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi...................................... II-21
Tabel 2.14. Lokasi Sampel Kualitas Air Permukaan (Air Sungai) ..... II-22
Tabel 2.15. Hasil Analisis Kualitas Air Permukaan (Air Sungai) ...... II-22
Tabel 2.16. Hasil Analsisi Air Tanah ............................................... II-25
Tabel 2.17. Tata Guna Lahan ......................................................... II-26
Tabel 2.18. Sebaran Kelas Lereng Di Wilayah Studi ....................... II-26
Tabel 2.19. Jalur Pengamatan Vegetasi .............................................. II-32
Tabel 2.20. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Semai Pada Jalur Pengamatan I ...................... II-33
Tabel 2.21. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pancang Pada Jalur Pengamatan I .................. II-35
Tabel 2.22. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Tiang Pada Jalur Pengamatan I ....................... II-36
Tabel 2.23. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pohon Pada Jalur Pengamatan I ...................... II-37
Tabel 2.24. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Semai Pada Jalur Pengamatan II ..................... II-38
Tabel 2.25. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pancang Pada Jalur Pengamatan II ................. II-39
Tabel 2.26. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Tiang Pada Jalur Pengamatan II ...................... II-40
Tabel 2.27. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pohon Pada Jalur Pengamatan II ..................... II-41
Tabel 2.28. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Semai Pada Jalur Pengamatan III .................... II-42
Tabel 2.29. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pancang Pada Jalur Pengamatan III ................ II-43
Tabel 2.30. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Tiang Pada Jalur Pengamatan III ..................... II-44
Tabel 2.31. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pohon Pada Jalur Pengamatan III .................... II-45
Tabel 2.32. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Semai Pada Jalur Pengamatan IV .................... II-46

viii
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.33. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi


Tingkat Pancang Pada Jalur Pengamatan IV ................ II-47
Tabel 2.34. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Tiang Pada Jalur Pengamatan IV ..................... II-48
Tabel 2.35. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pohon Pada Jalur Pengamatan IV .................... II-49
Tabel 2.36. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Semai Pada Jalur Pengamatan V ..................... II-50
Tabel 2.37. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pancang Pada Jalur Pengamatan V ................. II-51
Tabel 2.38. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Tiang Pada Jalur Pengamatan V ...................... II-52
Tabel 2.39. Indeks Nilai Penting Dan Indeks Keragaman Vegetasi
Tingkat Pohon Pada Jalur Pengamatan V ..................... II-53
Tabel 2.40. Vegetasi Padang Savana Dalam Wilayah Studi ............. II-53
Tabel 2.41. Jenis-jenis Etnobotani Di Wilayah Studi ...................... II-55
Tabel 2.42. Hasil Hutan Bukan Kayu Di Wilayah Studi .................. II-56
Tabel 2.43. Jenis-Jenis Tanaman Budidaya Masyarakat Di
Wilayah Studi ................................................................................ II-57
Tabel 2.44. Jenis-Jenis Mamalia Di Wilayah Studi ......................... II-58
Tabel 2.45. Jenis-Jenis Aves Di Wilayah Studi ............................... II-59
Tabel 2.46. Hepterofauna Di Wilayah Studi .................................... II-61
Tabel 2.47. Jenis-Jenis Serangga DI Wilayah Studi ........................ II-61
Tabel 2.48. Jenis-Jenis Hama Tanaman Yang Ditemukan Di
Wilayah Studi .............................................................. II-62
Tabel 2.49. Jenis-Jenis Ikan Di Wilayah Studi ............................... II-63
Tabel 2.50. Lokasi Pengambilan Sampel Biota Air .......................... II-64
Tabel 2.51. Hasil Analisis Phytoplankton ....................................... II-65
Tabel 2.52. Hasil Analisis Zooplankton........................................... II-66
Tabel 2.53. Hasil Analisis Benthos ................................................. II-66
Tabel 2.54. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Di Distrik Kebar
Dan Distrik Senopi ...................................................... II-69
Tabel 2.55. Prosentase Pemeluk Agama Di Wilayah Studi............... II-69
Tabel 2.56. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ........ II-72
Tabel 2.57. Jenis Matapencaharian Responden .............................. II-73
Tabel 2.58. Pendapatan Responden Di Wilayah Studi ..................... II-75

ix
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.59. Persepsi Responden Terhadap Rencana Kegiatan ......... II-86


Tabel 2.60. Fasilitas Kesehatan Di Wilayah Studi ........................... II-91
Tabel 2.61. Ketersediaan Tenaga Medis Di Wilayah Studi ............... II-91
Tabel 2.62. Angka Kesakitan 10 Penyakit Utama Di Kabupaten
Tambrauw ................................................................... II-92
Tabel 2.63. Angka Kesakitan 10 Penyakit Utama Di Puskesmas
Senopi Januari – Juli Tahun 2016 ............................... II-93
Tabel 2.64. Angka Kesakitan 10 Penyakit Utama Di Puskesmas
Kebar Bulan Januari – Juni Tahun 2016 ..................... II-93
Tabel 2.65. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar Di Wilayah Studi . II-94

Tabel 3.1. Dampak Penting Hipotetik Yang Diprakirakan Besar


Dan Penting Dampak ................................................... III-1
Tabel 3.2. Skala Kualitas Lingkungan .......................................... III-3
Tabel 3.3. Perubahan Kualitas Lingkungan dan Besarnya
Dampak ....................................................................... III-9
Tabel 3.4. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Fisik Kimia III-10
Tabel 3.5. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Biologi....... III-11
Tabel 3.6. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Sosial
Ekonomi Budaya.......................................................... III-12
Tabel 3.7. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Kesehatan
Masyarakat .................................................................. III-13
Tabel 3.8. Prediksi Laju Erosi Pada Wilayah Studi Setelah
Pembukaan Lahan ....................................................... III-26
Tabel 3.9. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan Ditanami Jagung ......... III-52
Tabel 3.10. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan Ditanami Kedelai ......... III-52
Tabel 3.11. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan Ditanami Kacang
Tanah .......................................................................... III-53
Tabel 3.12. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan ditanami Singkong ....... III-53
Tabel 3.13. Ringkasan Prakiraan Dampak ...................................... III-110

Tabel 4.1. Karakteristik Dampak Penting .................................... IV-5


Tabel 4.2. Matrik Leopold Yang Dimodifikasi ................................ IV-11
Tabel 4.3. Arahan RKL RPL .......................................................... IV-13
Tabel 4.4. Pertimbangan Kriteria Kelayakan Lingkungan Hidup ... IV-43
Tabel 4.5. Ringkasan Evaluasi Dampak Secara Holistik................ IV-48

x
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Letak Pabrik Dalam Kebun .................................. I-16


Gambar 1.2. Lay Out Unit Pengolah ................................................. I-17
Gambar 1.3. Alokasi Lahan Masing-Masing Komoditi....................... I-20
Gambar 1.4. Bagan Alir Proses Pelingkupan .................................... I-92
Gambar 1.5. Peta Batas Wilayah Studi ............................................ I-93

Gambar 2.1. Hasil Analisis Kadar SO2 .......................................... II-4


Gambar 2.2. Hasil Analisis Kadar CO ........................................... II-4
Gambar 2.3. Hasil Analisis Kadar NO2 ......................................... II-4
Gambar 2.4. Hasil Analisis Kadar O3 ............................................ II-5
Gambar 2.5. Hasil Analisis Kadar Debu Partikulat ........................ II-5
Gambar 2.6. Hasil Analisis Kadar Timbal (Pb) ............................... II-5
Gambar 2.7. Pengambilan Sampel Udara Di Tiga Lokasi ............... II-6
Gambar 2.8. Grafik Tingkat Kebisingan Di Wilayah Studi ............. II-7
Gambar 2.9. Peta Tanah .............................................................. II-9
Gambar 2.10. Pengambilan Sampel Kualitas Air Permukaan .......... II-24
Gambar 2.11. Peta Kelas Lereng ..................................................... II-27
Gambar 2.12. Peta Topografi ......................................................... II-28
Gambar 2.13. Vegetasi Padang Savana Yang Didominasi Oleh
Alang-Alang .............................................................. II-29
Gambar 2.14. Vegetasi Pada Hutan ................................................ II-29
Gambar 2.15. Dokumentasi Pengamatan Vegetasi Di Wilayah Studi II-54
Gambar 2.16. Burung Sriguting (Merops ornatus) Di Wilayah Studi II-60
Gambar 2.17. Wawancara Dengan Penduduk Untuk Memperoleh
Informasi Keberadaan Kupu-Kupu Dengan
Menggunakan Buku Identifikasi Serangga ................ II-62
Gambar 2.18. Pengambilan Sampel Biota Air Dengan
Menggunakan Plankton Net di Sungai Api (hilir) ....... II-64
Gambar 2.19. Wawancara Dalam Bentuk FGD di Kampung Senopi II-67

xi
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Gambar 2.20. Wawancara Dalam Bentuk FGD di Kampung


Janderau.................................................................. II-68
Gambar 2.21. Wawancara Dengan Salah Satu Responden di
Kampung Inam......................................................... II-68
Gambar 2.22. Fasilitas Gereja Di Kampung Akmuri ........................ II-69
Gambar 2.23. Fasilitas SMP Di Distrik Kebar.................................. II-70
Gambar 2.24. Pemanfaatan Lahan Di Sebagian Wilayah Studi ........ II-85
Gambar 2.25. Fasilitas Puskesmas Distrik Kebar............................ II-91
Gambar 2.26. Fasilitas Puskesmas Pembantu Di Kampung
Janderau.................................................................. II-92
Gambar 2.27. Salah Satu Fasilitas MCK Umum Di Janderau.......... II-94
Gambar 2.28. Tempat Pembuangan Sampah Domestik ................... II-95
Gambar 2.29. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga .................. II-95
Gambar 2.30. Sarana Air Bersih Dari Sumber Mata Air Di Gunung II-96
Gambar 2.31. Peta Lokasi Pengambilan Sampel ............................. II-97

xii
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Izin Lokasi dari Bupati Tambrauw

Lampiran 2. Keputusan Kesepakatan KA

Lampiran 3. Surat Telaah RTRW Bappeda

Lampiran 4. Analisis Laboratorium

Lampiran 5. Legalitas PT. Adi Banuwa (sebagai Konsultan Penyusun


AMDAL yang telah terregistrasi kompeten dalam
penyusunan AMDAL dari KLH)

Lampiran 6. Surat Pernyataan, Sertifikat, CV Tim Penyusun

xiii
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Bab 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA (PT BAPP) bermaksud


melakukan kegiatan dan/atau usaha budidaya tanaman pangan dan
pengolahannya yang berlokasi di Distrik Kebar dan Distrik Senopi
Kabupaten Tambrauw. Maksud tersebut terdorong oleh keinginan
PT BAPP di dalam mewujudkan peran serta perusahaan di dalam
pembangunan Indonesia bagian Timur yaitu di Provinsi Papua Barat.
Terkait dengan maksud tersebut PT BAPP telah mendapatkan ijin
lokasi yang diterbitkan oleh Bupati Tambrauw melalui Keputusan
Nomor: 521/296/2015 tanggal 28 September 2015. Luas areal
sesuai ijin tersebut adalah 19.368,77 ha. Copy Keputusan Bupati
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

Dari lahan seluas 19.368,77 tersebut diperkirakan areal yang bisa


dikelola untuk budidaya tanaman pangan adalah ±7.500 ha,
selebihnya yaitu seluas ±11.868,77 harus dikeluarkan dari
pengelolaan karena merupakan areal pemukiman, areal perladangan,
lapangan terbang, areal peternakan sapi, kawasan lindung dan lain-
lain.

Dalam penyusunan dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup


(ANDAL) ini mengacu kepada Kerangka Acuan (KA). KA telah
disepakati sesuai Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor :
064/184/KPTS/BAPEDALDA-PROV.PB/2016 Tentang Persetujuan
Kerangka Acuan (KA) Kegiatan Budidaya Tanaman Pangan Dan
Pengolahan Seluas ± 19.368,77 ha Di Distrik Kebar dan Distrik
Senopi Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat. Copy
keputusan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Sehubungan
dengan itu, walau perkiraan luas lahan yang akan dikelola menjadi
budidaya tanaman pangan adalah ±7.500 ha, tetapi kajiannya
meliputi seluruh areal berdasarkan ijin Bupati tersebut, hal ini
untuk konsistensi luasan dan prakiraan dampak yang lebih luas.

Halaman I - 1
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1. Tujuan

Tujuan secara umum adalah membangun usaha budidaya tanaman


pangan dan pabrik pengolahan pada lahan dengan luas ±19.368,77
ha. Jenis tanaman pangan yang dipilih adalah sesuai dengan Ijin
Usaha yang diterbitkan oleh Bupati Tambrauw melalui Keputusan
Nomor: 521/297/2015 tanggal 28 September 2015 yaitu Jagung (Zea
mays), Kedelai (Glycine max), Kacang tanah (Arachis hypogaea) dan
Singkong (Manihot sp), dan masing-masing dilengkapi dengan pabrik
pengolahannya.

1.2.2. Manfaat

A. Manfaat Bagi Masyarakat

Pembangunan usaha budidaya tanaman pangan dan pabrik


pengolahannya diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang ada di
wilayah studi. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pola pemanfaatan lahan masyarakat dari yang


sebelum ada kegiatan berupa lahan yang tidak produktif, menjadi
lebih produktif melalui program peningkatan pemanfaatan lahan
pada kegiatan pola plasma yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Meningakatnya pendapatan masyarakat yang berbasis kepada


pemanfaatan lahan melalui program Kemitraan Inti Plasma.

3. Meningkatnya pelayanan masyarakat di bidang kesehatan dan


pendidikan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan melalui
program CSR.

4. Terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat dengan adanya


penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan usaha budidaya
tanaman pangan dan pabrik pengolahannya.

5. Terbukanya aksesibilitas yang lebih baik bagi mobilitas


masyarakat terkait dengan terbangunnya sarana dan prasarana.

6. Kehadiran PT BAPP diharapkan bisa sebagai mitra bagi


masyarakat di wilayah studi untuk membantu memasarkan
tanaman pangan yang merupakan program plasma atau program
pemberdayaan masyarakat.

B. Manfaat Bagi Pemerintah

Pembangunan usaha budidaya tanaman pangan dan pabrik


pengolahannya diharapkan bermanfaat bagi pemerintah. Adapun
manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Halaman I - 2
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1. Dengan terbangunnya usaha budidaya tanaman pangan dan


pabrik pengolahannya di wilayah studi, merupakan bukti nyata
komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan iklim yang baik
dan kondusif bagi investasi, sehingga memberikan kepastian
usaha bagi para investor.

2. Dengan terwujudnya sarana dan prasarana yang dibangun untuk


menunjang kelancaran pembangunan perkebunan, maka akan
bermanfaat bagi pemerintah untuk berkoordinasi secara teritorial
terhadap seluruh wilayah teritorialnya.

3. Terhematnya devisa negara karena akan mengurangi impor


jagung dan kedelai yang dewasa ini masih sangat tergantung
kepada impor untuk pemenuhan kebutuhan jagung dan kedelai
nasional.

4. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena adanya


kontribusi pajak dari PT BAPP dan juga kontribusi lainnya yang
resmi diatur di dalam peraturan daerah.

5. Meningkatkan perekonomian wilayah yang disebabkan adanya


investasi di wilayah studi.

C. Manfaat Bagi Perusahaan

Pembangunan usaha budidaya tanaman pangan dan pabrik


pengolahannya diharapkan bermanfaat bagi perusahaan. Adapun
manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Diperolehnya jenis usaha yang mempunyai prospek baik dilihat


dari sisi keterbukaan peluang pasar dan juga kebijakan
pemerintah terkait dengan revitalisasi sektor pertanian,
khususnya usaha budidaya tanaman pangan dan pabrik
pengolahannya.

2. Terwujudnya unit usaha yang berbasis kepada sektor pertanian,


sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan di sektor
pertanian.

3. Termanfaatkannya sumberdaya keuangan untuk pengembangan


usaha, sehingga akan meningkatnya kinerja keuangan dalam
jangka panjang.

4. Merupakan bentuk nyata partisipasi pengusaha swasta nasional


untuk ikut serta di dalam peningkatan perekonomian.

Halaman I - 3
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1.3. RINGKASAN DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN / ATAU


KEGIATAN

Secara umum kegiatan ini terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pendukung.

Kegiatan utama terdiri dari :

- penanaman budidaya tanaman pangan yang terdiri dari


jagung, kedelai, singkong dan kacang tanah

- Penanganan pasca panen jagung untuk menghasilkan jagung


pipilan, penangan pasca panen kedelai untuk menghasilkan
kedelai kupasan, penanganan pasca panen singkong untuk
menghasilkan tepung singkong, dan penanganan pasca panen
kacang tanah untuk menghasilkan kacang tanah kupasan.

Kegiatan pendukung, yang terdiri dari :

- Kegiatan kantor, base camp, perumahan karyawan, bangunan


sekolah, gudang, poliklinik, workhsop.

1.3.1. Tahap Pra Konstruksi

1. Kegiatan Sosialisasi Rencana Usaha Budidaya Tanaman


Pangan

Dalam kegiatan ini disampaikan kepada masyarakat bahwa


perusahaan bermaksud melakukan usaha budidaya tanaman
pangan dan pabrik pengolahan berdasarkan Ijin Lokasi yang
diterbitkan oleh Bupati Tambrauw sesuai Keputusan Nomor:
521/296/2015 tanggal 28 September 2015 lokasi rencana kegiatan
berada di Distrik Kebar dan Distrik Senopi, Kabupaten Tambrauw,
Provinsi Papua Barat, dengan ± 19.368,77 Ha. Masyarakat
diberitahu tentang jenis-jenis tanaman pangan yang akan
dibudidayakan sampai penanganan pasca panennya yaitu jagung,
singkong, kedelai dan kacang tanah.

PT BAPP akan melakukan pendekatan ke aparat Distrik, Kepala


Kampung, Tokoh Masyarakat, Kepala Suku dan pihak terkait
lainnya. Komunikasi yang akan dibangun secara timbal balik dan
terbuka dengan masyarakat yang diharapkan dapat memberi
pemahaman yang jelas, sehingga tumbuh pengertian dan dukungan
masyarakat (potensi lokal) terhadap rencana kegiatan perusahaan.

Terkait dengan kemitraan Inti-Plasma, perusahaan akan melakukan


sosialisasi secara intensif dengan masyarakat terutama pemegang
hak ulayat. Materi sosialisasi adalah yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban kedua belah pihak sebagai Inti-Plasma.

Halaman I - 4
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2. Kegiatan Pengadaan Lahan

Dalam kegiatan pengadaan lahan perusahaan akan melakukan


sosialisi dan pendekatan kepada masyarakat adat, tokoh adat,
tokohmasyarakat, marga pemilik tanah ulayat di kampung-kapung
pemilik hak ulayat, dan dalam prosesnya akan mengikuti aturan
adat yang berlaku. Dari sisi yuridis perusahaan mempedomani Izin
Lokasi yang diterbitkan oleh Bupati Tambrauw sesuai Keputusan
Nomor: 521/296/2015 tanggal 28 September 2015 lokasi rencana
kegiatan berada di Distrik Kebar dan Distrik Senopi, Kabupaten
Tambrauw, Provinsi Papua Barat.

Luas lahan berdasarkan ijin lokasi yang diterbitkan oleh Bupati


Tambrauw, Keputusan Nomor: 521/296/2015 tanggal 28 September
2015 adalah 19.368,77 ha. Terkait dengan informasi bahwa terdapat
sebagian lahan ternyata tumpang tindih dengan kepentingan
lainnya, maka akan dikeluarkan dari areal pengelolaan budidaya
tanaman pangan. Dari lahan sebagaimana ijin Bupati seluas
19.368,77 ha, diperkirakan luas lahan yang bisa dibebaskan oleh
perusahaan untuk budidaya tanaman pangan dan areal pendukung
lainnya adalah 7.500 ha, sehingga hanya merupakan 38,7% dari luas
lahan berdasarkan ijin tersebut. Dengan demikian masih terdapat
luas lahan 11.868,77 ha yang tidak dilakukan pembebasan dan hal
tersebut berarti pola penguasaannya masih berada di masyakat adat
dan pihak lain yang ada di dalam wilayah studi misalnya untuk
peternakan sapi (ranch sapi), lapangan terbang, pemukiman,
perladangan dan lain-lain.

Berdasarkan fungsi kawasannya, lahan untuk pembangunan usaha


budidaya tanaman pangan ini adalah berupa Areal Penggunaan Lain
(APL) sesuai dengan SK.873/Menhut-II/2014 tanggal 22 September
2014, yang selanjutnya statusnya akan diproses untuk memperoleh
sertifikat Hak Guna Usaha (HGU).

Luas lahan berdasarkan izin lokasi sifatnya belum definitif dan


masih akan dilakukan pengukuran secara kadastral oleh Kantor
Pertanahan atau BPN/instansi yang berwenang. Luas lahan HGU
diperkirakan akan mengecil karena lahan-lahan yang konflik atau
lahan yang tidak akan dilepas oleh masyarakat, lahan yang sudah
digunakan untuk kegiatan lain misalnya peternakan sapi/ranch sapi,
lapangan terbang, pemukiman, perladangan akan dikeluarkan dari
pengelolaan, sehingga luasan HGU untuk budidaya tanaman pangan
akan berkurang dari luas lahan sebagaimana yang diterbitkan oleh
Bupati.

Proses permohonan HGU mengacu kepada UU No. 5 Tahun 1960


tentang Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas

Halaman I - 5
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tanah dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Rebublik


Indonesia Nomor 1 Tahun 2010.

Kegiatan pengadaan lahan didahului dengan identifikasi dan


pemetaan hak ulayat secara partisipatif, dan selanjutnya diberikan
kompensasi kepada pemilik lahan. Hasil identifikasi akan
diumumkan secara terbuka sehingga dapat diketahui oleh
masyarakat. Setelah itu, dengan melibatkan tokoh adat dan
pemerintah daerah, dibuat kesepakatan dengan pemilik ulayat untuk
bentuk kompensasi, jangka waktu, serta nilai dan mekanisme
pembayaran kompensasi. Dilakukan musyawarah adat untuk
menentukan penggunaan lahan budidaya tanaman pangan,
kemudian dilakukan kompensasi.

Dalam pengadaan lahan budidaya tanaman pangan, terkait dengan


asset Dinas Peternakan yang ada di dalam wilayah studi akan
dikeluarkan dari pengelolaan budidaya tanaman pangan, dan hal ini
akan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Papua Barat
dan atau Dinas Peternakan Kabupaten Tambrauw.

3. Kegiatan Pengadaan Tenaga Kerja

Rencana pengadaan tenaga kerja meliputi tenaga kerja tetap dan


tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap direncanakan sebanyak 605
orang yang terbagi atas tenaga kerja tetap untuk unit kebun
sebanyak 322 orang dan untuk unit pengolahan sebanyak 283
orang. Tenaga kerja tetap akan disesuaikan dengan tahapan
pekerjaan (baik itu untuk tahap kontruksi dan operasi). Jumlah
masing-masing tenaga kerja tetap untuk perkebunan dan pabrik
yang dibutuhkan secara rinci disajikan pada Tabel 1.1. dan Tabel
1.2.

Sedangkan untuk tenaga kerja tidak tetap harian jumlahnya sesuai


dengan perkembangan volume kegiatan pembangunan perkebunan
(baik itu untuk tahap kontruksi dan operasi). Berdasarkan standar
Pusat Penelitian Tanaman pangan, jumlah tenaga kerja tidak tetap
adalah 35 orang kerja per 100 Ha. Dari lahan seluas ± 19.368,77
Ha, diperkirakan terdapat lahan untuk buidaya tanaman dengan
luas efektif 7.500 ha. Berdasarkan luasan efektif tersebut maka
kebutuhan tenaga kerja tidak tetap adalah sebesar ± 2.625 orang.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja diprioritaskan yang


berasal dari tenaga kerja lokal yang bermukim di kampung-kampung
sekitar areal budidaya tanaman pangan. Apabila dari kampung
tersebut belum mencukupi, maka akan direkrut dari kampung
sekitarnya atau kampung lain dalam wilayah Kabupaten Tambrauw.

Di dalam pengadaan tenaga kerja diusahakan komposisi rencana


penggunaan tenaga kerja lokal lebih besar. Perekrutan tenaga kerja

Halaman I - 6
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

ini akan dikoordinasikan dengan Dinas Kependudukan dan Tenaga


Kerja Kabupaten Tambrauw. Pengadaan tenaga kerja akan dilakukan
secara selektif dan tidak pilih kasih untuk menghindari terjadinya
konflik sosial antara masyarakat pendatang dan perusahaan.

Tabel 1.1. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja Usaha Budidaya


Tanaman Pangan

Kualifikasi Jumlah
No. Jabatan
Pendidikan Minimal (Orang)
1. Administratur (Manager Kebun) Sarjana 1
2. Asisten Afdeling (Asisten Kebun) Sarjana 11
3. Mandor
a. Mandor Pengolahan Lahan SLTA 50
b. Mandor Penanaman SLTA 50
e. Mandor Pemeliharaan SLTA 50
f. Mandor Pemanenan SLTA 50
4. Asisten Traksi SLTA 2
a. Kepala Tukang SLTP 2
- Staf Tukang SD 8
b. Kepala Bengkel SLTP 2
- Staf Bengkel SLTD 8
c. Mandor Angkutan SLTA 2
d. Kerani Traksi SLTA 2
5. Asisten Administrasi D3 2
a. Kepala Akunting SLTA 2
b. Kepala Gudang SLTA 2
c. Staf Akunting SLTA 10
d. Staf Gudang SLTA 8
g. Supir SLTP 8
h. Satpam SLTP 12
i. Pesuruh/Office Boy SLTP 8
6. Asisten Lingkungan Hidup Sarjana 2
a. Staf Lingkungan Hidup D3 4
7. Asisten CSR Sarjana 2
a. Staf CSR D3 4
8. Tenaga Kesehatan
a. Penanggungjawab Klinik Dokter Umur 1
b. Staf Klinik D3 4
9. Tenaga Pendidik Sarjana 15
Jumlah 322
Sumber : FS PT. BAPP, 2015

Halaman I - 7
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 1.2. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja Unit Pengolahan

Kualifikasi
Jumlah
No. Jabatan Pendidikan
(Orang)
Minimum
A. Pimpinan dan Administrasi
1. Manager Sarjana 1
2. Kepala Pengolahan Sarjana 4
3. Kepala Teknik Sarjana 1
4. Kepala Lingkungan Hidup Sarjana 1
- Staf Lingkungan Hidup D3 2
5. Kepala Administrasi D3 1
7. Asisten Bengkel D3 6
8. Asisten Listrik D3 3
11. Kerani :
- Akunting/Kepala SLTA 3
- Pengiriman SLTA 3
- Produksi SLTA 3
- Upah SLTA 3
- Gudang SLTA 3
- Teknik SLTA 3
- Bahan Teknik SLTA 3
- Jembatan Timbang SLTA 3
12. Laboran Kepala D3 1
13. Pembantu Laboran SLTA 5
14. Operator Telepon/Juru Ketik SLTA 3
15. Sopir SLTP 6
16. Pesuruh Kantor SD 6
Jumlah (A) 64
B. Pekerja Pengolahan
1. Operator mesin pemipil SLTP 55
2. Operator mesin penghancur SLTP 45
3. Operator mesin screeing SLTP 40
4. Operator packing sLTP 30
5. Operator loading SLTP 30
6. Operator Pembangkit Listrik SLTP 4
7. Teknisi Bengkel SLTP 15
219
A+B 283
Sumber : FS PT. BAPP, 2015

Penggajian tenaga kerja akan dilaksanakan sesuai ketentuan


penetapan Upah Minimum Regional (UMR) sesuai skala dan
struktur upah. Jam kerja adalah selama 7 jam selama 6 hari kerja
dan 1 hari libur, dan pemberian tunjangan berupa upah lembur
apabila karyawan melakukan lembur. Besarnya tunjangan
tergantung dari jabatan dan tugas dari karyawan dengan kisaran
25% dari UMR. Untuk pekerja kontrak pengaturan jam kerja dan
penggajiannya akan mengikuti ketentuan Undang-undang Republik
Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Terkait
dengan keselamatan kerja, perusahaan akan menerapkan kaidah
atau norma-norma K3 diantaranya seluruh pekerja akan diwajibkan

Halaman I - 8
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

menggunakan alat pelindung keselamatan kerja bagi tenaga kerja


guna meminimalisasi resiko kecelakaan kerja. Disamping penerapan
kaidah K3, perusahaan akan menjamin kesehatan pekerja dengan
mendaftarkan pada BJS Kesehatan pekerja.

1.3.2. Tahap Konstruksi

1. Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material

Untuk mengangkut peralatan dan material menuju lokasi usaha


budidaya tanaman pangan dilakukan melalui jalan darat trans
Papua Barat. Rencana pengadaan peralatan dan kendaraan secara
rinci dicantumkan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Rencana Pengadaan Peralatan dan Kendaraan

Jumlah Jumlah
No Uraian No Uraian
Unit Unit
A. Alat Angkutan B. Alat Berat
1. Jeep 5 1. Buldozer 4
2. Sepeda Motor 30 2. Motor Grader 2
3. Pick Up 15 3. Excavator 3
4. Dump Truck 13 4. Compactor 2
5. Truk Tangki BBM 2 5. Hand Tracktor 50
6. Truk Tangki Air 4
7. Truk Besar 14
Sumber : FS PT. BAPP, 2015

2. Kegiatan Pembukaan Lahan

Kegiatan pokok dalam pembukaan lahan adalah pekerjaan


membersihkan lahan dari vegetasi hutan, termasuk pembebasan
lahan dari alang-alang dan berbagai gulma lain, yang akan
digunakan sebagai tapak penanaman, tapak jalan, tapak pabrik,
tapak drainase dan fasilitas pendukung lainnya. Kegiatan
pembukaan lahan dilaksanakan setelah pengadaan lahan selesai
dari aspek kompensasi dan sistem adat yang berlaku.

Kegiatan pembukaan lahan yang akan dilakukan adalah dengan


mekanisme tanpa pembakaran, yang mengacu Keputusan Ditjenbun
No. 38/KB.110/SK/Dj.Bun/1995 tentang Pembukaan Lahan Tanpa
Bakar. Selain pembukaan lahan tanpa pembakaran, juga akan
membuka lahan dengan memperhatikan masalah konservasi
lingkungan, seperti tidak melakukan pembukaan lahan pada
sempadan sungai dan sebagainya mengacu kepada Keputusan
Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.

Kegiatan pembukaan lahan menggunakan perpaduan cara manual,


semi mekanis dan mekanis. Cara manual yaitu untuk menebas
semak, liana dan vegetasi bawah, hal ini untuk memudahkan dan

Halaman I - 9
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

menjaga keselamatan pekerjaan semi mekanis dan mekanis.


Adapun perkiraan jumlah tenaga kerja adalah 24 sampai 36 orang.
Untuk memudahkan pekerjaan manual ini akan diusahakan
menjalin kemitraan dengan kontrakor lokal karena tidak diperlukan
modal yang besar dan kehalian khusus, sehingga memungkinkan
untuk dilakukan oleh masyarakat lokal (kontraktor lokal). Untuk
kegiatan semi mekanis dan mekanis adalah pekerjaan penebangan
pohon besar dan pemotongan batang agar mudah untuk dirumpuk.
Jumlah alat berat yang digunakan cukup dengan 4 buldozer.
Batang pohon dan sisa pembukaan lahan dibiarkan membusuk
secara alami dan sama sekali tidak dilakukan pembakaran lahan.

Rencana pembukaan lahan per tahun untuk komoditi jagung adalah


800 ha, kedelai 200 ha, singkong 200 ha dan kacang tanah 200 ha,
dan dilakukan selama 5 tahun, sehingga pada tahun ke 5 jumlah
lahan yang dibukan mencapi 7.000 ha yaitu areal efektif untuk
penanaman.

Jika terdapat potensi kayu di dalam hutan, maka pemanfaatannya


akan dilakukan dengan mekanisme Ijin Pemanfaatan Kayu sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Alokasi lahan seluas ± 19.368,77
Ha adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4. Rencana Alokasi Lahan

No Pemanfaatan Lahan Luas (Ha)


Lahan yang tidak dibebaskan karena sudah untuk
1
kepentingan lain
a. Pemukiman dan sarana prasarana 2.340
b. Ladang masyarakat 3.609
c. Lapangan terbang dan daerah penyangganya 25
d. Fasilitas umum dan sosial masyarakat 55
e. Peternakan sapi dan fasilitasnya 350
f. Hutan adat dan areal keramat 4459,77
Lahan yang bisa dibebaskan untuk kegiatan tanaman
2
pangan dan pendukungnya
a. Kawasan lindung (HCVF dan sempadan sungai) 1.030
b. Sarana prasarana & Kebun (7.500 ha)
Sarana prasarana (500 ha)
- Jalan angkutan 370
- Emplasment 120
- Pengolahan hasil panen 10
Kebun (7.000 ha)
- Jagung 4.000
- Singkong 1.000
- Kacang Tanah 1.000
- Kedelai 1.000
JUMLAH 19.368,77

Halaman I - 10
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 1.5. Rencana Pembukaan Lahan

LUAS PEMBUKAAN LAHAN PADA BLOK KOMODITI (HA)


TAHUN LC JUMLAH (HA)
Jagung Kedelai Singkong Kacang Tanah
Ke -1 800 200 200 200 1.400
Ke -2 800 200 200 200 1.400
Ke -3 800 200 200 200 1.400
Ke -4 800 200 200 200 1.400
Ke -5 800 200 200 200 1.400
JUMLAH 4000 1000 1000 1000 7.000
Sumber : PT BAPP, 2015

3. Kegiatan Pembangunan Sarana Pendukung

1) Jalan dan Saluran Drainase

Sarana jalan dibuat di dalam kebun untuk melancarkan


mobilitas alat-alat berat yang diperlukan untuk pembangunan
kebun dan sarana penunjangnya serta dirancang pula jalan
untuk transportasi yang akan digunakan selama perawatan dan
pemanenan tanaman pangan. Dengan memperhatikan
intensitas kegiatan yang akan dilaksanakan serta
keterjangkauan ke tempat-tempat kegiatan, maka perusahaan
akan membangun jalan koleksi dan jalan produksi sepanjang
 245 km. Panjang jalan yang akan dibangun pada masing-
masing jenis jalan adalah sebagai berikut :

a. Jalan Koleksi. Perkiraan kebutuhan panjang jalan koleksi


adalah 25 m/Ha dengan lebar jalan 5 meter, sehingga total
panjang jalan koleksi ± sepanjang 175 km.

b. Jalan Produksi. Perkiraan kebutuhan panjang jalan produksi


untuk areal rencana proyek ini adalah 10 m/Ha dengan lebar
jalan 7 meter. Total panjang jalan produksi ± sepanjang 70
km.

Pembangunan jalan ini dilakukan bertahap sesuai dengan


tahapan pembangunan kebun, yang utama adalah pada saat
tanaman sudah siap dipanen jalan produksi sudah selesai
dibangun. Pembangunan jalan dimulai dengan jalan tanah
terlebih dahulu kemudian dengan cara bertahap diperkeras, dan
pada saat tanaman mulai dipanen jalan sudah diperkeras
semua.

Untuk menghindari terkonsentrasinya aliran permukaan di


sembarang tempat, yang akan membahayakan dan merusak
tanah yang dilewatinya, maka dibuatkan jalan khusus berupa
saluran pembuangan air/drainase (waterways). Sehingga
tujuan utama pembangunan saluran drainase adalah untuk

Halaman I - 11
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

mengarahkan dan menyalurkan aliran permukaan dengan


kecepatan yang tidak erosif ke lokasi penyaluran yang sesuai.

Saluran drainase/parit dibuat terutama pada areal-areal yang


rendah (tergenang). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
masuknya air dari luar ke dalam kebun, terutama pada musim
hujan dengan tujuan untuk menghindari penggenangan air
pada tanaman pangan.

2) Jembatan

Jembatan akan dibangun dengan konstruksi masif (permanen)


untuk menghubungkan di wilayah yang terpisahkan oleh
sungai. Pada prinsipnya pada setiap sungai akan dibuat
jembatan penghubung jalan darat agar memudahkan di dalam
transportasi di dalam areal usaha budidaya tanaman pangan.

3) Emplasment

a. Pembangunan Kantor dan Emplasment

Untuk mendukung pembangunan usaha budidaya tanaman


pangan ini, akan membangun emplasment (perumahan
karyawan) sebagai yang dilengkapi dengan fasilitas, seperti
bangunan perusahaan dan bangunan perumahan karyawan.

Bangunan perusahaan tersebar di beberapa afdeling terdiri dari


bangunan kantor induk perkebunan, kantor afdeling, gudang,
garasi, workshop, dan juga bangunan perumahan dan
fasilitasnya untuk karyawan. Pada Tabel 1.6 dapat dilihat
rencana pengadaan emplasment.

Tabel 1.6. Rencana Emplasment

Uraian Ukuran Jumlah Lokasi Pengadaan


(m x m) (Unit)
Kantor induk 50 x 40 1 Di kantor induk
Kantor Afdeling 30 x 20 7 Di setiap Afdeling 1
Aula 30 x 20 1 Di kantor induk
Gudang Utama 50 x 40 1 Di kantor induk
Gudang LB3 6 x 8 1 Di kantor induk
Gudang BBM 6 x 6 1 Di kantor induk
Work shop 40 x 30 1 Di kantor induk
Polibun 20 x 20 1 Di kantor induk
Sekolah TK & PAUD 20 x 10 2 Di kantor induk
Sekolah SD 50 x 10 2 Di kantor induk
Sekolah SMP 50 x 10 2 Di kantor induk
Gereja 20 x 20 7 Di setiap Afdeling 1
Mushola 10 x 10 7 Di setiap Afdeling 1
Rumah Tamu 15 x 15 1 Di kantor induk
Rumah ADM 10 x 10 1 Di kantor induk

Halaman I - 12
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Rumah Asisten 8x8 7 Di setiap Afdeling 1


Rumah mandor 6x8 21 Di setiap Afdeling 3
Rumah staf 6x7 26 Di kantor induk
Rumah staff 6x6 70 Di setiap Afdeling 10
Rumah besar tenaga 40 x 6 14
Di setiap Afdeling 2
kerja
Sumber : FS PT BAPP, 2015

b. Pembangunan Sarana Air Bersih

Kebutuhan air dalam kegiatan kebun tanaman pangan ini


adalah untuk kegiatan pengolahan tanaman pangan (pabrik
pengolahannya), untuk kebutuhan karyawan, kantor dan lain-
lain. Sumber air akan diambil dari sungai di wilayah studi yaitu
Sungai Api, Sungai Arumi dan Sungai Apriri. Pada pabrik
pengolahan akan dilengkapi dengan water treatment dan
penyimpanan air (volume 5.000 m3) untuk antisipasi musim
kemaru agar tidak tergantung kepada air sungai terus menerus.
Secara umum kebutuhan air hanya 375 m3 per hari, sedangkan
debit masing-masing sungai per hari lebih dari 5.000 m3 per
hari, ketersediasehingga ketersediaan sumber air sangat
mencukupi dan tidak mengganggu masyarakat.

Terkait dengan pemanfaatan air permukaan, perusahaan akan


melengkapi perijinan pemanfaatannya kepada Pemerintah
sesuai dengan mekanisme peraturan yang berlaku, yaitu
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

Tabel 1.7. Neraca Air Untuk Domestik dan Pengolah Hasil Per
Hari

Jumlah Jumlah
Uraian Uraian
(m3) (m3)
Sumber air dari Sungai 375 Keperluan di 50
pengolah jagung
Keperluan di 40
pengolah kacang
Keperluan di 40
pengolah kedelai
Keperluan di 50
pengolah singkong
Kantor 30
Workshop 20
Gereja & Mushola 5
Polibun 10
Sekolah 20
Domestik 110
Jumlah 375 Jumlah 375
Sumber : FS PT BAPP, 2015

Halaman I - 13
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Pembangunan Workshop (Bengkel)

Workshop merupakan tempat yang disediakan untuk kegiatan


perawatan dan perbaikan mesin-mesin dan kelistrikan,
terutama mesin-mesin kendaraan yang digunakan dalam
perawatan jalan, pengangkutan hasil produksi dan pemanenan.
Bengkel ini dilengkapi dengan oil/fuel trap untuk mencegah
terjadinya pencemaran tanah/lingkungan oleh ceceran bahan
bakar dan oli.

Spesifikasi bangunan :

- Sebagian workshop dindingnya tembok untuk tempat


peralatan, sedangkan tempat service tidak berdinding.
- Lantai bangunan tembok plester tidak retak.
- Lantai bagian dalam melandai turun ke arah bak
penampungan dengan kemiringan maksimum 1%.
- Workshop dilengkapi 1 unit alat pemadam kebakaran.

d. Pembangunan Klinik Pratama

Pembangunan klinik pratama dengan tujuan untuk melakukan


pengobatan, perawatan dan kegiatan medis lainnya terhadap
para tenaga kerja. Klinik ini juga dapat dimanfaatkan untuk
menolong atau memberi pelayanan medis kepada masyarakat
yang tinggal di sekitar usaha budidaya tanaman pangan dan
pabrik pengolahannya. Dalam klinik ini akan dilengkapi dengan
ruang periksa dokter, ruang rawat inap, ruang laboratorium,
ruang gudang, ruang tunggu, ruang staff, ruang dapur, kamar
kecil, gudang dan lainnya. Limbah-limbah klinik akan dikelola
dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan, diantaranya
adalah menyimpan sementara sampah-sampah ke Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Limba B3). Jenis-
jenis sampah adalah kemasan obat, jarum suntik dan benda
tajam lainnya, obat dan bahan kimia kadaluarsa, perban, botol
infus, kertas, plastik, dan lain-lainnya. Di dalam pembangunan
dan juga pengoperasian klinik ini akan berkonsultasi dan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, serta mengikuti
prosedur dan mekanisme yang berlaku yaitu Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 028/Menkes/Per/I/2011 Tentang Klinik.
Pengelolaan limbah rumah sakit (klinik) berpedoman kepada
Peraturan Menteri LHK No. P.56 Tahun 2015.
e. Pembangunan Gudang Umum dan TPS Limbah B3
Gudang umum berfungsi untuk menyimpan sementara bahan-
bahan bangunan, bahan-bahan pupuk organik maupun non
organik, pestisida, herbisida dan juga bahan-bahan keperluan
teknis kebun seperti alat-alat produksi. Tempat penyimpanan
sementara (TPS) limbah B3 akan dibangun guna menyimpan

Halaman I - 14
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

sementara limbah B3 yang dihasilkan dari workshop,


poliklinik/klinik, dan kegiatan emplasment. Mekanisme
pembangunan TPS Limbah B3 akan mengikuti peraturan yang
berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014
serta peraturan turunannya.
f. Pembangunan Fasilitas Pendidikan
Di dalam usaha budidaya tanaman pangan akan dibangun
fasilitas pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dengan
tersedianya fasilitas pendidikan maka anak-anak usia sekolah
dilingkungan kebun dan juga anak-anak usia sekolah dari
kampung-kampung sekitar kebun dalam wilayah studi dapat
melangsungkan pendidikannya di fasilitas kebun tersebut.
Mekanisme pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan ini
akan mengikuti mekanisme peraturan yang berlaku, yaitu
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 060/U/2002
tentang Pedoman Pendirian Sekolah, atau peraturan lainnya
yang akan terbit dikemudian hari.

4) Kegiatan Pembangunan Unit Pengolah (Pabrik)

Pembangunan unit pengolahan a(Pabrik) tas dasar jenis


pekerjaanya digolongkan sebagai pekerjaan sipil (civil work)
seperti perataan tanah, bangunan unit pengolahan,
pembangunan jalan lingkungan pabrik, pembangunan drainase,
pembangunan kantor dan laboratorium. Pekerjaan mekanik
(mechanical work) seperti pembuatan, pemasangan mesin,
peralatan dan lain-lain. Pabrik (unit pengolah) tersebar di 7
lokasi afdeling dengan maksud untuk efisiensi transportasi dan
keamanan produk. Lokasi pabrik di dalam kebun disajikan
pada Gambar 1.1, sedangkan lay out pabrik disajikan pada
Gambar 1.2.

Halaman I - 15
Gambar 1.1. Halaman I-16
Gambar 1.2a. Lay Out Fasilitas Pabrik Pengolahan Jagung

Halaman I - 17 a
Gambar 1.2b. Lay Out Fasilitas Pabrik Pengolahan Singkong

Halaman I - 17 b
Gambar 1.2c. Lay Out Fasilitas Pabrik Pengolahan Kedelai

Halaman I - 17c
Gambar 1.2d. Lay Out Fasilitas Pabrik Pengolahan Kacang Tanah

Halaman I - 17d
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1.3.3. Tahap Operasi

1. Kegiatan Pengolahan Lahan

Kegiatan pengolahan lahan untuk jagung, kedelai, singkong dan


kacang tanah akan dilakukan secara modern yaitu menggunakan
traktor, tetapi untuk lahan yang secara teknis tidak bisa dilakukan
secara mekanis maka akan dilakukan secara manual dan akan
bermitra dengan kontraktor lokal di dalam pengerjaannya.
Tracktor bisa berukuran besar dan juga dengan ukuran kecil (hand
tracktor). Tracktor besar berjumlah 5 unit sedangkan tracktor kecil
berjumlah 50 unit.

Pada periode 1 pertama pengolahan lahan dengan sistem Pengolahan


Tanah Maksimum/Sempurna (Maximum Tillage). Tujuan pengolahan
ini untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memberantas
gulma dan hama dalam tanah, memperbaiki aerasi dan drainase
tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah, serta membuang
gas-gas beracun dari dalam tanah. Tanah dibajak dengan traktor 2
kali sedalam 15-20 cm, gulma dan sisa tanaman dibenamkan dan
tanah digaru dengan traktor sampai rata.

Pengolahan ini ditujukan untuk menekan timbulnya erosi dan pada


kesempatan ini dilakukan penambahan mulsa di lahan kebun
sehingga berfungsi untuk menjaga kelembaban dan juga
meningkatkan unsur hara organik media tanam.

Di dalam kegiatan ini masih dibutuhkan tenaga manusia untuk


meratakan mulsa dan juga untuk kegiatan perapihan guludan agar
mempunyai bentuk guludan yang baik, dan hal ini menggunakan
jasa pemborong lokal lebih kurang 5 sampai 10 orang.

2. Kegiatan Penanaman

Penananam dilakukan menurut daur masing-masing komoditi


tanaman pangan yaitu setiap 4 bulan untuk jagung, kacang tanah
dan kedelai serta setiap 9 bulan untuk singkong.

Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek.
Jarak tanaman diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman
seragam dan pemeliharaan tanaman mudah.

Kegiatan penanaman dilakukan secara modern yaitu menggunakan


traktor, yang mempunyai kemampuan menanam dengan akurasi
penempatan benih 95%.

Penanaman Singkong. Bibit yang telah dipotong dapat langsung


ditanam ke lahan pertanian, tanamlah bibit singkong dengan jarak
60 cm x 80cm (60cm jarak bibit dengan bibit yang lain : 80cm jarak
antar lajur/kolom). dalam menanam bibit singkong yang harus

Halaman I - 18
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai terbalik. Kita dapat


melihat arah tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas daun
singkong yang lepas. Pada posisi tersebit dapat terlihat anak tunas
(sering disebut mata). Pastikan anak tunas menghadap ke atas, agar
tidak tumbuh terbalik.

Jagung ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 20 cm


dengan satu tanaman perlubang. Kedelai dan kacang tanah ditanam
dengan jarak 40 cm x 20 cm dengan satu tanaman per lubang.

Pada prinsipnya penanaman dilakukan secara mekanis, tetapi masih


menggunakan tenaga manusia untuk melakukan penanaman pada
lahan-lahan yang tidak terjangkau oleh mesin-mesin, sehingga 200%
lubang tanam dapat tertanami bibit. Adapun perkiraan jumlah
pemborong adalah 5 sampai 10 orang.

3. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman

Jagung

Secara fisik, tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain


penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembumbunan (penimbunan
akar) dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan
penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan
2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di
pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat
beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan
jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan
tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau
sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Agar tidak merugi,
lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada
umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai
menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua
dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan
kedua. Pembubunan selain untuk memperkokoh batang juga untuk
memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. Tindakan
pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55


hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam).
Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi
dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air
terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi
dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar
tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu.
Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan
dapat mencukupi.

Halaman I - 19
Gambar 1.3. Halaman I - 20
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Setiap tanaman perlu makanan untuk pertumbuhan dan


perkembangan. Makanan tersebut berupa unsur-unsur hara, baik
yang terdapat di dalam tanah, di udara maupun hara hasil buatan
manusia. Makanan yang diperlukan tersebut biasa dikenal dengan
pupuk. Untuk melengkapi tersedianya makanan di dalam tanah dan
untuk mencukupi kebutuhan makan dari tanaman yang
diusahakan, maka terwujudlah pupuk buatan. Pupuk buatan ini
terdiri beberapa macam bentuk yaitu kristal Urea, TSP, KCL, bentuk
cair seperti pupuk cair. Pemupukan susulan diperlukan agar
terpelihara kesuburan tanahnya. Pemberian pupuk susulan dengan
cara menaburkannya per lubang tanam supaya efektif.

Pupuk cair yang dipakai adalah yang organik (Alaska,, vitalik,


biomikro dll.) karena ada hubungannya dengan kandungan N,P2 O5,
K2O dan kebutuhan air untuk pengencerannya. Sebagai contoh
Alaska 3,0 – 4,5 cc/l air, Vitalik 1,0 cc/l air, Biomikro 5,00 – 10, 0cc/
l air.

Ketiga macam unsur yang terkandung di dalam pupuk buatan dan


sering digunakan yaitu N, P, dan K yang juga dibutuhkan oleh
tanaman jagung. Secara umum dapat diterapakan dosis pemberian
pupuk (Tabel 1.8).

Tabel 1.8. Contoh Jenis dan Dosis Pupuk yang Diberikan Pada
Waktu Pemupukan Tanaman Jagung

Jenis Pupuk Contoh Dosis


N=90 = 120 kg Urea (45% N) 200-300 kg/ha
P2O5 = 30 – 45 kg TSP (46% P2O5) 75 – 100 kg/ha
K2O = 25 kg KCL (50% K2O) 50 kg/ha
Sumber : Rukmana, 1997

Frekwensi aplikasi dilapangan adalah 2 kali yaitu pupuk dasar dan


pupuk susulan. Untuk implementasi pemupukan di lapangan, dosis
pupuk didasarkan kepada hasil analisa tanah yang dilakukan setiap
3 tahun sekali. Hal ini berarti bahwa kemungkinan akan terjadi
perubahan dosis pupuk untuk setiap 3 tahun.

Hama Tanaman Jagung :

Perusahaan bekerjasama dengan masyarakat membuat uji coba


tanaman jagung. Hama yang saat ini muncul adalah ulat tanah, ulat
grayak, belalang, kumbang bubuk, lalat bibit, penggerek tongkol,
penggerek batang, serta kutu daun. Hama ini berpotensi
menggagalkan panen jika tidak dapat dikendalikan. Sedangkan
penyakit yang muncul adalah hawar daun, bubuk pepelah, dan
penyakit bulai.

Halaman I - 21
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Untuk pengendalian hama jagung tersebut digunakan Furadan 3 GR,


yang berbahan aktif karbofuran yang memiliki spektrum cukup luas,
sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis
hama termasuk hama yang ada di dalam tanah. Dosis yang
diaplikasikan adalah 5 sampai 7 kg per ha, dilakukan dengan cara
ditabur di di sekitar perakaran kemudian ditutup dengan tanah agar
aman dari hanyutnya air hujan. Untuk menaburnya diperlukan
tenaga kerja 2 orang per ha, sedangkan aplikasi dilapangan adalah
pada saat hari tidak hujan. Pemakaian furadam adalah pada
tanaman sudah berumur 2 minggi ke atas, dengan frekwensi 1
sampai 2 kali dalam satu daur (dari tanam sampai panen), dan hal
ini sangat tergantung dari dinamika serangan hama.

Untuk pengendalian hawar daun, busuk pelepah, dan bulai daun


digunakan fungsisida berbahan aktif Benomi, Mancozeb dan
Karbendazem. Adapun produk dagang yang digunakan adalah
Benlax, Masalqin, Paskal, dan Antila. Aplikasi di lapangan yaitu
dengan disemprot secara manual (5 tenaga kerja). Dosis yang
digunakan adalah 2 cc per liter air dan setiap hektar menggunakan
400 sampai 600 liter air campuran fungisida.

Ulat Tanah (Agrotis sp); Hama jenis ini menyerang tanaman jagung
muda di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam
tanah. Ulat tanah menyerang batang tanaman jagung muda dengan
cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga sebagai ulat
pemotong. Pengendalian hama ulat pada budidaya jagung dapat
dilakukan :

- Menggunakan insektisida biologi dari golongan bakteri seperti


Bacilius thuringiensis atau insektisida biologi dari golongan
jamur seperti Beauvaria bassiana.

- Melakukan pengolahan lahan dengan tepat, melakukan


pergiliran tanaman, serta dengan menjaga kebersihan disekitar
lahan pada tanaman jagung.

- Secara kimiawi pengendalian hama ulat bisa dilakukan dengan


penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos, klorpirifos,
sipermetrin, betasiflutrin atau lamdasihalortrin. Dosis/
konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan pada masing-masing
zat aktif tersebut.

Ulat Grayak (Spodoptera sp.); Larva kecil merusak daun serta


menyerang secara serentak bergerombol dengan meninggalkan sisa-
sisa epidermis bagian atas, transparan bahkan tinggal tulang
daunnya saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun,
umumnya terjadi saat musim kemarau. Pengendalian secara fisik
menggunakan alat perangkap ngengat sex feromonoid sebanyak 40
buah/Ha semenjak tanaman jagung berumur 2 minggu. Penggunaan

Halaman I - 22
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

agensia hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami


seperti: Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina,
Nomuarea rileyi, atau Metarhizium anisopliae. Dapat juga dari
golongan bakteri seperti Bacillus thuringensis. Pemanfaatan patogen
virus untuk ulat ini juga dapat dilakukan menggunakan Sl-NPV
(Spodoptera litura - Nuclear Polyhedrosis Virus). Parasit lain yang
dapat dimanfaatkan adalah Parasitoid Apanteles sp., Telenomus
spodopterae, Microplistis similis, atau Peribeae sp..

Musuh alami atau predaror untuk hama diantaranya adalah


Trichogramma spp, Euborellia annulata, Baeuveria bassiana,
Metarhizium anisopliae dan Nematoda spp.

Penyakit Tanaman Jagung :

Hawar Daun (Helmithosporium turcicum); Gejala awal


terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil,
berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk
ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya
hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak
muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang menuju
daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun dapat
mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering.
Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung,
cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman
pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.

Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani); Gejala penyakit busuk


pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah daun,
gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian
berubah menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali
diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan,
berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat. Gejala serangan
penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan
permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman
varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan
penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung.
Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada
biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan.
Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan
merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi
semacam ini merupakan sumber inokulum utama. Pengendalian
menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap
penyakit hawar pelepah seperti : Semar-2, Rama, Galur GM 27;
diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga
kelembaban tidak terlalu tinggi; lahan memiliki drainase baik;
pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan
yang sama; penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif

Halaman I - 23
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

mancozeb atau karbendazim. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di


kemasan.

Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis); Penyakit bulai


merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini
menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama
penyakit serta saat umur tanaman jagung masih muda (antara 1-2
minggu setelah tanam). Kehilangan hasil produksi akibat penularan
penyakit bulai dapat mencapai 100%, terutama varietas rentan.
Gejala khas penyakit bulai adalah adanya warna khlorotik
memanjang sejajar tulang daun dengan batas terlihat jelas antara
daun sehat. Bagian daun permukaan atas maupun bawah terdapat
warna putih seperti tepung, sangat jelas di pagi hari. Selanjutnya
pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk
pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-
daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi
massa daun yang berlebihan. Penyakit bulai tanaman jagung
menyebabkan gejala sistemik dimana gejalanya meluas ke seluruh
bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala lokal (setempat).
Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh
sehingga semua daun akan terinfeksi. Tanaman terinfeksi penyakit
bulai saat umur tanaman masih muda umumnya tidak
menghasilkan buah, tetapi bila terinfeksi saat tanaman sudah tua
masih dapat terbentuk buah, sekalipun buahnya kecil-kecil karena
umumnya pertumbuhan tanaman mengerdil.

Kedelai

Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan


mulsa. Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih
dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm. Satu minggu setelah
penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman. Penyulaman bertujuan
untuk mengganti benih kedelai yang mati atau tidak tumbuh.
Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat
pertumbuhan tanaman yang jauh berbeda.

Tanaman kedelai memerlukan kelembaban tanah yang cukup saat


perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), stadium awal vegetatif (15
– 20 hari), masa pembungaan dan pembentukan biji (35 – 65 hari).
Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan
dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15 – 30
menit. Kelebihan air dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan
sampai terjadi tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan. Pada
saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan
kegiatan penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan
dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan kedua dilakukan
setelah tanaman kedelai selesai berbunga. Penyiangan dilakukan
dengan mencabut gulma yang tumbuh menggunakan tangan atau
kored. Selain itu, dilakukan pula penggemburan tanah.

Halaman I - 24
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak


perakaran tanaman. Pemberian pupuk susulan dilakukan saat
tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk
susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur saja.
Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk
diberikan dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai,
selanjutnya ditutup dengan tanah. Bagi kedelai Jepang, pupuk
susulan yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCl masingmasing
sebanyak 200 kg/ha. Untuk meningkatkan hasil produksi kedelai,
dapat digunakan pula ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan PPC (Pupuk
Pelengkap Cair). Dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis
anjuran.

Tabel 1.9. Anjuran Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh pada


Tanaman Kedelai
Macam Takaran Dan Waktu Aplikasi (cc atau liter/ha)
No.
ZPT 15 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst
Atonik 6.5 500 cc atau 500 cc atau
1 - - -
L 400 liter 400 liter
Dharmasri 75 cc atau 75 cc atau
2 - - -
5 EC 500 liter 500 liter
Ethrel 40 200 cc atau
3 - - - -
PGR 500 liter
50 cc
25 cc atau
4 Hobsanol - - - atau
200 liter
400 liter
Sumber : Rukmana, 1996

Hama Tanaman Kedelai :

Aphis glycine, kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam,


ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus
SMV (Soybean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan
dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala : layu,
pertumbuhannya terhambat. Pengendalian : (1) menanam kedelai
pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi
syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan,
kapas-kapasan atau kacang-kacangan; (2) membuang bagian
tanaman yang terserang hama; (3) menggunakan musuh alami
(predator maupun parasit); (4) penyemprotan insektisida dilakukan
pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

Melano agromyza phaseoli; ukuran kecil sekali (1,5 mm) Lalat


bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi
batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Pengendalian : (1)
waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada
bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,Sumithoin
50 EC, Suprecide 25 EC (Rukmana, 1996).

Halaman I - 25
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Ulat polong (Etiela zinchenella); Ulat yang berasal dari kupu-kupu


ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke
dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala : pada buah
terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan
kotorannya. Pengendalian : penyemprotan obat Dursban 20 EC
sampai 15 hari sebelum panen.

Kepik hijau (Nezara viridula); Panjang 16 mm, telur di bawah


permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas
menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi
hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa
antara 1 sampai 6 bulan. Gejala : polong dan biji mengempis serta
kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.
Pengendalian : Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC
(Rukmana, 1996)

Penyakit Tanaman Kedelai :

Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) Penyakit ini


menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman
berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala:
layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang
tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran
tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan
tanaman inang penyakit tersebut.

Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium rolfsii) Penyakit ini


menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan
tanaman berjarak tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit
layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian:
(1) varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit
layu; (2) menyemprotkan Dithane M-45, dengan dosis 2 gram/liter
air.

Penyakit lapu (Witches Broom: Virus); Penyakit ini menyerang polong


menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam karena jarak
tanam terlalu dekat. Gejala: bunga, buah dan daun mengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.

Penyaklit karat (Cendawan Phachyrizi phakospora) Penyakit ini


menyerang daun. Penularan dengan perantaraan angin yang
menerbangkan dan menyebarkan spora. Gejala: daun tampak bercak
dan bintik coklat. Pengendalian: (1) cara menanam kedelai yang
tahan terhadap penyakit; (2) menyemprotkan Dithane M-45.

Halaman I - 26
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Kacang Tanah

Pemupukan bertujuan untuk menyuburkan tanah dan


meningkatkan produksi. Pemberian pupuk harus tepat sesuai
kebutuhan tanaman. Pemupukan dilakukan 2 kali, pemupukan
dasar dan umur 14 hari atau 2 minggu setelah tanam (sesuaikan
keadaan tanaman), sesuai rekomendasi yang ada, pupuk yang akan
digunakan dicampur sesuai dosis yang telah (sesuai tingkat
kesuburan tanah), kemudian dibenamkan 3-5 cm dari lobang tanam.

Tabel 1.10. Rekomendasi Pemupukan Pada Berbagai Tingkat


Kesuburan Tanah Untuk Kacang Tanah (kg/ha)

Kelas Kesuburan
No Urea (N) SP36 (P) KCL (K)
Tanah
1 Rendah 75-100 100-125 100
2 Sedang 60-75 75-100 75-100
3 Tinggi 25-50 75 75
Sumber : Pajow et al, 2001

Penyiangan dilakukan pada 14 hari setelah tanam (2 Minggu).


Penyiangan bertujuan untuk mengeluarkan tanaman penggangu
yang bertumbuh disekitar tanaman pokok. Selain itu, untuk
tanaman kacang tanah, dilakukan penyiangan untuk menciptakan
suasana segar bagi tanah (aerase baik), dimana secara alami udara
akan masuk kedalam tanah dan akan mengaktifkan organik tanah
untuk proses penyediaan hara bagi tanaman baru.

Penyiangan dilakukan dengan cangkul yang telah direkayasa


sedemikian rupa, agar dapat masuk keluar di sekitar tanaman
dengan jarak tanam 40x10 cm ; 40x20 cm. (karena tidak ada
cangkul yang ada dipasaran dengan ukuran demikian). Ini dilakukan
secara hati-hati agar tidak mengganggu perakaran yang sedang
bertumbuh. Bila sulit dengan cangkul, maka rumput yang sangat
mepet dengan tanaman baru supaya dicabut saja secara hati-hati.
Hal ini dilakukan mengingat umur tanaman relatif masih muda dan
sangat peka (muda tercabut).

Gulma (tanaman pengganggu) yang dikeluarkan tidak dilepaskan


saja pada saluran, tapi dibenamkan di saluran, agar tidak menjadi
media berkembang bagi hama tanaman kacang tanah. Selain
mengeluarkan tanaman pengganggu, saat menyiang juga melakukan
pembumbunan tanaman, supaya ginovora yang tumbuh dari cabang
lebih dekat dengan tanah. Ini dilakukan karena pada penyiangan ke
dua umur 30 hari relatif tidak dilakukan seperti penyiangan
pertama, karena resiko mengganggu proses keluarnya ginovora
(calon buah).

Halaman I - 27
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Hama Tanaman Kacang Tanah :

Secara umum, hama-hama utama pada kacang tanah antara lain


wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), penggerek daun
(Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal ( Plusia chalcites ), dan ulat
gerayak (Prodenia litura), (Pajow, 2001). Selain itu, bekicot (hama
lempar), tikus, layu. Hama bekicot umumnya mengerek daun hingga
daun habis. Waktu menyerang hama ini adalah menjelang sore
hingga malam hari.

Ulat Jengkal (Plusia chalcites); gejala : ulat memakan daun muda


sehingga hanya tertinggal tulang-tulang daunnya saja. penuruna
hasil dari serangan yang berat dapat mencapai 50%. hama ini bisa
dikendalikan dengan insektisida (surecide, karphos, hostathion,
azodrin dan sevin).

Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata); ulat ini memekan


dan menggulung daun, tetapi tidak memekan urat daun. Ulat hidup
dan berkepompong di dalam daun yang tergulung, sehingga sukar
diberantas. hama ini bisa diberantas hanya dengan cara manual
yaitu dengan car membuka daun yang menggulung dn memetikan
ulatny.

Wereng Empoaska (Empoasc flavescens); gejala : hama ini berupa


wereng kecil berwarna hijau mengisap cairan sel daun sehingga
bagian ujung daun berwarna kuning. daun yang terserang selain
menguning juga menjadi kaku dan nampak menebal. bila serangan
berat tanaman menjadi kerdil dan daun mudanya rontok. hama ini
mudah diberantas dengan menggunakan sevin 85 WP.

Penyakit Tanaman Kacang Tanah :

Penyakit layu bakteri (Psedudomonas solanacarum) gejala :


penyakit ini mulai menyerang kacang tanah sejak tanaman berumur
14 hari hingga tanaman menjelang tua. tanaman yang terserang
menjadi layu satu persatu, walaupu tidak kekeringan. tanaman yang
telah layu akan mati keesokan harinya, pangkal batan dan akar
membusuk, berwarna hitam. bila batang tanaman layu dikerat dan
dimasukan kedalam air bersih, dari batang keluar semacam lendir,
yang merupakan koloni bakteri. Cara pengendalian adalah dengan
rotasi tanaman.

Penyakit bercak daun (Cercospora sp); gejala serangan terlihat


mula-mula pada permukaan bawa dari daun terlihat bercak
berwarna coklat kehitaman. pada masing-masing daun terdapat
beberapa bercak yang semakin lama makin melebar. serangan yang
berat mengakibatkan ndaun berwarna hitam bahkan dapat menular
ketangkai daun dan batang. tanaman yang terserang berat akan
merontokan daun sebelum waktunya dan tanaman mati. penyakit ini

Halaman I - 28
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

bisa dikendalikan dengan rotasi tanaman, tanaman serempak dan


varietas yang toleran. pemberantasan dengan fungisida seperti
dithane, bravo, tilt.

Karat (Puccinia arachidis); gejala serangan mula-mula di bagian


bawah daun-daun tua terdapat totol kuningn yang lama-lama
menjadi coklat tua. Dari totol coklat ini keluar spora berupa tepung
halus, yang akan ditularkan oleh angina. Bila serangan berat, totol
coklat tai dapat merata pada semua daun, sehingga tanaman
berdaun kuning kecoklatan. Daun yang telah terserang berat akan
mongering dan luruh sebelum waktunya. Pencegahan penyakit ini
dengan rotasi tanaman, tanam serempak, dengan fungisida Dithane,
Manep, Zineb dan juga dapat dianjurkan penggunaan varietas yang
tahan.

Hama Singkong

Uret (Exopholishipoleuca sp)

Hama kumbang uret (Exopholishipoleuca sp), telah lama dikenal


sebagai hama yang sangat merusak pada banyak tanaman budidaya
di Indonesia, terutama pada tanaman perkebunan, walaupun
biasanya muncul secara musiman, tetapi apabila sekali menyerang
dapat menggunduli berhektar-hektar tanaman budidaya dan
menyebabkan kerugian yang cukup berarti. Kumbang dewasa (legek)
berwarna coklat, dengan panjang 2,5 cm, punggung dlan kepala
berwarna hitam, pra dewasa berupa uret atau lundi (kuuk - Sunda),
yang berkembang di dalam tanah, dengan kedalaman 3-10 cm.
Diketahui untuk 1 ekor betina legek dapat menghasilkan 15-60 butir
telur selama hidupnya dan sering terjadi overlappinggenerasi, maka
bisa dibayangkan berapa juta keturunan hama ini yang terus
bertambah bila tidak terjadi pemblokiran oleh alam atau manusia.

Pengendalian yang dapat dilakukan petani terhadap hama ini antara


lain dengan memutuskan siklus hidup hama ini, yaitu dengan
pemusnahan langsung kuuk/uret dan pengumpulkan kumbang di
lapang (gropyokan). Hal ini memungkinkan untuk dilakukan karena
diketahui hama ini pada pagi sampai siang hari tidak aktif, sehingga
ketika dikumpulkan tidak akan melawan atau beterbangan. Cara
gropyokan dapat dengan menggoyang-goyangkan pohon tempat
hama hinggap, kumbang akan berjatuhan dan berserakan di tanah,
sehingga dengan mudah dapat dikumpulkan. Setelah terkumpul
maka legek dapat segera dimusnahkan.

Di samping itu sekarang sedang dikembangkan pula nematoda


entomofag dengan nama spesies Steinernema huidobrensis yang
dapat menyerang dan membunuh hama uret ini di dalam tanah.
Nematoda yang berupa cacing yang sangat kecil ini dapat
diberbanyak secara sederhana. Inokulum nematoda aktif diambil

Halaman I - 29
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dengan spoit sekitar 5 ml lalu disiramkan (diinokulasi) ke tubuh uret


sehat (terutama bagian abdomennya), lalu biarkan nematoda bekerja
sendiri menginfeksi uret sekitar 5 hari, yang ditandai tubuh uret
yang mulai lembek dan banyak juvenil nematoda yang berseliweran
di permukaan tubuh uret.

Untuk aplikasi secara langsung, maka uret yang sudah


diinokulasikan tersebut langsung saja dibawa ke lahan dan
diletakkan di dalam tanah pangkal stek singkong atau tanaman apa
saja yang akan dibudidayakan. Akan lebih baik apabila aplikasi ini
dilakukan pada saat musim hujan dan lahan dalam kondisi basah,
sebab dalam kondisi tersebut nematoda akan lebih mudah
beradaptasi ke lingkungan yang baru daripada aplikasi dilakukan
pada musim panas.

Penggunaan pestisida dirasakan sulit untuk dapat diaplikasikan


dalam mengendalikan hama ini, di samping biasanya kumbang
berada di tajuk yang tinggi (sehingga sulit dicapai nozzle dan cairan
semprot pestisida) sekiranya juga kurang efisien dalam hal biaya
mengingat harga pestisida yang mahal dlan belum tentu bisa
mengendalikan hama ini secara menyeluruh, karena sebagian
hidupnya ada di dalam tanah dan sebagian lagi ada di tajuk pohon.
Meskipun demikian untuk skala kecil, pestisida masih relevan untuk
digunakan. Pestisida dengan bahan aktif endosulfan dlan karbaril
masih dapat direkomendasikan untuk digunakan di lahan budidaya.
Penyemprotan dilakukan sebaiknya pada sore hari sekitar pukul
16:00 atau 17:00, di mana hama ini mulai aktif bergerak dan makan,
sedangkan untuk fase uretnya (kuuk), yang masih berada di dalam
tanah, dapat digunakan pestisida dengan bahan aktif karbofuran
atau diazinon dengan formulasi granul (butiran) yang banyak dijual
di pasaran saat ini, konsentrasi yang digunakan kalau menggunakan
insektisida granule ini ialah 1,5-2 gr/ lubang stek.

Untuk suatu tindakan pengendalian yang berdaya hasil jangka


panjang dan lestari, sekiranya para petani tidak hanya bergantung
pada satu cara pengendalian saja, melainkan dengan memadukan
beberapa cara pengendalian yang saling melengkapi satu dengan
yang lainnya, sehingga kelemahan pada satu metode pengendalian
dapat ditutupi dengan metode pengendalian yang lainnya. Untuk
kasus hama kumbang legek ini, akan lebih ideal lagi apabila petani
juga beternak ayam di kebunnya sehingga hama dapat menjadi
pakan ayam.

Tungau Merah

Hama yang paling banyak menyerang singkong adalah tungau


merah. Serangan tungau sangat merugikan petani, karena dapat
menurunkan produksi umbi singkong antara 20% - 53%.

Halaman I - 30
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Serangan tungau merah yang parah bahkan dapat menyebabkan


penurunan produksi mencapai 95%.

Tungau menghisap jaringan mesofil sampai jaringan tersebut russak.


Klorofilpun ikut rusak sehingga tanaman tidak dapat berfotosintesis.
Akibatnya makanan yang dihasilkan sedikit dan akhirnya hasil
panen umbi singkong juga sedikit.

Tanda serangan tungau merah yaitu timbulnya bintik kuning


dipermukaan daun . Bintik tersebut lama kelamaan melebar dan
berubah warna menjadi merah kecoklatandan akhirnya menghitam.
Dan apabila dibalik permukaan bawah daun mengalami kerusakan
yang sangat parah. Kerusakan dapat diperparah oleh kondisi musim
kering, kondisi stress air dan kondisi dimana kesuburan tanah yang
rendah.

Untuk mencegah serangan tungau merah sebaiknya singkong


ditanam pada saat awal musin hujan. Lakukan sanitasi lahan
sebelum tanam, apabila ada tanaman inang dari tungau merah
seperti tanaman jambu, petai cina yang ada di sekitar areal
penanaman, maka lakukan pengendalian terlebih dahulu sebelum
melakukan penanaman singkong.

Untuk mengendalikan serangan tungau merah dapat dilakukan


dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan
aktif dikofol atau tetradifon.

Penyakit Singkong

Bercak daun bakteri

Penyebabnya adalah Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial


Blight/CBG. Gejalanya adalah bercak-bercak bersudut pada daun
lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya
mati. Pengendaliannya adalah menanam varietas yang tahan,
memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit,
melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun.

Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum )

Cirinya adalah hidup di daun, akar, dan batang. Gejalanya


adalah daun mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar,
batang, dan umbi langsung membusuk. Pengendaliannya
adalah melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang
tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan
dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.

Halaman I - 31
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)

Penyebabnya adalah cendawan yang hidup di dalam daun.


Gejalanya adalah daun bercak-bercak coklat, mengering, terdapat
lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati. Pengendaliannya
adalah melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang
tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi
kebun.

Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)

Penyebabnya adalah cendawan yang hidup pada daun. Gejalanya


adalah adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun
muda. Pengendaliannya adalah memperlebar jarak tanam,
mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang
sakit.

4. Kegiatan Pemanenan

Perkiraan pemanenan komoditi adalah sebagai berikut :

- Jagung 7 ton/ha
- Kedelai 2 ton/ha
- Kacang tanah 5 ton/ha
- Singkong 45 ton/ha

Dalam kegiatan ini tidak ada jenis tambahan selain jenis-jenis utama
tersebut yaitu jagung, kedelai, kacang tanah dan singkong. Pada
tahun pertama total produksi 15.600 ton sedangkan tahun kedua,
ketiga, keempat dan seterusnya semakin meningkat karena adanya
akumulasi dari luas panen, sehingga pada tahun ke 5 dan
seterusnya jumlah panen sudah stabil yaitu 78.000 ton per tahun.
Secara lebih terperinci hasil panen disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 1.11. Perkiraan Hasil Panen Komoditi Tanaman Pangan

TAHUN HASIL PANEN KOMODITI (TON) JUMLAH


PANEN Jagung Kedelai Singkong Kacang Tanah KOMULATIF (TON)
Ke -1 5.600 800 9.000 1.000 15.600
Ke -2 11.200 1.600 18.000 2.000 31.200
Ke -3 16.800 2.400 27.000 3.000 46.800
Ke -4 22.400 3.200 36.000 4.000 62.400
Ke -5 28.000 4.000 45.000 5.000 78.000
Dan seterusnya dengan berat panen yang stabil
Sumber : FS PT BAPP, 2015

Halaman I - 32
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Setelah dilakukan pemanenan akan timbul limbah berupa daun dan


batang jagung, daun singkong, batang dan daun kedelai serta batang
dan daun kacang tanah. Limbah tersebut sebagian dapat
dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi dan sebagian lagi untuk
pupuk kompos. Sehubungan dengan itu maka koordinasi yang baik
dan kerjasama yang saling menguntungkan perlu dilakukan oleh
perusahaan bersama pengelola ternak sapi atau ternak lainnya yang
mungkin berkembang di kemudian hari.

5. Kegiatan Pengangkutan Hasil

Kegiatan tranportasi kebun yang paling dominan adalah


pengangkutan hasil panen dari dalam blok kebun menuju ke pabrik
pengolahan. Kendaraan angkutan yang digunakan adalah truk
dengan jumlah roda 6 buah, kecepatan yang diijinkan adalah
maksimum 40 km per jam di dalam jalan kebun atau lingkungan
perusahaan, berat kendaraan beserta muatan adalah 6 ton.

Intensitas lalu lintas di dalam kebun akan semakin ramai dari tahun
ke tahun yang dimulai pada pertengahan tahun 2017 karena pada
saat itu sedang dilakukan pemanenan. Jumlah trip adalah 20 trip.
Direncanakan dalam setiap truk dapat melakukan 2 trip
pengangkutan maka minimal dibutuhkan 10 truk agar bisa
mengangkut semua hasil panen ke lokasi pabrik pengolahan. Dari
tahun ke tahun selanjutnya selalu ada penambahan jumlah trip,
karena adanya peningkatan jumlah panen dari tahun ke tahun
selanjutnya. Jumlah trip akan stabil atau mendekati konstan
setelah panen pada tahun ke 5 yaitu total 88 trip, sehingga
diperlukan kira-kira 88 truk angkutan dalam 20 jam, atau rata-rata
per jam 4 sampai 5 truk, yang artinya setiap 12 menit terdapat truk
yang melewati jalan kebun.

Untuk memudahkan di dalam manajemen tranportasi, perusahaan


akan bermitra dengan masyarakat di sekitar kebun di dalam
pengadaan alat transportasi ini. Masyarakat akan berperan sebagai
pemilik truk sedangkan perusahaan akan menyewa yang diikat
dengan kesepakatan usaha yang dibangun bersama. Secara lebih
rinci perkiraan jumlah trip disajikan pada tabel berikut.

Tabel 1.12. Jumlah Trip Per Hari Angkutan Hasil Produksi Kebun

TAHUN JUMLAH TRIP KENDARAAN PENGANGKUT/ HARI JUMLAH


JUMLAH TRIP
PANEN Jagung Kedelai Singkong Kacang Tanah KOMULATIF
Ke -1 3 1 4 1 8 8
Ke -2 5 1 9 1 15 28
Ke -3 8 1 13 1 22 48
Ke -4 11 1 17 1 29 68
Ke -5 13 1 21 1 36 88
Dan seterusnya dengan jumlah trip yang stabil
Sumber : FS PT BAPP, 2015

Halaman I - 33
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Perkiraan kebutuhan bahan bakar minyak solar untuk kegiatan


transportasi, dan operasional kebun adalah sebagai berikut :

- Pengolahan lahan : 1.800 liter per hari


- Pemanenan : 1.300 liter per hari
- Transportasi : 1.900 liter perhari

6. Kegiatan Pembangkit Listrik

Idealnya pengolah hasil mampu mandiri memenuhi kebutuhan


energinya. Limbah jonggol jagung digunakan untuk bahan bakar
boiler sebagai penghasil uap yang digunakan untuk penggerak turbin
pembangkit tenaga listrik juga.

Sumber energi yang akan dioperasikan adalah 4 (empat) buah genset


masing-masing 800 kW, dan 4 (empat) buah steam turbine generator
masing-masing 1.200 kW yang dapat beroperasi secara bergantian
maupun bersama-sama. Genset dioperasikan untuk mensuplay
kebutuhan listrik ketika pabrik dalam kondisi belum aktif dan
turbine belum bisa bekerja.

Turbine dapat beroperasi normal jika tekanan steam berkisar 18 – 21


bar. Jika tekanan kerja boiler menunjukkan tren penurunan hingga
15 bar maka turbine tidak mampu di bebani untuk proses pabrik
dan akan terjadi trib sehingga untuk menjaga proses tidak berhenti
secara mendadak, maka operator engine room segera mengaktifkan
genset 800 kw untuk di sinkron dengan turbine

Genset pengolah dihidupkan sebagai start up pada waktu Turbin


Generator belum beropersi. Genset domestik digunakan untuk
pemenuhan keperluan domestik saat turbin generator tidak
beroperasi yaitu saat pengolah hasil sedang off.

7. Kegiatan Pengolahan Hasil Panen (Pabrik)

a. Pasca Panen Jagung

a) Pemisahan kelobot

Tongkol jagung dipetik dari pohonnya bersama daun tongkol


(kelobot). Untuk itu setelah dipanen kemudian dipisahkan
kelobotnya. Proses pelepasan kelobot jagung disertai dengan
proses seleksi tongkol jagung yang terserang hama dan
penyakit.

b) Pemipilan biji jagung

Kadar air biji jagung pada saat dipanen masih cukup tinggi
berkisar antara 30 – 40%. Sebelum dilakukan pemipilan,
tongkol jagung dikeringkan hingga kadar air biji jagung 

Halaman I - 34
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

20% untuk menghindari terjadinya biji pecah. Pengeringan


dilakukan menggunakan pengering mekanis dimana suhunya
dapat diatur sehingga waktu pengeringan dapat ditentukan.

c) Pengeringan biji jagung

Setelah pemipilan, biji jagung dikeringkan kembali hingga


kadar air 12 – 14% (SNI 01-2326-1991) agar dapat disimpan
lama dan tidak mudah terserang hama dan terkontaminasi
cendawan yang menghasilkan mikotoksin. Setelah kering
selanjutnya disortasi dan dikemas.

b. Pengolahan Singkong

a) Pembersihan Singkong

Tahap awal pembuatan tepung singkong modifikasi atau


modified cassava flour (mocaf) dimulai dengan pembersihan
bahan baku singkong dari tanah-tanah yang menempel.
Proses pembersihan menggunakan alat penyemprot dan alat
perendaman.

b) Pembuatan Chip Singkong

Setelah singkong dibersihkan dan tidak ada lagi tanah-tanah


yang menempel, selanjutnya singkong dikupas dan lapisan
kulit singkong yang berwarna cokelat di buang, umbinya
direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna.
Setelah dikupas dan bersih, singkong di iris tipis-tipis (1 – 1,5
mm) secara mekanik sebesar 2 - 3 cm, kemudian direndam
dalam larutan Bimo-CF dengan dosis 5 ml/liter air 10 g/10
lt/10 kg singkong atau 1 kg starter BIMO-CF untuk 10 ton
kasava kupas.

c) Penepungan

Setelah chip singkong direndam selama 12 jam, selanjutnya


ditiriskan dan dikeringgkan sampai kadar airnya mencapai
12 –13 % (SNI 762:2011). Setelah chip singkong kering,
kemudian digiling dengan mesin penepung. Lalu diayak
dengan menggunakan penyaring dengan saringan 80 – 100
mesh agar butiran tepung lebih halus. Tepung mocaf siap
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan antara lain :
sebagai pengganti dan atau campuran terigu untuk
pembuatan mie kering/basah, bihun, pempek, baso, krupuk,
brownies, bolu, kue lapis, kue kering, nastar, cake, cookies,
roti tawar, sus kering, ayam goreng kentucky dan aneka
gorengan.

Halaman I - 35
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Pengolahan Kacang Tanah

a) Pembersihan kacang tanah

Kacang tanah dibersihkan kulitnya dari tanah yang terbawa


saat panen dari lapangan. Pembersihan dilakukan dengan
perendaman sesaat pada air agar terjadi pelembekan atau
pelunakan agregat butir tanah. Metode pembersihan
selanjutnya yaitu dengan cara rotary, dimana kacang tanah
dimasukkan ke dalam alat pencuci dengan sistem putar
sentrifugal.

b) Pengupasan dan Pengeringan kacang tanah

Pengupasan kacang tanah dilakukan dengan cara mekanis,


yaitu dengan alat pengupas kacang sehingga akan terlepas
cangkang (kulit) kacang dengan biji kacangnya. Pengeringan
secara mekanis dilakukan untuk mengurangi kadar air biji
kacang tanah wose hingga 6 – 8 % (SNI 01-3921-1995).

c) Sortasi kualitas kacang dan Pengemasan

Sortasi dilakukan berdasarkan kualitas baik ukuran butir


kacang maupun tingkat kerusakan butir kacang.

d. Pengolahan Kedelai

a) Perontokan

Pada tahap awal dilakukan perontokan kedelai dari


batangnya dengan sistem mekanik.

b) Pengeringan dan Pengupasan Polong Kedelai

Polong kedelai dikeringkan dengan menggunakan alat


pengering mekanis untuk mendapatkan suhu yang konstan,
sehingga lama pengeringan dapat ditentukan dengan pasti.
Tujuan pengeringan adalah untuk memudahkan di dalam
proses pengupasan kedelai dari kulitnya, selain itu untuk
mematikan jamur-jamur kedelai yang mungkin tumbuh.
Pengupasan dilakukan secara mekanik, dengan metode
peremasan pada kulitnya. Untuk memisahkan kulit dengan
biji kedelai dengan menggunakan metode blower sentrifugal.

c) Pengeringan, Sortasi kualitas, dan Pengemasan

Pengeringan biji kedelai dilakukan secara mekanis hingga


kadar airnya mencapai 13% (SNI 01-3922-1995). Sortasi
dilakukan berdasarkan kualitas baik ukuran butir kedelai

Halaman I - 36
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

maupun tingkat kerusakan butir kedelai. Selanjutnya biji


kedelai kering dikemas.

8. Kegiatan Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang penting di dalam


sistem pengusahaan ini, karena merupakan output/ keluaran akhir
dari sistem. Pemasaran yang berjalan dengan baik akan
menyebabkan kelancaran kegiatan lainnya mulai dari pengolahan
lahan sampai proses pengolahan. Tujuan pemasaran adalah regional
di lingkup Papua Barat maupun lingkup nasional bahkan
internasional. Cara pemasarannya adalah dengan melakukan
kontrak jangka panjang dengan berbagai pihak sehingga dapat
diperoleh jaminan pasar yang baik.

Kehadiran PT BAPP diharapkan bisa sebagai mitra bagi masyarakat


di wilayah studi untuk membantu memasarkan tanaman pangan
yang merupakan program plasma atau program pemberdayaan
masyarakat.

Tabel 1.13. Rencana Pemasaran

PEMASARAN KOMODITI (TON) JUMLAH


TAHUN
Jagung Kedelai Singkong Kacang Tanah KOMULATIF (HA)
Ke -1 4.480 480 8.100 600 13.180
Ke -2 8.960 960 16.200 1.200 26.360
Ke -3 13.440 1.440 24.300 1.800 39.540
Ke -4 17.920 1.920 32.400 2.400 52.720
Ke -5 22.400 2.400 40.500 3.000 65.900
Dan seterusnya dengan berat panen yang stabil

Sumber : FS PT BAPP, 2015

9. Kegiatan Pendidikan

Kegiatan pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak,


Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Dengan tersedianya
fasilitas pendidikan diharapkan anak-anak usia sekolah
dilingkungan kebun dan juga anak-anak usia sekolah dari kampung-
kampung sekitar kebun dalam wilayah studi dapat melangsungkan
pendidikannya dengan baik. Mekanisme penyelenggaraan
pendidikan ini akan mengikuti peraturan yang berlaku, yaitu
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 060/U/2002
tentang Pedoman Pendirian Sekolah, atau peraturan lainnya yang
akan terbit dikemudian hari.

Halaman I - 37
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

10. Kegiatan Poliklinik Kebun

Kegiatan poliklinik kebun (Polibun) bertujuan untuk melakukan


pengobatan, perawatan dan kegiatan medis lainnya terhadap para
tenaga kerja. Polibun ini juga dapat dimanfaatkan untuk menolong
atau memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang tinggal
di sekitar kebun. Limbah-limbah klinik akan dikelola dengan baik
sehingga tidak mencemari lingkungan, diantaranya adalah
menyimpan sementara sampah-sampah ke Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3 (TPS Limba B3). Jenis-jenis sampah adalah
kemasan obat, jarum suntik dan benda tajam lainnya, obat dan
bahan kimia kadaluarsa, perban, botol infus, kertas, plastik, dan
lain-lainnya. Pengoperasian polibun akan berkonsultasi dan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, serta mengikuti prosedur
dan mekanisme yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 028/Menkes/Per/I/2011 Tentang Klinik. Pengelolaan limbah
polibun berpedoman kepada Peraturan Menteri LHK No. P.56 Tahun
2015.

11. Kegiatan Kemitraan Inti-Plasma

Dalam pola Inti-Plasma ini, perusahaan berperan sebagai INTI,


sedangkan petani-pekebun dan peserta lainnya berlaku sebagai
PLASMA.

Dari luas efektif 11.000 ha tersebut, luas kebun inti adalah 8.800
atau sebesar 80% dan 2.200 ha untuk plasma atau sebesar 20%.

Dalam pola kerjasama inti-plasma ini, maka aturan main utama


yang akan dilaksanakan adalah :

 Perusahaan INTI bertugas membangun kebun plasma, membina


kemampuan teknis budidaya dan manajemen para petani
plasma, juga akan membeli seluruh hasil perkebunan petani
plasma sesuai dengan ketentuan harga yang berlaku.

Harga hasil panen tanaman pangan lazimnya ditentukan dalam


Rapat Tim/Pokja Penentuan harga hasil panen yang terdiri dari
Asosiasi dan Dinas Intansi terkait.

 Petani PLASMA diharuskan untuk memelihara kebun plasma


sesuai dengan bimbingan teknis budidaya yang telah diberikan
oleh pihak inti, juga berkewajiban untuk menjual seluruh hasil
kebun plasma mereka kepada perusahaan inti.

Petani plasma diutamakan berasal petani pemilik ulayat dan


keluarganya. Lokasi kebun plasma, diupayakan pada areal yang
tidak berjauhan dengan lokasi pemukiman penduduk atau para
pemilik ulayat.

Halaman I - 38
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Jika terdapat PPL di wilayah studi maka akan diajak berkoordinasi


terutama terkait dengan pemberian penyuluhan program inti plasma.

1.3.4. Tahap Pasca Operasi

Tahap pasca operasi dalam pengertian ini adalah tahap dimana


perusahaan sudah tidak beroperasi kembali. Tidak beroperasinya
perusahaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
karena ada bencana alam, perusahaan pailit, atau karena ijin
beroperasinya sudah habis dan perusahaan tidak memperpanjang
kembali ijin masa beroperasinya.

Dalam kajian ini tidak beroperasinya kebun diasumsikan karena ijin


beroperasinya sudah habis dan tidak diperpanjang kembali.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
dan Hak Pakai Atas Tanah. Dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah
tersebut diatur Jangka Waktu Hak Guna Usaha, yaitu sebagai
berikut :

1. Hak Guna Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


diberikan jangka waktu paling lama tiga puluh tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu paling lama dua puluh lima
tahun

2. Sesudah jangka waktu Hak Guna Usaha dan perpanjangannya


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakhir, kepada
pemegang hak dapat diberikan pembaharuan Hak Guna Usaha
di atas tanah yang sama.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
dan Hak Pakai Atas Tanah, bahwa jangka waktu HGU adalah 30
tahun.

Untuk kepastian usaha budidaya tanaman pangan ini investor


(pemrakarsa) memerlukan kepastian usaha yang baik, dalam hal ini
maka status lahan harus jelas yaitu berupa HGU. Adapun
masyarakat tetap bisa melangsungkan kegiatan pertaniannya dalam
keterlibatanya sebagai anggota plasma.

Komponen kegiatan pada pasca operasi terdiri dari pemutusan


hubungan kerja, demobilisasi alat berat dan material serta
penyerahan asset ke pemerintah. Adapun uraian dari komponen
kegiatan tersebut adalah :

Halaman I - 39
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1. Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan, pengertian Pemutusan Hubungan Kerja
adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja/buruh dan pengusaha. Pada kasus ini pemutusan
hubungan kerja antara perusahaan dengan tenaga kerja yang
berasal dari penduduk setempat dan penduduk di lapangan
dilakukan karena hapusnya izin pengusahaan kebun karena jangka
waktu izin telah berakhir. Penanganan permasalahan PHK ini
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan serta
mekanisme teknis ketenagakerjaan yang berlaku.

2. Kegiatan Pengembalian Lahan

Apabila Hak Guna Usaha di hapus dan tidak dapat diperpanjang


atau diperbaharui, maka perusahaan menyerahkan tanah dan
tanaman yang ada di atas tanah bekas Hak Guna Usaha tersebut
kepada Negara dalam batas waktu yang telah ditetapkan oleh
Menteri. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
dan Hak Pakai Atas Tanah, maka pengaturan pengembalian lahan
ini diantaranya adalah sebagai berikut :

Pasal 12, ayat (1) butir :

g. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak


Guna Usaha kepada Negara sesudah Hak Guna Usaha
tersebut hapus.

h. Menyerahkan sertifikat Hak Guna Usaha yang telah hapus


kepada Kepala Kantor Pertanahan.

Pasal 18 :

(1) Apabila Hak Guna Usaha hapus dan tidak dapat


diperpanjang atau diperbaharui, bekas pemegang hak
wajib membongkar bangunan dan benda-benda yang ada
di atas dan menyerahkan tanah dan tanaman yang ada di
atas tanah bekas Hak Guna Usaha tersebut kepada
Negara dalam batas waktu yang telah ditetapkan oleh
Menteri.

(2) Apabila bangunan, tanaman dan benda-benda sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) masih diperlukan untuk melangsungkan
atau memulihkan pengusahaan tanahnya, maka kepada bekas
pemegang hak diberikan ganti rugi yang bentuk dan jumlahnya
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden

Halaman I - 40
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1.4. RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN DAMPAK PENTING


HIPOTETIK

Di dalam Kerangka Acuan (KA) telah diuraikan proses penentuan


dampak penting hipotetik (DPH), yang dimulai dari identifikasi
dampak potensial dan evaluasi dampak potensial menjadi dampak
penting hipotetik. Di dalam KA juga telah disampaikan batas
wilayah studi dan batas waktu kajian untuk masing-masing DPH.
Oleh karena terkait dengan proses pelingkupan telah diuraikan
secara rinci di dalam KA maka di dalam ANDAL ini hanya
disampaikan ringkasan proses pelingkupan dalam bentuk tabel
(matrik) sebagaimana diatur di dalam PermenLH Nomor 16 Tahun
2012 Lampiran 2.

Halaman I - 41
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 1.14. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 TAHAP PRA KONSTRUKSI

1) Kegiatan Sosialisasi
Rencana Kegiatan

(1) Dalam kegiatan Setelah ijin Sosial Timbulnya Pada deskripsi kegiatan terdapat Tidak DPH, -
sosialisasi rencana lingkungan terbit, budaya persepsi rencana pengelolaan yaitu setelah tetapi
kegiatan, disampaikan penyampaian masyarakat ijin lingkungan terbit, penyampaian masuk
kepada masyarakat /sosialisasi tentang /sosialisasi tentang rencana dalam RKL
bahwa perusahaan rencana kegiatan kegiatan investasi dan juga RPL
bermaksud melakukan investasi dan juga penyampaian tentang hak dan
usaha budidaya penyampaian tentang kewajiban antara perusahaan
tanaman pangan dan hak dan kewajiban (investor) selaku pemrakarsa
pabrik pengolahan antara perusahaan dengan masyarakat pemilik hak
berdasarkan Ijin Lokasi (investor) selaku ulayat. Penyampaian informasi ini
yang diterbitkan oleh pemrakarsa dengan mengacu kepada Undang-undang
Bupati Tambrauw masyarakat pemilik No. 14 Tahun 2008 tentang
sesuai Keputusan hak ulayat. Keterbukaan Informasi Publik.
Nomor: 521/296/2015 Penyampaian Dampak potensial ini tidak menjadi
tanggal 28 September informasi ini mengacu DPH. Walaupun tidak DPH, tetapi
2015 lokasi rencana kepada Undang- tetap akan dilakukan pengelolaan
kegiatan berada di undang No. 14 Tahun dan pemantauan lingkungan
Distrik Kebar dan 2008 tentang
Distrik Senopi, Keterbukaan
Kabupaten Tambrauw, Informasi Publik
Provinsi Papua Barat,

Halaman I - 42
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
dengan ± 19.368,77
Ha. Secara adat lokasi
lahan rencana usaha
budidaya tanaman
pangan berada di
dalam tanah ulayat,
sehingga kegiatan ini
berpotensi
menimbulkan persepsi
masyarakat

2) Kegiatan Pengadaan
Lahan

(1) Dalam pengadaan Belum ada Sosial Perubahan Pengadaan lahan untuk usaha DPH Kampung-
lahan perusahaan ekonomi pola budidaya tanaman pangan akan kampung
berpedoman kepada pengusahaa memberikan kekuatiran terhadap dalam batas
Ijin Lokasi yang n lahan masyarakat, yaitu terkait akan sosial kajian
diterbitkan oleh berubahnya penguasaan lahan dari ini.
Bupati Tambrauw masyarakat adat ke pemrakarsa
sesuai Keputusan (investor). maka dampak potensial
Nomor: ini menjadi dampak penting
521/296/2015 hipotetik
tanggal 28 September
2015 lokasi rencana
kegiatan berada di
Distrik Kebar dan
Distrik Senopi,
Kabupaten

Halaman I - 43
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
Tambrauw, Provinsi
Papua Barat, dengan
± 19.368,77 Ha.
Secara adat lokasi
lahan rencana usaha
budidaya tanaman
pangan berada di
dalam tanah ulayat,
sehingga kegiatan ini
berpotensi
menimbulkan
perubahan pola
penguasaan lahan

(2) Kegiatan pengadaan Belum ada Sosial Terjadinya kegiatan pengadaan lahan dapat Tidak DPH -
lahan. ekonomi Perubahan diartikan bahwa kegiatan usaha
Mata budidaya tanaman pangan akan
Sebagian masyarakat
Pencaharian merubah lahan yang saat ini
saat ini bermata
berupa hutan/semak belukar/
pencaharian sebagai
tanah kosong akan berubah ke
pencari hasil hutan
pemanfaatan lain yani usaha
bukan kayu. Jika
budidaya tanaman pangan.
proses pengadaan
Dalam kegiatan pengadaan lahan
lahan sudah selesai,
hanya akan terjadi perubahan
maka kebebasan
status penguasaan lahan, dan
masyarakat untuk
belum terdapat perubahan fisik
mencari hasil hutan
lapangan sehingga masyarakat
bukan kayu tersebut
masih bisa melakukan aktivitas
akan terbatas,
mencari hasil hutan bukan kayu

Halaman I - 44
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
sehingga kegiatan seperti biasanya. Terkait dengan
pengadaan lahan uraian tersebut maka dampak
berpotensi potensial yang ditimbulkan tidak
menimbulkan menjadi dampak penting hipotetik
perubahan mata
pencaharian
masyarakat di wilayah
studi

(3) Dalam kegiatan Belum ada Sosial Bertambahny peningkatan pendapatan dari hasil DPH Kampung-
pengadaan lahan akan ekonomi a Pendapatan kompensasi akan merubah kampung
ada kompensasi Masyarakat perekonomian rumah tangga maka dalam batas
dampak potensial yang ditimbulkan sosial kajian
Dengan adanya
menjadi dampak penting hipotetik ini.
kompensasi maka
pendapatan akan
bertambah

(4) Dalam kegiatan Belum ada Sosial Timbulnya Sumber dampak adalah DPH Kampung-
pengadaan lahan akan budaya Persepsi peningkatan pendapatan dalam kampung
ada kompensasi yang Masyarakat pengadaan lahan, sehingga dalam batas
akan meningkatakan persepsi positif akan terbangun. sosial kajian
pendapatan. Dampak potensial ini menjadi ini.
dampak penting hipotetik
Peningkatan
pendapatan dari hasil
kompensasi tanah
ulayat akan
menimbulkan persepsi

Halaman I - 45
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
yang positif

3) Kegiatan Pengadaan
Tenaga Kerja

(1) Pengadaan tenaga Pemberian upah tidak Sosial Bertambahny Adanya kesempatan kerja bagi DPH Kampung-
kerja dimaksudkan kurang dari UMP ekonomi a masyarakat setempat adalah kampung
untuk memenuhi tahun berjalan Kesempatan harapan utama mereka meskipun dalam batas
kebutuhan di kebun Kerja masyarakat menyadari bahwa sosial kajian
maupun di pabrik, dan kesempatan tersebut tidaklah ini.
dari statusnya ada mudah untuk dimanfaatkan. Jika
yang bersifat tenaga kesempatan ini hanya
tetap dan tenaga tidak dimanfaatkan oleh warga
tetap. . pendatang maka kehadiran
perusahaan berpotensi
menimbulkan persoalan
kecemburuan sosial. Dampak ini
dihipotesa sebagai dampak penting
hipotetik

(2) Di dalam kegiatan Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini berpotensi DPH Kampung-
pengadaan tenaga ekonomi a Pendapatan menimbulkan dampak lanjutan kampung
kerja akan Masyarakat berupa persepsi dan sikap dalam batas
memprioritaskan masyarakat. Seberapa besar nilai sosial kajian
penduduk lokal. Jika pendapatan dan jumlah rumah ini.
masyarakat di wilayah tangga yang terkena dampak dan
studi diterima menjadi berapa nilai bertambahnya
karyawan perusahaan, pendapatan perlu mendapat kajian

Halaman I - 46
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
maka akan berpotensi secara mendalam. Oleh sebab itu,
menimbulkan dampak dampak ini dihipotesa sebagai
bertambahnya dampak penting (DPH)
pendapatan
masyarakat, yang
berasal dari upah

(3) Di dalam pengadaan Pemberian upah Sosial Timbulnya Persepsi masyarakat akan sangat DPH Kampung-
tenaga kerja akan mengacu pada UMP budaya Persepsi ditentukan oleh jumlah tenaga kampung
memprioritaskan yang berlaku Masyarakat kerja lokal yang diterima bekerja dalam batas
penduduk lokal di dan juga besarnya maupun sosial kajian
wilayah studi, sehingga keteraturan pemberian upah/gaji. ini.
sehingga pendapatan Dampak yang timbul akan
sebagian masyarakat menentukan kelancaran pada
akan bertambah kegiatan selanjutnya. Oleh karena
karena akan mendapat itu dampak ini merupakan dampak
upah dalam statusnya penting hipotetik
sebagai karyawan
perusahaan.
Bertambahnya
pendapatan ini
kemudian berpotensi
untuk menimbulkan
persepsi masyarakat

Halaman I - 47
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

2. TAHAP KONSTRUKSI

1) Kegiatan Mobilisasi
Peralatan Dan
Material

Kegiatan mobilisasi melakukan mobilisasi Sosial Timbulnya Dengan dilakukannya mobilisasi Tidak DPH, -
peralatan dan material melalui jalan darat budaya Persepsi jalan darat yang sudah ada (tidak tetapi
akan mendatangkan yang saat ini sudah Masyarakat membuat jalan baru di tanah masuk
sejumlah alat berat, ada dari Manokwari ulayat) maka diprakirakan tidak dalam RKL
kendaraan roda empat, ke lokasi proyek menimbulkan kekuatiran RPL
bahan material masyarakat terhadap tanah ulayat.
bangunan dan lain- Dampak potensial ini tidak menjadi
lain, dimana dalam DPH. Walaupun tidak DPH, tetapi
prosesnya akan tetap akan dilakukan pengelolaan
menggunakan jalur dan pemantauan lingkungan
darat untuk sampai ke
lokasi kebun. Jika di
dalam kegiatan ini
tidak dilakukan
koordinasi yang baik
dengan masyarakat
adat, maka akan
berpotensi
menimbulkan persepsi
masyarakat.

Halaman I - 48
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

2) Kegiatan Pembukaan
Lahan

(1) Rencana kegiatan Belum ada Fisik Perubahan Suhu udara akan bervariasi DPH Blok tanam
pembukaan lahan Suhu perubahannya karena hilangnya pada batas
melakukan konversi penutup lahan, sehingga dampak proyek
lahan yang secara ini penting hipotetik
ekologi ditumbuhi oleh
vegetasi alam dengan
suhu udara yang
stabil, sehingga jika
dilakukan pembukaan
lahan akan merubah
suhu terutama di
dalam blok rencana
tanam.

(2) Kegiatan pembukaan Belum ada Fisik Peningkatan kegiatan pembukaan lahan akan DPH blok tanam
lahan akan aliran meningkatkan nilai C yang menjadi pada batas
menghilangkan permukaan salah satu faktor besarnya aliran proyek
vegetasi yang ada di permukaan. Dampak yang
dalam blok tanam, ditimbulkan akan berpotensi
sedangkan fungsi menimbulkan dampak turunan
vegetasi adalah sebagai diberbagai komponen lingkungan,
salah satu penentu sehingga dampak potensial ini
besarnya aliran menjadi dampak penting hipotetik
permukaan. Asdak, DPH
1995 menyebutkan

Halaman I - 49
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
bahwa salah satu
faktor yang
mempengaruhi
besarnya aliran
permukaan adalah
nilai C yang nilainya
berbeda-beda sesuai
dengan tataguna lahan
(penutupan lahan)

(3) Kegiatan pembukaan Belum ada Fisik Peningkatan Sumber dampak adalah DPH Blok tanam
lahan berdampak Erosi Tanah peningkatan aliran permukaan, pada batas
primer meningkatkan sedangkan aliran permukaan proyek
aliran permukaan. Sifat menjadi dampak penting hipotetik
aliran permukaan sehingga dampak erosi menjadi
seperti jumlah atau DPH
volume, laju atau
kecepatan, dan gejolak
aliran permukaan
menentukan
kemampuannya dalam
menimbulkan erosi
(Asdak, 1995)

Belum ada Fisik Penurunan Sumber dampak adalah DPH Blok tanam
kesuburan peningkatan erosi, sedangkan erosi pada batas
tanah menjadi dampak penting hipotetik proyek
sehingga dampak penurunan

Halaman I - 50
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
kesuburan tanah menjadi DPH

(6) Pembukaan lahan akan Belum ada Fisik Kimia Penurunan Merupakan dampak lanjutan dari DPH Sungai sungai
merubah penutupan kualitas air peningkatan beban sedimen, di dalam
lahan dari semula permukaan sehingga menjadi DPH wilayah studi
bervegetasi hutan
menjadi lahan
pertanian, yang akan
menyebabkan
terjadinya erosi,
meningkatkan dan
selanjutnya akan
menurunkan kualitas
air permukaan

(7) Rencana pembukaan Tidak melakukan Fisik Tergangguny Pengelolaan mata air sudah Tidak DPH, -
lahan akan pembukaan lahan a mata air direncanakan di dalam deskripsi tetapi tetap
menghilangkan pada radius 100 m kegiatan, sehingga dampak ini dikelola dan
vegetasi di dalam dari titik mata air tidak menjadi DPH. Walaupun dipantau
rencana blok tanam. tidak menjadi DPH, tetapi dampak (masuk RKL
Vegetasi mempunyai ini tetap dokelola dan dipantau, RPL)
akar yang peran dan dimasukkan di dalam RKL RPL
mampu untuk
membuat pori-pori
tanah menjadi terbuka
bagi transportasi air
hujan menuju lapisan
tanah bawah, sehingga
kegiatan pembukaan

Halaman I - 51
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
lahan akan berdampak
kepada mata air

(8) Dalam kegiatan Belum ada Biologi Penurunan Walaupun pembukaan lahan tidak DPH Seluruh blok
pembukaan lahan akan Keragaman dilakukan di dalam kawasan tanam
menghilangkan seluruh Vegetasi lindung, tetapi secara mendasar
vegetasi alam yang kegiatan ini akan menghilangkan
akan dikonversi seluruh vegetasi di dalam blok
menjadi tanaman tanam, sehinga menjadi DPH
pangan, sehingga
kegiatan ini berpotensi
menimbulkan dampak
penurunan keragaman
jenis vegetasi

(9) Rencana pembukaan Melakukan Biologi Penurunan Masyarakat yang tinggal di sekitar Tidak DPH, -
lahan berpotensi pembukaan lahan Keberadaan hutan biasanya memiliki mata tetapi
menimbulkan dampak pada areal efektif, dan Hasil hutan pencaharian mengumpulkan hasil masuk
penurunan keberadaan bukan di areal bukan kayu hutan. Pada deskripsi kegiatan dalam RKL
hasil hutan bukan kawasan lindung. telah dicantumkan pengelolaannya RPL
kayu di wilayah studi Tidak melakukan yaitu melakukan pembukaan lahan
pembukaan lahan pada areal efektif, dan bukan di
pada lahan-lahan areal kawasan lindung. Tidak
yang merupakan melakukan pembukaan lahan pada
potensial penghasil lahan-lahan yang merupakan
hasil hutan bukan potensial penghasil hasil hutan
kayu bukan kayu. Dampak potensial ini
tidak menjadi DPH. Walaupun
tidak DPH, tetapi tetap akan

Halaman I - 52
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
dilakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan

(10) Pembukaan lahan ini Belum ada Biologi Penurunan Pembukaan lahan akan merubah DPH Blok yang
akan membersihkan Keberadaan secara mendasar terhadap dibuka (land
vegetasi dimana fungsi Satwa Liar keberadaan satwa liar karena clearing).
vegetasi merupakan habitatnya terganggu, sehingga
habitat bagi satwa liar. menjadi DPH
Jika habitat terganggu
maka berpotensi
timbulnya dampak
penurunan keberadaan
jenis satwa liar

(11) Pembukaan lahan ini Belum ada Biologi Penurunan pembukaan lahan akan merubah DPH Blok yang
akan membersihkan keberadaan secara mendasar terhadap dibuka (land
vegetasi di dalam blok satwa liar keberadaan satwa liar karena clearing)
tanam, dimana fungsi habitatnya terganggu, sehingga
vegetasi secara umum menjadi DPH
merupakan habitat
bagi satwa liar. Jika
habitat terganggu
maka berpotensi
timbulnya dampak
penurunan keberadaan
jenis satwa liar

(12) Dalam pembukaan Belum ada Biologi Penurunan Merupakan dampak lanjutan dari DPH Sungai sungai

Halaman I - 53
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
lahan akan berdampak keragaman penurunan kualitas air, sehingga di dalam
kepada penurunan biota air menjadi DPH wilayah studi
kualtias air. Jika
kualitas air permukaan
menurun maka daya
dukung air akan
menurun untuk
menopang kehidupan
biota air, sehingga
keragaman biota air
akan menurun.

(13) Pada kegiatan Belum ada Sosial Perubahan Perubahan mata pencaharian ini DPH Kampung-
pembukaan lahan akan ekonomi jenis mata secara mendasar akan merubah kampung
terjadi pembersihan pencaharian perekomian masyarakat, dan dalam batas
vegetasi dan juga bersifat permanen, sehingga sosial kajian
sumber daya hutan dampak potensial ini menjadi ini.
yang ada di dalamnya, dampak penting hipotetik
dimana saat ini ada
penduduk
menggantungkan mata
pencaharian dari hasil
hutan. Jika kegiatan
pembukaan lahan
sudah dilaksanakan
maka akan terjadi
perubahan jenis mata
pencaharian
masyarakat dari

Halaman I - 54
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
semula sebagai pencari
hasil hutan menjadi
jenis mata pencaharian
yang lain

(14) Untuk memudahkan Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini mempunyai DPH Kampung-
di dalam pengaturan ekonomi a karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
kerja pembukaan kesempatan arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
lahan perusahaan berusaha mampu untuk memanfaatkan sosial kajian
menggunakan jasa kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
kontraktor, sehingga jika bisa diambil oleh masyarakat
kegiatan pembukaan yang mempunyai jiwa wirausaha,
lahan ini berpotensi tanggungjawab, punya modal dan
menimbulkan dampak juga punya pengalaman, sehingga
bertambahnya dampak potensial ini menjadi
kesempatan berusaha dampak penting hipotetik
bagi masyarakat di
wilayah studi

(15) Merupakan dampak Belum ada Sosial Peningkatan Dampak ini bisa merubah secara DPH Kampung-
lanjutan dari ekonomi pendapatan baik pendapatan masyarakat, kampung
bertambahnya masyarakat sehingga merupakan DPH dalam batas
kesempatan berusaha. sosial kajian
Kesempatan berusaha ini.
yang bisa
dimanfaatkan oleh
masyarakat lokal akan
meningkatkan
pendapatan

Halaman I - 55
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
masyarakat

(16) Jika dalam pembukaan Dalam melakukan Sosial Tergangguny Di dalam deskripsi kegiatan telah Tidak DPH, -
lahan tidak dilakukan pembukaan lahan budaya a tempat dicantumkan rencana pengelolaan. tetapi
koordinasi dengan dilakukan koordinasi keramat Dampak potensial ini tidak menjadi masuk
masyarakat adat, maka dengan masyarakat DPH. Walaupun tidak DPH, tetapi dalam RKL
berpeluang untuk adat, sehingga tetap akan dilakukan pengelolaan RPL
mengganggu tempat tempat-tempat dan pemantauan lingkungan
keramat keramat akan
diketahui dan tidak
dilakukan
pembukaan lahan

(17) Jika dalam kegiatan Dalam melakukan Sosial Tergangguny Perusahaan tidak mengganggu Tidak DPH, -
pembukaan lahan pembukaan lahan a pemukiman pemukiman saat melakukan tetapi
tidak berkoordinasi berkoordinasi dengan pembukaan lahan. Dampak masuk
dengan pemerintah masyarakat, kepala potensial ini tidak menjadi DPH. dalam RKL
Kampung, akan kampung, ketua adat Walaupun tidak DPH, tetapi tetap RPL
berpotensi mengganggu dan tokoh masyarakat akan dilakukan pengelolaan dan
pemukiman penduduk. sehingga batas-batas pemantauan lingkungan
pemukiman tidak
terkena kegiatan
pembukaan lahan

(18) Persepsi masyarakat Belum ada Sosial Timbulnya persepsi positf akan memberikan DPH Kampung-
akan baik dengan budaya persepsi situasi yang kondusif sehingga kampung
kegiatan pembukaan masyarakat melancarkan jalannya kegiatan/ dalam batas
lahan yang diawali usaha di wilayah studi, sehingga sosial kajian

Halaman I - 56
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
dengan musayarakat merupakan DPH ini.
adat dan pemberian
kompensasi.

(19) Prevalensi penyakit Belum ada Kesehatan Peningkatan penurunan kualitas air permukaan Tidak DPH -
akan timbul sebagai masyarakat prevalensi diprakirakan berupa tingginya
dampak lanjutan dari penyakit kadar TSS akibat beban sedimen,
penurunan kualitas air namun dampak ini akan
permukaan berlangsung saat musim hujan
saja, sehingga dampak potensial ini
tidak menjadi dampak penting
hipotetik

3) Kegiatan
Pembangunan Sarana
Dan Prasarana

(1) Untuk memudahkan Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini mempunyai DPH Kampung-
pengaturan kerja ekonomi a karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
dalam kegiatan kesempatan arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
oembangunan sarana berusaha mampu untuk memanfaatkan sosial kajian
dan prasarana, kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
perusahaan hanya bisa diambil oleh
menggunakan jasa masyarakat yang mempunyai jiwa
kontraktor atau wirausaha, tanggungjawab, punya
pemborong modal dan juga punya pengalaman.
pembangunan sarana Walaupun sifatnya ekslusif dampak
dan prasarana, ini memberikan stimulasi

Halaman I - 57
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
sehingga kegiatan ini timbulnya usaha-usaha yang lain
berpotensi bagi masyarakat Papua Barat,
menimbulkan dampak sehingga dampak potensial ini
bertambahnya menjadi dampak penting hipotetik
kesempatan berusaha
bagi masyarakat

(2) Jika kesempatan Belum ada Sosial Bertambahny dampak ini mempunyai DPH Kampung-
berusaha dapat diambil ekonomi a pendapatan karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
oleh kontraktor lokal masyarakat arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
maka, berpotensi mampu untuk memanfaatkan sosial kajian
menimbulkan dampak kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
peningkatan jika bisa diambil oleh masyarakat
pendapatan yang mempunyai jiwa wirausaha,
masyarakat tanggungjawab, punya modal dan
juga punya pengalaman, sehingga
dampak potensial ini menjadi
dampak penting hipotetik

(3) Dengan mengikuti Belum ada Sosial Peningkatan saat ini kondisi aksessibilitas di DPH Kampung-
peraturan keselamatan ekonomi aksessibilitas wilayah studi masih kurang baik, kampung
berlalu lintas di jalan sehingga dengan dibangunnya dalam batas
kebun, masyarakat sarana dan prasarana terutama sosial kajian
dapat memanfaatkan pembangunan jalan kebun akan ini.
jalan kebun untuk memberikan dampak yang positif
menuju wilayah lain terhadap peningkatan
yang terhubung oleh aksessibilitas Kampung-kampung

Halaman I - 58
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
jalan yang dibangun di sekitar usaha budidaya. Dengan
oleh perusahan. terbukanya akses maka akan
Sehubungan dengan mendorong peningkatan
rencana kegiatan perekonomian masyarakat
tersebut maka setempat, sehingga merupakan
berpotensi timbulnya dampak penting hipotetik
dampak bertambahnya
aksessibilitas

(4) Di dalam Belum ada Sosial Timbulnya Persepsi adalah dampak turunan DPH Kampung-
pembangunan sarana budaya persepsi dari dampak peningkatan kampung
dan prasarana akan masyarakat aksessibilitas wilayah. Keberadaan dalam batas
berdampak kepada jalan kebun akan mempermudah sosial kajian
peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan ini.
aksesibilitas. Jika berdampak positif pada persepsi
aksessibiltas baik dan sikap masyarakat, berdampak
maka akan timbul kepada komponen lainnya,
persepsi masyarakat sehingga dampak potensial ini
menjadi dampak penting hipotetik.

4) Kegiatan
Pembangunan
Pengolah Hasil

(1) Untuk memudahkan di Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini mempunyai DPH Kampung-
dalam pengaturan ekonomi a karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
kerja dalam kesempatan arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
pembangunan unit berusaha mampu untuk memanfaatkan sosial kajian

Halaman I - 59
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
pengolah hasil, kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
perusahaan hanya bisa diambil oleh
menggunakan jasa masyarakat yang mempunyai jiwa
kontraktor atau wirausaha, tanggungjawab, punya
pemborong sehingga modal dan juga punya pengalaman.
kegiatan ini berpotensi Walaupun sifatnya ekslusif dampak
menimbulkan dampak ini memberikan stimulasi
bertambahnya timbulnya usaha-usaha yang lain
kesempatan berusaha bagi masyarakat Papua Barat,
bagi masyarakat di sehingga dampak potensial ini
wilayah studi menjadi dampak penting hipotetik

(2) Jika kesempatan Belum ada Sosial Betambahny Kesempatan berusaha yang dapat DPH Kampung-
berusaha dapat diambil ekonomi a pendapatan diambil oleh masyarakat akan kampung
oleh kontraktor lokal masyarakat menambah pendapatannya, dalam batas
maka, berpotensi sehingga dampak potensial ini sosial kajian
menimbulkan dampak menjadi dampak penting hipotetik ini.
bertambahnya
pendapatan
masyarakat

(3) Jika pendapatan naik Belum ada Sosial Timbulnya Peningkatan pendapatan akan DPH Kampung-
maka akan timbul budaya persepsi memberikan persepsi yang baik kampung
persepsi masyarakat masyarakat kepada masyarakat, sehingga dalam batas
merupakan dampak penting sosial kajian
hipotetik ini.

Halaman I - 60
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

3 TAHAP OPERASI

1) Kegiatan Pengolahan
Lahan

(1) Rencana kegiatan Untuk mitigasi Fisik Perubahan Di dalam deskripsi kegiatan telah Tidak DPH -
pengolahan lahan perubahan suhu suhu udara disampaikan upaya pengaturan
melakukan konversi udara di dalam tapak suhu. Dampak potensial ini tidak
lahan yang secara proyek, maka segera menjadi DPH.
ekologi ditumbuhi oleh melakukan
vegetasi budidaya penanaman penutup
tanaman pangan tanah agar suhu tetap
dengan kondisi suhu stabil
udara yang relaif stabil,
sehingga jika
dilakukan pengolahan
lahan akan merubah
suhu udara terutama
di dalam blok rencana
tanam tersebut. Hal
tersebut sesuai dengan
yang dikemukan oleh
Bayong 2004, bahwa
fungsi vegetasi adalah
sebagai pengatur
keseimbangan suhu
udara yang merupakan
bagian dari iklim

Halaman I - 61
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
mikro.

(2) Pengolahan lahan akan Penanaman penutup Fisik Peningkatan Lahan di blok tanam secara umum Tidak DPH, -
menghilangkan lahan bisa bermanfaat alairan datar sehingga peningkatan aliran tetapi
vegetasi yang ada di untuk mencegah permukaan permukaan akan minimal. Di masuk
dalam blok tanam, timbulnya aliran dalam deskripsi kegiatan telah dalam RKL
sedangkan fungsi permukaan yang disampakan rencana pengelolaan RPL
vegetasi adalah sebagai tinggi dan mencegah yaitu penanaman penutup lahan
salah satu penentu terjadinya erosi sehingga bermanfaat untuk
besarnya aliran mencegah timbulnya aliran
permukaan. Asdak, permukaan yang tinggi dan
1995 menyebutkan mencegah terjadinya erosi.
bahwa salah satu Dampak potensial ini tidak menjadi
faktor yang DPH. Walaupun tidak DPH, tetapi
mempengaruhi tetap akan dilakukan pengelolaan
besarnya aliran dan pemantauan lingkungan
permukaan adalah
nilai C yang nilainya
berbeda-beda sesuai
dengan penutupan
lahan.

(3) Pada kegiatan Penanaman penutup Fisik Peningkatan Pada kegiatan pengolahan lahan DPH Batas Proyek
pengolahan lahan akan lahan bisa erosi tanah akan melakukan pembongkaran yaitu dalam
berdampak kepada bermanfaat untuk agregat tanah sehingga akan blok tanaman
peningkatan aliran mencegah timbulnya memudahkan limpasan air hujan
permukaan. Sifat aliran aliran permukaan mengangkut butir-butir tanah yang
permukaan seperti yang tinggi dan berupa erosi.
jumlah atau volume, mencegah terjadinya

Halaman I - 62
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
laju atau kecepatan, erosi
dan gejolak aliran
permukaan
menentukan
kemampuannya dalam
menimbulkan erosi
(Asdak, 1995)

(4) Berdasarkan Asdak, Dilakukan Fisik kimia Penurunan Di dalam deskripsi kegiatan telah Tidak DPH, -
1995 bahwa pengelolaan terhadap kualitas air disampakan rencana pengelolaan tetapi
pembukaan lahan akan sumber dampak permukaan yaitu penanaman penutup lahan masuk
merubah penutupan awalnya yaitu sehingga bermanfaat untuk dalam RKL
lahan dari semula peningkatan aliran mencegah timbulnya aliran RPL
bervegetasi budidaya permukaan, erosi dan permukaan yang tinggi dan
tanaman pangan beban sedimen mencegah terjadinya erosi, beban
menjadi lahan terbuka, sedimen dan penurunan kualitas
yang akan air permukaan bisa diminimalkan.
menyebabkan Dampak potensial ini tidak menjadi
terjadinya erosi, DPH. Walaupun tidak DPH, tetapi
meningkatkan beban tetap akan dilakukan pengelolaan
sedimen, dan dan pemantauan lingkungan
selanjutnya akan
meningkatkan beban
sedimen di dalam
badan air, sehingga
kualitas air permukaan
akan menurun

Halaman I - 63
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

(5) Jika kualitas air Penanaman penutup Biologi Penurunan Di dalam deskripsi kegiatan telah Tidak DPH, -
permukaan menurun lahan sehingga keragaman disampakan rencana pengelolaan tetapi
maka daya dukung air bermanfaat untuk biota air yaitu penanaman penutup lahan masuk
akan menurun untuk mencegah timbulnya sehingga bermanfaat untuk dalam RKL
menopang kehidupan aliran permukaan mencegah timbulnya aliran RPL
biota air, sehingga yang tinggi dan permukaan yang tinggi dan
keragaman biota air mencegah terjadinya mencegah terjadinya erosi, beban
akan menurun. erosi, beban sedimen sedimen dan penurunan kualitas
Komposisi jenis dan mencegah air permukaan bisa diminimalkan
phitoplankton di penurunan kualitas agar keragaman biota air tetap
perairan dipengaruhi air sehingga baik. Dampak potensial ini tidak
oleh tingkat kesuburan keragaman biota air menjadi DPH. Walaupun tidak
perairan (IETC 1999) tetap baik DPH, tetapi tetap akan dilakukan
kondisi ini dapat pengelolaan dan pemantauan
mempengaruhi potensi lingkungan
sumber pakan ikan di
perairan

(6) Untuk memudahkan di Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini mempunyai DPH Kampung-
dalam pengaturan ekonomi a karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
kerja pengolahan lahan kesempatan arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
perusahaan berusaha mampu untuk memanfaatkan sosial kajian
menggunakan jasa kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
kontraktor, sehingga bisa diambil oleh masyarakat yang
kegiatan ini mempunyai jiwa wirausaha,
merupakan tanggungjawab, punya modal dan
kesempatan berusaha juga punya pengalaman, sehingga
bagi masyarakat dampak potensial ini menjadi

Halaman I - 64
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
dampak penting hipotetik

(7) Jika kesempatan Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini mempunyai DPH Kampung-
berusaha dapat diambil ekonomi a pendapatan karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
oleh kontraktor lokal masyarakat arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
maka dari sisi kinerja mampu untuk memanfaatkan sosial kajian
pendapatan akan kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
meningkat jika bisa diambil oleh masyarakat
yang mempunyai jiwa wirausaha,
tanggungjawab, punya modal dan
juga punya pengalaman maka akan
timbul usaha baru dan karyawan
yang digunannya akan meningkat
pendapatannya, sehingga dampak
potensial ini menjadi dampak
penting hipotetik

(8) Pada kegiatan Belum ada Kesehatan Bertambahny Penurunan kualitas air permukaan Tidak DPH -
pengolahan lahan akan masyarakat a prevalensi diprakirakan berupa tingginya
bedampak kepada penyakit kadar TSS akibat beban sedimen,
penurunan kualitas namun dampak ini akan
air. Prevalensi penyakit berlangsung saat musim hujan
akan timbul sebagai saja, sehingga dampak potensial ini
dampak lanjutan dari tidak menjadi dampak penting
penurunan kualitas air hipotetik
permukaan

(9) Jika pendapatan Belum ada Sosial Timbulnya Persepsi masyarakat akan sangat DPH Kampung-

Halaman I - 65
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
masyarakat meningkat budaya persepsi ditentukan oleh seberapa besar kampung
maka akan masyarakat nilai pendapatan yang hilang dan dalam batas
menimbulkan persepsi seberapa besar kemampuan rumah sosial kajian
masyarakat tangga untuk mendapatkan ini.
pekerjaan pengganti. Hal ini
penting terutama pada masa-masa
menunggu hingga tanaman
tanaman pangan program plasma
menghasilkan. Jika pekerjaan
pengganti tidak mampu menutupi
kehilangan pendapatan tersebut
maka potensial akan timbul
persepsi negatif terhadap
perusahaan. Oleh karena itu
dampak ini merupakan dampak
penting hipotetik.

2) Kegiatan Penananam

(1) Untuk memudahkan di Belum ada Sosial Bertambahny Evaluasi dampak potensial adalah DPH Kampung-
dalam pengaturan ekonomi a : dampak ini mempunyai kampung
kerja pada kegiatan kesempatan karakteristik yang ekslusif, dalam dalam batas
penanaman berusaha arti bahwa tidak semua sosial kajian
perusahaan masyarakat mampu untuk ini.
menggunakan jasa memanfaatkan kesempatan
kontraktor atau berusaha ini, tetapi hanya bisa
pemborong penanaman diambil oleh masyarakat yang
sehingga kegiatan ini mempunyai jiwa wirausaha,
merupakan tanggungjawab, punya modal dan

Halaman I - 66
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
kesempatan berusaha juga punya pengalaman. Tetapi
bagi masyarakat di untuk kegiatan penanaman ini
wilayah studi secara budaya telah dimiliki oleh
masyarakat di wilayah studi, dan
diprakirakan kesempatan
berusaha ini akan dapat
dimanfaatkan oleh kontraktor
lokal, sehingga dampak potensial
ini menjadi dampak penting
hipotetik.

(2) Jika kesempatan Belum ada Sosial Bertambahny Bertambahnya pendapatan akan DPH Kampung-
berusaha kegiatan ekonomi a pendapatan berlangsung lama yaitu tahun 2017 kampung
penanaman dapat masyarakat sampai tahun 2095, dan dalam batas
diambil oleh kontraktor merupakan alternatif bagi sosial kajian
lokal maka dari sisi masyarakat untuk ini.
kinerja pendapatan memanfaatkannya setelah
akan meningkat kehilangan mata pencaharian
sebagai pencari hasil hutan bukan
kayu, sehingga dampak potensial
ini menjadi dampak penting
hipotetik

(3) Jika kesempatan Belum ada Sosial Timbulnya Persepsi masyarakat yang timbul DPH Kampung-
berusaha pada budaya persepsi akibat kegiatan penanaman ini kampung
kegiatan penanaman masyarakat penting artinya bagi kelangsungan dalam batas
dapat diambil oleh atau kelancaran kegiatan usaha sosial kajian
kontraktor lokal maka budidaya tanaman pangan pada ini.
dari sisi kinerja tahap berikutnya, sehingga dampak

Halaman I - 67
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
pendapatan akan potensial ini menjadi dampak
meningkat dan akan penting hipotetik
berdampak kepada
timbulnya persepsi
masyarakat

3) Kegiatan
Pemeliharaan
Tanaman

(1) Pada kegiatan belum ada Fisik kimia Penurunan Secara ekologi dampak ini akan DPH Sungai-sungai
pemeliharaan tanaman kualitas air berlanjut kepada penurunan yang ada di
ada penggunaan permukaan keragaman biota air sehingga dalam batas
herbisida dan juga dampak ini disimpulkan sebagai ekologi kajian
pupuk-pupuk dampak penting hipotetik ini
anroganik merupakan
potensi timbulnya
penurunan kualitas air

(2) Pada kegiatan Belum ada Biologi Penurunan Dampak ini dihipotesis penting DPH Sungai-sungai
pemeliharaan tanaman keragaman untuk dikaji lebih lanjut karena yang ada di
akan berdampak biota air biota air seperti ikan dan dalam batas
kepada penurunan habitatnya masih menjadi salah ekologi kajian
kualitas air permukaan satu pendukung kebutuhan ini
yang berlanjut kepada kehidupan sebagian masyarakat di
penurunan keragaman wilayah studi, sehingga merupakan
biota air. dampak penting hipotetik

Halaman I - 68
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

(3) Pada kegiatan Belum ada Fisik kima Peningkaan Dampak ini akan terjadi terus DPH Blok tanam
pemeliharaan kesuburan menerus, sehingga merupakan
digunakan pupuk, baik tanah dampak penting hipotetik
pupuk organik
maupun pupuk
anorganik, sehingga
bisa meningkatkan
kesuburan tanah.

(4) Untuk memudahkan di Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini berkarakteristik yang DPH Sungai-sungai
dalam pengaturan ekonomi a ekslusif, dalam arti bahwa tidak yang ada di
kerja perusahaan kesempatan semua masyarakat mampu untuk dalam batas
menggunakan jasa berusaha memanfaatkan kesempatan ekologi kajian
kontraktor atau berusaha ini, tetapi hanya bisa ini
pemborong diambil oleh masyarakat yang
pemeliharaan sehingga mempunyai jiwa wirausaha,
kegiatan ini tanggungjawab, punya modal dan
merupakan juga punya pengalaman. Tetapi
kesempatan berusaha untuk kegiatan pemeliharaan ini
bagi masyarakat di mudah dipelajari, secara budaya
wilayah studi telah dimiliki oleh masyarakat di
wilayah studi, dan kesempatan
berusaha ini akan dapat
dimanfaatkan oleh kontraktor
lokal, sehingga dampak potensial
ini menjadi dampak penting
hipotetik

Halaman I - 69
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

(5) Jika kesempatan Belum ada Sosial Bertambahny bertambahnya pendapatan akan DPH Sungai-sungai
berusaha dapat diambil ekonomi a pendapatan berlangsung lama yaitu tahun 2017 yang ada di
oleh kontraktor lokal masyarakat sampai tahun 2095, dan dalam batas
maka dari sisi kinerja merupakan alternatif bagi ekologi kajian
pendapatan akan masyarakat untuk ini
meningkat memanfaatkannya setelah
kehilangan mata pencaharian
sebagai pencari hasil hutan bukan
kayu, sehingga dampak potensial
ini menjadi dampak penting
hipotetik

(6) Pada kegiatan Belum ada Kesehatan Peningkatan Sumber dampak ini adalah penting DPH Kampung-
pemeliharaan akan masyarakat prevalensi hipotetik, sehingga dampak kampung
berpotensi berdampak penyakit potensial ini menjadi dampak dalam batas
penurunan kualitas air penting hipotetik sosial kajian
permukaan, dampak ini.
lanjutannya
bertambahnya
prevalensi penyakit,
terutama di
pemukiman
masyarakat di bagian
hilir sungai

(7) Kegiatan pemeliharaan Belum ada Sosial Timbulnya Kegiatan pemeliharaan tanaman DPH Kampung-
jika timbul dampak budaya persepsi diprakirakan akan berdampak kampung
penurunan kualitas air terhadap bertambahnya dalam batas

Halaman I - 70
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
dan prevelensi masyarakat kesempatan berusaha, sehingga sosial kajian
penyakit, maka dampak potensial ini menjadi ini.
dampak timbulnya dampak penting hipotetik
persepsi masyaraakat.

4) Kegiatan Pemanenan

(1) Untuk memudahkan di Belum ada Sosial Bertambahny Dampak ini mempunyai DPH Kampung-
dalam pengaturan ekonomi a karakteristik yang ekslusif, dalam kampung
kerja kegiatan kesempatan arti bahwa tidak semua masyarakat dalam batas
pemanenan, berusaha mampu untuk memanfaatkan sosial kajian
perusahaan kesempatan berusaha ini, tetapi ini.
menggunakan jasa hanya bisa diambil oleh
kontraktor atau masyarakat yang mempunyai jiwa
pemborong pemanenan wirausaha, tanggungjawab, punya
sehingga kegiatan ini modal dan juga punya pengalaman.
merupakan Tetapi untuk kegiatan pemanenan
kesempatan berusaha ini mudah untuk dipelajari,
bagi masyarakat di diprakirakan kesempatan berusaha
wilayah studi ini akan dapat dimanfaatkan oleh
kontraktor lokal, sehingga dampak
potensial ini menjadi dampak
penting hipotetik

(2) Jika kesempatan Belum ada Sosial Bertambahny Bertambahnya pendapatan akan DPH Kampung-
berusaha dapat diambil ekonomi a pendapatan berlangsung lama yaitu tahun 2017 kampung
oleh kontraktor lokal masyarakat sampai tahun 2095, dan dalam batas
maka dari sisi kinerja merupakan alternatif bagi sosial kajian

Halaman I - 71
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
pendapatan akan masyarakat untuk ini.
meningkat memanfaatkannya setelah
kehilangan mata pencaharian
sebagai pencari hasil hutan bukan
kayu, sehingga dampak potensial
ini menjadi dampak penting
hipotetik

(3) Dampak ini merupakan Belum ada Sosial Timbulnya Kegiatan pemanenan diprakirakan DPH Kampung-
dampak tidak langsung budaya persepsi akan berdampak terhadap kampung
(sekunder) yaitu masyarakat bertambahnya kesempatan dalam batas
lanjutan dari dampak berusaha, sehingga dampak sosial kajian
bertambahnya potensial ini menjadi dampak ini.
pendapatan penting hipotetik

5) Kegiatan
Pengangkutan Hasil

(1) Pada kegiatan Pengangkutan hasil Fisik kimia Penurunan Dampak lingkungan perubahan DPH Sepanjang
pengangkutan hasil panen ke pabrik kualitas kualitas udara ambien akibat jalan angkutan
digunakan truk yang pengolahan udara kegiatan pengangkutan hasil panen di kebun
melewati jalan kebun direncanakan dengan ke pabrik pengolahan adalah
dengan perkerasan menggunakan truk, terjadinya peningkatan kadar debu
pasir dan kerikil, melalui jalan kebun. di pemukiman masyarakat. Jarak
dimana material ini Untuk meminimalkan lokasi kebun dengan pemukiman
pada musim kemarau timbulnya debu yang relatif jauh, sedangkan persebaran
akan menjadi debu merupakan penyebab maksimum debu pada kegiatan
partikulat di udara utama penurunan pengangkutan hasil dari analogi di

Halaman I - 72
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
yang dapat kualitas udara, maka beberapa tempat tidak melebihi 200
menurunkan kualitas permukaan jalan m, sehingga penyebaran debu
udara akan dilapis dengan akibat pengangkutan hasil ini tidak
pasir dan batu serta sampai ke pemukiman, namun
dilakukan akan menyebabkan penurunan
penyiraman pada kualitas udara di sekitar jalan
musim kemarau angkutan yang akan menyebabkan
dampak prevalensi penyakit
terhadap masyarakat dan
karyawan yang lalu lalang di jalan
kebun. Berdasarkan uraian
tersebut dampak potensial ini
menjadi dampak penting hipotetik

(2) Dampak ini adalah menggunakan Fisik Peningkatan Karakteristik dampak kebisingan DPH Batas proyek,
langsung (primer), kendaraan truk, kebisingan adalah menyebar melalui media karena
yaitu dengan dimana penyebab angin, dan dapat diredam oleh keberadaan
digunakannya bising (knalpot) tidak benda-benda yang dilaluinya. jalan kebun
kendaraan truk yang boleh dimodifikasi Peredam yang mempunyai sifat ada di dalam
menimbulkan menjadi kenalpot bagus (efektif) adalah daun lingkungan
kebisingan dari suara dengan suara bising tanaman pangan. Kebisingan tidak tapak proyak
mesinnya yang tinggi bersifat kekal, yang artinya
semakin jauh dari sumber bising
akan semakin lemah tingkat
kebisingannya. Lokasi pemukiman
karyawan kebun dan juga
pemukiman masyarakat lokal
relatif jauh dari pusat bising (jalan
kebun) yaitu lebih dari 1 km,

Halaman I - 73
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
namun kebisingan ini berlangsung
terus menerus sehingga tingkat
kebisingan dampak potensial ini
menjadi dampak penting hipotetik

(3) Dampak ini adalah Belum ada Sosial Bertambahny Kegiatan pengangkutan hasil DPH Kampung-
langsung (primer). ekonomi a /pengangkutan hasil panen plasma kampung
Kebijakan perusahaan kesempatan masyarakat ke pabrik memerlukan dalam batas
untuk bermitra dengan berusaha armada angkutan. Kegiatan ini sosial kajian
masyarakat di dalam dapat dikontrakkan kepada ini.
pengadaan armada kelompok atau perseorangan
angkutan akan masyarakat setempat. Sehingga
merangsang membuka kesempatan usaha bagi
bertambahnya masyarakat setempat. Dampak
kesempatan berusaha lanjutan yang ditimbulkan adalah
adanya bertambahnya pendapatan
pelaku usaha serta persepsi dan
sikap yang positif dari masyarakat.
Dampak ini merupakan dampak
penting hipotetik

(4) Jika peluang berusaha Belum ada Sosial Bertambahny Bertambahnya pendapatan yang DPH Kampung-
dalam kegiatan ekonomi a pendapatan ditimbulkan oleh kegiatan kampung
pengangkutan hasil masyarakat pengangkutan hasil pengangkutan dalam batas
dapat dimanfaatkan hasil panen ke pabrik pengolahan sosial kajian
oleh masyarakat di berasal dari bertambahnya ini.
wilayah studi, maka kesempatan berusaha.
kegiatan ini berpotensi Bertambahnya pendapatan yang
menimbulkan dampak ditimbulkan berasal dari

Halaman I - 74
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
bertambahnya tumbuhnya peluang berusaha.
pendapatan Berdasarkan evaluasi tersebut
masyarakat. maka merupakan dampak penting
hipotetik

(5) Pada kegiatan Belum ada Sosial Timbulnya Kegiatan transportas tanaman DPH Kampung-
pengangkutan hasil budaya persepsi pangan diperkirakan akan kampung
berpotensi masyarakat berdampak pada persepsi dan dalam batas
menimbulkan dampak sikap masyarakat terhadap sosial kajian
bertambahnya perusahaan. Masyarakat akan ini.
kesempatan berusaha berpersepsi positif terhadap
dan bertambahnya kegiatan pengangkutan tanaman
pendapatan, sehingga pangan terutama diprakirakan
akan timbul dampak muncul berkaitan dengan
lanjutan yaitu persepsi kesempatan berusaha dan
masyarakat bertambahnya pendapatan yang
dapat mereka peroleh untuk
kegiatan ini

(6) Pada kegiatan Belum ada Keehatan Bertambahny sumber dampak dalam kajian ini DPH Sepanjang
pengangkutan hasil masyarakat a prevalensi dampak penting hipotetik, sehingga jalan angkutan
berpotensi timbulnya penyakit dampak potensial ini menjadi di kebun
dampak penurunan dampak penting hipotetik
kualitas udara,
sehingga kegiatan
pengangkutan hasil ini
secara tidak langsung
berpotensi
menimbulkan dampak

Halaman I - 75
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
prevalensi penyakit

6) Kegiatan Pembangkit
Listrik

(1) Penurunan kualitas Pemeliharaan Fisik kimia Penurunan Dampak potensial ini tidak menjadi Tidak DPH, -
udara disebabkan oleh generator secara kualitas DPH. Walaupun tidak DPH, tetapi tetapi
emisi gas buang yang rutin sesuai dengan udara tetap akan dilakukan pengelolaan masuk
keluar dari pembangkit prosedur. dan pemantauan lingkungan dalam RKL
listrik RPL

(2) Kebisingan berasl dari Belum ada Fisik Peningkatan Dampak kebisingan terjadi terus DPH Dalam
proses pembakaran di kebisingan menerus.. Dampak ini akan lingkungan
dalam pembangkit menimbulkan dampak lanjutan pabrik
listrik yaitu peningkatan prevalensi pengolahan
penyakit. Mempertimbangkan
dampak yang ada maka di dalam
deskripsi kegiatan telah
dicantumkan rencana
penglolaannya yaitu melakukan
pemeliharaan generator sebagai
sumber bising, sehingga
merupakan dampak penting
hipotetik

(3) Kegiatan pembangkit Belum ada Kesehatan Peningkatan Dampak ini mempunyai sifat DPH Batas proyek
listrik menimbulkan prevalensi terakumulasi dengan dampak lain

Halaman I - 76
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
kebisingan dan masyarakat penyakit yang ada di sekitar wilayah studi,
penunrunan kualitas mengingat terdapat rencana
udara yang berdampak kegiatan sejenis di wilayah ini yaitu
kepada timbulnya kebun tanaman pangan, dan juga
prevalensi pengakit. kegiatan dari sektor lain.
Dampak ini tidak Prevalensi penyakit yang timbul
langsung (sekunder), diprakirakan akan menjadi
yaitu dengan terjadinya kekuatiran semua pihak, sehingga
penurunan kualitas merupakan dampak penting
udara dan kebisingan hipotetik

7) Kegiatan Pengolahan
Hasil Panen

(1) Dengan adanya Belum ada Sosial Bertambahny Dengan terjaminnya pasar hasil DPH Kampung-
kegiatan pengolahan ekonomi a pendapatan panen plasma maka pendapatan kampung
maka akan masyarakat akan meningkat, untuk itu dampak dalam batas
terakomodir penjualan potensial ini menjadi dampak sosial kajian
hasil panen plasma, penting hipotetik ini.
sehingga bisa
meningkatkan
pendapatannya.

(2) Dengan bertambahnya Belum ada Sosial Timbulnya Bertambahnya pendapatan sangat DPH Kampung-
pendapatan maka akan ekonomi persepsi mempengaruhi terbangunnya kampung
menimbulkan persepsi masyarakat persepsi positif, sehingga dampak dalam batas
masyarakat potensial ini menjadi dampak sosial kajian
penting hipotetik ini.

Halaman I - 77
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8

8) Kegiatan Pemasaran

(1) Kegiatan pemasaran Belum ada Sosial Bertambahny Kegiatan ini merupakan hilir dari DPH Kampung-
akan melancarkan ekonomi a pendapatan usaha budidaya tanaman, dimana kampung
usaha, sehingga masyarakat kelancaran dalam pemasaran akan dalam batas
pembayaran hasil menimbulkan lancarnya sosial kajian
panen masyarakat dari pembayran kepada hasil panen ini.
plasma akan lancar plasma sehingga penadapatan akan
bertambah. Dampak ini penting
hipotetik

(2) Kegiatan pemasaran Belum ada Sosial Timbulnya Kegiatan ini akan meningkatkan DPH Kampung-
berdampak budaya persepsi pendapatan masyarakat secara kampung
meningkatnya positif teratur, sehingga akan dalam batas
pendapatan, sehingga masyarakat menimbulkan persepsi positif. sosial kajian
menimbulkan persepsi Dampak ini merupakan dampak ini.
positif masyarakat penting hipotetik

9) Kegiatan Sekolahan

(1) Kegiatan sekolah Belum ada Sosial Bertambahny Kegiatan ini akan meningkatkan DPH Kampung-
dilangsungkan di budaya a kecerdasan kecerdasan masyarakat yang kampung
dalam perusahaan, masyarakat berguna untuk kesejahteraannya. dalam batas
peserta didik adalah Dampak ini merupakan dampak sosial kajian
anak-anak karyawan penting hipotetik ini.
kebun, dan juga
mengakomodir anak
usia sekolah yang

Halaman I - 78
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
berasal dari Kampung-
kampung di sekitar
lokasi kebun

(2) Kegiatan sekolah akan Belum ada Sosial Timbulnya Kegiatan ini akan meningkatkan DPH Kampung-
berdampak kepada budaya persepsi kecerdasan masyarakat, sehingga kampung
timbulnya persepsi masyarakat akan menimbulkan persepsi positif. dalam batas
sosial kajian
ini.

10) Kegiatan Polibun

(1) Kegiatan polibun Belum ada Kesehatan Bertambahny kegiatan ini akan meningkatkan DPH Kampung-
dilangsungkan di masyarakat a pelayanan pelayanan kesehatan masyarakat kampung
dalam perusahaan, kesehatan yang berguna untuk dalam batas
pasien adalah kesejahteraannya. Dampak ini sosial kajian
karyawan kebun dan merupakan dampak penting ini.
keluarganya, dan juga hipotetik
mengakomodir
masyarakat yang
berasal dari Kampung-
kampung di sekitar
lokasi kebun

(2) Dampak ini merupakan Belum ada Sosial Timbulnya Kegiatan ini akan meningkatkan DPH Kampung-
dampak lanjutan dari budaya persepsi pelayanan kesehatan masyarakat, kampung
bertambahnya masyarakat sehingga akan menimbulkan dalam batas
pelayanan kesehatan persepsi positif. Dampak ini sosial kajian

Halaman I - 79
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
masyarakat merupakan dampak penting ini.
hipotetik

11) Kegiatan Kemitraan


Inti-Plasma

(1) Pada kegiatan ini akan Belum ada Sosial Perubahan Adanya usaha budidaya tanaman DPH Kampung-
merubah mata ekonomi mata pangan terutama program kampung
pencaharian yang pencaharian kemitraan inti-plasma, potensial dalam batas
sebelum sebagai menimbulkan dampak perubahan sosial kajian
pencari hasil hutan mata pencaharian yang sudah ini.
bukan kayu menjadi terbangun sejak nenek moyangnya
petani plasma yaitu mencari hasil hutan dan
berubah sebagai petani plasma,
sehingga merupakan dampak
penting hipotetik

(2) Rencana program Belum ada Sosial Perubahan Adanya usaha budidaya tanaman DPH Kampung-
kebun plasma ini ini budaya pola pangan terutama program kampung
akan merubah lahan pemanfaatan kemitraan inti-plasma, potensial dalam batas
hutan, lahan bersemak lahan menimbulkan dampak perubahan sosial kajian
dan juga lahan tidak mata pencaharian yang sudah ini.
produktif menjadi terbangun sejak nenek moyangnya
lahan budidaya yaitu mencari hasil hutan dan
tanaman pangan yang berubah sebagai petani plasma,
merupakan alokasi sehingga merupakan dampak
lahan untuk kemitraan penting hipotetik
plasma, sehingga

Halaman I - 80
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
kegiatan ini berpotensi
menimbulkan dampak
perubahan pola
pemanfaatan lahan
dari semula lahan
tidak produktif menjadi
lahan yang lebih
berproduktif yaitu
kebun plasma

(3) Pada kegiatan ini akan Belum ada Sosial Bertambahny Usaha budidaya tanaman pangan DPH Kampung-
merangsang usaha- ekonomi a memiliki dampak langsung dan kampung
usaha baru di wilayah kesempatan positif terhadap variasi lapangan dalam batas
studi terkait semakin berusaha usaha responden sebagai tenaga sosial kajian
membaiknya pemanenan dan pemikulan hasil ini.
perputaran uang panen pada lahan tanaman
dengan adanya pangan dan memiliki dampak
ivestasi, khususnya tidak langsung dan positif
program plasma terhadap usaha lainnya seperti
usaha ojek, usaha kios, usaha jual
beli bensin enceran, usaha truk
pengangkut hasil panen, jual-beli
pasir dan batu, usaha angkutan
umum dan bekerja pada proyek-
proyek lepas. Hanya saja yang
paling penting adalah sejauh mana
kesempatan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat
lokal. Oleh karena itu dampak ini

Halaman I - 81
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
dihipotesa sebagai dampak penting
hipotetik

(4) Kegiatan kebun plasma Belum ada Sosial Bertambahny Bertambahnya kesempatan kerja DPH Kampung-
membutuhkan ekonomi a bagi masyarakat setempat adalah kampung
sejumlah tenaga kerja. kesempatan harapan utama mereka meskipun dalam batas
Masyarakat peserta kerja masyarakat menyadari bahwa sosial kajian
plasma bisa bertindak kesempatan tersebut tidaklah ini.
sebagai tenaga kerja di mudah untuk dimanfaatkan. Jika
lahan masing-masing kesempatan ini hanya
yang diikutsertakan dimanfaatkan oleh warga
sebagai plasma, pendatang maka dalam jangka
sehingga kegiatan ini panjang, kehadiran perusahaan
berpotensi berpotensi menimbulkan persoalan
menimbulkan dampak kecemburuan sosial. Oleh sebab itu
bertambahnya dampak Bertambahnya
kesempatan kerja kesempatan kerja dihipotesa
sebagai dampak penting hipotetik

(5) Masyarakat bisa Belum ada Sosial Bertambahny Bertambahnya pendapatan petani DPH Kampung-
berperan sebagai ekonomi a pendapatan plasma yang bersumber dari kampung
tenaga kerja pada masyarakat perannya sebagai tenaga kerja akan dalam batas
lahan jatah plasma berlangsung terus menerus secara sosial kajian
masing-masing. Upah teratur, dan akan berdampak luas ini.
dari pekerja di bagi masyarakat lainnya, sehingga
tanaman pangan tidak dampak ini menjadi dampak
kurang dari UMP tahun penting hipotetik

Halaman I - 82
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
berjalan.

(6) Jika pendapatan Belum ada Sosial Timbulnya Dampak ini akan merubah DPH Kampung-
masyarakat meningkat budaya persepsi perekonomian masyarakat peserta kampung
dari kegiatan inti masyarakat plasma khususnya dan masyarakat dalam batas
plasma ini maka akan lainnya secara mendasar dan sosial kajian
timbul persepsi berjangka panjang, serta, sehingga ini.
masyarakat persepsi yang timbul merupakan
hal yang penting untuk kelancaran
kegiatan. Dari uraian tersebut
maka dampak potensial ini menjadi
dampak penting hipotetik

4. TAHAP PASCA
OPERASI

1). Kegiatan Pemutusan


Hubungan Kerja

(1) Kegiatan PHK ini pasti Pelatihan kepada Sosial Hilangnya pada deskripsi kegiatan telah Tidak DPH, -
dilakukan terhadap karyawan sebelum ekonomi kesempatan disampaikan rencana tetapi
seluruh karyawan PHK, dengan harapan kerja pengelolaannya. Dampak potensial masuk
perusahaan pada saat mantan karyawan ini tidak menjadi DPH. Walaupun dalam RKL
kegiatan sudah selesai bisa berdikari untuk tidak DPH, tetapi tetap akan RPL
atau tidak mengembangkan diri dilakukan pengelolaan dan
diperpanjang ijinnya, setelah tidak bekerja pemantauan lingkungan
sehingga berpotensi pada perusahaan.
menimbulkan dampak Mengacu peraturan

Halaman I - 83
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
hilangnya kesempatan perundangan yang
kerja terkait adalah:
Undang-Undang No
13 Tahun 2003
tentang
Ketenagakerjaan;
Undang Undang
Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial
Nasional; Undang
Undang Republik
Indonesia Nomor 24
Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
Undang Undang
Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun
2000 tentang Serikat
Pekerja/ Serikat
Buruh.

(2) Dampak ini merupakan Pelatihan kepada Sosial Penurunan Di dalam deskripsi kegiatan telah Tidak DPH, -
dampak tidak langsung karyawan dan ekonomi pendapatan disampaikan rencana tetapi
(sekunder) yaitu anggota masyarakat masyarakat pengelolaannya Dampak potensial masuk
lanjutan dari dan pemberian ini tidak menjadi DPH. Walaupun dalam RKL
penurunan pesangon sesuai tidak DPH, tetapi tetap akan

Halaman I - 84
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
kesempatan kerja dengan aturan dan dilakukan pengelolaan dan RPL
kesepakatan antara pemantauan lingkungan
perusahaan dengan
karyawan

(3) Persepsi masyarakat Melakukan Sosial Timbulnya Persepsi dan sikap yang Tidak DPH, -
akan muncul ketika pengelolaan terhadap budaya persepsi diprakirakan akan timbul sudah tetapi
kegiatan PHK sumber dampaknya masyarakat diantisipasi dengan penerapan masuk
dilaksanakan yaitu pengingkatan kelola sumber dampak. Dampak dalam RKL
pendapatan potensial ini tidak menjadi DPH. RPL
Walaupun tidak DPH, tetapi tetap
akan dilakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan

2) Kegiatan
Pengembalian Lahan

Pada kegiatan Sesuai dengan Sosial Perubahan Sistem penguasaan lahan yang Tidak DPH, -
pengembalian lahan Peraturan Pemerintah budaya pola bersifat komunal, dimana setiap tetapi
akan berdampak Republik Indonesia penguasaan bagian lahan yang ditinggalkan masuk
kepada perubahan pola No. 40 Tahun 1996 lahan akan kembali menjadi hak dalam RKL
pengusaan lahan. tentang Hak Guna masyarakat ulayat maka RPL
Perubahan Usaha, Hak Guna kekuatiran akan terjadinya
pengusahaan lahan Bangunan dan Hak penguasaan lahan oleh pihak lain
dari perusahaan Pakai Atas Tanah tidak akan terjadi. Dampak
kepada masyarakat potensial ini tidak menjadi DPH.
Walaupun tidak DPH, tetapi tetap

Halaman I - 85
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang
Sudah Direncanakan Lingkunga
No Berpotensi Kesimpulan Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai n Terkena Dampak
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Potensial (DPH atau
Bagian dari Rencana Dampak Potensial
Lingkungan Bukan DPH
Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8
pemilik hak ulayat akan dilakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan

Halaman I - 86
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan Tabel 1.16 tersebut dapat disimpulkan dampak


penting hipotetik (DPH) sesuai dengan KA adalah sebagai
berikut :

KOMPONEN FISIK KIMIA

1. Perubahan suhu
2. Peningkatan aliran permukaan
3. Peningkatan erosi tanah
4. Peningkatan beban sedimen
5. Penurunan kualitas air permukaan
6. Penurunan kualitas udara
7. Peningkatan kebisingan
8. Peningkatan kesuburan tanah
KOMPONEN BIOLOGI

9. Penurunan keragaman vegetasi


10. Penurunan keberadaan satwa liar
11. Penurunan keragaman biota air
KOMPONEN SOSEKBUD

12. Perubahan pola pemanfaatan lahan


13. Bertambahnya kesempatan berusaha
14. Bertambahnya kesempatan kerja
15. Bertambahnya pendapatan masyarakat
16. Peningkatan aksessibilitas
17. Perubahan matapencaharian
18. Bertambahnya kecerdasan masyarakat
19. Timbulnya persepsi masyarakat
KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

20. Bertambahnya pelayanan kesehatan masyarakat


21. Bertambahnya prevalensi penyakit

Terdapat 3 DPH baru yang merupakan masukan dari Tim


Teknis saat penilaian dokumen ANDAL tanggal 29 September
2016, yaitu :

1. Penurunan produksi rumput kebar


2. Timbulnya hama tanaman
3. Bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan petani

Halaman I - 87
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1.5. BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN

1.5.1. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi dibuat berdasarkan (resultante) batas proyek,


batas ekologi, batas sosial dan batas administrasi.

1. Batas Proyek

Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha atau


kegiatan akan melakukan kegiatan pra konstruksi, konstruksi dan
operasi. Ruang kegiatan proyek ini merupakan sumber dampak
terhadap lingkungan di sekitarnya. Batas proyek dilakukan
terhadap seluruh kawasan yang menjadi areal kerja perusahaan
dengan batas-batas sesuai dengan izin lokasi dari Bupati Tambrauw
sesuai Keputusan Nomor: 521/296/2015 tanggal 28 September 2015
lokasi rencana kegiatan berada di Distrik Kebar dan Distrik Senopi,
Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat, dengan ± 19.368,77
Ha.

2. Batas Ekologi

Batas ekologi adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan proyek


menurut media transportasi limbah (air, udara) dan/atau menurut
timbulnya kerusakan sumber daya alam, dimana proses-proses
alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis meliputi sungai
sungai-sungai di wilayah studi, yaitu S. Api, S. Apiri dan sungai
Arumi beserta anak-anak sungainya.

3. Batas Sosial

Batas sosial adalah ruang di sekitar proyek yang merupakan tempat


berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengadung norma
dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur
sosial), yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar
akibat proyek. Batas sosial secara signifikan ditentukan kampung
dimana masyarakatnya adalah pemilik ulayat dan atau
masyarakatnya mencari hasil hutan baik kayu maupun non kayu di
dalam rencana areal usaha budidaya. Batas sosial adalah wilayah
dimana berlangsungnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Kampung-kampung dalam batas sosial kajian ini, yaitu Distrik
Senopi : Kampung Asiti, Afrawi, Senopi, Distrik Kebar : Jandurau,
Inam, Wesanggon, Arumi, Anjai dan Akmuri.

4. Batas Administrasi

Batas administratif adalah ruang dimana lembaga-lembaga


masyarakat tertentu mempunyai kewenangan tertentu untuk
mengatur/mengelola sumber daya alam dan lingkungan tertentu

Halaman I - 88
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

berdasarkan peraturan perundangan yang ada. Studi ANDAL


dilakukan terhadap areal yang secara administrasi termasuk dalam
sebagian wilayah Distrik Kebar dan Distrik Senopi, Kabupaten
Tambrauw, Provinsi Papua Barat.

Batas wilayah studi dapat dilihat pada Gambar 1.5

1.5.2. Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian diperinci hanya berdasarkan DPH, sebagaimana


disajikan pada Tabel 1.15.

Tabel 1.15. Batas Waktu Kajian DPH

NO DPH BATAS WAKTU KAJIAN

A FISIK KIMIA
5 tahun, karena dalam waktu 5 tahun terkait
dampak penurunan kualitas udara sudah dapat
diketahui perubahan kualitas lingkungan dari
1 Kualitas udara kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi dengan
adanya kegiatan, karena kegiatan pengangkutan
hasil sebagai sumber dampak pada tahun ke 5
sudah mencapai 88 trip per hari.
5 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak kebisingan sudah dapat diketahui
perubahan kualitas lingkungan dari kondisi tanpa
2 Kebisingan adanya kegiatan dan kondisi dengan adanya
kegiatan, karena kegiatan pengangkutan hasil
sebagai sumber dampak pada tahun ke 5 sudah
mencapai 88 trip per hari.
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak peningkatan aliran permukaan sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
3 Aliran permukaan dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi
dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak peningkatan erosi sudah dapat diketahui
perubahan kualitas lingkungan dari kondisi tanpa
4 Erosi adanya kegiatan dan kondisi dengan adanya
kegiatan, karena kegiatan pembukaan lahan
sebagai sumber dampak dalam waktu 1 tahun
sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak peningkatan kesuburan tanah sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
5 Kesuburan tanah dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi
dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
6 Kualitas air permukaan dampak penurunan kualitas air permukaan sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan

Halaman I - 89
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi


dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
B BIOLOGI
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak penurunan keragaman vegetasi sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
Penurunan keragaman
1 dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi
vegetasi
dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak terganggunya keberadaan satwa liar
sudah dapat diketahui perubahan kualitas
Terganggunya
2 lingkungan dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan
keberadaan satwa liar
kondisi dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak penurunan keragaman biota air sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
Penurunan keragaman
3 dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi
biota air
dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak penurunan produksi rumput kebar sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
Penurunan produksi
4 dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi
rumput kebar*
dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak bertambahnya hama tanaman sudah
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
Bertambahnya hama
5 dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi
tanaman*
dengan adanya kegiatan, karena kegiatan
penanaman sebagai sumber dampak dalam waktu 1
tahun sudah mencapai 1.400 ha
SOSIAL EKONOMI
C
BUDAYA
3 bulan, karena proses pengadaan lahan dalam
Pola penguasaan lahan waktu 3 bulan sudah bisa dilihat adanya
1
(hak ulayat) perubahan pola pengusahaan lahan (hak ulayat)
dari masyarakat kepada perusahaan
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak perubahan mata pencaharian sudah dapat
diketahui perubahan kualitas lingkungan dari
2 Mata pencaharian kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi dengan
adanya kegiatan, karena kegiatan pembukaan
lahan sebagai sumber dampak dalam waktu 1
tahun sudah mencapai 1.400 ha
1 tahun, karena dalam waktu 1 tahun terkait
dampak perubahan pola pemanfaatan lahan sudah
3 Pola pemanfaatan lahan
dapat diketahui perubahan kualitas lingkungan
dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan kondisi

Halaman I - 90
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Rencana Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dengan adanya kegiatan, karena kegiatan


pembukaan lahan sebagai sumber dampak dalam
waktu 1 tahun sudah mencapai 1.400 ha
2 bulan, karena setelah dilakukan penerimaan
(pengadaan) tenaga kerja sudah dapat diprakirakan
4 Kesempatan kerja
kondisi kualitas lingkungan dengan adanya
kegiatan dan tanpa adanya kegiatan
6 bulan, karena kegiatan budidaya tanaman
pangan dalam kurun waktu 6 bulan sudah bisa
dilihat perubahan kualitas lingkungan dengan
5 Kesempatan berusaha
adanya kegiatan dan tanpa adanya kegiatan, terkait
dengan dampak bertambahnya kesempatan
berusaha
2 bulan, karena setelah dilakukan penerimaan
(pengadaan) tenaga kerja sudah dapat diprakirakan
6 Pendapatan masyarakat kondisi kualitas lingkungan dengan adanya
kegiatan dan tanpa adanya kegiata, terkait dampak
peningkatan pendapatan masyarakat
6 tahun, karena untuk mendidik anak usia sekolah
sampai lulus tingkat SD dibutuhkan minimal 6
Tingkat pendidikan
7 tahun, sehingga sudah bisa diprakirakan
masyarakat
perubahan kualitas lingkungan dengan adanya
kegiatan dan tanpa adanya kegiatan.
1 tahun, karena untuk transfer pengetahuand an
ketrampilan dibutuhkan minimal 1 tahun, sehingga
Bertambahnya
sudah bisa diprakirakan perubahan kualitas
8 pengetahuan dan
lingkungan dengan adanya kegiatan dan tanpa
ketrampilan petani*
adanya kegiatan, terkait dengan bertambahnya
pengetahuan dan ketrampilan petani.
3 tahun, karena dalam kurun 3 tahun dari sejak
kegiatan budidaya tanaman pangan dimulai
diprakirakan sudah banyak jaringan jalan yang
9 Aksessibilitas
dibangun oleh perusahaan yang dapat
menghubungkan akses antar kampung di dalam
wilayah studi.
1 bulan, karena persepsi ini akan lebih cepat timbul
atau terlihat ketika perusahaan sudah mulai
10 Persepsi masyarakat
melakukan kegiatan lapangan setelah ijin
lingkungan terbit
KESEHATAN
D
MASYARAKAT
3 tahun, karena klinik kebun diprakirakan sudah
bisa berjalan efektif 3 tahun sejak ijin lingkungan
1 Pelayanan kesehatan
terbit dan bisa dimanfaatkan untuk membantu
masyarakat di sekitar kegiatan
6 bulan, karena dalam waktu 6 bulan diprakirakan
sudah bisa dilihat adanya perubahan kualitas
2 Prevalensi penyakit
lingkungan dari kondisi tanpa adanya kegiatan dan
dengan adanya kegiatan.
Keterangan : * = DPH yang merupakan masukan dari Tim Teknis pada
saat penilaian dokumen ANDAL Tangal 29 September
2016

Halaman I - 91
Gambar 1.4. Halaman I - 92
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Bab 2
DESKRIPSI RINCI RONA
LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.1. KOMPONEN LINGKUNGAN TERKENA DAMPAK PENTING


RENCANA USAHA DAN /ATAU KEGIATAN

2.1.1. Komponen Geofisik Kimia

1. Curah Hujan Dan Hari Hujan

Berdasarkan data curah hujan dan hari hujan selama 10 tahun


(2005-2014) dari hasil pencatatan Stasiun Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Manokwari dengan rerataan
nilainya dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa total rerataan curah hujan tergolong tinggi
yaitu 2.364 mm dengan rerataan hari hujan sebesar 16 hari/bulan.
Data tersebut jika diperhitungkan dengan kriteria tipe hujan
menurut Mohr, maka semua bulan kategorinya dimasukkan dalam
bulan basah, dimana bulan basah dengan curah hujan > 100 mm.

Tabel 2.1. Rata-rata Curah Hujan, Hari Hujan, dan Kriteria Tipe
Hujan di Wilayah Studi Periode 10 Tahun (2005-2014)

Hari
Curah Hari
Bulan Tidak Kriteria Tipe Hujan
Hujan Hujan
Hujan Menurut Mohr
(mm) (Hari)
(Hari)
Januari 252 19 12 Bulan Basah
Februari 282 18 10 Bulan Basah
Maret 327 20 11 Bulan Basah
April 232 19 11 Bulan Basah
Mei 187 16 15 Bulan Basah
Juni 165 15 15 Bulan Basah
Juli 135 13 18 Bulan Basah
Agustus 151 13 18 Bulan Basah
Septermber 128 14 16 Bulan Basah
Oktober 119 13 17 Bulan Basah
November 161 16 15 Bulan Basah
Desember 225 18 13 Bulan Basah
Jumlah 2.364 194 171 BB=12, BK=0

Sumber: Data Primer dari Stasiun BMKG Manokwari (2005-2014)

Halaman II - 1
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan informasi curah hujan, wilayah studi tersebut dapat


diklasifikasikan iklimnya dalam kategori Af pada klasifikasi Koppen,
yaitu iklim hujan tropik dengan suhu bulan terdingin > 180C (A) dan
selalu basah dengan hujan setiap bulan > 60 mm (f). Sedangkan
klasifikasi iklim berdasarkan Schmidth-Ferguson, dengan kriteria
sebagai berikut:

Bulan Kering (BK), bulan dengan hujan < 60 mm.


Bulan Lembab (BL), bulan dengan hujan antara 60 – 100 mm.
Bulan Basah (BB), bulan dengan hujan > 100 mm.

x 100%

dengan nilai Q disajikan pada Tabel 2.2 dan data Tabel 2.3.

Tabel 2.2. Range Nilai Q dan Kriteria Iklim Schmidt-Ferguson

Tipe Nilai Q (%) Kriteria


A 0,0  Q < 14,3 Sangat Basah
B 14,3  Q < 33,3 Basah
C 33,3  Q < 60,0 Agak Basah
D 60,0  Q < 100,0 Sedang
E 100,0  Q < 167,0 Agak Kering
F 167,0  Q < 300,0 Kering
G 300,0  Q < 700,0 Sangat Kering
H 700,0  Q Luar Biasa Kering

Tabel 2.3. BK, BL, BB Kriteria Schmidth-Ferguson untuk Data


Curah Hujan Wilayah Studi

Tahun BK BL BB
2005 1 11
2006 1 1 10
2007 12
2008 1 5 6
2009 1 5 6
2010 2 3 7
2011 1 11
2012 12
2013 12
2014 12
Rata-rata 1 2 10
Sumber: Data Primer dari Stasiun BMKG Manokwari (2005-2014)

Jadi nilai Q = 1/10 x 100% = 10 % dan dikategorikan sebagai daerah


sangat basah (tipe A). Dengan rata-rata curah hujan adalah 1 jam
pada hari hujan, maka besarnya intensitas hujan rata-rata adalah
12 mm/jam jam.

Halaman II - 2
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2. Kualitas Udara

Suhu udara pada siang hari di bawah tegakan pohon hutan adalah
30oC sedangkan suhu udara di perladangan penduduk yang masih
terbuka belum ada tanamannya adalah 31oC.

Secara umum bentuk lokasi proyek memanjang dari arah Timur


menuju ke Barat. Untuk pemerataan lokasi sampel, disesuaikan
dengan bentuk tapak proyek sehingga sampel kualitas udara di
ambil pada tiga tempat seperti yang disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambien

Kampung
Kode
No. Lokasi Koordinat Keterangan
Sampel
Sampel
139o13‟01” BT mewakili bagian Timur
1 Janderau U1
0o51‟10” LS wilayah studi
139o02‟21” BT mewakili bagian tengah
2 Anjai U2
0o49‟04” LS wilayah studi
138o56‟18” BT mewakili bagian Barat
3 Senopi U3
0o50‟32” LS wilayah studi

Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2016


dan sampel dimasukkan ke laboratorium untuk analisis pada
tanggal 8 Agustus 2016 dan selesai dilakukan analisis pada tanggal
23 Agustus 2016.

Parameter yang dianalisis dan hasilnya sebagaimana ditampilkan


pada Tabel 2.5. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa seluruh
paremeter kualitas udara di tiga lokasi pengambilan sampel,
kadarnya masih di bawah nilai ambang batas yang ditentukan
sebagaimana diatur di dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Hasil
analisis kualitas udara tersebut menunjukkan bahwa rona
lingkungan hidup awal di wilayah studi masih baik dilihat dari
parameter kualitas udara, karena saat ini belum terdapat kegiatan-
kegiatan di wilayah studi yang berdampak kepada penurunan
kualitas udara. Kegiatan yang berpotensi bisa menurunkan kualitas
udara di wilayah studi adalah lalulintas jalan umum, tetapi jumlah
kendaraan yang lewat masih sangat terbatas (jarang sekali), sehingga
kualitas udara masih baik.

Halaman II - 3
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.5. Hasil Analisis Kualitas Udara

Baku Hasil Analisis


No. Parameter Satuan
Mutu U1 U2 U3
1 Sulfur Diokside SO2 µg/Nm3 900 <47,90 <47,90 <47,90
2 Carbon Monooksida CO µg/Nm3 30.000 230,85 298,71 276,42
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 400 27,21 28,31 27,92
4 Oksidan (O3) µg/Nm3 235 <48,30 <48,30 <48,30
5 Debu Partikulat µg/Nm3 230 7,68 8,43 7,61
6 Timbal (Pb) µg/Nm3 2 <0,04 <0,04 <0,04
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, 2016

SO2
1000 900
Kadar (µg/Nm3)

500

47,9 47,9 47,9


0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.1. Hasil Analisis Kadar SO2

CO
40000
30000
Kadar (µg/Nm3)

30000
20000
10000
230,85 298,71 276,42
0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.2. Hasil Analisis Kadar CO

NO2
600
Kadar (µg/Nm3)

400
400

200
27,21 28,31 27,92
0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.3. Hasil Analisis Kadar NO2

Halaman II - 4
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

O3
Kadar (µg/Nm3)
250 235

200
150
100
48,3 48,3 48,3
50
0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.4. Hasil Analisis Kadar O3

Debu Partikulat
250 230
Kadar (µg/Nm3)

200
150
100
50 7,68 8,43 7,61
0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.5. Hasil Analisis Kadar Debu Partikulat

Timbal (Pb)
5
4
Kadar (µg/Nm3)

4
3
2
1
0,04 0,04 0,04
0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.6. Hasil Analisis Kadar Timbal (Pb)

Pada Tabel 2.5 dan Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa kadar debu
yang maksimum pada saat ini adalah 8,43 µg/Nm3.

Halaman II - 5
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pada Gambar 2.7 dapat dilihat berdirinya alat pengambil sampel


udara yang tersebar di 3 lokasi berbeda yaitu U1, U2 dan U3.

Gambar 2.7. Pengambilan Sampel Udara Di Tiga Lokasi

3. Tingkat Kebisingan

Lokasi pengambilan sampel tingkat kebisingan sama dengan lokasi


pengambilan sampel kualitas udara yaitu di tiga tempat yang
mewakili wilayah studi bagian timur, tengah dan barat, karena
bentuk lokasi proyek yang memanjang dari timur ke barat.

Tabel 2.6. Lokasi Pengambilan Sampel Tingkat Kebisingan

Kampung
Kode
No. Lokasi Koordinat Keterangan
Sampel
Sampel
139o13‟01” BT mewakili pemukiman
1 Janderau U1
0o51‟10” LS penduduk
139o02‟21” BT mewakili pemukiman
2 Anjai U2
0o49‟04” LS penduduk
138o56‟18” BT mewakili areal kebun
3 Senopi U3
0o50‟32” LS

Hasil pengukuran tingkat kebisingan dapat dilihat pada Tabel 2.7.


Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan saat ini sudah
melebihi baku tingkat kebisingan ataukah belum, dilakukan
perbandingan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 48/MENLH/II/1996. Secara umum tingkat kebisingan di
tiga lokasi masih berada di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan,
karena tingakat kebisingan tertinggi adalah 48,2 dB (A) sedangkan
baku tingkat kebisingan adalah 55 dB (A).

Halaman II - 6
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.7. Tingkat Kebisingan Di Wilayah Studi

Baku Hasil Analisis


No. Tingkat Kebisingan Satuan
Tingkat
U1 U2 U3
Kebisingan*
1 Maksimum dB (A) 55 43,5 48,2 46,8
2 Minimum dB (A) 55 38,6 42,5 41,0
3 Rata-rata dB (A) 55 41,0 45,4 43,9
Sumber : Hasil Pengukuran Di Lapangan, 2016
*) Baku tingkat kebisingan di pemukiman (PermenLH No 48 Tahun 2006)

80
70
70
60
48,2 46,8
50 43,5
dB (A)

40
30
20
10
0
U1 U2 U3 Ambang Batas

Gambar 2.8. Grafik Tingkat Kebisingan Di Wilayah Studi

4. Aliran Permukaan

Besarnya aliran permukaan di wilayah studi dapat didekati dengan


rumus berikut ini :

Q = CAI

Dimana :

Q = Besarnya aliran permukaan (air larian/ run off)

C = Faktor penutupan lahan, yang besarnya untuk kondisi lahan


dengan penutupan hutan alam adalah 0,001 (Arsyad, 1989).

A = Luas DAS yang diprakirakan terjadi aliran permukaan (DAS Apiri


2.400 ha)

I = Intensitas hujan (12 mm/jam)

Q = 0,001 x 2.400 x 12 = 28,8 m3/detik

Halaman II - 7
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

5. Tanah

Menurut Peta Land System dan Land Suitability Lembar 2914 dan
2915, skala 1:250.000 tahun 1990 Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat Bogor, areal rencana perkebunan ini terdiri dari 9 sistem
lahan, yang secara lengkap disajikan pada Tabel 2.8 sedang
sebarannya secara spasial disajikan pada Gambar 2.9 Peta Tanah.

Tabel 2.8. Jenis Tanah di wilayah studi


Jenis Tanah (USDA,
Luas
Land 1990)
No Sys- Pro- Fisiografi Lahan
tem Assosiasi por- (ha) (%)
si*)
A HL – Hutan Lindung 1.163,99 6,01
B KSA/KPA – Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian 5,44 0,03
Alam
C HPK – Hutan Produksi yang dapat dikonversi 18.199,77 93,96
1 WSS Tropofluvents, 2,2,2 Dataran aluvial di 5,740.56 29.64
Tropaquents, antara pegunungan
Tropaquepts yang dapat tergenang
oleh banjir musiman
2 AFT Eutropepts, 2,2,2 Kipas-kipas aluvial dan 1,378.40 7.12
Tropaquepts, lereng-lereng pada kaki
Tropofluvents pegunungan
3 AMR Tropudalfs, 2,2 Perbukitan dan kaki 2,265.36 11.70
Tropudults pegunungan yang
teroreh
4 INM Tropaquents, 2,2,2 Rawa-rawa di dataran 2,127.66 10.99
Tropaquepts, aluvial di antara
Tropohemists pegunungan dengan
kipas-kipas aluvial
5 APR Rendolls, 2,2,2 Perbukitan gamping 2,213.66 11.43
Eutropepts, yang tinggi dan besar
Tropudalfs dengan bentuk topografi
yang berkerucut
6 KRI Eutropepts, 2,2,2 Dataran aluvial di 1,769.76 9.14
Tropaquepts, antara pegunungan
Tropudalfs dengan kipas-kipas
aluvial, teras-teras dan
rawa-rawa
7 KMM Dystropepts, 2,2,2 Punggung-punggung 2,400.79 12.40
Humitropepts, pegunungan yang terjal
Tropaquods dan teroreh
8 TKK Eutropepts, 2,2,2 Punggung-punggung 302.45 1.56
Dystropepts, pegunungan yang lebar
Troporthents dan bagian-bagian yang
besar dan terpencar
9 SSR Rendolls, 2,2,2 Punggung-punggung 0.70 0.00
Tropudults/da bukit gamping yang
lfs, memanjang
Eutropepts
Jumlah 19.368,77 100
Sumber: Peta Land System dan Land Suitability Lembar 2914 dan 2915, skala
1:250.000 tahun 1990
Keterangan: *) Proporsi Jenis Tanah 2=20-60%, 3= lebih dari 60%

Halaman II - 8
PETA TANAH

Gambar 2.9. Halaman II - 9


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Secara umum, informasi jenis tanah yang terdapat dalam peta


tersebut di atas terdiri dari bentuk-bentuk assosiasi dimana dalam
satu satuan peta tanah terdapat satu atau lebih jenis tanah dengan
data proporsi luasannya masing-masing, dan menurut Soil Survey
Staff tahun 1990 yang diselaraskan dengan hasil pengamatan
lapangan, jenis tanah di wilayah studi terdiri dari 7 (tujuh) ordo,
yaitu Entisols, Inceptisols, Alfisols, Mollisols, Ultisols, Histosols, dan
Spodosols.

Entisols. Entisols tergolong tanah yang masih sangat muda. Tanah


ini tidak mempunyai horison kambik, argilik, kandik, atau natrik di
dalam kedalaman 100 cm dari permukaan tanah mineral, tidak
memiliki bidang kilir atau ped berbentuk baji, atau rekahan-rekahan
yang terbuka dan tertutup secara periodik pada kedalaman tersebut.

Sifat tanah ini sangat bervariasi, demikian juga dengan kesuburan,


kesesuaian dan potensinya yang tergantung dari bahan induk,
topografi, lingkungan, dan tingkat erosinya. Tanah Entisols yang
ditemukan adalah Tropofluvents, Tropaquents, dan Troporthents.
Tropofluvents berkembang pada fisiografi dataran aluvial di antara
pegunungan yang dapat tergenang oleh banjir musiman (WSS)
dengan batuan induk berupa aluvium campuran yang baru (sungai);
dan fisiografi kipas-kipas aluvial dan lereng-lereng pada kaki
pegunungan (AFT) dengan batuan induk berupa aluvium, koluvium
kasar-campuran yang baru (sungai), aluvium sedang yang baru
(sungai); Tropaquents berkembang pada fisiografi dataran aluvial di
antara pegunungan yang dapat tergenang oleh banjir musiman
(WSS) dengan batuan induk berupa aluvium campuran yang baru
(sungai); dan fisiografi rawa-rawa di dataran aluvial di antara
pegunungan dengan kipas-kipas aluvial (INM) dengan batuan induk
berupa aluvium campuran yang baru (sungai, lakustrin) atau
gambut; Troporthents berkembang pada fisiografi punggung-
punggung pegunungan yang lebar dan bagian-bagian yang besar dan
terpencar (TKK) dengan batuan induk berupa Serpih, batulempung,
batupasir, batugamping, basalt, serpentinit.

Inceptisols. Tanah ini tergolong masih muda dan telah mempunyai


horison kambik yang batas atasnya di dalam 100 cm dan batas
bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih dari permukaan tanah
mineral, dan tidak terdapat bahan sulfidik di dalam 50 cm dari
permukaan tanah mineral. Sifat tanahnya sangat bervariasi
bergantung bahan induknya. Tanah Inceptisols yang ditemukan
adalah Eutropepts, Tropaquepts, Dystropepts, dan Humitropepts.
Eutropepts berkembang pada fisiografi kipas-kipas aluvial dan
lereng-lereng pada kaki pegunungan (AFT) dengan batuan induk
berupa aluvium, koluvium kasar-campuran yang baru (sungai),
aluvium sedang yang baru (sungai); fisiografi perbukitan gamping
yang tinggi dan besar dengan bentuk topografi yang berkerucut (APR)
dengan batuan induk berupa batugamping, napal, koluvium;

Halaman II - 10
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

fisiografi dataran aluvial di antara pegunungan dengan kipas-kipas


aluvial, teras-teras dan rawa-rawa (KRI) dengan batuan induk berupa
aluvium campuran yang baru (sungai) dan agak baru (sungai);
fisiografi punggung-punggung pegunungan yang lebar dan bagian-
bagian yang besar dan terpencar (TKK) dengan batuan induk berupa
Serpih, batulempung, batupasir, batugamping, basalt, serpentinit;
dan fisiografi punggung-punggung bukit gamping yang memanjang
(SSR) dengan batuan induk berupa batugamping, batupasir, aluvium
campuran yang baru (sungai); Tropaquepts berkembang pada
fisiografi dataran aluvial di antara pegunungan yang dapat tergenang
oleh banjir musiman (WSS) dengan batuan induk berupa aluvium
campuran yang baru (sungai); fisiografi kipas-kipas aluvial dan
lereng-lereng pada kaki pegunungan (AFT) dengan batuan induk
berupa aluvium, koluvium kasar-campuran yang baru (sungai),
aluvium sedang yang baru (sungai); fisiografi rawa-rawa di dataran
aluvial di antara pegunungan dengan kipas-kipas aluvial (INM)
dengan batuan induk berupa aluvium campuran yang baru (sungai,
lakustrin) atau gambut; dan fisiografi dataran aluvial di antara
pegunungan dengan kipas-kipas aluvial, teras-teras dan rawa-rawa
(KRI) dengan batuan induk berupa aluvium campuran yang baru
(sungai) dan agak baru (sungai); Dystropepts berkembang pada
fisiografi punggung-punggung pegunungan yang terjal dan teroreh
(KMM) dengan batuan induk berupa skis, filit, batupasir, dan
batulempung; dan fisiografi punggung-punggung pegunungan yang
lebar dan bagian-bagian yang besar dan terpencar (TKK) dengan
batuan induk berupa Serpih, batulempung, batupasir, batugamping,
basalt, serpentinit; dan Humitropepts yang berkembang pada
fisiografi punggung-punggung pegunungan yang terjal dan teroreh
(KMM) dengan batuan induk berupa skis, filit, batupasir, dan
batulempung.

Alfisols. Alfisols merupakan tanah yang mempunyai horison argilik


atau kandik. Tanah ini telah mengalami pelapukan lanjut dan telah
terjadi translokasi liat, pencucian basa-basa tidak intensif, dan
mempunyai horison argilik. Tanah ini peka terhadap erosi. Tanah
Alfisols yang ditemukan adalah Tropudalfs yang berkembang pada
fisiografi perbukitan dan kaki pegunungan yang teroreh (AMR)
dengan batuan induk berupa basalt, filit, granit, batupasir; fisiografi
perbukitan gamping yang tinggi dan besar dengan bentuk topografi
yang berkerucut (APR) dengan batuan induk berupa dengan batuan
induk berupa batugamping, napal, koluvium; fisiografi dataran
aluvial di antara pegunungan dengan kipas-kipas aluvial, teras-teras
dan rawa-rawa (KRI) dengan batuan induk berupa aluvium
campuran yang baru (sungai) dan agak baru (sungai); dan fisiografi
punggung-punggung bukit gamping yang memanjang (SSR) dengan
batuan induk berupa batugamping, batupasir, aluvium campuran
yang baru (sungai).

Halaman II - 11
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Mollisols. Mollisols merupakan tanah yang mempunyai epipedon


molik dan kejenuhan basa (dengan NHOAc) sebesar 50 persen atau
lebih pada keseluruhan horison, baik di antara batas atas horison
argilik atau kandik. Tanah Mollisols yang ditemukan adalah Rendolls
yang berkembang pada fisiografi perbukitan gamping yang tinggi dan
besar dengan bentuk topografi yang berkerucut (APR) dengan batuan
induk berupa dengan batuan induk berupa batugamping, napal,
koluvium; dan fisiografi punggung-punggung bukit gamping yang
memanjang (SSR) dengan batuan induk berupa batugamping,
batupasir, aluvium campuran yang baru (sungai).

Ultisols. Tanah ini mempunyai horison argilik atau kandik. Tanah


ini telah mengalami pelapukan lanjut dan terjadi translokasi liat
pada bahan induk yang umumnya terdiri dari bahan kaya
aluminium-silika. Potensinya sangat bervariasi dari rendah sampai
tinggi tergantung bahan induknya. Tanah Ultisols yang ditemukan
adalah Tropudults yang berkembang pada fisiografi perbukitan dan
kaki pegunungan yang teroreh (AMR) dengan batuan induk berupa
basalt, filit, granit, batupasir; dan fisiografi punggung-punggung
bukit gamping yang memanjang (SSR) dengan batuan induk berupa
batugamping, batupasir, aluvium campuran yang baru (sungai).

Spodosols. Tanah ini mempunyai horison spodik dan bahan albik


pada 50 persen atau lebih dari setiap pedonnya. Horison spodiknya
memiliki ketebalan 10 cm atau lebih dengan batas atas di dalam
kurang dari 200 cm dan horison albik berada langsung di atasnya.
Spodosol merupakan tanah yang telah berkembang lanjut, biasanya
pada bahan induk pasir kuarsa, berdrainase tidak baik, struktur
tanah lepas atau masif, sangat miskin unsur hara, dan peka
terhadap erosi. Potensi tanah ini tergolong rendah. Tanah Spodosols
yang ditemukan adalah Tropaquods yang berkembang pada fisiografi
punggung-punggung pegunungan yang terjal dan teroreh (KMM)
dengan batuan induk berupa skis, filit, batupasir, dan batulempung.

Histosol. Tanah gambut umumnya mengandung bahan organik


tanah sedemikian banyak, sehingga perkembangan profil sangat
dipengaruhi oleh tingkat kematangan, dekomposisi dan sifat-sifat
bahan organik yang bersangkutan. Secara morfologis, tanah ini
dicirikan oleh pembentukan horison-horison yang berwarna coklat
kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi sangat masam
(pH 2.8 - 3.8). Tanah Histosols yang ditemukan adalah Tropohemists
yang berkembang pada fisiografi rawa-rawa di dataran aluvial di
antara pegunungan dengan kipas-kipas aluvial (INM) dengan batuan
induk berupa aluvium campuran yang baru (sungai, lakustrin) atau
gambut.

Halaman II - 12
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1). Sifat Fisik Tanah

Tekstur Tanah. Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan


tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi
kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada zarah
tanah. Tekstur tanah erat kaitannya dengan pergerakan air dan zat
terlarut, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan
spesifik, tingkat kepadatan tanah, selain pengaruhnya terhadap
keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah,
permeabilitas tanah dan porositas. Tanah-tanah yang terdapat pada
lokasi kajian secara umum memiliki tekstur tanah yang bervariasi
dari agak halus sampai halus (lempung berdebu sampai liat) tetapi
secara umum bertekstur halus (liat). Secara umum, kisaran kelas
tekstur di atas mengindikasikan bahwa tanah-tanah di lokasi studi
mempunyai daya memegang air yang bervariasi dari sedang sampai
tinggi, tergantung besarnya nilai prosentase pori air tersedia.

Bobot Isi dan Porositas Tanah. Bobot isi tanah (bulk density)
berhubungan erat dengan kemudahan penetrasi akar tanaman ke
dalam tanah, drainase dan aerasi tanah, serta sifat fisika tanah
lainnya. Nilai bobot isi tanah bervariasi antara satu tanah dengan
tanah lainnya karena adanya variasi kandungan bahan organik,
tekstur tanah, kedalaman perakaran, struktur tanah, jenis fauna
tanah, pengolahan tanah, dan lain-lain.

Selanjutnya, porositas tanah adalah volume tanah yang tidak


ditempati oleh padatan tanah dimana volume tersebut dapat
ditempati oleh air tersedia (pori air tersedia). Tanah dengan pori air
tersedia yang banyak mengindikasikan tanah yang dapat menahan
air lebih banyak, sehingga tanaman tidak mudah kekeringan.

Secara umum, hasil pengukuran bobot isi tanah di wilayah studi


menunjukkan nilai-nilai yang bervariasi, berkisar dari 1.16-1.35
g/cc. Secara umum, nilai-nilai bobot isi tanah ini menunjukkan
bahwa tanah-tanah di lokasi studi dapat menunjang secara baik
media perakaran dan pertumbuhan tanaman diatasnya. Walaupun
demikian, penggunaan alat-alat berat pada saat pekerjaan lapangan
dapat memperburuk kondisi sifat fisik tanah tersebut, antara lain
semakin tingginya nilai bobot isi, sehingga permeabilitas semakin
lambat, yang pada gilirannya akan menurunkan laju infiltrasi air
kedalam tanah, dan sebaliknya meningkatkan jumlah aliran
permukaan dan erosi tanah. Hasil pengukuran porositas tanah
menunjukkan pori total tanah bervariasi dari 51.26-57.25%; pori
drainase cepat berkisar dari 5.77-6.25% dan pori drainase lambat
berkisar dari 2.17-2.50%-volume, artinya tanah-tanah di lokasi studi
memiliki persen pori dalam kondisi ideal untuk dapat menunjang
pertumbuhan akar tanaman diatasnya.

Halaman II - 13
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha budidaya tanaman Pangan Dan Pabrik Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.9. Beberapa sifat fisik tanah di wilayah studi

Nomor Contoh Pori Drainase Sebaran Butir Tekstur dan


BD Pori Total Air Tersedia Permeabili-tas
Plot Land Cepat Lambat Pasir Debu Liat kelas ukuran
Sample system ---(gr/cc)--- ----(%)---- ----(%-vol)---- ----(%)---- (Cm/jam) ----(%)---- butir*)
T1 KRI 1.26 52.34 5.84 2.50 7.12 5.56 15.0 38.1 46.9 Cl, h
T2 INM 1.18 51.69 5.77 2.18 6.98 5.30 14.8 32.7 52.5 Cl, h
T3 AFT 1.27 53.29 6.25 2.23 6.50 4.32 17.3 36.8 45.9 Cl, h
T4 AMR 1.35 57.25 5.94 2.17 6.31 3.97 11.3 40.2 49.5 SiCl, ah
T5 WSS 1.28 56.90 6.13 2.43 7.50 3.25 12.6 38.4 49.0 Cl, h
T6 WSS 1.16 51.26 5.84 2.27 7.19 3.36 13.0 37.8 49.2 Cl, h
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, 2016
Keterangan: *) Tekstur: Cl – Clya (liat), SiCl – Silty Clay (liat berdebu); Kelas ukuran butir: h – halus, ah – agak halus.

Halaman II - 14
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Air Tersedia. Gaya yang menahan pergerakan air dalam tanah


disebut kapasitas menahan air dan dinyatakan oleh gaya yang
diperlukan untuk memisahkan air dari tanah, yang dinyatakan
dengan harga pF. Air yang terdapat dalam tanah dibedakan menjadi
air gravitasi, air kapiler dan air higroskopis. Air gravitasi adalah air
yang tidak dapat ditahan oleh massa tanah, tetapi meresap ke bawah
karena pengaruh gaya gravitasi (harga pF kurang dari 2.0). Air
kapiler adalah air yang dijerap oleh massa tanah, biasanya
merupakan suatu lapisan yang ada di sekeliling zarah-zarah tanah
dan berada dalam ruang-ruang kapiler (harga pF kira-kira sekitar
2.7 – 4.2). Air higroskopis adalah air yang dijerap dari uap air udara
oleh zarah tanah. Air ini melekat pada zarah tanah berupa selaput
tipis yang terdiri dari lapisan molekul air (harga pF kira-kira antara
4.2 – 7). Lapisan ini tertahan kuat sehingga tidak mudah menguap
dalam keadaan biasa, dan air ini tidak dapat diserap oleh tanaman
(Sosrodarsono, S dan Takeda, K, 1987).

Kadar air tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman


dinyatakan dalam beberapa keadaan, seperti kadar air total, kadar
air kapasitas lapang, dan kadar air titik layu permanen. Kadar air
kapasitas lapang adalah jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah
kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena gaya gravitasi
(harga pF 2.54 atau 1/3 bar), sedang kadar air titik layu permanen
adalah kandungan air tanah pada saat tanaman yang ada di atasnya
telah mengalami layu permanen, dalam arti sukar disembuhkan
kembali meskipun telah ditambahkan sejumlah air yang mencukupi
(harga pF 4.2 atau 15 bar). Selisih antara kadar air kapasitas lapang
dan titik layu permanen adalah air tersedia.

Hasil pengukuran kadar air pada keadaan kapasitas lapang (pF 2.54
atau 1/3 bar) dan keadaan pada titik layu permanen (pF 4.2 atau 15
bar) pada wilayah studi menunjukkan kadar air tersedia bagi
tanaman berkisar dari 6.31-7.50%-volume. Secara umum, hal ini
menunjukkan tanah-tanah di lokasi studi memiliki kemampuan
memegang air yang dinilai berdasarkan prosentase pori air tersedia
tergolong rendah (kriteria dari LPT, 1980), tetapi walaupun demikian,
hal yang menguntungkan adalah bahwa wilayah ini termasuk
kedalam wilayah bertipe iklim sangat basah menurut sistem
klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951).

Permeabilitas tanah. Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah


melewatkan air dalam keadaan jenuh. Permeabilitas tanah
merupakan salah satu sifat tanah yang sangat berpengaruh terhadap
kepekaan tanah terhadap erosi. Tanah yang bersifat permeable
(berpermeabilitas tinggi) relatif kurang peka terhadap erosi
dibandingkan dengan tanah yang permeabilitasnya rendah. Hasil
pengukuran permeabilitas tanah di lokasi studi menunjukkan nilai
permeabilitas tergolong agak lambat (3.25-5.56 cm/jam).

Halaman II - 15
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2). Sifat Kimia Dan Tingkat Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah erat hubungannya dengan unsur-unsur hara yang


tersedia didalam tanah yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman.
Penilaian status kesuburan tanah dilakukan dengan menggunakan
kriteria yang dibangun oleh Balai Penelitian Tanah (2009).

Data hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa secara umum


tanah-tanah di daerah studi mempunyai status kesuburan yang
tergolong rendah, dengan faktor pembatas utama berupa kandungan
basa-basa dan bahan organik yang rendah. Beberapa sifat kimia
tanah di wilayah studi dan Lampiran Hasil Analisis Laboratorium).

Reaksi Tanah. Reaksi tanah merupakan tingkat kemasaman tanah,


yang sangat berpengaruh pada ketersediaan hara dalam tanah. pH
yang optimum untuk ketersedia hara bagi tanaman adalah pH yang
mendekati netral, berkisar dari 5.5-6.5. Bila pH tanah sangat
masam, tingkat kelarutan dari unsur-unsur beracun seperti Al akan
meningkat yang dapat meracuni tanaman serta unsur P tidak dapat
diserap tanaman karena difiksasi oleh Al. Sebaliknya, bila pH tanah
sangat alkalin, maka P juga tidak dapat diserap tanaman karena
difiksasi oleh Ca. Hasil pengukuran reaksi tanah menunjukkan
tingkat kemasaman tanah (pH) bervariasi dari masam sampai agak
masam (pH bervariasi dari 5.5 – 6.2) tetapi secara umum tergolong
agak masam.

Selanjutnya, berdasarkan hasil perbandingan antara pH H2O (1:1)


dan pH KCl (1:1) menunjukkan bahwa seluruh sample yang
dianalisis menunjukkan pH H2O yang selalu lebih besar dari pH KCl.
Hal ini mengindikasikan bahwa tanah-tanah di wilayah studi masih
mempunyai cadangan mineral mudah lapuk yang cukup sebagai
sumber hara bagi tanaman.

Tabel 2.10. Penilaian Tingkat Kesuburan Tanah Di Wilayah Studi

KTK KB P K C-org Tingkat


Plot Sample
(cmol/kg) (%) (mg/kg) (cmol/kg) (%) Kesuburan
9.36 31.77 1.57 0.21 1.39
T1 Rendah
R R SR R R
11.70 43.50 1.36 0.19 1.41
T2 Rendah
R S SR R R
10.46 41.85 1.28 0.22 1.98
T3 Rendah
R S SR R R
12.56 45.79 1.31 0.27 1.85
T4 Rendah
R S SR R R
10.57 43.56 1.09 4.31 2.10
T5 Rendah
R S SR ST S
9.57 42.66 0.97 2.29 1.79
T6 Rendah
R S SR ST R
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, 2016

Halaman II - 16
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.11. Beberapa sifat kimia tanah di wilayah studi

Nomor Contoh pH Terhadap contoh tanah kering 105 oC


Plot Bahan Organik Ekstrak NH4-Asetat 1N, pH 7 KCl 1 N
Land P-dd KTKe Kej. Al
Sam- H2O KCl C N Ca Mg K Na Jml KTK KB Al+3 H+
system C/N
ple ------(%)----- ppm ----(cmol/kg)---- (%) ----(cmol/kg)---- (%)
5.7 5.2 1.39 0.15 9.23 1.57 1.30 0.56 0.21 0.11 2.18 9.36 31.77 1.3 0.6 4.08 31.86
T1 KRI
AM R R R SR SR R R R R R T
5.5 5.0 1.41 0.17 8.29 1.36 2.38 0.31 0.19 0.15 3.03 11.70 43.50 1.1 0.7 4.83 22.77
T2 INM
M R R R SR R SR R R R S T
5.9 5.3 1.98 0.36 5.50 1.28 2.57 0.38 0.22 0.18 3.35 10.46 41.85 1.0 0.6 4.95 20.20
T3 AFT
AM R S R SR R SR R R R S S
5.7 5.2 1.85 0.25 7.40 1.31 2.99 0.41 0.27 0.22 3.89 12.56 45.79 0.9 0.4 5.19 17.34
T4 AMR
AM R S R SR R R R R R S S
6.2 5.7 2.10 0.43 4.88 1.09 3.34 0.27 4.31 0.53 8.45 10.57 43.56 0.5 0.2 9.15 5.46
T5 WSS
M S S R SR R SR ST S R S R
6.0 5.5 1.79 0.26 6.89 0.97 2.91 0.31 2.29 0.34 5.85 9.57 42.66 0.2 0.09 6.14 3.26
T6 WSS
AM R S R SR R SR ST R R S SR
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, 2016

Halaman II - 17
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Kapasitas Tukar Kation (KTK). KTK menunjukkan kemampuan


tanah menahan hara terhadap pencucian yang pada akhirnya akan
menyediakan unsur hara cadangan bagi tanaman. KTK merupakan
sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah.
Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur
hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan
KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na
(kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah, tetapi
bila didominasi oleh kation asam, Al, H (kejenuhan basa rendah)
dapat mengurangi kesuburan tanah. Besarnya KTK sangat
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis mineral liat, serta humus tanah.
Hasil pengukuran pada wilayah studi menunjukkan nilai KTK
tergolong rendah (9.36-12.56 cmol/kg), sehingga perlu peningkatan
KTK tanah dengan penambahan bahan organik tanah. Makin besar
KTK tanah, makin respon tanaman terhadap pemupukan.

Basa-basa yang dapat ditukar dan Kejenuhan Basa (KB). Selain


berfungsi sebagai unsur hara yang penting bagi tanaman, Ca dan Mg
juga mempengaruhi pH tanah. Kandungan basa-basa tanah di
wilayah studi, bervariasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi,
tetapi umumnya tergolong sangat rendah sampai rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah-tanah di wilayah studi tergolong tanah
dengan kandungan kation-kation basa tergolong kurang tersedia.
Selanjutnya, KB merupakan persentase kompleks pertukaran tanah
yang diisi atau ditempati oleh basa-basa (kation Ca, Mg, K, dan Na),
atau dengan kata lain, kejenuhan basa menunjukkan perbandingan
antara jumlah kation-kation basa yang dapat ditukar dalam
miliekivalen yang terdapat dalam 100 gram tanah terhadap nilai KTK
efektif tanah yakni jumlah semua kation (kation basa dan kation
asam) yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Kejenuhan basa
berhubungan erat dengan pH tanah, dimana tanah-tanah dengan pH
rendah umumnya mempunyai kejenuhan basa rendah, sedang
tanah-tanah dengan pH yang tinggi mempunyai kejenuhan basa
yang tinggi pula. Hasil pengukuran menunjukkan nilai KB tanah
bervariasi dari rendah sampai sedang, tetapi umumnya tergolong
sedang; dengan kejenuhan Al yang bervariasi dari sangat rendah
sampai tinggi.

Bahan organik dan Nisbah C/N. Bahan organik berpengaruh


penting terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Pengaruhnya terhadap
sifat fisik tanah antara lain: merangsang granulasi, menurunkan
daya kohesi, serta meningkatkan kemampuan menahan air.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
ketersediaan hara (N, P, dan S dalam bentuk organik) dan
penambahan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Sumber bahan organik
umumnya terkonsentrasi di lapisan atas, sehingga kadar bahan
organik menurun sejalan dengan kedalaman tanah.

Halaman II - 18
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Selanjutnya, nitrogen merupakan unsur hara yang esensial bagi


tanaman. Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam bentuk senyawa
organik dan anorganik. Bentuk-bentuk N an-organik tanah meliputi
NH4+, NO3-, NO2-, N2O, NO dan N elemen, sedang bentuk-bentuk
N-organik tanah meliputi asam-asam amino atau protein, asam-
asam amino bebas, gula amino, dan senyawa kompleks lainnya.
Tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk NH4+ atau NO3-.

Lebih jauh, C-org dengan nisbah kandungan C-org dalam prosen


terhadap N-total dalam prosen (nisbah C/N) kurang dari 20 akan
melepaskan amonium yang tersedia bagi tanaman dalam proses
pelapukannya. Imobilisasi nitrogen (nitrogen tidak tersedia) terjadi
apabila mikroba tanah mengambil nitrogen an-organik dari
lingkungannya apabila nisbah C/N lebih besar dari 25. Hal ini dapat
menimbulkan defisiensi nitrogen. Hasil pengukuran menunjukkan
kandungan C-organik bervariasi dari rendah sampai sedang (1.39-
2.10%), tetapi umumnya tergolong rendah.

Selanjutnya, kadar N-total tanah bervariasi dari rendah sampai


sedang (0.15-0.43%), tetapi umumnya tergolong sedang, dengan
nisbah C/N tergolong rendah (4.88-9.23).

Phosphor. Unsur P merupakan unsur hara makro yang esensial


setelah nitrogen, yang memegang peranan sangat penting dalam
metabolisme tanaman terutama berfungsi untuk pembentukan
protein, ATP, ADP, dan menstimulasi pembentukan akar. Secara
umum, P dalam tanah dapat digolongkan dalam bentuk organik dan
anorganik yang ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh pH tanah.
Pada pH tanah 6.0-7.0 merupakan pH yang optimum bagi
ketersediaan hara P. Tanaman umumnya mengambil P dalam bentuk
H2PO4- dan HPO4-2. Penyerapan P oleh tanaman dengan jalan
pertukaran kation (difusi) sehingga selain faktor kimia tanah, faktor
fisik tanah juga berpengaruh terhadap penyerapan P oleh tanaman.
Berdasarkan hasil pengukuran kandungan P-tersedia tergolong
sangat rendah (0.97-1.57 ppm).

Kalium. Unsur kalium merupakan unsur yang lambat tersedia.


Kalium merupakan unsur hara makro esensial setelah N dan P.
Sumber utama kalium di dalam tanah adalah bahan-bahan mineral
selain bahan organik yang sudah lapuk, oleh karenanya
ketersediaannya sangat bergantung pada jenis bahan induk
penyusun tanah dan mineral-mineral yang terlapukkan, yakni sisa-
sisa tanaman sebagai pemasok unsur-unsur tersebut. Kalium dalam
tanah terdapat dalam tiga bentuk, yaitu kalium dapat
tersedia/bebas, kurang tersedia dan tidak tersedia bagi tanaman.
Unsur ini selalu berada dalam bentuk keseimbangan sehingga
kalium yang diserap tanaman akan segera diganti oleh bentuk-
bentuk yang tidak tersedia menjadi bentuk tersedia. Kalium diserap
dalam bentuk ion K melalui pertukaran kation (difusi). Unsur kalium

Halaman II - 19
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

berantagonisme terhadap Ca, Mg, dan Na sehingga usaha menjaga


keseimbangan antara unsur-unsur tersebut mutlak diperlukan.
Berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan kandungan K-tersedia
bervariasi dari rendah sampai sangat tinggi (0.19-4.31 cmol/kg)
tetapi umumnya tergolong rendah.

3). Erosi Tanah

Laju erosi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai


erosivitas hujan, nilai erodibilitas tanah, faktor kemiringan dan
panjang lereng, serta faktor vegetasi dan pengelolaan tanah. Prediksi
laju erosi di wilayah studi didekati dengan menggunakan data dari
data yang diambil dari beberapa titik plot sample pengamatan tanah
seperti kelas lereng, jenis penutupan vegetasi, yang didukung dengan
data hasil analisis laboratorium, kemudian diekstrapolasi untuk
memprediksi laju erosi pada kondisi yang mirip tetapi dengan
memilih beberapa kombinasi kelas lereng dan jenis tanah. Untuk
tutupan lahan pada prinsipnya sama yaitu termasuk di dalam
tutupan lahan berupa hutan. Untuk nila erosivitas ( R ) juga sama di
semua plot sampel karena faktor penentunnya adalah curah hujan,
dimana curah hujan di wilayah studi adalah sama karena
sumbernya sama.

Adapun uraian beberapa faktor laju erosi adalah sebagai berikut :

R = Besarnya R dalam wilayah studi ini adalah konstan untuk


berbagai kondisi plot sampel, yaitu 1,566 karena R
ditentukan oleh data curah hujan, dimana data curah hujan
adalah besarnya berlaku sama untuk seluruh wilayah studi.
berdasarkan data curah hujan yang disajikan dalam rona
iklim, diperoleh nilai erosivitas hujan (R) sebesar 1.566
(Lenvain, 1975 dalam Bols, 1978). Nilai R ini akan digunakan
untuk menghitung potensi laju erosi aktual.

K : Besarnya K mengacu kepada Arsyad, 1979 yaitu untuk tanah


dalam ordo Inceptisol (jenis tanah Tropaquepts dan
Eutropepts) adalah 0,02; ordo Utisol (jenis tanah Tropudults)
adalah 0,15; dan ordo Entisol (jensi tanah Tropofluvents)
adalah 0,14.

LS : Nilai LS bervariasi menurut panjang dan kemiringan lahan


pada masing-masing lokasi yaitu dari 0,25 sampai 4,25
dimana nilai LS tersebut diperoleh dengan menggunakan
persamaan dari Wischmeier dan Smith (1978), yaitu :

LS = (L (0,00138S2 + 0,00965S + 0,0318)) 1/2,

dimana S = Kemiringan lereng (%) dan L = Panjang lereng (m).

Halaman II - 20
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

C : Pada rona lingkungan hidup awal ini kondisi penutupan


lahan berupa hutan, sehingga nilai C adalah 0,001 (Arsyad,
1989).

P : Nilai P adalah faktor pengolahan lahan. Kondisi rona


lingkungan hidup awal saat ini masih alami tanpa ada
tindakan konservasi, sehingga nilainya adalah 1 (Arsyad,
1989).

Tabel 2.12. Prediksi Laju Erosi Di Wilayah Studi Pada Berbagai


Kondisi Kelas Lereng Dan Jenis Tanah Dengan
Tutupan Lahan Masih Alami Berupa Hutan
Laju Erosi
Kelas Tutupan Kelas
Jenis Tanah R K LS C P (ton/ha/
Lereng Lahan TBE
thn)
A 1.566 0,02 0,25 0.001 1 0,01 I
B Tropaquepts
1.566 0,02 1,20 0.001 1 0,04 I
(Ordo Inceptisol)
C 1.566 0,02 4,5 0.001 1 0,13 I
A Eutropepts 1.566 0,02 0,25 0.001 1 0,01 I
B (Ordo Inceptisol) 1.566 0,02 1,20 0.001 1 0,04 I
A Hutan
1.566 0,15 0,25 0.001 1 0,06 I
Tropudults Alam
B 1.566 0,15 1,20 0.001 1 0,28 I
(Ordo Utisol)
C 1.566 0,15 4,25 0.001 1 1,00 I
A 1.566 0,14 0,25 0.001 1 0,05 I
B Tropofluvents
1.566 0,14 1,20 0.001 1 0,26 I
(Ordo Entisol)
C 1.566 0,14 4,25 0.001 1 0,93 I

Dari hasil perhitungan laju erosi, diperoleh laju erosi paling tinggi
adalah 1 ton/ha/tahun.

Oleh karena rona lingkungan hidup awal ini kondisi tutupan lahan
adalah berupa vegetasi hutan alam, maka kelas erosi diturunkan
dari kriteria Tingkat Bahaya Erosi dari Ditjen RRL Departemen
Kehutanan, 1998) meliputi 5 (lima) kelas erosi yaitu:

Tabel 2.13. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi

Kehilangan Tanah
No. Kelas TBE Keterangan
(Ton/Ha/Th)
1 I Kurang dari (<) 15 Sangat ringan
2 II 16 – 60 Ringan
3 III 60 – 180 Sedang
4 IV 180 – 480 Berat
5 V Lebih dari (>) 40 Sangat berat
Sumber : Departemen Kehutanan, 1998

Halaman II - 21
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

6. Kualitas Air Permukaan

Untuk mengetahui kualitas air permukaan di wilayah studi


dilakukan analisis terhadap 3 sungai yang ada di wilayah studi,
dimana setiap sungai diambil sampel di bagian hulu dan hilirnya.
Adapun lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 2.14,
sedangkan hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 2.15. Hasil
analisis tersebut diperbandingkan dengan baku mutu kualitas air
permukaan kelas II sebagaimana diatur di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Tabel 2.14. Lokasi Sampel Kualitas Air Permukaan (Air Sungai)

Koordinat Pendekatan Debit


No. Kode Lokasi
Bujur TImur Bujur Selatan (m3/detik)
1 AS1 S. Arumi (hulu) 139o 13‟ 32” 0o 48‟ 44” 8 s/d 11
2 AS2 S. Arumi (hilir) 139 12‟ 32”
o 0o 51‟ 01” 8 s/d 12
3 AS3 S. Apiri (hulu) 139 08‟ 32”
o 0o 52‟ 22” 21 s/d 27
4 AS4 S. Apiri (hilir) 139 00‟ 32”
o 0o 49‟ 46” 21 s/d 29
5 AS5 S. Api (hulu) 139 03‟ 32”
o 0o 49‟ 57” 23 s/d 30
6 AS6 S. Api (hilir) 139 55‟ 55”
o 0o 50‟ 46” 23 s/d 33

Tabel 2.15. Hasil Analisis Kualitas Air Permukaan (Air Sungai)


Baku
No Parameter Satuan Mutu AS1 AS2 AS3
(Klas II)
Fisik
1 Temperatur oC Deviasi 3 28,10 27,50 27,90
2 TDS mg/l 1.000 123 128 270
3 TSS mg/l 400 16 17 14
Kimia
1. pH - 6–9 6,9 6,50 6,7
2. BOD5 mg/l 3 9.15 6.20 8.15
3. COD mg/l 25 49.30 31.81 43,78
4. DO mg/l 4 7,30 7,0 7,50
5. P mg/l 0,2 <0,093 <0,093 <0,093
6. NO3-N mg/l 10 0,087 0,066 0,025
7. NH3-N mg/l - <0,054 <0,054 <0,054
8. As mg/l 1 <0,005 <0,005 <0,005
9. Co mg/l 0,2 <0,0018 <0,0018 <0,0018
10. Ba mg/l - <0,000002 <0,000002 <0,000002
11. B mg/l 1 <0,0010 <0,0010 <0,0010
12. Se mg/l 0,05 <0,00004 <0,00004 <0,00004
13. Cd mg/l 0,01 <0,00004 <0,00003 <0,00003
14. Cr6+ mg/l 0,05 0,006 0,012 0,002
15. Cu mg/l 0,02 0,06 0,03 0,031
16. Fe mg/l - 0,17 0,08 0,094
17. Pb mg/l 0,03 <0,001 <0,001 <0,001
18. Mn mg/l - 0,00017 0,0031 0,0024
19. Hg mg/l 0,002 <0,0008 <0,0008 <0,0008
20. Zn mg/l 0,05 0,023 0,035 0,032
21. Cl mg/l - 35,88 41,77 29,57
22. CN mg/l 0,02 <0,01 <0,01 <0,01
23. F 1,5 0,19 0,094 0,058
24. NO2-N mg/l 0,06 0,008 0,022 <0,004

Halaman II - 22
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

25. SO42+ mg/l - 40,58 57,35 32,71


26. Cl2 mg/l 0,03 0,04 0,05 0,02
27. H2S mg/l 0,002 0,001 0,001 0,001
Organik
1. Lemak µg/l 1.000 <1000 <1000 <1000
Biologi
1. Total Coli Jml/100 ml 5.000 4120 3.900 3.780
2. Fecal Coli Jml/100 ml 1.000 380 312 356
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Penguji PT Global Quality Analitical, 2016

LANJUTAN Tabel 2.15


Baku
No Parameter Satuan Mutu AS4 AS5 AS6
(Klas II)
Fisik
1 Temperatur oC Deviasi 3 28.60 28.80 28,0
2 TDS mg/l 1.000 274 130 135
3 TSS mg/l 400 15 11 12
Kimia
28. pH - 6–9 6,7 6,68 6,65
29. BOD5 mg/l 3 9.01 6.15 6.14
30. COD mg/l 25 45.63 34.74 32.76
31. DO mg/l 4 7,60 7,90 7,50
32. P mg/l 0,2 <0,093 <0,093 <0,093
33. NO3-N mg/l 10 0,031 0,05 0,042
34. NH3-N mg/l - 0,079 <0,054 0,097
35. As mg/l 1 <0,005 <0,005 <0,005
36. Co mg/l 0,2 <0,0018 <0,0018 <0,0018
37. Ba mg/l - <0,000002 <0,000002 <0,000002
38. B mg/l 1 <0,0010 <0,0010 <0,0010
39. Se mg/l 0,05 <0,00004 <0,00004 <0,00004
40. Cd mg/l 0,01 <0,00003 <0,00003 <0,00004
41. Cr6+ mg/l 0,05 0,008 0,006 0,008
42. Cu mg/l 0,02 0,024 0,015 0,024
43. Fe mg/l - 0,061 0,035 0,43
44. Pb mg/l 0,03 <0,001 <0,001 <0,001
45. Mn mg/l - 0,0036 0,0041 0,0054
46. Hg mg/l 0,002 <0,0008 <0,0008 <0,0008
47. Zn mg/l 0,05 0,019 0,021 0,027
48. Cl mg/l - 50,37 28,57 30,56
49. CN mg/l 0,02 <0,01 <0,01 <0,01
50. F 1,5 0,098 0,079 0,094
51. NO2-N mg/l 0,06 0,006 0,009 0,011
52. SO42+ mg/l - 90,11 87,50 56,70
53. Cl2 mg/l 0,03 0,06 0,07 0,05
54. H2S mg/l 0,002 0,001 0,001 0,001
Organik
2. Lemak µg/l 1.000 <1000 <1000 <1000
Biologi
3. Total Coli Jml/100 ml 5.000 3.500 2.980 4.310
4. Fecal Coli Jml/100 ml 1.000 327 280 390
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Penguji PT Global Quality Analitical, 2016

Berdasarkan hasil analisis kualitas air permukaan dapat dilihat pada


Tabel 2.15 terdapat 3 parameter yang telah melampaui baku mutu
air permukaan yaitu BOD, COD dan Cl2, sedangkan untuk
parameter TDS, TSS, P, NO3-N, NH3-N, As, Co dan yang lainnya

Halaman II - 23
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan di dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Baku mutu untuk BOD adalah 3 mg/l, sedangkan hasil analisis


laboratorium menunjukkan kadar yang bervariasi dari 6,14 mg/l
sampai 9,15 mg/l. Tinggi BOD ini diperkirakan adanya proses
dekomposisi bahan organik yang terjadi di bagian hulu dari sungai
yang diambil sampelnya.

Baku mutu untuk COD adalah 25 mg/l, sedangkan hasil analisis


laboratorium menunjukkan kadar yang bervariasi dari 31,81 mg/l
sampai 49,30 mg/l. Tinggi COD ini diperkirakan adanya proses
dekomposisi bahan organik yang terjadi di bagian hulu dari sungai
yang diambil sampelnya.

Baku mutu untuk Cl2 adalah 0,03 mg/l, sedangkan hasil analisis
laboratroium menunjukkan kadar yang lebih tinggi dari baku mutu
pada beberapa lokasi sampel yaitu 0,04 mg/l dan 0,05 mg/l pada
lokasi pengambilan sampel di Sungai Arumi, serta 0,06 mg/l pada
hilir Sungai Apiri, dan 0,07 mg/l dan 0,05 mg/l pada Sungai Api.
Tingginya Cl2 ini diperkirakan secara alami, yaitu masukknya Cl2
dari udara ke dalam badan air sungai, dan kemudian bersenyawa
hingga meningkatkan kadar Cl2 di badan air.

Pengambilan sampel air permukaan dilakukan langsung oleh tenaga


laboratorium. Terhadap parameter DO langsung dilakukan
pengukuran di lapangan dengan menggunakan DO meter. Pada
Gambar 2.10 dapat dilihat dokumentasi pengambilan sampel
kualitas air permukaan di U3 (Sungai Api bagian hilir).

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.10. Pengambilan Sampel Kualitas Air Permukaan

Halaman II - 24
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

7. Kualitas Air Tanah

Untuk mengetahui kualitas air tanah di ambil sampel di 2 tempat


yang mewakili wilayah Distrik Kebar di Kampung Janderau dan
Distrik Senopi di Kampung Senopi.

Hasil analisis air bersih di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel
2.16. Hasil analisis kemudian diperbandingkan dengan Baku Mutu
sebagaimana diatur di dalam Permenkes RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990. Berdasarkan hasil analisis laboratorim,
seluruh paramater kadarnya masih di bawah baku mutu yang
ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas air di
wilayah studi adalah baik (tidak tercemar).

Tabel 2.16. Hasil Analsisi Air Tanah

Hasil Analsisi
No. Parameter Satuan Baku Mutu Janderau
Senopi (AT2)
(AT1)
SIFAT FISIK
1 Odor - Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
2 TDS mg/l 1000 161 257
3 Turbidity NTU 25 <1,0 <1,0
4 Taste - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
5 Temperature oC Suhu udara ±3 26,80 27,50
6 Color TCU 15 <1,0 <1,0
SIFAT KIMIA
1 pH - 6,5 – 9,0 6,52 6,35
2 Chloride, Cl mg/l 600 6,57 2,57
3 CaCO3 mg/l 500 53,10 80,69
4 Fluoride, F mg/l 1,5 0,094 0,10
5 Cr6+ mg/l 0,05 <0,001 <0,001
6 NO2-N mg/l 1 <0,004 <0,004
7 NO3-N mg/l 10 0,16 0,09
8 SO42- mg/l 400 1,83 3,32
9 Hg mg/l 0,001 <0,001 <0,001
10 As mg/l 0,05 <0,002 <0,002
11 Fe mg/l 1 0,02 <0,01
12 Cd mg/l 0,005 <0,004 <0,004
13 Mn mg/l 0,5 <0,007 <0,007
14 Se mg/l 0,01 <0,002 <0,002
15 Zn mg/l 15 0,11 0,094
16 CN mg/l 0,1 <0.01 <0,01
17 Pb mg/l 0,05 <0,03 <0,03
18 MBAS mg/l 0,5 0,05 0,061
19 KMnO4 mg/l 10 2,38 3,75
BIOLOGI
1 Total Coliform Jml/100 10 0 0
ml
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Penguji PT Global Quality Analitical, 2016

Halaman II - 25
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

8. Penutupan Lahan

Berdasarkan Peta Penafsiran Citra Landsat 8 OLI Band 653


path/row 106/61 liputan tanggal 18 Oktober 2015, penutupan lahan
sebagaimana diajikan pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17. Tata Guna Lahan

Luas
No. Tata Guna Lahan
Ha (%)
1 Hutan tanah kering 12.710,71 65,6
2 Hutan tanah berawa 3.249,16 16,8
3 Tanah terbuka Dan Savana 3.408,90 17,6
Jumlah 19.368,77 100,0

9. Topografi dan Kelas Lereng

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar 2914-54. 2914-63,


2914-64, 2915-22, 2915-24, 2915-31, 2915-32, 2915-33 dan 2915-
34 skala 1:50.000 yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial
(2013), keadaan topografi wilayah studi didominasi oleh wilayah
berlereng datar atau kelas lereng A, sisanya berupa wilayah berlereng
landai sampai curam (kelas lereng B sampai D), dengan ketinggian
dari permukaan laut berkisar dari 500 sampai 1300 m dpl.
Penyebaran kelas lereng wilayah studi disajikan pada Tabel 2.18
dan sebarannya secara spasial disajikan pada Gambar 2.11 Peta
Kelas Lereng dan Gambar 2.12 Peta Topografi.

Tabel 2.18. Sebaran Kelas Lereng Di Wilayah Studi

Prosentase
No. KELAS LERENG LUAS (ha)
(%)
1 A Datar (0-5 %) 14.525,12 74,99
2 B Landai (8-15 %) 2.831,13 14,62
3 C Agak Curam (15-25 %) 1.975,56 10,20
4 D Curam (25-40 %) 36,96 0,19
5 E Sangat Curam >40 % - -
Jumlah 19.368,77 100
Sumber: Hasil overlay Peta RBI (Lembar 2914-54. 2914-63, 2914-64, 2915-22, 2915-24,
2915-31, 2915-32, 2915-33 dan 2915-34 skala 1:50.000) dan Peta penunjukan
kawasan hutan dan perairan, Provinsi Papua Barat tahun 2014

Halaman II - 26
PETA KELAS LERENG

Gambar 2.11. Halaman II - 27


PETA TOPOGRAFI

Gambar 2.12. Halaman II - 28


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2.1.2. KOMPONEN BIOLOGI

1. Vegetasi

Kondisi vegetasi di wilayah studi terdapat ekosistem hutan alam dan


ekosistem padang savana. Visualisasi ekosistem tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.13 dan Gambar 2.14. Di dalam padang
savana terdapat rumput Kebar (Biophytum petersianum). Rumput ini
mudah tumbuh secara alam di lembah Kebar, dan umumnya
tumbuh diantara alang-alang (Imperata cylindrica) di padang savana
tersebut. Masyarakat mencari rumput kebar dengan tujuan untuk
mendapatkan khasiatnya karena bisa meningkatkan kesuburan,
disamping itu rumput kebar juga merupakan sumber penghasilan
karena bisa dijual di pasar. Produksi rumput per hektar saat ini
adalah hampir 5 kg/ha.

Gambar 2.13. Vegetasi Padang Savana Yang Didominasi Oleh Alang-


Alang

Gambar 2.14. Vegetasi Pada Hutan

Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi


jalur dengan garis berpetak pada unit contoh berbentuk jalur
sepanjang 1.000 m, sebanyak 5 jalur.

Halaman II - 29
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1) Komposisi Jenis Vegetasi

Untuk mendapatkan komposisi jenis pada lokasi sampel


dilakukan analisa vegetasi dengan menggunakan metode yang
dikembangkan oleh Soerianegara & Indrawan (1988), yakni
pengamatan vegetasi dilakukan pada suatu petak yang dibagi-
bagi ke dalam petak-petak berukuran 20x20 m2, 10x10 m2, 5x5
m2 dan 2x2 m2. Petak berukuran 20x20 m2 digunakan untuk
pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pohon
(diameter ≥20 cm), petak berukuran 10x10 m2 digunakan untuk
pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan tiang (diameter
10–19 cm), petak berukuran 5x5 m2 digunakan untuk
pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pancang
(diameter <10 cm, tinggi >1,5 m), dan petak berukuran 2x2 m2
untuk vegetasi tingkat pertumbuhan semai (tinggi <1,5 m;
diameter <3 cm). Komposisi jenis akan ditampilkan jenis-jenis
pohonnya dan jumlahnya dalam setiap hektarnya (n/Ha).
Untuk pengamatan vegetasi pada savana tidak dilakukan
analisa vegetasi, tetapi cukup menginformasikan jenis-jenisnya
saja, karena di dalam padang savana sering terjadi perubahan
karena sering ada kegiatan masyarakat diantaranya untuk
penggembalaan, olah raga, dan lain-lain.

2) Indeks Nilai Penting

Indeks nilai penting (INP) suatu jenis menggambarkan tingkat


dominasinya terhadap jenis-jenis lain dalam suatu komunitas.
Jenis-jenis yang mempunyai INP tertinggi berpeluang lebih besar
untuk dapat mempertahankan pertumbuhan dan kelestarian
jenisnya. Smith (1977) mengemukakan bahwa jenis yang
dominan adalah jenis yang dapat memanfaatkan lingkungan
yang ditempati secara efisien dibanding jenis lain dalam tempat
yang sama. Jenis yang mempunyai INP lebih tinggi akan lebih
stabil, dilihat dari sisi ketahanan jenis dan pertumbuhannya.
Sutisna (1981) mengemukakan semakin tinggi INP suatu jenis,
maka keberadaan jenis tersebut semakin stabil.

Untuk mengetahui komposisi jenis permudaan tingkat tiang dan


pohon yang mendominasi komunitas tegakan dihitung nilai
pentingnya menggunakan rumus Soerianegara & Indrawan
(1988) : NP = FR + KR + DR, dimana NP = nilai penting, FR =
frekuensi relatif, dan DR = dominasi relatif. Untuk mengetahui
komposisi jenis permudaan tingkat semai dan pancang dihitung
nilai pentingnya menggunakan rumus Soerianegara & Indrawan
(1988) : NP = FR + KR. Semakin tinggi nilai penting suatu jenis,
semakin tinggi pula tingkat penguasaannya di dalam komunitas
yang bersangkutan.

Halaman II - 30
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3) Indeks Dominansi

Indeks dominansi jenis (C) menggambarkan pola dominasi suatu


jenis terhadap jenis lainnya dalam komunitas suatu tegakan.
Nilai C berkisar antara 0-1, di mana semakin tinggi nilai C
menggambarkan pola penguasaan terpusat pada jenis-jenis
tertentu saja atau dengan kata lain komunitas tersebut lebih
dikuasai oleh jenis-jenis tertentu saja, sebaliknya semakin
rendah nilai C menggambarkan pola penguasaan jenis-jenis
dalam komunitas tersebut relatif menyebar pada masing-masing
jenis. Heriyanto & Garsetiasih (2007) mengemukakan nilai C
tertinggi satu menunjukkan bahwa tegakan tersebut dikuasai
satu jenis atau terpusat pada jenis-jenis tertentu. Semakin kecil
nilai C, maka pola penguasaan jenisnya semakin menyebar pada
beberapa jenis yang dominan.

Menurut Krebs (1978), interpretasi tingkat penguasaan jenis


(indeks dominansi) adalah sebagai berikut: 0 < C < 0,5 tergolong
rendah; 0,5 < C < 0,75 tergolong sedang; 0,75 < C < 1 tergolong
tinggi.

Untuk menentukan indeks dominansi dipergunakan rumus


(Misra, 1980):

C = (ni/N) 2
I=1

Dimana :

C = Indeks Dominansi
ni = Nilai Penting Jenis ke-i
N = Total Nilai Penting

4) Indeks Keragaman

Keragaman jenis adalah parameter yang sangat berguna untuk


membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari
pengaruh gangguan biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi
atau kestabilan suatu komunitas.

Keragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus


Indeks Keragaman Shannon-Wiener :

Halaman II - 31
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dimana : H‟ = Indeks Keragaman Shannon-Wiener

ni = Jumlah individu jenis ke-n


N = Total jumlah individu

Dari nilai H‟ yang dihasilkan maka dapat diketahui nilai


keragaman jenisnya antara lain :

H‟ < 1 : menunjukkan tingkat keragaman jenis rendah


1 < H‟ ≤ 3 : menunjukkan tingkat keragaman jenis sedang
3 ≤ H‟ : menunjukkan tingkat keragaman jenis tinggi

Jalur pengamatan vegetasi sebagaimana disajikan pada Tabel


2.19.

Tabel 2.19. Jalur Pengamatan Vegetasi

Jalur Keterangan Jalur Pengamatan

I Kelompok Hutan S. Arumi


II Kelompok Hutan S. Apiri
III Kelompok Hutan S. Api
IV Kelompok Hutan Rawa
V Kelompok Hutan Rawa
VI Savana

(1) Jalur Pengamatan I

a. Permudaan Tingkat Semai

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.20.

Pada Tabel 2.20 dapat dilihat bahwa vegetasi tingkat


semai, jenis Intsia bijuga mempunyai jumlah individu
paling tinggi yaitu 532 per hektar, adapun komposisi
dari seluruh jenis adalah 3.611 individu per hektar.
Jenis Intsia bijuga mempunyai INP paling tinggi yaitu
20,08%, yang artinya bahwa jenis ini adalah paling stabil
dibanding jenis lainnya. Besarnya Indeks Dominansi
(C) adalah 0,048, hal ini menunjukkan indeks dominansi

Halaman II - 32
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

suatu jenis tergolong rendah. Indeks keragaman (H‟)


adalah 2,902 hal ini menunjukkan bahwa keragaman
jenis adalah sedang.

Tabel 2.20. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Semai Pada
Jalur Pengamatan I

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)

1 Bi s ya n Intsia bijuga 532 20,08


2 Ti i n Pometia pinnata 488 16,92
3 Kokri n Pipturus argenteus 429 16,09
4 Ti r Pterocarpus indicus 389 14,34
5 Mur Spondias dulcis 282 13,64
6 Ka mi r Octomeles sumatrana 86 7,89
7 Bopa k Endospermum sp 178 7,85
8 Sonturua r Toona sureni 122 7,59
9 Aruwa u Nauclea orientalis 54 6,68
10 Ni nji r Dysoxylum mole 67 6,23
11 Ma na p Artocarpus incisa 71 5,69
12 Wi a n Palaquium amboinensis 45 5,62
13 Suom Paraserianthes falcata 62 5,44
14 Sa rup Canarium asperum 56 5,44
15 Pa ki a m Mallotus philippinensis 49 5,41
16 Sra m Ficus grandis 51 4,82
17 Igne n Piper aduncum 88 4,38
18 Ta k Ficus sp 65 4,23
19 Wa kmur Homalanthus sp 67 3,80
20 Uce pi n Dendrocnide moroides 105 3,72
21 Wa s por Planchonella sp 23 3,72
22 Pra a Aglaia cuculata 48 3,27
23 Pi n Araucaria cunninghamii 34 3,21
24 Wa mput Macaranga aleuritoides 19 3,12
25 Ka s ubra Bixa orellana 22 2,88
26 Ifwoot Alphitonia excelsa 28 2,56
27 Na be Aleurites moluccana 22 2,55
28 Kuor Clerodendron buchanani 22 2,55
29 Mhi k Pangium edule 16 2,23
30 Ka r Planchonella sp 28 2,07
31 Duom Alstonia scholaris 22 2,07
32 Bua u Mallotus sp 22 2,07
33 Aruwa u Anthocephalus cadamba 19 1,82
Jumlah 3.611
Indeks Dominansi ( C ) 0,048
Indeks keragaman (H') 2,902
Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 33
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Permudaan Tingkat Pancang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.21. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa vegetasi tingkat pancang, jenis Pipturus
argenteus mempunyai jumlah individu paling tinggi yaitu
345 per hektar dan juga INP paling tinggi yaitu 24,69%.
Jumlah seluruh individu adalah 1.788 per hektar.
Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah 0,066, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,596 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah sedang.

c. Permudaan Tingkat Tiang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.22. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Pometia pinnata mempunyai jumlah
individu paling tinggi yaitu 145 per hektar dan juga INP
paling tinggi yaitu 39,43% yang berarti bahwa jenis ini
adalah paling stabil dibanding jenis yang lainnya.
Jumlah seluruh individu adalah 934 per hektar.
Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah 0,065, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,794 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah sedang.

d. Permudaan Tingkat Pohon

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.23. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Pometia pinnata mempunyai jumlah
individu paling tinggi yaitu 53 per hektar dan juga INP
paling tinggi yaitu 73,95% yang berarti bahwa jenis ini
adalah paling stabil dibanding jenis yang lainnya.
Jumlah seluruh individu adalah 177 per hektar.
Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah 0,101, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,501 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Halaman II - 34
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.21. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pancang Pada
Jalur Pengamatan I

Komposisi Jenis
No Nama Lokal Nama Latin INP (%)
(N/Ha)

1 Kokri n Pipturus argenteus 345 24,69


2 Ti i n Pometia pinnata 322 23,21
3 Mur Spondias dulcis 287 22,60
4 Duom Alstonia scholaris 53 11,63
5 Ka mi r Octomeles sumatrana 49 10,83
6 Kuor Clerodendron buchanani 78 10,53
7 Mhi k Pangium edule 109 9,95
8 Wi a n Palaquium amboinensis 100 8,48
9 Wa s por Planchonella sp 62 7,71
10 Ka r Planchonella sp 45 7,14
11 Ti r Pterocarpus indicus 32 6,80
12 Bopa k Endospermum sp 49 6,79
13 Bi s ya n Intsia bijuga 45 6,37
14 Bua u Mallotus sp 28 5,80
15 Aruwa u Anthocephalus cadamba 28 5,61
16 Sonturua r Toona sureni 22 5,28
17 Pa ki a m Mallotus philippinensis 22 5,28
18 Ni nji r Dysoxylum mole 21 5,03
19 Ignen Piper aduncum 19 3,18
20 Aruwa u Nauclea orientalis 15 2,96
21 Ucepi n Dendrocnide moroides 18 2,93
22 Ma na p Artocarpus incisa 18 2,93
23 Pra a Aglaia cuculata 10 2,49
24 Ifwoot Alphitonia excelsa 11 1,77
Jumlah 1.788
Indeks Dominansi ( C ) 0,066
Indeks keragaman (H') 2,596

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 35
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.22. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Tiang Pada
Jalur Pengamatan I

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Tiin Pometia pinnata 145 39,43
2 Kokrin Pipturus argenteus 133 33,07
3 Ignen Piper aduncum 76 21,26
4 Wian Palaquium amboinensis 57 20,99
5 Manap Artocarpus incisa 56 18,38
6 Bopak Endospermum sp 43 17,39
7 Mur Spondias dulcis 56 16,78
8 Bisyan Intsia bijuga 54 16,35
9 Waspor Planchonella sp 35 14,28
10 Suom Paraserianthes falcata 33 11,66
11 Ifwoot Alphitonia excelsa 33 11,46
12 Ninjir Dysoxylum mole 34 11,07
13 Aruwau Anthocephalus cadamba 28 10,19
14 Kamir Octomeles sumatrana 25 9,74
15 Kuor Clerodendron buchanani 23 9,52
16 Kasubra Bixa orellana 24 8,93
17 Nabe Aleurites moluccana 22 8,70
18 Tak Ficus sp 21 6,49
19 Aruwau Nauclea orientalis 12 4,77
20 Wakmur Homalanthus sp 12 4,77
21 Pin Araucaria cunninghamii 12 4,77
Jumlah 934
Indeks Dominansi ( C ) 0,065
Indeks keragaman (H') 2,794

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 36
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.23. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pohon Pada
Jalur Pengamatan I

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Tiin Pometia pinnata 53 73,95
2 Mur Spondias dulcis 16 25,11
3 Kokrin Pipturus argenteus 11 20,24
4 Wian Palaquium amboinensis 9 17,20
5 Ucepin Dendrocnide moroides 9 17,20
6 Tir Pterocarpus indicus 9 16,42
7 Aruwau Nauclea orientalis 9 17,20
8 Kamir Octomeles sumatrana 8 15,29
9 Sarup Canarium asperum 8 15,29
10 Sonturuar Toona sureni 7 13,38
11 Bisyan Intsia bijuga 7 13,38
12 Mhik Pangium edule 7 12,60
13 Wakmur Homalanthus sp 6 11,47
14 Kar Planchonella sp 6 10,69
15 Sram Ficus grandis 6 10,69
16 Praa Aglaia cuculata 4 6,08
17 Ignen Piper aduncum 2 3,82
Jumlah 177
Indeks Dominansi ( C ) 0,101
Indeks keragaman (H') 2,501

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

(2) Jalur Pengamatan II

a. Permudaan Tingkat Semai

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.24. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa, Ficus sp mempunyai komposisi jenis paling tinggi
yaitu 744 individu per hektar, sedangkan komposisi
untuk seluruh jenis adalah 3.973 individu per hektar.
INP paling tinggi yaitu 24,14% ditempati oleh Ficus sp.
Besarnya Indeks Dominansi adalah 0,049, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman adalah 2,944 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman adalah sedang.

Halaman II - 37
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.24. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Semai Pada
Jalur Pengamatan II

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)

1 Tak Ficus sp 744 24,15


2 Mur Spondias dulcis 445 15,63
3 Tiin Pometia pinnata 425 14,47
4 Aruwau Anthocephalus cadamba 327 13,49
5 Sarup Canarium asperum 178 10,06
6 Kamir Octomeles sumatrana 244 9,92
7 Bisyan Intsia bijuga 221 9,83
8 Wian Palaquium amboinensis 123 8,35
9 Ucepin Dendrocnide moroides 78 6,40
10 Kokrin Pipturus argenteus 34 6,11
11 Aruwau Nauclea orientalis 59 5,10
12 Tir Pterocarpus indicus 37 5,04
13 Mhik Pangium edule 39 4,92
14 Kuor Clerodendron buchanani 78 4,92
15 Wamput Macaranga aleuritoides 89 4,87
16 Wakmur Homalanthus sp 48 4,82
17 Kar Planchonella sp 37 4,71
18 Nabe Aleurites moluccana 49 4,68
19 Suom Paraserianthes falcata 71 3,59
20 Sram Ficus grandis 88 3,53
21 Sonturuar Toona sureni 21 3,48
22 Ignen Piper aduncum 88 3,36
23 Pakiam Mallotus philippinensis 48 3,18
24 Pin Araucaria cunninghamii 32 3,10
25 Manap Artocarpus incisa 67 3,00
26 Kasubra Bixa orellana 71 2,94
27 Waspor Planchonella sp 38 2,76
28 Ninjir Dysoxylum mole 49 2,71
29 Praa Aglaia cuculata 34 2,66
30 Bopak Endospermum sp 23 2,39
31 Buau Mallotus sp 33 2,14
32 Ifwoot Alphitonia excelsa 33 1,98
33 Duom Alstonia scholaris 22 1,70
Jumlah 3.973
Indeks Dominansi ( C ) 0,049
Indeks keragaman (H') 2,944

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 38
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Permudaan Tingkat Pancang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.25. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa vegetasi tingkat pancang, jenis Intsia bijuga
mempunyai jumlah individu paling tinggi yaitu 325 per
hektar dan juga INP paling tinggi yaitu 19,64%. Jumlah
seluruh individu adalah 2.299 per hektar. Besarnya
Indeks Dominansi (C) adalah 0,054, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,881 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah sedang

Tabel 2.25. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pancang Pada
Jalur Pengamatan II

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Bisyan Intsia bijuga 325 19,64
2 Wakmur Homalanthus sp 210 16,09
3 Wian Palaquium amboinensis 211 15,65
4 Tir Pterocarpus indicus 179 13,77
5 Kokrin Pipturus argenteus 176 11,86
6 Pin Araucaria cunninghamii 162 10,61
7 Pakiam Mallotus philippinensis 65 10,11
8 Sonturuar Toona sureni 101 9,89
9 Tak Ficus sp 112 9,56
10 Mur Spondias dulcis 88 9,17
11 Kasubra Bixa orellana 91 8,49
12 Buau Mallotus sp 56 7,61
13 Tiin Pometia pinnata 89 7,43
14 Sarup Canarium asperum 89 7,43
15 Sram Ficus grandis 67 6,80
16 Aruwau Anthocephalus cadamba 78 6,79
17 Ninjir Dysoxylum mole 34 5,20
18 Duom Alstonia scholaris 34 4,88
19 Mhik Pangium edule 27 4,57
20 Manap Artocarpus incisa 24 4,12
21 Ignen Piper aduncum 36 3,99
22 Ifwoot Alphitonia excelsa 22 3,06
23 Suom Paraserianthes falcata 16 2,48
24 Praa Aglaia cuculata 7 0,79
Jumlah 2.299
Indeks Dominansi ( C ) 0,054
Indeks keragaman (H') 2,881
Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 39
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Permudaan Tingkat Tiang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.26. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Spondias dulcis mempunyai jumlah
individu paling tinggi yaitu 191 per hektar dan juga INP
paling tinggi yaitu 48,95% yang berarti bahwa jenis ini
adalah paling stabil dibanding jenis yang lainnya.
Jumlah seluruh individu adalah 934 per hektar.
Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah 0,089, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,536 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Tabel 2.26. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Tiang Pada
Jalur Pengamatan II

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Mur Spondias dulcis 191 48,95
2 Tiin Pometia pinnata 166 43,69
3 Bisyan Intsia bijuga 145 39,74
4 Praa Aglaia cuculata 91 23,58
5 Kasubra Bixa orellana 53 15,71
6 Nabe Aleurites moluccana 39 15,21
7 Kokrin Pipturus argenteus 45 14,88
8 Wian Palaquium amboinensis 36 12,82
9 Wamput Macaranga aleuritoides 34 10,89
10 Kar Planchonella sp 26 10,56
11 Tir Pterocarpus indicus 24 10,16
12 Tak Ficus sp 26 9,29
13 Wakmur Homalanthus sp 22 9,25
14 Pin Araucaria cunninghamii 22 7,98
15 Sram Ficus grandis 25 7,81
16 Suom Paraserianthes falcata 23 7,67
17 Sarup Canarium asperum 15 6,57
18 Ignen Piper aduncum 11 3,73
19 Ifwoot Alphitonia excelsa 5 1,51
Jumlah 999
Indeks Dominansi ( C ) 0,089
Indeks keragaman (H') 2,536

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 40
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

d. Permudaan Tingkat Pohon

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.27. Pada tersebut dapat dilihat bahwa
jenis Pometia pinnata mempunyai jumlah individu paling
tinggi yaitu 56 per hektar dan juga INP paling tinggi
yaitu 61,51% yang berarti bahwa jenis ini adalah paling
stabil dibanding jenis yang lainnya. Jumlah seluruh
individu adalah 236 per hektar. Besarnya Indeks
Dominansi (C) adalah 0,095, hal ini menunjukkan
indeks dominansi suatu jenis tergolong rendah. Indeks
keragaman (H‟) adalah 2,585 hal ini menunjukkan
bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Tabel 2.27. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pohon Pada
Jalur Pengamatan II

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Tiin Pometia pinnata 56 61,51
2 Sram Ficus grandis 32 42,25
3 Kokrin Pipturus argenteus 21 28,61
4 Tir Pterocarpus indicus 15 20,82
5 Aruwau Nauclea orientalis 12 16,12
6 Kuor Clerodendron buchanani 12 15,03
7 Mhik Pangium edule 11 14,73
8 Aruwau Anthocephalus cadamba 9 11,95
9 Waspor Planchonella sp 9 11,41
10 Suom Paraserianthes falcata 9 10,87
11 Sonturuar Toona sureni 8 10,56
12 Ucepin Dendrocnide moroides 8 10,56
13 Kamir Octomeles sumatrana 7 9,72
14 Duom Alstonia scholaris 7 9,72
15 Praa Aglaia cuculata 7 9,18
16 Sarup Canarium asperum 5 6,40
17 Buau Mallotus sp 4 5,55
18 Bopak Endospermum sp 4 5,01
Jumlah 236
Indeks Dominansi ( C ) 0,095
Indeks Keanekaragaman (H') 2,585

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 41
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

(3) Jalur Pengamatan III

a. Permudaan Tingkat Semai

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.28.

Tabel 2.28. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Semai Pada
Jalur Pengamatan III

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Tiin Pometia pinnata 912 25,08
2 Kuor Clerodendron buchanani 443 14,35
3 Kokrin Pipturus argenteus 357 13,94
4 Sarup Canarium asperum 368 12,90
5 Mur Spondias dulcis 324 11,76
6 Waspor Planchonella sp 222 10,64
7 Sonturuar Toona sureni 167 10,17
8 Wian Palaquium amboinensis 178 9,50
9 Kamir Octomeles sumatrana 311 8,75
10 Manap Artocarpus incisa 134 7,46
11 Tir Pterocarpus indicus 101 6,38
12 Bisyan Intsia bijuga 89 5,93
13 Mhik Pangium edule 73 5,59
14 Bopak Endospermum sp 73 5,40
15 Pin Araucaria cunninghamii 65 5,23
16 Ifwoot Alphitonia excelsa 89 5,21
17 Kar Planchonella sp 54 4,45
18 Pakiam Mallotus philippinensis 62 4,26
19 Wakmur Homalanthus sp 34 4,01
20 Wamput Macaranga aleuritoides 67 4,00
21 Nabe Aleurites moluccana 39 3,76
22 Ucepin Dendrocnide moroides 54 3,17
23 Aruwau Anthocephalus cadamba 81 3,03
24 Buau Mallotus sp 78 2,79
25 Aruwau Nauclea orientalis 33 2,72
26 Tak Ficus sp 44 2,59
27 Kasubra Bixa orellana 48 2,50
28 Duom Alstonia scholaris 55 2,29
29 Ignen Piper aduncum 49 2,16
Jumlah 4.604
Indeks Dominansi ( C ) 0,053
Indeks keragaman (H') 2,907

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Pada Tabel 2.28 dapat dilihat bahwa Pometia pinnata


mempunyai komposisi jenis paling tinggi yaitu 912
individu per hektar, sedangkan komposisi untuk seluruh
jenis adalah 4.604 individu per hektar. INP paling tinggi

Halaman II - 42
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

yaitu 25,08% ditempati oleh Pometia pinnata. Besarnya


Indeks Dominansi adalah 0,053, hal ini menunjukkan
indeks dominansi suatu jenis tergolong rendah. Indeks
karagaman adalah 2,907 hal ini menunjukkan bahwa
keragaman adalah sedang.

b. Permudaan Tingkat Pancang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.29.

Tabel 2.29. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pancang Pada
Jalur Pengamatan III
Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Tiin Pometia pinnata 451 28,55
2 Wian Palaquium amboinensis 321 21,86
3 Mur Spondias dulcis 231 17,92
4 Sonturuar Toona sureni 177 14,28
5 Aruwau Nauclea orientalis 144 12,63
6 Kokrin Pipturus argenteus 98 10,89
7 Aruwau Anthocephalus cadamba 56 6,91
8 Wamput Macaranga aleuritoides 92 6,85
9 Bisyan Intsia bijuga 32 6,84
10 Ninjir Dysoxylum mole 34 6,19
11 Pin Araucaria cunninghamii 32 6,09
12 Wakmur Homalanthus sp 32 5,90
13 Kar Planchonella sp 33 5,76
14 Tak Ficus sp 28 5,33
15 Pakiam Mallotus philippinensis 28 5,33
16 Mhik Pangium edule 22 5,03
17 Ucepin Dendrocnide moroides 22 5,03
18 Tir Pterocarpus indicus 22 4,65
19 Nabe Aleurites moluccana 29 4,26
20 Suom Paraserianthes falcata 22 3,90
21 Bopak Endospermum sp 18 3,70
22 Kasubra Bixa orellana 22 3,34
23 Sram Ficus grandis 23 3,21
24 Sarup Canarium asperum 19 3,19
25 Praa Aglaia cuculata 10 2,37
Jumlah 1.998
Indeks Dominansi ( C ) 0,065
Indeks keragaman (H') 2,603

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 43
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pada Tabel 2.29 dapat dilihat bahwa jenis Pometia


pinnata mempunyai jumlah individu paling tinggi yaitu
451 per hektar dan juga INP paling tinggi yaitu 28,55%.
Jumlah seluruh individu adalah 1.998 per hektar.
Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah 0,065, hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,603 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah sedang.

c. Permudaan Tingkat Tiang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.30.

Tabel 2.30. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Tiang Pada
Jalur Pengamatan III

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Wian Palaquium amboinensis 191 45,64
2 Mur Spondias dulcis 176 43,34
3 Kokrin Pipturus argenteus 125 33,30
4 Bisyan Intsia bijuga 90 24,76
5 Pin Araucaria cunninghamii 68 19,84
6 Tiin Pometia pinnata 45 17,64
7 Kuor Clerodendron buchanani 45 17,39
8 Kamir Octomeles sumatrana 45 15,68
9 Manap Artocarpus incisa 33 14,24
10 Waspor Planchonella sp 32 11,84
11 Ifwoot Alphitonia excelsa 27 10,58
12 Tir Pterocarpus indicus 24 10,22
13 Ignen Piper aduncum 21 9,37
14 Aruwau Nauclea orientalis 13 5,31
15 Ucepin Dendrocnide moroides 12 5,11
16 Kasubra Bixa orellana 10 4,46
17 Duom Alstonia scholaris 12 3,64
18 Tak Ficus sp 9 2,79
19 Wakmur Homalanthus sp 8 2,59
20 Sarup Canarium asperum 5 2,23
Jumlah 991
Indeks Dominansi ( C ) 0,085
Indeks keragaman (H') 2,521

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Pada Tabel 2.30 dapat dilihat bahwa jenis Palaquium


amboniensis mempunyai jumlah individu paling tinggi
yaitu 191 per hektar dan juga INP paling tinggi yaitu

Halaman II - 44
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

45,64% yang berarti bahwa jenis ini adalah paling stabil


dibanding jenis yang lainnya. Jumlah seluruh individu
adalah 991 per hektar. Besarnya Indeks Dominansi (C)
adalah 0,085, hal ini menunjukkan indeks dominansi
suatu jenis tergolong rendah. Indeks keragaman (H‟)
adalah 2,521 hal ini menunjukkan bahwa keragaman
jenis adalah sedang.

d. Permudaan Tingkat Pohon

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.31.

Tabel 2.31. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pohon Pada
Jalur Pengamatan III

Komposisi
No Nama Lokal Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Ucepin Dendrocnide moroides 24 38,45
2 Bopak Endospermum sp 23 38,06
3 Kuor Clerodendron buchanani 25 36,96
4 Wian Palaquium amboinensis 16 23,96
5 Kamir Octomeles sumatrana 11 17,57
6 Mur Spondias dulcis 9 13,63
7 Waspor Planchonella sp 9 13,63
8 Tak Ficus sp 9 13,00
9 Suom Paraserianthes falcata 9 13,00
10 Tiin Pometia pinnata 8 12,61
11 Kokrin Pipturus argenteus 8 12,61
12 Mhik Pangium edule 8 12,61
13 Pin Araucaria cunninghamii 8 11,35
14 Wakmur Homalanthus sp 7 10,32
15 Aruwau Anthocephalus cadamba 6 9,93
16 Aruwau Nauclea orientalis 6 9,30
17 Buau Mallotus sp 5 7,01
18 Sram Ficus grandis 4 5,99
Jumlah 195
Indeks Dominansi ( C ) 0,076
Indeks keragaman (H') 2,740

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Pada Tabel 2.31 dapat dilihat bahwa jenis Dendrocnide


moroides mempunyai jumlah individu paling tinggi yaitu
24 per hektar dan juga INP paling tinggi yaitu 38,45%
yang berarti bahwa jenis ini adalah paling stabil
dibanding jenis yang lainnya. Jumlah seluruh individu
adalah 195 per hektar. Besarnya Indeks Dominansi (C)

Halaman II - 45
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

adalah 0,076, hal ini menunjukkan indeks dominansi


suatu jenis tergolong rendah. Indeks keragaman (H‟)
adalah 2,740 hal ini menunjukkan bahwa keragaman
jenis adalah sedang.

(4) Jalur Pengamatan IV

a. Permudaan Tingkat Semai

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.32. Pada tersebut dapat dilihat bahwa
Metroxylon sago mempunyai komposisi jenis paling tinggi
yaitu 128 individu per hektar, sedangkan komposisi
untuk seluruh jenis adalah 813 individu per hektar. INP
paling tinggi yaitu 26,67% ditempati oleh Metroxylon
sago. Besarnya Indeks Dominansi adalah 0,091 hal ini
menunjukkan indeks dominansi suatu jenis tergolong
rendah. Indeks keragaman adalah 2,38 hal ini
menunjukkan bahwa keragaman adalah sedang.

Tabel 2.32. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Semai Pada
Jalur Pengamatan IV

Komposisi
No Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)

1 Metroxylon sago 128 26,67


2 Piper aduncum 89 22,21
3 Ficus sp 78 21,51
4 Amomum sp 98 20,66
5 Nauclea orietalis 111 20,61
6 Colocasia falax 99 19,46
7 Syzygium sp 62 15,24
8 Myristica sp 45 13,15
9 Octomeles sumatrana 28 10,73
10 Macaranga aleuritoides 25 10,36
11 Glochidion sp 23 8,79
12 Artocarpus sp 15 5,49
13 Areca pumila 12 5,12
Jumlah 813
Indeks Dominansi ( C ) 0,091
Indeks keragaman (H') 2,358

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 46
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Permudaan Tingkat Pancang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.33. Pada tersebut dapat dilihat bahwa
jenis Amomum sp mempunyai jumlah individu paling
tinggi yaitu 26 per hektar dan juga INP paling tinggi
yaitu 35,48%. Jumlah seluruh individu adalah 153 per
hektar. Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah 0,124
hal ini menunjukkan indeks dominansi suatu jenis
tergolong rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah 2,191
hal ini menunjukkan bahwa keragaman jenis adalah
sedang.

Tabel 2.33. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pancang Pada
Jalur Pengamatan IV

Komposisi Jenis
No Nama Latin INP (%)
(N/Ha)

1 Amomum sp 26 35,48
2 Metroxylon sago 23 33,52
3 Colocasia falax 22 30,35
4 Nauclea orietalis 19 21,66
5 Macaranga aleuritoides 18 19,33
6 Artocarpus sp 13 17,74
7 Areca pumila 11 16,43
8 Ficus sp 8 11,11
9 Piper aduncum 9 9,24
10 Octomeles sumatrana 4 5,14
Jumlah 153
Indeks Dominansi ( C ) 0,124
Indeks keragaman (H') 2,191

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

c. Permudaan Tingkat Tiang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.34. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Ficus sp mempunyai jumlah individu paling
tinggi yaitu 16 per hektar dan juga INP paling tinggi
yaitu 51,51% yang berarti bahwa jenis ini adalah paling
stabil dibanding jenis yang lainnya. Jumlah seluruh
individu adalah 93 per hektar. Besarnya Indeks
Dominansi (C) adalah 0,099, hal ini menunjukkan

Halaman II - 47
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

indeks dominansi suatu jenis tergolong rendah. Indeks


keragaman (H‟) adalah 2,432 hal ini menunjukkan
bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Tabel 2.34. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Tiang Pada
Jalur Pengamatan IV
Komposisi
No Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Ficus sp 16 51,51
2 Metroxylon sago 12 40,28
3 Areca pumila 9 28,57
4 Nauclea orietalis 8 27,73
5 Amomum sp 8 27,73
6 Octomeles sumatrana 8 25,10
7 Macaranga aleuritoides 7 21,63
8 Glochidion sp 6 19,48
9 Myristica sp 6 16,85
10 Colocasia falax 5 14,70
11 Artocarpus sp 4 13,87
12 Piper aduncum 2 6,93
13 Syzygium sp 2 5,62
Jumlah 93
Indeks Dominansi ( C ) 0,099
Indeks keragaman (H') 2,432

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

d. Permudaan Tingkat Pohon

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.35. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Mitroxylon sago mempunyai jumlah individu
paling tinggi yaitu 8 per hektar dan juga INP paling tinggi
yaitu 57,00% yang berarti bahwa jenis ini adalah paling
stabil dibanding jenis yang lainnya. Jumlah seluruh
individu adalah 46 per hektar. Besarnya Indeks
Dominansi (C) adalah 0,122, hal ini menunjukkan
indeks dominansi suatu jenis tergolong rendah. Indeks
keragaman (H‟) adalah 2,204 hal ini menunjukkan
bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Halaman II - 48
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.35. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pohon Pada
Jalur Pengamatan IV

Komposisi
No Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Metroxylon sago 8 57,00
2 Nauclea orietalis 7 41,55
3 Amomum sp 6 42,75
4 Colocasia falax 3 21,38
5 Ficus sp 2 14,25
6 Piper aduncum 1 7,13
7 Glochidion sp 2 14,25
8 Macaranga aleuritoides 1 7,13
9 Octomeles sumatrana 3 18,60
10 Areca pumila 7 41,55
11 Artocarpus sp 6 34,42
Jumlah 46
Indeks Dominansi ( C ) 0,122
Indeks keragaman (H') 2,204

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

(5) Jalur Pengamatan V

a. Permudaan Tingkat Semai

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.36. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa Colocasia falax mempunyai komposisi jenis paling
tinggi yaitu 134 individu per hektar, sedangkan
komposisi untuk seluruh jenis adalah 448 individu per
hektar. INP paling tinggi yaitu 46,07% ditempati oleh
Colocasia falax. Besarnya Indeks Dominansi adalah
0,150 hal ini menunjukkan indeks dominansi suatu
jenis tergolong rendah. Indeks keragaman adalah 1,910
hal ini menunjukkan bahwa keragaman adalah sedang.

Halaman II - 49
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.36. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Semai Pada
Jalur Pengamatan V

Komposisi
No Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)

1 Colocasia falax 134 46,07


2 Ficus sp 122 44,40
3 Metroxylon sago 52 28,27
4 Nauclea orietalis 44 23,46
5 Amomum sp 23 16,75
6 Artocarpus sp 29 10,51
7 Areca pumila 16 6,60
8 Glochidion sp 4 6,45
9 Macaranga aleuritoides 3 6,23
10 Octomeles sumatrana 8 4,82
11 Syzygium sp 9 4,53
12 Myristica sp 4 1,90
Jumlah 448
Indeks Dominansi ( C ) 0,150
Indeks keragaman (H') 1,910

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

b. Permudaan Tingkat Pancang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.37. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Metroxylon sago mempunyai jumlah individu
paling tinggi yaitu 29 per hektar dan juga INP paling
tinggi yaitu 38,47%. Jumlah seluruh individu adalah
157 per hektar. Besarnya Indeks Dominansi (C) adalah
0,096 hal ini menunjukkan indeks dominansi suatu
jenis tergolong rendah. Indeks keragaman (H‟) adalah
2,464 hal ini menunjukkan bahwa keragaman jenis
adalah sedang.

Halaman II - 50
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.37. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pancang Pada
Jalur Pengamatan V

Komposisi
No Nama Latin Jenis jml plot INP (%)
(N/Ha)
1 Metroxylon sago 29 23 38,47
2 Nauclea orietalis 22 11 23,58
3 Amomum sp 12 11 17,21
4 Colocasia falax 11 11 16,57
5 Ficus sp 11 9 14,83
6 Piper aduncum 12 8 14,60
7 Glochidion sp 9 7 11,82
8 Macaranga aleuritoides 8 7 11,18
9 Octomeles sumatrana 9 6 10,95
10 Areca pumila 9 6 10,95
11 Artocarpus sp 8 6 10,31
12 Myristica sp 9 5 10,08
13 Syzygium sp 8 5 9,44
Jumlah 157
Indeks Dominansi ( C ) 0,096
Indeks keragaman (H') 2,464

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

c. Permudaan Tingkat Tiang

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.38. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Amomum sp mempunyai jumlah individu
paling tinggi yaitu 21 per hektar dan juga INP paling
tinggi yaitu 65,26% yang berarti bahwa jenis ini adalah
paling stabil dibanding jenis yang lainnya. Jumlah
seluruh individu adalah 93 per hektar. Besarnya Indeks
Dominansi (C) adalah 0,111, hal ini menunjukkan
indeks dominansi suatu jenis tergolong rendah. Indeks
keragaman (H‟) adalah 2,370 hal ini menunjukkan
bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Halaman II - 51
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.38. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Tiang Pada
Jalur Pengamatan V
Komposisi
No Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Amomum sp 21 65,26
2 Myristica sp 11 36,32
3 Ficus sp 11 33,68
4 Nauclea orietalis 9 29,47
5 Syzygium sp 9 29,47
6 Metroxylon sago 5 15,79
7 Octomeles sumatrana 5 15,79
8 Piper aduncum 4 13,68
9 Macaranga aleuritoides 2 6,84
10 Glochidion sp 2 6,84
11 Artocarpus sp 6 16,58
12 Colocasia falax 5 15,79
13 Areca pumila 5 14,47
Jumlah 95
Indeks Dominansi ( C ) 0,111
Indeks keragaman (H') 2,370

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

d. Permudaan Tingkat Pohon

Komposisi jenis, Indeks Nilai Penting (INP), Indeks


Dominansi (C), dan Indeks Keragaman (H‟) dapat dilihat
pada Tabel 2.39. Pada tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jenis Ficus sp mempunyai jumlah individu paling
tinggi yaitu 12 per hektar dan juga INP paling tinggi
yaitu 61,22% yang berarti bahwa jenis ini adalah paling
stabil dibanding jenis yang lainnya. Jumlah seluruh
individu adalah 56 per hektar. Besarnya Indeks
Dominansi (C) adalah 0,133, hal ini menunjukkan
indeks dominansi suatu jenis tergolong rendah. Indeks
keragaman (H‟) adalah 2,119 hal ini menunjukkan
bahwa keragaman jenis adalah sedang.

Halaman II - 52
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.39. Indeks Nilai Penting Dan Indeks


Keragaman Vegetasi Tingkat Pohon Pada
Jalur Pengamatan V

Komposisi
No Nama Latin Jenis INP (%)
(N/Ha)
1 Ficus sp 12 61,22
2 Syzygium sp 9 50,51
3 Glochidion sp 7 39,29
4 Piper aduncum 7 37,24
5 Macaranga aleuritoides 6 33,67
6 Colocasia falax 7 33,16
7 Octomeles sumatrana 2 11,22
8 Areca pumila 2 11,22
9 Artocarpus sp 2 11,22
10 Myristica sp 2 11,22
Jumlah 56
Indeks Dominansi ( C ) 0,133
Indeks keragaman (H') 2,119

Sumber : Hasil Pengolahan Data Survey Lapangan, 2016

(6) Jalur Pengamatan VI

Jalur pengamatan VI adalah pada Savana. Jenis-jenis


vegetasi di savana adalah sebagaimana disajikan pada tabel
berikut ini.

Tabel 2.40. Vegetasi Padang Savana Dalam Wilayah Studi

No Nama Jenis
1 Imperata cylindrica
2 Biophytum petersianum ( pendek )
3 Biophytum reinwardtii ( tinggi )
4 Themeda australis
5 Mimosa invisa
6 Mimosa pudica
7 Bidens pilosa
8 Sorghum sp
9 Andropogon aciculatus
10 Colopogonium mucunoides
11 Mikania scandens
12 Ipomoea eriocarpa
13 Amarantus spinosus
14 Amarantus sp
15 Evigeron sumatrensis
16 Elensine indica
17 Paspalum conjugatum
18 Sida acuta
19 Phragmites karka
20 Ageratum conyzoides
21 Cyperus rotundus

Halaman II - 53
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No Nama Jenis
22 Cyperus pilosus
23 Cyperus eragrostis
24 Cyperus sp
25 Jussina repens
26 Polygonum sp
27 Hydrolea zeylanica ( daun halus bunga gerombol warna putih )
28 Phylantus niruri
29 Panicum sp
30 Digitaria songuinalis
31 Digitaria sp
32 Cyperus sp 1
33 Cyperus sp 2
Sumber : Hasil pengamatan di lapangan, 2016

Sumber : Dokumentasi Survey, 2016

Gambar 2.15. Dokumentasi Pengamatan Vegetasi Di


Wilayah Studi

Halaman II - 54
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2. Etnobotani

Jenis-jenis etnobotani di wilayah studi dapat dilihat di dalam Tabel


2.41, yang terdiri dari rotan, bambu, buah merah, gaharu, lawang,
sagu, kemiri, aren, dan lain-lain.

Tabel 2.41. Jenis-jenis Etnobotani Di Wilayah Studi

Nama Nama Nama Ilmiah / Pemanfaatannya


lokal Umum Latin

Too Rotan Calamus spp Batang sebagai tali ikat rumah


panggung, kandang, pagar dan tali
busur
Penai Bambu Schizostachium Batang digunakan untuk bahan
brachycladum bangunan rumah, kandang, pagar,
talang air, wadah untuk timba air dan
wadah untuk menampung nira aren
Aak Buah Pandanus Buah dimakan
merah conoideus
Wau Gaharu Aquilaria filaria Hasil gaharu untuk dijual
Masoi Cryptocarya Kulit masoi untuk dijual
masoia
Rief Lawang Cinamomum Kulit lawang untuk dijual kepada
culilawan pembuat minyak lawang
Bii Sagu Metroxylon sagu Tepung sagu dimakan, daun untuk
atap rumah, pelepah daun untuk
dinding rumah,
Nabe Kemiri Aleurites Buahnya diambil baik untuk bumbu
moluccana di rumah maupun dijual di pasar
Nau Aren Arenga pinnata Nira diminum dan tulang daun
dijadikan sapu lidi
Esah Matoa Pometia pinnata Batang dijadikan balok dan papan
sebagai bahan bangunan
Ataf Merbau Intsia bijuga Batang dijadikan balok dan papan
sebagai bahan bagunan
Tekie Binuang Octomeles Batang dijadikan papan sebagai bahan
sumatrana bangunan dan bahan peti kemas
Terentang Campnosperma Batang dijadikan papan sebagai bahan
brevipetiolata bangunan
Motre Sonokemb Pterocarpus Batang dijadikan papan untuk meubel
ang indicus
Efu Dao Dracontomelum Batang dijadikan papan untuk meubel
edule
Aruwa Gempol Nauclea orientalis Batang dijadikan papan sebagai bahan
u bangunan
Aruwa Jabon Anthocephalus Batang dijadikan papan sebagai bahan
u cadamba bangunan
Siet Daun Laportea stimulans Daun digunakan untuk mengobati
gatal pegal linu dengan cara menggosok
bagian badan yang sakit
Ikiet Tali Arcangelisia flava Batang digunakan sebagai obat
kuning alamiah setelah direbus air disaring
lalu diminum
Iruk Melinjo Gnetum gnemon Daun dan buah dikonsumsi, serat dari

Halaman II - 55
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Nama Nama Nama Ilmiah / Pemanfaatannya


lokal Umum Latin

kulit batang digunakan sbagai tali


anyam noken
Wur Lebah Apis milifera Hasil madu hutan untuk dikonsumsi
madu
Sam Sarang Myrmecodia Herba digunakan sebagai obat
semut pendans alamiah dikonsumsi setelah
Hydnophytum dikeringkan
formicarum
Banon Rumput Biophytum Herba digunakan sebagai penyubur
ik Kebar petersianum kandungan bagi ibu yang mandul
Biophytum direbus lalu air disaring dan diminum
reinwaldii
Wian Nyatoh Palaquium Batang digunakan untuk bahan
amboinensis bangunan dalam bentuk papan
Siet Daun Laportea stimulans Daunnya mengobati pegal linu dengan
gatal cara menggosok pada bagian yang
sakit
Sumber : Hasil Survey Di Lapangan, 2016

3. Hasil Hutan Bukan Kayu

Hasil hutan bukan kayu di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel
2.42. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil hutan bukan
kayu di wilayah studi terdiri dari rotan, bambu, gaharu, lawang,
sagu, aren, kemiri, matoa dan lain-lain.

Tabel 2.42. Hasil Hutan Bukan Kayu Di Wilayah Studi

Nama lokal Nama Umum Nama Ilmiah / Latin

Too Rotan Calamus spp


Penai Bambu Schizostachium brachycladum
Wau Gaharu Aquilaria filaria
Masoi Cryptocarya masoia
Rief Lawang Cinamomum culilawang
Bii Sagu Metroxylon sagu
Nau Aren Arenga pinnata
Nabe Kemiri Aleurites moluccana
Esah Matoa Pometia pinnata
Dikiem Langsat Lansium domesticum
Iruk Melinjo Gnetum gnemon
Ikiet Tali kuning Arcangelisia flava
Siet Daun gatal Laportea stimulans
Sam Sarang semut - Myrmecodia pendans
- Hydnophytum formicarum
Wur Lebah madu Madu hutan
Sumber : Hasil Survey Di Lapangan, 2016

Halaman II - 56
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

4. Tanaman Budidaya Masyarakat

Masyarakat di wilayah studi pada dasarnya sudah memiliki


kemampuan untuk melakukan budidaya tanaman. Jenis-jenis
tanaman budidaya masyarakat di wilayah studi dapat dilihat pada
Tabel 2.43.

Tabel 2.43. Jenis-Jenis Tanaman Budidaya Masyarakat Di


Wilayah Studi

No. Nama lokal Nama Umum Nama Ilmiah / Latin Keterangan Manfaat

1. Apit Pisang Musa paradisiaca Buah dan daun


2. Awiah Keladi Xanthosoma sagittifolium Umbi, karbohidrat
3. Bi Talas / Bete Colocasia esculenta Umbi, karbohidrat
4. Wateni Singkong Manihot esculenta Umbi, karbohidrat
5. Sasu Ubi jalar Ipomoea batatas Umbi, karbohidrat
6. Asam Tebu Saccharum officinarum Batang, gula
7. Moon Sayur lilin Saccharum edule Daun, serat
8. Poya Gedi Abelmoschus manihot Umbi, karbohidrat
9. Katuk Katuk Sauropus androgynus Daun, serat
10. Mangkrak Bayam Amaranthus hybridus Daun, serat
11. Kangkung Kangkung Ipomoea aquatica Daun, serat
12. Kaman Labu Cucurbita moschata Buah, serat
13. Tim Ketimun Cucumis sativus Buah, serat
14. Semi koren Kacang tanah Arachis hypogaea Umbi, protein
15. Karusak Kacang panjang Vigna sinensis Buah, serat
16. Marsyan Cabe rawit Capsicum frutescens Buah, rasa, Vit C
17. Marsyan Rica Capsicum annuum Buah, rasa, antioksidan
18. Tomat Tomat Solanum lycopersicum Buah, Vit C
19. Kukwey Terong Solanum melongena Buah, serat
20. Enie Sawi Brassica juncea Daun, serat
21. Nenas Nenas Ananas comosus Buah, Vit C
22. Nangka Nangka Artocarpus heterophyllus Buah, Vit C
23. Jeruk Jeruk Citrus spp Buah, Vit C
24. Durian Durian Durio zibethinus Buah, ekonomi
25. Rambutan Rambutan Nephelium lappaceum Buah, Vit C
26. Adpokat Adpokat Persea americana Buah, Lemak Baik
27. Gur Kelapa Cocos nucifera Buah, daun, bumbu
28. Owe Pinang Areca catechu Buah
29. Wian Sirih Piper beatle Daun
30. Erwisam Langsat Lansium domesticum Buah, Vit C
31. Ewit Mangga Mangifera indica Buah, Vit C
32. Geyawas Jambu biji Psidium guajava Buah, Vit C
33. Manggum Kapok randu Ceiba petandra Buah, kapuk
Sumber : Pengamatan Di Lapangan, 2016

5. Keberadaan Satwa Liar

Untuk mendapatkan informasi tentang satwa liar dilakukan


pengamatan langsung di lapangan, dan juga wawancara dengan
penduduk setempat tentang keberadaannya.

Halaman II - 57
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Secara umum tidak terdapat jenis-jenis satwa liar yang


dikeramatkan atau dilindungi berdasarkan hukum adat di wilayah
studi. Adapun status perlindungan satwa liar menurut PP No 7
tahun 199, The IUCN Red List Species telah dilengkapi.

1) Mamalia

Terdapat 13 jenis mamalia di wilayah studi sebagaimana dapat


dilihat pada Tabel 2.44. Terdapat 4 jenis yang dilindungi
beradasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999
yaitu Rusa (Cervus timorensis), Kanguru tanah (Thylogale
bruijnii), Kanguru pohon (Dendrolagus dorianus notatus), dan
Kanguru pohon (Dendrolagus ursinus). Menurut The IUCN Red
List Threatened Species, terdapat 3 jenis yang berstatus
Vulnerable (rentan, mudah sering diburu) yaitu Rusa (Cervus
timorensis), Kanguru pohon (Dendrolagus dorianus notatus),
dan Kanguru pohon (Dendrolagus ursinus). Terdapat 3 jenis
yang masuk di dalam Least Concern (beresiko rendah) yaitu
Tikus tanah (Murexia longicaudata), Kus Kus (Spilocuscus
maculatus) dan Kelelawar (Pteropus neohibernicus). Landak
(Zaglossus bruijnii) adalah satu-satunya satwa liar di wilayah
studi yang berstatus Critically Endangered yaitu sangat
terancam punah keberadaannya.

Tabel 2.44. Jenis-Jenis Mamalia Di Wilayah Studi

Perlindungan
Nama PP No 7 The IUCN Red
No. Nama Umum Nama Ilmiah / Latin
lokal Tahun List Threatened
1999 Species
1. Akie Landak Zaglossus bruijnii Tidak Critically
Endangered
2. Akos Kanguru tanah Darcopsis muelleri Tidak Belum terdaftar
3. Akos Kanguru tanah Thylogale bruijnii Ya Belum terdaftar
4. Duau Babi Sus scrova papuensis Tidak Belum terdaftar
5. Duk Kelelawar Emballanura sp Tidak Belum terdaftar
6. Duk Kelelawar Pteropus Tidak Least Concern
neohibernicus
7. Katwo Kanguru pohon Dendrolagus Ya Vulnerable
dorianus notatus
8. Kestiah Kus kus Spilocuscus Tidak Least Concern
/ Krer maculatus
9. Kimier Tikus rumah Rattus-rattus Tidak Belum terdaftar
brevicaudatus
10. Rusa Rusa Cervus timorensis Ya Vulnerable
11. Simai Kanguru pohon Dendrolagus ursinus Ya Vulnereble
12. Sitah Tikus tanah Murexia longicaudata Tidak Least Concern
13. Tuf Tikus tanah Myoietis melas Tidak Belum terdaftar

Sumber : Survey Lapangan dan Wawancara, 2016

Halaman II - 58
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2) Aves

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan juga


wawancara dengan penduduk, terdapat 45 jenis aves di
wilayah studi. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 7
Tahun 1999 terdapat 21 jenis yang masuk dalam status
dilindungi. Berdasarkan The IUCN Red List Threaned Species
terdapat 1 jenis yang masuk kategori Vulnerable (rentan) yaitu
Mambruk (Goura scheepmakeri). Terdapat 32 jenis yang
masuk di dalam kategori Least Concern (beresiko rendah), dan
terdapat 12 jenis yang belum terdaftar atau belum
teridentifikasi oleh The IUCN Red List. Daftar jenis-jenis aves
secara lebih terperinci dapat dilihat pada Tabel 2.45.

Tabel 2.45. Jenis-Jenis Aves Di Wilayah Studi

Perlindungan
Nama The IUCN Red
No. Nama Umum Nama Ilmiah / Latin PP No 7
lokal List Threatened
Tahun 1999
Species
1. Kakatua Kakatua hijau Micropsitta keiensis Tidak Least Concern
2. Akabro Raja udang Halcyon macleayii Ya Belum terdaftar
3. Amosrit Kum-kum Ptilonopus Tidak Belum terdaftar
magnificolourus
4. Aok Mino dumontii Tidak Least Concern
5. Arif Raja udang Halcyon torotoro Ya Belum terdaftar
6. Bohia Burung hantu Caprimulgus macrurus Tidak Least Concern
7. Eruaya Bangau Egretta ibis Ya Belum terdaftar
8. Haf Maleo Talegalla jobiensis Ya Least Concern
9. Hape Kum-kum Ducula pinon Ya Least Concern
10. Hape Kum-kum Ducula zoeae Ya Least Concern
11. Hefwo Elang Aviceda subcristata Ya Least Concern
12. Hefwo Elang Haliastur indus Ya Least Concern
13. Itesrat Burung hantu Podargus papuensis Tidak Least Concern
14. Jik Kum-kum Ptilonopus pulchellus Tidak Belum terdaftar
15. Kawia Maleo Talegalla cuvieri Ya Least Concern
16. Kaya Burung hantu Ninox rufa Tidak Least Concern
17. Kes Luri Lorius lory Ya Least Concern
18. Kif Kowok Philemon buceroides Tidak Least Concern
19. Komi Burung hantu Podargus ocellatus Tidak Least Concern
20. Komjan Kakatua raja Probosciger atterimus Ya Least Concern
21. Kos Trichoglossus Tidak Least Concern
haematodus
22. Kos Urip Charmosyna papou Tidak Least Concern
23. Kowar Belah rotan Cicinurus regius Tidak Belum terdaftar
24. Matiaf Burung Paradisaea minor Ya Least Concern
Cenderawasih
25. Muoh Eclectus rotatus Tidak Belum terdaftar
26. ok Raja udang Dacelo gaudihaud Ya Belum terdaftar
Akabro
27. Peskeke Burung cui Toxorhamphus Tidak Least Concern
poliopterus

Halaman II - 59
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Perlindungan
Nama The IUCN Red
No. Nama Umum Nama Ilmiah / Latin PP No 7
lokal List Threatened
Tahun 1999
Species
28. Petniam Eudynamis scolopacea Tidak Belum terdaftar
29. Potako Kasuari Casuarius benetii Ya Belum terdaftar
30. Sokok Raja udang Ceyx lepidus Ya Least Concern
31. Topor Raja udang Tanysiptera galatea Ya Least Concern
32. Waf Kakatua Cacatua galerita Ya Least Concern
33. Wamoh Rangkong Rhyticeros plicatus Ya Least Concern
34. Wombah Sericornis rufescens Tidak Least Concern
35. Workuon Coracina papuensis Tidak Least Concern
Sumber : Survey Lapangan dan Wawancara, 2016

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2016

Gambar 2.16. Burung Di Wilayah Studi

3) Hepterofauna

Jenis-jenis hepterofauna (reptilia dan amphibia) yang terdapat


di wilayah studi, terdapat 2 jenis yang masuk di dalam daftar
dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
1999 yaitu Kura-kura (Carettachelys coreacea) dan Soa-Soa
(Hydrosaurus amboinensis). Menurut The IUCN Red List
Threanes Species terdapat terdapat 1 jenis yang masuk di
dalam kategori Least Concern (berresiko rendah) yaitu Katak
hijau (Dasia olivacea), sedangkan untuk jenis hepterofauna
belum terdaftar atau belum teridentifikasi di dalam The IUCN
Red List Species per bulan Agustus 2016. Jenis-jenis
hepterofauna dapat dilihat pada Tabel 2.46.

Halaman II - 60
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.46. Hepterofauna Di Wilayah Studi

Perlindungan
Nama Nama The IUCN Red
No. Nama Ilmiah / Latin PP No 7
lokal Umum List Threatened
Tahun 1999
Species
1. Baniet Kura-kuraCarettachelys coreacea Ya Belum terdaftar
2. Dap Katak Bufo sp Tidak Belum terdaftar
3. Dap Katak Litoria sp Tidak Belum terdaftar
4. Dowop Katak hijau
Dasia olivacea Tidak Least Concern
5. Fuot Soa-soa Hydrosaurus Ya Belum terdaftar
amboinensis
6. Kadal Kadal Mabouya multifasciata Tidak Belum terdaftar
7. Kasugwwa Ular Phyton reticulatus Tidak Belum terdaftar
8. Kufie Ular Micropechis ikaheka Tidak Belum terdaftar
9. Kuop Ular Gonysoma sp Tidak Belum terdaftar
Sumber : Survey Lapangan dan Wawancara, 2016

4) Serangga

Identifikasi serangga dilakukan berdasarkan pengamatan


langsung ke lapangan dan juga melakukan wawancara
bersama penduduk dengan menggunakan buku determinasi
(buku identifikasi) serangga. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 terdapat 5 jenis Kupu-
kupu yang dilindungi. Menurut The IUCN Red List, terdapat 1
jenis serangga berupa Kupu-kupu (Ornithoptera rothschildi)
yang masuk di dalam kategori Vulnerable (rentan), sedangkan
yang masuk dalam kategori Leas Concern (berresiko rendah)
adalah 1 jenis yaitu Kupu-kupu (Ornithoptera paradisea), dan
terdapat 1 jenis kupu-kupu yang termasuk di dalam kategori
Data Deficient (data yang kurang). Beberapa jenis serangga
yang bisa diidentifikasi di wilayah studi diantaranya adalah
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.47.

Tabel 2.47. Jenis-Jenis Serangga DI Wilayah Studi

Perlindungan
Nama The IUCN Red
No. Nama Umum Nama Ilmiah / Latin PP No 7
lokal List Threatened
Tahun 1999
Species
1. Aprur Belalang Valanga nigricornis Tidak Belum terdaftar
2. Biek Lebah sedang Apis indica Tidak Belum terdaftar
3. Hikwan Kupu-kupu Atrophaneura polydorus Tidak Belum terdaftar
4. Hikwan Kupu-kupu Delias sagessa anjae Tidak Belum terdaftar
5. Hikwan Kupu-kupu Graphium agamemnom Tidak Belum terdaftar
6. Hikwan Kupu-kupu Graphium macfarlanei Tidak Belum terdaftar
7. Hikwan Kupu-kupu Graphium wallacei Tidak Belum terdaftar
8. Hikwan Kupu-kupu Ornithoptera goliath Ya Belum terdaftar
9. Hikwan Kupu-kupu Ornithoptera paradisea Ya Least Concern

Halaman II - 61
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

10. Hikwan Kupu-kupu Ornithoptera priamus Ya Belum terdaftar


11. Hikwan Kupu-kupu Ornithoptera rothschildi Ya Vulnerable
12. Hikwan Kupu-kupu Ornithoptera tithonus Ya Data Deficient
13. Hikwan Kupu-kupu Troides oblongimaculatus Tidak Belum terdaftar
14. Manipra Lebah besar Apis dorsata Tidak Belum terdaftar
15. Sie Jangkrik Gryllus assimitis Tidak Belum terdaftar
16. Wondeem Capung Aesha sp Tidak Belum terdaftar
17. Wur Lebah madu Apis milifera Tidak Belum terdaftar
Sumber : Survey Lapangan dan Wawancara, 2016

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.17. Wawancara Dengan Penduduk Untuk


Memperoleh Informasi Keberadaan Kupu-Kupu
Dengan Menggunakan Buku Identifikasi
Serangga

5) Hama Dan Penyakit Tanaman

Saat ini hama tanaman yang terdapat di lapangan diantarnya


adalah burung, tikus, ulat polong, kepik hijau, penggerek daun
dan ulat jengkal atau 6 jenis, sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 2.48.

Halaman II - 62
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.48. Jenis-Jenis Hama Tanaman Yang


Ditemukan Di Wilayah Studi

No. Hama Lokasi Ditemukan


1 Burung Kebun masyarakat, hutan dan savana
2 Tikus Kebun masyarakat dan hutan
3 Ulat polong Kebun masyarakat
4 Kepik hijau Kebun masyarakat
5 Penggerek daun Kebun masyarakat
6 Ulat jengkal Kebun masyarakat
Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

6. Biota Air

Kondisi perairan di wilayah studi sebagai habitat biota air pada


umumnya secara visual air jernih. Kondisi dasar sungai pada
umumnya terdiri dari pasir dan kerikil dan sangat minim lumpur
sehingga merupakan habitat yang kurang baik bagi benthos.

1) Ikan (Nekton)

Jenis-jenis ikan di wilayah studi yang diidentifikasi adalah


khusus untuk ikan air tawar, karena ekologi perairan yang ada
berupa sungai. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 7
Tahun 1999, dari 11 jenis ikan yang teridentifikasi tidak ada
yang termasuk dilindungi. Berdasarkan The IUCN Red List
Species, terdapat 2 jenis ikan yang masuk di dalam kategori
Least Concern (berresiko rendah) yaitu Lele (Clarias batrachus)
dan Ikan gabus (Oxyeleotris gyrinoides). Terdapat 1 jenis yang
masuk dalam kategori Near Threatened (terancam punah) yaitu
Belut (Anguilla bicolor). Jenis-jenis ikan secara lebih rinci
dapat dilihat pada Tabel 2.49.

Tabel 2.49. Jenis-Jenis Ikan Di Wilayah Studi

Perlindungan
Nama The IUCN Red
No. Nama Umum Nama Ilmiah / Latin PP No 7
lokal List Threatened
Tahun 1999
Species
1. Apanai Lele asli Papua Neosilurus ater Tidak Belum terdaftar
2. Apanai Lele asli Papua Neosilurus equinus Tidak Belum terdaftar
3. Arawia Reinbouw Melanotaenia maccullohi Tidak Belum terdaftar
4. Lele Lele Clarias batrachus Tidak Least Concern
5. Nggan Belut Anguilla bicolor Tidak Near
Threatened
6. Nggaren Ikan sembilan Arius spp Tidak Belum terdaftar
7. Sekafra Sicyopterus ottwensi Tidak Belum terdaftar
8. Setiah Ikan pelangi Melanotaenia affinis Tidak Belum terdaftar
9. Siam Lele asli Papua Neosilurus brevidorsalis Tidak Belum terdaftar
10. Soh Ikan gabus Oxyeleotris gyrinoides Tidak Least Concern
11. Tome Ikan julung Arrhamphus spp Tidak Belum terdaftar
Sumber : Survey Lapangan dan Wawancara, 2016

Halaman II - 63
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2) Plankton

Plankton merupakan mikroorganisme air yang hidup melayang


mengikuti arus dan gerakan air, plankton dibedakan menjadi 2
golongan yaitu Phytoplankton dan Zooplankton.
Phytoplankton meliputi tumbuhan renik atau merupakan
tumbuhan yang bersifat planktonik dan zooplankton berupa
hewan renik atau hewan perairan yang bersifat planktonik.
Dalam ekosistem perairan phytoplankton merupakan
tumbuhan yang menentukan dalam sistem produktivitas
perairan. Disamping itu phytoplankton dapat dipakai sebagai
indikator adanya perubahan kondisi lingkungan perairan,
misalnya masuknya bahan-bahan pencemar ke dalam sistem
perairan dan bahan-bahan tersebut menimbulkan dampak,
demikian juga halnya dengan zooplankton.

Lokasi pengambilan sampel sama dengan lokasi pada


pengambilan sampel kualitas air permukaan yang dapat dilihat
pada Tabel 2.50.

Tabel 2.50. Lokasi Pengambilan Sampel Biota Air

Koordinat Pendekatan
No. Kode Lokasi
Bujur TImur Bujur Selatan
1 AS1 S. Arumi (hulu) 139o 13‟ 32” 0o 48‟ 44”
2 AS2 S. Arumi (hilir) 139 12‟ 32”
o 0o 51‟ 01”
3 AS3 S. Apiri (hulu) 139 08‟ 32”
o 0o 52‟ 22”
4 AS4 S. Apiri (hilir) 139 00‟ 32”
o 0o 49‟ 46”
5 AS5 S. Api (hulu) 139 03‟ 32”
o 0o 49‟ 57”
6 AS6 S. Api (hilir) 139 55‟ 55”
o 0o 50‟ 46”

Pengambilan sampel untuk analisis biota air dilakukan


langsung di lapangan (sungai) menggunakan plankton net,
seperti dapat dilihat pada Gambar 2.19.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.18. Pengambilan Sampel Biota Air


Dengan Menggunakan Plankton
Net di Sungai Api (hilir)

Halaman II - 64
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.51. Hasil Analisis Phytoplankton

AS 1 AS 2 AS 3 AS 4 AS 5 AS 6
No. PHYTOPLANKTON 3 3 3 3 3 3
(Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m )
CYANOPHYCEAE
1 Oscilatoria sp. 0 0 1.533.835 0 0 0
2 Trichodesmium sp 0 0 0 0 0 208.521

EUGLENEOPHYYCEA
1 Euglena sp. 0 0 0 0 501 0

CHLOROPHYCEAE
1 Closterium sp. 0 0 501 0 0 0

BACILLAROPHYCEAE
1 Achnanthes sp 8.333 1.504 501 0 103 0
2 Amphora sp 0 0 0 0 501 0
3 Bacteriastrum sp 0 0 0 0 0 9.023
4 Chaetoceros sp 0 0 0 0 0 10.025
5 Coscinodiscus sp 0 0 0 0 0 2.005
6 Cymbella sp 3.333 1.003 0 0 0 0
7 Fragilaria sp 63.333 12.030 9.023 7.519 0 5.013
8 Frustulia sp 0 0 501 0 0 0
9 Gomphonema sp 138.333 32.581 501 2.506 1.504 2.005
10 Melosira sp 1.667 501 0 0 0 0
11 Navicula sp 65.000 13.033 1.003 1.504 1.504 4.010
12 Neidium sp 0 501 0 0 0 0
13 Nitzschia sp 1.667 0 0 01.003 1.003 3.008
14 Pinnularia sp 1.667 0 0 0501 0 0
15 Pleurosigma sp 1.667 0 0 0 0 0
16 Rhizosolenia sp 0 0 0 0 0 2.005
17 Stauroneis sp 1.667 0 0 0 0 0
18 Surirella sp 0 0 0 0 501 0
19 Thalassiothrix sp 0 0 0 0 0 7.018

DINOPHYCEAE
1 Peridinium sp 0 0 0 501 0 2.005
2 Prorocentrum sp 0 0 0 0 0 501

Kelimpahan 286.667 61.654 1.545.865 13.534 6.516 255.138


Taksa (S) 10 8 7 6 7 12
Keragaman (H‟) 1,33 1,26 0,05 1.32 1,84 0,87
Keseragaman € 0,58 0,61 0,03 0,74 0,95 0,35
Dominanci (D) 0,33 0,36 0,98 0,36 0,17 0,67
Sumber : Laboratorium Penguji PT Global Quality Analitical, 2016

Berdasarkan hasil analisis plankton dapat dilihat bahwa indeks


keragaman (H‟) tertinggi di sungai Api bagian hulu yaitu 1,84
sedangkan keragaman yang paling rendah adalah di Sungai Apiri
bagian hulu yaitu 0,05.

Halaman II - 65
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.52. Hasil Analisis Zooplankton

AS 1 AS 2 AS 3 AS 4 AS 5 AS 6
No. ZOOPLANKTON 3 3 3 3 3 3
(Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m )
PROTOZOA
1 Arcella sp 2.506 1.003 173.684 1.754 752 0
2 Didinium sp 0 0 0 0 251 0
3 Diflugia sp 0 0 1.504 0 0 0
4 Eugplypha sp 4.762 501 1.253 0 1.003 0
5 Favella sp 0 0 0 0 0 251
6 Halteria sp 0 0 501 0 0 0
7 Hyalosphenia sp 501 501 0 0 0 0
8 Lepadella sp 0 0 3.008 1.003 0 0
9 Loxophyllum sp 0 501 752 0 0 0
10 Vorticella sp 1.253 0 0 501 0 0
11 Wailesella sp 3.008 1.253 0 501 0 0

ROTIFERA
1 Trichotria sp 1.754 0 0 0 0 0

CRUSTACEA
1 Nauplius (stadia) 0 0 0 0 0 501
NEMATODA WORM
2 752 0 1.253 0 752 0
(SP1)

Kelimpahan 14.536 3.759 181.955 3.759 2.757 752


Taksa (S) 7 5 7 4 4 2
Keragaman (H‟) 1.73 1.52 0,26 1.25 1,29 0,64
Keseragaman € 0.89 0,95 0,13 0,90 0,93 0,92
Dominanci (D) 0.21 0,24 0,91 0,32 0,29 0,56
Sumber : Laboratorium Penguji PT Global Quality Analitical, 2016

Berdasarkan hasil analisis zooplankton dapat dilihat bahwa indeks


keragaman (H‟) tertinggi di sungai Arumi bagian hulu yaitu 1,73
sedangkan keragaman yang paling rendah adalah di Sungai Apiri
bagian hulu yaitu 0,26.

Tabel 2.53. Hasil Analisis Benthos

AS 1 AS 2 AS 3 AS 4 AS 5 AS 6
No. BENTHOS 3 3 3 3 3 3
(Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m ) (Sel/m )
OLIGOCHAETA
1 Lumbriculus sp 30 30 0 0 0

DIPTERA
1 Polypedylum sp 0 0 30 0 30 0

GASTROPODA
1 Melanoides sp 0 0 0 59 30 0

Kelimpahan 30 30 30 59 60 0
Taksa (S) 1 1 1 1 2 0
Keragaman (H’) 0 0 0 0 1 0
Keseragaman € - - - - 1 0
Dominanci (D) 1 1 1 1 0,5 0
Sumber : Laboratorium Penguji PT Global Quality Analitical, 2016

Halaman II - 66
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan hasil analisis benthos dapat dilihat bahwa indeks


keragaman (H‟) tertinggi di sungai Arumi bagian hulu yaitu 1
sedangkan keragaman yang paling rendah adalah 0.

2.1.3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA

Data dan informasi untuk komponen sosial ekonomi budaya diambil


di lapangan secara langsung dan juga diambil dari data sekunder
yang bersumber dari Kabupaten Tambrauw Dalam Angka 2015,
Distrik Kebar Dalam Angka Tahun 2014 dan Disrtik Senopi Dalam
Angka Tahun 2014. Saat ini data yang bersumber dari Distrik Kebar
Dalam Angka dan Distrik Senopi Dalam Angka tahun 2015 belum
tersedia, sehingga masih menggunakan yang tahun 2014.

Kondisi di lapangan telah terjadi perubahan (pemekaran) distrik,


tetapi untuk konsistensi antara kajian dan ijin yang terbit maka
kajian ini secara administrasi meliputi Distrik Kebar dan Distrik
Senopi. Secara fakta dilapangan, wilayah kajian meliputi seluruh
distrik dan kampung yang dimekarkan sehingga dari sisi dampak
sudah diperkirakan meluputi seluruh wilayah yang terkena dampak.

Untuk menggali data dan informasi di wilayah studi, dilakukan


wawancara dengan penduduk baik secara perorangan maupun
dalam diskusi kelompok secara terfokus (Focus Group Discussion),
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.19.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.19. Wawancara Dalam Bentuk FGD di Kampung Senopi

Halaman II - 67
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.20. Wawancara Dalam Bentuk FGD di Kampung


Janderau

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.21. Wawancara Dengan Salah Satu Responden di


Kampung Inam

1. Kependudukan

Data kependudukan diperoleh dari Kabupaten Tambrauw Dalam


Angka Tahun 2015, bahwa jumlah penduduk di Distrik Kebar
adalah 2.031 jiwa yang terdiri dari 1.050 jiwa laki-laki dan 981 jiwa
perempuan, sedangkan untuk Distrik Senopi adalah 759 jiwa yang
terdiri dari 393 jiwa laki-laki dan 366 jiwa perempaun. Berdasarkan
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di masing-masing distrik
tersebut maka dapat diperoleh rasio jenis kelamin di Distrik Kebar
adalah 1,070% sedangkan di Distrik Senopi juga 1,074%.

Luas wilayah Distrik Kebar adalah 1.858,86 km2 sedangkan jumlah


penduduk adalah 2.031 jiwa sehingga kepadatan penduduk di
distrik Kebar adalah 1 jiwa per km2. Luas wilayah Distrik Senopi
adalah 2.539,79 km2 sedangkan jumlah penduduknya adalah 759

Halaman II - 68
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

jiwa sehingga kepadatan penduduknya adalah 1 jiwa per 3 km2, atau


jika dibuat angka tidak bulat adalah 0,33 jiwa per km2.

Selanjutnya profil penduduk di Distrik Kebar dan Disrik Senopi


dapat dilihat pada Tabel 2.54 berikut ini.

Tabel 2.54. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Di Distrik Kebar


Dan Distrik Senopi
Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Kepadatan
Sex Ratio
No. Distrik Wilayah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Total (%)
(Km2) (Jiwa/Km2)
1 Kebar 1.050 981 2031 107,0 1.858,86 1
2 Senopi 393 366 759 107,4 2.539,79 0,33
Jumlah 1.443 1347 2790 107 4.398,65 0,63
Sumber : Kabupaten Tambrauw Dalam Angka Tahun 2015

Di Distrik Kebar dan Distrik Senopi secara umum penduduknya


memeluk Agama Kristen Protestan dan Kristen Khatolik. Pada Tabel
2.55 disajikan jumlah pemeluk agama untuk masing-masing distrik.

Tabel 2.55. Prosentase Pemeluk Agama Di Wilayah Studi

Agama
No Distrik
Kristen Protestan Kristen Khatolik Lainnya
1 Kebar 98,86% 0,99% 0,15%
2 Senopi 48,34% 51,66% 0%
Sumber : Distrik Kebar Dalam Angka Tahun 2014 dan Distrik Senopi Dalam
Angka Tahun 2014

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.22. Fasilitas Gereja Di Kampung Akmuri

Halaman II - 69
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2. Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Distrik Kebar terdapat 7 unit Sekolah Dasar


(SD) dan 2 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),
sedangkan di Distrik Senopi terdapat 3 unit SD dan 1 unit SLTP. Di
dua distrik tersebut saat ini belum tersedia SLTA.

Jumlah murid SD di Distrik Kebar adalah 699 jiwa dan jumlah guru
adalah 20 jiwa sehingga rasio guru terhadap murid adalah 1
berbanding 35. Jumlah murid SD di Distrik Senopi adalah 253 jiwa
dan jumlah guru adalah 12 jiwa sehingga rasio guru terhadap murid
adalah 1 berbanding 21.

Saat ini di wilayah studi anak usia sekolah pada tingkat SD yang
mampu menamatkan pendidikannya masih terbatas pada kisaran
60% sampai 80%.

Secara umum, kendala yang menjadi hambatan anak-anak usia


sekolah adalah terkait transportasi. Keterbatasan transportasi
membuat semangat anak sekolah berkurang, terutama untuk
jenjang pendidikan yang lebih tinggi misalnya SLTP dan SLTA.

Jumlah murid SLTP di Distrik Kebar adalah 219 jiwa dan jumlah
guru adalah 20 jiwa sehingga rasio guru terhadap murid adalah 1
berbanding 11. Jumlah murid SLTP di Distrik Senopi adalah 77 jiwa
dan jumlah guru adalah 1, sehingga rasio guru terhadap murid
adalah 1 berbanding 77.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.23. Fasilitas SMP Di Distrik Kebar

Halaman II - 70
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3. Struktur Sosial

Pertama entitas kelompok masyarakat yang termasuk kelas


rendah adalah budak (buom). Dikatakan bahwa kelas rendah
karena bisa diperintah untuk melakukan apa yang dikehendaki
oleh majikannya. Selanjutnya yang termasuk manusia sejati dalam
bahasa Mpur disebut mamir tien orang ini yang memiliki stratifikasi
sosial yang sangat tinggi. Begitu juga dalam kelompok masyarakat
yang kaya harta benda dinamakan mamombuor kelompok ini
memiliki harta benda seperti kain timur dan babi cukup
banyak.

Entitas kelompok masyarakat yang disebut mawandiek , ma


memiliki makna orang dan wandiek makna jelek bahwa entitas
kelompok masyarakat ini termasuk yang tidak beruntung atau
miskin harta benda. Secara etimologi ma memiliki makna
manusia, wandiek memiliki makna tidak laku atau jelek.
Selanjutnya kelompok masyarakat yang pandai berburu disebut
makam artinya orang yang bisa diandalkan untuk membunuh
binatang hasil buruan di hutan. Secara etimologi ma makna
manusia dan kam makna daging/binatang .

Masyarakat yang tidak tahu berburu disebut maaruak .Secara


etimologi ma makna manusia aruak artinya tidak tahu
membunuh binatang. Untuk penduduk asli disebut maniekiem
atau orang yang memiliki hak ulayat setempat, Secara
etimologi ma makna manusia dan niek makna tanah . Entitas
kelompok pedatang yang sudah lama menetap disuatu tempat
disebuat maye. Secara etimologi ma makna manusia, ye makna
pinggiran dalam konteks bahwa dia orang asing yang bersama-
sama dengan maniek atau orang setempat mendiami suatu
tempat. Kelompok masyarakat yang baru datang disebut
masuaw . Biasanya kelompok masyarakat masuaw datang
disuatu tempat mereka dapat dilayani dengan baik. Karena
masyarakat Mpur memiliki filosofi bahwa manusia ini tidak
membawa bekal yang cukup untuk kebutuhan hidup ,maka
kelompok masyarakat masuaw dapat dilayani dengan baik.
Semua ini berujung pada kata kunci mengasihi.

Kata kasi dalam bahasa Mpur itie bar memberi sesuatu.

Marga/ klen

Setiap entitas kelompok suku yang memiliki marga agar


memproteksi tanah adatnya secara kolektif. Hal ini dilakukan
secara geneologis (garis keturunan) oleh sebab itu, setiap tanah
ulayat pasti ada pemilikinya tanah itu pasti bertuan. Tidak ada
tanah yang tidak bertuan. Marga Amawi, marga kebar, Inam mereka
ini memiliki tanah adatnya masing-masing. Selain itu tanah di

Halaman II - 71
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Papua itu buakan tanah perorangan atau secara individu tetapi


secara komunal. Selanjutnya setiap marga memiliki tanah warisan
secara turun-temurun dari generasi kegenerasi berikutnya.

4. Kesempatan Kerja

Penduduk angkatan kerja di wilayah studi yaitu Distrik Kebar dan


Distirk Senopi menunjukkan angka sebesar 1.644 jiwa sebagaimana
disajikan di dalam Tabel 2.56. Jumlah penduduk usia tidak
produktif untuk usia 0 sampai 14 tahun adalah 1.105 jiwa
sedangkan untuk usia 65 ke atas adalah 42 jiwa.

Rasio ketergantungan (depedency ratio) atau angka beban


ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban
tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia tidak
produktif. Untuk mengetahui berapa besar angka ketergantungan.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diperoleh angka
ketergantungan adalah ((42+1.105): 1.644)) x 100% = 69,7%. Angka
tersebut menunjukkan bahwa setiap 100 jiwa usia produktif harus
menanggung penduduk usia non produktif sebesar 69,7 jiwa.

Tabel 2.56. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah


Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan Total Per Kel. Umur
0 - 4 194 195 389
5 - 9 196 172 368 1.105
10 - 14 182 166 348
15 - 19 122 127 249
20 - 24 102 112 214
25 - 29 106 114 220
30 - 34 120 106 226
35 - 39 104 97 201
1.643
40 - 44 85 73 158
45 - 49 90 66 156
50 - 54 58 45 103
55 - 59 39 37 76
60 - 64 20 21 41
65 - 69 14 10 24
70 - 74 5 4 9 42
75 + 5 4 9
1.443 1.347 2.790
Sumber : Kabupaten Tambrauw Dalam Angka Tahun 2015

Halaman II - 72
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Istilah kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan


pekerjaan atau kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat
dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Dengan demikian
pengertian kesempatan kerja adalah mencakup lapangan pekerjaan
yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih
lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut
timbul kebutuhan tenaga kerja.

Kesempatan kerja bagi masyarakat di wilayah studi sangat terbatas.


Selain karena kurangnya lapangan kerja karena tidak adanya
perusahaan atau investasi besar namun juga karena masih
rendahnya kualitas SDM. Kesempatan kerja yang terbuka saat ini
terbatas hanya pada proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan
dan jembatan, pembangunan atau perbaikan rumah-rumah
penduduk yang merupakan proyek pemerintah daerah.

Diluar itu, kehadiran perusahaan untuk melakukan ujicoba


penanaman di lahan milik masyarakat (bukan lahan PT BAPP) dan
pengolahan telah membuka lapangan kerja. Tidak kurang dari 40
orang penduduk lokal telah dipekerjakan pada kebun percobaan PT
BAPP.

5. Mata Pencaharian

Jenis matapencaharian penduduk dapat dianalogikan dengan jenis


matapencaharian responden yang berhasil dihimpun. Jumlah
responden adalah 100 yang tersebar di 9 kampung dalam wilayah
studi.

Dari Tabel 2.57 terlihat bahwa sebagian besar responden atau 90%
memiliki mata pencaharian dan 10 % tidak bermatapencaharian
tetap. Mereka yang bermata pencaharian, terdiri dari petani yaitu
73% sedangkan yang bermatapencaharian sebagai karyawan swasta
adalah 9%. Selebihnya PNS/ Pegawai Pemerintah, mencari hasil
hutan bukan kayu masing-masing 3% dan berburu 2%.

Saat ini PT BAPP baru melakukan uji coba penanaman dilahan


penduduk, sehingga kontribusi terhadap penerimaan tenaga kerja
yang berasal dari penduduk lokal masih rendah yakni kurang dari
40 orang.

Tabel 2.57. Jenis Matapencaharian Responden

Jumlah
No. Mata Pencaharian Prosentase (%)
Responden
1 Berburu 2 2%
2 Berladang (Petani) 73 73%
3 Mencari hasil hutan bukan kayu 3 3%
4 PNS/ Pegawai Pemerintah 3 3%
5 Karyawan swasta 9 9%

Halaman II - 73
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

6 Tidak punya matapencaharian


10 10%
tetap
Jumlah 100 100%
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2016

6. Kesempatan Berusaha

Dalam konsep Sakernas, lapangan usaha utama dikategorikan


sebagai: (1) pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan
perikanan; (2) Industri pengolahan; (3) Perdagangan besar, eceran,
rumah makan dan hotel; (4) Jasa kemasyarakatan dan (5)
Lainnya, yang meliputi: pertambangan dan penggalian, listrik, gas
dan air, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi,
keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa
perusahaan.

Data Sakernas 2014 menunjukkan bahwa penduduk berumur


15 tahun ke atas di kabupaten Tambraw yang bekerja, sebagian
besar pekerjaan utamanya adalah pada usaha pertanian,
perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu mencapai
89,91 persen. Sektor jasa kemasyarakatan menempati urutan ke dua
dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebanyak 9,35%. Sedangkan
penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan, industri
pengolahan dan sektor lainnya masin-masing tidak mencapai 2
persen.

Demikian halnya di wilayah studi, yaitu Distrik Kebar dan Senopi


termasuk di dalamnya Distrik Kebar Timur dan Manekar sebagai
distrik pemekaran, lapangan usaha utama masyarakat di wilayah
studi adalah pertanian menyusul perdagangan dan jasa angkutan.
Lapangan usaha pertanian menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.

Dari data BPS diketahui bahwa jumlah rumah tangga di Distrik


Senopi yang memelihara ternak terdiri dari 24 rumah tangga sapi
potong, 90 rumah tangga peternak babi, 78 rumah tangga peternak
ayam lokal serta 1 rumah tangga peternak itik manila. Pada tahun
2014, jumlah populasi ternak terdiri ayam lokal 1.156 ekor, ternak
babi mencapai 341 ekor, serta sapi potong mencapai 199 ekor.

Usaha perdagangan belum berkembang sebagaimana yang


diharapkan. Penduduk di wilayah studi pada umumnya belum
terbiasa dengan berusaha (wiraswasta). Kegiatan perdagangan di
distrik Kebar dan Senopi menyediakan kebutuhan sehari-hari
berupa sembilan bahan pokok (sembako).

Terdapat beberapa toko yang menyediakan bahan-bahan keperluan


rumah tangga yang terdapat di ibukota Distrik Kebar (Kampung
Anjai) dan Distrik Senopi (Kampung Senopi) dengan jumlah total 6
buah. Para pemilik toko pada umumnya pendatang dari luar Papua

Halaman II - 74
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Barat. Semua kebutuhan pokok yang tersedia di kios didatangkan


dari Kota Manokwari, sehingga harganya menjadi lebih mahal dua
kali lipat.

Toko tersebut berdiri sebelum hadirnya perusahaan PT BAPP di


wilayah ini, sehingga saat ini belum ada penambahan jumlah usaha
baru.

7. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan di wilayah studi sangat bervariatif, namun sebagian


besar adalah berasal dari pertanian. Data tentang pendapatan
masyarakat diambil dari hasil wawancara dengan responden di
wilayah studi sebanyak 100 responden yang tersebar di 9 kampung.
Responden dipilih secara purposive untuk mendapatkan data yang
sesuai dengan kebutuhan yakni pendapatan masyarakat.

Mayoritas responden mempunyai penghasilan kurang dari


Rp.1.500.000 per bulan yaitu sebanyak 34 responden atau 34%
sedangkan responden yang berpenghasilan di atas Rp. 3.000.000
adalah 9 responden atau 9%. Jika UMR Provinsi Papua Barat Tahun
2016 adalah sebesar Rp. 2.237.000,- Maka terdapat 43 responden
atau 43% yang penghasilannya sudah berada di atas UMR,
sedangkan 57 responden atau 57% masih berada di bawah UMR.
Jika seluruh pendapatan dirata-rata dalam perhitungan tertimbang,
maka rata-rata pendapatan responden adalah Rp. 1.965.000, per
bulan, atau merupakan 88% dari UMR. Adapun distribusi
pendapatan responden dapat dilihat pada Tabel 2.58.

Tabel 2.58. Pendapatan Responden Di Wilayah Studi

No. Pendapatan (Rp/Bulan) Jumlah Prosentasi Pendapatan


Responden (%) Tertimbang
1 Pendapatan di atas 3,0 juta 9 9% 29.250.000
2 Pendapatan di atas 2,5 juta 16 16% 44.000.000
sampai <3,0 juta
3 Pendapatan di atas 2,0 juta 18 18% 40.500.000
sampai <2,5 juta
4 Pendapatan di atas 1,5 juta 23 23% 40.250.000
sampai <2,0 juta
5 Pendapatan kurang dari 1,5 juta 34 34% 42.500.000
Jumlah 100 100% 196.500.000
Rata-Rata Pendapatan Responden 1.965.000
Sumber : Hasil Survey Lapangan, 2016

Halaman II - 75
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

8. Aksessibilitas

Aksessibilitas antar kampung di dalam wilayah studi dihubungkan


oleh jalan darat. Sebagian besar panjang jalan yang tersedia telah
dilapis dengan aspal, karena lokasi kampung pada umumnya berada
di pinggir jalan tersebut. Jalan aspal yang tersedia merupakan jalan
provinsi yang menghubungkan Kota Manokwari ke Kota Sorong.
Untuk akses jalan ke kampung-kampung yang jauh dari jalan
provinsi tersebut dihubungkan oleh jalan darat yang diperkeras
dengan pasir dan batu. Panjang total jalan berlapis aspal yang
berada di dalam lokasi tapak kegiatan budidaya tanaman pangan
adalah lebih kurang 50 km sedangkan panjang jalan tanpa lapis
aspal lebih kurang 60 km.

Saat ini kehadiran perusahaan PT BAPP di wilayah studi belum


membuat jalan yang bisa dimanfaatkan untuk aksessibilitas
masyarakat dari kampung ke kampung atau dari kampung ke lokasi
hutannya atau kebunnya, sehingga total panjang jalan di wilayah
studi masih tetap yaitu pada kisaran panjang antara 50 km s/d 100
km.

9. PDRB Dan Saham Sektor Pertanian Terhadap PDRB Di


Kabupaten Tambrauw

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha


Kabupaten Tambrauw tahun 2014 atas dasar harga berlaku (ADHB)
sebesar Rp.160,92 miliar, sementara atas dasar harga konstan
(ADHK) 2010 sebesar Rp.119,9 miliar. Nilai tersebut mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya. Di tahun
2014, nilai PDRB ADHB sebesar Rp.142,26 miliar, sementara nilai
PDRB ADHK 2010 sebesar Rp.113,4 miliar. Jika dibandingkan
dengan nilai PDRB dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua
Barat, nilai PDRB Kabupaten Tambrauw masih yang terkecil. Hal ini
disebabkan kabupaten ini masih tergolong muda sehingga segala
potensi yang dimiliki belum tergali secara maksimal.

PDRB ADHB dan ADHK tertinggi menurut lapangan usaha pada


tahun 2014 tercatat pada sektor pertanian yaitu Rp.58,04 miliar dan
Rp.46,17 miliar. Sedangkan PDRB ADHB dan ADHK terendah
menurut lapangan usaha adalah sektor jasa perusahaan sebesar
Rp.15,44 juta dan Rp.3,4 juta. Sektor-sektor unggulan di suatu
daerah dapat diketahui dengan melihat struktur perekonomian
daerah tersebut. Struktur perekonomian adalah distribusi persentase
nilai tambah atas dasar harga berlaku. Dari struktur perekonomian
ini akan terlihat sektor-sektor yang memberikan
sumbangan/kontribusi besar bagi perekonomian Kabupaten
Tambrauw. Pada tahun 2015 terdapat tiga sektor unggulan yang
memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Kabupaten

Halaman II - 76
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tambrauw. Ketiga sektor tersebut adalah sektor Pertanian, sektor


Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib,
serta sektor Konstruksi. Tahun 2015, sektor pertanian memberikan
kontribusi terbesar yaitu 36,07 persen, namun konstribusinya turun
dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 37,50. Sektor
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib di
tahun 2015 memberikan konstribusi sebesar 33,98 persen, naik dari
tahun 2014 yang sebesar 33,52 persen. Sektor Konstruksi
memberikan kontribusi sebesar 16,80 persen di tahun 2015 yang
mengalami kenaikan jika dibandinkan dengan tahun 2014 yang
sebesar 16,80 persen.

Pertumbuhan ekonomi dihitung dengan membandingkan besarnya


nilai tambah antar waktu menurut harga konstan. Penggunaan
harga konstan dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan riil suatu
daerah tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga. Pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Tambrauw tahun 2015 sebesar 5,83 persen.
Kondisi ini melambat dibandingkan tahun sebelumnya, dimana pada
2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tambrauw sebesar 6,67
persen.

10. Kelompok-Kelompok Etnis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah


Sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama (KBBI 2011: 885).
Masyarakat yang mendiami Kabupaten Tambrauw terdiri dari 6
(enam ) suku yakni suku Mpur, Suku Miyah, Suku Irires, Suku
Abun, Suku Biak dan suku Moi. Suku Biak mereka menamakan diri
suku Bikar secara etimologi Bi memiliki makna Biak dan KAR
memiliki makna Karon. Dalam persektif masyarakat Miyah yang
sebelumnya dinamakan Karon memiliki makna yang tidak sesuai
dengan pandangan masyarakat sehingga nama itu direvisi menjadi
Miyah. Untuk wilayah Distrik Kebar dan Distrik Senopi didiami oleh
Suku Mpur dan Suku Miyah.

Dalam perspektif linguistik masyarakat yang mendiami lembah


Kebar mengunakan empat bahasa yakni bahasa Mpur, bahasa
Miyah, bahasa Meyah dan bahasa Irires.

Marga-marga yang mendiami Kampung Anjai yakni Anjai, Ajoi,


Ariks, Newori, Jambuani, wabia, Anari, Asentowi, Majiwi. Selain itu
Suku Mpur Memiliki tujuh submarga yakni (1) Ajiu (2) Mawabit (3)
Dru (4) Maniun (5) Manabuat (6) Mawabuan (7) Masam (Syufi,
2014: 1) Ketujuh submarga ini secara kolektifitas disebut suku
Mpur.

Setiap suku memiliki konsep mengenai lokalitas tempat tinggal


berbeda-beda seperti konsep yang dimiliki oleh Masyarakat Mpur,

Halaman II - 77
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Irires, Miyah dan Meyah. Pemilik hak ulayah dilembah kebar


adalah suku Mpur. Suku Mpur yang memiliki tanah mulai dari Kali
api adalah submarga Maniun dan Mawabuan. Tanah di anjai
adalah submarga Dru, tanah di daerah Inam. Maniun memiliki
marga/ klen yakni Neori, Majiwi, Ambuak, Rumbesu, Bame, Pame,
Bijanawi, dan Waniopi. Mawabuan memiliki marga Asentowi, Asiti,
Ajembuani dan Ajokwapi (Syufi, 2016:29). Submarga Ajiu memiliki
marga Anari, Awori, Atai, Akmuri, Aremi, Aropi, Awabiti, Ayeri, Abiri,
Amawi, Akari, Narai, songgreri, Abram, Aritowi, wasabiti dan Arwam.
Submarga mawabit yakni Api, Jambuani dan Asimi. Submarga Dru
yakni Ariks, Kebar, Anjai dan Ajoi. Submarga masam secara
etimologi ma artinya manusia dan sam arti hutan rimba, dalam
perspektif ekologi manusia yang mendiami daerah hutan rimba.
Submarga Masam yakni Manim, makambak, Kasi, Asara dan
Manimbu. Submarga Manabuat yakni Inam dan Auri (Syufi, 2015:
30).

Kata maniun secara etimologi (asal-usul kata) ma artinya manusia


dan nuin artinya bandar kayu dalam arti manusia yang mendiami
daerah yang banyak bandar kayu. Mawabuan ma artinya manusia
dan wabuan artinya tempat sumber air dalam konteks ekologi
manusia yang mendiami daerah yang banyak sumber air. Dru
artinya daerah yang terbuka secara ekologi manusia yang mendiami
daerah yang terbuka atau daerah padang ilalang (Syufi, 2015:30).
Manabut ma artinya manusia dan nabuat mulut bambu artinya
langsung minum dari mulut bambu, hal ini berkaitan dengan
minum tuak. Suku Irires dan Miyah dan meyah tidak mengenal
sistem submarga hanya memiliki satu kolektifitas saja. Suku Miyah
memiliki beberapa marga yakni Sedik, Hae, Titit, Irun, Bofra, Baru,
Momo, dan Esyah. Suku Irires memiliki beberapa marga yakni Syufi,
Airai, Apoki, Aneti, Umagi, Fatem sah, Aibesa, Sasior, Aifamas dan
Mafiti. Suku Meyah yang mendiami kampung Pubuan yakni Kasi,
dan Ajami.

11. Pola Penguasaan Lahan

Luas lahan untuk budidaya tanaman pangan atas nama PT BAPP


berdasarkan ijin lokasi yang diterbitkan oleh Bupati Tambrauw,
Keputusan Nomor: 521/296/2015 tanggal 28 September 2015
adalah 19.368,77 ha. Dari sisi kepemilikan adat, seluruh lahan
tersebut adalah milik masyarakat adat. Jika perusahaan akan
mengelola untuk budidaya tanaman pangan maka harus melalui
proses serah terima kepemilikan tanah adat melalui serangkaian
acara adat dan kompensasi nilai lahan dan semua yang ada di atas
lahan tersebut.

Lahan sering diperdebatkan berkaitan dengan hak ulayat. Setiap hak


ulayat sudah merupakan konvensi bersama bahwa tanah ini
pemiliknya marga Amawi maka marga lain tidak melakukan

Halaman II - 78
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

intervensi terhadap tanah ulayatnya. Selain itu, tanah merupakan


hak komunal tidak ada hak perorangan atau individu. Biasanya
keluarga dekat yang lebih tahu tentang status tanah yang
digunakan. Meskipun kepala suku sebagai pimpinan dalam suku
tetapi dalam hak ulayat dia tidak bisa memberikan rekomendasi
untuk pihak lain dapat mengelolanya. Kepala suku hanya
mengikuti pemilik hak ulayat, apabila hak ulayat memberikan
persetujuan untuk tanah mereka digarap maka kepala suku ikut
menyetujui.

Ada beberapa perspektif tentang lahan yaitu lahan garapan, lahan


ini juga mendapat persetujuan dari hak pemilik ulayat tidak serta-
merta mengolah lahan tanpa sepengetahuan pemilik hak ulayat.
Setiap marga memiliki hak atas tanah garapan. Sebagai pintu
masuk adalah pendekatan budaya sehingga bisa menelusuri
dengan pasti tanah yang akan digunakan. Tidak ada tanah yang
tidak bertuan, setiap tanah ada pemiliknya. Yang lebih
memudahkan adalah identifikasi marga yang menyatakan dirinya
sebagai pemilik hak ulayat. Tanpa identifikasi yang jelas kita sulit
untuk menentukan tapal batas dari tanah yang menjadi pemilik
marga. Marga atau fam merupakan elemen terkecil untuk
memproteksi hak ulayatnya. Proteksi ini sudah dilakukan secara
kolektif dan konvensional secara turun temurun sejak nenek
moyangnya. Perspektif masyarakat Mpur dalam mengklasifikasi
ekologinya menjadi beberapa bagian antara lain: (1) bacar /war
‘sungai‟ (2) Suor „gunung (3) Um „pegunungan‟ (4) suor wom „
tanjung‟ (5) nieg „ tanah‟ (6) bifit „rumpun sagu (7) bafieg „rumput‟ (8)
agfit , rumpun buah merah‟ (9) jiruow (10) nekar „bukit‟
(Syufi,2015: 67).

Pengertian hak ulayat masyarakat hukum adat atas tanah adalah


hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum adat
tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan
hidup para warganya yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah
beserta segala isinya. Masyarakat dapat mengambil manfaat dari
sumber daya alam termasuk tanah dalam wilayahnya bagi
kelangsungan hidup dan kehidupannya yang timbul dari hubungan
secara lahiriah dan batiniah, turun temurun dan tidak terputus. Hak
ulayat merupakan penguasaan tertinggi atas tanah dalam hukum
adat.

Sedangkan subyek hak ulayat adalah masyarakat hukum adat baik


yang merupakan persekutuan hukum yang didasarkan pada
kesamaan tempat tinggal (territorial) maupun kesamaan keturunan
(genealogis) misalnya suku, marga dan dusun. Orang yang menjadi
subyek hak ulayat, adalah ketua atau tetua adat yang merupakan
pelimpahan kewenangan dari masyakat hukum adat yang
bersangkutan menurut ketentuan hukum adat.

Halaman II - 79
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Hak perorangan warga masyarakat hukum adat atas tanah adalah


hak perorangan yang dipunyai oleh warga masyarakat hukum adat
tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan
hidupnya yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah beserta
segala isinya. Masyarakat hukum adat adalah warga asli yang sejak
kelahirannya hidup dalam wilayah tertentu dan terikat serta tunduk
kepada hukum adat tertentu dengan rasa solidaritas yang tinggi
diantara para anggotanya.

Batas-batas tanah ulayat di suatu daerah dari suku tertentu


ditandai oleh sungai-sungai, pohon, tanah padang, perbuktian dan
lain-lain. Pengetahuan dari generasi tua tentang batas-batas wilayah
tanah adat sangat baik dan kuat sekali, pengetahuan tersebut
diwariskan dengan sistem pengenalan langsung ke lokasi tanah adat
atau secara tidak langsung dengan cara menyebut lokasi tanahnya.
Pewarisan pengetahuan tentang batas-batas tanah adat biasanya
dilakukan pada saat anak laki-laki mengikuti ayah ke hutan untuk
berburu atau menokok sagu.

Kebersamaan sangat dijunjung masyarakat disini, salah satunya


terlihat seusai berburu. Mereka bersama-sama mengolah dan
memasak daging hewan buruan. meski terletak di pedalaman,
kehidupan masyarakat suku Mpur sudah mengalami perkembangan.
Pola kehidupan masyarakat suku Mpur sudah mulai berubah.
Mereka mulai hidup berdampingan di sebuah kampung. Dulunya
mereka orang tua mereka belum mengenal perkembangan. Sehingga
mereka hidup sendiri sendiri. Saat ini hidup berkumpul dalam satu
kampung, ada gereja, ada pemerintah kampung. Keluarga yang
tinggal di hutan sudah tidak ada, kecuali hanya berkebun.

Kampung-kampung baru banyak terbentuk seiring dengan


pertambahan penduduk. Pemekaran kampung sangat pesat,
sehingga kadang terlihat dipaksakan karena penduduknya sangat
sedikit hanya terdiri dari beberapa keluarga. Tidak jarang satu
kampung hanya dihuni oleh beberapa keluarga yang sama dengan
keluarga dari kampung lain.

Dari berbagai sumber diperoleh informasi bahwa pemekaran


kampung saat ini sangat cepat, sehingga terdapat potensi persoalan
berupa batas-batas antar kampung. Isu ini juga menguat karena
persoalan pemekaran wilayah kabupaten masih menyisakan
masalah, antara keinginan menjadi bagian Kabupaten Tambraw dan
Manokwari. Batas antar Kampung belum seluruhnya ditetapkan.
Sehingga saat diminta menunjukkan tata batas kepemilikan antar
keluarga dengan keluarga lain dalam suatu klen tidak tegas dan jelas
secara definitif di lapangan; begitupula dengan tata batas antar klen
dengan klen lainnya. Sehingga, bila pihak luar ingin memanfaatkan
tanah yang luasannya melingkupi luasan antar keluarga dan antar
marga relatif sulit dalam proses komunikasi dan negosiasinya.

Halaman II - 80
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pengalihan hak adat pada lahan terjadi pula melalui perkawinan,


apabila terdapat pasangan hidup baru, sebagian lahan (dusun)
diserahkan kepada mereka untuk dikelola bagi kepentingan
hidupnya, pengalihan tersebut hanya sebatas pinjam-pakai dan
bukan merupakan hak milik. Masuknya pihak perusahaan dianggap
oleh masyarakat ketiga suku ini sebagai "orang luar". Oleh sebab itu
pengalihan atas hak adat mereka harus mendapat kompensasi yang
sebanding dengan sumberdaya alam yang hendak
diambil/dieksploitasi.

Masyarakat adat di wilayah studi memiliki tempat-tempat keramat


yang dipercaya mengatur, melindungi dan bisa mencelakai mereka
jika merusak atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan
adat-istiadat setempat. Tempat keramat mempunyai nilai sejarah
bahkan asal-usul suku tertentu berasal dari tempat keramat
tersebut. Tempat keramat juga berfungsi sebagai tempat
penyembahan, syukuran bahkan tempat penyelesaian sengketa yang
terjadi dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Tempat keramat
biasanya adalah lokasi atau wilayah tertentu yang secara turun
temurun dipercayai sebagai tempat yang harus dijaga dan dilindungi
oleh seluruh lapisan masyarakat.

Terkadang pemburu pemula yang baru memulai aktivitas perburuan


memerlukan ijin atau restu dari pemilik ulayat yang akan
memberitahukan tempat-tempat yang boleh ataupun tidak boleh
dilakukan perburuan serta dimana batas wilayah klen yang terdapat
tempat-tempat keramat dan tidak boleh diganggu. Hal ini juga tidak
jarang masih terjadi pada pelaksanaan pekerjaan perusahaan atau
proyek. Pekerja dari klen tertentu dilarang melakukan pekerjaan di
lahan milik klen yang lain.

Saat studi ini dilakukan, perusahaan telah berhasil melakukan


pemetaan terhadap hak ulayat. Terdapat 6 marga yang telah
sepakat melepaskan haknya kepada perusahaan yaitu Marga Amawi,
marga Wasabiti, marga Wanimeri, marga Arumi, marga Arisk dan
marga Kebar. Untuk marga-marga yang lainnya masih terus
dilakukan musyawarah untuk mufakat. Jika pada akhirnya marga-
marga yang lain tidak menyetujui maka pembangunan budidaya
tanaman pangan tidak dipaksakan terhadap tanah ulayat marga
tersebut.

12. Pola Pola Pengalihan Hak Masyarakat Adat Atas Lahan

Daerah Kebar pada umumnya untuk pengalihan lahan atas lahan


perlu ada negosiasi dengan pihak pemilik hak ulayat kalau merestui
maka ada kompensasinya, kalau masyarakatnya menolak maka
pemilik modalpun dapat memahami apa wujud dari respen
masyarakat. Tanah dari Kebar sampai Senopi itu milik suku Mpur .
Di dalam suku Mpur ada unit kecil yang disebut marga.

Halaman II - 81
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Pada umumnya masyarakat masih menggunakan pola lama yaitu


tanah sebagai sumber culture atau budaya sehingga apapun
diputuskan secara budaya apa lagi berkaitan dengan tanah karena
tanah merupak ibu atau mama dalam bahasa Mpur iyen dari
tanah manusia (mamir ) hidup (ifun) dan mati (iwut) pasti kembali
pada tanah (iyafier si nieg). Masyarakat sangat untuk menjaga
tanah mereka sebagai budaya, kalau ada pengalihan lahan perlu
ada negosiasi, musyawarah untuk mencapai mufakat, bukan
mufakat dulu baru musyawarah. Tanah sebagai sumber ekonomi.
ini sebuah pertimbangan yang baik sehingga mengambil
keputusan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Perlu kajian yang lebih holistik dan komprehensif agar
menciptakan iklim investasi dan iklim budaya yang lebih
harmonis.

Pelaksanaan pembangunan sebagai wujud dari pertumbuhan dan


perkembangan suatu daerah selalu berimplikasi pada meningkatnya
kebutuhan akan lahan. Kebutuhan akan lahan ini terus meningkat
karena sifatnya yang tidak terbatas. Fenomena ini terus
berkembang sehingga sering kali menimbuljan kesulitasn dalam
penyediaan lahan untuk kepentingan pembangunan. Hal ini
mengakibatkan nilai dan harga lahan terus meningkat sehingga
penguasaan/ okupasi atas lahan bagi masyarakat dewasa ini
mengalami pergeseran nilai dari fungsi sosial ke fungsi ekonomi,
sehingga lahan merupakan komoditi ekonomi yang harus dikuasau
secara legal maupun ilegal.

Alasan pembangunan untuk mengambil tanah rakyat, sudah sring


kali digunakan oleh pemerintah dan pihak penguasa untuk
menguasai tanah rakyat. Salah satu tanah yang dianggap milik
pemerintah, sehingga boleh diambil oleh pemerintah adalah tanah
ulayat. Tanah ulayat sebenarnya bukan milik pemerintah, dan
bukan pula milik orang tertentu. Tanah ulayat ini diadakan untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, sehingga tiadanya
kepemilikan bertarti bahwa semua masyarakat boleh memanfaatkan
tanah itu untuk kepentingannya. Biasanya pengelolaan tanah ulayat
ini dimiliki oleh suku atau kelompok adat tertentu, di mana tanah
ulayat itu berada. Oleh karena itulah tanah ulayat biasanya identik
dengan tanah milik adat dan pengaturannya dilakukan oleh
masyarakat hukum adat.

Saat ini ekistensi tanah ulayat masih diakui, hal ini dapat dilihat
dari masih adanya pengakuan terhadap tanah ulayat yang diatur di
dalam Undang-Undang Pokok Agraria UU No 5 Tahun 1960. Adapun
bunyi ketentuan yang mengukuhkan eksistensi hak ulayat adalah
pasal 3 UUPA yang menyatakan ”Dengan mengingat ketentuan-
ketentuan dalam Pasl 1 dan 2, pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak
yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang
menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa, sehingga

Halaman II - 82
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

sesuai dengan kepentingan nasional dan negara berdasarkan atas


persatuan bangsa, serta tidak boleh bertentangan dengan Undang-
Undang dan peraturan-peraturan (hukum) lain yang lebih tinggi”.

Dengan adanya ketentuan Pasal 3 UPA sebagaimana disebutkan di


atas dapat diketahui bahwa secara hukum hak ulayat ini diakui
sehingga keberdaannya sah menurut hukum. Oleh karena itu hak
ulayat masih tetap dapat dilaksanakan oleh masing-masing
masyarakat hukum adar yang memilikinya.

Penduduk asli di lembah Kebar mempunyai tanah ulayat yang bisa


dimanfaatkan untuk kemakmuran anggota sukunya. Dasar hukum
yang kuat tentang keberadaan hak ulayat membuat masyarakat
hukum adat mempunyai hal untuk mempertahankan tanah ulayat.
Oleh karena itu jika ada pihak lain yang ingin menggunakan tanah
adat sebagaimana yang dilakukan oleh PT BAPP untuk bididaya
tanaman pangan, harus melalui pelepasan adat sesuai dengan adat
suku yang menguasai tanah ulayat tersebut.

13. Pola Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan dan penggunaan lahan oleh masyarakat sekitar areal


studi pada umumnya masih subsisten dengan tingkat teknologi
(budidaya) yang masih terbatas. Sistem bercocok tanam masih
dilakukan secara sederhana dan dalam banyak hal masih
bergantung kepada “kemurahan alam”. Sistem bercocok tanam yang
dilakukan penduduk masih dengan sistem perladangan berpindah-
pindah. Hal ini tidak lepas dari pertimbangan yang didasarkan pada
faktor kesuburan tanah.

Masyarakat adat di wilayah studi merupakan bagian dari suku besar


Arfak. Suku Besar Arfak terdiri dari beberapa Sub Suku, diantaranya
Suku Hatam, Suku Moilei, Suku Meihag, Suku Sohug dan Suku
Mpur. Distrik Kebar dan sekitarnya didiami Oleh Sub Suku Mpur.
Suku Mpur piawai berburu, meski hanya mengandalkan peralatan
tradisional berupa panah dan busur. Buruannya hewan seperti rusa
dan babi hutan. Kegiatan berburu dan meramu dilakukan di dalam
kawasan hutan sekitar serta di lokasi rencana areal perusahaan
yang didominasi oleh padang alang-alang.

Teknik berkebun masih bersifat berpindah-pindah. Ladang


berpindah-pindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan
cara berpindah-pindah tempat. Ladang dibuat dengan cara
membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau semak yang telah
ditebang/dibabat, setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan
tiba, ladang kemudian ditanami dan ditunggu sampai panen tiba.
Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu 5 - 6
tahun, para petani ladang kembali lagi ke ladang yang pertama kali
mereka buka. Lahan hutan yang baru pertama kali dibuka akan

Halaman II - 83
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dibuka kembali setelah 5-6 tahun, sedangkan belukar tua akan


kembali digarap setelah 8 tahun kemudian. Pada beberapa bagian,
setelah ditanami 3–4 kali, lahan kemudian ditinggalkan karena
sudah tidak subur lagi. Lahan yang ditinggal biasanya ditanami
dengan tanaman keras seperti kemiri, coklat dan sebagian pisang.
Hasil pengamatan di lapangan, beberapa kebun tersebut dibiarkan
tidak terawat kecuali kebun yang berada di sekitar pemukiman.

Tanaman yang paling utama ditanam adalah kacang tanah. Kacang


tanah menjadi komoditi yang cukup terkenal dengan sebutan kacang
Kebar. Untuk mengisi waktu sambil menunggu tanaman kacang
tanah siap dipanen, masyarakat di wilayah studi melakukan
kegiatan tambahan berupa memanfaatkan (meramu) hasil hutan di
sekitar kampung. Beberapa hasil hutan yang ekonomi yang paling
banyak dicari selain binatang buruan adalah hasil hutan bukan
kayu seperti buah-buahan, obat-obatan dan beberapa di antaranya
terutama masyarakat Jandurau, bekerja di lahan percobaan pada
perusahaan PT BAPP.

Meskipun teknik berkebun yang dilakukan masih dilakukan secara


berpindah-pindah, namun dari pola pemanfaatan lahan pekarangan,
terlihat bahwa masyarakat di wilayah studi juga sebagian mulai
mengenal bentuk pertanian intensif. Beberapa keluarga
memaanfaatkan lahan pekarangan untuk bertanam jagung, dan
sayur-sayuran seperti kacang panjang, sawi dan kangkung darat.

Pemanfaatan lain pada lahan yang menjadi rencana areal kerja


perusahaan adalah pemukiman atau beberapa bangunan rumah
yang merupakan bagian dari pemekaran wilayah kampung.
Kemudian juga terdapat bekas ladang penggembalaan yang terlihat
berupa pagar kawat berduri dan beberapa papan informasi kegiatan
serta bekas bak penampungan air Adapun pemanfaatan lahan di
sebagian wilayah studi disajikan pada Gambar 2.24.

Foto 3d-1. Pembangunan Pemukiman Foto 3d-2 Pembangunan Pemukiman


Baru di Kampung Senopi Baru di Kampung Senopi

Halaman II - 84
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Foto 3d-3. Kebun Singkong Masyarakat Foto 3d-4. Pemanfaatan Lahan


Wesanggon Pekarangan Oleh Masyarakat
Jandurau

Foto 3d-7 Fasiltas Bangunan UPTD


Foto 3d-8 Papan Kelompok
Pembibitan Dan Penghijauan Makanan
Peternak Sapi di Jandurau
Ternak Dinas Peternakan Kabupaten
Tambrauw

Gambar 2.24. Pemanfaatan Lahan Di Sebagian Wilayah Studi

14. Persepsi Masyarakat

Persepsi masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari


keberadaan proyek. Keberlanjutan suatu proyek sangat ditentukan
oleh adanya persepsi positif masyarakat. Data tentang persepsi
masyarakat diambil dari hasil wawancara dengan responden di
wilayah studi sebanyak 100 responden yang tersebar di 9 kampung.
Secara umum responden memberikan persepsi negatif sebesar 29
responden atau 29% sedangkan yang bersepsi positif 71 responden

Halaman II - 85
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

atau 71%. Adapun persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan


dapat dilihat pada Tabel 2.59.

Tabel 2.59. Persepsi Responden Terhadap Rencana Kegiatan

No. Persepsi Jumlah Prosentasi


Responden (%)
Persepsi Negatif
1. Kekuatiran tempat berburu hilang 2 2%
2. Kekuatiran tidak bisa bekerja di perusahaan 3 3%
karena keterbatasan ketrampilan dan
pengalaman
3. Kekuatiran kompensasi dilakukan sepihak 13 13%
tanpa ada kompromi
4. Kekuatiran pencemaran lingkungan 2 2%
5. Kekuatiran satwa liar sulit untuk diperoleh 3 3%
lagi
6. Kekuatiran ada penyakit-penyakit yang 2 2%
timbul
7. Kekuatiran hilangnya pengembangan lokasi 2 2%
pemukiman yang akan datang
Jumlah 29 29%
Persepsi Positif
1. Berharap ada kesempatan kerja yang baik 32 32%
2. Berharap ada peningkatan pendapatan 12 12%
3. Berharap ada bantuan pendidikan yang baik 9 9%
4. Berharap ada bantuan kesehatan yang layak 8 8%
5. Berharap ada perbaikan sarana dan 7 7%
prasarana kampung
6. Berharap ada bantuan saat ada acara adat 3 3%
Tidak keduanya
1. Ragu-Ragu (tidak positif/tidak negatif) 2 2%
Jumlah 71 71%
Total 100 100%
Sumber : Diolah dari hasil quisioner, 2016

Ketika dipersempit pada responden yang bekerja di perusahaan,


maka diketahui terdapat 4 (empat) harapan utama mereka yaitu :
1. Upah sebagai tenaga kerja agar ditambah
2. Perusahaan memikirkan jaminan usahatani bagi mereka yang
tidak bekerja
3. Perusahaan membangun Poliklinik perusahaan untuk
karyawan
4. Hambatan atau larangan terhadap marga untuk bekerja di
lahan marga lain dihapuskan, sehingga semua karyawan bisa
bekerja dimana saja di dalam areal perusahaan.

Dari hasil wawancara, diketahui bahwa pengetahuan masyarakat di


wilayah studi terhadap perusahaan relatif minim, meskipun bahwa
persepsi responden terhadap perusahaan pada umumnya positif.

Halaman II - 86
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Jika dicermati secara sosial budaya, persepsi positif ini terbentuk


oleh lebih banyak motivasi ekonomi, dimana 100% responden
mengharapkan terjadi peningkatan pendapatan dan peningkatan
kesempatan kerja.

Latar belakang sosial budaya sangat mempengaruhi persepsi


mereka. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi persepsi
masyarakat adalah kondisi sosial ekonomi dan budaya terlihat masih
homogen terutama dilihat dari ragam matapencaharian, persebaran
suku dari masing-masing kelompok komunitas di setiap dusun. Hal
ini mempengaruhi dalam menginterpretasi setiap perubahan
lingkungan yang terjadi oleh adanya faktor-faktor peubah
lingkungan termasuk perkebunan PT BAPP. Umumnya individu-
individu anggota komunitas dalam satuan dusun/kampung masih
satu rumpun keluarga. Dalam konteks ini masyarakat merasa
kehadiran perusahaan akan memberikan perubahan kualitas hidup
bagi mereka dan generasi mendatang. Terdapatnya kelembagaan
adat dalam tatanan hubungan kekerabatan/rumpun keluarga juga
ikut menentukan persepsi yang terbentuk. Adat sebagai suatu
bentuk yang mengelompokkan mereka pada satu kesatuan hidup
mengarahkan persepsi yang identik satu anggota dengan anggota
lainnya dalam suku yang sama.

Ketika diberikan pertanyaan tentang potensi persoalan yang


mungkin akan dihadapi perusahaan maka mayoritas memberikan
jawaban adalah persoalan hak ulayat dan persoalan pemekaran
wilayah otonom Tambaruw dan Manokwari. Faktor ini terlihat ikut
mempengaruhi muncul persepsi negatif meskipun tidak terlalu besar
(2%). Sehingga menjadi hal yang wajar jika ada responden yang
menjawab “ragu-ragu”, pada setiap pernyataan yang diajukan.
Mereka ini termasuk yang mengkhawatirkan akan berkurangnya
lahan bagi pengembangan kampung dan pemukiman masyarakat
pada masa yang akan datang, mengingat wilayah Lembah Kebar
merupakan kawasan yang datar dan ideal untuk hal tersebut.

15. Kekayaan Budaya Masyarakat Kebar

Setiap suku bangsa pasti memiliki keragaman budaya begitu halnya


dengan masyarakat Mpur yang mendiami lembah kebar. Sebelum
disajikan konsep awal tentang keragaman budaya terlebih dahulu
kita tilik kata Mpur. Secara etimologi (asal-usul kata) Mpur memiliki
makna Jinak atau baik. Kata jinak maknanya berkorelasi dengan
ternak yang jinak tetapi untuk manusia kata yang paling tepat
adalah baik (Syufi, 2015: 2). Selain itu kata masyarakat dalam
bahasa Inggris digunakan sebutan Society yang berasal dari kata
latin socius berarti “kawan” . Istilah masyarakat sendiri dari kata
Arab syarakat yang berarti “ikut serta berpartisipasi”
(koentjaraningrat 2009: 115-116. Selanjutnya untuk konsep suku
bangsa kita mengamati dari pengertian suku bangsa batasan dari

Halaman II - 87
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

kesatuan manusia yang merasa terikat oleh keseragaman


kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit tergantung pada
keadaan (koentjaraningrat 2009: 214).

16. Sistem Ekologi

Manusia Mpur yang mendiami tanahnya memiliki perspektif bahwa


hutan dapat menyediakan berbagai macam makanan (bariet) dan
obat-obatan (muruan) demi untuk kelangsungan hidupnya. Tanah
memberikan sumber kehidupan yang tidak ada habisnya betapa
pentingnya hutan dan manusia sangat terintegrasi tanpa tanah
manusia tidak dapat hidup, memiliki makna ketiadaan yang satu
maka ketiadaan yang lainnya. Perspektif masyarakat dalam
mengklasifikasi ekologinya menjadi beberapa bagian yakni bacar
atau war ,sungai, (2) Suor , gunung, (3) um , pegunungan , (4)
jiruow ,lembah , (5) suor wom ,tanjung, (6) nieg „tanah” (7) bafieg
,semak belukar , (8) Agfit , rumpun buah merah, (pandanus sp) (9)
bifit rumpun sagu (meroxylon) (10) bigfit, rumpun bambu, (Syufi,
2015: 67).

17. Sistem Etos Kerja Suku Mpur

Sebelum menarasikan etos kerja tentang etos kerja mari kita kaji apa
itu etos kerja Latif dalam Syufi 2015:69 berpandangan bahwa etos
dapat diartikan sebagai sikap , pandangan pedoman atau tolok
ukur yang ditentukan dalam diri sendiri, seseorang atau sekelompok
orang dalam berkegiatan. Ada beberapa kata yang menjunjukkan
bahwa masyarakat Mpur memiliki etos kerja seperti kata aipnan
fambier, bekerja keras, aipnan sangat rajin , arabar sikiem ,biasa
bekerja. Pembagian tugas dalam pekerjaan mengolah sagu tugas
dari seorang laki-laki melakukan survey untuk memastikan sagu
yang mana bisa ditebang untuk diolah menjadi ketahanan pangan
bagi keluarga. Sebelum menebang batang sagu terlebih dahulu
dilubangi untuk memastikan bahwa patih sagu cukup baik maka
sagu tersebut dapat ditebang yang melakukan penebangan sagu
adalah tugas dari seorang laki-laki. Untuk memeras sagu (dambi)
tugas dari seorang perempuan. Dalam membuka lahan baru
(disimier) dalam pandanga bahwa membersihkan ladang baru itu
bisa dilakukan oleh kedua-duanya baik laki-laki maupun
perempuan, sedangkan menebang pohon (amam ni) itu hanya,
dilakukan oleh lakilaki, kalau menanam laki-laki dan perempuan.
Untuk membuat pagar itu pekerjaan yang hanya dilakukan oleh
laki-laki. Pria sejati apabila memiliki tiga aspek yakni (1) bisa
membangun rumah tempat tinggal (2) bertani (3) meramu (4)
memiliki keturunan, selanjutnya untuk perempuan sejati yakni (1)
memiliki keturunan(2) mahir mengayam tas atau noken (janduor) (3)
mahir mengayam tikar (pan) tikar yang terbuat dari daun pandang
(Syufi, 2015: 70).

Halaman II - 88
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

18. Sistem Pengetahuan Tentang Kematian

Masyarakat Mpur mengklasifikasi atas empat bagian yakni (1) Aut


bawantiek artinya meninggal karena faktor penyakit dan bentuk
kematian seperti ini dikembalikan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha kuasa sebagai pemberi hidup (2) Aut bafiniet artinya
meninggal karena dibunuh oleh orang jahat dalam hal ini mafia lokal
atau pembunuh bayaran , orang yang dibunuh dengan cara ini
apabila ada keluarga yang menyuruh untuk melakukan
pembunuhan ini datang ke rumah duka, maka jenasah itu akan
memberikan tanda berupa darah segar keluar dari hidung dan mata
juga terbuka, mengeluarkan kencing, selain itu tanda alam seperti
guntur, petir dan hujan yang turun juga sangat deras. (Syufi, 2015:
86). (3) Aut Sua artinya meninggal karena musibah kecelakaan,
dipagut ular (kur wog), digigit babi (duaw wog), jatuh dari atas
pohon ( akim sua) tertimpa pohon (niruop). (4) Aut semangkit Artinya
meninggal karena dibunuh atau terjadi pembunuhan dampak dari
pembunuhan ini masyarakat mempunyai ladang bisa dirusak hama,
ternak mereka akan menjadi liar, ternak itu seperti babi, sapi dan
anjing. Mengapa ternak jadi liar karena dalam perspektif masyarakat
bahwa tanah tidak boleh dinodai atau dikotori sebab tanah sangat
suci. (Syufi, 2015: 87).

19. Sistem Busa Tradisional

Dalam masyarakat Mpur busa tradisional adalah cawat (matieg)


untuk menutup auratnya kaum pria. Sedangkan mar kain untuk
kaum perempuan. Menutup auratnya . Busa ini pertama terbuat dari
kulit kayu yang dinamakan marfieg. Masyarakat mengambil kulit
kemudian memintal sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
tradisionalnya berakhir di era 80-an. Di era 90-an model busa
tradisinal ini sudah tidak digunakan lagi. Karena sudah terjadi
inkulturasi budaya atau pembauran budaya. Selain itu, tas yang
dalam melayu papua disebut noken (januor dan kuap) masyarakat
menggunakan untuk sebagai alat transportasi. Januor memiliki
makna ganda sesuai dengan konteks ada yang bertanya soal noken
atau tas benaran atau ada yang bertanya tentang istri kita. Untuk
kuap itu maknanya tunggal. Tum juga memiliki dua makna tum
memiliki makna panah-panah atau tum yang memiliki makna suami
semua ini bergantung pada konteks.

20. Pengetahuan Lokal

1) Pengetahuan Dan Ketrampilan Petani

Masyarakat di wilayah studi pada umumnya telah mengenal


budidaya pertanian, tetapi masih sederhana. Pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki masih terbatas. Hal tersebut dapat dilihat
dari cara bercocok tanam di ladang mereka yaitu tidak melakukan

Halaman II - 89
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

pengolahan lahan yang baik, misalnya membuat galengan (guludan),


belum melakukan pengaturan jarak tanam yang teratur, belum
menggunakan bibit yang unggul, belum menerapkan pencegahan
dan penanggulan hama dan penyakit. Sehingga secara umum,
pengetahuan dan ketrampilan petani masih terbatas yaitu 3 variasi.

2) Sistem herbal rumput kebar ( Biophytum petersianum


klotzsch)

Rumput kebar sebagai salah satu aikonnya Kebar rumput kebar


dijuluki sebagai mutiar hijau yang berkembang di hutan Sabana
Kebar. Dalam perspektif masyarakat Kebar rumput kebar sangat
membantu orang-orang yang tidak memiliki keturunan atau mandul,
maka rumput kebar dapat memberi solusi jitu. Rumput kebar
(manuondit) memiliki kasiat yang luar biasa. Rumput kebar
digunakan sebagai bahan alternatif dalam memicu proses
kesuburan kandungan seorang ibu jika ingin cepat memiliki
keturunan. Rumput kebar memiliki kasiat antara lain (1)
menyuburkan kandungan memperbaiki hormon seorang wanita
yang mandul. (2) mendatangkan keturunan (3) menambah
keperkasaan seorang pria (4) mencerdaskan otak si anak. Cara
penggunaannya sebagai berikut (1) Ambil satu genggam artinya
seluruh batang, akar dan daun dicuci hingga bersih (2) beri air tiga
gelas (3) tuangkan air bersih sebanyak 3 gelas besar kemudian
masak hingga mendidih ,biarkan tutup panci tetap tertup hingga air
itu dingin atau bisa hangat tuang dan saring air tersebut ke
dalam gelas lalu diminum. (4) diminum 2x sehari pagi dan malam
hari bersama suami istri. Rumput kebar memiliki dua jenis ada jenis
betina (puor) akar rumputnya pendek dan ada jenis jantan (naap)
akar rumpunya panjang.

3) Alat Masak Makanan Tradisional

Setiap suku bangsa media atau alat yang digunakan untuk memasak
secara tradisional sangat berbeda. Masyarakat Mpur menggunakan
tiga alat untuk memasak secara tradisional yakni (1) menggunakan
bambu (biig) . Bambu digunakan untuk mengisi makan dan
membakar setelah matang siap untuk disajikan menu makanan.
(2) kulit kayu yang digunakan ada tiga jenis dalam bahasa
lokalnya disebut seramfieg, wariep fieg, marfieg). (3) daun
digunakan untuk membungkus makanan kemudian dimasukan
ke dalam abu tungku api panas dibiarkan setengah jam sesudah
matang dan siap untuk disajikan (Syufi, 2015:103).

Halaman II - 90
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2.1.4. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Untuk pelayanan kesehatan masyarakat, ketersediaan fasilitas


kesehatan Di Dsitrik Kebar terdapat 1 puskesmas, 1 polindes dan 7
posyandu, sedangkan di Distrik Senopi terdapat 1 puskesma, 1
puskesma pembantu dan 4 posyandu. Sedangkan ketersediaan
tenega medis adalah terdapat 12 perawat, 5 bidan dan 8 non perawat
di Distrik Kebar dan 5 perawat, 4 bidang dan 4 Non perawat di
Distrik Senopi, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.60 dan
Tabel 2.61.

Tabel 2.60. Fasilitas Kesehatan Di Wilayah Studi

Puskesm Puskesmas
No. Distrik Pustu Polindes Posyandu
as Keliling
1 Kebar 1 - - 1 7
2 Senopi 1 1 - - 4
Jumlah 2 1 - 1 11
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2016

Tabel 2.61. Ketersediaan Tenaga Medis Di Wilayah Studi

Dokter Dokter Non


No. Distrik Perawat Bidan
Umum Gigi Perawat
1 Kebar - - 12 5 8
2 Senopi - - 5 4 4
Jumlah - - 19 9 12
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2016

Saat ini kehadiran perusahaan di wilayah studi belum banyak


berkontribusi kepada masyarakat terkait pelayanan kesehatan,
karena perusahaan belum membangun fasilitas kesehatan di dalam
lingkungan kebunnya. Belum dibangunnya fasilitas kesehatan
tersebut karena perusahaan belum beroperasi, sehingga pelayanan
kesehatan kepada masyarakat belum bisa dirasakan dengan baik.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.25. Fasilitas Puskesmas Distrik Kebar

Halaman II - 91
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.26. Fasilitas Puskesmas Pembantu Di Kampung


Janderau

2. Prevalensi Penyakit

Untuk mengetahui 10 jenis penyakit pada tingkat distrik Kebar dan


Distrik Senopi dapat dilihat pada Tabel 2.62 dan Tabel 2.63.

Tabel 2.62. Angka Kesakitan 10 Penyakit Utama Di Kabupaten


Tambrauw

No. Jenis Penyakit Banyaknya %


1 ISPA 4.934 32,10
2 Malaria Klinis 3.801 24,73
3 Penyakit Otot 1.798 11,70
4 Diare 1.698 11,05
5 Cacingan 1.094 7,12
6 Penyakit Kulit 758 4,93
7 Caries Gigi 412 2,68
8 Gastritis 341 2,22
9 Penyakit Jaringan Bawah Kulit 291 1,89
10 Frambusia 246 1,60
Sumber : Kabupaten Tambrauw Dalam Angka Tahun 2014

Halaman II - 92
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 2.63. Angka Kesakitan 10 Penyakit Utama Di Puskesmas


Senopi Januari – Juli Tahun 2016.

No. Jenis Penyakit Banyaknya %


1 ISPA 192 37,65
2 Diare 128 25,09
3 Penyakit Otot 96 18,82
4 Malaria Klinis 46 9,02
5 Gastritis 22 4,31
6 Kecelakaan 12 2,35
7 Penyakit Mata 8 1,56
8 Infeksi Telinga 2 0,40
9 TBC 2 0,40
10 Penyakit Kulit 2 0,40
Jumlah 510
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2016

Rata – rata penyakit yang menyerang masyarakat Distrik Senopi


adalah saluran pernafasan, Diare, Penyakit Otot, Malaria Klinis dan
Gastritis. Hal ini disebabkan oleh perilaku masyarakat, dan sanitasi
lingkungan yang belum tertata dengan baik. Misalnya masyarakat
tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, tidak tidur
menggunakan kelambu, dan tidak membuang sampah dengan baik.

Tabel 2.64. Angka Kesakitan 10 Penyakit Utama Di Puskesmas


Kebar Bulan Januari – Juni Tahun 2016

No. Jenis Penyakit Banyaknya %


1 Malaria Klinis 1.009 19,92
2 Saluran pernafasan 957 18,91
3 Kecelakaan 589 11,62
4 Penyakit Otot 469 9,25
5 Cephalgia 405 7,99
6 Asma 399 7,87
7 Diare 352 6,94
8 Gastritis 348 6,87
9 Penyakit Kulit 330 6,51
10 Anemia Kronis 208 4,1
Jumlah 5.066 100
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2016

Prevalensi penyakit yang paling dominan terkait dengan kegiatan


budidaya tanaman pangan adalah penyakit saluran pernafasan
karena timbulnya debu di udara. Prosentasi penderita penyakit
tersebut dalam lingkup Kabupaten Tambrauw 32,10%, Puskesmas
Senopi 37,65% dan Puskesmas Kebar 18,91%.

Halaman II - 93
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang


mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih
dan sebagainya. Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai
kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan
standar kondisi lingkungan yang mendasar serta mempengaruhi
kesehatan manusia.

Indikator sanitasi total pada suatu wilayah atau masyarakat ditandai


dengan adanya akses dari masyarakat terhadap sanitasi dasar
seperti, sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan
sarana pembuangan limbah rumah tangga. Dari total 100 responden
yang telah diwawancara tentang sarana sanitasi dasar yang dimiliki
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.65. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar Di Wilayah


Studi

No. Sanitasi Dasar Jumlah %


1 Jamban Pribadi 40 40
2 Jamban Umum 50 50
3 Tempat sampah 90 90
4 Kolam resapan 10 10
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2016

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.27. Salah Satu Fasilitas MCK Umum Di Janderau

Sarana sanitasi dasar merupakan suatu fasilitas yang wajib dimiliki


oleh setiap keluarga dalam upaya meningkatkan kesehatan keluarga
dan masyarakat. Dari 100 responden yang diwawancara terdapat 40
kepala keluarga yang memiliki jamban pribadi, 50 Kk menggunakan
jamban umum yang dibangun pemerintah, dan 10 KK memilih

Halaman II - 94
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

menggunakan hutan dan sungai sebagai tempat buang air besar.


Ketersediaan jamban pribadi pada setia rumah tangga yang masih
dibawah 50 persen dapat memiliki resiko tertular penyakit baik dari
vektor ke manusia maupun dari manusia ke manusia.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016


Gambar 2.28. Tempat Pembuangan Sampah Domestik

Rata-rata keluarga diwilayah studi memiliki tempat/lokasi di pojok


halaman rumah sebagai tempat mengumpulkan sampah yang
kemudian dibakar, dan 10 persen membuang sampah ke hutan dan
ke sungai. Masyarakat pada umumnya telah memiliki perilaku yang
baik tentang pengelolaan sampah rumah tangga, namun masih
sebatas dikumpulkan dan dibakar.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.29. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Saluran pembuangan air limbah rumah tangga pada wilayah studi


dimiliki oleh 10 kepala keluarga dan sebagian besar keluarga
mengalirkan saluran air limbah rumah tangga ke
pekarangan/halaman sekitar dapur tanpa membuat kolam atau
tempat peresapan. Hal ini dapat menimbulkan adanya genagan air

Halaman II - 95
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

yang memungkinkan berkembangnya beberapa vektor penyakit


seperti jentik nyamuk.

4. Ketersediaan Air Bersih

Ketersediaan air bersih di wilayah studi yang dipergunakan untuk


minum, memasak dan lain-lain, sebagian besar atau 88 %
bersumber dari mata air di pegunungan yang dialiri dengan
menggukan pipanisasi ke suatu titik di kampung sehingga dapat di
akses oleh setiap keluarga pada kampung tersebut.

Sumber : Dokumentasi Survey Lapangan, 2016

Gambar 2.30. Sarana Air Bersih Dari Sumber Mata Air Di Gunung

2.2. USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG ADA DI SEKITAR LOKASI


RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG DIUSULKAN
BESERTA DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA TERHADAP
LINGKUNGAN HIDUP

Rencana usaha dan atau kegiatan di sekitar rencana budidaya


tanaman pangan adalah peternakan sapi, pemukiman, lapangan
terbang, dan perladangan masyarakat. Kegiatan peternakan
diprakirakan berdampak kepada penurunan kualitas air permukaan
yaitu peningkatan kandungan bakteri colly dan fecal colly. Dampak
positifnya adalah akan meningkatkan jumlah pupuk kompos yang
berguna untuk pupuk tanaman.

Terkait dengan penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk organik bagi


budidaya tanaman pangan akan dikoordinasikan dengan Dinas
Peternakan di Kabupaten Tambrauw dan atau Dinas Peternakan
Provinsi Papua Barat atau juga Unit Pelaksana Teknis khusus untuk
peternakan sapi yang ada di wilayah studi.

Halaman II - 96
Gambar 2.31 Halaman II - 97
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Bab 3
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Prakiraan dampak penting hipotetik ini hanya difokuskan pada


dampak penting hipotetik (DPH) yang mengacu kepada KA yang telah
disepakati, dan terdapat 3 DPH baru yang merupakan masukan dari
Tim Teknis pada saat penilaian dokumen ANDAL yaitu :

Tabel 3.1. Dampak Penting Hipotetik Yang Diprakirakan Besar Dan


Penting Dampak

DAMPAK PENTING HIPOTETIK (DPH) TAMBAHAN DPH


BERDASARKAN KERANGKA ACUAN BERDASARKAN MASUKAN
(KA) DARI TIM TEKNIS DAN KOMISI
SAAT PENILAIAN DOKUMEN
ANDAL RKL RPL
KOMPONEN FISIK KIMIA
Perubahan suhu udara
Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan
Peningkatan aliran permukaan
Peningkatan erosi
Peningkatan kesuburan tanah
Penurunan kualitas air permukaan
KOMPONEN BIOLOGI
Penurunan keragaman vegetasi
Terganggunya keberadaan satwa liar
Penurunan keragaman biota air
Penurunan Produksi Rumput
Kebar
Timbulnya hama tanaman
KOMPONEN SOSEKBUD
Perubahan pola penguasaan lahan (hak
ulayat)
Perubahan mata pencaharian

Halaman III - 1
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Perubahan pola pemanfaatan lahan


Terbukanya kesempatan kerja
Bertambahnya kesempatan berusaha
Bertambahnya pendapatan masyarakat
Bertambahnya tingkat pendidikan
masyarakat
Bertambahnya aksessibilitas
Timbulnya persepsi masyarakat
Peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan petani
KOMPONEN KESEHATAN
MASYARAKAT
Bertambahnya pelayanan kesehatan
Timbulnya prevalensi penyakit

3.1. METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

3.1.1. Metode Prakiraan Besaran Dampak

Prakiraan besaran dampak (magnitude) pada prinsipnya adalah


untuk memprakirakan perubahan kualitas lingkungan yang akan
terjadi akibat adanya usaha atau kegiatan pada saat prakonstruksi,
konstruksi, operasi dan pasca operasi terhadap lingkungan hidup.
Prakiraan terhadap perubahan kualitas lingkungan dilakukan
dengan metode formal atau metode informal.

1. Metode Formal

Metode ini dipergunakan untuk memprakirakan dampak dari


parameter-parameter yang sifatnya dapat diukur atau diestimasi
dengan menggunakan model matematika. Contoh dari parameter ini
adalah kualitas udara ambien, kebisingan, erosi, sedimentasi,
kualitas air, pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah dan
lain-lain.

Besaran dampak dihitung secara kuantitatif, yang merupakan selisih


antara nilai skala kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) dan dengan keadaan lingkungan dengan adanya
kegiatan (with project). Secara matematis sederhana dirumuskan
sebagai berikut :

Prakiraan Besaran Dampak = KLDk - KLTk


dimana:
KLDk = kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan
KLTk = kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan

Halaman III - 2
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Skala kualitas lingkungan dari setiap dampak penting hipotetis pada


komponen fisik kimia biologi dan beberapa parameter
sosekbudkesmas diperoleh melalui hasil analisis untuk kemudian
ditetapkan atau dikonversikan kedalam besaran (angka) skala
kualitas lingkungan. Penetapan skala kualitas lingkungan
dilakukan melalui sumber (pustaka) yang berkaitan dengan dampak,
dan jika belum terdapat sumber yang diacu maka menggunakan
profesional judgement tim penyusun dokumen ini.

2. Metode Informal

Metode ini diterapkan berdasarkan pada analogi, dan pengalaman


untuk memprakirakan parameter-parameter lingkungan yang sulit
didekati dengan pendekatan matematik, misalnya persepsi
masyarakat.

Skala kualitas lingkungan pada komponen lingkungan yang akan


mengalami perubahan dikelompokan ke dalam 5 (lima) kategori,
yaitu :

 Skala 5 (Baik Sekali, atau Sangat Tinggi )


 Skala 4 (Baik, atau Tinggi)
 Skala 3 (Sedang)
 Skala 2 (Buruk, atau rendah)
 Skala 1 (Buruk Sekali, atau sangat rendah).

Untuk nilai keragaman digunakan 3 skala yaitu Rendah (1), Sedang


(3) dan Tinggi (5).

Tabel skala kualitas lingkungan untuk masing-masing DPH dapat


dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Skala Kualitas Lingkungan

DAMPAK PENTING Skala Kualitas Kriteria Skala Keterangan


HIPOTETIK (DPH) Lingkungan (SKL)
KOMPONEN FISIK
KIMIA
Perubahan suhu 5 Suhu udara pada siang hari
udara* (Baik Sekali) adalah 27 – 30oC (deviasi 3 oC) Sumber :
4 Suhu udara pada siang hari Deviasi suhu 3oC mengacu
(Baik) adalah 30 – 31oC kepada NOMOR
3 Suhu udara pada siang hari PER.13/MEN/X/2011
(Sedang) adalah 32 – 33oC Tentang Nilai Ambang Batas
2 Suhu udara pada siang hari Faktor Fisika Dan Faktor
(Buruk) adalah 34 – 35oC Kimia Di Tempat Kerja,
kemudian dibuat SKL dan
1 Suhu udara pada siang hari Kriteria Skala oleh Tim
(Buruk Sekali) adalah 35 – 37oC Penyusun ANDAL
Penurunan kualitas 5
Kurang dari 50 μg/m3 Sumber :
udara (Debu). (Baik Sekali)
Difokuskan pada 4 50 sampai dengan < 100 μg/m3

Halaman III - 3
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAMPAK PENTING Skala Kualitas Kriteria Skala Keterangan


HIPOTETIK (DPH) Lingkungan (SKL)
parameter debu (Baik) Kadar debu 230 μg/m3
karena 3 100 sampai dengan < 230 adalah Baku Mutu
diprakirakan hanya (Sedang) μg/m3 sebagaimana PP No 41
parameter debu 2 230 sampai dengan < 400 Tahun 1999, kemudian
yang akan melebihi (Buruk) μg/m3 dibuat SKL dan Kriteria
Baku Mutu. 1 Skala oleh Tim Penyusun
> 400 μg/m3 ANDAL.
(Buruk Sekali)
Kadar SO2. 5 Kadar SO2 kurang dari 100
Untuk parameter (Baik Sekali) µg/Nm3 Sumber :
yang lainnya dapat 4 Kadar SO2 lebih dari 100 s/d Kadar SO2 900 μg/m3
dilakkan analogi (Baik) 500 µg/Nm3 adalah Baku Mutu
terhadap 3 Kadar SO2 dari 500 s/d 900 sebagaimana PP No 41
perhitungan pada (Sedang) µg/Nm3 Tahun 1999, kemudian
SO2 2 Kadar SO2 dari 900 s/d 1000 dibuat SKL dan Kriteria
(Buruk) µg/Nm3 Skala oleh Tim Penyusun
1 Kadar SO2 lebih dari 1000 ANDAL.
(Buruk Sekali) µg/Nm3
Peningkatan 5
Kurang dari 40 dB(A) Sumber :
kebisingan (Baik Sekali)
4 Penentuan tingkat
40 s/d 55 dB(A)
(Baik) kebsingan 70 dB(A) untuk di
3 lingkungan kerja mengacu
55 s/d 70 dB(A)
(Sedang) pada Kep. MENAKER No:
2 KEP–51/MEN/1999,
70 s/d <85 dB(A)
(Buruk) kemudian dibuat SKL dan
1 Kriteria Skala oleh Tim
Lebih dari 85 dB(A) Penyusun ANDAL.
(Buruk Sekali)
Peningkatan aliran 5
Nilai C kurang dari 0,25 Sumber :
permukaan (Baik Sekali)
4 Nlai C sebesar 1 adalah
Nilai C antara 0,25 s/d C<0,45
(Baik) terkait dengan faktor
3 penutup lahan (vegetasi),
Nilai C antara 0,45 s/d <0,65
(Sedang) dimana jika tanah terbuka
2 tanpa vegetasi besarnya C
Nilai C antara 0,65 s/d <0,85
(Buruk) adalah 1 (Arsyad, 1989).
Dari nilai C sebesar 1
1 tersebut kemudian dibuat
Nilai C antara 0,85 s/ 1 SKL dan Kriteria Skala oleh
(Buruk Sekali)
Tim Penyusun ANDAL.
5
Nilai P kurang dari 0,05 Sumber :
(Baik Sekali)
4 Nilai P untuk lahan tanpa
Nilai P antara 0,05 s.d <0,1
(Baik) tindakan konservasi adalah
3 1 (Arsyad, 1989) kemudian
Nilai P antara 0,1 s.d <0,5
(Sedang) dibuat SKL dan Kriteria
2 Skala oleh Tim Penyusun
Nilai P antara 0,5 s.d <1
(Buruk) ANDAL
1
Nilai P adalah 1
(Buruk Sekali)
Peningkatan erosi 5
Kurang dari 15 ton/ha/thn Sumber :
(Sangat Ringan)
4 Besarnya tingkat erosi
16 – 60 ton/ha/thn
(Ringan) mengacu kepada Kelas
3 Bahaya Erosi dari
60 – 180 ton/ha/thn
(Sedang) Departemen Kehutanan,
2 1998.
180-480 ton/ha/thn
(Berat)
1
Lebih dari 480 ton/ha/th
(Sangat Berat)
Peningkatan C-Organik >5%
kesuburan tanah* KTK >40 cmol/kg Sumber :
5
KB >70% Lembaga Penelitian Tanah,
Sangat Tinggi
P > 60 mg/kg 1983
K > 1,0 cmol/kg
4 C-Organik 3,01 s/d 5,00%
(Tinggi) KTK 25 s/d 40 cmol/kg

Halaman III - 4
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAMPAK PENTING Skala Kualitas Kriteria Skala Keterangan


HIPOTETIK (DPH) Lingkungan (SKL)
KB 51 s/d 70%
P 41 s/d 60 mg/kg
K 0,6 s/d 1 cmol/kg
C-Organik 2,01 s/d 3,00%
KTK 17 s/d 24 cmol/kg
3
KB 36 s/d 50%
(Sedang)
P 21 s/d 40 mg/kg
K 0,3 s/d 0,5 cmol/kg
C-Organik 1,00 s/d 2,00%
KTK 5 s/d 16 cmol/kg
2
KB 20 s/d 35%
(Rendah)
P 10 s/d 20 mg/kg
K 0,1 s/d 0,2 cmol/kg
C-Organik <4,5%
1 KTK <5 cmol/kg
(Sangat Rendah) KB <10 mg/kg
K <0,1cmol/kg
Penurunan kualitas 5 Kadar TSS kurang dari 200
air permukaan (Baik Sekali) mg/l. Sumber :
4 Kadar TSS antara 200 sampai Penentuan kadar TSS
(Baik) dengan <300 mg/l sebesar sebesar 400 mg/l
3 Kadar TSS antara 300 sampai berdasarkan Baku Mutu (PP
(Sedang) dengan <400 mg/l No 82 Tahun 2001),
2 Kadar TSS antara 400 sampai kemudian dibuat SKL dan
(Buruk) dengan <500 mg/l Kriteria Skala oleh Tim
1 Penyusun ANDAL
Kadar TSS lebih dari 500 mg/l.
(Buruk Sekali)
KOMPONEN
BIOLOGI
Penurunan 5 3 ≤ H’
keragaman vegetasi (Tinggi) Sumber :
3 1 < H’ ≤ 3 Klasifikasi tingkat
(Sedang) keanekaragaman Shannon-
1 H’ < 1 Wiener.
(Rendah)
Terganggunya Terdapat lebih dari 13 jenis
5 Sumber :
keberadaan satwa mamalia, dan lebih dari 35 jenis
(Baik Sekali)
liar aves di wilayah studi Untuk menentukan SKL
Terdapat 9 sampai 13 jenis sumber pustaka atau
4
mamalia, dan 25 sampai 34 referensi belum ada,
(Baik)
jenis aves di wilayah studi sehingga penentuan SKL
Terdapat 5 sampai 8 jenis dan kriteria Skala dilakukan
3
mamalia, dan 15 sampai 24 oleh Tim Penyusun ANDAL
(Sedang)
jenis aves di wilayah studi (profesional judgement).
Terdapat 2 sampai 4 jenis
2 Jumlah jenis mamalia 13
mamalia, dan 5 sampai 14 jenis
(Buruk) dan aves 35 jenis mengacu
aves di wilayah studi
kepada jumlah jenis
mamalia pada rona awal,
sehingga pada kondisi
Terdapat kurang dari 2 jenis tersebut dianggap kondisi
1
mamalia, dan kurang dari 5 baik sekali karena belum
(Buruk Sekali)
jenis aves di wilayah studi terganggu oleh aktivitas
budidaya tanaman pangan
oleh perusahaan.
Penurunan 5 3 ≤ H’
keragaman biota air (Tinggi) Sumber :
3 1 < H’ ≤ 3 Klasifikasi tingkat
(Sedang) keanekaragaman Shannon-
1 H’ < 1 Wiener.
(Rendah)
Penurunan 5 Produksi lebih dari 20 kg/ha
Produksi Rumput (Baik Sekali) Sumber :
Kebar 4 Produksi antara 15 s/d <20 Untuk menentukan SKL
(Baik) kg/ha sumber pustaka atau
3 Produksi antara 10 s/d <15 referensi belum ada,
(Sedang) kg/ha

Halaman III - 5
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAMPAK PENTING Skala Kualitas Kriteria Skala Keterangan


HIPOTETIK (DPH) Lingkungan (SKL)
2 Produksi antara 5 s/d <10 sehingga penentuan SKL
(Buruk) kg/ha dan kriteria Skala dilakukan
1 Produksi <5 kg/ha oleh Tim Penyusun ANDAL
(Buruk Sekali) (profesional judgement)
Timbulnya hama 5 Terdapat jenis hama kurang
tanaman (Baik Sekali) dari 5 Sumber :
4 Terdapat jenis hama 5 s/d 7 Untuk menentukan SKL
(Baik) jenis sumber pustaka atau
3 Terdapat jenis hama 8 s/d 10 referensi belum ada,
(Sedang) jenis sehingga penentuan SKL
2 Terdapat jenis hama 11 s/d 12 dan kriteria Skala dilakukan
(Buruk) jenis oleh Tim Penyusun ANDAL
1 Terdapat jenis hama lebih dari (profesional judgement)
(Buruk Sekali) 12
KOMPONEN
SOSEKBUD
Perubahan pola Pengadaan lahan untuk
penguasaan lahan tanaman budidaya tanaman Sumber :
5
(hak ulayat) pangan mencapai 80% atau Untuk menentukan SKL
(Baik Sekali)
lebih dari luas lahan menurut sumber pustaka atau
ijin. referensi belum ada,
Pengadaan lahan untuk sehingga penentuan SKL
tanaman budidaya tanaman dan kriteria Skala dilakukan
4
pangan mencapai 60% sampai oleh Tim Penyusun ANDAL
(Baik)
dengan <80% dari luas lahan (profesional judgement)
menurut ijin
Pengadaan lahan untuk
tanaman budidaya tanaman
3
pangan mencapai 40% sampai
(Sedang)
dengan <60% dari luas lahan
menurut ijin
Pengadaan lahan untuk
tanaman budidaya tanaman
2
pangan mencapai 20% sampai
(Buruk)
dengan <40% dari luas lahan
menurut ijin
Pengadaan lahan untuk
tanaman budidaya tanaman
1
pangan mencapai kurang dari
(Buruk Sekali)
20%. dari luas lahan menurut
ijin
Perubahan mata 5 Terdapat 5 atau lebih variasi
pencaharian (Baik Sekali) jenis mata pencaharian Sumber :
4 Terdapat 4 variasi jenis mata Untuk menentukan SKL
(Baik) pencaharian sumber pustaka atau
3 Terdapat 3 variasi jenis mata referensi belum ada,
(Sedang) pencaharian sehingga penentuan SKL
2 Terdapat 2 variasi jenis mata dan kriteria Skala dilakukan
(Buruk) pencaharian oleh Tim Penyusun ANDAL
1 Terdapat 1 jenis mata (profesional judgement)
(Buruk Sekali) pencaharian
Perubahan pola 5 Terdapat 5 atau lebih variasi
pemanfaatan lahan (Baik Sekali) jenis pemanfaatan lahan Sumber :
4 Terdapat 4 variasi jenis Untuk menentukan SKL
(Baik) pemanfaatan lahan sumber pustaka atau
3 Terdapat 3 variasi jenis referensi belum ada,
(Sedang) pemanfaatan lahan sehingga penentuan SKL
2 Terdapat 2 variasi jenis dan kriteria Skala dilakukan
(Buruk) pemanfaatan lahan oleh Tim Penyusun ANDAL
1 Terdapat 1 variasi jenis (profesional judgement)
(Buruk Sekali) pemanfaatan lahan
Terbukanya Penyerapan tenaga kerja lokal
kesempatan kerja 5 oleh PT BAPP 80%-100% dari Sumber :
(Baik Sekali) seluruh tenaga kerja di Untuk menentukan SKL
perusahaan. sumber pustaka atau
4 Penyerapan tenaga kerja lokal di referensi belum ada,
(Baik) PT BAPP 60%-<80% dari

Halaman III - 6
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAMPAK PENTING Skala Kualitas Kriteria Skala Keterangan


HIPOTETIK (DPH) Lingkungan (SKL)
seluruh tenaga kerja di sehingga penentuan SKL
perusahaan. dan kriteria Skala dilakukan
Penyerapan tenaga kerja lokal oleh Tim Penyusun ANDAL
3 oleh PT BAPP 40%-<60% dari (profesional judgement)
(Sedang) seluruh tenaga kerja di
perusahaan.
Penyerapan tenaga kerja lokal
2 oleh PT BAPP 20%-<40% dari
(Buruk) seluruh tenaga kerja di
perusahaan.
Penyerapan tenaga kerja lokal
1
oleh PT BAPP <20% dari seluruh
(Buruk Sekali)
tenaga kerja di perusahaan.
Bertambahnya Terdapat penambahan lebih dari
5 Sumber :
kesempatan 10 orang yang berusaha di
(Baik Sekali)
berusaha dalam wilayah studi Untuk menentukan SKL
Terdapat penambahan 8 sampai sumber pustaka atau
4
dengan 10 orang yang berusaha referensi belum ada,
(Baik)
di dalam wilayah studi sehingga penentuan SKL
Terdapat penambahan 5 sampai dan kriteria Skala dilakukan
3
dengan 7 orang yang berusaha oleh Tim Penyusun ANDAL
(Sedang)
di dalam wilayah studi (profesional judgement)
Terdapat penambahan 2 sampai
2
dengan 4 orang yang berusaha
(Buruk)
di dalam wilayah studi
Terdapat penambahan kurang
1
dari 2 orang yang berusaha di
(Buruk Sekali)
dalam wilayah studi
Bertambahnya 5 Pendapatan lebih dari 120%
pendapatan (Baik Sekali) dari UMR tahun berjalan Sumber :
masyarakat 4 Pendapatan 100% s/d <120% Untuk menentukan SKL
(Baik) dari UMR tahun berjalan sumber pustaka atau
3 Pendapatan 80 % s/d <100% referensi belum ada,
(Sedang) dari UMR tahun berjalan sehingga penentuan SKL
2 Pendapatan 60% sampai <80% dan kriteria Skala dilakukan
(Buruk) dari UMR tahun berjalan oleh Tim Penyusun ANDAL
1 Pendapatan kurang dari 60% (profesional judgement)
(Buruk Sekali) UMR tahun berjalan
Bertambahnya 100% anak usia sekolah
5 Sumber :
tingkat pendidikan menamatkan pendidikannya,
(Baik Sekali)
masyarakat minimal tingkat SD Untuk menentukan SKL
80% sampai <100% anak usia sumber pustaka atau
4
sekolah menamatkan referensi belum ada,
(Baik)
pendidikannya, minimal SD sehingga penentuan SKL
60% sampai <80% anak usia dan kriteria Skala dilakukan
3
sekolah menamatkan oleh Tim Penyusun ANDAL
(Sedang)
pendidikannya, minimal SD (profesional judgement)
40% sampai <60% anak usia
2
sekolah menamatkan
(Buruk)
pendidikannya, minimal SD
Kurang dari 40% anak usia
1
sekolah menamatkan
(Buruk Sekali)
pendidikannya, minimal SD.
Bertambahnya 5 Terdapat panjang jalan di
aksessibilitas (Baik Sekali) wilayah studi lebih dari 200 Km Sumber :
Terdapat panjang jalan di Untuk menentukan SKL
4
wilayah studi lebih dari 150 Km sumber pustaka atau
(Baik)
s/d <200 Km referensi belum ada,
Terdapat panjang jalan di sehingga penentuan SKL
3
wilayah studi lebih dari 100 Km dan kriteria Skala dilakukan
(Sedang)
s/d <150 Km oleh Tim Penyusun ANDAL
Terdapat panjang jalan di (profesional judgement)
2
wilayah studi lebih dari 50 Km
(Buruk)
s/d <100 Km
1 Terdapat panjang jalan di
(Buruk Sekali) wilayah studi <50 Km
Timbulnya persepsi 5
Perspesi positif lebih dari 90% Sumber :
masyarakat (Baik Sekali)

Halaman III - 7
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

DAMPAK PENTING Skala Kualitas Kriteria Skala Keterangan


HIPOTETIK (DPH) Lingkungan (SKL)
4 Untuk menentukan SKL
Perspesi positif 80% - <90%
(Baik) sumber pustaka atau
3 referensi belum ada,
Perspesi positif 70% - <80%
(Sedang) sehingga penentuan SKL
2 dan kriteria Skala dilakukan
Perspesi positif 60% - <70% oleh Tim Penyusun ANDAL
(Buruk)
1 Perspesi positif kurang dari (profesional judgement)
(Buruk Sekali) <60%
Peningkatan Terdapat 5 atau lebih variasi
5 Sumber :
pengetahuan dan jenis pengetahuan dan
(Baik Sekali)
ketrampilan petani ketrampilan petani Untuk menentukan SKL
Terdapat 4 variasi jenis sumber pustaka atau
4
pengetahuan dan ketrampilan referensi belum ada,
(Baik)
petani sehingga penentuan SKL
Terdapat 3 variasi jenis dan kriteria Skala dilakukan
3
pengetahuan dan ketrampilan oleh Tim Penyusun ANDAL
(Sedang)
petani (profesional judgement)
Terdapat 2 variasi jenis
2
pengetahuan dan ketrampilan
(Buruk)
petani
Terdapat 1 variasi jenis
1
pengetahuan dan ketrampilan
(Buruk Sekali)
petani
KOMPONEN
KESEHATAN
MASYARAKAT
Bertambahnya 5 1 Tenaga medis melayani
pelayanan (Baik Sekali) kurang dari 49 penduduk. Sumber :
kesehatan 4 1 Tenaga medis melayani 50 Kepmenkokesra Nomor 54
(Baik) sampai 99 penduduk Tahun 2013 kebutuhan
3 1 tenaga medis melayani 100 tenaga medis adalah 552
(Sedang) sampai 149 penduduk orang per 100.000
2 1 tenaga medis melayani 150 penduduk, atau 1 tenaga
(Buruk) sampai 200 penduduk medis melayani 181
penduduk.
Selanjutnya penentuan SKL
1 1 Tenaga medis melayani lebih
dan kriteria Skala dilakukan
(Buruk Sekali) dari 200 penduduk
oleh Tim Penyusun ANDAL
(profesional judgement)
Timbulnya Prosentase angka kesakitan
5 Sumber :
prevalensi penyakit saluran pernapasan kurang dari
(Baik Sekali)
(saluran 5% Untuk menentukan SKL
pernapasan) Prosentase angka kesakitan sumber pustaka atau
4
saluran pernapasan antara 5% referensi belum ada,
(Baik)
s/d <10% sehingga penentuan SKL
Prosentase angka kesakitan dan kriteria Skala dilakukan
3
saluran pernapasan antara 10% oleh Tim Penyusun ANDAL
(Sedang)
s/d <20% (profesional judgement)
Prosentase angka kesakitan
2
saluran pernapasan antara 20%
(Buruk)
s/d <30%
Prosentase angka kesakitan
1
saluran pernapan lebih dari
(Buruk Sekali)
30%.

Catatan : Terdapat penambahan DPH di dalam ANDAL (Lihat Tabel 3.1), serta
untuk Kriteria Skala disesuaikan dengan saran dan masukan dari Tim Teknis Dan
Tim Komisi saat rapat penilaian dokumen ANDAL pada tangal 29 dan 30
September 2016 .

Halaman III - 8
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Selanjutnya untuk memprakirakan besarnya dampak dilakukan


dengan menetapkan besaran dampak lingkungan yang terjadi
dengan cara menilai berapa besar perubahan skala kualitas
lingkungan dari kondisi tidak ada kegiatan (without project) dengan
kondisi dengan adanya kegiatan (with project). Kriteria penetapan
besarnya dampak lingkungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Perubahan Kualitas Lingkungan dan Besarnya Dampak

KLDk - KLTk Besarnya Dampak


0 Sangat kecil atau hampir tidak ada dampak
+1 atau -1 positif kecil atau negatif Kecil
+2 atau -2 positif sedang atau negatif sedang
+3 atau -3 positif besar atau negatif besar
+4 atau -4 positif sangat besar atau negatif sangat besar
Sumber : Perumusan oleh Tim Studi AMDAL

3.1.2. Metode Prakiraan Sifat Penting Dampak


Hasil atau besaran dampak (magnitude) sebagaimana diuraikan
diatas selanjutnya ditentukan Tingkat Kepentingan Dampaknya
berpedoman pada Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kriteria mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan
hidup dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak;
2) Luas wilayah persebaran dampak;
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak;
5) Sifat komulatif dampak;
6) Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible)
dampak.
7) Ketersediaan ilmu dan teknologi di dalam pengelolaan dampak.

Dalam penetapan kesimpulan penting atau tidak penting dampak


terhadap lingkungan berdasarkan 7 (tujuh) kriteria di atas, maka
dampak ditetapkan penting apabila terdapat paling tidak 1 (satu)
kriteria yang penting, sedangkan jika tidak terdapat 1 kriteria
pentingpun maka disimpulkan dampak tidak penting.
Selanjutnya sebagai data variabel untuk dapat menggunakan metode
Matrik Leopold yang dimodifikasi sesuai kajian ANDAL ini, jika
dampak penting diberi skor 1 sampai 7 sesuai dengan jumlah
penting dalam kriteria sedangkan jika tidak terdapat kriteria penting
maka diberi skor 0.

Halaman III - 9
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

1. Komponen Fisik Kimia

Kriteria penting dampak untuk komponen geofisik kimia adalah


sebagai berikut :

Tabel 3.4. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Fisik Kimia

KRITERIA PENTING TIDAK PENTING


Terdapat sama atau Terdapat kurang dari
Jumlah manusia
lebih dari 5% 5% masyarakat di
yang akan terkena
masyarakat di wilayah wilayah studi terkena
dampak
studi terkena dampak dampak

Terdapat sama atau Terdapat kurang dari


Luas wilayah
lebih dari 5% luas 5% luas wilayah studi
persebaran dampak
wilayah studi terkena terkena dampak
dampak
Dampak berlangsung Dampak tidak
Intensitas dan
terus menerus pada berlangsung terus
lamanya dampak
setiap tahap kegiatan. menerus pada setiap
berlangsung
tahap kegiatan.

Terdapat komponen Tidak terdapat


Banyaknya
lingkungan yang komponen lingkungan
komponen
lainnya yang terkena yang lainnya yang
lingkungan lainnya
dampak terkena dampak
yang terkena dampak
Dampak terakumulasi Dampak tidak
Sifatnya kumulatif
dan sulit untuk terakumulasi dan
dampak
diuraikan, dan atau mudah untuk
terakumulasi dengan diuraikan, dan atau
sumber dampak tidak terakumulasi
lainnya yang ada di dengan sumber dampak
sekitar kegiatan lainnya yang ada di
sekitar kegiatan

Dampak tidak dapat Dampak dapat dapat


Berbalik (reversible)
berbalik berbalik
atau tidak
berbaliknya
(irreversible) dampak
Tidak terdapat ilmu Terdapat ilmu dan
Ketersediaan ilmu
dan teknologi untuk teknologi untuk
dan teknologi untuk
pengelolaan dampak. pengelolaan dampak.
pengelolaan dampak

Halaman III - 10
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2. Komponen Biologi

Kriteria penting dampak untuk komponen biologi adalah sebagai


berikut :

Tabel 3.5. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Biologi

KRITERIA PENTING TIDAK PENTING


Terdapat sama atau Terdapat kurang dari
Jumlah manusia
lebih dari 5% 5% masyarakat di
yang akan terkena
masyarakat di wilayah wilayah studi terkena
dampak
studi terkena dampak dampak

Terdapat sama atau Terdapat kurang dari


Luas wilayah
lebih dari 5% luas 5% luas wilayah studi
persebaran dampak
wilayah studi terkena terkena dampak
dampak
Dampak berlangsung Dampak hanya
Intensitas dan
terus menerus pada berlangsung pada
lamanya dampak
tahap operasi. tahap pra konstruksi
berlangsung
dan konstruksi

Terdapat komponen Tidak terdapat


Banyaknya
lingkungan yang komponen lingkungan
komponen
lainnya yang terkena yang lainnya yang
lingkungan lainnya
dampak terkena dampak
yang terkena dampak
Dampak terakumulasi Dampak tidak
Sifatnya kumulatif
dan sulit untuk terakumulasi dan
dampak
diuraikan, dan atau mudah untuk
terakumulasi dengan diuraikan, dan atau
sumber dampak tidak terakumulasi
lainnya yang ada di dengan sumber dampak
sekitar kegiatan lainnya yang ada di
sekitar kegiatan

Dampak tidak dapat Dampak dapat berbalik


Berbalik (reversible)
berbalik untuk jangka untuk jangka waktu
atau tidak
waktu sama atau lebih sama atau lebih 5
berbaliknya
5 tahun tahun
(irreversible) dampak
Tidak terdapat ilmu Terdapat ilmu dan
Ketersediaan ilmu
dan teknologi untuk teknologi untuk
dan teknologi untuk
pengelolaan dampak, pengelolaan dampak.
pengelolaan dampak
dan jika terdapat ilmu
dan teknologi tetapi
nilainya (harga) tidak
terjangkau

Halaman III - 11
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya

Kriteria penting dampak untuk komponen sosial ekonomi budaya


adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Sosial


Ekonomi Budaya

KRITERIA PENTING TIDAK PENTING


Terdapat sama atau Terdapat kurang dari
Jumlah manusia
lebih dari 5% 5% masyarakat di
yang akan terkena
masyarakat di wilayah wilayah studi terkena
dampak
studi terkena dampak dampak

Terdapat sama atau Terdapat kurang dari


Luas wilayah
lebih dari 10% luas 10% luas wilayah studi
persebaran dampak
wilayah studi terkena terkena dampak
dampak
Dampak berlangsung Dampak hanya
Intensitas dan
terus menerus pada berlangsung pada
lamanya dampak
tahap operasi. tahap pra konstruksi
berlangsung
dan konstruksi

Terdapat komponen Tidak terdapat


Banyaknya
lingkungan yang komponen lingkungan
komponen
lainnya yang terkena yang lainnya yang
lingkungan lainnya
dampak terkena dampak
yang terkena dampak
Dampak dengan Dampak tidak
Sifatnya kumulatif
sumber dampak terakumulasi dengan
dampak
lainnya yang ada di sumber dampak
sekitar kegiatan lainnya yang ada di
sekitar kegiatan

Dampak tidak dapat Dampak dapat berbalik


Berbalik (reversible)
berbalik untuk jangka untuk jangka waktu
atau tidak
waktu sama atau lebih sama atau lebih 5
berbaliknya
5 tahun tahun
(irreversible) dampak
Tidak terdapat ilmu Terdapat ilmu dan
Ketersediaan ilmu
dan teknologi untuk teknologi untuk
dan teknologi untuk
pengelolaan dampak, pengelolaan dampak.
pengelolaan dampak
dan jika terdapat ilmu
dan teknologi tetapi
nilainya (harga) tidak
terjangkau

Halaman III - 12
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

4. Komponen Kesehatan Masyarakat

Kriteria penting dampak untuk komponen kesehatan masyarakat


adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7. Kriteria Penting Dampak Untuk Komponen Kesehatan


Masyarakat

KRITERIA PENTING TIDAK PENTING


Terdapat sama atau Terdapat kurang dari
Jumlah manusia
lebih dari 5% 5% masyarakat di
yang akan terkena
masyarakat di wilayah wilayah studi terkena
dampak
studi terkena dampak dampak

Terdapat sama atau Terdapat kurang dari


Luas wilayah
lebih dari 5% luas 5% luas wilayah studi
persebaran dampak
wilayah studi terkena terkena dampak
dampak
Dampak berlangsung Dampak tidak
Intensitas dan
terus menerus pada berlangsung terus
lamanya dampak
tahap konstruksi dan menerus pada tahap
berlangsung
operasi konstruksi dan operasi

Terdapat komponen Tidak terdapat


Banyaknya
lingkungan yang komponen lingkungan
komponen
lainnya yang terkena yang lainnya yang
lingkungan lainnya
dampak terkena dampak
yang terkena dampak
Dampak dengan Dampak tidak
Sifatnya kumulatif
sumber dampak terakumulasi dengan
dampak
lainnya yang ada di sumber dampak
sekitar kegiatan lainnya yang ada di
sekitar kegiatan

Dampak tidak dapat Dampak dapat berbalik


Berbalik (reversible)
berbalik untuk jangka untuk jangka waktu
atau tidak
waktu sama atau lebih sama atau lebih 5
berbaliknya
5 tahun tahun
(irreversible) dampak
Tidak terdapat ilmu Terdapat ilmu dan
Ketersediaan ilmu
dan teknologi untuk teknologi untuk
dan teknologi untuk
pengelolaan dampak, pengelolaan dampak.
pengelolaan dampak
dan jika terdapat ilmu
dan teknologi tetapi
nilainya (harga) tidak
terjangkau

Halaman III - 13
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Kriteria penting tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk evaluasi


dampak secara holistik dengan menggunakan matrik leopold yang
dimodifikasi. Untuk tujuan tersebut, kriteria penting setiap dampak
dibuat tingkat penting dampak sebagai berikut :

Jumlah kriteria penting = 0, maka tingkat penting 0


Jumlah kriteria penting = 1, maka tingkat penting 1
Jumlah kriteria penting = 2, maka tingkat penting 2
Jumlah kriteria penting = 3, maka tingkat penting 3
Jumlah kriteria penting = 4, maka tingkat penting 4
Jumlah kriteria penting = 5, maka tingkat penting 5
Jumlah kriteria penting = 6, maka tingkat penting 6
Jumlah kriteria penting = 7, maka tingkat penting 7

3.2. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

3.2.1. Tahap Pra Konstruksi

1. Kegiatan Sosialisasi Rencana Budidaya Tanaman Pangan

Berdasarkan evaluasi dampak potensial pada KA tidak terdapat


DPH, sehingga tidak ada prakiraan besar dan penting dampak
pada kegiatan ini.

2. Kegiatan Pengadaan Lahan

1) Perubahan Pola Penguasaan Lahan

Besarnya dampak

Tanah di wilayah studi pada awalnya merupakan tanah adat


yang kepemilikannya secara adat adalah milik suku-suku atau
juga disebut masyarakat adat. Kegiatan pengadaan lahan
berarti akan terjadi transformasi penguasaan lahan dari
masyarakat adat kepada perusahaan untuk kegiatan budidaya
tanaman pangan.

Sebelum perusahaan ini hadir di wilayah studi belum


melakukan kegiatan pengadaan lahan, sehingga belum terjadi
perubahan penguasaan atas lahan yang ada di wilayah studi.
Berdasarkan Tabel 3.2 kondisi ini termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan (SKLtk) 1 yaitu pengadaan lahan untuk
budidaya tanaman pangan mencapai kurang dari 20% luas
lahan berdasarkan ijin lokasi yang terbit.

Halaman III - 14
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Luas lahan berdasarkan ijin lokasi yang diterbitkan oleh


Bupati Tambrauw, Keputusan Nomor: 521/296/2015 tanggal
28 September 2015 adalah 19.368,77 ha. Dari lahan
sebagaimana ijin Bupati seluas 19.368,77 ha, diperkirakan
luas lahan yang bisa dibebaskan oleh perusahaan untuk
budidaya tanaman pangan dan areal pendukung lainnya
adalah 7.500 ha, sehingga hanya merupakan 38,7% dari luas
lahan berdasarkan ijin tersebut. Dengan demikian masih
terdapat luas lahan 11.868,77 ha yang tidak dilakukan
pembebasan dan hal tersebut berarti pola penguasaannya
masih berada di masyakat adat.

Berdasarkan Tabel 3.2 angka 38,7% berada pada SKLdk 2,


yaitu pengadaan lahan untuk tanaman budidaya tanaman
pangan mencapai 20% sampai dengan <40%. Berdasarkan
uraian tersebut maka besar dampak dapat dilihat dari
perubahan skala kualitas lingkungan yaitu (SKLdk-SKLtk) = 2-1
= 1 (positif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


lebih dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena pada prinsipnya seluruh masyarakat
adalah pemilik tanah ulayat, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh wilayah


kampung dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena hanya akan


terjadi sekali, sehingga termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak ada


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak akumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

Halaman III - 15
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


tidak perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak tidak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 2


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (2).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/2).

2) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan atau 88% dari UMR
Provinsi Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp.2.237.000,-. Nilai
ini sesuai dengan Tabel 3.2 berada pada kualitas lingkungan
dengan skala 3 atau KLtk=3. Kegiatan pengadaan lahan akan
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat melalui
kompensasi. Jika nilai kompensasi dikonversi menjadi
pendapatan per bulan, diprakirakan pendapatan masyarakat
bisa mencapai lebih dari Rp. 2.500.000,- juta per bulan atau
merupakan 112% dari UMR, sehingga masuk di dalam
SKLdk=4. Berdasarkan uraian tersebut besarnya dampak
adlah SKLdk-SKLtk=4-3=1 (positif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena meliputi masyarakat


adat di wilayah studi yang mendapat kompensasi
pengadaan lahan, sehingga termasuk ke dalam dampak
penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi sehingga termasuk ke


dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 16
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

3) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga termasuk ke dalam
dampak penting.

Halaman III - 17
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga termasuk ke dalam dampak
penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

3. Kegiatan Pengadaan Tenaga Kerja

1) Bertambahnya Kesempatan Kerja

Besarnya dampak

Saat ini perusahaan belum beroperasi sehingga belum ada


penyerapan tenaga kerja lokal, dan berdasarakn Tabel 3.2
kondisi ini masuk di dalam kriteria masih dibawah 40%, yang
berarti kualitas lingkungan berada pada skala 2 atau KLtk=2.

Kebijakan perusahaan pada saat beroperasi nanti adalah


menerima minimal 70% karyawan adalah masyarakat lokal.
Saat perusahaan bisa mencapai angka 70% maka kondisi
kualitas lingkungan berdasarkan Tabel 3.2 berada pada skala
4 atau KLdk=4, (Penyerapan tenaga kerja lokal di PT BAPP 60%-
<80% dari seluruh tenaga kerja di perusahaan). Perubahan
dampak atau besar dampak dapat dilihat dari perbedaan skala
kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan (with project)

Halaman III - 18
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

terhadap kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan (without


project) yaitu KLdk-KLtk= 4-2 = 2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak 70% dari


jumlah karyawan perusahaan sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/6).

2) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan atau 88% dari UMR
Provinsi Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp.2.237.000,-. Nilai

Halaman III - 19
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

ini sesuai dengan Tabel 3.2 berada pada kualitas lingkungan


dengan skala 3 atau KLtk=3. Kegiatan pengadaan tenaga kerja
akan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat melalui
upah, diprakirakan pendapatan masyarakat bisa mencapai
lebih dari UMR, sehingga masuk di dalam SKLdk=4.
Berdasarkan uraian tersebut besarnya dampak adlah SKLdk-
SKLtk=4-3=1 (positif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak adalah 70%


dari jumlah karyawan perusahaan, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/6).

Halaman III - 20
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 21
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

3.2.2. Tahap Konstruksi

1. Kegiatan Mobilisasi Peralatan Dan Material

Berdasarkan evaluasi dampak potensial pada KA tidak terdapat


DPH, sehingga tidak ada prakiraan besar dan penting dampak
pada kegiatan ini.

2. Kegiatan Pembukaan Lahan

1) Perubahan Suhu

Besarnya dampak

Suhu udara pada siang hari di bawah tegakan pohon yang saat
ini berupa hutan sebesar 30oC, nilai ini jika dilihat pada Tabel
3.2 termasuk di dalam skala kualitas (SKLtk)=5. Perkiraan
setelah dilakukan kegiatan pembukaan lahan dapat didekati
dari hasil pengukuran suhu udara pada lokasi perladangan
penduduk yaitu sebesar 31oC. Angka ini jika dilihat pada
Tabel 3.2 termasuk di dalam SKLdk=4. Besarnya perubahan
suhu adalah 1oC. Selisih antara SKLdk-SKLtk=4-5=-1 (negatif
kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh)


kriteria berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena lokasi blok tanam terpisah dengan
pemukiman sehingga berdasarkan Tabel 3.3 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari luas


hutan yang akan dikonversi menjadi areal efektif untuk
budidaya tanaman pangan yaitu 7.500 ha, atau 38,7% dari

Halaman III - 22
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

luas areal sesuai ijin lokasi yaitu 19.368,77 ha, sehingga


kriteria ini berdasarkan Tabel 3.3 kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama ada hujan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.3 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


tidak ada, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak
tidak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik karena ketika hujan tidak turun
maka akan tidak terjadi dampak, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 2


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (2).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/2).

2) Peningkatan Aliran Permukaan

Besarnya dampak

Prakiraan besarnya aliran permukaan menggunakan rumus :

Q = CAI

Dimana :

Q = Besarnya aliran permukaan (air larian/ run off)

C = Faktor penutupan lahan, yang besarnya untuk


kondisi lahan dengan penutupan hutan adalah
0,001 sedangkan C areal terbuka tanpa vegetasi
(terbuka) adalah 1 (Arsyad, 1989).

Halaman III - 23
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

A = Luas DAS yang diprakirakan terjadi aliran


permukaan, (2.400 ha)

I = Intensitas hujan (mm/jam), 16,35 mm/jam.

Prakiraan dampak peningkatan aliran permukaan dapat


didekati dari perubahan nilai C nya saja karena untuk A (luas
DAS) dan juga I (intensitas hujan) bukan merupakan variable
mengingat lokasi terjadinya perubahan aliran permukaan
adalah sama (tetap). Sebagian besar lahan yang direncanakan
dilakukan pembukaan lahan berdasarkan rona lingkungan
awal bervegetasi hutan. Faktor penutupan lahan, yang
besarnya untuk kondisi lahan dengan penutupan hutan
adalah 0,001 sedangkan C areal terbuka tanpa vegetasi
(terbuka) adalah 1 (Arsyad, 1989). Berdasarkan Tabel 3.2,
nilai C = 0,001 termasuk di dalam SKLtk=5, sedangkan nilai
C=1 termasuk di dalam SKLdk=1, sehingga perubahan skala
kualias lingkungan adalah SKLdk-SKLtk=1-5=-4 (negatif sangat
besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh)


kriteria berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena lokasi kampung pada umumnya bukan
berada di pinggir sungai sehingga berdasarkan Tabel 3.3
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari luas


hutan yang akan dikonversi menjadi areal efektif untuk
budidaya tanaman pangan yaitu 7.500 ha, atau 38,7% dari
luas areal sesuai ijin lokasi yaitu 19.368,77 ha, sehingga
kriteria ini berdasarkan Tabel 3.3 kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama ada hujan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.3 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


erosi dan penurunan kualitas air permukaan, sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif karena


jika di bagian hulu suatu saat ada kegiatan pembukaan
lahan maka aliran permukaan akan semakin bertambah

Halaman III - 24
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

karena luasannya bertambah, sehingga kriteria ini


termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik karena ketika hujan tidak turun
maka akan tidak terjadi dampak, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum telah tersedia sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sangat
besar dan bersifat penting (-4/5).

3) Peningkatan Erosi Tanah

Besarnya dampak

Laju erosi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai


erosivitas hujan, nilai erodibilitas tanah, faktor kemiringan dan
panjang lereng, serta faktor vegetasi dan pengelolaan tanah.
Prediksi laju erosi di wilayah studi didekati dengan
menggunakan data dari data yang diambil dari beberapa titik
plot sample pengamatan tanah seperti kelas lereng, jenis
penutupan vegetasi, yang didukung dengan data hasil analisis
laboratorium, kemudian diekstrapolasi untuk memprediksi
laju erosi pada kondisi yang mirip tetapi dengan memilih
beberapa kombinasi kelas lereng dan jenis tutupan vegetasi
yang berbeda yang terdapat pada wilayah studi, yang
didasarkan pada hasil tumpang susun Peta Tanah, Peta Kelas
Lereng dan Peta Penutupan Lahan.

Beberapa faktor laju erosi yang diprakirakan sebagai dampak


dari pembukaan lahan adalah sebagai berikut :

R = Besarnya R dalam wilayah studi ini adalah konstan


untuk land system dan jenis tanah yaitu 1,566 karena R
ditentukan oleh data curah hujan, dimana data curah
hujan adalah besarnya berlaku sama untuk seluruh
wilayah studi. berdasarkan data curah hujan yang
disajikan dalam rona iklim, diperoleh nilai erosivitas
hujan (R) sebesar 1.566 (Lenvain, 1975 dalam Bols,
1978). Nilai R ini akan digunakan untuk menghitung
potensi laju erosi aktual.

Halaman III - 25
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

K : Besarnya K mengacu kepada Arsyad, 1979 yaitu untuk


tanah dalam ordo Inceptisol (jenis tanah Tropaquepts
dan Eutropepts) adalah 0,02; ordo Utisol (jenis tanah
Tropudults) adalah 0,15; dan ordo Entisol (jensi tanah
Tropofluvents) adalah 0,14.

LS : Nilai LS bervariasi menurut panjang dan kemiringan


lahan pada masing-masing lokasi yaitu dari 0,25 sampai
4,25 dimana nilai LS tersebut diperoleh dengan
menggunakan persamaan dari Wischmeier dan Smith
(1978), yaitu :

LS = (L (0,00138S2 + 0,00965S + 0,0318)) 1/2,

dimana S = Kemiringan lereng (%) dan L = Panjang


lereng (m).

C : Nilai C adalah faktor penutupan vegetasi. Dengan


adanya pembukaan lahan maka penutupan lahan yang
sebelumnya merupakan hutan berubah menjadi terbuka
tanpa ada vegetasi, karena dilakukan tebang habis
sehingga nilai C adalah 1 (Arsyad, 1989).

P : Nilai P adalah faktor pengolahan lahan. Nilai P disini


adalah terkait dengan dampak erosi dari kegiatan
pembukaan lahan untuk tanaman budidaya tanaman
pangan, sehingga pengolahan tanahnya berupa guludan
sehingga nilai P adalah 0,105 (Abdurrahman, 1984).

Tabel 3.8. Prediksi Laju Erosi Pada Wilayah Studi Setelah


Pembukaan Lahan
Kondisi Tapak Plot
Kelas Laju Erosi
No. Plot Tutupan R K LS C P
Jenis Tanah Lereng (ton/ha/ thn)
Lahan
A 1.566 0,02 0,25 1 0,105 0,82
T-1 Tropaquepts
B 1.566 0,02 1,2 1 0,105 3,95
A 1.566 0,02 0,25 1 0,105 0,82
T-2 Tropaquepts B 1.566 0,02 1,2 1 0,105 3,95
C 1.566 0,02 4,25 1 0,105 13,98

Lahan A 1.566 0,02 0,25 1 0,105 0,82


T-3 Eutropepts
terbuka B 1.566 0,02 1,2 1 0,105 3,95
tanpa A 1.566 0,15 0,25 1 0,105 6,17
T-4 Tropudults vegetasi
B 1.566 0,15 1,2 1 0,105 29,60
C 1.566 0,15 4,25 1 0,105 104,82
A 1.566 0,14 0,25 1 0,105 5,76
T-5 Tropofluvents B 1.566 0,14 1,2 1 0,105 27,62
C 1.566 0,14 4,25 1 0,105 97,84
T-6 Tropofluvents A 1.566 0,14 0,25 1 0,105 5,76

Pada rona awal (Tabel 2.12) dapat dilihat bahwa erosi paling
besar adalah 1 ton/ha/tahun, sehingga jika dilihat dari Tabel

Halaman III - 26
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3.2 kondisi ini berada di dalam skala kualitas lingkungan 5,


(KLtk = 5). Berdasarkan prakiraaan erosi pada Tabel 3.8
erosi tertinggi adalah 104,82 ton/ha/tahun dimana angka ini
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3, sehingga besarnya dampak adalah
KLdk-KLtk=3-5 = -2 (negatif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di
kampung-kampung, karena lokasi kampung pada
umumnya bukan berada di pinggir sungai yang terkena
dampak erosi sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari luas


hutan yang akan dikonversi menjadi areal untuk budidaya
tanaman pangan yaitu 7.500 ha, atau 38,7% dari luas
areal sesuai ijin lokasi yaitu 19.368,77 ha, sehingga
kriteria ini berdasarkan Tabel 3.4 adalah penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama ada hujan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


penurunan kualitas air permukaan dan penurunan
keragaman biota air, sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan


dampak belum tersedia sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Halaman III - 27
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sedang
dan bersifat penting (-2/6).

4) Penurunan Kesuburan Tanah

Besarnya dampak

Tingkat kesuburan tanah di wilayah studi bervariasi dari


sangat rendah sampai rendah, hal ini jika dilihat dari Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas lingkungan (SKLtk)=2. Jika
kegiatan pembukaan lahan dilakukan maka akan terjadi erosi
yang membawa humus atau lapitasan tanah bagian atas (top
soil) terbawa hanyut, sehingga tingkat kesuburan diprakirakan
semakin menurun menjadi sangat rendah. Kondisi ini jika
dilihat pada Tabel 3.2 berada pada skala kualitas lingkungan
(SKLtk)=1. Perubahan skala kualitas lingkungan atau bisa
dimaksud dengan besarnya dampak adalah SKLdk-SKLtk-1-2=-
1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari luas


hutan yang akan dikonversi menjadi areal untuk budidaya
tanaman pangan yaitu 7.500 ha, atau 38,7% dari luas
areal sesuai ijin lokasi yaitu 19.368,77 ha, sehingga kriteria
ini berdasarkan Tabel 3.4 adalah penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama ada hujan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak ada


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

Halaman III - 28
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum telah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 3


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/3).

5) Penurunan Kualitas Air Permukaan

Besarnya dampak

Besarnya TSS yang tertinggi pada rona awal lingkungan adalah


17 mg/l, sehingga sesuai dengan 3.2 berada pada kualitas
lingkungan (KLtk) skala 5 karena besarnya kurang dari 200
mg/l. Banyaknya TSS yang masuk ke dalam badan air dapat
didekati dari rumus berikut ini :
n
Qo.Co   Q1  j  C1  j
j 1
C n
Qo   Q1  j
j 1

Dimana :
C = Kadar zat pencemar dalam sungai di sebelah hilir
Qo = Debit air sungai (m3/detik)
Co = Kadar zat pencemar dalam sungai disebelah hulu lokasi proyek (mg/l)
Q1 = Debit air pencemar (m3/detik)
C1 = Kadar zat pencemar dalam air (mg/l)
J = Jenis sumber pencemar

Diprakirakan TSS nilainya menjadi lebih kurang 300 sampai


400 mg/l. Nilai ini berada pada kualitas lingkungan dengan
skala 3, sehingga perubahan skala kualitas lingkungan adalah
KLdk-KLtk = 3-5 = -2 (negatif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh)


kriteria berikut ini :

Halaman III - 29
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena letak kampung pada umumnya tidak
berada di pinggir sungai dan juga masyarakat kampung
mempunyai sumber air untuk keperluan rumah tangga dari
gunung (disalurkan dengan pipa), sehingga berdasarkan
Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak terbatas pada badan


sungai, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada curah hujan,
sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


penurunan keragaman biota air, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik yaitu ketika tidak terjadi hujan
maka air sungai akan jernih kembali, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sedang dan
bersifat penting (-2/5).

6) Penurunan Keragaman Vegetasi

Besarnya dampak

Kegiatan pembukaan lahan akan membersihkan seluruh


vegetasi yang tumbuh di lahan yang dibuka. Oleh karena itu
akan menurunkan keragaman vegetasi. Berdasarkan analisis
indeks keragaman untuk seluruh lokasi sampel (jalur
pengamatan) baik permudaan tingat semai, tingkat, pancang

Halaman III - 30
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dan pohon bervariasi dari yang terkecil 1,91 dan terbesar


2,94.

Berdasarkan Tabel 3.2 tentang skala kualitas lingkungan,


maka indeks keragaman pada rona awal (without project)
berada pada kisaran 1 <H’≤ 3, atau termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan (SKLtk)=3. Setelah dilakukan pembukaan
lahan tentu saja akan merubah indeks keragaman menjadi
kurang dari 1 karena seluruh vegetasi di lahan yang dibuka
akan dibersihkan, sehingga kualitas lingkungan pada skala 1
atau KLdk = 1. Besarnya dampak dalam hal ini dapat dilihat
dari perubahan skala kualitas lingkungan dari 3 menjadi satu
atau KLdk-KLtk=1-3=-2 (negatif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


lebih dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena pada prinsipnya seluruh penduduk di
wilayah studi sangat erat kehidupannya dengan keragaman
vegetasi, sehingga berdasarkan Tabel 3.5 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi areal berhutan


yang efektif untuk kegiatan tanaman budidaya yaitu seluas
lebih kurang 7.500 ha atau merupakan 38,7% dari total
luas areal sesuai ijin, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena hanya akan


terjadi sekali, sehingga berdasarkan Tabel 3.5 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


terganggunya keberadaan satwa liar dan persepsi
masyarakat, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak akumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

Halaman III - 31
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah ada yaitu melakukan penanam kembali tetapi dengan
upaya yang keras, sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sedang
besar dan bersifat penting (-2/4).

7) Penurunan Produksi Rumput Kebar

Besarnya dampak

Rumput kebar tumbuh di antara vegetasi alang-alang yang ada


di padang savana dan juga di gunung-gunung yang ditumbuhi
alang-alang. Saat ini pola penyebarannya pada umumnya
berkelompok-kelompok, sedangkan produksi adalah 5 sampai
10 kg per hektarnya. Berdasarkan Tabel 3.2 produksi tersebut
masuk di dalam skala kualitas lingkungan (SKLtk)=2. Dengan
adanya kegiatan pembukaan lahan maka produksi rumput
kebar terutama di dalam padang savana akan hilang atau jika
mengacu kepada Tabel 3.2 berada dalam kriteria skala
produksinya <5 kg/ha atau termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan SKLdk=1. Besarnya dampak merupakan selisih
antara kondisi adanya kegiatan dengan tanpa ada kegiatan,
yaitu SKLdk-SKLtk=1-2=-1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


lebih dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena rumput kebar dicari untuk konsumsi
sendiri dan dijual sehingga berdasarkan Tabel 3.5 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Wilayah penyebaran dampak meliputi areal savana


sehingga kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena hanya akan


terjadi sekali, sehingga berdasarkan Tabel 3.5 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

Halaman III - 32
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak ada


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak akumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum ada, sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/4).

8) Terganggunya Keberadaan Satwa Liar

Besarnya dampak

Dalam kajian ini penyusun menganggap bahwa untuk


memudahkan di dalam prakiraan dampak terganggunya satwa
liar, maka menggunakan keberadaan mamalia dan aves karena
kedua kelompok satwa lair ini keberadaannya lebih mudah
terpengaruh perubahan habitat. Jumlah jenis mamalia di
wilayah studi sebagaimana disajikan pada rona awal adalah 13
jenis, sedangkan aves 35 jenis dimana dengan jumlah ini jika
dilihat pada Tabel 3.2 menunjukkan kualitas lingkungan tanpa
ada kegiatan (without project) sebesar 4 atau KLtk = 4. Dengan
adanya kegiatan pembukaan lahan, maka jumlah mamalia dan
aves diperkirakan akan sangat menurun di wilayah studi
terutama di areal budiaya tanaman pangan hingga menjadi
hanya 2 sampai 4 jenis saja untuk mamalia dan 5 sampai 14
jenis untuk aves, atau berdasarkan kualitas lingkungan
berada pada skala 2. Terkait dengan besarnya dampak, maka
KLdk-KLtk=2-4=-2 (negatif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

Halaman III - 33
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena pada prinsipnya seluruh penduduk di
wilayah studi sangat erat kehidupannya dengan
keanekaragaman vegetasi, sehingga berdasarkan Tabel 3.5
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi areal berhutan


yang efektif untuk kegiatan tanaman budidaya yaitu seluas
lebih kurang 7.500 ha atau merupakan 38,7% dari total
luas areal sesuai ijin, sehingga kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena hanya akan


terjadi sekali, sehingga berdasarkan Tabel 3.5 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak ada


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak akumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum ada, sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sedang
dan bersifat penting (-2/4).

9) Penurunan Keragaman Biota Air

Besarnya dampak

Indeks keragaman biota air paling tinggi adalah 1,84 yaitu di


hulu sungai Api. Sesuai dengan Tabel 3.2 nilai tersebut
berada pada skala kualitas lingkungan (KLtk) =2. Dengan
adanya kegiatan, diperkirakan akan terjadi penurunan
kualitas air yang dampaknya akan menurunkan nilai
keragaman biota air sampai pada skala kualitas lingkungan
yang paling rendah yaitu 2 atau SKLdk=2, maka kegiatan

Halaman III - 34
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

pembukaan lahan dan kegiatan pengelolaan lahan akan


berdampak sebesar KLdk-KLtk=2-2=0 ditulis 1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena pada prinsipnya sebagian masyarakat
tidak tergantung kepada keberadaan keragaman biota air
untuk matapencahariannya sehingga berdasarkan Tabel 3.5
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi sungai-sungai di


wilaah studi, sehingga kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena hanya akan


terjadi pada musim hujan, sehingga berdasarkan Tabel 3.5
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak ada


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak akumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum ada, sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 3


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/3).

Halaman III - 35
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

10) Perubahan Jenis Mata Pencaharian

Besarnya dampak

Pada kegiatan pembukaan lahan akan membersihkan seluruh


vegetasi yang ada di lahan itu termasuk di dalamya hasil
hutan bukan kayu, dimana sebagian masyarakat bergantung
kepada hasil hutan tersebut. Dengan adanya kegiatan ini
maka diharapkan masyarakat bisa berubah matapencaharian
dari sebelumnya bergantung kepada pencahari hasil hutan,
kemudian menjadi karyawan perusahaan, pedagang, suplier,
sopir, peternak, petani plasma dan lain-lain.

Terkait dengan kegiatan pembukaan lahan, terjadi perubahan


matapencaharian dari semula sebagai pencari hasil hutan
bukan kayu dan berburu (2 jenis variasi matapencaharian)
dimana kondisi ini masuk di dalam skala kualitas lingkungan
SKLtk=2 (terdapat 2 jenis matapencaharian), akan berubah
bermata pencaharian alternatif yaitu sebagai karyawan
perusahaan, pedagang, sopir, peternak, petani plasma, usaha
jasa dan lain-lain (6 jenis variasi mata pencaharian), dimana
kondisi ini sesuai dengan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan 5. Berdasarkan uraian tersebut maka
SKLdk-SKLtk=5-2=3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 100


orang yaitu karyawan di bagian pembukaan lahan,
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan persepsi
masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 36
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 7


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/7).

11) Perubahan Pola Pemanfaatan Lahan

Besarnya dampak

Sebelum kegiatan pembukaan lahan dilakukan, maka pola


pemanfaatan lahan terhadap lahan yang belum dibuka
tersebut adalah sebagai tempat untuk mencari hasil hutan
berupa kayu, hasil hutan bukan kayu dan berburu. Hal
tersebut berarti terdapat 3 jenis pola pemanfaatan lahan
dimana jika dilihat pada Tabel 3.2 termasuk di dalam kualitas
lingkungan (SKLtk) dengan skala 3. Setelah dilakukan kegiatan
pembukaan lahan maka pola pemanfaatan lahan adalah untuk
lahan plasma, kebun inti tanaman pangan, jaringan sarana
prasarana, tapak pabrik, tapak fasilitas umum, dan lain-
lainnya sehingga terdapat lebih dari 5 variasi jenis pola
pemanfaatan lahan sehingga kualitas lingkungan masuk di
dalam skala (SKLdk)=5. Perubahan skala kualitas lingkungan
adalah (SKLdk-SKLtk)=5-3=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


lebih dari 5% dari penduduk di wilayah studi, sehingga
berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

Halaman III - 37
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat, dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia, sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/6).

12) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pembukaan lahan tidak


timbul usaha baru bagi masyarakat di wilayah studi, sehingga
dari skala kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan
pembukaan lahan diperlukan pemborong lokal untuk
melakukan sebagian tahapan di dalam pembukaan lahan yaitu
penebasan tumbuhan kecil-kecil sebelum dilakukan
penebangan secara mekanis terhadap vegetasi. Perkiraan
jumlah pemborong adalah 7 orang, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas lingkungan
(SKLdk)=3. Besarnya dampak adalah merupakan selisih antara
SKLdk-SKLtk=3-1=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh)


kriteria berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi

Halaman III - 38
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke


dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

13) Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan atau 88% dari UMR
Provinsi Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp.2.237.000,-. Nilai
ini sesuai dengan Tabel 3.2 berada pada kualitas lingkungan
dengan skala 3 atau KLtk=3. Kegiatan pembukaan lahan akan
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat melalui upah,
diprakirakan pendapatan masyarakat bisa mencapai lebih dari
UMR, sehingga masuk di dalam SKLdk=4. Berdasarkan
uraian tersebut besarnya dampak adlah SKLdk-SKLtk=4-3=1
(positif kecil).

Halaman III - 39
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak adalah 70%


dari jumlah karyawan perusahaan, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/6).

14) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan

Halaman III - 40
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau


KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi
negatif yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

Halaman III - 41
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

3. Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana

1) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pembangunan sarana dan


prasarana tidak timbul usaha baru bagi masyarakat di wilayah
studi terkait dengan kegiatan tersebut, sehingga dari skala
kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana diperlukan pemborong lokal untuk
melakukan sebagian kegiatan tersebut, dengan perkiraan
jumlah pemborong adalah 5 orang, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas lingkungan
(SKLdk)=3. Besarnya dampak adalah merupakan selisih antara
SKLdk-SKLtk=3-1=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena akan


berlangsung singkat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Halaman III - 42
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/4).

2) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Dalam pembangunan
sarana dan prasarana berjalan dan timbul kesempatan
berusaha yang berdampak kepada peningkatan pendapatan,
yang diperkirakan sama atau melebihi UMR yang berlaku
karena perusahaan akan berkomitmen taat terhadap
peraturan yang membayar upah tidak kurang dari UMR,
sehingga bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif
kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 43
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

3) Peningkatan Aksessibilitas

Besarnya dampak

Perkiraan panjang jalan yang ada saat ini di wilayah studi


adalah 50 km sampai 100 km yang terdiri dari jalan berlapis
aspal dan juga non aspal (pasir dan batu). Kondisi ini jika
dilihat pada Tabel 3.2 termasuk di dalam kategori “Terdapat
panjang jalan di wilayah studi lebih dari 50 Km s/d <100 Km”
yaitu pada kualitas lingkungan dengan skala 2, atau KLtk=2.
Perusahaan berencana membangun jaringan jalan di dalam
areal budidaya tanaman pangan sepanjang lebih dari 200 km,
sehingga kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan (with
project) adalah 5. Selisih dari dua kondisi adalah KLdk-KLtk=5-
2=3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


bisa mendekati 100% dari jumlah penduduk di wilayah
studi, karena pada prinsipnya semua masyarakat akan
terbantu aksesibilitasnya, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, karena jaringan jalan

Halaman III - 44
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

akan menyentuh kampung-kampung di wilayah studi


sehingga kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena keberadaan


jaringan jalan bisa dimanfaarkan terus menerus oleh
masyarakat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 7


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/7).

4) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Halaman III - 45
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

Halaman III - 46
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

4. Kegiatan Pembangunan Pengolah Hasil

1) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pembangunan pengolah hasil


(pabrik) tidak timbul usaha baru bagi masyarakat di wilayah
studi terkait dengan kegiatan tersebut, sehingga dari skala
kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan pembangunan
pengolah hasil diperlukan pemborong lokal untuk melakukan
sebagian kegiatan tersebut, dengan perkiraan jumlah
pemborong adalah 5 orang, sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas lingkungan (SKLdk)=3.
Besarnya dampak adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena akan


berlangsung singkat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Halaman III - 47
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/4).

2) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Dalam pembangunan
pengolah hasil (pabrik) berjalan dan timbul kesempatan
berusaha yang berdampak kepada peningkatan pendapatan,
yang diperkirakan sama atau melebihi UMR yang berlaku,
sehingga bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif
kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

Halaman III - 48
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

3) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

Halaman III - 49
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

3.2.3. Tahap Operasi

1. Kegiatan Pengolahan Lahan

1) Peningkatan Aliran Permukaan

Besarnya dampak

Kegiatan pengolahan lahan ini adalah membentuk lahan


menjadi guludan-guludan untuk penanaman tanaman pangan.
Dari sisi penutupan lahan kondisi sama-sama terbuka tidak
ada vegetasinya, yang berbeda adalah faktor pengolahan
tanahnya, yaitu dari kondisi tidak ada bentuk-bentuk
konservasi (nilai P=1) dan berubah menjadi lahan dengan
guludan-guludan atau teras-teras, yaitu untuk tanaman
jagung, singkong, kedelai sebesar P=0,105 (Abdurrahman,
1984).

Nilai P sebelum ada pengolahan lahan adalah 1, dimana nilai


ini berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 1 atau SKLtk=1, kemudian setelah ada pengolahan

Halaman III - 50
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

lahan menjadi teras atau guludan-guludan menjadi P= 0,105


yaitu masuk di dalam SKLdk=3. Perubahan skala kualitas
lingkungan adalah KLdk-KLtk=3-1= 2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena lokasi kampung pada umumnya bukan
berada di pinggir sungai sehingga berdasarkan Tabel 3.4
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari efektif


yaitu 7.500 ha atau 38,7% dari luas areal sesuai ijin lokasi
yaitu 19.368,77 ha, sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria
ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama ada hujan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


erosi dan penurunan kualitas air permukaan, sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif karena


jika di bagian hulu suatu saat ada kegiatan pembukaan
lahan maka aliran permukaan akan semakin bertambah
karena luasannya bertambah, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik karena ketika hujan tidak turun
maka akan tidak terjadi dampak, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/5).

Halaman III - 51
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2) Peningkatan Erosi Tanah

Besarnya dampak

Nilai faktor tanaman (C) dan faktor pengelolaan/teknik


konservasi tanah (P) untuk prediksi erosi pada masing-masing
lahan yang sudah ditanami diduga dengan mengacu Asdak,
1995 yaitu jagung 0,70; kedelai 0,399; kacang tanah 0,20 dan
singkong 0,80. Sedangkan untuk nilai P menggunakan nilai
0,105 untuk jagung, kedelai, kacang tanah, dan singkong
karena ada tindakan pengolahan tanah yang sama yaitu
berupa teras guludan (Abdurrahman, 1984). Untuk
perhitungan nilai LS digunakan kelas lereng paling tinggi di
lokasi penanaman yaitu kelas lereng C hal ini untuk prediksi
dampak yang paling besar dibanding dengan kelas lereng A
dan B.

Tabel 3.9. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan Ditanami


Jagung

Kondisi Tapak Plot


No. Kelas Laju Erosi
R K LS C P
Plot Tutupan Lereng (ton/ha/ thn)
Jenis Tanah
Lahan
T-1 Tropaquepts Jagung C 1.566 0,02 4,25 0,70 0,105 9,78
T-2 Tropaquepts Jagung C 1.566 0,02 4,25 0,70 0,105 9,78
T-3 Eutropepts Jagung C 1.566 0,02 4,25 0,70 0,105 9,78
T-4 Tropudults Jagung C 1.566 0,15 4,25 0,70 0,105 73,38
T-5 Tropofluvents Jagung C 1.566 0,14 4,25 0,70 0,105 68,49
T-6 Tropofluvents Jagung C 1.566 0,14 4,25 0,70 0,105 68,49

Tabel 3.10. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan Ditanami


Kedelai

Kondisi Tapak Plot


No. Kelas Laju Erosi
R K LS C P
Plot Tutupan Lereng (ton/ha/ thn)
Jenis Tanah
Lahan
T-1 Tropaquepts Kedelai C 1.566 0,02 4,25 0,399 0,105 5,58
T-2 Tropaquepts Kedelai C 1.566 0,02 4,25 0,399 0,105 5,58
T-3 Eutropepts Kedelai C 1.566 0,02 4,25 0,399 0,105 5,58
T-4 Tropudults Kedelai C 1.566 0,15 4,25 0,399 0,105 41,82
T-5 Tropofluvents Kedelai C 1.566 0,14 4,25 0,399 0,105 39,04
T-6 Tropofluvents Kedelai C 1.566 0,14 4,25 0,399 0,105 39,04

Halaman III - 52
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 3.11. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan Ditanami


Kacang Tanah

Kondisi Tapak Plot


No. Kelas Laju Erosi
R K LS C P
Plot Tutupan Lereng (ton/ha/ thn)
Jenis Tanah
Lahan
Kacang C
T-1 Tropaquepts 1.566 0,02 4,25 0,20 0,105 2,80
Tanah
Kacang C
T-2 Tropaquepts 1.566 0,02 4,25 0,20 0,105 2,80
Tanah
Kacang C
T-3 Eutropepts 1.566 0,02 4,25 0,20 0,105 2,80
Tanah
Kacang C
T-4 Tropudults 1.566 0,15 4,25 0,20 0,105 20,96
Tanah
Kacang C
T-5 Tropofluvents 1.566 0,14 4,25 0,20 0,105 19,57
Tanah
Kacang C
T-6 Tropofluvents 1.566 0,14 4,25 0,20 0,105 19,57
Tanah

Tabel 3.12. Prediksi Laju Erosi Jika Lahan ditanami


Singkong

Kondisi Tapak Plot


No. Kelas Laju Erosi
R K LS C P
Plot Tutupan Lereng (ton/ha/ thn)
Jenis Tanah
Lahan
T-1 Tropaquepts Singkong C 1.566 0,02 4,25 0,8 0,105 11,18
T-2 Tropaquepts Singkong C 1.566 0,02 4,25 0,8 0,105 11,18
T-3 Eutropepts Singkong C 1.566 0,02 4,25 0,8 0,105 11,18
T-4 Tropudults Singkong C 1.566 0,15 4,25 0,8 0,105 83,86
T-5 Tropofluvents Singkong C 1.566 0,14 4,25 0,8 0,105 78,27
T-6 Tropofluvents Singkong C 1.566 0,14 4,25 0,8 0,105 78,27

Besarnya prakiraan laju erosi paling tinggi pada rona


lingkungan hidup awal adalah 1 ton/ha/thn (Tabel 2.15)
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan tanpa ada kegiatan (SKLtk)=5 yaitu
besarnya laju erosi kurang dari 15 ton/ha/thn.

Berdasarkan Tabel 3.9 s/d Tabel 3.12, dari 4 komoditi tersebut


dapat dilihat terjadinya erosi paling tinggi adalah untuk
komoditi singkong yaitu 83,86 ton/ha/thn, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam SKLdk=3.

Sehubungan dengan perubahan skala kualitas lingkungan


tersebut dapat dilihat besarnya dampak yaitu SKLdk-SKLtk=3-
5=-2 (negatif sedang)

Halaman III - 53
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


sedikit karena lokasi kampung pada umumnya bukan
berada di pinggir sungai yang terdampak erosi sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari luas


efektif yaitu 7.500 ha, atau 38,7% dari luas areal sesuai ijin
lokasi yaitu 19.368,77 ha, sehingga kriteria ini berdasarkan
Tabel 3.4 adalah penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama ada hujan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


penurunan kualitas air permukaan dan penurunan
keragaman biota air, sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sedang dan
bersifat penting (-2/5).

3) Penurunan Kualitas Air Permukaan

Besarnya dampak

Kualitas air permukaan terdiri dari beberapa parameter


sebagaimana diatur di dalam PP No 82 Tahun 2001. Untuk

Halaman III - 54
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

tujuan prakiraan dampak digunakan salah satu dari


parameter kualitas air permukaan yaitu TSS. TSS adalah
parameter yang paling sering melampaui baku mutu karena
kegiatan pengolahan lahan berpotensi untuk menimbulkan
erosi sebagai sumber TSS. Adapun untuk parameter lainnya
akan tetap dikelola dan dipantau secara rutin.

Kadar TSS yang tertinggi pada rona awal lingkungan adalah 17


mg/l, sehingga sesuai dengan 3.2 berada pada kualitas
lingkungan (KLtk) skala 5 karena besarnya kurang dari 200
mg/l. Banyaknya TSS yang masuk ke dalam badan air dapat
didekati dari rumus berikut ini :
n
Qo.Co   Q1  j  C1  j
j 1
C n
Qo   Q1  j
j 1

Dimana :
C = Kadar zat pencemar dalam sungai di sebelah hilir
Qo = Debit air sungai (m3/detik)
Co = Kadar zat pencemar dalam sungai disebelah hulu lokasi proyek (mg/l)
Q1 = Debit air pencemar (m3/detik)
C1 = Kadar zat pencemar dalam air (mg/l)
J = Jenis sumber pencemar

Diprakirakan TSS nilainya menjadi lebih kurang 300 sampai


400 mg/l. Nilai ini berada pada kualitas lingkungan dengan
skala 3, sehingga perubahan skala kualitas lingkungan adalah
KLdk-KLtk = 3-5 = -2 (negatif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena letak kampung pada umumnya tidak
berada di pinggir sungai dan juga masyarakat kampung
mempunyai sumber air untuk keperluan rumah tangga dari
gunung (disalurkan dengan pipa), sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak terbatas pada badan


sungai, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada curah hujan,

Halaman III - 55
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini termasuk ke


dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


penurunan keragaman biota air, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik yaitu ketika tidak terjadi hujan
maka air sungai akan jernih kembali, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/4).

4) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pengolahan lahan tidak


timbul usaha baru bagi masyarakat di wilayah studi terkait
dengan kegiatan tersebut, sehingga dari skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan pengolahan lahan
diperlukan pemborong lokal untuk melakukan kegiatan
tersebut, dengan perkiraan jumlah pemborong adalah 10
orang, sehingga berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan (SKLdk)=4. Besarnya dampak adalah
merupakan selisih antara SKLdk-SKLtk=4-1=3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

Halaman III - 56
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/5).

5) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Dalam pengolahan
lahan timbul kesempatan berusaha yang berdampak kepada
peningkatan pendapatan, yang diperkirakan sama atau
melebihi UMR yang berlaku, sehingga bedasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4.
Besar dampak adalah perubahan kualitas lingkungan yaitu
KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil).

Halaman III - 57
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

6) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Merupakan dampak turunan dari peningkatan peluang


berusaha dan peningkatan pendapatan. Dari informasi yang
disajikan pada rona lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan baik negatif maupun
positif. Secara umum masyarakat memberikan persepsi positif

Halaman III - 58
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam


“Perspesi positif 70% - <80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan (without project)
pada skala 2 atau KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan
maka persepsi negatif yang dikuatirkan masyarakat bisa
terjawab, sehingga diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih dari 90% atau
berskala kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar dampak yang terjadi
adalah KLdk-KLtk= 5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Halaman III - 59
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

2. Kegiatan Penanaman

1) Timbulnya Hama Tanaman

Besarnya Dampak

Saat ini hama tanaman yang terdapat di lapangan diantarnya


adalah burung, tikus, ulat polong, kepik hijau, penggerek daun
dan ulat jengkal atau 6 jenis. Berdasarkan Tabel 3.2 dengan
terdapatnya 6 jenis hama, maka skala kualitsa lingkungan
SKLtk=4. Pada saat kegiatan penanaman dilakukan dan
tanaman pangan sudah dewasa maka diprakirakan akan
timbul hama diantaranya ulat tanah (Agrotis sp), Ulat grayak
(Spodoptera sp), Kutu (Aphis sp), Lalat (Melano agromyza), Ulat
polong (Etiela sp), wereng kacang (Empoa fasialin), pengerek
daun (Stomopteryx sp), bekicot, ulat penggulung daun
(Lamprosema sp) atau 10 jenis. Dengan terdapatnya 10 jenis
baru dan 5 jenis yang sudah diketahui sehingga total 15 jenis,
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan (SKLdk)=1. Besarnya dampak dapat
dilihat dari perubahan skala kualitas lingkungan, SKLdk-
SKLtk=1-4=-3 (negatif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


1.400 orang yaitu para peserta plasma, sehingga kriteria ini
termasuk penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh areal


tanaman baik inti maupun plasma sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada tanaman
sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


penurunan keragaman biota air, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 60
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif besar dan
bersifat penting (-3/6).

2) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya Dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan penanaman tanaman pangan


tidak timbul usaha baru bagi masyarakat di wilayah studi
terkait dengan kegiatan tersebut, sehingga dari skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan penanaman diperlukan
pemborong lokal untuk melakukan sebagian kegiatan tersebut,
dengan perkiraan jumlah pemborong adalah 5 orang, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak adalah merupakan
selisih antara SKLdk-SKLtk=3-1=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena akan


berlangsung singkat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 61
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/4).

3) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Saat kegiatan
penanaman berjalan akan timbul kesempatan berusaha yang
berdampak kepada peningkatan pendapatan, yang
diperkirakan sama atau melebihi UMR yang berlaku, sehingga
bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak adalah perubahan
kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

Halaman III - 62
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

4) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Halaman III - 63
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

3. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman

1) Peningkatan Kesuburan Tanah

Besarnya dampak

Pada rona lingkungan hidup awal diketahui bahwa status


kesuburan tanah di wilayah kajian adalah rendah sampai

Halaman III - 64
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

sangat rendah. Sebagai contoh untuk plot sampel 1,


kandungan KTK (9,36 cmol/kg, rendah), KB (31,77%, rendah),
P (1,57 mg/kg, sangat rendah), K (0,21 cmol/kg, rendah) dan
C-Organik (1,39%, rendah). Kondisi ini jika dilihat dari Tabel
3.2 termasuk di dalam skala kualitas (SKLtk)=2. Perusahaan
akan menambahkan pupuk organik maupun anorganik
sehingga tanah mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan
sesuai untuk pertumbuhan tanaman pangan, yaitu C-Organik
3,01 s/d 5,00%, KTK 25 s/d 40 cmol/kg, KB 51 s/d 70%, P
41 s/d 60 mg/kg, K 0,6 s/d 1 cmol/kg. Dalam kondisi
demikian maka skala kualitas lingkungan dengan adanya
pemeliharaan (SKLdk)=4. Perubahan skala kualitas lingkungan
atau merupakan besarnya dampak adalah selisih antara
SKLdk-SKLtk=4-2=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


lebih dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena lahan-lahan plasma milik masyarakat
akan meningkat keseburannya, sehingga berdasarkan Tabel
3.4 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari luas


tanaman budidaya yaitu sekitar 7.500 ha ha, atau 38,7%
dari luas areal sesuai ijin lokasi yaitu 19.368,77 ha,
sehingga kriteria ini berdasarkan Tabel 3.4 adalah penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.4 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


tidak ada, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak
tidak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Halaman III - 65
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/5).

2) Penurunan Kualitas Air Permukaan

Besarnya dampak

Pada kegiatan pemeliharaan digunakan insektisida, namun


untuk tujuan ramah lingkungan akan lebih banyak
menggunakan insektisida biologi dari golongan bakteri seperti
Bacilius thuringiensis atau insektisida biologi dari golongan
jamur seperti Beauvaria bassiana. Dengan upaya itu maka
diharapkan terjadinya penurunan kualitas air permukaan
akan minimal atau hanya menimbulkan dampak negatif kecil
(-1).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena letak kampung pada umumnya tidak
berada di pinggir sungai dan juga masyarakat kampung
mempunyai sumber air untuk keperluan rumah tangga
bukan dari air sungai tetapi dari gunung (disalurkan
dengan pipa), sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak terbatas pada badan


sungai, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada curah hujan,
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


penurunan keragaman biota air, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 66
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik yaitu ketika tidak terjadi hujan
maka air sungai akan jernih kembali, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sudah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 3


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/3).

3) Penurunan Keragaman Biota Air

Besarnya dampak

Penurunan biota air merupakan dampak turunan dari dampak


penurunan kualitas air permukaan akibat pemeliharaan
tanaman pangan yang menggunakan insektisida. Untuk
tujuan ramah lingkungan, perusahaan akan lebih
mengutamakan menggunakan insektisida biologi yaitu dari
golongan bakteri seperti Bacilius thuringiensis atau insektisida
biologi dari golongan jamur seperti Beauvaria bassiana.
Dengan upaya itu maka diharapkan terjadinya penurunan
kualitas air permukaan akan minimal atau hanya
menimbulkan dampak negatif kecil. Sehubungan dengan itu
maka dampak kepada penurunan keragaman biota air
diprakirakan juga akan kecil (-1).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak terbatas pada badan


sungai, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada curah hujan,
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 67
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


tidak ada, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak
tidak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik yaitu ketika tidak terjadi hujan
maka air sungai akan jernih kembali, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sudah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 1


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (1).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/1).

4) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pemeliharaan tidak timbul


usaha baru bagi masyarakat di wilayah studi terkait dengan
kegiatan tersebut, sehingga dari skala kualitas lingkungan
(SKLtk)=1. Pada kegiatan pemeliharaan diperlukan pemborong
lokal untuk melakukan sebagian kegiatan tersebut, dengan
perkiraan jumlah pemborong adalah 5 orang, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak adalah merupakan
selisih antara SKLdk-SKLtk=3-1=2 (positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

Halaman III - 68
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena akan


berlangsung singkat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/4).

5) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Ketika kegiatan
pemeliharaan sudah berjalan dan timbul kesempatan
berusaha, maka berdampak kepada peningkatan pendapatan,
yang diperkirakan sama atau melebihi UMR yang berlaku.
Bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak adalah perubahan
kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil).

Halaman III - 69
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

6) Peningkatan Prevalensi Penyakit

Besarnya dampak

Peningkatan prevalensi penyakit dalam hal ini adalah


merupakan dampak lanjutan dari penurunan kualitas air
permukaan akibat kegiatan pemeliharaan tanaman. Pada
butir 1 sub bab ini telah diprakirakan dampak terhadap
penurunan kualitas air yaitu negatif kecil, sehingga

Halaman III - 70
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

peningkatan prevalensi penyakit diprakirakan negatif kecil


sebagaimana sumber dampaknya.

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena letak kampung pada umumnya tidak
berada di pinggir sungai dan juga masyarakat kampung
mempunyai sumber air untuk keperluan rumah tangga
bukan dari air sungai tetapi dari gunung (disalurkan
dengan pipa), sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak terbatas pada badan


sungai, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada curah hujan,
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


timbulnya persepsi negatif masyarakat, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik yaitu ketika tidak terjadi hujan
maka air sungai akan jernih kembali, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sudah tersedia sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 3


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/3).

Halaman III - 71
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

7) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 72
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

4. Kegiatan Pemanenan

1) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pemanenan tidak timbul


usaha baru bagi masyarakat di wilayah studi terkait dengan
kegiatan tersebut, sehingga dari skala kualitas lingkungan
(SKLtk)=1. Pada kegiatan pemanenan diperlukan pemborong
lokal untuk melakukan sebagian kegiatan tersebut, dengan
perkiraan jumlah pemborong adalah 10 orang, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=4. Besarnya dampak adalah merupakan
selisih antara SKLdk-SKLtk=4-1=3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena akan


berlangsung singkat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 73
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/4).

2) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Ketika kegiatan
pemanenan sudah beroperasi maka timbul kesempatan
berusaha yang berdampak kepada peningkatan pendapatan,
yang diperkirakan sama atau melebihi UMR yang berlaku,
sehingga bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif
kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

Halaman III - 74
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

3) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Halaman III - 75
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

5. Kegiatan Pengangkutan Hasil

1) Penurunan Kualitas Udara

Besarnya Dampak

Prakiraan kadar debu di jalan tanah dihitung rumus empirik


dari Midwest Research Institute, USA, sebagai berikut:

Halaman III - 76
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

eU = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)^0,7 (w/4)^0,5 (d/365)

Prakiraan kadar polutan udara ambien lainnya menggunakan


model box (Canter, 1985) sebagai berikut :

C = (Qt)/(xyz)

Sehingga diprakirakan kadar dari polutan di kanan dan kiri


jalan kebun adalah sebagai berikut :

Tabel 3.13. Prakiraan Parameter Kualitas Udara

Ambang
No. Parameter Satuan Prakiraan
Batas
1 Sulfur Diokside SO2 µg/Nm3 900 100 sampai 200
2 Carbon Monooksida CO µg/Nm3 30.000 500 sampai dengan 1000
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 400 50 sampai dengan 100
4 Oksidan (O3) µg/Nm3 235 50 sampai dengan 100
5 Debu Partikulat µg/Nm3 230 200 sampai dengan 500
6 Timbal (Pb) µg/Nm3 2 Kurang dari 0,5

Nilai kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan (terkait


kualitas udara) dalam hal ini dapat didekati dari kondisi awal
dimana saat ini belum ada kegiatan pengangkutan hasil, yaitu
sama dengan data pada rona lingkungan hidup awal (Tabel
2.5), dimana kadar tertinggi adalah CO2 (47,90 µg/Nm3); CO
(298,71 µg/Nm3); NO2 (28,31 µg/Nm3 ); O3 (<48,30 µg/Nm3 );
debu partikulat (8,43 µg/Nm3) dan Pb (<0,04 µg/Nm3). Salah
satu parameter kunci terkait penurunan kualitas udara di
jalan kebun yang berupa tanah adalah kadar debu pertikulat.
Pada data tersebut kadar debu partikulat adalah 8,43 µg/Nm3,
jika kadar tersebut dilihat berdasarkan Tabel 3.2 maka
termasuk di dalam SKLtk=5. Prakiraan kadar debu saat
kegiatan tranportasi berlangsung adalah 200 µg/Nm3 sampai
500 µg/Nm3 (Tabel 3.13), dimana jika dilihat dari SKL nya
adalah berada pada skala 1 atau SKLdk=1. Perubahan kualitas
lingkungan adalah SKLdk-SKLtk=1-5=-4 (negatif sangat besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


lebih dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena jaringan jalan kebun umumnya akan
melewati kampung-kampung dalam wilayah studi, sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

Halaman III - 77
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari


panjang jalan dalam kebun yaitu lebih dari 200 km dan
lebar penyebaran debu lebih kurang 60 m yaitu 12 km2
atau 1.200 ha, dimana luas ini merupakan 6,2% dari luas
areal sesuai ijin lokasi yaitu 19.368,77 ha, sehingga
berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus terutama pada musim
kemarau, sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


kesehatan masyarakat dan persepsi masyarakat, sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak debu tidak bersifat


kumulatif karena debu akan segera hilang saat ada
hembusan angin dan juga akan mudah hilang ketika turun
hujan, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak
tidak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik karena ketika pengangkutan
sudah tidak dilakukan, maka dampak debu juga akan
berhenti, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak
tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia yaitu melakukan penyiraman pada
permukaan jalan ketika musim kemarau atau dilakukan
pengerasan permukaan jalan dengan material yang solid,
sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4 dampak


penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sangat
besar dan bersifat penting (-4/4).

2) Peningkatan Kebisingan

Besarnya Dampak

Prakiraan kebisingan dari sumber bergerak (kendaraan truk


pengangkut hasil panen) menggunakan rumus dari Rau dan
Wooten (1990) sebagai berikut :

Leg = Loi + 10 log (Ni/Si) + 10 Log (15/d) + 0,S - 13

Halaman III - 78
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dimana :

Loi = Tingkat kebisingan kendaraan tipe I, (menggunakan


kendaraan truk dengan tingkat kebisingan pada
jarak 10m=80dBA; 20m = 70 dBA; 30m=69 dBA;
40m=65 dBA dan 50m=60 dBA.

Ni = Jumlah kendaraan yang lewat per jam (4 trip = 8


unit)

Si = Kecepatan rata-rata kendaraan (40 km/jam)

d = Jarak sumber bising terhadap titik pengukuran (10


m)

S = “Shielding faktor” untuk daerah terbuka dengan


tanaman agak jarang = 3 Dba.

Leg = 80+10 log (8/40)+10 log (15/10)+0,3-13 = 59,06 dBA

Berdasarkan perhitungan, tingkat kebisingan menunjukkan


angka 59,06 dBA sehingga sesuai Tabel 3.2 kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan adalah pada skala 3 atau
SKLdk=3, sedangkan tingkat kebisingan tertinggi pada kondisi
tanpa ada kegiatan (without project) yang didekati dari rona
lingkungan hidup awal adalah 48,2 dBA, dan tingkat
kebisingan tersebut jika didasarkan pada Tabel 3.2 termasuk
di dalam skala kualitas lingkungan (SKLdk)=4. Perubahan
skala kualitas lingkungan adalah KLdk-KLtk = 3-4 = - 1 (negatif
kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh)


kriteria berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak kebisingan


diperkirakan lebih dari 5% jumlah penduduk di yang tinggal
di kampung-kampung, karena jaringan jalan kebun
umumnya akan melewati kampung-kampung dalam
wilayah studi, sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari


panjang jalan dalam kebun yaitu lebih dari 200 km dan
lebar penyebaran kebisingan sampai memenuhi baku mutu
lebih kurang 100 m sehingga dampak ini penting.

Halaman III - 79
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama kegiatan berlangsung,
sehingga termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


kesehatan masyarakat dan persepsi masyarakat, sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif


karena akan segera hilang saat ada truk sudah lewat
beberapa saat, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik karena ketika pengangkutan
sudah tidak dilakukan, maka dampak akan berhenti,
sehingga termasuk ke dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia yaitu membatasi laju kendaraan dan tidak
melakukan modifikasi knalpot, sehingga kriteria ini dampak
tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/4).

3) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada kondisi belum ada kegiatan pengangkutan hasil tidak


timbul usaha baru bagi masyarakat di wilayah studi terkait
dengan kegiatan tersebut, sehingga dari skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan pengangkutan hasil
diperlukan pemborong lokal (armada) untuk melakukan
sebagian kegiatan tersebut, dengan perkiraan jumlah
pemborong adalah 20 orang (20 armada truk), sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=5. Besarnya dampak adalah merupakan
selisih antara SKLdk-SKLtk=5-1=4 (positif sangat besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

Halaman III - 80
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi
sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke
dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong rendah karena akan


berlangsung singkat, sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sangat
besar dan bersifat penting (4/4).

4) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Besarnya dampak

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Ketika kegiatan
pengangkutan hasil sudah beroperasi maka timbul
kesempatan berusaha yang berdampak kepada peningkatan
pendapatan, yang diperkirakan sama atau melebihi UMR yang
berlaku, sehingga bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak

Halaman III - 81
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

adalah perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1


(positif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/5).

5) Peningkatan Prevalensi Penyakit

Besarnya dampak

Prevalensi penyakit yang paling dominan terkait dengan


kegiatan budidaya tanaman pangan adalah penyakit saluran

Halaman III - 82
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

pernapasan karena timbulnya debu di udara. Prosentasi


penderita penyakit saluran pernafasan dari rona awal dalam
lingkup Kabupaten Tambrauw 32,10%, Puskesmas Senopi
37,65% dan Puskesmas Kebar 18,91%. Kondisi kualitas
lingkungan terbaik adalah di Kebar karena prosentase
penyakitan saluran pernapasan paling kecil yaitu 18,91%.
Nilai ini jika dilihat pada Tabel 3.2 termasuk dalam skala
kualitas lingkungan (SKLtk) sebesar 3 (sedang) karena masuk
dalam kriteria skala “Prosentase angka kesakitan saluran
pernafasan antara 10% s/d <20%”. Jika kegiatan perusahaan
sudah berjalan diprakirakan terjadi peningkatan penderita
hingga mencapai 20% sampai 30% atau dalam skala kualitas
lingkungana masuk dalam skala 2. Sehubungan dengan hal
itu maka besarnya dampak dapat dilihat dari selisih KLdk-
KLtk=2-3=-1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak banyak karena


jaringan jalan tersebar di kampung-kampung dalam
wilayah studi dimana pada sekitar jalan itu akan ada debu-
debu beterbangan akibat kegiatan pengangkutan hasil,
sehingga berdasarkan Tabel 3.7 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak


berlangsung setiap hari kerja selama kegiatan beroperasi
sehingga berdasarkan Tabel 3.7 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 83
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 7


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/6).

6) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 84
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

6. Kegiatan Pembangkit Listrik

1) Penurunan Kualitas Udara

Besarnya dampak

Untuk prakiraan besar dampak pada kualitas udara ini


digunakan salah satu parameter yaitu SO2, sedangkan untuk
parameter yang lannya NO2, CO, O3, debu H2S cukup
dianaogikan dengan hasil prakiraaan pada SO2, terkait dengan
SKL nya. Prakiraan dampak yang timbul pada komponen
udara menggunakan rumus-rumus matematis (Canter, 1977)
sebagai berikut :

C = Konsentrasi sesuatu gas (SO2) di atas permukaan tanah,


dalam µg /m3.

Q= Banyaknya gas yang dikeluarkan dalam µg/detik Q ini


adalah variabel prediktor, perkiraan genset di
perusahaan mempunyai debit 106 µg/detik

Halaman III - 85
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

y= Perbauran parameter gas secara horizontal

z= Perbauran parameter gas secara vertikal

V- = Rata-rata kecepatan angin dalam m/detik (rata-rata di


wilayah studi 1 m/detik)

H= Tinggi cerobong efektif (m), direncanakan 30 m

x,y = Jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah


angin dalam m.

Y = Tinggi permukaan di atas tanah, 0 m.

Apabila diketemukan garis lurus angin 1000 m, diketahui:

σ Y = 35 m (pembauran parameter gas secara horizontal


diperhitungkan 35 m)

σ z = 14 m (pembauran parameter gas secara vertikal


diperhitungkan 14 m)

maka :

SO21000 = ((106/(3,14)(35)(14)(1))-((30)2/2(14)2)= 64 µg/m3.

Besarnya kadar SO2 pada rona lingkungan hidup awal adalah


47,90 µg/m3 hal ini termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=5, sedangkan prakiraan kadar SO2 pada
saat kegiatan berlangsung adalah 64 µg/m3, masuk dalam
skala kualitas lingkungan (SKLdk)=5, sehingga dampak ini
adalah negatif kecil (-1).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh)


kriteria berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


kurang dari 5% jumlah penduduk yang tinggal di kampung-
kampung, karena lokasi pabrik tempat berlangsungnya
pembangkit listrik berada di lokasi yang jauh dari
kampung, sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak diperkirakan hanya pada


radius 500 m dari pabrik atau seluas 78 Ha, dan luas ini
merupakan 0,4% dari dari luas areal sesuai ijin lokasi yaitu
19.368,77 ha, sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini
tidak penting.

Halaman III - 86
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama jam kerja siang dan
malam, sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


kesehatan masyarakat dan persepsi masyarakat, sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif


karena debu akan segera hilang saat kegiatan berhenti,
sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik menjadi sunyi pada luar jam
kerja sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia yaitu membuat peredam yang kuat pada
rumah genset, sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 2


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (2).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/2).

2) Peningkatan Kebisingan

Besarnya dampak

Prakiraan kebisingan dari sumber tidak bergerak (mesin genset


dalam pabrik):

L2=L1-10 Log (R2/R1)

Dimana :

L2 = Tingkat kebisingan pada jarak R2 (dBA)

L1 = Tingkat kebisingan pada jarak R1 (5 meter),


berdasarkan analogi dari beberapa pabrik, tingkat
kebisingan genset pada jarak dekat adalah 90 dBA.

R2 = Jarak pendengar dari sumber bising (100 meter)

Halaman III - 87
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

R1 = Jarak bising dari sumbernya (5 meter)

L2 = 90 – 10 log (100/5) = 76,99 dBA

Tingkat kebisingan pada jarak 100 meter menunjukkan angka


76,99 dBA sehingga sesuai Tabel 3.2 kualitas lingkungan
dengan adanya kegiatan adalah pada skala 2, sedangkan
tingkat kebisingan pada kondisi tanpa ada kegiatan (without
project) yang didekati dari rona lingkungan hidup awal adalah
48,2 sehingga masuk pada skala 4. Sehingga KLdk-KLtk = 2-4
= - 2 (negatif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak kebisingan


diperkirakan lebih dari 5% jumlah penduduk di yang tinggal
di kampung-kampung, karena jaringan jalan kebun
umumnya akan melewati kampung-kampung dalam
wilayah studi, sehingga berdasarkan Tabel 3.2 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak dapat didekati dari


panjang jalan dalam kebun yaitu lebih dari 200 km dan
lebar penyebaran kebisingan sampai memenuhi baku mutu
lebih kurang 100 m, sehingga kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus selama kegiatan berlangsung,
sehingga berdasarkan Tabel 3.4 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


kesehatan masyarakat dan persepsi masyarakat, sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif


karena akan segera hilang saat ada truk sudah lewat
beberapa saat, sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik karena ketika pengangkutan
sudah tidak dilakukan, maka dampak akan berhenti,
sehingga termasuk ke dalam dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


telah tersedia yaitu membatasi laju kendaraan dan tidak

Halaman III - 88
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

melakukan modifikasi knalpot, sehingga kriteria ini dampak


tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 4 dampak


penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah penting (4).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif sedang dan
bersifat penting (-2/4).

3) Peningkatan Prevalensi Penyakit

Besarnya dampak

Prevalensi penyakit yang paling dominan terkait dengan


kegiatan budidaya tanaman pangan adalah penyakit saluran
pernapasan karena timbulnya debu di udara. Prosentasi
penderita penyakit saluran pernafasan dari rona awal dalam
lingkup Kabupaten Tambrauw 32,10%, Puskesmas Senopi
37,65% dan Puskesmas Kebar 18,91%. Kondisi kualitas
lingkungan terbaik adalah di Kebar karena prosentase
penyakitan saluran pernapasan paling kecil yaitu 18,91%.
Nilai ini jika dilihat pada Tabel 3.2 termasuk dalam skala
kualitas lingkungan (SKLtk) sebesar 3 (sedang) karena masuk
dalam kriteria skala “Prosentase angka kesakitan saluran
pernafasan antara 10% s/d <20%”. Jika kegiatan perusahaan
sudah berjalan diprakirakan terjadi peningkatan penderita
hingga mencapai 20% sampai 30% atau dalam skala kualitas
lingkungana masuk dalam skala 2. Sehubungan dengan hal
itu maka besarnya dampak dapat dilihat dari selisih KLdk-
KLtk=2-3=-1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak terbatas


karyawan di bidang pembangkit listrik, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak terbatas pada lingkungan


pabrik, sehingga kriteria ini tidak penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak


berlangsung setiap hari kerja selama kegiatan beroperasi
sehingga berdasarkan Tabel 3.7 kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 89
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tidak ada


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

g. Tersedia ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak,


sehingga kriteria ini dampak tidak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 1


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (1).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/1).

7. Kegiatan Pengolahan Hasil Panen

1) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88%
dari nilai UMR Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-.
Nilai 88% tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Ketika kegiatan
pengolahan hasil sudah beroperasi maka hasil panen pada
program plasma akan meningkatkan pendapatan. Perusahaan
menargetkan pendapatan petani plasma adalah melebihi UMR
tahun berjalan, yaitu sebesar minimal 125% dari UMR. Kondisi
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan 5 atau SKLdk=5. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=5-3=2 (positif
sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 90
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/5).

2) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Halaman III - 91
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

8. Kegiatan Pemasaran

1) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Pada kegiatan pemasaran, masyarakat peserta plasma akan


memperoleh pendapatan dari hasil kebun plasmanya. Untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perusahaan
mentargetkan pendapatan peserta plasma melebihi UMR tahun

Halaman III - 92
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

berjalan, paling kurang 125% UMR. Ketika petani plasma


sudah memperoleh pendapatan sebesar 125% UMR maka
kualitas lingkungan dari sisi pendapatan ini adalah masuk di
dalam skala 5, atau SKLdk=5. Rata-rata pendapatan
responden (rona awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan 88% dari nilai UMR
Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3 atau KLtk=3. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=5-3=2 (positif
sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari 5%


jumlah penduduk sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria
ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak yaitu


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak tidak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Halaman III - 93
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/5).

2) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 94
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

9. Kegiatan Sekolahan

1) Bertambahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat

Besarnya dampak

Saat ini di wilayah studi anak usia sekolah pada tingkat SD


yang mampu menamatkan pendidikannya masih terbatas pada
kisaran 60% sampai 80%. Angka ini jika didasarkan pada
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas 3, atau SKLtk=3.
Dengan hadirnya perusahaan akan dibuat fasilitas pendidikan
berupa sekolah dasar dan juga memberikan bantuan
pendidikan di sekolah-sekolah dalam kampung di wilayah
studi dengan harapan dapat meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Perkiraan dengan adanya peran serta
perusahaan di bidang pendidikan akan meningkatkan tingkat
pendidikan hingga 80% sampai 100% anak usia sekolah dapat
menamatkan pendidikannya di SD. Angka tersebut
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan (SKLdk)=4. Perubahan
skala kualitas lingkungan merupakan besarnya dampak yaitu
SKLdk-SKLtk=4-3=1 (positif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak minimal 2.411


orang (70% x 3.445), yaitu karyawan yang anak-anaknya
akan dapat sekolah di perusahaan, sehingga berdasarkan
Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 95
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, karena asal tenaga kerja
berasal dari seluruh kampung itu dan anak-anaknya akan
sekolah di sekolah yang dibangun perusahaan sehingga
kriteria ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena kegiatan sekolah


akan berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan
Tabel 3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/6)

2) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.

Halaman III - 96
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=


5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

Halaman III - 97
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

10. Kegiatan Poliklinik Kebun

1) Bertambahnya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Besarnya dampak

Ketersediaan tenaga medis adalah terdapat 12 perawat, 5


bidan dan 8 non perawat di Distrik Kebar dan 5 perawat, 4
bidang dan 4 Non perawat di Distrik Senopi, atau total tenaga
medis adalah 38 orang. Jumlah penduduk di wilayah studi
adalah 2.790 orang sehingga 1 tenaga medis melayani 73
penduduk. Sehubungan dengan hal itu jika dilihat dari Tabel
3.2 kondisi ini masuk dalam skala kualitas lingkungan (SKLtk)
= 4.

Perusahaan berencana membangun polibun yang dilengkapi


dengan 8 tenaga medis yang terdiri dari 1 dokter umum, 4
perawat, bidan 2, dan 1 sanitarian. Dengan bertambahnya
tenaga medis dari polibun, maka jumlah tenaga medis di
wilayah studi akan menjadi 46 orang, sehingga 1 tenaga medis
akan melayani 66 penduduk, berdasarkan Tabel 3.2 masuk
dalam nilai skala kualitas lingkungan (KLdk) = 4. Oleh karena
KLtk dan KLdk mempunyai skala yang sama yakni 4 maka tidak
berdampak atau dampaknya positif kecil (1).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Manusia yang akan terkena dampak meliputi seluruh


karyawan yang memanfaatkan fasilitas kesehatan, dan juga
masyarakat di sekitar poliklinik kebun (polibun) bisa
memperoleh pelayanan kesehatan , sehingga berdasarkan
Tabel 3.7 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, karena asal karayawan
yang bisa memanfaatkan fasilitas polibun berasal dari
kampung-kampung dalam wilayah studi sehingga kriteria
ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena pelayanan


kesehatan berlangsung setiap hari kerja selama kegiatan
beroperasi sehingga berdasarkan Tabel 3.7 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak tidak penting.

Halaman III - 98
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif kecil dan
bersifat penting (1/6).

2) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 99
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

11. Kegiatan Kemitraan Inti Plasma

1) Perubahan Mata Pencaharian

Besarnya dampak

Pada kegiatan pembukaan lahan akan membersihkan seluruh


vegetasi yang ada di lahan itu termasuk di dalamya hasil
hutan bukan kayu, dimana sebagian masyarakat bergantung
kepada hasil hutan tersebut. Dengan adanya kegiatan ini
maka diharapkan masyarakat bisa berubah matapencaharian
dari sebelumnya bergantung kepada pencahari hasil hutan
kayu dan bukan kayu, kemudian berubah menjadi petani
plasma, karyawan perusahaan, wiraswasta, dan lain-lain.
Dari uraian tersebut maka variasi jenis mata pencaharian yang
sebelumnya hanya 2 jenis yaitu pencari hasil hutan berubah
menjadi berbagai variasi jenis yaitu sebagai petani plasma,
karyawan perusahaan, wiraswasta dan lain-lain. Berdasarkan
Tabel 3.2, mata pancaharian terdiri dari 2 variasi maka

Halaman III - 100


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

SKLtk=2, setelah kegiatan kemitraan inti plasma berjalan maka


skala kualitas lingkungan berubah menjadi (SKLdk)= 4 karena
akan terdapat 4 variasi jenis mata pencaharian. Besarnya
dampak dari kegiatan ini adalah KLdk-KLtk=4-2= 2 (positif
sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak dapat didekati


dari jumlah petani plasma yang akan dibentuk yaitu 1.400
kepala keluarga. Jika setiap kepala keluarga terdiri dari 4
anggota keluarga maka jumlah manusia yang terkena
dampak adalah 5.600 orang, sehingg kriteria ini termasuk
ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan persepsi
masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke dalam
dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 7


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/7).

Halaman III - 101


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

2) Perubahan Pola Pemanfaatan Lahan

Besarnya dampak

Sebelum kegiatan kemitraan inti plasma beroperasi, pola


pemanfaatan lahan berupa hutan untuk meramu dan berburu,
mencari hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan bukan kayu
atau tediri dari 2 variasi pola pemanfaatan lahan.
Berdasarkan Tabel 3.2, dengan adanya 2 variasi pola
pemanfaatan lahan maka masuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=2. Setelah kegiatan kemitraan inti plasma
beroperasi maka lahan tersebut akan berubah pola
pemanfaatannya yaitu menjadi 1 variasi saja sebagai lahan
plasma tanaman pangan, sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas lingkungan (SKLdk)=1.
Perubahan skala kualitas lingkungan adalah SKLdk-SKLtk=1-
2=-1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


1.400 kepala keluarga, sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat, dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat tidak kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia, sehingga kriteria ini dampak penting.

Halaman III - 102


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif kecil dan
bersifat penting (-1/6).

3) Bertambahnya Kesempatan Kerja

Besarnya dampak

Tenaga kerja untuk kegiatan plasma berasal dari para peserta


plasma itu sendiri, sehingga 80% sampai 100% tenaga
kerjanya merupakan masyarakat lokal. Jika kegiatan plasma
belum berjalan maka belum ada tenaga kerja masyarakat lokal
yang bekerja di plasma, sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas lingkungan SKLtk=1,
sedangkan jika plasma sudah berjalan maka 80% sampai
100% tenaga kerja di dalam program plasma tersebut adalah
masyarakat lokal, sehingga berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di
dalam SKLdk=5. Perubahan dampak dapat dilihat dari
perbedaan skala kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan
(with project) terhadap kualitas lingkungan tanpa adanya
kegiatan (without project) yaitu KLdk-KLtk= 5-1 = 4 (positif
sangat besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih kurang


1.400 kepala keluarga petani plasma, sehingga kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 103


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sangat
besar dan bersifat penting (4/6).

4) Bertambahnya Kesempatan Berusaha

Besarnya dampak

Pada saat kegiatan inti plasma belum ada maka tidak ada
orang yang mempunyai usaha baru, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 nilai skala kualitas lingkungan adalah 1 atau
KLtk=1. Jika kegiatan inti plasma sudah berjalan,
diprakirakan terdapat 5 sampai 7 orang yang membuka usaha
baru di wilayah studi dari berbagai sektor yaitu perdagangan,
bengkel, angkutan, jasa, dan lain-lain, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas lingkungan
SKLdk=3. Perubahan dampak ini adalah KLdk-KLtk=3-1=2
(positif sedang).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan 5


sampai 7 orang, sehingga kurang dari 5% dari jumlah
penduduk di wilayah studi sehingga berdasarkan Tabel 3.6
kriteria ini termasuk ke dampak tidak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

Halaman III - 104


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat sehingga
kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 5


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif sedang dan
bersifat penting (2/5).

5) Peningkatan Pengetahuan Dan Ketrampilan Petani

Besarnya Dampak

Masyarakat di wilayah studi pada umumnya telah mengenal


budidaya pertanian, tetapi masih sederhana. Pengetahuan
dan ketrampilan yang dimiliki masih terbatas. Hal tersebut
dapat dilihat dari cara bercocok tanam di ladang mereka yaitu
tidak melakukan pengolahan lahan yang baik, misalnya
membuat galengan (guludan), belum melakukan pengaturan
jarak tanam yang teratur, belum menggunakan bibit yang
unggul, belum menerapkan pencegahan dan penanggulan
hama dan penyakit. Sehingga secara umum, pengetahuan dan
ketrampilan petani masih terbatas yaitu 3 variasi, atau jika
berdasar Tabel 3.2 termasuk di dalam SKLtk=3. Pada saat
perusahaan sudah beroperasi sampai menanam, maka para
petani plasma akan bertambah pengetahuan dan
ketrampilannya yaitu cara mengolah lahan menjadi guludan,
cara mengatur jarak tanam, cara memilih bibit yang baik, cara
menanam, cara memelihara tanaman dengan benar, cara
memanen yang baik, sehingga akan diperoleh pengetahuan
dan ketrampilan lebih dari 5 variasi, dan kondisi ini jika dilihat
kepada Tabel 3.2 maka termasuk di dalm skala kualitas
lingkungan SKLdk=5. Besarnya dampak dapat dilihat dari
perubahan skala kualitas lingkungan, yaitu SKLdk-SKLtk=5-
3=2 (positif sedang).

Halaman III - 105


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak diperkirakan


1.400 orang yaitu para peserta plasma, sehingga kriteria ini
termasuk penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung yang terdapat kegiatan plasma sehingga kriteria
ini penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena dampak akan


berlangsung terus menerus yaitu setiap ada tanaman
sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


peningkatan pendapatan, sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


belum tersedia sehingga kriteria ini dampak penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah negatif besar dan
bersifat penting (-3/6).

6) Bertambahnya Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat peserta plasma akan diperoleh dari


perannya sebagai tenaga kerja kebun plasma dan perannya
sebagai peserta plasma yang akan memperoleh pendapatan
dari hasil menjual produksi plasma ke perusahaan.

Rata-rata pendapatan responden (rona awal) di dalam kajian


ini adalah Rp. 1.965.000,- per bulan atau merupakan 88% dari
nilai UMR Provinsi Papua Barat saat ini yaitu Rp.2.237.000,-.
Nilai ini sesuai dengan Tabel 2.42 berada pada kualitas

Halaman III - 106


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

lingkungan dengan skala 2 atau KLtk=2. Jika program plasma


telah berjalan maka pendapatan masyarakat akan meningkat
yang besarnya lebih kurang Rp 2.237.000,- dari upah sebagai
tenaga kerja plasma, dan Rp.2.500.000,- dari hasil panen,
sehingga total adalah Rp.4.737.000,- atau merupakan 212%
dari UMR. Kondisi ini berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di
dalam skala kualitas lingkungan (SKLdk)=5. Besarnya dampak
dapat dilihat dari perubahan skala kualitas lingkungan yaitu
KLdk-KLtk=5-2=3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak lebih dari


1.400 orang sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena akan


berlangsung terus menerus, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah


persepsi masyarakat sehingga kriteria ini termasuk ke
dalam dampak penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini dapat berbalik, sehingga termasuk ke dalam
dampak tidak penting.

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

Halaman III - 107


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

7) Timbulnya Persepsi Masyarakat

Besarnya dampak

Dari informasi yang disajikan pada rona lingkungan awal


dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif yaitu sebesar 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan kualitas lingkungan
tanpa adanya kegiatan (without project) pada skala 2 atau
KLtk=2. Jika perusahaan sudah berjalan maka persepsi negatif
yang dikuatirkan masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat akan meningkat
sampai pada porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk=
5-2 = 3 (positif besar).

Sifat penting dampak

Sifat penting dampak dilakukan telaah terhadap 7 (tujuh) kriteria


berikut ini :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak sangat banyak


atau lebih dari 5% dari jumlah penduduk di wilayah studi,
karena pada prinsipnya masyarakat akan menikmati
dampak positif dari kegiatan, sehingga berdasarkan Tabel
3.6 kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

b. Luas wilayah penyebaran dampak meliputi seluruh


kampung di dalam wilayah studi, sehingga kriteria ini
penting.

c. Intensitas dampak tergolong tinggi karena persepsi akan


selalu muncul, sehingga berdasarkan Tabel 3.6 kriteria ini
termasuk ke dalam dampak penting.

d. Tidak ada komponen lingkungan lain yang terkena dampak


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak tidak
penting.

e. Dari sifat kumulatifnya, dampak bersifat kumulatif,


sehingga kriteria ini termasuk ke dalam dampak penting.

f. Dilihat dari sifat berbalik dan tidak berbaliknya dampak,


dampak ini tidak dapat berbalik, sehingga termasuk ke
dalam dampak penting.

Halaman III - 108


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahannya
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

g. Ketersediaan ilmu dan teknologi untuk pengelolaan dampak


sangat perlu teknologi, sehingga kriteria ini dampak
penting.

Berdasarkan telaah 7 sifat penting dampak, terdapat 6


dampak penting, sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Kesimpulan : dari uraian besarnya dampak dan sifat penting


dampak maka prakiraan dampak ini adalah positif besar dan
bersifat penting (3/6).

3.2.4. Tahap Pasca Operasi

Berdasarkan hasil evaluasi dampak potensial di dalam KA tidak


terdapat Dampak Penting Hipotetik (DPH) sehingga tidak dilakukan
prakiraan besar dan penting dampak pada tahap ini.

Halaman III - 109


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 3.13. Ringkasan Prakiraan Dampak Penting

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
I TAHAP PRA
KONSTRUKSI

1 Sosialisasi (Berdasarkan evaluasi


rencana budidaya dampak potensial pada KA
tanaman pangan tidak terdapat DPH, sehingga
tidak ada prakiraan besar
dan penting dampak pada
kegiatan ini)

2 Kegiatan Perubahan pola penguasaan Besarnya dampak


pengadaan lahan. lahan
Luas lahan berdasar ijin Bupati 19.368,77
ha, diperkirakan yang bisa dibebaskan
oleh perusahaan untuk budidaya tanaman
pangan dan areal pendukung lainnya
adalah 7.500 ha, sehingga hanya
merupakan 38,7% dari luas lahan
berdasarkan ijin tersebut. Dengan
demikian masih terdapat lahan 11.868,77
ha yang tidak dilakukan pembebasan dan
hal tersebut berarti pola penguasaannya
masih berada di masyakat adat.
Berdasarkan Tabel 3.2 angka 38,7%
berada pada SKLdk 2, yaitu pengadaan
lahan untuk tanaman budidaya tanaman
pangan mencapai 20% sampai dengan
<40%. Berdasarkan uraian tersebut maka
besar dampak dapat dilihat dari
perubahan skala kualitas lingkungan yaitu
(SKLdk-SKLtk) = 2-1 = 1 (positif kecil).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 2 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (2).

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) adalah Rp. 1.965.000,- per bulan
atau 88% dari UMR Provinsi Papua Barat
Tahun 2016 yaitu Rp.2.237.000,-. Nilai ini
sesuai dengan Tabel 3.2 berada pada
kualitas lingkungan dengan skala 3 atau
KLtk=3. Kegiatan pengadaan lahan akan
meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat melalui kompensasi. Jika nilai
kompensasi dikonversi menjadi
pendapatan per bulan, diprakirakan
pendapatan masyarakat bisa mencapai
lebih dari Rp. 2.500.000,- juta per bulan
atau merupakan 112% dari UMR, sehingga
masuk di dalam SKLdk=4. Berdasarkan
uraian tersebut besarnya dampak adalah
SKLdk-SKLtk=4-3=1 (positif kecil).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Halaman III - 110


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
Timbulnya persepsi Besarnya dampak
masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

3 Kegiatan Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


pengadaan tenaga kerja
kerja Saat ini perusahaan belum beroperasi
sehingga belum ada penyerapan tenaga
kerja lokal, dan berdasarakn Tabel 3.2
kondisi ini masuk di dalam kriteria masih
dibawah 40%, yang berarti kualitas
lingkungan berada pada skala 2 atau
KLtk=2.
Kebijakan perusahaan pada saat
beroperasi nanti adalah menerima minimal
70% karyawan adalah masyarakat lokal.
Saat perusahaan bisa mencapai angka
70% maka kondisi kualitas lingkungan
berdasarkan Tabel 3.2 berada pada skala 4
atau KLdk=4, (Penyerapan tenaga kerja
lokal di PT BAPP 60%-<80% dari seluruh
tenaga kerja di perusahaan). Perubahan
dampak atau besar dampak dapat dilihat
dari perbedaan skala kualitas lingkungan
dengan adanya kegiatan (with project)
terhadap kualitas lingkungan tanpa
adanya kegiatan (without project) yaitu
KLdk-KLtk= 4-2 = 2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan atau 88% dari UMR
Provinsi Papua Barat Tahun 2016 yaitu
Rp.2.237.000,-. Nilai ini sesuai dengan
Tabel 3.2 berada pada kualitas lingkungan

Halaman III - 111


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
dengan skala 3 atau KLtk=3. Kegiatan
pengadaan tenaga kerja akan
meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat melalui upah, diprakirakan
pendapatan masyarakat bisa mencapai
lebih dari UMR, sehingga masuk di dalam
SKLdk=4. Berdasarkan uraian tersebut
besarnya dampak adlah SKLdk-SKLtk=4-3=1
(positif kecil).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

II TAHAP
KONSTRUKSI

1 Kegiatan (Berdasarkan evaluasi


mobilisasi dampak potensial pada KA
peralatan dan tidak terdapat DPH, sehingga
material tidak ada prakiraan besar
dan penting dampak pada
kegiatan ini)

2 Kegiatan Perubahan suhu Besarnya dampak


pembukaan lahan
Suhu udara pada siang hari di bawah
tegakan pohon yang saat ini berupa hutan
sebesar 30oC, nilai ini jika dilihat pada
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
(SKLtk)=5. Perkiraan setelah dilakukan
kegiatan pembukaan lahan dapat didekati
dari hasil pengukuran suhu udara pada
lokasi perladangan penduduk yaitu
sebesar 31oC. Angka ini jika dilihat pada
Tabel 3.2 termasuk di dalam SKLdk=4.
Besarnya perubahan suhu adalah 1oC.

Halaman III - 112


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
Selisih antara SKLdk-SKLtk=4-5=-1 (negatif
kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 2 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (2)

Peningkatan aliran Besarnya dampak


permukaan
Prakiraan dampak peningkatan aliran
permukaan dapat didekati dari perubahan
nilai C nya saja karena untuk A (luas DAS)
dan juga I (intensitas hujan) bukan
merupakan variable mengingat lokasi
terjadinya perubahan aliran permukaan
adalah sama (tetap). Sebagian besar
lahan yang direncanakan dilakukan
pembukaan lahan berdasarkan rona
lingkungan awal bervegetasi hutan. Faktor
penutupan lahan, yang besarnya untuk
kondisi lahan dengan penutupan hutan
adalah 0,001 sedangkan C areal terbuka
tanpa vegetasi (terbuka) adalah 1 (Arsyad,
1989). Berdasarkan Tabel 3.2, nilai C =
0,001 termasuk di dalam SKLtk=5,
sedangkan nilai C=1 termasuk di dalam
SKLdk=1, sehingga perubahan skala
kualias lingkungan adalah SKLdk-SKLtk=1-
5=-4 (negatif sangat besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan erosi tanah Besarnya dampak


Pada rona awal (Tabel 2.15) dapat dilihat
bahwa erosi paling besar adalah 1
ton/ha/tahun, sehingga jika dilihat dari
Tabel 3.2 kondisi ini berada di dalam skala
kualitas lingkungan 5, (KLtk = 5).
Berdasarkan prakiraaan erosi pada Tabel
3.8 erosi tertinggi adalah 104,82
ton/ha/tahun dimana angka ini
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan (SKLdk)=3,
sehingga besarnya dampak adalah KLdk-
KLtk=3-5 = -2 (negatif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Penurunan kesuburan tanah Besarnya dampak


Tingkat kesuburan tanah di wilayah studi
bervariasi dari sangat rendah sampai
rendah, hal ini jika dilihat dari Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=2. Jika kegiatan
pembukaan lahan dilakukan maka akan
terjadi erosi yang membawa humus atau
lapitasan tanah bagian atas (top soil)

Halaman III - 113


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
terbawa hanyut, sehingga tingkat
kesuburan diprakirakan semakin menurun
menjadi sangat rendah. Kondisi ini jika
dilihat pada Tabel 3.2 berada pada skala
kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Perubahan
skala kualitas lingkungan atau bisa
dimaksud dengan besarnya dampak
adalah SKLdk-SKLtk-1-2=-1 (negatif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3)

Penurunan kualitas air Besarnya dampak


permukaan
Besarnya TSS yang tertinggi pada rona
awal lingkungan adalah 17 mg/l, sehingga
sesuai dengan 3.2 berada pada kualitas
lingkungan (KLtk) skala 5 karena besarnya
kurang dari 200 mg/l. Banyaknya TSS
yang masuk ke dalam badan air dapat
didekati dari rumus berikut ini :
n
Qo.Co   Q1  j  C1  j
j 1
C  n
Qo   Q1  j
j 1

Diprakirakan TSS nilainya menjadi lebih


kurang 300 sampai 400 mg/l. Nilai ini
berada pada kualitas lingkungan dengan
skala 3, sehingga perubahan skala
kualitas lingkungan adalah KLdk-KLtk = 3-
5 = -2 (negatif sedang).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Penurunan keragaman Besarnya dampak


vegetasi
Kegiatan pembukaan lahan akan
membersihkan seluruh vegetasi yang
tumbuh di lahan yang dibuka. Oleh
karena itu akan menurunkan keragaman
vegetasi. Berdasarkan analisis indeks
keragaman untuk seluruh lokasi sampel
(jalur pengamatan) baik permudaan tingat
semai, tingkat, pancang dan pohon
bervariasi dari yang terkecil 1,91 dan
terbesar 2,94.
Berdasarkan Tabel 3.2 tentang skala
kualitas lingkungan, maka indeks
keragaman pada rona awal (without project)
berada pada kisaran 1 <H’≤ 3, atau
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=3. Setelah dilakukan
pembukaan lahan tentu saja akan
merubah indeks keragaman menjadi
kurang dari 1 karena seluruh vegetasi di
lahan yang dibuka akan dibersihkan,
sehingga kualitas lingkungan pada skala 1
atau KLdk = 1. Besarnya dampak dalam
hal ini dapat dilihat dari perubahan skala

Halaman III - 114


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
kualitas lingkungan dari 3 menjadi satu
atau KLdk-KLtk=1-3=-2 (negatif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Besarnya dampak
Rumput kebar tumbuh di antara vegetasi
alang-alang yang ada di padang savana
dan juga di gunung-gunung yang
ditumbuhi alang-alang. Saat ini pola
penyebarannya pada umumnya
berkelompok-kelompok, sedangkan
produksi adalah 5 sampai 10 kg per
hektarnya. Berdasarkan Tabel 3.2
produksi tersebut masuk di dalam skala
kualitas lingkungan (SKLtk)=2. Dengan
adanya kegiatan pembukaan lahan maka
produksi rumput kebar terutama di dalam
padang savana akan hilang atau jika
mengacu kepada Tabel 3.2 berada dalam
kriteria skala produksinya <5 kg/ha atau
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan SKLdk=1. Besarnya dampak
merupakan selisih antara kondisi adanya
kegiatan dengan tanpa ada kegiatan, yaitu
SKLdk-SKLtk=1-2=-1 (negatif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Terganggunya keberadaan Besarnya dampak


satwa liar
Dalam kajian ini penyusun menganggap
bahwa untuk memudahkan di dalam
prakiraan dampak terganggunya satwa
liar, maka menggunakan keberadaan
mamalia dan aves karena kedua kelompok
satwa lair ini keberadaannya lebih mudah
terpengaruh perubahan habitat. Jumlah
jenis mamalia di wilayah studi
sebagaimana disajikan pada rona awal
adalah 13 jenis, sedangkan aves 35 jenis
dimana dengan jumlah ini jika dilihat pada
Tabel 3.2 menunjukkan kualitas
lingkungan tanpa ada kegiatan (without
project) sebesar 4 atau KLtk = 4. Dengan
adanya kegiatan pembukaan lahan, maka
jumlah mamalia dan aves diperkirakan
akan sangat menurun di wilayah studi
terutama di areal budiaya tanaman pangan
hingga menjadi hanya 2 sampai 4 jenis
saja untuk mamalia dan 5 sampai 14 jenis
untuk aves, atau berdasarkan kualitas
lingkungan berada pada skala 2. Terkait
dengan besarnya dampak, maka KLdk-
KLtk=2-4=-2 (negatif sedang)

Sifat penting dampak


Berdasarkan telaah 7 sifat penting

Halaman III - 115


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Penurunan keragaman biota Besarnya dampak


air
Indeks keragaman biota air paling tinggi
adalah 1,84 yaitu di hulu sungai Api.
Sesuai dengan Tabel 3.2 nilai tersebut
berada pada skala kualitas lingkungan
(KLtk) =2. Dengan adanya kegiatan,
diperkirakan akan terjadi penurunan
kualitas air yang dampaknya akan
menurunkan nilai keragaman biota air
sampai pada skala kualitas lingkungan
yang paling rendah yaitu 2 atau SKLdk=2,
maka kegiatan pembukaan lahan dan
kegiatan pengelolaan lahan akan
berdampak sebesar KLdk-KLtk=2-2=0 ditulis
1 (negatif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3)

Perubahan jenis mata Besarnya dampak


pencaharian
Terkait dengan kegiatan pembukaan
lahan, terjadi perubahan matapencaharian
dari semula sebagai pencari hasil hutan
bukan kayu dan berburu (2 jenis variasi
matapencaharian) dimana kondisi ini
masuk di dalam skala kualitas lingkungan
SKLtk=2 (terdapat 2 jenis
matapencaharian), akan berubah bermata
pencaharian alternatif yaitu sebagai
karyawan perusahaan, pedagang, sopir,
peternak, petani plasma, usaha jasa dan
lain-lain (6 jenis variasi mata pencaharian),
dimana kondisi ini sesuai dengan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 5. Berdasarkan uraian
tersebut maka SKLdk-SKLtk=5-2=3 (positif
besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 7 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7)

Perubahan pola pemanfaatan Besarnya dampak


lahan
Sebelum kegiatan pembukaan lahan
dilakukan, maka pola pemanfaatan lahan
terhadap lahan yang belum dibuka
tersebut adalah sebagai tempat untuk
mencari hasil hutan berupa kayu, hasil
hutan bukan kayu dan berburu. Hal
tersebut berarti terdapat 3 jenis pola
pemanfaatan lahan dimana jika dilihat
pada Tabel 3.2 termasuk di dalam kualitas
lingkungan (SKLtk) dengan skala 3.
Setelah dilakukan kegiatan pembukaan
lahan maka pola pemanfaatan lahan
adalah untuk lahan plasma, kebun inti
tanaman pangan, jaringan sarana

Halaman III - 116


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
prasarana, tapak pabrik, tapak fasilitas
umum, dan lain-lainnya sehingga terdapat
lebih dari 5 variasi jenis pola pemanfaatan
lahan sehingga kualitas lingkungan masuk
di dalam skala (SKLdk)=5. Perubahan skala
kualitas lingkungan adalah (SKLdk-
SKLtk)=5-3=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


kerja
Pada kondisi belum ada kegiatan
pembukaan lahan tidak timbul usaha baru
bagi masyarakat di wilayah studi, sehingga
dari skala kualitas lingkungan (SKLtk)=1.
Pada kegiatan pembukaan lahan
diperlukan pemborong lokal untuk
melakukan sebagian tahapan di dalam
pembukaan lahan yaitu penebasan
tumbuhan kecil-kecil sebelum dilakukan
penebangan secara mekanis terhadap
vegetasi. Perkiraan jumlah pemborong
adalah 7 orang, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan atau 88% dari UMR
Provinsi Papua Barat Tahun 2016 yaitu
Rp.2.237.000,-. Nilai ini sesuai dengan
Tabel 3.2 berada pada kualitas lingkungan
dengan skala 3 atau KLtk=3. Kegiatan
pembukaan lahan akan meningkatkan
pendapatan bagi masyarakat melalui upah,
diprakirakan pendapatan masyarakat bisa
mencapai lebih dari UMR, sehingga masuk
di dalam SKLdk=4. Berdasarkan uraian
tersebut besarnya dampak adlah SKLdk-
SKLtk=4-3=1 (positif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif

Halaman III - 117


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-
2 = 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

3 Kegiatan Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


pembangunan berusaha
sarana dan Pada kondisi belum ada kegiatan
prasarana pembangunan sarana dan prasarana tidak
timbul usaha baru bagi masyarakat di
wilayah studi terkait dengan kegiatan
tersebut, sehingga dari skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana
diperlukan pemborong lokal untuk
melakukan sebagian kegiatan tersebut,
dengan perkiraan jumlah pemborong
adalah 5 orang, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Berambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Dalam pembangunan sarana
dan prasarana berjalan dan timbul
kesempatan berusaha yang berdampak
kepada peningkatan pendapatan, yang
diperkirakan sama atau melebihi UMR
yang berlaku karena perusahaan akan
berkomitmen taat terhadap peraturan yang
membayar upah tidak kurang dari UMR,
sehingga bedasarkan Tabel 3.2 termasuk
di dalam skala kualitas lingkungan 4 atau
SKLdk=4. Besar dampak adalah perubahan
kualitas lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1
(positif kecil)

Halaman III - 118


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan aksessibilitas Besarnya dampak


Perkiraan panjang jalan yang ada saat ini
di wilayah studi adalah 50 km sampai 100
km yang terdiri dari jalan berlapis aspal
dan juga non aspal (pasir dan batu).
Kondisi ini jika dilihat pada Tabel 3.2
termasuk di dalam kategori “Terdapat
panjang jalan di wilayah studi lebih dari 50
Km s/d <100 Km” yaitu pada kualitas
lingkungan dengan skala 2, atau KLtk=2.
Perusahaan berencana membangun
jaringan jalan di dalam areal budidaya
tanaman pangan sepanjang lebih dari 200
km, sehingga kualitas lingkungan dengan
adanya kegiatan (with project) adalah 5.
Selisih dari dua kondisi adalah KLdk-
KLtk=5-2=3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 7 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

4 Kegiatan Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


pembangunan berusaha
pengolah hasil Pada kondisi belum ada kegiatan
pembangunan pengolah hasil (pabrik)
tidak timbul usaha baru bagi masyarakat
di wilayah studi terkait dengan kegiatan
tersebut, sehingga dari skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=1. Pada kegiatan

Halaman III - 119


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
pembangunan pengolah hasil diperlukan
pemborong lokal untuk melakukan
sebagian kegiatan tersebut, dengan
perkiraan jumlah pemborong adalah 5
orang, sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertmbahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Dalam pembangunan
pengolah hasil (pabrik) berjalan dan timbul
kesempatan berusaha yang berdampak
kepada peningkatan pendapatan, yang
diperkirakan sama atau melebihi UMR
yang berlaku, sehingga bedasarkan Tabel
3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak
adalah perubahan kualitas lingkungan
yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Besarnya dampak
Secara umum masyarakat memberikan
persepsi positif yaitu sebesar 71% sehingga
sesuai Tabel 3.2 masuk dalam “Perspesi
positif 70% - <80%”. Kondisi tersebut
menunjukkan kualitas lingkungan tanpa
adanya kegiatan (without project) pada
skala 2 atau KLtk=2. Jika perusahaan
sudah berjalan maka persepsi negatif yang
dikuatirkan masyarakat bisa terjawab,
sehingga diprakirakan persepsi positif
masyarakat akan meningkat sampai pada
porsi lebih dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Halaman III - 120


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
III TAHAP OPERASI

1 Kegiatan Peningkatan aliran Besarnya dampak


pengolahan lahan permukaan
Kegiatan pengolahan lahan ini adalah
membentuk lahan menjadi guludan-
guludan untuk penanaman tanaman
pangan. Dari sisi penutupan lahan
kondisi sama-sama terbuka tidak ada
vegetasinya, yang berbeda adalah faktor
pengolahan tanahnya, yaitu dari kondisi
tidak ada bentuk-bentuk konservasi (nilai
P=1) dan berubah menjadi lahan dengan
guludan-guludan atau teras-teras, yaitu
untuk tanaman jagung, singkong, kedelai
sebesar P=0,105 (Abdurrahman, 1984).
Nilai P sebelum ada pengolahan lahan
adalah 1, dimana nilai ini berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 1 atau SKLtk=1, kemudian
setelah ada pengolahan lahan menjadi
teras atau guludan-guludan menjadi P=
0,105 yaitu masuk di dalam SKLdk=3.
Perubahan skala kualitas lingkungan
adalah KLdk-KLtk=3-1= 2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan laju erosi Besarnya dampak


Besarnya prakiraan laju erosi paling tinggi
pada rona lingkungan hidup awal adalah 1
ton/ha/thn (Tabel 2.15) sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan tanpa ada
kegiatan (SKLtk)=5 yaitu besarnya laju erosi
kurang dari 15 ton/ha/thn.
Berdasarkan Tabel 3.9 s/d Tabel 3.12, dari
4 komoditi tersebut dapat dilihat
terjadinya erosi paling tinggi adalah untuk
komoditi singkong yaitu 83,86 ton/ha/thn,
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 termasuk
di dalam SKLdk=3.
Sehubungan dengan perubahan skala
kualitas lingkungan tersebut dapat dilihat
besarnya dampak yaitu SKLdk-SKLtk=3-5=-
2 (negatif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5).

Penurunan kualitas air Besarnya dampak


permukaan
Kualitas air permukaan terdiri dari
beberapa parameter sebagaimana diatur di
dalam PP No 82 Tahun 2001. Untuk
tujuan prakiraan dampak digunakan salah
satu dari parameter kualitas air
permukaan yaitu TSS. TSS adalah

Halaman III - 121


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
parameter yang paling sering melampaui
baku mutu karena kegiatan pengolahan
lahan berpotensi untuk menimbulkan erosi
sebagai sumber TSS. Adapun untuk
parameter lainnya akan tetap dikelola dan
dipantau secara rutin.
Kadar TSS yang tertinggi pada rona awal
lingkungan adalah 17 mg/l, sehingga
sesuai dengan 3.2 berada pada kualitas
lingkungan (KLtk) skala 5 karena besarnya
kurang dari 200 mg/l. Banyaknya TSS
yang masuk ke dalam badan air dapat
didekati dari rumus berikut ini :
n
Qo.Co   Q1  j  C1  j
j 1
C n
Qo   Q1  j
j 1

Diprakirakan TSS nilainya menjadi lebih


kurang 300 sampai 400 mg/l. Nilai ini
berada pada kualitas lingkungan dengan
skala 3, sehingga perubahan skala
kualitas lingkungan adalah KLdk-KLtk = 3-
5 = -2 (negatif sedang).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


berusaha
Pada kondisi belum ada kegiatan
pengolahan lahan tidak timbul usaha baru
bagi masyarakat di wilayah studi terkait
dengan kegiatan tersebut, sehingga dari
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada
kegiatan pengolahan lahan diperlukan
pemborong lokal untuk melakukan
kegiatan tersebut, dengan perkiraan
jumlah pemborong adalah 10 orang,
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 termasuk
di dalam skala kualitas lingkungan
(SKLdk)=4. Besarnya dampak adalah
merupakan selisih antara SKLdk-SKLtk=4-
1=3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Dalam pengolahan lahan
timbul kesempatan berusaha yang
berdampak kepada peningkatan
pendapatan, yang diperkirakan sama atau

Halaman III - 122


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
melebihi UMR yang berlaku, sehingga
bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4.
Besar dampak adalah perubahan kualitas
lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif
kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Merupakan dampak turunan dari
peningkatan peluang berusaha dan
peningkatan pendapatan. Dari informasi
yang disajikan pada rona lingkungan awal
dapat diketahui persepsi masyarakat
terhadap rencana kegiatan baik negatif
maupun positif. Secara umum masyarakat
memberikan persepsi positif yaitu sebesar
71% sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk
dalam “Perspesi positif 70% - <80%”.
Kondisi tersebut menunjukkan kualitas
lingkungan tanpa adanya kegiatan (without
project) pada skala 2 atau KLtk=2. Jika
perusahaan sudah berjalan maka persepsi
negatif yang dikuatirkan masyarakat bisa
terjawab, sehingga diprakirakan persepsi
positif masyarakat akan meningkat sampai
pada porsi lebih dari 90% atau berskala
kualitas lingkungan dengan adanya
kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang terjadi
adalah KLdk-KLtk= 5-2 = 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

2 Kegiatan Timbulnya hama tanaman Besarnya dampak


penanaman
Saat ini hama tanaman yang terdapat di
lapangan diantarnya adalah burung, tikus,
ulat polong, kepik hijau, penggerek daun
dan ulat jengkal atau 6 jenis. Berdasarkan
Tabel 3.2 dengan terdapatnya 6 jenis
hama, maka skala kualitsa lingkungan
SKLtk=4. Pada saat kegiatan penanaman
dilakukan dan tanaman pangan sudah
dewasa maka diprakirakan akan timbul
hama diantaranya ulat tanah (Agrotis sp),
Ulat grayak (Spodoptera sp), Kutu (Aphis
sp), Lalat (Melano agromyza), Ulat polong
(Etiela sp), wereng kacang (Empoa fasialin),
pengerek daun (Stomopteryx sp), bekicot,
ulat penggulung daun (Lamprosema sp)
atau 10 jenis. Dengan terdapatnya 10
jenis baru dan 5 jenis yang sudah
diketahui sehingga total 15 jenis, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan (SKLdk)=1.
Besarnya dampak dapat dilihat dari
perubahan skala kualitas lingkungan,

Halaman III - 123


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
SKLdk-SKLtk=1-4=-3 (negatif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


berusaha
Pada kondisi belum ada kegiatan
penanaman tanaman pangan tidak timbul
usaha baru bagi masyarakat di wilayah
studi terkait dengan kegiatan tersebut,
sehingga dari skala kualitas lingkungan
(SKLtk)=1. Pada kegiatan penanaman
diperlukan pemborong lokal untuk
melakukan sebagian kegiatan tersebut,
dengan perkiraan jumlah pemborong
adalah 5 orang, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Saat kegiatan penanaman
berjalan akan timbul kesempatan
berusaha yang berdampak kepada
peningkatan pendapatan, yang
diperkirakan sama atau melebihi UMR
yang berlaku, sehingga bedasarkan Tabel
3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak
adalah perubahan kualitas lingkungan
yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.

Halaman III - 124


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

3 Kegiatan Peningkatan kesuburan Besarnya dampak


pemeliharaan tanah
tanaman Pada rona lingkungan hidup awal
diketahui bahwa status kesuburan tanah
di wilayah kajian adalah rendah sampai
sangat rendah. Sebagai contoh untuk plot
sampel 1, kandungan KTK (9,36 cmol/kg,
rendah), KB (31,77%, rendah), P (1,57
mg/kg, sangat rendah), K (0,21 cmol/kg,
rendah) dan C-Organik (1,39%, rendah).
Kondisi ini jika dilihat dari Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
(SKLtk)=2. Perusahaan akan
menambahkan pupuk organik maupun
anorganik sehingga tanah mempunyai
tingkat kesuburan yang tinggi dan sesuai
untuk pertumbuhan tanaman pangan,
yaitu C-Organik 3,01 s/d 5,00%, KTK 25
s/d 40 cmol/kg, KB 51 s/d 70%, P 41
s/d 60 mg/kg, K 0,6 s/d 1 cmol/kg.
Dalam kondisi demikian maka skala
kualitas lingkungan dengan adanya
pemeliharaan (SKLdk)=4. Perubahan skala
kualitas lingkungan atau merupakan
besarnya dampak adalah selisih antara
SKLdk-SKLtk=4-2=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Penurunan kualitas air Besarnya dampak


permukaan
Pada kegiatan pemeliharaan digunakan
insektisida, namun untuk tujuan ramah
lingkungan akan lebih banyak
menggunakan insektisida biologi dari
golongan bakteri seperti Bacilius
thuringiensis atau insektisida biologi dari
golongan jamur seperti Beauvaria
bassiana. Dengan upaya itu maka
diharapkan terjadinya penurunan kualitas
air permukaan akan minimal atau hanya
menimbulkan dampak negatif kecil (-1).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah

Halaman III - 125


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
penting (3)

Penurunan keragaman biota Besarnya dampak


air
Penurunan biota air merupakan dampak
turunan dari dampak penurunan kualitas
air permukaan akibat pemeliharaan
tanaman pangan yang menggunakan
insektisida. Untuk tujuan ramah
lingkungan, perusahaan akan lebih
mengutamakan menggunakan insektisida
biologi yaitu dari golongan bakteri seperti
Bacilius thuringiensis atau insektisida
biologi dari golongan jamur seperti
Beauvaria bassiana. Dengan upaya itu
maka diharapkan terjadinya penurunan
kualitas air permukaan akan minimal atau
hanya menimbulkan dampak negatif kecil.
Sehubungan dengan itu maka dampak
kepada penurunan keragaman biota air
diprakirakan juga akan kecil (-1)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 1 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (1)

Bertambahnnya kesempatan Besarnya dampak


berusaha
Pada kondisi belum ada kegiatan
pemeliharaan tidak timbul usaha baru
bagi masyarakat di wilayah studi terkait
dengan kegiatan tersebut, sehingga dari
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada
kegiatan pemeliharaan diperlukan
pemborong lokal untuk melakukan
sebagian kegiatan tersebut, dengan
perkiraan jumlah pemborong adalah 5
orang, sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=3. Besarnya dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Ketika kegiatan pemeliharaan
sudah berjalan dan timbul kesempatan
berusaha, maka berdampak kepada
peningkatan pendapatan, yang
diperkirakan sama atau melebihi UMR
yang berlaku. Bedasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak
adalah perubahan kualitas lingkungan

Halaman III - 126


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan prevalesni Besarnya dampak


penyakit
Peningkatan prevalensi penyakit dalam hal
ini adalah merupakan dampak lanjutan
dari penurunan kualitas air permukaan
akibat kegiatan pemeliharaan tanaman.
Pada butir 1 sub bab ini telah diprakirakan
dampak terhadap penurunan kualitas air
yaitu negatif kecil, sehingga peningkatan
prevalensi penyakit diprakirakan negatif
kecil sebagaimana sumber dampaknya
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (3)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

4 Kegiatan Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


pemanenan berusaha
Pada kondisi belum ada kegiatan
pemanenan tidak timbul usaha baru bagi
masyarakat di wilayah studi terkait dengan
kegiatan tersebut, sehingga dari skala
kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada
kegiatan pemanenan diperlukan
pemborong lokal untuk melakukan
sebagian kegiatan tersebut, dengan
perkiraan jumlah pemborong adalah 10
orang, sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=4. Besarnya dampak

Halaman III - 127


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=4-1=3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Ketika kegiatan pemanenan
sudah beroperasi maka timbul kesempatan
berusaha yang berdampak kepada
peningkatan pendapatan, yang
diperkirakan sama atau melebihi UMR
yang berlaku, sehingga bedasarkan Tabel
3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan 4 atau SKLdk=4. Besar dampak
adalah perubahan kualitas lingkungan
yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

5 Kegiatan Penurunan kualitas udara Besarnya dampak


pengangkutan
hasil Prakiraan kadar debu di jalan tanah
dihitung rumus empirik dari Midwest

Halaman III - 128


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
Research Institute, USA, sebagai berikut:
eU = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)^0,7 (w/4)^0,5
(d/365)
Prakiraan kadar polutan udara ambien
lainnya menggunakan model box (Canter,
1985) sebagai berikut :
C = (Qt)/(xyz)
Nilai kualitas lingkungan tanpa adanya
kegiatan (terkait kualitas udara) dalam hal
ini dapat didekati dari kondisi awal dimana
saat ini belum ada kegiatan pengangkutan
hasil, yaitu sama dengan data pada rona
lingkungan hidup awal (Tabel 2.5), dimana
kadar tertinggi adalah CO2 (47,90 µg/Nm3);
CO (298,71 µg/Nm3); NO2 (28,31 µg/Nm3 );
O3 (<48,30 µg/Nm3 ); debu partikulat (8,43
µg/Nm3) dan Pb (<0,04 µg/Nm3). Salah
satu parameter kunci terkait penurunan
kualitas udara di jalan kebun yang berupa
tanah adalah kadar debu pertikulat. Pada
data tersebut kadar debu partikulat adalah
8,43 µg/Nm3, jika kadar tersebut dilihat
berdasarkan Tabel 3.2 maka termasuk di
dalam SKLtk=5. Prakiraan kadar debu saat
kegiatan tranportasi berlangsung adalah
200 µg/Nm3 sampai 500 µg/Nm3 (Tabel
3.13), dimana jika dilihat dari SKL nya
adalah berada pada skala 1 atau SKLdk=1.
Perubahan kualitas lingkungan adalah
SKLdk-SKLtk=1-5=-4 (negatif sangat besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Peningkatan kebisingan Besarnya dampak


Prakiraan kebisingan dari sumber bergerak
(kendaraan truk pengangkut hasil panen)
menggunakan rumus dari Rau dan Wooten
(1990) sebagai berikut :
Leg = Loi + 10 log (Ni/Si) + 10 Log (15/d) +
0,S – 13.
Berdasarkan perhitungan, tingkat
kebisingan menunjukkan angka 59,06 dBA
sehingga sesuai Tabel 3.2 kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan
adalah pada skala 3 atau SKLdk=3,
sedangkan tingkat kebisingan tertinggi
pada kondisi tanpa ada kegiatan (without
project) yang didekati dari rona lingkungan
hidup awal adalah 48,2 dBA, dan tingkat
kebisingan tersebut jika didasarkan pada
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=4. Perubahan skala
kualitas lingkungan adalah KLdk-KLtk = 3-4
= - 1 (negatif kecil).

Sifat penting dampak


Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,

Halaman III - 129


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertambahnya kesempatan Besarnya dampak


berusaha
Pada kondisi belum ada kegiatan
pengangkutan hasil tidak timbul usaha
baru bagi masyarakat di wilayah studi
terkait dengan kegiatan tersebut, sehingga
dari skala kualitas lingkungan (SKLtk)=1.
Pada kegiatan pengangkutan hasil
diperlukan pemborong lokal (armada)
untuk melakukan sebagian kegiatan
tersebut, dengan perkiraan jumlah
pemborong adalah 20 orang (20 armada
truk), sehingga berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=5. Besarnya dampak
adalah merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=5-1=4 (positif sangat besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyrakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Ketika kegiatan
pengangkutan hasil sudah beroperasi
maka timbul kesempatan berusaha yang
berdampak kepada peningkatan
pendapatan, yang diperkirakan sama atau
melebihi UMR yang berlaku, sehingga
bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan 4 atau SKLdk=4.
Besar dampak adalah perubahan kualitas
lingkungan yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif
kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan prevalensi Besarnya dampak


penyakit
Prevalensi penyakit yang paling dominan
terkait dengan kegiatan budidaya tanaman
pangan adalah penyakit saluran
pernapasan karena timbulnya debu di
udara. Prosentasi penderita penyakit
saluran pernafasan dari rona awal dalam
lingkup Kabupaten Tambrauw 32,10%,
Puskesmas Senopi 37,65% dan Puskesmas
Kebar 18,91%. Kondisi kualitas
lingkungan terbaik adalah di Kebar karena
prosentase penyakitan saluran pernapasan
paling kecil yaitu 18,91%. Nilai ini jika
dilihat pada Tabel 3.2 termasuk dalam

Halaman III - 130


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
skala kualitas lingkungan (SKLtk) sebesar 3
(sedang) karena masuk dalam kriteria
skala “Prosentase angka kesakitan saluran
pernafasan antara 10% s/d <20%”. Jika
kegiatan perusahaan sudah berjalan
diprakirakan terjadi peningkatan penderita
hingga mencapai 20% sampai 30% atau
dalam skala kualitas lingkungana masuk
dalam skala 2. Sehubungan dengan hal
itu maka besarnya dampak dapat dilihat
dari selisih KLdk-KLtk=2-3=-1 (negatif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 7 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

6 Kegiatan Penurunan kualitas udara Besarnya dampak


pembangkit listrik
Untuk prakiraan besar dampak pada
kualitas udara ini digunakan salah satu
parameter yaitu SO2, sedangkan untuk
parameter yang lannya NO2, CO, O3, debu
H2S cukup dianaogikan dengan hasil
prakiraaan pada SO2, terkait dengan SKL
nya. Prakiraan dampak yang timbul pada
komponen udara menggunakan rumus-
rumus matematis (Canter, 1977) sebagai
beriku :

Besarnya kadar SO2 pada rona lingkungan


hidup awal adalah 47,90 µg/m3 hal ini
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=5, sedangkan prakiraan

Halaman III - 131


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
kadar SO2 pada saat kegiatan berlangsung
adalah 64 µg/m3, masuk dalam skala
kualitas lingkungan (SKLdk)=5, sehingga
dampak ini adalah negatif kecil (-1)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 2 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (2)

Peningkatan kebisingan Besarnya dampak


Prakiraan kebisingan dari sumber tidak
bergerak (mesin genset dalam pabrik):
L2=L1-10 Log (R2/R1)
Tingkat kebisingan pada jarak 100 meter
menunjukkan angka 76,99 dBA sehingga
sesuai Tabel 3.2 kualitas lingkungan
dengan adanya kegiatan adalah pada skala
2, sedangkan tingkat kebisingan pada
kondisi tanpa ada kegiatan (without project)
yang didekati dari rona lingkungan hidup
awal adalah 48,2 sehingga masuk pada
skala 4. Sehingga KLdk-KLtk = 2-4 = - 2
(negatif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (4)

Peningkatan prevalensi Besarnya dampak


penyakit
Prevalensi penyakit yang paling dominan
terkait dengan kegiatan budidaya tanaman
pangan adalah penyakit saluran
pernapasan karena timbulnya debu di
udara. Prosentasi penderita penyakit
saluran pernafasan dari rona awal dalam
lingkup Kabupaten Tambrauw 32,10%,
Puskesmas Senopi 37,65% dan Puskesmas
Kebar 18,91%. Kondisi kualitas
lingkungan terbaik adalah di Kebar karena
prosentase penyakitan saluran pernapasan
paling kecil yaitu 18,91%. Nilai ini jika
dilihat pada Tabel 3.2 termasuk dalam
skala kualitas lingkungan (SKLtk) sebesar 3
(sedang) karena masuk dalam kriteria
skala “Prosentase angka kesakitan saluran
pernafasan antara 10% s/d <20%”. Jika
kegiatan perusahaan sudah berjalan
diprakirakan terjadi peningkatan penderita
hingga mencapai 20% sampai 30% atau
dalam skala kualitas lingkungana masuk
dalam skala 2. Sehubungan dengan hal
itu maka besarnya dampak dapat dilihat
dari selisih KLdk-KLtk=2-3=-1 (negatif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 1 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (1)

Halaman III - 132


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
7 Kegiatan pengolah Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak
hasil panen masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Ketika kegiatan pengolahan
hasil sudah beroperasi maka hasil panen
pada program plasma akan meningkatkan
pendapatan. Perusahaan menargetkan
pendapatan petani plasma adalah melebihi
UMR tahun berjalan, yaitu sebesar
minimal 125% dari UMR. Kondisi tersebut
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan 5 atau SKLdk=5.
Besar dampak adalah perubahan kualitas
lingkungan yaitu KLdk-KLtk=5-3=2 (positif
sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

8 Kegiatan Bertambahnya pendapatan Besarnya dampak


pemasaran masyarakat
Pada kegiatan pemasaran, masyarakat
peserta plasma akan memperoleh
pendapatan dari hasil kebun plasmanya.
Untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, perusahaan mentargetkan
pendapatan peserta plasma melebihi UMR
tahun berjalan, paling kurang 125% UMR.
Ketika petani plasma sudah memperoleh
pendapatan sebesar 125% UMR maka
kualitas lingkungan dari sisi pendapatan

Halaman III - 133


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
ini adalah masuk di dalam skala 5, atau
SKLdk=5. Rata-rata pendapatan responden
(rona awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan, atau merupakan
88% dari nilai UMR Papua Barat Tahun
2016 yaitu Rp. 2.237.000,-. Nilai 88%
tersebut berdasarkan Tabel 3.2 berada
pada kualitas lingkungan dengan skala 3
atau KLtk=3. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan yaitu KLdk-
KLtk=5-3=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

9 Kegiatan Bertmbahnya tingkat Besarnya dampak


sekolahan pendidikan masyarakat
Saat ini di wilayah studi anak usia sekolah
pada tingkat SD yang mampu
menamatkan pendidikannya masih
terbatas pada kisaran 60% sampai 80%.
Angka ini jika didasarkan pada Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas 3, atau
SKLtk=3. Dengan hadirnya perusahaan
akan dibuat fasilitas pendidikan berupa
sekolah dasar dan juga memberikan
bantuan pendidikan di sekolah-sekolah
dalam kampung di wilayah studi dengan
harapan dapat meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Perkiraan dengan adanya
peran serta perusahaan di bidang
pendidikan akan meningkatkan tingkat
pendidikan hingga 80% sampai 100% anak
usia sekolah dapat menamatkan
pendidikannya di SD. Angka tersebut
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan dengan adanya

Halaman III - 134


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
kegiatan (SKLdk)=4. Perubahan skala
kualitas lingkungan merupakan besarnya
dampak yaitu SKLdk-SKLtk=4-3=1 (positif
kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6

10 Kegiatan Bertambahnya pelayanan Besarnya dampak


poliklinik kebun kesehatan masyarakat
(polibun) Ketersediaan tenaga medis adalah terdapat
12 perawat, 5 bidan dan 8 non perawat di
Distrik Kebar dan 5 perawat, 4 bidang dan
4 Non perawat di Distrik Senopi, atau total
tenaga medis adalah 38 orang. Jumlah
penduduk di wilayah studi adalah 2.790
orang sehingga 1 tenaga medis melayani
73 penduduk. Sehubungan dengan hal itu
jika dilihat dari Tabel 3.2 kondisi ini
masuk dalam skala kualitas lingkungan
(SKLtk) = 4.
Perusahaan berencana membangun
polibun yang dilengkapi dengan 8 tenaga
medis yang terdiri dari 1 dokter umum, 4
perawat, bidan 2, dan 1 sanitarian.
Dengan bertambahnya tenaga medis dari
polibun, maka jumlah tenaga medis di
wilayah studi akan menjadi 46 orang,
sehingga 1 tenaga medis akan melayani 66
penduduk, berdasarkan Tabel 3.2 masuk
dalam nilai skala kualitas lingkungan
(KLdk) = 4. Oleh karena KLtk dan KLdk
mempunyai skala yang sama yakni 4 maka
tidak berdampak atau dampaknya positif
kecil (1)

Halaman III - 135


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

11 Kegiatan Perubahan mata pencaharian Besarnya dampak


kemitraan inti
plasma Pada kegiatan pembukaan lahan akan
membersihkan seluruh vegetasi yang ada
di lahan itu termasuk di dalamya hasil
hutan bukan kayu, dimana sebagian
masyarakat bergantung kepada hasil
hutan tersebut. Dengan adanya kegiatan
ini maka diharapkan masyarakat bisa
berubah matapencaharian dari
sebelumnya bergantung kepada pencahari
hasil hutan kayu dan bukan kayu,
kemudian berubah menjadi petani plasma,
karyawan perusahaan, wiraswasta, dan
lain-lain. Dari uraian tersebut maka
variasi jenis mata pencaharian yang
sebelumnya hanya 2 jenis yaitu pencari
hasil hutan berubah menjadi berbagai
variasi jenis yaitu sebagai petani plasma,
karyawan perusahaan, wiraswasta dan
lain-lain. Berdasarkan Tabel 3.2, mata
pancaharian terdiri dari 2 variasi maka
SKLtk=2, setelah kegiatan kemitraan inti
plasma berjalan maka skala kualitas
lingkungan berubah menjadi (SKLdk)= 4
karena akan terdapat 4 variasi jenis mata
pencaharian. Besarnya dampak dari
kegiatan ini adalah KLdk-KLtk=4-2= 2
(positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 7 dampak penting,

Halaman III - 136


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (7)

Perubahan polsa Besarnya dampak


pemanfaatan lahan
Sebelum kegiatan kemitraan inti plasma
beroperasi, pola pemanfaatan lahan
berupa hutan untuk meramu dan berburu,
mencari hasil hutan berupa kayu dan hasil
hutan bukan kayu atau tediri dari 2 variasi
pola pemanfaatan lahan. Berdasarkan
Tabel 3.2, dengan adanya 2 variasi pola
pemanfaatan lahan maka masuk di dalam
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=2.
Setelah kegiatan kemitraan inti plasma
beroperasi maka lahan tersebut akan
berubah pola pemanfaatannya yaitu
menjadi 1 variasi saja sebagai lahan
plasma tanaman pangan, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan (SKLdk)=1.
Perubahan skala kualitas lingkungan
adalah SKLdk-SKLtk=1-2=-1 (negatif kecil)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Bertambhanya kesempatan Besarnya dampak


berusaha
Pada saat kegiatan inti plasma belum ada
maka tidak ada orang yang mempunyai
usaha baru, sehingga berdasarkan Tabel
3.2 nilai skala kualitas lingkungan adalah
1 atau KLtk=1. Jika kegiatan inti plasma
sudah berjalan, diprakirakan terdapat 5
sampai 7 orang yang membuka usaha
baru di wilayah studi dari berbagai sektor
yaitu perdagangan, bengkel, angkutan,
jasa, dan lain-lain, sehingga berdasarkan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan SKLdk=3. Perubahan dampak
ini adalah KLdk-KLtk=3-1=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (5)

Peningkatan pengetahuan Besarnya dampak


dan ketrampilan petani
Masyarakat di wilayah studi pada
umumnya telah mengenal budidaya
pertanian, tetapi masih sederhana.
Pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki masih terbatas. Hal tersebut
dapat dilihat dari cara bercocok tanam di
ladang mereka yaitu tidak melakukan
pengolahan lahan yang baik, misalnya
membuat galengan (guludan), belum
melakukan pengaturan jarak tanam yang
teratur, belum menggunakan bibit yang
unggul, belum menerapkan pencegahan
dan penanggulan hama dan penyakit.
Sehingga secara umum, pengetahuan dan
ketrampilan petani masih terbatas yaitu 3

Halaman III - 137


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
variasi, atau jika berdasar Tabel 3.2
termasuk di dalam SKLtk=3. Pada saat
perusahaan sudah beroperasi sampai
menanam, maka para petani plasma akan
bertambah pengetahuan dan
ketrampilannya yaitu cara mengolah lahan
menjadi guludan, cara mengatur jarak
tanam, cara memilih bibit yang baik, cara
menanam, cara memelihara tanaman
dengan benar, cara memanen yang baik,
sehingga akan diperoleh pengetahuan dan
ketrampilan lebih dari 5 variasi, dan
kondisi ini jika dilihat kepada Tabel 3.2
maka termasuk di dalm skala kualitas
lingkungan SKLdk=5. Besarnya dampak
dapat dilihat dari perubahan skala kualitas
lingkungan, yaitu SKLdk-SKLtk=5-3=2
(positif sedang)
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6).

Berambahnya pendapatan Besarnya dampak


masyarakat
Rata-rata pendapatan responden (rona
awal) di dalam kajian ini adalah Rp.
1.965.000,- per bulan atau merupakan
88% dari nilai UMR Provinsi Papua Barat
saat ini yaitu Rp.2.237.000,-. Nilai ini
sesuai dengan Tabel 2.42 berada pada
kualitas lingkungan dengan skala 2 atau
KLtk=2. Jika program plasma telah
berjalan maka pendapatan masyarakat
akan meningkat yang besarnya lebih
kurang Rp 2.237.000,- dari upah sebagai
tenaga kerja plasma, dan Rp.2.500.000,-
dari hasil panen, sehingga total adalah
Rp.4.737.000,- atau merupakan 212% dari
UMR. Kondisi ini berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan (SKLdk)=5. Besarnya dampak
dapat dilihat dari perubahan skala kualitas
lingkungan yaitu KLdk-KLtk=5-2=3 (positif
besar).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Timbulnya persepsi Besarnya dampak


masyarakat
Dari informasi yang disajikan pada rona
lingkungan awal dapat diketahui persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik negatif maupun positif. Secara umum
masyarakat memberikan persepsi positif
yaitu sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
3.2 masuk dalam “Perspesi positif 70% -
<80%”. Kondisi tersebut menunjukkan
kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan maka
persepsi negatif yang dikuatirkan
masyarakat bisa terjawab, sehingga

Halaman III - 138


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Komponen
Dampak Penting Hipotetik Prakiraan Besarnya Dampak
No Kegiatan Sumber
(DPH) dan Sifat Penting Dampak
Dampak
diprakirakan persepsi positif masyarakat
akan meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan/ with
project (KLdk) = 5. Perubahan atau besar
dampak yang terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2
= 3 (positif besar).
Sifat penting dampak
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini adalah
penting (6)

Halaman III - 139


PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Bab 4
EVALUASI SECARA HOLISTIK
TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN
4.1. BENTUK HUBUNGAN KETERKAITAN DAN INTERAKSI DPH
DAN KARAKTERISTIKNYA

DPH perubahan pola penguasaan lahan, DPH bertambahnya


pendapatan masyarakat, dan DPH timbulnya persepsi masyarakat
terjadi dalam ruang dan waktu yang sama karena ketiga DPH
tersebut menjadi satu kesatuan dampak yang saling terkait. Pola
pengusaan lahan akan berubah dari semula oleh masyarakat adat
kepada perusahaan, dimana adanya trasnsformasi kepemilikan atau
pengusaan ini harus melalui serangkaian acara adat dan
kompensasi. Tentu saja tadak ada pengalihan hak sebelum ada
transaksi kompensasi. Sebagaimana halnya mekanisme pengalihan
hak atas tanah adat (ulayat) secara umum di wilayah Papua Barat, di
wilayah studi ini pun juga mengalami hal yang sama yakni harus
jelas dan transparan terkait dengan kompensasi, karena akan
berhubungan dengan pendapatan dari masing-masing anggota
masyarakat adat (suku). Berdasarkan uraian tersebut maka ketig
DPH tersebut adalah dampak penting.

Kebutuhan terhadap kesempatan kerja di wilayah studi begitu


tingginya, hal ini dapat dilihat dari angka ketergantungan sebesar
69,7%. Hal tersebut termasuk tinggi jika dibandingkan dengan
angka ketergantungan pada regional Provinsi Papua Barat yaitu
56%, dan lebih tinggi lagi jika dibandingkan dengan tingkar nasional
yaitu 47%. Terkait dengan angka-angka ketergantungan tersebut
maka dampak bertmbahnya kesempatan kerja ini adalah penting.

Perubahan suhu yang terjadi adalh 1oC jika kegiatan pembukaan


lahan telah berlangsung. Suhu udara pada siang hari di
perladangan penduduk adalah 31oC dimana dengan suhu ini
kegiatan perladangan tidak mengalami hambatan dari sisi suhu
udara, salain itu jenis-jenis komoditi tanaman pangan yang akan
dibudidayakan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan
suhu. Jika perubahan suhu sebesr 1oC yaitu dari 30 oC menjadi

Halaman IV - 1
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

31oC, maka diperkirakan tidak berpengaruh kepada pertumbuhan


tanaman budidaya tersebut, sehingga dampak ini tidak penting.

DPH peningkatan aliran permukaan, DPH peningkatan erosi, DPH


penurunan kesuburan tanah terjadi dalam ruang dan waktu yang
sama. Ketiga DPH tersebut terjadi pada waktu yang sama yaitu
ketika hujan turun dan akan terjadi dalam ruang yang sama yaitu di
dalam blok yang baru dilakukan pembukaan lahan. Terjadinya
aliran permukaan akan menyebabkan meningkatnya erosi tanah,
sedangkan erosi tanah akan menyebabkan lapisan tanah atas (top
soil) yang penuh humus terbawa hanyut ke sungai. Oleh karena
humus terbawa erosi maka tingkat kesuburan lahan akan menurun.
Dengan adanya keterkaitan tersebut maka DPH tersebut merupakan
dampak penting.

DPH penurunan kualitas air permukaan dan DPH penurunan


keragaman biota air terjadi dalam ruang dan waktu yang sama. Oleh
karena DPH tersebut terjadi dalam runga dan waktu yang sama
maka di dalam pengambilan sampelnya pun pada titik yang sama.
Pada beberapa kajian, sering dugunakan bahwa keragaman biota air
untuk menduga atau indikator tingkat pencemaran kualitas air.
Adapun klasifikasi tingkat pencemaran berdasarkan indkes
keragaman Shannon-Wienner adalah sebagai berikut :

H’ = 2,0, kualitas tidak tercemar


H’ = 2,0 s/d 1,0, tercemar ringan
H’=1,5 s/d 1,0 tercemar sedang
H’<1,0 tercemar berat.

Dari uraian tersebut maka penting artiya untuk mengupayakan


keragaman yang tinggi biota air melalui pengelolaan terhadap
kualitas air permukaan, sehingga kedua DPH tersebut adalah
merupakan dampak penting.

DPH penurunan keragaman vegetasi, DPH penurunan keberadaan


satwa liar, DPH perubahan jenis mata pencaharian, DPH perubahan
pola pemanfaaatan lahan terjadi pada waktu dan ruang yang sama.
Timbulnya DPH penurunan keragaman vegetasi akan secara
langsung berdampak kepada DPH terganggunya keberadaan satwa
liar. DPH penurunan keragaman vegetasi dan DPH terganggunya
keberadaan satwa liar akan langsung menimbulkan DPH perubahan
mata pencaharian dan juga timbulnya DPH perubahan pola
pemanfaatan lahan, karena di wilayah studi terdapat 3% responden
yang bermata pencaharian sebagai pencari hasil hutan bukan kayu
dan 2% bermatapencahari berburu, yaitu di dalam hutan. Dalam
hal ini pola pemanfaatan lahan adalah hutan untuk mencari hasil
hutan bukan kayu dan untuk berburu. Berdasarkan uraian
tersebut maka DPH penurunan keragaman vegetasi, DPH penurunan
keberadaan satwa liar, DPH perubahan jenis mata pencaharian, DPH

Halaman IV - 2
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

perubahan pola pemanfaaatan lahan tersebut menjadi dampak


penting.

DPH penurunan produksi rumput kebar, DPH pendapatan


masyarakat, DPH persepsi masyarakat akan saling terkait walaupun
tidak terjadi dalam ruang dan waktu yang sama. Sperti diketahui
bahwa rumput kebar merupakan ikon atau vegetasi endemik di
wilayah studi, dan manfaatkan sudah banyak dirasakan oleh
masyarakat di lembah kebar. Rumput kebar sebagai salah satu
aikonnya Kebar rumput kebar dijuluki sebagai mutiara hijau yang
berkembang di hutan Sabana Kebar. Dalam perspektif masyarakat
Kebar rumput kebar sangat membantu orang-orang yang tidak
memiliki keturunan atau mandul, maka rumput kebar dapat
memberi solusi jitu. Rumput kebar (manuondit) memiliki kasiat
yang luar biasa. Rumput kebar digunakan sebagai bahan alternatif
dalam memicu proses kesuburan kandungan seorang ibu jika ingin
cepat memiliki keturunan. Rumput kebar memiliki kasiat antara
lain (1) menyuburkan kandungan memperbaiki hormon seorang
wanita yang mandul.

Masyarakat di wilayah studi sering mengumpulkan rumput kebar


untuk tujuan ekonomi karena laku dijual di Manokwari atau Sorong.
Dengan manfaat secara tradisional danmanfaat ekonomi yang
mengasilkan pendapatan maka persepsi masyarakat akan timbul
dengan keberadaan atau penurunan produksinya. Terkait dengan
uraian tersebut maka DPH penurunan produksi rumput kebar, DPH
pendapatan masyarakat, DPH persepsi masyarakat menjadi dampak
penting.

DPH Kesempatan berusaha, DPH peningkatan pendapatan


msayarakat, DPH timbulnya persepsi masyarakat adalah DPH-DPH
yang terjadi dalam waktu yang sama. DPH kesempatan berusaha
akan berdampak kepada timbulnya DPH kesempatan berusaha,
sedangkan dengan terbukanya kesempatan berusaha akan timbul
persepsi masyarakat terhadap kegiatan. Iklim investasi di wilayah
studi termasuk terbuka mengingat banyak wilayah-wilayah
pemerintahan yang dimekarkan. Kendala yang ada adalah bahwa
masyarakat asli di wilayah studi kurang mempunyai budaya sebagai
pengusaha. Kegiatan perdagangan hanya dilakukan secara searah,
yang artinya masyarakat menjual barang-barang atau hasil kebun
untuk mendapatkankan uang. Belum berbudaya untuk berperan
sebagai tengkulak atau agen atau perantara atau pedagang.
Karakter kepemimpinan ditemukan pada masyarakat di wilayah
studi, dan karakter ini merupakan modal awal untuk bisa berperan
sebagai pemborong atau kontraktor beberapa kegiatan yang ada di
perusahaan. Kesempatan ini terbuka karena peran kontraktor lokal
menjadi strategis mengingat domisilinya di wilayah studi sehingga
memudahkan untuk memberdayakan masyarakat lainnya dalam
rangka untuk kelancaran usahanya. Jika kesempatan berusaha

Halaman IV - 3
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

dapat dimanfaatkan oleh kontraktor lokal, maka persepsi positif


akan timbul. Pemberdayaan masyarakat lokal melalui kemitraan ini
penting dan strateris bagi perusahaan, karena akan meminimalkan
persepsi negatif. Berdasarkan urian tersebut maka DPH kesempatan
berusaha, DPH peningkatan pendapatan danDPH persepsi
masyarakat merupakan dampak penting.

DPH peningkaan aksessibilitas dan DPH timbulnya persepsi


masyarakat merupakan dua DPH yang berhubungan. Terbangunnya
sarana dan prasarana berupa jaringan jalan dan jembatan akan
menambah aksessibilitas di wilayah studi. Terbangunnya jaringan
jalan tidak bersifat ekslusif yang digunakan oleh perusahaan, tetapi
masyarakat di kampung-kampung bisa memanfaatkannya untuk
tujuan ke ladang, hutan dan antar kampung. Kondisi ini akan
menimbulkan perspepsi yang baik bagi masyarakat di wilayah studi.
Jika keberadaan jaringan jalan tidak memberikan manfaat bagi
masyarakat, maka akan muncul persepsi negatif dan hal ini akan
berakibat pemalangan atau pemblokiran jaringan jalan. Terkait
dengan uraian tersebut maka DPH timbulnya aksessibilitas dan DPH
timbulnya persepsi masyarakat merupakan dampak penting.

DPH penurunan kualitas udara, dan DPH peningkatan kebisingan


merupakan DPH-DPH yang terjadi dalam ruang dan waktu yang
sama. Sumber dari DPH tersebut adalah kegiatan pembangkit listrik
dan kegiatan pengangkutan hasil. Dampak tersebut sama-sama
memberikan akumulasi terhadap gangguan kesehatan. Penurunan
kualitas udara berpotensi menimbulkan penyakit pada saluran
pernapasan, sedangkan peningkatan kebisingan berpotensi untu
timbulnya gangguan pendengaran. Dampak ini berlangsung dengan
intensitas tinggi secara bersama-sama, sehingga merupakan dampak
yang saling menguatkan terhadap kesehatan, sehingga merupakan
dampak penting.

DPH timbulnya hama dan penyakit tanaman merupakan DPH yang


perlu diantisipasi pencegahan maupun pengendaliannya, karena
akan berpengaruh kepada kelangsungan usaha budidaya tanaman
pangan. Meledaknya populasi hama dan penyakit bisa menular ke
lokas kebun plasma bahkan masyarakat. Pengendalian secara
cermat dan menggunakanpendekatan biologis merupakan tindakan
yang ramah lingkungan. DPH ini perlu dilakukan pengelolaan yang
baik. Mengingat dampak ini dapat sangat mempengaruhi
keberlangsungan usaha, maka dampak ini adalah penting.

DPH bertambahnya tingkat pendidikan masyarakat dan DPH


kesempatan kerja dan DPH persepsi masyarakat merupakan DPH
yang saling terkait dan ruang yang sama. Perusahaan
memprioritaskan tenaga lokal di dalam memenuhi kebutuhan tenaga
kerjanya karena akan menghemat biaya pengadaannya (tranpostasi
dan tunjangan), serta secara sosial budaya akan mendukung

Halaman IV - 4
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

timbulnya persepsi positif. Persepsi positif diperlukan karena akan


mempengaruhi kenyamanan berusaha di wilayah studi. Dengan
bertambahnya tingkat pendidikan maka standar pendidikan untuk
menjadi karyawan perusahaan dapat terpenuhi, dan disisi lain
dengan meningkatkan pendidikan akan memudahkan masyarakat di
dalam pemahamanannya di berbagai hal, sehingga akan
menstimulasi persepsi yang positif. Terkait dengan uraian tersebut
maka DPH bertambahnya tingkat pendidikan masyarakat dan DPH
kesempatan kerja dan DPH persepsi masyarakat merupakan
dampak penting.

DPH peningkatan prevalensi penyakit, DPH bertambahnya


pelayanan masyarakat dan DPH timbulnya persepsi masyarakat
merupakan DPH yang saling terkait. Timbulnya penyakit
membutuhkan pelayanan pliklinik untuk penyembuhannya.
Keberadaan fasilitas kesehatan dan tenaga medis di wilayah studi
secara rasio (perbandingan jumlah penduduk dan jumlah tenega
medis) sudah baik karena dari jumlah penduduk di wilayah studi
2.900 jiwa sudah terdapat tenaga medis 38 orang atau rata-rata 1
tenaga medis menangani 73 orang, sedangkan pada standar
menurut Kepmenkokesra Nomor 54 Tahun 2013 tentang rencana
pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011 - 2025 untuk 552
tenaga medis melayani 100.000 orang atau setara dengan 1 tenaga
medis melayani 181 orang. Kebijakan perusahaan untuk melayani
kesehatan masyarakat di sekitar kebun merupakan wujud
kepedulian sosial, dan hal ini akan menimbulkan persepsi positif
masyarakat. DPH-DPH yang telah diuraian terserbut merupakan
dampak penting.

Karakteristik dampak penting diperlukan dalam rangka penyusunan


Rencana Pengelolaan Lingkungan Dan Rencana Pemantauan
Lingkungan. Adapun karakteristik masing-masing dampak dapat
dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Dampak Penting

Dampak Penting Karakteristik


KOMPONEN FISIK KIMIA
Penurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara sangat
dipengaruhi oleh kondisi kelembaban
permukaan jalan, kecepatan
kendaraan yang lewat dan jumlah
roda atau ukuran kendaraan.
Semakin kering permukaan jalan,
semakin tinggi kecepatan kendaraan
dan semakin banyak roda yang
digunakan maka terjadinya kadar
debu di udara akan semakin tinggi.

Halaman IV - 5
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Penting Karakteristik


Penurunan kualitas udara akibat
debu dapat menyebar oleh hembusan
angin hingga radius 100 mater dari
sumber dampak yaitu badan jalan.
Peningkatan kebisingan Kebisingan dipengaruhi oleh sumber
bising. Semakin tinggi tingkat
kebisingan dari sumber maka
penyebarannya akan semakin luas.
Penyebaran bising dipengaruhi oleh
kerapatan udara, yang artinya pada
siang hari perambatan bising akan
terhambat oleh kerapatan udara yang
relatif rendah dibanding pada malam
hari. Kebisingan bisa diredam oleh
benda-benda yang ada disekitar
sumber bising, misalnya bangunan,
pohon dan lainnya.
Peningkatan aliran permukaan Aliran permukaan sangat dipengaruhi
oleh curah hujan, artinya semakin
tinggi curah hujan maka aliran
permukaan akan semakin tinggi.
Faktor pendukung lainnya adalah
jenis penutupan lahan, dimana jika
lahan tertutup oleh vegetasi akan
lebih rendah aliran permukaannya
dibandingkan dengan lahan yang
terbuka. Untuk faktor lainnya adalah
kelerengan dan poori-pori tanah yang
ada di dalam wilayah terdampak
aliran permukaan. Semakin tinggi
kelas lereng maka aliran permukaan
akan semakin tinggi.
Peningkatan erosi Karakteristik erosi mirip dengan
karakteristik aliran permukaan, tetapi
untuk erosi ada faktor lain yaitu
struktur pembentuk tanah. Jika
tanah lebih banyak kandungan
pasirnya maka terjadinya erosi akan
semakin tinggi.
Peningkatan kesuburan tanah Kesuburan tanah sangat dipengaruhi
oleh seberapa banyak dan sering
kegiatan pemupukan dalam rangka
pemeliharaan tanaman pangan.
Semakin sering dan dalam dosis yang
tepat maka kesuburan akan semakin
tinggi.
Penurunan kualitas air Kualitas air pemukaan sangat
permukaan dipengaruhi oleh curah hujan. Hujan

Halaman IV - 6
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Penting Karakteristik


yang tinggi akan mengangkuta
material pencemar dari daratan
menuju ke badan air sungai. Zat
pencemar dalam air sifatnya dapat
terencerkan yang disebabkan oleh
pencampuran air dari hulu yang lebih
bersih. Sepanjang sumber dampak
tidak berlangsung terus, maka akan
ada perbaikan kualitas air secara
alami mealui pengenceran.

KOMPONEN BIOLOGI
Penurunan keragaman vegetasi Keragaman vegetasi sangat
terperngaruh oleh kegiatan
pembukaan lahan. Jika kergaman
sudah menurun maka akan sulit
untuk mengembalikan ke indeks
keragaman seperti semula. Hal ini
disebabkan karena jenis-jenis vegetasi
yang timbuh secara alam sudah
terbangun sejak dahulu saat
pembetukan ekosistem hutan.
Keragaman vegetasi yang tinggi
merupakan wujud habitat yang baik
bagi satwa liar dan keragaman
vegetasi yang tinggi menunjukkan
kemantapan ekosistemnya.
Terganggunya keberadaan satwa Satwa liar mempunya karakteristik
liar yang dinamis, sangat mudah untuk
berpindah habitat ketika kondisi
habita awalnya telah berubah dan
tidak cocok untuk melangsungkan
kelestarian hidupnya. Satwa liar
sangat peka terhadap perubahan atau
kehadiran aktifitas manusia.
Penurunan keragaman biota air Keragaman biota yang paling baik
sebahai indikator pencemaran
lingkungan adalah benthos, karena
benthos keberadaannya menetap di
dasar perairan. Benthos relatif lebih
tahan terhadap perubahan kualitas
air pemukaan.

KOMPONEN SOSEKBUD
Perubahan pola penguasaan Masyarakat adat ditandai dengan
lahan (hak ulayat) kepemilikannya terhadap tanah
dimana mereka berada. Penguasaan

Halaman IV - 7
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Penting Karakteristik


tanah adat berbatas satu dengan yang
lain berupa batas alam yang saling
disepakati dan diketahui oleh masing-
masing kelompok adat atau suku.
Pelanggaran terhadap batas atau
pemanfaatan bisa memicu konflik
secara horisontal.
Perubahan mata pencaharian Matapencaharian yang terbangun saat
ini adalah merupakan warisan atau
budaya dari dahulu kala, yaitu
berburu dan berladang.
Matapencaharian bisa berubah
dengan adanya alternatif atau
substitusi yang lebih mudah untuk
menghasilkan pendapatan, karena
pada prinsipnya matapencaharian
adalah bentuk-bentuk kerja atau
upaya secara rutin untuk
menghasilkan pendapatan yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Perubahan pola pemanfaatan Pola pemanfaatan lahan sangat
lahan dipengaruhi oleh pengalaman dan
kemauan pemilik lahan. Pengalaman
tentang pengelolaan lahan akan
merubah pola pemanfaaan lahan dari
lahan tidak produktif menjadi lahan
yang produktif. Penyuluhan, studi
banding dan juga pelatihan budidaya
pertanian akan mempengaruhi
terjadinya pola pemanfaatan lahan.
Terbukanya kesempatan kerja Kesempatan kerja merupakan potensi
yang baik bagi masyarakat di wilayah
studi. Kesempatan kerja dipengaruhi
oleh kemampuan atau sumberdaya
manusia, dan juga kebijakan
perusahaan. Jika masyarakat lokal
mempunyai ketrampilan yang
memenuhi syarat maka peluang
pertama untuk diterima sebagai
tenaga kerja sangat tinggi.
Kesempatan kerja juga dipengaruhi
oleh kebijakan perusahaan untuk
memprioritaskan penerimaan tenaga
kerja lokal. Kesempatan kerja
sifatnya terbatas baik jumlah maupun
waktui pengadaannya.
Bertambahnya kesempatan Kesempatan berusaha membutuhkan
jiwa wirausaha dari masyarakat.

Halaman IV - 8
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Penting Karakteristik


berusaha Sedangkan jiwa wirausaha dapat
dibangun atau terinspirasi oleh para
pelaku wirausaha yang sudah
berjalan. Peluang-peluang usaha
yang mendukung kegiatan
perusahaan merupakan salah satu
faktor penting timbulnya wirausaha.
Bertambahnya pendapatan Pendapatan masyarakat ditentukan
masyarakat oleh jenis pekerjaan dan peraturan
pemerintah yang mengatur
pengupahan seperti UMR.
Pendapatan juga bisa dipengaruhi
oleh kebijakan perusahaan yang
memberikan tunjangan kepada
karyawan.
Bertambahnya kecerdasan Secara alami kecerdasan ditentukan
masyarakat oleh gen (usur pembentuk
kecerdasan) yang berasal dari
keturunan. Kecerdasan dapat
ditingkatkan dengan membangun
fasilitas pendidikan dan juga
penerapan kurikulum yang mengarah
kepada peningkatan kecerdasan.
Bertambahnya aksessibilitas Aksessibilitas dipengaruhi oleh
keberadaan fisik jaringan jalan yang
memenuhi syarat kelancaran
pemanfaatannya. Jaringangan jalan
yang baik adalah apabila bisa dilewati
pada musim kemarau maupun musim
penghujan atau pada segala musim.
Timbulnya persepsi masyarakat Perspesi mempunyai karakteristik
yang mudah berubah di dalam
wilayah studi. Persepsi sangat
dipengaruhi oleh komitmen
perusahaan kepada kesepakatan yang
dibangun. Persepsi juga bisa
dipengaruhi oleh tingkat pengalaman,
pendidikan dan juga latar belakang
masyarakat. Pengalaman yang luas,
pendidikan yang tinggi dan latar
belakan yang baik akan mudah bagi
masyarakat untuk berfikir positif
(poditive thinking) yang menghasilkan
persepsi positif.
KOMPONEN KESEHATAN
MASYARAKAT
Bertambahnya pelayanan Pelayanan kesehatan mempunyai
karakteristik yang berbatas waktu dan

Halaman IV - 9
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Penting Karakteristik


kesehatan berbatas fasilitas. Waktu pelayanan
kesehatan berlangsung pada jam kerja
poliklinik dan ketersediaan fasilitas
kesehatan akan dipengaruhi
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi standar kesehatan yang
baik. Semakin lengkap dan
berstandar baik semua fasilitas
peralatan poliklinik maka akan
semakin baik juga pelayanan yang
diberikan.

Timbulnya prevalensi penyakit Prevalensi penyakit sangat ditentukan


dari sumber dampak negatif yang
terkait dengan penurunan kualtias
lingkungan fisik dan kimia. Kondisi
sanitasi lingkungan masyarakat dan
pola hidup merupakan faktor yang
menimbulkan prevalensi penyakit.

4.2. EVALUASI DAMPAK BERDASARKAN MATRIK LEOPOLD


YANG DIMODIFIKASI

Untuk mengetahui komponen kegiatan yang paling banyak


menimbulkan dampak penting, komponen lingkungan hidup yang
paling besar terkena dampak, dan perimbangan dampak positif dan
dampak negatif digunakan Matrik Leopold yang dimodifikasi.

Matrik Leopold yang dimodifikasi terdiri dari kolom kolom komponen


kegiatan dan baris (row) yang berisi komponen lingkungan (jenis
dampak). Pada sel perpaduan antara kolom dan baris diisi besar
dan penting dampak hasil prakiraan dampak penting pada Bab III.
Matrik Leopold yang dimodifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Halaman IV - 10
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 4.2. Matrik Leopold Yang Dimodifikasi

Halaman IV - 11
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

4.2.1. Komponen Kegiatan Yang Paling Besar Menimbulkan


Dampak

Berdasarkan Tabel 4.2 bisa dilihat komponen kegiatan yang paling


banyak menimbulkan dampak. Adapun lima besar komponen
kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak adalah :

1. Kegiatan pembukaan lahan, terdapat 7 dampak


2. Kegiatan kemitraan, terdapat 7 dampak
3. Kegiatan pemeliharaan tanaman, terdapat 6 dampak
4. Kegiatan pengolahan lahan, terdapat 6 dampak
5. Kegiatan pengangkutan hasil, terdapat 6 dampak

4.2.2. Komponen Lingkungan Yang Paling Banyak Menerima


Dampak

Berdasarkan Tabel 4.2 bisa dilihat komponen lingkungan yang paling


banyak terkena dampak. Adapun lima besar komponen lingkungan
yang paling banyak terkena dampak adalah :

1. Persepsi masyarakat, 15 kegiatan


2. Pendapatan masyarakat, 13 kegiatan
3. Kesempatan berusaha, 9 kegiatan
4. Kualitas air permukaan, 3 kegiatan
5. Prevalensi penyakit, 3 kegiatan

4.2.3. Perimbangan Dampak Positif Dan Dampak Negatif

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui perimbangan dampak negatif


dan dampak positif. Jumlah dampak negatif adalah 22 dan dampak
positif 49, sehingga dampak positif lebih banyak daripada dampak
negatifnya.

4.3. ARAHAN RKL RPL

4.4.1 Lingkup RKL RPL

Lingkup rencana pengelolaan lingkungan hidup memuat upaya-


upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak
penting lingkungan hidup dan dampak lingkungan hidup lainnya
yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul
sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam
pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan hidup antara lain
mencakup kelompok aktivitas sebagai berikut:

1) Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau


mencegah dampak negatif lingkungan hidup;

2) Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk


menanggulangi, meminimisasi, atau mengendalikan dampak

Halaman IV - 12
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

negatif baik yang timbul pada saat usaha dan/atau kegiatan;


dan/atau

3) Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan


dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan
manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun
pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak
positif tersebut.

4.4.2 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

Untuk menangani dampak penting yang sudah diprakirakan dan


juga sudah dievaluasi, pengelolaan lingkungan hidup yang
dirumuskan menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan
lingkungan hidup yang selama ini dikenal yaitu teknologi, sosial,
maupun institusi.

1) Pendekatan teknologi, merupakan upaya penanganan dampak


dengan menggunakan tata cara teknologi yang dapat dilakukan
untuk mencegah, mengurangi, atau menanggulangi dampak
negatif dan mengembangkan dampak positif yang timbul.

2) Pendekatan sosial ekonomi, adalah suatu upaya penanganan


dampak yang memperhatikan faktor ekonomi, agar
menguntungkan atau tidak merugikan pihak-pihak yang terkait,
khusus masyarakat setempat yang terkena dampak langsung
maupun tidak langsung.

3) Pendekatan institusional atau kelembagaan, merupakan suatu


upaya penanganan dampak dengan melakukan kerjasama atau
koordinasi dengan instansi terkait serta musyawarah bersama
masyarakat didalam menangani dampak penting yang timbul.

Secara lebih operasioal terkait pendekatan pengelolaan lingkungan


dan juga pemantauan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Arahan RKL RPL

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
-

I TAHAP PRA KONSTRUKSI

1 Perubahan pola Kegiatan pengadaan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


penguasaan lahan lahan. data :
- Membuat peta
tanah adat yang - Wawancara dengan
akan dibebaskan. masyarakat adat
- Memeriksa bukti
Pendekatan Sosial : penyerahan tanah

Halaman IV - 13
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
- Sosialisasi terkait adat dari
nilai kompensasi masyarakat kepada
dan mekanisme perusahaan
pengadaan lahan
Metode analisis data :
- Melakukan
musyawarah untuk - Menganalisis
mufakat antara keabsahan
masyarakat adat dokumen/ bukti
dengan perusahaan. bukti yang ada.

Pendekatan Institusi :
- Berkoordinasi
dengan Ketua
Lembaga Adat
(LMA), Kepala
Kampung, Kepala
Suku, Kepala
Distrik, dan Kantor
Pertanahan.

2 Bertambahnya Kegiatan pengadaan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pendapatan lahan. data :
masyarakat -
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyrakat adat
- Memberikan terkait besarnya
kompensasi atas kompensasi
atas yang pembebasan lahan
dibebaskan. yang diterima oleh
Besarnya masyarakat adat
kompensasi dari perusahaan
disesuaikan dengan - Memeriksa bukti
hasil kesepakatan bukti-bukti
kedua belah pihak pembayaran
yaitu antara kompensasi
perusahaan dengan pembebsan lahan
masyarakat adat. Metode analisis data :
Pendekatan Institusi : - Manganalisa
- Berkoordinasi keabsahan bukti-
dengan Ketua LMA, bukti pembebasan
Kepala Kampung, lahan.
Kepala Suku,
Instansi Pemerintah

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


penerimaan tenaga data :
kerja -
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja
- Memberikan upah perusahaan terkait
kepada karyawan jumlah upah yang
diatas UMR tahun diterima
berjalan. - Memeriksa bukti slip
gaji/ upah tenaga
Pendekatan Institusi : kerja perusahaan
- Metode analisis data :
- Membandingkan
besarnya upah
tenaga kerja yang
diterimanya dengan
UMR pada tahun
berjalan.

Halaman IV - 14
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
3 Timbulnya persepsi Kegiatan pengadaan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan
masyarakat lahan. data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat terkait
- Transparansi persepsinya
kepada masyarakat terhadap kegiatan
adat di dalam pendadaan lahan
proses pengadaan oleh perusahaan
lahan, agar - Mengumpulkan
masyarakat bukti-bukti kegiatan
mengetahui proses pengadaan lahan
mulai dari awal secara lengkap
sampai akhirnya Metode analisis data :
agar tidak timbul
kecurigaan yang - Menganalisis
mengarah kepada persepsi masyarakat
persepsi negatif. dan
mengelompokkannya
Pendekatan Institusi : menjadi persepsi
- Berkoordinasi negatif dan persepsi
dengan Lembaga positif.
Masyarakat Adat,
Kepala Kampung,
Kepala Suku dan
Kepala Marga

Kegiatan pengadaan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


tenaga kerja data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat terkait
- Memberikan upah persepsinya
kepada karyawan terhadap kegiatan
lebih besar dari pendadaan tenaga
UMR tahun kerja oleh
berjalan, dan perusahaan
diberikan tepat - Mengumpulkan
waktu setiap bukti-bukti kegiatan
bulannya atau pengadaan tenaga
setiap periode kerja secara lengkap
pengupahannya, Metode analisis data :
sehingga karyawan
tetap lancar bekerja - Menganalisis
persepsi masyarakat
Pendekatan Institusi : dan
- mengelompokkannya
menjadi persepsi
negatif dan persepsi
positif.

4 Bertambahnya Kegiatan pengadaan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kesempatan kerja tenaga kerja data :
-
- Menelaah laporan
Pendekatan Sosial : ketenagakerjaan
- Memprioritaskan yang dibuat oleh
masyarakat lokal di perusahaan
dalam penerimaan Metode analisis data :
tenaga kerja
- Menjumlahkan
Pendekatan Institusi : tenaga kerja,
- Kepala kampung kemudian menelaah
jumlah tenaga kerja
yang berasal dari
masyarakat lokal.

Halaman IV - 15
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
- Membandingkan
jumlah tenaga kerja
lokal dengan jumlah
tenaga kerja
pendatang

II TAHAP KONSTRUKSI

1 Perubahan suhu Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembukaan lahan data :
- Tidak melakukan
pembakaran lahan - Mengukur suhu
di dalam kegiatan udara pada siang
pembukaan lahan hari dan malam hari
Pendekatan Sosial : Metode analisis data :
- Memberikan - Membandingkan
pemahaman kepada suhu udara pada
para tenaga kerja saat rona
bidang pembukaan lingkungan hidup
lahan untuk tidak awal dengan hasil
membuang puntung pengukuran suhu.
rokok sembarangan Deviasi suhu yang
dan atau tidak dikehendaki adalah
melakukan kegiatan 3oC
yang berpotensi
menimbulkan
kebakran lahan
Pendekatan Institusi :
- Membuat SOP
pembukaan lahan

2 Peningkatan aliran Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


permukaan pembukaan lahan data :
- Pembukaan lahan
dilakukan pada - Wawancara dengan
musim kemarau, penduduk, apakah
tetapi jika dilakukan pernah terjadi banjir
pada musim hujan di pemukiman atau
diprioritaskan pada perladangannya, dan
lahan yang datar mencatat waktu
sehingga aliran kejadiannya
permukaan tidak - Mengamati tanda-
tinggi tanda banjir di
pemukiman dan di
Pendekatan Sosial : perladangan
- penduduk

Pendekatan Institusi : Metode analisis data :

- - Menganalisa
frekwensi terjadinya
banjir (luapan aliran
permukaan.

3 Peningkatan erosi Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


tanah pembukaan lahan data :
- Tidak melakukan
pembakaran lahan, - Pengamatan tanda-
sehingga fungsi tanda erosi di lahan
serasah di atas yang dibuka
lahan dapat - Mengamati faktor-
berfungsi sebagai faktor variabel erosi.
penghambar erosi
Metode analisis data :
Pendekatan Sosial :
- Prediksi laju erosi

Halaman IV - 16
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
- menggunakan
persamaan USLE
Pendekatan Institusi : yang dikembangkan
- oleh Wischmeier dan
Smith (1978) dengan
persamaan
A=RxKxLxSxCxP
Dimana :
A = Tingkat erosi
R = Faktor curah
hujan (erosivitas
K = Faktor
erodibilitas
tanah
L = Faktor panjang
lereng
S = Faktor
kecuraman
lereng
C = Faktor
penutupan
vegetasi
P = Faktor tindakan
konservasi

TBE dikelompokkan
menjadi :
(dalam ton per ha
per thn)
Sangat ringan ( <15)
Ringan (16 – 60)
Sedang (60 – 180)
Berat (180 - 480)
Sangat berat ( 480 <
)
(Departemen
Kehutanan, 1983).

4 Penurunan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kesuburan tanah pembukaan lahan data :
- Menempatkan
biomasa hasil - Mengambil sampel
pembukaan lahan tanah komposit pada
pada pinggir lahan, kedalaman 0 - 30 cm
tertuama lahan
bagian bawah Metode analisis data :
sehingga berfungsi - Sampel tanah
untuk menahan dianalisis di
hanyutnya humus laboratorium untuk
oleh erosi. mengetahui tingkat
Pendekatan Sosial : kesuburan tanah.

-
Pendekatan Institusi :
-

5 Penurunan kualitas Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


air permukaan pembukaan lahan data :
- Tidak melakukan
pembakaran lahan - Pengambilan sampel
pada waktu dilakukan secara
pembukaan lahan, langsung di
karena jika lahan lapangan sebagai
terbakar maka data primer dengan
serasah di atas metode grab sampel

Halaman IV - 17
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
lahan akan musnah (sesaat).
dan berubah - Parameter-parameter
menjadi abu. Abu kualitas air yang
yang timbul akan mudah berubah dan
mudah terbawa air tidak dapat
hujan ke badan diawetkan seperti
sungai. Selain itu suhu, pH,
fungsi serasah kekeruhan dan
adalah untuk Oksigen terlarut
melindungi partiket- (DO) dianalisis di
partikel tanah dari lokasi pada saat
air hujan agar tidak pengambilan sampel
tererosi yang (in situ). Untuk
akhirnya dapat analisis BOD,
meningkatkan sampel air
kadar TSS di badan diawetkan dengan
air permukaan (air cara dimasukkan ke
sungai). dalam botol kaca
kedap cahaya yang
Pendekatan Sosial : bervolume 200 ml.
- Untuk COD, sampel
air dimasukkan ke
Pendekatan Institusi : dalam botol kaca
tidak kedap cahaya
-
ber-volume 200 ml
dan diawetkan
dengan asam sulfat
5 N sebanyak 0.5 ml.
Sedangkan untuk
parameter-parameter
kulitas air yang lain
akan dianalisis di
laboratorium. Untuk
menjaga agar sampel
air yang telah
diambil tidak
terkontaminasi dan
rusak selama
pengangkutan maka
sampel air tersebut
diawetkan sesuai
dengan parameter
yang dianalisis dan
jerigen-jerigen air
tersebut
dimasukkan dalam
Cool Box
Metode analisis data :
- Analisis parameter
kualitas air
dilakukan di
laboratorium yang
terlah terakreditasi
sebagai laboraorium
penguji. Metode
yang digunakan
adalah SNI dan
APHA.

6 Penurunan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


keragaman vegetasi pembukaan lahan data :
- Tidak melakukan
pembakaran lahan, - Pengambilan data
karena jika lahan dilakukan melalui
terbakar berpotensi inventarisasi jenis
menjalar ke bagian vegetasi dengan

Halaman IV - 18
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
lahan hutan lainnya metode jalur
sehingga akan berpetak,
membakar vegetasi menggunakan
yang seharusnya peralatan meteran,
tidak dilakukan phi band, kompas
pembukaan lahan. dan tally sheet. Pada
setiap jalur
- Mempertahankan pengamatan dibuat
vegetasi di 3 (tiga) petak ukur
sempadan sungai dengan cara kuadrat
yang ada di dalam yang berbentuk segi
blok yang dilakukan empat dengan
pembukaan lahan ukuran 20 x 20m
Pendekatan Sosial : (pengamatan tingkat
pohon), 10 x 10m
- (pengamatan tingkat
tiang), 5 x 5m
Pendekatan Institusi :
(pengamatan tingkat
- pancang) dan 2 x 2m
(pengamatan tingkat
semai). Jarak antar
petak ukur ± 100 m
Metode analisis data :
- Indeks keragaman
Shannon-Wiener,
1989 dengan
persamaan sebagai
berikut :

H’ = - ∑Pi log2Pi
Dimana :
H’ = Indeks
keragaman
shannon-Wiener
Pi = ni/p
ni = Jumlah individu
jenis ke-
P = Jumlah seluruh
individu.

H’ yang diperoleh
kemudian
diklasifikasikan
sebagai berikut :

H’ < 1, rendah
1 < H’ ≤3, sedang
- 3 <H’, tinggi

7 Penurunan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


produksi rumput pembukaan lahan data :
kebar - Membudidayakan
rumput kebar di - Sampling untuk
dalam lahan memperkirakan
masyarakat dengan produksi rumput
pendampingan oleh kebar
perusahaan
Metode analisis data :
Pendekatan Sosial :
- Menghitung
- produksi rumput
kebar per hektar
Pendekatan Institusi :
- Berkoordinasi
dengan kepala
kampung

Halaman IV - 19
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
8 Penurunan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan
keberadaan satwa pembukaan lahan data :
liar - Tidak melakukan
pembakaran lahan - Metode transek
di dalam - Pengamatan
pembukaan lahan, langsung di
karena jika terjadi lapangan dan
kebakaran lahan wawancara dengan
maka akan menjalar penduduk terkait
ke lahan hutan yang keberadaan satwa
merupakan bagian liar
habitat satwa liar.
Metode analisis data :
- Mempertahankan
vegetasi di - Mencatat
sempadan sungai keberadaan jenis-
yang ada di dalam jenis satwa liar yang
blok, sehingga ada di dalam wilayah
fungsinya sebagai studi
habitat satwa liar
tetap terjaga
Pendekatan Sosial :
-
Pendekatan Institusi :
-

9 Penurunan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


keragaman biota air pembukaan lahan data :
- Menjaga agar tidak
terjadi tumpahan - Sampel plankton
minyak atau oli dari diambil dengan cara
alat-alat berat saat menyaring air
melakukan permukaan dengan
pembukaan lahan, menggunakan
karena jika terjadi plankton net 25
tumpahan minyak dengan ukuran
atau oli akan mulut jaring 30 cm
menurunkan dan volume air yang
kualitas air disaring sebanyak
permukaan yang 100 liter. Sampel
dampak lanjutannya plankton yang
ada menurnkan tersaring
keragaman biota air. ditempatkan ke
dalam botol steril
Pendekatan Sosial : dan diawetkan
- dengan larutan
formalin 4% yang
Pendekatan Institusi : bertujuan untuk
menghindari
-
berbagai kerusakan
bentuk plankton,
selanjutnya
diawetkan di dalam
cooling box untuk
kemudian dianalisis
di laboratorium.
- Sampel benthos
diambil dengan cara
mengeruk lumpur
yang berada di dasar
sungai
menggunakan
Eickmen grab.
Sampel lumpur yang
didapat ditempatkan

Halaman IV - 20
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
dalam kantong
plastik dan
diawetkan dengan
formalin 4%,
selanjutnya
ditempatkan dalam
cooling box untuk
kemudian dianalisis
di laboratorium.
Sampel yang didapat
disaring melalui
saringan stainless
steel bertingkat
dengan ukuran mata
saringan berturut-
turut (dari atas ke
bawah) berukuran 1
mm dan 250 µm.
- Data nekton (jenis
ikan) dikumpulkan
melalui pengamatan
langsung dan
wawancara dengan
penduduk atau
pencari ikan
setempat atau data
sekunder yang ada.
Pengambilan data
dilakukan dengan
menginventarisasi
jenis ikan yang ada
di perairan sekitar,
merupakan ikan
tangkapan dari
penduduk setempat
maupun jenis
lainnya yang
memiliki nilai
ekonomi ataupun
jenis yang khas pada
daerah tersebut.
- Pengukuran untuk 1
lokasi sampling
dilakukan sekitar 2
jam. Pengawetan
sampel dilakukan
dengan larutan
formalin 4 %,
selanjutnya
ditempatkan dalam
cooling box untuk
kemudian dianalisis
di laboratorium
Metode analisis data :
- Indeks keragaman
Shannon-Wiener,
1989 dengan
persamaan sebagai
berikut :

H’ = - ∑Pi log2Pi
Dimana :
H’ = Indeks
keragaman
shannon-Wiener
Pi = ni/p

Halaman IV - 21
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
ni = Jumlah individu
jenis ke-
P = Jumlah seluruh
individu.

H’ yang diperoleh
kemudian
diklasifikasikan
sebagai berikut :

H’ < 1, rendah
1 < H’ ≤3, sedang
3 <H’, tinggi

10 Perubahan jenis Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


mata pencaharian pembukaan lahan data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat dan
- Menjalankan pengamatan
program plasma langsung di
sehingga lapangan
masyarakat yang Metode analisis data :
sebelumnya
bermatapencaharian - Menganalisis variasi
sebagai pencari jenis mata
hasil hutan akan pencaharian
mendapat penduduk
matapencaharian
pengganti yaitu
sebagai petani
plasma
Pendekatan Institusi :
-

11 Bertambahnya Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kesempatan pembukaan lahan data :
berusaha -
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat
- Memberikan (kontraktor) dan
kesempatan kepada pemrakarsa, terkait
masyarakat lokal jumlah orang yang
untuk menjadi berperan sebagai
pemborong atau kontraktor
kontraktor pembukaan lahan
pembukaan lahan. Metode analisis data :
Pada pembukaan
lahan terdapat - Menginventaris
pekerjaan imas jumlah kontrakor
yaitu pembersihan kegiatan pembukaan
vegetasi yang lahan
berukuran kecil
sehingga pekerjaan
ini bisa
diberdayakan
masyarakat lokal

Pendekatan Institusi :
-

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembangunan

Halaman IV - 22
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
sarana dan - data :
prasarana
Pendekatan Sosial : - Wawancara dengan
masyarakat
- Memberikan (kontraktor) dan
kesempatan kepada pemrakarsa, terkait
masyarakat lokal jumlah orang yang
untuk menjadi berperan sebagai
pemborong atau kontraktor
kontraktor pembangunan
pembangunan sararana dan
sarana dan prasarana
prasarana. Dalam
hal ini kesempatan Metode analisis data :
diberikan untuk
pekerjaan yang - Menginventaris
sifatnya mudah jumlah kontrakor
dikerjakan oleh kegiatan
masyarakat lokal pembangunan
misalnya membuat sarana dan
rumah, atau prasarana
bangunan
sederhana lainnya
Pendekatan Institusi :
-

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembangunan data :
pengolah hasil -
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat
- Memberikan (kontraktor) dan
kesempatan kepada pemrakarsa, terkait
masyarakat lokal jumlah orang yang
untuk menjadi berperan sebagai
pemborong atau kontraktor
kontraktor pembangunan
pembangunan pengolah hasil
pengolah hasil, Metode analisis data :
misalnya sebagai
pemasok kayu, - Menginventaris
batu, pasir, dan lain jumlah kontrakor
sebagainya. kegiatan
pembangunan
pengolah hasil
Pendekatan Institusi :
-

12 Peningkatan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pendapatan pembukaan lahan data :
masyarakat -
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja,
- Mewajibkan para kontraktor dan
pemborong atau pemrakarsa (bagian
kontraktor agar di personalia) terkait
dalam pembayaran dengan jumlah upah
upah tenaga tenaga kerja pada
kerjanya melebihi kegiatan pembukaan
UMR lahan

Pendekatan Institusi : Metode analisis data :

- - Membandingkan
jumlah upah tenaga
kerja bidang

Halaman IV - 23
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
pembukaan lahan
dengan UMR tahun
berjalan.

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembangunan data :
sarana dan -
prasarana - Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja,
- Mewajibkan para kontraktor dan
pemborong atau pemrakarsa (bagian
kontraktor kegiatan personalia) terkait
pembangunan dengan jumlah upah
sarana dan tenaga kerja pada
prasarana agar di kegiatan
dalam pembayaran pembangunan
upah tenaga sarana dan
kerjanya melebihi prasarana
UMR Metode analisis data :
Pendekatan Institusi : - Membandingkan
- jumlah upah tenaga
kerja bidang
pembangunan
sarana dan
prasarana dengan
UMR tahun berjalan.
Kegiatan
pembangunan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan
pengolah hasil data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja,
- Mewajibkan para kontraktor dan
pemborong atau pemrakarsa (bagian
kontraktor kegiatan personalia) terkait
pembangunan dengan jumlah upah
pengolah hasil agar tenaga kerja pada
di dalam kegiatan
pembayaran upah pembangunan
tenaga kerjanya pengolah hasil
melebihi UMR Metode analisis data :
Pendekatan Institusi : - Membandingkan
- jumlah upah tenaga
kerja bidang
pembangunan
pengoah hasil
dengan UMR tahun
berjalan.

13 Timbulnya persepsi Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


masyarakat pembukaan lahan data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja atau
- Melibatkan tokoh masyarakat
masyarakat adat di terkait persepsinya
dalam kegiatan terhadap kegiatan
pembukaan lahan, pembukaan lahan
mengikuti adat Metode analisis data :
istiadat yang
berlaku sebelum - Merekapitulasi hasil
melakukan wawancara dan
pembukaan lahan menyimpulkan
persepsi negatif dan
persepsi positif dari

Halaman IV - 24
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
Pendekatan Institusi : masyarakat terkait
dengan kegiatan
- Berkoordinasi pembukaan lahan
dengan kepala
kampung, kepala
suku atau marga

Pembangunan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


sarana dan prasana data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja atau
- Mengijinkan tokoh masyarakat
masyarakat untuk terkait persepsinya
melewati jaringan terhadap kegiatan
jalan kebun untuk pembangunan
aktivitasnya menuju sarana dan
ladang, hutan dan prasarana
juha kampung- Metode analisis data :
kampung lainnya
- Merekapitulasi hasil
Pendekatan Institusi : wawancara dan
- menyimpulkan
persepsi negatif dan
persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
pembangunan
sarana dan
prasarana

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembangunan data :
pengolah hasil -
(pabrik) - Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : tenaga kerja atau
- Pengadaan bahan tokoh masyarakat
dan material untuk terkait persepsinya
pembangunan terhadap kegiatan
diutamakan berasal pembangunan
dari wilayah studi pengoah hasil
dan melibatkan (pabrik)
masyarakat lokal Metode analisis data :
untuk
pengadaannya - Merekapitulasi hasil
wawancara dan
Pendekatan Institusi : menyimpulkan
- persepsi negatif dan
persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
pembangunan
pengolah hasil

14 Peningkatan Pembangunan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


aksesibilitas sarana dan data :
prasarana - Membangun
jaringan jalan - Pengamatan
kebun yang langsung di
digunakan untuk lapangan fisik hasil
mobilitas kegiatan pembangunan
kebun, kemudian sarana dan
jaringan jalan prasarana
tersebut - Wawancara dengan
dihubungkan masyarakat terkait
dengan jalan dengan kemudahan
kampung maupun dalam pemanfaatan

Halaman IV - 25
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
umum yang ada di jaringan jalan
wilayah studi
Metode analisis data :
Pendekatan Sosial :
- Menjumlah panjang
- jalan yang terbangun
dan
Pendekatan Institusi : mendeskripsikan
- aksessibilitas
masyarakat

III TAHAP OPERASI

1 Penurunan kualitas Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


udara pengangkutan hasil data :
- Melakukan
penyiraman pada - Pengumpulan data
jalan pada musim kualitas udara
kemarau terutama ambient akan
pada jalan yang dilakukan dengan
berdekatan dengan cara pengambilan
pemukiman sampel langsung di
lapangan sebagai
- Membatasi data primer.
kecepatan Pengambilan sample
kendaraan saat akan dilakukan
melintas di jalan dengan
yang berdebu, yaitu menggunakan Gas
30 km per jam Sampler dan High
Pendekatan Sosial : Volume Air Sample
(Hi-Vol)
-
Metode analisis data :
Pendekatan Institusi :
- Sampel dianalisis di
- laboratorium yang
telah mendapat
akreditasi sebagai
laboratorium
penguji.
- Metode analisis
untuk parameter
adalah sebagai
berikut :
SO2 (SNI 19-7119.7-
2005)
NO2 (SNI 19-7119.2-
2005)
CO (SNI 19-7119.10-
2005)
O3 (SNI 19-7119.8-
2005)
Pb (SNI 19-7119.4-
2005)
Debu(SNI 19-7119.3-
2005)

2 Peningkatan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kebisingan pengangkutan hasil data :
- Menggunakan
kendaraan truk, - Pengukuran tingkat
dimana penyebab kebisingan dengan
bising (knalpot) menggunakan alat
tidak boleh continuous recording
dimodifikasi sound level meter.
menjadi kenalpot Pengukuran
dengan suara bising dilakukan secara
yang tinggi kontinyu pada

Halaman IV - 26
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
- Membatasi masing-masing
kecepatan lokasi pengamatan,
kendaraan saat dengan tiga ulangan.
melintas di jalan Metode pengukuran
yang dekat kebisingan
pemukiman, yaitu dilakukan setiap 5
30 km per jam (lima) detik selama 5
(lima) menit
Pendekatan Sosial : sebanyak 4 kali
- pengukuran pada
masing-masing
Pendekatan Institusi : waktu, sehingga
diperlukan waktu 1
-
jam untuk mewakili
masing-masing
waktu pengukuran
(pagi, siang, sore dan
malam) dalam 24
jam
Metode analisis data :
- Kebisingan dengan
metode
5.5/IK/GQA/022.
Data yang diperoleh
dari hasil
pengukuran dengan
menggunakan alat
continuous recording
level meter ini akan
dirata-rata dan
ditabulasi serta
dibandingkan
dengan baku mutu
tingkat kebisingan
yang berlaku
menurut Kep. No.
48/MENLH/ II/1996

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembangkit listrik data :
- Merawat mesin
genset dan turbin - Pengukuran tingkat
secara berkala kebisingan dengan
menggunakan alat
- Melengkapi dengan continuous recording
ear plug terhadap sound level meter.
tenaga kerja yang Pengukuran
bertugas di bidang dilakukan secara
pembangkit listrik kontinyu pada
- Menempatkan masing-masing
genset pada rumah lokasi pengamatan,
atau bagngunan dengan tiga ulangan.
khusus yang Metode pengukuran
memiliki dinding kebisingan
peredam kebisingan dilakukan setiap 5
(lima) detik selama 5
Pendekatan Sosial : (lima) menit
sebanyak 4 kali
-
pengukuran pada
Pendekatan Institusi : masing-masing
waktu, sehingga
- diperlukan waktu 1
jam untuk mewakili
masing-masing
waktu pengukuran
(pagi, siang, sore dan

Halaman IV - 27
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
malam) dalam 24
jam
Metode analisis data :
- Kebisingan dengan
metode
5.5/IK/GQA/022.
Data yang diperoleh
dari hasil
pengukuran dengan
menggunakan alat
continuous recording
level meter ini akan
dirata-rata dan
ditabulasi serta
dibandingkan
dengan baku mutu
tingkat kebisingan
yang berlaku
menurut Kep. No.
48/MENLH/ II/1996

3 Peningkatan erosi Kegiatan pengolahan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


tanah lahan data :
- Membuat guludan-
guludan untuk - Pengamatan tanda-
menanam jagung, tanda erosi di lahan
singkong, kedelai yang dibuka
dan kacang tanah. - Mengamati faktor-
faktor variabel erosi.
- Membuat terasering
pada lahan yang Metode analisis data :
mempunyai
kelerengan lebih - Prediksi laju erosi
dari 8% menggunakan
persamaan USLE
Pendekatan Sosial : yang dikembangkan
oleh Wischmeier dan
- Smith (1978) dengan
persamaan
A=RxKxLxSxCxP
Pendekatan Institusi : Dimana :
A = Tingkat erosi
-
R = Faktor curah
hujan (erosivitas
K = Faktor
erodibilitas
tanah
L = Faktor panjang
lereng
S = Faktor
kecuraman
lereng
C = Faktor
penutupan
vegetasi
P = Faktor tindakan
konservasi

TBE dikelompokkan
menjadi :
(dalam ton per ha
per thn)
Sangat ringan ( <15)
Ringan (16 – 60)
Sedang (60 – 180)
Berat (180 - 480)
Sangat berat ( 480 <

Halaman IV - 28
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
)
(Departemen
Kehutanan, 1983).

4 Peningkatan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kesuburan tanah pemeliharaan data :
tanaman - Memberikan pupuk
organik dan - Mengambil sampel
anorganik pada tanah komposit pada
lahan yang tingkat kedalaman 0 - 30 cm
kesuburannya
sangat rendah, Metode analisis data :
rendah, dan sedang - Sampel tanah
Pendekatan Sosial : dianalisis di
laboratorium untuk
- mengetahui tingkat
kesuburan tanah.
Pendekatan Institusi :
-

5 Penurunan kualitas Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


air permukaan pemeliharaan data :
tanaman - Menggunakan
pestisida, herbisida, - Pengambilan sampel
insectisida sesuai dilakukan secara
dengan dosis yang langsung di
disarankan lapangan sebagai
data primer dengan
- Penggunaan metode grab sampel
pestisida, herbisida, (sesaat).
insectisida pada - Parameter-parameter
musim panas agar kualitas air yang
fungsi maksimal mudah berubah dan
dan tidak mudah tidak dapat
terbawa air ke diawetkan seperti
sungai. Jika suhu, pH,
penerapannya pada kekeruhan dan
musim hujan maka Oksigen terlarut
akan mudah (DO) dianalisis di
terbawa kedalam air lokasi pada saat
sungai pengambilan sampel
Pendekatan Sosial : (in situ). Untuk
analisis BOD,
- sampel air
diawetkan dengan
Pendekatan Institusi :
cara dimasukkan ke
- dalam botol kaca
kedap cahaya yang
bervolume 200 ml.
Untuk COD, sampel
air dimasukkan ke
dalam botol kaca
tidak kedap cahaya
ber-volume 200 ml
dan diawetkan
dengan asam sulfat
5 N sebanyak 0.5 ml.
Sedangkan untuk
parameter-parameter
kulitas air yang lain
akan dianalisis di
laboratorium. Untuk
menjaga agar sampel
air yang telah
diambil tidak
terkontaminasi dan
rusak selama

Halaman IV - 29
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
pengangkutan maka
sampel air tersebut
diawetkan sesuai
dengan parameter
yang dianalisis dan
jerigen-jerigen air
tersebut
dimasukkan dalam
Cool Box
Metode analisis data :
- Analisis parameter
kualitas air
dilakukan di
laboratorium yang
terlah terakreditasi
sebagai laboraorium
penguji. Metode
yang digunakan
adalah SNI dan
APHA.

6 Penurunan Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


keragaman biota air pemeliharaan data :
tanaman - Pengelolaannya
terkait dengan - Sampel plankton
pengelolaan dampak diambil dengan cara
kualitas air menyaring air
permukaan yaitu permukaan dengan
menggunakan menggunakan
pestisida, herbisida, plankton net 25
insectisida sesuai dengan ukuran
dengan dosis yang mulut jaring 30 cm
disarankan dan volume air yang
disaring sebanyak
- Penggunaan 100 liter. Sampel
pestisida, herbisida, plankton yang
insectisida pada tersaring
musim panas agar ditempatkan ke
fungsi maksimal dalam botol steril
dan tidak mudah dan diawetkan
terbawa air ke dengan larutan
sungai. Jika formalin 4% yang
penerapannya pada bertujuan untuk
musim hujan maka menghindari
akan mudah berbagai kerusakan
terbawa kedalam air bentuk plankton,
sungai selanjutnya
Pendekatan Sosial : diawetkan di dalam
cooling box untuk
- kemudian dianalisis
di laboratorium.
Pendekatan Institusi :
- Sampel benthos
- diambil dengan cara
mengeruk lumpur
yang berada di dasar
sungai
menggunakan
Eickmen grab.
Sampel lumpur yang
didapat ditempatkan
dalam kantong
plastik dan
diawetkan dengan
formalin 4%,
selanjutnya
ditempatkan dalam

Halaman IV - 30
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
cooling box untuk
kemudian dianalisis
di laboratorium.
Sampel yang didapat
disaring melalui
saringan stainless
steel bertingkat
dengan ukuran mata
saringan berturut-
turut (dari atas ke
bawah) berukuran 1
mm dan 250 µm.
- Data nekton (jenis
ikan) dikumpulkan
melalui pengamatan
langsung dan
wawancara dengan
penduduk atau
pencari ikan
setempat atau data
sekunder yang ada.
Pengambilan data
dilakukan dengan
menginventarisasi
jenis ikan yang ada
di perairan sekitar,
merupakan ikan
tangkapan dari
penduduk setempat
maupun jenis
lainnya yang
memiliki nilai
ekonomi ataupun
jenis yang khas pada
daerah tersebut.
- Pengukuran untuk 1
lokasi sampling
dilakukan sekitar 2
jam. Pengawetan
sampel dilakukan
dengan larutan
formalin 4 %,
selanjutnya
ditempatkan dalam
cooling box untuk
kemudian dianalisis
di laboratorium
Metode analisis data :
- Indeks keragaman
Shannon-Wiener,
1989 dengan
persamaan sebagai
berikut :

H’ = - ∑Pi log2Pi
Dimana :
H’ = Indeks
keragaman
shannon-Wiener
Pi = ni/p
ni = Jumlah individu
jenis ke-
P = Jumlah seluruh
individu.

H’ yang diperoleh

Halaman IV - 31
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
kemudian
diklasifikasikan
sebagai berikut :

H’ < 1, rendah
1 < H’ ≤3, sedang
3 <H’, tinggi

7 Timbulnya hama Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


dan penyakit penanaman data :
tanaman - Penananam
tanaman pangan - Pengamatan
dengan 4 jenis langsung di
komoditi agar lapangan (kebun
heterogen. tanaman pangan)
- Pengendalian hama Metode analisis data :
dan penyakit
tanaman dengan - Menganalisis jumlah
menggunakan jenis hama dan
biologis penyakit tanaman
pangan
Pendekatan Sosial :
-
Pendekatan Institusi :
-

8 Perubahan mata Kegiatan kemitraan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pencaharian inti plasma data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat dan
- Memasukkan pengamatan
masyarakat yang langsung di
bermata lapangan
pencaharian sebagaj Metode analisis data :
pencari hasil hutan
kayu dan bukan - Menganalisis variasi
kayu, untuk jenis mata
menjadi anggota pencaharian
petani plasma penduduk
Pendekatan Institusi :
-

9 Perubahan pola Kegiatan kemitraan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemanfaatan lahan inti plasma data :
- Lahan yang tidak
produktif - Pengamatan
dialokasikan langsung di
menjadi kebun inti lapangan untuk
atau plasma mengetahui pola-
sehingga menjadi pola pemanfaatan
lebih produktif lahan
Pendekatan Sosial : Metode analisis data :
- - Mendeskripsikan
jumlah variasi jenis
Pendekatan Institusi : pola pemanfaatan
- lahan

10 Bertambahnya Kegiatan kemitraan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kesempatan kerja inti plasma data :
-
- Wawancara dengan

Halaman IV - 32
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
Pendekatan Sosial : para tenaga kerja
bidang plasma,
- Memberikan terkait dengan asal
pengetahuan dan usulnya dan waktu
ketrampilan kepada mulai bekerja
masyarakat lokal
peserta plasma, Metode analisis data :
sehingga meraka
mampu sebagai - Menjumlah tenaga
tenaga kerja untuk kerja lokal dan
kebun plasma nya. jumlah tenaga kerja
pendatang.
Pendekatan Institusi : Membandingkan
jumlah tenaga kerja
- lokal terhadap
tenaga kerja
pendatang. Target
perusahaan adalah
jumlah tenaga kerja
lokal lebih besar
(banyak).

11 Bertambahnya Kegiatan kemitraan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pengetahuan dan inti plasma data :
ketrampilan petani -
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : petani plasma terkait
- Memberikan pengetahuannya di
pengetahuan dan bidang pertanian
ketrampilan kepada (tanaman pangan)
masyarakat lokal yang saat ini
peserta plasma, dilakukan.
sehingga meraka - Pengamatan
mampu untuk terhadap
mempersiapkan ketrampilan yang
lahan, menanan, dimiliki terkait
memelihara dan dengan kegiatan inti
memanen kebun plasma
plasma nya. Metode analisis data :
Pendekatan Institusi : - Deskripsi tentang
- pengetahuan dan
ketrampilan petani
plasma

12 Bertambahnya Kegiatan pengolahan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kesempatan lahan data :
berusaha -
- Menelaah bukti-
Pendekatan Sosial : bukti kemitraan
- Melibatkan (perjanjian kontrak)
pemborong atau antara kontraktor
kontraktor lokal di dengan perusahaan
dalam kegiatan dalam kegiatan
pengolahan lahan. pengolahan lahan
Pekerjaan yang Metode analisis data :
diberikan adalah
jika pengolahan - Menjumlah orang
lahan secara (kontraktor) yang
mekanis tidak diberdayakan dalam
memungkinkan, kegiatan pengolahan
misalnya pada lahan
lahan yang
mempunyai
kelerengan atau
penuh dengan
kendala-kendala

Halaman IV - 33
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
teknis lainnya
Pendekatan Institusi :
-

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


penananam data :
-
- Menelaah bukti-
Pendekatan Sosial : bukti kemitraan
- Melibatkan (perjanjian kontrak)
pemborong atau antara kontraktor
kontraktor lokal di dengan perusahaan
dalam kegiatan dalam kegiatan
penanaman. penanaman
Walaupun Metode analisis data :
penanaman
dilakukan secara - Menjumlah orang
mekanis, tetapi (kontraktor) yang
peran manual diberdayakan dalam
adalah untuk kegiatan penananam
memastikan bahwa
bibit tertanam pada
lubang tanam yang
telah dibuat
Pendekatan Institusi :
-

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemeliharaan data :
-
- Menelaah bukti-
Pendekatan Sosial : bukti kemitraan
- Melibatkan (perjanjian kontrak)
pemborong atau antara kontraktor
kontraktor lokal di dengan perusahaan
dalam kegiatan dalam kegiatan
pemeliharaan. pemeliharaan
Pekerjaan Metode analisis data :
penyiangan gulma
memerlukan tenaga - Menjumlah orang
manusia yang tidak (kontraktor) yang
memerlukan diberdayakan dalam
keahlian khusus, kegiatan
sehingga pekerkaan pemeliharaan
ini merupakan
kesempatan bagi
kontraktor lokal
untuk berperan.
Pendekatan Institusi :
-

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemanenan data :
-
- Menelaah bukti-
Pendekatan Sosial : bukti kemitraan
- Melibatkan (perjanjian kontrak)
pemborong atau antara kontraktor
kontraktor lokal di dengan perusahaan
dalam kegiatan dalam kegiatan
pemanenan, pemanenan
terutama pada Metode analisis data :
pekerjaan yang

Halaman IV - 34
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
tidak - Menjumlah orang
memungkinkan (kontraktor) yang
untuk dilakukan diberdayakan dalam
secara mekanis, kegiatan pemanenan
misalnya
pengutipan ceceran
hasil panen,
pemanenan yang
terlewatkan oleh
cara mekanis, dan
juga pemanenan
pada lahan-lahan
yang secara
mekanis tidak dapat
dilakukan secara
mekanis.
Pendekatan Institusi :
-

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pengangkutan hasil data :
-
- Menelaah bukti-
Pendekatan Sosial : bukti kemitraan
- Memberdayakan (perjanjian kontrak)
masyarakat dengan antara kontraktor
cara menjalin dengan perusahaan
kemitraan di dalam dalam kegiatan
angkutan hasil pengangkutn hasil
panen dari blok Metode analisis data :
kebun ke pabrik
pengolahannya - Menjumlah orang
(kontraktor) yang
Pendekatan Institusi : diberdayakan dalam
- kegiatan
pengangkutan hasil

Kegiatan kemitraan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


inti plasma data :
-
- Menelaah bukti-
Pendekatan Sosial : bukti usaha baru
- Memberikan yang dirintis oleh
bimbingana teknis masyarakat akibat
dan non teknis kegiatan inti plasma
sehingga Metode analisis data :
masyarakat mampu
untuk membuat - Menjumlah orang)
usaha baru yang mampu
membangun usaha
Pendekatan Institusi : baru di wilayah studi
- terkait dengan
program plasma

13 Bertambahnya Kegiatan pengolahan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pendapatan lahan data :
masyarakat -
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pengupahan berupa
- Mewajibkan slip gaji atau upah
kontraktor untuk yang diterima oleh
memberikan upah karyawan pada
kerja kepada tenaga kegiatan pengolahan
kerja yang lahan
dikelolanya melebihi

Halaman IV - 35
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
UMR tahun berjalan Metode analisis data :
Pendekatan Institusi : - Membandingkan
jumlah upah atau
- gaji tenaga kerja
pada bidang
pengolahan lahan
dengan UMR tahun
berjalan. Target
perusahaan adalah
upah atau gaji lebih
besar dari UMR
tahun berjalan

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


penananam data :
-
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pengupahan berupa
- Mewajibkan slip gaji atau upah
kontraktor bidang yang diterima oleh
pemanenan untuk karyawan pada
memberikan upah kegiatan penananam
kerja kepada tenaga Metode analisis data :
kerja yang
dikelolanya melebihi - Membandingkan
UMR tahun berjalan jumlah upah atau
gaji tenaga kerja
Pendekatan Institusi : pada kegiatan
- penananam dengan
UMR tahun berjalan.
Target perusahaan
adalah upah atau
gaji lebih besar dari
UMR tahun berjalan

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemeliharaan data :
-
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pengupahan berupa
- Mewajibkan slip gaji atau upah
kontraktor bidang yang diterima oleh
pemeliharaan untuk karyawan pada
memberikan upah kegiatan
kerja kepada tenaga pemeliharaan
kerja yang Metode analisis data :
dikelolanya melebihi
UMR tahun berjalan - Membandingkan
jumlah upah atau
Pendekatan Institusi : gaji tenaga kerja
- pada kegiatan
pemeliharaan
dengan UMR tahun
berjalan. Target
perusahaan adalah
upah atau gaji lebih
besar dari UMR
tahun berjalan

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemanenan data :
-
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pengupahan berupa
- Mewajibkan slip gaji atau upah
kontraktor bidang yang diterima oleh

Halaman IV - 36
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
pemanenan untuk karyawan pada
memberikan upah kegiatan pemanenan
kerja kepada tenaga
kerja yang Metode analisis data :
dikelolanya melebihi - Membandingkan
UMR tahun berjalan jumlah upah atau
Pendekatan Institusi : gaji tenaga kerja
pada kegiatan
- pemanenan dengan
UMR tahun berjalan.
Target perusahaan
adalah upah atau
gaji lebih besar dari
UMR tahun berjalan
Kegiatan
pengangkutan hasil Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan
data :
-
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pengupahan berupa
- Mewajibkan slip gaji atau upah
kontraktor bidang yang diterima oleh
pengangkutan hasil karyawan pada
untuk memberikan kegiatan
upah kerja kepada pengangkutan hasil
tenaga kerja yang Metode analisis data :
dikelolanya melebihi
UMR tahun berjalan - Membandingkan
jumlah upah atau
Pendekatan Institusi : gaji tenaga kerja
- pada kegiatan
pengangkutan hasil
dengan UMR tahun
berjalan. Target
perusahaan adalah
upah atau gaji lebih
besar dari UMR
tahun berjalan

Kegiatan pengolahan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


hasil panen data :
-
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pembayaran atas
- Membeli hasil panen penjualan hasil
petani plasma plasma
dengan harga yang Metode analisis data :
sesuai dengan
kesepakatan dan - Membandingkan
pembayaran tepat jumlah pendapatan
waktu dengan nilai yang
ada di dalam
Pendekatan Institusi : kesepakatan
-

Kegiatan pemasaran Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


data :
-
- Melihat bukti
Pendekatan Sosial : pembayaran atas
- Membeli hasil panen penjualan hasil
petani plasma kebun
dengan harga yang Metode analisis data :
sesuai dengan
kesepakatan dan - Membandingkan
pembayaran tepat jumlah pendapatan

Halaman IV - 37
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
waktu dengan nilai yang
ada di dalam
Pendekatan Institusi : kesepakatan
-

14 Timbulnya persepsi Kegiatan pengolahan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


masyarakat lahan data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Di dalam kegiatan atau tokoh
pengolahan lahan masyarakat terkait
melibatkan persepsinya
kontraktor lokal terhadap kegiatan
terutama pada pengolahan lahan
lahan-lahan yang Metode analisis data :
secara teknis sulit
dilakukan dengan - Merekapitulasi hasil
cara mekanis wawancara dan
menyimpulkan
Pendekatan Institusi : persepsi negatif dan
- persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
pengolahan lahan

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


penanaman data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Di dalam kegiatan atau tokoh
penanaman masyarakat terkait
melibatkan persepsinya
kontraktor lokal terhadap kegiatan
terutama pada penanaman
lahan-lahan yang Metode analisis data :
secara teknis sulit
dilakukan dengan - Merekapitulasi hasil
cara mekanis wawancara dan
menyimpulkan
Pendekatan Institusi : persepsi negatif dan
- persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
penanaman

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemeliharaan data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Di dalam kegiatan atau tokoh
pemeliharaan masyarakat terkait
melibatkan persepsinya
kontraktor lokal, terhadap kegiatan
misalnya untuk pemeliharaan
pemberantan gulma, Metode analisis data :
penyulaman dan
lain-lain yang tidak - Merekapitulasi hasil
bisa dilakukan wawancara dan
dengan cara menyimpulkan
mekanis persepsi negatif dan
persepsi positif dari
Pendekatan Institusi : masyarakat terkait
dengan kegiatan

Halaman IV - 38
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
- pemeliharaan

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pemanenan data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Di dalam kegiatan atau tokoh
pemanenan masyarakat terkait
melibatkan persepsinya
kontraktor lokal terhadap kegiatan
pemanenan
Pendekatan Institusi :
Metode analisis data :
-
- Merekapitulasi hasil
wawancara dan
menyimpulkan
persepsi negatif dan
persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
pemanenan

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pengangkutan hasil data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Di dalam kegiatan atau tokoh
pengangkutan masyarakat terkait
melibatkan persepsinya
kontraktor lokal terhadap kegiatan
pengangkutan hasil
- Meminimalkan
kecelakaan lalu Metode analisis data :
lintas - Merekapitulasi hasil
Pendekatan Institusi : wawancara dan
menyimpulkan
- persepsi negatif dan
persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
pengangkutan hasil

Kegiatan sekolah Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Seluruh anak-anak atau tokoh
karyawan diterima masyarakat terkait
sebagai siswa persepsinya
sekolah yang terhadap kegiatan
dibangun sekolahan
perusahaan Metode analisis data :
- Memberikan - Merekapitulasi hasil
kesempatan yang wawancara dan
baik untuk sekolah menyimpulkan
di sekolah persepsi negatif dan
perusahaan kepada persepsi positif dari
anak-anak usia masyarakat terkait
sekolah yang berada dengan kegiatan
di sekitar kebun sekolahan
Pendekatan Institusi :

Halaman IV - 39
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
-

Kegiatan poliklinik Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


kebun (polibun) data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Memberikan atau tokoh
pelayanan masyarakat terkait
kesehatan kepada persepsinya
masyarakat di terhadap kegiatan
sekitar kebun poloklinik kebun
dengan standar (polibun)
pelayanan yang Metode analisis data :
sama dengan tenaga
kerja kebun - Merekapitulasi hasil
wawancara dan
Pendekatan Institusi : menyimpulkan
- persepsi negatif dan
persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
poliklinik kebun
(polibun)

Kegiatan kemitraan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


inti plasma data :
-
- Wawancara dengan
Pendekatan Sosial : masyarakat atau
- Memberikan atau tokoh
sosialisasi kepada masyarakat terkait
masyarakat tentang persepsinya
hak dan kewajiban terhadap kegiatan
peserta plasma plasma

Pendekatan Institusi : Metode analisis data :

- - Merekapitulasi hasil
wawancara dan
menyimpulkan
persepsi negatif dan
persepsi positif dari
masyarakat terkait
dengan kegiatan
plasma

15 Bertambahnya Kegiatan sekolah Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


tingkat pendidikan data :
masyarakat - Membangun sarana
dan prasarana - Menelaah buku
pendidikan di induk siswa di
wilayah studi sekolah yang
dibangun oleh
Pendekatan Sosial : perusahaan
- Membantu - Menelaah jumlah
peningkatan penduduk dan
kualitas pendidikan dikelompokkan
di sekolah-sekolah menurut umur
dalam wilayah studi sekolah

Pendekatan Institusi : Metode analisis data :

- Berkoordinasi - Memprosentasekan
dengan Dinas jumlah penduduk
Pendidikan usia sekolah yang
Kabupaten yang menamatkan
Tambrawu, dan juga jenjang pendidikan
SD dan SLTP.

Halaman IV - 40
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
para kepala sekolah Dengan adanya
sekolah yang
dibangun oleh
perusahaan dengan
harapan 80 sampai
100% anak usia
sekolah bisa
menamatkan SD.

16 Peningkatan Kegiatran Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


prevalensi penyakit pemeliharaan data :
- Menerapkan
pemeliharaan yang - Menelaah laporan
ramah lingkungan, bulanan angka
sehingga tidak penyakitan yang ada
berdampak negatif di polibun
kepada lingkungan
yang bisa Metode analisis data :
menurunkan - Membandingkan
kesehatan angka penyakitan
Pendekatan Sosial : dari tahun ke tahun.
Harapan perusahaan
- adalah tidak terjadi
angka penyakitan
Pendekatan Institusi : terkait dengan
- dampak kualitas air
akibat pemeliharaan
tanaman

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pengangkutan hasil data :
- Melengkapi masker
bagi para pekerja - Menelaah laporan
yang beraktivitas di bulanan angka
transportasi. penyakitan yang ada
di polibun
Pendekatan Sosial :
Metode analisis data :
-
- Membandingkan
Pendekatan Institusi : angka penyakitan
- dari tahun ke tahun.
Harapan perusahaan
adalah tidak terjadi
angka penyakitan
terkait dengan
dampak kualitas
udara akibat
pengangkutan hasil

Kegiatan Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pembangkit listrik data :
- Melengkapi tenaga
kerja dengan alat - Menelaah laporan
pelindung diri, bulanan angka
misalnya ear plug penyakitan yang ada
di polibun
- Pemeriksaan THT
secara berkala Metode analisis data :
Pendekatan Sosial : - Membandingkan
angka penyakitan
- dari tahun ke tahun.
Pendekatan Institusi : Harapan perusahaan
adalah tidak terjadi
- angka penyakitan
terkait dengan
dampak kualitas
udara akibat

Halaman IV - 41
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Dampak Komponen
Pendekatan
Penting Yang Kegiatan Metode
No Pengelolaan
Dikelola Dan Sumber Pemantauan
Lingkungan
Dipantau Dampak
kegiatan pembangkit
listrik

17 Bertambahnya Kegiatan polibun Pendekatan Teknologi : Metode pengumpulan


pelayanan data :
kesehatan - Membangun
poliklinik pratama - Menelaah laporan
di dalam kebun PT bulanan kunjungan
BAPP pasien di polbun,
terkait asal usul
Pendekatan Sosial : pasien
- Memberikan Metode analisis data :
pelayanan
kesehatan kepada - Menelaah jumlah
masyarakat di pasien yang berasal
sekitar kebun yang dari masyarakat di
datang ke poliklinik sekitar kebun.
kebun
Pendekatan Institusi :
- Berkoordinasi
dengan Puskesmas
Distrik Kebar Dan
Distrik Senopi

IV TAHAP PASCA OPERASI

Tidak terdapat
dampak penting
yang masuk RKL
RPL pada tahap
ini.

4.4. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN

Berdasarkan kajian dampak lingkungan diketahui bahwa komponen


kegiatan menimbulkan dampak penting negatif pada aspek fisik-
kimia, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat; serta
menimbulkan dampak positif penting terhadap komponen fisik dan
sosial ekonomi budaya.

Pada prinsipnya dampak-dampak negatif penting yang timbul masih


dapat dikelola dan ditanggulangi/diminimalisasi dengan pendekatan
teknologi, pendekatan sosial ekonomi, dan pendekatan institusi,
serta biaya yang terjangkau oleh pemrakarsa. Sebaliknya dengan
pendekatan yang sama, dampak positif penting yang timbul dapat
lebih dikembangkan/ dioptimalkan.

Berdasarkan informasi tersebut (hasil telahaan keterkaitan dan


interaksi dampak lingkungan/dampak penting hipotetik, komponen
kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak, dengan
mempertimbangkan kriteria kelayakan antara lain sebagai berikut:

Halaman IV - 42
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 4.4. Pertimbangan Kriteria Kelayakan Lingkungan Hidup

No. Kriteria Kelayakan Keterangan Pertimbangan

1. Rencana tata ruang


sesuai ketentuan Berdasarkan Izin Lokasi Layak
peraturan perundang- sesuai Keputusan Bupati
undangan Tambrauw Nomor :
521/296/2015 tanggal
28 September 2015 lokasi
rencana kegiatan berada
di Distrik Kebar dan
Distrik Senopi,
Kabupaten Tambrauw,
Provinsi Papua Barat.
Ijin lokasi tersebut
diterbitkan oleh Bupati
setelah menimbang
bahwa rencana lokasi
untuk budidaya tanaman
pangan yang diajukan
oleh PT BAPP telah sesuai
dan tidak bertentangan
dengan Rencana Tata
Ruang Provinsi Papua
Barat dan Tata Ruang
Kabupaten Tambrauw
dan telah memenuhi
persyaratan yang
diperlukan dalam
Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

Berdasarkan surat dari


Pemerintah Kabupaten
Tambrauw cq. Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Nomor :050/126/2015
tanggal 28 September
2015 tentang Kajian atas
Rencana Pengembangan
Komoditi Budidaya
Tanaman Pangan PT
Bintuni Agro Prima
Perkasa, telah sesuai
dengan Revisi atas
Peraturan Daerah
Kabupaten Tambrauw
Nomor 10 Tahun 2012
tentang RTRW karena
lokasi tersebut tidak

Halaman IV - 43
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Kriteria Kelayakan Keterangan Pertimbangan

termasuk dalam Kawasan


Lindung, Kawasan
Konservasi maupun
Kawasan Cagar Alam.

Berdasarkan Instruksi
Presiden RI No. 8 Tahun
2015 tanggal 13 Mei
2015 tentang Penundaan
Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata
Kelola Hutan Alam
Primer dan Lahan
Gambut sebagai
kelanjutan dari Instruksi
Presiden No. 6 Tahun
2013 dan Instruksi
Presiden No. 10 Tahun
2011, dan sebagai tindak
lanjut Instruksi Presiden
tersebut, Kementerian
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan telah
menerbitkan Surat
Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. SK.
5385/MenLHK-
PKTL/IPSDH/2015 pada
tanggal 20 November
2015 tentang "Penetapan
Peta Indikatif Penundaan
Pemberian Izin Baru
Pemanfaatan Hutan,
Penggunaan Kawasan
Hutan dan Perubahan
Peruntukan Kawasan
Hutan dan Areal
Penggunaan Lain (Revisi
IX). Hasil overlay peta
areal kerja dengan Peta
Indikatif Penundaan
Pemberian Ijin Baru
(PIPPIB) revisi IX lokasi
rencana usaha PT BAPP
sesuai dengan
peruntukannya karena
tidak terdapat areal
penundaan izin baru.

Halaman IV - 44
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Kriteria Kelayakan Keterangan Pertimbangan

2. Kebijakan di bidang Kegiatan tidak melanggar Layak


perlindungan dan kebijakan di bidang
pengelolaan lingkungan perlindungan pengelolaan
hidup serta sumber lingkungan hidup serta
daya alam yang diatur sumber daya alam yang
dalam peraturan diatur dalam peraturan
peraturan perundang- peraturan perundang-
undangan undangan

3. Kepentingan Rencana kegiatan tidak Layak


pertahanan keamanan berhubungan langsung
dengan pertahanan dan
keamanan
4. Perkiraan secara cermat Rencana kegiatan telah Layak
mengenai besaran dan dilakukan perkiraan
sifat penting dampak secara cermat mengenai
dari aspek biogefisik besaran dan sifat penting
kima, sosial, ekonomi, dampak dari aspek fisik,
budaya, dan kesehatan kima, biologi, sosial,
masyarakat pada tahap ekonomi, budaya, dan
pra konstruksi, kesehatan masyarakat
konstruksi operasi dan pada tahap pra
pasca operasi usaha konstruksi, konstruksi
dan/atau kegiatan. operasi dan pasca operasi
usaha dan/atau
kegiatan. Prakiraan
dampak penting secara
lengkap telah disajikan
pada Bab 3.
5. Hasil evaluasi secara Hasil evaluasi secara Layak
holistik terhadap holistik terhadap seluruh
seluruh dampak penting dampak penting sebagai
sebagai sebuah sebuah kesatuan yang
kesatuan yang saling saling terkait dan saling
terkait dan saling mempengaruhi sehingga
mempengaruhi sehingga telah diketahui
diketahui pertimbangan perimbangan dampak
dampak penting yang penting yang bersifat
bersifat positif dengan positif dengan yang
yang bersifat negatif. bersifat negatif. Secara
keseluruhan dari dampak
yang timbul, jumlah
dampak negatif adalah
22 sedangkan jumlah
dampak positif adalah
49, sehingga dilihat dari
perimbangan dampak
negatif dengan dampak
positif, maka dampak
positif jauh lebih besar

Halaman IV - 45
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Kriteria Kelayakan Keterangan Pertimbangan

6. Kemampuan Telah disajikan pada Layak


pemrakarsa dan/atau dokumen RKL-RPL
pihak terkait yang bahwa pemrakarsa telah
bertanggung jawab menyatakan
dalam menanggulangi kesanggupannya di
dampak penting negatif dalam pelaksanaan RKL
yang akan ditimbulkan dan RPL.
dari usaha/ kegiatan
yang direncanakan
dengan pendekatan
teknologi, sosial atau
pandangan masyarakat.
7. Rencana usaha Kegiatan tidak Layak
dan/atau kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai
mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
sosial atau pandangan masyarakat, tetapi
masyarakat. bahkan akan semakin
meningkatkan nilai-nilai
sosial budaya seiring
dengan dampak-dampak
positif yang dapat
dimanfaatkan oleh
masyarakat.
8. Rencana usaha Perusahaan tidak akan Layak
dan/atau kegiatan tidak mengganggu entitas
akan mempengaruhi ekologi, tetapi akan
dan/atau mengganggu senantiasa melakukan
entitas ekologi yang upaya pelestarian dengan
merupakan : berkoordinasi dengan
1. Entitas dan/atau Dinas Kehutanan atau
species kunci (key BKSDA yang merupakan
species) :
2. Memiliki nilai penting 1. Entitas dan/atau
secara ekologis species kunci (key
(ecological species)
importance) 2. Memiliki nilai penting
3. Memiliki nilai penting secara ekologis
secara ekonomi (ecological importance)
(economic importance) 3. Memiliki nilai penting
4. Memiliki nilai penting secara ekonomi
secara ilmiah (economic importance)
(scientific importance) 4. Memiliki nilai penting
secara ilmiah
(scientific importance)
9. Rencana usaha Rencana kegiatan tidak Layak
dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau
terhadap usaha kegiatan yang telah
dan/atau kegiatan yang berada di sekitar rencana
telah berada di sekitar lokasi usaha dan/atau

Halaman IV - 46
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Kriteria Kelayakan Keterangan Pertimbangan

rencana lokasi usaha kegiatan, tetapi justru


dan/ atau kegiatan akan semakin
meningkatkan kinerja
atau pengembangannya,
dengan sifat saling
mengakumulasi dampak
positifnya.
10. Tidak dilampuinya daya Di wilayah studi belum -
dukung dan daya terdapat informasi terkait
tampung lingkungan daya dukung dan daya
hidup dari lokasi tampung lingkungan
rencana usaha dimaksud.
dan/atau kegiatan,
dalam hal terdapat
perhitungan daya
dukung dan daya
tampung lingkungan
dimaksud.

Berdasarkan informasi tersebut (hasil telahaan keterkaitan


dan interaksi dampak lingkungan/dampak penting hipotetik,
arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan), penyusun
addendum ANDAL menyimpulkan rencana usaha dan/atau
kegiatan BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PENGOLAHAN
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA dinilai layak secara
lingkungan dengan catatan bahwa kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dilaksanakan secara konsekuen.

Halaman IV - 47
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

Tabel 4.5. Ringkasan Evaluasi Dampak Secara Holistik

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)

I TAHAP PRA KONSTRUKSI

1 Perubahan pola Luas lahan untuk budidaya tanaman Besarnya dampak DPH perubahan pola
penguasaan lahan pangan atas nama PT BAPP penguasaan lahan, DPH
Dari lahan sebagaimana ijin Bupati
berdasarkan ijin lokasi yang bertambahnya pendapatan
seluas 19.368,77 ha, diperkirakan
diterbitkan oleh Bupati Tambrauw, masyarakat, dan DPH
luas lahan yang bisa dibebaskan
Keputusan Nomor: 521/296/2015 timbulnya persepsi masyarakat
oleh perusahaan untuk budidaya
tanggal 28 September 2015 adalah terjadi dalam ruang dan waktu
tanaman pangan dan areal
19.368,77 ha. Dari sisi kepemilikan yang sama karena ketiga DPH
pendukung lainnya adalah 7.500 ha,
adat, seluruh lahan tersebut adalah tersebut menjadi satu kesatuan
sehingga hanya merupakan 38,7%
milik masyarakat adat. Jika dampak yang saling terkait.
dari luas lahan berdasarkan ijin
perusahaan akan mengelola untuk Pola pengusaan lahan akan
tersebut. Dengan demikian masih
budidaya tanaman pangan maka berubah dari semula oleh
terdapat luas lahan 11.868,77 ha
harus melalui proses serah terima masyarakat adat kepada
yang tidak dilakukan pembebasan
kepemilikan tanah adat melalui perusahaan, dimana adanya
dan hal tersebut berarti pola
serangkaian acara adat dan trasnsformasi kepemilikan atau
penguasaannya masih berada di
kompensasi nilai lahan dan semua pengusaan ini harus melalui
masyakat adat.
yang ada di atas lahan tersebut. serangkaian acara adat dan
Berdasarkan Tabel 3.2 angka 38,7% kompensasi. Tentu saja tadak
berada pada SKLdk 2, yaitu ada pengalihan hak sebelum
pengadaan lahan untuk tanaman ada transaksi kompensasi.
budidaya tanaman pangan mencapai Sebagaimana halnya
20% sampai dengan <40%. mekanisme pengalihan hak atas
Berdasarkan uraian tersebut maka tanah adat (ulayat) secara
besar dampak dapat dilihat dari umum di wilayah Papua Barat,
perubahan skala kualitas di wilayah studi ini pun juga
lingkungan yaitu (SKLdk-SKLtk) = 2-1 mengalami hal yang sama yakni
= 1 (positif kecil). harus jelas dan transparan
terkait dengan kompensasi,
karena akan berhubungan

Halaman IV - 37
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Sifat penting dampak dengan pendapatan dari
masing-masing anggota
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
masyarakat adat (suku).
dampak, terdapat 2 dampak penting,
Berdasarkan uraian tersebut
sehingga disimpulkan dampak ini
maka ketig DPH tersebut adalah
adalah penting (2).
dampak penting.
2 Bertambahnya Besarnya pendapatan masyarakat Besarnya dampak : Karakteristik dampak :
pendapatan didekati dari pendapatan responden
Rata-rata pendapatan responden Karakteristik “dampak
masyarakat dalam kajian ini. Mayoritas
(rona awal) di dalam kajian ini perubahan pola penguasaan
responden mempunyai penghasilan
adalah Rp. 1.965.000,- per bulan lahan” merupakan dampak
kurang dari Rp.1.500.000 per bulan
atau 88% dari UMR Provinsi Papua yang sangat menentukan dari
yaitu sebanyak 34 responden atau
Barat Tahun 2016 yaitu sisi sosial budaya, karena jika
34% sedangkan responden yang
Rp.2.237.000,-. Nilai ini sesuai dampak ini tidak tertangani
berpenghasilan di atas Rp. 3.000.000
dengan Tabel 3.2 berada pada dengan baik maka kepastian
adalah 9 responden atau 9%. Jika
kualitas lingkungan dengan skala 3 usaha akan tidak kondusif.
UMR Provinsi Papua Barat Tahun
atau KLtk=3. Kegiatan pengadaan
2016 adalah sebesar Rp. 2.237.000,- Karakteristik dampak
lahan akan meningkatkan
Maka terdapat 43 responden atau “bertambahnya pendapatan
pendapatan bagi masyarakat melalui
43% yang penghasilannya sudah masyarakat” adalah mudah
kompensasi. Jika nilai kompensasi
berada di atas UMR, sedangkan 57 diperoleh tetapi mudah untuk
dikonversi menjadi pendapatan per
responden atau 57% masih berada di dihabiskan oleh masyarakat.
bulan, diprakirakan pendapatan
bawah UMR. Jika seluruh Hal ini berdasarkan
masyarakat bisa mencapai lebih dari
pendapatan dirata-rata dalam pengalaman dari lain tempat
Rp. 2.500.000,- juta per bulan atau
perhitungan tertimbang, maka rata- terkait dengan pendapatan
merupakan 112% dari UMR,
rata pendapatan responden adalah masyararakat dari hasil
sehingga masuk di dalam SKLdk=4.
Rp. 1.965.000, per bulan, atau kompensasi atas tanah ulayat.
Berdasarkan uraian tersebut
merupakan 88% dari UMR Sehubungan dengan itu perlu
besarnya dampak adlah SKLdk-
adanya penyuluhan tentang
SKLtk=4-3=1 (positif kecil)
pemanfaatan biaya kompensasi
sehinga akan tumuh budaya
pemanfaatan uang yang lebih
Sifat penting dampak :
tepat guna.
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,

Halaman IV - 38
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
sehingga disimpulkan dampak ini Karakerisik dampak “timbulnya
adalah penting (5) persepsi masyarakat” bersifat
akumulatif dengan berbagai
3 Timbulnya persepsi Data tentang persepsi masyarakat Besarnya dampak : kegiatan lainnya yang akan
masyarakat diambil dari hasil wawancara dengan dilakukan oleh perusahaan.
Dari informasi yang disajikan pada Timbulnya persepsi negatif pada
responden di wilayah studi sebanyak
rona lingkungan awal dapat
100 responden yang tersebar di 9 awal, maka akan berdampak
diketahui persepsi masyarakat
kampung. Secara umum responden negatif pula terhadap beberapa
terhadap rencana kegiatan baik
memberikan persepsi negatif sebesar kegiatan berikutnya, karena
negatif maupun positif. Secara terkait persepsi ini akan
29 responden atau 29% sedangkan
umum masyarakat memberikan berhubungan dengan perasaan,
yang bersepsi positif 71 responden
persepsi positif yaitu sebesar 71% harga diri, persaudaraan,
atau 71%
sehingga sesuai Tabel 3.2 masuk
persamaan dan lain sebagainya,
dalam “Perspesi positif 70% - <80%”.
sehingga penting untuk
Kondisi tersebut menunjukkan menjaga agar pada awal dan
kualitas lingkungan tanpa adanya seterusnya bisa membangun
kegiatan (without project) pada skala
perspesi positif masyarakat.
2 atau KLtk=2. Jika perusahaan
sudah berjalan maka persepsi
negatif yang dikuatirkan masyarakat
bisa terjawab, sehingga diprakirakan
persepsi positif masyarakat akan
meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya
kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang
terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2 = 3
(positif besar).
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

Halaman IV - 39
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)

4 Bertambahnya Penduduk angkatan kerja di wilayah Besarnya dampak : Kebutuhan terhadap


kesempatan kerja studi yaitu Distrik Kebar dan Distirk kesempatan kerja di wilayah
Saat ini perusahaan belum
Senopi menunjukkan angka sebesar studi begitu tingginya, hal ini
beroperasi sehingga belum ada
1.644 jiwa. Jumlah penduduk usia dapat dilihat dari angka
penyerapan tenaga kerja lokal, dan
tidak produktif untuk usia 0 sampai ketergantungan sebesar 69,7%.
berdasarakn Tabel 3.2 kondisi ini
14 tahun adalah 1.105 jiwa Hal tersebut termasuk tinggi
masuk di dalam kriteria masih
sedangkan untuk usia 65 ke atas jika dibandingkan dengan
dibawah 40%, yang berarti kualitas
adalah 42 jiwa. angka ketergantungan pada
lingkungan berada pada skala 2
regional Provinsi Papua Barat
Rasio ketergantungan (depedency atau KLtk=2.
yaitu 56%, dan lebih tinggi lagi
ratio) atau angka beban
Kebijakan perusahaan pada saat jika dibandingkan dengan
ketergantungan adalah suatu angka
beroperasi nanti adalah menerima tingkar nasional yaitu 47%.
yang menunjukkan besar beban
minimal 70% karyawan adalah Terkait dengan angka-angka
tanggungan kelompok usia produktif
masyarakat lokal. Saat perusahaan ketergantungan tersebut maka
atas penduduk usia tidak produktif.
bisa mencapai angka 70% maka dampak bertmbahnya
Untuk mengetahui berapa besar
kondisi kualitas lingkungan kesempatan kerja ini adalah
angka ketergantungan. Berdasarkan
berdasarkan Tabel 3.2 berada pada penting.
data tersebut maka dapat diperoleh
skala 4 atau KLdk=4, (Penyerapan
angka ketergantungan adalah
tenaga kerja lokal di PT BAPP 60%-
((42+1.105): 1.644)) x 100% = 69,7%.
<80% dari seluruh tenaga kerja di
Angka tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan). Perubahan dampak
setiap 100 jiwa usia produktif harus
atau besar dampak dapat dilihat
menanggung penduduk usia non
dari perbedaan skala kualitas
produktif sebesar 69,7 jiwa
lingkungan dengan adanya kegiatan
(with project) terhadap kualitas
lingkungan tanpa adanya kegiatan
(without project) yaitu KLdk-KLtk= 4-2
= 2 (positif sedang)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

Halaman IV - 40
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)

II TAHAP KONSTRUKSI

1 Perubahan suhu Suhu udara pada siang hari 30oC Besarnya dampak : Perubahan suhu yang terjadi
adalh 1oC jika kegiatan
Suhu udara pada siang hari di
pembukaan lahan telah
bawah tegakan pohon yang saat ini
berlangsung. Suhu udara pada
berupa hutan sebesar 30oC, nilai ini
siang hari di perladangan
jika dilihat pada Tabel 3.2 termasuk
penduduk adalah 31oC dimana
di dalam skala kualitas (SKLtk)=5.
dengan suhu ini kegiatan
Perkiraan setelah dilakukan
perladangan tidak mengalami
kegiatan pembukaan lahan dapat
hambatan dari sisi suhu udara,
didekati dari hasil pengukuran suhu
salain itu jenis-jenis komoditi
udara pada lokasi perladangan
tanaman pangan yang akan
penduduk yaitu sebesar 31oC.
dibudidayakan mempunyai
Angka ini jika dilihat pada Tabel 3.2
toleransi yang tinggi terhadap
termasuk di dalam SKLdk=4.
perubahan suhu. Jika
Besarnya perubahan suhu adalah
perubahan suhu sebesr 1oC
1oC. Selisih antara SKLdk-SKLtk=4-
yaitu dari 30 OC menjadi 31oC,
5=-1 (negatif kecil)
maka diperkirakan tidak
Sifat penting dampak : berpengaruh kepada
pertumbuhan tanaman
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
budidaya tersebut, sehingga
dampak, terdapat 2 dampak penting,
dampak ini tidak penting.
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (2)

2 Peningkatan aliran Q = 0,001 x 2.400 x 16,35 = 39,24 Besarnya dampak : DPH peningkatan aliran
permukaan m3/detik permukaan, DPH peningkatan
Prakiraan dampak peningkatan
erosi, DPH penurunan
aliran permukaan dapat didekati
kesuburan tanah terjadi dalam
dari perubahan nilai C nya saja
ruang dan waktu yang sama.
karena untuk luas DAS dan juga
Ketiga DPH tersebut terjadi
intensitas hujan bukan merupakan
pada waktu yang sama yaitu
variable mengingat lokasi terjadinya
ketika hujan turun dan akan
perubahan aliran permukaan adalah

Halaman IV - 41
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
tetap. Sebagian besar lahan yang terjadi dalam ruang yang sama
direncanakan dilakukan pembukaan yaitu di dalam blok yang baru
lahan berdasarkan rona lingkungan dilakukan pembukaan lahan.
awal bervegetasi hutan. Faktor Terjadinya aliran permukaan
penutupan lahan, yang besarnya akan menyebabkan
untuk kondisi lahan dengan meningkatnya erosi tanah,
penutupan hutan adalah 0,001 sedangkan erosi tanah akan
sedangkan C areal terbuka tanpa menyebabkan lapisan tanah
vegetasi (terbuka) adalah 1 (Arsyad, atas (top soil) yang penuh
1989). Berdasarkan Tabel 3.2, nilai humus terbawa hanyut ke
C = 0,001 termasuk di dalam sungai. Oleh karena humus
SKLtk=5, sedangkan nilai C=1 terbawa erosi maka tingkat
termasuk di dalam SKLdk=1, kesuburan lahan akan
sehingga perubahan skala kualias menurun. Dengan adanya
lingkungan adalah SKLdk-SKLtk=1- keterkaitan tersebut maka DPH
5=-4 (negatif sangat besar) tersebut merupakan dampak
penting.
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (5).

3 Peningkatan erosi Dari hasil perhitungan laju erosi, Besarnya dampak :


tanah diperoleh laju erosi paling tinggi
adalah 1 ton/ha/tahun
Pada rona awal (Tabel 2.15) dapat
dilihat bahwa erosi paling besar
adalah 1 ton/ha/tahun, sehingga
jika dilihat dari Tabel 3.2 kondisi ini
berada di dalam skala kualitas
lingkungan 5, (KLtk = 5).
Berdasarkan prakiraaan erosi pada
Tabel 3.8 erosi tertinggi adalah
104,82 ton/ha/tahun dimana angka

Halaman IV - 42
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
ini berdasarkan Tabel 3.2 termasuk
di dalam skala kualitas lingkungan
(SKLdk)=3, sehingga besarnya
dampak adalah KLdk-KLtk=3-5 = -2
(negatif sedang)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

4 Penurunan kesuburan Secara umum tingkat kesuburan Besarnya dampak :


tanah tanah adalah sangat rendah sampai
Tingkat kesuburan tanah di wilayah
rendah
studi bervariasi dari sangat rendah
sampai rendah, hal ini jika dilihat
dari Tabel 3.2 termasuk di dalam
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=2.
Jika kegiatan pembukaan lahan
dilakukan maka akan terjadi erosi
yang membawa humus atau
lapitasan tanah bagian atas (top soil)
terbawa hanyut, sehingga tingkat
kesuburan diprakirakan semakin
menurun menjadi sangat rendah.
Kondisi ini jika dilihat pada Tabel
3.2 berada pada skala kualitas
lingkungan (SKLtk)=1. Perubahan
skala kualitas lingkungan atau bisa
dimaksud dengan besarnya dampak
adalah SKLdk-SKLtk-1-2=-1 (negatif
kecil)
Sifat penting dampak :

Halaman IV - 43
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (3)

5 Penurunan kualitas air Secara umum kualitas air Besarnya dampak : DPH penurunan kualitas air
permukaan permukaan masih bagus, namun permukaan dan DPH
Besarnya TSS yang tertinggi pada
terdapad 3 paramerer yang telah penurunan keragaman biota air
rona awal lingkungan adalah 17
melampaui baku mutu sebagaimana terjadi dalam ruang dan waktu
mg/l, sehingga sesuai dengan 3.2
diatur di dalam PP No 82 Tahun yang sama. Oleh karena DPH
berada pada kualitas lingkungan
2001 yaitu Cl2, BOD dan COD. tersebut terjadi dalam runga
(KLtk) skala 5 karena besarnya
dan waktu yang sama maka di
kurang dari 200 mg/l. Diprakirakan
dalam pengambilan sampelnya
TSS nilainya menjadi lebih kurang
pun pada titik yang sama. Pada
300 sampai 400 mg/l. Nilai ini
beberapa kajian, sering
berada pada kualitas lingkungan
dugunakan bahwa keragaman
dengan skala 3, sehingga
biota air untuk menduga atau
perubahan skala kualitas
indikator tingkat pencemaran
lingkungan adalah KLdk-KLtk = 3-5 =
kualitas air. Adapun klasifikasi
-2 (negatif sedang)
tingkat pencemaran
Sifat penting dampak : berdasarkan indkes keragaman
Shannon-Wienner adalah
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
sebagai berikut :
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini H’ = 2,0, kualitas tidak tercemar
adalah penting (5)
H’ = 2,0 s/d 1,0, tercemar
ringan
H’=1,5 s/d 1,0 tercemar sedang
H’<1,0 tercemar berat.
Dari uraian tersebut maka
penting artiya untuk
mengupayakan keragaman yang
tinggi biota air melalui

Halaman IV - 44
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
pengelolaan terhadap kualitas
air permukaan, sehingga kedua
DPH tersebut adalah
merupakan dampak penting.
Karakteristik dampak :
Karakteristik dampak
“penurunan kualitas air
permukaan” sangat
dipengaruhi oleh curah
hujan. Hujan yang tinggi
akan mengangkuta material
pencemar dari daratan
menuju ke badan air sungai.
Zat pencemar dalam air
sifatnya dapat terencerkan
yang disebabkan oleh
pencampuran air dari hulu
yang lebih bersih. Sepanjang
sumber dampak tidak
berlangsung terus, maka
akan ada perbaikan kualitas
air secara alami mealui
pengenceran
Karakteristik dampak
“penurunan keragaman biota
air” sangat dipengaruhi oleh
kualitas air. Semakin tinggi
kualitas air maka keragaman
biota akan semakin tinggi.

Halaman IV - 45
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)

6 Penurunan keragaman Indeks keragaman Shannon-Wiener Besarnya dampak : DPH penurunan keragaman
vegetasi (H’) bervariasi dari 1,91 sampai 2,94 vegetasi, DPH penurunan
Berdasarkan Tabel 3.2 tentang skala
dan keragaman ini berdasarkan keberadaan satwa liar, DPH
kualitas lingkungan, maka indeks
klasifikasi termasuk di dalam perubahan jenis mata
keragaman pada rona awal (without
keragaman sedang. pencaharian, DPH perubahan
project) berada pada kisaran 1 <H’≤
pola pemanfaaatan lahan terjadi
3, atau termasuk di dalam skala
pada waktu dan ruang yang
kualitas lingkungan (SKLtk)=3.
sama. Timbulnya DPH
Setelah dilakukan pembukaan lahan
penurunan keragaman vegetasi
tentu saja akan merubah indeks
akan secara langsung
keragaman menjadi kurang dari 1
berdampak kepada DPH
karena seluruh vegetasi di lahan
terganggunya keberadaan satwa
yang dibuka akan dibersihkan,
liar. DPH penurunan
sehingga kualitas lingkungan pada
keragaman vegetasi dan DPH
skala 1 atau KLdk = 1. Besarnya
terganggunya keberadaan satwa
dampak dalam hal ini dapat dilihat
liar akan langsung
dari perubahan skala kualitas
menimbulkan DPH perubahan
lingkungan dari 3 menjadi satu atau
mata pencaharian dan juga
KLdk-KLtk=1-3=-2 (negatif sedang)
timbulnya DPH perubahan pola
Sifat penting dampak : pemanfaatan lahan, karena di
wilayah studi terdapat 3%
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
responden yang bermata
dampak, terdapat 4 dampak penting,
pencaharian sebagai pencari
sehingga disimpulkan dampak ini
hasil hutan bukan kayu dan 2%
adalah penting (4)
bermatapencahari berburu,
yaitu di dalam hutan. Dalam
hal ini pola pemanfaatan lahan
adalah hutan untuk mencari
hasil hutan bukan kayu dan
untuk berburu. Berdasarkan
uraian tersebut maka DPH
penurunan keragaman vegetasi,
DPH penurunan keberadaan
satwa liar, DPH perubahan jenis

Halaman IV - 46
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
mata pencaharian, DPH
perubahan pola pemanfaaatan
lahan tersebut menjadi dampak
penting.

7 Penurunan produksi Produksi rumput per hektar saat ini Besarnya dampak : DPH penurunan produksi
rumput kebar adalah 5 sampai 10 kg/ha rumput kebar, DPH pendapatan
Rumput kebar tumbuh di antara
masyarakat, DPH persepsi
vegetasi alang-alang yang ada di
masyarakat akan saling terkait
padang savana dan juga di gunung-
walaupun tidak terjadi dalam
gunung yang ditumbuhi alang-alang.
ruang dan waktu yang sama.
Saat ini pola penyebarannya pada
Sperti diketahui bahwa rumput
umumnya berkelompok-kelompok,
kebar merupakan ikon atau
sedangkan produksi adalah 5
vegetasi endemik di wilayah
sampai 10 kg per hektarnya.
studi, dan manfaatkan sudah
Berdasarkan Tabel 3.2 produksi
banyak dirasakan oleh
tersebut masuk di dalam skala
masyarakat di lembah kebar.
kualitas lingkungan (SKLtk)=2.
Dengan adanya
Rumput kebar sebagai salah
kegiatan
pembukaan lahan maka produksi satu aikonnya Kebar rumput
rumput kebar terutama di dalam kebar dijuluki sebagai
padang savana akan hilang atau jikamutiara hijau yang
mengacu kepada Tabel 3.2 berada berkembang di hutan
dalam kriteria skala produksinya <5Sabana Kebar. Dalam
kg/ha atau termasuk di dalam skala perspektif masyarakat Kebar
kualitas lingkungan SKLdk=1.
rumput kebar sangat
Besarnya dampak merupakan selisih membantu orang-orang yang
antara kondisi adanya kegiatan
tidak memiliki keturunan
dengan tanpa ada kegiatan, yaitu
SKLdk-SKLtk=1-2=-1 (negatif kecil)
atau mandul, maka rumput
kebar dapat memberi solusi
Sifat penting dampak : jitu. Rumput kebar
Berdasarkan telaah 7 sifat penting (manuondit) memiliki kasiat
dampak, terdapat 4 dampak penting, yang luar biasa. Rumput
sehingga disimpulkan dampak ini kebar digunakan sebagai

Halaman IV - 47
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
adalah penting (4) bahan alternatif dalam
memicu proses kesuburan
kandungan seorang ibu jika
ingin cepat memiliki
keturunan. Rumput kebar
memiliki kasiat antara lain
(1) menyuburkan kandungan
memperbaiki hormon
seorang wanita yang mandul.
Masyarakat di wilayah studi
sering mengumpulkan
rumput kebar untuk tujuan
ekonomi karena laku dijual
di Manokwari atau Sorong.
Dengan manfaat secara
tradisional danmanfaat
ekonomi yang mengasilkan
pendapatan maka persepsi
masyarakat akan timbul
dengan keberadaan atau
penurunan produksinya.
Terkait dengan uraian
tersebut maka DPH
penurunan produksi rumput
kebar, DPH pendapatan
masyarakat, DPH persepsi
masyarakat menjadi dampak
penting.

Halaman IV - 48
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)

8 Penurunan Terdapat 13 jenis mamalia, 35 jenis Besarnya dampak :


keberadaan satwa liar aves.
Dalam kajian ini penyusun
menganggap bahwa untuk
memudahkan di dalam prakiraan
dampak terganggunya satwa liar,
maka menggunakan keberadaan
mamalia dan aves karena kedua
kelompok satwa lair ini
keberadaannya lebih mudah
terpengaruh perubahan habitat.
Jumlah jenis mamalia di wilayah
studi sebagaimana disajikan pada
rona awal adalah 13 jenis,
sedangkan aves 35 jenis dimana
dengan jumlah ini jika dilihat pada
Tabel 3.2 menunjukkan kualitas
lingkungan tanpa ada kegiatan
(without project) sebesar 4 atau KLtk
= 4. Dengan adanya kegiatan
pembukaan lahan, maka jumlah
mamalia dan aves diperkirakan akan
sangat menurun di wilayah studi
terutama di areal budiaya tanaman
pangan hingga menjadi hanya 2
sampai 4 jenis saja untuk mamalia
dan 5 sampai 14 jenis untuk aves,
atau berdasarkan kualitas
lingkungan berada pada skala 2.
Terkait dengan besarnya dampak,
maka KLdk-KLtk=2-4=-2 (negatif
sedang)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting

Halaman IV - 49
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (4)

9 Penurunan keragaman Indeks keragaman Shannon-Wiener Besarnya dampak :


biota air (H’) :
Indeks keragaman biota air paling
Phytoplankton bervariasi dari 0,05 tinggi adalah 1,84 yaitu di hulu
sampai1,84 sungai Api. Sesuai dengan Tabel 3.2
nilai tersebut berada pada skala
Zooplankton bervariasi dari 0,26
kualitas lingkungan (KLtk) =2.
sampai 1,73
Dengan adanya kegiatan,
Benthos bervariasi dari 0 sampai 1 diperkirakan akan terjadi
penurunan kualitas air yang
dampaknya akan menurunkan nilai
keragaman biota air sampai pada
skala kualitas lingkungan yang
paling rendah yaitu 2 atau SKLdk=2,
maka kegiatan pembukaan lahan
dan kegiatan pengelolaan lahan
akan berdampak sebesar KLdk-
KLtk=2-2=0 (negatif kecil)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (3)

10 Perubahan jenis mata Sebagian besar responden atau 90% Besarnya dampak :
pencaharian memiliki mata pencaharian dan 10 %
Dalam dampak ini terjadi perubahan
tidak bermatapencaharian tetap.
matapencaharian dari semula
Mereka yang bermata pencaharian,
sebagai pencari hasil hutan (1 jenis
terdiri dari petani yaitu 73%
variasi matapencaharian) dimana
sedangkan yang bermatapencaharian
kondisi ini masuk di dalam skala

Halaman IV - 50
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
sebagai karyawan swasta adalah 9%. kualitas lingkungan SKLtk=1
Selebihnya PNS/ Pegawai (terdapat 1 jenis matapencaharian),
Pemerintah, mencari hasil hutan akan berubah bermata pencaharian
bukan kayu masing-masing 3% dan alternatif yaitu sebagai karyawan
berburu 2%. perusahaan, pedagang, sopir,
peternak, petani plasma, usaha jasa
dan lain-lain (6 jenis variasi mata
pencaharian), dimana kondisi ini
sesuai dengan Tabel 3.2 termasuk di
dalam skala kualitas lingkungan 5.
Berdasarkan uraian tersebut maka
SKLdk-SKLtk=5-1=4 (positif sangat
besar)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 7 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (7)

11 Perubahan pola Sebelum kegiatan pembukaan lahan Besarnya dampak :


pemanfaatan lahan dilakukan, maka pola pemanfaatan
Setelah dilakukan kegiatan
lahan terhadap lahan yang belum
pembukaan lahan maka pola
dibuka tersebut adalah sebagai
pemanfaatan lahan adalah untuk
tempat untuk mencari hasil hutan
lahan plasma, kebun inti tanaman
berupa kayu, hasil hutan bukan
pangan, jaringan sarana prasarana,
kayu dan berburu. Hal tersebut
tapak pabrik, tapak fasilitas umum,
berarti terdapat 3 jenis pola
dan lain-lainnya sehingga terdapat
pemanfaatan lahan.
lebih dari 5 variasi jenis pola
dimana jika dilihat pada Tabel 3.2 pemanfaatan lahan sehingga
termasuk di dalam kualitas kualitas lingkungan masuk di dalam
lingkungan (SKLtk) dengan skala 3 skala (SKLdk)=5. Perubahan skala
kualitas lingkungan adalah (SKLdk-
SKLtk)=5-3=2 (positif sedang)

Halaman IV - 51
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

11 Bertambahnya Dari data BPS diketahui bahwa Besarnya dampak : DPH Kesempatan berusaha,
kesempatan berusaha jumlah rumah tangga di Distrik DPH peningkatanpendapatan
Pada kondisi belum ada kegiatan
Senopi yang memelihara ternak msayarakat, DPH timbulnya
pembukaan lahan tidak timbul
terdiri dari 24 rumah tangga sapi persepsi masyarakat adalah
usaha baru bagi masyarakat di
potong, 90 rumah tangga peternak DPH-DPH yang terjadi dalam
wilayah studi, sehingga dari skala
babi, 78 rumah tangga peternak waktu yang sama. DPH
kualitas lingkungan (SKLtk)=1. Pada
ayam lokal serta 1 rumah tangga kesempatan berusaha akan
kegiatan pembukaan lahan
peternak itik manila. Pada tahun berdampak kepada timbulnya
diperlukan pemborong lokal untuk
2014, jumlah populasi ternak terdiri DPH kesempatan berusaha,
melakukan sebagian tahapan di
ayam lokal 1.156 ekor, ternak babi sedangkan dengan terbukanya
dalam pembukaan lahan yaitu
mencapai 341 ekor, serta sapi potong kesempatan berusaha akan
penebasan tumbuhan kecil-kecil
mencapai 199 ekor. timbul persepsi masyarakat
sebelum dilakukan penebangan
terhadap kegiatan. Iklim
Usaha perdagangan belum secara mekanis terhadap vegetasi.
investasi di wilayah studi
berkembang sebagaimana yang Perkiraan jumlah pemborong adalah
termasuk terbuka mengingat
diharapkan. Penduduk di wilayah 7 orang, sehingga berdasarkan Tabel
banyak wilayah-wilayah
studi pada umumnya belum terbiasa 3.2 termasuk di dalam skala
pemerintahan yang
dengan berusaha (wiraswasta). kualitas lingkungan (SKLdk)=3.
dimekarkan. Kendala yang ada
Kegiatan perdagangan di distrik Besarnya dampak adalah
adalah bahwa masyarakat asli
Kebar dan Senopi menyediakan merupakan selisih antara SKLdk-
di wilayah studi kurang
kebutuhan sehari-hari berupa SKLtk=3-1=2 (positif sedang)
mempunyai budaya sebagai
sembilan bahan pokok (sembako).
Sifat penting dampak : pengusaha. Kegiatan
Terdapat beberapa toko yang perdagangan hanya dilakukan
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
menyediakan bahan-bahan secara searah, yang artinya
dampak, terdapat 5 dampak penting,
keperluan rumah tangga yang masyarakat menjual barang-
sehingga disimpulkan dampak ini
terdapat di ibukota Distrik Kebar barang atau hasil kebun untuk
adalah penting (5)
(Kampung Anjai) dan Distrik Senopi mendapatkankan uang. Belum
(Kampung Senopi) dengan jumlah berbudaya untuk berperan

Halaman IV - 52
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
total 6 buah. Para pemilik toko pada sebagai tengkulak atau agen
umumnya pendatang dari luar Papua atau perantara atau pedagang.
Barat. Semua kebutuhan pokok Karakter kepemimpinan
yang tersedia di kios didatangkan ditemukan pada masyarakat di
dari Kota Manokwari, sehingga wilayah studi, dan karakter ini
harganya menjadi lebih mahal dua merupakan modal awal untuk
kali lipat bisa berperan sebagai
pemborong atau kontraktor
beberapa kegiatan yang ada di
perusahaan. Kesempatan ini
terbuka karena peran
kontraktor lokal menjadi
strategis mengingat domisilinya
di wilayah studi sehingga
memudahkan untuk
memberdayakan masyarakat
lainnya dalam rangka untuk
kelancaran usahanya. Jika
kesempatan berusaha dapat
dimanfaatkan oleh kontraktor
lokal, maka persepsi positif
akan timbul. Pemberdayaan
masyarakat lokal melalui
kemitraan ini penting dan
strateris bagi perusahaan,
karena akan meminimalkan
persepsi negatif. Berdasarkan
urian tersebut maka DPH
kesempatan berusaha, DPH
peningkatan pendapatan
danDPH persepsi masyarakat
merupakan dampak penting.

12 Peningkatan Besarnya pendapatan masyarakat Besarnya dampak :


pendapatan didekati dari pendapatan responden

Halaman IV - 53
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
masyarakat dalamkajian ini. Mayoritas Rata-rata pendapatan responden
responden mempunyai penghasilan (rona awal) di dalam kajian ini
kurang dari Rp.1.500.000 per bulan adalah Rp. 1.965.000,- per bulan,
yaitu sebanyak 34 responden atau atau merupakan 88% dari nilai UMR
34% sedangkan responden yang Papua Barat Tahun 2016 yaitu Rp.
berpenghasilan di atas Rp. 3.000.000 2.237.000,-. Nilai 88% tersebut
adalah 9 responden atau 9%. Jika berdasarkan Tabel 3.2 berada pada
UMR Provinsi Papua Barat Tahun kualitas lingkungan dengan skala 3
2016 adalah sebesar Rp. 2.237.000,- atau KLtk=3. Dalam pembangunan
Maka terdapat 43 responden atau sarana dan prasarana berjalan dan
43% yang penghasilannya sudah timbul kesempatan berusaha yang
berada di atas UMR, sedangkan 57 berdampak kepada peningkatan
responden atau 57% masih berada di pendapatan, yang diperkirakan
bawah UMR. Jika seluruh sama atau melebihi UMR yang
pendapatan dirata-rata dalam berlaku karena perusahaan akan
perhitungan tertimbang, maka rata- berkomitmen taat terhadap
rata pendapatan responden adalah peraturan yang membayar upah
Rp. 1.965.000, per bulan, atau tidak kurang dari UMR, sehingga
merupakan 88% dari UMR bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di
dalam skala kualitas lingkungan 4
atau SKLdk=4. Besar dampak adalah
perubahan kualitas lingkungan
yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil).
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (5)

13 Timbulnya persepsi Data tentang persepsi masyarakat Besarnya dampak :


masyarakat diambil dari hasil wawancara dengan
Secara umum masyarakat
responden di wilayah studi sebanyak
memberikan persepsi positif yaitu
100 responden yang tersebar di 9
sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
kampung. Secara umum responden

Halaman IV - 54
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
memberikan persepsi negatif sebesar 3.2 masuk dalam “Perspesi positif
29 responden atau 29% sedangkan 70% - <80%”. Kondisi tersebut
yang bersepsi positif 71 responden menunjukkan kualitas lingkungan
atau 71% tanpa adanya kegiatan (without
project) pada skala 2 atau KLtk=2.
Jika perusahaan sudah berjalan
maka persepsi negatif yang
dikuatirkan masyarakat bisa
terjawab, sehingga diprakirakan
persepsi positif masyarakat akan
meningkat sampai pada porsi lebih
dari 90% atau berskala kualitas
lingkungan dengan adanya
kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
Perubahan atau besar dampak yang
terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2 = 3
(positif besar)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

14 Peningkatan Aksessibilitas antar kampung di Besarnya dampak : DPH peningkaan aksessibilitas


aksesibilitas dalam wilayah studi dihubungkan dan DPH timbulnya persepsi
Perkiraan panjang jalan yang ada
oleh jalan darat. Sebagian besar masyarakat merupakan dua
saat ini di wilayah studi adalah 50
panjang jalan yang tersedia telah DPH yang berhubungan.
km sampai 100 km yang terdiri dari
dilapis dengan aspal, karena lokasi Terbangunnya sarana dan
jalan berlapis aspal dan juga non
kampung pada umumnya berada di prasarana berupa jaringan jalan
aspal (pasir dan batu). Kondisi ini
pinggir jalan tersebut. Jalan aspal dan jembatan akan menambah
jika dilihat pada Tabel 3.2 termasuk
yang tersedia merupakan jalan aksessibilitas di wilayah studi.
di dalam kategori “Terdapat panjang
provinsi yang menghubungkan Kota Terbangunnya jaringan jalan
jalan di wilayah studi lebih dari 50

Halaman IV - 55
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Manokwari ke Kota Sorong. Untuk Km s/d <100 Km” yaitu pada tidak bersifat ekslusif yang
akses jalan ke kampung-kampung kualitas lingkungan dengan skala 2, digunakan oleh perusahaan,
yang jauh dari jalan provinsi tersebut atau KLtk=2. Perusahaan berencana tetapi masyarakat di kampung-
dihubungkan oleh jalan darat yang membangun jaringan jalan di dalam kampung bisa
diperkeras dengan pasir dan batu. areal budidaya tanaman pangan memanfaatkannya untuk
Panjang total jalan berlapis aspal sepanjang lebih dari 200 km, tujuan ke ladang, hutan dan
yang berada di dalam lokasi tapak sehingga kualitas lingkungan antar kampung. Kondisi ini
kegiatan budidaya tanaman pangan dengan adanya kegiatan (with akan menimbulkan perspepsi
adalah lebih kurang 50 km project) adalah 5. Selisih dari dua yang baik bagi masyarakat di
sedangkan panjang jalan tanpa lapis kondisi adalah KLdk-KLtk=5-2=3 wilayah studi. Jika keberadaan
aspal lebih kurang 60 km (positif besar) jaringan jalan tidak
memberikan manfaat bagi
Sifat penting dampak :
masyarakat, maka akan muncul
Berdasarkan telaah 7 sifat penting persepsi negatif dan hal ini
dampak, terdapat 7 dampak penting, akan berakibat pemalangan
sehingga disimpulkan dampak ini atau pemblokiran jaringan
adalah penting (7) jalan. Terkait dengan uraian
tersebut maka DPH timbulnya
aksessibilitas dan DPH
timbulnya persepsi masyarakat
merupakan dampak penting.

III TAHAP OPERASI

1 Penurunan kualitas Seluruh paremeter kualitas udara di Besarnya dampak : DPH penurunan kualitas udara,
udara tiga lokasi pengambilan sampel, dan DPH peningkatan
Untuk prakiraan besar dampak pada
kadarnya masih di bawah nilai kebisingan merupakan DPH-
kualitas udara ini digunakan salah
ambang batas yang ditentukan DPH yang terjadi dalam ruang
satu parameter yaitu SO2,
sebagaimana diatur di dalam PP dan waktu yang sama. Sumber
sedangkan untuk parameter yang
Nomor 41 Tahun 1999. dari DPH tersebut adalah
lannya NO2, CO, O3, debu H2S
kegiatan pembangkit listrik dan
Besarnya kadar SO2 pada rona cukup dianalogikan dengan hasil
kegiatan pengangkutan hasil.
lingkungan hidup awal adalah 47,90 prakiraaan pada SO2, terkait dengan
Dampak tersebut sama-sama
µg/m3 hal ini termasuk di dalam SKL nya. Prakiraan dampak yang
memberikan akumulasi
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=5, timbul pada komponen udara
terhadap gangguan kesehatan.

Halaman IV - 56
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
menggunakan rumus-rumus Penurunan kualitas udara
matematis (Canter, 1977). berpotensi menimbulkan
penyakit pada saluran
Besarnya kadar SO2 pada rona
pernapasan, sedangkan
lingkungan hidup awal adalah 47,90
peningkatan kebisingan
µg/m3 hal ini termasuk di dalam
berpotensi untu timbulnya
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=5,
gangguan pendengaran.
sedangkan prakiraan kadar SO2
Dampak ini berlangsung dengan
pada saat kegiatan berlangsung
intensitas tinggi secara
adalah 64 µg/m3, masuk dalam
bersama-sama, sehingga
skala kualitas lingkungan (SKLdk)=5,
merupakan dampak yang saling
sehingga dampak ini adalah negatif
menguatkan terhadap
kecil (-1)
kesehatan, sehingga merupakan
Sifat penting dampak : dampak penting.
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 2 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (2)

2 Peningkatan Secara umum tingkat kebisingan di Besarnya dampak :


kebisingan tiga lokasi masih berada di bawah
Tingkat kebisingan pada jarak 100
nilai baku mutu yang ditetapkan,
meter menunjukkan angka 76,99
karena tingakat kebisingan tertinggi
dBA sehingga sesuai Tabel 3.2
adalah 48,2 dB (A) sedangkan baku
kualitas lingkungan dengan adanya
tingkat kebisingan adalah 55 dB (A).
kegiatan adalah pada skala 2,
sedangkan tingkat kebisingan pada
kondisi tanpa ada kegiatan (without
project) yang didekati dari rona
lingkungan hidup awal adalah 48,2
sehingga masuk pada skala 4.
Sehingga KLdk-KLtk = 2-4 = - 2
(negatif sedang)
Sifat penting dampak :

Halaman IV - 57
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (4)

3 Peningkatan aliran Q = 0,001 x 2.400 x 16,35 = 39,24 Besarnya dampak : DPH peningkatan aliran
permukaan m3/detik permukaan, DPH peningkatan
Kegiatan pengolahan lahan ini
erosi, DPH penurunan
adalah membentuk lahan menjadi
kesuburan tanah terjadi dalam
guludan-guludan untuk penanaman
ruang dan waktu yang sama.
tanaman pangan. Dari sisi
Ketiga DPH tersebut terjadi
penutupan lahan kondisi sama-
pada waktu yang sama yaitu
sama terbuka tidak ada vegetasinya,
ketika hujan turun dan akan
yang berbeda adalah faktor
terjadi dalam ruang yang sama
pengolahan tanahnya, yaitu dari
yaitu di dalam blok yang baru
kondisi tidak ada bentuk-bentuk
dilakukan pengolahan lahan.
konservasi (nilai P=1) dan berubah
Terjadinya aliran permukaan
menjadi lahan dengan guludan-
akan menyebabkan
guludan atau teras-teras, yaitu
meningkatnya erosi tanah,
untuk tanaman jagung, singkong,
sedangkan erosi tanah akan
kedelai sebesar P=0,105
menyebabkan lapisan tanah
(Abdurrahman, 1984).
atas (top soil) yang penuh
Nilai P sebelum ada pengolahan humus terbawa hanyut ke
lahan adalah 1, dimana nilai ini sungai. Oleh karena humus
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di terbawa erosi maka tingkat
dalam skala kualitas lingkungan 1 kesuburan lahan akan
atau SKLtk=1, kemudian setelah ada menurun. Dengan adanya
pengolahan lahan menjadi teras keterkaitan tersebut maka DPH
atau guludan-guludan menjadi P= tersebut merupakan dampak
0,105 yaitu masuk di dalam penting.
SKLdk=3. Perubahan skala kualitas
lingkungan adalah KLdk-KLtk=3-1= 2
(positif sedang).
Sifat penting dampak :

Halaman IV - 58
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (5)

3 Peningkatan erosi Dari hasil perhitungan laju erosi, Besarnya dampak :


tanah diperoleh laju erosi paling tinggi
Berdasarkan Tabel 3.9 s/d Tabel
adalah 1 ton/ha/tahun
3.12, dari 4 komoditi tersebut dapat
dilihat terjadinya erosi paling tinggi
adalah untuk komoditi singkong
yaitu 83,86 ton/ha/thn, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di
dalam SKLdk=3.
Sehubungan dengan perubahan
skala kualitas lingkungan tersebut
dapat dilihat besarnya dampak yaitu
SKLdk-SKLtk=3-5=-2 (negatif sedang)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (5)

4 Peningkatan Pada rona lingkungan hidup awal Besarnya dampak :


kesuburan tanah diketahui bahwa status kesuburan
Perusahaan akan menambahkan
tanah di wilayah kajian adalah
pupuk organik maupun anorganik
rendah sampai sangat rendah.
sehingga tanah mempunyai tingkat
Sebagai contoh untuk plot sampel 1,
kesuburan yang tinggi dan sesuai
kandungan KTK (9,36 cmol/kg,
untuk pertumbuhan tanaman
rendah), KB (31,77%, rendah), P
pangan, yaitu C-Organik 3,01 s/d
(1,57 mg/kg, sangat rendah), K (0,21
5,00%, KTK 25 s/d 40 cmol/kg, KB
cmol/kg, rendah) dan C-Organik
51 s/d 70%, P 41 s/d 60 mg/kg, K
(1,39%, rendah). Kondisi ini jika

Halaman IV - 59
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
dilihat dari Tabel 3.2 termasuk di 0,6 s/d 1 cmol/kg. Dalam kondisi
dalam skala kualitas (SKLtk)=2 demikian maka skala kualitas
lingkungan dengan adanya
pemeliharaan (SKLdk)=4. Perubahan
skala kualitas lingkungan atau
merupakan besarnya dampak
adalah selisih antara SKLdk-SKLtk=4-
2=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 5 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (5)

5 Penurunan kualitas air Secara umum kualitas air Besarnya dampak :


permukaan permukaan masih bagus, namun
Parameter utama penurunan
terdapad 3 paramerer yang telah
kualitas air permkaan adalah
melampaui baku mutu sebagaimana
timbulnya TSS. Kadar TSS yang
diatur di dalam PP No 82 Tahun
tertinggi pada rona awal lingkungan
2001 yaitu Cl2, BOD dan COD.
adalah 17 mg/l, sehingga sesuai
dengan 3.2 berada pada kualitas
lingkungan (KLtk) skala 5 karena
besarnya kurang dari 200 mg/l.
Diprakirakan TSS nilainya menjadi
lebih kurang 300 sampai 400 mg/l.
Nilai ini berada pada kualitas
lingkungan dengan skala 3,
sehingga perubahan skala kualitas
lingkungan adalah KLdk-KLtk = 3-5 =
-2 (negatif sedang)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting

Halaman IV - 60
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (4)

6 Penurunan keragaman Indeks keragaman Shannon-Wiener Besarnya dampak :


biota air (H’) :
Indeks keragaman biota air paling
Phytoplankton bervariasi dari 0,05 tinggi adalah 1,84 yaitu di hulu
sampai1,84 sungai Api. Sesuai dengan Tabel 3.2
nilai tersebut berada pada skala
Zooplankton bervariasi dari 0,26
kualitas lingkungan (KLtk) =2.
sampai 1,73
Dengan adanya kegiatan,
Benthos bervariasi dari 0 sampai 1 diperkirakan akan terjadi
penurunan kualitas air yang
dampaknya akan menurunkan nilai
keragaman biota air sampai pada
skala kualitas lingkungan yang
paling rendah yaitu 2 atau SKLdk=2,
maka kegiatan pembukaan lahan
dan kegiatan pengelolaan lahan
akan berdampak sebesar KLdk-
KLtk=2-2=0 (negatif kecil)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 3 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (3)

7 Timbulnya hama dan Saat ini hama tanaman yang Besarnya dampak : DPH timbulnya hama dan
penyakit tanaman terdapat di lapangan diantarnya penyakit tanaman merupakan
Pada saat kegiatan penanaman
adalah burung, tikus, ulat polong, DPH yang perlu diantisipasi
dilakukan dan tanaman pangan
kepik hijau, penggerek daun dan ulat pencegahan maupun
sudah dewasa maka diprakirakan
jengkal atau 6 jenis. pengendaliannya, karena akan
akan timbul hama diantaranya ulat
berpengaruh kepada
tanah (Agrotis sp), Ulat grayak

Halaman IV - 61
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
(Spodoptera sp), Kutu (Aphis sp), kelangsungan usaha budidaya
Lalat (Melano agromyza), Ulat polong tanaman pangan. Meledaknya
(Etiela sp), wereng kacang (Empoa populasi hama dan penyakit
fasialin), pengerek daun bisa menular ke lokas kebun
(Stomopteryx sp), bekicot, ulat plasma bahkan masyarakat.
penggulung daun (Lamprosema sp) Pengendalian secara cermat dan
atau 10 jenis. Dengan terdapatnya menggunakanpendekatan
10 jenis baru dan 5 jenis yang sudah biologis merupakan tindakan
diketahui sehingga total 15 jenis, yang ramah lingkungan. DPH
sehingga berdasarkan Tabel 3.2 ini perlu dilakukan pengelolaan
termasuk di dalam skala kualitas yang baik. Mengingat dampak
lingkungan (SKLdk)=1. Besarnya ini dapat sangat mempengaruhi
dampak dapat dilihat dari keberlangsungan usaha, maka
perubahan skala kualitas dampak ini adalah penting.
lingkungan, SKLdk-SKLtk=1-4=-3
(negatif besar)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

8 Perubahan mata Sebagian besar responden atau 90% Besarnya dampak :


pencaharian memiliki mata pencaharian dan 10 %
Terkait dengan kegiatan pembukaan
tidak bermatapencaharian tetap.
lahan, terjadi perubahan
Mereka yang bermata pencaharian,
matapencaharian dari semula
terdiri dari petani yaitu 73%
sebagai pencari hasil hutan bukan
sedangkan yang bermatapencaharian
kayu dan berburu (2 jenis variasi
sebagai karyawan swasta adalah 9%.
matapencaharian) dimana kondisi
Selebihnya PNS/ Pegawai
ini masuk di dalam skala kualitas
Pemerintah, mencari hasil hutan
lingkungan SKLtk=2 (terdapat 2 jenis
bukan kayu masing-masing 3% dan
matapencaharian), akan berubah
berburu 2%.
bermata pencaharian alternatif yaitu

Halaman IV - 62
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
sebagai karyawan perusahaan,
pedagang, sopir, peternak, petani
plasma, usaha jasa dan lain-lain (6
jenis variasi mata pencaharian),
dimana kondisi ini sesuai dengan
Tabel 3.2 termasuk di dalam skala
kualitas lingkungan 5. Berdasarkan
uraian tersebut maka SKLdk-
SKLtk=5-2=3 (positif besar)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 7 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (7)

9 Perubahan pola Pemanfaatan dan penggunaan lahan Besarnya dampak :


pemanfaatan lahan oleh masyarakat sekitar areal studi
Sebelum kegiatan pembukaan lahan
pada umumnya masih subsisten
dilakukan, maka pola pemanfaatan
dengan tingkat teknologi (budidaya)
lahan terhadap lahan yang belum
yang masih terbatas. Sistem
dibuka tersebut adalah sebagai
bercocok tanam masih dilakukan
tempat untuk mencari hasil hutan
secara sederhana dan dalam banyak
berupa kayu, hasil hutan bukan
hal masih bergantung kepada
kayu dan berburu. Hal tersebut
“kemurahan alam”. Sistem bercocok
berarti terdapat 3 jenis pola
tanam yang dilakukan penduduk
pemanfaatan lahan dimana jika
masih dengan sistem perladangan
dilihat pada Tabel 3.2 termasuk di
berpindah-pindah. Hal ini tidak lepas
dalam kualitas lingkungan (SKLtk)
dari pertimbangan yang didasarkan
dengan skala 3. Setelah dilakukan
pada faktor kesuburan tanah
kegiatan pembukaan lahan maka
Pemanfaatan lain pada lahan yang pola pemanfaatan lahan adalah
menjadi rencana areal kerja untuk lahan plasma, kebun inti
perusahaan adalah pemukiman atau tanaman pangan, jaringan sarana
beberapa bangunan rumah yang prasarana, tapak pabrik, tapak

Halaman IV - 63
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
merupakan bagian dari pemekaran fasilitas umum, dan lain-lainnya
wilayah kampung. Kemudian juga sehingga terdapat lebih dari 5 variasi
terdapat bekas ladang jenis pola pemanfaatan lahan
penggembalaan yang terlihat berupa sehingga kualitas lingkungan masuk
pagar kawat berduri dan beberapa di dalam skala (SKLdk)=5.
papan informasi kegiatan serta bekas Perubahan skala kualitas
bak penampungan air lingkungan adalah (SKLdk-SKLtk)=5-
3=2 (positif sedang).
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

10 Bertambahnya Penduduk angkatan kerja di wilayah Besarnya dampak :


kesempatan kerja studi yaitu Distrik Kebar dan Distirk
Tenaga kerja untuk kegiatan plasma
Senopi menunjukkan angka sebesar
berasal dari para peserta plasma itu
1.644 jiwa. Jumlah penduduk usia
sendiri, sehingga 80% sampai 100%
tidak produktif untuk usia 0 sampai
tenaga kerjanya merupakan
14 tahun adalah 1.105 jiwa
masyarakat lokal. Jika kegiatan
sedangkan untuk usia 65 ke atas
plasma belum berjalan maka belum
adalah 42 jiwa.
ada tenaga kerja masyarakat lokal
Rasio ketergantungan (depedency yang bekerja di plasma, sehingga
ratio) atau angka beban berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di
ketergantungan adalah suatu angka dalam skala kualitas lingkungan
yang menunjukkan besar beban SKLtk=1, sedangkan jika plasma
tanggungan kelompok usia produktif sudah berjalan maka 80% sampai
atas penduduk usia tidak produktif. 100% tenaga kerja di dalam program
Untuk mengetahui berapa besar plasma tersebut adalah masyarakat
angka ketergantungan. Berdasarkan lokal, sehingga berdasarkan Tabel
data tersebut maka dapat diperoleh 3.2 termasuk di dalam SKLdk=5.
angka ketergantungan adalah Perubahan dampak dapat dilihat
((42+1.105): 1.644)) x 100% = 69,7%. dari perbedaan skala kualitas

Halaman IV - 64
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Angka tersebut menunjukkan bahwa lingkungan dengan adanya kegiatan
setiap 100 jiwa usia produktif harus (with project) terhadap kualitas
menanggung penduduk usia non lingkungan tanpa adanya kegiatan
produktif sebesar 69,7 jiwa (without project) yaitu KLdk-KLtk= 5-1
= 4 (positif sangat besar)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6).

11 Bertambahnya Masyarakat di wilayah studi pada Besarnya dampak :


pengetahuan dan umumnya telah mengenal budidaya
Pada saat perusahaan sudah
ketrampilan petani pertanian, tetapi masih sederhana.
beroperasi sampai menanam, maka
Pengetahuan dan ketrampilan yang
para petani plasma akan bertambah
dimiliki masih terbatas. Hal tersebut
pengetahuan dan ketrampilannya
dapat dilihat dari cara bercocok
yaitu cara mengolah lahan menjadi
tanam di ladang mereka yaitu tidak
guludan, cara mengatur jarak
melakukan pengolahan lahan yang
tanam, cara memilih bibit yang baik,
baik, misalnya membuat galengan
cara menanam, cara memelihara
(guludan), belum melakukan
tanaman dengan benar, cara
pengaturan jarak tanam yang
memanen yang baik, sehingga akan
teratur, belum menggunakan bibit
diperoleh pengetahuan dan
yang unggul, belum menerapkan
ketrampilan lebih dari 5 variasi, dan
pencegahan dan penanggulan hama
kondisi ini jika dilihat kepada Tabel
dan penyakit. Sehingga secara
3.2 maka termasuk di dalm skala
umum, pengetahuan dan
kualitas lingkungan SKLdk=5.
ketrampilan petani masih terbatas
Besarnya dampak dapat dilihat dari
yaitu 3 variasi
perubahan skala kualitas
lingkungan, yaitu SKLdk-SKLtk=5-
3=2 (positif sedang)
Sifat penting dampak :

Halaman IV - 65
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

12 Bertambahnya Pada kondisi belum ada kegiatan Besarnya dampak :


kesempatan berusaha penanaman tanaman pangan tidak
Pada kegiatan penanaman
timbul usaha baru bagi masyarakat
diperlukan pemborong lokal untuk
di wilayah studi terkait dengan
melakukan sebagian kegiatan
kegiatan tersebut, sehingga dari
tersebut, dengan perkiraan jumlah
skala kualitas lingkungan (SKLtk)=1.
pemborong adalah 5 orang, sehingga
berdasarkan Tabel 3.2 termasuk di
dalam skala kualitas lingkungan
(SKLdk)=3. Besarnya dampak adalah
merupakan selisih antara SKLdk-
SKLtk=3-1=2 (positif sedang
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 4 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (4)

13 Bertambahnya Besarnya pendapatan masyarakat Besarnya dampak :


pendapatan didekati dari pendapatan responden
Saat kegiatan penanaman berjalan
masyarakat dalamkajian ini. Mayoritas
akan timbul kesempatan berusaha
responden mempunyai penghasilan
yang berdampak kepada
kurang dari Rp.1.500.000 per bulan
peningkatan pendapatan, yang
yaitu sebanyak 34 responden atau
diperkirakan sama atau melebihi
34% sedangkan responden yang
UMR yang berlaku, sehingga
berpenghasilan di atas Rp. 3.000.000
bedasarkan Tabel 3.2 termasuk di
adalah 9 responden atau 9%. Jika
dalam skala kualitas lingkungan 4
UMR Provinsi Papua Barat Tahun
atau SKLdk=4. Besar dampak adalah
2016 adalah sebesar Rp. 2.237.000,-
perubahan kualitas lingkungan

Halaman IV - 66
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Maka terdapat 43 responden atau yaitu KLdk-KLtk=4-3=1 (positif kecil).
43% yang penghasilannya sudah
Sifat penting dampak :
berada di atas UMR, sedangkan 57
responden atau 57% masih berada di Berdasarkan telaah 7 sifat penting
bawah UMR. Jika seluruh dampak, terdapat 5 dampak penting,
pendapatan dirata-rata dalam sehingga disimpulkan dampak ini
perhitungan tertimbang, maka rata- adalah penting (5)
rata pendapatan responden adalah
Rp. 1.965.000, per bulan, atau
merupakan 88% dari UMR

14 Timbulnya persepsi Data tentang persepsi masyarakat Besarnya dampak : DPH bertambahnya tingkat
masyarakat diambil dari hasil wawancara dengan pendidikan masyarakat dan
Secara umum masyarakat
responden di wilayah studi sebanyak DPH kesempatan kerja dan DPH
memberikan persepsi positif yaitu
100 responden yang tersebar di 9 persepsi masyarakat
sebesar 71% sehingga sesuai Tabel
kampung. Secara umum responden merupakan DPH yang saling
3.2 masuk dalam “Perspesi positif
memberikan persepsi negatif sebesar terkait dan ruang yang sama.
70% - <80%”. Kondisi tersebut
29 responden atau 29% sedangkan Perusahaan memprioritaskan
menunjukkan kualitas lingkungan
yang bersepsi positif 71 responden tenaga lokal di dalam
tanpa adanya kegiatan (without
atau 71% memenuhi kebutuhan tenaga
project) pada skala 2 atau KLtk=2.
kerjanya karena akan
Jika perusahaan sudah berjalan
menghemat biaya
maka persepsi negatif yang
pengadaannya (tranpostasi dan
dikuatirkan masyarakat bisa
tunjangan), serta secara sosial
terjawab, sehingga diprakirakan
budaya akan mendukung
persepsi positif masyarakat akan
timbulnya persepsi positif.
meningkat sampai pada porsi lebih
Persepsi positif diperlukan
dari 90% atau berskala kualitas
karena akan mempengaruhi
lingkungan dengan adanya
kenyamanan berusaha di
kegiatan/ with project (KLdk) = 5.
wilayah studi. Dengan
Perubahan atau besar dampak yang
bertambahnya tingkat
terjadi adalah KLdk-KLtk= 5-2 = 3
pendidikan maka standar
(positif besar).
pendidikan untuk menjadi
Sifat penting dampak : karyawan perusahaan dapat
terpenuhi, dan disisi lain

Halaman IV - 67
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Berdasarkan telaah 7 sifat penting dengan meningkatkan
dampak, terdapat 6 dampak penting, pendidikan akan memudahkan
sehingga disimpulkan dampak ini masyarakat di dalam
adalah penting (6) pemahamanannya di berbagai
hal, sehingga akan
menstimulasi persepsi yang
positif. Terkait dengan uraian
tersebut maka DPH
bertambahnya tingkat
pendidikan masyarakat dan
DPH kesempatan kerja dan DPH
persepsi masyarakat
merupakan dampak penting.

15 Bertambahnya tingkat Saat ini di wilayah studi anak usia Besarnya dampak :
pendidikan sekolah pada tingkat SD yang
Dengan hadirnya perusahaan akan
masyarakat mampu menamatkan pendidikannya
dibuat fasilitas pendidikan berupa
masih terbatas pada kisaran 60%
sekolah dasar dan juga memberikan
sampai 80%.
bantuan pendidikan di sekolah-
sekolah dalam kampung di wilayah
studi dengan harapan dapat
meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Perkiraan dengan
adanya peran serta perusahaan di
bidang pendidikan akan
meningkatkan tingkat pendidikan
hingga 80% sampai 100% anak usia
sekolah dapat menamatkan
pendidikannya di SD. Angka
tersebut berdasarkan Tabel 3.2
termasuk di dalam skala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan
(SKLdk)=4. Perubahan skala kualitas

Halaman IV - 68
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
lingkungan merupakan besarnya
dampak yaitu SKLdk-SKLtk=4-3=1
(positif kecil)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

16 Peningkatan prevalensi Prevalensi penyakit yang paling Besarnya dampak : DPH peningkatan prevalensi
penyakit dominan terkait dengan kegiatan penyakit, DPH bertambahnya
Jika kegiatan perusahaan sudah
budidaya tanaman pangan adalah pelayanan masyarakat dan DPH
berjalan diprakirakan terjadi
penyakit saluran pernafasan karena timbulnya persepsi masyarakat
peningkatan penderita hingga
timbulnya debu di udara. Prosentasi merupakan DPH yang saling
mencapai 20% sampai 30% atau
penderita penyakit tersebut dalam terkait. Timbulnya penyakit
dalam skala kualitas lingkungana
lingkup Kabupaten Tambrauw membutuhkan pelayanan
masuk dalam skala 2. Sehubungan
32,10%, Puskesmas Senopi 37,65% pliklinik untuk
dengan hal itu maka besarnya
dan Puskesmas Kebar 18,91%. penyembuhannya. Keberadaan
dampak dapat dilihat dari selisih
fasilitas kesehatan dan tenaga
KLdk-KLtk=2-3=-1 (negatif kecil).
medis di wilayah studi secara
Sifat penting dampak : rasio (perbandingan jumlah
penduduk dan jumlah tenega
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
medis) sudah baik karena dari
dampak, terdapat 7 dampak penting,
jumlah penduduk di wilayah
sehingga disimpulkan dampak ini
studi 2.900 jiwa sudah terdapat
adalah penting (7)
tenaga medis 38 orang atau
rata-rata 1 tenaga medis
menangani 73 orang,
sedangkan pada standar
menurut Kepmenkokesra
Nomor 54 Tahun 2013 tentang
rencana pengembangan tenaga
kesehatan tahun 2011 - 2025
untuk 552 tenaga medis

Halaman IV - 69
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
melayani 100.000 orang atau
setara dengan 1 tenaga medis
melayani 181 orang. Kebijakan
perusahaan untuk melayani
kesehatan masyarakat di
sekitar kebun merupakan
wujud kepedulian sosial, dan
hal ini akan menimbulkan
persepsi positif masyarakat.
DPH-DPH yang telah diuraian
terserbut merupakandampak
penting.

17 Bertambahnya Ketersediaan tenaga medis adalah Besarnya dampak :


pelayanan kesehatan terdapat 12 perawat, 5 bidan dan 8
Perusahaan berencana membangun
non perawat di Distrik Kebar dan 5
polibun yang dilengkapi dengan 8
perawat, 4 bidang dan 4 Non perawat
tenaga medis yang terdiri dari 1
di Distrik Senopi, atau total tenaga
dokter umum, 4 perawat, bidan 2,
medis adalah 38 orang. Sehubungan
dan 1 sanitarian. Dengan
dengan hal itu jika dilihat dari Tabel
bertambahnya tenaga medis dari
3.2 kondisi ini masuk dalam skala
polibun, maka jumlah tenaga medis
kualitas lingkungan (SKLtk) = 4
di wialayah studi akan menjadi 46
orang. Nilai skala kualtias
lingkungan rencana pelayanan ini
(KLdk) adalah 5. Besar dampak
dapat dilihat dari selisih kedua
kondisi tersebut yaitu skala kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan
(with project)/ KLdk dikurangi dengan
skala kualitas lingkungan tanpa
adanya kegiatan (without project)/
KLtk yaitu sebesar 4, sehingga
diperoleh KLdk-KLtk=5-4= 1 (positif
kecil)

Halaman IV - 70
PT BINTUNI AGRO PRIMA PERKASA
ANDAL Usaha Budidaya Tanaman Pangan Dan Pengolahan
Di Kabupaten TAMBRAUW, Provinsi PAPUA BARAT

No. Dampak Penting Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak
Hipotetik (DPH)
Sifat penting dampak :
Berdasarkan telaah 7 sifat penting
dampak, terdapat 6 dampak penting,
sehingga disimpulkan dampak ini
adalah penting (6)

IV TAHAP PASCA OPERASI

Tidak terdapat DPH - - -

Halaman IV - 71
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrachman A., A. Abunyamin dan U. Kurnia. 1984. Pengelolaan
Tanah dan Tanaman untuk Usaha Konservasi, Pusat Penelitian
Tanah, Bogor.
Abdurahman, A, Sofiah, A dan U. Kurnia. 1981. Pengelolaan Tanah dan
Pengelolaan Pertanian dalam Usaha Konservasi Tanah. Makalah
pada Kongres HITI 16-19 Maret di Malang. Lembaga Penelitian
Tanah, Bogor.
Adisarwanto, T. dan Widyastuti Y. E. 2000. Meningkatkan Produksi
Jagung di Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut . Penebar
Swadaya. Jakarta
Adisarwanto. 2005.Kedelai. Penebar Swadaya. Bogor
Anonim. 1992. Bercocok Tanam Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan
dan Pengembangan Pertanian, Institut Pertanian, Bogor
Anonim. 2014. Distrik Kebar Dalam Angka Tahun 2014. BPS
Kabupaten Tambrauw.
Anonim. 2014. Ditrik Senopi Dalam Angka Tahun 2014. BPS
Kabupaten Tambrauw.
Anonim. 2015. Kabupaten Tambrauw Dalam Angka Tahun 2015. BPS
Kabupaten Tambrauw.
APHA. 1989. Standard Methods for the Examination of Water and
Astewater. 17thedition. Washington D.C.
Arsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Jurusan Tanah. Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institut Pertanian
Bogor Press, Bogor.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Bakhri, S, 2007. Budidaya Jagung Dengan Konsep Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BTTP), Sulawesi Tengah
Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis: Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air dan Pupuk. Edisi 2. Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor.
Bayong Tjasyono HK.2004. Klimatologi. Bandung: ITB
Bayong.1995. Klimatologi Umum. Bandung:ITB

Pustaka - 1
Beehler, B.M., T.K. Pratt, D.A. Zimmerman. 2001. Burung-burung di
Kawasan Papua: Papua, Papua Nugini dan Pulau-pulau
Satelitnya. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor
Bols, P.L. 1978. The Isoerodent Map of Java and Madura. Belgium
Technical Assistance Project ATA 105. Soil Research Institute,
Bogor.
Brehm, S. S., Kassin, S.M. 1989. Social Psychology. USA. Houghton
Miflfin Company.
Effendi, S. 1980. Bercocok Tanam Jagung. C.V. Yasaguna. Jakarta.
Fandeli, C. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan . Prinsip
Dasar Dan Pemampanannya Dalam Pembangunan. Yogyakarta :
Liberty
Hadi, P. S. 2009. Aspek Sosial AMDAL, Sejarah, Teori dan Metode.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hamer, W.I. 1981. Second soil conservation consultant report. Tech.
note No. 10. Center for soil research, Bogor. Indonesia.
Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tataguna Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian, IPB. Bogor.
Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Fisik Wilayah dan Tataguna Lahan.
Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo.
Jakarta.
Hartati, S. 1989. Model Analitik Penyebaran Zat Pencemar di Udara.
Laboratorium Aerodinamika PAU-Ilmu Rekayasa. Bandung.
Jayadi, R. 2000. Hidrologi I (Pengenalan Hidrologi). Diktat Kuliah
Jurusan Teknik Sipil. FT-UGM. Yogyakarta.
Kamarina. W, 2000. Pengaruh Kualitas Air Sungai Terhadap Indeks
Kerragaman Plankton di Sungai Bengawan Solo. Fakultas
Pertanian. Universitas Negeri Surakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011. Departemen Pendidikan Nasional
: PT.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Kent, M. & Paddy, C. (1992). Vegetation description and analysis a
practical approach. London: Belhaven Press
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi :
Rineka Cipta : Jakarta
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper & Row, NY, US.
Kurnia, U., Agus, F., Adimihardja, A., dan Dariah Ai. 2006. Sifat Fisik
Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumberdaya

Pustaka 2
Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.
Lampiran Keputusan Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan No.
04/Kpts/V/1998 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah
Daerah Aliran Sungai. Departemen Kehutanan, Republik
Indonesia. Jakarta.
Lee, C. D. Wang and C. L. Kuo. 1978. Benthic Macro Invertebrates and
Fish Biological Indicators of Water Quality with Reference to
Community Lind, O. T. 1985.
Lembaga Penelitian Tanah-P3MT. 1983. Jenis dan Macam Tanah di
Indonesia untuk Keperluan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah
Transmigrasi. Publ. No. 59a/1983, Bogor.
LPT, 1980. Term of Reference (TOR) Tipe A Pemetaan Tanah, Proyek
Penelitian Pertanian Menunjang Transmigrasi (P3MT), Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
Mashudi. 2007. Bercocok Tanam Palawija. Jakarta: Aska Mulia Media
Midwest Research Institute. 1996. “Letter Report of Field Tests, Road
Sampling,” for Washoe County District Health Department,
Reno, NV.
Misra, K.C. (1980). Manual of plant ecologi (2th ed.). New York: Oxford
and IBH Publishing Co
Notoatmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Prinsip Prinsip Dasar.
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Omba, M. dkk, 1998. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Sengketa Alternatif
Tanah Adat Pada Masyarakat Sentani Di Jayapura Irian Jaya.
Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih.

Pajow,S.K.,Tamburian, Y., Turang, A.C., dan Kindangen,Y.G. 2001.


Paket Teknologi Usahatani Kacang Tanah, Prosiding Aplikasi
Teknologi Pertanian BPTP Sulut.
Rau, J.G. and D.C. Wooten. 1980. Environmental Impact Analysis
Handbook. Graw Hill Book Company. New York.
Resiworo J.S. 1992. Pengendalian Gulma Dengan Pengaturan Jarak
Tanam Dan Cara Penyiangan Pada Pertanaman Kedelai.
Prosiding nferensi Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Ujung
Pandang.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R.H.1998. Kacang Tanah. .Penerbit. Kanisius:Yogyakarta
Rukmana, S. K. dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai, Budidaya Pasca
Panen. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Pustaka 3
Sánchez, P.A., Couto, W. & Buol, S.W. 1982. The fertility capability soil
classification system: interpretation, applicability and
modification
Sastrowinoto, Suyatno, Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi,
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1985
Sastrowinoto,1985. Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara Dan
Bising Dari Sarana Transportasi, 1985
Schmidt, F.H. and Ferguson, J.H.A. (1951). Rainfall Types Based on
Wet and Dry Period Ratios for Indonesia and Western New
Guinea. Verh. Djawatan Mety. Dan Geofisik, Jakarta
Schmidth, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall type based on wet
and dry period for Indonesia with Western New Guinea.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-dasar Hidrologi (Terjemahan). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sinukaban, N., 1988. Konvervasi Tanah dan Air. Jurusan Tanah –
Faperta – IPB, Bogor.
Sjarkowi, 2015. Modul Pelatihan Penyusunan AMDAL. PPLH
Universitas Sriwijaya. Palembang.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani, UI-Press, Jakarta
Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik. (Edisi Ke-2). Jakarta: Penerbit
Erlangga
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB, Bogor.
Soerianegara, I dan Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia.
Institut Pertanian. Bogor.
Sosrodarsono, S dan Takeda, K (editor). 1987. Hidrologi untuk
Pengairan (terjemahan oleh L. Taulu: Manual on hydrology).
Pradnya Paramita. Jakarta.
Strand, R. I. and Pemberton, E. L. 1982 Reservoir Sedimentation
Technical Guideline for Bureau of Reclamation. US Bureau of
Reclamation, Denver, Colorado
Suminarti, E. N. 2000. Pengaruh jarak tanam dan defoliasi daun
terhadap hasil tanaman jagung Zea mays varietas Bisma
Suparman.M., 2002. Teknik Komposisi Biji Jagung Pipilan Dalam Buah
Jagung Kering Giling. Prosiding Temu Teknis Fungsional Non
Peneliti. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Jakarta.
Suriapermana S, I. Nurhati, Y. Surdiyanto dan A. Gunawan, 2000.
Seminar Penelitian/ Pengkajian Teknologi Pertanian Lembang.
Bandung
Susanto, A. 1993. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina
Cipta. Jakarta

Pustaka 4
Syufi . Y 2014. Pemetaan Kebudayaan di Kabupaten Tambrauw:Kepel
Press Puri Arsita A-6 Yogyakarta
Syufi . Y 2014. Potret Suku Irires : Kepel press Puri Arsita A 6:
Yogyakarta
Syufi . Y. 2015 .Menoropong Suku Mpur di Kabupaten Tambrauw
Provinsi Papua Barat: Cv Absolute Media Panggungharjo
Sewon Bantul :Yogyakarta
Syufi Y. 2015. Meneropong Suku Mpur di Kabupaten Tambrauw
Provinsi Papua Barat: CV Absolute Media Panggungharjo
Sewon,Bantul Yogyakarta.
Triatmodjo, B . 2008. Hidrologi Terapan. Beta offset. Yogyakarta.
Wahyudin, Y,. 2012. Kerangka Berpikir Penggunaan Analisis Sosial
Ekonomi dan Budaya dalam Pengumpulan Data, Analisis dan
prakiraan Dampak pada Studi Analaisis mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Working Paper disampaikan sebagai
pendapat ahli dalam mendukung Studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup Terpadu Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas-
Uap (PLTGU) serta Pemasangan Pipa Gas Bawah laut Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 12 Agustus 2012. Pekanbaru.
Wijayanti, H. 2007. Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar
Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrozoobentos.
Tesis Universitas Diponegoro. Semarang
Wischmeier, W. H., C. B. Johnson, and B.V. Cross. 1971. A soil
erodibility nomograph for farmland and construc tion sites.
Jour. Soil and Water Conservation.
Wischmeier, W.H. and D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall-Erosion
losses: A Guide To Conservation Planning. USDA Agriculture
Handbook. New York.

Pustaka 5

Anda mungkin juga menyukai