Anda di halaman 1dari 16

MODUL

KETERAMPILAN PERCAKAPAN

OLEH :

KELOMPOK 6

PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI

2021
MODUL KETERAMPILAN ASERTIF

“MENGEKSPRESIKAN PERASAAN MARAH”

A. Pendahuluan
Keterampilan asertif merupakan salah satu upaya pengembangan kemampuan
yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan
tersebut memuat komunikasi efektif , berfikir kreatif, dan kritis, membangun tim,
serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Mengembangkan perilaku asertif berarti berfikir asertif, merasa percaya diri, dan
berperilaku positif serta memiliki kemampuan untuk memahami konsep kepribadian
dan psikolgis yang akan membantu mengerti tentang diri sendiri dan orang lain.
Sam R Lloyd (1991) mengemukakan perilaku asertif adalah gaya wajar yang
tidak lebih dari sikap langsung jujur, dan penuh dengan rasa saling menghargai saat
berinteraksi dengan orang lain. Perilaku asertif ini diperlukan untuk hubungan yang
jujur dan sehat dimana ini merupakan perilaku untuk sama-sama menang dalam
negosiasi, pemecahan masalah, kehidupan keluarga dan transaksi bisnis yang normal.
Sikap asertif adalah ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat sekaligus
menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Sikap asertif meliputi tiga
komponen dasar yaitu :
1. Kemampuan mengungkapkan perasaan
2. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka
3. Kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi
Asertif melibatkan banyak perilaku yang berbeda-beda, untuk itu perlu dilatih
dan dipraktekan. Kunci untuk menjadi asertif adalah jujur pada diri sendiri,
dan tidak memandang diri sendiri secara negatif, dimana sikap ini membuat
kita percaya pada diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pola perilaku asertif
terbentuk dari masa kanak-kanak. Tumbuh dari lingkungan yang non asertif
akan menunjukan ketakutan dan kecemasan pada individu sehingga
menimbulkan pola perilaku agresif maupun submisif. Apabila individu tidak
tumbuh dari lingkungan asertif, individu tersebut harus mampu merubah
perilaku menjadi asertif salah satu cara merubah perilaku tersebut adalah
dengan teknik observasi. Apabila kita memiliki ketidakyakinan dengan tipe
kepribadian yang kita miliki maka amati sikap, gerakan tubuh, reaksi-reaksi
dan respon-respon dari lingkungan. Perilaku asertif merupakan perilaku
individu yang mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah atau tidak
setuju tanpa menyakiti atau menyalahkan orang lain. Dengan perilaku ini
dapat melegakan perasaan pada individu. Frustasi merupakan respon yang
terjadi akibat gagal mencapai tujuan. Perilaku pasif merupakan perilaku
individu yang tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan marah yang
sedang dialami, dilakukan dengan tujuan untuk menghindari sutu tuntutan
nyata.
Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah, merupakan dorongan
mental untuk bertindak dan masih terkontrol. Individu agresif tidak
memperdulikan hak orang lain. Bagi individu ini hidup adalah medan
peperangan. Biasanya individu kurang percaya diri. Harga dirinya
ditingkatkan dengan cara menguasai orang lain untuk membuktikan
kemampuan yang dimilikinya. Stres, cemas, harga diri rendah dan rasa
bersalah dapat menimbulkan kemarahan yang dapat mengarah pada perilaku
kekerasan.

B. Langkah-Langkah Keterampilan
1. Mengidentifikasijenis-jenisemosiberdasarkanpengalaman yang dimiliki.
2. Mengidentifikasiperubahan-perubahan yang
terjadiketikamengalamiberbagaijenisemosi (sepertiperubahanfisik, kognitif, perilaku).

C. Skenario “Role Play”


Padasesiinipendekatan yang digunakanadalahrefleksidandiskusiterarah.Trainer
bertugasmelemparkanpertanyaan-pertanyaanpemantikuntukmenggalipengalamanemosi
para peserta.
1. Trainer mengawalisesidenganmemberikanpertanyaankepadapeserta.Kalimat yang
dikatakanmisalnya, “Nah, di sesiinikitaakanberkenalandenganemosi. Apa yang
Bapak/Ibupikirkanketikamendengar kata “emosi”?Mari
kitadengarpendapatdarianggotakelompokinisatupersatu!”.
2. Trainer mendorong para pesertauntukmengutarakanjawabanmasing-
masingdanmempersilakanuntuksalingberkomentaratasjawaban-
jawabantersebut.Jikapesertasudahselesaimenjelaskantentang kata “emosi” maka
trainermembantuuntukmembuatkesimpulanataspengertianemosiberdasarkanjawaban
yang sudahdiutarakan.
3. Trainer melemparkan pertanyaan berikutnya mengenai pengalaman emosi yang
pernah dirasakan peserta. Kalimat yang dikatakan misalnya, “Baik. Kita telah
berdiskusi mengenai kata “emosi”. Selanjutnya, mari kita saling bercerita mengenai
pengalaman emosional yang pernah Bapak/Ibu rasakan. Pernah kah Bapak/Ibu
merasa sangat emosional? Situasi dan kondisi seperti apa pada saat itu yang
membuat Bapak/Ibu merasa sangat emosional?”. Trainer kembali mendorong peserta
untuk menceritakan pengalaman emosinya. Bisa disampaikan kepada peserta untuk
saling terbuka dan tidak malu dalam menceritakan pengalamannya.
4. Trainer melemparkan pertanyaan berikutnya mengenai perubahan yang terjadi saat
mengalami situasi yang emosional. Kalimat yang dikatakan misalnya, “Terima kasih
Bapak/Ibu telah saling berbagi pengalaman emosional tersebut. Selanjutnya saya
ingin tahu, perubahan apa saja yang Bapak/Ibu rasakan ketika merasa sangat
emosional? Apakah ada perubahan fisik seperti jantung berdebar, wajah memerah,
atau yang lain? Atau kah ada perubahan perilaku seperti melakukan hal yang tidak
biasa terhadap seseorang? Mungkin ada yang ingin memulai bercerita terlebih
dahulu? Silakan...”. Trainer memberikan waktu hingga seluruh peserta mendapat
giliran untuk bercerita.
5. Setelah semua pertanyaan terjawab dan disimpulkan oleh trainer maka
kegiatanmengekspresikanemosiini ditutup. “Terima kasih Bapak/Ibu yang telah
mengikuti kegiatan mengekspresikan emosi ini dengan antusias. Selanjutnya kami
mohon Bapak/Ibu dapat menuliskan apa yang dirasakan atau dipikirkan ketika
mengikuti sesi ini di jurnal refleksi yang akan dibagikan oleh teman-teman tim.”
Peserta diberi waktu 15 menit untuk menulis dan istirahat.
MODUL KETERAMPILAN ASERTIF

MEMINTA INFORMASI

A. Latar Belakang
Keterampilan komunikasi asertif adalah kemampuan dalam mengekspresikan
kebutuhan dan hak, perasaan positif atau negatif tanpa melanggar hak-hak dan batasan
orang lain, mengekspresikan pikiran dan ide-ide, mengidentifikasi dan
mengungkapkan perasaan, menentukan dan menghormati batasan-batasan, serta cara
berkomunikasi dan mendengarkan yang terbuka langsung dan jujur (Martin Winkler
& Gunborg Palme, 2012).
Assertive training atau latihan asertif adalah prosedur latihan yang diberikan
untuk membantu peningkatan kemampuan mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-
hak serta perasaan orang lain.
Perilaku asertif ini merpakan cara terbaik untuk engekspresikan rasa marah
tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis disamping itu juga perilaku
ini dapat juga untuk pengembangan diri klien (Muhith, 2015).
Tujuan utama dari latihan asertif adalah untuk mengatasi kecemasan dan stress
yang dihadapi oleh individu akibat perlakuan oleh lingkungan yang dirasakan tidak
adil, meningkatkan kemampuan untuk bersikap jujur dan terbuka terhadap diri sendiri
dan lingkungan serta meningkatkan kemampuan bersosialisasi agar lebih efektif
9Sunardi, 2010).
Beberapa manfaat dari latihan asertif ini seperti melatih individu yang tidak
dapat menyatakan kemarahan dan kejengkelan, melatih individu yang mempunyai
kesulitan untuk berkata tidak dan yang memberikan orang lain memanfaatkannya,
melatih individu yang sulit mengungkapkan rasa kasih dan respon-respon positif yang
lain, meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri, membantu utnuk mendapatkan
perhatian dari orang lain, membantu dalam pengambilan keputusan
Teknik ini sangat relevan digunakan pada permasalahan yang menyangkut
hubungan social. Dimana sering sekali terjadi kebingungan pandangan mengenai
asertif, agresi dan sopan. Teknik ini memiliki asumsi bahwa:
1. Kecemasan akan menghambat individu untuk mengekspresikan perasaan dan
tindakan yang tegas dan tepat dalam menjallin suatu hubngan social
2. Tiap individu memiliki hak (tetapi bukan kewajiban) untuk menyatakan perasaan,
pikiran,kepercayaan, dan sikap sesuai keinginan.
Salah satu contoh keterampilan dari perilaku asertif yang dapat dilakukan
adalah meminta informasi.

B. Langkah-langkah Keterampilan
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melihat kearah orang yang diajak bicara
4. Katakan dengan jelas dan spesifik tentang informasi yang anda inginkan
sampaikan
5. Libatkan dengan bahasa tubuh seperti kontak mata kuat, nada suara yang jelas,
intonasi suara tetap datar
C. Skenario/ Role Play
Perawat : “ Selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat A yang bertugas pagi
ini dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang annti. Kebetulan saya lihat dari
kejauhan ibu nampaknya sedang kebingungan, kalau boleh saya tau ibu
sedang mencari siapa ya bu?”
Keluarga : “Selamat pagi sus. Iya kebetulan saya sedang mencari anak saya sus.
Tadi ia bersama saya namun saat saya tinggalkan ke toilet ia
menghilang sus. Apakah suster dapat menemui anak saya?”
Perawat : “Kalau boleh saya tau nama anak ibu siapa ya bu?”
Keluarga : “Nama anak saya Ayu sus”
Perawat : “ Oh Ayu. Iya kebetulan tadi saya bertemu dengannya bu, tadi ia
sedang bermain dengan temannya bu. Kebetulan sekali saya bertemu
dengan ibu selaku keluarganya Ayu”
Keluarga : “Iya sus saya memang lama tidak bertemu dengan Ayu karena saya
harus ke luar kota untuk mengurus pekerjaan saya sus. Kebetulan saya
bertemu dengan suster. Apakah saya boleh meminta informasi
mengenai bagaimana perkembangan anak saya selama saya tidak
menjenguknya ya sus?”
Perawat : “Tentu saja boleh bu. Saya sangat senang bila ibu mau mengetahui
informasi lebih lanjut mengenai kondisi Ayu karena itu memang hak
ibu sebagai keluarga untuk mengetahui bagaimana perkembangan Ayu.
Baik saya jelaskan sedikit ya bu mengenai kondisi Ayu sejak ia
pertama dibawa kemari secara singkat. Jadi saat Ayu dibawa kesini ia
sangat menarik diri dan tidak mau untuk bersosialisasi dengan teman-
temannya yang ada disini bu. Namun sekarang ia sudah mau mengenal
teman-temannya dan sudah memiliki banyak teman. Itu merupakan
perkembangan yang sangat bagus bu”
Keluarga :”Syukurlah sus. Saya sangat senang mendengarkan kabar baik ini sus.
Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang sus?”
Perawat : “Kalau saya menyarankan nanti kalau Ayu sudah dirumah ia tetap
dilatih untuk bertemu dengan orang sekitar secara bertahap bu”
Keluarga : “ Baik kalau begitu sus. Terimakasih atas informasinya ya sus”
Perawat :”Baik sama-sama ibu”
Daftar Pustaka

Muhith, A. (2015) Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


CV Andi Offset
Sunardi (2010) Latihan Asertif, Plb Fib Upi, pp, 1-25
Winkler, M& Palme, G. 2012. Assertivess, Comunication skills, Self-esteem

MODUL KETERAMPILAN ASERTIF


“Memberi Tahu Orang Lain Bahwa Anda Tidak Nyaman/Aman”

D. Pendahuluan
Keterampilan asertif merupakan salah satu upaya pengembangan kemampuan
yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan
tersebut memuat komunikasi efektif , berfikir kreatif, dan kritis, membangun tim,
serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Mengembangkan perilaku asertif berarti berfikir asertif, merasa percaya diri, dan
berperilaku positif serta memiliki kemampuan untuk memahami konsep kepribadian
dan psikolgis yang akan membantu mengerti tentang diri sendiri dan orang lain.
Sam R Lloyd (1991) mengemukakan perilaku asertif adalah gaya wajar yang
tidak lebih dari sikap langsung jujur, dan penuh dengan rasa saling menghargai saat
berinteraksi dengan orang lain. Perilaku asertif ini diperlukan untuk hubungan yang
juju dan sehat dimana ini merupakan perilaku untuk sama-sama menang dalam
negosiasi, pemecahan masalah, kehidupan keluarga dan transaksi bisnis yang normal.
Sikap asertif adalah ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat sekaligus
menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Sikap asertif meliputi tiga
komponen dasar, yaitu:
4. Kemampuan mengungkapkan perasaan
5. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka
6. Kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi

Asertif melibatkan banyak perilaku yang berbeda-beda, untuk itu perlu dilatih
dan dipraktekan. Kunci untuk menjadi asertif adalah jujur pada diri sendiri, dan tidak
memandang diri sendiri secara negatif, dimana sikap ini membuat kita percaya pada
diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pola perilaku asertif terbentuk dari masa kanak-
kanak. Tumbuh dari lingkungan yang non asertif akan menunjukan ketakutan dan
kecemasan pada individu sehingga menimbulkan pola perilaku agresif maupun
submisif. Apabila individu tidak tumbuh dari lingkungan asertif, individu tersebut
harus mampu merubah perilaku menjadi asertif salah satu cara merubah perilaku
tersebut adalah dengan teknik observasi. Apabila kita memiliki ketidakyakinan
dengan tipe kepribadian yang kita miliki maka amati ikap, gerakan tubuh, reaksi-
reaksi dan respon-respon dari lingkungan. Perilaku asertif dapat ditunjukan melalui
bahasa tubuh atau body language dimana hal tersebut merupakan peranan penting
dalam keberhasilan komunikasi. Aspek non verbal perilaku asertif berperan dalam
individu mengadakan komunikasi antar pribadi yaitu mengurangi ketidakefektifan,
mengembangkan kerjasama sehingga mengurangi konflik (konfrontasi) dengan orang
lain, menghargai kualitas dan kemampuan positif pada hal-hal yang dimiliki orang
lain. Salah satu contoh keterampilan dari perilaku asertif yang dapat dilakukan adalah
berbicara dengan seorang individi jika diri kita merasa kurang nyaman terhadap
tingkah laku maupun perkataan kepada kita.

Seorang individu dalam melakukan aktivitas sehari- hari akan selalu merasa
kurang nyaman jika lawan bebicara maupun teman yang baru saja ditemui, maka akan
lebih baiknya kita melakukan keterbukaan dengan orang lain, jika kita merasa kurang
nyaman dengan keaadan kita bisa pergi ataupun berbicara dengan individu yang kita
menurut itu tidak aman maupun nyaman.

E. Langkah-langkah keterampilan
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melihat ke arah orang yang diajak bicara
4. Katakan dengan jelas dan spesifik tentang ” Memberi Tahu Orang Lain Bahwa
Anda Tidak Nyaman/Aman” dengan cara mengatakan, mohon maaf saya kurang
nyaman, dan jika anda merasa tidak aman anda bisa melaporkan kepada orang
terdekat atau pihak yang berwajib. Dan adapun kalimat yang sopan seperti “Maaf,
saya tidak ingin berada di sini sekarang.”
5. Libatkan dengan bahasa tubuh seperti kontak mata kuat, nada suara terdengar
jelas, intonasi suara tetap datar
6. Perhatikan kesediaan lawan bicara apakah bersedia menolong/ tidak
7. Ucapkan terimakasi setelah diberikan pertolongan

F. Scenario “Role Play”


A : Hai Dian
B : Hai Agus
A : Dian besok ada kegiatan di rumah berdaya dengan mahasiswa Bina Usada
Bali, rencananya ada kegiatan membuat keterampilan, kamu harus ikut ya
dian!.
B : berapa orang yang akan datang ?
A : kurang lebih 80an orang
B : Maaf agus, sepertinya saya tidak datang.
A : kenapa ? yuk ikut dian, kegiatannya pasti akan seru. Kamu harus datang!
B : Maaf agus, Saya kurang nyaman dengan kondisi orang terlalu banyak.
A : baiklah dian, kegiatan selanjutnya kamu harus ikut ya
B : iyaa agus, terimakasih.

MODUL KETERAMPILAN ASERTIF


“MEMINTA PERTOLONGAN”

G. Pendahuluan
Keterampilan asertif merupakan salah satu upaya pengembangan kemampuan
yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan
tersebut memuat komunikasi efektif , berfikir kreatif, dan kritis, membangun tim,
serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Mengembangkan perilaku asertif berarti berfikir asertif, merasa percaya diri, dan
berperilaku positif serta memiliki kemampuan untuk memahami konsep kepribadian
dan psikolgis yang akan membantu mengerti tentang diri sendiri dan orang lain.
Sam R Lloyd (1991) mengemukakan perilaku asertif adalah gaya wajar yang
tidak lebih dari sikap langsung jujur, dan penuh dengan rasa saling menghargai saat
berinteraksi dengan orang lain. Perilaku asertif ini diperlukan untuk hubungan yang
juju dan sehat dimana ini merupakan perilaku untuk sama-sama menang dalam
negosiasi, pemecahan masalah, kehidupan keluarga dan transaksi bisnis yang normal.
Sikap asertif adalah ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat sekaligus
menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Sikap asertif meliputi tiga
komponen dasar, yaitu :
7. Kemampuan mengungkapkan perasaan
8. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka
9. Kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi

Asertif melibatkan banyak perilaku yang berbeda-beda, untuk itu perlu dilatih
dan dipraktekan. Kunci untuk menjadi asertif adalah jujur pada diri sendiri, dan tidak
memandang diri sendiri secara negatif, dimana sikap ini membuat kita percaya pada
diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pola perilaku asertif terbentuk dari masa kanak-
kanak. Tumbuh dari lingkungan yang non asertif akan menunjukan ketakutan dan
kecemasan pada individu sehingga menimbulkan pola perilaku agresif maupun
submisif. Apabila individu tidak tumbuh dari lingkungan asertif, individu tersebut
harus mampu merubah perilaku menjadi asertif salah satu cara merubah perilaku
tersebut adalah dengan teknik observasi. Apabila kita memiliki ketidakyakinan
dengan tipe kepribadian yang kita miliki maka amati ikap, gerakan tubuh, reaksi-
reaksi dan respon-respon dari lingkungan. Perilaku asertif dapat ditunjukan melalui
bahasa tubuh atau body language dimana hal tersebut merupakan peranan penting
dalam keberhasilan komunikasi. Aspek non verbal perilaku asertif berperan dalam
individu mengadakan komunikasi antar pribadi yaitu mengurangi ketidakefektifan,
mengembangkan kerjasama sehingga mengurangi konflik (konfrontasi) dengan orang
lain, menghargai kualitas dan kemampuan positif pada hal-hal yang dimiliki orang
lain. Salah satu contoh keterampilan dari perilaku asertif yang dapat dilakukan adalah
meminta pertolongan.

Seorang individu dalam melakukan aktivitas sehari- hari akan selalu


membutuhkan bantuan atau pertolongan orang lain.Meminta pertolongan bukan
berarti kita pribadi yang lemah, tetapi karena tidak semua hal akan mampu dilakukan
secara mandiri. dalam meminta pertolongan orang lain harus memperhatika etika dan
sopan satun agar orang lain segan dan mau membantu kita.

H. Langkah-langkah keterampilan
8. Memberikan salam
9. Memperkenalkan diri
10. Melihat ke arah orang yang diajak bicara
11. Katakan dengan jelas dan spesifik tentang pertolongan yang anda inginkan dengan
pengucapan diisi kata “tolong”, misalkan “tolong ambilkan saya benda itu”,
tolong bantu saya”
12. Libatkan dengan bahasa tubuh seperti kontak mata kuat, nada suara terdengar
jelas, intonasi suara tetap datar
13. Perhatikan kesediaan lawan bicara apakah bersedia menolong/ tidak
14. Ucapkan terimakasi setelah diberikan pertolongan

I. Scenario “Role Play”


A : permisi, selamat pagi, perkenalkan saya agus dari bali
B : selamat pagi, saya dian, ada apa?
A : saya sedang berlibur kesini dan akan tinggal dikota ini selama beberapa hari,
tetapi saya belum mengetahui jalan didaerah sini. Bisa tolong antarkan saya kealamat
ini?
B : owh selamat datang dikota ini ya, bisa saya lihat alamatnya?
A : ini alamatnya, apakah anda tahu alamat ini dimana?
B : kebetulan saya tinggal didekat alamat ini, ayo saya antarkan sekalian saya
pulang.
A : Weh kebetulan sekali. Trimakasih banyak ya sudah bersedia membantu saya.
B : iya sama- sama
A : Senang bertemu dengan anda, skali lagi trimakasih ya
B : senang bertemu dengan anda juga, trimakasih kembali

MODUL KETERAMPILAN ASERTIF


“MEMBERIKAN RESPON PADA NASEHAT YANG TIDAK DIINGINKAN”

J. Pendahuluan
keterampilan berperilaku asertif merupakan kemampuan atau keterampilan
seseorang untuk mengutarakan perasaan dan pendapatnya pada orang lain tanpa
menyinggung perasaan lawan bicaranya. Biasanya orang yang bertingkah laku asertif
dalam berbicara ia mengemukakan pendapat ataupun perasaannya dengan nada dan
volume yang tegas; menempatkan dirinya sederajat dengan orang lain; mempunyai
kepercayaan diri yang relatif mantap; serta ia tahu apa yang ia inginkan, bagaimana
cara memperolehnya dan tanggung jawab apa yang ia harus ia tanggung atas tingkah
lakunya.
Sam R Lloyd (1991) mengemukakan perilaku asertif adalah gaya wajar yang
tidak lebih dari sikap langsung jujur, dan penuh dengan rasa saling menghargai saat
berinteraksi dengan orang lain. Perilaku asertif ini diperlukan untuk hubungan yang
juju dan sehat dimana ini merupakan perilaku untuk sama-sama menang dalam
negosiasi, pemecahan masalah, kehidupan keluarga dan transaksi bisnis yang
normal.Prilakuaserifadalahmengungkapkan perasaan secara tegas, jujur, langsung,
dan terbuka kepada diri sendiri dan orang lain, meminta apa yang diinginkan dan
mengatakan tidak untuk hal yang tidak diinginkan .Prilakuasertifinimeliputiaspek-
aspeksebagaiberikut:
10. Dapat menguasaidirisendiri
11. Memberikan respon yang wajarpadahal-hal yang disukai
12. Dapat menyampaikanperasaandenganwajar

Perilaku asertif menggambarkan perilaku individu yang mampu


mengkomunikasikan secara jelas dan tegas atas kebutuhan, keinginan dan perasaan
seseorang kepada orang lain.individu yang memiliki perilaku asertif akan mempunyai
kepercayaan diri, dapat mengemukakan pendapatnya kepada pihak lain, berfikir
mandiri dan memiliki suasana yang aman dalam bersosialisasi dan tidak takut dalam
menghadapi dan mempertanggungjawabkan suatu kesalahan. Dengan memiliki
kemampuan berperilaku asertif seseorang akan lebih mudahmengkomunikasikan apa
yang menjadi keinginannya dan perasaan mereka dan mampu menolak dengan tegas
konformitas negatif.
Seorangindividudalammelakukanaktivitassehari- haritidakselalumendapatkan
saran ataupunnasehat yang diinginkantentusajasesekaliakanmendapatkannasehat yang
tidaksesuaidengan yang individuinginkan. Menolaknasehat yang
diberikanbukanlahmerupakanhal yang
salahdanbukanberartitidakmenggargailawanbicarakita. Dalammenolak saran
ataupunnasehat yang diberikaninvidiudapatmemberikanresponpenolakandengansopan
agar lawanbicaratetapmerasadihargaidantidakmerasatersinggung.

K. Langkah-langkah keterampilan
15. Melihat ke arah orang yang diajak bicara
16. Dengarkannasehat yang diberikan
17. Berikanjedawaktubeberapasaat
18. Katakan dengan jelas dan sopan tentang penolakanterhadapnasehat yang
diberikandenganpengucapandiisikata “terimakasi”dan kata “maaf”, misalkan
“sebelumnyaterimakasiatasnasehat yang
diberikantapimohonmaafuntuksaatinisepertinyanasehat yang
diberikankurangtepatuntuksaya”, “maafnasehat yang
berikansepertinyakurangtepatuntukkondisisayasaatini”
19. Libatkan dengan bahasa tubuh seperti kontak mata kuat, nada suara terdengar
jelas, intonasi suara tetap datar
20. Perhatikanresponlawanbicara
21. Ucapkanterimakasisetelahdiberikan saran

L. Scenario “Role Play”


A : hallo, merykamulagikenapa? Lagiadamasalahya?
B : hay mika,
iyamikaakulagibingungharusmenyelesaikanmasalahkudengancaraapa?
A : emangkamupunyamasalahapa?
B : akugakbisamengembalikanbukukeperpuskarnasudahtelatwaktunya
A : akukasi saran jangandikembaliin,
ambilajabukunyapalinganpetugasnyagakcek
B : hmmm, makasiyaatasnasehatnya,
tapiuntukkeadaankusaatinisepertinyakurangcocok, karnakartunyaada di perpus
A : ohhiyatidakapa-apa, kalausepertiitubayarajadendanya
B : ohhiyamakasi ya
A : iyaasama-sama

Anda mungkin juga menyukai