KULIAH TUGAS 2
Dalam perencanaan sdm ada pilihan pilihan strategis yang dapat di gunakan oleh perusahaan yaitu :
Perencanaan sdm reaktif atau proaktif, sempit atau luas, informal atau formal, tidak terikat
kuat atau dengan rencana strategi atau terikat kuat dengan rencana strategi dan tidak fleksibel
atau fleksibel.
Perusahaan atau organisasi dapat menjadi aktif atau reaktif dalam perencanaan SDM-nya,
yaitu dia dapat memutuskan apakah akan melakukan antisipasi terhadap kebutuhan secara
hati-hati dan melakukan perencanaan secara sistematis dalam memenuhi kebutuhannya lebih
lanjut atau sebaliknya secara sederhana dia hanya akan bereaksi terhadap kebutuhan-
kebutuhan mereka yang muncul. Kedua, perusahaan atau organisasi dapat memilih fokus
perencanaan SDM yang lebih sempit atau lebih luas. Jika perusahaan/organisasi memilih
fokus perencanaan yang lebih sempit maka dia hanya melakukan perencanaan pada satu atau
dua bidang/area SDM tertentu, seperti pada rekrutmen atau seleksi saja. Sebaliknya, jika
memilih pada fokus yang lebih luas maka dapat melakukan perencanaan pada seluruh area
SDM termasuk bidang pelatihan, pemberian penghargaan, dan seterusnya sebagaimana
terlihat pada Gambar Ketiga, pilihan strategi perencanaan SDM menyangkut formalitas
perencanaan. Perusahaan atau organisasi misalnya, dapat memilih perencanaan yang lebih
informal di dalam perencanaan sebagian besar kepala jer dan staf bagian SDM atau
sebaliknya, dapat pula memilih Perencanaan formal yang dinyatakan secara jelas tertulis dan
didukung oleh dokumen dan data. Komputerisasi dalam sistem informasi SDM misalnya,
merupakan salah satu cara membantu formalisasi proses perencanaan. Pilihan keempat
mehbarkan tingkat keterikatan perencanaan SDM dengan perencanaan strategik organisasi.
Perencanaan dapat tidak terikat erat dengan rencana strategik perusahaan, atau dapat pula
tereintegrasi penuh dengan rencana strategik perusahaan. Integrasi rencana strategik dengan
manajemen SDM strategik dapat berlangsung dengan baik melalui integrasi secara penuh
keduanya tersebut melalui perencanaan SDM strategik. Akhirnya, pilihan kelima strategi
perencanaan SDM melibatkan fleksibilitas, yaitu kemampuan perencanaan dalam
mengantisipasi dan menghadapi kontingensi. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya,
organisasi tidak menyukai tingkat ketidakpastian yang tinggi. Mereka berusaha mengurangi
tingkat ketidakpastian tersebut melalui perencanaan yang mencakup peramalan (forecasting)
dan prediksi terhadap kemungkinan kondisi dan kejadian di masa mendatang. Untuk itulah
perlu adanya fleksibilitas dan adaptabilitas.
Jawaban No 2 :
a. Noe, et al. (2000) mengemukakan sejumlah kelemahan pendekatan struktur upah berdasarkan
jabatan sebagai berikut :
Pertama, pendekatan tersebut mendorong ke arah birokrasi. Deskripsi jabatan
membentangkan tugas dan aktivitas secara spesifik, yaitu suatu tugas dan aktivitas yang
menjadi tanggung jawab pemegang jabatan. Dengan kata lain, tugas dan aktivitas di luar
deskripsi jabatan yang bersangkutan bukan merupakan tugas dan aktivitas yang menjadi
tanggung jawabnya. Meskipun hal ini mempermudah pimpinan dalam mengevaluasi dan
mengendalikan kinerja, namun dapat menimbulkan ketidakfleksibelan dan kurangnya inisiatif
sebagian karyawan.
Kedua, sifat dasar hierarki struktural menguatkan suatu pengambilan keputusan dan arus
informasi atas-bawah. Demikian juga perbedaan status. Hal ini tidak menunjang para
karyawan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin keahlian dan pengetahuan mereka bagi
keberhasilan organisasi.
Ketiga, birokrasi perlu mengadakan dan memperbaiki deskripsi dan evaluasi jabatan dengan
tujuan untuk menghambat perubahan, karena perubahan yang besar terhadap deskripsi dan
evaluasi jabatan akan membutuhkan jumlah waktu dan biaya yang sangat besar.
Keempat, struktur upah berdasarkan jabatan yang cenderung statis, kurang menghargai
keinginan berperilaku, khususnya keinginan untuk mengubah keahlian, pengetahuan, dan
kemampuan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang amat cepat.
Kelima, struktur upah berdasarkan jabatan menekankan pada level jabatan dan perbedaan
status yang mendorong perilaku mengejar promosi, sehingga hal ini tidak mendorong
perpindahan karyawan secara lateral, karena karyawan enggan untuk menerima jabatan yang
tidak bersifat promosi, apalagi yang kelihatannya menurun.
Dalam rangka menghadapi masalah yang disebabkan oleh struktur upah berdasarkan jabatan
sebagaimana uraian di atas, beberapa organisasi melaksanakan delayering, yaitu suatu usaha
mengklasifikasi kembali jabatan menjadi lebih lebar (Bernardin dan Russel, 1998), atau mengurangi
jumlah level jabatan agar lebih fleksibel dalam menjalankan tugas jabatan dalam memberikan
peningkatan jasa (Noe. et al., 2000).
Pengelompokan jabatan yang lebih lebar tersebut juga dikenal dengan istilah broad band.
Broadbanding berarti perobohan tingkatan (grade) dan rentang upah ke dalam hanya sedikit level
atau kelompok (bxand) upah yang lebar, di mana masing-masing kelompok berisi rentang jabatan
dan level upah yang relatif lebar.
Jawaban No 3 :
b. mengadakan kebijaksanaan evaluasi kinerja berkaitan dengan kapan penilaian dilakukan, seberapa
sering dan siapa yang harus menilai,
Menurut Ivancevich (1992), beberapa pertimbangan yang dapa digunakan dalam menentukan waktu
pelaksanaan penilaian kinerja, yakni:
dapat dilakukan secara arbitrari, artinya waktu pelaksanaan penilaian kinerja dapat ditentukan
secara sembarang.
setiap karyawan dievaluasi dengan jadwal waktu tunggal.
jadwal evaluasi adalah pada saat penyelesaian dari suatu siklus tugas.
Sumber : EKMA4214