Anda di halaman 1dari 17

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Disusun Sebagai Bahan Ujian Akademi Farmasi


Santo Fransisikus Xaverius Maumere

Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA


Kode Mata Kuliah : F505219
Hari/Tanggal : Jumad, 21 Januari 2022
Semester : V (Lima)
Sifat Ujian : Takehome
NamaMahasiswa : BERNADETA BOLEN
NIM : 244819018

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI ST FRANSISKUS XAVERIUS
MAUMERE
2021/2022
Soal Nomor 1
Buatlah 3 (tiga paragraf) yang menceritakan dan mendeskripsikan perkembangan
vaksin corona telah menjadi hal yang paling penting pada masa pandemi Covid-
19 ini dengan kata kunci Vaksin dari Sinovak, Vaksin dari Astra Zeneca, Vaksin
dari Moderna.

Jawaban:

Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma Bambang Herianto hari ini
memberikan klarifikasi terkait informasi hoax yang beredar di masyarakat
yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah
vaksin untuk uji klinik (only for clinical trial). “Kami konfirmasikan bahwa
vaksin COVID-19 yang saat ini sudah berada di Bio Farma, dan akan
digunakan untuk program vaksinasi nantinya, akan menggunakan vaksin yang
telah memperoleh izin penggunaan dari BPOM, sehingga kemasannya pun
akan berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinik,” kata
Bambang pada Konferensi Pers, Minggu . Kemasan Corovac untuk uji klinik
menggunakan kemasan pre-filled syringe, atau biasa disingkat PFS, dimana
kemasan dan jarum suntik berada dalam satu kemasan. Sedangkan vaksin
yang akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah dikemas dalam
bentuk vial single dose dan tidak akan ada penandaan “only for clinical trial”
karena telah memperoleh izin penggunaan. Dalam kesempatan tersebut,
Bambang juga mengklarifikasi hoax terkait artikel vero cell yang beredar di
masyarakat. Bambang menjelaskan bahwa vaksin COVID-19 buatan Sinovac
tidak mengandung vero cell atau sel vero, karena sel vero hanya digunakan
sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus tersebut untuk
proses perbanyakan virus sebagai bahan baku vaksin. Jika tidak
mempergunakan media kultur, maka virus akan mati sehingga tidak dapat
digunakan untuk pembuatan vaksin. Setelah mendapatkan jumlah virus yang
cukup, maka akan dipisahkan dari media pertumbuhan dan sel vero ini tidak
akan ikut/terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin. “Dengan demikian,
pada produk akhir vaksin, sudah dapat dipastikan tidak akan lagi mengandung
sel vero tersebut,” jelas Bambang. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang
akan digunakan mengandung bahan antara lain virus yang sudah dimatikan
(atau inactivated virus) dan tidak mengandung sama sekali virus hidup atau
yang dilemahkan. Ini merupakan metode paling umum dalam pembuatan
vaksin. Bahan selanjutnya adalah Alumunium Hidroksida yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan vaksin. Ada pula Larutan fosfat sebagai
penstabil (Stabilizer), dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan
kenyamanan dalam penyuntikan. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac juga
tidak mengandung bahan seperti boraks, formalin, merkuri, serta tidak
mengandung pengawet. Vaksin yang akan digunakan di masyarakat telah
melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat, sehingga
terjamin kualitas, keamanan dan efektifitasnya di bawah pengawasan BPOM
serta memenuhi standar internasional. Vaksin COVID-19 tahap 2 dari Sinovac
sebanyak 1,8 juta dosis dalam bentuk produk jadi kemasan vial dosis tunggal
telah tiba di Indonesia pada Kamis tanggal 31 Desember 2020, dan telah
diterima di Bio Farma pada hari yang sama. Dengan demikian, jumlah vaksin
COVID-19 dari Sinovac yang sudah diterima oleh Indonesia sebanyak 3 juta
dosis. Saat ini seluruh vaksin tersebut, disimpan di tempat penyimpanan
khusus di fasilitas penyimpanan Bio Farma, dengan suhu yang tetap terjaga
antara 2- 8 derajat Celcius. Selain itu, serangkaian pengujian mutu, baik yang
dilakukan oleh Bio Farma sendiri, maupun oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) juga telah dilakukan. Pengujian ini dilakukan dalam
rangka menjaga kualitas dan keamanan produk vaksin agar terjamin dari mulai
diproduksi sampai didistribusikan. Vaksin hanya akan digunakan untuk
program vaksinasi setelah ada persetujuan penggunaan darurat yang
dikeluarkan Badan POM dan bukan sebagai vaksin untuk uji klinik.
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 telah dilaksanakan sejak tanggal 13
Januari 2021 dengan target sasaran 181,5 juta orang. Sehubungan dengan telah
tersedia jenis vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia, Kementerian
Kesehatan melalui Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerbitkan
Surat Edaran Nomor: HK.02.02/II/841/2021 tentang Informasi Mengenai
Vaksin COVID-19 AstraZeneca. Surat edaran tersebut telah ditetapkan Plt
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu
tanggal 6 April 2021. Surat edaran itu ditujukan kepada kepala dinas provinsi
dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dalam surat edaran itu dijelaskan
Vaksin COVID-19 AstraZeneca adalah vaksin vektor adenoviral (rekombinan)
yaitu mengandung virus flu biasa yang telah dimodifikasi sehingga tidak dapat
bereplikasi/berkembang di dalam tubuh manusia, tetapi dapat menimbulkan
respon kekebalan terhadap COVIO-19. BPOM telah menerbitkan Emergency
Use Authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca pada tanggal 22 Februari
2021 dengan nomor EUA2158100143A1. Dalam hal ini BPOM telah
menjamin bahwa vaksin AstraZeneca aman dan berkualitas. Fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa penggunaan vaksin AstraZeneca
bersifat mubah (diperbolehkan). Indonesia telah mendapatkan dukungan
vaksin COVIO-19 AstraZeneca dari Covax Facility. Vaksin tersebut telah
mendapatkan WHO Emergency Use Listing (EUL). Sebanyak 1,1juta vaksin
AstraZeneca produksi SK Bioscience Co, Ltd, Republic of Korea telah tiba di
Indonesia, yang merupakan dukungan COVAX Facility. COVAX adalah
sebuah inisiatif global untuk memberikan akses setara bagi seluruh masyarakat
di dunia dalam mendapatkan vaksin COVID-19. Vaksin telah didistribusikan
ke beberapa kabupaten/kota di 7 provinsi, yakni Kepulauan Riau, Jawa Timur,
Bali, Sulawesi Utara, Ogan Komering Ilir, Jakarta dan Maluku, serta bagi
TNI/POLRI di seluruh provinsi. Vaksin AstraZeneca yang telah
didistribusikan tersebut memiliki Expired Date 31 Mei 2021. Vaksin COVID-
19 AstraZeneca harus disimpan pada suhu 2 sd 8°C. Vaksin dapat digunakan
sampai 6 jam setelah vial dibuka. Vaksin tersebut diberikan kepada sasaran
dengan usia minimal 18 tahun sebanyak dua dosis dengan O,5 ml setiap
dosisnya secara intramuscular dengan interval 8-12 minggu dari dosis
pertama. Berdasarkan rekomendasi WHO tanggal 16 Maret 2021 bahwa
efikasi vaksin AstraZeneca terbaik didapatkan pada interval pemberian vaksin
12 minggu (76%). Beberapa kondisi yang menjadi kontraindikasi vaksin
AstraZeneca adalah alergi terhadap vaksin/komponen vaksin dan riwayat
alergi berat/syok anafilaksis pada pemberian dosis pertama vaksin
AstraZeneca. Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi yang sangat umum terjadi
(>10%) biasanya bersifat ringan yaitu pusing, mual, nyeri otot (myalgia) ,
nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise, dan
demam. Namun apabila keluhan berlanjut, disarankan kepada peserta
vaksinasi untuk segera menghubungi petugas kesehatan atau ke
fasilitaspelayanan kesehatan . Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah
mengimbau untuk mengoptimalkan penggunaan vaksin COVID-19
AstraZeneca bagi TNI/POLRI di seluruh Provinsi dan bagi lansia serta
petugas publik di tujuh provinsi yang telah menerima alokasi vaksin
AstraZeneca Tahap 1 sebelum 31 Mei 2021. Selain itu, vaksinasi dosis kedua
diberikan dengan interval 12 minggu. Petugas kesehatan memberikan
informasi dan edukasi kepada sasaran sebelum divaksin tentang manfaat
vaksin, keluhan yang mungkin muncul setelah vaksinasi dan apa yang harus
dilakukan jika mengalami keluhan tersebut. Vaksin harus disimpan sesuai
dengan suhu yang direkomendasikan, yaitu suhu 2 sd 8°C.

Vaksin Moderna diindikasikan untuk menginduksi imunitas terhadap


virus SARS-CoV2 pada individu berusia 18 tahun atau lebih sehingga
mencegah terjadinya penyakit COVID19. Vaksin ini merupakan vaksin yang
dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin Moderna bekerja dengan
membangkitkan respon imun terhadap antigen S virus SARS-CoV2 sehingga
dapat memberikan proteksi terhadap COVID-19. Efikasi vaksin Moderna pada
partisipan uji klinik yang berusia 18 hingga <65 tahun mencapai 95,6%.
Sementara itu, untuk partisipan berusia 65 tahun atau lebih efikasinya sebesar
86,4%.[2,3] Vaksin ini diperoleh melalui COVAX facility yang merupakan
jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX., Inc USA. Pada awal Juli
2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Emergency
Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 Moderna.[1-3].

Soal Nomor 2

Anda akan menulis KTI. Buatlah rancangan kerangka berdasarkan judul pada tulisan
artikel yang telah anda siapkan!

Jawaban:

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN LANDEP


(Barleria prionitis L. ) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

Staphylococcus aureus

Rancangan Kerangka

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. Keanekaragaman Tanaman Di Indones

2. Definisi Tanaman Landep


3. Kandungan Dari Tanaman Landep

4. Manfaat Dari Tanaman Landep

5. Defenisi Bakteri Staphylococcus aureus

6. Infeksi Yang Disebabkan Oleh Bakteri Staphylococcus aureus

7. Menjelaskan Tentang Jenis Penelitian,Desain Penelitian,Teknik


Pengambilan Sampel, Perhitungan Sampel Dan Analisa Data

8. Penutup

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak daun landep (Barleria prionitis L) memiliki aktivitas anti


bakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas anti bakteri dengan penggunaan


kosentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

3. Kosentrasi berapakah yang memiliki zona hambat yang paling besar dalam
menghambat pertumbuhnanbakteri Staphylococcus aureus?

4. Berapakah kosentrasi minimum ekstrak daun landep (Barleria prionitis L.)


untuk menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus?

1.3 Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktivitas anti bakteri ekstrak daun Landep (Barleria


prionitis L) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui perbedaan aktivitas anti bakteri ekstrak daun Landep
(Barleria prionitis L) dengan penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak
terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Penelitian
Melalui penelitian ini peneliti mendapat pengetahuan tambahan bahwa
ekstrak daun Landep (Barleria prionitis L) memiliki aktivitas anti
bakteriterhadap bakteri Staphylococcus aureus.
2. Bagi Pendidikan

a). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam


pembelajaran Biologi dijenjang pendidikan Sekolah Menengah
Aatas (SMA) kelas x, khusus pada materi Archabacteria dan
Eubacteria.

b). Dapat diketahui potensi tanaman yang memiliki kandungan anti


bakteri serta efektivitas zat anti bakteri tersebut dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Kegiatan ini dimasukkan
dalam kegiatan pembelajaran praktikum.

3. Bagi Masyarakat

Melalui penelitian ini, masyarakat dapat memperoleh informasi


tambahan bahwa daun Landep (Barleria prionitis L) memiliki
kandungan antibakteri yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati
infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


1.Tinjauan Tentang Tanaman Landep

2.Tinjauan Tentang Kandungan Dari Daun Landep

3.Tinjauan Tentang Bakteri

4.Tinjauan Antibakteri

5.Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus

6.Tinjauan Tentang Infeksi Kulit

7.Tinjauan Tentang Uji Aktivitas Antibakteri

8.Tinjauan Tentang Sterilisasi Alat

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Lokasi Penelitian

3.3 Populasi Dan Sampel

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.5 Instrumen Penelitian

3.6 Teknik Analisis Data

3.7 Jadwal Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Soal Nomor 3

Jelaskan bagian-bagian penelitian pada Bab III sebuah Karya Tulis Ilmiah!

Jawaban:

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

 METODE PENELITIAN: KOMPARATIF


UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN LANDEP
(Barleria prionitis L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus.
 VARIABEL
 Variabel bebas : Ekstrak daun landep (Barleria prionitis L.)
 Variabel terikat : Diameter zona hambat

3.2. Lokasi Penelitian


Laboratorium Akademi Farmasi Santo Fransiskus Xaverius Maumere.

3.3. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek


dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi: Daun landep yang diambil di Desa Darat Gunung,Rt/Rw;12/04,


kecamatan talibura.

Sampel: Daun Landep (Barleria prionitis L.)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Rumus Gay:

(t-1) (r-1) ≥ 15

Perhitungan:

(t-1)(r-1) ≥ 15

(5-1)(3-1) ≥ 15

4-2 ≥ 15

r = 17/4

r = 4,25

r=5

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah semua jenis instrumen atau alat yang
digunakan dalam penelitian.Pada penelitian ini menggunakan alat-alat
laboratorium untuk proses penelitian.

3.6. Teknik Analisis Data

Jenis Analisa Data Yang Digunakan Adalah

T-Test One Tail (Pihak Kiri)

Dimana untuk membandingkan 1 variabel bebas dengan data yang telah


diperkirakan sebelumnya (Hipotesis).

One Way ANOVA

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara 2 variabel atau lebih.


Dimana 1 variabel terikat dibanding dengan lebih dari 1 variabel bebas.

3.7. Jadwal Penelitian

Soal Nomor 4

Dalam penyusunan KTI, anda akan menggunakan kutipan langsung dan tidak
langsung. Jelaskan kutipan langsung! Buatlah contoh kutipan langsung kurang dari 4
baris dan kutipan langsung lebih dari 4 baris.

Jawaban:

Kutipan Langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber
aslinya,baik bahasa maupun ejaannya.

 Contoh Kutipan Langsung Kurang Dari 4 Baris


Seperti penyataan Gough (2002:16) bahwa “theinfluence of globalist
thinkingineducationcan readily be seen in the proliferation of
globalized education studie”s (pengaruh pemikir global dapat dilihat
dari proliferasi studi pendidikan global).
 Contoh Kutipan Langsung Lebih Dari 4 Baris
Carlson dan Bukist (1997:19) menyatakan:
“Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai
sesuatu. Sikap tersusun atas 3 komponen yaitu komponen kognitif,
komponen afektif dan komponen perilaku. Komponen Kognitif
merupakan kumpulan kepercayaan mengenai suatu objek sikap,
komponen afektif menyangkut perasaan, emosi terhadap objek sikap,
sendangkan komponen perilaku merupakan kecendrungan tingkah
laku.

Daftar Pustaka

1. Gough,N.(2000).“Locating Curriculum Studiesin The Global


Village”.Journalof Curriculum Studies,32(2),329‐
342.www.proquest.umi.pqd/web

Soal Nomor 5

Jelaskan Daftar Pustaka. Buatlah contoh daftar pustaka dari sumber- sumber. Buku,
jurnal dan terbitan karya ilmiah sejenis,dokumen resmi, rujukan dengan pengarang
yang sama, internet dan koran!

Jawaban:

Daftar Pusataka berisi keterangan mengenai sumber rujukan yang digunakan


dalam penyusunan tugas akhir. Keterangan ini meliputi nama pengarang,
tahun terbitan, judul buku, kota penerbitan dan nama penerbit.

1. Contoh Daftar Pustaka Dari Buku

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan


Sastra. Yogyakarta:BPFE.

2. Contoh Daftar Pustaka Dari Jurnal Dan Karya Ilmiah Sejenis

Jurnal

Nuryanto,F.1996.“Penggunaan Ragam Bahasa Indonesia Ilmiah oleh Dosen


IKIP Yogyakarta”.Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm.85-100.

Karya Ilmiah Sejenis

Utari,D.1993.Penggunaan Tableau de Feutre dalam Pengajaran


Ketrampilan Berbicara. Makalah TABS.Yogyakarta:Jurusan
Pendidikan Bahasa Perancis,FPBS IKIP Yogyakarta.

3.Contoh Daftar Pustaka Dari Dokumen Resmi

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.1994.Peraturan


Akademik 1994.Yogyakarta : UPP IKIP YOGYAKARTA.

4. Contoh Daftar Pustaka Dari Rujukan Dengan Pengarang Yang Sama


Ellis,R.1992.Understanding Second Language Acquisition(2ndEd.).Oxford:
Oxford University Press. _1990a.Classroom Second Language
Development.London:PrenticeHall. _1990b.Instructed Second
Language Development.Oxford:Blackwell.

5.Contoh Daftar Pustaka Dari Internet

Cook, Vivian.1996. “Some Relationships between Linguistics And Second


Language
Research”,http://privatewww.essex.ac.uk/~vcook/.Diakses pada
tanggal 8 Apri l2004.
6.Contoh Daftar Pustaka Dari Koran

Sarjono,Hari.2010.“BahasasebagaiAlatPemersatuBangsa”.KompasEdisi5Okt
ober.
Daftar Pustaka

1. Cook,Vivian.1996.“Some Relationship sbetween Linguistics And


Second Language
Research”,http://privatewww.essex.ac.uk/~vcook/.Diakses pada tanggal
8 April 2004.
2. Ellis,R.1992.Understanding Second Language Acquisition
(2ndEd.).Oxford: Oxfor University Press.

_ _1990a.Classroom Second Language Development.London:Prentice


Hall.

_ _1990b.Instructed Second Language


Development.Oxford:Blackwell.

3. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.1994.Peraturan


Akademik 1994.Yogyakarta:UPP IKIP YOGYAKARTA.
4. Nurgiyantoro,Burhan.2001.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra.Yogyakarta:BPFE.
5. Nuryanto,F.1996.“Penggunaan ragam bahasa Indonesia ilmiah oleh
Dosen IKIP Yogyakarta”.Jurnal Kependidikan,1,XXIV,hlm.85-100.
6. Sarjono,Hari.2010.“Bahasa sebagai Alat Pemersatu Bangsa”.Kompas
Edisi 5 Oktober.Ubaddah,
7. Utari, D. 1993. Penggunaan Tableau de Feutre dalam Pengajaran
Ketrampilan Berbicara.Makalah TABS.Yogyakarta:Jurusan
Pendidikan Bahasa Perancis,FPBS IKIP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai