Uas Bindo Smester 5
Uas Bindo Smester 5
Jawaban:
Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma Bambang Herianto hari ini
memberikan klarifikasi terkait informasi hoax yang beredar di masyarakat
yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah
vaksin untuk uji klinik (only for clinical trial). “Kami konfirmasikan bahwa
vaksin COVID-19 yang saat ini sudah berada di Bio Farma, dan akan
digunakan untuk program vaksinasi nantinya, akan menggunakan vaksin yang
telah memperoleh izin penggunaan dari BPOM, sehingga kemasannya pun
akan berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinik,” kata
Bambang pada Konferensi Pers, Minggu . Kemasan Corovac untuk uji klinik
menggunakan kemasan pre-filled syringe, atau biasa disingkat PFS, dimana
kemasan dan jarum suntik berada dalam satu kemasan. Sedangkan vaksin
yang akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah dikemas dalam
bentuk vial single dose dan tidak akan ada penandaan “only for clinical trial”
karena telah memperoleh izin penggunaan. Dalam kesempatan tersebut,
Bambang juga mengklarifikasi hoax terkait artikel vero cell yang beredar di
masyarakat. Bambang menjelaskan bahwa vaksin COVID-19 buatan Sinovac
tidak mengandung vero cell atau sel vero, karena sel vero hanya digunakan
sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus tersebut untuk
proses perbanyakan virus sebagai bahan baku vaksin. Jika tidak
mempergunakan media kultur, maka virus akan mati sehingga tidak dapat
digunakan untuk pembuatan vaksin. Setelah mendapatkan jumlah virus yang
cukup, maka akan dipisahkan dari media pertumbuhan dan sel vero ini tidak
akan ikut/terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin. “Dengan demikian,
pada produk akhir vaksin, sudah dapat dipastikan tidak akan lagi mengandung
sel vero tersebut,” jelas Bambang. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang
akan digunakan mengandung bahan antara lain virus yang sudah dimatikan
(atau inactivated virus) dan tidak mengandung sama sekali virus hidup atau
yang dilemahkan. Ini merupakan metode paling umum dalam pembuatan
vaksin. Bahan selanjutnya adalah Alumunium Hidroksida yang berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan vaksin. Ada pula Larutan fosfat sebagai
penstabil (Stabilizer), dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan
kenyamanan dalam penyuntikan. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac juga
tidak mengandung bahan seperti boraks, formalin, merkuri, serta tidak
mengandung pengawet. Vaksin yang akan digunakan di masyarakat telah
melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat, sehingga
terjamin kualitas, keamanan dan efektifitasnya di bawah pengawasan BPOM
serta memenuhi standar internasional. Vaksin COVID-19 tahap 2 dari Sinovac
sebanyak 1,8 juta dosis dalam bentuk produk jadi kemasan vial dosis tunggal
telah tiba di Indonesia pada Kamis tanggal 31 Desember 2020, dan telah
diterima di Bio Farma pada hari yang sama. Dengan demikian, jumlah vaksin
COVID-19 dari Sinovac yang sudah diterima oleh Indonesia sebanyak 3 juta
dosis. Saat ini seluruh vaksin tersebut, disimpan di tempat penyimpanan
khusus di fasilitas penyimpanan Bio Farma, dengan suhu yang tetap terjaga
antara 2- 8 derajat Celcius. Selain itu, serangkaian pengujian mutu, baik yang
dilakukan oleh Bio Farma sendiri, maupun oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) juga telah dilakukan. Pengujian ini dilakukan dalam
rangka menjaga kualitas dan keamanan produk vaksin agar terjamin dari mulai
diproduksi sampai didistribusikan. Vaksin hanya akan digunakan untuk
program vaksinasi setelah ada persetujuan penggunaan darurat yang
dikeluarkan Badan POM dan bukan sebagai vaksin untuk uji klinik.
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 telah dilaksanakan sejak tanggal 13
Januari 2021 dengan target sasaran 181,5 juta orang. Sehubungan dengan telah
tersedia jenis vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia, Kementerian
Kesehatan melalui Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerbitkan
Surat Edaran Nomor: HK.02.02/II/841/2021 tentang Informasi Mengenai
Vaksin COVID-19 AstraZeneca. Surat edaran tersebut telah ditetapkan Plt
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu
tanggal 6 April 2021. Surat edaran itu ditujukan kepada kepala dinas provinsi
dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dalam surat edaran itu dijelaskan
Vaksin COVID-19 AstraZeneca adalah vaksin vektor adenoviral (rekombinan)
yaitu mengandung virus flu biasa yang telah dimodifikasi sehingga tidak dapat
bereplikasi/berkembang di dalam tubuh manusia, tetapi dapat menimbulkan
respon kekebalan terhadap COVIO-19. BPOM telah menerbitkan Emergency
Use Authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca pada tanggal 22 Februari
2021 dengan nomor EUA2158100143A1. Dalam hal ini BPOM telah
menjamin bahwa vaksin AstraZeneca aman dan berkualitas. Fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa penggunaan vaksin AstraZeneca
bersifat mubah (diperbolehkan). Indonesia telah mendapatkan dukungan
vaksin COVIO-19 AstraZeneca dari Covax Facility. Vaksin tersebut telah
mendapatkan WHO Emergency Use Listing (EUL). Sebanyak 1,1juta vaksin
AstraZeneca produksi SK Bioscience Co, Ltd, Republic of Korea telah tiba di
Indonesia, yang merupakan dukungan COVAX Facility. COVAX adalah
sebuah inisiatif global untuk memberikan akses setara bagi seluruh masyarakat
di dunia dalam mendapatkan vaksin COVID-19. Vaksin telah didistribusikan
ke beberapa kabupaten/kota di 7 provinsi, yakni Kepulauan Riau, Jawa Timur,
Bali, Sulawesi Utara, Ogan Komering Ilir, Jakarta dan Maluku, serta bagi
TNI/POLRI di seluruh provinsi. Vaksin AstraZeneca yang telah
didistribusikan tersebut memiliki Expired Date 31 Mei 2021. Vaksin COVID-
19 AstraZeneca harus disimpan pada suhu 2 sd 8°C. Vaksin dapat digunakan
sampai 6 jam setelah vial dibuka. Vaksin tersebut diberikan kepada sasaran
dengan usia minimal 18 tahun sebanyak dua dosis dengan O,5 ml setiap
dosisnya secara intramuscular dengan interval 8-12 minggu dari dosis
pertama. Berdasarkan rekomendasi WHO tanggal 16 Maret 2021 bahwa
efikasi vaksin AstraZeneca terbaik didapatkan pada interval pemberian vaksin
12 minggu (76%). Beberapa kondisi yang menjadi kontraindikasi vaksin
AstraZeneca adalah alergi terhadap vaksin/komponen vaksin dan riwayat
alergi berat/syok anafilaksis pada pemberian dosis pertama vaksin
AstraZeneca. Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi yang sangat umum terjadi
(>10%) biasanya bersifat ringan yaitu pusing, mual, nyeri otot (myalgia) ,
nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise, dan
demam. Namun apabila keluhan berlanjut, disarankan kepada peserta
vaksinasi untuk segera menghubungi petugas kesehatan atau ke
fasilitaspelayanan kesehatan . Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah
mengimbau untuk mengoptimalkan penggunaan vaksin COVID-19
AstraZeneca bagi TNI/POLRI di seluruh Provinsi dan bagi lansia serta
petugas publik di tujuh provinsi yang telah menerima alokasi vaksin
AstraZeneca Tahap 1 sebelum 31 Mei 2021. Selain itu, vaksinasi dosis kedua
diberikan dengan interval 12 minggu. Petugas kesehatan memberikan
informasi dan edukasi kepada sasaran sebelum divaksin tentang manfaat
vaksin, keluhan yang mungkin muncul setelah vaksinasi dan apa yang harus
dilakukan jika mengalami keluhan tersebut. Vaksin harus disimpan sesuai
dengan suhu yang direkomendasikan, yaitu suhu 2 sd 8°C.
Soal Nomor 2
Anda akan menulis KTI. Buatlah rancangan kerangka berdasarkan judul pada tulisan
artikel yang telah anda siapkan!
Jawaban:
Staphylococcus aureus
Rancangan Kerangka
BAB I PENDAHULUAN
8. Penutup
3. Kosentrasi berapakah yang memiliki zona hambat yang paling besar dalam
menghambat pertumbuhnanbakteri Staphylococcus aureus?
1.Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui perbedaan aktivitas anti bakteri ekstrak daun Landep
(Barleria prionitis L) dengan penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak
terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.
3. Bagi Masyarakat
4.Tinjauan Antibakteri
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Soal Nomor 3
Jelaskan bagian-bagian penelitian pada Bab III sebuah Karya Tulis Ilmiah!
Jawaban:
BAB III
METODE PENELITIAN
Rumus Gay:
(t-1) (r-1) ≥ 15
Perhitungan:
(t-1)(r-1) ≥ 15
(5-1)(3-1) ≥ 15
4-2 ≥ 15
r = 17/4
r = 4,25
r=5
Instrumen penelitian ini adalah semua jenis instrumen atau alat yang
digunakan dalam penelitian.Pada penelitian ini menggunakan alat-alat
laboratorium untuk proses penelitian.
Soal Nomor 4
Dalam penyusunan KTI, anda akan menggunakan kutipan langsung dan tidak
langsung. Jelaskan kutipan langsung! Buatlah contoh kutipan langsung kurang dari 4
baris dan kutipan langsung lebih dari 4 baris.
Jawaban:
Kutipan Langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber
aslinya,baik bahasa maupun ejaannya.
Daftar Pustaka
Soal Nomor 5
Jelaskan Daftar Pustaka. Buatlah contoh daftar pustaka dari sumber- sumber. Buku,
jurnal dan terbitan karya ilmiah sejenis,dokumen resmi, rujukan dengan pengarang
yang sama, internet dan koran!
Jawaban:
Jurnal
Sarjono,Hari.2010.“BahasasebagaiAlatPemersatuBangsa”.KompasEdisi5Okt
ober.
Daftar Pustaka