Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Risiko Kuantitatif

Review Bab 2
A. Investasi
Investasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengalokasikan sejumlah dana yang
dimiliki dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Investasi pada aset finansial (financial asset)
Investasi ini dapat dilakukan di pasar uang dalam bentuk sertifikat deposito, commercial
paper, surat berharga pasar uang dan sebagainya. Dapat pula dilakukan di pasar modal,
misalnya saham, obligasi, warrant, opsi, dan sebagainya.
- Investasi pada aset riil (real asset)
Investasi ini dapat berupa pembelian aset produktif (tanah, emas, rumah, dan
sebagainya), pendirian pabrik, pembangunan pertambangan, pembukaan perkebunan,
dan lain-lain.
Dalam melakukan investasi seorang investor seharusnya mengikuti proses investasi, yang
menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada
efek-efek yang bisa dipasarkan dan kapan melakukannya.
Menetapkan
target
investasi

Evaluasi Menentukan
kinerja kebijakan
portofolio investasi

Konstruksi Analisis
portofolio sekuritas
Proses investasi, terdiri dari pertama menetapkan target investasi, menentukan
kebijakan investasi, analisis sekuritas, konstruksi portofolio, dan evaluasi kinerja portofolio
yang alurnya dapat dilihat di atas.
1. Menetapkan target investasi
Dalam menetapkan target, terdapat tiga aspek yang perlu dipertimbangkan investor,
antara lain:
- Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
- Tingkat risiko (rate of risk)
- Ketersediaan dana yang akan diinvestasikan
Jika dana yang tersedia sudah cukup, investor cenderung menginginkan tingkatt
pengembalian yang maksimal, dengan risiko tertentu atau minimal dengan tingkat
pengembalian tertentu. Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian cenderung
berbanding lurus, dimana makin tinggi risiko, maka tingkat pengembalian semakin tinggi
pula (high risk, high return).
2. Menentukan kebijakan investasi
Berisi pedoman, kebijakan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya,
termasuk menentukan besarnya dana yang akan diinvestasikan dan hal teknis lainnya.
3. Analisis sekuritas (efek)
Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap satu atau beberapa efek yang termasuk
kategori aset finansial yang sesuai dengan kebijakan investasi dan bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya efek yang salah harga (mispriced), yaitu memiliki harga yang
terlalu tinggi atau rendah dari harga yang seharusnya. Dalam penilaian harga atau nilai
suatu efek, terdapat empat pendekatan yang dikenal sebagai berikut:
- Analisis fundamental
Analisis ini dilakukan dengan pendekatan fundamental perusahaan dan didasarkan
pada informasi-informasi perusahaan emiten yang diterbitkan, seperti kekuatan
posisi keuangan perusahaan, profil perusahaan, pertumbuhan penjualan, earnings
perusahaan, dan sebagainya yang selanjutnya akan digunakan untuk menilai nilai
instrinsik saham perusahaan. Secara umum, jika harga saham di pasar lebih rendah
dari nilai instrinsiknya (nilai wajar), maka investor fundamentalis akan
merekomendasikan beli saham perusahaan, sebaliknya jika harga saham di pasar
lebih tinggi dari nilai instrinsiknya, maka direkomendasikan untuk menjual saham.
- Analisis teknikal
Analisis ini berkonsentrasi pada data historia harga saham dan volume
perdagangannya bukan pada fundamental perusahaan, karena harga efek bergantung
pada mekanisme penawaran dan permintaan efek itu sendiri.
- Expert opinion
Menentukan atau memprediksi harga suatu efek dengan mempertimbangkan
pendapat pakar atau ahli.
- Metode hybrid
Melakukan penilaian dengan mengkombinasikan ketiga metode sebelumnya secara
bersamaan.
4. Konstruksi portofolio
Melakukan identifikasi aset mana saja yang akan dijadikan aset finansial investasi dan
proporsi dana atau modal yang ditanamkan. Efek-efek yang dipilih sebaiknya memiiliki
koefisien korelasi negative sehingga diharapkan memperkecil risiko tidak sistematis.
5. Evaluasi kinerja portfolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi terhadap rate of return yang didapat dan risikonya
guna menghindari mispriced dan kesalahan di masa mendatang. Evaluasi biasanya
dilakukan dengan du acara, yaitu:
- Penilaian kinerja portofolio atas dasar aset yang telah ditanamkan dalam portofolio
tersebut.
- Penilaian atas dasar pembandingan dua set portofolio yang memiliki risiko sama.
Pada tahap ini pula dilakukan perubahan terhadap efek-efek yang membentuk portofolio
investor jika dirasa komposisi portofolio yang dimiliki tidak sesuai dengan tujuan
investasi, baik dari tingkat pengembalian atau besarnya risiko. Perubahan dapat
dilakukan secara menyeluruh seperti melikuidasi portofolio yang ada dan membentuk
portofolio baru, atau secara parsial yang hanya mengubah proporsi atau komposisi dana
yang dialokasikan dalam masing-masing efek yang membentuk portofolio.
Setelah membahas investasi secara umum, selanjutnya kita akan membahas investasi
secara lebih spesifik mengenai investasi keuangan. Investasi dalam aktiva keuangan dapat
berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Berikut adalah penjelasannya.
i. Investasi Langsung
Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu
perusahaan, baik melalui perantara atau dengan cara lain. Investasi dengan cara ini dapat
dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang
(money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market).
Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak
dapat diperjual-belikan yang diperoleh melalui bank komersial seperti tabungan di bank
dan deposito.
Di pasar uang, aktiva yang diperjual-belikan memiliki jatuh tempo pendek, tingkat
cair tinggi, da resiko gagal kecil. Contohnya antara lain Tresure-bill(T-bill) yang banyak
digunakan sebagai proksi return bebas resiko (risk free rate of return), dan sertifikat
deposito yang dapat dinegosiasi (dijual kembali).
Di pasar modal, investasi bersifat jangka panjang yang memperjual-belikan aktiva
keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities) dan
saham (equity securities). Surat berharga pendapatan tetap bisa berupa Treasure bond
(T-bond) yaitu semacam T-bill namun dengan jatuh tempo jangka panjang (10-30 tahun).
Bisa juga berupa federal agency securities, municipal bond, corporate bond, dan
convertible bond. Aktiva yang dapat diperjual-belikan di equity market adalah preferred
stock dan common stock.
Di pasar derivative, surat-surat berharga yang diperdagangkan adalahn opsi dan
future contract. Opsi dapat berupa put and call options yang memberi hak kepada
pemegangnya untuk menjual atau membeli sejumlah saham perusahaan dalam kurun
waktu tertentu dengan harga yang sudah ditetapkan. Opsi juga memiliki tipe lain yaitu
warrant yang merupakan suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli
saham dari perusahaan bersangkutan dengan harga dan kurun waktu yang sudah
ditentukan. Futures contract merupakan persetujuan untuk menyediakan aktiva di masa
mendatang dengan harga pasar yang sudah ditentukan di muka. Aktiva yang
diperdagangkan umumnya adalha komoditi hasil bumi. Surat-surat berharga tersebut
memiliki nilai turunan dari surat berharga lain yang terkait sehingga disebut pasar
turunan atau derivative market.

ii. Investasi Tidak Langsung


Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi lah yang akan melakukan pembelian saham
dan mempunyai portofolio aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan
investasi menyediakan jasa dengan cara menjual jasa keuangan dengan cara menjual
sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke
dalam portofolionya. Dengan kata lain perusahaan investasi diharap
mengoptimalisasikan portofolio yang dibentuk secara professional.
Ada beberapa alasan yang menarik investor untuk melakukan investasi tidak langsung
ini yaitu:
- Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuntungan karena
pembentukan portofolio optimal yang seharusnya membutuhkan nilai saham
yang besar.
- Investor awam yang tidak mempunyai pengetahuan untuk membentuk
portofolio optimal dapat menjadi pemilik saham dari perusahaan investasi
yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih memadahi.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai klasifikasi perusahaan


investasi. Ada 3 jenis perusahaan investasi yaitu Unit Investment Trust, Closed-end
Investment Companies, dan Open-end Investment Companies, yang dijelaskan sebagai
berikut.

1) Unit Investment Trust merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk
dari surat-surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh
orang kepercayaan yang independen.
Sertifikat portofolio ini dijual kepada investor sebesar nilai bersih total aktiva
yang tergabung di dalam portofolio ditambah dengan komisi. Investor dapat menjual
balik sertifikat ini kepada trust sebesar nilai bersih sertifikat tersebut (per asset value
atau NAV). Besar NAV per sertifikat adalah total nilai pasar dari sekuritas-sekuritas
yang tergabung di portofolio dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi dan dibagi
dengan jumlah sertifikat yang diedarkan.

2) Closed-end Investment Companies merupakan perusahaan investasi yang hanya


menjual sahamnya dalam jumlah tetap yaitu sebanyak saat penawaran perdana (Initial
public offering) saja.
Lembar saham yang sudah beredar dari penawaran perdana diperdagangkan di
pasar sekunder (stock exchange) dengan harga pasar yang terjadi di pasar bursa.

3) Open-end Investment Companies dikenal dengan perusahaan reksa dana (mutual


funds). Reksa dana didefinisikan sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.
Perusahaan reksadana mengelola portofolionya dan terus-menerus menjualnya
di pasar modal. Pemegang kepemilikan portofolio dapat menjual kembali
kepemilikannya ke perusahaan reksa dana yang bersangkutan. Oleh karena itu,
perusahaan reksa dana mempunyai besar portofolio yang berubah-ubah di pasar
modal. Nilai total portofolio yang dibentuk disebut Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau
Net Asset Value (NAV).
Reksa dana dapat diklasifikasikan berdasarkan aktiva yang diinvestasikan
menjadi sebagai berikut.
a) Reksa dana pasar uang (money market mutual fund)
Reksadana ini membentuk portofolionya dengan aktiva-aktiva surat berharga
utang jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
b) Reksa dana pendapatan tetap (fixed income mutual fund)
Berisi paling tidak 80% aktiva obligasi dan sisanya dapat berupa aktiva lain,
misalnya saham. Tujuannya untuk membentuk portofolio yang lebih aman.
c) Reksa dana saham atau ekuitas (equity mutual fund)
Berisi paling tidak 80% aktiva saham dan sisanya dapat berupa aktiva lain,
misalnya obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan return tinggi.

d) Reksa dana campuran (mixed mutual fund)


Berisi aktiva campuran dalam bentuk obligasi, saham, dan aktiva lainnya.

Demikianlah penjelasan mengenai investasi dan investasi keuangan. Berikutnya akan dibahas
mengenai pasar modal.

B. Pasar Modal
Pasar modal adalah sarana bertemunya perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah) yang membutuhkan dana dari masyarakat untuk pengembangan usaha, ekspansi,
penambahan modal kerja dan lain-lain, dengan masyarakat yang hendak menginvestasikan
dana mereka. Pasar modal memiliki dua sifat, yaitu:
1. Likuid
Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat
membeli surat-surat berharga dengan cepat.
2. Efisien
Suatu pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan
nilai dari perusahaan secara akurat.

Jenis-jenis pasar modal


1. Pasar primer (Primary market)
Pasar primer adalah tempat pertama kalinya suatu saham ditawarkan kepada masyarakat
atau yang disebut sebagai IPO (Initial Public Offering).
2. Pasar sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah kelanjutan dari pasar primer, yaitu tempat yang mempertemukan
antara investor jual dengan investor beli melalui mekanisme lelang berkelanjutan.
3. Pasar ketiga (Third market)
Pasar ketiga atau disebut juga dengan Over The Counter (OTC) adalah sarana tempat
perdagangan saham pada saat pasar kedua tutup yang dilakukan antara anggota bursa
(market maker) dan investor dimana harga saham dibentuk oleh market maker.
4. Pasar keempat (Fourth Market)
Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa
perantara pedagang efek (broker) atau pasar modal yang dilakukan di antara institusi
berkapasitas besar untuk menghemat biaya transaksi.

Penawaran perdana ke publik


Jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal tambahan sangat diperlukan. Perusahaan
dapat menambah modal dengan cara utang atau menambah jumlah dari pemilikan dengan
menerbitkan saham baru. Jika saham dijual untuk menambah modal, dapat dijual dengan cara
sebagai berikut:
1. Dijual kepada pemegang saham yang sudah ada
2. Dijual kepada karyawan lewat ESOP (Employee Stock Ownership Plan)
3. Menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan)
4. Dijual langsung pada pembeli tunggal (biasanya investor institusi) secara privat
5. Ditawarkan kepada publik

Banker Investasi
Banker investasi merupakan perantara antara perusahaan yang menjual saham dengan
investor. Umumnya perusahaan menyerahkan permasalahan yang berhubungan dengan IPO
ke banker investasi. Proses pembelian sekuritas oleh banker investasi yang nantinya akan
dijual kembali ke publik disebut dengan underwriting.
Banker investasi membeli sekuritas dengan harga yang disetujui dan menanggung
risiko kegagalan atau kerugian penjualan ke publik dan mengambil keuntungan dari selisih
harga beli dan jual. Namun, tidak semua banker investasi mau membeli sekuritas dengan
harga yang sudah ditentukan, terutama sekuritas milik perusahaan-perusahaan yang belum
mapan. Untuk perusahaan-perusahaan seperti ini, banker investasi umumnya menjualkan
saham dengan best-effort. Dengan ini, banker hanya menerima komisi untuk menjualkan
sekuritas kepada investor dengan best-effort.
Jika banker investasi harus menanggung sendiri risiko kegagalan penjualan saham ke
publik dan jika nilai saham yang dilemparkan cukup besar, banker investasi akan membentuk
suatu sindikat yang merupakan suatu grup terdiri dari lead manager, beberapa underwriter
yang berfungsi sebagai anggota grup, dan beberapa grup penjual.

Pasar Modal Sekunder


Ada 3 jenis pasar modal sekunder, yaitu:
1. Pasar reguler
Pasar reguler adalah pasar sekunder yang sahamnya diperdagangkan dengan satuan lot (1
lot = 100 lembar) dan terjadi proses tawar menawar secara konsisten selama periode
berlangsung. Biasanya proses transaksi selesai di hari kedua setelah transaksi
dilaksanakan (T+2), jadi selama periode tersebut saham berfluktuasi (terus bergerak)
guna menjadi acuan menghitung indeks saham di BEI (Bursa Efek Indonesia). Tawar
menawar dilakukan melalui Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G.
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS NEXT-G
diproses oleh JATS NEXT-G dengan memperhatikan:
 Prioritas harga (price priority)
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
 Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
NEXT-G memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu.
2. Pasar negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara
individual (negosiasi secara langsung) antara:
 Anggota Bursa atau
 Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
 Nasabah dengan Anggota Bursa
Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara per transaksi (tidak
Netting). Bila tidak ditetapkan, penyelesaian Transaksi Bursa dilakukan selambat-
lambatnya pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi (T+2) atau Hari Bursa yang
sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk Hari Bursa terakhir perdagangan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
3. Pasar tunai
Pasar tunai menjadi pilihan bagi investor yang membutuhkan dana di hari yang sama
(T+0). Namun, biasanya harga yang ditawarkan lebih rendah daripada yang beredar.

Pasar Modal Indonesia

C. Indeks Pasar Modal


Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari
sekuritas-sekuritas. Berdasarkan informasi resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat
sekitar 538 perusahaan sekuritas yang terdaftar di BEI. Berikut daftar indeks saham
Indonesiayang dimiliki BEI yaitu sebagai berikut :
1. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau ICI (Indonesia Composite Index)
Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan
harga saham di BEJ (Bursa Efek Jakarta). Hari dasar untuk perhitungan IHSG pada
tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai dasar 100 dan tercatat berjumlah 13 saham pada
saat itu. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham preferen dan saham biasa
yang tercatat di BEI.
Dengan formula perhitungan :
Nilai Pasar t
IHSGt = 100 ×
Nilai Dasar
Keterangan :
IHSGt : Indeks harga saham gabungan ke-t
Nilai Pasar t : Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan
dengan harga pasar per lembarnya) dari saham umum dan saham preferen
pada hari ke-t
Nilai Dasar : Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982

Nilai dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau
faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian dilakukan bila ada
tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan
obligasi konversi. Sedangkan jika terjadi hal seperti stock split, dividen saham, nilai
dasar tidak disesuaikan karena nilai pasar tidak terpengaruh. Untuk menghitung IHSG,
digunakan harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang yerjadi
berdasarkan sistem lelang.

2. ILQ-45(Indeks Liquid 45)


Indeks LQ45 adalah indeks pasar saham di BEI yang hanya terdiri dari 45 perusahaan
yang memenuhi kriteria tertentu, yaitu :
 termasuk dalam 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12
bulan terakhir;
 termasuk dalam 60 perusahaan teratas dengan nilai transaksi tertinggi di pasar
reguler dalam 12 bulan terakhir;
 telah tercatat di BEI selama minimal 3 bulan;
 memiliki kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, dan nilai transaksi yang tinggi;
serta
 mengalami penambahan bobot free float menjadi 100% yang sebelumnya hanya
60% dalam porsi penilaian.
Indeks LQ45 dihitung setiap 6 bulan oleh Divisi Riset Bursa Efek Indonesia

3. JII (Jakarta Islamic Index)


JII merupakan salah satu indeks saham yang menghitung index harga rata-rata saham
untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. JII terbentuk dari kerjasama
antara PT. BEJ (Bursa Efek Jakarta) dengan PT. DIM (Danareksa Invesment
Management). JII menggunakan hari dasar pada tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai
dasar 100. Saham yang masuk di JII berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria
syariah. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor
dalam melakukan investasi saham yang berbasis syariah. Sekaligus juga memberikan
manfaat bagi pemodal untuk menjalankan syariah islam untuk melakukan investasi.
Saham yang masuk ke dalam JII harus memiliki kriteria sebagai berikut :
 saham yang dipilih harus sudah tercatat paling tidak 3 bulan terakhir, kecuali
saham yang termasuk dalam 10 kapitalisasi besar;
 memiliki rasio utang aktiva tidak lebih dari 90% di laporan keuangan tahunan atau
tangah tahun;
 memilih 60 saham dari saham yang masuk kriteria 1 dan 2 berdasarkan urutan rata-
rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir;
 memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

4. IDX 30
Indeks yang diambil dari indeks LQ45 ini mengukur performa harga dari 30 saham yang
tinggi likuiditas dan nilai pasarnya.

5. Indeks Kompas 100


Indeks ini mengukur performa harga dari 100 saham berlikuiditas tinggi dengan nilai
pasar besar. Selain itu, saham-saham yang terpilih juga memiliki fundamental dan
kinerja yang baik. Indeks Kompas100 bekerja sama dengan Kompas Gramedia Group
pada tanggal 10 Agustus 2007. Saham-saham yang termasuk dalam Kompas100 ini
diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari keseluruhan nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham yang tercatat di BEI.

6. Indeks Bisnis-27
Indeks ini mengukur performa harga dari 27 saham pilihan dari Komite Indeks Surat Kabar
Bisnis Indonesia dan berkolabarasi dengan PT. Jurnalindo Aksara Grafika. Daftar indeks
saham dibuat setiap 6 bulan sekali karena investasi dan iklim bisnis yang terus berubah secara
dinamis.

D. Instrumen Keuangan
Dalam melakukan investasi pada aset finansial, terdapat beberapa instrument
keuangan yang dapat dipilih, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Saham
Saham (stock) adalah surat berharga sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Memiliki saham
berarti seseorang atau pihak tersebut terdaftar sebagai pemilik perusahaan tersebut, dan
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Suatu perusahaan biasanya
menerbitkan saham dengan tujuan untuk menghimpun dana dari investor yang kemudian
dananya akan digunakan untuk pendanaan dan pengembangan perusahaan. Saham
sendiri instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang cukup menarik.
Layaknya instrumen investasi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian yang dapat
muncul dari berinvestasi di saham, hal tersebut antara lain.
Keuntungan
- Dividen
Dividen adalah bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan
oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada
pemegang saham. Perusahaan yang memperoleh keuntungan dari bisnisnya akan
membagikan untungnya tersebut kepada para pemegang saham secara proporsional
sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
- Capital Gain
Captial gain adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih harga beli dan harga
jual. Nilai return dari capital gain dapat diketahui dengan mengurangi harga jual
dengan harga beli, lalu dibagi dengan harga beli.
Resiko Kerugian
- Tidak Mendapatkan Dividen
Hal ini dapat terjadi jika perusahaan tidak mencetak laba atau sedang merugi, maka
besar kemungkinan pemegang saham tidak akan mendapatkan dividen. Adapun, ini
dapat juga terjadi jika dalam RUPS diputuskan untuk menahan semua laba
perusahaan dan menggunakannya untuk pengembangan bisnis atau pelunasan utang
perusahaan.
- Capital Loss
Hal ini terjadi jika harga jual saham lebih rendah dibandingkan dengan harga beli
saham. Ketepatan analisis diperlukan guna menghindari hal ini.
- Risiko Likuidasi Perusahaan
Likuidasi perusahaan adalah tindakan membubarkan atau menghentikan kegiatan
suatu perusahaan. Terdapat berbagai alasan terjadi likuidasi perusahaan, seperti
mengalami kebangkrutan atau terjadi masalah hukum yang menyangkut perusahaan.
- Saham Delisting dari Bursa
Saham yang terkena delisting dari bursa saham berarti saham tersebut tidak lagi
diperdagangkan di Bursa Efek karena sudah dikeluarkan. Hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa hal, seperti permintaan dari perusahaan itu sendiri atau dikeluarkan
oleh otoritas bursa karena tidak memenuhi kondisi tertentu atau melanggar aturan.

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah perusahan yang sudah
go-public atau perusahaan terbuka. Perusahaan terbuka adalah suatu Perseroan Terbatas
yang sahamnya ditawarkan kepada masyarakat umum. Dalam proses menjadi perusahaan
publik atau terbuka, terdapat beberapa proses yang harus dilalui seperti tahap persiapan,
pengajuan pendaftaran, penjualan saham, dan pendaftaran BEI. Penjualan di pasar
perdana atau IPO (Initial Public Offering) diatur oleh penjamin emisi efek atau
underwriter. Contoh perusahaan publik adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. dengan kode perusahaan BBRI dalam Bursa Efek Indonesia. Melalui website resmi
OJK dapat diperoleh informasi lebih lanjut terkait perusahaan ini.

Dapat dilihat diketahui sekilas informasi mengenai perusahaan ini. Diketahui bahwa PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. termasuk dalam sektor industri keuangan, dan
sub-sektor bank. Terdapat 122.112.351.900 lembar saham yang tercatat dengan
kapitalisasi pasar sebesar Rp 470.132.554.815.000 atau sekitar Rp. 470 triliun per 31
Januari 2019. Perusahaan ini dicatatkan pada BEI pada 10 November 2003 dengan nilai
awal saham yang diperdagangkan sebesar Rp 875. Sebagai BUMN kepemilikan
perusahaan sendiri mayoritas dipengang oleh pemerintah Republik Indonesia sebesar
57,32% dan 42,68% dimiliki oleh umum (masyarakat). Informasi lainnya yang dapat
dilihat adalah jajaran komisaris dan direksi, serta tanggal pengumuman dividen.
Dari awal pencatatan di bursa hingga saat ini, saham PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. menunjukkan kenaikkan yang cukup tinggi. Jika investor memutuskan
membeli saham perusahaan ini pada awal IPO dan menjualnya saat ini (per Agustus
2021), maka dapat dipastikan investor mendapat keuntungan yang cukup signifikan.
Di Indonesia, saham perusahaan publik atau terbuka diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia (Indonesian Stock Exchange) dengan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
OJK bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan
di sektor perbankan, pasar modal dan industri keuangan non-bank (IKNB).
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Didirikan pada 13 Juli 1992, BEI bertujuan untuk menyelenggarakan perdagangan efek
di pasar modal Indonesia yang teratur, wajar, dan efisien.
Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)
KPEI bertugas untuk memastikan kecukupan dana dan penyelesaian transaksi selama
T+3 di BEI
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
KSEI adalah lembaga penyedia jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek
yang teratur, wajar, dan efisien, yang berarti KSEI bertugas menjamin keamanan hak
pemegang saham dalam pencatatan transaksi efek oleh investor.
Dalam melakukan transaksi saham yang tercatat di BEI diperlukan perantara berupa
perusahaan sekuritas. Sekuritas adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari
Pengawas Pasar Modal untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin efek,
perantara perdagangan efek, atau manajer investasi atau kegiatan lain yang sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Investor yang telah membuka rekening efek di sekuritas
dan menyetorkan dana investasi melalui Bank Kustodian akan tercatat di sekuritas,
kemudian investor dapat melakukan perintah beli atau jual saham melalui sekuritas
tersebut.
Dalam prosesnya terdapat beberapa aksi korporasi yang dapat memengaruhi harga
saham, diantaranya adalah:
- Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga saham dengan tujuan agar transaksi saham
tersebut menjadi lebih ramai sehingga perusahana bisa tetap likuid
- Reverse Stock Split, kebalikan dari stock split, dengan ini maka jumlah saham yang
menjadi sedikit dan diharapkan harga naik.
- Buyback, pembelian kembali sebagian saham perusahaan yang beredar di publik
untuk menjaga agar harga saham tidak turun.
- Merger dan akuisisi
- Rights Issue, dikenal juga dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD),
merupakan bentuk penawaran atas pembelian suatu saham baru kepada para
pemegang saham lama.
2. Opsi
Opsi adalah salah satu produk derivatif yang ditawarkan di BEI, opsi sendiri adalah
kontrak antara dua belah pihak yang berisi hak bagi si pembeli opsi untuk membeli atau
menjual aset yang mendasari kontrak tersebut atau underlying asset (baik itu surat
berharga, komoditas, mata uang asing, dan lainnya) pada waktu dan harga yang
disepakati bersama di awal. Opsi yang diperdagangkan di BEI yaitu Kontrak Opsi Saham
(KOS). Sesuai dengan namanya, aset yang mendasari kontrak tersebut adalah saham.
Opsi sendiri dibedakan menjadi opsi beli atau call option dan opsi jual atau put
option. Opsi beli memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi untuk
membeli saham. Opsi jual memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi
untuk menjual sejumlah saham tertentu. Saat ini tidak semua saham yang tercatat di BEI
menjadi underlying asset, dimana saat ini adalah TLKM (Telkom Indonesia), INDF
(Indofood), ASII (Astra Internasional), dan BBCA (Bank Central Asia). Beberapa
komponen utama dalam produk KOS adalah:
- Underlying, adalah aset yang menjadi dasar KOS
- Writer, penjual opsi
- Taker, pembeli opsi
- Exercise Assignment, pembeli opsi (taker) memiliki hak untuk menjual atau membeli
aset saham kepada penjual opsi (writer) pada harga yang telah disepakati dan sampai
jatuh tempo tertentu. Pembeli opsi yang menjalankan haknya disebut exercise. Jika
terjadi exercise, maka writer wajib untuk memenuhi hak taker atau dengan istilah lain
memenuhi assignment karena writer sudah menerima premium.
- Premium, harga KOS disebut Premium. Premium wajib dibayarkan oleh pembeli Opsi
(taker) dan diselesaikan pada T+1 melalui KPEI kepada penjual Opsi (Writer)
- Strike Price, harga yang disepakati untuk membeli atau menjual saham antara taker
dan writer pada waktu tertentu sebelum kontrak jatuh tempo.
- Multiplier, adalah faktor pengali satu kontrak menjadi suatu nilai rupiah tertentu.
KOS memiliki multiplier sebesar 10.000 yang berarti satu KOS yang mewakili 10.000
lembar saham jika seorang melakukan exercise
- Initial Margin atau Pre-Order Risk adalah sejumlah uang yang wajib dimiliki oleh
Anggota Kliring (AK) agar dapat melakukan pesanan atas setiap transaksi KOS.

Terdapat beberapa gaya pelaksanaan opsi, diantaranya opsi Eropa yaitu suatu kontrak
opsi yang hanya bisa di laksanakan pada hari terakhir saat tanggal jatuh tempo masa
berlakunya opsi tersebut, opsi Amerika yaitu suatu kontrak opsi yang bisa dilaksanakan
kapan saja di dalam masa berlakunya kontrak opsi, opsi Bermuda yaitu suatu kontrak
opsi yang dapat dilaksanakan pada saat tanggal jatuh tempo ataupun sebelum jatuh
tempo. Ini merupakan kombinasi dari opsi Eropa dan opsi Amerika, dan terakhir opsi
bersyarat atau biasa juga disebut barrier option yaitu suatu opsi yang mensyaratkan
keharusan dicapainya suatu harga tertentu pada aset acuan sebelum pelaksanaan opsi
dapat dilakukan. Di Indonesia sendiri model yang digunakan adalah model Amerika.
Spesifikasi kontrak opsi saham yang diperdagangkan di BEI dapat dicermati sebagai
berikut:
- Underlying : Saham yang sesuai dengan kriteria
- Harga : Premium
- Strike Price : 15 strike interval
- Settlement : Premium : T+1 (Cash)
Exercise : T+2 (Physical)
- Exercise : American Style
- Jam : Sesi I
Perdagangan Senin – Kamis : 09.00 – 12.00 waktu JATS
Jumat : 09.00 – 11.30 waktu JATS
Sesi II
Senin – Kamis : 13.30 – 16.15 waktu JATS
Jumat : 14.00 – 16.15 waktu JATS
Waktu perdagangan untuk seri opsi saham yang akan jatuh tempo,
berakhir pada Sesi I Hari Bursa terakhir perdagangan opsi saham jatuh
tempo.
- Initial Margin : Writer : 20%×Strike Price×Jumlah Kontrak
Taker : Premium

Adapun, simulasi perhitngan hak dan kewajiban dalam transaksi kontrak opsi saham
dapat dilihat sebagai berikut:

Tanggal Keterangan
A membuka kontrak beli Put TLKM (Saham Telkom Indonesia) dengan
premium Rp 200 sebanyak 1 kontrak (yang matched dengan B) dengan
ketentuan:

02-Nov- A membayar premium sebesar Rp 200×1×10.000 = Rp 2.000.000


20
Jaminan B diblok sebesar marjin awal yaitu 20%×1×3.000×10.000 = Rp
6.000.000, dan B menerima premium sebesar Rp 2.000.000
A memprediksi harga TLKM turun dan pada sore hari ternyata harga
menjadi Rp 2.700
B menerima premium di waktu penyelesaian T+1 sebesar Rp 2.000.000
03-Nov-
Harga saham TLKM di pasar adalah Rp 2.800/lembar saham dan A
20
melakukan exercise saham TLKM sedangkan pihak yang melakukan
assignment adalah C.

Karena A melakukan exercise, maka A serah 10.000 lembar saham


04-Nov-
TLKM pada harga Rp 3.000 pada C, dan C wajib serah dana sebesar Rp
20
3.000×1×10.000 = Rp 30.000.000 pada A

3. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah panjang yang dapat
dipindahtangankan, berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu, dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan pada pihak pembeli. Obligasi dapat diterbitkan oleh Korporasi maupun
Negara.

Sebagai perbandingan Obligasi dengan Saham maupun Instrumen Keuangan lainnya,


dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Instrumen
Perbedaan

Reksadana
Obligasi Sukuk Saham Deposito
Terproteksi

Jatuh Tempo √ √ x √ √

Kupon/Bunga √ x x √ x

Imbal hasil/Nisbah x √ x x x

Dividen x x √ x x

Potensi Capital
√ √ √ x √
Gain

Jaminan Negara
√ √ x √ x
(untuk SBN)

Perdagangan di
√ √ √ x √
Pasar Sekunder

Stand by buyer di
√ √ x x x 
Pasar Sekunder

Sampai saat ini, terdapat beberapa efek bersifat utang yang tercatat di Bursa, antara lain :

a) Obligasi Korporasi, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan Swasta


Nasional termasuk BUMN dan BUMD.
b) Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu’/undivided share), atas aset yang mendasarinya.
c) Surat Berharga Negara (SBN) merupakan Surat Berharga Negara yang terdiri dari
Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara.
d) Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan
utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga
dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
Ketentuan mengenai SUN diatur dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2002
tentang Surat Utang Negara.
e) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat berharga
negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Ketentuan mengenai SBSN diatur dalam Undang Undang Nomor 19 Tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara.
f) Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan dengan
Underlying Aset sebagai dasar penerbitan.

Keuntungan
Berikut adalah keuntungan membeli Efek Bersifat Utang, antara lain :
- Mendapatkan kupon/fee/nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli.
Pada umumnya tingkat kupon/fee/nisbah berada di atas bunga Bank Indonesia (BI
rate).
- Memperoleh capital gain dari penjualan efek bersifat utang di pasar sekunder.
- Memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan instrumen lain seperti
saham, dimana pergerakan harga saham lebih berfluktuatif dibandingkan harga efek
bersifat utang. Pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dapat
dikatakan sebagai instrumen yang bebas risiko.
- Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang dapat dipilih oleh investor di pasar
sekunder.
Resiko
- Risiko likuiditas
Obligasi kurang likuid atau sulid untuk dijual kembali di pasar sekunder karena
jarang ada investor yang mau.
- Risiko maturitas
Lebih sering terjadi pada obligasi korporasi terkait masa jatuh tempo obligasi.
Semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin tinggi risiko tersebut. Cara
menyiasatinya, investor bisa meminta maturitas premium atau surat utang yang jatuh
temponya lebih pendek misalnya tiga tahun lagi.
- Risiko default
Hanya terjadi pada obligasi korporasi. Berbeda dari SUN, obligasi korporasi tidak
dijamin pemerintah. Investor harus menyadari risiko default atau gagal bayar
seandainya perusahaan bangkrut.
Untuk membeli obligasi, Anda bisa menempuh dua cara, yakni lewat mekanisme
pasar perdana atau pasar sekunder. Seperti namanya, pasar perdana artinya adalah Anda
membeli langsung pada agen atau perusahaan sekuritas yang telah ditunjuk secara resmi.
Di sisi lain, pembelian pasar sekunder membuat Anda harus membeli melalui mekanisme
bursa atau perbankan.
Jika Anda ingin membeli melalui pasar sekunder, ada tahapan-tahapan yang harus
Anda tempuh. Dimulai dari membuka rekening, menganalisis obligasi korporasi yang
hendak dibeli, memberikan amanat pada trader hingga pembayaran dengan cara
mentransfer ke rekening perusahaan sekuritas. Nantinya, obligasi Anda akan tercantum
dalam rekening perusahaan sekuritas yang telah tercatat di Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI)
Contoh: ORI017
Investor yang membeli atau berinvestasi melalui ORI017 mendapatkan imbal
hasil sebesar 6,4 persen per tahun dari pemerintah.
ORI017 sendiri merupakan obligasi negara tanpa warkat. Sehingga dapat
diperdagangkan di pasar sekunder, namun hanya antar investor domestik atau lokal yang
mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal (SID).
Masa penawaran ORI017 dimulai pada 15 Juni 2020 sampai 9 Juli 2020 dengan
masa jatuh tempo pada 15 Juli 2023. Investor ritel dapat membeli ORI017 dengan nilai
minimum sebesar Rp 1 juta, sementara maksimum Rp 3 miliar. Nantinya, investor akan
mendapatkan dana pembayaran kupon dari pemerintah pada tanggal 15 setiap bulannya.
4. Reksa Dana
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama,
adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam
portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para
pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola
dana tersebut.

Keuntungan
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara
lain:
- Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai
contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi,
yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa
Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang,
artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham,
obligasi.
- Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah,
namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua
pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
- Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu
repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan
kepada manajer investasi tersebut.

Resiko
- Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat
berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
- Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian
besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas
redemption tersebut.
- Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang
terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana
alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Contoh: Reksa Dana Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

Berdiri pada 1996, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) adalah anak
perusahaan Manulife yang menawarkan jasa manajemen investasi dan berbagai reksa
dana di Indonesia. Sejak berdiri, MAMI memiliki dana kelolaan Rp 98.9 triliun pada
akhir Maret 2021. MAMI terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, dengan izin
No. Kep-07/PM/MI/1997 tanggal 21 Agustus 1997.
Kebijakan investasi
Obligasi: 80 - 100%
Pasar Uang: 0 - 20%
10 kepemilikan Efek terbesar
dalam portofolio investasi^
- INDOGB 5 1/8 04/15/27
- INDOGB 7 1/2 04/15/40
- INDOGB 7 1/2 05/15/38
- INDOGB 7 1/2 06/15/35
- INDOGB 7 3/4 04/15/31
- INDOGB 7 3/8 05/15/48
- INDOGB 8 1/4 05/15/29
- INDOIS 6 3/4 04/15/43
- INDOIS 8 07/15/47
- PPGDIJ 5 1/2 10/02/21
5. Warrant
Warrant adalah suatu hak yang diberikan kepada para pemilik saham untuk membeli
berbagai lembaran saham pada suatu harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan
emiten yang menerbitkannya dalam kurun waktu tertentu.

Keuntungan Investasi Waran


Terdapat dua keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi produk turunan saham ini,
antara lain:
 Membeli saham baru dengan harga lebih murah
Ketika investor memiliki waran, investor berhak membeli saham baru dengan harga
yang lebih murah dibandingkan harga di pasar sekunder dengan cara melakukan
penebusan waran yang telah dimiliki jika harga saham perusahaan tersebut lebih
tinggi dari harga pelaksanaannya. Ilustrasi contohnya adalah sebagai berikut:
Investor melakukan pembelian waran pada saat itu Rp100 per lembar dengan harga
pelaksanaannya sebesar Rp2.000. Namun, pada saat pelaksanaan, ternyata harga
saham perusahaan tersebut meningkat hingga Rp2.500 per lembar, maka total
pembelian yang investor lakukan sebesar Rp2.100,00 (Rp100 + Rp 2.000), yang
mana jika investor melakukan pembelian langsung di pasar sekunder, total pembelian
yang harus dikeluarkan sebesar Rp2.500,00 per lembar. Sebab investor sebelumnya
sudah memiliki waran, investor bisa membeli saham perusahaan yang mengeluarkan
waran tersebut dengan harga yang lebih murah.
 Waran dapat diperdagangkan
Setelah saham induknya tercatat di bursa, waran yang investor miliki dapat
diperdagangkan secara terpisah di pasar sekunder bursa. Hal ini memberikan investor
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam transaksinya.
Apabila investor melakukan penjualan waran dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan harga saat pembelian, investor ikut mendapat keuntungan atau capital
gain dari penjualan tersebut.

Risiko Investasi Waran


 Harga saham jatuh di bawah harga pelaksanaan
Pada saat harga saham jatuh di bawah harga pelaksanaan, investor dapat mengalami
kerugian atas pembelian saham waran tersebut. Contohnya,
Andi melakukan pembelian waran pada saat itu sebesar Rp100/lembar dengan harga
pelaksanaannya sebesar Rp2.000/lembar. Namun, pada saat pelaksanaan, ternyata
harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan mencapai harga
Rp1.500/lembar. Andi bisa mempertimbangkan kerugian, seperti: (1) Jika Andi tidak
melakukan exercise (penebusan), maka kerugian yang timbul dari pembelian waran
tersebut sebesar Rp100/lembar, (2) Jika Andi melakukan penebusan dengan harga
Rp2.000/lembar, maka total dana yang harus dikeluarkan sebesar Rp2.100/lembar
(Rp100 + Rp2.000) dengan total kerugian yang timbul sebesar Rp600/lembar. Dari
kasus Andi, bisa dilihat bahwa investasi waran tidak bebas dari potensi kerugian.
 Pembelian harga waran lebih tinggi dibanding harga penjualan
Harga beli waran tidak selamanya lebih murah dibanding harga jualnya. Investor bisa
saja mengalami kerugian saat pembelian waran harganya lebih tinggi dibandingkan
harga jualnya saat ditransaksikan di pasar sekunder. Untuk itu, investor perlu
mengetahui prospek kinerja emiten di masa depan. Risiko dari waran biasanya
berbanding lurus dengan pergerakan harga sahamnya sebab, sebagai produk turunan,
harga waran akan mengikuti pergerakan saham induknya.
 Tidak memiliki hak dividen dan suara
Pemilik waran tidak berhak mendapatkan dividen dan mengikuti Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Hal ini mengingat waran merupakan produk turunan
saham sehingga pemilik waran bukanlah anggota perusahaan yang sebenarnya.
Investor waran akan tetap terdampak dari kebijakan atau perubahan dalam
perusahaan tersebut, namun tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan.

6. Futures (Kontrak Berjangka)


Kontrak Berjangka (Futures) adalah salah satu produk derivatif berbentuk kontrak
yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah underlying asset
tertentu pada harga tertentu dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. Kontrak
Berjangka adalah instrumen keuangan yang dapat digunakan sebagai sarana lindung
nilai, spekulasi, maupun arbitrase. Sebagai produk derivatif, nilai Kontrak Berjangka
ditentukan atau diturunkan dari harga underlying-nya.
Mekanisme penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka di BEI berbeda dengan
mekanisme penyelesaian transaksi saham atau pada Kontrak Berjangka Komoditi yang
umumnya diikuti dengan penyerahan barang secara fisik dari penjual kepada pembeli.
Penyelesaian Kontrak Berjangka di BEI adalah penyelesaian secara tunai (cash
settlement). Dengan penyelesaian secara tunai, maka investor hanya akan mendapatkan
keuntungan atau melakukan pembayaran kerugian sebesar selisih dari Harga Kontrak
Berjangka dan harga penyelesaian sehingga lebih efisien untuk investor.

Manfaat futures
 Lindung nilai (hedging)
Dikarenakan diperbolehkannya investor untuk melakukan transaksi Short/jual
terlebih dahulu pada transaksi Futures, maka investor dapat memanfaatkan
penurunan harga underlying (saham/indeks) untuk tetap mendapatkan keuntungan
atau melindung portofolio investor. Futures dapat digunakan sebagai instrumen
lindung nilai (hedging) karena dapat mengkompensasi risiko atas kerugian yang
disebabkan oleh penurunan nilai dari portofolio underlying. Mekanisme hedging
tersebut dapat dilakukan jika investor mengambil posisi jual di Futures. Dengan
demikian, apabila investor menderita kerugian di pasar spot maka keuntungan di
Futures dapat menutup kerugian portofolio saham tersebut.
 Transaksi aktif jangka pendek
Apabila investor memiliki prediksi bahwa harga/nilai underlying akan naik, maka
investor tersebut dapat mengambil posisi beli (Long) pada Futures, sedangkan jika
investor tersebut memiliki prediksi bahwa harga/nilai underlying akan turun, maka
investor tersebut dapat mengambil posisi jual (Short) pada Futures. Potensi
mendapatkan keuntungan pada saat harga naik maupun pada saat turun
mengakibatkan Investor cenderung melakukan transaksi secara aktif. Dengan kata
lain Investor melakukan beli (Long) dan jual (Short) dalam suatu periode yang cukup
singkat. Kondisi inilah yang menyebabkan nilai dan volume transaksi produk Indeks
Futures secara nilai dapat dapat mennyaingi nilai transaksi underlying-nya.
 Leverage (daya ungkit)
Leverage memungkinkan investor untuk mendapat imbal hasil lebih tinggi dengan
menggunakan modal yang lebih kecil dibandingkan dengan berinvestasi langsung
pada underlying asset nya. Dengan adanya fungsi Leverage membuat investor
memiliki potensi untuk mendapat keuntungan yang lebih tinggi dengan modal yang
relatif lebih kecil. Hal ini dikarenakan untuk investasi pada Kontrak Berjangka,
investor hanya diperlukan untuk mengeluarkan sebesar margin (X%) dibandingkan
dengan investasi pada underlying yang diperlukan full amount (100%) sebagai
modal.
 Diversifikasi
Produk Kontrak Berjangka juga dapat menjadi salah satu pilihan investasi dan sarana
diversifikasi oleh investor. Dengan semakin banyaknya pilihan investasi bagi
investor, maka investor dapat memaksimalkan keutungan dari modal yang dimiliki.
Bagi investor yang sudah memiliki suatu portofolio dan ingin melakukan
diversifikasi akan tetapi terhalang oleh masalah kecukupan dana, investor tersebut
dapat mengalokasikan dananya pada produk Kontrak Berjangka karena produk
Kontrak berjangka hanya membutuhkan modal yang relatif lebih kecil sehingga
investor hanya perlu mengeluarkan modal sebesar marjin.

Risiko futures
 Risiko leverage
Sama halnya dengan manfaat dari leverage, leverage juga dapat menimbulkan
kerugian pada investor dalam hal pergerakan harga tidak sesuai dengan ekspektasi
investor. Jika pergerakan underlying bergerak terlalu fluktuatif, margin yang
disetorkan investor dapat terus berkurang dan investor harus menyetorkan margin
tambahan. Apabila investor tidak menambahkan margin tambahan maka broker (AB
Derivatif) akan menutup posisi investor (force liquidation).
 Risiko ketidaksempurnaan hedging
Investor dapat melindungi portofolio saham yang sudah dimilikinya dengan
mengambil posisi Short pada Futures. Namun, ketika investor dapat salah
memperkirakan berapa besar jumlah kontrak yang dijual (Short position) untuk
melakukan hedging, maka hal ini akan menyebabkan kerugian sebagian bagi investor
dan berlaku juga hal sebaliknya. Ketidaksempurnaan hedging dapat terjadi ketika
pergerakan nilai portofolio investor yang sudah dimiliki sebelumnya tidak
sepenuhnya sama dengan pergerakan Futures yang dipilih untuk sarana hedging.
Futures di BEI
Produk Kontrak Berjangka pertama yang diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
adalah Kontrak Berjangka atas Indeks Efek dengan underlying indeks Efek LQ45 (KBIE
LQ45) pada tahun 2016. Saat ini Bursa Efek Indonesia telah memiliki 5 (lima) Kontrak
Berjangka, yaitu:
1. Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ45 (KBIE LQ45)
2. Kontrak Berjangka Indeks Efek IDX30 (KBIE IDX30)
3. Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN)
4. Kontrak Berjangka Sekumpulan Surat Utang Negara (KBSSUN)
5. Kontrak Berjangka Saham (KBS)

7. SBI (Sertifikat Bank Indonesia)


8. Cryptocurrency
9. Deposito
Deposito adalah produk investasi dari perbankan dengan tingkat pengembalian lebih
tinggi dibandingkan dengan tabungan. Hampir setiap bank memiliki produk investasi ini.
Deposito umumnya dipilih sebagai instrumen investasi bagi investor dengan risiko profil
tidak tinggi.
Setiap bank menawarkan suku bunga yang berbeda untuk tiap jangka waktu yang
ditawarkan. Biasanya suku bunga deposito di bawah tingkat suku bunga acuan Bank
Indonesia. Namun, ada juga Bank yang menawarkan bunga yang jauh lebih tinggi.
Tingkat suku bunga deposito jauh lebih tinggi daripada tabungan. Jangka waktu yang
ditawarkan biasanya satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan dua belas bulan yang
disebut dengan tenor. Masyarakat harus menyiapkan dana yang besar di awal investasi
karena perbankan menentukan dana minimum yang bervariasi.

Keuntungan Deposito
 Dapat dijadikan agunan atau jaminan kredit;
 Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya;
 Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai dengan kebutuhan dan
jangka waktu deposito. Nasabah juga dapat memilih menempatkan deposito dalam
bentuk rupiah atau dalam bentuk valuta asing. Banyak pula Bank yang menyediakan
produk deposito syariah;
 Dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).

Kekurangan Deposito
 Keuntungan cukup rendah;
 Bunga deposito lemah terhadap inflasi;
 Nasabah tidak terlibat langsung dalam pengelolaan dana;
 Nasabah tidak dapat mengambil dananya dalam jangka waktu tertentu;
 Pajak deposito tinggi.

Contoh
Misalkan seseorang ingin mendepositokan dana sebesar Rp. 20.000.000,00 untuk jangka
waktu enam bulan dengan suku bunga deposito sebesar 8% dengan potongan pajak yang
harus ditanggung sebesar 20%.
Akan dihitung terlebih dahulu besarnya profit yang diperoleh dari bunga deposito
Profit = (Setoran pokok x Suku bunga deposito x Tenor) / 365
Profit = (20.000.000 x 8% x 180) / 365
Profit = 789.042
Lalu akan dihitung jumlah potongan pajak yang harus ditanggung
Pajak = Tarif Pajak x Profit dari bunga deposito
Pajak = 20% x 789.042
Pajak = 157.808
Total pendapatan yang diperoleh setelah enam bulan adalah
Total = 20.000.000 + (789.042 – 157.808)
Total = 20.631.234

10. Treasury Bills


Treasury Bills merupakan instrumen hutang diterbitkan oleh pemerintah atau bank
sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang dibayarkan kepada pemegang pada
tanggal yang telah ditetapkan. Treasury Bills ini biasanya berjangka waktu satu tahun
atau kurang. Instrumen ini sangat mudah untuk diperjual-belikan dan disukai oleh
banyak perusahaan terutama lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai
cadangan likuiditas sekunder yang memberikan hasil. Sistem jual beli Treasury Bills ini
adalah investor membelinya dengan harga diskon. Lalu saat dokumennya jatuh tempo,
investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga diskon dan harga normal. Di
Amerika Serikat, T-Bills diterbitkan oleh Treasury dengan jangka waktu 91 hari, 182
hari, dan 365 hari dengan denominasi US $10.000 sampai dengan US $1.000.000.
Keuntungan Treasury Bills ini antara lain :
 Tidak berisiko karena diterbitkan oleh pemerintah;
 Memiliki pasar sekunder sehingga mudah diperjual-belikan;
 Risiko terjadinya kerugian kecil apabila investor menjual segera untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas sangat kecil.

Contoh
Misalkan permintaan rata-rata dalam suatu pelelangan T-Bills untuk jangka waktu 91
hari adalah US $93,12 per $100 nilai nominal. Jumlah hari dalam setahun 360 hari.
Maka discount rate adalah sebagai berikut :
$ 100−$ 93,12 360
Discount rate = x = 27,21%
$ 100 91
Karena T-Bills dibeli secara diskonto, maka penghasilan efektifnya lebih tinggi daripada
penghasilan nominalnya yang dapat dihitung sebagai berikut :
$ 100−$ 93,13 360
Effective Yield = x = 29,18%
$ 93,12 91

Anda mungkin juga menyukai