Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

SPEKTROSKOPI
SPEKTROSKOPI -IR

OLEH :

KELAS : C5NR
KELOMPOK : 3 (TIGA)
DESSY UL HIJRAH : F201902022
I GUSTI KETUT PUTRA :
SINARITTA :
AFNI :

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dan sekaligus ujian tengah
semester (UTS) yang diberikan oleh dosen serta memahami dan mengerti tentang
Spektrofotometri-IR dalam bidang analisis instrumen. Namun, dalam penulisan makalah ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saya mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk pennyempurnaan makalah ini.

Demikianlah makalah ini saya buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, saya ucapkan
terima kasih.

Kendari, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar isi .......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................2
1.3 tujuan .................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI-IR
2.1.1 Prinsip Kerja spektrofotometri -IR...........................................6
2.1.2 Instrumental Spektrofotometri-IR........................................….7
2.1.3 Sistem Kerja Spektrofotometri-IR............................................8
2.1.4 Derah-daerah Sidik Jari Spektrofotometri-IR...........................10
2.1.5 Jenis-jenis Spektrofometer -IR.................................................12
2.1.6 Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis...............14
2.1.7 Kegunaan Spektrofotometri-IR..................................................14
2.1.8 Aplikasi Spektrofotometri -IR...................................................17
2.2 SPECTRUM SPEKTROFOTOMETRI-IR..........................................23
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan...........................................................................................27
3.2 Saran ....................................................................................................27
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh
materi tersebut. Spektrofotometri juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektrofotometri mengacu kepada
cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta
analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektrofotometri berkembang
seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya
tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik
seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan
lain sebagainya.
Spektrofotometri umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat
untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektrofotometri juga digunakan secara
intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar
mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik
lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi
berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral. Salah satu jenis spektrofotometri adalah
spektrofotometri inframerah (IR), spektrofotometri ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.
Spektrofotometri inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 -
1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1.
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang
dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti
"bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya
tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order"
dan memiliki panjang gelombang antara 700  nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara
tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang
mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk
mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop

1
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1.
Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang
menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya
mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah
rambatan.

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan dengan
kisaranbilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang gelombang 2,5
sampai 15m. Kegunaan yang paling penting adalah untuk identifikasi senyawa organik
karenaspektrumnya yang sangat kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Dan juga
spektruminfra merah dari senyawa organik mempunyai sifat fisik yang karakteristik
artinyakemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum sama adalah kecil sekali.
1.2 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian spektrofotometri inframerah


2. Untuk Mengetahui prinsip spektrofotometri inframerah
3. Untuk mengetahui Jenis – jenis spektrofotometri inframerah
4. Untuk mengetahui Alat yang digunakan
5. Untuk mengetahui Cara penggunaannya
6. Untuk mengetahui Manfaat dari spektrofotometri inframerah
7. Untuk mengetahui Kelebihan serta kekurangan dari spektrofotometri inframerah tersebut
8. Untuk mengetahui aplikasi spektrofotometri inframerah
9. Untuk mengetahui spectrum spektrofotometri inframerah

1.3 Rumuusan masalah

Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Apa pengertian spektrofotometri inframerah?


2. Bagaimana prinsip dari spektrofotometri inframerah
3. Apa saja Jenis – jenis spektroskopi inframerah?
4. Apa saja Alat yang digunakan pada spektroskopi inframerah?

2
5. Bagaimana Cara penggunaannya?
6. Apa saja Manfaat dari spektroskopi inframerah?
7. Apa saja Kelebihan serta kekurangan dari spektroskopi inframerah tersebut?
8. Apa saja aplikasi spektrofotometri inframerah?
9. Apa saja spectrum spektrofotometri inframerah?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI -IR

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi
elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan
bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor
listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.

Gambar 1. Spektrofotometri -IR


Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang
panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari
berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang pada Tabel
1 dan, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:

4
1. Daerah Infra merah dekat.
2. Daerah Infra merah pertengahan.
3. Daerah infra merah jauh.

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang


gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra

5
merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan
gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra
merah adalah Bilangan Gelombang ( ϋ) atau disebut juga sebagai Kaiser. 

Cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi yang berbeda-beda, setiap frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang
berbeda. Radiasi Infra-merah juga merupakan gelombang dengan frekuensi yang
berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak bisa melihat mereka. Jika anda menyinari
sebuah senyawa organik dengan sinar infra-merah yang mempunyai frekuensi tertentu, anda
akan mendapatkan bahwa beberapa frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut.

Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan
menunjukkan bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali,
tapi frekwensi lainnya banyak diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang melewati
senyawa tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage transmittance).

Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat melewati
senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu tidak pernah terjadi, selalu
akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik
yang bisa anda peroleh. Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua
frekuensi tersebut diserap oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat
kita mengerti tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut.

2.1.1 Prinsip Kerja Spektroskopi Infra Red

Bila suatu senyawa diradiasi menggunakan sinar infra merah, maka sebagian sinar
akan diserap oleh senyawa, sedangkan yang lainnya akan diteruskan. Serapan ini
diakibatkan karena molekul senyawa organic mempunyai ikatan yang dapat bervibrasi
(bergetar). Vibrasi molekul dapat dialami oleh semua senyawa organic, namun ada
beberapa yang tidak terdeteksi oleh spektrometri infra merah. Masing-masing ikatan
akan mempunyai sifat yang khas.

6
2.1.2 Instrumental Spektrofotometri-IR

1. Sumber Radiasi
Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan Globar.
Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi sekitar 1200°C,
sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada daerah 1-40 µm. Globar merupakan
sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst merupakan batang cekung dari
sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi sekitar 1500°C dengan arus listrik.
Sumber ini memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm dan kurang stabil jika
dibandingkan dengan Globar. 
2. Monokromator

Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat
pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin untuk
memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan untuk prisma adalah
natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan litium fluorida. Prisma
natrium klorida paling banyak digunakan untuk monokromator infra merah, karena
dispersinya tinggi untuk daerah antara 5,0-16 µm, tetapi dispersinya kurang baik
untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.

3. Detektor

7
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor
fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena energi
foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari permukaan
katoda suatu tabung foton.

Detektor panas untuk mendeteksi infra merah yaitu termokopel, bolometer,


dan sel Golay. Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan efek pemanasan yang
ditimbulkan oleh sinar infra merah.

4. Daerah Cuplikan
Daerah cuplikan inframerah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan yang
berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari bentuk
padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya menunjukkan
pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran frekuensi. Oleh karena itu,
sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara pengolahan cuplikan yang
dilakukan. 
2.1.3 Sistem Kerja Spektrofotometri-IR

Gambar 2. Skema alat Spektrofotometri-IR


Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas melalui
cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas ganda adalah
mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap panjang gelombang.
Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper” yang berupa cermin berputar. Hal ini
menyebabkan berkas cuplikan dan berkas baku dipantulkan secara bergantian ke
kisi difraksi. Kisi difraksi berputar lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor
yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.

8
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan
menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah secara
bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor dan akan
diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak menyerap sinar, berarti intensitas
berkas cuplikan sama dengan intensitas berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan
arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier dibuat hanya untuk arus bolak=balik.

Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu motor
yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut baji
optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas baku
sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan diteruskan ke detektor. Baji
optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam berkas baku sehingga intensitasnya
dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya dengan jumlah pengurangan
intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan. Gerakan baji ini
dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan baji ini
merupakan pita serapan pada spektrum tersebut. 

Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan yang


ditempatkan di dalam spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra merah
yang berubah panjang gelombangnya secara berkesinambungan menyerap cahaya
jika radiasi yang masuk bersesuaian dengan energi getaran molekul tertentu.
Spektrofotometer infra merah memayar daerah rentangan dan lenturan molekul.
Penyerapan radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah spektrum infra merah.
Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra
merah hampir selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi
tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak
dalam bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah
biasanya berarti bahwa gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak ada.

9
Gambar 3. Sistem Spektrofotometer IR
Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan
ultraviolet atau sinartampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan
sel. Sumber radiasi pada spektrofotometri laser. Oleh karena itu sinar inframerah
mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka
tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih tipis daripada untuk
spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm). Sehingga tidak ada pelarut yang sama sekali
transparan terhadap sinar inframerah, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan
atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus dalam mortir kecil bersama kristal
KBr kering dalam jumlah sedikit sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr kering).
Campuran tersebut dipres diantara dua skrup memakai kunci, kemudian kedua
skrupnya dibuka dan band yang berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel
spektrofotometer inframerah dengan lubang mengarah ke sumber radiasi.

Gambar 4. Pemadat Cuplikan


2.1.4 Daerah-Daerah Sidik Jari

Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan


dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-pita
serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai
daerah sidik jari.

1. Alkana

10
Pita utama yang nampak dalam spektra IR alkana disebabkan oleh
stretching C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah
1450-1470 cm-1, rocking CH3 pada kurang lebih 1370-1380 cm-1. Dan
pita rocking, pada 720-7725 cm-1. Pita- pita ini tidak dapat dijadikan
patokan karena kebanyakan alkana mengandung gugus-gugus ini.

2. Alkena

Vibrasi stretching C-H alkena terjadi pada panjang gelombang


yang lebih pendek daripada C-H alkana. Ingat bahwa ikatan karbon-hidrogen
alkena mempunyai sifat lebih kuat daripada ikatan karbon-hidrogen alkana.
Makin kuat ikatan, makin sukar bervibrasi dan memerlukan energi yang lebih
tinggi. Jadi alkena yang mempunyai paling sedikit satu hidrogen menempel

pada ikatan rangkap dua biasanya mengabsorpsi didaerah 3050-3150cm-1

-1
Bentuk stretching C=C alkena terjadi didaerah 1645-1670cm pita ini
sangat jelas bilahanya satu gugus alkil menempel pada ikatan rangkap
dua.Semakin banyak gugu salkil yang menempel,intensitas absorpsi
berkurang karena vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipol yang lebih
kecil.Untuk alkena-alkena trisubtitusi,tetrasubsitusi C=C sering mempunyai
intensitas yang rendah atau tidak teramati.

3. Alkuna dan Nitrit

Alkuna ujung memperlihatkan pitastretching C-H yang tajam pada


3300-3320 cm-1dan bentuk bending C-H yang jelas pada 600-700 cm-1.
Stretching C=N pada alkuna ujung nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan
intensitas sedang (Gambar 28) untuk stretching C=C alkuna dalam berupa pita
lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1.

4. Alkil halida

Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching C-
X. posisi untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850 cm-1

11
untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I. Absorpsi-
absorpsi ini tidak berguna untuk diagnosisi.

5. Alkohol dan Eter

Alkohol dan eter mempunyai ciri absorpsi infra merah karena stretching
C-Odidaerah 1050-1200 cm-1. oleh karena pita-pita ini terjadi di daerah
spektrum dimanabiasanya terdapat banyak pita lain, maka pita-pita tersebut tidak
bermanfaat untuk diagnosis. Akan tetapi stretching O-H alkohol, yang terjadi di
daerah 3200-3600 cm-1, lebih berguna. Gambar 29 memperlihatkan spektrum
infra merah t-butilalkohol stretching O-H sangat kuat yang berpusat pada 3360
cm-1.

T-butilalkohol dilarutkan dalam karbon tetraklorida (karbon tetraklorida


banyak digunakan sebagai pelarut di dalamstudi inframerah karenanya relatif
stabil dan “transparan” terhadap cahaya infra merah pada kebanyakan
daerahspektra yang berguna).

6. Aldehid dan Keton

Ciri absorpsi inframerah aldehid dan keton adalah vibrasi stretching


C=O. oleh karena gugus karbonil polar sekali, strerching ikatan ini
menghasilkan perubahan momen dipol yang cukup besar. Akibatnyastretching
karbonil merupakanspektra yang intensitasnya tinggi.Oleh karena terjadi di
daerah spektrum yang umumnya tidak ada absorpsi lain, makastretching
karbonil merupakanmetode yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis adanya
gugus fungsional di dalam suatu senyawa.

2.1.5 Jenis – Jenis Spektroskopi Infra Merah

A. Spektroskopi Inframerah Dekat

Spektroskopi inframerah dekat (IMD) didasarkan pada efek overtone


molekul dan getaran kombinasi. Transisi dua efek ini “terlarang” dalam aturan
larangan pada mekanika kuantum. Sebagai hasilnya, absorptivitas molar pada
wilayah inframerah dekat cukup kecil.–Teknik ini memiliki keuntungan karena
12
IMD secara umum dapat jauh menembus sampel daripada radiasi “inframerah
sedang”. Teknik ini dikenal kurang sensitif, tetapi sangat berguna dalam pengujian
material “mentah” (belum diolah), tanpa atau hanya sedikit persiapan sebelumnya.
Dalam praktek, NIRS seringkali dikalibrasi dengan teknik lain yang lebih sensitif
untuk mendapatkan hubungan antara hasil kedua teknik itu.
Spektroskopi (Gelombang) Inframerah-Dekat (Inggris: Near-infrared
Spectroscopy, biasa dikenal dengan singkatannya: NIRS) merupakan satu teknik
spektroskopi yang menggunakan wilayah panjang gelombang inframerah pada
spektrum elektromagnetik (sekitar 800 sampai 2500 nm). Dikatakan “inframerah
dekat” (IMD) karena wilayah ini berada di dekat wilayah gelombang merah yang
tampak. Penggunaan teknik (dan alat) ini umum di bidang farmasetika, diagnostik
medis, ilmu pangan dan agrokimia (terutama yang terkait dengan pengujian
kualitas), riset mesin bakar, serta spektroskopi dalam astronomi.

B. Spektrofotometer FTIR

Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah


sama dengan Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah
pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati
contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan
gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830).
Cara Kerja Alat Spektrofotometer Ftir :
Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar dibawah ini
dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam.
Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang
ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ).
Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai
retardasi ( δ ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor
terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari
Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut
sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.

13
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri-IR

Kelebihan inframerah dalam pengiriman data

 Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena
pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.
 Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk
alat yang sederhana.
 Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)

Kelemahan inframerah dalam pengiriman data

 Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus
berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer
data karena caranya yang merepotkan.
 Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan
infra merah mengenai mata
 Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat
dibandingkan dengan rekannya Bluetooth.

2.1.7 Kegunaan Spektrofotometri IR

Kesehatan

Mengaktifkan molekul air dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena


inframerah mempunyai getaran yang sama dengan molekul air. Sehingga, ketika
molekul tersebut pecah maka akan terbentuk molekul tunggal yang dapat
meningkatkan cairan tubuh. Meningkatkan sirkulasi  mikro. Bergetarnya
molekul air dan pengaruh inframerah akan menghasilkan panas yang
menyebabkan pembuluh kapiler membesar,dan
meningkatkan temperatur kulit,memperbaiki sirkulasi darah dan mengurani
tekanan jantung .
Meningkatkan metabolisme tubuh. Jika sirkulasi mikro dalam tubuh
meningkat, racun dapat dibuang dari tubuh kita melalui metabolisme. Hal ini
dapat mengurangi beban liver dan ginjal.Mengembangkan Ph dalam tubuh. Sinar
inframerah dapat membersihkan darah, memperbaiki tekstur kulit dan mencegah

14
rematik karena asam urat yang tinggi. Inframerah jarak jauh banyak digunakan
pada alat-alat kesehatan. Pancaran panas yang berupa pancaran sinar inframerah
dari organ-organ tubuh dapat dijadikan sebagai informasi kondisi kesehatan organ
tersebut. Hal ini sangat bermanfaat
bagi dokter dalam diagnosiskondisi pasien sehingga ia dapat membuat keputusan
tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Selain itu, pancaran panas
dalam intensitas tertentu dipercaya dapat digunakan untuk proses penyembuhan
penyakit seperti cacar. Contoh penggunaan inframerah yang menjadi trend saat ini
adalah adanya gelang kesehatan Bio Fir. Dengan memanfaatkan inframerah jarak
jauh, gelang tersebut dapat berperang dalam pembersihan dalam tubuh dan
pembasmian kuman atau bakteri.

Bidang Komunikasi

    Adanya sistem sensor infra merah. Sistem sensor ini pada dasarnya


menggunakan inframerah sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara
dua perangkat. Penerapan sistem sensor infra ini sangat bermanfaat sebagai
pengendali jarak jauh, alarmkeamanan, dan otomatisasi pada sistem. Adapun
pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah LED (Lightemitting Diode)infra
merah yang telah dilengkapi dengan rangkaian yang mampu
membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan pada
bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau modulasi]] infra
merah yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh
pemancar.
Adanya kamera tembus pandang yang memanfaatkan sinar inframerah.
Sinar inframerah memang tidak dapat ditangkap oleh mata telanjang manusia,
namun sinar inframerah tersebut dapat ditangkap oleh kamera digital atau video
handycam. Dengan adanya suatuteknologi yang berupa filter iR PF yang berfungi
sebagai penerus cahaya infra merah, maka kemampuan kamera atau video
tersebut menjadi meningkat. Teknologi ini juga telah diaplikasikan ke kamera
handphone Untuk pencitraan pandangan seperti nightscoop
Inframerah digunakan untuk komunikasi jarak dekat, seperti
pada remote TV. Gelombang inframerah itu mudah untuk dibuat, harganya relatif
murah, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, serta
memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterfensi oleh cahaya matahari.
15
Sebagai alat komunikasi pengontrol jarak jauh. Inframerah dapat bekerja
dengan jarak yang tidak terlalu jauh (kurang lebih 10 meter dan tidak ada
penghalang) Sebagai salah satu standardisasi komunikasi tanpa kabel. Jadi,
inframerah dapat dikatakan sebagai salah satu konektivitas yang berupa
perangkat nirkabel yang digunakan untuk mengubungkan atau transfer data dari
suatu perangkat ke parangkat lain. Penggunaan inframerah yang seperti ini dapat
kita lihat pada handphone dan laptop yang memiliki aplikasi inframerah. Ketika
kita ingin mengirim file ke handphone, maka bagian infra harus dihadapkan
dengan modul infra merah pada PC. Selama proses pengiriman berlangsung, tidak
boleh ada benda lain yang menghalangi. Fungsi inframerah pada handphone dan
laptop dijalankan melalui teknologi IrDA (Infra red Data Acquition). IrDA
dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan sistem komunikasi via
inframerah.
Bidang keruangan

Inframerah yang dipancarakan dalam bentuk sinar infra merah terhadap


suatu objek, dapat menghasilkan foto infra merah. Foto inframerahyang bekerja
berdasarkan pancaran panas suatu objek dapat digunakan untuk
membuat lukisan panas dari suatu daerah atau objek. Hasil lukisan panas dapat
menggambarkan daerah mana yang panas dan tidak. Suatu lukisan panas dari
suatu gedung dapat digunakan untuk mengetahui dari zona bagian mana dari
gedung itu yang menghasilkan panas berlebihann sehingga dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Bidang Industri

Lampu inframerah. Merupakan lampu pijar yang kawat pijarnya bersuhu di


atas ±2500°K. hal ini menyebabkan sinar infra merah yang dipancarkannya
menjadi lebih banyak daripada lampu pijar bisa. Lampu infra merah ini biasanya
digunakan untuk melakukan proses pemanasan di bidang industri.
Pemanasan inframerah. Merupakan suatu kondisi ketika energi inframerah
menyerang sebuah objek dengan kekuatan energi elektromagnetik yang
dipancarkan di atas -273 °C (0°K dalam suhu mutlak). Pemanasan inframerah
banyak digunakan pada alat-alat seperti, pemanggang danbola lampu (90% panas
– 10% cahaya)

16
Kedokteran
NIRS umum dipakai dalam diagnostik medis, terutama dalam pengukuran
kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah. Meskipun bukan tekhnik yang
sangat sensitif, NIRS “tidak menakutkan” pasien/subjek karena tidak memerlukan
pengambilan sampel (non-invansif) dan dilakukan langsung dengan menempelkan
sensor di permukaan kulit.
Tekhnik ini juga dipakai dalam pengukuran dinamika perubahan senyawa tertentu
dalam suatu organ, misalnya perubahan kadar hemoglobin disuatu bagian otak
akibat aktivitas saraf tertentu. Dalam penggunaan fisiologis semacam ini, NIRS
dapat dikombinasi dengan tekhnik lain, seperti T-scan.
Penginderaan jauh
Pencitraan (imaging) NIRS yang diletakkan pada pesawat terbang/balon
udara atau satelit digunakan untuk menganalisis kandungan kimia tanah atau
hamparan vegetasi penutup permukaan tanah. Ini adalah aplikasi di bidang tata
ruang, kehutanan, serta geografi.
Ilmu Pangan dan Kimia Pertanian
Spektroskopi menggunakan NIRS dalam bidang ini disukai karena tidak
memerlukan persiapan sampel yang rumit. Selain itu, seringkali sampel bisa
digunakan lagi untuk keperluan lain: misalnya, benih bisa langsung ditanam
setelah diukur kandungan asam lemaknya. Instrumentasi NIRS yang berkembang
pesat dengan penggunaan komputer membuat alat ini populer. Walaupun
demikian, kalibrasi NIRS sangat kritis dalam bidang ini mengingat bahan sampel
mengandung campuran berbagai macam zat. Proses adjusment dalam analisis
untuk menghasilkan informasi dapat memberikan nilai-nilai yang kuarng akurat.
2.1.8 Aplikasi Spektrofotometri-IR
Interpretasi spektra IR Salah satu aplikasi yang paling umum dari
spektroskopi inframerah adalah untuk identifikasi struktur molekul organik.
Spektra yang akan diinterpretasikan harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Resapan satu sama lainnya harus terpisah dan mempunyai intensitas yang
memadai
b. Spektra harus berasal dari zat murni
c. Spektrofotometer harus dikalibrasi Untuk kalibrasi instrumen sektrofotometer
IR dapat dilakukan dengan spektrum polistiren yang menunjukkan puncak-

17
puncak yang tajam pada berbagai frekuensi. Intensitas pita serapan biasanya
pada pita-pita IR digolongkan dalam intensitas yang kuat, sedang, lemah dan
berubah-ubah.
d. Tehnik preparasi sampel harus sesuai,
e. Letak pita serapan, bentuk, dan tingkat intensitas sering membantu karena
spesifik untuk gugus tertentu.
Analisis kualitatif

Untuk keperluan analisis kualitatif difokuskan pada identifikasi gugus fungsi.


Spektrum inframerah senyawa organik (dan juga senyawa-senyawa anorganik)
merupakan sifat fisik yang khas bagi senyawa-senyawa tersebut. Kecuali
senyawa-senyawa isomer optik, tidak ada dua senyawa yang mempunyai spektra
serapan inframerah yang identik. Hal ini merupakan alasan mengapa spektrum IR
dapat digunakan untuk penentuan struktur.

Analisis kuantitatif

Walaupun dapat digunakan untuk keperluan analisis kuatitatif, tetapi


penggunaannya sangat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan spektrum inframerah
yang dihasilkan untuk satu sampel sangat rumit, mengandung banyak sekali
puncak-puncak serapan.

Beberapa aplikasi metode spektroskopi inframerah pada karakterisasi


material.

Berikut adalah beberapa aplikasi metode spektroskopi inframerah pada


karakterisasi material:

1. Analisa Material Alami Bentonit dan Modifikasinya


Metode spektroskopi FTIR dapat digunakan untuk analisis bentonit dan
keberhasilan modifikasinya, seperti menggunakan garam benzotriazolium
(Nurfatun, 2010). Gambar 14 memperlihatkan ketidakberhasilan modifikasi
menggunakan garam iodida 1,3-dimetil benzotriazolium dan keberhasilan
modifikasi menggunakan 1,3-heksilmetil benzotriazolium dan 1,3-dodesilmetil
benzotriazolium. Pembandingan spektrum Na-MMT dan Metil-MMT
menunjukkan adanya pita-pita serapan yang sama antara lain pita pada

18
bilangan gelombang 424,3 cm-1, 466,7 cm-1, 520,7 cm- 1,883,3 cm-1 dan
pada bilangan gelombang 1639,4 cm-1 yang merupakan pita serapan yang khas
dari vibrasi molekul dalam struktur natrium bentonit.

Gambar .Perbandingan Spektra FTIR dari Natrium Bentonit dengan Hasil Modifikasinya

2. Analisa Polimer pada Proses Sulfonasi Kitosan


Metode FTIR juga dapat digunakan untuk menunjukkan keberhasilan
proses sulfonasi pada membrane kitosan (Sumirat, T., 2010) dan. Penambahan
gugus sulfonat pada membran kitosan akan mengubah pola spektrum inframerah
dan akan memunculkan puncak-puncak serapan pada bilangan gelombang yang
mengidentifikasikan gugus sulfat dalam kitosan.

Gambar .Perbandingan Spektra FTIR Kitosan dan Kitosan


Sulfonat
Memperlihatkan bahwa spektrum IR kitosan dan kitosan sulfonat memiliki
spektrum yang hampir sama, yaitu memiliki spektrum khas pada hidroksi (OH),
amina (NH), karbonil (C=O),dan spektrum khas C-O. Namun terdapat perbedaan
pada titik-titik tertentu seperti pada rentang 3419-3250 cm -1 terjadi pelebaran pada
rentang serapan OH yang menunjukkan terjadinya ikatan sulfonat pada atom O
19
kitosan dari ikatan OH menjadi O-sulfonat pada bilangan gelombang 1380,9 cm-1
yang menunjukan vibrasi ulur asimetris ikatan S=O dan 1037,6 cm-1 yang
menunjukkan vibrasi ikatan C-O-S. Kedua puncak khas tersebut menyatakan
bahwa kitosan telah tersulfonasi. Perbedaan lainnya yaitu munculnya peak tajam
pada bilangan gelombang 617,2 cm-1 serta terlihat perbedaan intensitas serapan
secara kualitatif antara kitosan dan kitosan sulfonat menunjukkan seberapa besar
tingkat sulfonasi kitosan yaitu jumlah vibrasi ikatan S=O dan C-O-S.
3. Analisis Struktur Selulosa
Perubahan struktur selulosa dapat diakibatkan oleh proses pelarutan dan
rekonstitusi selulosa, seperti yang terjadi pada proses pelarutan selulosa dari
tandang kosong kelapa sawit menggunakan garam organik 1,3-oktilmetil-1,2,3-
benzotriazolium asetat (Puspitasari, 2010).

Gambar 5 .Pola Ikatan Hidrogen Selulosa I dan Selulosa II


Perbandingan spektra FTIR
Perbandingan spektra FTIR sebelum dan setelah pelarutan tandan kosong kelapa
sawit.

Gambar 6 .Perbandingan spektra FTIR tandan kosong kelapa sawit


sebelum dan setelah pelarutan menggunakan garam organik 1,3-
20
oktilmetil-1,2,3-benzotriazolium asetat
Pada kedua spektra tersebut terdapat beberapa persamaan puncak
serapan yaitu puncak- puncak serapan yang muncul pada bilangan gelombang
sekitar 898 cm-1, 1051 cm-1, 1161 cm1, 1247 cm-1, 1429 cm-1, 1460cm-1,
1510 cm-1, 1460 cm-1, 2900 cm-1, dan 3400 cm-1.
Pada spektra FTIR TKKS awal, terdapat puncak lancip pada bilangan
gelombang 3411 cm-1 yang menunjukkan adanya –OH bebas. Gugus hidroksil ini
merupakan penyusun struktur lignoselulosa. Sinyal dengan intensitas yang rendah
pada bilangan gelombang sekitar 1637 cm-1 dan 1735 cm-1 menunjukkan sinyal
asam karboksilat yang paling mungkin timbul dari hemiselulosa. Pada daerah
dengan bilangan gelombang 1051,1 cm-1 terdapat puncak tajam. Puncak ini khas
untuk selulosa. Puncak yang tidak terlalu jelas di dekat bilangan gelombang 1100
cm-1 menunjukkan streching antisimetrik dari gugus C-O-C yang ada pada
selulosa dan hemiselulosa. Pada bilangan gelombang sekitar 1377,1 cm-1 terdapat
puncak dengan intensitas rendah yang merupakan wagging –CH2 di dalam
selulosa. Pada spektra FTIR TKKS setelah pelarutan terdapat perubahan seperti
penurunan intensitas stretching –OH pada bilangan gelombang sekitar 3400 cm-1,
penurunan intensitas stretching C=C aromatik pada bilangan gelombang sekitar
1510 cm-1, penurunan intensitas vibrasi C-O aromatik pada bilangan gelombang
1051 cm-1. Puncak-puncak tersebut khas untuk struktur lignin. Selain itu, pada
TKKS awal yang mengandung banyak ikatan hidrogen intermolekular selulosa,
gugus CH2 teridentifikasi dalam satu puncak serapan pada bilangan gelombang
2925cm-1. Pada proses pelarutan, ikatan hidrogen selulosa diputuskan sehingga
gugus CH2 akan teridentifikasi dalam bentuk getaran ulur CH asimetris dan
getaran ulur CH simetris dalam dua puncak yang berbeda (Peters, 2004).
Penurunan intensitas ini disebabkan karena lignin larut di dalam cairan ionik
sehingga intensitas puncak-puncak dari struktur lignin menjadi berkurang. Jika
dilihat dari jenis ikatan hidrogen intermolekulernya, selulosa memiliki dua jenis
struktur. Jenis struktur selulosa dapat ditentukan melalui pengamatan
menggunakan FTIR.
Spektra FTIR selulosa I menunjukkan dua puncak pada bilangan
gelombang sekitar 1455 dan 1476 cm-1 yang merupakan serapan ikatan CH2-

21
deformasi, sedangkan selulosa II menujukkan satu puncak serapan ikatan CH2-
deformasi yaitu pada bilangan gelombang 1461 cm-1 dan satu puncak serapan
untuk ikatan CH2-torsi pada bilangan gelombang 1262 cm-1 (Peters, 2004).
Spektra FTIR yang dihasilkan untuk selulosa TKKS awal yang digunakan dalam
penelitian ini menunjukkan dua puncak serapan di sekitar 1400 cm-1 yaitu pada
bilangan gelombang 1429,2 cm-1dan 1460 cm-1 yang merupakan puncak serapan
CH2-deformasi. Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa selulosa yang
terdapat dalam TKKS awal termasuk ke dalam jenis selulosa I. Sedangkan pada
TKKS setelah pelarutan teridentifikasi adanya puncak serapan selulosa pada
bilangan gelombang 1460,0 cm-1yang merupakan puncak serapan CH2-
deformasi dan satu puncak lainnya pada bilangan gelombang 1272 cm-1 yang
diperkirakan merupakan serapan untuk ikatan CH2-torsi. Dari data-data tersebut
dapat disimpulkan bahwa selulosa yang ada pada TKKS setelah pelarutan
termasuk ke dalam jenis selulosa II dan terjadi penurunan intensitas lignin.

22
2.2 SPECTRUM SPEKTROFOTOMETRI-IR
2.2.1 Spektrum infra-merah untuk asam etanoat

Kemungkinan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan tunggal C-O ini


diragukan karena terletak pada area sidik jari. Anda tidak bisa yakin bahwa lembah
ini terbentuk bukan karena ikatan yang lain.

2.2.2 Spektrum infra-merah golongan alcohol Etanol

Ikatan O-H yang terdapat pada alkohol menyerap sinar dengan bilangan gelombang
yang lebih besar daripada ikatan O-H yang terdapat dalam asam, yaitu sekitar 3230-3550
cm-1. Dan lagi penyerapan ini akan terjadi pada bilangan gelombang yang lebih besar lagi
jika alkohol ini tidak terikat dengan ikatan hidrogen, seperti alkohol dalam bentuk gas.

23
Semua spektrum infra-merah pada halaman ini dilakukan dalam bentuk cairan sehingga
kemungkinan itu tidak akan muncul.
Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit dibawah 3000cm-
1
,dan juga pada lembah-lembah sekitar 1000-1100cm-11, dimana salah satunya disebabkan
oleh ikatan C-O.
2.2.3 Spektrum infra-merah golongan ester Etil etanolat

Pada grafik ini penyerapan oleh O-H hilang sama sekali. Jangan bingung dengan
lembah yang disebabkan oleh C-H yang sebagian kecil berada pada sekitar 3000cm -1.
Keberadaan ikatan rangkap C=O dapat dilihat sekitar 1740cm-1.
Ikatan tunggal C-O menyebabkan penyerapan pada sekitar 1240cm-1. Pertanyaan
apakah anda bisa menentukan lembah tersebut adalah tergantung pada tabel data atau
detail yang diberikan pada anda waktu ujian, karena ikatan tunggal C-O itu tersebar pada
daerah 1000-1300cm-1, tergantung pada jenis senyawa apa yang mempunyai ikatan ini.
Beberapa tabel data ada yang memutuskan bahwa penyerapan dari 1230-1250 adalah
karena ikatan C-O pada sebuah etanoat.

24
2.2.4 Spektrum infra-merah golongan keton Propanon

Adanya penyerapan tegas yang disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar
1700cm-1.Hal yang juga membingungkan, terdapat juga penyerapan yang kelihatannya
merupakan penyerapan karena ikatan tunggal C-O, yang tentunya tidak ada pada
propanon. Hal ini menyebabkan harus mencoba mengidentifikasi penyerapan-penyerapan
yang ada pada daerah sidik jari.Golongan aldehid akan mempunyai spektrum infra-merah
yang sama dengan golongan keton.

2.2.5 Spektrum infra-merah golongan asam hidroksil Asam 2-hidroksipropanoat (asam


laktat)

25
Grafik ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H dimana
yang satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan ‘alkohol’ yang terikat pada
rantai golongan -COOH.
Ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-3300,
sedangkan yang terikat pada rantai pada daerah sekitar 3230-3550cm-1. Bila digabungkan,
akan menjadi lembah dengan jangkauan yang sangat besar meliputi daerah 2500-3550cm -1.
Binggung pada daerah lembah tersebut akan sama seperti penyerapan yang disebabkan
oleh ikatan C-H.
2.2.6 Spektrum infra-merah amine primer 1-aminobutan

Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-H.
Penyerapan group ini timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-1.Dua lembah tersebut (ciri
khas amine primer) bisa dilihat secara jelas pada spektrum sebelah kiri dari penyerapan
oleh C-H.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam senyawa
organik.Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh. Sedangkan daerah
di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra merah dekat.Monokromator terdiri dari celah
masuk dan celah keluar yang berupa kisi difraksi atau prisma. Detektor panas digunakan
untuk mendeteksi sinar infra merah. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang
berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-
pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah
sidik jari.

3.2 Saran
Instrumen dengan Spektrofotometer Infamerah merupakan instrumen yang paling
banyak digunakan dalam metode analisis kuantitatif karena metodenya yang cukup
sederhana Untuk pengembangan lebih lanjut pada makalah ini, terdapat beberapa saran yang
sesuai dengan informasi mengenai Spektrofotometer Infarmerah, yaitu seperti pembuatan
standar untuk kalibrasi dan penentuan panjang frekuensi haruslah tepat, kalibrasi alat harus
diupayakan rutin agar mengurangi kesalahan yang terjadi ketika analisa.

27
DAFTAR PUSTAKA

Bassler.1986,Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik,edisi keempat,Erlangga,Jakarta

Gunawan, Budi dan Citra Dewi A,. 2005. Karakterisasi Spektrofotometri I R Dan Scanning
Electron Microscopy (S E M) Sensor Gas Dari Bahan Polimer Poly
Ethelyn Glycol (P E G). ISSN 1979-6870

Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Kristianingrum, Susila..200. Handout Spektroskopi Infra Merah. Jogjakarta

28
29

Anda mungkin juga menyukai