SPEKTROSKOPI
SPEKTROSKOPI -IR
OLEH :
KELAS : C5NR
KELOMPOK : 3 (TIGA)
DESSY UL HIJRAH : F201902022
I GUSTI KETUT PUTRA :
SINARITTA :
AFNI :
Puji dan syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dan sekaligus ujian tengah
semester (UTS) yang diberikan oleh dosen serta memahami dan mengerti tentang
Spektrofotometri-IR dalam bidang analisis instrumen. Namun, dalam penulisan makalah ini,
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saya mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk pennyempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini saya buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, saya ucapkan
terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar isi .......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................2
1.3 tujuan .................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI-IR
2.1.1 Prinsip Kerja spektrofotometri -IR...........................................6
2.1.2 Instrumental Spektrofotometri-IR........................................….7
2.1.3 Sistem Kerja Spektrofotometri-IR............................................8
2.1.4 Derah-daerah Sidik Jari Spektrofotometri-IR...........................10
2.1.5 Jenis-jenis Spektrofometer -IR.................................................12
2.1.6 Kelebihan dan kekurangan Spektrofotometri Uv-Vis...............14
2.1.7 Kegunaan Spektrofotometri-IR..................................................14
2.1.8 Aplikasi Spektrofotometri -IR...................................................17
2.2 SPECTRUM SPEKTROFOTOMETRI-IR..........................................23
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan...........................................................................................27
3.2 Saran ....................................................................................................27
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh
materi tersebut. Spektrofotometri juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektrofotometri mengacu kepada
cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta
analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektrofotometri berkembang
seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya
tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik
seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan
lain sebagainya.
Spektrofotometri umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat
untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektrofotometri juga digunakan secara
intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar
mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik
lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi
berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral. Salah satu jenis spektrofotometri adalah
spektrofotometri inframerah (IR), spektrofotometri ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.
Spektrofotometri inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 -
1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1.
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang
dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti
"bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya
tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order"
dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara
tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang
mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk
mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop
1
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1.
Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang
menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya
mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah
rambatan.
Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan dengan
kisaranbilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang gelombang 2,5
sampai 15m. Kegunaan yang paling penting adalah untuk identifikasi senyawa organik
karenaspektrumnya yang sangat kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Dan juga
spektruminfra merah dari senyawa organik mempunyai sifat fisik yang karakteristik
artinyakemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum sama adalah kecil sekali.
1.2 Tujuan
2
5. Bagaimana Cara penggunaannya?
6. Apa saja Manfaat dari spektroskopi inframerah?
7. Apa saja Kelebihan serta kekurangan dari spektroskopi inframerah tersebut?
8. Apa saja aplikasi spektrofotometri inframerah?
9. Apa saja spectrum spektrofotometri inframerah?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi
elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan
bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor
listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.
4
1. Daerah Infra merah dekat.
2. Daerah Infra merah pertengahan.
3. Daerah infra merah jauh.
5
merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan
gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra
merah adalah Bilangan Gelombang ( ϋ) atau disebut juga sebagai Kaiser.
Cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi yang berbeda-beda, setiap frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang
berbeda. Radiasi Infra-merah juga merupakan gelombang dengan frekuensi yang
berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak bisa melihat mereka. Jika anda menyinari
sebuah senyawa organik dengan sinar infra-merah yang mempunyai frekuensi tertentu, anda
akan mendapatkan bahwa beberapa frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut.
Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan
menunjukkan bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali,
tapi frekwensi lainnya banyak diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang melewati
senyawa tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage transmittance).
Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat melewati
senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu tidak pernah terjadi, selalu
akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik
yang bisa anda peroleh. Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua
frekuensi tersebut diserap oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat
kita mengerti tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut.
Bila suatu senyawa diradiasi menggunakan sinar infra merah, maka sebagian sinar
akan diserap oleh senyawa, sedangkan yang lainnya akan diteruskan. Serapan ini
diakibatkan karena molekul senyawa organic mempunyai ikatan yang dapat bervibrasi
(bergetar). Vibrasi molekul dapat dialami oleh semua senyawa organic, namun ada
beberapa yang tidak terdeteksi oleh spektrometri infra merah. Masing-masing ikatan
akan mempunyai sifat yang khas.
6
2.1.2 Instrumental Spektrofotometri-IR
1. Sumber Radiasi
Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan Globar.
Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi sekitar 1200°C,
sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada daerah 1-40 µm. Globar merupakan
sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst merupakan batang cekung dari
sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi sekitar 1500°C dengan arus listrik.
Sumber ini memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm dan kurang stabil jika
dibandingkan dengan Globar.
2. Monokromator
Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat
pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin untuk
memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan untuk prisma adalah
natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan litium fluorida. Prisma
natrium klorida paling banyak digunakan untuk monokromator infra merah, karena
dispersinya tinggi untuk daerah antara 5,0-16 µm, tetapi dispersinya kurang baik
untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.
3. Detektor
7
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor
fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena energi
foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari permukaan
katoda suatu tabung foton.
4. Daerah Cuplikan
Daerah cuplikan inframerah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan yang
berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari bentuk
padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya menunjukkan
pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran frekuensi. Oleh karena itu,
sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara pengolahan cuplikan yang
dilakukan.
2.1.3 Sistem Kerja Spektrofotometri-IR
8
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan
menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah secara
bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor dan akan
diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak menyerap sinar, berarti intensitas
berkas cuplikan sama dengan intensitas berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan
arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier dibuat hanya untuk arus bolak=balik.
Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu motor
yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut baji
optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas baku
sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan diteruskan ke detektor. Baji
optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam berkas baku sehingga intensitasnya
dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya dengan jumlah pengurangan
intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan. Gerakan baji ini
dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan baji ini
merupakan pita serapan pada spektrum tersebut.
9
Gambar 3. Sistem Spektrofotometer IR
Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan
ultraviolet atau sinartampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan
sel. Sumber radiasi pada spektrofotometri laser. Oleh karena itu sinar inframerah
mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka
tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih tipis daripada untuk
spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm). Sehingga tidak ada pelarut yang sama sekali
transparan terhadap sinar inframerah, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan
atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus dalam mortir kecil bersama kristal
KBr kering dalam jumlah sedikit sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr kering).
Campuran tersebut dipres diantara dua skrup memakai kunci, kemudian kedua
skrupnya dibuka dan band yang berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel
spektrofotometer inframerah dengan lubang mengarah ke sumber radiasi.
1. Alkana
10
Pita utama yang nampak dalam spektra IR alkana disebabkan oleh
stretching C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 dan CH3 di daerah
1450-1470 cm-1, rocking CH3 pada kurang lebih 1370-1380 cm-1. Dan
pita rocking, pada 720-7725 cm-1. Pita- pita ini tidak dapat dijadikan
patokan karena kebanyakan alkana mengandung gugus-gugus ini.
2. Alkena
-1
Bentuk stretching C=C alkena terjadi didaerah 1645-1670cm pita ini
sangat jelas bilahanya satu gugus alkil menempel pada ikatan rangkap
dua.Semakin banyak gugu salkil yang menempel,intensitas absorpsi
berkurang karena vibrasi terjadi dengan perubahan momen dipol yang lebih
kecil.Untuk alkena-alkena trisubtitusi,tetrasubsitusi C=C sering mempunyai
intensitas yang rendah atau tidak teramati.
4. Alkil halida
Ciri absorpsi alkil halida adalah pita yang disebabkan oleh stretching C-
X. posisi untuk pita-pita ini adalah 1000-1350 cm-1 untuk C-F, 750-850 cm-1
11
untuk C-Cl, 500-680 cm-1 untuk C-Br, dan 200-500 cm-1 untuk C-I. Absorpsi-
absorpsi ini tidak berguna untuk diagnosisi.
Alkohol dan eter mempunyai ciri absorpsi infra merah karena stretching
C-Odidaerah 1050-1200 cm-1. oleh karena pita-pita ini terjadi di daerah
spektrum dimanabiasanya terdapat banyak pita lain, maka pita-pita tersebut tidak
bermanfaat untuk diagnosis. Akan tetapi stretching O-H alkohol, yang terjadi di
daerah 3200-3600 cm-1, lebih berguna. Gambar 29 memperlihatkan spektrum
infra merah t-butilalkohol stretching O-H sangat kuat yang berpusat pada 3360
cm-1.
B. Spektrofotometer FTIR
13
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri-IR
Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena
pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.
Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk
alat yang sederhana.
Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)
Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus
berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer
data karena caranya yang merepotkan.
Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan
infra merah mengenai mata
Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat
dibandingkan dengan rekannya Bluetooth.
Kesehatan
14
rematik karena asam urat yang tinggi. Inframerah jarak jauh banyak digunakan
pada alat-alat kesehatan. Pancaran panas yang berupa pancaran sinar inframerah
dari organ-organ tubuh dapat dijadikan sebagai informasi kondisi kesehatan organ
tersebut. Hal ini sangat bermanfaat
bagi dokter dalam diagnosiskondisi pasien sehingga ia dapat membuat keputusan
tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Selain itu, pancaran panas
dalam intensitas tertentu dipercaya dapat digunakan untuk proses penyembuhan
penyakit seperti cacar. Contoh penggunaan inframerah yang menjadi trend saat ini
adalah adanya gelang kesehatan Bio Fir. Dengan memanfaatkan inframerah jarak
jauh, gelang tersebut dapat berperang dalam pembersihan dalam tubuh dan
pembasmian kuman atau bakteri.
Bidang Komunikasi
Bidang Industri
16
Kedokteran
NIRS umum dipakai dalam diagnostik medis, terutama dalam pengukuran
kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah. Meskipun bukan tekhnik yang
sangat sensitif, NIRS “tidak menakutkan” pasien/subjek karena tidak memerlukan
pengambilan sampel (non-invansif) dan dilakukan langsung dengan menempelkan
sensor di permukaan kulit.
Tekhnik ini juga dipakai dalam pengukuran dinamika perubahan senyawa tertentu
dalam suatu organ, misalnya perubahan kadar hemoglobin disuatu bagian otak
akibat aktivitas saraf tertentu. Dalam penggunaan fisiologis semacam ini, NIRS
dapat dikombinasi dengan tekhnik lain, seperti T-scan.
Penginderaan jauh
Pencitraan (imaging) NIRS yang diletakkan pada pesawat terbang/balon
udara atau satelit digunakan untuk menganalisis kandungan kimia tanah atau
hamparan vegetasi penutup permukaan tanah. Ini adalah aplikasi di bidang tata
ruang, kehutanan, serta geografi.
Ilmu Pangan dan Kimia Pertanian
Spektroskopi menggunakan NIRS dalam bidang ini disukai karena tidak
memerlukan persiapan sampel yang rumit. Selain itu, seringkali sampel bisa
digunakan lagi untuk keperluan lain: misalnya, benih bisa langsung ditanam
setelah diukur kandungan asam lemaknya. Instrumentasi NIRS yang berkembang
pesat dengan penggunaan komputer membuat alat ini populer. Walaupun
demikian, kalibrasi NIRS sangat kritis dalam bidang ini mengingat bahan sampel
mengandung campuran berbagai macam zat. Proses adjusment dalam analisis
untuk menghasilkan informasi dapat memberikan nilai-nilai yang kuarng akurat.
2.1.8 Aplikasi Spektrofotometri-IR
Interpretasi spektra IR Salah satu aplikasi yang paling umum dari
spektroskopi inframerah adalah untuk identifikasi struktur molekul organik.
Spektra yang akan diinterpretasikan harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Resapan satu sama lainnya harus terpisah dan mempunyai intensitas yang
memadai
b. Spektra harus berasal dari zat murni
c. Spektrofotometer harus dikalibrasi Untuk kalibrasi instrumen sektrofotometer
IR dapat dilakukan dengan spektrum polistiren yang menunjukkan puncak-
17
puncak yang tajam pada berbagai frekuensi. Intensitas pita serapan biasanya
pada pita-pita IR digolongkan dalam intensitas yang kuat, sedang, lemah dan
berubah-ubah.
d. Tehnik preparasi sampel harus sesuai,
e. Letak pita serapan, bentuk, dan tingkat intensitas sering membantu karena
spesifik untuk gugus tertentu.
Analisis kualitatif
Analisis kuantitatif
18
bilangan gelombang 424,3 cm-1, 466,7 cm-1, 520,7 cm- 1,883,3 cm-1 dan
pada bilangan gelombang 1639,4 cm-1 yang merupakan pita serapan yang khas
dari vibrasi molekul dalam struktur natrium bentonit.
Gambar .Perbandingan Spektra FTIR dari Natrium Bentonit dengan Hasil Modifikasinya
21
deformasi, sedangkan selulosa II menujukkan satu puncak serapan ikatan CH2-
deformasi yaitu pada bilangan gelombang 1461 cm-1 dan satu puncak serapan
untuk ikatan CH2-torsi pada bilangan gelombang 1262 cm-1 (Peters, 2004).
Spektra FTIR yang dihasilkan untuk selulosa TKKS awal yang digunakan dalam
penelitian ini menunjukkan dua puncak serapan di sekitar 1400 cm-1 yaitu pada
bilangan gelombang 1429,2 cm-1dan 1460 cm-1 yang merupakan puncak serapan
CH2-deformasi. Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa selulosa yang
terdapat dalam TKKS awal termasuk ke dalam jenis selulosa I. Sedangkan pada
TKKS setelah pelarutan teridentifikasi adanya puncak serapan selulosa pada
bilangan gelombang 1460,0 cm-1yang merupakan puncak serapan CH2-
deformasi dan satu puncak lainnya pada bilangan gelombang 1272 cm-1 yang
diperkirakan merupakan serapan untuk ikatan CH2-torsi. Dari data-data tersebut
dapat disimpulkan bahwa selulosa yang ada pada TKKS setelah pelarutan
termasuk ke dalam jenis selulosa II dan terjadi penurunan intensitas lignin.
22
2.2 SPECTRUM SPEKTROFOTOMETRI-IR
2.2.1 Spektrum infra-merah untuk asam etanoat
Ikatan O-H yang terdapat pada alkohol menyerap sinar dengan bilangan gelombang
yang lebih besar daripada ikatan O-H yang terdapat dalam asam, yaitu sekitar 3230-3550
cm-1. Dan lagi penyerapan ini akan terjadi pada bilangan gelombang yang lebih besar lagi
jika alkohol ini tidak terikat dengan ikatan hidrogen, seperti alkohol dalam bentuk gas.
23
Semua spektrum infra-merah pada halaman ini dilakukan dalam bentuk cairan sehingga
kemungkinan itu tidak akan muncul.
Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit dibawah 3000cm-
1
,dan juga pada lembah-lembah sekitar 1000-1100cm-11, dimana salah satunya disebabkan
oleh ikatan C-O.
2.2.3 Spektrum infra-merah golongan ester Etil etanolat
Pada grafik ini penyerapan oleh O-H hilang sama sekali. Jangan bingung dengan
lembah yang disebabkan oleh C-H yang sebagian kecil berada pada sekitar 3000cm -1.
Keberadaan ikatan rangkap C=O dapat dilihat sekitar 1740cm-1.
Ikatan tunggal C-O menyebabkan penyerapan pada sekitar 1240cm-1. Pertanyaan
apakah anda bisa menentukan lembah tersebut adalah tergantung pada tabel data atau
detail yang diberikan pada anda waktu ujian, karena ikatan tunggal C-O itu tersebar pada
daerah 1000-1300cm-1, tergantung pada jenis senyawa apa yang mempunyai ikatan ini.
Beberapa tabel data ada yang memutuskan bahwa penyerapan dari 1230-1250 adalah
karena ikatan C-O pada sebuah etanoat.
24
2.2.4 Spektrum infra-merah golongan keton Propanon
Adanya penyerapan tegas yang disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar
1700cm-1.Hal yang juga membingungkan, terdapat juga penyerapan yang kelihatannya
merupakan penyerapan karena ikatan tunggal C-O, yang tentunya tidak ada pada
propanon. Hal ini menyebabkan harus mencoba mengidentifikasi penyerapan-penyerapan
yang ada pada daerah sidik jari.Golongan aldehid akan mempunyai spektrum infra-merah
yang sama dengan golongan keton.
25
Grafik ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H dimana
yang satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan ‘alkohol’ yang terikat pada
rantai golongan -COOH.
Ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-3300,
sedangkan yang terikat pada rantai pada daerah sekitar 3230-3550cm-1. Bila digabungkan,
akan menjadi lembah dengan jangkauan yang sangat besar meliputi daerah 2500-3550cm -1.
Binggung pada daerah lembah tersebut akan sama seperti penyerapan yang disebabkan
oleh ikatan C-H.
2.2.6 Spektrum infra-merah amine primer 1-aminobutan
Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-H.
Penyerapan group ini timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-1.Dua lembah tersebut (ciri
khas amine primer) bisa dilihat secara jelas pada spektrum sebelah kiri dari penyerapan
oleh C-H.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spektrum infra merah berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam senyawa
organik.Daerah di bawah frekuensi 650 cm-1 dinamakan infra merah jauh. Sedangkan daerah
di atas frekuensi 4000 cm-1 dinamakan infra merah dekat.Monokromator terdiri dari celah
masuk dan celah keluar yang berupa kisi difraksi atau prisma. Detektor panas digunakan
untuk mendeteksi sinar infra merah. Spektrum infra merah mengandung banyak serapan yang
berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul memberikan pita-
pita serapan yang berkarakteristik dalam spektrumnya. Corak pita ini disebut sebagai daerah
sidik jari.
3.2 Saran
Instrumen dengan Spektrofotometer Infamerah merupakan instrumen yang paling
banyak digunakan dalam metode analisis kuantitatif karena metodenya yang cukup
sederhana Untuk pengembangan lebih lanjut pada makalah ini, terdapat beberapa saran yang
sesuai dengan informasi mengenai Spektrofotometer Infarmerah, yaitu seperti pembuatan
standar untuk kalibrasi dan penentuan panjang frekuensi haruslah tepat, kalibrasi alat harus
diupayakan rutin agar mengurangi kesalahan yang terjadi ketika analisa.
27
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Budi dan Citra Dewi A,. 2005. Karakterisasi Spektrofotometri I R Dan Scanning
Electron Microscopy (S E M) Sensor Gas Dari Bahan Polimer Poly
Ethelyn Glycol (P E G). ISSN 1979-6870
28
29