+ +
+";!...•
+
.. - •'it.•
+
Penerjemah : Kaserun
Editor : Erik Erfinanto, Nasruli
Proofreader : Erik Erfinanto, Ratih Ramadyawati
Desain Cover : Kholishotul Hidayah
Layouter : Sri Eka Lestari
u
KHAZA NAH PU STA KA ISLAM
JI. Moch. Kahfi II Gg. Damai No. 119 (Area Setu Babakan)
Jagakarsa, Jakarta Selatan - 12640
Telp./Faks.: (021) 29127123 I Hp: 085100573324
www.turospustaka.com
' •
_.a ar s1
Daftar Isi-v
Pengantar Penerbit- ix
Pendahuluan- 1
Bagian Pertama-7
Hakikat Cahaya -33
Hakikat Segala Hakikat-41
Penutup-48
Bagian Kedua-65
Kutub Pertama: Metode dan Rahasia
Tamsil-69
..._ . _ _ . V . _.•~,__...
CAHAYA DI ATAS CAHAYA
Penutup - 88
Kutub Kedua: Tingkatan Ruh Manusia
beserta Derajat Cahayanya-97
Penutup-112
Bagian Ketiga-117
.:.,OJ ,4,l...,_..a>- ~WI .J"J ,4,J~ ~)1 ifJ ,l+olJ) 4.4 a.JI .:.,OJ ,4,oti :i.,..:JI
J-a,i) I ifJ , ~~i i L...;)' I if J , <li 0 I "> )' I i fJ , o...L....-,, i ..,.....JI i f J , .~; i ._A.,J I
'
, L:J~T o)L,. J4 r >l ~ I ,~ :.fa 'J J l:J 05 ~ I , "--!)i '-46UI .yJ , ~Li
\j.) - .p .. ~ ) .)1 ~IJ 'l:.lwTJ liJ.1&- ;; : ;W4 Ll J_j1J 'L:JW o)4)4 ~ )
, -
l5_,.i..;.JI J,,->1., '~~ C)L..,:,P. ~ if)'~Y) .fa !.\J~ J ~ '-:-·.--"'J'UL.J
, ;..LQ.: .• 'JI cf ._fa- l:~ r+°' • •
,1.i)I 4 :c.lJ L:J S_,;
•
~ J , 1..;)4= ~I ~ ) J J, \..;)\j
~ I,:; J..>IJ , _,ljJ•'::I I ~ Le. .._,; ·,;>-J , ;,.~1 i Y. ;..1x.ll ..::..,4 y if t_;..ul J l;.i.c.i.,
l:,,;ly--->-!J L:.i~\J 84' '-:""I,;_,_, ~uJ J,:-s-lJ ,_,1_,..:.('::11 _,_;. Le. J.r"IJ I·,,; 51 3 ,;l_r.~'::11
' . '
.uiI½ .uiI½ .ui1 ½ _, 4"4 ~ ~
;,;
.J
.. ... .
L.:.... ½ t!.? ½ ; w- 4 j,! .,;c.4 ~ .r. _, l:J I .y \.:.;I_,.,.:. I J
~
Jl~~,o~
<ii ,'•3\\ <l _,
>--:f:'): ;,.-,J ~--:-;_
~~-
l!~_;ra.!h;.
.)l.,aJIJ , JL•'::I I c!'JJ , JI .r·.:'::11 '-.;. !.ISJ , .>~·'::11 ~\,;J, .;1 _,.;·'::11 v';, _;,. .di ..I.J.1
c:° t,; J , _, 4,AJI ..r-.i;J , _, Ll.;J I ..r.=-,.J , .J µ I ~· • ~ .J , JI...r.\l\ J..;:-,, J , _,I y •'::/ I _,y ...l.o.>...,o ._fa-
. _,L:,:,:-.'::11 tJ-r'l..b.ll ~t.-..:,iJ .JT .faJ , _,~I r:-°u-' , ;ts:.11
..!,L.....!..;J , lS~I o)UI ~.161 ot'ilt ...!.,I.;,: ; ~}JI f'::11 4i,i t?L ..w , ~ L.i
.Ji -!1;..r-r J,J-1 lS _.,..,, w- ..;;J , .!t~ ~;~I _,.r'. J>S _, , lJ.,.J I •J.;..iJ I J ! (.-' _,,JJ
~J)I _,~''::/IJ ;;_,.1.:11 ...::..,~'\11 .r'l_,1 "=1! J._.':.! 4 ;.;_,_;... ~;JI .!1_,.;·'::11 .;l_,...,i -.:1)! ~i
o,, ,.,, , , , ..
•~4 -!.LI)
,. ,,.
"-¾•.. ~ j
,,. .,.
~ d') ½IJ -::.,1~1 )Y .JJ1 jJ> : _.)W .J}
._;..-,, .J
....
. [T' 0
~
: ;.,.:JI}
,.
s--
-~t.,
., ,
~ I_,;J:z.i I;µ .&4 ~ lJ..J1 :t ! .i.Q~ ~ 0 ?I 4 1,:r ('.)l» : If-?'l 1J .__r:)J ·-11 J..;:-,,
,,, ,,. .,,. .,, .,,. ,,,
"Allab adalab cabaya langit dan bumi."
(QS. an-Nur [24]: 35)
... _._. •
XI ._.. ~,._...
egala puji bagi Allah yang meman-
carkan cahaya, membuka mata, me-
nyingkap rahasia, dan menyibak tabir.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Muhammad, cahaya mahacahaya, pemimpin
orang-orang baik, kekasih Sang Mahaperkasa;
pembawa kabar gembira dari Sang Maha
Pengampun, pembawa ancaman dari Sang
Maha Memaksa; penakluk orang-orang kafir,
···- • _ . 2 ~ - + $>--···
PENDAHULUAN
~\.,,. ~. ~ u
....
~
•
/
•
\
/ /
\ ~ 0t.,,. /
1/11 0 CV/ }0
°" 0/ 0} / / / /
~L. ~ WJ\
\ _ ...... }0
~\.,,.~
/
.. 0~
/
J '\J
//
•
\ ... \~lj
.,,.
~ /
/
\ ,..... 0 0 } 0i
.~l:j\fa~\ ~\
/ / / /
···- • _ . 6 ~ - + $>--···
••
•
Mata merupakan
so ah satu dari mata-
mata aka. Semuanya
merupakan khazanah
aka yang paling rendah
guna menyampaikan
berita tentang warna don
bentuk kepada akal.
••
•
BAGIAN PERTAMA
· ·- • _ . 10 ~ - +$>--···
BAGIAN PERTAMA
· ·- • _ . 12 ~ - + $>--···
mengumpulkan sinar mata. Sedangkan warna
putih akan menyebarkan cahaya mata hingga
cahayanya menjadi lemah. Bahkan, memusatkan
pandangan ke arah warna putih yang berkilau
atau ke arah cahaya matahari akan menyilaukan
dan menghilangkan cahaya mata, sebagaimana
orang lemah akan lebur di samping orang kuat.
Dengan demikian, engkau telah mengetahui, ruh
yang melihat itu disebut nur (cahaya), meskipun
ia tak lebih tepat dengan nama ini. Inilah makna
kedua, makna bagi kaum khawash.
Catatan:
Ketahuilah, cahaya mata itu memiliki
berbagai kelemahan karena bisa membuat orang
lain melihat, tetapi dirinya sendiri tak terlihat.
Pertama, mata tidak bisa melihat dirinya
sendiri, sedangkan akal dapat mengenali dirinya
sendiri berikut sifat-sifatnya ataupun mengenali
selain dirinya. Karena ia mengetahui dirinya
sebagai yang mengetahui dan yang berkuasa;
mengetahui ilmunya sendiri; mengetahui
···- • _ . 14 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
/ 0 }
...
"Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam
bentuk-Nya."
2 Akal atau al-'aql dalam konteks ini berarti intelek atau fakultas
penalaran. Mengamati penjelasan al-Ghazali bahwa akal di sini
adalah akal dalam pengertian para filsuf Islam, yaitu akal yang
telah mencapai tingkatan tertinggi atau akal perolehan (al-'aql al-
mustafad). Akal pada tingkatan ini bisa mengetahui kebahagiaannya
sendiri dan meraihnya. la juga sudah bisa melepaskan diri dari segala
bentuk keterikatan jasmani dan materi. Demikian ini merupakan
tingkatan akal yang paling sempurna dalam jiwa manusia-peny.
3 Tingkatan tertinggi dalam jajaran malaikat dan makhluk spiritual
serta para wali agung yang memiliki kedekatan dengan Allah-peny.
4 Alam samawi atau alam para malaikat (malakuti) - peny.
···- • _ . 16 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 18 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 20 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
/ / / 0 / / 0 // / / // ) 0 W / /i
:Jli ~4, ·o.?_J 'r ,':l :J'w ~- :. \ ~\j\
o ,,.,;,,,.,,,., o,; o ,,.,,,., i ,,., ,,.,
J oJ o J oJ Jo J
···- • _ . 22 ~ - +$>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 24 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
Catatan:
Ketahuilah, meski akal mampu melihat,
tetapi tidak semua yang dilihatnya berada dalam
satu tingkatan yang sama. Sebagian ada yang
seakan-akan hadir di hadapannya, seperti ilmu-
ilmu primer (dharuri). Misalnya, ilmu bahwa
satu benda yang sama tidak dahulu (qadim)
sekaligus tidak baru (hadits), atau tidak pula
maujud sekaligus tiada. Satu ucapan yang sama
tak mungkin jujur dan dusta dalam waktu yang
sama.
Demikian pula, jika suatu hukum dipastikan
mungkin bagi sesuatu maka bisa pula mungkin
bagi sesuatu yang sama. Dan, jika yang lebih
khusus itu maujud, maka yang lebih umum wajib
adanya (wajibul wujud) karena bila ada hitam
berarti ada warna; jika ada manusia berarti ada
binatang. Sedangkan kebalikannya tidak dapat
dipastikan bagi akal sebab adanya warna belum
tentu ada warna hitam; adanya binatang belum
tentu ada manusia; serta problem-problem
···- • _ . 26 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
Catatan Pelengkap:
Kini engkau telah memahami bahwa mata ada
dua macam; mata lahir clan mata batin; dari alam
rasa (hissi) dan alam realitas (syahadah). Mata
batin berasal dari alam lain, yaitu alam malakut.
Masing-masing mata memiliki dua mata, yaitu
matahari dan cahaya karena keduanya mampu
melihat dengan sempurna. Salah satu dari
dua mata itu adalah mata lahir, dan yang lain
merupakan mata batin. Mata lahir berasal dari
alam nyata, yaitu matahari yang dapat diindra.
Sedangkan mata batin berasal dari alam malakut,
yaitu al-Quran dan Kitab-kitab Allah yang
diwahyukan. Jika hal ini tersingkap bagimu
···- • _ . 28 ~..$,._...
BAGIAN PERTAMA
0 CV/
...
///
/
..
o) o
•
• O_)_JJ :.,0
// /
···- • _ . 30 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
. .- . _ . 32 ~..$,._...
BAGIAN PERTAMA
Hakikat Cahaya
Telah kami sampaikan bahwa setiap sesuatu
yang bisa melihat dirinya sendiri clan selain
dirinya itu akan lebih tepat disebut nur (cahaya).
Seandainya pada dirinya ia dapat melihat dirinya
clan selain dirinya, berarti ia bisa melihat dirinya
clan selain dirinya. Oleh sebab itu, ia lebih layak
disebut dengan nur dibandingkan sesuatu yang
sama sekali tak berpengaruh pada selain dirinya.
Bahkan, ia lebih tepat dikatakan sebagai pelita
yang menerangi karena cahayanya memancar
pada selain dirinya. Keistimewaan ini hanya
terdapat pada ruh kenabian yang suci sebab
melalui nabilah berbagai cahaya pengetahuan
memancar kepada makhluk. Dengan demikian
dapat dipahami mengapa Allah swt. menyebut
Muhammad dengan "Peli ta yang Menerangi"
(sirajan munira). Semua nabi adalah pelita,
demikian pula para ulama, meski ada perbedaan
yang tak terkira di antara mereka .
Catatan Pertama:
Apabila hal-hal yang tepat bagi sesuatu dan
dapat dimanfaatkan guna melahirkan cahaya
penglihatan disebut "Pelita yang Menerangi",
berarti segala hal yang menjadi sumber cahaya
bagi pelita tersebut layak dinamakan dengan
api (nar). Pada dasarnya, pelita-pelita bumi
ini tiada lain bersumber dari cahaya tinggi
dan ruh kenabian yang suci, yang minyaknya
hampir menerangi, meski tak tersentuh api. Ia
hanya menjadi cahaya di atas cahaya manakala
tersentuh api.
Maka lebih tepat bila ruh-ruh bumi ini
bersumber dari ruh-ruh Ilahiah nan tinggi,
sebagaimana digambarkan oleh ~li dan Ibnu
'Abbas ketika mengatakan, "Sesungguhnya Allah
itu memiliki malaikat yang memiliki 70.000
wajah. Pada setiap wajah terdapat 70.000 mulut.
Pada setiap mulut terdapat 70.000 lidah yang
semuanya digunakan untuk bertasbih kepada
Allah. Dialah yang dihadapkan kepada seluruh
malaikat, lalu difirmankan, "Pada hari ketika ruh
···- • _ . 34 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
Catatan Kedua:
Apabila cahaya-cahaya langit yang menjadi
sumber cahaya bumi itu diurutkan, hingga
sebagian bersumber dari sebagian lain maka
yang paling dekat dengan sumber pertama yang
paling berhak disebut nur (cahaya). Karena ia
menduduki peringkat paling tinggi. Contoh
urutan tersebut di alam realitas tidak bisa
diketahui manusia, melainkan dengan melihat
cahaya bulan yang masuk ke dalam celah rumah
dan mengenai cermin yang berada di dinding.
Lalu cahayanya terpantul ke dinding lain yang
berhadapan dengannya. Dari sana terpantul lagi
ke tanah hingga tanah itu menjadi terang. Maka,
kautahu bahwa cahaya yang ada di atas tanah
···- • _ . 36 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
Catatan Ketiga:
Jika engkau mengetahui bahwa cahaya-
cahaya itu memiliki urutan, ketahuilah, ia tidak
berantai dan berujung. Akan tetapi, cahaya-
cahaya itu berujung pada sumber pertama, yaitu
cahaya pada dirinya sendiri dan oleh dirinya
Catatan Keempat:
Lebih jauh kukatakan, dan aku tak peduli,
sesungguhnya nama nur yang pertama benar-
benar majasi. Karena segala sesuatu selain dirinya
jika dilihat dari segi zatnya sendiri, maka ia tidak
memiliki cahaya. Tetapi cahayanya dipinjam dari
selain dirinya, lalu cahaya pinjaman itu tidak
· ·- • _ . 38 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
Catatan Kelima:
Apabila kautahu bahwa cahaya itu merujuk
kepacla kejelasan, penjelasan, clan tingkatan-
tingkatannya, ketahuilah, tak acla kegelapan
yang lebih gelap claripacla gelapnya ketiaclaan
karena ketiaclaan itu gelap. Ketiaclaan clisebut
gelap karena ticlak tampak oleh mata. Sebab
baginya ia ticlak acla, meski acla pacla clirinya
sencliri. Jacli, bagaimana mungkin sesuatu yang
tak acla bagi clirinya maupun bagi selain clirinya
itu layak menjacli sesuatu yang paling gelap clan
berlawanan clengan wujucl atau cahaya. Selama
sesuatu itu ticlak tampak pacla clirinya sencliri
maka tak mungkin tampak bagi yang lain.
Selain itu, wujucl pacla clirinya sencliri terbagi
menjacli clua; wujucl yang memiliki wujucl clari
···- • _ . 40 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 42 ~ - +$>--···
BAGIAN PERTAMA
· ·- • _ . 44 ~..$,._...
BAGIAN PERTAMA
Catatan Singkat
Setelah naik ke langit hakikat, para ahli
makrifat sepakat bahwa mereka tidak melihat
wujud, kecuali al-Wahid al-Haqq. Namun, di
antara mereka ada yang mengalami kondisi ini
dari segi pengetahuan (irfani), dan ada pula yang
mengalami rasa (dzauq) secara total. Mereka
tidak mengenal keberbilangan dan tenggelam
dalam keesaan murni. Akal mereka jatuh
dalam keesaan itu dan menjadi layaknya orang
kebingungan, hingga tidak memiliki kekuatan
untuk mengingat Allah maupun mengingat
dirinya sendiri. Maka, bagi mereka sudah tak
ada lagi selain Allah, sampai-sampai mereka
mengalami kemabukan yang membuatnya
kehilangan kendali nalar.
Sebagian mereka mengucapkan, "Akulah al-
Haq ." Ada pula yang mengatakan, "Mahasuci aku,
betapa agung diriku." Ada pula yang mengatakan,
"Di surga tak ada yang lain selain Allah." Ucapan
para pecinta dalam kondisi mabuk itu dirahasiakan
dan tak dapat diceritakan. Ketika kemabukan
···- • _ . 46 ~..$,._...
BAGIAN PERTAMA
Penutup
M ungkin kauingin mengetahui sisi yang
menghubungkan nur (cahaya) ke langit dan bumi,
atau dari segi keberadaannya sendiri sebagai
cahaya langit dan bumi. Hal tersebut tidak
seharusnya lepas dari pengetahuanmu setelah
kautahu bahwa ia adalah cahaya dan tak ada
cahaya selain Dia. Dialah satu-satunya cahaya,
sekaligus cahaya universal (al-kulliy). Karena
cahaya menyebabkan terungkapnya benda-ben-
da, atau yang lebih tinggi lagi, karenanya dan
untuknya segala sesuatu dapat terungkap. Lebih
tinggi lagi, karenanya, untuknya, dan darinya,
semua hal dapat tersingkap.
Inilah cahaya hakiki: karenanya, untuknya, dan
darinya segala sesuatu bisa tampak. Di atasnya tak
ada lagi cahaya yang menjadi sumber dan alirannya.
Tetapi cahaya itu untuknya, pada dirinya, dan untuk
···- • _ . 48 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 50 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 52 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
) / 0/ ) 0
/ /
· ·- • _ . 54 ~..$,._...
BAGIAN PERTAMA
} CV W }/ / / } } CV
} 0 /
}/ / / / }/O/
l
.. ....,c. <f
} 0 /
/ /
} / / /
.~u_, /
···- • _ . 56 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
Catatan Tambahan
M ungkin saja engkau tak akan naik sampai ke
tempat ini karena cita-citamu (himmah) terhenti
sebelum sampai puncak. Maka dari itu, ambillah
ucapan yang lebih mudah kaupahami dan lebih
mendekati kelemahanmu. Ketahuilah, arti
keberadaan-Nya sebagai cahaya langit dan bumi
bisa kauketahui dengan dihubungkan melalui
cahaya lahir dan tampak oleh mata (azh-zhahiri al-
bashari).
Jika engkau melihat warna-warni semua
musim beserta kehijauannya saat terangnya
siang, kau tak akan ragu bahwa kau melihat
bermacam-macam warna. Kemungkinan, selain
melihat warna-warni tersebut, kau tak me-
lihat yang lain, hingga seakan-akan engkau
mengatakan, "Selain melihat sayuran yang hijau,
aku tak melihat yang lain."
Sebagian besar kelompok meyakini peristiwa
semacam ini, hingga mengira bahwa cahaya itu
tak ada gunanya, dan tidak ada sesuatu selain
warna-warna. Mereka pun mengingkari adanya
···- • _ . 58 ~ - + $>--···
Seluruh cahaya
adalah pinjaman dari-Nya,
don yang hakiki hanya ah
cahaya-Nya. Semua berasal
dari cahaya-Nya. Bahkan,
tak ado sosok se ain Dia
kecuali sosok maiazi.
···- • _ . 60 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
· ·- • _ . 62 ~ - + $>--···
BAGIAN PERTAMA
···- • _ . 64 ~ - + $>--···
••
•
Jika cahaya
kenabian ini te ah
mencapai tingkat
kesempurnaan , ia tidak
hanya mengetahui
bentuk yang kasat mata
saja, melainkan mampu
me intasi bentuk yang
ta k tampak hingga
menembus ke do am
berbagai rahasia .
••
•
BAGIAN KEDUA
/0 / 0 / o} } ,..,..
.LJ 0 / ~
···- • _ . 68 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
1 Perumpamaan/permisalan. Ed.
· ·- • _ . 70 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
· ·- • _ . 72 ~..$,._...
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 74 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
0 / } 0 W/
/
'->~ .
~_J
/0 0 }0 .,,, .,,,i /.,,, ~0 .,,, / 0 '- 0 .,,,
•
/ /
~:. \ ~ e, \ L,_J
/
~
/
~-> ':1 \_J
''Aku menghadapkan wajahku kepada Rabb yang
menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung
kepada agama yang benar. Dan aku tidak
termasuk orang-orang musyrik." (QS. al-An'am
[6]:79)
· ·- • _ . 76 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
} / iZ g/ i
...l~,~\' }~,'
~, }~,
'
~ Ji
,;} 0}
~}} },; 0 } /
' 0 / / 0 / 0} 0 / / 0 / 0/
'
•
~ •
.. J_, jJ$ J_, ~.. J /
g/ i
~,
"Katakanlah, 'Dialah Allah, yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia."' (QS. al-Ikhlash [112]: 1-4)
· ·- • _ . 78 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 80 ~ - +$>--···
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 82 ~..$,._...
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 84 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 86 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
Penutup
Janganlah engkau menganggap permisalan
dan metode pengambilan contoh ini mengandung
keringanan dariku dengan tujuan menghilangkan
makna lahir, sekaligus meyakini gugurnya makna
tersebut. Sehingga aku akan mengatakan bahwa
Musa tak memiliki dua terompah dan tidak
mendengar sapaan Allah yang berfirman, "Maka
tanggalkanlah kedua terompahmu." (QS. Thaha
[20]: 12) Sungguh, tidak demikian.
Karena menggugurkan makna lahir
merupakan cara pandang kelompok Batiniah.
Mereka melihat salah satu dari dua alam ini
dengan mata telanjang, dan benar-benar tidak
mengetahui keseimbangan kedua alam tersebut
hingga tak mengerti sisinya. Hal ini layaknya
pandangan madzhab Hasywiyah yang suka
···- • _ . 88 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
g.,., 0 / /
•
''Al-Quran itu memiliki lahir dan batin, ]Uga
batas dan tempat berpijak (mathla')."
···- • _ . 90 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 92 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
Catatan:
Rasulullah saw. bersabda,
,.,. ,.,.
/ W"' 0 / 0 ) oi...,...
a,
/ / / 0/ 0 1,11 /0/
•
• ~~ J f •
J. ~)\ ~
•
(._ .. *; \j
~ / /
~o...,...
.\ •
· ·- • _ . 94 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 96 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
···- • _ . 98 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
· ·- • _ . 100 ~..$,._...
BAGIAN KEDUA
· ·- • _ . 104 ~ - + $>--···
BAGIAN KEDUA
Penutup
Kesemuanya ini merupakan permisalan-
permisalan yang sesuai untuk hati orang-orang
beriman, serta para nabi dan wali, bukan orang-
orang kafir. Karena cahaya itu ditujukan untuk
memberi hidayah maka yang terbelokkan dari
jalan hidayah berarti batil dan gelap, bahkan
lebih gelap. Sebab gelap itu tidak menuntun pada
kebatilan maupun kebenaran. Sementara akal
dan kesadaran orang-orang kafir itu melemah
karena mereka bekerja sama dalam kesesatan.
Perumpamaan mereka laksana seorang laki-laki
di lautan yang dalam dan dikepung oleh ombak.
Di atas ombak ada ombak lagi, lalu di atasnya
terdapat awan; gelap di atas gelap.
Lautan yang dalam itu ibarat dunia beserta
segala yang dikandungnya, seperti berbagai
·j
•
. ~
M
••
•
••
•
Orang-orang
yang terhijab karena
kege apan. Mereka
adalah orang-orang
ateis yang tidak beriman
kepada A ah maupun
hari akhir. Mereka ebih
mencintai kehidupan dunia
daripada kehidupan
akhirat karena soma sekali
tidak percaya akhirat.
••
•
BAGIAN KETIGA
. o~
· ·- • _ . 122 ~ - + $>--···
BAGIAN KETIGA
· ·- • _ . 132 ~..$,._...
BAGIAN KETIGA