Anda di halaman 1dari 11

“PATOLOGI PADA PENYAKIT INFEKSI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. DEBORA DAMANIK 2013363003
2. EUGINA GOKASI BR NAIBOHU 2013363005
3. EVITA SARI RUDIANTI 2013363006
4. FITRI YANI 2013363008
5. GRACIA ANGELICA L SIMATUPANG 2013363009
6. MONIKA RIA ANAKAMPUN 2013363016
7. WINDI ANGGRAINI 2013363028
8. CALVIN NATANA ELI HAREFA 2013363031
9. ATIKA NOFIA SIHOMBING 2013363032
10.IMA P TAMBA 1913363014

PERTEMUAN : IV
DOSEN PENGAJAR : dr Martinus , M.Med.Ed
TINGKAT : II
MATA KULIAH : PATOLOGI

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
Budi, Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun, datang ke Poliklinik RS IPI, dengan keluhan
sakit menelan sejak 1 hari. Sebelumnya Budi menderita demam dan pilek sejak 3 hari yang
lalu. Pasien juga mengeluh badan terasa meriang. Batuk(+) sesekali, tetapi tidak ada dahak.
Tidak ada gangguan BAB dan BAK.
Dari hasil pemeriksaan fisik :
a. Tanda Vital : Dalam batas normal, kecuali Temperatur 38,5OC
b. Status Lokalisata :
 Kepala Leher :
a. Hidung : Tampak sekret (+) pada ke2 hidung, Konka hiperemis
b. Mulut : Tampat tonsil dan faring hiperemis dan edema disertai eksudat (+).
 Dada : Suara Nafas : Vesikuler (Normal)
 Abdomen : Peristalik (+) Normal
 Ekstremitas Atas dan Bawah : Dalam batas Normal

1) Berdasarkan kasus Budi diatas, apakah jenis mikroorganisme yang paling mungkin
menyebabkan kasus ini :
A. Bakteri
B. Virus
C. Jamur
D. Parasit
E. Cacing

Jawab:
B.virus karena Dari gambar menunjukan tanda radang akut tanpa ada nanah sepertinya
infeksi virus
2) Berdasarkan kasus Budi diatas, buat Patologi secara diagramatik, proses jadinya dan
karakteristik infeksi yang disebabkan mikroorganisme penyebabnya ! Beri penjelasan
yang lengkap !
Jawab: Laringitis adalah suatu radang laring yang disebabkan terutama oleh virus
dan dapat pula disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan onset dan

perjalanannya, laringitis dibedakan menjadi laringitis akut dan kronisLaringitis akut


merupakan radang laring yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya
disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1, 2, 3),
rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella
catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pneumoniae(4).

Laringitis akut lebih banyak dijumpai pada anak-anak (usia kurang dari 3,5
tahun), namun tidak jarang dijumpai pada anak yang lebih besar, bahkan pada orang
dewasa atau orang tua(3,4).

Diagnosis laringitis akut dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik


dan pemerinksaan penunjang. Pada anamnesis biasanya didapatkan gejala demam,
malaise, batuk, nyeri telan, ngorok saat tidur, yang dapat berlangsung selama 3 minggu,
dan dapat keadaan berat didapatkan sesak nafas, dan anak dapat biru-biru. Pada
pemeriksaan fisik, anak tampak sakit berat, demam, terdapat stridor inspirasi, sianosis,
sesak nafas yang ditandai dengan nafas cuping hidung dan/atau retraksi dinding dada,
frekuensi nafas dapat meningkat, dan adanya takikardi yang tidak sesuai dengan
peningkatan sushu badan merupakan tanda hipoksia(3, 8, 9).

Pemeriksaan dengan laringoskop direk atau indirek dapat membantu menegakkan


diagnosis. Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak edema
terutama
dibagian atas dan bawah glotis(3,4). Pemeriksaan darah rutin tidak memberikan hasil yang
khas, namun biasanya ditemui leukositosis(4). pemeriksaan usapan sekret tenggorok dan
kultur dapat dilakukan untuk mengetahui kuman penyebab, namun pada anak seringkali
tidak ditemukan kuman patogen penyebab(3, 4, 10).

Proses peradangan pada laring seringkali juga melibatkan seluruh saluran nafas
baik hidung, sinus, faring, trakea dan bronkus, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
foto.

Laringitis akut pada anak sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang
kemudian mengakibatkan terjadinya distres respirasi akut, yang apabila tidak ditangani
dengan cepat dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain : (11)

a. Agen penyebab laringitis akut, terutama virus menyebabkan inflamasi,


peningkatan produksi mukous, dan berkurang atau hilangnya aktivitas silia di saluran
nafas.

b. Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil dibanding orang dewasa, sehingga
inflamasi dan produksi mukous yang meningkat dapat dengan cepat menyebabkan
obstruksi saluran nafas yang hebat

c. Subglotis terdiri dari kartilago cricoid yang kaku, sehingga inflamasi dan edema di
daerah ini akan semakin memperkecil diameter saluran nafas

d. Kolaps dinamik (yaitu menyempitnya saluran nafas bagian atas pada saat fase
inspirasi) cenderung terjadi pada anak kecil oleh karena struktur kartilago trakea
yang belum sempurna.

e. Bayi dan anak amat rentan terhadap kelelahan otot nafas dan gagal nafas akibat
peningkatan kerja nafas.
Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis

Laringitis adalah inflamasi laring yang dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun noninfeksi.

ETIOLOGI

Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan etiologi laringitis
yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus,
coxsackievirus, coronavirus, dan respiratory synsitial virus (RSV).

Sedangkan, beberapa bakteri yang menyebabkan laringitis yaitu :

 Streptokokus grup A
 C. Diphtheriae
 Moraxella Catarrhalis
 Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan
kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang
spesifik

Jamur juga dapat menyebabkan laringitis, yaitu :

 Histoplasma
 Blastomyces; biasanya menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari
inflamasi sistemik
 Candida; biasanya menyebabkan laringitis dan esofagitis pada pasien imunosupresi
 Coccidioides
 Cryptococcus

Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap
polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia
juga dapat menyebabkan laringitis. Selain itu, laringitis berkaitan dengan rinitis alergi. Onset dari
laringitis berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan
menurunnya sistem imun.

PATOFISIOLOGI

Laringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronik.Laringitis
akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih, inhalasi polutan
lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala
ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering. Sedangkan,
laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya tenggorokan
terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk
memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau
minuman dingin. Pada pasien yang memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan.

Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan
oleh penyakit traktus urinarisu atas kronik, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat
konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan
yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring.
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya disertai
inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali
disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A dan B, RSV, dan
virus campak. Selain itu, M. Pneumoniae juga dapat menyebabkan croup.

Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakea, dan
bronkus, sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan gejala, yaitu berupa
afonia, suara stridor, dan batuk. Produksi mukus dapat terjadi dan menyebabkan obstruksi jalan
napas semakin parah. Tidak terdapat gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul saat malam
hari dan dapat membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 – 5
hari.

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari laringitis yaitu

 Afonia, yaitu suara serak atau hilang suara


 Nyeri tenggorokan
 Batuk karena teriritasi
 Stridor, biasanya ditemukan pada anak-anak
 iritasi pada tenggorokan yang menggelitik sehingga memicu keinginan untuk batuk,
demam, dan nyeri tenggorokan
 rhinorrhea
 kongesti nasal

Pada pemeriksaan dengan laringoskopi, ditemukan tanda laringitis yaitu eritem laring difus,
edema, dan pembengkakan vaskular pada pita suara. Pada laringitis kronik, dapat ditemukan
nodul dan ulkus pada mukosa.

DIAGNOSA
Diagnosis laringitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Hasil anamnesis yang berkaitan dengan laringitis ini yaitu adanya batuk yang timbul
sering di malam hari dan terdengar kasar. Pemeriksaan fisik ini mencakup pemeriksaan telinga,
hidung, tenggorokan, dan leher. Pemeriksaan tenggorokan ini dapat menggunakan scope yang
kecil. Scope ini dimasukkan melalui hidung hingga terlihat laringnya. Pemeriksaan ini dapat
memperoleh informasi mengenai keadaan saraf laringeal yang mengatur pergerakan pita suara.
Selain itu, suhu tubuh dapat normal atau naik sedikit. Auskultasi perlu dilakukan untuk menilai
suara napas di kedua paru.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :


 Laringoskop, yang menunjukkan adanya pita suara yang membengkak dan kemerahan
 Kultur eksudat pada kasus laringitis yang lebih berat
 Biopsi, yang biasanya dilakukan pada pasien laringitis kronik dengan riwayat merokok
atau ketergantungan alkohol
 pemeriksaan laboratorium CBC (complete blood cell count)
 pemeriksaan foto toraks pada tanda dan gejala yang berat

PENATALAKSANAAN

Laringitis akut biasanya diatasi dengan :

 istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi
pengistirahatan pita suara
 pemberian antibiotik; antibiotik tidak disarankan kecuali bila penyebab berupa
streptokokus grup A dapat ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang
dapat digunakan yaitu penicillin
 menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk
 menghindari udara kering
 konsumsi cairan yang banyak
 konsumsi asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri
 berhenti merokok dan konsumsi alkohol
 trakeostomi, jika terjadi edema laring
 konsumsi antasida atau bloker histamin-2 pada laringitis dengan penyebab GERD9

Sedangkan, penatalaksanaan laringitis kronik bergantung pada mikroorganisme penyebabnya,


yang biasanya ditemukan melalui biopsi dan kultur.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan suara
jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 – 3 minggu. Perubahan suara ini dapat
diakibatkan oleh refluks asam lambung atau pajanan terhadap bahan iritan. Hal tersebut berisiko
untuk menimbulkan keganasan pada pita suara. Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa
lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia.

Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi
berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory distress, hipoksia, atau superinfeksi
bakteri. Kortikostreoid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin
aerosol menimbulkan efek konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.

Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan
yaitu :

- Menghindari pasien laringitis


- Mencuci tangan secara teratur
- Menghindari keramaian8
- Pemberian vaksin H. Influenzae pada anak-anak
- Tidak menggunakan suara secara berlebihan
REFRENSI
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-
tenggorokan/laringitis/patofisiologi#:~:text=Patofisiologi%20laringitis%20adalah%20inflamasi
%20pada,vokalis%20dan%20menghasilkan%20gejala%20laringitis .
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdoc
%2F295008336%2FPatofis-laringitis-
akut&psig=AOvVaw0HY_82K9qWcVijNmJoC78a&ust=1631811121673000&source=images&cd=vfe
&ved=2ahUKEwi_paCjuIHzAhXlMbcAHW79CEsQr4kDegUIARCdAQ
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdoc
%2F116638153%2FDiagnosa-Dan-Penatalaksanaan-
Laringitis&psig=AOvVaw0HY_82K9qWcVijNmJoC78a&ust=1631811121673000&source=images&c
d=vfe&ved=2ahUKEwi_paCjuIHzAhXlMbcAHW79CEsQr4kDegUIARCrAQ

Anda mungkin juga menyukai