DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. DEBORA DAMANIK 2013363003
2. EUGINA GOKASI BR NAIBOHU 2013363005
3. EVITA SARI RUDIANTI 2013363006
4. FITRI YANI 2013363008
5. GRACIA ANGELICA L SIMATUPANG 2013363009
6. MONIKA RIA ANAKAMPUN 2013363016
7. WINDI ANGGRAINI 2013363028
8. CALVIN NATANA ELI HAREFA 2013363031
9. ATIKA NOFIA SIHOMBING 2013363032
10.IMA P TAMBA 1913363014
PERTEMUAN : IV
DOSEN PENGAJAR : dr Martinus , M.Med.Ed
TINGKAT : II
MATA KULIAH : PATOLOGI
1) Berdasarkan kasus Budi diatas, apakah jenis mikroorganisme yang paling mungkin
menyebabkan kasus ini :
A. Bakteri
B. Virus
C. Jamur
D. Parasit
E. Cacing
Jawab:
B.virus karena Dari gambar menunjukan tanda radang akut tanpa ada nanah sepertinya
infeksi virus
2) Berdasarkan kasus Budi diatas, buat Patologi secara diagramatik, proses jadinya dan
karakteristik infeksi yang disebabkan mikroorganisme penyebabnya ! Beri penjelasan
yang lengkap !
Jawab: Laringitis adalah suatu radang laring yang disebabkan terutama oleh virus
dan dapat pula disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan onset dan
Laringitis akut lebih banyak dijumpai pada anak-anak (usia kurang dari 3,5
tahun), namun tidak jarang dijumpai pada anak yang lebih besar, bahkan pada orang
dewasa atau orang tua(3,4).
Proses peradangan pada laring seringkali juga melibatkan seluruh saluran nafas
baik hidung, sinus, faring, trakea dan bronkus, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
foto.
Laringitis akut pada anak sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang
kemudian mengakibatkan terjadinya distres respirasi akut, yang apabila tidak ditangani
dengan cepat dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain : (11)
b. Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil dibanding orang dewasa, sehingga
inflamasi dan produksi mukous yang meningkat dapat dengan cepat menyebabkan
obstruksi saluran nafas yang hebat
c. Subglotis terdiri dari kartilago cricoid yang kaku, sehingga inflamasi dan edema di
daerah ini akan semakin memperkecil diameter saluran nafas
d. Kolaps dinamik (yaitu menyempitnya saluran nafas bagian atas pada saat fase
inspirasi) cenderung terjadi pada anak kecil oleh karena struktur kartilago trakea
yang belum sempurna.
e. Bayi dan anak amat rentan terhadap kelelahan otot nafas dan gagal nafas akibat
peningkatan kerja nafas.
Diagnosa dan Penatalaksanaan Laringitis
Laringitis adalah inflamasi laring yang dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun noninfeksi.
ETIOLOGI
Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan etiologi laringitis
yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus,
coxsackievirus, coronavirus, dan respiratory synsitial virus (RSV).
Streptokokus grup A
C. Diphtheriae
Moraxella Catarrhalis
Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan
kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang
spesifik
Histoplasma
Blastomyces; biasanya menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari
inflamasi sistemik
Candida; biasanya menyebabkan laringitis dan esofagitis pada pasien imunosupresi
Coccidioides
Cryptococcus
Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap
polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia
juga dapat menyebabkan laringitis. Selain itu, laringitis berkaitan dengan rinitis alergi. Onset dari
laringitis berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan
menurunnya sistem imun.
PATOFISIOLOGI
Laringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronik.Laringitis
akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih, inhalasi polutan
lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk menahun. Gejala
ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering. Sedangkan,
laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya tenggorokan
terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk
memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau
minuman dingin. Pada pasien yang memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan.
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan
oleh penyakit traktus urinarisu atas kronik, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat
konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan
yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring.
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya disertai
inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali
disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A dan B, RSV, dan
virus campak. Selain itu, M. Pneumoniae juga dapat menyebabkan croup.
Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakea, dan
bronkus, sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan gejala, yaitu berupa
afonia, suara stridor, dan batuk. Produksi mukus dapat terjadi dan menyebabkan obstruksi jalan
napas semakin parah. Tidak terdapat gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul saat malam
hari dan dapat membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 – 5
hari.
Pada pemeriksaan dengan laringoskopi, ditemukan tanda laringitis yaitu eritem laring difus,
edema, dan pembengkakan vaskular pada pita suara. Pada laringitis kronik, dapat ditemukan
nodul dan ulkus pada mukosa.
DIAGNOSA
Diagnosis laringitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Hasil anamnesis yang berkaitan dengan laringitis ini yaitu adanya batuk yang timbul
sering di malam hari dan terdengar kasar. Pemeriksaan fisik ini mencakup pemeriksaan telinga,
hidung, tenggorokan, dan leher. Pemeriksaan tenggorokan ini dapat menggunakan scope yang
kecil. Scope ini dimasukkan melalui hidung hingga terlihat laringnya. Pemeriksaan ini dapat
memperoleh informasi mengenai keadaan saraf laringeal yang mengatur pergerakan pita suara.
Selain itu, suhu tubuh dapat normal atau naik sedikit. Auskultasi perlu dilakukan untuk menilai
suara napas di kedua paru.
PENATALAKSANAAN
istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi
pengistirahatan pita suara
pemberian antibiotik; antibiotik tidak disarankan kecuali bila penyebab berupa
streptokokus grup A dapat ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang
dapat digunakan yaitu penicillin
menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk
menghindari udara kering
konsumsi cairan yang banyak
konsumsi asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri
berhenti merokok dan konsumsi alkohol
trakeostomi, jika terjadi edema laring
konsumsi antasida atau bloker histamin-2 pada laringitis dengan penyebab GERD9
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan suara
jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 – 3 minggu. Perubahan suara ini dapat
diakibatkan oleh refluks asam lambung atau pajanan terhadap bahan iritan. Hal tersebut berisiko
untuk menimbulkan keganasan pada pita suara. Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa
lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia.
Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi
berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory distress, hipoksia, atau superinfeksi
bakteri. Kortikostreoid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin
aerosol menimbulkan efek konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.
Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan
yaitu :