Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KEGIATAN BLOK ELEKTIF

SHORT COURSE CORONA COVID 19 VACCINE IN


COVID 19 POSITIVE PATIENT

Oleh :
Mochammad Febri Ghozali
17910006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN BLOK ELEKTIF


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021

NAMA KEGIATAN : Short Course Corona COVID 19 Vaccine in COVID 19


Positive Patient

TEMA : COVID-19
WAKTU PELAKSANAAN : 5 Mei 2021 - 8 Mei 2021
INSTANSI PELAKSANA : A Power Coding APC : Medical Doctor & Coder
melalui Udemy
IDENTITAS PESERTA : Mochammad Febri Ghozali (17910047)

Menyetujui,
Koordinator Blok Elektif

Yossi Indra Kusuma, S.Ked., M. Med., Ed


NIP. 19810102 20170101 1 120
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mochammad Febri Ghozali
NIM : 17910047
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya akan menjaga etika dan nama baik
institusi, serta laporan kegiatan yang saya tulis benar-benar merupakan hasil dari
mengikuti kegiatan yang telah diselenggarakan oleh penanggungjawab kegiatan.
Apabila saya melanggar hal tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan kebijakan dan aturan yang berlaku.

Malang, 27 April 2021


Yang membuat pernyataan,

Mochammad Febri
Ghozali
NIM. 17910047
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wabah pandemi Covid-19 masih terus berlanjut sampai saat ini. Sejak
ditemukan wabah virus tersebut, sudah banyak mengakibatkan korban yang
tertular bahkan sampai pada kematian (Putri, A., 2020). World Health
Organization (WHO)sebagai organisasi tertinggi di bidang kesehatan yang
dinaungi langsung oleh PBB menetapkan virus Covid-19 sebagai status
pandemi atau bencana dunia pada tanggal 11 Maret 2020 (Buana, D. R,
2020). Sumber yang ada menyebutkan kasus Covid-19 diseluruh dunia sudah
mencapai 175 juta kasus dengan total kematian hampir 4 juta korban
meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri sudah tercatat kurang lebih
hampir 2 juta kasus dengan angka kematian lebih dari 50000 kasus. Sampai
saat ini, pemerintah masih gencar melakukan upaya-upaya penangan wabah
Covid-19. Salah satu program yang sedang berjalan adalah program vaksin
Covid-19 gratis pada seluruh masyarakat.

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dimulai pada 13 Januari 2021 dengan


vaksinasi pertama dilakukan pada Presiden RI Joko Widodo, serta sejumlah
perwakilan dari berbagai latar belakang seperti tenaga kesehatan, pemuka
agama, guru, dan lain-lain. Program vaksinasi ini terlaksana setelah pada
tanggal 11 Januari 2021, Badan POM mengeluarkan persetujuan penggunaan
darurat (EUA) untuk vaksin dan dikeluarkannya fatwa halal oleh Majelis
Ulama Indonesia. Program vaksinasi ini dilakukan secara bertahap dalam 2
gelombang yang berlangsung hingga Maret 2022. Gelombang I sudah
berlangsung hingga April 2021 dengan target 1,3 juta tenaga kesehatan, 17,4
juta petugas publik, serta 21,5 juta lansia untuk mendapatkan vaksin.
Gelombang II menargetkan 63,9 juta masyarakat rentan, lalu 77,4 juta
masyarakat lainnya.Tujuan utama program vaksinasi ini untuk mendorong
terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok) yang dapat membantu
kita menghadapi pandemi agar segera usai.
Oleh karena itu pemerintah semestinya mengambil langkah-langkah
taktis berupa penyampaian informasi kepada publik terkait berita atau
informasi yang berkaitan dengan Covid-19 bahwa virus tersebut sangat
berbahaya(Nasution, N. H., & WIJAYA, W., 2020). Virus tersebut dikatakan
berbahaya karena proses penularannya yang begitu cepat antara manusia ke
manusia melalui sentuhan langsung atau penularan melalui droplet
(Setyawati, 2020). Hampir setiap negara maju maupun berkembang
berbondong-bondong untuk menciptakan obat atau vaksin Covid-19 yang
sedang melanda dunia. Sejak wabah Covid-19 melanda dunia, banyak terjadi
kesimpangsiuran informasi bahkan tidak jarang tersebar informasi-informasi
hoax (Noor, 2018). Berita-berita tersebut sering dimanfaatkan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan dan banyak
juga yang berujung kepada proses hukum (Mahadi, 2020). Sejak Covid-19
muncul dari Wuhandan menyebar ke seluruh dunia, data mencatat total kasus
covid-19 di dunia yang terkonfirmasi sebanyak kurang lebih hampir mencapai
150juta kasus, dan di Indonesia sendiri tercatat sudah ada lebih dari 1.5jt
kasus. Di masa pandemi Covid-19 saat ini, peran pemerintah sangat
dibutuhkan dalam menangani kasus penyebaran virus Covid-19. Salah satu
yang menjadi tolok ukur pemerintah dalam menangani kasus tersebut
adalah melalui komunikasi public (Siti Maryam, 2017). Selain memberikan
informasi, pemerintah semestinya juga mengimbau masyarakat untuk
memutus rantai penyebaran dan memberikan edukasi kepada masyarakat
terkait pencegahan penyebaran virus Corona (Hasrul, 2020).

Selain peran pemerintah, peran lain seperti mahasiswa kedokteran yang


memang sudah memiliki pengetahuan terkait masalah-masalah kesehatan dan
paham terhadap isu-isu kesehatan yang sedang terjadi juga sangat diperlukan.
Sehingga diperlukan pendidikan untuk menghasilkan pengetahuan dan skill
yang mumpuni untuk ikut berperan dalam hal tersebut. WHO dan berbagai
pakar epidemiologi menetapkan Covid-19 menjadi penyakit yang endemik
dan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Melihat hal tersebut penting
sekali dilakukan pelatihan bagi mahasiswa kedokteran secara komprehensif
dan holistik dalam penanganan Covid-19 di masa mendatang. WHO juga
memberikan himbauan bahwa virus ini masih berpotensi untuk terus
bermutasi sampai masa mendatang. Pencapaian kompetensi mahasiswa dalam
peran membantu penanganan Covid-19 menjadi hal penting yang harus
diperhatikan oleh institusi pendidikan kedokteran baik melalui kegiatan
akademik formal maupun nonformal. Salah satu bentuk pembelajaran yang
diterapkan adalah melalui pembelajaran elektif.

Pembelajaran elektif adalah suatu bentuk pembelajaran dimana


pembelajar dapat memilih materi pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan seseorang. Sehingga dengan materi yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan akan mendorong sesorang lebih termotivasi dalam belajar dan
sesalu memperbaharui pengetahuan-pengatahuan yang sudah dimiliki. Selain
itu juga akan meningkatkan aspek pemahaman, penilaian, dan keikutsertaan
dalam pembelajaran. Sehingga hal tersebut mampu memperluas ilmu
pengetahuan yang diperoleh baik dari satu maupun antardisiplin ilmu.
Pembelajaran elektif ini penting dilakukan dan perlu perhatian khusus guna
meningkatkan profesionalitas mahasiswa kedokteran di masa mendatang
khususnya dalam penanganan Covid-19.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana melakukan komunikasi publik Covid-19?
2. Bagaimana cara melawan informasi hoaks Covid-19?

1.3. Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui komunikasi publik Covid-
19
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara
melawan informasi hoaks Covid-19

1.4. Manfaat Pembelajaran


1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai penyampaian
informasi terkait Covid-19
2. Meningkatkan profesionalitas mahasiswa sebagai kader
kesehatan di masa mendatang khususnya dalam penanganan
Covid-19
BAB II

PELAKSANAAN SHORT COURSE

2.1. Waktu Pelaksanaan


Pembelajaran dengan tema “Komunikasi Publik COVID-19 (KPC19)”
dilaksanakan pada 4 Mei 2021 – 8 Mei 2021 dengan rincian sebagai berikut.
1. Bagian I : Sejarah Pandemi di Indonesia - Komunikasi Publik COVID-
19 (KPC19) pada Selasa, 4 Mei 2021
2. Bagian II : Konsep Dasar Imunisasi - Komunikasi Publik COVID-19
(KPC19) pada Rabu, 5 Mei 2021
3. Bagian III : Komunikasi Perubahan Perilaku - Komunikasi Publik
COVID-19 (KPC19) pada Kamis , 6 Mei 2021
4. Bagian IV : Melawan Hoaks COVID-19 - Komunikasi Publik COVID-
19 (KPC19) pada Jumat, 7 Mei 2021
5. Bagian V : Relawan dan Inovasi Kepemudaan - Komunikasi Publik
COVID-19 (KPC19) pada Sabtu, 8 Mei 2021

2.2. Metode Pelaksanaan


Pembelajaran dilakukan melalui situs Udemy.com dengan sistem
Pembelajaran Online Masive dimana Video akan diputar sesuai jadwal
yang telah ditentukan secara asinkronus dengan jumlah peserta tidak
terbatas.
BAB III PENUTUP

Demikian proposal kegiatan pembelajaran elektif dalam bentuk short


course Komunikasi Publik COVID-19 (KPC19) saya susun dengan harapan
dapat dipertimbangkan dan diterima untuk kemudian mahasiswa dapat
melangsungkan dan menyelesaikan pembelajaran elektif.
LAMPIRAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai