Anda di halaman 1dari 25

1

(HAND OUT)

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Kelas / Semester : X / Genap
Guru Mata Pelajaran : Harliana, S.Pd
Kompetensi Dasar : 3.6 Menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara.
4.6 Melaksanakan peniruan karya seni budaya Nusantara.

MATERI : Apresiasi Seni Budaya Nusantara


A. Konsep Apresiasi Seni Budaya
B. Jenis-jenis Apesiasi Seni Budaya
C. Tujuan dan Fungsi Apresiasi Seni Budaya
D. Tahapan Apresiasi Seni Budaya
E. Menerapkan Apresiasi Seni Budaya Nusantara

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep apresiasi seni budaya Nusantara.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan langkah dan tahapan apresiasi seni budaya
Nusantara.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat melaksanakan peniruan karya seni budaya Nusantara.

Pembahasan :

Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati serta
penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum apresiasi seni bisa diartikan
sebagai kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni.
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin Appretiatus yang artinya berupa penilaian terhadap
sesuatu.
Kalau dari Bahasa Inggris disebut Appreciate, yang berarti menentukan nilai, melihat karya,
menikmati lalu menyadari keindahan karya seni tersebut dan menghayatinya.

Fungsi Apresiasi Seni


Apresiasi dalam seni memiliki manfaat atau fungsi. Seperti yang sudah disebutkan mengenai
pengertian dari apresiasi pada seni, terdapat kegiatan mengenali, memberi penilaian, juga
menghargai di mana akan memperngaruhi karya seni tersebut serta seniman atau pembuat seni
yang terlibat.
2

Ada empat fungsi yang menjadi utama dan dapat kamu kenali agar lebih memahami mengenai
apresiasi pada seni. Keempat fungsi tersebut sebagai berikut.

1. Untuk Meningkatkan Kecintaan Terhadap Karya Seni


Fungsi pertama adalah untuk meningkatkan kecintaan terhadap karya seni. Atau dapat juga
dikatakan sebagai ‘sarana’ yang mampu meningkatkan rasa cinta terhadap karya seni
khususnya karya seni yang dibuat oleh anak-anak Indonesia.

2. Untuk Menciptakan Penilaian


Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan penilaian. Penilaian ini berupa sarana dalam
menikmati, memberi empat, mendapatkan hiburan, serta menambah wawasan dan
pengetahuan atau edukasi.

3. Untuk Mengembangkan Kemampuan


Fungsi ketiga adalah untuk mengembangkan kemampuan. Kemampuan yang merupakan
keanggupan diri sendiri dapat berupa mampu menciptakan karya seni atau lain-lain. Sebagai
penikmat seni yang memberi apresiasi, terkadang banyak bagian dari kegiatan apresiasi
tersebut yang mengasah kemampuan.

4. Untuk Membangun Hubungan


Fungsi keempat atau terakhir ialah untuk membangun hubungan. Hubungan tersebut berupa
hubungan timbal-balik yang positif antara pembuat seni dengan penikmat seni.

Tujuan Apresiasi Seni


Apresiasi seni juga memiliki dua macam tujuan yaitu tujuan pokok dan tujuan akhir.
1. Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya
seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau masyarakat juga maksud
serta tujuannya tersampaikan.
2. Tujuan akhir, ada tiga poin. Ketiga poin tujuan akhir tersebut sebagai berikut.
1) Mengembangkan nilai estetika karya seni
Estetika adalah kepekaan terhadap keindahan atau seni. Hal ini membuat kita lebih cepat
menyadari unsur seni pada karya seni.
2) Mengembangkan daya kreasi
Selain estetika, tujuan akhir berikutnya ialah mengembangkan kreasi. Karena kita
menjadi lebih peka dan mengerti maksud dari karya seni, maka daya kreasi kita juga
dapat bertambah.
3) Menyempurnakan
Apresiasi pada karya-karya seni juga sebagai ‘penyempurna’ dari karya-karya seni itu
sendiri.

Tingkatan Apresiasi
Dalam apresiasi seni atau karya seni terdapat tingkatan-tingkatan yang mendeskripsikan
apresiasi seni tersebut. Tiga tingkatan dalam apresiasi seni meliputi Empatik, Estetis, dan Kritik.

Berikut penjelasan mengenai tiga tingkatan tersebut beserta contohnya.


1) Tingkat Empatik
Empatik dalam kamus berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkat apresiasi
seni ini lebih berupa tangkapan indrawi aatau tangkapan dari indera-indera.
Contohnya ketika mendengar sebuah karya seni musik, kita merasa nyaman dan
betah mendengar karya tersebut, lalu timbulah penilaian bahwa karya tersebut
bagus.
2) Tingkat Estetis
Estetis dalam kamus merupakan penilaian terhadap keindahan tersebut. Tingkat
apresiasi seni ini berupa pengamatan dan penghayatan.
3

Contohnya saat menyaksikan pagelaran seni teater, kita berpikir bagaimana adega
tersebut dapat dibuat dan apa fungsi daria degan tersebut. Apakah pas dan bagus,
atau tidak.

3) Tingkat Kritik
Kamu pastinya sudah dapat membayangkan bagaimana tingkatan pada tingkat
apresiasi ini. Kritik di sini dapat berbentuk klarifikasi, deskripsi, menjelaskan,
menganalisis, evaluasi, hingga mengambil kesimpulan.
Contohnya kamu dapat melihat juri-juri dalam ajang-ajang yang ada di televisi
misalnya ajang bernyanyi.

Tahap-Tahap Apresiasi Seni


Lima tahap dalam apresiasi seni. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam apresiasi seni
meliputi :
a. Persepsi
Pada kegiatan persepsi kita mengenali atau mengidentifikasi bentuk-bentuk karya seni akan
kita apresiasi, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater , baik tradisional,
maupun modern. Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan
kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni
yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing bidang
seni.
c. Pengertian
Pada tahap ini, kita menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan
pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan seni.
d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari,
menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi,
baik secara subyektif maupun obyektif.
f. Apresiasi
Tahap apresiasi terdiri dari tiga hal; value (nilai), empathy dan feeling. Value adalah
kegiatan menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni dalam
masyarakat. Sedangkan empathy, kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling,
lebih pada menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni.
4

(HAND OUT)

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Kelas / Semester : X / Genap
Guru Mata Pelajaran : Harliana, S.Pd
Kompetensi Dasar : 3.7 Menerapkan apresiasi seni budaya macanegara.
4.7 Melaksanakan apresiasi seni budaya mancanegara.

MATERI : Apresiasi Keindahan Seni Rupa Mancanegara


A. Konsep Umum Seni Rupa Timur
B. Konsep Keindahan Seni Rupa Tiongkok
C. Konsep Keindahan Seni Rupa Mesir dan Mesopotamia
D. Konsep Keindahan Seni Rupa India
E. Konsep Keindahan Seni Rupa Timur Tengah
F. Konsep Keindahan Seni Rupa Indonesia

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep seni rupa Timur.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep seni sebagai sarana religius.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan penjelasan seni yang bersifat komunal.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan penjelasan seni mengejar bentuk simbolik.
9. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan penjelasan proses seni yang mengutamakan
harmoni dengan alam.

Apresiasi Keindahan Seni Rupa Mancanegara

Pengertian Karya Seni Rupa Mancanegara?


Karya Seni Rupa Mancanegara adalah semua karya seni rupa yang diciptakan oleh seniman
yang asalnya bukan dari Indonesia melainkan dari luar negeri. Beberapa sumber menyebutkan
bahwa pengertian karya seni rupa mancanegara adalah semua karya seni yang diciptakan seniman
luar negeri, baik itu yang sifatnya dua dimensi atau pun tiga dimensi.

Contoh Karya Seni Rupa Mancanegara?


Ada banyak contoh karya seni rupa mancanegara, antara lain sebagai berikut:
 Lukisan Vincent Van Gogh berjudul The Stary Night
 Patung karya Francois Auguste Rene Rodin di Kota Paris yang dinamakan The Thinker.
 Relief pada Pagoda Leifeng di China.
5

Sejarah Seni Rupa Timur


Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa tempat di daerah timur sudah
memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur
maupun di daerah barat
Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India
(lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing –
masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya

1. KESENIAN MESIR KUNO

Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat
memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya
dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal
jenis tulisan yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus
kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa),
seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat sacral,
penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada
bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung
dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat kita
lihat sampai sekarang

a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno


Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk
limas segi empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke kamar Raja
(Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal
yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia
Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
1. Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karnak
2. Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di
Abu Simbel

b. Seni Patung Mesir Kuno


Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:
1. Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan
kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
2. Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri – cirinya sama dengan kourus hanya
kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk lain
disebut Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa

c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno


Ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan
bersifat dekoratifilustratif dan simbolis. Sedangkan cara menggambar objeknya yaitu:
1.Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat
sebenarnya
2.Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan
ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang
digambarkan. Misalnya gambar seorang Raja lebih besar dari pada rakyatnya

d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno


Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal
seni Tari dan musik. Hal ini berdasarkan pahatn mereka (relief) pada dinding bangunan.
Diantaranya terdapat adegan yang sedang memainkan suling dan harva serta adegan
Tari Tarian ritual sesuai dengan kepercayaan mereka pada saat itu
6

2. KESENIAN MESOPOTAMIA

Mesopotamia adalah suatu daratan yang terletak antara sungai Efrat dan sungai Tigris.
Masyarakatnya makmur sehingga kebudayaannya berkembang dengan baik, telah mengenal
berbagai ilmu pengetahuan dan tulisan yang disebut tulisan Paku
Daerah ini merupakan lalu lintas yang sangat ramai dan sering dijadikan sasaran invansi
oleh berbagai bangsa, antara lain oleh bangsa Sumeria, Babilonia, Asiria dan Persia
Masyarakat Mesopotamia tidak mengenal kultus kematian sehingga jarang ditemukan makam
sebagai bentuk arsitektur yang khas.
Keseniannya lebih bersifat duniawi, tetapi sisa – sisa peninggalannya tidak sampai ke
jaman kita karena:
1. Mengunakan bahan yang tidak tahan lama (batu bata)
2. Sering terjadi bencana banjir
3. Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan
(perang)

a. Seni Bangunan Mesopotamia


1) Istana, dengan ciri – ciri: menggunakan konstruksi lengkung tong tanpa menggunakan
tiang. Pada bagian pintu gerbang terdapat patung penjaga Ambang, yaitu patung
berkepala Raja dan berbadan banteng dan bersayap. Contohnya istana Sargon II di
Khorzabad
2) Ziggurat, yaitu sejenis menara bertingkat berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai
banguan suci
3) Stele, yaitu sejenis tugu batu yang permukaannya diberi relief tentang suatu peristiwa,
contohnya Stele Hamurabi

b. Seni Patung
1) Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
2) Patung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan
3) Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan

c. Seni relief
1) Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
2) Relief Asiria : bertemakan tentang kekerasan

3. KESENIAN INDIA

Kebudayaan purba India berkembang sekitar 3000 SM di lembah sungai Indus – Pakistan. Dari
beberapa hasil temuan ternyata sudah menunjukan suatu bentuk kebudayaan yang bermutu tinggi.
Tetapi masih belum memberikan gambaran secara lengkap tentang peninggalannya, Karena masih
belum banyak ditemukan
Peninggalan – peninggalanya antara lain :
1. Seni bangunan, contohnya reruntuhan bangunan yang ditemukan di dua kota lama (Mahenjo
– Daro dan Harapa) menggunakan batu bata, penempatan bangunan dengan system sentral
dan sudah ada bangunan yang bertingkat
2. Seni patung, berbaga naturalis dan stilasi terbuat dari batu logam dan kayu
3. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang
(badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca

Kemudian sejak munculnya ajaran Hindu – Budha maka berkembang berkembang kebudayaan
yang bercorak khusus. Bentuk keseniannya mengarah pada gaya perlambangan (simbolisme)
dengan berpedoman pada buku seni disebut “Silfa Sastra”
7

Peninggalan – peninggalan itu adalah ;


a. Seni Banguanan India
1) Stamba (Tugu Asoka) berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Budha
2) Stupa (caitya) berfungsi sebagai lambang ajaran Budha
3) Kuil Budha (Chaitya Griha) merupakan bangunan tempat meditasi para pendeta Budha

b. Seni Patung India


Ketika masyarakat Budha masih bersifat Ai-Iconis (tidak mengenal patung sebagai media
pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan dalam bentuk perlambangan saja, seperti Tahta
Budha, Cakra Budha atau Telapak Kaki Budha. Kemudian setelah India mendapat pengaruh
dari kesenian Yunani-Romawi, barulah Budha diwujudkan dalam bentuk patung manusia
dengan ciri – ciri masih memperlihatkan gaya seni patung Yunani (Dewi Apolo). Ciri –
cirinya yaitu: bergaya realis, muka lonjong, rambut bergelombang dan sikap duduk kaki
berjuntai. Dalam perkembangan selanjutnya seni patung India memperlihatkan ciri
khasnya, yaitu raut muka seperti orang India, duduk bersila dengan sikap tangan tertentu
yang mengandung atri (Mujra)

c. Seni Lukis dan Seni Relief India


Peninggalan seni relief India terdapat pada dinding di dalam biara – biara menggunakan
teknik fresco yaitu melukis yang dikerjakan ketika dindingnya masih basah sedangkan seni
reliefnya banyak terdapat pada dinding – dinding candi Hindu

PENDIDIKAN SENI TENTANG PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA


PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA

A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia


1. Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang
pada suatu kaidah yang turun temurun
2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi
kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi
milik bangsa Indonesia sendiri
3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang
berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam
4. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan
untuk membuat kerajinan
5. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni
yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme

B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia


Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau
dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal
dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli
pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara
(bersifat simbolisme)
8

Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas : Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu
menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang
kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar)
Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup
mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering)
tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah
memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan
dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti –
bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang
(Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak
(food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang
berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq,
meja batu dll

b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek
moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu.
Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar
bergaya statis monumental dan dinamis piktural

c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua
seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan
untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek
moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan
diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan
ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)

2. Seni Rupa Jaman Logam


Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak
ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak,
bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor
(mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
2) Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak
bisa diulang)

C. Seni Rupa Indonesia Hindu

Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama
Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan
Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan
istana dan feodal).
Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam
kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
9

1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu


a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja
(kultus Raja)
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada
sumber hukum agama (Silfasastra)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia

2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu


a. Seni Bangunan :
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra).
Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal
contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati,

Selain itu candi pula berfungsi sebagai:


1) Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
2) Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang
Ratu
3) Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
4) Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi
Jalatunda
5) Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari

Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian


1) Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur
sangkar atau segi 20)
2) Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
3) Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka

Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam
pengelempokan candi, yaitu :
1) Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah
anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
2) System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang
anak – anak candi, contohnya candi penataran

2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali.
Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi
penataran yaitu:
1. Halaman depan terdapat balai pertemuan
2. Halaman tengah terdapat balai saji
3. Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa

Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu /
bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
1. Pura agung, didirikan di komplek istana
2. Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
3. Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
4. Pura laut, didirikan di tepi pantai
10

3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan.
Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga
(Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb.

b. Seni patung Hindu Budha


Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya.
Orang Hindu percaya adanya Trimurti : Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan
mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya
berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung
wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya
lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani
Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
1. Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
2. Diantara keningnya terdapat titik (urna)
3. Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
4. Terdapat juga kerutan di leher
5. Memakai jubah sanghati

c. Seni hias Hindu Budha


Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci
sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu
dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib.

Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur
bangunan candi, contohnya:
1. Hiasan mahkota pada atap candi
2. Hisana menara sudut pada setiap candi
3. Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
4. Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang
candi, contohnya
1. Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi
Budha adalah Jataka, Lalitapistara
2. Hiasan flora dan fauna
3. Hiasan pola geometris
4. Hiasan makhluk khayangan

3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha


a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi atas:
1) Jaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan
perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda)
2) Jaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi
Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan.
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi
Borobudur
11

b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi atas:


1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni jawa timur
seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat
dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi
memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti
pada patung Airlangga
2) Jaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur
baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi
kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni
Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih
kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
3) Jaman Majapahit
Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari
batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali /
andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi
Surowono, candi Triwulan dll

c. Seni Rupa Bali Hindu


Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja.
Seni bangunan utama di Bali adalah Pura dan Puri. Pura sebagai bangunan suci tetapi di
dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak mengenal
an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya
sebagai hiasan saja

1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam


a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada
Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan

2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam


a. Seni Bangunan
1. Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil
(seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid
Agung Banten
2. Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat kegiatan
agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh
dinding keliling dan parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non
muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak.
Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau
motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap
sungkup

b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan
bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan
fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
12

3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD.
Pireus dan Ahmad Sadeli

c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk
penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk
tumbuh – tumbuhan

3. Seni Rupa Indonesi Modern


Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat
dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa.
Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari penjajahan
1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman
Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan
hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan
modern
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie
Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah /
teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai
oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul
Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI
bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan
berkepribadan Indonesia
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan
Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll.
Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat
tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di
Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan
Budaya Surakarta (HBS) dll

6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal


Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang
namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ.
Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi
Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga
Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan
sekarag pada tingat SLTA
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun
otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman
Nuarta, dll
13

(HAND OUT)

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Kelas / Semester : X / Genap
Guru Mata Pelajaran : Harliana, S.Pd
Kompetensi Dasar : 3.8 Menganalisis karya seni budaya Nusantara.
4.8 Mengembangkan karya seni budaya Nusantara.

MATERI : Eksplorasi Karya Seni Nusantara


A. Pengertian Pengembangan Karya Seni
B. Metode Pengembangan Karya Seni
C. Berani Berkreasi dengan Cara Baru
D. Motivasi Berkarya Seni

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan pengertian pengembangan karya seni.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan metode-metode pengembangan karya seni.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan motivasi dalam pengembangan karya seni.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat melakukan pengembangan karya seni baru dengan
keberanian dan kreativitas.
9. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat mempresentasikan langkah dan metode pengembangan
karya seni dalam kehidupan

EKSPLORASI SENI

Setiap saat dalam hidupnya, manusia ditekan oleh situasi untuk beradaptasi. manusia selalu
membutuhkan modulasi atau pergantian suasana.
Orang-orang pantai sanggup berenang dalam gejolak gelombang laut. mereka sejak kecil
telah diproses untuk mengenal kekuatan dalam dirinya dan mengenal kekuatan laut.

TAHAPAN PENCIPTAAN SENI KREATIF

Seorang seniman harus melampaui berbagai tahapan sebelum karyanya dapat dinikmati
oleh masyarakat. proses penciptaan seni kreatif tersebut oleh Alma Howkins dikelompokkan ke
dalam tiga tahap, yaitu tahap :
(1) eksplorasi
(2) improvisasi
(3) forming

Eksplorasi atau penjajakan adalah tahapan awal seniman untuk melihat, membayangkan,
merasakan, dan menanggapi melalui kepekaan inderawi serta sanubarinya.
14

FUNGSI EKSPLORASI

Eksplorasi dalam aktivitas seni adalah penggalian potensi nurani manusiawi dan potensi
murni lingkungan serta sarana dengan sentuhan estetika. hasil eksplorasi masih melintasi dalam
tahap penjejakan alternatif untuk kelak dituangkan kedalam seni tari, seni rupa, seni peran, seni bela
diri dan sekian banyak jenis ekspresi seni lainnya.

Awal penyentuhan yang dilakukan adalah penumbuhan kesadaran atas potensi murni dari
segala sesuatu dijagat raya ini, yaitu mengandung :
1. Daya pesona
2. Daya ungkap
3. Daya jangkau

Ketiga potensi murni ini tidak membutuhkan bakat apresiasi untuk memilikinya, sebab ia
sudah ada sejak sesuatu itu tercipta. Kemurnian potensi seperti inilah yang jadi orientasi utama dari
sebuah eksplorasi seni. kepaduan dari keindahan yang tertangkap inderawi dengan topangan nalar
melalui pelebaran yang sistematis inilah sebagai awal langkah dari sebuah eksplorasi. diri dan nilai
kemanusiaan serta alam, berproses jadi satu dalam sifat.

MOTIVASI DALAM BERKARYA SENI

1) faktor dari dlm dan luar diri seniman


2) faktor berupa dlm sebuah kehendak atas perasaan,pikiran,indra
15

(HAND OUT)

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Kelas / Semester : X / Genap
Guru Mata Pelajaran : Harliana, S.Pd
Kompetensi Dasar : 3.9 Mengevaluasi karya seni budaya
4.9 Mempresentasikan hasil evaluasi karya seni budaya

MATERI : Resensi Karya Seni Budaya Nusantara


A. Konsep dan Hakikat Resensi Seni
B. Syarat Melakukan Resensi Karya Seni
C. Tujuan Resensi Seni
D. Manfaat Resensi Seni
E. Tipe Resensi Seni
F. Kriteria dalam Melakukan Resensi
G. Tahapan dalam Resensi Seni
H. Contoh Resensi Sederhana pada karya Seni Lukis

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan pengertian dan hakikat resensi karya seni
budaya.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan fungsi dan manfaat tentang resensi karya seni
budaya.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan tipe resensi karya seni budaya.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikankriteria pendekatan dalam resensi karya seni
budaya.
9. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan tahapan-tahapan dalam resensi karya seni.

PENGERTIAN RESENSI, UNSUR-UNSUR, JENIS, STRUKTUR, TUJUAN DAN MANFAATNYA

Kali ini akan diulas tentang pengertian resensi lengkap beserta unsur, jenis, struktur, tujuan
dan manfaatnya. Secara singkat, resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya, baik berupa
buku, seni film dan drama.

Jadi, resensi adalah kegiatan menilai, membahas, mengkritik atau mengungkapkan kembali
isi yang ada didalam sebuha karya dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan
terhadap karya tersebut.

Menulis resensi terdiri dari kelebihan, kekurangan dan informasi yang diperoleh dari buku
atau karya dan disampaikan kepada masyarakat, biasanya melalui media massa, seperti surat kabar
atau majalah.
16

RESENSI

1) Pengertian Resensi Secara Etimologi


Secara etimologi, resensi berasal dari Belanda resentie dan Bahasa Latin recensio, recensere
atau juga revidere yang memiliki arti mengulas kembali atau melihat kembali. Sedangkan
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.

2) Pengertian Resensi Menurut KBBI


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonsia), resensi diartikan sebagai pertimbangan atau
pembicaraan dan ulasan tentang buku.

3) Pengertian Resensi Menurut Para Ahli


Selain penjelasan diatas, para ahli dan pakar memiliki pendapat yang berbeda beda dalam
mendefinisikan apa itu resensi. Berikut ini kumpulan pengertian resensi menurut para ahli
secara lengkap,

4) WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75)


Ia menjelaskan resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang
sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema
dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku
tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar
atau majalah.

5) Panuti Sudjiman (1984)


Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis.
Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik
buku.

6) Euis Sulastri dkk


Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan.
Jadi, pengertian resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama
yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah.

7) Saryono (1997:56)
Resensi adalah sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang
lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-
buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya
buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa
foto buku atau foto copi sampul buku.

UNSUR UNSUR RESENSI

1) Judul Resensi
Judul sebuah resensi mesti mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu, judul
resensi yang menarik akan memberi nilai lebih tersendiri.
2) Menyusun Data Buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut :
3) Judul
4) Pengarang
5) Penerbit
6) Tahun terbit beserta cetakannya
7) Dimensi buku
8) Harga
9) Isi Resensi Buku
17

Isi dari resensi buku berisi tentang sinopsis, ulasan singkat buku, dengan kutipan singkat
secukupnya, keunggulan buku, kelemahan buku, rumusan kerangka buku, serta bahasa yang
digunakan.
10)Penutup
Dalam penutup resensi buku biasanya berisi tentang alasan kenapa buku tersebut ditulis dan
kepada buku tersebut ditujukan.

JENIS JENIS RESENSI

Berikut ini jenis jenis resensi yang perlu dicatat adalah jenis jenis resensi dibawah ini tidak
baku, karena bisa saja ketiganya diterapkan secara bersamaan. :
1) Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat
dan umum dari keseluruhan isi buku.
2) Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3) Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu
pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

STRUKTUR TEKS RESENSI

1) Identitas, mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran
buku. Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung, seperti yang tampak pada
teks ulasan film dan lagu.
2) Orientasi, Bagian ini biasanya terletak di paragraf pertama, yakni penjelasan tentang
kelebihan buku seperti penghargaan yang pernah didapatkan oleh buku yang diresensi.
3) Sinopsis, berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi novel.
4) Analisis, berupa paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan,
dan alur.
5) Evaluasi, berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.

TUJUAN RESENSI

1) Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah hasil karya
secara ringkas.
2) Mengetahui kelebihan dan kelemahan karya yang diresensi.
3) Mengetahui latar belakang dan alasan sebuah karya dibuat.
4) Menguji kualitas karya dan membandingkannya terhadap karya lainnnya.
5) Memberi masukan kepada pembuat karya berupa kritik dan saran.
6) Mengajak pembaca untuk mendiskusikan karya yang diresensi.
7) Memberikan pemahaman serta informasi secara komprehensif kepada pembaca tentang
karya yang diresensi.

MANFAAT RESENSI

Berikut ini beberapa manfaat resensi,


1) Bahan pertimbangan
Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang suatu karya dan mempengaruhi
mereka atas karya tersebut.
2) Nilai ekonomis
Mendapatkan uang atau imbalan serta buku-buku yang diresensikan secara gratis dari
penerbit buku apabila resensinya dimuat di koran atau majalah.
3) Sarana promosi buku
Buku yang diresensikan adalah buku baru yang belum pernah diresensi. Dengan demikian,
resensi merupakan media untuk mempromosikan buku baru tersebut.
18

4) Pengembangan Kreativitas
Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu. Hal
ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas menulis.
19

(HAND OUT)

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Kelas / Semester : X / Genap
Guru Mata Pelajaran : Harliana, S.Pd
Kompetensi Dasar : 3.10 Merancang karya seni budaya Nusantara.
4.10 Mengkreasi karya seni budaya Nusantara

MATERI : Mengkreasi Karya Seni Budaya Nusantara


A. Pengertian Kreasi
B. Bentuk-bentuk Kreasi Seni Budaya Nusantara
C. Merancang Karya Seni Budaya Nusantara

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep kreasi seni dan budaya nusantara.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan bentuk-bentuk kreasi seni dan budaya
nusantara.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat merancang karya seni dan budaya nusantara.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat mengkrasi karya seni dan budaya nusantara.

KREASI

Kreasi adalah sebuah nomina (kata benda) dan merupakan sebuah sinonim untuk kata
karya. Kata ini diambil dari bahasa Latin berdasarkan kata verba: creare yang artinya menciptakan.

20 CONTOH SENI BUDAYA INDONESIA

Ada banyak sekali contoh seni budaya di tanah air, di mana 20 di antaranya ialah sebagai berikut :

20 Contoh Seni Budaya Indonesia. Ada banyak sekali contoh seni budaya di tanah air, di mana 20 di
antaranya ialah sebagai berikut.

1) Tari Saman

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tari-Saman
20

Tari Saman adalah seni budaya daerah Nanggroe Aceh Darussalam yang diciptakan
oleh Syekh Saman. Awalnya, tari ini hanyalah permainan rakyat yang sering dimainkan oleh
para remaja di sana. Setelah agama Islam mulai masuk dan menyebar di Aceh, permainan
yang dulunya bernama Pok Ane inipun mulai diiringi oleh syair-syair pujian pada sang
pencipta, bahkan juga dijadikan sebagai media dakwah untuk mengajarkan pesan dan
nasihat.

2) Tari Kecak

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tari-Kecak

Tari Kecak atau Tari Cak atau Tari Api adalah salah satu tari tradisional yang tidak
diiringi oleh musik apapun. Musik pengiring yang ada hanyalah suara dari sekelompok
penari laki-laki yang jumlahnya sekitar 70 orang. Tarian dari Bali ini konon sangat sakral dan
mengajarkan para penonton agar mengandalkan kekuatan Tuhan.
Selain itu, Tari Kecak juga dipercaya sebagai ritual untuk memanggil dewi agar warga
bisa terlindungi dari penyakit dan kekuatan jahat. Meskipun demikian, dalam tari kecak juga
terdapat pesan moral. Di antaranya ialah mengajarkan penonton agar tidak bersifat buruk
seperti Rahwana yang suka mengambil hak milik orang lain secara paksa.

3) Reog Ponorogo

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Reog-Ponorogo

Reog Ponorogo juga merupakan seni budaya yang kental dengan ilmu kebatinan.
Tarian ini selalu dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit yang bercita-cita hendak
mempersatukan nusantara. Reog inipula yang konon dijadikan sarana oleh Ki Ageng Kutu
untuk mengumpulkan dukungan dari masyarakat agar melakukan pemberontakan pada
kerajaan. Pertunjukan Reog itu sendiri identik dengan topeng bernama Singa Barong.
Topeng ini adalah simbol dari Kertabumi yang bagian atasnya terdapat bulu burung merak.
Jadi, bila dilihat sekilas, topeng ini tampak seperti kipas raksasa.

4) Wayang Kulit

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Wayang-Kulit

Wayang kulit termasuk kesenian tradisional paripurna karena terdapat seni peran,
seni pahat, seni lukis, seni sastra, seni tutur, seni musik serta seni suara di dalamnya.
21

Umumnya, pertunjukan wayang kulit akan mengangkat cerita dari kisah Ramayana dan
Mahabarata, serta kisah tentang kepahlawanan dan cinta yang diangkat dari periode Jawa
Klasik.
Pertunjukan ini akan dibawakan oleh dalang sebagai narator dari dialog yang terjadi
antar tokoh. Dalam prosesnya, pertunjukan juga akan diiringi oleh suara musik gamelan
serta seorang sinden yang akan membawakan sebuah tembang untuk mengiringi gamelan
tersebut.

5) Angklung

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Angklung

Angklung adalah alat musik dari Sunda. Alat musik ini konon sudah ada bahkan
sebelum berlangsungnya zaman Hindu di Indonesia. Sekitar abad ke-12 hingga abad ke-16,
saat masa Kerajaan Sunda, angklung dijadikan sebagai alat musik yang selalu digunakan saat
mengadakan suatu perayaan atau acara.
Pada awalnya pula, angklung ini dipakai untuk memuja Dewi Padi atau Dewi
Kesuburan atau Dewi Sri. Harapannya, agar diberikan kesejahteraan dalam hidup dan diberi
berkah pada tanaman yang ditanamnya. Selain itu, angklung rupanya juga dijadikan sebagai
sarana untuk memacu semangat rakyat untuk berperang.

6) Batik

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Batik

Saat masa penjajahan dahulu, batik menjadi salah satu alat untuk bertahan hidup.
Motif pada batik di setiap daerah mempunyai makna yang berbeda-beda. Jadi, tidak heran
jika kemudian ada banyak sekali nama motif batik. Di antara motif-motif batik yang ada,
salah satunya ialah motif Sidomukti. Motif ini menyimpan harapan agar orang yang
memakainya hidup berkecukupan dan dilingkupi kebahagiaan.
Kemudian ada motif Parang Rusak Barong. Motif ini menggambarkan kesatria yang
bersenjata. Lalu ada motif Udan Liris yang menyampaikan makna kesejahteraan, kesuburan
serta rahmat dari Tuhan. Contoh motif lainnya ialah Nitik Karawitan yang mengandung
harapan agar pemakainya bisa terlihat lebih bijaksana.
22

7) Tenun

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tenun

Kain tenun konon sudah ada bahkan sejak zaman Neolitikum yang telah dibuktikan
dengan berbagai benda prehistoris, misalnya cap tenunan. Sama seperti batik, kain tenun
yang ada di berbagai daerah juga mempunyai motif dan nama yang berbeda-beda.
Misalnya, dari Nusa Tenggara Timur ada Tenun Ikat Sumba yang dipakai untuk
kegiatan upacara adat dan sebagai mas kawin. Terkadang juga kain ini dipakai untuk
membayar denda saat seseorang sudah melakukan pelanggaran adat dengan tujuan untuk
mengembalikan keseimbangan sosial dalam masyarakat.
Kemudian di Bali, ada Tenun Endek dan Gringsing. Tenun ini dipercaya sebagai
penangkal wabah penyakit, kematian serta sebagai penolakk bala. Kain ini juga biasa dipakai
untuk melaksanakan upacara adat serta acara keagamaan.

8) Gamelan

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Gamelan

Gamelan adalah seperangkat alat musik yang cara memainkannya adalah dengan
ditabuh atau dipukul. Materialnya didominasi oleh kayu serta gangsa. Oleh masyarakat Jawa,
gamelan ini diyakini telah diciptakan oleh Dewa Penguasa Tanah Jawa bernama Sang Hyang
Guru Era. Umumnya, alat musik ini dipakai untuk mengiringi pertunjukan tari dan pagelaran
wayang. Namun terkadang gamelan hadir sebagai pertunjukan musik sendiri yang lengkap
dengan sinden sebagai pelantun tembangnya.

9) Sasando

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Sasando

Sasando yang ada saat ini dibuat dari daun lontar dan bambu dengan senar yang
biasa dipakai untuk biola. Namun dahulu, Sasando hanya dibuat dari daun lontar, bambu
serta lidi daun lontar yang menggantikan fungsi senar. Sempat punah dan tidak pernah
dimainkan, Sasando sekarang rupanya juga sudah semakin berkembang. Bahkan sekitar
23

tahun 1960-an, Sasando sudah dimodifikasi sehingga menjadi Sasando elektrik. Dalam
pemanfaatannya, Sasando sering dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional dari Nusa
Tenggara Timur.

10)Tifa

Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tifa

Tifa adalah alat musik dari daerah timur Indonesia. Tifa biasa dimainkan untuk
mengiringi tarian daerah. Namun, dalam setiap acara adat yang dilangsungkan, hanya pria
dewasa sajalah yang diperbolehkan untuk memainkannya. Bahkan bukan hanya tifa saja, alat
musik pengiring lain juga hanya boleh dimainkan oleh laki-laki dewasa. Sementara
perempuan tidak diperbolehkan untuk memainkannya dan hal ini juga telah menjadi amanat
secara turun temurun.

11)Kulintang

Kulintang atau Kolintang kabarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Alat musik satu ini
digunakan oleh masyarakat Minahasa untuk upacara ritual adat yang ada hubungannya
dengan pemujaan roh leluhur. Namun, sejak masuknya agama Islam dan Kristen di sana, alat
musik ini sudah tidak lagi dipakai untuk mengiring ritual adat tersebut. Akan tetapi lebih
dipakai untuk mengiringi lagu, tarian dan pertunjukan musik.

12)Ondel-Ondel

Ondel-Ondel juga konon dahulunya berfungsi sebagai penolak gangguan roh halus
dan penolak bala. Kesenian satu ini sudah ada bahkan sejak zaman sebelum Islam di Pulau
Jawa. Hadir dalam bentuk boneka yang besar, Ondel-Ondel dikaitkan dengan dunia magis
yang sekaligus menjadi simbolisasi penjaga kampung dari berbagai penyakit, ancaman serta
bahaya. Berdasarkan cerita, hal tersebutlah yang menyebabkan Ondel-Ondel dibuat dengan
wajah cukup menyeramkan.

13)Gundul-Gundul Pacul

Gundul-Gundul Pacul adalah lagu daerah yang berasal dari Jawa. Lagu ini diciptakan
oleh Sunan Kalijaga dan secara umum dikenal sebagai lagu anak-anak. Liriknya sederhana,
lucu dan nadanya riang. Meskipun demikian, lagu ini juga dikenal mempunyai makna yang
begitu dalam.
Secara singkat, makna tersebut adalah pemimpin yang sebenarnya bukanlah dia yang
mengenakan atau diberi mahkota. Melainkan membawa pacul atau cangkul untuk
mencangkul dan mengupayakan kesejahteraan rakyatnya. Akan tetapi, apabila dia sudah
tidak bisa lagi melihat kesulitan rakyat, mendengarkan nasihat, mencium wanginya kebaikan
dan menyampaikan perkataan yang adil, maka sikapnya akan berubah menjadi congkak.

14)Sintren

Sintren adalah tarian yang biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang penari
utamanya mengenakan kacamata hitam. Tari asal Cirebon ini kabarnya tidak bisa ditarikan
oleh sembarang orang. Ada sejumlah syarat khusus yang harus dipenuhi terlebih dahulu, di
antaranya ialah penari tersebut harus lajang dan belum pernah disentuh oleh laki-laki.
24

Sebelum pementasan, penari juga perlu melakukan puasa dengan tujuan agar dirinya
menjadi lebih suci. Dengan demikian, roh tidak akan kesulitan memasuki tubuhnya. Tarian
ini sangat kental dengan aroma mistis. Bahkan, alunan musiknya juga akan bernuansa mistis.

15)Tari Remo

Tari remo atau Tari Ludruk biasa ditampilkan untuk menyambut tamu agung. Tari ini
berasal dari Jawa Timur dan ditampilkan bisa oleh satu atau banyak penari sekaligus. Pada
awalnya, Tari Remo hanya untuk kaum laki-laki karena lebih menampilkan kejantanan dan
menceritakan perjuangan seorang pangeran saat berlaga di medan perang. Namun
kemudian, tari ini juga sering dimainkan oleh perempuan yang kemudian memunculkan
gaya lain yang disebut Remo Putri.

16)Tari Piring Gelas

Tari Piring Gelas adalah tarian yang dimainkan dengan komposisi musik berkarakter
kedaerahan. Sesuai dengan namanya, tari ini dimainkan dengan media pendukung berupa
piring dengan gelas. Meskipun demikian, piring dan gelas tersebut tidaklah dipegang secara
langsung, melainkan hanya ditumpuk serta dijadikan pijakan oleh sang penari.
Tari yang berasal dari Kabupaten Musirawas Utara ini dipercaya sebagai bagian dari
ritual sesaat sebelum memanen hasil bumi. Selain itu, Tari Piring Gelas juga konon sebagai
bentuk perjuangan rakyat untuk mengelabui Belanda, di mana ketika pasukan musuh tengah
lengah, para penari akan menyergapnya.

17)Rudat Banten

Rudat Banten kabarnya sudah ada bahkan sejak masa Sultan Ageng Tirtayasa.
Kesenian ini kemudian berkembang di berbagai pesantren sebagai sarana pergaulan para
santri dan sebagai hiburan. Isi dari Rudat banten ini sendiri adalah puji-pujian atas
kebesaran Allah, yang juga diiringi dengan tarian pencak silat. Di samping itu, Rudat Banten
juga mempunyai tujuan untuk mendidik masyarakat supaya tumbuh menjadi manusia yang
bermoral serta berlandaskan agama Islam.

18)Pesta Bakar Batu

Pesta Bakar Batu adalah tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun yang lalu di
Wamena, Papua. Tradisi ini mempunyai makna sebagai bentuk rasa syukur atas pernikahan,
berkat yang melimpah, penyambutan tamu agung bahkan sebagai upacara kematian juga.
Selain menjadi ucapan rasa syukur, Pesta Bakar Batu juga menjadi bukti perdamaian
setelah terjadinya pertikaian antar suku di sana. Dalam pesta ini, rakyat akan berkumpul
sehingga bisa terlihat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua yang begitu tinggi. Selain
itu, tradisi ini juga sekaligus menjadi ungkapan saling memaafkan antar anggota masyarakat.

19)Tari Gambyong

Tari Gambyong secara umum dimanfaatkan dalam acara adat dan merupakan hasil
bentukan baru dari Tari Tayub. Dulunya, Tari Gambyong hanya dibawakan oleh satu penari
saja. Akan tetapi, dalam perkembangannya sudah dilakukan oleh 3 hingga 5 orang penari.
Tari Gambyong ini sendiri sekarang ditampilkan dalam pertunjukan khas daerah Jawa,
misalnya pernikahan, khitanan atau acara yang lainnya.

20)Pakaian Adat Yogyakarta

Pakaian adat Yogyakarta juga menjadi salah satu kebanggaan daerah istimewa
tersebut. Pakaian ini lumayan banyak macamnya, diantaranya ialah surjan, kebaya,
kencongan, sabukwala padintenan, busana ageng, busana samekanan dan peranakan atau
25

atela. Sebagaimana namanya yang beragam itu, pakaian adat Yogyakarta juga mempunyai
fungsi tersendiri dan dipakai oleh orang-orang tertentu.
Contohnya, surjan dikenakan oleh pria dewasa, kebaya dikenakan oleh wanita
dewasa, kencongan dikenakan oleh anak laki-laki, sabukwala padintenan dikenakan oleh
anak perempuan, busana ageng dikenakan oleh pejabat keraton, samekanan dikenakan oleh
putri raja dan peranakan atau atela dikenakan oleh abdi dalem.

Seni Budaya Indonesia yang Termasuk Situs Warisan Dunia Unesco

Dari berbagai seni budaya Indonesia, beberapa di antaranya sudah terkenal di dunia. Berikut
daftarnya :

1) Tari Kecak
2) Reog Ponorogo
3) Wayang Kulit
4) Angklung
5) Batik
6) Candi Borobudur
7) Candi Prambanan
8) Keris
9) Tari Saman
10) Noken (tas tradisional dari Papua)

TAHAPAN DALAM MERANCANG KARYA SENI BUDAYA NUSANTARA

1. Menentukan ide pokok yang logis


2. menentukan sketsa
3. membuat karangan
4. memasukkan arti dan makna
5. memberi sentuhan akhir

Anda mungkin juga menyukai