(HAND OUT)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep apresiasi seni budaya Nusantara.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan langkah dan tahapan apresiasi seni budaya
Nusantara.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menerapkan apresiasi seni budaya Nusantara.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat melaksanakan peniruan karya seni budaya Nusantara.
Pembahasan :
Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati serta
penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum apresiasi seni bisa diartikan
sebagai kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni.
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin Appretiatus yang artinya berupa penilaian terhadap
sesuatu.
Kalau dari Bahasa Inggris disebut Appreciate, yang berarti menentukan nilai, melihat karya,
menikmati lalu menyadari keindahan karya seni tersebut dan menghayatinya.
Ada empat fungsi yang menjadi utama dan dapat kamu kenali agar lebih memahami mengenai
apresiasi pada seni. Keempat fungsi tersebut sebagai berikut.
Tingkatan Apresiasi
Dalam apresiasi seni atau karya seni terdapat tingkatan-tingkatan yang mendeskripsikan
apresiasi seni tersebut. Tiga tingkatan dalam apresiasi seni meliputi Empatik, Estetis, dan Kritik.
Contohnya saat menyaksikan pagelaran seni teater, kita berpikir bagaimana adega
tersebut dapat dibuat dan apa fungsi daria degan tersebut. Apakah pas dan bagus,
atau tidak.
3) Tingkat Kritik
Kamu pastinya sudah dapat membayangkan bagaimana tingkatan pada tingkat
apresiasi ini. Kritik di sini dapat berbentuk klarifikasi, deskripsi, menjelaskan,
menganalisis, evaluasi, hingga mengambil kesimpulan.
Contohnya kamu dapat melihat juri-juri dalam ajang-ajang yang ada di televisi
misalnya ajang bernyanyi.
(HAND OUT)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep seni rupa Timur.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep seni sebagai sarana religius.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan penjelasan seni yang bersifat komunal.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan penjelasan seni mengejar bentuk simbolik.
9. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan penjelasan proses seni yang mengutamakan
harmoni dengan alam.
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat
memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya
dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal
jenis tulisan yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus
kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa),
seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat sacral,
penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada
bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung
dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat kita
lihat sampai sekarang
2. KESENIAN MESOPOTAMIA
Mesopotamia adalah suatu daratan yang terletak antara sungai Efrat dan sungai Tigris.
Masyarakatnya makmur sehingga kebudayaannya berkembang dengan baik, telah mengenal
berbagai ilmu pengetahuan dan tulisan yang disebut tulisan Paku
Daerah ini merupakan lalu lintas yang sangat ramai dan sering dijadikan sasaran invansi
oleh berbagai bangsa, antara lain oleh bangsa Sumeria, Babilonia, Asiria dan Persia
Masyarakat Mesopotamia tidak mengenal kultus kematian sehingga jarang ditemukan makam
sebagai bentuk arsitektur yang khas.
Keseniannya lebih bersifat duniawi, tetapi sisa – sisa peninggalannya tidak sampai ke
jaman kita karena:
1. Mengunakan bahan yang tidak tahan lama (batu bata)
2. Sering terjadi bencana banjir
3. Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan
(perang)
b. Seni Patung
1) Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
2) Patung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan
3) Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan
c. Seni relief
1) Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
2) Relief Asiria : bertemakan tentang kekerasan
3. KESENIAN INDIA
Kebudayaan purba India berkembang sekitar 3000 SM di lembah sungai Indus – Pakistan. Dari
beberapa hasil temuan ternyata sudah menunjukan suatu bentuk kebudayaan yang bermutu tinggi.
Tetapi masih belum memberikan gambaran secara lengkap tentang peninggalannya, Karena masih
belum banyak ditemukan
Peninggalan – peninggalanya antara lain :
1. Seni bangunan, contohnya reruntuhan bangunan yang ditemukan di dua kota lama (Mahenjo
– Daro dan Harapa) menggunakan batu bata, penempatan bangunan dengan system sentral
dan sudah ada bangunan yang bertingkat
2. Seni patung, berbaga naturalis dan stilasi terbuat dari batu logam dan kayu
3. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang
(badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca
Kemudian sejak munculnya ajaran Hindu – Budha maka berkembang berkembang kebudayaan
yang bercorak khusus. Bentuk keseniannya mengarah pada gaya perlambangan (simbolisme)
dengan berpedoman pada buku seni disebut “Silfa Sastra”
7
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas : Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu
menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang
kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar)
Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup
mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering)
tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah
memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan
dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti –
bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang
(Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak
(food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang
berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq,
meja batu dll
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek
moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu.
Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar
bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua
seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan
untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek
moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan
diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan
ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama
Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan
Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan
istana dan feodal).
Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam
kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
9
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam
pengelempokan candi, yaitu :
1) Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah
anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
2) System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang
anak – anak candi, contohnya candi penataran
2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali.
Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi
penataran yaitu:
1. Halaman depan terdapat balai pertemuan
2. Halaman tengah terdapat balai saji
3. Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu /
bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
1. Pura agung, didirikan di komplek istana
2. Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
3. Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
4. Pura laut, didirikan di tepi pantai
10
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan.
Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga
(Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb.
b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan
bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan
fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
12
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD.
Pireus dan Ahmad Sadeli
c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk
penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk
tumbuh – tumbuhan
(HAND OUT)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan pengertian pengembangan karya seni.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan metode-metode pengembangan karya seni.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan motivasi dalam pengembangan karya seni.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat melakukan pengembangan karya seni baru dengan
keberanian dan kreativitas.
9. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat mempresentasikan langkah dan metode pengembangan
karya seni dalam kehidupan
EKSPLORASI SENI
Setiap saat dalam hidupnya, manusia ditekan oleh situasi untuk beradaptasi. manusia selalu
membutuhkan modulasi atau pergantian suasana.
Orang-orang pantai sanggup berenang dalam gejolak gelombang laut. mereka sejak kecil
telah diproses untuk mengenal kekuatan dalam dirinya dan mengenal kekuatan laut.
Seorang seniman harus melampaui berbagai tahapan sebelum karyanya dapat dinikmati
oleh masyarakat. proses penciptaan seni kreatif tersebut oleh Alma Howkins dikelompokkan ke
dalam tiga tahap, yaitu tahap :
(1) eksplorasi
(2) improvisasi
(3) forming
Eksplorasi atau penjajakan adalah tahapan awal seniman untuk melihat, membayangkan,
merasakan, dan menanggapi melalui kepekaan inderawi serta sanubarinya.
14
FUNGSI EKSPLORASI
Eksplorasi dalam aktivitas seni adalah penggalian potensi nurani manusiawi dan potensi
murni lingkungan serta sarana dengan sentuhan estetika. hasil eksplorasi masih melintasi dalam
tahap penjejakan alternatif untuk kelak dituangkan kedalam seni tari, seni rupa, seni peran, seni bela
diri dan sekian banyak jenis ekspresi seni lainnya.
Awal penyentuhan yang dilakukan adalah penumbuhan kesadaran atas potensi murni dari
segala sesuatu dijagat raya ini, yaitu mengandung :
1. Daya pesona
2. Daya ungkap
3. Daya jangkau
Ketiga potensi murni ini tidak membutuhkan bakat apresiasi untuk memilikinya, sebab ia
sudah ada sejak sesuatu itu tercipta. Kemurnian potensi seperti inilah yang jadi orientasi utama dari
sebuah eksplorasi seni. kepaduan dari keindahan yang tertangkap inderawi dengan topangan nalar
melalui pelebaran yang sistematis inilah sebagai awal langkah dari sebuah eksplorasi. diri dan nilai
kemanusiaan serta alam, berproses jadi satu dalam sifat.
(HAND OUT)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan pengertian dan hakikat resensi karya seni
budaya.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan fungsi dan manfaat tentang resensi karya seni
budaya.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan tipe resensi karya seni budaya.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikankriteria pendekatan dalam resensi karya seni
budaya.
9. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan tahapan-tahapan dalam resensi karya seni.
Kali ini akan diulas tentang pengertian resensi lengkap beserta unsur, jenis, struktur, tujuan
dan manfaatnya. Secara singkat, resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya, baik berupa
buku, seni film dan drama.
Jadi, resensi adalah kegiatan menilai, membahas, mengkritik atau mengungkapkan kembali
isi yang ada didalam sebuha karya dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan
terhadap karya tersebut.
Menulis resensi terdiri dari kelebihan, kekurangan dan informasi yang diperoleh dari buku
atau karya dan disampaikan kepada masyarakat, biasanya melalui media massa, seperti surat kabar
atau majalah.
16
RESENSI
7) Saryono (1997:56)
Resensi adalah sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang
lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-
buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya
buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa
foto buku atau foto copi sampul buku.
1) Judul Resensi
Judul sebuah resensi mesti mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu, judul
resensi yang menarik akan memberi nilai lebih tersendiri.
2) Menyusun Data Buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut :
3) Judul
4) Pengarang
5) Penerbit
6) Tahun terbit beserta cetakannya
7) Dimensi buku
8) Harga
9) Isi Resensi Buku
17
Isi dari resensi buku berisi tentang sinopsis, ulasan singkat buku, dengan kutipan singkat
secukupnya, keunggulan buku, kelemahan buku, rumusan kerangka buku, serta bahasa yang
digunakan.
10)Penutup
Dalam penutup resensi buku biasanya berisi tentang alasan kenapa buku tersebut ditulis dan
kepada buku tersebut ditujukan.
Berikut ini jenis jenis resensi yang perlu dicatat adalah jenis jenis resensi dibawah ini tidak
baku, karena bisa saja ketiganya diterapkan secara bersamaan. :
1) Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat
dan umum dari keseluruhan isi buku.
2) Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3) Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu
pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
1) Identitas, mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran
buku. Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung, seperti yang tampak pada
teks ulasan film dan lagu.
2) Orientasi, Bagian ini biasanya terletak di paragraf pertama, yakni penjelasan tentang
kelebihan buku seperti penghargaan yang pernah didapatkan oleh buku yang diresensi.
3) Sinopsis, berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi novel.
4) Analisis, berupa paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan,
dan alur.
5) Evaluasi, berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
TUJUAN RESENSI
1) Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah hasil karya
secara ringkas.
2) Mengetahui kelebihan dan kelemahan karya yang diresensi.
3) Mengetahui latar belakang dan alasan sebuah karya dibuat.
4) Menguji kualitas karya dan membandingkannya terhadap karya lainnnya.
5) Memberi masukan kepada pembuat karya berupa kritik dan saran.
6) Mengajak pembaca untuk mendiskusikan karya yang diresensi.
7) Memberikan pemahaman serta informasi secara komprehensif kepada pembaca tentang
karya yang diresensi.
MANFAAT RESENSI
4) Pengembangan Kreativitas
Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu. Hal
ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas menulis.
19
(HAND OUT)
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta
bangga terhadap karya seni sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME.
2. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap kerja sama, bertanggung jawab,
toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian.
3. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam
mengapresiasi seni dan pembuatnya.
4. Peserta didik dapat memahami dan menunjukkan sikap responsif, proaktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama, dan menghargai karya seni dan pembuatnya.
5. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan konsep kreasi seni dan budaya nusantara.
6. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat menguraikan bentuk-bentuk kreasi seni dan budaya
nusantara.
7. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat merancang karya seni dan budaya nusantara.
8. Setelah peserta didik membaca buku panduan dan mendengarkan penjelasan dari guru,
peserta didik diharapkan dapat mengkrasi karya seni dan budaya nusantara.
KREASI
Kreasi adalah sebuah nomina (kata benda) dan merupakan sebuah sinonim untuk kata
karya. Kata ini diambil dari bahasa Latin berdasarkan kata verba: creare yang artinya menciptakan.
Ada banyak sekali contoh seni budaya di tanah air, di mana 20 di antaranya ialah sebagai berikut :
20 Contoh Seni Budaya Indonesia. Ada banyak sekali contoh seni budaya di tanah air, di mana 20 di
antaranya ialah sebagai berikut.
1) Tari Saman
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tari-Saman
20
Tari Saman adalah seni budaya daerah Nanggroe Aceh Darussalam yang diciptakan
oleh Syekh Saman. Awalnya, tari ini hanyalah permainan rakyat yang sering dimainkan oleh
para remaja di sana. Setelah agama Islam mulai masuk dan menyebar di Aceh, permainan
yang dulunya bernama Pok Ane inipun mulai diiringi oleh syair-syair pujian pada sang
pencipta, bahkan juga dijadikan sebagai media dakwah untuk mengajarkan pesan dan
nasihat.
2) Tari Kecak
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tari-Kecak
Tari Kecak atau Tari Cak atau Tari Api adalah salah satu tari tradisional yang tidak
diiringi oleh musik apapun. Musik pengiring yang ada hanyalah suara dari sekelompok
penari laki-laki yang jumlahnya sekitar 70 orang. Tarian dari Bali ini konon sangat sakral dan
mengajarkan para penonton agar mengandalkan kekuatan Tuhan.
Selain itu, Tari Kecak juga dipercaya sebagai ritual untuk memanggil dewi agar warga
bisa terlindungi dari penyakit dan kekuatan jahat. Meskipun demikian, dalam tari kecak juga
terdapat pesan moral. Di antaranya ialah mengajarkan penonton agar tidak bersifat buruk
seperti Rahwana yang suka mengambil hak milik orang lain secara paksa.
3) Reog Ponorogo
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Reog-Ponorogo
Reog Ponorogo juga merupakan seni budaya yang kental dengan ilmu kebatinan.
Tarian ini selalu dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit yang bercita-cita hendak
mempersatukan nusantara. Reog inipula yang konon dijadikan sarana oleh Ki Ageng Kutu
untuk mengumpulkan dukungan dari masyarakat agar melakukan pemberontakan pada
kerajaan. Pertunjukan Reog itu sendiri identik dengan topeng bernama Singa Barong.
Topeng ini adalah simbol dari Kertabumi yang bagian atasnya terdapat bulu burung merak.
Jadi, bila dilihat sekilas, topeng ini tampak seperti kipas raksasa.
4) Wayang Kulit
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Wayang-Kulit
Wayang kulit termasuk kesenian tradisional paripurna karena terdapat seni peran,
seni pahat, seni lukis, seni sastra, seni tutur, seni musik serta seni suara di dalamnya.
21
Umumnya, pertunjukan wayang kulit akan mengangkat cerita dari kisah Ramayana dan
Mahabarata, serta kisah tentang kepahlawanan dan cinta yang diangkat dari periode Jawa
Klasik.
Pertunjukan ini akan dibawakan oleh dalang sebagai narator dari dialog yang terjadi
antar tokoh. Dalam prosesnya, pertunjukan juga akan diiringi oleh suara musik gamelan
serta seorang sinden yang akan membawakan sebuah tembang untuk mengiringi gamelan
tersebut.
5) Angklung
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Angklung
Angklung adalah alat musik dari Sunda. Alat musik ini konon sudah ada bahkan
sebelum berlangsungnya zaman Hindu di Indonesia. Sekitar abad ke-12 hingga abad ke-16,
saat masa Kerajaan Sunda, angklung dijadikan sebagai alat musik yang selalu digunakan saat
mengadakan suatu perayaan atau acara.
Pada awalnya pula, angklung ini dipakai untuk memuja Dewi Padi atau Dewi
Kesuburan atau Dewi Sri. Harapannya, agar diberikan kesejahteraan dalam hidup dan diberi
berkah pada tanaman yang ditanamnya. Selain itu, angklung rupanya juga dijadikan sebagai
sarana untuk memacu semangat rakyat untuk berperang.
6) Batik
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Batik
Saat masa penjajahan dahulu, batik menjadi salah satu alat untuk bertahan hidup.
Motif pada batik di setiap daerah mempunyai makna yang berbeda-beda. Jadi, tidak heran
jika kemudian ada banyak sekali nama motif batik. Di antara motif-motif batik yang ada,
salah satunya ialah motif Sidomukti. Motif ini menyimpan harapan agar orang yang
memakainya hidup berkecukupan dan dilingkupi kebahagiaan.
Kemudian ada motif Parang Rusak Barong. Motif ini menggambarkan kesatria yang
bersenjata. Lalu ada motif Udan Liris yang menyampaikan makna kesejahteraan, kesuburan
serta rahmat dari Tuhan. Contoh motif lainnya ialah Nitik Karawitan yang mengandung
harapan agar pemakainya bisa terlihat lebih bijaksana.
22
7) Tenun
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tenun
Kain tenun konon sudah ada bahkan sejak zaman Neolitikum yang telah dibuktikan
dengan berbagai benda prehistoris, misalnya cap tenunan. Sama seperti batik, kain tenun
yang ada di berbagai daerah juga mempunyai motif dan nama yang berbeda-beda.
Misalnya, dari Nusa Tenggara Timur ada Tenun Ikat Sumba yang dipakai untuk
kegiatan upacara adat dan sebagai mas kawin. Terkadang juga kain ini dipakai untuk
membayar denda saat seseorang sudah melakukan pelanggaran adat dengan tujuan untuk
mengembalikan keseimbangan sosial dalam masyarakat.
Kemudian di Bali, ada Tenun Endek dan Gringsing. Tenun ini dipercaya sebagai
penangkal wabah penyakit, kematian serta sebagai penolakk bala. Kain ini juga biasa dipakai
untuk melaksanakan upacara adat serta acara keagamaan.
8) Gamelan
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Gamelan
Gamelan adalah seperangkat alat musik yang cara memainkannya adalah dengan
ditabuh atau dipukul. Materialnya didominasi oleh kayu serta gangsa. Oleh masyarakat Jawa,
gamelan ini diyakini telah diciptakan oleh Dewa Penguasa Tanah Jawa bernama Sang Hyang
Guru Era. Umumnya, alat musik ini dipakai untuk mengiringi pertunjukan tari dan pagelaran
wayang. Namun terkadang gamelan hadir sebagai pertunjukan musik sendiri yang lengkap
dengan sinden sebagai pelantun tembangnya.
9) Sasando
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Sasando
Sasando yang ada saat ini dibuat dari daun lontar dan bambu dengan senar yang
biasa dipakai untuk biola. Namun dahulu, Sasando hanya dibuat dari daun lontar, bambu
serta lidi daun lontar yang menggantikan fungsi senar. Sempat punah dan tidak pernah
dimainkan, Sasando sekarang rupanya juga sudah semakin berkembang. Bahkan sekitar
23
tahun 1960-an, Sasando sudah dimodifikasi sehingga menjadi Sasando elektrik. Dalam
pemanfaatannya, Sasando sering dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional dari Nusa
Tenggara Timur.
10)Tifa
Contoh-Seni-Budaya-Nusantara-Indonesia-Tifa
Tifa adalah alat musik dari daerah timur Indonesia. Tifa biasa dimainkan untuk
mengiringi tarian daerah. Namun, dalam setiap acara adat yang dilangsungkan, hanya pria
dewasa sajalah yang diperbolehkan untuk memainkannya. Bahkan bukan hanya tifa saja, alat
musik pengiring lain juga hanya boleh dimainkan oleh laki-laki dewasa. Sementara
perempuan tidak diperbolehkan untuk memainkannya dan hal ini juga telah menjadi amanat
secara turun temurun.
11)Kulintang
Kulintang atau Kolintang kabarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Alat musik satu ini
digunakan oleh masyarakat Minahasa untuk upacara ritual adat yang ada hubungannya
dengan pemujaan roh leluhur. Namun, sejak masuknya agama Islam dan Kristen di sana, alat
musik ini sudah tidak lagi dipakai untuk mengiring ritual adat tersebut. Akan tetapi lebih
dipakai untuk mengiringi lagu, tarian dan pertunjukan musik.
12)Ondel-Ondel
Ondel-Ondel juga konon dahulunya berfungsi sebagai penolak gangguan roh halus
dan penolak bala. Kesenian satu ini sudah ada bahkan sejak zaman sebelum Islam di Pulau
Jawa. Hadir dalam bentuk boneka yang besar, Ondel-Ondel dikaitkan dengan dunia magis
yang sekaligus menjadi simbolisasi penjaga kampung dari berbagai penyakit, ancaman serta
bahaya. Berdasarkan cerita, hal tersebutlah yang menyebabkan Ondel-Ondel dibuat dengan
wajah cukup menyeramkan.
13)Gundul-Gundul Pacul
Gundul-Gundul Pacul adalah lagu daerah yang berasal dari Jawa. Lagu ini diciptakan
oleh Sunan Kalijaga dan secara umum dikenal sebagai lagu anak-anak. Liriknya sederhana,
lucu dan nadanya riang. Meskipun demikian, lagu ini juga dikenal mempunyai makna yang
begitu dalam.
Secara singkat, makna tersebut adalah pemimpin yang sebenarnya bukanlah dia yang
mengenakan atau diberi mahkota. Melainkan membawa pacul atau cangkul untuk
mencangkul dan mengupayakan kesejahteraan rakyatnya. Akan tetapi, apabila dia sudah
tidak bisa lagi melihat kesulitan rakyat, mendengarkan nasihat, mencium wanginya kebaikan
dan menyampaikan perkataan yang adil, maka sikapnya akan berubah menjadi congkak.
14)Sintren
Sintren adalah tarian yang biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang penari
utamanya mengenakan kacamata hitam. Tari asal Cirebon ini kabarnya tidak bisa ditarikan
oleh sembarang orang. Ada sejumlah syarat khusus yang harus dipenuhi terlebih dahulu, di
antaranya ialah penari tersebut harus lajang dan belum pernah disentuh oleh laki-laki.
24
Sebelum pementasan, penari juga perlu melakukan puasa dengan tujuan agar dirinya
menjadi lebih suci. Dengan demikian, roh tidak akan kesulitan memasuki tubuhnya. Tarian
ini sangat kental dengan aroma mistis. Bahkan, alunan musiknya juga akan bernuansa mistis.
15)Tari Remo
Tari remo atau Tari Ludruk biasa ditampilkan untuk menyambut tamu agung. Tari ini
berasal dari Jawa Timur dan ditampilkan bisa oleh satu atau banyak penari sekaligus. Pada
awalnya, Tari Remo hanya untuk kaum laki-laki karena lebih menampilkan kejantanan dan
menceritakan perjuangan seorang pangeran saat berlaga di medan perang. Namun
kemudian, tari ini juga sering dimainkan oleh perempuan yang kemudian memunculkan
gaya lain yang disebut Remo Putri.
Tari Piring Gelas adalah tarian yang dimainkan dengan komposisi musik berkarakter
kedaerahan. Sesuai dengan namanya, tari ini dimainkan dengan media pendukung berupa
piring dengan gelas. Meskipun demikian, piring dan gelas tersebut tidaklah dipegang secara
langsung, melainkan hanya ditumpuk serta dijadikan pijakan oleh sang penari.
Tari yang berasal dari Kabupaten Musirawas Utara ini dipercaya sebagai bagian dari
ritual sesaat sebelum memanen hasil bumi. Selain itu, Tari Piring Gelas juga konon sebagai
bentuk perjuangan rakyat untuk mengelabui Belanda, di mana ketika pasukan musuh tengah
lengah, para penari akan menyergapnya.
17)Rudat Banten
Rudat Banten kabarnya sudah ada bahkan sejak masa Sultan Ageng Tirtayasa.
Kesenian ini kemudian berkembang di berbagai pesantren sebagai sarana pergaulan para
santri dan sebagai hiburan. Isi dari Rudat banten ini sendiri adalah puji-pujian atas
kebesaran Allah, yang juga diiringi dengan tarian pencak silat. Di samping itu, Rudat Banten
juga mempunyai tujuan untuk mendidik masyarakat supaya tumbuh menjadi manusia yang
bermoral serta berlandaskan agama Islam.
Pesta Bakar Batu adalah tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun yang lalu di
Wamena, Papua. Tradisi ini mempunyai makna sebagai bentuk rasa syukur atas pernikahan,
berkat yang melimpah, penyambutan tamu agung bahkan sebagai upacara kematian juga.
Selain menjadi ucapan rasa syukur, Pesta Bakar Batu juga menjadi bukti perdamaian
setelah terjadinya pertikaian antar suku di sana. Dalam pesta ini, rakyat akan berkumpul
sehingga bisa terlihat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua yang begitu tinggi. Selain
itu, tradisi ini juga sekaligus menjadi ungkapan saling memaafkan antar anggota masyarakat.
19)Tari Gambyong
Tari Gambyong secara umum dimanfaatkan dalam acara adat dan merupakan hasil
bentukan baru dari Tari Tayub. Dulunya, Tari Gambyong hanya dibawakan oleh satu penari
saja. Akan tetapi, dalam perkembangannya sudah dilakukan oleh 3 hingga 5 orang penari.
Tari Gambyong ini sendiri sekarang ditampilkan dalam pertunjukan khas daerah Jawa,
misalnya pernikahan, khitanan atau acara yang lainnya.
Pakaian adat Yogyakarta juga menjadi salah satu kebanggaan daerah istimewa
tersebut. Pakaian ini lumayan banyak macamnya, diantaranya ialah surjan, kebaya,
kencongan, sabukwala padintenan, busana ageng, busana samekanan dan peranakan atau
25
atela. Sebagaimana namanya yang beragam itu, pakaian adat Yogyakarta juga mempunyai
fungsi tersendiri dan dipakai oleh orang-orang tertentu.
Contohnya, surjan dikenakan oleh pria dewasa, kebaya dikenakan oleh wanita
dewasa, kencongan dikenakan oleh anak laki-laki, sabukwala padintenan dikenakan oleh
anak perempuan, busana ageng dikenakan oleh pejabat keraton, samekanan dikenakan oleh
putri raja dan peranakan atau atela dikenakan oleh abdi dalem.
Dari berbagai seni budaya Indonesia, beberapa di antaranya sudah terkenal di dunia. Berikut
daftarnya :
1) Tari Kecak
2) Reog Ponorogo
3) Wayang Kulit
4) Angklung
5) Batik
6) Candi Borobudur
7) Candi Prambanan
8) Keris
9) Tari Saman
10) Noken (tas tradisional dari Papua)