Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang besar, kerajaan ini juga pernah menjadi pusat penyebaran agama Buddha dan pengajaran Bahasa Sansekerta. Dari abad ke-7 hingga permulaan abad ke-11 Masehi, Kedatuan Sriwijaya merupakan pusat pengajaran agama Buddha. Jika kerajaan ini ada hingga saat ini, maka Kerajaan Sriwijaya ini lah merupakan kerajaan terbesar yang bercorak Buddha. Adanya biksu terkenal yang bernama Sakyakirti dan Dharmakirti, kedua biksu ini memiliki peran besar dalam mengajarkan agama Buddha di Sriwijaya. Sakyakirti dan Dharmakirti hidup di zaman yang berbeda. Namun, pada catatan I-Tsing (Biksu dari Tiongkok yang belajar di Sriwijaya), ia menceritakan di tempat itu ada kota berbenteng yang dihuni ribuan biksu, dan juga ada banyak gajah yang digunakan untuk kehidupan sehari hari. Hal ini lah yang membuktikan bahwa jika kerajaan Sriwijaya ada hingga saat ini, maka penyebaran agama Buddha lebih besar.
Sriwijaya Maju di bidang Politik dan Ekonomi
Kerajaan ini dianggap Kerajaan nasional pertama karena wilayahnya yang sangat luas. Sehingga tidak heran selain maju dalam agama, Sriwijaya juga maju dalam bidan Politik dan Ekonomi. Dalam bidang politik terdapat beberapa aspek, yaitu sudut pandang para Raja yang telah memerintah, hubungan dengan pihak luar negeri, dan wilayah kekuasaan. Pada abad ke-21 ini kita membutuhkan pemimpin untuk hubungan dengan pihak luar negeri dan juga mengelola wilayah dengan baik. Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa, sosok pendiri Kerajaan Sriwijaya. Banyak daerah yang sudah ia taklukkan dengan membangun sebuah peradaban di wilayah Minangatamvan yang bertempat di jalur perhubungan pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Dan juga membentuk kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang sangat kuat. Raja Balaputera Dewa, pada tahun pemerintahannya adalah di masa kejayaan kerajaan Sriwijaya. Terdapat kerjasama dengan Kerajaan Chola dan Benggala (Nalanda). Ada aspek pelayaran, perdagangan dan juga mengembangkan penyebaran agama Buddha. Daerah Palembang, daerah yang telah ditaklukkan Kerajaan Sriwijaya, dan dijadikan ibukota yang awal mulanya bertempat di Muara Takus. Telah tercatat dalam sejarah bahwa, pada akhir abad 8 M Kerajaan Sriwijaya resmi/ telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan yang berada di Asia Tenggara, mulai dari Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra. Dengan adanya wilayah-wilayah ini, Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai Kerajaan laut terbesar di seluruh Asia Tenggara. Dalam upayanya memperluas daerah kekuasaan, Sriwijaya menjalin kerjasama dengan Negara lain, terkhusus pada kerajaan di India. Contohnya Kerajaan Pala/ Nalanda di Benggala. Kerjasama ini menghasilkan sebidang tanah yang diberikan kepada Kerajaan Sriwijaya sebagai hadiah dari Kerajaan Nalanda. Sebagai sebuah kerajaan yang besar, Sriwijaya memiliki pengaruh dan kerja sama yang begitu luas dalam berbagai hal, termasuk urusan politik.