Anda di halaman 1dari 4

1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ?

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang me nyangkut peningkatan ukuran


dan struktur biologis Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan
waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan se bagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara ber
kesinambungan

Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu ber proses untuk menjadi (the
process of coming into being). Organisme merupakan sistem yang mekar secara kontinu, yang selalu
"beroperasi atau berfungsi, juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara komplet. Pertumbuhan
jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan ukuran lingkarannya; umpama lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan, dan lain-lain. Dalam pertumbuhan nya, setiap
bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan Misalnya, pertumbuhan alat kelamin
berlangsung paling lambat pada - masa kanak-kanak, tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas
Sebaliknya pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak
kemudian menjadi lambat pada akhir masa, kanak-kanak, dan relatif berhenti pada masa pubertas.

Perbedaan kecepatan tumbuh masing-masing bagian tubuh menge akibatkan adanya perbedaan
dalam keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya. Kepala seorang
bayi misalnya, adalah relatif lebih besar, sedangkan kaki dan tangannya relatif pendek jika dibandingkan
dengan keadaan orang dewasa. Pada orang dewasa, perbandingan badan dan anggota badan hampir
sama panjangnya. Pada usia 2 tahun, pertengahan badan berada di sekitar pusar, sedang pada usia
dewasa, pertengahan badan berada di atas tulang kemaluan. Perbandingan atau proporsi badan
tersebut seperti tergambar di halaman 18. Contoh lain misalnya pertumbuhan indra penglihatan atau
mata lebih cepat daripada pertumbuhan otot-otot tangan dan kaki.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme ada
bermacam-macam, yaitu:

Pertama, faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir. Umpama: Peristiwa kekurangan nutrisi pada
ibu dan janin; janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan; terkena infeksi oleh
bakteri syphilis, terkena penyakit gabag, TBC, kolera, tifus, gondok, sakit gula, dan lain-lain.

Kedua, faktor ketika lahir atau saat kelahiran. Faktor ini antara lain adalah intracranial
haemorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim
ibu sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukan
dengan bantuan tang (tangver-lossing).

Ketiga, faktor yang dialami bayi sesudah lahir, antara lain oleh karena pengalaman traumatik
pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi (janin) terpukul, atau mengalami serangan
sinar matahari (zonnestiek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit cerebral meningitis,
gabag, malaria tropika, dypteria, dan lain-lain. Semua penyebab tersebut di atas mengakibatkan
pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.

Keempat, faktor psikologis antara lain oleh karena bayi di tinggalkan ibu, ayah atau kedua orang
tuanya. Sebab lain ialah anak anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah sakit, rumah yatim
piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka kurang sekali mendapat perawatan
jasmaniah dan cinta kasih orang tua. Anak anak tersebut mengalami kehampaan psikis (innanitie psikis),
kering dari perasaan sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.
Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis, demikian juga sebaliknya faktor
psikologis dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik.

Jadi, istilah pertumbuhan dimaksudkan pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi-
fungsi biologis.

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) sebagai berikut:
"Perkembangan sejalan dengan prinsip ortho genetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi
meningkat secara bertahap." Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak;
bahwa dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

Sejak bayi dilahirkan, ia telah mempunyai "gambaran total atau gambaran lengkap tentang
dunia ini, hanya saja gambaran tersebut masih kabur dan samar-samar. Terbawa oleh
perkembangannya, gambaran total yang samar-samar tadi berangsur-angsur menjadi terang dan
bagian-bagiannya bertambah nyata, jelas dan strukturnya semakin lengkap. Timbullah kemudian
kompleks dan unsur-unsur, umpamanya unsur gerak, jarak, bentuk, struktur, warna, dan lain-lain.
Namun semuanya merupakan bagian dari satu totalitas atau keseluruhan dan mengandung sifat-sifat
totalitas tersebut. Dalam hubungannya dengan konsep perkembangan orthogenetik yang dikemukakan
oleh Werner

ini, maka perubahan-perubahan ke arah terorganisasi dan terintegrasinya suatu aspek menunjukkan
adanya kontinuitas. Perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung terus pada tahapan-tahapan
perkembangan berikutnya dengan cara-cara yang sama. Apa yang ada pada perkem bangan sebelumnya
diteruskan pada tahapan perkembangan berikutnya, sedangkan perubahan ke arah diferensiasi yaitu
timbulnya karakteristik baru yang berasal dari sesuatu yang sebelumnya masih global disebut
diskontinuitas.

Menurut Nagel (1957), perkembangan merupakan pengertian di mana terdapat struktur yang
terorganisasikan dan mempunyai fungsi fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan
struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan perubahan progresif dalam organisasi
organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Peru
bahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor yakni kematangan dan pengalaman.

Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan, yakni:

1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan
seterusnya sampai dewasa.

2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. Perkembangan
perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini
juga terjadi sejak permulaan adanya manusia. Jadi perkembangan ortogenetik mengarah ke suntu
tujuan khusus sejalan dengan per kembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaan manusia.

Bijou dan Baer (1961) mengemukakan perkembangan paikologis adalah perubahan progresif yang
menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi yang
dimaksud di sini adalah apakah suatu jawaban tingkah laku akan diperlihatkan atau tidak, tergantung
dari perangsang-perangsang yang ada di lingkungannya. Rumusan lain tentang arti perkembangan
dikemukakan oleh Liberty, Paulus, dan Strauss (Singgih, 1990: 31), yaitu bahwa: " Perkembangan adalah
proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkungan." Istilah per kembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai
gejala-gejala psikologis yang menampak. Perkembangan dapat juga di lukiskan sebagai suatu proses
yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monks, 1984: 2).

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dapat
dibagi menjadi 4 (empat) kategori utama, yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan dalam
perbandingan, perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan perubahan untuk memperoleh hal-
hal yang baru.
JAWABAN NO .2
2. Ciri ciri pertumbuhan dan perkembangan masa remaja yaitu:

1. Menginginkan kebebasan
Pada masa- masa remaja anak selalu menginginkan kebebasan, seperti kebebasan
berpendapat, kebebasan dalam bertindak, dll. Karena pada masa remaja mungkin banyak
orangtua yang menghawatirkan pergaulan sang anak agar tidak mengikuti pergaulan yang tidak
baik, disini anak merasa dikekang oleh orang tua sehingga dapat menimbulkan pemberontakan
dari anak karena pada dasarnya anak menginginkan kebebasan.

2. Mudah terpengaruh oleh teman


Pada masa remaja juga lingkungan pertemanan sangat berpengaruh besar bagi
pertumbuhan anak itu sendiri. Pada usia remaja terdapat banyak sekali permasalahan dalam
memilih teman sehingga menyebabkan remaja memilih jalan yang tidak benar seperti mengikuti
temannya merokok, masuk ke geng motor, dll

3. Mengalami perubahan fisik (pubertas)  


masa pubertas terjadi pada usia remaja sehingga akan terlihat perubahan fisik secara
signifikan bagi remaja. Pada masa ini juga terjadi perubahan atau muncul rasa seksualitas pada
remaja.

4. Merasa percaya diri dan menganggap dirinya benar


Masa ini bisa dikatakan karakteristik masa remaja. Disini remaja akan selalu merasa
dirinya itu benar sehingga orang tua akan merasa susah dalam menasehati anak nya.  

JAWABAN NO 3
3. sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik remaja!

Anda mungkin juga menyukai