Anda di halaman 1dari 42

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014
DAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014
UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

PP 43 TAHUN 2014
PRESIDEN
PP 60 TAHUN 2014

Perpres 111 Perpres 112


KEMENDAGRI KEMENDES PDTT

2014 2015 2016 2015 2016


1. PERMENDES PDTT 1
1. PERMENDAGRI 1 2. PERMENDES PDTT 2
1. PERMENDAGRI 111
1. PERMENDAGRI 81 2. PERMENDAGRI 44 3. PERMENDES PDTT 3 1. PERMENDES PDTT 2
2. PERMENDAGRI 112
3. PERMENDAGRI 113 2. PERMENDAGRI 83 3. PERMENDAGRI 45 4. PERMENDES PDTT 4 2. PERMENDES PDTT 8
4. PERMENDAGRI 114 3. PERMENDAGRI 84 4. PERMENDAGRI 46 5. PERMENDES PDTT 5
5. PERMENDAGRI 47 6. PERMENDES PDTT 21

KABUPATEN SUKABUMI
PERDA 9/2015
2014 2015 2016 JO
1. PERBUP 62; PBJ 1. PERBUP 8/9 ; DD/AD 6/2017
1. PERBUP 31; LPMD/K 2. PERBUP 19; IDM
2. PERBUP DD/ADD 2. PERBUP 51; PILKADEs 3. PERBUP 27/33; BUM
3. PERBUP 59; KPM 4. PERBUP 85; KD
DASAR HUKUM PENGATURAN DESA
• Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
• Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa j.o
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
• Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 128/PUU-
XIII/2015
• Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sukabumi Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Desa.
• Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 51 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa di Kabupaten
Sukabumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Sukabumi Nomor 26 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Sukabumi Nomor 51 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa di Kabupaten Sukabumi.
14 PERMENDAGRI YANG MENGATURREGULASI PEMERINTAHAN DESA
1. PERMENDAGRI NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA

2. PERMENDAGRI NOMOR 112 TAHUN 2014 jo NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN
KEPALA DESA

3. PERMENDAGRI NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

4. PERMENDAGRI NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

5. PERMENDAGRI NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN


DESA DAN KELURAHAN

6. PERMENDAGRI NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN


KEPALA DESA

7. PERMENDAGRI NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN


PERANGKAT DESA

8. PERMENDAGRI NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA


KERJA PEMERINTAH DESA

9. PERMENDAGRI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

10. PERMENDAGRI NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA

11. PERMENDAGRI NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS
DESA

12. PERMENDAGRI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

13. PERMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG ADMINISTRASI DESA

14. PEMENDAGRI NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARAKAT DESA
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

• Permendes pdtt nomor 1 tahun 2015 tentang PEDOMAN KEWENANGAN


BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
• Permendes pdtt nomor 2 tahun 2015 tentang PEDOMAN TATA TERTIB DAN
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH DESA
• Permendes pdtt nomor 3 tahun 2015 tentang PENDAMPINGAN DESA
• Permendes pdtt nomor 4 tahun 2015 tentang PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN
PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA
• Permendes pdtt nomor 5 tahun 2015 tentang PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015
• Permendes pdtt nomor 21 tahun 2015 tentang PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016
• Permendes pdtt nomor 2 tahun 2016 tentang INDEKS DESA MEMBANGUN
• Permendes pdtt nomor 8 tahun 2016 tentang perubahan permendes pdtt
nomor Permendes pdtt nomor 21 tahun 2015 tentang PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2016
11 PERATURAN BUPATI YANG MENGATUR TENTANG DESA
PERATURAN BUPATI
NO
Nomor & Tahun Tentang
1 97 Tahun 2016 Pedoman Penyusunan Peraturan di Desa
2 98 Tahun 2016 Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

3 99 Tahun 2016 Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Desa

4 100 Tahun 2016 Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa

5 101 Tahun 2016 Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan


6 102 Tahun 2016
Desa
7 103 Tahun 2016 Pengelolaan Aset Desa
8 104 Tahun 2016 Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa
9 105 Tahun 2016 Laporan Kepala Desa
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Melalui
10 106 Tahun 2016
Musyawarah Desa

11 15 Tahun 2018 Badan Permusyarawatan Desa


DESA
Desa adalah Desa dan Desa adat atau yg
disebut dg nama lain , selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat Hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
prakarsa masyarakat ,hak asal usul , dan hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalamm
sistem pemerintahan NKRI
PEMERINTAH DESA PEMERINTAHAN DESA

KEPALA DESA ATAU YANG PENYELENGARAAN URUSAN


DISEBUT DENGAN NAMA LAIN PEMERINTAHAN DAN
DIBANTU PERANGKAT DESA KEPENTINGAN MASYARAKAT
SEBAGAI UNSUR SETEMPAT DALAM SISTEM
PENYELENGGARA PEMERINTAHAN NEGARA
PEMERINTAHAN DESA REPUBLIK INDONESIA

BPD
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 84 TAHUN 2015
TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA

SEKRETARIAT
DESA

KEPALA KEPALA KEPALA


URUSAN URUSAN URUSAN
TATA USAHA KEUANGAN PERENCANAAN
DAN UMUM

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


PEMERINTAHAN KESEJAHTERAAN PELAYANAN

KEPALA PELAKSANA
KEWILAYAHAN /
KEPALA DUSUN
KEPALA DESA
KEPALA DESA/ DESA ADAT (ATAU SEBUTAN LAIN)
MERUPAKAN KEPALA PEMERINTAHAN DESA/DESA ADAT
YANG MEMIMPIN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DESA SEBAGAI KEPANJANGAN TANGAN NEGARA YANG
DEKAT DENGAN MASYARAKAT.

DENGAN DEMIKIAN PENGATURAN TENTANG KADES/DESA


ADAT :
• DISESUAIKAN DENGAN SEBUTAN LOKAL;
• BERKEDUDUDKAN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAH
DESA/DESA ADAT & PEMIMPIN MASYARAKAT;
• DIPILIH SECARA DEMOKRATIS, KECUALI DESA ADAT
MEKANISME LOKAL;
• PEMILIHAN LANGSUNG TIDAK MENGGUNAKAN BASIS
PARPOL.
MASA JABATAN KEPALA DESA
• PALING LAMA 3 KALI SECARA BERTURUT-TURUT/ TIDAK SECARA BERTURUT-
TURUT.
• KETENTUAN PERIODISASI BERLAKU DI WILAYAH INDONESIA.
• KETENTUAN PERIODISASI TERMASUK KADES YANG DIPILIH MELALUI
MUSYAWARAH
• MASA JABATAN SELAMA 6 TAHUN TERHITUNG SEJAK TANGGAL PELANTIKAN.
• DALAM HAL KADES MENGUNDURKAN DIRI SEBELUM HABIS MASA
JABATANNYA ATAU DIBERHENTIKAN DIANGGAP TELAH MENJABAT 1
PERIODE.

LAPORAN KEPALA DESA


DALAM MELAKSANAKAN TUGAS, KEWENANGAN, HAK & KEWAJIBAN KEPALA
DESA, WAJIB MEYAMPAIKAN:
• LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA KEPADA BUPATI
- AKHIR TAHUN
- AKHIR MASA JABATAN
• LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
KEPADA BPD
- SECARA TERTULIS SETIAP AKHIR TAHUN
LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN KEPADA BUPATI MELALUI CAMAT
PALING LAMBAT 3 BULAN SETELAH BERAKHIRNYA TAHUN ANGGARAN.
LAPORAN TERSEBUT MEMUAT:
 PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA;
 PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN;
 PELAKSANAAN PEMBINAAN KEMASYARAKATAN;
 PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
HAL TERSEBUT SEBAGAI BAHAN EVALUASI & SBG BAHAN PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN.

LAPORAN AKHIR MASA JABATAN KEPADA BUPATI MELALUI CAMAT,


DISAMPAIKAN 5 BULAN SEBELUM AKHIR MASA JABATAN.
LAPORAN TERSEBUT MEMUAT:
 RINGKASAN LAPORAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA;
 HASIL YANG SUDAH DICAPAI & YANG BELUM TERCAPAI;
 HAL YANG DIANGGAP PERLU UNTUK PERBAIKAN SELANJUTNYA.
 RENCANA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA UNTUK 5 BULAN
SISA MASA JABATAN (DILAPORKAN KADES KEPADA BUPATI DALAM
MEMORI SERTIJAB)
LAPORAN KETERANGAN KADES KEPADA BPD

• SETIAP AKHIRTAHUN ANGGARAN;


• SECARA TERTULIS;
• PALING LAMBAT 3 BULAN SETELAH BERAKHIRNYA T.A;
• MEMUAT PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PEMDES;
LAPORAN DIGUNAKAN DALAM FUNGSI PENGAWASAN
KINERJA KADES

KADES MENGINFORMASIKAN SECARA


TERTULIS & DENGAN MEDIA INFORMASI YANG
MUDAH DIAKSES OLEH MASYARAKAT
MENGENAI PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DESA KEPADA MASYARAKAT
DESA
PEMILIHAN KEPALADESA

Tata Cara Pemilihan Kepala Desa


 Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara
serentak di seluruh Kab/Kota;
Dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali
dalam kurun waktu 6 Tahun
Dalam hal terjadi kekosongan jabatan
Kepala Desa Bupati/Walikota menunjuk
Penjabat Kepala Desa
Penjabat Kepala Desa , berasal dari
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Daerah Kab/Kota (pasal 40)
MASA JABATAN KEPALA DESA
a. Jabatan Kepala Desa selama 6 (enam) tahun sejak
tanggal pelantikan;
b. Kepala Desa dapat menjabat paling lama 3 (tiga) kali
secara berturut-turut atau tidak berturut-turut;
c. Periodesasi jabatan Kepala Desa termasuk masa
jabatan Kepala Desa yang dipilih melalui MUSDES
(Kepala Desa PAW);
d. Dalam hal kepala Desa mengundurkan diri sebelum
habis masa jabatan atau diberhentikan, dianggap
telah menjabat 1 (satu) periode masa jabatan.
Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yg
berehenti lebih dari 1 (satu) tahun karena
diberhentikan, Bupati/Walikota mengangkat
PNS dari PEMDA sebagai Penjabat Kepala Desa
sampai terpilihnya Kepala Desa yang baru hasil
dari Musyawarah Desa .
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Kepala Desa berhenti karena:


1. Meningal Dunia;
2. Permintaan sendiri, atau ;
3. Diberhentikan
 Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yg
berhentikan tidak lebih dari 1(satu) tahun karena
diberhentikan, Bupati/Walikota mengangkat
PNS dari Pemda sbg penjabat Kepala Desa s/d
terpilihnya Kepala Desa yang baru
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU
MELALUI MUSYAWARAH DESA
Musyawarah Desa yang diselenggarakan
secara khusus untuk pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa antar waktu dilaksanakan
paling lama dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan terhitung sejak kepala desa
“diberhentikan” (pasal 45)
Lanjutan (pasal 45 huruf a)
 Kegiatan dalam MUSDESUS:
1. BPD membentuk panitia pilkades PAW paling lama 15 (lima
belas) hari sejak Kepala Desa diberhentikan
2. Biaya Pemilihan Kepala Desa PAW dibebankan kepada
APBDes,
3. Persetujuan Biaya Pilkades PAW, yang diajukan oleh Panitia
Kepada Pejabat Sementara Kepala Desa;
4. Pendaftran dan Pengumuman bakal Calon Kepala Desa
PAW oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa PAW;
5. Penelitian Persyaratan dan Kelengkapan Administrasi
bakal Calon Kepala Desa PAW;
6. Penetapan Calon Kepala Desa PAW yang berhak dipilih
disyahkan oleh BPD, paling sedikit 2(dua) orang, paling
banyak 3 (tiga) orang.
Lanjutan (pasal 45 huruf b)
• BPD Melakukan MUSDES Pilkades PAW;
• MUSDES dipimpin oleh Ketua BPD, teknis pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa PAW oleh Panitia Pemilihan (ketua)
• Pengesahan Calon Kepala Desa PAW yg berhak dipilih oleh
Musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau
pemungutan suara.
• Panitia Pilkades PAW melaporkan hasil kepada Musyawarah
Desa untuk disyahkan dan dilaporkan kepada BPD
• Bupati/Walikota mengesahkan usulan BPD tentang hasil
Pilkades PAW
• Masa Jabatan Kepala Desa PAW, menyelesaikan masa
jabatan Kepala Desa yang “diberhentikan”
PERANGKAT DESA
Perangkat Desa berkedudukan sebagai unsur pembantu
kepala desa, terdiri dari :

• Sekretariat Desa;
Dipimpin oleh Sekretaris, dibantu unsur staf (paling banyak 3
bid. urusan). Bertugas membantu kades dlm bid. Adm Pemdes.

• Pelaksana Kewilayahan;
- Unsur pembantu kades sbg satgas kewilayahan;
- Jumlah pelaksana ditentukan secara proposional & sesuai
• kemapuan keuangan desa.

• Pelaksana Teknis;
- Unsur pembantu kades sbg pelaksana tugas operasional;
- Paling banyak 3 seksi.

(ketentuan lebih lanjut ditetapan dalam Permendagri)


SYARAT MENJADI PERANGKAT DESA

Perangkat Desa diangkat dari warga desa yang


memenuhi persyaratan:
1. Berpendidikan paling rendah SMU atau
sederajat;
2. Berusia 20 s/d 42 tahun
3. Terdaftar sbg penduduk Desa dan bertempat
tinggal di desa sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun;
4. Syarat lain yang diatur oleh Kab/Kota.
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Berhenti, karena:
• Meninggal dunia;
• Permintaan sendiri, atau
Diberhentikan, karena:
• Usia sudah genap 60 tahun;
• Berhalangan tetap;
• Tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat
desa;
• Melanggar larangan sbg perangkat desa.
Sekretaris Desa
Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur
pimpinan Sekretariat Desa.

Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala


Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan.
Untuk melaksanakan tugas Sekretaris
Desa mempunyai fungsi:
• Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,
administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.
• Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan umum.
• Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi
keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi
penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya.
• Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data
dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi
program, serta penyusunan laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Urusan mempunyai fungsi:

• a) Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum memiliki fungsi


yaitu melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,
administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan
administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan
kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan
dinas, dan pelayanan umum.

• b) Kepala Urusan Keuangan memiliki fungsi yaitu melaksanakan


urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi
sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi
keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD,
dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

• c) Kepala Urusan Perencanaan memiliki fungsi yaitu


mengkoordinasikan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam
rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

• a) Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan


manajemen tata praja Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa,
pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban,
pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan
dan pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan Profil Desa.

• b) Kepala Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi


melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan
bidang pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi
masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

• c) Kepala Seksi Pelayanan memiliki fungsi melaksanakan


penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai
sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
• Kepala Kewilayahan/ Kepala Kedusunan atau dengan sebutan
lainnya berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang
bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas di
wilayahnya.

Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki fungsi:

• a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya


perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan
serta pengelolaan wilayah.
• b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
• c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya.
• d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
JENIS/ KLASIFIKASI DESA

• Susunan organisasi Pemerintah Desa disesuaikan dengan


tingkat perkembangan desa yaitu Desa Swasembada,
Swakarya, dan Swadaya.

• Desa Swasembada wajib memiliki 3 (tiga) urusan dan 3 (tiga)


seksi.

• Desa Swakarya dapat memiliki 3 (tiga) urusan dan 3 (tiga)


seksi.

• Desa Swadaya memiliki 2 (dua) urusan dan 2 (dua) seksi.

• Klasifikasi jenis desa dimaksud ditentukan berdasarkan


peraturan perundang-undangan.
TUGAS & FUNGSI BPD
DALAM PENYELENGGARAAN
PEMDES
1. Membahas dan menyepakati Rancangan
Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa;
3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala
Desa
lanjuta

Pasal 56 PP 60/2014
1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah yang pengisiannya dilakukan secara
demokratis.
2) Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah/janji.
3) Anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih untuk masa
keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara
berturut-turut atau tidak secara berturut-turut
Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa

Peraturan tata tertib Badan Permusyawaratan Desa


paling sedikit memuat:
a. waktu musyawarah Badan Permusyawaratan
Desa;
b. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah
Badan Permusyawaratan Desa;
c. tata cara musyawarah Badan Permusyawaratan
Desa;
d. tata laksana dan hak menyatakan pendapat Badan
Permusyawaratan Desa dan anggota Badan
Permusyawaratan Desa; dan
e. pembuatan berita acara musyawarah Badan
Permusyawaratan Desa.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Pasal 72 s/d 79 PP Nomor 43 Tahun 2014

 PENGISIAN KEANGGOTAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


DILAKSANAKAN SECARA DEMOKRATIS MELALUI PROSES PEMILIHAN
SECARA LANGSUNG ATAU MUSYAWARAH PERWAKILAN DENGAN MENJAMIN
KETERWAKILAN PEREMPUAN.

 DALAM RANGKA PROSES PEMILIHAN SECARA LANGSUNG ATAU


MUSYAWARAH PERWAKILAN, KEPALA DESA MEMBENTUK PANITIA
PENGISIAN KEANGGOTAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DAN
DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA DESA.

 PANITIA PENGISIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TERDIRI


ATAS UNSUR PERANGKAT DESA DAN UNSUR MASYARAKAT LAINNYA
DENGAN JUMLAH ANGGOTA DAN KOMPOSISI YANG PROPORSIONAL.

 PENETAPAN MEKANISME PENGISIAN KEANGGOTAAN BADAN


PERMUSYAWARATAN DESA DILAKSANAKAN DENGAN BERPEDOMAN PADA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN.
 Panitia pengisian melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon
anggota Badan Permusyawaratan Desa dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sebelum masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
berakhir.

 Panitia pengisian menetapkan calon anggota Badan Permusyawaratan


Desa yang jumlahnya sama atau lebih dari anggota Badan
Permusyawaratan Desa yang dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa berakhir.

 Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan


Desa ditetapkan melalui proses pemilihan langsung, panitia pengisian
menyelenggarakan pemilihan langsung calon anggota Badan
Permusyawaratan.

 Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan


Desa ditetapkan melalui proses musyawarah perwakilan, calon anggota
Badan Permusyawaratan Desa dipilih dalam proses musyawarah
perwakilan oleh unsur masyarakat yang mempunyai hak pilih.
Hasil pemilihan langsung atau musyawarah perwakilan
sebagaimana dimaksud disampaikan oleh panitia
pengisian anggota Badan Permusyawaratan Desa kepada
kepala Desa paling lama 7 (tujuh) Hari sejak
ditetapkannya hasil pemilihan langsung atau
musyawarah perwakilan.

Hasil pemilihan langsung atau musyawarah disampaikan


oleh kepala Desa kepada bupati/walikota paling lama 7
(tujuh) Hari sejak diterimanya hasil pemilihan dari
panitia pengisian untuk diresmikan oleh bupati.
 Peresmian anggota Badan Permusyawaratan ditetapkan dengan
keputusan bupati/walikota paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak
diterimanya laporan hasil pemilihan langsung atau musyawarah
perwakilan dari kepala Desa.

 Pengucapan sumpah janji anggota Badan Permusyawaratan Desa


dipandu oleh bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30
(tiga puluh) Hari sejak diterbitkannya keputusan bupati/walikota
mengenai peresmian anggota Badan Permusyawaratan Desa.

PENGISIAN KEANGGOTAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


ANTARWAKTU

Pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa antarwaktu


ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota atas usul pimpinan
Badan Permusyawaratan Desa melalui kepala Desa.
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

(1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa berhenti karena:


a.meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. Diberhentikan, karena :
 berakhir masa keanggotaan;
 tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
 tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Badan Permusyawaratan
Desa; melanggar larangan sebagai anggota Badan Permusyawaratan
Desa.

(2)Pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa diusulkan oleh pimpinan


Badan Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota atas dasar hasil
musyawarah Badan Permusyawaratan Desa.

(3)Peresmian pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan ditetapkan dengan


keputusan bupati.
PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Peraturan tata tertib Badan Permusyawaratan Desa paling sedikit


memuat:
 waktu musyawarah Badan Permusyawaratan Desa;
 pengaturan mengenai pimpinan musyawarah Badan
Permusyawaratan Desa;
 tata cara musyawarah Badan Permusyawaratan Desa;
 tata laksana dan hak menyatakan pendapat Badan
Permusyawaratan Desa dan anggota Badan Permusyawaratan
Desa; dan
 pembuatan berita acara musyawarah Badan Permusyawaratan
Desa.

Pengaturan mengenai waktu musyawarah meliputi:


 pelaksanaan jam musyawarah;
 tempat musyawarah; jenis musyawarah; dan
 daftar hadir anggota Badan Permusyawaratan Desa.
PENGATURAN MENGENAI PIMPINAN MUSYAWARAH
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MELIPUTI:
 PENETAPAN PIMPINAN MUSYAWARAH APABILA PIMPINAN DAN ANGGOTA
HADIR LENGKAP;

 PENETAPAN PIMPINAN MUSYAWARAH APABILA KETUA BADAN


PERMUSYAWARATAN DESA BERHALANGAN HADIR;

 PENETAPAN PIMPINAN MUSYAWARAH APABILA KETUA DAN WAKIL KETUA


BERHALANGAN HADIR; DAN

 PENETAPAN SECARA FUNGSIONAL PIMPINAN MUSYAWARAH SESUAI DENGAN


BIDANG YANG DITENTUKAN DAN PENETAPAN PENGGANTIAN ANGGOTA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ANTARWAKTU.
HAK PIMPINAN DAN ANGGOTA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

 PIMPINAN DAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MEMPUNYAI HAK


UNTUK MEMPEROLEH TUNJANGAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI DAN
TUNJANGAN LAIN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN.

 SELAIN TUNJANGAN, BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MEMPEROLEH BIAYA


OPERASIONAL.

 BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BERHAK MEMPEROLEH PENGEMBANGAN


KAPASITAS MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SOSIALISASI, PEMBIMBINGAN
TEKNIS, DAN KUNJUNGAN LAPANGAN.

 PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, DAN PEMERINTAH DAERAH


KABUPATEN DAPAT MEMBERIKAN PENGHARGAAN KEPADA PIMPINAN DAN
ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA YANG BERPRESTASI.
KESIMPULAN BPD
 BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) SEBAGAI
LEMBAGA PERMUSYAWARATAN DAN PERMUFAKATAN DESA

 MASA KEANGGOTAAN 6 (ENAM) TAHUN DAN DAPAT


MENJABAT PALING BANYAK 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN

 JUMLAH ANGGOTA BPD PALING SEDIKIT 5 ORANG DAN


PALING BANYAK 9 ORANG

 KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI TUGAS, FUNGSI,


KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN, PENGISIAN
KEANGGOTAAN, PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SERTA
PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA DIATUR DALAM PERATURAN MENTERI

Anda mungkin juga menyukai