Anda di halaman 1dari 47

MODUL

MANAJEMEN KEUANGAN

DISUSUN OLEH:
TIM

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA
2021

1
BAB I

FUNGSI DAN PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN

Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah aktivitas yang dilakukan manajer keuangan

yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dari suatu perusahaan. Aktivitas

dimaksud dilakukan melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen, yaitu

merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi aktivitas keuangan

perusahaan.

Istilah manajemen keuangan sangat bervariatif, ada yang menyebutkan

manajemen pembelanjaan, ada juga yang menyebut manajemen aliran dana. Pada

prinsipnya istilah-istilah tadi mempunyai makna yang sama, yang dijabarkan

dalam fungsi dari manajemen keuangan. Fungsi-fungsi itu meliputi :

 Mendapatkan Dana (Raising of Funds)

 Menggunakan Dana (Alocation of Funds)

Pengelolaan keuangan perusahaan tidak hanya sebatas itu, tapi banyak

persoalan yang muncul diantaranya adalah :

1. Besarnya/ Kecepatan pertumbuhan perusahaan.

2. Bentuk aktiva yg harus dipertahankan

3. Komposisi utang-utang perusahaan

2
Tujuan dan Manfaat Manajemen Keuangan
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan keuangan ini dapat terlihat

dari tujuan yang ada. Secara umum tujuan dari manajemen keuangan akan bersifat

normative, yaitu memaksimumkan nilai perusahaaan atau kemakmuran dari

pemegang saham atau dapat dikatakan tujuan dari manajemen keuangan adalah

identik dengan tujuan dari perusahaan secara umum, sehingga keputusan yang

diambil dalam bidang keuangan, yaitu keputusan investasi, pembelanjaan dan

kebijakan deviden harus berhubungan dengan tujuan tersebut.

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

Dari fungsi dan problem pokok yang telah diuraikan diatas, maka aktivitas

manajemen keuangan diarahkan pada satu arah strategis bagi pengambil suatu

keputusan dibidang keuangan. Keputusan-keputusan itu meliputi :

1. Keputusan investasi (capital policy)

2. Keputusan pembelanjaan (use of funds)

3. Keputusan manajemen asset/aktiva

4. Keputusan deviden

3
Tujuan Perusahaan

Dalam menetapkan tujuan dari perusahaan hendaknya mengarah pada

pengelolaan bisnis secara bijak artinya sasaran utama berupa profit hendaknya

tidak akan mengorbankan pihak-pihak lain terutama konsumen. Sehingga tujuan

dari perusahaan adalah :

1. Memaksimumkan keuntungan

2. Memaksimumkan nilai perusahaan / kemakmuran

Kelemahan max keuntungan :

1. Pandangan Jangka Pendek

2. Mengabaikan unsur waktu

3. Meninggalkan aspek social

Latihan soal:

1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang manajemen keuangan?

2. Jelaskan yang saudara ketahui tentang ruang lingkup manajemen

keuangan?

3. Jelaskan manfaat dari manajemen keuangan itu sendiri?

4
BAB II

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisa Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang digunakan sebagai

alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan

pihak yg berkepentingan dengan data tersebut. Adapun pihak yang berkepentingan

adalah : pemilik perusahaan manager/pimpinan perusahaan investor

kreditur dan bankers pemerintah pihak lain

Pelaporan terhadap hasil operasi perusahaan dalam satu periode akan

disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang meliputi ; neraca, laporan

laba/rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas. Esensi dari laporan keuangan

diatas adalah melaporkan apa yang sebenarnya telah terjadi terhadap aktiva,

kewajiban, laba dan deviden selama satu periode.

Laporan seperti tersebut diatas hanya baru merupakan informasi awal bagi

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap operasional perusahaan, namun

sebenarnya ada yang lebih penting dari sekedar laporan adalah informasi apa yang

mampu diberikan dari laporan tersebut. Tentunya informasi yang mampu

ditampilkan dari laporan tersebut adalah menyangkut beberapa hal, yaitu :

1. bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat ini ?

5
2. apakah laba yang dicapai dalam satu periode tersebut sudah dapat

dikatakan baik/tidak jika dibandingkan dengan asset-asset yang

dipergunakan ?

3. bagaimana prospek operasional perusahaan ini kedepan ?

Analisa terhadap laporan keuangan akan dilakukan secara horisontal,

vertikal dan cross antar laporan keuangan.

Analisis Rasio

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan, dapat

dilakukan dengan melihat hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam

laporan keuangan tersebut, yaitu dengan menghitung rasionya. Ada beberapa rasio

yang dapat dihitung dari analisis laporan keuangan ini, yaitu :

1. Rasio likuiditas

2. Rasio leverage (utang)

3. Rasio aktivitas (manajemen aktiva)

4. Rasio keuntungan (profitabilitas)

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendek. Rasio-rasio yang mungkin dipergunakan adalah :

a. Current Ratio

6
Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai

untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio ini dinyatakan sebagai

berikut :

Aktiva Lancar
Current Ratio =
Kewajiban Lancar

b. Quick atau Acid Test Ratio


Karena persediaan merupakan rekening yang paling lama untuk berubah

menjadi kas (yaitu harus melewati bentuk pihutang terlebih dahulu), dan

tingkat kepastian nilainya rendah (harga persediaan mungkin tidak

seperti yang dicantumkan dalam neraca, terutama untuk persediaan

barang dalam proses), maka rekening persediaan mungkin dikeluarkan

dari perhitungan. Dengan demikian maka rasionya dinyatakan sebagai

berikut :

(aktiva Lancar –
persediaan)
Quick Ratio =
Kewajiban Lancar

c. Cash ratio

Adalah rasio yang memperbandingkan antara kas dan bank dengan utang

lancar perusahaan.

(Kas + Bank)
Cash Ratio =
Kewajiban Lancar

7
2. Rasio Manajemen Utang (leverage)

Utang adalah merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan

yang berasal dariluar perusahaan (eksternal). Sehingga dalam

pengelolaannyameski dilakukan secara baik dan cermat, karena menggunakan

utang sebagai sumber pendanaan akan membawa konsekuensi dalam hal

resiko dan kewajiban yang mesti ditanggung oleh perusahaan.

Pembiayaan opersional perusahaan dengan menggunakan utang, memberikan

implikasi terhadap tiga hal, yaitu :

a. Perusahaan dapat mempertahankan operasinya walaupun dana yang

dimiliki perusahaan jumlahnya terbatas

b. Resiko perusahaan sebagain besar ada pada tangan kreditor

c. RATE OF RETURN > COC  berarti perusahaan mendapatkan

keuntungan

Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan utang

ini, maka dibutuhkan data-data dari laporan keuangan perusahaan, yaitu

melalui neraca dan laporan laba/rugi perusahaan. Selanjutnya dari kedua

laporan itu dapat dihitung beberapa indicator kemampuan perusahaan

terhadap utang dengan menghitung rasio-rasio utang sebagai berikut :

a. Rasio total utang terhadap total aktiva (debt rasio)

Adalah rasio yang membandingkan antara keseluruhan utang yang dimiliki

perusahaan dengan total asset yang ada pada perusahaan. Dalam debt rasio

ini umumnya terdapat dua kepentingan yang berbeda, antara pihak kreditor

selaku pemilik dana dengan pihak debitor selaku peminjam.pihak kreditor

8
berharap debt rasio perusahaan adalah sekecil mungkin, artinya resiko

yang dihadapi kreditor akan semakin kecil pula. Sedangkan bagi pihak

debitor, debt rasio yang besar memberikan harapan terhadap pencapaian

hasil yang besar juga. Rumus debt rasio dapat dilihat sebagai berikut :

Total Utang
Debt ratio =
Total Aktiva

b. Kemampuan membayar bunga (time intereset earned/TIE)

Adalah rasio yang mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun

sebagai akibat adanya kewajiban membayar bunga utang sampai pada

perusahaan tidak lagi dapat memenuhi beban bunga tahunan atau dengan

kata lain rasio ini dapat dijadikan acuan perusahaan untuk mengindari

kebangkrutan.

EBIT
TIE =
Biaya bunga
Semakin tinggi TIE maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam

melakukan pembayaran terhadap bunga.

c. Rasio cakupan beban tetap (fixed change coverage ratio/FCCR)

Yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban tetapnya, selain bunga juga utang pokoknya.

EBIT
FCCR =
Bunga + (utang pokok : (1 – tax)

9
3. Rasio Manajemen Aktiva

Rasio manajemen aktiva adalah rasio untuk mengukur efektifitas dari

perusahaan dalam melakukan pengelolaan terhadap aktivanya. Rasio ini akan

memberikan gambaran baik secara parsial maupun secara simultan

terhadappemanfaatan asset-asset perusahaan dihubungkan dengan out-put

yang mampu dihasilkan, dalam bentuk penjualan (sales). Rasio manajemen

aktiva tersebut dapat dijabarkan kedalam beberapa rasio, antara lain :

a. Rasio Perputaran Persediaan (inventory turn over/ ITO)

Adalah rasio yang memperbandingkan antara penjualan dengan persediaan

yang dimiliki oleh perusahaan. Besarnya rasio ini dapat dihitung dengan

rumus berikut :

Penjualan
ITO =
Persediaan

b. Rasio yang mengevaluasi piutang (day sales outstanding/ DSO) Adalah

rasio yang memperbandingkan pitang usaha dengan rata-rata penjualan

harian perusahaan (sales tahunan/360 hari). Formulasi rasio ini adalah :

Piutang
DSO =
Rata-rata penjualan/hari

c. Rasio perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over/ FATO)

Adalah rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan


aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini dihitung dengan
rumus :
Penjualan

10
FATO =
Aktiva tetap (net)

d. Rasio perputaran total aktiva (totalassets turn over / TATO)

Merupakan pengukur efektivitas dari pemanfaatan keseluruhan aktiva

perusahaan dalam rangka mencapai tingkat penjualan perusahaan. Rasio

ini dihitung dengan rumus berikut :

Penjualan
TATO =
Total Aktiva

4. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil bersih yang diperoleh perusahaan dari serangkaian

kebijakan dan keputusan yang diambil dalam operasional perusahaaan dengan

meanfaatkan asset-asset yang dimiliki selama kurun waktu satu periode.

Rasio profitabilitas memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan

dalam memperoleh keuntungan selama operasionalnya dalam satu periode

melalui pemanfaatan dari segala aktiva yang dimiliki. Dari gambaran ini,

informasi yang tersedia dapat memberikan uraian seberapa efektif dan

efisiennya perusahaan dalam memanfaatkan kekayaan yang dimiliki. Ada

beberapa rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas ini, yaitu :

a. Gross Profit Margin

Laba kotor

11
Gross profit margin =
Penjualan
Bersih

b. Profit Margin

Profit margin = Laba operasi


Penjualan
bersih

c. Net Profit Margin

EAT
Net profit margin =
Penjualan bersih

d. Return On Invesment (ROI)

EAT
ROI =
Total Aktiva

e. Rentabilitas Ekonomis

Laba Operasi
RE =
Modal asing + modal sendiri

f. Rentabilitas Modal Sendiri

EAT
RMS =
Modal sendiri

Contoh soal:

12
Prusahaan Dagang Makmur

Neraca

31 Januari 2014

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp426,700 Utang Dagang Rp15,000

Piutang Dagang Rp56,000 Utang Gaji Rp9,000

Persediaan BD Rp50,000 Utang Sewa Rp4,000

Asuransi Dibayar di muka Rp12,000

Advertensi Dibayar di muka Rp6,000

Aktiva Tetap Modal

Tanah Rp3,000,000 Modal Pemilik Rp7,472,700

Gedung Rp6,000,000

Ak. Dep. Gedung (Rp2,050,000)

Rp3,950,000

Total Aktiva Rp7,500,700 Total Pasiva Rp7,500,700

Berdasarkan data neraca di atas hitunglah:


a) Current Ratio
b) Quick Ratio
c) Debt Ratio

13
BAB III

MANAJEMEN MODAL KERJA

Pengertian Modal Kerja

Modal kerja mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mengelola suatu

perusahaan. Kesuksesan dalam suatu perusahaan pada kondisi sekarang ini akan

sangat tergantung pada kemampuan dari manager keuangan dalam melakukan

adaptasi terhadap perkembangan yang terjadi, memiliki visi yang jelas, bijaksana

dan memahami serta melaksanakan self-learning.

Secara umum modal kerja dapat diartikan sebagai suatu aktivitas

pengelolaan keuangan perusahaan dengan maksud dapat tercapainya tujuan yang

ingin dicapai perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka modal kerja secara

spesifik akan meliputi berbagai aktivitas yang diarahkan pada pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan investasi, pembelanjaan dan keputusan

dalam pengelolaan asset-asset perusahaan.

Pengertian modal kerja dapat didefinisikan dalam tiga konsep, yaitu :

14
1. KONSEP KUANTITATIF: konsep ini meneitikberatkan pada dana yang

tertanam pada unsur-unsur aktiva lancar. Modal kerja sering disebut

sebagai modal kerja bruto.

2. KONSEP KUALITATIF: kosep modal kerja yang dikaitkan dengan

besarnya jumlah utang lancar. Jadi, modal kerja menurut konsep ini adalah

sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya.

3. KONSEP FUNGSIONAL: konsep yang menititberatkan pada fungsi dana

dalam menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian dari modal kerja

walaupun tidak seluruhnya.

Tujuan pengelolaan modal kerja

Mengelola aktiva lancar dan utang lancar agar terjamin jumlah net working

capital yang acceptabel (layak diterima), yang menjamin tingkat likuiditas.

Jenis-Jenis Modal Kerja

Pandangan awam menyebutkan modalkerja sebagai uang kas yang

dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya.anggapan ini didasari

oleh konsep pemikiran bahwa modal identik dengan uang kas.pandangan ini

tidaklah sepenuhnya salah, teragntung dari sudut pandang yang dipergunakan

seperti orang buta yang mendeskripsikan gajah

15
Untuk lebih jelasnya, maka modal kerja dapat diklasifikasikan menurut

pengelompokkannya adalah sebagai berikut :

1. Modal kerja dikelompokkan berdasarkan komponen-komponen terdiri dari

kas, surat berharga,piutang dan persediaan.

2. Berdasarkan waktu, modal kerja terdiri dari :

a. Modal kerja permanen (permanent working capital): modal kerja yan

harus tetap ada diperusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau

dengan kata lain modal kerja yang digunakan untuk kelancaran usaha.

- M. K primer (primary working capital): jumlah modal kerja

minimum yang harus ada di perusahaan untuk menjamin

kontinuitas usahanya.

- M. K normal (normal working capital): modal kerja untuk

menyelenggarakan luar produksi yang normal.

b. Modal kerja variabel atau sementara (variable working capital) :

modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan

keadaan.

- M. K musiman (seasional working capital) : modal kerja yang

berubah karena fluktuasi musim.

- M. K siklis (cyclical working capital) : modal kerja yang berubah

karena fluktuasi konyungtur.

- M. K darurat (emergency working capital) : modal kerja yang

berubah karena situasi yang tidak menentu.

16
Manajemen Modal Kerja

Dalam merencanakan kebutuhan modal kerja dalam suatu perusahaan ada

beberapa faktor yang menentukan, diantaranya adalah :

1. Periode perputaran modal kerja

2. Pengeluaran kas rata – rata per hari

Berdasarkan factor tersebut maka dapat dihitung kebutuhan modal kerja dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

KEBUTUHAN MODAL KERJA = PERIODE PERPUTARAN M. K X

RATA-RATA PENGELUARAN KAS PER HARI

Contoh :

1) Perusahaan “XXX” memproduksi produk X setiap harinya sebanyak 20

unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur-unsur

biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk tersebut adalah sebagai

berikut ;

- Bahan mentah A seharga Rp 100,-

- Bahan mentah B seharga Rp 25,-

- Tenagakerja langsung Rp 75,-

Biaya administrasi setiap bulannya sebanyak Rp 12.500,- gaji pimpinan

perusahaan setiap bulannya Rp 25.000,-. Untuk membeli bahan mentah A

perusahaan memberikan uang muka kepada suplier bahan mentah tersebut

rata-rata lima hari sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang diperlukan

untuk membuat barang tersebut adalah 3 hari, dan selanjutnya atas

17
pertimbangan kualitas barang masih harus disimpan dulu selama 2 hari.

Penjualan produk dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 5

hari sesudah barang diambil. Untuk menghadapi pengeluaran-pengeluaran

yang tidak terduga pimpinan perusahaan menetapkan adanya persediaan

kas minimal sebesar Rp 25.000,- berdasarkan data tersebut hitunglah

berapa besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut

untuk dapat mebiayai perusahaannnya secara kontinyu ?.

2) PT ABC memproduksi produk A sebanyak 20 unit. Dalam satu bulan

perusahaan bekerja selama 25 hari. Biaya yang dikeluarkan meliputi:

bahan mentah Rp 125, dan upah Rp 75. Biaya administrasi 12.500 per

bulan. Gaji pimpinan Rp 25.000 per bulan. Bahan dibayar di muka 5 hari

sebelum diterima. Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari dan

rata-rata pelunasan piutang 5 hari. Hitunglah jumlah modal kerja yang

diperlukan?

18
BAB IV

CARA PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA

Sumber-sumber pemenuhan kebutuhan modal

Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat dipenuhi dengan sumber yaitu :

1. Sumber Intern adalah modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri,

yaitu : Laba ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan penjualan surat-

surat berharga, Cadangan penyusutan

2. Sumber Ekstern adalah modal kerja yang berasal dari luar perusahaan,

yaitu : Supplier (pembelian kredit), Bank, pasar modal

Untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja harus mempertimbangkan

keseimbangan antara ratio likuiditas dan rentabilitas. Kebutuhan modal kerja

melalui kredit jangka pendek maupun jangka panjang yang tingkat bunganya tidak

sama maka perlu mempertimbangkan “optimum modal” . Optimum modal perlu

mempertimbangkan jangka waktu kritis (JWK).

Rumus jangka waktu kritis (JWK) :

1. Untuk perhitungan dalam satuan hari :

19
Pl - Pc

JWK = 365 --------------- x 1 hari

Pk – Pc

2. Untuk perhitunga dengan satuan bulan

Pl - Pc

JWK = 12 --------------- x 1 bulan

Pk – Pc

KETERANGAN ;
Pl = tingkat bunga kredit jangka panjang
(%)
Pc = tingkat bunga simpanan di bank (%)
= tingkat bunga kredit jangka pendek
Pk (%)
RUMUS BERLAKU DG SYARAT : PK > Pl > Pc

Jangka Waktu Kritis :

Jangka waktu di mana biaya untuk kredit jangka panjang sama besarnya dengan

biaya kredit jangka pendek

Keputusan yang diambil adalah :

1. Bila JWK lebih lama dari jangka waktu kebutuhan dana dari kredit maka

dipenuhi dari utang jangka pendek.

2. Bila JWK lebih pendek dari jangka waktu kebutuhan dana dari kredit

maka dipenuhi dengan utang jangka panjang, kelebihan modal dapat

dibungakan di bank untuk sementara.

20
Contoh :

Suatu perusahaan merencanakan kebutuhan modal sementara untuk satu

tahun ;

A. 1 Januari sampai dengan 31 Maret sebesar Rp 100.000,-

B. 1 April sampai dengan 31 Mei sebesar Rp 150.000,-

C. 1 Juni sampai dengan 31 Agustus sebesar Rp 250.000,- D. 1 September

sampai dengan 31 Oktober sebesar Rp 200.000,-

E. 1 Nopember sampai dengan 31 Desember sebesar Rp 175.000,- Kebutuhan

modal tersebut dapat dipenuhi dengan kredit jangka panjang dengan tingkat bunga

10% setahun, atau dengan kredit jangka pendek dengan tingkat bunga 15%

setahun. Apabila ada kelebihan modal yang sementara tidak digunakan dapat di

simpan di Bank dengan mendapat bunga 5% setahun. Tentukan berapa bagian

kebutuhan dana itu yg dapat dipenuhi dengan kredit jangka panjang dan berapa

bagian yg dapat dipenuhi dg kredit jangka pendek ?

Dan buktikan…!!!

21
BAB V

MANAJEMEN KAS

Pengertian Kas
Kas adalah nilai uang kontan atau alat pembayaran likuid lainnya yang ada di

dalam perusahaan serta pos-pos lain dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan

sebagai alat pembayaran kebutuhan financial yang mempunyai sifat paling tinggi

likuiditasnya. Adapun kegunaan kas adalah sebagai berikut :

1. Membiayai kegiatan operasional perusahaan

2. Mengadakan investasi baru aktiva tetap

3. Membayar deviden, pajak, bunga dan pembayaran lainnya

Manajemen Kas
Manajemen Kas (Cash Management) adalah suatu kumpulan kegiatan

perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu

perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik

sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas,

walaupun ia menghasilkan profit.

Manajemen kas dinilai sangat penting karena situasi bisnis banyak

memiliki ketidakpastian membutuhkan pengelolaan kas yang baik. Perencanaan

22
kas yang baik akan dapat mengidentifikasi potensi krisis kas sebelum itu terjadi.

Ketika anda sudah berada dalam kesulitan kas, maka sudah sangat terlambat bagi

perusahaan untuk memikirkan manajemen kasnya.

Adapun cara mengetahui bahwa kas itu baik adalah dengan beberapa jalan,

yaitu:

• Mengetahui sumber terbaik untuk mendapatkan kebutuhan kas tambahan

• Persiapkan perusahaan anda dengan baik apabila kebutuhan sangat

mendesak terjadi dengan menjaga hubungan yang baik dengan bank dan

kreditur lainnya

• Mengetahui kapan, dimana, dan bagaimana kebutuhan kas perusahaan

anda

Dasar-Dasar Manajemen kas


Pada saat kondisi kas perusahaan sedang baik:

• Siapkan operating dan capital budget

• Siapkan dan pantau terus perkiraan arus kas

• Dapatkan line credit untuk persiapan kekurangan kas

• Siapkan cadangan operasional

• Investasikan Kas yang tersedia dalam jangka waktu pendek

Pada saat kondisi kas perusahaan sedang sulit:

• buat skala prioritas dalam pembayaran vendor

• renegosisasi term pembayaran dengan vendor

• gunakan lease/sewa untuk pembelian fixed asset

23
• tunda pembelian barang yang tidak perlu

• jangan secara drastis mengurangi karyawan

Tujuan dan Keputusan Manajemen Kas


Pada dasarnya, adanya manajemen kas bertujuan untuk

mempertimbangkan risiko dana imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara

memiliki terlalu banyak atau sedikit kas. Jika terlalu sedikit kas yang

diinvestasikan, maka mengurangi kesempatan untuk memperoleh imbal hasil yang

lebih mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Namun jika terlalu

banyak kas yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash insolvency.

Kas yang cukup akan meningkatkan kemampuan perusahaan memenuhi

segala pengeluaran yang dibutuhkan. Kas yang cukup artinya cadangan kas

dipelihara pada titik minimum sehingga tidak terlalu banyak cash yang idle dan

justru bisa mendatangkan potensi keuntungan jika diinvestasikan pada instrumen

investasi. Keputusan dari adanya manajemen kas adalah:

• Bagaimana caranya menigkatkan penagihan kas dan memperlambat

pengeluaran kas?

• Bagaimana seharusnya komposisi portofolio dari surat berharga yang

mudah diperjualbelikan?

• Bagaimana caranya melakukan investasi pada aset-aset likuid dipisahkan

antara memiliki uang tunai dan surat berharga yang mudah

diperjualbelikan?

24
Lima Prinsip Manajemen Kas
1. Meningkatkan penagihan piutang

2. Menurunkan Inventory

3. Menunda pembayaran hutang

4. Merencanakan pengeluaran yang besar

5. Menginvestasikan Idle Cash

Mengetahui Arus Kas (Cash Flow)


Arus kas bisa positif atau negatif. Jika positif, maka itu adalah pertanda

yang baik bagi kesehatan keuangan perusahaan, dan sebaliknya jika arus kas

negatif maka perusahaan harus segera mewaspadai kondisi keuangannya. Banyak

penyebab mengapa arus bisa negatif, diantaranya banyak inventory yang sudah

obsolete/ aus dan buruknya collection atas piutang perusahaan. Jika perusahaan

tidak dapat menghasilkan tambahan pinjaman kas pada titik ini maka perusahaan

dalam bahaya keuangan!

Langkah Perbaikan Manajemen Kas

Ada beberapa langkah perbaikan arus kas perusahaan yang bisa

diterapkan, yaitu:

1. Mulailah dengan memaksimalkan arus kas dengan cara memastikan bahwa

proses penagihan dan pembayaran beroperasi seefisien mungkin

2. Pastikan arus kas masuk secepat mungkin ke dalam perusahaan

3. Tahan pembayaran selama mungkin selam tidak menimbulkan biaya bagi

perusahaan

4. Buat prediksi seakurat mungkin mengenai kebutuhan kas perusahaan

25
5. setelah itu susun kembali portofolio anda dengan tetap memperhatikan

tingkat risiko yang ada

Terdapat tiga motif utama seseorang atau perusahaan dalam memegang

uang kas :

1) Motif transaksi: kas diperlukan untuk memenuhi pembayaran-pembayaran

yang timbul dari kegiatan-kegiatan bisnis sehari hari

2) Motif berjaga-jaga; kas diperlukan untuk berjaga-jaga apabila terjadi

kebutuhan pembayaran kas yang tak terduga

3) Motif spekulasi; kas diperlukan untuk melakukan transaksi spekulasi agar

mendapat keuntungan jika ada peluang jangka pendek.

Tips-tips cara pengelolaan kas :

1. Pengurangan waktu penagihan piutang, yaitu waktu yang diperlukan untuk

prosedur penagihan diusahakan secepat mungkin.

2. Pengurangan waktu pengumpulan kas, misalnya dengan proses otomatisasi

perbankan

3. Pengendalian pengeluaran kas secara mudah dan tepat waktu dengan

pemusatan utang dalam satu atau beberapa rekening.

4. Mebentuk prosedur operasional pembayaran kas

5. memperlambat pembayaran dengan PTD (payble trough draft seperti cek

mundur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas :

1. Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow

2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan

26
3. Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-bank

4. Penganggaran kas

Menentukan Kas Optimal


Perusahaan diharapkan memegang saldo kas optimal, yaitu saldo kas yang bisa

menjaga likuiditas dan juga menjaga produktivitas perusahaan. Dalam

menentukan besarnya kas optimal dalam perusahaan telah dikembangkan

beberapa model, antara lain :

1. Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)

Dalam menghitung saldo kas optimal kita perlu mengetahui biaya

yang berkaitan dengan penyimpanan kas. Setelah itu, kita bias

meminimalkan biaya terseebut. Dengan kata lain, tujuan model ini adalah

menghitung saldo kas yang optimal yaitu saldo kas yang bisa

meminimalkan total biaya transaksi. Total biaya transaksi yang akan

diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal terdiri dari dua item,

yaitu :

a. Bunga Simpanan yang berupa biaya kesempatan (opportunity cost)

yang muncul karena perusahaan memegang kas, bukannya

memegang surat berharga. Dengan kata lain biaya kesempatan

adalah pendapatan bunganyang tidak bisa diperoleh karena

perusahaan memegang kas.

b. Biaya Transaksi (transaction cost) yang dihitung dari biaya yang

harus dikeluarkan ketika manajer keuangan menjual surat berharga.

Dengan kata lain biaya transaksi merupakan biaya yang

27
dikeluarkan untuk memperoleh saldo kas tersebut.

Rumus :
Biaya Total = Biaya Simpanan + Biaya Transaksi
Atau
Total Cost = Opportunity Cost + Transaction Cost

TC = I (C/2) + b (T/C)
Dimana :
I = Tingkat bunga surat berharga (dianggap
konstan)
C = Saldo optimal kas yang akan kita cari
b = Biaya transaksi
T = Total kebutuhan kas dalam satu periode
C/2 = Rata-rata kebutuhan kas
T/C = Jumlah transaksi dalam periode tersebut
Dari rumuz tersebut dapat diturunkan untuk mencari besarnya kas optimal
yang harus ada dalam perusahaan adalah :

C = (2bT / I) ½
Jika saldo kas optimal besar, maka biaya simpanan akan lebih

tinggi, tapi biaya transaksi akan lebih kecil. Sebaliknya, jika saldo optimal

kecil, perusahaan akan semakin sering mengisi kas, berarti semakin tinggi

biaya transaksi pengadaan kas, tapi biaya simpanan semakin kecil karena

rata- rata persediaan semakin kecil.

2. Model Random Aliran Kas (Miller – Orr)

Jika ketidakpastian aliran kas cukup besar, maka model persediaan

untuk kas tidak bisa digunakan lagi. Model Miller – Orr mengasumsikan

28
saldo aliran kas harian yang bersifat random dan tidak konstan seperti pada

model persediaan. Untuk dapat menggunakan model ini maka ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Manajer keuangan harus dapat menentukan batas atas (Hi) dan batas

bawah (Lo) dari jumlah saldo kas yang dimiliki.

b. Bila saldo kas mendekati Lo maka perusahaan harus segera

melakukan penjualan surat berharga untuk mengisi kekuranagn kas.

Demikian juga sebaliknya, jika saldo kas pada posisi Hi maka segera

dilakukan pembelian surat berharga.

c. Selama saldo kas ada pada kondisi antara Hi dan Lo maka transaksi

terhadap surat berharga tidak dilakukan.

Rumus :
Z = [ (3b(δ)2) / 4i ] 1/3
Hi = 3Z
C = (Z + Hi) / 3 atau 4Z / 3

Dimana : b = biaya transaksi (tetap) penjualan / pembelian surat


berharga
Hi = batas atas
(δ)2 = varians aliran kas bersih harian yang masuk ke perusahaan
C = rata-rata saldo kas
I = bunga harian surat berharga

Latihan soal:
1) Perusahaan XYZ memperkirakan pengeluaran kas secara keseluruhan untuk
tahun yang akan dating sebesar Rp 5.400.000,00. Untuk memenuhi kebutuhan
kas tersebut perusahaan akan menjual surat berharga secara periodik. Return

29
yang diperoleh dari surat berharga 12% per tahun dan biaya traksaksi sebesar
Rp 40,- per transaksi. Hitunglah transaksi optimal menurut model Baumol?

2) Amad seorang pengusaha mebel mengamati ternyata pengeluran kas setiap


hari bersifat acak. Deviasi standar kas harian ditaksir RP 5.000.000,00. Kas
yang tidak digunakan dapat diinvestasikan pada saham dengan return per
bulan 1,1 %. Biaya transaksi untuk menjual obligasi ditaksir sebesar Rp
100.000,00 per transaksi. Manajer tersebut ingin menerpkan model Miller-Orr
untuk pengelolaan kas perusahaan.
Hitunglah:
a. Berapa jumlah obligasi yang harus dijual pada saat saldo kas
mencapai Rp 5000.000 (Z)?
b. Batas maksimum saldo kas perusahaan?
c. Berapakah rata-rata saldo kas perusahaan?

30
BAB VI
MANAJEMEN PIUTANG

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan

yang menjual produknya secara kredit. Tujuan dari manajemen piutang adalah

untuk meninjau kebijakan penjualan kredit sebagai sumber utama piutang usaha

serta penerapan kebijakan manajemen piutang terutama yang menyangkut masalah

pengendalian jumlah piutang. Ruang lingkup (elemen-elemen) manajemen piutang

meliputi :

1. Kebijaksanaan kredit (standard kredit / kualitas kredit yang diterima, jangka

waktu / periode yang diberikan, discount / potongan tunai yang diberikan

untuk pembayaran lebih awal.

2. Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan factor- factor lain yang relevan.

Pada dasarnya keputusan kredit ini menyangkut trade off antara keuntungan

(marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh

perubahan salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut. Dengan

melonggarkan persyaratan pemberian kredit, penjualan diharapkan akan

meningkat yang berarti laba juga akan meningkat tetapi disamping itu

perusahaan akan menaggung tambahan biaya lain seperti bad debt yang

makin besar, piutang yang makin besar (karena penjualan makin besar,

maupun karena pembayarannya makin lama). Semakin besarnya piutang

yang ditanggung oleh perusahaan akan mengakibatkan perusahaan

menanggung modal ini (kalau dibelanjai dengan modal sendiri). Kita

31
mencari kombinasi yang terbaik dari berbagai elemen yang mempengaruhi

piutang, agar kebijaksanaa perkreditannnya cenderung mendekati optimal.

Standard Kredit

Standard kredit adalah criteria untuk menyeleksi permintaan kredit dari

langganan. Kebijakan kredit yang optimal mensyaratkan bahwa marginal cost atas

kredit sama dengan marginal profit atas penjualan kredit.

• Marginal cost termasuk biaya produksi dan biaya penjualan

• Marginal cost atas penjualan kredit terdiri atas biaya atas piutang tak

tertagih ? bad debt, biaya pengumpulan dan administarasi piutang, serta

biaya yang tertanam dalam piutang.

Setiap perubahan standard kredit akan mempengaruhi 3 hal berikut :

1. Volume Penjualan

Pembeli / langganan biasanya akan lebih tertarik membeli barang

dalam jumlah banyak jika mereka diberikan tenggang waktu pembayaran

yang longgar,begitu sebaliknya.

2. Investasi dalam Piutang

Investasi dalam bentuk barang jadi berkaitan erat dengan periode yang

ditetapkan, semakin longgar periode kredit, semakin besar pula dana yang

tertanam dalam inventory barang jadi (piutang).

3. Biaya Piutang Ragu-Ragu (Cost of Bad Debt)

32
Tanpa penjualan kredit perusahaan tidak akan mengalami kerugian

karena piutang ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu berupa ongkos yang

harus diperhitungkan sebagai factor yang akan mengurangi keuntungan.

Efek-efek tersebut dapat dilihat pada table berikut :


Item Perubahan Efek terhadap
Profit
Volume penjualan Naik Positif
Periode Pengupulan Piutang Naik Negatif
Biaya Piutang Ragu-Ragu Naik Negatif

Evaluasi Pemberian Kredit


Evaluasi pemberian kredit dapat menggunakan cara denhgan melihat atau menilai

lima factor yang biasa disebut The Five C’s of Credit, yang terdiri atas :

1. Character, ditunjukkan oleh tingginya respek langgananterhadap

kewajibannnya, yang dinilai adalah karakter manajemen perusahaan oleh

debitur.

2. Capacity, merupakan pokok penilaian kemampuan langganan untuk

membayar kewajibannya yang ditunjukkan oleh likuiditas dan proyeksi

aliran kas.

3. Capital, dapat diukur / dilihat dari posisi keuangan perusahaan yang

ditunjukkan oleh rasio keuangan dan besarnya modal sendiri.

4. Collateral, yang ditunjukkan oleh besarnya asetyang dimiliki langganan

seperti surat berharga.

5. Condition, kodisi ekonomi secara umum, pengaruh kebijakan ekonomi

terhadap perusahaan.

33
Untuk menilai permohonan dari langganan, perusahaan

perlu mengumpullakan berbagai informasi baik yang bersifat keuangan maupun

tidak.

Informasi tersebut lalu dianalisis untuk menentukan layak tidaknya perusahaan

tersebut diberikan penjualan secara kredit.

Rasio Piutang

Untuk melakukan berbagai analisis dari kemungkinan-kemungkinan terjainya

perubahan kebijakan dan pengaruhnya terhadap tingkat keuntungan, investasi

dalan piutang, cost of bad debt, dll dapat ditentukan dengan rasio financial

berikut :

1. Investasi rata-rata dalam piutang

Menunjukkan besarnya dana yang tertanam di dalam piutang dalam satu

kali perputaran dan besar kecilnya tergantung jumlah penjualan yang

dilakukan dan lamanya periode kredit. Semakin lama periode kredit

berlangsung, semakin besar dana yang tertanam dalam piutang dalan

setiap kali perputaran, demikian sebaliknya.

Total cost of sales


Average investment =
Receivable turn over

2. Perputaran piutang

34
Menunjukkan sejauh mana kecepatan perputaran piutang, dimana

kecepatan ini dipengaruhi oleh usaha yang dilakuakan oleh perusahaan

agar periode kredit yang telah ditetapkan dapat dipatuhi oleh pelanggan.

360 hari
Receivable turn over = (dalam 1th = 360 hari)
Periode kredit

Atau
Net credit sales
=
Average receivable

3. Biaya tambahan investasi

Tambahan dana karena keterlambatan dalam pengumpulan piutang dari

periode yang tellah ditargetkan.

Cost marginal investment = Rate of return x marginal investment

4. Cost of bad debt (biaya piutang ragu-ragu / tak tertagih)

Cost of bad debt = Persentansi piutang ragu-ragu x penjualan

5. Cost of cash discount

Biaya yang timbul karena kebijakan kas discount yang diberikan kepada

langganan.

Cost of cash discount = Persentase cash discount x penj. dlm periode tsb

Contoh soal:

1) PT Angel merupakan perusahaan elektronik. Perusahaan tersebut

memiliki penjualan kredit bersih Rp 360.000.000,00. Saldo piutang

35
usaha awal tahun dan akhir tahun masing-masing Rp 10.800.000

dan Rp 12.000.000. Hitunglah a) perputaran piutang usaha

perusahaan tersebut? dan b) jumlah hari penjualan dalam piutang?

36
BAB VII

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Economic Order Quantity (EOQ)

Besarnya persediaan dalam suatu perusahaan akan sangat tergantung pada

faktor:

1. Lead time (waktu tunggu)

2. Frekuensi penggunaan bahan

3. Jumlah dana yg tersedia

4. Daya tahan material

Sehingga untuk menentukan jumlah pembelian bahan mentah yg optimal

bisa di analisis dengan EOQ.

Asumsi Economic Order Quantity (EOQ)

1. Jumlah kebutuhan bahan mentah dapat ditentukan terlebih dahulu

2. Penggunaan bahan konstan

3. Harga bahan mentah konstan

4. Pesanan diterima di atas safety stock

Biaya yang diperhitungkan dalam EOQ 1.

Biaya pesanan (ordering cost)

2. Biaya penyimpanan (carrying cost)

- dengan % tertentu dr Inventory rata- rata

37
- biaya / unit barang yg disimpan (jml rata-rata)

Rumus :

2 X R X S EOQ = -----------------
PXI

R = jumlah kebutuhan bahan

S = biaya pesanan setiap kali pesan

P = harga pembelian / unit

I = biaya penyimpanan dalam %

Contoh :

Kebutuhan bahan baku PT AGUNG selama satu tahun adalah 1200 unit, biaya

pesanan adalah Rp 15 setiap kali pesan dan biaya penyimpanan dan pemeliharaan

digudang adalah 40% dari nilai average inventory, harga beli bahan Rp 1 / unit

Ditanyakan :

Hitunglah pembelian yg ekonomis

EOQ dg biaya penyimpanan/unit Rumus

2 X R X S EOQ = -----------------
C

C = biaya penyimpanan/unit

CONTOH :

38
Jumlah material yg dibutuhkan selama setahun 1600 unit biaya pesanan sebesar

Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya penyimpanan per unit Rp 0,50

Hitunglah EOQ ?

Reorder Point (titik pemesanan kembali)

Faktor penentu :

1. Penggunaan selama lead time (waktu tunggu)

2. Safety stock

ROP = PENGGUNAAN RATA-RATA/ HARI X LEAD TIME + SAFETY

STOCK

PENGGUNAAN RATA-RATA / HARI = KEBUTUHAN : 360

Safety stock

Ditentukan oleh :

1. Keterlambatan datangnya bahan

2. Penggunaan bahan / hari

Latihan soal:

PT Maju Mundur pad tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku

sebanyak 240.000 unit. Harga bahan baku per unit Rp 2000. Biaya pesan untuk

setiap kali pemesanan adalah Rp 150.000, sedangkan biaya penyimpanan sebesar

25% dari rata-rat persediaan. Hitunglah:

a) EOQ

b) Berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun?

39
c) Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesana jika 1 tahun = 360 hari?

d) Berapa besar reorder point jika waktu tibanya bahan baku 2 minggu?

40
BAB VIII

NILAI WAKTU DARI UANG

Pemahaman mengenai konsep nilai waktu dari uang sangat diperlukan

dalam menentukan jumlah pembayaran yang dibutuhkan atas suatu jumlah uang

tertentu pada masa yang akan datang, untuk menentukan jumlah amortisasi

pinjaman atau penentuan skedul pembayaran kembali pinjaman-pinjaman yang

pernah dilakukan. Dalam konsep ini terdapat 2 macam perhitungan nilai waktu

dari uang, yang disebut dengan nilai majemuk (compound value) yang merupakan

nilai uang di masa yang akan datang dan nilai sekarang (present value).

B. Nilai Majemuk (Compound Value)

Nilai majemuk (compound value) digunakan untuk mengevaluasi jumlah

uang yang akan diterima pada masa yang akan datang sebagai hasil dari suatu

investasi yang dilakukan saat ini. Selain itu, konsep ini dapat juga digunakan

untuk menentukan tingkat bunga serta tingkat pertumbuhan dari suatu jumlah

penerimaan uang. Nilai majemuk dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu annual

compounding, interyear compounding dan nilai majemuk dari suatu anuitet.

1. Annual Compounding
Annual compounding adalah bentuk yang paling umum dari nilai

majemuk. Bunga akan menjadi majemuk apabila hasil yang diperoleh dari

simpanan pokok tidak diambil dan dibiarkan menjadi bagian dari simpanan pokok

41
periode selanjutnya ( Lukman Syamsudin, 2004). Secara umum annual

compounding dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Cn = P (1+i)n Di
mana :
Cn = jumlah uang pada akhir tahu ke n (compound value in n year)
P = simpanan pokok yang pertama (initial principal)
I = tingkat bunga pertahun yang dibayarkan atas simpanan pokok n
= jumlah tahun atau lama pembuangan (bunga tidak diambil)

Contoh penerapan rumus di atas dapat diilustrasikan dengan


menggunakan contoh di bawah ini :

Pak Agung menyimpan uangnya di bank sebesar Rp 80.000,00 dengan

tingkat bunga 6% per tahun dan dibayarkan pada setiap akhir tahun. Pak Agung

ingin mengetahui berapa jumlah uang yang akan dimilikinya pada akhir tahun

kelima nanti apabila Pak Agung tidak pernah mengambil bunga dari uang tersebut.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka dapat diketahui nilai uang

Pak Agung adalah :

C5 = P (1+0,06)5
= Rp 80.000,00 (1.338).
= Rp 107.040,00

Pehitungan di atas juga dapat menggunakan table nilai majemuk yang sudah

ditentukan ( Tabel A-1). Nilai di dalam tabel merupakan nilai mejemuk Rp 1,00

untuk tingkat bunga serta tahun yang berbeda-beda. Nilai yang tercantum dalam

42
tabel merupakan bagian dari perhitungan yang dinyatakan dalam rumus (1+i) n

disebut dengan istilah Compound Value Interest Factor. Dengan menggunakan

Tabel A-1 jumlah uang yang akan dimiliki Pak Agung dalam 5 tahun mendatang

dapat dihitung dengan mudah, yaitu :

C5 = Rp 80.000,00 x 1,338
= Rp 107.040,00

2. Interyear Compounding

Interyear Compounding adalah perhitungan nilai majemuk atas

pembayaran bunga yang dilakukan beberapa kali dalam setahun misalkan per 6

bulan atau 3 bulan sekali.

Bila bunga dibayarkan setiap 6 bulan sekali maka berarti dalam

satu tahun ada 2 periode pembayaran yang dilakukan. Dengan demikian, tingkat

bunga untuk setiap periode adalah setengah dari bunga/tahun. Apabila ditentukan

m sebagai frekuensi pembayaran bunga per tahun, maka untuk interyear

compounding dapat dilakukan sebagai berikut :

Cn = P (1+ i/m)mxn

Perhitungan di atas dapat diilustrasikan dengan contoh berikut :

Pak Sumantra menyimpan uangnya di bank sebesar Rp 100.000,00 dengan

tingkat bunga 8% yang dibayarkan per 6 bulan. Apabila Pak Sumantra

membiarkan uangnya tetap berada di bank selama 2 tahun maka atas uang yang

disimpan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas,

C2 = Rp 100.00,00 (1 + 0,08/2)2x2
= Rp 100.000,00 (1 + 0,04)4

43
= Rp 116.985,86

C. Nilai Majemuk untuk Suatu Annuitet

Annuitet adalah jumlah cash flow atau arus kas yang sama dari suatu period

eke periode lainnya. Arus kas yang berbentuk annuitet tersebut adalah merupakan

investasi yang menghasilkan bunga di mana periode investasi dan perhitungan

bunga dilakukan setiap akhir tahun. Perhitungan nilai majemuk dari suatu annuitet

dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

(1+i)n - 1
CAn = A x i

Di mana :
CAn = Nilai majemuk anuitet pada akhir tahun ke-n
A = Anuitet i = tingkat bunga n = tahun

Berikut merupakan contoh ilustrasi perhitungan nilai majemuk dari suatu

anuitet :

Pak Suartina ingin mengetahui berap jumlah uang yang akan dimilikinya apada

akhir tahun kelima apabila pada setiap akhir tahun (1 – 5) Pak Suartina

mendepositokan uangnya di bank masing-masing sebesar Rp 10.000,00 per tahun.

Jika tingkat bunga yang berlaku adalah 7% dan dibayarkan setiap akhir tahun

maka unag yang akan dimiliki Pak Suartina pada akhir tahun kelima adalah :

CA5 = Rp 10.000,00 x (1+0,07)5- 1

44
0,07
= Rp 10.000,00 x 5,751
= Rp 57.510,00

Perhitungan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan table CVIFA yang

nilainya sama dengan

(1+i)n -1
i

D. Nilai Sekarang (Present Value)

Present Value adalah suatu cara perhitungan untuk menentukan nilai

sekarang dari suatu jumlah uang pada masa yang akan datang. Seperti halnya nilai

majemuk, maka present value juga dipengaruhi oleh tingkat bunga. Proses

penghitungan present value sering juga disebut dengan discounting cash flow

sesungguhnya adalah merupakan kebalikan dari perhitungan majemuk. Sehigga

rumus yang digunakan adalah :

Cn
P=
(1+i)n

Rumus di atas dapat diilustrasikan dengan contoh berikut :

Pak Wira Sedana ditawarkan suatu kesempatan untuk memperoleh uang sejumlah

Rp 30.000,00, setahun kemudian. Apabila dalam keadaan yang normal Pak Wira
Sedana mampu memperoleh penghasilan sebesar 6% dari uang yang

45
diinvestasikannya, berapakah jumlah maksimum yang bersedia dibayarnya untuk

kesempatan yang ditawarkan di atas ? Jawaban atas pertanyaan tersebut terletak

pada penentuan jumlah rupiah yang akan diinvestasikan saa ini saat ini sehingga

menjadi sebesar Rp 30.000,00 setahun kemudian dengan tingkat bunga 6% per

tahun.

Cn Rp 30.000,00
P= ; P= = Rp 28.302,00
(1+ i)n (1,06)
Nilai P di atas merupakan nilai sekarang atau present value dari uang sebesar Rp

30.000,00 setahun kemudian pada tingkat opportunity cost sebesar 6% perahun.

Dengan demkian jumlah tertinggi yang bersedia dibayar oleh Pak Putu Wira

adalah sebesar Rp 28.302,00 karena dengan menginvestasikan uang sebesar nilai

tersebut pada opportunity cost sebesar 6% maka setahun kemudian uang tersebut

akan menjadi Rp 30.000,00 (1,06 x Rp 28.302,00). Dengan perkataan lain, uang

sejumlah Rp 28.302,00 sekarang sama dengan Rp 30.000,00 setahun kemudian.

Latihan soal:

1) Pak Ramli pada 1 Januari 2005 menanamkam modalnya sebesar Rp

10.000.000,00 dalam bentuk deposito di bank selama 2 tahun. Bunga deposito

10 % per tahun. Hitunglah uang yang diterima Pak Ramli setelah 2 tahun?

2) Tiga tahun lagi Rudi menerima uang Rp 100.000.000,00. Berapa nilai

sekarang dari uang tersebut dengan tingkat bunga 13 % per tahun?

46
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, 2005, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta :


BPFE

Indriyo Gito Sudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Yogyakarta :


BPFE

Lukman Syamsudin, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan – Konsep Aplikasi dalam


Perencanaan Pengawasan & Pengambilan Keputusan

Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan Perusahaan, Yogyakarta : Liberty

Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, Dasar - Dasar Manajemen Keuangan,


Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan

Syafaruddin Alwi, 1994, Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaaan, Yogyakarta :


Penerbit Andi Offset

Weston J. F. & E. F Brigham, 1990, Essentials of Managerial Finance

47

Anda mungkin juga menyukai