Anda di halaman 1dari 2

Nama : RIZki Yuza Pratama

Nim : 1084191036

Kelas : 5B

Kesimpulan Film Diam dan Dengarkan


"Diam & Dengarkan" adalah film yang berfokus pada isu kesadaran lingkungan.
Ceritanya dimulai saat Bumi mulai terbentuk hingga hari ini, dan bagaimana bumi menyikapi
setiap kondisi yang terjadi. Film yang juga disebut sebagai serial “Heal The World” ini terdiri
dari enam segmen dan berdurasi 1 jam 26 menit 14 detik. Dengan menonton film tersebut
akan membuat kita memutar ulang memori dan menyadari apa saja yang telah manusia
lakukan terhadap bumi, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan kepunahan spesies
lainnya. Tiap segmennya diceritakan oleh para narator, yang diisi oleh seleb senior hingga
muda, mulai dari Christine Hakim, Dennis Adhiswara, Arifin Putra, Eva Celia, Nadine
Alexandra, dan Andien Aisyah. Pengerjaan film dokumenter ini dilakukan saat masa
pandemi. Ini bikin Anatman Pictures harus menyiasatinya dengan menggunakan dokumen
yang tersebar di publik, tapi pastinya tetap memperhatikan hak cipta karya yang dipakai.
Beberapa narasumber yang dihadirkan diwawancarai secara daring. Untuk pemilihan
narasumber, Anatman meminta bantuan praktisi kesehatan holistik Reza Gunawan dan
pendiri Burgreens, Max Mandians.
Pada segmen pertama, berjudul “Kiamat yang Tak Terhindarkan” dengan narator
aktris Christine Hakim. Pada bagian ini diceritakan perjalanan kehidupan di Bumi sejak 4.5
miliar tahun yang lalu. Yang menjadi fokus pada bagian ini adalah keberadaan manusia yang
seolah menjadi pemilik Bumi, mengalahkan makhluk hidup lain yang sebenarnya jauh lebih
dulu menghuni planet ini.
Segmen kedua berjudul “Mens Sana In Corpore Sano” dan dinaratori Dennis Adhiswara.
Bagian kedua menjelaskan korelasi antara kesehatan jiwa dan kesehatan raga yang
sesungguhnya sangat erat kaitannya. Sayangnya, kita jarang menyadarinya.
Segmen ketiga berjudul “Kerajaan Plastik”, dinaratori Arifin Putra. Pada bagian ini, narator
mengajak kita untuk memikirkan kembali tentang inovasi-inovasi yang dibuat oleh manusia.
Inovasi-inovasi yang semula tujuannya baik bisa menjadi bumerang kalau kita gak bisa
mengontrol diri dalam menyikapinya. Misalnya, pembuatan plastik yang awalnya bertujuan
untuk mengurangi penebangan hutan, sekarang justru menjadi bencana lingkungan untuk
dunia.
Bagian keempat berjudul “Air, Sumber (Gaya) Hidup” dan dinaratori oleh Eva Celia. Pada
bagian ini, diceritakan tentang air yang identik dengan sumber kehidupan yang kini makin
bergeser menjadi sumber gaya hidup. Pada bagian ini, kita disajikan banyak data yang
menunjukkan bahwa air yang kita kira gak terbatas, justru sangat terbatas. Selain itu, juga ada
data tentang konsumsi air yang dipakai untuk memproduksi produk-produk yang kita
gunakan untuk memenuhi gaya hidup kita. Pesan yang ingin disampaikan dalam bagian ini
adalah tentang perubahan gaya hidup yang bisa berdampak besar bagi lingkungan.
Bagian kelima berjudul “Ketuhanan yang Maha Esa” dan dinaratori oleh Nadine Alexandra.
Pada bagian ini dipaparkan tentang pentingnya biodiversitas dalam kehidupan. Pada bagian
ini juga disinggung kondisi pendidikan di Indonesia yang kurang kontekstual dan cocok
dengan kebutuhan hidup masyarakat di Indonesia.
Terakhir, bagian keenam berjudul “Samudera Cinta” dan dinaratori oleh Andien Aisyah.
Pada bagian ini disinggung tentang hubungan antara tingkat kebahagiaan manusia dengan
keberadaan uang. Yang kadang dilupakan adalah bahwa hubungan ini gak melulu linear, ada
satu titik saat uang ternyata gak lagi bikin manusia bahagia. Melalui bagian terakhir ini, kita
juga diajak untuk mendengarkan suara hati kita supaya kita bisa hidup dengan tenang di alam
semesta.
Dalam penutup dokumenter ini, kita diingatkan bahwa apa pun yang kita lakukan,
sekecil apa pun itu, sengaja atau gak sengaja, akan berkontribusi pada efek bola salju yang
sangat nyata untuk semesta. Lewat pandemi ini, kita diminta untuk sejenak berhenti dan
diam, mendengarkan suara hati masing-masing, dan bertindak dengan penuh kesadaran untuk
memikirkan alam semesta, bukan cuma diri kita sendiri. Selain membuat film dokumenter,
Anatman Pictures juga meluncurkan situs web untuk gerakan "Diam & Dengarkan”. Gerakan
ini bisa diikuti oleh siapa aja yang mau ikut menjaga lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai