Oleh :
NADILA DIANA MUSLIMIN
70300119037
Dosen Pembimbing :
Dr. Nurhidayah,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Dr.Arbianingsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes
B. Rumusan Masalah
Kecemasan dapat menimbulkan gejala fisik, psikologi dan kognitif yang
terganggu sehingga berdampak pada berbagai aktivitas yang dilakukan
mahasiswa terutama dalam proses perkuliahan, misalnya pada saat proses
presentasi. (Alfiah Tri, 2018)
Permasalahan-permasalahan di atas adalah dasar dari peneliti untuk
merumuskan masalah penelitian mengenai “Apakah terapi relaksasi efektif
terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa
keperawatan tipe kepribadian introvert?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi relaksasi
terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa
keperawatan tipe kepribadian introvert.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa keperawatan
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui lebih detail tentang
masalah psikologis kecemasan yang dialaminya dan bagaimana
manfaat terapi relaksasi untuk mengatasi kecemasan berbicara di
depan umum.
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi literature tambahan dan
memberikan wawasan baru bagi mahasiswa mengenai pengaruh
terapi relaksasi terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada
tipe kepribadian introvert
3. Bagi Penliti Selanjutnya
Peneliti ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam membuat dan
mengembangkan penelitian tentang kecemasan berbicara di depan
umum pada mahasiswa tipe kepribadian introvert.
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Ana Kurniawati (2012) dengan judul
“Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Remaja Dengan Ciri Kepribadian
Introvert dan Ekstrovert di Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. Penelitian ini
menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel yang digunakan ada 352 sampel yang diperoleh dari total
siswa kelas X di SMA Negeri 4 Surakarta. Teknik analisa data yang
digunakan adalah uji Mann-Whitney untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian
ini adalah dari 270 responden 40,7% bertipe kepribadian ambivert, 60%
mengalami kecemasan, 63,7% berjenis kelamin perempuan. Setelah dilakukan
uji Mann-Whitney didapatkan nilai p adalah 0,001 sehingga H1 diterima dan
H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan yang bermakna
antara tingkat kecemasan pada remaja yang mempunyai ciri kepribadian
introvert dan tingkat kecemasan pada remaja dengan ciri kepribadian
ekstrovert di kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. Di mana remaja dengan ciri
kepribadian introvert mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi
daripada remaja dengan ciri kepribadian ekstrovert.
Penelitian Dwi Daru (2015) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknik
Relaksasi Terhadap Kecemasan Berbicara di Deoan Umum Siswa Kelas X
SMA Katolik Wijaya Kusuma Blora Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil
penelitian yan g telah dilakukan mengenai pengaruh penggunaan teknik
relaksasi terhadap kecemasan berbicara di depan umum dengan subyek
penelitian berjumlah 28 siswa menunjukkan bahwa penggunaan teknik
relaksasi mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum siswa kelas X
SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA. Tahun pelajaran 20014/2015
2. Nilai yang diperoleh setelah treatment diberikan adalah sebesar 6,14 (taraf
signifikan (α = 5%).
Penelitian yang dilakukan oleh Novita Sianturi (2014) dengan judul
“Efektifitas Pelatihan Relaksasi Otot Untuk Menurunkan Kecemasan
Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa STAKN Manado.” Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan
berbicara di depan umum sebelum dan setelah diberi pelatihan relaksasi otot.
Mahasiswa yang diberi pelatihan relaksasi otot memiliki kecemasan yang
lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak diberikan pelatihan
relaksasi otot. Sebelum mendapatkan pelatihan relaksasi otot progresif satu
subjek memiliki kecemasan berbicara di depan umum tergolong sangat tinggi.
Namun setelah diberi pelatihan relaksasi otot mengalami penurunan
kecemasan berbicara di depan umum menjadi rendah. Selain itu sembilan
subjek yang awalnya memiliki kecemasan berbicara di depan umum tinggi,
setelah diberi pelatihan lima subjek mengalami penurunan ketaraf sedang dan
empat subjek mengalami penurunan kecemasan berbicara di depan umum
pada taraf rendah.
Berdasarkan uraian diatas bahwa penelitian ini terdapat perbedaan dengan
penelitian sebelumnya diantaranya, lokasi penelitian dilakukan di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehan UIN Alauddin Makassar dengan jumlah sampel 40
mahasiswa keperawatan dan berfokus pada mahasiswa tipe kepribadian introvert.
Dari segi tipe penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk
melihat efektifitas terapi relaksasi untuk menurunkan kecemasan berbicara did
depan umum. Sedangkan penelitian yang sama dengan judul peneliti teliti belum
ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Operasional
1. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum
Tingkat penurunan
tekanan darah:
1. Tekanan sistolik
2. Tekanan diastolic
3. Penurunan herart
rate
D. Kerangka Konsep
Kecemasan
Terapi Relaksasi
Berbicara di depan
umum mahasiswa
tipe kepribaduan
introvert
Variabel
1. Mengonsumsi obat cemas. Perancu
2. Memiliki penyakit jantung.
3. Memiliki pengalaman buruk
4. Memiliki phobia terhadap sesuatu
hal.
5. stress emosional
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
O1 X O2O3O4O5
Keterangan :
B. Prosedur Penelitian
𝑛i Nix n
=
Keterangan:
N = Populasi keseluruhan
n = Besar sampel
b. Data Sekunder
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji software statistic
dengan uji independent test, fisher’s Exact Test dan Kolmogorof Smirnow.
Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
distribusi serta penjelasan dalam bentuk narasi.
F. Pertimbangan Etik
Penelitian ini akan menggunakan tiga prinsip dasar etika penelitian
menurut [CITATION Kom17 \l 1057 ] sebagaimana berikut.
1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persons)
Prinsip ini merupakan bentuk penghormatan terhadap harkat martabat
manusia sebagai pribadi (personal) yang memiliki kebebasan
berkehendak atau memilih dan sekaligus bertanggung jawab secara
pribadi terhadap keputusannya sendiri.
2. Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain
dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian
minimal. Subjek manusia diikutsertakan dalam penelitian kesehatan
dimaksudkan membantu tercapainya tujuan penelitian kesehatan yang
sesuai untuk diaplikasikan kepada manusia. Sedangkan Prinsip tidak
merugikan adalah jika tidak dapat melakukan hal yang bermanfaat,
maka sebaiknya jangan merugikan orang lain. Prinsip tidak merugikan
bertujuan agar subjek penelitian tidak diperlakukan sebagai sarana dan
memberikan perlindungan terhadap tindakan penyalahgunaan.
3. Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk
memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan
moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya. Prinsip etik
keadilan terutama menyangkut keadilan yang merata (distributive
justice) yang mempersyaratkan pembagian seimbang (equitable),
dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh subjek dari keikutsertaan
dalam penelitian. Ini dilakukan dengan memperhatikan distribusi usia
dan gender, status ekonomi, budaya dan pertimbangan etnik.
DAFTAR PUSTAKA