PROPOSAL PENELITIAN
DIAJUKAN OLEH :
DIAJUKAN OLEH :
1
2
NIM : 1911102411190
LITERATURE REVIEW
Menyatakan bahwa penelitian yang saya tulis ini benar - benar hasil
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Mahasiswi
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Mata Ajar
Skripsi
4
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ketua Program Studi Imu
Keperawatan
KATA PENGANTAR
Ta’ala atas berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya
Hubungan Status Imunisasi dan Status Gizi Terhadap Kejadian Ispa Pada
hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dari berbagai
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak baik materil maupun moril.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
1. Orang tua saya, Bapak Marjuki dan Almarhumah Ibu serta saudara -
3. Ibu Dr. Hj. Nunung Herlina, S.Kp. M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu
4. Ibu Ns. Siti Khoiroh M.Kep, selaku ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan.
5. Ibu Ns. Fatma Zulaikha, M.Kep selaku pembimbing yang telah banyak
7. Seluruh pihak yang terkait yang tidak mungkin disebut satu persatu
Proposal ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
semua urusan dan semoga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi
Mahasiswi
DAFTAR ISI
1. Pengertian Imunisasi..............................................................29
2. Tujuan Imunisasi.....................................................................31
3. Manfaat Imunisasi...................................................................32
4. Jenis – Jenis Imunisasi...........................................................32
5. Cara Penyimpanan Vaksin.....................................................39
C. STATUS GIZI................................................................................41
1. Pengertian Status Gizi............................................................41
2. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi.................................42
3. Indikator Dan Klasifikasi Gizi Anak.........................................47
4. Status Gizi Balita berdasarkan indikator Berat Badan Menurut
Umur (BB/U)..................................................................................49
5. Status Gizi Balita berdasarkan indikator Berat Badan Menurut
Tinggi Badan (BB/TB)...................................................................51
D. KERANGKA TEORI......................................................................53
E. KERANGKA KONSEP..................................................................53
F. PENELITIAN TERKAIT.................................................................54
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................56
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN.....................................56
B. STRATEGI PENCARIAN LITERATUR.........................................56
C. KRITERIA INKLUSI DAN EKLUSI................................................57
D. TEKNIK PENGOLAHAN DATA....................................................58
E. Seleksi Studi dan Ekstraksi Data..................................................61
F. JALANNYA PENELITIAN.............................................................63
G. JADWAL PENELITIAN.................................................................64
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................65
9
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dewasa. Hal ini disebabkan sistem pertahanan tubuh pada balita terhadap
infeksi yang paling sering diderita oleh balita adalah Infeksi Saluran
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari
seperti sinus atau rongga disekitar hidung, rongga telinga tengah dan
pleura. ISPA dibagi menjadi dua yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita didunia. Sekitar 6,6
juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahun di dunia, 95% di
1
2
virus (HIV), penyakit jantung iskemik atau malaria (Tazinya & et. al, 2018).
angka prevalensi ISPA pada kelompok Balita mencapai 9,3%. Penyakit ini
diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala tenggorokan
sakit atau nyeri telan, pilek batuk kering atau berdahak kurang dari 2
prevalensi penyakit ISPA pada balita, terlihat dari kasus yang tercatat
3
pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 2.506 kasus dan tahun 2018
penyakit ISPA menjadi 2.820 kasus pada tahun 2019 (Puskesmas Loa
Ipuh, 2020).
Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit
lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulangi maka
masa balita disebut juga sebagai “masa keemasan” (golden period) dan
besar dari kelompok umur yang lain sehingga balita paling mudah
Anak yang gizinya kurang atau buruk akan lebih mudah terjangkit penyakit
menular atau penyakit infeksi salah satu nya penyakit ISPA atau
akan lebih mudah terserang infeksi seperti batuk, pilek meskipun balita
mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik dari balita dengan status
gizi kurang maupun status gizi buruk (Aslina & Suryani, 2018).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 terhadap balita usia 0-59
Kesehatan tahun 2017, yaitu persentase gizi buruk pada balita usia 0-59
(Riskesdas, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
balita.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
2. Bagi Peneliti
status imunisasi dan status gizi terhadap kejadian Ispa pada balita.
pada Balita.
E. Keaslian Penelitian
dengan judul “hubungan status imunisasi, status gizi dan asi ekslusif
(2018) dengan judul “hubungan status gizi terhadap kejadian ispa pada
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain cross sectional dan teknik
Atasdhili dan Marie Therese Obama (2018) dengan judul “Risk actors
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran
9
10
dapat digolongkan dalam Ispa proses ini dapat berlangsung lebih dari
2. Etiologi ISPA
3. Patofisiologi ISPA
bakteri tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan
epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan. Iritasi virus pada kedua
mengakibatkan kematian.
1) Batuk
2) Serak
3) Pilek
13
4) Panas
dijumpai gejala dari Ispa ringan disertai satu atau lebih gejala -
berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per
menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara
digunakan arloji.
campak
gejala - gejala Ispa ringan atau Ispa sedang disertai satu atau
MERGEFORMAT ]
5. Klasifikasi ISPA
pneumonia, yaitu:
frekuensi nafas cepat pada anak berusia dua bulan sampai <1
tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampa
anak berusia dua bulan sampai <5 tahun. Untuk anak berusia
menit atau lebih atau adanya tarikan yang kuat pada dinding
A) ISPA Berat
B) ISPA Ringan
b) Kejang
c) Kesadaran umum
d) Stridor
16
e) Wheezing
f) Demam / dingin
A) Ispa Berat
B) Ispa Sedang
atau lebih.
C) ISPA Ringan
b) Kejang
c) Kesadaran umum
d) Stridor
a. Reaksi Alergi
18
b. Virus
c. Bakteri
staphylococcus.
a. Faktor intrinsik :
1) Usia
pada bayi dan balita. Balita (bayi dibawah umur lima tahun)
kejadian Ispa pada bayi dan balita akan lebih tinggi jika
dan jelek, hal ini disebabkan karena Ispa pada bayi dan anak
2) Status gizi
gizi lebih atau gemuk mempunyai daya tahan tubuh yang lebih
20
baik dari balita dengan status gizi kurang maupun status gizi
buruk.
3) Status imunisasi
9 Bulan - Campak
Campak
4) Pemberian ASI
yaitu berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir,
b. Faktor ekstrinsik :
1) Ventilasi
menjadi racun.
Tangga.
tembakau lingkungan.
7. Penularan ISPA
b. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk - batuk
a. Imunisasi
minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang
baik akan mengurangi polusi asap dapur atau asap rokok yang
dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus atau bakteri
MERGEFORMAT ].
27
9. Penatalaksanaan ISPA
kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga
1) Pemeriksaan
2) Pengobatan
selama 10 hari.
4) Mengembangkan kenyamanan
5) Menurunkan Suhu
akurat.
7) Mengembangkan Hidrasi
muncul.
8) Pemenuhan Nutrisi
B. IMUNISASI
1. Pengertian Imunisasi
tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu
kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri,
Otak dan Radang Paru-Paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan
1057 \* MERGEFORMAT ].
2. Tujuan Imunisasi
MERGEFORMAT ].
34
akan menjadi lebih berat. Cara yang terbukti paling efektif saat ini
MERGEFORMAT ].
3. Manfaat Imunisasi
yang nyaman.
imunisasi khusus.
a) Imunisasi BCG
diberikan satu kali saja. Pada anak yang berumur lebih dari 2
b) Imunisasi Hepatitis B
c) Imunisasi Polio
satu dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio type
cukup.
syok.
e) Imunisasi Campak
40
(WUS).
lengkap.
pada kelompok usia 15-39 tahun baik itu WUS hamil (ibu
tertentu.
Umur Vaksin
0 Bulan HB 0
9 Bulan Campak
(Sumber: Ditjen PPM & PL Dinkes RI, 2016 dalam Modul Pelatihan
Program Imunisasi)
makanan dan penggunaan zat gizi, dimana zat gizi sangat dibutuhkan
dari variabel umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh yang artinya sisa umur
yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan
sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang
berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi
hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas
Nutrient atau zat gizi adalah zat yang terdapat dalam makanan
bayi dan balita yaitu status gizi. Risiko akan berlipat ganda pada anak
usia dibawah dua tahun yang daya tahan tubuhnya masih belum
sempurna. ISPA pada anak dibawah dua tahun harus diwaspadai oleh
\* MERGEFORMAT ].
ISPA dibandingkan balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan
Pada keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang “ISPA berat”
47
MERGEFORMAT ] .
beberapa faktor, antara lain keadaan gizi yang buruk pada balita.
Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA
keadaan gizi kurang, balita akan lebih mudah terserang ISPA berat
Balita tidak terkena penyakit ISPA antara lain dengan menjaga kondisi
ASI (eksklusif selama 6 bulan) sampai usia anak 2 tahun. Selain itu,
a. Penyebab langsung
parasit, bukan disebabkan oleh faktor fisik seperti luka bakar atau
gizi kurang.
baik.
MERGEFORMAT ].
mutu gizinya.
MERGEFORMAT ].
MERGEFORMAT ].
dan tinggi badan (TB). Untuk memperoleh data berat badan dapat
menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa
yaitu: berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut
Umur (BB/U)
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini
ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan
MERGEFORMAT ].
Anak kurang gizi pada tingkat ringan dan atau sedang masih
mulai menurun. Pada fase lanjut (gizi buruk) akan rentan terhadap
55
sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu
diikuti oleh pertambahan tinggi badan. Oleh karena itu, berat badan
a. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada
(gizi buruk).
pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan
c. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada
menurut tinggi badan (BB/TB) atau berat istilah wasted (kurus) dan
D. KERANGKA TEORI
Faktor Penyebab :
Penyakit infeksi
Daya tahan tubuh
Imunisasi
Status gizi
Faktor yang mempengaruhi :
Kejadian Ispa Pada Balita
Reaksi alergi
Virus
Bakteri
Usia
Status gizi
Status imunisasi
Jenis kelamin
Berat badan
57
E. KERANGKA KONSEP
Status imunisasi
Lengkap Kejadian ISPA
Tidak lengkap
Terjadi
Status gizi: Tidak terjadi
Status gizi balita Kurus
Status gizi balita Kurang
Status gizi balita Baik
Status gizi balita Gemuk
F. PENELITIAN TERKAIT
dengan judul “hubungan status imunisasi, status gizi dan asi ekslusif
lengkap, sebanyak 78% balita dengan status gizi baik, dan sebanyak
balita dengan nilai p 0,001, ada hubungan yang bermakna status gizi
dengan kejadian ISPA pada balita dengan nilai p 0,000, ada hubungan
balita dengan nilai p 0,000. Semua variabel dalam penelitian ini ada
2. Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Aslina indah suryani (2018)
dengan judul “hubungan status gizi terhadap kejadian ispa pada balita
balita yang memiliki status gizi kurus dengan kejadian infeksi saluran
Atasdhili dan Marie Therese Obama (2018) dengan judul “Risk actors
yang berfokus pada hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau
melainkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti - peneliti
terdahulu. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil -
hasil penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online
database PubMed, Science Direct, dan Google Scholar dengan kata Ispa
60
61
literatur. Kata kunci yang digunakan pada jurnal nasional yaitu status
imunisasi dan status gizi pada balita dan the relationship between
6. Mengelompokkan referensi
diteliti.
(2015-2020)
Jenis Jurnal Artikel original tidak dalam Artikel tidak original dan
bentuk publikasi tidak asli Jurnal yang tidak dapat
seperti surat editor, Jurnal open accses atau free
atau artikel yang full article download
dipublikasikan melalui
elektronik database
PubMed, Google Scholar,
dan Science Direct.
1. Framework
63
sedang diteliti.
intervention.
2. Databases
3. Queries
hasil harus sama atau setara (jika tidak, hasil yang dikumpulkan tidak
akan sebanding)
4. Review phases
a. Jalankan permintaan
b. Hapus duplikat
e. Sertakan (jika perlu) jurnal yang dikutip dalam hasil dan ulangi
5. Quality assessment
off.
6. Traceability
7. Write result
itu.
1. Seleksi Studi
2. Ekstraksi Data
Ekstraksi data dilakukan jika semua data dari referensi yang didapat
F. JALANNYA PENELITIAN
1. Tahap Awal
penyusunan proposal.
pendahuluan.
d. Proposal yang dikerjakan oleh peniliti ialah bab I, II, dan III
variabel di proposal.
10 jurnal nasional.
69
review.
4. Tahap Akhir
data.
tersedia.
copy.
kepada pembimbing.
G. JADWAL PENELITIAN
Mei juni juli agt sep Okt nov des jan Feb
1 Pemantauan
dan
penetapan
judul
2 Konsultasi
proposal
3 Ujian
proposal
4 Revisi
proposal
5 Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Aslina, & Suryani, I. (2018). hubungan status gizi terhadap kejadian ispa
pada balita di wiayah kerja puskesmas payung sekaki kota
pekanbaru tahun 2018. Ensiklopedia Of Journal, 147-152.
Cox, M., Rose, L., Kalua, K., Wildt, G. d., Bailey, R., & Hart, J. (2017). The
Prevalence And Risk Factors For Acute Respiratory Infections In
Children Aged 0-59 Month In Rural Malawi. Wiley, 489-496.
Dinkes Kaltim. (2017). profil kesehatan tahun 2016. profil kesehatan tahun
2016.
Harjatmo, T. P., Par'i, H., & Wiyono, S. (2017). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
71
72
Ijana, Eka, N. P., & Lasri. (2017). Analisis Faktr Risiko Terjadinya Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Dilingkunga Pabrik
Keramik Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Nursing News,
352-359.
Jalil, R., Yasnani, & Sety, L. M. (2018). faktor - faktor yang berhubungan
dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas
kabangka tahun 2018. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, 4.
Maharani, d., Yani, F. F., & Lestari, Y. (2017). Proil Balita Penderita Infeksi
Saluran Nafas Akut Atas Di Polikinik Anak RSUD DR. M. Djamil
Padang Tahun 2012-2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 2.
Nuzula, F., & Yulia, R. (2018). faktor yang berhubungan dengan kejadian
ispa pada balita di ilayah kerja puskesmas kalibaru kabupaten
banyuwangi.
Prabowo. (2012). Penyakit Yang Paling Umum Pada Anak. Jakarta: PT.
Asdi Mahasatya.
Puskesmas Loa Ipuh. (2020). Data Kasus Ispa . Kalimantan Timur: Dinas
Kesehatan Kota / Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sambara, J., Yuliani, N. N., Lenggu, M., & Ceme, Y. (2016). Proil
Penyimpanan Vaksin Di Puskesmas Di Kota Kupang.
Sulastini, Widadi, S., Sentia, D., & Nugraha, B. A. (2018). hubungan status
gizi dengan kejadian ispa pada ballita di puskesmas Mekarwangi
Garut tahun 2018. Journa Of Health.
Sunarni, N., Litasari, R., & Deis, L. (2017). Hubungan Status Gizi dengan
Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja
Sukadana Ciamis. Riset Kesehatan Kebidanan Indonesia, 70-75.
Supariasa, I. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2017). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: Egc 5.
BIODATA PENELITI
A. Data Pribadi
76
B. Riwayat Pendidikan
Tamat TK : TK. Anggrek Hitam Tenggarong tahun 2004
Tamat SD : SDN 018 Tenggarong tahun 2010
Tamat SMP : SMP Muhammadiyah Tenggarong tahun
2013
Tamat SMA : SMAN 1 Tenggarong tahun 2016
Tamat Diploma : Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim tahun
2019
LEMBAR KONSULTASI
77
- Keaslian penelitian
tuliskan nama
peneliti, meneliti
pasien dengan apa,
tahun, metode,
teknik sampling,
dan perbedaannya
BAB III :
dengan penelitian
ini apa.
- Perbaiki kerangka
teori
- Perbaikan kerangka
konsep
- Penelitian terkait
tuliskan hasilnya
saja
PENCARIAN ARTIKEL
Jumlah 679