Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Bagasi Berbayar Bakal Bikin

Ekonomi RI Stagnan

Banner Infografis Bagasi Pesawat Berbayar Maskapai Tarif Rendah. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development Economy dan Finance (Indef),


mengatakan pengenaan bagasi berbayar bakal berdampak terhadap ekonomi Indonesia.

Peneliti Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, dalam jangka panjang pengenaan bagasi
berbayar bisa saja menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi stagnan di
kisaran lima persen.

Dia menuturkan, dampak pertama yang bakal terjadi jika pengenaan bagasi berbayar ini
tidak dihentikan, adalah kenaikan angka inflasi.

"Inflasi di bulan Januari sudah mulai terasa dengan adanya bagasi berbayar. Dan kalau ini
terus dibiarkan, tidak disetop untuk bagasi berbayar, kita khawatiri inflasi pada 2019 bisa
mulai naik di atas target dari pemerintah 3,5 persen," kata dia, saat ditemui, di Jakarta,
Sabtu (9/2/2019).
Selain itu, tentu pengenaan bagasi berbayar akan juga menekan kegiatan usaha kecil dan
menengah atau UMKM terutama yang bergerak di sektor pariwisata dan perjalanan.

"UMKM paling terdampak dengan adanya bagasi berbayar. UMKM yang menjual oleh-oleh,
UMK yang berkaitan dengan jasa transportasi darat, dari hotel menuju bandara itu akan
terkena imbasnya," ujar dia.

Ujung-ujungnya, kata Bhima tentu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. "Bisa
juga merembet ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi rumah tangga saat ini hanya
5 persen. Jadi kalau cenderung melambat atau stagnan di 5 persen, maka tahun ini
pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5 persen," kata dia.

Oleh karena itu, dia berharap, Pemerintah dapat turun tangan untuk mengatasi
kebijakan bagasi berbayar. "Jadi dari bagasi berbayar dampaknya cukup panjang bagi
ekonomi. Kita saran Pemerintah untuk evaluasi lagi dan menyuruh maskapai jangan
mengenakan bagasi berbayar," ujar dia.

Anda mungkin juga menyukai