Oleh:
Vina Vepbrianty
Nim :203110159
Kelas : 2A
Dosen pembimbing :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………......ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………..…..1
B. RumusanMasalah……………………………………………………………....2
C. TujuanPenulisan………………………………………………………………..2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR ISOLASI SOSIAL…………………………………......3
B. TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL...............................6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………8
B. Saran………………………………………………………………………......8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau
kesehatan mental yg disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi
dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus ekstern dan ketegangan-
ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu
bagian, suatu organ, atau sistem kejiwaan mental (Erlinafsiah, 2010).
1
pengobatan. Menurut perhitungan utilisasi layanan kesehatan jiwa ditingkat primer,
sekunder dan tersier kesenjangan pengobatan diperkirakan lebih 90%.
Data ini berati, hanya 10% yang membutuhkan layanan Kesehatan Jiwa
terlayani difasilitas kesehatan. Kerugian ekonomi akibat kesehatan jiwa ini
sedikitnya mencapai Rp. 20 T. Jumlah yang sangat besar di bandingkan dengan
dana jamkesmas Rp. 5,1 T dengan kerugian akibat Rp. 6,2 T.
Dari urian diatas penulis penulis tertarik membahas tentang pagaimana prosedur
tindakan isolasi bagi bapasien gangguan jiwa.
B. Rumusan Masalah
Dari urian diatas penulis merumuskan masalah bagaimana konsep prosedur
tindakan isolasi pada pasien gangguan jiwa dan psikososial.
C. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana konsep prosedur tindakan isolasi
pada pasien gangguan jiwa dan psikososial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
C. KONSEP DASAR ISOLASI SOSIAL
1. PENGERTIAN ISOLASI
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya.Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan
presipitasi.
a. Faktor predisposisi
1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter dimana
ada riwayata anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Adanya risiko bunuh
diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA. Selain
itu ditemukan adanya kondisi patologis otak, yang dapat diketahui dari hasil
pemeriksaan struktur otak melalui pemeriksaan CT Scan dan hasil pemeriksaan MRI
untuk melihat gangguan struktur dan fungsi otak (Thomb, 2000).
2) Faktor Psikologis
3
orang lain.Koping individual yang digunakan pada pasiendengan isolasi sosial dalam
mengatasi masalahnya, biasanya maladaptif. Koping yang biasa digunakan meliputi:
represi, supresi, sublimasi dan proyeksi. Perilaku isolasi sosial timbul akibat adanya
perasaan bersalah atau menyalahkan lingkungan, sehingga pasienmerasa tidak pantas
berada diantara orang lain dilingkungannya.
4
pemenuhan kebutuhannya dan mengabaikan hubungan sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya.
Stuart & Laraia (2005) dan Townsend (2005) mengatakan bahwa faktor usia
merupakan salah satu penyebab isolasi sosial hal ini dikarenakan rendahnya
kemampuan pasiendalam memecahkan masalah dan kurangnya kematangan pola
berfikir. Pasiendengan masalah isolasi sosial umumnya memiliki riwayat penolakan
lingkungan pada usia perkembangan anak, sehingga tidak mampu menyelesaikan
masalah tugas perkembangannya yaitu berhubungan dengan orang lain. Pengalaman
tersebut menimbulkan rasa kurang percaya diri dalam memulai hubungan, akibat rasa
takut terhadap penolakan dari lingkungan.
Lebih lanjut Stuart & Laraia (2005) mengatakan bahwa, tingkat pendidikan
merupakan salah satu tolok ukur kemampuan pasien berinteraksi secara efektif.
Karena faktor pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Pasiendengan masalah isolasi sosial biasanya memiliki
riwayat kurang mampu melakukan interaksi dan menyelesaikan masalah, hal ini
dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan pasien.
b. Faktor Presipitasi
5
3. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan pasienyang
menunjukkan penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung dengan data
hasil observasi.
a. Data subjektif:
1) Perasaan sepi
4) Ketidakmampun berkonsentrasi
5) Perasaan ditolak
b. Data Objektif:
1) Banyak diam
3) Menyendiri
5) Tampak sedih
6
kunjungan rumah, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui
klien.
Setelah perawat selesai melatih klien, maka perawat kembali menemui keluarga
dan melatih keluarga untuk merawat klien, serta menyampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasiendan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
membimbing Pasien melatih kemampuan mengatasi isolasi sosial yang telah
diajarkan oleh perawat.
Tindakan Keperawatan:
7
4) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama klien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya.Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang peran dan fungsi perawat jiwa,
penulis tau makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
mangharapkan kritik dan saran agar bisa lebih baik kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas(CMHN - Basic
Course). Jakarta: EGC
Stuart,G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8 th
edition.Missouri: Mosb